HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

19
1 HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI POSYANDU LESTARI, KELURAHAN KUMPULREJO KEC.ARGOMULYO, SALATIGA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Di ajukan oleh IMAM BAKTI J 310 141 001 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

Page 1: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

1

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA

BALITA DI POSYANDU LESTARI, KELURAHAN KUMPULREJO KEC.ARGOMULYO, SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Di ajukan oleh

IMAM BAKTI J 310 141 001

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Page 2: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

2

Page 3: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

3

Page 4: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

4

Page 5: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

5

NUTRITION STUDY PROGRAM

FACULTY OF HEALTH

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BACHELOR THESIS

ABSTRACT

IMAM BAKTI. J 310 141 001 RELATIONSHIPS BETWEEN STATUS OF WORK, FORMAL EDUCATION AND MOTHER’S KNOWLEDGE WITH EXCLUSIVE MOTHER’S MILK BREASTFEEDING ON CHILDREN IN POSYANDU LESTARI, KUMPULREJO VILLAGE, ARGOMULYO SUB-DISTRICT, SALATIGA Introduction: One of the expected goals in the development which is being carried out is the increase in the quality of human resources (HR) as the basis for the establishment of quality human capital, starting from babies in the womb along with mother’s milk breastfeeding from the early age, especially exclusive mother’s milk breastfeeding. There are several factors influencing the exclusive breastfeeding include maternal employment , formal education and knowledge. The percentage of exclusive mother’s milk breastfeeding at Posyandu (Integrated Service Post) Lestari, Village of Kumpulrejo, Sub-District of Argomulyo, Salatiga is still low (35.6%), under the Minimum Service Standard targets for achievement of exclusive mother’s milk breastfeeding in Salatiga Town by 80 %. Purpose: The purpose of the study is determining the relationship between the employment status, formal education as well as the knowledge of mothers and the exclusive mother’s milk breastfeeding in Posyandu Lestari, Village of Kumpulrejo, Sub-District of Argomulyo, in Salatiga. Method of Investigation: The design of investigation is cross sectional. The sample consists of mothers who have toddlers between the ages of 7 to 24 months, as many as 35 respondents. Data about mother’s employment status, mother's formal education, mother's knowledge about exclusive mother’s milk and exclusive mother’s milk breastfeeding were obtained from questionnaire interviews. Data were analyzed using Chi-Square test. Results: A total of 62.9% of respondents did not work, 65.9% of respondents were highly educated, 54.3% of respondents were with unfavorable knowledge and 54.3% of respondents did not give exclusive mother’s milk. Conclusion: There was a relationship between employment status of mothers and the level of mothers’ knowledge with exclusive mother’s milk breastfeeding. There was no relationship between mothers’ education and exclusive mother’s milk breastfeeding. Suggestions : Increase the knowledge of mothers on the importance of exclusive breastfeeding , by extension through meetings dasa wisma , gathering PKK .

Keywords : Exclusive mother’s milk, children, employment, education, knowledge Bibliography : 31: 2000-2014

Page 6: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

6

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK

IMAM BAKTI. J 310 141 001 HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI POSYANDU LESTARI, KELURAHAN KUMPULREJO KEC.ARGOMULYO SALATIGA Pendahuluan : Pembangunan yang sedang dilaksanakan salah satunya diharapkan ada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) sebagai modal dasar pembentukan manusia berkualitas, dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI Eksklusif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah pekerjaan ibu, pendidikan formal dan pengetahuan. Persentase pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Lestari, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga masih rendah (35,6%), di bawah target Standart Pelayanan Minimal untuk capaian ASI Eksklusif Kota Salatiga sebesar 80%. Tujuan : Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan status pekerjaan, pendidikan formal dan pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Lestari, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Metode Penelitian : Rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai balita umur 7 - 24 bulan sejumlah 35 responden. Data status pekerjaan ibu, pendidikan formal ibu, pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan pemberian ASI Eksklusif diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Sebanyak 62,9% responden tidak bekerja, 65,9% responden berpendidikan tinggi, 54,3% responden berpengetahuan kurang dan 54,3% responden tidak memberikan ASI Eksklusif. Kesimpulan : Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Saran: Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang arti pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dengan cara penyuluhan melalui pertemuan dasa wisma, arisan PKK. Kata kunci : ASI Eksklusif, balita, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan. Kepustakaan : 31 : 2000– 2014

