HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan...

89
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Transcript of HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan...

Page 1: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO

KOTA KENDARI TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

PEBRIANI PONGMANDA P00312017129

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN KENDARI

2018

Page 2: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO

KOTA KENDARI TAHUN 2018

Diajukan Oleh:

PEBRIANI PONGMANDA P00312017129

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim

Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan.

Kendari, Agustus2018

Pembimbing I Pembimbing II

Hendra Yulita, SKM, MPH Yustiari, SST, M.Kes Nip. 19710720199832001 Nip. 198011172007012016

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM,M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 3: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

iii

Page 4: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

LEPO-LEPOKOTA KENDARI TAHUN 2018

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan

Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau

pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau

instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Kendari, Agustus 2018

Pebriani Pongmanda

Nim.P00312017129

Page 5: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

v

Page 6: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsiyang berjudul “hubungan status gizi

dan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya terutama kepada IbuHendra Yulita, SKM, MPHselaku

Pembimbing I dan Ibu Yustiari, SST, M.Kesselaku Pembimbing II yang

telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Bapak dr. Sukardi Yunus, Sp. An., M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit

Bhayangkara Kota Kendari.

4. Ibu Askrening, SKM, M.Kesselaku penguji 1, Ibu Siti Aisa, AM.Keb,

S.Pd, M.Pd selaku penguji 2, Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Kebselaku

penguji 3 dalam skripsi ini.

Page 7: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

vii

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

Page 8: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................... iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

KATA PENGANTAR......................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................... x

ABSTRACT....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 8

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 11

A. Telaah Pustaka.......................................................................... 11

B. Landasan Teori.......................................................................... 38

C. Kerangka Teori.......................................................................... 40

D. Kerangka Konsep...................................................................... 41

E. Hipotesis Penelitian.................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 42

A. Jenis Penelitian......................................................................... 42

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 43

D. Variabel Penelitian..................................................................... 43

E. Definisi Operasional.................................................................. 43

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 44

Page 9: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

ix

G. Instrumen Penelitian.................................................................. 45

H. Alur Penelitian........................................................................... 45

I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 48

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 55

C. Pembahasan ............................................................................ 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 66

A. Kesimpulan .............................................................................. 66

B. Saran ....................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 67

LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

x

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO

KOTA KENDARI TAHUN 2018

Pebriani Pongmanda1 Hendra Yulita

2 Yustiari

2

Latar belakang: Kehamilandanpersalinanmerupakanperistiwa alamiah, namun, terkadang sakit atau problem yang diderita wanita hamilsemasa hamilmemerlukan perhatian medis.Masalah dapatberupa komplikasiyang berkembang akibatdampak langsung kehamilan.Masalah-masalah yang sering terjadi dalam kehamilan antara laininfeksivagina, tekanandarahtinggi,perdarahan vagina dan menggandung lebih darisatujanin. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari yang berjumlah 37 ibu hamil. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tentang kejadian hipertensi dalam kehamilan, status gizi dan stress. Analisis data mengunakan uji chi square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Dari 37 ibu, jumlah kejadian hipertensi dalam kehamilan sebanyak 16 orang (43,2%). Dari 37 ibu, status gizi ibu hamil terbanyak adalah status gizi baik sebanyak 23 orang (62,2%). Dari 37 responden, ibu hamil lebih banyak yang tidak mengalami stress sebanyak 23 orang (62,2%). Ada hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018 (p=0,007; X

2=7,290). Ada hubungan stress dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018 (p=0,014; X

2=8,560).

Kata kunci : hipertensi dalam kehamilan, status gizi, stress

1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari

2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

Page 11: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF NUTRITION AND STRESS STATUS WITH HYPERTENSION IN PREGNANT WOMEN IN THE LEPO-LEPO HEALTH CENTER WORKING AREA

KENDARI CITY OF 2018

Pebriani Pongmanda1 Hendra Yulita2 Yustiari 2 Background: Pregnancy and childbirth are natural events, however, sometimes illness or problems suffered by pregnant women during pregnancy require medical attention. Problems can be complications that develop due to the direct impact of pregnancy. Problems that often occur in pregnancy include vaginal infections, high blood pressure, vaginal bleeding and containing more than one fetus. Objective: This study aims to determine the relationship of nutritional status and stress with the incidence of hypertension in pregnant women in the working area of the Lepo-Lepo Health Center in Kendari City in 2018. Research Method: The research design used was cross sectional. The study sample was pregnant women in the lepo-Lepo health center in Kendari City, totaling 37 pregnant women. Data collection instruments in the form of questionnaires about the incidence of hypertension in pregnancy, nutritional status and stress. Data analysis using chi square test. Results: The results of the study showed that of the 37 mothers, the number of hypertension in pregnancy was 16 people (43.2%). Of the 37 mothers, the nutritional status of most pregnant women was good nutritional status as many as 23 people (62.2%). Of the 37 respondents, more pregnant women did not experience stress as many as 23 people (62.2%). There is a relationship between nutritional status and the incidence of hypertension in pregnant women in the working area of the Lepo-Lepo Health Center in Kendari City in 2018 . There is a relationship of stress with the incidence of hypertension in pregnant women in the work area of Lepo-Lepo Health Center in Kendari City in 2018 (p = 0.014; X2 = 8.560). Keywords: hypertension in pregnancy, nutritional status, stress 1 Student of D-IV Midwifery Study Program, Poltekkes Kendari 2 Lecturers of the Department of Midwifery, Poltekkes Kendari

Page 12: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa alamiah, namun,

terkadang sakit atau problem yang diderita wanita hamil semasa hamil

memerlukan perhatian medis. Masalah dapat berupa komplikasi yang

berkembang akibat dampak langsung kehamilan. Masalah-masalah yang

sering terjadi dalam kehamilan antara lain infeksi vagina, tekanan darah

tinggi, perdarahan vagina dan menggandung lebih dari satu janin (Tiran,

2017). Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil.

Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar

15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan

komplikasi yang mengancam jiwa ibu.

Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah

kesehatan utama bagi kesehatan wanita, karena merupakan penyebab

terbesar kematian ibu dan bayi. World Health Organization (WHO)

memperkirakan 585.000 perempuan meninggal akibat komplikasi

kehamilan dan persalinan, sekitar satu perempuan meninggal setiap

menitnya (Estina dkk, 2015). Penyebab terjadi kematian ibu adalah

perdarahan postpartum, preeklampsia/eklampsia dan infeksi (WHO,

2015). Angka kejadiannya lebih banyak terjadi dinegara berkembang

dibanding negara maju. Hal ini karena dinegara maju perawatan

kehamilannya lebih baik.

Page 13: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

2

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil survey

demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan

adanya peningkatan AKI dari tahun sebelumnya 2007. AKI Indonesia

pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup meningkat

menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama yang

menyumbang angka kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan sebanyak

32%, hipertensi dalam kehamilan 25%, infeksi 5%, partus lama 5%,

penyebab lain 1%. Penyebab lain-lain yaitu 32% cukup besar, termasuk

didalamnya penyebab penyakit non obstetric (BKKBN, 2013).

Preeklampsia merupakan suatu kondisi medis dimana timbul

peningkatan tekanan darah, edema dan proteinuria selama kehamilan

(Lalage, 2015). Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20

minggu kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2013).

Peningkatan tekanan darah selama kehamilan merupakan salah satu jenis

penyakit yang perlu diwaspadai dimana keadaan ini bisa membahayakan

ibu hamil karena pada beberapa kasus preeklamsi dengan komplikasi

merupakan penyebab utama kematian pada ibu hamil (Lalage, 2015).

Tekanan darah merupakan dorongan pembuluh darah terhadap

dinding pembuluh darah. Beberapa perubahan terjadi dalam sirkulasi

selama kehamilan sebagai dampak pengaruh hormonal, meningkatnya

berat badan dan adanya jaringan-jaringan ekstra yang diperlukan bagi

janin untuk tumbuh dan berkembang. Tekanan darah akan turun selama

24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer

Page 14: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

3

vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh

progesterone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan

diastolik pada 10-15 mmHg. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit

demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Aliran

darah meningkat dengan cepat seiring dengan pembesaran uterus dan

ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen

diambil dari darah uterus selama masa kehamilan lanjut (Tiran,2017).

