HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
-
Upload
wierrapark -
Category
Documents
-
view
261 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
1/20
HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN
N-KLOROBENZOILAMOKSISILIN DAN AKTIVITAS
ANTIBAKTERINYA TERHADAP Pseudomonasaeruginosa
ATCC 27853
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TEORI KIMIA
MEDISINAL I
Oleh:
SUKMA WIRANTI
NIM: 10111044
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2014
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
2/20
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Teori Kimia
Medisinal I yang berjudul HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN N-
KLOROBENZOILAMOKSISILIN DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA
TERHADAP Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 sesuai waktu yang
ditentukan.
Tugas ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi
Tugas Teori Kimia Medisinal I.
Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat dosen Kimia Medisinal I dan
teman-teman S1 Farmasi.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Tugas ini dengan sebaik-
baiknya. Namun dengan demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak, untuk menyempurnakannya.
Kediri, Juli 2014
Penulis
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
3/20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terminologi antibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik
hasil metabolisme dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan dan bahkan mematikan mikroorganisme lain
akibat aktivitas sejumlah kecil senyawa antibiotik tersebut. Antibiotik
memiliki kegunaan yang sangat luas dibidang farmasi dan pertanian dan
dibedakan atas antibiotik yang bersifat anti bakteri atau anti mikroba, anti
jamur dan anti tumor. Penisilin, tetrasiklin, eritromisin dan streptomisin
merupakan contoh-contoh antibiotik yang bersifat anti bakteri (Sarah, 2002).
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling efektif selama
empat dekade ini. Peningkatan kebutuhan medis akan penisilin telah
membuka peluang bagi pengembangan industri pembuatan penisilin secara
komersial yang menuntut peningkatan kualitas dan kuantitas dari penisilin
yang dihasilkan. Perbaikan kualitas dan kuantitas penisilin dapat tercapai
apabila parameter-parameter metabolik dari proses fermentasi adalah
optimum (Sarah, 2002).
Turunan penisilin merupakan pilihan pertama untuk infeksi bakteri
yang peka terhadap penisilin karena efek toksiknya terhadap organ tubuh
relatif kecil bila dibandingkan dengan antibiotik lain. Perubahan struktur
senyawa penisilin berpengaruh dalam mempertahankan kestabilan terhadap
asam dan ketahanan terhadap -laktamase (Bhattacharjee,2008).
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
4/20
Perkembangan senyawa turunan penisilin dimulai dari benzilpenisilin
yang berspektrum sempit, tidak tahan terhadap asam lambung sehingga
diberikan secara injeksi, dan tidak tahan terhadap enzim -laktamase yang
dihasilkan Staphylococcus aureus. Perkembangan dilanjutkan dengan
penambahan gugus penarik elektron pada posisi struktur benzilpenisilin,
seperti pada ampisilin, senyawa ini meningkat stabilitasnya terhadap
hidrolisis asam lambung, sehingga senyawa dapat diberikan secara oral
(Brooks, 2004).
Ampisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, merupakan turunan
penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap enzim penisilinase.
Absorbsi obat dalam saluran cerna kurang baik (30-40%), obat terikat oleh
protein plasma 20%, kadar darah maksimalnya dicapai dalam 2 jam setelah
pemberian oral. Ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa
yang merupakan salah satu bakteri Gram negatif yang sulit dibasmi. Bakteri
ini mempunyai kecenderungan resisten terhadap antibiotik, termasuk terhadap
golongan -laktam (ONeil, 2006).
Amoksisilin adalah turunan penisilin yang strukturnya mirip dengan
ampisilin, dengan perbedaan adanya gugus hidroksi pada posisi para cincin
benzena. Dengan mengganti senyawa induk ampisilin dengan senyawa
amoksisilin akan diperoleh senyawa-senyawa baru dengan aktivitas
antibakteri yang lebih tinggi dibanding senyawa induknya. Keuntungan
amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam saluran cerna
lebih sempurna sehingga kadar darah dalam plasma lebih tinggi. Kadar darah
maksimalnya dicapai dalam 1 jam setelah pemberian oral. Seperti halnya
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
5/20
ampisilin, amoksisilin tidak efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa
(Soekardjo, 2000).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang diketahui tentang penisilin?
