Hukum dan Ibadah dalam Islam

12
Hukum dan Ibadah dalam Islam A. Sumber-Sumber Hukum Islam Al-Qur’an dan hadist merupakan pokok atau landasan utama sumber hukum dalam Islam. 1. Al-Qur’an a. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Al-Qur’an sebagai sumber hukum memiliki 3 komponen dasar hukum, yaitu: 1. Hukum yang berhubungan dengan masalah akidah (keimanan) dan tercermin dalam rukun iman. Ilmu yang mempelajari tentang keimanan disebut ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu usuluddin. 2. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah secara lahiriah, antara manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitarnya. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fikih. 3. Hukum yang berhubungan dengan perilaku dan akhlak manusia. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu akhlak. b. Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup 1. Pemahaman Islam sebagai agama tauhid yang diridhai Allah harus didasarkan kepada tuntunan Allah. Semua keinginan Allah telah dirangkum dan dituangkan ke dalam kitab suci Al-Qur’an. Oleh karena itu, dasar berpikir tentang Islam sebagai agama yang diridhai Allah harus berlandaskan Al- Qur’an dan tidak bertentangan dengan kitab suci sebelumnnya. 2. Allah SWT telah menjelaskan bahwa kedengkian, kebencian, perselisihan, pertikaian, permusuhan, dan perusakan adalah sifat iblis atau setan yang terkutuk, bukan sifat manusia yang meyakini Al- Qur’an sebagai pedoman hidupnya. 3. Demi mencapai keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia, Allah telah memerintahkan dan memberi petunjuk kepada seluruh umat manusia untuk berpedoman kepada kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT. Umat Islam harus menguasai isi

description

Tugas Hukum dan Ibadah dalam Islam

Transcript of Hukum dan Ibadah dalam Islam

Page 1: Hukum dan Ibadah dalam Islam

Hukum dan Ibadah dalam Islam

A. Sumber-Sumber Hukum IslamAl-Qur’an dan hadist merupakan pokok atau landasan utama sumber hukum dalam Islam.1. Al-Qur’an

a. Al-Qur’an sebagai Sumber HukumAl-Qur’an sebagai sumber hukum memiliki 3 komponen dasar hukum, yaitu:1. Hukum yang berhubungan dengan masalah akidah (keimanan) dan

tercermin dalam rukun iman. Ilmu yang mempelajari tentang keimanan disebut ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu usuluddin.

2. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah secara lahiriah, antara manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitarnya. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fikih.

3. Hukum yang berhubungan dengan perilaku dan akhlak manusia. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu akhlak.

b. Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup1. Pemahaman Islam sebagai agama tauhid yang diridhai Allah harus

didasarkan kepada tuntunan Allah. Semua keinginan Allah telah dirangkum dan dituangkan ke dalam kitab suci Al-Qur’an. Oleh karena itu, dasar berpikir tentang Islam sebagai agama yang diridhai Allah harus berlandaskan Al-Qur’an dan tidak bertentangan dengan kitab suci sebelumnnya.

2. Allah SWT telah menjelaskan bahwa kedengkian, kebencian, perselisihan, pertikaian, permusuhan, dan perusakan adalah sifat iblis atau setan yang terkutuk, bukan sifat manusia yang meyakini Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.

3. Demi mencapai keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia, Allah telah memerintahkan dan memberi petunjuk kepada seluruh umat manusia untuk berpedoman kepada kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT. Umat Islam harus menguasai isi kandungan Al-Qur’an melalui proses membaca, menerjemahkan, memahami, kemuadian melaksanakan isi kandungannnya secara bertahap sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2. Hadist Hadis Nabi Muhammad saw dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:a. Hadis qauliyyah yaitu hadis atas dasar segenap perkataan (ucapan) Nabi

Muhammad saw.b. Hadis fi’liyah yaitu hadis atas dasar perilaku (perbuatan) Nabi Muhammad

saw.c. Hadis taqririyah adalah hadis atas dasar persetujuan Nabi Muhammad saw

terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya.

