Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

86
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA GURU SDIT NUR FATAHILLAH PONDOK BENDA BUARAN SERPONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh NANANG KOSIM 102018224100 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M

description

Hubungan Kecerdasan emosional terhadap kinerja guru

Transcript of Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

Page 1: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA GURU SDIT NUR FATAHILLAH

PONDOK BENDA BUARAN SERPONG

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

NANANG KOSIM 102018224100

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H / 2007 M

id19059734 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 2: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA GURU SDIT NUR FATAHILLAH

PONDOK BENDA BUARAN SERPONG

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

Nanang Kosim NIM. 102018224100

Di bawah bimbingan:

Pembimbing

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si 150 215 283

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H / 2007 H

Page 3: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul �Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja

Guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong� telah diujikan dalam

sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Pada Tanggal 14 Maret 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata Satu (S-1)

pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam.

Jakarta, 14 Maret 2007

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pudek I/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA NIP: 150 231 356 NIP: 150 202 343

Anggota Penguji I Penguji II Drs. H. Mu�arif Syam, M.Pd Abdul Rahman Shaleh, M.Si NIP: 150 268 585 NIP: 150 293 224

Page 4: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan anugerah dan

kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh

penerus perjuangannya.

Alhamdulillah, dengan selesainya penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan beserta staf.

2. Bapak Syauqi Nawawi M.Pd, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Program

Studi Manajemen Pendidikan Islam. Bapak Mu�arif Syam M.Pd, Sekretaris

Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam.

3. Ibu Fadhilah Suralaga, M.Si., yang telah membimbing dan meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepala Sekolah, Dewan Guru beserta staf SDIT Nur Fatahillah yang telah

menyediakan waktu dan tempatnya untuk penelitian ini.

5. Yayah Zakiah, S.Pd., yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

skripsi ini dengan penuh keikhlasan.

Page 5: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

6. Ibunda dan Ayahanda � Umi Umamah dan Maleh Bari� dan segenap keluarga

tercinta yang dengan penuh keikhlasan memberikan do�a dan bantuan baik

moril maupun materiil.

7. Sahabat-sahabatku Alumni FISIP UMJ (Erick, Yasser, Grestina, Dessy,

Hadid, dan Ryan), Alumni IPA Fakultas Tarbiyah angkatan 2001 (Vie, Zah,

Neng, Qiqi,Tuty dan Fah). Semoga kebersamaan kita tetap abadi.

8. Komunitas Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2002, terutama Ibnu, Kris,

Asrul dan Ade yang telah banyak memberikan inspirasi dan lebih mewarnai

hidup.

Hanya harapan dan do�a yang dapat disampaikan kepada semua pihak yang

telah bekerjasama dalam membantu penulis guna menyelesaikan skripsi ini agar

mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan baik dari segi isi, bahasa, maupun penulisannya, maka dari itu

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik.

Jakarta, Maret 2007

Penulis

Page 6: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

i

KATA PENGANTAR

ϢϴΣήϟ�ϦϤΣήϟ�Ϳ�ϢδΑ

A˶lhamdulillah, puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan

anugerah dan kasih sayang- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat serta seluruh penerus perjuangannya, yang telah membawa umatnya

menuju jalan kebenaran.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul �Hubungan Antara Kecerdasan

Emosional dengan Kinerja Guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran

Serpong� tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan beserta staf.

2. Ibu Dra. Yefnelty Z. M. Pd., Ketua Jurusan Kependidikan Islam. Bapak

Mu�arif Syam M.Pd, Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam.

3. Bapak Syauqi, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam.

Bapak Drs. Mahsusi, M.M., sebagai dosen penasehat akademik.

id19093265 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 7: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

ii

4. Ibu Fadhilah Suralaga, M.Si., yang telah membimbing dan meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah, Dewan Guru beserta staf SDIT Nur Fatahillah yang telah

menyediakan waktu dan tempatnya untuk penelitian ini.

6. Ibunda dan Ayahanda � Umi Umamah dan Maleh Bari� dan segenap keluarga

tercinta yang dengan penuh keikhlasan memberikan do�a dan bantuan baik

moril maupun materil.

7. Yayah Zakiah, S.Pd., yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

skripsi ini dengan penuh keikhlasan.

8. Sahabat-sahabatku Alumni FISIP UMJ (Erick, Yasser, Grestina, Dessy,

Hadid, dan Ryan), Alumni IPA Fakultas Tarbiyah angkatan 2001 (Vie, Zah,

Neng, Qiqi, Tuty, Didah dan Fah). Semoga kebersamaan kita tetap abadi.

9. Komunitas Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2002, terutama Ibnu, Kris,

Asrul dan Ade yang telah banyak memberikan inspirasi dan lebih mewarnai

hidup.

Hanya harapan dan do�a yang dapat disampaikan kepada semua pihak yang

telah bekerjasama dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga

Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala amal kebaikan.

Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan baik dari segi isi, bahasa, maupun penulisannya, maka dari itu

Page 8: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

iii

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik. Harapan

penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Jakarta, 23 Februari 2007

Penulis

Page 9: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 7

D. Perumusan Masalah ........................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 8

BAB II : DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis ........................................................... 9

1. Hakikat Kecerdasan Emosional ................................ 9

a. Pengertian Emosi............................................... 9

b. Pengertian Kecerdasan ...................................... 11

c. Hakikat Kecerdasan Emosional......................... 15

2. Kinerja....................................................................... 23

a. Pengertian Kinerja............................................... 23

b. Pengertian Guru .................................................. 25

c. Pengertian Kinerja Guru ..................................... 26

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Guru........................................................ 28

id19108515 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 10: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

v

e. Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan

Kinerja ................................................................ 34

f. Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar .... 37

B. Kerangka Pikir ................................................................ 38

C. Perumusan Hipotesis....................................................... 40

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ............................................................... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 41

C. Metode Penelitian............................................................... 41

D. Populasi dan Sampel .......................................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data................................................. 42

F. Instrumen Penelitian........................................................... 43

G. Teknik Analisis Data.......................................................... 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum............................................................... 50

1. Letak SDIT Nur Fatahillah Serpong........................... 50

2. Visi dan Misi............................................................... 50

3. Tujuan ......................................................................... 50

4. Keadaan Guru dan Karyawan..................................... 51

B. Deskripsi Data.................................................................... 53

1. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X).................. 53

2. Deskripsi Data Kinerja Guru (Y) ................................. 56

C. Analisis Data ...................................................................... 58

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................... 58

a. Uji Normalitas ...................................................... 58

b. Uji Homogenitas................................................... 62

2. Pengujian Hipotesis...................................................... 63

Page 11: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

vi

a. Uji Korelasi ............................................................ 63

b.Uji Signifikansi ...................................................... 65

c. Koefesien Determinasi ........................................... 65

D. Interprestasi Data ............................................................... 66

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 68

B. Saran-saran......................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 74

Page 12: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Guru..................... 40

2. Kisi-kisi Kecerdasan Emosional .............................................................. 43

3. Kisi- kisi Kinerja Guru............................................................................ 44

4. Nama Guru dan Karyawan SDIT Nur Fatahillah Serpong ..................... 52

5. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X)............................................. 53

6. Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional (X) ........................... 54

7. Deskripsi Data Kinerja Guru.................................................................. 56

8. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y).......................................... 57

9. Hasil Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional (X) .................... 60

10. Hasil Uji Normalitas Variabel Kinerja Guru (Y).................................... 61

11. Hasil Koefesien Korelasi......................................................................... 64

12. Hasil Signifikan....................................................................................... 65

13. Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional ............................................................ 74

14. Kisi-kisi Kinerja Guru............................................................................. 75

15. Tabel r Satu Sisi ...................................................................................... 97

16. Varian Data Kecerdasan Emosional........................................................ 101

17. Varian Data Kinerja Guru ....................................................................... 102

Page 13: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Histogram Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X)........................ 55

2. Histogram Skor Kinerja Guru (Y)........................................................ 58

3. Diagram Pencar Uji Normalitas Kecerdasan Emosional (X)............... 60

4. Diagram Pencar Uji Normalitas Kinerja Guru (Y) .............................. 62

Page 14: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menggagas persoalan pendidikan pada dasarnya adalah menggagas

persoalan kebudayaan dan peradaban. Secara spesifik gagasan pendidikan akan

merambah ke wilayah pembentukan peradaban masa depan, suatu upaya

merekonstruksi pengalaman-pengalaman peradaban umat manusia secara

berkelanjutan guna memenuhi tugas kehidupannya, generasi demi generasi.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah merupakan tempat

pengembangan ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, nilai dan sikap yang

diberikan secara lengkap kepada generasi muda. Hal ini dilakukan untuk

membantu perkembangan potensi dan kemampuan agar bermanfaat bagi

kepentingan hidupnya.

Dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya pendidikan di sekolah,

guru memegang peranan yang paling utama. Perilaku guru dalam proses

pendidikan akan memberikan pengaruh dan warna yang kuat bagi pembinaan

perilaku dan kepribadian siswa. Dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang

sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa: �Pendidikan nasional adalah

pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

id19136734 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 15: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

2

nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.�1

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional ini sangat jelas peranan guru sangat

esensial dan vital.

Sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar (PBM), guru

memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran dalam

merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.2 Ia juga

memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam meningkatkan proses belajar

mengajar.3 Di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya

pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah, serta di tangan mereka pulalah

bergantungnya masa depan karir peserta didik yang menjadi tumpuan para orang

tua. Maka diharapkan melalui proses ini peserta didik mempunyai sejumlah

kepandaian dan kecakapan tentang sesuatu yang dapat membentuk kematangan

pribadinya.

Namun, apabila kita melihat realitas yang terjadi ternyata kualitas guru

pada saat ini masih banyak dibicarakan orang, atau masih saja dipertanyakan, baik

di kalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Selama

dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, media massa cetak baik harian maupun

mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya, berita-berita tersebut banyak

yang cenderung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya menyangkut

1 UUSPN, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 3

2 Syafruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 7

3Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1994), cet. 3, h. 3

Page 16: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

3

kepentingan umum sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi,

sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tidak mampu membela diri.

Masyarakat kadang-kadang mencemoohkan dan menuding guru tidak

berkompeten, tidak berkualitas dan sebagainya, manakala putra-putrinya tidak

bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan

tidak sesuai dengan harapannya.4

Kalangan bisnis (industri) pun memprotes para guru karena kualitas

lulusan dianggap kurang memuaskan bagi kepentingan perusahaan mereka. Tentu

saja tuduhan dan protes dari berbagai kalangan tersebut dapat menurunkan citra

guru.5

Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa alasan,

karena memang ada sebagian oknum guru yang menyimpang dari kode etiknya.

