Hukum Pengangkutan

27
HUKUM PENGANGKUTAN HUKUM PENGANGKUTAN

description

Hukum Pengangkutan

Transcript of Hukum Pengangkutan

Page 1: Hukum Pengangkutan

HUKUM HUKUM PENGANGKUTANPENGANGKUTAN

Page 2: Hukum Pengangkutan

Peranan pengangkutan dalam dunia Peranan pengangkutan dalam dunia perdagangan bersifat mutlak, tanpa perdagangan bersifat mutlak, tanpa pengangkutan perusahaan tidak pengangkutan perusahaan tidak akan jalanakan jalan

Fungsi pengankutan adalah Fungsi pengankutan adalah memindahkan barang atau orang memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud meningkatkan lain dengan maksud meningkatkan daya guna dan nilaidaya guna dan nilai

Page 3: Hukum Pengangkutan

Pengangkutan Pengangkutan

Adalah perjanjian timbal balik antara Adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri dimana pengangkut mengikatkan diri u/ menyelenggarakan u/ menyelenggarakan pengangkutanbarang dan atau orang pengangkutanbarang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tertentu dari suatu tempat ke tempat tertentu dgn selamat, sedangkan pengirim dgn selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri dengan membayar mengikatkan diri dengan membayar uang angkutanuang angkutan

Page 4: Hukum Pengangkutan

Lingkup Hukum PengangkutanLingkup Hukum Pengangkutan

1.1. Angkutan DaratAngkutan Darat Buku I Bab V pasal 90 – 98 KUHDBuku I Bab V pasal 90 – 98 KUHD UU No. 22 Tahun 2009 ttg Lalu Lintas UU No. 22 Tahun 2009 ttg Lalu Lintas

Dan Angkutan JalanDan Angkutan Jalan

2.2. Angkutan UdaraAngkutan Udara UU No. 1 Tahun 2009 ttg PenerbanganUU No. 1 Tahun 2009 ttg Penerbangan PP No. 3 Tahun 2000 ttg Angkutan UdaraPP No. 3 Tahun 2000 ttg Angkutan Udara

Page 5: Hukum Pengangkutan

3.3. Angkutan LautAngkutan Laut Buku II Bab V-VB tentang perjanjian Buku II Bab V-VB tentang perjanjian

carter kapal, pengangkutan barang, carter kapal, pengangkutan barang, pengangkutan orangpengangkutan orang

UU No. 17 Tahun 2008 ttg UU No. 17 Tahun 2008 ttg PelayaranPelayaran

PP No. 82 Tahun 1999 ttg Angkutan PP No. 82 Tahun 1999 ttg Angkutan DiperairanDiperairan

Kep.Men No. 33 Tahun 2001 ttg Kep.Men No. 33 Tahun 2001 ttg Penyelenggaraan Angkutan lautPenyelenggaraan Angkutan laut

Page 6: Hukum Pengangkutan

Para Pihak Dalam Para Pihak Dalam PengangkutanPengangkutan

PengirimPengirim Pengangkut Pengangkut PenerimaPenerima

Pengirim mengikatkan diri dengan Pengirim mengikatkan diri dengan pengangkut u/ muatan yg pengangkut u/ muatan yg diserahkan kpdnya, selanjutnya diserahkan kpdnya, selanjutnya menyerahkan kpd org yg ditunjuk menyerahkan kpd org yg ditunjuk sebagai penerima sebagai penerima

Page 7: Hukum Pengangkutan

Kedudukan PenerimaKedudukan Penerima

Si penerima a/ si pengirim Si penerima a/ si pengirim

CONTOH :CONTOH :

A sbg TKW yg sukses pulang ke INd A sbg TKW yg sukses pulang ke INd dari negeri Jiran slma bertahun-dari negeri Jiran slma bertahun-tahun. A mengirimkan barang2 yg tahun. A mengirimkan barang2 yg penting ke Ind/ melalui penting ke Ind/ melalui perush.pengangkutan di Malaysia perush.pengangkutan di Malaysia atas nama Aatas nama A

Page 8: Hukum Pengangkutan

Si penerima adalah orang lainSi penerima adalah orang lain

CONTOH :CONTOH :

Importir A berada di Jakarta Importir A berada di Jakarta mengadakan transaksi dengan Eksportir mengadakan transaksi dengan Eksportir B yang ada di USA, B mengadakan B yang ada di USA, B mengadakan perjanjian pengangkutan dgn C U/ perjanjian pengangkutan dgn C U/ mengirim barang A smp Jakarta brang mengirim barang A smp Jakarta brang diserahkan kpd A.diserahkan kpd A.