2. Bagaimana mekanisme kerja penisilin?
3. Apa saja turunan antibiotik turunan penisilin?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang penisilin
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja penisilin
3. Untuk mengetahui turunan antibiotik golongan penisilin
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar pembaca dapat
mengetahui tentang hubungan struktur-aktivitas antibakteri senyawa-senyawa
turunan N-kolorobenzoilamoksisilin terhadap Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853.
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
6/20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penisilin
1.Definisi
Penisilin merupakan suatu asam organik, berbentuk kristal,
berwarna putih yang sedikit larut dalam air tetapi larut baik dalam pelarut
organic. Sebaliknya garam garam penisilin sangat baik larut dalam air
dan stabil antara pH 6 dan 6,5 (Wattimena, 1991).
Penisilin terdiri dari dua cincin berupa satu inti siklik pada gugus
amida dapat diikat berbagai jenis radikal dan diperoleh berbagai jenis
penisilin. Dalam suasana basa atau oleh pengaruh enzim -laktamase
seperti penisilinase yang disekresi oleh mikroba tertentu, maka inti laktam
terbuka dan terbentuk asam penisilinoat. Oleh pengaruh amidase dirantai
samping terbentuk asam 6-aminopenisilinat. Selanjutnya oleh pengaruh
asam terjadi hidrolisa dan diperoleh penisilamin dan aldehid, sehingga
aktivitas antimikrobanya berkurang (Wattimena, 1991).
Penisilin merupakan campuran asam organik berstruktur komplek
yang diisolasi sebagai garam-garam natrium, kalium dan kalsium. Pensilin
dihasilkan selama pertumbuhan dan metabolisme kapangPenicillium
notatum danP. chrysogenum. Kultur yang sama dapat menghasilkan
beberapa macam molekul penisilin antara lain penisilin G dan penisilin V.
Dewasa ini dikenal 5 jenis penisilin hasil proses fermentasi . Penisilin G
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
7/20
merupakan penisilin yang paling banyak diproduksi secara komersial
dewasa ini (Maya, 2002).
2.Mekanisme Kerja
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotic -laktam I termasuk
antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba. Efek
bakterisid diberikan pada mikroba yang sedang aktif membelah. Pada
waktu berlangsungnya pembelahan, sebagian dari dinding sel induk dilisis
oleh suatu asetilmuramidase. Dinding sel bakteri terdiri dari mukopeptida.
Transpeptidase terlibat dalam pembentukan dinding sel baru. Enzim ini
diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan dinding sel tidak
sempurnayang mengakibatkan matinya bakteri. Oleh karena dinding sel
kokus gram positif terdiri dari 60 % sedangkan kokus gram negative hanya
mengandung 10 % mukopeptida, maka spectrum antimikroba dari
penisilin tidak luas (Wattimena, 1991).
3.Turunan Antibiotik Golongan Penisilin
Turunan penisilin merupakan asam organik, terdiri dari satu siklik
dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan
betalaktam. Rantai samping merupakan gugus amino bebas yang dapat
mengikat berbagai jenis radikal. Dengan mengikat berbagai radikal pada
gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai jenis penisilin,
misalnya pada penisilin G radikalnya adalah gugus benzil. Penisilin G
untuk suntikan biasanya tersedia sebagai garam Na atau K. Bila atom H
pada gugus karboksil diganti dengan prokain, diperoleh Penisiln G prokain
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
8/20
yang sukar larut dalam air, sehingga dengan suntikan IM akan didapatkan
absorpsi yang lambat, dan masa kerjanya lambat.
Beberapa penisilin akan berkurang aktifitas antimikrobanya dalam
suasana asam sehingga penisilin kelompok ini harus diberikan secara
parenteral. Penisilin lain hilang aktifitasnya bila dipengaruhi oleh enzim
betalaktamase yang memecah cincin betalaktamase. Radikal tertentu pada
gugus amino inti 6-APA dapat mengubah sifat kerentanan terhadap asam,
penisilinase, spektrum antimikroba.