Tekanan darah tinggi dapat menurunkan aliran darah ke plasenta,

yang akan mempengaruhi persediaan oksigen dan nutrisi dari bayi. Hal ini

dapat memperlambat pertumbuhan bayi dan meningkatkan resiko saat

melahirkan. Tekanan darah tinggi juga dapat meningkatkan risiko

kerusakan tiba-tiba dari plasenta, dimana plasenta akan terpisah dari

uterus sebelum waktunya (Lalage, 2015). Hipertensi dalam kehamilan

merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga

penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia

mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup

tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh

perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan

sistem rujukan yang belum sempurna (Prawirohardjo, 2013).

Perempuan hamil dengan hipertensi mempunyai risiko tinggi untuk

komplikasi yang berat seperti penyakit jantung, penyakit pembuluh darah

otak, ataupun gagal organ hingga kematian. Terhadap janin, hipertensi

mengakibatkan risiko perkembangan janin dalam rahim yang terlambat,

Page 15: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

4

kelahiran sebelum waktunya, dan kematian janin dalam rahim (Lalage,

2015). Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3

bulan pasca persalian atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia

tetapi tanpa proteinuria (Prawirohardjo, 2013).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi

wanita hamil yang mengalami hipertensi sekitar 35-55% serta semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. WHO

menyatakan pula bahwa 20% kematian ibu di negara berkembang

berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan dan diantaranya disebabkan

oleh pola makan dan kurangnya waktu istirahat, bahkan tidak jarang

keduanya saling berinteraksi.

Angka kejadian hipertensi dalam kehamilan di dunia sebesar

30,4% (WHO, 2015). Angka kejadian hipertensi dalam kehamilan di

Indonesia sangat bervariasi. Angka kejadian hipertensi dalam kehamilan di

beberapa rumah sakit di Indonesia, di antaranya di RS Cipto

Mangunkusumo mencapai 12,2%, di RS Kariadi Semarang kejadian v

sebesar 3,1%, di Jawa Barat angka kejadian preeklamsi periode 1996–

1997 berkisar 0,5–12,1% (Boejang, 2015). Angka kejadian hipertensi

dalam kehamilan di Propinsi Sulawesi Tenggara tidak ada jumlah kejadian

hipertensi dalam kehamilan, namun berdasarkan profil Sulawesi Tenggara

bahwa jumlah kematian ibu sebanyak 84 kematian dimana penyebab

utama kematian adalah keracunan kehamilan dan infeksi. Hal ini

Page 16: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

5

diperburuk dengan status gizi yang buruk, persalinan muda, paritas tinggi

dan anemia (Dinkes Sultra, 2017).

Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam

kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut:

primigravida, primipaternitas, hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa,

kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar, umur

yang ekstrim, riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia, penyakit-

penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil, status gizi,

kecemasan, obesitas (Prawirohardjo, 2013).

Ibu hamil dengan gizi kurang berisiko mengalami gangguan

metabolisme seperti resistensi insulin, diabetes, hipertensi dan

dislipidemia (Kramer, 2013), serta meningkatkan risiko aterosklerosis dan

kardiovaskular pada keturunannya (Wegierek, 2014; Zhang et al, 2013).

Oleh karena itu ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi seimbang

saat mulai kehamilan khususnya makanan tinggi protein atau purin seperti

daging, ikan, hati, limpa dan kacang-kacangan. Ibu hamil dengan status

gizi kurang menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga dapat terjadi

hemokonsentrasi dan sirkulasi darah kejaringan terlambat. Akibatnya

konsumsi oksigen dan makanan kejaringan berkurang sehingga akan

menimbulkan kerusakan jaringan salah satunya plasenta sehingga dapat

menyebabkan terjadinya disfungsi plasenta yang berisiko mengakibatkan

terjadinya hipertensi (Hidayati, 2013).

Page 17: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

6

Selain itu perubahan psikologis pada ibu hamil yang berisiko

untuk terjadinya hipertensi dalah kehamilan salah satunya yaitu stress.

Stress pada ibu hamil berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan bayi

yang akan dilahirkannya, persiapan biaya yang dibutuhkan saat

persalinan, dan perawatan bayi yang akan dilahirkan. Ketakutan pada

ibu hamil meliputi ketakutan akan kematian setelah melahirkan (Hati,

2013). Menurut Tobing (2007) dalam Qodriyah (2013), ibu hamil yang

mengalami stress dapat mengakibatkan tekanan darahnya naik.

Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rajamuda (2016)

yang berjudul “faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di poli klinik Obsetri Ginekologi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

V.L Ratumbuysang kota Manado” didapatkan kejadian hipertensi ibu hamil

pada umur <20 tahun 117 orang (56,5%), status gizi kurang berisiko 109

(52,7%), dan pada riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) 115 orang

(55,6 %). Hasil bivariat yaitu terdapat hubungan antara umur dengan

kejadian hipertensi pada ibu hamil (p=0,002), terdapat hubungan antara

pola makan berisiko dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan

nilai p=0,000 dan terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dengan

kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p=0,002 (p<0,005)

(Rajamuda, 2014).

Hasil penelitian Taslim (2016) menyatakan bahwa ada hubungan

stres dengan hipertensi selama kehamilan grade 2. Tingginya kejadian

hipertensi dalam kehamilan mempunyai kaitan erat dengan angka

Page 18: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

7

kesakitan dan kematian pada janin, dan masih banyaknya faktor risiko

serta belum sempurnanya pengelolaan menyebabkan prognosa yang

buruk baik ibu maupun janinnya.

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari merupakan salah satu

puskesmas yang mengalami peningkatan jumlah ibu hamil. Jumlah ibu

hamil pada tahun 2015 sebanyak 159 ibu hamil, pada tahun 2016 jumlah

ibu hamil meningkat menjadi 289 ibu, sedangkan pada tahun 2017 jumlah

ibu hamil sebanyak 369 ibu. Jumlah ibu hamil yang mengalami hipertensi

dalam kehamilan pada tahun 2015 sebanyak 36 orang (22,64%), tahun

2016 sebanyak 67 orang (23,18%) dan tahun 2017 sebanyak 105 orang

(28,45%) (Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari, 2018).

Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik melakukan

penelitian untuk mengetahui hubungan status gizi dan stress dengan

kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo

Kota Kendari Tahun 2018.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian

adalah hubungan status gizi dan stress dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2018 ?

Page 19: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan status gizi dan stress dengan

kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018..

b. Mengidentifikasi status gizi ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018.

c. Mengidentifikasi stress ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018.

d. Menganalisis hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota

Kendari Tahun 2018.

e. Menganalisis hubungan stress dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota

Kendari Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ibu Hamil

Untuk menambah wawasan ibu hamil tentang hipertensi dalam

kehamilan.

Page 20: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

9

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Dapat dijadikan sebagai masukan, sebagai bahan evaluasi,

program penyuluhan bagi puskesmas untuk lebih meningkatkan

program pelayanan kesehatan pada ibu hamil dalam upaya

penurunan angka kematian ibu dan bayi.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Jumaiza dkk (2018), dengan judul

penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester III”. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian Jumaiza adalah variabel bebas

penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi dan

stress sedangkan penelitian Jumaiza adalah usia, faktor keturunan,

berat badan, paritas, graviditas.

2. Penelitian Radjamuda dan Montolalu (2014) yang berjudul “Faktor-

Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada

Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.

Ratumbuysang Kota Manado”. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Radjamuda dan Montolalu adalah variabel bebas

penelitian. Variabel bebas penelitian ini adalah status gizi dan

Page 21: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

10

stress sedangkan penelitian Radjamuda dan Montolalu adalah

umur, paritas, riwayat hipertensi.

Page 22: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Hipertensi Dalam Kehamilan

a. Definisi Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg (Boyce dkk, 2011).

b. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan.

