HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

16
HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT BINSAR SILALAHI

description

HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT Dari bermacam era dan zaman

Transcript of HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Page 1: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN

GAWAT DARURAT

BINSAR SILALAHI

Page 2: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

FLORENCE NIGHTINGALE(PD II)

Page 3: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

ERA FLORENCE NIGHTINGALE:

Merawat luka

Memberikan obat

Menyiapkan dan menyuap makanan

Menghibur, membuat semangat pasien

Page 4: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Tahun 1950 – 1970:

Vena sectie

Bilas lambung

Pernapasan buatan

Bantu narkose

Tensi/Temp.

Pekerjaan mulia

Menolong sesama

Berbudi luhur

Ramah dan sopan

Banyak orang tua berkeinginan menantu perawat

Page 5: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Era teknologi maju:

Perawat mahir neonatus

Perawat mahir menangani intoksikasi peroral

Perawat mahir rawat pasien sakit jantung (ECG, dll.)

Perawat mahir trauma capitis

Perawat mahir rawat hemiplegi

Page 6: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

PENGERTIAN PROFESI

Profesi dokter:AnamnesePemeriksaan (Lab, Rontgen, USG, dll.)DiagnosaTerapi/Tindakan (Bedah, dll.)PrognosaRehabilitasi

Page 7: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

PERAWAT

Profesi dokter Sertifikasi (Perawat

mahir)

Asuhan Perawat

Page 8: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

PERAWAT‘Prolonged arm doctrine’

(Kepanjangan tangan dokter)

Page 9: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Syarat yang harus dipenuhi untuk delegasi tindakan medis yaitu:

1. Penegakan diagnosis, pemberian atau penentuan terapi serta penentuan indikasi, harus dipastikan dokter itu sendiri. Pengambilan keputusan tersebut tidak dapat didelegasikan.

2. Delegasi tindakan medis itu hanya diperbolehkan jika dokter tersebut sudah sangat yakin bahwa perawat yang menerima delegasi itu sudah mampu untuk melaksanakannya dengan baik.

3. Pendelegasian itu harus dilakukan secara tertulis, termasuk instruksi yang jelas tentang pelaksanaannya, bagaimana harus bertindak jika timbul komplikasi, dsb.

‘Prolonged arm doctrine’

Page 10: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Syarat yang harus dipenuhi untuk delegasi tindakan medis yaitu:

4. Harus ada bimbingan atau pengawasan medik pada pelaksanannya. Pengawasan tersebut tergantung kepada tindakan yang dilakukan, apakah dokter itu harus berada di tempat itu atau ia dapat dipanggil dan dalam waktu singkat berada di tempat.

5. Orang yang didelegasikan itu berhak untuk menolak apabila ia merasa tidak mampu untuk melakukan tindakan medis tersebut (Leenen).

‘Prolonged arm doctrine’

Page 11: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Tindakan yang boleh dilakukan oleh perawat yaitu:

1. Tindakan dalam rangka penerusan observasi dan bimbingan pasien selama di rumah sakit.

2. Tindakan perawatan dan pengurusan pasien (Verpleging en vergozing)

3. Tindakan di bidang medis yang berhubungan dengan aktivitas diagnostik dan terapi dari dokter dan yang dilaksanakan atas instruksinya (gawat).

Page 12: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Dalam keadaan gawat darurat, perawat dapat melakukan tindakan

yang dilakukan dokter sesuai S.O.P.

Page 13: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

DOKTER PERAWAT

SALING MEMBUTUHKAN

DOKTER PERAWATTUMPANG TINDIH

Page 14: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

KESALAHAN PERAWAT YANG TIDAK SESUAI DENGAN PROTAP

Ringan

Sedang

Berat

PERDATA (delik pengaduan)} PIDANA

Page 15: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Kesalahan dari atasan

Direksi, instruksi dokter.

(Vicarius Liability)

Page 16: HUKUM MEDIK PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Adakah malpraktek perawat?

Atheroma, lipoma, dll.

Coughlin’s dictionary:

“Malpractice is professional misconduct on the part of a professional person, such as physician, dentist, veterinarian. Malpractice may be the result of ignorance, neglect, or lack of skill, or fidelity in the performance of professional duties; intentional wrongdoing; or illegal or unethical practice.”

Ringan

Sedang

Berat

} PERDATA (delik pengaduan)

PIDANA (KUHP Pasal 359, 360)

(KUH Perdata 1365, 1366, 1367)