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan
untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif,
penisilin akan menghasilkan efek bakterisid pada mikroba yang sedang
aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak
membelah), yang disebut juga persisters, praktis tidak dipengaruhi oleh
penisilin; kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik. Diantara semua
penisilin, penisilin G mempunyai aktifitas terbaik terhadap kuman gram-
positif yang sensitif. Penisilin merupakan senyawa pilihan untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram-positif dan cocci
gram-negatif, Streptococcus, Pneumococcus,Meningococcus, aktinomises
yang bukan penghasil penisilinase. Penisilin G menghambat enterococcus
(S. faecalis) tetapi untuk pengaruh daya (misalnya pada endokarditis
enterococcus) perlu ditambahkan aminoglikosida.
Ampisilin merupakan prototip golongan aminopenisilin
berspektrum luas, tetapi aktifitasnya terhadap kokus gram-positif kurang
daripada penisilin G. Semua penisilin golongan ini dirusak oleh
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
9/20
betalaktamase yang diproduksi oleh kuman gram-positif dan kuman gram-
negatif. Kuman meningokokus, pneumokokus, gonokokus dan L.
monocytogenes sensitif terhadap obat ampicilin ini. Selain itu H.
influenzae,E. colidanPr. mirabilismerupakan kuman gram-negatif yang
juga sensitif. Tetapi dewasa ini telah dilaporkan adanya kuman yang
resisten di antara kuman yang semula sangat sensitif tersebut. Umumnya
pseudomonas, Klebsiella, serratia, asinobakter dan proteus indol positif
resisten terhadap ampisilin dan aminopenisilin lainnya.
Jumlah ampisilin dan senyawanya sejenisnya yang diabsorpsi pada
pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan
dalam saluran cerna. Dengan dosis lebih kecil persentase yang diabsorpsi
relatif lebih besar. Absorpsi ampisilin oral tidak lebih baik dari pada
penisilin V atau fenetisilin. Adanya makanan dalam saluran cerna akan
menghambat absorpsi obat. Perbedaan absorpsi ampisilin bentuk trihidrat
dan bentuk anhidrat tidak memberikan perbedaan bermakna dalam
penggunaan di klinik. Sering absorpsi ampisilin oral tidak tidak cukup
memuaskan sehingga perlu meningkatkan dosis. Ampisilin juga
didistribusi luas di dalam tubuh dan pengikatannya oleh protein plasma
hanya 20 %. Ampisilin yang masuk ke dalam empedu mengalami sirkulasi
enterohepatik, tetapi yang diekskresi bersama tinja jumlahnya cukup
tinggi. Penetrasi ke CSS dapat mencapai kadar yang efektif pada keadaan
peradangan meningen. Pada pneumonia ampisilin disekresi ke dalam
sputum sekitar 10 % kadar serum.
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
10/20
Amoksisilin adalah turunan penisilin berspektrum luas, digunakan
untuk pengobatan infeksi saluran nafas. Absorpsi amoksisilin di saluran
cerna jauh lebih baik daripada amoisilin. Dengan dosis oral yang sama,
amoksisilin mencapai kadar dalam darah yang tingginya kira-kira 2 kali
lebih tinggi daripada yang dicapai oleh ampisilin, sedang masa paruh
eliminasi kedua obat ini hampir sama. Penyerapan ampisilin terhambat
oleh adanya makanan di lambung, sedang amoksisilin tidak. Distribusi
amoksisilin secara garis besar sama dengan ampisilin. Keduanya adalah
turunan penisilin yang tahan terhadap enzim penisilinase. Akan tetapi
kelebihan amoksisilin dibandingkan dengan ampisilin adalah amoksisilin
absorbsinya yang lebih baik.
Gambar 2.1: Struktur Kimia Ampisilin
Gambar 2.2: Struktur Kimia Amoksisilin
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
11/20
Salah satu contoh turunan penisilin yang aktif terhadap
Pseudomonas aeruginosa adalah piperasilin. Piperasilin adalah
ureidopenisilin spektrum luas yang digunakan secara injeksi untuk
pengobatan infeksi, terutama yang disebabkan pseudomonas (Soekardjo,
2000). Piperasilin mempunyai struktur mirip dengan N-benzoilampisilin,
dengan perbedaan substituen yang masuk pada gugus amina primer rantai
samping ampisilin.
Gambar 2.3: Struktur N-Benzoilampisin
Gambar 2.4: Struktur Piperasilin
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
12/20
BAB III
METODODOLOGI PENELITIAN
A. Alat
Alat yang digunakan antara lain: Autoklave elektrik (series Vertical
Type Steam Sterilizer), laminar Air Flow Cabinet (Dalton),
spectrophotometer UV (Lambda EZ 201 Perkin Elmer), inkubator (Memmert
C 406 1095), mikropipet (Socorex), tabung reaksi.
B. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain: Amoksisilin trihidrat
(pharmaceutical grade), media agar antibiotika 1 (Merck), media nutrient
broth (Difco), natrium klorida (Merck), metanol (Merck); bakteri
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, air suling.
C. Cara Kerja
1.Skema kerja persiapan bakteri
Gambar 3.1. Skema kerja persiapan bakteri
Disiapkan bakteri
Pseudomonas aeruginosa
Bakteri digoreskan 1 ose pada agar
miring (media agar antibiotika 1 steril)
Diinkubasi selama 24 jam
pada suhu 37oC
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
13/20
2.Skema Kerja Pengujian
Gambar 3.2. Skema kerja pengujian pada bakteri
Satu seri tabung reaksi
Dimasukkan 2,0 ml nutrient
broth
Disterilkan dengan autoklave pada
suhu 121oC selama 15 menit
TR
9
TR
1
TR
2
TR
3
TR
4
TR
5
TR
6
TR
7
TR
8
Ditambah 0,5 ml larutan uji
+ 0,02 ml suspensi bakteri
Ditambah 0,5
ml larutan uji
Dihomogenkan Dihomogenkan
Diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam.
Kadar Hambat Minimal
adalah kadar terendah
obat pada tabung yang
ditunjukkan dengan hasil
biakan yang tampak jernih,
yang berarti, tidak ada
pertumbuhan mikroba.
Dilakukan replikasi 5 kali
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
14/20
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. N-
benzoilamoksisilin dan aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas
aeruginosa ATCC 27853
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
15/20
2. Data parameter sifat kimia fisika (Log P dan MR) senyawa turunan N-
benzoilamoksisilin dan aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas
aeruginosa ATCC 27853.
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
16/20
3. Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Turunan Senyawa
Nbenzoilamoksisilin terhadap bakteriPseudomonas aeruginosa ATCC 27853
Uji aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC
27853 menunjukkan nilai KHM senyawa amoksisilin adalah 600 g/ml;
KHM senyawaN-3-klorobenzoilamoksisilin yaitu 300 g/ml; KHM senyawa
N-2-klorobenzoilamoksisilin adalah 360 g/ml. Hasil uji aktivitas antibakteri
terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 menunjukkan adanya
perbedaan bermakna antara senyawa amoksisilin, dengan senyawa N-2-
klorobenzoilamoksisilin dan N-3- klorobenzoilamoksisilin. Senyawa N-3-
klorobenzoilamoksisilin berbeda bermakna dengan N-4-
klorobenzoilamoksisilin, serta senyawa N-4-klorobenzoilamoksisilin berbeda
bermakna dengan N-benzoilamoksisilin. Hasil di atas menunjukkan bahwa
posisi gugus kloro (meta dan para) turunan N-benzoilamoksisilin
berpengaruh pada aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853.
B. Pembahasan
Aktivitas senyawa hasil modifikasi lebih besar dibanding senyawa
amoksisilin. Terjadinya substitusi gugus benzoil pada gugus amina primer
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
17/20
rantai samping amoksisilin menyebabkan senyawa menjadi lebih asam
dibanding amoksisilin. Peningkatan keasaman ini menjadikan kemampuan
ionisasi gugus NH2 semakin kecil sehingga senyawa lebih stabil dalam
bentuk molekul, sehingga absorbsi akan meningkat dan masuknya senyawa
ke dalam sel bakteri akan lebih baik. Dibandingkan senyawa N-
benzoilamoksisilin, senyawa-senyawaN-klorobenzoilamoksisilin mempunyai
aktivitas lebih kecil.
BakteriPseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri Gram
negatif yang sulit dibasmi, yang sering dijumpai di lingkungan sekitar kita
karena membran luar sel mempunyai permeabilitas rendah terhadap obat, dan
terdapat sistem yang dapat memompa obat untuk keluar apabila obat telah
masuk sel. Pada bakteri Gram negatif, obat harus menembus membran terluar
selubung bakteri secara difusi pasif melalui saluran yang terbentuk oleh pori
protein. Sesudah menembus membran terluar, senyawa masuk melalui
dinding sel melewati ruang periplasma dan mencapai sasaran, yaitu enzim
serin protease yang terdapat pada membran terdalam (sitoplasma). Enzim
inilah yang bertanggung jawab terhadapbiosintesis dinding sel. Kerja obat -
laktam merupakan penghambat sintesis dinding sel bakteri, sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri.