Berdasarkan Report of the National High Blood Pressure

Education Program Working Group on High Blood Pressure in

Pregnancy tahun 2000 yang digunakan sebagai acuan

klasifikasi di Indonesia, hipertensi dalam kehamilan dapat

diklasifikasikan menjadi:

1) Hipertensi Kronik

2) Preeklampsia-eklampsia

3) Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

4) Hipertensi gestasional

c. Diagnosis Hipertensi dalam Kehamilan

1) Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum

umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama

kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan

hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.

Page 23: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

12

2) Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah

20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.

3) Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan

kejang-kejang atau koma.

4) Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

adalah hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia

atau hipertensi kronik disertai proteinuria.

5) Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau

kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa

proteinuria (Prawirohardjo, 2013).

d. Faktor Risiko Hipertensi dalam Kehamilan

Dari berbagai macam faktor risiko terjadinya hipertensi

dalam kehamilan, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Primigravida

2) Hiperplasentosis, seperti molahidatidosa, kehamilan

ganda, diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.

3) Umur yang ekstrim.

4) Riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia

dan eklampsia

5) Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum

hamil

Page 24: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

13

6) Obesitas

7) Pola makan salah

8) Stress (Prawirohardjo, 2013)

e. Patofisiologi Hipertensi dalam Kehamilan

Banyak teori yang dikemukakan tentang terjadinya

hipertensi dalam kehamilan, yaitu:

1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas,

terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis,

yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga

terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki

jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks

menjadi hambur dan memudahkan lumen arteri spiralis

mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi

lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan

darah, penurunan resistensi vaskular dan peningkatan aliran

darah pada daerah utero plasenta.

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi

sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan

jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis

menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis

tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.

Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan

Page 25: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

14

terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran

darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan

iskemia plasenta. Dampaknya akan menimbulkan perubahan

pada hipertensi dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

Adanya disfungsi endotel ditandai dengan meningginya

kadar fibronektin, faktor Von Willebrand, t-PA dan PAI-1 yang

merupakan marker dari sel-sel endotel. Patogenesis plasenta

yang terjadi pada preeklampsia dapat dijumpai sebagai

berikut:

a. Terjadi plasentasi yang tidak sempurna sehingga plasenta

tertanam dangkal dan arteri spiralis tidak semua mengalami

dilatasi.

b. Aliran darah ke plasenta kurang, terjadi infark plasenta yang

luas.

c. Plasenta mengalami hipoksia sehingga pertumbuhan janin

terhambat.

d. Deposisi fibrin pada pembuluh darah plasenta,

menyebabkan penyempitan pembuluh darah (Tanjung,

2014).

2. Teori Iskemia Plasenta dan pembentukan radikal bebas

Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan

menghasilkan oksidan. Salah satu oksidan penting yang

dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat

Page 26: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

15

toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh

darah. Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang

mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi

peroksida lemak, Peroksida lemak selain akan merusak sel,

juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi

oksidan dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi

dengan produksi anti oksidan (Prawirohardjo, 2013).

3. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam

kehamilan

Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa

kadar oksidan khususnya peroksida lemak meningkat,

sedangkan antioksidan, misal vitamin E pada hipertensi dalam

kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar

oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida lemak

sebagai oksidan yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh

tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel

endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami

kerusakan oleh peroksida lemak karena letaknya langsung

berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak

asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan

terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi

peroksida lemak (Prawirohardjo, 2013).

Page 27: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

16

4. Disfungsi sel endotel

a) Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu

fungsi sel endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu

menurunnya produksi prostasiklin yang merupakan

vasodilator kuat.

b) Agregasi sel trombosit pada daerah endotel yang

mengalami kerusakan untuk menutup tempat-tempat

dilapisan endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi

trombosit memproduksi tromboksan yang merupakan suatu

vasokonstriktor kuat.

c) Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus.

d) Peningkatan permeabilitas kapilar

e) Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor

f) Peningkatan faktor koagulasi

(Prawirohardjo, 2013)

5. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin

a) Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya

hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan

multigravida.

b) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai

risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika

dibandingkan dengan suami sebelumnya.

Page 28: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

17

c) Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan

ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya hipertensi

dalam kehamilan. (Prawirohardjo, 2013).

6. Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya

refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi

peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor.

Artinya, daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan

vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat

peka terhadap bahan vasopresor. Peningkatan kepekaan pada

kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah

dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini

dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam

kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

7. Teori Genetik

Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami

pereeklampsia, maka 26% anak perempuannya akan mengalami

preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu

mengalami preeklampsia (Prawirohardjo, 2013).

8. Teori Defisiensi Gizi

Konsumsi minyak ikan dapat mengurangi risiko preeklampsia dan

beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa defisiensi kalsium

Page 29: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

18

mengakibatkan risiko terjadinya preeklampsia/eklampsia

(Prawirohardjo, 2013).

9. Teori Stimulus Inflamasi

Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di

dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya

proses inflamasi. Disfungsi endotel pada preeklampsia akibat

produksi debris trofoblas plasenta berlebihan tersebut diatas,

mengakibatkan aktifitas leukosit yang tinggi pada sirkulasi ibu.

Peristiwa ini disebut sebagai kekacauan adaptasi dari proses

inflamasi intravaskular pada kehamilan yang biasanya

berlangsung normal dan menyeluruh (Prawirohardjo, 2013).

Kebanyakan penelitian melaporkan terjadi kenaikan kadar TNF-

alpha pada PE dan IUGR. TNF-alpha dan IL-1 meningkatkan

pembentukan trombin, platelet- activating factor (PAF), faktor

VIII related anitgen, PAI-1, permeabilitas endotel, ekspresi ICAM-

1, VCAM-1, meningkatkan aktivitas sintetase NO, dan kadar

berbagai prostaglandin. Pada waktu yang sama terjadi

penurunan aktivitas sintetase NO dari endotel. Apakah TNF-

alpha meningkat setelah tanda-tanda klinis preeklampsia

dijumpai atau peningkatan hanya terjadi pada IUGR masih dalam

perdebatan. Produksi IL-6 dalam desidua dan trofoblas

dirangsang oleh peningkatan TNF-alpha dan IL-1. IL-6 yang

meninggi pada preeklampsia menyebabkan reaksi akut pada

Page 30: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

19

preeklampsi dengan karakteristik kadar yang meningkat dari

ceruloplasmin, alpha1 antitripsin, dan haptoglobin,

hipoalbuminemia, dan menurunnya kadar transferin dalam

plasma. IL-6 menyebabkan permeabilitas sel endotel meningkat,

merangsang sintesis platelet derived growth factor (PDGF),

gangguan produksi prostasiklin. Radikal bebas oksigen

merangsang pembentukan IL-6. Disfungsi endotel menyebabkan

terjadinya produksi protein permukaan sel yang diperantai oleh

sitokin. Molekul adhesi dari endotel antara lain E-selektin, VCAM-

1 dan ICAM-1. ICAM-1 dan VCAM-1 diproduksi oleh berbagai

jaringan sedangkan E-selectin hanya diproduksi oleh endotel.

Interaksi abnormal endotel- leukosit terjadi pada sirkulasi

maternal preeklampsia (Tanjung, 2014).

2. Status Gizi Ibu Hamil

Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari

nutriture seorang individu dalam suatu variabel. Status gizi adalah

ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu

atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu

(Supariasa, 2012), sedangkan menurut Almatsier (2011) menyatakan

status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat- zat gizi. Dibedakan gizi baik, kurang dan buruk.

