Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

24
ASURANSI LAUT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi DIAN DAMAYANTI NPM : 103341013 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

description

transportasi

Transcript of Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

Page 1: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

ASURANSI LAUT

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi

DIAN DAMAYANTI

NPM : 103341013

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

LA TANSA MASHIRO

2011 M / 1432 H

Page 2: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat

rahmat-Nya, maka tugas ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun seagai salah

satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester, yang diselenggarakan oleh

Perguruan Tinggi STIE La Tansa Mashiro. Tugas ini dibuat dengan judul

“Asuransi Laut”

Penulis merasakan banyak dari tugas ini. Dari pemilihan judul sampai

akhir pembuatan tugas ini. Penulis mendapatkan pengalaman-pengalaman yang

bermanfaat untuk masa depan. Untuk itu penulis berharap semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini, antara lain :

1. Bapak Bambang Pujo Purwoko, selaku Dosen Mata Kuliah Aspek Hukum

Dalam Ekonomi;

2. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil;

3. Dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam penyelesaian tugas

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi penyempurnaan tugas ini. Akhir kata semoga tugas ini

bermanfaat bagi kita semua.

Rangkasbitung, Januari 2011

Penulis

i

Page 3: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.............................................................................. 1

C. Tujuan................................................................................................... 1

D. Kegunaan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Asuransi.................................................................................. 3

B. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Asuransi Laut........................ 3

C. Manfaat Asuransi.................................................................................. 4

D. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi............................................................. 4

E. Objek Asuransi Laut............................................................................. 5

F. Premi Asuransi Laut............................................................................. 6

G. Kontrak Asuransi Laut.......................................................................... 7

H. Klaim Asuransi Laut............................................................................. 10

I. Resiko-resiko Dalam Asuransi Laut..................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 13

B. Saran..................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, asuransi sangat memegang peranan

penting dalam kegiatan ekonomi. Asuransi merupakan suatu sistem

proteksi terhadap kerugian yang bersifat finansial atau materil dengan cara

mengadakan pengalihan resiko dari suatu pihak kepada pihak lain.

Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda.

Perkembangan asuransi di Indonesia pun semakin pesat dan banyak

jenisnya setelah kemerdekaan. Mulai dari asuransi jiwa, asuransi

pendidikan, asuransi kebakaran, asuransi laut, dan lain-lain.

Asuransi laut merupakan pelopor dari segala jenis asuransi.

Asuransi laut di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang diatur

secara jelas, terperinci dan luas hinggal lebih dari 25 pasal.

B. Perumusan Masalah

1. Apa pengertian asuransi laut?

2. Apa hak dan kewajiban pihak-pihak dalam asuransi laut?

3. Apa fungsi asuransi laut?

4. Apa saja bagian dari kontrak laut?

5. Bagaimana cara mengajukan klaim asuransi laut?

C. Tujuan

Asuransi laut diadakan karena adanya keadaan gawat di laut, hal

ini berarti bahwa sangat perlu untuk setiap perusahaan pengangkutan laut

untuk mengasuransikan usahanya tersebut. Pihak-pihak yang terkait dalam

asuransi laut juga perlu diketahui. Dalam penyelesaian klaim, juga terdapat

kemungkinan adanya keterkaitan dengan pihak lain baik sebagai penyebab

maupun sebagai korban kejadian yang menyebabkan kerugian.

1

Page 5: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

D. Kegunaan

Pengetahuan mengenai asuransi laut atau “marine insurance”

sangatlah penting bagi orang-orang yang bekerja pada perusahaan dan jasa

kepelabuhanan, dimana jika terjadi kasus-kasus, maka ia dapat berperan

sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dibidang tersebut.