Anehnya lagi kesalahan sekecil apa pun yang diperbuat guru mengundang reaksi

yang begitu hebat di masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya

sikap demikian menunjukkan bahwa memang guru seyogianya menjadi anutan

bagi masyarakat di sekitarnya.

Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai

peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan suatu organisasi selain tenaga

kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta

4 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), 2006, h. 3. 5 Ibid

Page 17: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

4

didik untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan tamatan

yang diharapkan. Untuk itu kinerja guru harus selalu ditingkatkan.

Dalam dunia pendidikan kinerja guru atau prestasi kerja (performance)

merupakan hasil yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan

waktu di dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kinerja guru akan baik jika

guru telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen

yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan

pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam

melaksanakan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah,

kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan

obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, salah satu

faktornya adalah kecerdasan emosional. Goleman6 mengemukakan bahwa

kecerdasan emosional menentukan posisi seseorang mempelajari keterampilan-

keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya yaitu: kesadaran diri,

motivasi diri, pengendalian diri, empati, dan keterampilan dalam membina

hubungan.

Istilah Emotional Intelligence diciptakan dan secara resmi didefinisikan

oleh John Mayer dan Peter Salovey pada tahun 1990. sementara Reuven Bar-On

6 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Penerjemah T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2000), cet. Ke-10, h. 16

Page 18: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

5

menyumbangkan ungkapan Emotional Intelligence.7 Kecerdasan emosi

merupakan wacana baru di wilayah psikologi dan pedagogik setelah bertahun-

tahun masyarakat sangat meyakini bahwa faktor penentu keberhasilan hidup

seseorang adalah IQ. Temuan penelitian di bidang psikologi yang dilakukan oleh

Gardner tentang multiple intellegence yang menyatakan bahwa manusia memiliki

banyak kecerdasan, yang bukan hanya kecerdasan intelektual saja telah membuka

cakrawala baru tentang potensi manusia yang belum dieksplorasi untuk

mendorong keberhasilan hidup.

Penelitian-penelitian sekarang menemukan bahwa keterampilan sosial dan

emosional ini mungkin bahkan lebih penting bagi keberhasilan hidup ketimbang

kemampuan intelektual. Dengan kata lain, memiliki EQ tinggi mungkin lebih

penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur

berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal.8

Sangat tertariknya banyak orang kepada konsep kecerdasan emosional

memang dimulai dari perannya dalam membesarkan dan mendidik anak-anak,

tetapi selanjutnya orang menyadari pentingnya konsep ini baik di lapangan kerja

maupun dihampir semua tempat lain yang mengharuskan manusia saling

berhubungan.9

7 Steven J. Stein dan Howard E. Book, M.D., Ledakan EQ, penerjemah Trinando Rainy

Januarsari dan Yudhi Murtanto, (Bandung: Kaifa, 2002), h. 32 8 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intellegence pada Anak, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1998), h. 4 9 ibid, h. 6

Page 19: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

6

Guru yang berperan signifikan dalam pendidikan seharusnya memiliki

komitmen yang dapat menumbuhkan kinerja, keyakinan dan seperangkat nilai-

nilai yang dapat menarik siswa-siswa untuk memiliki dedikasi yang tinggi guna

pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian mereka secara bersama-sama

memiliki dan memegang teguh prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dan berjuang

untuk mewujudkannya dalam tindakan nyata. Mereka juga memiliki komitmen

bersama guna mencapai tujuan-tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan data dan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik

untuk meneliti masalah ini mengenai �Hubungan Antara Kecerdasan

Emosional dengan Kinerja Guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda

Buaran Serpong�.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Bagaimana kecerdasan emosional dan kinerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru?

3. Seberapa besar sumbangan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru?

4. Apakah faktor-faktor yang mendukung kinerja guru?

Page 20: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

7

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perbedaan persepsi, penulis membatasi penelitian

pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru. Kecerdasan

emosional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki

oleh individu untuk dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna

mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya, sesuai teori yang digagas

oleh Goleman, yang meliputi aspek Kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi,

empati, dan keterampilan sosial.

Sedangkan kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu,

meliputi aspek: kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,

menguasai dan mengembangkan metode, menguasai bahan pelajaran dan

menggunakan sumber belajar, bertanggung jawab memantau hasil belajar

mengajar, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam

melaksanakan pengajaran, melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan

motivasi, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa,

mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan pemahaman dalam

administrasi pengajaran.

Page 21: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

8

D. Perumusan Masalah

Dalam kaitannya dengan berbagai hal di atas, maka permasalahan ini

dapat dirumuskan sebagai berikut: �Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan

emosional dengan kinerja guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran,

Serpong?�.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru terhadap urgensi kecerdasan

emosional dalam meningkatkan kinerjanya.

2. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan baik formal

maupun non formal terhadap pentingnya kecerdasan emosional dalam

meningkatkan kinerjanya.

3. Bagi Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan

kinerja para guru.

Page 22: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

9

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Emosi

Emosi sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan sehingga

dalam bahasa latin, misalnya, emosi dijelaskan sebagai motus anima yang arti

harfiahnya berarti jiwa yang menggerakkan kita.1 Akar kata emosi adalah movere,

kata kerja Bahasa Latin yang berarti �menggerakkan, bergerak�.2

Emosi mempunyai peran dalam peningkatan proses konstruksi pikiran

dalam berbagai bentuk pengalaman kehidupan manusia. Salovey dan Mayers

mendefinisikan emosi sebagai respon terorganisasi, termasuk sistem fisiologis,

yang melewati berbagai batas sub-sistem psikologis, misalnya kognisi, motivasi,

dan pengalaman.3 Pengertian ini menunjukkan bahwa emosi merupakan respon

atas stimulus yang diperoleh dari lingkungan sekitar yang terorganisasi dengan

baik yang melewati sub-sistem psikologis.

1 Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, Executive EQ, penerjemah Alex Tri Kantjono Widodo

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. xiv 2 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Penerjemah T. Hermaya (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2000), h. 7 3 Tekad Wahyono, Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik, (Surabaya:

Universitas Wangsa Manggala, Anima, Indonesian Psychological Journal, 2001, Vol. 17, No.1), h. 37

id19156796 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 23: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

10

Crow dan Crow dalam Hartati menyebutkan bahwa emosi merupakan

suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner

adjustment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan

individu.4 Emosi pada definisi ini berperan dalam pengambilan keputusan yang

menentukan kesejahteraan dan keselamatan individu.

Ibda menyebutkan bahwa emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran-

pikiran khasnya �suatu keadaan biologis dan psikologis- dan serangkaian

kecenderungan untuk bertindak.5 Sedangkan Sarlito Wirawan Sartono dalam

Syamsu berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang

yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang

luas (mendalam).6

Dari beberapa pendapat di atas, maka emosi merupakan suatu respon atas

rangsangan yang diberikan �baik dari lingkungan maupun dari dalam diri

individu sendiri- sehingga individu dapat menentukan pilihan dalam hidup yang

menentukan kehidupannya.

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai

berikut; pertama, lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya,

4 Netty Hartati, et.al., Islam dan Psikologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 90 5 Fatimah Ibda, Emotional Intellegence dalam Dunia Pendidikan (Banda Aceh: Fakultas

Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry, Jurnal Didaktika, Vol. 2 No. 2, 2000), h. 132 6 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosda Karya, 2004),

h. 115

Page 24: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

11

seperti pengamatan dan berpikir. kedua, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan

ketiga, banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.7

Terdapat dua macam pendapat tentang terjadinya emosi yaitu pendapat

navistik dan pendapat empiristik. Pendapat navistik beranggapan bahwa emosi

pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sementara pendapat empiristik

beranggapan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.8

Sebagian orang menganggap bahwa perasaan dan emosi adalah sama.

Namun Sabri dalam bukunya mengungkapkan bahwa antara perasaan dan emosi

adalah berbeda. Pada perasaan terdapat kesediaan kontak dengan situasi luar (baik

positif maupun negatif), sedangkan pada emosi kontak itu seolah-olah menjadi

retak atau terputus (misalnya terkejut, ketakutan, mengantuk, dan lain

sebagainya).9

b. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk

hidup yang hanya dimiliki oleh manusia.kecerdasan ini diperoleh manusia sejak

lahir, dan sejak itulah potensi kecerdasan ini mulai berfungsi mempengaruhi

tempo dan kualitas perkembangan individu, dan manakala sudah berkembang,

7 Ibid, h. 116 8 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam

Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 168 9 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), h. 74

Page 25: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

12

maka fungsinya akan semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi

kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.

Kemampuan kecerdasan dalam fungsinya yang disebutkan terakhir bukanlah

kemampuan genetis yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan kemampuan

hasil pembentukan atau perkembangan yang dicapai oleh individu.

Kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau

keterangan. Seseorang menunjukkan kecerdasannya ketika ia bertindak atau

berbuat dalam suatu situasi secara cerdas atau bodoh; kecerdasan seseorang dapat

dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.10 Kecerdasan juga

merupakan istilah umum untuk menggambarkan �kepintaran� atau �kepandaian�

orang.11 Beberapa ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya

adalah:

Suharsono menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk

memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif lebih cepat dibandingkan

dengan usia biologisnya.12

Gardner dalam Rose mengemukakan bahwa kecerdasan adalah

kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang

bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih.13

10 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 115 11 Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, (Malang: Um Press, 2001), h. 122 12 Suharsosno, Mencerdaskan Anak, (Depok: Inisiasi Press, 2003), h. 43 13 Colin Rose dan Malcom J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah Dedy

Ahimsa (Bandung: Nuansa, 2002), h. 58

Page 26: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

13

Definisi dari Suharsono dan Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan

merupakan suatu kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya. Jika

Suharsono menilai kecerdasan dari sudut pandang waktu, sementara Gardner

menilainya dari sudut pandang tempat.

Amstrong berpendapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk

menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa

lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang

diajukan oleh kehidupan kita dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar dari

perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.

Sedangkan Super dan Cites dalam Dalyono mengemukakan defenisi

kecerdasan sebagai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau

belajar dari pengalaman. Hal ini didasarkan bahwa manusia hidup dan

berinteraksi di dalam lingkungannya yang komplek. Untuk itu ia memerlukan

kemampuan untuk menguasai diri dengan lingkungannya demi kelestarian

hidupnya. hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan, tetapi juga

untuk perkembangan pribadinya. Karena itu manusia harus belajar dari

pengalamannya.14

Definisi di atas, oleh Garret dipandang terlalu luas, umum dan kurang

operasional. Dengan mempelajari defenisi itu orang mungkin masih dapat

mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan konsep itu. Oleh karena itu, Garret

memberi definisi bahwa kecerdasan setidak-tidaknya mencakup kemampuan

14 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 182

Page 27: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

14

yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian

serta menggunakan simbol-simbol.15

Dari beberapa pengertian kecerdasan yang telah dikemukakan maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk

memberikan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah yang dihadapinya sesuai

dengan kondisi ideal suatu kebenaran.