Page 7: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

7

PENDAHULUAN

Kesehatan dan gizi merupakan

faktor penting karena secara langsung

berpengaruh terhadap kualitas SDM di

suatu negara, yang digambarkan

melalui pertumbuhan ekonomi, umur

harapan hidup dan tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan yang tinggi hanya

dapat dicapai oleh orang yang sehat

dan berstatus gizi baik. Pembangunan

yang sedang dilaksanakan salah

satunya diharapkan ada peningkatan

mutu sumber daya manusia (SDM)

sebagai modal dasar pembentukan

manusia berkualitas, dimulai sejak

bayi dalam kandungan disertai dengan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak

usia dini, terutama pemberian ASI

Eksklusif (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2013, persentase

pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6

bulan di Indonesia sebesar 54,3% di

bawah target nasional sebesar 80%.

Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) mencatat bahwa

cakupan ASI Eksklusif sebesar 41%

(SDKI 2012), persentase ASI Esklusif

menurun terus setelah dua bulan

pertama. Lebih dari 7 diantara 10

anak umur 4-5 bulan menerima

makanan tambahan (44%), susu atau

cairan tambahan lainnya (8%) sebagai

tambahan dari ASI atau sepenuhnya

sudah disapih (13%).

Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI

Eksklusif diantaranya adalah

pekerjaan ibu. Berdasarkan hasil

penelitian Dahlan, Mubin dan Mustika

(2011) mengungkapkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan

antara status pekerjaan dengan

pemberian ASI Eksklusif.

Pendidikan formal juga dapat

mempengaruhi pemberian ASI

Eksklusif, hal ini didukung oleh

penelitian Widarwati (2012) yaitu ada

hubungan bermakna antara

pendidikan formal dengan pemberian

ASI Eksklusif. Ibu yang mempunyai

tingkat pendidikan tinggi mengetahui

bahwa kualitas ASI lebih baik daripada

susu formula.

Faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif selanjutnya

yaitu pengetahuan. Penelitian Aprilia

(2011) menunjukkan pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif dapat

mempengaruhi ibu dalam memberikan

ASI Eksklusif. Semakin baik

pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif, maka seorang ibu akan

memberikan ASI Eksklusif pada anak.

Berdasarkan data dari Dinas

Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2014,

Standart Pelayanan Minimal untuk

Page 8: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

8

capaian ASI Eksklusif tingkat Kota

Salatiga sebesar 80%. Pencapaian

pemberian ASI Eksklusif pada tahun

2014 Propinsi Jawa Tengah 67,95%,

Kota Salatiga 47,3%. Kecamatan

Argomulyo 51,67% dan Kelurahan

Kumpulrejo sebesar 39,80%.

Berdasarkan data tersebut, Kelurahan

Kumpulrejo capaian pemberian ASI

Eksklusif masih sangat rendah

dibandingkan dengan capaian tingkat

kota maupun tingkat kecamatan.

Diantara posyandu yang ada di

Kelurahan Kumpulrejo, Posyandu

Lestari capaian ASI Eksklusifnya yang

paling rendah (35,6%). Hasil survey

pendahuluan yang dilakukan pada

bulan Mei 2015 di Posyandu Lestari,

Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan

Argomulyo, Kota Salatiga dari 20 ibu

menyusui, 5 ibu memberikan makanan

pendamping ASI pada bayinya

sebelum waktunya, 5 ibu memberikan

susu formula pada saat ditinggal pergi

dan 10 ibu memberikan ASI secara

Eksklusif.

Landasan Teori

Balita

Balita adalah anak usia kurang

dari lima tahun, sehingga bayi usia

dibawah satu tahun juga termasuk

golongan ini. Balita usia 1-5 tahun

dapat dibedakan menjadi dua yaitu

anak usia lebih dari satu tahun sampai

tiga tahun yang dikenal dengan batita

dan anak usia lebih dari tiga tahun

sampai lima tahun yang dikenal

dengan usia prasekolah (Proverawati,

2009).

Menurut Uripi (2004)

berdasarkan karakteristiknya, anak

usia 1-3 tahun merupakan konsumen

pasif, artinya anak menerima

makanan dari apa yang disediakan

ibunya. Sedangkan anak usia 3-5

tahun menjadi konsumen aktif, karena

sudah dapat memilih makanan yang

disukainya.