2

Page 6: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Asuransi

1. Pengertian Asuransi

Berdasarkan pasal 246 KUH Dagang : “Asuransi atau

pertanggungan merupakan suatu perjanjian dimana seorang

penanggung dengan merupakan suatu perjanjian dimana seorang

penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya

kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian, karena

kehilangan, kerusakan, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan,

dan yang akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti.”1

2. Pengertian Asuransi Laut

Asuransi pengangkutan laut merupakan suatu perjanjian

pertanggungan antara penanggung dan tertanggung atas kepentingan

yang berhubungan dengan kapal sebagai alat pengangkut dan barang

sebagai muatan kapal dari kemungkinan resiko kerusakan/kerugian

yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya laut atau bahaya lain yang

berhubungan dengan bahaya laut.2

B. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Asuransi Laut

1. Penanggung

Penanggung (Insurer), yaitu pihak yang menerima pengalihan

resiko yang mungkin dihadapi oleh Tertanggung. Hak utama dari

seorang Penanggung adalah mendapatkan premi dalam jumlah yang

telah ditentukan, dan kewajibannya adalah memberikan penggantian

kepada Tertanggung karena sesuatu kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita.

1 Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 73.2 Hakim, “Asuransi Laut,” (Mei 6, 2008).

3

Page 7: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

2. Tertanggung

Tertanggung (insured), yaitu pihak yang mengalihkan risiko yang

mungkin dihadapinya. Kewajiban dan hak yang paling utama dari

tertanggung adalah membayar sejumlah tertentu, serta mengajukan

klaim kepada Penanggung apabila resiko yang dipertanggungkannya

benar-benar terjadi.

C. Manfaat Asuransi

1. Bagi Penanggung

Kesediaan penanggung untuk memberikan proteksi atas resiko

yang dialihkan oleh Tertanggung dikarenakan premi yang diperoleh

dari Tertanggung sendiri, sebagai balas jasa proteksi asuransi selama

periode pertanggungan. Premi disini mencerminkan besarnya biaya-

biaya dan keuntungan yang diharapkan oleh Penanggung dalam

produksi jasa-jasa asuransinya.

2. Bagi Tertanggung

Manfaat asuransi bagi tertanggung (khususnya bagi pengusaha)

adalah menambah efisiensi atau menguntungkan. Sebab apabila

kepentingan yang di asuransikan terkena resiko dan mengakibatkan

kerugian yang paling besar, maka pemiliknya akan mendapatkan ganti

rugi hanya dengan membayar premi yang jumlahnya sedikit, dan juga

para pengusaha tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan kegiatan

usahanya, karena telah terhindar dari resiko kerugian dan kemacetan

perkembangan usahanya dikemudian hari.3

D. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi

Prinsip-prinsip dasar penutupan asuransi merupakan dasar persetujuan

asuransi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh Tertanggung dan

Penanggung serta merupakan prinsip yang mengikat kedua belah pihak,

3 John Sinyal, “Shipping,” hal. 42

4

Page 8: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

meskipun tidak dinyatakan secara tertulis dalam polis (Implied

Conditions), yakni sebagai berikut :

1. Kepentingan Yang Di Asuransikan (Principles of Insurable Interest)

Menurut prinsip Insurable Interest dalam asuransi laut, tertanggung

hanya boleh melakukan penutupan asuransi atau objek pertanggungan

apabila ia mempunyai kepentingan (Interest) yang dapat di

asuransikan.

2. Itikad Baik (Principles of Utmost Good Faith)

Menurut prinsip ini penutupan asuransi baru di anggap sah secara

hukum apabila dilakukan atas dasar itikad baik dari kedua belah pihak,

yakni Tertanggung dan Penanggung.

3. Indemnitas (Principles of Indemnity)

Menurut Principle of Indemnity, perusahaan asuransi menjamin pihak

tertanggung mendapat ganti rugi jika terjadi resiko atas kepentingan

yang diasuransikan.

4. Subrogasi (Principles of Subrogation)

Berdasarkan Principle of Subrogation ini, apabila tertanggung

mendapat penggantian dari satu pihak atas dasar indemnity, maka ia

tidak lagi berhak memperoleh dari pihak lain.