Penerima adalah pihak ketiga yg Penerima adalah pihak ketiga yg berkepentingan spt yg dimaksud (1317 berkepentingan spt yg dimaksud (1317 BW )BW )

Page 9: Hukum Pengangkutan

Penerima mendapatkan haknya sejak Penerima mendapatkan haknya sejak menerima barang kiriman itu (1317 BW)menerima barang kiriman itu (1317 BW)

Penerima wajib membayar uang Penerima wajib membayar uang angkutan kecuali diperjanjikan lain (491 angkutan kecuali diperjanjikan lain (491 KUHD )KUHD )

Penerima tidak boleh meminta barang Penerima tidak boleh meminta barang diserahkan di tempat selain dari tempat diserahkan di tempat selain dari tempat tujuan (509 KUHD) kecuali telah ada tujuan (509 KUHD) kecuali telah ada persetujuan dr pengirim dan persetujuan dr pengirim dan pengangkut (1338 BW)pengangkut (1338 BW)

Page 10: Hukum Pengangkutan

Sifat perjanjian PengangkutanSifat perjanjian Pengangkutan

Bersifat Konsensuil, perjanjian Bersifat Konsensuil, perjanjian pengangkutan tidak disyaratkan hrs pengangkutan tidak disyaratkan hrs tertulis, cukup lisan, asal ada tertulis, cukup lisan, asal ada persetujuan kehendak (konsensus)persetujuan kehendak (konsensus)

Pengangkut tidak mempunyai hak Pengangkut tidak mempunyai hak retensi (493 KUHD). Tetapi retensi (493 KUHD). Tetapi menggunakan pasal 94 KUHD via menggunakan pasal 94 KUHD via Hakim jika penerima wan prestasi.Hakim jika penerima wan prestasi.

Page 11: Hukum Pengangkutan

Dalam hal “carter kapal” ada dokumen yg Dalam hal “carter kapal” ada dokumen yg disebut dgn “charterpartij”, “konosemen” disebut dgn “charterpartij”, “konosemen” (tanda penerimaan barang yg harus (tanda penerimaan barang yg harus diberikan pengangkut kpd pengirim diberikan pengangkut kpd pengirim barang)barang)

Dalam pengangkutan darat ada dokumen Dalam pengangkutan darat ada dokumen yang disebut dengan “surat muatan”yang disebut dengan “surat muatan”

Tidak adanya dokumen tersebut tidak Tidak adanya dokumen tersebut tidak membatalkan perjanjian pengangkutanmembatalkan perjanjian pengangkutan

Page 12: Hukum Pengangkutan

Perantara PengangkutanPerantara Pengangkutan Ekspeditur (pasal 86-90 KUHD)Ekspeditur (pasal 86-90 KUHD)

a/ orang yang pekerjaannnya menyuruh a/ orang yang pekerjaannnya menyuruh org lain u/ menyelenggarakan org lain u/ menyelenggarakan pengangkutan barang2 dagangan. pengangkutan barang2 dagangan.