Air Susu Ibu ( ASI )

Proses pembentukan ASI

dipengaruhi oleh kerja sistem hormon

didalam tubuh. Terdapat 3 proses

pembentukan ASI yaitu pertumbuhan

kelenjar susu, laktogenesis atau

permulaan sekresi air susu dan

galaktopoesis atau kelangsungan

produksi ASI. Sekresi telah dimulai

pada trimester pertama kehamilan di

bawah pengaruh hormon prolaktin dan

didukung oleh hormon lain dari

hipofisis, ovarium, tiroid, adrenal dan

pancreas (Sayogo, 2004).

ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah

pemberian ASI saja sejak bayi

Page 9: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

9

dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan.

Selama itu bayi tidak diharapkan

mendapatkan tambahan cairan lain

seperti susu formula, air jeruk, air teh,

madu, air putih. Pada pemberian ASI

Eksklusif bayi juga tidak diberikan

makanan tambahan seperti pisang,

biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim

dan sebagainya. ASI Eksklusif

diharapkan dapat diberikan sampai 6

bulan. Pemberian ASI secara benar

akan dapat mencukupi kebutuhan bayi

sampai usia 6 bulan, tanpa makanan

pendamping. Di atas usia 6 bulan, bayi

memerlukan makanan tambahan

tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan

sampai berumur 2 tahun. (PERINASIA,

2012).

Faktor – faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif

a. Faktor Predisposisi

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah

merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu. Pengetahuan

diperoleh melalui proses belajar.

Proses belajar dapat terjadi

melalui penglihatan rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognotif

merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (Notoatmojo,

2003).

Pengetahuan seseorang

biasanya diperoleh dari

pengalaman yang berasal dari

berbagai macam sumber, misalnya

media massa, media elektronik,

buku petunjuk atau kerabat dekat.

Pengetahuan ini dapat membentuk

kenyakinan tertentu sehingga

seseorang berperilaku sesuai

kenyataan tersebut (Notoatmojo,

2003).

Hasil penelitian Satino

(2014), masyarakat memahami

pengertian dan maksud dari

program ASI Eksklusif. Responden

yang memiliki tingkat

pengetahuan tinggi akan

diwujudkan kedalam suatu

tindakan. Karena suatu tindakan

akan terwujud jika responden

memiliki keinginan untuk

melakukan tindakan tersebut.

Suatu tindakan atau perilaku akan

terwujud apabila responden

memahami dan mau melakukan

tindakan pemberian ASI Eksklusif.

Hal ini juga sesuai dengan

penelitian Rachmaniah (2014)

terdapat hubungan yang bermakna

antara pengetahuan ibu tentang

ASI dengan tindakan pemberian

ASI Eksklusif. Semakin tinggi

Page 10: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

10

tingkat pengetahuan seseorang

tentang ASI maka akan

mempengaruhi pola pikir dan sikap

seseorang sehingga akan

menimbulkan perilaku positif

dalam memberikan ASI Eksklusif.

2) Umur

Menurut Oktaria (2012) umur

merupakan aspek sosial yang

dapat mempengaruhi kesehatan

dan perilaku kesehatan seseorang.

Hubungan pemberian ASI

Eksklusif dengan umur ibu,

menurut hasil penelitian

Soeparmanto dan Pranata (2005)

menunjukkan proporsi ibu yang

umurnya lebih dari 46 tahun

menyusui ASI Eksklusif paling

rendah.

3) Pendidikan

Pendidikan secara umum

adalah segala upaya yang

direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik

individu, kelompok, atau

masyarakat sehingga melakukan

apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan (Notoatmodjo, 2003)

Kategori pendidikan menurut

Arikunto (2006) :

1) Pendidikan rendah (SD-

SMP)

2) Pendidikan tinggi (SMA-

Perguruan tinggi)

Pendidikan kesehatan

adalah aplikasi atau penerapan

pendidikan di dalam bidang

kesehatan. Hasil (output) yang

diharapkan dari suatu pendidikan

kesehatan disini adalah perilaku

kesehatan, atau perilaku untuk

memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang kondusif

(Notoatmodjo, 2003). Hasil

penelitian Widarwati (2012)

terdapat hubungan yang signifikan

antara pendidikan dengan

pemberian ASI Eksklusif.

4) Pekerjaan

Pekerjaan dalam arti luas

adalah aktivitas utama yang

dilakukan oleh manusia. Dalam arti

sempit istilah pekerjaan digunakan

untuk suatu tugas/kerja yang

menghasilkan uang bagi

seseorang. Dalam pembicaraan

sehari hari istilah ini sering

dianggap sinonim dengan profesi.