5. Proxima Causa (Principles of Proximate Cause)

Dalam prinsip ini, Penanggung hanya menerima pengajuan klaim atau

tertanggung hanya berhak mendapat ganti rugi apabila terbukti bahwa

kerugian tersebut terjadi dari resiko yang dijamin dalam polis.4

E. Objek Asuransi Laut

Objek pertanggungan atau kepentingan-kepentingan yang dapat

dipertanggungkan serta yang merupakan jenis asuransi laut (Marine

Insurance), meliputi :

1. Barang dan kepentingan yang melekat didalamnya (Marine Cargo

Insurance)

4 Ibid, hal. 44-46.

5

Page 9: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

Barang dan kepentingan yang ada didalamnya, meliputi :

a. Cargo, harga beli barang itu sendiri;

b. Freight, biaya pengiriman atau ongkos kapal;

c. Forwarding Expenses, ongkos pembongkaran dan pengurusan

barang;

d. Premi Asuransi;

e. Imaginary Profit, keuntungan yang diharapkan;

f. Cash in Transit.

2. Kapal dan segala kepentingan yang melekat didalamnya (Marine Hull

and Machinary Insurance)

Kepentingan yang berhubungan dengan kapal secara garis besarnya

dapat dikategorikan atas 2 (dua) kelompok kepentingan yang melekat

didalamnya sebagai berikut :

a. Kepentingan dari pemilik kapal akibat rusaknya kapal serta

kerugian-kerugian lainnya yang langsung diderita pemiliknya.

b. Kerugian pemilik kapal akibat tanggungjawabnya kepada pihak

lain yang terjadi selama ia mengoperasikan kapalnya.5

F. Premi Asuransi Laut

Premi asuransi (Insurance Premium) adalah sejumlah uang yang

dibayarkan oleh Tertanggung kepada Penanggung sebagai imbalan dari

kesediaan Penanggung mengambil alih resiko yang mungkin akan

dihadapi oleh Tertanggung.

Perbedaan pokok antara golongan asuransi jumlah (misalnya

asuransi jiwa) dengan golongan asuransi kerugian (misalnya asuransi

pengangkutan laut) terletak pada fungsi premi. Pada asuransi jiwa, premi

berfungsi sebagai tabungan dan sebagai harga jasa proteksi asuransi.

Sedangkan pada asuransi laut, fungsi premi asuransi hanya sebagai harga

5 Ibid, hal. 42.

6

Page 10: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

dari jasa proteksi asuransi yang diberikan oleh pihak Penanggung selama

jangka waktu kontrak (masa berlakunya jaminan polis).6

G. Kontrak Asuransi Laut

Menurut pasal 255 KUH Dagang, perjanjian asuransi akan berlaku/sah

jika sudah dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis yang disebut Polis

(Policy) dan dibubuhi Bea Materai secukupnya.

1. Macam-macam Polis

Macam-macam polis yang biasanya dipergunakan diantaranya :

a. Polis Berjangka (Time Policy)

Polis Berjangka (Time Policy) adalah polis yang menutup

pertanggungan untuk suatu jangka waktu tertentu (biasanya selama

6 bulan, dan seterusnya).

b. Polis Perjalanan (Voyage Policy)

Polis Perjalanan (Voyage Policy) adalah polis yang menutup

pertanggungan selama perjalanan tertentu dari satu tempat ke

tempat lain tanpa menghiraukan lama waktunya.

c. Polis Campuran (Mixed Policy)

Polis Campuran (Mixed Policy) adalah campuran antara Polis

Berjangka dan Polis Perjalanan.

d. Open Policy atau Floating Policy

Open Policy adalah polis yang menutup pertanggungan sejumlah

barang yang pengapalannya akan ditentukan kemudian.

e. Open Cover

Open cover adalah suatu polis yang menutup sejumlah barang

dalam jangka waktu tertentu sedangkan pelaksanaannya akan

ditentukan sesudah pengapalannya.

6 Ibid, hal. 47-48.

7

Page 11: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

2. Isi Polis

Polis adalah suatu kontrak dan harus di isi secara lengkap

mengenai pokok persetujuan kedua belah pihak mengenai hak dan

kewajibannya.