Gardner membagi kecerdasan menjadi tujuh macam yaitu, kecerdasan

linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan

musical, kecerdasan kinestetik-tubuh, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan

intrapersonal.16

Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

kecerdasan linguistik yaitu kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi

dengan kata-kata atau bahasa. Kecerdasan logis-matematis yaitu kemampuan

berfikir (menalar) dan menghitung, berfikir logis dan sistematis. Kecerdasan

visual-spasial yaitu kemampuan berfikir menggunakan gambar,

memvisualisasikan hasil masa depan. Kecerdasan musical yaitu kemampuan

menggubah atau mencipta musik, dapat bernyanyi dengan baik atau memahami

dan mengapresiasi musik serta menjaga ritme. Kecerdasan kinestetik-tubuh yaitu

kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah,

menciptakan barang serta dapat mengemukakan gagasan dan emosi. Kecerdasan

15 Ibid, h.183 16 Collin Rose dan Malcom J. Nicholl, ibid, h. 59-60

Page 28: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

15

interpersonal yaitu kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain dan

berempati. Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan menganalisis diri sendiri,

membuat rencana dan menyusun tujuan yang akan dicapai.

Kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner ini dikenal juga sebagai

multiple intelligence. Pembagian kecerdasan oleh Gardner ini telah membuka

paradigma baru dari sebuah kata kecerdasan. Karena berdasarkan pembagian-

pembagian kecerdasan menurutnya, ternyata cerdas bukan semata dapat memiliki

skor tinggi sewaktu ujian namun cerdas itu beranekaragam.

Kecerdasan orang banyak ditentukan oleh struktur otak. Otak besar dibagi

dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut

corpus callosum. belahan otak kanan menguasai belahan kiri badan dan

sebaliknya belahan otak kiri menguasai belahan kanan badan. Belahan otak kiri

bertugas untuk merespon hal-hal yang sifatnya linier, logis dan teratur sementara

otak belahan kanan bertugas untuk imaginasi dan kreativitas.17

c. Hakikat Kecerdasan Emosional

Setiap individu memiliki emosi. Emosi mempunyai ranah tersendiri dalam

bagian hidup individu. Seseorang yang dapat mengelola emosinya dengan baik

artinya emosinya cerdas hal ini lebih dikenal dengan suatu istilah �Kecerdasan

Emosional�. Beberapa ahli mencoba merumuskan definisi dari kecerdasan

17 Conny R. Semiawan, Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini,

(Jakarta: Prenhallindo, 2002), h. 11-12

Page 29: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

16

emosional. Diantaranya Arief Rahman yang menyebutkan bahwa kecerdasan

emosional adalah metability yang menentukan seberapa baik manusia mampu

menggunakan keterampilan-keterampilan lain yang dimilikinya, termasuk

intelektual yang belum terasah.18

Bar-On seperti dikutip oleh Stein dan Book mengemukakan bahwa

kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi dan

kecakapan non-kognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.19

Dua definisi tentang kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh

Rahman dan Bar-On lebih menekankan pada hasil yang didapat oleh individu jika

menggunakan kemampuan emosionalnya secara optimal.

Salovey dan Mayer dikutip oleh Stein dan Book mengemukakan bahwa

kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan

membangkitkan perasaan untuk membantu fikiran, memahami perasaan dan

maknanya serta mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu

perkembangan emosi dan intelektual.20

Goleman dalam Nggermanto mengatakan bahwa kecerdasan emosional

adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang

18 Pusat Pengembangan Tasawuf Positif, Menyinari Relung-relung Ruhani, (Jakarta: Hikmah,

2002), h. 157-158 19 Steven J. Stein & Howard E. Book, Ledakan EQ, penerjemah Trinanda Rainy Januarsari,

(Bandung: Kaifa, 2002), h. 157-158 20 Ibid, h. 159

Page 30: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

17

lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi

dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.21

Dari beberapa defenisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu utuk

dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna mengenali dirinya sendiri

dan lingkungan sekitarnya.

Kecerdasan emosional yang dimaksudkan oleh peneliti adalah

kemampuan individu untuk mengenali perasaannya sehingga dapat mengatur

dirinya sendiri dan menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk meningkatkan

kualitas hidupnya. Sementara di lingkungan sosial ia mampu berempati dan

membina hubungan baik terhadap orang lain.

Emosi manusia dikoordinasi oleh otak. bagian otak yang mengatur emosi

adalah sistem limbiks. struktur-struktur dalam sistem limbik mengelola beberapa

aspek emosi, yaitu pengenalan emosi melalui ekspresi wajah, tendensi

berperilaku dan penyimpanan memori emosi. Folkerts (1999) menjelaskan bahwa

sistem limbik terdiri atas empat struktur, yaitu: thalamus dan hipothalamus,

amigdala, hipokampus dan lobus frontalis.22

Thalamus menerima informasi dari lingkungan sekitar yang ditangkap

oleh indera, sedang hipothalamus mengambil informasi dari bagian tubuh yang

lain. Amigdala menginterpretasikan dan sekaligus menyimpannya sebagai arti

21 Agus Nggermanto, Quantum Quotient, (Bandung: Nuansa, 2002), h. 98 22 Tekad Wahyono, op.cit, h. 38-39

Page 31: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

18

emosi. hipokampus mendukung kerja amigdala dalam menyimpan memori emosi,

mengkonsolidasi memori non-emosi secara detail dan menyampaikan memori

tersebut ke jaringan memori yang berbeda di otak. Lobus frontalis

bertanggungjawab dalam pengaturan emosi sehingga memunculkan respon emosi

yang tepat.23

Kinerja otak sebagai pusat koordinasi dapat dijabarkan sebagai berikut;

informasi-informasi yang diterima alat indera akan dibawa oleh thalamus

melewati sinapsis tunggal menuju amigdala, sedang sebagian besar lainnya

dikirim ke neokorteks. percabangan tersebut memungkinkan amigdala dapat

memberikan respon emosi tanpa pengolahan informasi dan analisis dari

neokorteks. Kasus tersebut disebut Goleman sebagai �pembajakan emosi�.24

Terdapat beberapa hal yang dapat dicatat pada pembahasan tentang

anatomi pembajakan emosi, yaitu:25

1) Amigdala berperan sebagai sumber emosi.

Hipocampus dan amigdala merupakan bagian penting dalam

ingatan dan pembelajaran otak. Amigdala sendiri merupakan spesialis

masalah-masalah emosional yang jika dipisahkan dari otak maka

seseorang tidak dapat menangkap makna emosional atau mengalami

kebutaan afektif. Le Doux adalah orang pertama yang menemukan peran

amigdala dalam otak emosional, yang menjelaskan bahwa amigdala

23 Ibid, h, 39 24 Ibid, h. 40 25 Daniel Goleman, Emotional Intellegence, op.cit, h. 17-39

Page 32: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

19

mampu mengambil alih kendali apa yang kita kerjakan bahkan sewaktu

otak sedang berpikir. Hal ini menumbangkan gagasan lama tentang sistem

limbik dengan menempatkan amigdala pada pusat tindakan dan struktur

limbik lainnya pada peran yang amat berbeda.

2) Inti kecerdasan emosi.

Amigdala bereaksi berdasarkan kognitif bawah sadar, yaitu

menangkap stimulus dari lingkungan sehingga mengetahui identitas apa

yang diterima serta memutuskan menyukai atau tidak baru kemudian

memberi pendapat tentangnya. hal ini dapat menjelaskan mengapa emosi

begitu penting bagi nalar yang efektif di dalam pengambilan keputusan.

Adanya pengaruh dari fungsi amigdala terhadap neokorteks inilah yang

merupakan inti kecerdasan emosional.

3) Mekanisme kerja kecerdasan emosi.

Lobus prefrontal bagian kanan yang terletak pada ujung lain dari

sirkuit prefrontal merupakan tempat perasaan-perasaan negatif (takut,

marah, dan sebagainya). Lobus prefrontal bagian kiri merupakan bagian

yang berfungsi untuk mematikan atau mengatur emosi-emosi yang tidak

menyenangkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lobus prefrontal

merupakan saklar peredam ledakan amigdala atau menjadi manajer emosi

dengan tugas menghambat sinyal-sinyal yang telah dikirim oleh amigdala

dan pusat-pusat limbik lainnya.

Page 33: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

20

4) Dinamika IQ dikalahkan EI

Korteks prefrontal merupakan wilayah yang bertanggungjawab

terhadap �ingatan kerja�, yaitu kemampuan atensi untuk menyimpan

fakta-fakta penting dalam pikiran yang berguna untuk penyelesain

maslah. Lobus Prefrontal ini terkait dengan sirkuit otak limbik. Kaitan

antara sirkuit prefrontal amigdala inilah yang merupakan titik temu antara

nalar dan emosi. Dengan demikian kemurungan emosional yang terus

menerus dapat mengganggu kemampuan kerja intelektual seseorang

sehingga dalam pengambilan keputusan dapat menimbulkan bencana.

Kecerdasan rasional saja tidak menyediakan kemampuan untuk

menghadapi gejolak yang ditimbulkan oleh kesulitan hidup.

Kecerdasan emosilah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat dan

potensi unik kita dan mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai yang paling dalam,

mengubahnya dari apa yang kita fikirkan menjadi apa yang kita jalani.26

Kecerdasan emosional Reuven Bar On dibagi menjadi lima, yaitu:27

1) Ranah intrapribadi memiliki lima skala yaitu; kesadaran diri, sikap

asertif, kemandirian, penghargaan diri dan aktualisasi diri.

2) Ranah antarpribadi memiliki tiga skala yaitu; empati tanggungjawab

sosial dan hubungan antarpribadi.

26 Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, Executive EQ, Loc.cit. 27 A.V. Aryaguna Setiadi, Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Keberhasilan

Bermain Game, (Surabaya: Universitas Surabaya, Anima, Indonesia Psychological Journal, 2001, Vol. 17, No. 1), h. 44-45

Page 34: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

21

3) Ranah penyesuaian diri/orientasi kognitif memiliki tiga skala yaitu; uji

realitas, sikap fleksibel dan pemecahan masalah.

4) Ranah pengendalian stress memiliki dua skala yaitu; ketahanan

menanggung stress dan pengendalian impuls.

5) Ranah suasana hati/afeksi memiliki dua skala yaitu; optimisme dan

kebahagiaan.