Page 31: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

20

Status gizi ibu hamil dapat diketahui melalui mengukur tinggi

badan, penambahan berat badan, ketebalan jaringan lemak bawah

kulit serta lingkar lengan atas.

a). Tinggi Badan

Tinggi badan selain ditentukan oleh faktor genetis, juga

ditentukan oleh status gizi sewaktu masa kanak-kanak. Keadaan

ini dapat diartikan bahwa gangguan gizi sewaktu masa kanak-

kanak pengaruhnya sangat jauh, yaitu sampai produk

kehamilannya (Almatsier, 2011). Pengukuran tinggi badan

ibu hamil sedapat mungkin dilaksanakan pada masa awal

kehamilan untuk menghindari kesalahan akibat perubahan

postur tubuh. Perubahan postur tubuh dapat mengurangi ukuran

tinggi badan sepanjang 1 cm Ibu yang mempunyai tinggi badan

<143 cm akan melahirkan bayi yang lebih kecil dibandingkan ibu

yang mempunyai tinggi badan normal (Paath, 2015).

b). Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Berat badan ibu hamil merupakan parameter yang penting

selama kunjungan antenatal. Bila berat badan ibu pada

kunjungan antenatal pertama < 47 kg kemungkinan melahirkan

bayi berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah 1,73 kali lebih besar

bila dibandingkan dengan ibu hamil yang berat badannya >47

kg (Bobak, 2015).

Page 32: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

21

Peningkatan berat badan pada ibu hamil, bertambahnya

berat badan normal perminggu untuk ibu hamil adalah 0,35 kg,

sedangkan untuk berat badan dengan kenaikan 0,90 kg/minggu

atau 2,75 kg perbulan semenjak trimester pertama akan

mempengaruhi sirkulasi didalam tubuh sehingga mencetuskan

kejadian hipertensi dalam kehamilan, dapat diketahui pada usia

kehamilan 20 minggu terutama untuk kehamilan anak pertama

atau kehamilan lebih dari tiga kali (Saifuddin, 2012).

Penambahan berat badan (BB) selama hamil idealnya

berbeda-beda setiap orangnya, tergantung berapa berat badan

sebelum hamil. Walaupun ada yang berpendapat bahwa

kenaikan BB ibu hamil sebaiknya sekitar 10-16 kg selama hamil.

Untuk menghitung seberapa BB ideal Anda bertambah selama

hamil, kita bisa menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT).

Rumus IMT adalah:

Nilai IMT = Berat Badan Sebelum Hamil

Tinggi badan (m2)

3. Stress Ibu Hamil

a. Pengertian Stres

Ada beberapa istilah psikologis populer yang sering dikaburkan

sebagai “stres”. Pada hakikatnya, tentunya kata ini merujuk pada

sebuah kondisi seseorang yang mengalami tuntutan emosi berlebihan

dan atau waktu yang membuatnya sulit memfungsikan secara

Page 33: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

22

efektif semua wilayah kehidupan. Keadaan ini dapat mengakibatkan

munculnya cukup banyak gejala, seperti depresi, kelelahan kronis,

mudah marah, gelisah, impotensi, dan kualitas kerja yang rendah

(Richards, 2015). Hawari (dalam Yusuf, 2014) berpendapat bahwa

istilah stres tidak dapat dipisahkan dari distress dan depresi, karena

satu sama lainnya saling terkait. Stres merupakan reaksi fisik

terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya dan apabila

fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan

depresi merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang

dialaminya. Dalam banyak hal manusia akan cukup cepat untuk pulih

kembali dari pengaruh-pengaruh pengalaman stres. Manusia

mempunyai suplai yang baik dan energi penyesuaian diri untuk

dipakai dan diisi kembali bilamana perlu.

Sarafino (2014) mendefinisikan stres adalah kondisi yang

disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan,

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal

dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan

sosial dari seseorang. Stres adalah tekanan internal maupun eksternal

serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan (an internal and

eksternal pressure and other troublesome condition in life). Ardani

(2015) mendefinisikan stress merupakan suatu keadaan tertekan

baik itu secara fisik maupun psikologis.

Page 34: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

23

Menurut Richard (2015) stres adalah suatu proses yang menilai

suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun

membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level

fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang

memunculkan stres dapat saja positif (misalnya merencanakan

perkawinan) atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu

didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau

tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu

terhadapnya. Compas (dalam Preece, 2011) berpendapat bahwa stres

adalah suatu konsep yang mengancam dan konsep tersebut

terbentuk dari perspektif lingkungan dan pendekatan yang

ditransaksikan. Baum (dalam Yusuf, 2004) mendefinisikan stres

sebagai pengalaman emosional yang negatif yang disertai dengan

perubahan-perubahan biokimia, fisik, kognitif, dan tingkah laku yang

diarahkan untuk mengubah peristiwa stres tersebut atau

mengakomodasikan dampak-dampaknya.

Menurut Dilawati (dalam Syahabuddin, 2015) stres adalah

suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima tekanan.

Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam

bentuk mengekalkan jalinan perhubungan, memenuhi harapan

keluarga dan untuk pencapaian akademik. Lazarus dan Folkman

(dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres sebagai kondisi

individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi karena

Page 35: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

24

ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan

kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu

membutuhkan energi yang cukup untuk menghadapi situasi stres agar

tidak mengganggu kesejahteraannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres

adalah suatu peristiwa atau pengalaman yang negatif sebagai

sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu

yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis,

psikologis dan sosial dari seseorang.

2. Aspek-Aspek Stres

Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama

dari dampak yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek

fisik dan aspek psikologis (Sarafino, 2015) yaitu :

a. Aspek fisik

Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stres

sehingga orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya,

seperti sakit kepala, gangguan pencernaan.

b. Aspek psikologis

Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku.

Masing-masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi psikologis

seseorang dan membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif,

seperti menurunnya daya ingat, merasa sedih dan menunda

pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres.

Page 36: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

25

Berat atau ringannya stres yang dialami seseorang dapat dilihat

dari dalam dan luar diri mereka yang menjalani kegiatan akademik

di kampus. Berdasarkan teori yang diuraikan diatas maka dapat

didimpulkan aspek- aspek stres terdiri dari aspek fisik dan aspek

psikologis, aspek-aspek tersebut dijadikan sebagai indikator alat

ukur skala sters akademik.

3. Faktor-Faktor Stres

Setiap teori yang berbeda memiliki konsepsi atau sudut

pandang yang berbeda dalam melihat penyebab dari berbagai

gangguan fisik yang berkaitan dengan stres. Di bawah ini akan

dijelaskan beberapa sudut pandang tersebut.

a. Sudut pandang psikodinamik

Sudut pandang psikodinamik mendasarkan dirinya pada

asumsi bahwa gangguan tersebut muncul sebagai akibat dari

emosi yang direpres. Hal-hal yang direpres akan menentukan

organ tubuh mana yang terkena penyakit. Sebagai contoh,

apabila seseorang merepres kemarahan, maka berdasarkan

pandangan ini kondisi tersebut dapat memunculkan essensial

hypertension.

b. Sudut pandang biologis

Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic

weakness model. Model ini memiliki asumsi bahwa hubungan

antara stres dan gangguan psikofisiologis terkait dengan

Page 37: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

26

lemahnya organ tubuh individu. Faktor biologis seperti misalnya

genetik ataupun penyakit yang sebelumnya pernah diderita

membuat suatu organ tertentu menjadi lebih lemah daripada

organ lainnya, hingga akhirnya rentan dan mudah mengalami

kerusakan ketika individu tersebut dalam kondisi tertekan dan

tidak fit .

c. Sudut pandang kognitif dan perilaku

Sudut pandang kognitif menekankan pada bagaimana

individu mempersepsi dan bereaksi terhadap ancaman dari luar.

Seluruh persepsi individu dapat menstimulasi aktivitas sistem

simpatetik dan pengeluaran hormon stres. Munculnya emosi

yang negatif seperti perasaan cemas, kecewa dan sebagainya

dapat membuat sistem ini tidak berjalan dengan berjalan lancar

dan pada suatu titik tertentu akhirnya memunculkan penyakit.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bagaimana seseorang

mengatasi kemarahannya ternyata berhubungan dengan

penyakit tekanan darah tinggi (Fausiah dan Widury, 2015). Stres

bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami individu dapat

berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam hal

hambatan, ada beberapa macam hambatan yang biasanya

dihadapi oleh individu seperti

1) Hambatan fisik : kemiskinan, kekurangan gizi, bencana

alam dan sebagainya.

Page 38: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

27

2) Hambatan sosial: kondisi perekonomian yang tidak

bagus, persaingan hidup yang keras, perubahan tidak pasti

dalam berbagai aspek kehidupan. Hal-hal tersebut

mempersempit kesempatan individu untuk meraih kehidupan

yang layak sehingga menyebabkan timbulnya frustasi pada

diri seseorang.