Sesuai dengan pasal 256 KUH Dagang, yang harus dicantumkan

dalam polis asuransi adalah :

a. Nama penanggung atau nama orang-orang yang menanggung;

b. Nama tertanggung;

c. Keterangan lengkap mengenai objek yang ditutup;

d. Jumlah uang pertanggungan (uang asuransi);

e. Bahaya atau resiko yang ditutup (resiko-resiko yang dijamin);

f. Jangka waktu pertanggungan (mulai dan berakhirnya)

g. Premi pertanggungan;

h. Semua hal dan keadaan penting bagi suatu pertanggungan serta

persetujuan lain yang telah dicapai antara pihak-pihak yang

bersangkutan.7

3. Masa Berlakunya Pertanggungan

Tentang kapan berlakunya pertanggungan dan saat tidak

berlakunya ini ditentukan oleh Pasal-pasal 624 sampai dengan Pasal

634 KUHD.

Pasal 624, dalam hal pertanggungan atas sebuah kapal maka bahaya mulai berjalan bagi si yang menanggung semenjak saat nahkoda mulai dengan pemuatan barang-barang dagangan; atau apabila ia diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan pemberat, pada saat dimulainya memuat bahan tersebut.

Pasal 625, dalam pertangungan yang disebutkan yang lalu bahaya bagi pihak yang menanggung berakhir dalam jangka waktu 21 hari setelah barang-barangnya dipertanggungkan sampai di tempat tujuan, atau sekian hari lebih cepat setelah barang-barang sebuah muatan tersebut dibongkar.

7 Ibid, hal. 57 et seq.

8

Page 12: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

Pasal 626, dalam halnya sebuah kapal dipetanggungkan untuk sebuah perjalanan pergi-pulang, atau untuk lebih dari suatu perjalanan, maka pihak yang menanggung, selamam itu menanggung bahaya sampai dengan 21 hari semenjak diselesaikannya perjalanan teakhir, atau beberapa hari lebih cepat setelah barang-barang muatan terakhir setelah dibongkar.

Pasal 627, apabila yang diasuransikan itu adalah barang-barang dagangan atau barng-barang lainnya, maka bahaya mulai berjalan atas tanggungan pihak yang menanggung segera setelah barang-barang itu di bawanya ke tepi laut, untuk selanjutnya tempat itu dimuat atau dinaikkan ke dalam kapal-kapal yang akan mengangkutnya.

Pasal 628, jika yang diauransikan itu adalah barang-barang dagangan atau barang-barang lainnya, maka bahaya itu berlangsung terus tanpa henti, meskipun nakhoda telah dengan terpaksa melakukan pelabuhan darurat, membongkar muatan dan memperbaiki kapalnya di situ, hingga perjalanannya dihentikan secara sah oleh pihak yang ditanggung diberikan perintah untuk tidak lagi memuat barang-barangnya ke kapal, ataupun pelayaran itu diselesaikan sama sekali.

Pasal 629, jika nakhoda atau pihak yang ditanggung atas barang-barang, karena alasan-alasan yang sah tidak dapat membongkar muatan dalam jangka waktu seperti ditetapkan Pasal 627, sedangkan mereka tidak bersalah atas keterlambatan itu, bahaya bagi pihak yang menanggung tetap berlangsung sampai saat selesainya dibongkar barang-barang tersebut. 8

Dalam pasal-pasal berikutnya lihat pada KUH Dagang.

4. Berakhirnya Polis

Berakhirnya polis asuransi dapat terjadi karena hal berikut :

a. Batal/berakhir sebelum waktunya :

1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah

(tidak ada itikad baik/utmost good faith).

8 Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 192-193.

9

Page 13: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

2) Tertanggung tidak mempunyai kepentingan yang di

asuransikan (Insurable Interest).

3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis, seperti

penyimpangan dalam hal dan percobaan perjalanan yang tidak

sesuai dengan ketentuan polis.

4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku untuk Polis

Perjalanan).

5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.

b. Berakhir secara wajar :

1) Jika perjalanan telah selesai (berlaku untuk Polis Perjalanan).

2) Jika tanggal jatuh tempo telah sampai (berlaku untuk Polis

Berjangka).

3) Setelah penanggung membayar total kerugian klaim.

4) Jika pembatalan dilakukan oleh kedua belah pihak.9

H. Klaim Asuransi Laut

Klaim dalam asuransi ialah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh

Tertanggung kepada Penanggung karena kepentingan yang di suransikan

mengalami kerugian atau kerusakan atas barang yang

dipertanggungkannya akibat dari suatu peristiwa selama barang dalam

proses pengangkutan.

1. Prosedur Pengajuan Penyelesaian Klaim

a. Pemberitahuan kerugian.

b. Survey kerusakan dan kerugian.

c. Mengusahakan kelengkapan dokumen pendukung klaim.