Page 2: Hukum dan Ibadah dalam Islam

Kedudukan atau fungsi hadis Nabi Muhammad saw dalam hukum Islam adalah sebagai berikut:a. Sebagai sumber hukum Islam kedua. Ada beberapa hukum yang tidak

disebutkan di dalam Al-Qur’an. Rasulullah saw kemuadian menjelaskan hukumnya baik dengan perkataan, perbuatan, maupun dengan penetapan. Dalil hukumnya menjadi sunah karena apa yang dikatakan Rasulullah tidak lain dari penjabaran prinsip-prinsip yang sudah ada dalam Al-Qur’an.

b. Sebagai pengukuh atau penguat hukum yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.

c. Sebagai penjelasan atau perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat umum.

d. Menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an.

B. Ijtihad dan Hukum TaklifiSecara istilah, ijtihad adalah suatu pekerjaan yang mempergunakan segala

kesanggupan daya rohaniah untuk mendapatkan hukum syara atau menyusun suatu pendapat dari suatu masalah hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Orang yang berijtihad disebut mujtahid. Beberapa persyaratan bagi orang yang akan melakukan ijtihad, antara lain:1. Mengerti memahami isi kandungan Al-Qur’an dan hadis terutama yang berkaitan

dengan hukum-hukum.2. Mampu berbahasa Arab dengan baik sebagai kelengkapan dan kesempurnaan dalam menafsirkan Al-Qur’an dan hadis3. Mengetahui ilmu usul fikih secara luas4. Mengetahui dan mengerti soal-soal jimak.5. Masalah yang sedang diijtihadkan adalah bukan hukum syarak yang sudah jelas dasar hukumnya, tetapi persoalan yang tidak ada dalil pasti serta bukan hukum yang bersangkutan dengan akal dan ilmu kalam.A. Bentuk-Bentuk Ijtihad

1. JimakJimak adalah kesepakatan para ulama Islam (cendekiawan muslim) dalam menetapkan suatu masalah yang tidak diterangkan oleh Al-Qur’an dan hadis setelah Rasulullah saw wafat dengan tata cara bersidang (musyawarah).

2. KiasKias (analog) adalah menetapkan hukum suatu persoalan atau masalah yang belum disebutkan secara konkret dalam al-Qur’an dan hadis dengan cara menyamakan hukumnya dengan masalah yang sudah ada ketetapan hukumnya secara jelas karena kedua masalah itu memiliki kesamaan sifat.

3. Istihsan (Istislah)Istihsan (Istislah) yaitu menetapkan hukum suatu masalah yang tidak dijelaskan secara rinci dalam al-Qur’an dan hadis yang didasarkan atas kepentingan (kemasalahan) umum dan demi keadilan.

4. Istishab

Page 3: Hukum dan Ibadah dalam Islam

Istishab yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan telah ditetapkan karena adanya suatu dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut.

5. IstidalIstidal yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan yang tidak disebut secara tegas dalam Al-Qur’an dan hadis dengan didasarkan bahwa hal tersebut telah menjadi adat-istiadat atau kebiasaan dalam masyarakat sebelumnya, seperti beberapa hukum-hukum Allah yang diwahyukan sebelum Nabi Muhammad saw.

6. Maslahah MursalahMenurut bahasa, maslahah mursalah artinya kebaikan yang terbesar. Adapun menurut istilah, maslahah mursalah adalah perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan sesuai dengan maksud syarak dan hukumnya tidak diperoleh dari pengajaran dalil secara langsung dan jelas.

7. UrfUrf (adat) adalah urusan yang disepakati oleh segolongan manusia dalam perkembangan hidupnya dan telah menjadi kebiasaan atau tradisi.