Hal ini serupa dengan pendapat Segal bahwa wilayah EQ adalah

hubungan pribadi dan antarpribadi; EQ bertanggungjawab atas harga diri,

kesadaran diri, kepekaan sosial dan kemampuan adaptasi sosial.28

Salovey memperluas kecerdasan emosional menjadi lima wilayah utama,

yaitu:

1) Empati

Merasakan yang dirasakan oleh orang lain dan memahami

perspektifnya, menumbuhkan hubungan saling percaya serta

menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

2) Kesadaran diri

Mengetahui apa yang kita rasakan dan menggunakannya untuk

memandu pengambilan keputusan diri sendiri serta memiliki tolok ukur

yang realistis atas kemampuan dan kepercayaan diri yang kuat.

3) Pengaturan diri

28 Jeanne Segal, Melejitkan Kepekaan Emosional, penerjemah Ary Nilandari, (Bandung:

Kaifa, 2000), h. 26-27

Page 35: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

22

Menangani emosi kita sehingga berdampak positif terhadap

pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari

tekanan emosi.

4) Motivasi

Menggunakan hasrat untuk menggerakan dan menuntun menuju

sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif serta

bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

5) Keterampilan sosial

Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang

lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial dan

berinteraksi dengan lancar serta menggunakan keterampilan ini untuk

mempengaruhi orang lain.

Senada dengan pendapat di atas, Shapiro juga menyebutkan kualitas-

kualitas kecerdasan emosional, diantaranya: empati, mengungkapkan dan

memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan

menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antarpribadi,

ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat.29

Ketika berbicara mengenai urgensitas kecerdasan emosional yang dimiliki

seseorang dalam kehidupan, Suharsono mengungkapkan beberapa keuntungan

29 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intellegence pada Anak, penerjemah; Alex

Tri Kantjono, (Jakarta: Gramedia, 2001), h. 5

Page 36: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

23

kecerdasan emosional sebagai berikut; pertama, kecerdasan emosional jelas

mampu menjadi alat untuk pengendalian diri, sehingga seseorang tidak

terjerumus ke dalam tindakan-tindakan bodoh yang merugikan dirinya sendiri

maupun orang lain. Kedua, kecerdasan emosional bisa diimplementasikan sebagai

cara yang sangat baik untuk memasarkan atau membesarkan ide, konsep atau

bahkan sebuah produk. Ketiga, kecerdasan emosional adalah modal penting bagi

seseorang untuk mengembangkan bakat kepemimpinan dalam bidang apa pun.

Karena setiap model kepemimpinan sesungguhnya membutuhkan visi, misi,

konsep, program dan yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dan partisipasi

dari para anggota.30

2. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja.

Walaupun berbeda dalam tekanan rumusannya, namun secara prinsip tampaknya

sejalan mengenai proses pencapaian hasil.

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga

dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

30 Suharsono, Akselerasi Intelegensi; Optimalkan IQ, EQ dan SQ, (Depok: Inisiasi Press,

2004), h. 97

Page 37: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

24

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.31

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu

yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang.32

Sedangkan Hadari Nawawi mengartikan kinerja sebagai prestasi seseorang dalam

suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau

pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efesien.33 Lebih

lanjut beliau mengungkapkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang dimiliki

oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi

pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Gibson, Ivan Cevich dan Donelly bahwa kinerja

sebagai prestasi kerja dari perilaku.34 Prestasi kerja itu ditentukan oleh

kemampuan bekerja, baik terhadap cakupan kerja maupun kualitas kerja secara

menyeluruh.

31 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 67 32 WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1988), h. 56 33 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996), h. 34 34 Gibson J.L., dan Ivan Cevich, Organisasi dan Manajemen, Terjemahan: Sulistyo, (Jakarta:

Erlangga, 1993), h. 28

Page 38: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

25

b. Pengertian Guru

Guru yang dimaksud adalah orang yang pekerjaannya sebagai pengajar di

sekolah. Tugas guru dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:35 pertama,

tugas dalam bidang profesi. Guru merupakan suatu profesi yang memerlukan

keahlian khusus, jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki kapabelitas di bidang pendidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi

aspek mendidik yaitu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup,

mengajar berarti meneruskan dan mengambangkan keterampilan kepada siswa,

dan melatih.

Kedua, tugas kemanusiaan. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan

adalah menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua dari siswa. Ia harus mampu

menarik simpati sehingga dapat menjadi panutan para siswanya. Pelajaran apapun

yang diberikannya hendaknya dapat dijadikan motivasi bagi siswa dalam belajar.

Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan

pertama adalah ia tidak dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para

siswa.

Ketiga, tugas dalam bidang kemasyarakatan. Masyarakat menempatkan

guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena dari seorang

guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti

35 Moh. Uzer Usman , Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),

h. 16

Page 39: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

26

bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan

manusia seutuhnya.

Tugas guru sebagai pendidik dan pengajar dimaksudkan untuk membantu

orang tua dalam memenuhi kebutuhan untuk memberi bekal pada anak-anak agar

memperoleh kehidupan yang layak setelah mencapai kedewasaannya kelak.36

Kemudian guru seharusnya dapat menjalankan fungsinya, diantaranya mengajar

(teaching) yaitu memindahkan ilmu pengetahuan, pelatihan (training) yaitu

membimbing keterampilan tertentu dan coaching yaitu memberdayakan potensi

individu dari masing-masing siswa yang menjadi anak didiknya.

c. Pengertian Kinerja Guru

Dari uraian guru di atas dapat dilanjutkan dengan pembahasan tentang

kinerja guru. Karena guru bergerak di bidang pendidikan dan pengajaran, maka

tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan dari pendidikan dan pengajaran tersebut.

Dengan demikian kinerja guru dapat dilihat dari perbuatan atau kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas, seperti yang dikemukakan oleh Aldag dan Stearns,

kinerja adalah seperti pengambilan keputusan pada waktu mengajar di kelas.37

Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses

belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam

36 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: PT. Gunung Agung,

1985), h. 9 37 Roman J. Aldag and Timothy Stearns, Management, (Chicago: South Western Publishing

Co., 1987), h.77

Page 40: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

27

menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik

yang mencakup suasana kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya

mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan

tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaran.38

Kinerja guru juga dapat diartikan sebagai prestasi kerja guru untuk meraih

prestasi antara lain ditentukan oleh kemampuan dan usaha. Prestasi kerja guru

dapat dilihat dari seberapa jauh guru tersebut telah menyelesaikan tugasnya

dalam mengajar dibandingkan dengan standar-standar pekerjaan. Kemudian

kinerja guru dapat diartikan pula sebagai suatu pencapaian tujuan dari guru itu

sendiri maupun tujuan pendidikan dan pengajaran dari sekolah di tempat guru

tersebut mengajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

kemampuan kerja seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku yang

ditampilkan. Apresiasi pemahaman serta kemampuan bertingkah laku sesuai

harapan dapat diidentifikasikan sebagai faktor kerja, kemampuan kerja yang

tinggi atau rendah dapat terlihat dari apa yang telah dicapai dan prestasi yang

diperoleh dalam suatu pekerjaan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kinerja guru dalam skripsi ini

adalah sebagai keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

yang bermutu, meliputi aspek: kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas

mengajar, menguasai dan mengembangkan metode, menguasai bahan pelajaran

38 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 3

Page 41: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

28

dan menggunakan sumber belajar, bertanggung jawab memantau hasil belajar

mengajar, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam

melaksanakan pengajaran, melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan

motivasi, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa,

mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan pemahaman dalam

administrasi pengajaran.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Payaman J. Simanjuntak dalam bukunya �Manajemen dan Evaluasi

Kinerja� menyebutkan bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak

faktor, diantaranya sebagai berikut:39

1) Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan

melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu; pertama,

kemampuan dan keterampilan kerja. Kedua, motivasi dan etos kerja.

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill).

Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannnya dan terampil dalam

39 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, (Jakarta: LPFE UI, 2005), h.

10-13

Page 42: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

29

mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai

kinerja yang diharapkan.40

Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari investasi

sumberdaya manusia (human investment). Semakin lama waktu yang

digunakan seseorang untuk pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi

kemampuan atau kompetensinya melakukan pekerjaan, dan dengan

demikian semakin tinggi kinerjanya.

Sedangkan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang

pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi

yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan

organisasi (tujuan kerja).41

Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong semangat

kerja. Motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh latarbelakang keluarga,

lingkungan masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang dianutnya.

Seseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan untuk

memperoleh uang, akan mempunyai kinerja yang rendah. sebaliknya,

seseorang yang memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, pengabdian,

tantangan dan prestasi, akan menghasilkan kinerja yang tinggi.

David C. McClelland dalam Mangkunegara berpendapat bahwa

ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian

40 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, locit., h. 67 41 Ibid, h. 68

Page 43: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

30

kinerja. Menurutnya ada 6 (enam) karakteristik dari pegawai yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi; pertama, memiliki tanggungjawab

pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil resiko. Ketiga, memiliki

tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh

dan berjuang untuk merealisasikan tujuannya. Kelima, memanfaatkan

umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang

dilakukannya. Keenam, mencari kesempatan untuk merealisasikan

rencana yang telah diprogramkan.42

2) Dukungan organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi

dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasaran kerja,

pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan

syarat kerja.

3) Dukungan manajemen

Kinerja setiap orang sangat tergantung pada kemampuan

manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun

sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun

dengan mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan

menumbuhkan motivasi dan memobilisasi pegawai untuk bekerja secara

optimal.

42 Ibid, h. 68

Page 44: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

31

Sedangkan menurut PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan menyebutkan bahwa kemampuan (ability) guru sebagai salah satu

faktor yang mempengaruhi kinerja dalam mencapai keberhasilan proses belajar

mengajar mencakup empat macam, meliputi:43

1) Kemampuan Pribadi

Kemampuan pribadi adalah kemampuan guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan

merinci kemampuan pribadi guru meliputi:

a) Kemantapan dan integrasi pribadi b) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan c) Berfikir alternatif d) Adil, jujur, dan objektif e) Disiplin dalam melaksanakan tugas f) berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya g) Simpatik, menarik, luwes, dan bijaksana h) berwibawa44

Sedangkan Moh. Uzer Usman menerangkan bahwa kemampuan

pribadi guru meliputi hal-hal berikut:

a) Mengembangkan kepribadian b) Berinteraksi dan berkomunikasi c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan d) Melaksanakan administrasi pendidikan e) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan

pengajaran45

43 Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial (LeKDiS), Standar Nasional Pendidikan, (Ciputat: Han�s Print, 2005), h. 26-27 44 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyana, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya), h. 21 45 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), Cet.

ke-12, h. 16-17

Page 45: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

32

Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan

berinteraksi secara baik serta mengelola proses belajar mengajar. Guru

juga harus mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimanapun guru

merupakan suri tauladan bagi anak didiknya.