Perjanjian yang dibuat antara ekspeditur Perjanjian yang dibuat antara ekspeditur dan pengirim disebut perjanjian dan pengirim disebut perjanjian ekspedisiekspedisi

Sedangkan perjanjian yang dibuat antara Sedangkan perjanjian yang dibuat antara ekspeditur , atas nama pengirim dg ekspeditur , atas nama pengirim dg pengangkut disebut perjanjian pengangkut disebut perjanjian pengangkutanpengangkutan

Page 13: Hukum Pengangkutan

Sifat Perjanjian EkspedisiSifat Perjanjian Ekspedisi

Sifat perjanjian ekspedisi adalah Sifat perjanjian ekspedisi adalah “pelayanan berkala” dan “pemberian “pelayanan berkala” dan “pemberian kuasa”kuasa”

Sifat hukum “pelayanan berkala” ada, Sifat hukum “pelayanan berkala” ada, karena hubungan hukum antara karena hubungan hukum antara ekspeditur dan si pengirim tidak tetap, ekspeditur dan si pengirim tidak tetap, hanya kadang kala sajahanya kadang kala saja

Sifat hukum “pemberian kuasa” ada, Sifat hukum “pemberian kuasa” ada, karena si pengirim telah memberikan karena si pengirim telah memberikan kuasa kpd ekspeditur untuk mencarikan kuasa kpd ekspeditur untuk mencarikan pengangkut yang baikpengangkut yang baik

Page 14: Hukum Pengangkutan

Kewajiban dan Hak EkspediturKewajiban dan Hak Ekspeditur

1.1. Sebagai pemegang kuasaSebagai pemegang kuasaEkspeditur melakukan perbuatan hukum atas Ekspeditur melakukan perbuatan hukum atas nama pengirim. (psl 1792-1819 BW tentang nama pengirim. (psl 1792-1819 BW tentang Pemberian Kuasa)Pemberian Kuasa)

2.2. Sebagai Komisioner (berlaku ps.76 KUHD)Sebagai Komisioner (berlaku ps.76 KUHD)3.3. Sebagai penyimpan barang (berlaku ps. 1694 Sebagai penyimpan barang (berlaku ps. 1694

BW)BW)4.4. Sebagai penyelenggara urusan (berlaku 1354 Sebagai penyelenggara urusan (berlaku 1354

BW)BW)5.5. Register dan surat muatanRegister dan surat muatan6.6. Hak RetensiHak Retensi

Page 15: Hukum Pengangkutan

Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan Tanggung Jawab Ekspeditur Ekspeditur

Mencarikan pengangkut yang baik Mencarikan pengangkut yang baik bagi si pengirimbagi si pengirim

Menyelenggarakan pengiriman Menyelenggarakan pengiriman selekas-lekasnya dgn rapi pada selekas-lekasnya dgn rapi pada barang-barang yg telah diterimanyabarang-barang yg telah diterimanya

Menjamin keselamatan barang Menjamin keselamatan barang

Page 16: Hukum Pengangkutan

Batas Tanggungjawab EkspediturBatas Tanggungjawab Ekspeditur

TJ Ekspeditur berhenti pada saat barang2 TJ Ekspeditur berhenti pada saat barang2 pengirim telah diterima pengangkut (ps.88 pengirim telah diterima pengangkut (ps.88 KUHD)KUHD)

Kerugian-kerugian setelahnya, harus Kerugian-kerugian setelahnya, harus dibuktikan terlebih dahulu kesalahan atau dibuktikan terlebih dahulu kesalahan atau kelalaian ekspediturkelalaian ekspeditur

Ekspeditur juga harus bertanggungjawab Ekspeditur juga harus bertanggungjawab atas ekspeditur antara, yang jasany atas ekspeditur antara, yang jasany dipergunakan (ps.89KUHD)dipergunakan (ps.89KUHD)

Page 17: Hukum Pengangkutan

Hubungan Penerima dg Perjanjian Hubungan Penerima dg Perjanjian EkspedisiEkspedisi

Jika penerima menerima barang muatan, Jika penerima menerima barang muatan, atau dia menolak untuk menerimanya, atau dia menolak untuk menerimanya, karena ada kerusakan atau kekurangan, karena ada kerusakan atau kekurangan, maka dia tidak hanya berhubungan dgn maka dia tidak hanya berhubungan dgn perjanjian pengangkutan saja tetapi juga perjanjian pengangkutan saja tetapi juga dgn perjanjian ekspedisidgn perjanjian ekspedisi

Dengan penyerahan barang2 oleh Dengan penyerahan barang2 oleh ekspeditur kepada penerima, maka ekspeditur kepada penerima, maka beralihlah hak milik atas barang tersebutberalihlah hak milik atas barang tersebut

Page 18: Hukum Pengangkutan

Hak ekspeditur terhadap Hak ekspeditur terhadap pengangkutpengangkut

Bagaimana jika Pengangkut melakukan Bagaimana jika Pengangkut melakukan PMH?PMH?