3) Hambatan pribadi : keterbatasan-keterbatasan pribadi

individu dalam bentuk cacat fisik atau penampilan fisik

yang kurang menarik bisa menjadi pemicu frustasi dan stres

pada individu.

Konflik antara dua atau lebih kebutuhan atau keinginan

yang ingin dicapai, yang ingin dicapai, yang terjadi secara

berbenturan juga bisa menjadi penyebab timbulnya stres.

Seringkali individu mengalami dilema saat diharuskan memilih

diantara alternatif yang ada apalagi bila hal tersebut menyangkut

kehidupan di masa depan. Konflik bisa menjadi pemicu

timbulnya stress atau setidaknya membuat individu

mengalami ketegangan yang berkepanjangan yang akan

mengalami kesulitan untuk mengatasinya. Yusuf (2014) faktor

pemicu stres itu dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

kelompok berikut :

1) Stressor fisik-biologik, seperti: penyakit yang sulit

disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah

Page 39: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

28

satu anggota tubuh, wajah yang tidak cantik atau ganteng,

dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal (seperti : terlalu

kecil, kurus, pendek, atau gemuk).

2) Stressor psikologik, seperti: negative thinking atau berburuk

sangka, frustrasi (kekecewaan karena gagal memperoleh

sesuatu yang diinginkan), hasud (iri hati atau dendam), sikap

permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan

keinginan yang di luar kemampuan.

3) Stressor Sosial, seperti iklim kehidupan keluarga : hubungan

antar anggota keluarga yang tidak harmonis (broken

home), perceraian, suami atau istri selingkuh, suami atau

istri meninggal, anak yang nakal (suka melawan kepada

orang tua, sering membolos dari sekolah, mengkonsumsi

minuman keras, dan menyalahgunakan obat-obatan

terlarang) sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah

seorang anggota mengidap gangguan jiwa dan tingkat

ekonomi keluarga yang rendah, lalu ada faktor pekerjaan :

kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK

(Pemutusan Hubungan Kerja), perselisihan dengan atasan,

jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan

kemampuan dan penghasilan tidak sesuai dengan tuntutan

kebutuhan sehari-hari, kemudian yang terakhir ada iklim

lingkungan: maraknya kriminalitas (pencurian, perampokan

Page 40: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

29

dan pembunuhan), tawuran antar kelompok (pelajar,

mahasiswa, atau warga masyarakat), harga kebutuhan

pokok yang mahal, kurang tersedia fasilitas air bersih yang

memadai, kemarau panjang, udara yang sangat panas

atau dingin, suara bising, polusi udara, lingkungan

yang kotor (bau sampah dimana-mana), atau kondisi

perumahan yang buruk, kemacetan lalu lintas bertempat

tinggal di daerah banjir atau rentan longsor, dan kehidupan

politik dan ekonomi yang tidak stabil. Ada dua macam stres

yang dihadapi oleh individu yaitu :

a) Stres yang ego-envolved : stres yang tidak sampai

mengancam kebutuhan dasar atau dengan kata lain

disebut dengan stres kecil- kecilan.

b) Stres yang ego-involved : stres yang mengancam

kebutuhan dasar serta integritas kepribadian seseorang.

Stres semacam ego involved membutuhkan penanganan

yang benar dan tepat dengan melakukan reaksi

penyesuaian agar tidak hancur karenanya. Kemampuan

individu dalam bertahan terhadap stres sehingga tidak

membuat kepribadiannya “berantakan” disebut dengan

tingkat toleransi terhadap stres. Setiap individu memiliki

tingkat toleransi yang berbeda antara satu individu

dengan individu lainnya. Individu dengan

Page 41: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

30

kepribadian yang lemah bila dihadapkan pada stres

yang kecil-kecil sekalipun akan menimbulkan perilaku

abnormal. Berbeda dengan individu yang berkepribadian

kuat, meskipun dihadapkan pada stres yang ego envolved

kemungkinan besar akan mampu mengatasi kondisinya

(Ardani, 2013).

Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr (dalam Yusuf,

2014) faktor- faktor yang mengganggu kestabilan (stres)

organisme berasal dari dalam maupun luar. Faktor yang

berasal dari dalam diri organisme adalah

a) Faktor Biologis, stressor biologis meliputi faktor-faktor

genetik, pengalaman hidup, ritme biologis, tidur,

makanan, postur tubuh, kelelahan, penyakit.

b) Faktor Psikologis, stressor psikologis meliputi faktor

persepsi, perasaan dan emosi, situasi, pengalaman

hidup, keputusan hidup, perilaku dan melarikan diri.

c) Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini

meliputi lingkungan fisik, biotik dan sosial.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi stres seseorang dilihat dari tiga sudut

pandang yaitu sudut pandang psikodinamik, sudut pandang biologis

dan sudut pandang kognitif dan perilaku, kemudian ada faktor

tambahan berupa hambatan-hambatan yang dialami individu seperti

Page 42: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

31

hambatan fisik, sosial dan pribadi. Menurut Lumongga (dalam

Sukoco, 2014) jenis stres tersebut dapat dibagi menjadi dua macam,

yaitu : distress dan eustress. Distress merupakan jenis stres negatif

yang sifatnya mengganggu individu yang mengalaminya, sedangkan

eustress adalah jenis stres yang sifatnya positif atau membangun.

Individu yang mengalami stres memiliki beberapa gejala atau

gambaran yang dapat diamati secara subjektif maupun objektif.

Hardjana (dalam Sukoco, 2014) menjelaskan bahwa individu yang

mengalami stres memiliki gejala sebagai berikut :

1) Gejala Fisikal, gejala stres yang berkaitan dengan kondisi dan

fungsi fisik atau tubuh dari seseorang.

2) Gejala Emosional, gejala stres yang berkaitan dengan keadaan

psikis dan mental seseorang.

3) Gejala Intelektual, gejala stres yang berkaitan dengan pola pikir

seseorang.

4) Gejala Interpersonal, gejala stres yang mempengaruhi

hubungan dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar

rumah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan gejala-gejala

individu yang mengalami stres memiliki gejala fisikal, gejala

emosional, gejala intelektual dan gejala interpersonal yang dapat

mempengaruhi seseorang. Stres tersebut bisa di lihat dari dua sudut,

yang pertama dari sudut biologis berupa gejala fisik yang

Page 43: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

32

menyangkut organ tubuh manusia dengan proses stres itu sendiri.

Stres yang terjadi dipengaruhi oleh stressor kemudian di terima oleh

reseptor yang mengirim pesan ke otak. Stressor tersebut kemudian

di terima oleh otak khususnya otak bagian depan yang

mengakibatkan bekerjanya kelenjar di dalam organ tubuh dan

otak. Organ tubuh dan otak saling bekerja sama untuk

menerjemahkan proses stres yang pada akhirnya akan

mempengaruhi sistem fungsi kerja tubuh bisa berupa sakit kepala,

tidur tidak teratur, nafsu makan menurun, mudah lelah atau

kehilangan daya energi, otot dan urat tegang pada leher dan bahu,

sakit perut, telapak tangan berkeringat dan jantung berdebar.

Kemudian sudut yang kedua berupa gejala psikis yang

menyangkut keadaan mental, emosi dan pola pikir seseorang yang

ditunjukkan dengan susah berkonsentrasi, daya ingat menurun

atau mudah lupa, produktivitas atau prestasi kerja menurun,

sering merasa jenuh, gelisah, cemas, frustrasi, mudah marah dan

mudah tersinggung. Jika kedua sudut tersebut digabungkan maka

akan membentuk suatu keterkaitan bahwa baik fisik maupun psikis

saling mempengaruhi satu sama lain saat proses stres terjadi.

Keterkaitan stres yang di alami mahasiswa terkait dengan

akademiknya yaitu karena adanya tuntutan- tuntutan yang harus

dipenuhi oleh mahasiswa tersebut. Tuntutan itu bisa berupa

tugas yang harus dikerjakan dan dikumpulkan secara bersamaan,

Page 44: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

33

praktikum, pencarian referensi, kuliah tambahan, pembuatan

laporan yang sudah terjadwal atau deadline.