2) Kemampuan professional

Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam penguasaan

akademik yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya

sekaligus, sehingga guru memiliki wibawa akademis.

Menurut Cece Wijaya, kemampuan profesional guru meliputi:

a) Menguasai bahan b) Mengelola program belajar mengajar c) Mengelola kelas d) Menggunakan sumber media pengajaran e) Menguasai landasan pendidikan f) Mengelola interaksi belajar mengajar g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran.46

Kemampuan profesional guru penting dalam hubungannya dengan

kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa karena proses belajar

mengajar dan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tidak hanya

ditentukan oleh sekolah. pola dan struktur serta isi kurikulumnya juga

46 Cece Wijaya, Opcit, h. 16-17

Page 46: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

33

akan dapat ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dalam

membimbing siswanya.

3) Kemampuan Sosial

Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan

bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat tempat ia bekerja, baik secara formal maupun informal,

meliputi:

a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik b) Bersikap simpatik c) Dapat bekerjasama dengan guru bimbingan konseling d) Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.47

4) Kemampuan Pedagogik

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

Dengan demikian, guru sebagai makhluk yang dibekali potensi

kemampuan tertentu, dan untuk mengaplikasikan serta mengembangkan

kemampuan tersebut diperlukan suatu latihan dan pendidikan. Guru harus

memiliki kompetensi dan profesional dalam bidangnya, maka ia memiliki

kriteria-kriteria seperti yang dijelaskan di atas.

47 Ibid, h.19

Page 47: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

34

e. Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan Kinerja

Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan kinerja pegawai

semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya. Timbul pertanyaan di

sini, bagaimana cara meningkatkan kinerja pegawai semaksimal mungkin. Hal ini

dinilai sangat penting, sebab dengan dana dan kemampuan yang terbatas kita

harus memilih suatu cara yang paling tepat untuk dapat meningkatkan kinerja

semaksimal mungkin.Pola seperti ini pun berlaku dalam organisasi pendidikan.

Menurut Payaman J. ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan

kinerja seseorang. Faktor-faktor tersebut meliputi sebagai berikut:48

1) Pendidikan dan latihan

Pendidikan di sini meliputi pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan baik formal maupun non formal merupakan prasyarat untuk

mempertahankan martabat manusia. Melalui pendidikan pegawai diberi

kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya.

Dengan pendidikan berarti keahlian dan keterampilan pegawai meningkat

maka diharapkan pegawai tersebut bisa mencapai prestasi yang maksimal

dalam bidang tugasnya.

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi

memungkinkan dia untuk bekerja lebih produktif daripada orang lain

yang tingkat pendidikannya rendah, hal ini dikarenakan orang tersebut

48 John Suprihanto, Manajemen Sumber Daya Manusia II, (Jakarta: Karunika UT, 1997), h. 22-

28

Page 48: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

35

mempunyai cakrawala atau pandangan yang lebih luas sehingga mampu

untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja.

2) Gizi dan Kesehatan

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam

rangka kelangsungan hidupnya. Untuk menjaga kesehatan diperlukan

makanan yang memenuhi persyaratan kesehatan, yaitu makanan yang

mengandung gizi yang cukup. Seseorang yang dalam keadaan sehat atau

kuat jasmani dan rohaninya akan dapat berkonsentrasi dalam

pekerjaannya dengan baik, sehingga produktivitas yang dicapai pegawai

tersebut menjadi tinggi.

3) Motivasi internal

Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi

seseorang agar melakukan sesuatu. Sehingga dapat diartikan bahwa

kinerja seseorang tergantung pada motivasi orang tersebut terhadap

pekerjaan yang dilakukan.

4) Kesempatan kerja

Kesempatan kerja dapat mempengaruhi kinerja. Kesempatan kerja

dalam hal ini berarti (dalam artian mikro) meliputi; pertama, adanya

kesempatan untuk bekerja. Kedua, pekerjaan yang sesuai dengan

pendidikan dan keterampilan pekerja (The right man on the right place).

Ketiga, adanya kesempatan untuk mengembangkan diri, hal ini akan

dapat menjadikan pegawai menjadi lebih kreatif.

Page 49: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

36

5) Kemampuan manajerial pimpinan

Perusahaan adalah suatu tempat dimana orang-orang memperoleh

pengalaman kerja dan kesempatan meningkatkan keterampilannya.

Tanggungjawab peningkatan keterampilan seperti itu sebagian besar

tergantung pada pimpinan.

Dengan demikian faktor manajemen sangat berperan dalam

meningkatkan kinerja, baik secara langsung melalui perbaikan

pengorganisasian dan tata prosedur yang memperkecil pemborosan,

maupun secara tidak langsung melalui penciptaan jaminan kesempatan bagi

seseorang untuk berkembang, penyediaan fasilitas latihan, perbaikan

penghasilan dan jaminan sosial.

6) Kebijaksanaan pemerintah

Usaha peningkatan kinerja sangat sensitif terhadap kebijaksanaan

pemerintah di bidang produksi, investasi, perizinan, usaha, teknologi,

moneter, fiskal, distribusi dan lain-lain. Pola ini juga ada dalam kinerja

guru. Menyangkut faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja ini,

Nitisemoto berpendapat bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan,

meliputi:49

1) Gaji yang cukup 2) Memperhatikan kebutuhan rohani 3) Sesekali perlu menciptakan suasana santai 4) Harga diri perlu mendapatkan perhatian 5) Tempatkan pegawai pada posisi yang tepat

49 Alex S. Nitisemoto, Manajemen Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), h. 101-102

Page 50: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

37

6) Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju 7) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan 8) Usahakan karyawan mempunyai loyalitas 9) Pemberian insentif yang terarah 10) fasilitas yang menyenangkan

f. Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Seorang guru selalu dituntut memiliki kinerja yang baik, karena ia

merupakan pelaku utama dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan

kinerja guru diperlukan beberapa kemampuan yang perlu dimiliki dalam

mengelola pengajaran. Kinerja guru ini dapat dicerminkan dari kemampuannya

melakukan perencanaan pengajaran, keterampilan mengajar, dan kemampuannya

mengelola hubungan antarpribadi.50

Proses dalam pengertian di sini merupakan intruksi semua komponen atau

unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling

berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan.51

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna

yang terkandung dalam belajar, yaitu perubahan seseorang dari tidak tahu

menjadi tahu, dari bodoh menjadi pintar, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari

kurang terpelajar menjadi terpelajar. Dengan kata lain kriteria keberhasilan dalam

belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap,

keterampilan, dan tingkah laku pada individu yang belajar.

50 R. Soeganda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1990), h.

183 51 Moh. Uzer Usman, Opcit, h. 5

Page 51: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

38

Belajar mengajar merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu

hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan interaktif dengan

menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Mengajar

menurut Uzer Usman pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam

kebaikan.52

Menurut definisi modern, mengajar dapat diartikan dengan�Teaching as

the guidance of learning�, yang berarti suatu bimbingan pada anak-anak dalam

proses belajar dan posisi guru hanya sebagai pembimbing, penunjuk jalan dengan

memperhatikan kepribadian anak dan keaktifan yang lebih ditekankan pada anak.

Dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah tingkat dan fase yang dilalui

anak dalam mempelajari sesuatu melalui bimbingan yang diberikan oleh pendidik

untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri anak, baik pada aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi kinerja guru dalam proses belajar

mengajar adalah berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai seorang

pendidik yang profesional baik secara kualitatif maupun kuantitatif, memiliki

kompetensi, dan keterampilan dalam mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran

secara efektif dan efesien.

B. Kerangka Pikir

Kinerja guru atau prestasi kerja adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam

melaksanakan tugas-tugas yang diembankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan,

52 Ibid, h.3

Page 52: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

39

pengalaman dan kesungguhan serta waktu dengan output yang dihasilkan tercermin

baik kuantitas maupun kualitasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya membentuk lulusan berkompetensi hendaknya

guru memiliki kecerdasan emosional (EQ) yaitu merupakan suatu kemampuan yang

dimiliki oleh individu untuk dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna

mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Dengan kecerdasan emosional

(EQ) ini guru akan mampu melakukan praktek-praktek kerja secara berkeunggulan.

Kecerdasan emosional dapat diukur melalui: motivasi, empati, keterampilan sosial

dan kesadaran diri, pengaturan diri.

Tingkat kecerdasan emosional seorang guru tinggi apabila ia mampu

mengelola emosinya dan mampu memotivasi dirinya sendiri. Jika kecerdasan emosi

dikaitkan dengan kinerja maka guru dengan kecerdasan emosi tinggi akan lebih

mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga

kinerjanya akan meningkat.

Jadi seorang guru yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka ia

mempunyai kinerja yang tinggi pula. Sedangkan seorang guru yang mempunyai

kecerdasan emosional yang rendah maka dalam kinerjanya akan rendah pula. Dengan

demikian diduga terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan

kinerja guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong.

Apabila dibuat skema, maka hubungan antara kecerdasan emosional dengan

kinerja guru dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 53: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

40

Tabel 1

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Guru

Guru

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat ditarik kesimpulan dan sekaligus

diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut:

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

kinerja guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran, Serpong. Artinya bahwa

semakin tinggi kecerdasan emosional akan semakin tinggi pula kinerjanya.

Jika dituliskan dalam bentuk hipotesis statistik adalah:

Ho : rxy = 0

Ha : rxy > 0

Keterangan:

rxy : Koefesien korelasi antara kecerdasan emosional (X) dengan kinerja guru

(Y).

Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan kinerja guru.

Ha : Hipotesis alternatif, terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan kinerja guru.

EQ KINERJA

Page 54: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

kecerdasan emosional dengan kinerja guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda

Buaran Serpong.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah di SDIT Nur

Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Desember 2006 sampai

Februari 2007.

C. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode survai dengan analisis

korelasional penelitiannya terdiri dari variabel bebas yaitu kecerdasan emosional

(Variabel X) dan variabel terikatnya yaitu kinerja guru (variabel Y).

id19174125 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 55: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

42

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SDIT Nur Fatahillah

Pondok Benda Buaran Serpong. Jumlah sampel terjangkau adalah 30 orang guru atau

66,67 %. Tehnik pengambilan sampel di tetapkan secara Random Sampling artinya

setiap guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong dalam populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke objek yang diteliti

dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Kuesioner dalam bentuk skala likert, yaitu skala kecerdasan emosional dan

kinerja guru. Instrumen kecerdasan emosional dan kinerja guru disusun

berdasarkan indikator-indikator yang berkaitan. Setiap item diberikan 4

(empat) alternatif jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah,

dengan rentangan skor 1-4. Pemberian skor diberikan untuk pernyataan

positif setiap jawaban (SL) diberi skor 4, (S) diberi skor 3, (KD) diberi skor 2,

(TP) diberi skor 1, untuk pernyataan negatif sebaliknya yaitu, jika jawaban

(SL) diberi skor 1, (S) diberi skor 2, (KD) diberi skor 3, (TP) diberi skor 4.

2. Observasi atau pengamatan, penulis mengadakan pengamatan langsung ke

sekolah untuk mendapatkan gambaran konkrit tentang kinerja guru. Teknik

ini dilakukan hanya untuk memperkaya data yang telah didapat.

Page 56: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

43

F. Instrumen Penelitian

1. Kecerdasan Emosional Guru

a. Definisi konseptual

Kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh

individu untuk dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna

mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

b. Definisi operasional

Kecerdasan emosional dapat diukur melalui indikator: a) Kesadaran

diri, b) Pengaturan diri, c) Motivasi, d) Empati dan e) Keterampilan sosial.

c. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Tabel 2

Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional

No. Item Variabel

Penelitian Indikator

(+) (-) Jumlah

Kesadaran diri 1,2,16,25 6,15,24,31 8

Pengaturan diri 5,23,37 3,4,20,21,22,36,38 10

Motivasi 7,8,9,17,34,35 32 7

Empati 10,11,18,19,26,27 6

Keterampilan sosial 12,30,40 13,14,28,29,33,39 9

Kecerdasan emosional

Jumlah 40

Page 57: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

44

2. Kinerja Guru

a. Definisi Konseptual

Kinerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar yang bermutu.

b. Definisi Operasional

Kinerja guru adalah total skor yang diperoleh dari hasil penilaian

dengan indikator-indikator : kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada

tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan metode, menguasai bahan

pelajaran dan menggunakan sumber belajar, bertanggung jawab memantau

hasil belajar mengajar, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya,

kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, melakukan interaksi dengan

murid untuk menimbulkan motivasi, kepribadian yang baik, jujur dan

obyektif dalam membimbing siswa, mampu berfikir sistematis tentang apa

yang dilakukannya, dan pemahaman dalam administrasi pengajaran.

c. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru

Tabel 3

Kisi-Kisi Kinerja Guru

No. Item Jumlah Variabel

Penelitian Indikator (+) (-)

Kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar

1,2,18 2 Kinerja

Menguasai dan mengembangkan metode

3,4,17,20 4

Page 58: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

45

Menguasai bahan pelajaran dan menggunakan sumber belajar

5,19,24,27 4

Bertanggung jawab memantau hasil belajar mengajar

6,7,14,15,23,26

31 7

Kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya

8,16,32 3

Kreativitas dalam melaksanakan pengajaran

9,10,33,34,35

5

Melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan motivasi

11,25,28, 29,37

36,38 7

Kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa

21,22,40 3

Pemahaman dalam administrasi pengajaran

12,13,30, 39

4

Jumlah 40

G. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan tahap analisis data, yaitu peneliti

berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya. Dalam analisis data

dilakukan beberapa tahapan yang meliputi:

1. Analisis Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Suatu instrumen baru dapat dipergunakan dalam penelitian bilamana

telah dinyatakan valid. Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk

mengukur sasaran ukurnya.1 Suatu instrumen dikatakan valid jika memiliki

1 Jafar Ahiri, Validitas dan Reabilitas Tes: Deskripsi Konsep dan Aplikasinya dalam Evaluasi

Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Jurnal No.13/VII/TEKNODIK/Desember/2003), 2003, h. 117

Page 59: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

46

validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa

yang diukur.2

Untuk pengujian validitas instrumen kecerdasan emosional dan

kinerja guru digunakan uji validitas butir, dengan menggunakan bantuan

SPSS 11.5 for Windows. Setelah dilakukan perhitungan validitas pada angket

tes kecerdasan emosional3 didapat 15 butir soal yang tidak valid dan 25 butir

soal yang valid. Sedangkan pada angket tes kinerja guru4 didapat 8 butir soal

yang tidak valid dan 32 butir soal lainnya valid. Kemudian dari butir-butir

soal yang valid itulah yang diujikan.

b. Uji Reliabilitas

Persyaratan lain yang perlu dipenuhi oleh suatu instrumen adalah

reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut

konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Jika hasil

penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan

jaminan bahwa intrumen tersebut dapat dipercaya.5 Untuk menentukan

reliabilitas instrumen kecerdasan emosional dan kinerja guru dengan

menggunakan bantuan SPSS 11.5 for Windows.

2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, September

2003), cet. ke-4, h. 46 3 Lampiran 4, h. 82 4 Lampiran 6, h. 90 5Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Penerbit

PPM, 2003), h.152

Page 60: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

47

Setelah dilakukan perhitungan reabilitas pada angket tes kecerdasan

emosional6 didapat r Alpha adalah positif dan lebih besar dari r tabel (0,8521

> 0,2407) maka ke 25 butir soal kecerdasan emosional adalah reliabel. Dan

pada angket tes kinerja guru7 didapat r Alpha adalah positif dan lebih besar

dari r tabel8 (0,8906 > 0,2407) maka butir-butir soal di atas adalah reliabel.

2. Analisis Data Real

a. Uji Prasyarat Analisis Data

Analisis data yang digunakan mencakup uji normalitas, uji homogenitas,

dan uji linearitas. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas dengan Menggunakan Uji Liliefors

2) Uji Homogenitas dengan Menggunakan Uji Fisher

b. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis mencakup uji korelasi, uji signifikansi dan koefesien

determinasi. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

1) Uji Korelasi

6 Lampiran 5, h. 86 7 Lampiran 7, h. 94 8 Lampiran 8, h. 97

Page 61: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

48

Untuk menganalisa hubungan kedua variabel digunakan teknik

analisis korelasional Bivariat dengan rumus Product Moment dari Karl

Pearson, rumus tersebut sebagai berikut: 9

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

r = angka Indeks korelasi �r� Product Moment

N = number of Cases

∑XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

∑X = jumlah seluruh skor X

∑Y = jumlah seluruh skor Y

2) Uji Signifikansi dengan Menggunakan Uji t

Untuk mengetahui keberartian hubungan dapat diketahui dengan

menggunakan uji t yang dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Dengan

rumus sebagai berikut:

9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Juni

2004), cet ke-14, h. 206

Page 62: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

49

t = 21

2

r

nr

Dengan kriteria pengujian :

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima.

3) Koefesien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel X

terhadap variabel Y digunakan rumus sebagai berikut: 10

Rumus Koefesien determinan

KD = r² x 100%

Keterangan:

KD = konstribusi variabel X terhadap variabel Y

r ² = koefesien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y

10 Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), cet ke-6, h.371

Page 63: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Letak SDIT Nur Fatahillah Serpong

SDIT Nur Fatahillah Serpong terletak di Desa Buaran, Jalan H. Jamat

No.28 A Buaran, Pondok Benda Serpong, No. Telp. 021 75871214.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya pendidikan dasar islami yang berkualitas dalam bingkai

Iman dan Takwa (IMTAK) berlandaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK).

b. Misi

Mewujudkan SDIT yang islami dan unggul serta mampu melahirkan

peserta didik yang memiliki kepribadian yang sholeh, sehat, cerdas, terampil,

mandiri, dan kompetitif.

3. Tujuan

Tujuan pendidikan di SDIT Nur Fatahillah sesuai dengan tujuan

Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan

id19189031 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 64: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

51

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

SDIT Nur Fatahillah juga memiliki tujuan-tujuan khusus meliputi:

a. Membentuk manusia yang berakidah benar.

b. Membentuk manusia yang berakhlak mulia.

c. Membentuk manusia yang berpikir cerdas.

d. Membentuk manusia yang bertubuh sehat dan kuat.

e. Membentuk manusia yang kreatif, inisiatif dan responsif.

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Dalam dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting,

karena guru adalah pelaksana langsung dari proses belajar mengajar dan

bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam proses

belajar mengajar guru berkewajiban memberikan segala pengetahuan yang

dimiliki terhadap anak didik sesuai dengan perkembangan dan juga

mengadakan perubahan tingkah laku anak didik ke arah yang lebih baik.

Adapun jumlah guru di SDIT Nur Fatahillah Tahun Pelajaran 2006-2007

berjumlah 45 orang dan karyawan berjumlah 8 orang.

Nama guru dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 65: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

52

Tabel 4

Nama Guru dan Karyawan SDIT Nur Fatahillah Serpong

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir 1 Rinaldi Syafiq, S.Ag Kepala Sekolah S1 IAIN/Pend. Bahasa Arab 2 Erni Hariyani, S.Sos Wakil Kurikulum S1 UI/Kesejahtraan Sosial 3 Suwito Kurniawan, S.Sos Wakil Sekretaris S1 IISIP/Jurnalistik 4 Sri Rahayu, S.Ag Wakil Kesiswaan S1 IAIN/Bahasa Indonesia 5 Elvarina, S.H Guru S1 UMJ/Hukum 6 Dina Wijayanti, B.Sc Guru D3 AUP dan Syariah/PAI 7 Siti Ramdah, AMa Guru D2 PGSD 8 Muthmainnah Guru D3 Tafsir Qur`an 9 Fiva Driani A., S.E Guru S1 UI/Ekonomi 10 Heppy Kurnia, S.Pd Guru S1 UPI/Matematika 11 Kusmundriati, S.Pd Guru S1 UNJ/Pend. Ekonomi 12 Endah Yulianti, S.Pdi Guru S1 UIN/KIMP 13 Yunita Pandiangan, S.Pt Guru S1 IPB/Agribisnis 14 Firly Adriani, S.E Guru S1 Univ. Jambi/Ekonomi 15 Uun Hunalika, S.Pd Guru S1 UHAMKA/Pend. MTK 16 Isdiana, S.Pd Guru S1 IKIP Jakarta/Pend.