Pekerjaan yang dijalani seseorang

dalam kurun waktu yang lama

disebut karier (Diah dan Yenrina,

2004).

Menurut Hidayah (2000)

dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa dari beberapa determinan

yang mempengaruhi pemberian

Page 11: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

11

ASI Eksklusif berdasarkan

karakteristik ibu, salah satunya

adalah status pekerjaan ibu.

b. Faktor Pemungkin

1) Tempat melahirkan

Para ahli mengemukakan

adanya pengaruh yang kurang

baik terhadap kebiasaan

memberikan ASI pada ibu-ibu

yang melahirkan di rumah sakit

atau klinik bersalin. Rumah sakit

atau klinik bersalin lebih menitik

beratkan upaya agar persalinan

dapat berlangsung dengan baik,

ibu dan anak berada dalam

keadaan selamat dan sehat.

(Siregar, 2004).

2) Penolong persalinan

Ibu yang melahirkan di

rumah bersalin atau rumah sakit

bisa mendapatkan bimbingan

dari petugas kesehatan

penolong persalinan, sehingga

termotivasi untuk memberikan

ASI. Hal ini sejalan dengan

penelitian (Soeparmanto dan

Pranata, 2005) dari hasil uji

logistik regresi logistik bivariate

antara variabel penolong

persalinan mempunyai

pengaruh bermakna (p < 0.05)

dengan pemberian ASI

Eksklusif.

3) Pengetahuan petugas

kesehatan

Petugas kesehatan harus

memperhatikan kondisi ibu

maupun bayi, terutama yang

berkaitan dengan masalah

menyusui, seperti apakah ASI

sudah keluar, adakah terjadi

pembengkakan payudara,

bagaimana dengan kondisi

puting. Demikian juga dengan

keadaan bayinya, seperti rewel

atau tidak, apakah sudah dapat

mengisap, kuat atau tidak

(PERINASIA, 2012).

c. Faktor Penguat

1) Dukungan suami

Suami yang mengerti

bahwa ASI dan menyusui paling

baik untuk bayi, merupakan

dorongan yang baik untuk ibu

agar lebih berhasil menyusui

(Depkes RI, 2005).

2) Kebijakan yang berlaku

Pemenuhan hak

bayi untuk mendapatkan ASI

Eksklusif oleh pemerintah

dituangkan dalam bentuk Surat

Keputusan Menteri Kesehatan

No.450/Menkes/SK/IV/2004

serta PP No.33 tahun 2012

yang berisikan sangsi

administratif diberikan kepada

Page 12: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

12

tenaga kesehatan dan

penyelenggara fasilitas

pelayanan kesehatan yang tidak

mendukung keberhasilan

pemberian ASI Eksklusif

(Kemenkes RI, 2013).

3) Lingkungan

Faktor lingkungan

berpengaruh positif terhadap

pemberian ASI eksklusif.

Lingkungan merupakan kondisi

yang ada di sekitar manusia

dan pengaruhnya, yang dapat

mempengaruhi perkembangan

dan perilaku orang atau

kelompok (Satino, 2014).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

explanatory research yaitu

penelitian yang menjelaskan

hubungan 2 variabel atau lebih.

Pendekatan penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

( belah lintang ) yaitu variabel

sebab dan akibat diambil dalam

waktu bersamaan. Sampel dalam

penelitian ini adalah total populasi

ibu yang mempunyai balita

berumur antara 7 bulan sampai 24

bulan, berjumlah 35 orang sesuai

dengan data pencatatan Posyandu

Lestari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Deskripsi status pekerjaan ibu

Status kerja Jumlah %

Tidak bekerja 22 62,9

Bekerja 13 37,1

Jumlah 35 100

Pekerjaan ibu adalah

sesuatu yang digunakan untuk

suatu tugas/kerja yang

menghasilkan uang bagi

seseorang ( Diah dan

Yenrina, 2004). Ibu yang tidak

bekerja sejumlah 22 responden

(62,9%) dibandingkan ibu yang

bekerja 13 responden (37,1%).