4. Tahapan Stres

Rumiani (2016) menyebutkan bahwa stres terjadi melalui tahapan :

a) Tahap 1 : stres pada tahap ini justru dapat membuat

seseorang lebih bersemangat, penglihatan lebih tajam,

peningkatan energi, rasa puas dan senang, muncul rasa gugup tapi

mudah diatasi.

b) Tahap 2 : menunjukkan keletihan, otot tegang, gangguan

pencernaan.

c) Tahap 3 : menunjukkan gejala seperti tegang, sulit tidur, badan

terasa lesu dan lemas.

d) Tahap 4 dan 5 : pada tahap ini seseorang akan tidak mampu

menanggapi situasi dan konsentrasi menurun dan mengalami

insomnia.

e) Tahap 6 : gejala yang muncul detak jantung meningkat, gemetar

sehingga dapat pula mengakibatkan pingsan.Berdasarkan uraian

diatas dapat disimpulkan tahapan stres terbagi menjadi 6 tahapan

yang tingkatan gejalanya berbeda-beda di setiap tahapan.

5. Strategi Menghadapi Stres

Menurut Ardani (2013) ada dua strategi yang bisa

digunakan untuk menghadapi stres, yaitu :

a. Strategi menghadapi stres dalam perilaku.

Page 45: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

34

1. Memecahkan persoalan secara tenang.

Yaitu mengevaluasi kekecewaan atau stres dengan

cermat kemudian menentukan langkah yang tepat untuk

diambil, setelah itu mempersiapkan segala upaya dan daya

serta menurunkan kemungkinan bahaya.

2. Agresi.

Stres sering berpuncak pada kemarahan atau agresi.

Sebenarnya agresi jarang terjadi namun apabila hal itu

hanyalah berupa respon penyesuaian diri. Contohnya adalah

mencari kambing hitam, menyalahkan pihak lain dan kemudian

melampiaskan agresinya kepada sasaran itu.

3. Regresi

Yaitu kondisi ketika seseorang yang menghadapi stres

kembali lagi kepada perilaku yang mundur atau kembali ke

masa yang lebih muda (memberikan respons seperti orang

dengan usia yang lebih muda).

4. Menarik diri.

Merupakan respon yang paling umum dalam mengambil

sikap. Bila seseorang menarik diri maka dia memilih untuk

tidak mengambil tindakan apapun. Respon ini biasanya

disertai dengan depresi dan sikap apatis.

Page 46: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

35

5. Mengelak.

Seorang yang mengalami stres terlalu lama, kuat dan

terus menerus maka ia akan cenderung mengelak. Contoh

mengelak adalah mereka melakukan perilaku tertentu secara

berulang-ulang. Hal ini sebagai pengelakkan diri dari

masalah demi mengalahkan perhatian. Dalam usaha

mengelakkan diri, orang Amerika biasanya menggunakan

alkohol, obat penenang, heroin dan obat-obatan dari

bahan kimia lainnya.

b. Strategi menghadapi stres secara kognitif

1. Represi

Adalah upaya untuk menyingkirkan frustasi, stres dan

semua yang menimbulkan kecemasan.

2. Menyangkal kenyataan

Menyangkal kenyataan mengandung unsur penipuan diri.

Bila seseorang menyangkal kenyataan maka ia menganggap

tidak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan

maksud untuk melindungi dirinya sendiri.

3. Fantasi

Dengan berfantasi orang sering merasa dirinya mencapai

tujuan dan dapat menghindarkan dari frustasi dan stres.

Orang yang sering melamun kadang- kadang menemukan

bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik dari pada

Page 47: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

36

kenyataan yang sesungguhnya. Bila fantasi dilakukan secara

sedang-sedang dan dalam pengendalian kesadaran yang baik,

maka frustasi menjadi cara yang sehat untuk mengatasi stres.

4. Rasionalisasi

Rasionalisasi ini dimaksudkan segala usaha seseorang

untuk mencari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk

membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk.

Rasionalisasi juga bisa muncul ketika seseorang menipu

dirinya sendiri dengan pura-pura menganggapnya buruk adalah

baik atau sebaliknya.

5. Intelektualisasi

Seseorang yang menggunakan taktik ini maka yang

menjadi masalah akan dipelajari atau mencari tahu tujuan

sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan

secara emosional. Dengan intelektualisasi seseorang

setidaknya dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya

tidak menyenangkan bagi dirinya dan memberikan kesempatan

pada dirinya untuk meninjau permasalahan secara subjektif.

6. Pembentukan reaksi

Seseorang dikatakan berhasil menggunakan metode ini

bila dia berusaha menyembunyikan motif dan perasaan

sesungguhnya baik represi atau supresi dan menampilkan

wajah yang berlawanan dengan kenyataan yang dihadapi.

Page 48: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

37

7. Proyeksi

Seseorang yang menggunakan teknik ini biasanya sangat

cepat dalam memperlihatkan ciri pribadi orang lain yang tidak

ia sukai dengan sesuatu yang dia perhatikan itu akan

diperbesar-perbesarnya lagi. Teknik ini mungkin dapat

digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus

menghadapi kenyataan akan keburukan dirinya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan ada dua strategi

menghadapi stres, yaitu strategi menghadapi stres dalam

perilaku yang terdiri dari memecahkan persoalan secara

tenang, agresi, regresi, menarik diri dan mengelak. Sedangkan

strategi yang kedua adalah strategi menghadapi stres secara

kognitifyang terdiri dari represi, menyangkal kenyataan, fantasi,

rasionalisasi, intelektualisasi, pembentukan reaksi dan proyeksi.

Page 49: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

38

B. Landasan Teori

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Boyce dkk,

2011). Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam

kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut:

primigravida, primipaternitas, hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa,

kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar, umur

yang ekstrim, riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia, penyakit-

penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil, status gizi,

kecemasan, obesitas (Prawirohardjo, 2013).

Ibu hamil dengan gizi kurang berisiko mengalami gangguan

metabolisme seperti resistensi insulin, diabetes, hipertensi dan

dislipidemia (Kramer, 2013), serta meningkatkan risiko aterosklerosis dan

kardiovaskular pada keturunannya (Wegierek, 2014; Zhang et al, 2013).

Oleh karena itu ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi seimbang saat

mulai kehamilan khususnya makanan tinggi protein atau purin seperti

daging, ikan, hati, limpa dan kacang-kacangan. Ibu hamil dengan status

gizi kurang menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga dapat terjadi

hemokonsentrasi dan sirkulasi darah kejaringan terlambat. Akibatnya

konsumsi oksigen dan makanan kejaringan berkurang sehingga akan

menimbulkan kerusakan jaringan salah satunya plasenta sehingga dapat

menyebabkan terjadinya disfungsi plasenta yang berisiko mengakibatkan

terjadinya hipertensi (Hidayati, 2013).

Page 50: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

39

Selain itu perubahan psikologis pada ibu hamil yang berisiko untuk

terjadinya hipertensi dalah kehamilan salah satunya yaitu stress. Stress

pada ibu hamil berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan bayi yang

akan dilahirkannya, persiapan biaya yang dibutuhkan saat persalinan,

dan perawatan bayi yang akan dilahirkan. Ketakutan pada ibu hamil

meliputi ketakutan akan kematian setelah melahirkan (Hati, 2013).

Menurut Tobing (2007) dalam Qodriyah (2013), ibu hamil yang

mengalami kecemasan dapat mengakibatkan tekanan darahnya naik.

Page 51: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

40

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian hubungan pola makan dan stress

dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018 dimodifikasi Prawirohardjo (2013); Boyce dkk (2011); Nuryani (2012); Romauli (2014); Qodriyah (2013); Taslim (2016).

1. Primigravida 2. Hiperplasentosis, seperti

molahidatidosa, kehamilan ganda, diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.