8. Zara’iZara’i menurut bahasa berarti wasilah, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapai maslahah atau jalan untuk menghilangkan mudarat.

Berikut adalah 4 orang imam dan hasil ijtihadnya yang dijadikan pedoman dalam pengalaman ibadah:

1. Abu Hanifah (80 H/699-767 M) Mashab Hanafi2. Malik Bin Anas Al Asbahi (93 H – 170 H/713-795 M) Mazhab Maliki3. Muhammad bin Idris bin Syafi’i (150 H – 204 H/767-812 M) Mazhab Syafi’i4. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal (164 – 241 H/788-865 M)

Mazhab Hambali

B. Kedudukan dan Fungsi Ijtihad1. Ijtihad merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Qur’an dan hadis2. Ijtihad merupakan sarana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baru

yang muncul dengan tetap berpegang pada Al-Qur’an dan sunah.3. Ijtihad berfungsi pula sebagai suatu cara yang disyariaatkan untuk

menyesuaikan perubahan-perubahan sosial dengan ajaran-ajaran Islam.4. Ijtihad berfungsi sebagai wadah pencurahan pemikiran kaum muslim dalam

mencari jawaban dari masalah-masalah berikut ini.a. Masalah asasi, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ajaran Islam seperti

masalah-masalah di bidang akidah dan muamalat.b. Masalah esnsial misalnya mengenai program pembangunan negara dan

bangsa.c. Masalah insidental misalnya tentang isu-isu yang berkembang dalam

masyarakat.

Page 4: Hukum dan Ibadah dalam Islam

C. Pembagian Hukum Taklifi1. Wajib

Wajib (fardhu) adalah suatu keharusan. Maksudnya adalah segala perintah Allah SWT yang harus kita kerjakan. Macam-macam hukum wajib adalah sebagai berikut.a. Wajib Syar’i, yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendatangkan

pahala dan jika tidak dikerjakan berdosa.b. Wajib aqli, yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini

kebenarannya karena masuk akal atau rasionalc. Wajib ‘aini, yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap

muslim. Misalnya salat lima waktu, salat jumat, dan puasa di bulan Ramadan.

d. Wajib kifayah, yaitu suatu ketetapan apabila sudah dikerjakan oleh sebagian muslim, maka muslim lainnya terlepas dari kewajiban itu. Akan tetapi, jika tidak ada yang mengerjakannya, maka berdosalah semuanya.

e. Wajib muaiyyah, yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam tindakannya. Misalnya berdiri bagi yang kuasa salat.

f. Wajib mukhayar, yaitu suatu kewajiban yang boleh dipilih dari bermacam pilihan yang telah ditetapkan untuk dikerjakan. Misalnya denda dalam sumpah, boleh memilih diantara memberi makan 10 orang miskin atau memberi pakaian 10 orang miskin.

g. Wajib mutlaq, yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Misalnya membayar denda sumpah

h. Wajib aqli nazari, yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan memahami dalil-dalilnya atau dengan penelitian yang mendalam. Misalnya mempercayai eksistensi Allah SWT.

i. Wajib aqli daruri, yaitu kewajiban mempercayai kebenaran dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu. Misalnya orang makan jadi kenyang.

2. SunahSunah adalah perkara yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan bila ditinggalkan berdosa. Macam-macam hukum sunah adalah sebagai berikut.a. Sunah muakad, yaitu sunah yang sangat dianjurkan. Misalnya salat

tarawih dan salat Idul Fitri.b. Sunah gairu muakkad, yaitu sunah biasa. Misalnya memberi salam kepada

orang lain dan puasa pada hari Senin dan Kamis.c. Sunah hajat, yaitu perkara-perkara dalam salat yang sebaiknya dikerjakan.

Misalnya mengangkat kedua tangan ketika takbir dan mengucapkan Allahu Akbar ketika akan rukuk dan sujud.

d. Sunah ab’ad, yaitu perkara-perkara dalam salat yang harus dikerjakan dan kalau terlupakan, maka harus melakuakan sujud sahwi, seperti membaca tasyahus awal.

