hukum ekstradisi

10
RESUME MATERI KULIAH TAMU HUKUM EKSTRADISI TENTANG PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN A. Dasar Hukum : a. UU RI No.9/1992 tentang Keimigrasian b. PP RI No. 30/1994 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pencegahan dan Penangkalan c. PP RI No. 31/1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian d. KEPMEN Kehakiman RI No M-02- PW.09.02 tahun 1995 Tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing Dan Tindakan keimigrasian e. KEPMEN Kehakiman RI No. M.04-PW.09.02 tahun 1995 tentang Pendaftaran Orang Asing f. KEPMEN Kehakiman RI No. M.24-PR.09.03 tahun 1995 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Orang Asing. g. Petunjuk Pelaksanaan Dirjenim No. F314.IL.02.10 tahun 1995 tentang Tata Cara Tindakan Keimigrasian h. Petunjuk Pelaksanaan Dirjenim No. F-336.IL.02.10 tahun 1995 tentang Tata Cara Pengawasan Orang Asing i. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No: M.05.IL.02.01 tahun 2006 tentang rumah Detensi Migrasi j. Peraturan Dirjenim No. F-1002.PR.-02.10 tahun 2006 Tentang Tata Cara Pendetensian Orang Asing

Transcript of hukum ekstradisi

Page 1: hukum ekstradisi

RESUME MATERI KULIAH TAMU HUKUM EKSTRADISI

TENTANG

PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN

A. Dasar Hukum :

a. UU RI No.9/1992 tentang Keimigrasian

b. PP RI No. 30/1994 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pencegahan dan Penangkalan

c. PP RI No. 31/1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian

d. KEPMEN Kehakiman RI No M-02- PW.09.02 tahun 1995 Tentang Tata Cara

Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing Dan Tindakan keimigrasian

e. KEPMEN Kehakiman RI No. M.04-PW.09.02 tahun 1995 tentang Pendaftaran

Orang Asing

f. KEPMEN Kehakiman RI No. M.24-PR.09.03 tahun 1995 tentang Pembentukan

Tim Koordinasi Pengawasan Orang Asing.

g. Petunjuk Pelaksanaan Dirjenim No. F314.IL.02.10 tahun 1995 tentang Tata Cara

Tindakan Keimigrasian

h. Petunjuk Pelaksanaan Dirjenim No. F-336.IL.02.10 tahun 1995 tentang Tata Cara

Pengawasan Orang Asing

i. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No: M.05.IL.02.01 tahun 2006 tentang

rumah Detensi Migrasi

j. Peraturan Dirjenim No. F-1002.PR.-02.10 tahun 2006 Tentang Tata Cara

Pendetensian Orang Asing

B. Pengertian Umum :

1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar

wilayah Negara RI dan pengawasan orang asing di wilayah Negara RI

2. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah pelabuhan, Bandar udara,dll yang

ditetapkan oleh Menteri sebagai tempat masuk atau keluar wilayah Indonesia.

3. Visa adalah izin tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada

perwakilan RI atau di tempat lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah RI

Page 2: hukum ekstradisi

yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk masuk dan melakukan

perjalanan ke wilayah Indonesia.

4. Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang

tertentu untuk keluar wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.

5. Penangkalan adalah adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-

orang tertentu untuk masuk wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.

6. Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang

keimigrasian di luar proses peradilan

7. Rumah Detensi adalah tempat penampungan sementara bagi orang asing

yang dikenakan proses pengusiran atau deportasi atau tindakan keimigrasian

lainnya

8. Orang asing adalah orang yang bukan WNI

9. Paspor/ surat perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas

pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara.

10. Pengusiran/deportasi adalah tindakan mengeluarkan orang asing dari

wilayah RI karena keberadaannya tidak dikehendaki.