3. Umur yang ekstrim. 4. Riwayat keluarga yang pernah

mengalami preeklampsia dan eklampsia

5. Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

6. Obesitas 7. Status Gizi 8. Stress

Dysfungsi endotel vaskular

Hipertensi Pada Ibu Hamil

Page 52: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

41

D. Kerangka Konsep

Keterangan: Variabel bebas : status gizi dan stress Variabel terikat : hipertensi pada ibu hamil

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian hubungan status gizi dan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2018.

2. Ada hubungan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018.

Status gizi

hipertensi pada ibu hamil

Stress

Page 53: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan status gizi dan stress dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota

Kendari Tahun 2018. Rancangan penelitian menggunakan cross

sectional (belah lintang) karena data penelitian (variabel independen dan

variabel dependen) dilakukan pengukuran pada waktu yang

sama/sesaat. Berdasarkan pengolahan data yang digunakan,

penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif (Notoatmodjo, 2012)

v

Gambar 3. Skema Rancangan Cross Sectional

Ibu hamil

Hipertensi

Status Gizi a. Baik b. Kurang

Stress ibu a. Stress b. Tidak cemas

Hipertensi Tidak Hipertensi

Tidak Hipertensi

Page 54: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

43

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas lepo-Lepo Kota

Kendari pada bulan Juli tahun 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di

Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari bulan Mei 2018 yang

berjumlah 37 ibu hamil.

2. Sampel dalam penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas lepo-Lepo

Kota Kendari yang berjumlah 37 ibu hamil. Teknik pengambilan

sampel menggunakan teknik total sampiling. Adapun kriteria inklusi

dan eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

1) Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

lembar persetujuan.

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

1) Ibu yang menderita penyakit berat dan infeksi.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu hipertensi pada ibu hamil

2. Variabel bebas (independent) yaitu status gizi, stress ibu.

E. Definisi Operasional

1. Hipertensi pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg. Skala ukur adalah nominal.

Page 55: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

44

Kriteria objektif

a. Hipertensi

b. Tidak hipertensi

(Boyce dkk, 2011)

2. Status gizi ibu hamil adalah gambaran terpenuhinya kebutuhan gizi

ibu hamil yang diukur dengan menggunakan pita LILA sesuai

status ibu. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Gizi baik: jika ukuran LILA ≥ 23,5 cm

b. Gizi kurang: jika ukuran LILA < 23,5 cm

(Supariasa, 2012)

3. Stress ibu adalah kondisi dimana suatu tekanan atau sesuatu

yang terasa menekan dalam diri individu yang dirasakan oleh ibu.

Skala ukur adalah ordinal. Kriteria objektif:

a. Tidak stress jika nilai < 15

b. stres ringan jika nilai 15-18

c. stres sedang jika nilai 19-25

d. stres berat jika nilai 26-33

e. stres sangat berat jika nilai >33

(Rumiani, 2016)

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari kuesioner

mengenai hipertensi pada ibu hamil, status gizi, stress ibu.

Page 56: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

45

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

mengenai hipertensi pada ibu hamil, status gizi, stress ibu. Hipertensi

pada ibu hamil diukur dengan menggunakan tensimeter. Status gizi

diukur menggunakan pita LILA. stress ibu diukur menggunakan

kuesioner tentang stress.

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 5 : Alur penelitian

I. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

Ibu hamil

Sampel Ibu hamil berjumlah 37 orang

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Page 57: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

46

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

1. Univariat

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan

uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

Kxn

fX =

Page 58: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

47

2. Bivariat

Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent

variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan

adalah Chi-Square. Adapun rumus yang digunakan untuk

Chi-Square adalah :

X2 =( )fe

fefo∑ −2

Keterangan :

Σ : Jumlah

X2 : Statistik Shi-Square hitung

fo : Nilai frekuensi yang diobservasi

fe : Nilai frekuensi yang diharapkan

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada

hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p

value > 0,05 atau X2 hitung ≥ X2 tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada hubungan dan X2 hitung < X2 tabel

maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada

hubungan.

Page 59: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Geografi

a) Wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo terdiri dari 4 kelurahan

(Lepo-lepo, Wundudopi, Baruga, Watubangga) yang

merupakan wilayah Kecamatan Baruga.

b) Luas wilayah kerja : 13.130 Ha

c) Batas – batas wilayah :

� Sebelah Utara : Kecamatan Wua-wua dan Kecamatan

Kadia

� Sebelah Timur : Kecamatan Poasia

� Sebelah Selatan : Kecamatan Konda ( Kab.Konsel )

� Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto (Kab.Konsel)

dan

Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

d) Keadaan Alam : 80 % dataran dan 20 % Perbukitan.

e) Prasarana Transportasi : ± 85 % jalan aspal dan ± 15 % jalan

berbatu dan tanah.

2. Kependudukan/Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo

pada tahun 2017 sebanyak 23211 jiwa yang tersebar di 4 kelurahan

Page 60: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

49

(Lepo-lepo, Wundudopi, Baruga, Watubangga). Distribusi penduduk

per kelurahan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1 Distribusi Penduduk Per Kelurahan Tahun 2017

No. Nama Kelurahan Jumlah KK Jumlah Jiwa

1. Lepo - Lepo 1184 5102 2. Wundudopi 802 3751 3. Baruga 2018 8940 4. Watubangga 1521 5418

JUMLAH 5525 23211

Berdasarkan tabel di atas,terlihat bahwa jumlah penduduk

terbanyak di Kelurahan Baruga yaitu 8940 jiwa dari 2018 KK dan

yang paling sedikit di Kelurahan Wundudopi yaitu 3751 jiwa yang

terhimpun dalam 802 KK.

3. Keadaan Sosial Ekonomi

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan sumber daya manusia. Di Wilayah Puskesmas

Lepo-lepo jumlah sarana pendidikan terbagi: Taman Kanak-

kanak (TK) berjumlah 18 sekolah, Sekolah Dasar (SD)

berjumlah 12 sekolah, SMP berjumlah 6 sekolah dan SMA

berjumlah 6 sekolah. Sedangkan Perguruan Tinggi ada 2 yaitu

STAIN dan UNSULTRA. Data lebih lengkap terlihat pada tabel

jumlah sarana Pendidikan di wilayah Puskesmas Lepo-lepo

tahun 2017.

Page 61: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

50

b. Agama

Perkembangan pembangunan dibidang spiritual dapat

dilihat dari banyanyaknya sarana peribadatan masing-masing

agama. Menurut data statistic tahun 2017 Penduduk

Kecamatan Baruga sebagian besar menganut agama Islam.

Jumlah sarana ibadah dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2 Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas Lepo-lepo

Tahun 2017

No

Kelurahan

Jenis Sarana Masjid Gereja

1. Lepo-lepo 8 1 2. Wundudopi 9 1 3. Baruga 14 2 4. Watubangga 10 0

Jumlah 41 4

4. Keadaan Lingkungan

a. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan

beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang

menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan social

sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara

produktif. Syarat-syarat rumah sehat antara lain : memiliki

sarana air bersih, memiliki jamban yang sehat, memiki tempat

pembuangan sampah yang tertutup, ada sarana pembuangan

air limbah yang sehat, ventilasi dan jendela yang cukup, atap

lantai dan dinding kedap air serta kepadatan hunian rumah

sesuai dengan luas rumah.

Page 62: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

51

Dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa jumlah

rumah yang diperiksa sebanyak 4944 dan rumah yang sehat

sebanyak 4670 (92,2%). Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa sebagian besar rumah yang ada di wilayah Puskesmas

Lepo-lepo kondisinya sudah cukup memenuhi syarat-syarat

kesehatan/mempunyai fasilitas sanitasi kesehatan sesuai criteria

rumah sehat.

b. Akses Terhadap Air Bersih

Air merupakan sumber dari kehidupan manusia.