Bahasa Inggris 17 Nurjanah, S.Sos Guru S1 UI/Kesejahteraan Sosial 18 Nur Inayah, S.Pdi Guru S1 UIN/PAI 19 Hamdi Supriadi, S.Hi Guru S1 UMJ/ Hukum Islam 20 Sulistiwan, S.Ag Guru S1 UIN/Perband. Agama 21 Taufiq Hidayat Guru D2 LTQ Al Hikmah 22 Ina Nafilah, S.p Guru S1 UIN/Agrobisnis 23 Mujiadi, S.Pd Guru S1 IKIP/Pend.Bahasa Arab 24 Abdullah, S.Pdi Guru S1 UIN/KISP 25 Ari Suryati, S.Pdi Guru S1 IIQ/Tafsir 26 Dewi Sartika, S.Pd Guru S1 UNJ/Pend. MTK 27 Laila Kodariah, S.Sos.I Guru S1 UIN/Dakwah 28 Nuhyatul M, S.Pdi Guru S1 UIN/PAI 29 Siti Aminah, S.H.I Guru S1 UIN/Syariah 30 Suci Arofah, S.E Guru S1 UMJ/Ekonomi 31 Rihanah, S.H.I Guru S1 UIK/Hukum Islam 32 Maharani Febri, S.Pd Guru S1 UNJ/PPKN 33 Dewi Rahmayanti, S.H.I Guru S1 UIN/Hukum Islam 34 Ir. Munasri H, M.Sc Guru S2 Belanda 35 Arfawati, S.Pd Guru S1 UHAMKA/Pend. Bahasa

Page 66: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

53

Inggris 36 Sasmi P, S.Pd Guru S1 UNJ/ Pend.Biologi 37 Sri Utari, S.Pd Guru S1 UNJ/Pend. Biologi 38 Imas Masruroh, S.Ag Guru S1 UIN/ Pend. Bahasa Arab 39 Cut Nurmasita, S.Pd Guru S1 IKIP/Pend. Bahasa Arab 40 Rini Nuraini, S.Pdi Guru S1 UIN/PAI 41 Nanang Kosim, S.I.P,

S.Pd.I Guru S1 UMJ/Ilmu Politik/KIMP

42 Galih Purnama, S.S.I Guru S1 UIN/Dirasat Islamiyah 43 Ida Saida Guru S1 UIN/ KIMP 44 Aswin Guru S1 STIE AD/Akutansi 45 Dahlia Nilakanti Guru S1 IPB/Agrobisnis

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa kualifikasi pendidikan

yang dimiliki oleh guru SDIT Nur Fatahillah Serpong mayoritas Strata 1,

disamping itu semua pendidik yang mengajar pada sekolah ini memiliki Akta

IV sehingga dapat dikatakan sekolah ini mencapai standarisasi pendidikan.

B. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X)

Dari hasil penelitian, diperoleh skor data kecerdasan emosional di SDIT

Nur Fatahillah pondok benda buaran serpong sebagai berikut:

Tabel 5 Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X) dengan Bantuan SPSS 11.5 for Windows

Data Nilai

Mean 81.6

Median 84

Page 67: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

54

Std. Deviation 8.41

Range 32

Minimum 66

Maximum 98

Sum 2449

Data tersebut diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada 30

responden (Para dewan guru di SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran

Serpong ). Tes kecerdasan emosional meliputi : kesadaran diri, pengaturan

diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Lebih jelasnya deskripsi data

skor kecerdasan emosional (X) dapat dilihat dalam tabel frekuensi dan

gambar histogram berikut ini.

Tabel 6

Distribusi frekuensi Skor Kecerdasan Emosional (X)

No Interval Kelas Fabs Fkb Fka X Fr 1 66 � 71 5 30 5 68.5 16.7%

2 72 � 76 5 25 10 74 16.7%

3 77 � 81 4 20 14 79 13.3%

4 82 � 86 8 16 22 84 26.7%

5 87 � 91 4 8 26 89 13.3%

6 92 � 96 3 4 29 94 10%

7 97 � 101 1 1 30 99 3.3%

30 100%

Bila diinterpretasikan maka skor yang berada pada interval 82-86

merupakan skor yang paling banyak diperoleh oleh guru di SDIT Nur

Page 68: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

55

Fatahillah dengan perolehan median skor kecerdasan emosional sebesar 84,

atau sekitar 26,7 % berarti nilai rata-rata ini masih di bawah standar nilai baik

dengan skor minimum yang diperoleh yaitu 66 dan skor maksimum

maksimum yaitu 98, dengan standar deviasi sebesar 8,41 dan nilai mean

sebesar 81,6.

Gambar 1

Histogram Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X)

X

100.095.090.085.080.075.070.065.0

X

Fre

quen

cy

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = 8.41

Mean = 81.6

N = 30.00

Page 69: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

56

2. Deskripsi Data Kinerja Guru (Y)

Pada pengumpulan data kinerja, penulis menggunakan angket sehingga

diperoleh skor data kinerja (kinerja guru di SDIT Nur Fatahillah Pondok

Benda Buaran Serpong) sebagai berikut:

Tabel 7

Deskripsi Data Kinerja Guru (Y) dengan Bantuan SPSS 11.5 for Windows

Data Nilai

Mean 104.8667

Median 109

Std. Deviation 10.80464

Range 40

Minimum 84

Maximum 124

Sum 3146

Data tesebut diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada 30

responden (Para dewan guru di sekolah SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda

Buaran Serpong). Angket tersebut meliputi kesetiaan dan komitmen yang

tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan metode,

menguasai bahan pelajaran dan menggunakan sumber belajar, bertanggung

jawab memantau hasil belajar mengajar, kedisiplinan dalam mengajar dan

tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, melakukan

interaksi dengan murid untuk menimbulkan motivasi, kepribadian yang baik,

Page 70: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

57

jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, dan pemahaman dalam

administrasi pengajaran. Lebih jelasnya deskripsi data skor kinerja guru (Y)

dapat dilihat dalam tabel frekuensi dan gambar histogram di bawah ini.

Tabel 8 Distribusi frekuensi Skor Kinerja Guru (Y)

No Interval Kelas Fabs Fkb Fka X Fr 1 84 � 91 5 30 5 87.5 16.7%

2 92 � 98 5 25 10 95 16.7%

3 99 � 105 3 20 13 102 10%

4 106 � 112 11 17 24 109 36.6%

5 113 � 119 4 6 28 116 13.3%

6 120 � 126 2 2 30 123 6.7%

30 100%

Bila diinterpretasikan maka skor yang berada pada interval 106 � 112

merupakan skor yang paling banyak diperoleh guru di SDIT Nur Fatahillah

Pondok Benda Buaran Serpong dengan perolehan median skor kinerja guru

sebesar 109 atau sekitar 36,6% berarti rata-rata ini masih di bawah standar

nilai baik dengan skor minimum yang diperoleh yaitu 84 dan skor maksimum

yaitu 124, dengan standar deviasi sebesar 1080 dan nilai mean sebesar 1049.

Page 71: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

58

Gambar 2

Histogram Skor Kinerja Guru (Y)

Y

125.0

120.0

115.0

110.0

105.0

100.0

95.0

90.0

85.0

Y

Fre

quen

cy

12

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = 10.80

Mean = 104.9

N = 30.00

C. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan

prasyarat analisis data penelitian yang akan di uji, seperti uji normalitas, dan

uji homogenitas. Adapun prasyaratnya dijabarkan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

1) Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional Guru (X)

Page 72: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

59

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini

menggunakan uji Liliefors dengan rumus sebagai berikut:

)()( ZiSZiFLo

Keterangan :

Lo/Lobservasi : harga mutlak terbesar

F (Zi) : peluang angka baku

S (Zi) : proporsi angka baku

Uji ini dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria sebagai

berikut:

Lhit < Ltab : data berdistribusi normal

Lhit > Ltab : data berdistribusi tidak normal

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran,1

diperoleh harga Lhit 0,0436 > Ltab 0, 161 dengan demikian dapat

ditafsirkan bahwa data variabel kecerdasan emosional (X)

berdistribusi normal. Dengan perincian dalam tabel sebagai berikut:

1 Lampiran 9, h. 98

Page 73: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

60

Tabel 9 Hasil Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional (X)

Variabel Banyak sampel

Lhit Ltab Kesimpulan data

Kecerdasan Emosional

30 0,0436 0, 161 Data berdistribusi normal

Lebih jelasnya kenormalan variabel kecerdasa emosional (X)

tersebut dapat dilihat dalam bentuk diagram pencar di bawah ini:

Gambar 3 Diagram Pencar Uji Normalitas Kecerdasan Emosional (X)

Normal Q-Q Plot of X

Observed Value

10090807060

Exp

ecte

d N

orm

al V

alue

100

90

80

70

60

Catatan: Terlihat sebaran data dari variabel kecerdasan emosional (X) bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas, dan tidak ada data yang tersebar jauh dari sebaran data. Dengan demikian, data tersebut dikatakan normal

Page 74: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

61

2) Uji Normalitas Variabel Kinerja Guru (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran,2

diperoleh harga Lhit 0,1141 < Ltab 0,161 dengan demikian dapat

ditafsirkan bahwa data variabel Kinerja Guru (Y) berdistribusi

normal. Dengan perincian dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas

Variabel Kinerja Guru (Y)

Variabel Banyak sampel

Lhit Ltab Kesimpulan data

Kinerja Guru 30 0,1141 0, 161 Data berdistribusi normal

Lebih jelasnya kenormalan variabel kinerja guru (Y) tersebut

dapat dilihat dalam bentuk diagram pencar di bawah ini:

Gambar 4 Diagram Pencar Uji Normalitas Kinerja Guru (Y)

2 Lampiran 9, h. 100

Page 75: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

62

Normal Q-Q Plot of Y

Observed Value

1301201101009080

Exp

ecte

d N

orm

al V

alue

130

120

110

100

90

80

Catatan: Terlihat sebaran data dari variabel kinerja guru SDIT Nur Fatahillah (Y) bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas, dan tidak ada data yang tersebar jauh dari sebaran data. Dengan demikian, data tersebut dikatakan normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada prinsipnya ingin menguji apakah data

kategori yang diteliti mempunyai varians yang sama atau tidak di antara

data kategori tersebut. Pengujian homogenitas dilakukan dengan

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan uji

kesamaan varian kedua kelompok yang dilakukan dengan uji Fisher pada

taraf signifikan 95%, dengan kriteria pengujian:

Bila Fhit < Ftab, maka Ho diterima, berarti kedua data homogen.

Bila Fhit > Ftab, maka Ho ditolak, berarti kedua data tidak homogen.

Page 76: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

63

Uji homogenitas kedua varian terlampir, dengan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan didapat Fhit = 1,65 3 dengan Ftab pada

taraf signifikan 0,05 didapat nilai sebesar = 1,85 sehingga Fhit < Ftab berarti

terima Ho maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians bersifat

homogen.