C. Fungsi keimigrasian:

a. Menjalankan pelayanan dan pengawasan berdasarkan selective Policy, yaitu

hanya orang asing yang memberikan manfaat kepada bangsa dan negara RI serta

tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum, yang diperbolehkanmasuk

ke wilayah RI.

b. Mengeluarkan Izin keimigrasian yang dibagi menjadi 4 kategori:

1. Izin singgah

2. Izin kunjungan

3. Izin tinggal terbatas

4. Izin tinggal tetap

Page 3: hukum ekstradisi

BENTUK PENGAWASAN KEIMIGRASIAN DIBAGI 2 KATEGORI:

1. Pengawasan administrasi: dilakukan melalui penelitian surat atau

dokumen yang berupa pencatatan, pengumpulan, pengolahan data, dan

penyajian ataupun penyebaran informasi sacara manual dan elektronik

tentang lalu lintas keberadaan dan kegiatan orang asing.

2. Pengawasan Lapangan: dalam bentuk pemantauan, razia, pengumpulan

bahan keterangan, pencarian orang dan alat bukti yang berhubungan

dengan tindak pidana keimigrasian.

Lingkup Pengawasan ditujukan kepada orang asing yang memegang izin tinggal

keimigrasian dan orang asing yang tanpa izin keimigrasian, dibagi 2 kategori :

1. Pengawasan saat orang asing masuk/keluar dilakukan dengan :

a. Pengolahan dan evaluasi E/D card

b. Pengolahan dan evaluasi daftar penumpang

c. Wawancara saat oran asing melewati tempat pemeriksaan imigrasi

d. Meneliti atau memeriksa paspor/surat perjalanan

2. Pengawasan saat orang asing berada di Indonesia:

a. Register perijinan keimigrasian

b. Register pendaftaran orang asing

c. Register tamu-tamu hotel dsb

d. Informasi dari instansi lain atau masyarakat.

Cara pengawasan orang asing:

a. Pengumpulan dan pengolahan data orang asing dengan memberi

kewajiban melapor pada polisi atau pejabat PEMDA dalam jangka waktu

24 jam sejak kedatangan, pada orang yang memberikan kesempatan bagi

orang asing untuk menginap ditempatnya. (ps.10 PP RI No. 31/1994

tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian)

b. Pendaftaran orang asing di Kantor Imigrasi setempat, bagi yang menetap

lebih dari 90 hari. (ps.12 PP RI No. 31/1994 tentang Pengawasan Orang

Asing dan Tindakan Keimigrasian)

Page 4: hukum ekstradisi

c. Pemantauan, pengumpulan keterangan mengenai kegiatan orang asing

termasuk perubahan status sipil bagi WNA yang menikah,

kewarganegaraan, alamat atau pekerjaan pada kantor imigrasi setempat.

(ps. 17 PP RI No. 31/1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan

Tindakan Keimigrasian)

d. Penyusunan daftar cegah tangkal dalam hal tempat tinggal orang asing

tidak terdapat kantor imigrasi, kewajiban melaporkan dilakukan melalui

pejabat pemerintah setempat yang nantinya diteruskan kepada kepala

kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi orang asing tersebut

tinggal (ps. 18 PP RI No. 31/1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan

Tindakan Keimigrasian)

e. Kegiatan lain yang menunjang, seperti membentuk TIM koordibnasi

pengawasan orang asing (SIPORA) yang bertugas mengadakan

koordinasi, mengadakan rapat demi memecahkan masalah dibuidang

pengawasan orang asing)

f. Mengajukan saran dan pertimbangan mengenai upaya pengawasan orang

asing.