2. Deskripsi pendidikan formal ibu

Pendidikan

Formal Jumlah %

Pendidikan

rendah

12 34,3

Pendidikan

tinggi

23 65,7

Jumlah 35 100

Pendidikan akan

berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap

Page 13: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

13

sesuatu yang datang dari luar

(Notoatmojo, 2003). Pendidikan

terakhir ibu balita menurut

pendidikan formal yang

terbanyak adalah pendidikan

tinggi (65,7%), sementara untuk

pendidikan rendah sebanyak

34,3%.

3. Deskripsi Pengetahuan ibu

Pengeta

huan Jumlah %

Baik 16 45,7

Kurang 19 54,3

Jumlah 35 100

Seseorang memperoleh

pengetahuan yang berasal dari

berbagai macam sumber,

misalnya pengalaman, media

masa, media elektronik, buku

petunjuk, petugas kesehatan,

poster dan kerabat dekat.

Pengetahuan yang didapat

membentuk keyakinan tertentu

sehingga seseorang berperilaku

sesuai dengan kenyataan

tersebut (Notoatmojo, 2003).

Sebagian besar tingkat

pengetahuan ibu balita tentang

ASI Eksklusif adalah baik

sebanyak 45,7% sedangkan

tingkat pengetahuan ibu balita

kurang sebanyak 54,3%.

4. Deskripsi Pemberian ASI

Eksklusif

Pemberian

ASI Jumlah %

Tidak

Eksklusif

19 54,3

Eksklusif 16 45,7

Jumlah 35 100

ASI Eksklusif adalah

memberikan hanya ASI tanpa

memberikan makanan dan

minuman lain kepada bayi sejak

lahir sampai bayi berumur 6

bulan (PERINASIA, 2012). Ibu

balita tidak memberikan ASI

Eksklusif sebanyak 54,3%.

Page 14: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

14

Analisa Bivariat

1. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Status Kerja ASI Eksklusif

ASI tidak

Eksklusif Total

n % n % n %

Tidak bekerja 13 59,1 9 40,9 22 100

Bekerja 3 23,1 10 76,9 13 100

Ibu balita yang memberikan ASI

Eksklusif dan tidak bekerja sebanyak

59,1 %. Hal ini dikarenakan ibu yang

tidak bekerja mempunyai waktu yang

cukup untuk selalu mendampingi

bayinya, sehingga pemberian ASI

sewaktu – waktu dapat diberikan.

Dalam hal pemberian ASI yang terbaik

adalah sesuai dengan kebutuhan (on

demand). Karena prinsip pemberian

ASI adalah semakin sering dikonsumsi

semakin meningkatkan produksinya

(Rusli, 2004). Ibu balita yang bekerja

dan tidak memberikan ASI Eksklusif

sebanyak 76,9%, sedangkan ibu yang

bekerja tetapi dapat memberikan ASI

Eksklusif disebabkan jarak rumah

yang dekat dengan tempat bekerja,

sehingga pada waktu istirahat dapat

pulang kerumah (BPS, 2000).

Berdasarkan hasil uji statistik

menggunakan Chi-Square dengan

mengambil tingkat kepercayaan 95 %

atau tingkat kesalahan ά = 5 %

didapatkan nilai p sebesar 0,039. Hal

ini berarti nilai p lebih kecil dari nilai ά

(0,05) sehingga terdapat hubungan

yang bermakna antara status

pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif. Hasil di atas menunjukan

bahwa apabila status pekerjaan ibu

bekerja, maka besar kemungkinan ibu

tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya, dan apabila status pekerjaan

ibu tidak bekerja maka besar

kemungkinan ibu dapat memberikan

ASI Eksklusif. Sebagian ibu yang

bekerja memiliki waktu untuk merawat

bayinya lebih sedikit, sehingga tidak

memungkinkan ibu memberikan ASI

Eksklusif pada bayinya. Hal ini juga

sesuai dengan hasil penelitian

Juliastuti (2011) ada hubungan antara

status pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif

Page 15: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

15

2. Hubungan Pendidikan Formal Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Tingkat

Pendidikan

ASI Eksklusif ASI tidak

Eksklusif Total

n % n % n %

Rendah 6 50 6 50 12 100

Tinggi 10 43,5 13 56,5 23 100

Ibu balita yang tingkat

pendidikan rendah sebanyak 50%

memberikan ASI Eksklusif, sedangkan

yang berpendidikan tinggi sebanyak

56,5% tidak memberikan ASI Eksklusif.