2. Uji Hipotesis

Selanjutnya analisis diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya

kaitan antara hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja guru SDIT Nur

Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong. Dengan demikian, penelitian ini

dilakukan untuk membuktikan berapa besar hubungan antara variabel X dan

variabel Y. Adapun langkah yang akan ditempuh dijabarkan sebagai berikut:

a. Uji Korelasi

Untuk mengetahui dengan jelas nilai koefisien korelasi antara

hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru SDIT Nur

Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong, penulis menggunakan

rumus korelasi Product Moment dari Pearson.

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

3 Lampiran 10, h. 101

Page 77: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

64

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh harga

indeks korelasi (rxy) sebesar 0,675 4 > (r tabel Product Moment) 0,361

pada taraf signifikansi 5%. Secara kasar atau sederhana dari hasil

analisis tersebut, ternyata harga indeks korelasi antara kecerdasan

emosional atau variabel X dan kinerja guru atau variabel Y tidak

bertanda negatif; berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat

korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Jadi hubungan antara

kecerdasan emosional dengan kinerja guru SDIT Nur Fatahillah

Pondok Benda Buaran Serpong, adalah positif, sehingga hipotesa

teruji (terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan

kinerja guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong).

Tabel 11 Hasil Koefesien Korelasi

rtab DK rhit 5% 1%

Kesimpulan Data

0.675 0,361 0,461 Ho ditolak

Untuk mengetahui keberartian hubungan dapat diketahui dengan

menggunakan uji t yang dilakukan pada taraf signifikansi 0,05.

Rumusnya dapat dilihat di bawah ini:²

4 Lampiran 11, h. 103

Page 78: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

65

t = 21

2

r

nr

Dengan kriteria pengujian :

Jika thit > ttab : Ho ditolak

Jika thit < ttab : Ho diterima

Berdasarkan perhitungan pengujian signifikansi yang terdapat

pada lampiran,5 maka dapat diketahui harga thit (6,55) ternyata lebih

besar jika dibandingkan dengan harga ttab (2,04). Artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

kinerja guru. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12

Hasil Signifikan

rtab DK thit 5%

Kesimpulan Data

30 6,55 2,04 Ho ditolak

b. Koefesien Determinasi

Perhitungan ini dilakukan guna mengetahui konstribusi

kecerdasan emosional (variabel X) terhadap kinerja guru (variabel Y).

5 Lampiran 12 , h. 105

Page 79: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

66

Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran,6 maka dapat

diketahui konstribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar rxy =

0,675 maka KD = 45,5 %. Sehingga konstribusi kecerdasan emosional

terhadap kinerja guru besarnya 45, 5 % dan sebesar 54,5 %

dipengaruhi oleh variabel lain.

D. Interpretasi Data

Kecerdasan emosional merupakan salah satu kecerdasan yang dimiliki

manusia dari sekian banyaknya kecerdasan yang ada pada setiap individu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini ditemukan bahwa

kecerdasan emosional memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

keberhasilan hidup seseorang dibandingkan kecerdasan intelektual. Dengan kata

lain, memiliki EQ tinggi lebih penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang

IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal

dan nonverbal.

Komaruddin Hidayat Direktur Program Pasca Sarjana UIN Jakarta

/Pembina Sekolah Madania, mengatakan tidak semua orang yang memiliki

jabatan dan titel kesarjanaan yang tinggi memiliki kecerdasan emosional yang

6 Lampiran 13 , h. 106

Page 80: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

67

tinggi, padahal salah satu kunci keberhasilan hidup seseorang banyak ditentukan

oleh kecerdasan emosional.7

Begitu juga dengan kinerja guru yang harus selalu ditingkatkan agar

proses belajar mengajar yang dilakukan dapat menciptakan generasi-generasi

yang cerdas dan siap menghadapi pergaulan masyarakat dunia.. Peningkatan

kinerja ini dipengaruhi oleh tingginya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh

guru.

Hal di atas dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini

yaitu kecerdasan emosional guru mempunyai pengaruh yang cukup besar (sebesar

45,5%) pada kinerja guru, walaupun selain faktor kecerdasan emosional masih

ada faktor lain yang turut mempengaruhi kinerja guru seperti pendidikan,

pelatihan, pengalaman, maupun yang lainnya.

Karena arah koefisien korelasi positif, maka dapat diinterpretasikan bahwa

semakin tinggi kecerdasan emosional guru maka semakin tinggi pula kinerjanya

dalam menjalankan proses belajar mengajar, dengan kata lain guru akan mampu

melakukan praktek-praktek kerja secara berkeunggulan, sedangkan semakin

rendah kecerdasan emosional guru maka semakin rendah pula kinerjanya.

7 Gsianturi, Jabatan Tinggi ,EQ Rendah?, http://www.kompas.co.id/, Rabu, 23 Februari,

2005.

Page 81: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang

telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

dengan kinerja guru SDIT Nur Fatahillah yang ditunjukkan oleh hasil

perhitungan dari koefisien korelasi yaitu rxy = 0,675 > 0,361.

2. Kontribusi kecerdasan emosional terhadap kinerja guru ditunjukkan oleh hasil

dari perhitungan koefisien determinan, dengan perolehan nilai sebesar 45,5 %

dengan demikian 50,5 % kinerja guru dipengaruhi oleh variabel lainnya.

B. Saran

Dengan adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan

kinerja guru, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hal di atas, maka sebaiknya para pendidik harus terus

meningkatkan kecerdasan emosional yang dimilikinya dengan

meningkatkan pada lima unsur yaitu: kesadaran diri, motivasi diri,

pengendalian diri, empati, dan keterampilan dalam membina hubungan,

sehingga diharapkan kinerjanya pun akan lebih meningkat.

id19204906 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 82: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

69

2. Kepala Sekolah harus menyadari bahwa kecerdasan emosional memiliki

kontribusi yang cukup besar dalam mempengaruhi kinerja seorang guru.

Melihat urgensi ini hendaknya Kepala Sekolah mengupayakan langkah-

langkah yang diperlukan dalam meningkatkan kecerdasan emosional guru,

sehingga hal itu akan berpengaruh terhadap kinerja guru dalam proses

belajar mengajar.

3. Hendaknya Kepala Sekolah dapat mengupayakan peningkatan kinerja

guru baik dengan meningkakan EQ juga dengan upaya lain, seperti

pelatihan strategi pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran

dan lain sebagainya agar segala apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat

tercapai.

Page 83: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahiri, Jafar., Validitas dan Reabilitas Tes: Deskripsi Konsep dan Aplikasinya dalam Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Depdiknas Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Jurnal No.13/VII/TEKNODIK/Desember/2003, 2003.

Aldag, Roman J., and Stearns, Timothy., Management, Chicago: South Western

Publishing Co., 1987. Arikunto, Suharsimi., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,

September 2003, cet. ke-4. Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. E. Shapiro, Lawrence, Mengajarkan Emotional Intellegence pada Anak, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1998. Goleman, Daniel., Emotional Intelligence, Penerjemah T. Hermaya Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2000. Goleman, Daniel., Emotional Intelligence, Penerjemah T. Hermaya, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2000, cet. Ke-10. Gsianturi, Jabatan Tinggi ,EQ Rendah?, http://www.kompas.co.id/, Rabu, 23

Februari, 2005. Hartati, Netty., et.al., Islam dan Psikologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Ibda, Fatimah,. Emotional Intellegence dalam Dunia Pendidikan. Banda Aceh:

Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry, Jurnal Didaktika, Vol. 2 No. 2, 2000. J.L., Gibson., dan Cevich, Ivan., Organisasi dan Manajemen, Terjemahan: Sulistyo,

Jakarta: Erlangga, 1993. K. Cooper, Robert., dan Sawaf, Ayman., Executive EQ, Penerjemah Alex Tri

Kantjono Widodo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Kountur, Ronny., Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:

Penerbit PPM, 2003.

id19235000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 84: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

71

Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial (LeKDiS), Standar Nasional Pendidikan, Ciputat: Han�s Print, 2005.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu., Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Bandung: Rosdakarya, 2004 Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, Malang: Um Press, 2001. Nawawi, Hadari., Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996. --------------------, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: PT. Gunung

Agung, 1985. Nggermanto, Agus., Quantum Quotient, Bandung: Nuansa, 2002. Nitisemoto, Alex S., Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996. Nurdin, Syafruddin., dan Usman, M. Basyiruddin., Guru Profesional dan

Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Poerbakawatja, R. Soeganda., Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung,

1990. Poerwadarminta, WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1988. Pusat Pengembangan Tasawuf Positif, Menyinari Relung-relung Ruhani, Jakarta:

Hikmah, 2002. Rose, Colin., dan J. Nicholl, Malcom., Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah

Dedy Ahimsa, Bandung: Nuansa, 2002. Rusyan, Tabrani., dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:

Rosdakarya, 1994. Sabri, M. Alisuf., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. --------------------, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 2001. Segal, Jeanne., Melejitkan Kepekaan Emosional, penerjemah Ary Nilandari,

Bandung: Kaifa, 2000.

Page 85: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

72

Semiawan, Conny R., Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini, Jakarta: Prenhallindo, 2002.

Setiadi, A.V. Aryaguna. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan

Keberhasilan Bermain Game, Surabaya: Universitas Surabaya, Anima, Indonesia Psychological Journal, 2001, Vol. 17, No. 1.

Shaleh, Abdul Rahman., dan Wahab, Muhbib Abdul., Psikologi Suatu Pengantar

dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004. Shapiro, Lawrence E., Mengajarkan Emotional Intellegence pada Anak, penerjemah;

Alex Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia, 2001. Simanjuntak, Payaman J., Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: LPFE UI, 2005. Stein, Steven J. & Book, Howard E., Ledakan EQ, penerjemah Trinanda Rainy

Januarsari, Bandung: Kaifa, 2002. Subroto, Suryo., Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Sudijono, Anas., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Juni 2004, cet ke-14. Sudjana, Metoda Statistik, Bandung: Tarsito, 1996. Suharsono, Akselerasi Intelegensi; Optimalkan IQ, EQ dan SQ, Depok: Inisiasi Press,

2004. -----------, Mencerdaskan Anak, Depok: Inisiasi Press, 2003. Suprihanto, John., Manajemen Sumber Daya Manusia II, Jakarta: Karunika UT,

1997. Usman, Moh. Uzer., Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

2006. UUSPN, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Bandung: Citra

Umbara, 2003. Wahyono, Tekad., Memahami Kecerdasan Emosi Melalui Kerja Sistem Limbik,

Surabaya: Universitas Wangsa Manggala, Anima, Indonesian Psychological Journal, 2001, Vol. 17, No.1.

Page 86: Hubungan+Antara+Kecerdasan+Emosional+dengan+Kinerja+Guru

73

Wijaya, Cece., dan Rusyana, A. Tabrani., Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.

Yusuf, Syamsu., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosda Karya,

2004.