Jika ekspeditur melakukan perjanjian Jika ekspeditur melakukan perjanjian pengangkutan atas nama pengirim, maka pengangkutan atas nama pengirim, maka pengirim langsung dapat menuntut pengirim langsung dapat menuntut pengangkutpengangkut

Tetapi jika ekspeditur melakukan Tetapi jika ekspeditur melakukan perjanjian atas namanya sendiri, maka perjanjian atas namanya sendiri, maka hanya ekspeditur yang berhak menuntut hanya ekspeditur yang berhak menuntut ganti rugiganti rugi

Page 19: Hukum Pengangkutan

Pengusaha TransporPengusaha Transpor

Orang bertindak sbg pengusaha Orang bertindak sbg pengusaha transpor jika dia menerima barang-transpor jika dia menerima barang-barang tertentu u/ diangkut dg uang barang tertentu u/ diangkut dg uang angkutan tertentu, tanpa angkutan tertentu, tanpa mengikatkan diri u/ melakukan mengikatkan diri u/ melakukan pengangkutan sendiripengangkutan sendiri

Perbuatan pengusaha tranpor adalah Perbuatan pengusaha tranpor adalah pelayanan berkala dan pemberian pelayanan berkala dan pemberian kuasakuasa

Page 20: Hukum Pengangkutan

Prinsip tanggung jawab Hukum Prinsip tanggung jawab Hukum

1.1. Prinsip tanggung jawab Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan berdasarkan unsur kesalahan ( Fault Liability / Liability Based On ( Fault Liability / Liability Based On Fault)Fault)

2.2. Prinsip Praduga u/ Selalu Prinsip Praduga u/ Selalu Bertanggung Jawab (Presumtion Of Bertanggung Jawab (Presumtion Of Liability Prinsiple)Liability Prinsiple)

Page 21: Hukum Pengangkutan

3.3. Prinsip praduga u/ tdk selalu Prinsip praduga u/ tdk selalu bertanggung jawab (Presumtion of bertanggung jawab (Presumtion of Non Liability Principle)Non Liability Principle)

4.4. Prinsip tanggung jawab Mutlak Prinsip tanggung jawab Mutlak (Strict Liability)(Strict Liability)

5.5. Prinsip dengan pembatasan Prinsip dengan pembatasan (Limitation Of Liability Principle)(Limitation Of Liability Principle)

Page 22: Hukum Pengangkutan

Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan ( Fault Liability / Liability Based On kesalahan ( Fault Liability / Liability Based On

Fault)Fault)

Seorang br dimintakan pertanggung Seorang br dimintakan pertanggung jawaban secara hukum jk ada unsur jawaban secara hukum jk ada unsur kesalahankesalahan

Prinsip umum yg berlaku pada Prinsip umum yg berlaku pada h.pidana & H.Perdatah.pidana & H.Perdata

Pasal 1365,pasal 1366 dan pasal Pasal 1365,pasal 1366 dan pasal 13671367

Page 23: Hukum Pengangkutan

Prinsip Praduga u/ Selalu Bertanggung Jawab Prinsip Praduga u/ Selalu Bertanggung Jawab (Presumtion Of Liability Prinsiple)(Presumtion Of Liability Prinsiple)

Tergugat selalu dianggap T.J smp ia dpat Tergugat selalu dianggap T.J smp ia dpat membuktikan ia tdk bersalahmembuktikan ia tdk bersalah

Dalam h.pengangkutan udara pernah Dalam h.pengangkutan udara pernah diatur dlm ordonansi pengangkutan diatur dlm ordonansi pengangkutan udara.udara.