3. HaramHaram adalah suatu perkara yang dilarang mengerjakannya, apabila dikerjakan berdosa dan jika ditinggalkan memperoleh pahala. Misalnya minum-minuman keras, mencuri, berjudi.

4. Makruh

Page 5: Hukum dan Ibadah dalam Islam

Makruh adalah suatu hal yang tidak disukai atau diinginkan oleh Allah SWT. Akan tetapi apabila dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Misalnya makan bawang mentah, jengkol, dan pete.

5. Mubah Mubah adalah suatu perkara apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak berpahala dan juga tidak berdosa.

C. Perilaku Cerminan Penghayatan Terhadap Sumber Hukum IslamSikap dan perilaku pencerminan dari sikap penghayatan terhadap sumber-sumber hukum Islam antara lain sebagai berikut:1. Terus menerus mempelajari dan memahami Al-Qur’an agar dapat dilaksanakan

dalam kehidupan sehari-hari.2. Sering membaca Al-Qur’an dan terjemahannya.3. Gemar menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan mempraktikannya di saat menjadi

imam salat.4. Rajin beratadarus Al-Qur’an.5. Membaca dan mempelajari hadis serta mengamalkan pesan moral yang

terkandung di dalamnya sepanjang hadis itu sahih.6. Menjadikan hadis sebagai sumber hukum dan rujukan setelah Al-Qur’an dalam

menjalankan kehidupan bermasyarakat.7. Banyak membaca dan mempelajari buku tentang ijtihad atau tokoh-tokoh

pemikir dalam duania Islam.8. Senang berdiskusi untuk menggali hal-hal baru yang rasional sehingga diperoleh

ketentuan hukum atau peraturan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

9. Meningkatkan potensi akal untuk berpikir dalam memahami suatu hukum.10. Melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, baik itu perintah Allah yang

tertulis dalam Al-Qur’an dan yang terdapat dalam hadis.11. Menjauhi larangan Allah karena hukumnya haram dan membiasakan tidak

melakukan yang makruh agar memperoleh pahala (kebaikan) untuk diri sendiri.12. Membiasakan sunah, seperti mengucapkan salam, salat rawatib, dan berpakaian

Islami serta perilaku lain yang dicontohkan oleh Rasulullah saw di dalam pergaulan sehari-hari

13. Memiliki kesadaran tentang tatanan hidup yang Islami dengan senantiasa bersikap disiplin hidup sesuai dengan aturan Allah dan rasul-Nya.

D. Hikmah Ibadah Salat, Puasa, Zakat, dan Haji1. Salat

Berikut hikmah salat dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ketentuan Allah tercantum dalam firman-Nya dan hadis Nabi Muhammad saw.a. Melalui pelaksanaan salat wajib maupun salat sunah, manusia sejak masih

kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, hingga menjelang wafat dibiasakan selalu mengingat Allah SWT di mana saja dan kapan saja.

b. Melalui pelaksanaan (ritual) salat wajib maupun sunah, manusia diproses agar selalu mengingat perintah allah dan larangan-Nya.

Page 6: Hukum dan Ibadah dalam Islam

c. Bukti nyata dari manusia yang selalu melaksanakan salat dan ingat Allah adalah bahwa dalam kehidupannya senantiasa melakukan hal-hal seperti berikut.1. Berbuat kebajikan terhadap ibu dan bapak, karib kerabat, tetangga yang

dekat maupun tetangga yang jauh, teman sejawat, dan terhadap sesama manusia lainnya (QS An-Nisa/4:36,48 dan Al-Baqarah/2:83,215).