2. Dokumen-dokumen Pendukung Klaim Asuransi

a. Polis asuransi atau sertifikat asuransi.

b. Faktur dan daftar perincian barang, meliputi jenis pengepakkannya,

dan sebagainya.

c. Laporan survey.

9 John Sinyal, “Shipping,” hal. 59.

10

Page 14: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

d. Surat-menyurat dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan

penyebab kerugian.

e. Dokumen klaim asuransi lainnya.

I. Resiko-resiko dalam Asuransi Laut

1. Kebakaran

Ada banyak hal yang menimbulkan kecelakaan, antara lain:

a. Akibat kecelakaan;

b. Akibat kesalahan awak kapal;

c. Akibat salah satu barang terbakar sendiri;

d. Akibat halilintar;

e. Akibat lain yang tidak dapat diketahui penyebabnya.

Sering pula ada pihak penanggung menolak atas klaim yang timbul,

maka penanggunglah yang harus membuktikannya, untuk mengindari

pertengkaran-pertengkaran yang mungkin akan terjadi.

2. Barraty

Kecurangan nahkoda dan/atau kru kapal untuk mengambil alih

kapal dari pemiliknya dan kemudian menguasainya dan

menggunakan/membawa kapal tersebut ketempat yang tidak disetujui

pemiliknya.

3. Thieves

Yang ditutup, atau di berikan ganti ruginya oleh asuransi hanyalah

pencurian yang dilakukan secara diam-diam. Resiko pencurian tidak

termasuk kecurian biasa.

4. Jettison

Jettison adalah membuang barang ke laut guna penyelamatan

kepentingan umum kapal dan barang-barang lainnya.10

Mengenai resiko-resiko tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa :10 Ibid, hal. 55.

11

Page 15: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

a. Resiko yang di alami sebagai suatu bencana yang di akibatkan oleh

alat pengangkutnya, seperti kandas, kebocoran, tenggelam,

tabrakan, terbalik, dan lain-lain.

b. Perlakuan dalam menangani secara tidak

bertanggungjawab/sembrono (Rough Handling), seperti perlakuan

disaat muat/bongkar oleh buruh di pelabuhan atau di gudang.

c. Pencurian serta bencana di kapal, tempat penimbunan, atau disaat

muat/bongkar.

d. Kesalahan pada saat muat/bongkar.

e. Kemasan yang tidak memenuhi persyaratan standar.

f. Tempat penimbunan yang tidak memenuhi syarat.

g. Bahaya perang, huru-hara, kerusuhan dan pemogokan di pelabuhan.

h. Karena watak pada barang itu sendiri.

i. Akibat perbaruan barang dari berbagai jenis sehingga dapat

menimbulkan kontaminasi.

BAB III

12

Page 16: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sehubungan dengan perkembangan asuransi di Indonesia, asuransi

laut sangat memegang peranan penting di Negara Indonesia yang secara

geografis adalah sebuah Negara Kepulauan. Indonesia memiliki lebih

17.000 pulau, khususnya pulau-pulau yang telah memiliki penduduk yang

besar jumlahnya seperti yang kita ketahui yaitu, pulau Kalimantan,

Sumatera, Sulawesi, dan yang sedang kita jejaki saat ini pulau Jawa.

Dengan berkembangnya penduduk Indonesia yang sangat pesat,

perkembangan Ekonomi dan Kebutuhan Masyarakat pun mengalami

kemajuan, dengan bentuk wilayah Negara ini, maka sangat jelas

transportasi laut akan sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan

ekonomi. Maka pemahaman tentang asuransi laut sangat dibutuhkan pula,

untuk menghindari kerugian karena kecelakaan di laut yang mungkin akan

terjadi.

B. Saran

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai

sumber referensi dan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya

yang lebih baik lagi oleh penulis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 17: Asuransi Pengangkutan Laut Hukum

Hakim. (2008). "Asuransi Laut".

Sari, E. K., & Simangunsong, A. (2007). Hukum Dalam Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.

Sinyal, J. (n.d.). "Shipping".

Subekti, R., & Tjitrosudibio, R. (1997). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.