4 variasi doktrin ini adalah :4 variasi doktrin ini adalah :a.a. Pengangkut dapat membebaskan diri Pengangkut dapat membebaskan diri

dari tanggung jawab kalau ia dapat dari tanggung jawab kalau ia dapat membuktikan bhw kerugian di timbulkan membuktikan bhw kerugian di timbulkan oleh hal-hal diluar kekuasaanoleh hal-hal diluar kekuasaan

Page 24: Hukum Pengangkutan

b.b. Pengangkut dapat membebaskan diri dari Pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab jika ia dapat membuktikan, dia tanggung jawab jika ia dapat membuktikan, dia mengambil suatu tindakan yang diperlukan u/ mengambil suatu tindakan yang diperlukan u/ menghindari timbulnya kerugian.menghindari timbulnya kerugian.

c.c. Pengangkut dapat membebaskan diri dari Pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawab jika dia dapat membuktikan tanggung jawab jika dia dapat membuktikan kerugian yang timbul bukan karena kerugian yang timbul bukan karena kesalahannya.kesalahannya.

d.d. Pengangkut tidak bertanggung jawab jika Pengangkut tidak bertanggung jawab jika kerugian yang ditimbulkan oleh kesalahan / kerugian yang ditimbulkan oleh kesalahan / kelalaian penumpang atau karena kualitas / kelalaian penumpang atau karena kualitas / mutu barang yang di angkut tidak baik.mutu barang yang di angkut tidak baik.

Page 25: Hukum Pengangkutan

Prinsip praduga u/ tdk selalu bertanggung jawab Prinsip praduga u/ tdk selalu bertanggung jawab (Presumtion of Non Liability Principle)(Presumtion of Non Liability Principle)

Tergugat selalu dianggap tdk Tergugat selalu dianggap tdk bertanggungjawab smp ia benar-bertanggungjawab smp ia benar-benar bersalah dibawah putusan benar bersalah dibawah putusan pengadilanpengadilan

Misalnya kehilangan / kerusakan Misalnya kehilangan / kerusakan bagasi kabin /bagasi tangan yg bagasi kabin /bagasi tangan yg dibawa oleh penumpang a/ tanggung dibawa oleh penumpang a/ tanggung jawab penumpang bukan jawab penumpang bukan pengangkutpengangkut

Page 26: Hukum Pengangkutan

Prinsip tanggung jawab Mutlak (Strict Prinsip tanggung jawab Mutlak (Strict Liability)Liability)

Pelaku usaha hrs bertanggung jawab Pelaku usaha hrs bertanggung jawab secara langsung tanpa mensyaratkan secara langsung tanpa mensyaratkan unsur kesalahan tetapi pada krugian yg unsur kesalahan tetapi pada krugian yg ditimbulkan (liablity based on risk) (strict ditimbulkan (liablity based on risk) (strict liabilty pd common law system)liabilty pd common law system)

Hrs ada unsur kesalahan,tetapi krn u/ Hrs ada unsur kesalahan,tetapi krn u/ membuktikan terlalu sulit maka pelaku membuktikan terlalu sulit maka pelaku usaha langsung mengganti kerugian usaha langsung mengganti kerugian (Strict liability pd civil law system(Strict liability pd civil law system

Page 27: Hukum Pengangkutan

Prinsip dengan pembatasan Prinsip dengan pembatasan (Limitation Of Liability Principle)(Limitation Of Liability Principle)

Adanya klausula eksonerasi dalam Adanya klausula eksonerasi dalam perjanjian standar yg dibuatnya perjanjian standar yg dibuatnya

Misalnya : cuci cetak film ditentukan Misalnya : cuci cetak film ditentukan bila film yg akan dicuci atau dicetak bila film yg akan dicuci atau dicetak hilang/rusak maka konsumen akan hilang/rusak maka konsumen akan dibatasi ganti rigu sebesar 10 x dibatasi ganti rigu sebesar 10 x harga 1 rol film baruharga 1 rol film baru