2. Giat bekerja (QS Az-Zumar:39, At-Taubah/9:105, dan As-saffat/37:61).3. Berupaya untuk tidak berselisih dengan sesama manusia (QS Ali

‘Imran/3:19 dan Al-Isra/17:53).4. Mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain (QS Ali

‘Imran/3:133-134).5. Berupaya menolong sesama manusia, khususnya fakir miskin dan anak

yatim, baik di waktu lapang maupun di waktu sempat (QS ali ‘Imran/3:133-134 dan at-Talaq/65:7).

6. Tidak mencari-cari kesalahan orang lain, buruk sangka, dan tidak mengolok-olok orang lain (QS Al-Hujurat/49:11-12).

7. Menghargai pendapat orang lain (QS Al-Hajj/22:67, QS An-Nur/24:42, Az-Zariyat/51:08, dan Al-Isra/17:84).

8. Berupaya menggalang persatuan dan kesatuan di mana saja berada (QS Al-Baqarah/2:136, QS Ali ‘Imran/3:84, dan Al-Mu’min/40:52-53).

2. PuasaBerikut adalah hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan ibadah puasa.a. Disiplin rohaniah

Ibadah puasa merupakan pengekangan atau penyingkiran diri dari perbuatan yang membatalkannya. Rahasia untuk mampu melakukannya tergantung pada diri sendiri.

b. Pembentukan akhlak muliaDengan berpuasa, seorang mukmin dididik untuk melakukan perbuatan yang baik dan mulia karena perbuatan yang sifatnya mungkar dan maksiat dapat membatalkan puasa.

c. Pengembangan nilai-nilai sosialSesuatu yang dapat dilakukan setelah melaksanakan puasa ialah setiap insan dapat menghargai dan merasakan jerih payah orang lain.

d. Memperbaiki kondisi psikologis manusia yang akhirnya berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.

3. ZakatHikmah zakat dari sisi orang yang mengeluarkan zakat.1. Menyucikan diri dari sifat kikir dan cinta harta yang berlebih-lebihan yang

menjadi penghalang bagi ketenteraman serta membiasakan diri bersikap sederhana yang akan membawa ketenangan (QS At-Taubah/9:103 dan al-Hasyr/59:9).

2. Menyuburkan sifat-sifat baik.3. Mendekatkan diri kepada Allah dan menimbulkan perasaan bahwa

kebahagiaan itu juga terletak dalam kesediaan mengeluarkan harta di jalan Allah.

Page 7: Hukum dan Ibadah dalam Islam

4. Menyuburkan harta (QS At-Taubah/9:103 dan Al-Baqarah/2:261).5. Membuktikan kebenaran tauhid dan syahadat sebagai seorang muslim.6. Membuktikan rasa syukur atas nikmat Allah (QS Ibrahim/14:7)7. Membiasakan diri dengan sifat Allah, yaitu melimpahkan kebajikan dan

rahmat kepada sesama manusia, bermurah hati, dan mempunyai rasa perikemanusiaan.

8. Memelihara harta. Harta yang diberikan di jalan Allah itulah yang akan tinggal sepanjang masa. Di dunia, orang yang menafkahkan hartanya akan mendapat berkah, sedangkan di akhirat mendapat kenikmatan.

9. Kebiasaan berzakat dapat menghilangkan kejahatan.10. Melatih diri berkorban di jalan Allah karena menaati perintah-Nya.

Menanamkan perasaan kebersamaan dan tenggang rasa atas kondisi saudara sesama manusia dan menyadari bahwa manusia itu semata-mata hamba Allah.

11. Mendapat pahala berlipat ganda (QS Al-Baqarah/2L45 dan Al-Baqarah/2:261).

12. Doanya mudah dikabulkan dan menghilangkan kesulitan. Seseorang yang mengeluarkan zakat berarti telah menghilangkan kesulitan yang dihadapi oleh orang yang menerima zakat.