Untuk mengetahui hubungan

pendidikan formal ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif

menggunakan uji statistik Chi-Square

dengan mengambil tingkat

kepercayaan 95 % atau tingkat

kesalahan ά = 5 % didapatkan nilai p

sebesar 0,713. Hal ini berarti nilai p

lebih besar dari nilai ά (0,05), bahwa

tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan dengan

pemberian ASI Eksklusif. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian

Wijayanti, Nurjanah, Ernawati (2013)

bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara tingkat pendidikan

dengan pemberian ASI Eksklusif.

Tirtarahardja dan Sulo (2005) dalam

Wijayanti, Nurjanah, Ernawati (2013)

pendidikan bersifat abstrak karena

memuat nilai-nilai yang abstrak, dan

kandungannya sangat luas sehingga

sangat sulit untuk dilaksanakan dalam

praktik. Disimpulkan bahwa meskipun

seorang Ibu memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi dan mampu

menangkap informasi dan anjuran

kesehatan, namun sukar untuk

mengikuti atau melaksanakan anjuran

yang diberikan.

Penelitian ini secara statistik

pendidikan responden tidak

berhubungan terhadap pemberian ASI

Eksklusif. Hal ini dimungkinkan karena

meskipun sebagian besar responden

memiliki pendidikan SMA sampai

Perguruan Tinggi, bukan berarti

responden juga mempraktekkan

pemberian ASI Eksklusif dengan baik.

Adanya kepercayaan jika memberikan

ASI secara terus-menerus akan

membuat perubahan bentuk payudara,

atau ketakutan jika bayi tidak mau

berhenti minum ASI sampai usia lebih

dari 2 tahun (Roebijoso, 2012).

Ibu yang tingkat pendidikan

tinggi tidak memberikan ASI Eksklusif.

Page 16: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

16

Hal ini dapat terjadi karena adanya

beberapa faktor, yaitu kondisi

ekonomi dan daya beli masyarakat.

Ibu balita dengan pendidikan tinggi

cenderung bekerja mencari nafkah

untuk menopang ekonomi keluarganya,

dan ketika daya beli mulai meningkat

menyebabkan ibu balita memilih

untuk memberikan susu formula

kepada bayinya sebagai pengganti

ASI agar lebih praktis dan derajat

sosial keluarga di mata masyarakat

semakin meningkat. Hal inilah yang

diduga memberikan pengaruh yang

kuat sehingga tingkat pendidikan tidak

berhubungan dengan lama pemberian

ASI Eksklusif (Syamsianah, Mufnaetty,

Mahardikha, 2010).

3. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pengetahuan ASI Eksklusif ASI tidak Eksklusif Total

n (%) n (%) n %

Baik 11 68,8 5 31,3 16 100

Kurang 5 26,3 14 73,7 19 100

Berdasarkan uji statistik

Chi-Square dengan mengambil

tingkat kepercayaan 95 % atau

tingkat kesalahan ά = 5 % didapatkan

nilai p sebesar 0,012. Hal ini berarti

nilai p lebih kecil dari nilai ά (0,05),

terdapat hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif dengan

pemberian ASI Eksklusif.

Pengetahuan ibu mengenai ASI

Eksklusif bisa mempengaruhi ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif

kepada anaknya. Semakin baik

pengetahuan Ibu tentang ASI

Eksklusif, maka akan memberikan

ASI Eksklusif pada anaknya. Begitu

juga sebaliknya, semakin rendah

pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif, maka semakin sedikit

pula peluang ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif (Rulina,

Suharyono, 2000). Penelitian ini juga

sesuai dengan Robiwala, Ciptorini,

Handini (2012) yang melakukan

penelitian di Wilayah Kerja

Puskesmas Kokap 1 Kabupaten

Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta,

dalam penelitiannya menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif dengan

pemberian ASI Eksklusif dengan nilai

p = 0,005

Page 17: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

17

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Sebagian besar ibu balita

berstatus tidak bekerja (62,9%).

2. Pendidikan formal ibu yang paling

banyak berpendidikan tinggi

(65,7%).

3. Pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif terbanyak adalah

berpengetahuan kurang baik

(54,3%).

4. Ibu balita yang memberikan ASI

tidak eksklusif sebesar 54,3%.

5. Ada hubungan yang signifikan

antara status kerja ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif.

6. Tidak ada hubungan yang

signifikan antara pendidikan formal

ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif.

7. Ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas perlu

kegiatan peningkatan pengetahuan ibu

balita tentang pentingnya pemberian

ASI Eksklusif, termasuk cara

penyimpanan ASI selama ibu balita

bekerja. Kegiatan dapat dilaksanakan

dengan menggunakan sarana yang

ada pada masyarakat seperti

posyandu, dasa wisma, arisan PKK

dengan cara penyampaian melalui

penyuluhan. Kerjasama yang baik

antara keluarga, tokoh masyarakat,

dan petugas kesehatan di wilayah

Posyandu Lestari Kelurahan

Kumpulrejo sangat diperlukan untuk

menggalakkan program peningkatan

pemberian ASI Ekslusif.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Aprilia, G. 2011. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo. Diakses: 18 Oktober 2015. Http: e-journal.akbid purworejo.ac.id/index.php/jkk5/.../71

Arinta, Imelda, L., Azwar, S. 1993.

Peran Jenis Androgini dan Konflik Peran Ganda Pada Ibu Bekerja. Jurnal Psikologi, No.2, 20-30.

Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi.

Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI. 2002. Ibu Bekerja tetap

Memberikan Air Susu Ibu (ASI) . Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI. 2002. Strategi Nasional

Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Sampai Tahun 2005.

Page 18: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

18

Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Diah, K dan Yenrina, R. 2004.

Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara. Jakarta.

Eti, R., Rahayuningsih, P., Yanti, PG.

2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Hastono, 2010. Statistik Kesehatan.

Jakarta: Rajawali Pers. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. 2010. Penuntun Hidup Sehat. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Kemeneg Pemberdayaan Perempuan

RI. 2008. Pemberdayaan Perempuan dalam Peningkatan Pemberian ASI. Jakarta.

Konas. 2002. Persagi & Temu Alumni

XII Persatuan Ahli Gizi. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. 2013. Rencana Aksi Akselerasi Pemberian ASI Eksklusif. Direktorat Bina Gizi. Jakarta.

Mardya, A. 2011. Hubungan Status

Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASi Ekslusif di Kabupaten Malang. Diakses : 20 Desember 2015. Http://nonaariza.co.id/2011/06/

hubungan-status-pekerjaan-ibu-dengan.html

Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmojo. 2002. Metodologi

Penelitian Kesehatan..Rineka Cipta. Jakarta

Perkumpulan Perinatologi Indonesia

(PERINASIA). 2012. Manajemen Laktasi. Jakarta.

Proverawati, A . 2009. Buku Ajar Gizi

Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Rachmaniah, N. 2014. Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Tindakan ASI Eksklusif. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Rulina, Suharyono d.k.k. 2000. ASI

Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Robiwala, ME.,Ciptorini, D., Handini,

KD. 2012. Hubungan Tingkat pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI saja di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulonprogo Propinsi Yogyakarta. Diakses : 10 Maret 2016. Journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/.../77

Roebijoso dkk. 2012. Hubungan

Antara Status Pekerjaan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Ibu, Serta Dukungan Bidan Terhadap Pemberian ASI

Page 19: HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL …eprints.ums.ac.id/43481/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · bibliography: 31: 2000-2014 . 6 program studi ilmu gizi fakultas ilmu kesehatan universitas

19

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig.Malang: UniversitasBrawijaya

Siregar, M.A. 2004. Pemberian ASI

Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Soeparmanto, P dan Pranata, S. 2005.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Air Susu Ibu (ASI) EKSKLUSIF pada bayi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 8 No. 1 Juni 2005: 1-7.

Syamsianah, A.,Mufnaetty,

Mahardikha, DM. 2010. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan lama pemberian ASI Eksklusif pada balita usia 6-24 bulan di Desa Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Diakses : 18 Maret 2016. Jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/.../61/144

Suryaningtyas, A dan Winarsih Nur A.

Tanpa tahun. Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI di Puskesmas Nguter Diakses : 15 Maret 2016. Https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3619

Widarwati, 2012. Faktor yang

berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Manggis, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.Karya Tulis Ilmiah. Program Diploma. Akbid Ngudi Waluyo. Semarang.

Wijayanti, M., Nurjanah., Ernawati, D.

2013. Hubungan Antara Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Dan Sikap Ibu Bayi Dengan Pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Krobokan Kota Semarang Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Yuliandarin, EM. 2009. Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Kelurahan KotaBaru Kecamatan Bekasi Barat tahun 2009. Skripsi. Program Studi Promosi Kesehatan. FKM UI. Jakarta.