Perbedaan sifat lipofilik () dan sifat elektronik () substituen
senyawa turunan N-benzoilamoksisilin serta sifat lipofilik (log P) dan sifat
sterik (MR) senyawa turunan N-benzoilamoksisilin diharapkan memberikan
perbedaan terhadap aktivitas antibakterinya terhadap bakteri uji. Parameter
dan log P (sifat lipofilik), yang menentukan kemampuan senyawa obat dalam
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
18/20
penembusan membran biologis; parameter (sifat elektronik) dan parameter
MR (sifat sterik) yang mempengaruhi interaksi obat-reseptor menunjukkan
adanya peningkatan dari senyawa N-benzoilamoksisilin dengan turunannya.
Data parameter sifat kimia fisika substituen turunanN-benzoilamoksisilin dan
aktivitas antibakteri terhadapPseudomonas aeruginosa ATCC 27853.
Hasil analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas dinyatakan
melalui persamaan statistika, uji persamaan regresi linier dan non linier dari
parameter kimia fisika yang dihitung dengan bantuan program komputer
SPSS 16.
Ditinjau dari hubungan perubahan struktur, sifat kimia fisika dan
aktivitas biologis secara kuantitatif, dari perhitungan HKSA (Hubungan
Kuantitatif Struktur-Aktivitas), antara log KHM senyawa terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, harga r = 0,906 diperoleh dari
persamaan non linier log KHM dengan sifat lipofilik, yaitu: -log KHM =
3,963 2 - 3,001 - 2,477. Harga r hitung ini lebih kecil bila dibandingkan
dengan harga r tabel, sehingga tidak ada hubungan antara sifat lipofilik,
elektronik, dan sterik senyawa turunan N-benzoilamoksisilin terhadap
aktivitas antibakterinya terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853.
Peningkatantetapan sifat lipofilik, elektronik, dansterik senyawa turunan N-
benzoilamoksisilin tidak berpengaruh terhadap aktivitas antibakterinya.
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
19/20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Senyawa turunan N-benzoilamoksisilin (N-2-klorobenzoilamoksisilin, N-
3-klorobenzoilamoksisilin, dan N-4-klorobenzoilamoksisilin) mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853,
lebih besar dibanding amoksisilin.
2. Hubungan Kuantitatif Struktur - Aktivitas, antara log KHM senyawa
terhadap bakteriPseudomonas aeruginosa ATCC 27853, harga r = 0,906
diperoleh dari persamaan non linier log KHM dengan sifat lipofilik, yaitu
: -log KHM = 3,963 2- 3,001 - 2,477.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil akhir yang baik, harus dikerjakan dengan
alat dan bahan yang benar-benar steril.
-
8/10/2019 HUBUNGAN STRUKTUR TURUNAN.docx
20/20
DAFTAR PUSTAKA
Bhattacharjee A, Anupurba S, Gaur A, Sen MR. Prevalence of Inducible AmpC -lactamase-ProducingPseudomonas aeruginosa in a Tertiary Care Hospital
in Northern India. Indian J Med Microbiol 2008; 26(1): 89-90.
Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick & Adelbergs Medical
Microbiology, 23rdEd. Boston: Mc Graw Hill; 2004.
ISFI (2008). Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, Volume 43. Penerbit
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.
ONeil MJ (Editor), 2006. The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals,
Drugs, and Biologicals, Merck & Co. Inc., USA, p. 92, 94, 1286.
Sarah, Maya. 2002. Parameter Metabolik Dalam Pembuatan Penisilin. Medan:
USU digital library. Hal 1-2.
Soekardjo B, Hardjono S, Sondakh R. Hubungan Struktur-Aktivitas Obat
Antibiotika. Dalam: Siswandono dan Soekardjo B (Editor), Kimia
Medisinal, Jilid 2. Surabaya: Airlangga University Press; 2000.
Patrick GL. An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd. ed. New York: Oxford
University Press; 388-390.
Wattimena, J.R. 1991. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press. Halaman 66-100.