Hikmah dari segi orang yang menerima zakat:1. Menghilangkan kesulitan hidup fakir miskin.2. Mengangkat fakir miskin dari kehinaan.3. Menguatkan iman orang yang dibujuk hatinya dan mendorong yang lain untuk

memeluk agama Islam.4. Membantu orang-orang yang berhutang untuk membayar hutangnya.5. Membantu orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT.6. Memudahkan ibnu sabil dalam perjalanan.

Hikmah dari sisi ukhuwah islamiyah:1. Memberikan motivasi bagi orang kaya dan orang miskin untuk sama-sama menyempurnakan iman. Orang kaya harus bersyukur dan ikhlas memberikan sebagian hartanya dan orang miskin harus bersyukur menerima kenikmatan.2. Mewujudkan persaudraan dan kasih sayang antara kedua belah pihak.3. Terjadinya hubungan yang harmonis dan sinergi antara masyarakat yang mampu dengan masyarakat yang memerlukan bantuan.

D. Haji1. Ibadah haji dapat menumbuhkan perasaan dan keyakinan atas keagungan

Allah SWT dan menimbulkan persaudaraan antarumat Islam2. Mendidik jiwa untuk berkorban, ikhlas, dan sabar. Hal inin terlihat dari

persyaratan pada pelaksanaan haji itu sendiri. Orang yang tidak sabar akan segera menyerah karena ibadah haji mempunyai ketentuan dan peraturan yang ketat untuk dilaksanakan, sedangkan perbuatan tersebut dapat mempengaruhi terhadap pelaksanaan haji secara keseluruhan.

Page 8: Hukum dan Ibadah dalam Islam

3. Timbulnya disiplin pada pribadi muslim yang kuat dan ketaatan akan peraturan yang tumbuh dari dalam jiwa (kesadaran pribadi).

4. Pengembangan sosialisasi yang harmonis sehingga dapat menimbulkan proses pendidikan dan pengenalan yang baik dalam kehidupan persaudaraan dan persatuan diantara umat Islam. Dengan demikian timbullah rahmat yang akan dirasakan oleh keseluruhan umat.

5. Ibadah haji dan atau umroh adalah satu amal perbuatan utaman yang berfungsi mendekatkan diri kepada Allah SWT. karena begitu banyak tanda-tanda kebesaran Allah ditunjukkan dalam prosesnya.

6. Meningkatkan kadar ketakwaan yang merupakan bekal terbaik dalam perjalanan ke tanah suci (Baitullah) maupun ke tempat-tempat lain. Sebelum melaksanakan rukun haji, kita hendaknya mempersiapkan diri dengan perbekalan ketakwaan sebagai sesuatu yang harus dimiliki selama melaksanakan dan sesudah melaksanakan rukun haji.

Tambahan:Penjelasan tentang Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam terdapat di: An-Nisa:59An-Nisa:105Al-Isra:9Al-Baqarah:2

Hadis sebagai sumber hukum islam:Al-Hasyr:7Al-Ahzab:21Al-Imran:32An-Nisa:80An-Nisa:36

Ijtihad sebagai sumber hukum ke3:Berdasarkan sebuah hadis nabi Artinya: Dari Muaz, bahwasanya Nabi Muhammad saw ketika mengutusnya ke Yaman bersabda:Nabi : ‘’Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara yang dibawa orang kepadamu?’’Muaz: ‘’Saya akan memutuskan menurut kitabullah (Al-Qur’an)Nabi : ‘’ Dan jika di dalam kitabullah, Engkau tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?’’Muaz: ‘’Jika begitu saya akan memutuskan menurut sunah Rasulullah’’Nabi: ‘’Dan jika Engkau tidak menemukan sesuatu mengenai hal itu di dalam sunah Rasulullah?’’Muaz: ‘’Saya akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri(ajtahidu bi’rayi) tanpa bimbang sedikit pun’’Sabda Nabi saw: ‘’Mahasuci Allah yang memberikan bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan satu sikap yang disetujui Rasul-Nya (HR Ad Darimy)