Macam-macam tindakan keimigrasian bagi orang Indonesia dan orang asing:

a. WNI: Pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan surat perjalanan RI

b. Orang Asing:

Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan

Larangan untuk berada disuatu tempat tertentu di wilayah

tertentu di Indonesia

Keharusan untuk tinggal di suatu tempat tertentu di Indonesia

Pengusiran, deportasi, penolakan

Pejabat yang berwenang melakukan tindakan keimigrasian:

o Pejabat imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi

o Kepala kantor Imigrasi

o Kepala kantor wilayah DEPKUMHAM

o DIRJEN Imigrasi

Page 5: hukum ekstradisi

Pidana Keimigrasian dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

1. KEJAHATAN

Ps. 48 : dikenakan pada setiap orang yang keluar/masuk wilayah RI

tanpa melalui pemeriksaan oleh pejabat imigrasi

Ps. 49 : dikenakan pada orang asing yang membuat/menggunakan VISA

atau izin keimigrasian palsu untuk masuk wilayah RI

Ps. 50 : dikenakan pada orang asing yang dengan sengaja melakukan

kegiatan yang tidak sesuai dengan izin keimigrasian.

Ps. 51: dikenakan pada orang asing yang tidak melakukan kewajiban

sebagaimana disebutkan dalam pasal 45

Ps. 52 : dikenakan pada orang asing yang izin keimigrasiannya habis dan

telah berada di R melampaui batas waktu izin yang diberikan (60 hari)

Ps. 53 : dikenakan pada orang asing yang berada di RI secara tidak sah

atau yang pernah diusir atau di deportasi dan berada kembali di wilayah

Indonesia secara tidak sah.

Ps. 54 : dikenakan pada setiap orang yang sengaja menyembunyikan,

melindungi, memberi pemondokan, peghidupan atau pekerjaan kepada

orang asing yang patut diketahui atau diduga termasuk dalam kelompok

yang dimaksud dalam ps.52 dan/atau ps.53

Ps. 55 : dikenakan pada setiap orang yang menggunakan paspor RI

palsu, menggunakan paspor orang lain yang sudah dicabut atau

menyerahkan surat perjalanan kepada orang lain untuk dipergunakan

secara tidak berhak, memberikan data/ keterangan tidak sah atau tidak

benar untuk memperoleh surat perjalanan bagi dirinya atau orang lain,

memiliki 2 atau lebih surat perjalanan RI yang semuanya masih berlaku.

Ps. 56 : dikenakan pada setiap orang yang dengan sengaja menyimpan

blangko surat perjalanan RI atau blanko dokumen keimigrasian atau

yang dengan sengaja melawan hukum membuat, memiliki, atau

menyimpan cap yang dipergunakan untuk menashkan surat perjalanan

RI atau dokumen keimigrasian.

Page 6: hukum ekstradisi

Ps. 57 : dikenakan pada setiap orang yang mengubah sebagian atau

seluruhnya keterangan yang terdapat dalam surat perjalanan RI

Ps. 58 : dikenakan pada setiap orang yang dengan sengaja dan melawan

hukum mampunyai, menyimpan, menguibah atau menggunakn data

keimigrasian baik secara manual maupun elektronik.

Ps. 59 : dikenakan pada pejabat yang dengan sengaja melawan hukum

memberikan atau memperpanjang surat perjalalan RI kepada seseorang

yang diketahuinya tidak berhak.

2. PELANGGARAN

Ps. 51 : dikenakan pada orang asing yang tidak melakukan kewajibannya

sebagaimana dimaksud pada ps. 39 atau tidak membayar biaya beban

sebegaiman dimaksud dalam pasal 45

Ps. 60 : dikenakan pada setiap orang yang tidak menjalankan kewajiban

yang diberikan oleh ps. 10

Ps. 61 : dikenakan pada setiap orang asing yang sudah mempunyai izin

tinggal yang tidak melapor kepada Kantor Kepolisian RI di tempat

tinggal atau tempat kediamannya dalam jangka waktu 30 hari terhitung

sejak diperolehnya izin tinggal

Kendala dalam pengawasan:

Adalah kurangnya sumber daya manusia, dengan dicontohkan hanya terdapat 6

petugas Wasdakim untuk wilayah yag mencakup Kota Malang, Kabupaten

Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo,

Kabupaten probolinggo, kabupaten Lumajang

Solusi untuk mengatasi adalah kordinasi dengan instansi terkait KOMINDA,

pengoptimalan kinerja SIPORA dan memaksimalkan pencarian informasi dari

masyarakat.