Kebutuhan manusia akan air sangatlah komplek antara lain

untuk minum, masak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Air

yang tidak sehat dapat menjadi perantara penyakit, oleh karena

itu air harus memenuhi syarat-syarat kesehatan agar tidak

mengganggu kesehatan manusia antara lain tidak berbau, tidak

berasa dan tidak berwarna, selain itu air juga tidak

terkontaminasi oleh bakteri pathogen serta tidak mengandung

zat-zat kimia yang berbahaya dalam jumlah yang melebihi

ambang batas yang ditentukan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, masyarakat di

wilayah Puskesmas Lepo-lepo mengakses air dari berbagai

sumber yaitu penduduk yang menggunakan sumur gali

terlindung sebanyak 5.041 jiwa, sumur bor sebanyak 14236 jiwa

dan PDAM sebanyak 504 jiwa.

Page 63: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

52

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa

sebagian besar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan air

yaitu menggunakan sumur bor. Banyaknya masyarakat memakai

sumur bor dikarenakan dalam pembuatan sumur bor tidak perlu

lokasi yang luas serta air yang dihasilkan banyak dan lebih

jernih, selain itu 1 sumur bor juga dapat memenuhi kebutuhan air

untuk beberapa keluarga. Akan tetapi rata-rata air sumur bor

mengandung kapur yang tinggi, oleh karena itu dalam

mengkonsumsi air untuk minum atau untuk memasak yang lain

sebaiknya memakai air yang telah direbus dahulu untuk

mengurangi kandungan kapur yang terdapat dalam air tersebut.

c. Ketersediaan Jamban

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan

untuk membuang kotoran/tinja manusia. Jamban keluarga yang

sehat harus memenuhi syarat antara lain : tidak mencemari

sumber air minum, tertutup ( leher angsa ) tidak berbau, mudah

dibersihkan, aman digunakan, ada pelindung yang kedap air,

penerangan dan ventilasi cukup, bebas serangga dan tikus serta

tersedia air bersih.

Pada tahun 2017 jumlah KK yang mempunyai jamban

yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo sebanyak

4878 (86,57%). Ada beberapa KK yang belum mempunyai

jamban sehat hal ini disebabkan karena mereka menganggap

Page 64: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

53

jamban belum merupakan suatu kebutuhan, selain itu juga masih

luas pekarangan rumah dan kebun mereka sehingga mereka

memanfaatkan kebun untuk membuang kotoran (buang air

besar).

d. Keadaan Perilaku Masyarakat

1) Jaminan Kesehatan Pra Bayar

Dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat

dalam pembiayaan kesehatan sudah sejak lama

dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan

kesehatan bagi masyarakat. Saat ini berkembang berbagai

cara pembiayaan kesehatan antara lain Jamkesda, Kartu

Indonesia Sehat, BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan

transformasi dari program Jamsostek serta BPJS Kesehatan

yang merupakan peleburan dari Askes dan Jamkesmas.

Untuk masyarakat wilayah kota Kendari diberi pelayanan

gratis untuk berobat di rawat jalan dengan menunjukkan

kartu identitas diri (KTP/SIM).

Pada tahun 2016 jumlah peserta BPJS (mandiri, PNS,

ketenagakerjaan, Jamkesda, KIS) adalah sebanyak 19085

peserta. Jumlah besaran kapitasi adalah Rp. 6000,- per

kepala. Jumlah peserta BPJS tersebut bukan hanya berasal

dari wilayah Puskesmas Lepo-lepo saja tapi juga berasal dari

wilayah Pusksmas lain tetapi mereka lebih memilih

Page 65: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

54

Puskesmas Lepo-lepo karena alasan lebih mudah dijangkau

dan dekat dengan jalan raya.

2) PHBS Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan

ada 4 faktor yaitu: Perilaku, Pelayanan Kesehatan,

Lingkungan dan Genetik. Dari 4 faktor tersebut factor

perilaku merupakan factor yang besar pengaruhnya terhadap

masalah kesehatan oleh karena itu diharapkan masyarakat

mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada tahun 2017 jumlah rumah tangga yang dilakukan

survey PHBS di wilayah Puskesmas Lepo-lepo sebanyak

3917 (76,19%) rumah. Dari 3917 Rumah Tangga yang

dipantau yang dinyatakan sehat sebanyak 3028 Rumah

Tangga (58,88%). Ada 10 indikator dalam PHBS namun

mayoritas Rumah Tangga hanya memenuhi beberapa

indicator hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan,

kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan

masih kurang, antara lain masih ada yang menganggap

jamban bukan merupakan kebutuhan yang penting sehingga

mereka membuang kotorannya disembarang tempat seperti

di kali atau di kebun sehingga dapat menularkan penyakit

seperti Diare, Kecacingan dan lain-lain. Kebiasaan merokok

Page 66: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

55

merupakan kebiasaan buruk yang sulit untuk dihilangkan,

dan sebagian rumah yang dilakukan PHBS ada penghuni

rumah yang mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.

Di dalam rokok terkandung berbagai macam zat kimia

berbahaya yang tidak hanya membahayakan perokok sendiri

tapi juga orang lain yang menghisap asap rokok tersebut

oleh karena itu apabila perokok belum bisa menghentikan

kebiasaan merokoknya disarankan agar tidak merokok di

dalam rumah agar asap rokok tidak terhisap penghuni rumah

yang lain. Masih banyak kebiasaan yang dianggap sepele

namun mereka kurang menyadari bahwa kebiasaan tersebut

dapat menyebabkan sakit seperti tidak mencuci tangan

sebelum makan.

4. Hasil Penelitian

Penelitian hubungan status gizi dan stress dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota

Kendari Tahun 2018 telah dilaksanakan pada bulan pada bulan Juli 2017.

Sampel penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari

yang berjumlah 37 ibu hamil. Data yang telah terkumpul diolah dan

dianalisis. Hasil penelitian terdiri dari analisis univariabel dan bivariabel.

Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

Page 67: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

56

1. Analisis Univariabel

Analisis univariabel adalah analisis tiap variabel. Analisis

univariabel dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel

baik variabel terikat maupun variabel bebas yang kemudian

ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis univariabel

pada penelitian ini, yaitu analisis kejadian hipertensi, status gizi dan

stress. Hasil analisis univariabel sebagai berikut:

a. Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di

Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2018

Hipertensi pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik

≥90 mmHg. Hipertensi pada ibu hamil dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yaitu hipertensi dan tidak hipertensi. Hasil penelitian

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Kejadian Hipertensi Frekuensi (n)

Persentase (%)

Hipertensi 16 43,2 Tidak Hipertensi 21 56,8

Total 37 100 Sumber : Data Primer

Dari 37 ibu, jumlah kejadian hipertensi dalam kehamilan

sebanyak 16 orang (43,2%).

Page 68: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

57

b. Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Status gizi ibu hamil adalah gambaran terpenuhinya

kebutuhan gizi ibu hamil yang diukur dengan menggunakan pita

LILA sesuai status ibu. Status gizi ibu hamil dalam penelitian ini

dibagi menjadi dua yaitu gizi baik (LILA ≥ 23,5 cm) dan gizi kurang

(LILA < 23,5 cm). Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Status Gizi Ibu Hamil Frekuensi (n)

Persentase (%)

Gizi baik 23 62,2 Gizi kurang 14 37,8

Total 37 100 Sumber : Data Primer

Dari 37 ibu, status gizi ibu hamil terbanyak adalah status gizi baik

sebanyak 23 orang (62,2%).

c. Distribusi Frekuensi Stress Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Stress ibu adalah kondisi dimana suatu tekanan atau sesuatu

yang terasa menekan dalam diri individu yang dirasakan oleh ibu. Stress

dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 yaitu tidak stres (nilai < 15), stres

ringan (nilai 15-18), stres sedang (nilai 19-25), stres berat (nilai 26-33),

stres sangat berat (nilai >33). Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.

Page 69: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

58

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Stres Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Stres Ibu Hamil Frekuensi (n) Persentase (%)

Stres sangat berat 0 0 Stres berat 0 0

Stres sedang 3 8,1 Stres ringan 11 29,7 Tidak stress 23 62,2

Total 37 100 Sumber : Data Primer

Hasil penelitian menyatakan bahwa dari 37 responden, ibu hamil

lebih banyak yang tidak mengalami stress sebanyak 23 orang (62,2%).

2. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digunakan

Uji Kai Kuadrat atau Chi Square. Untuk melihat besarnya risiko, uji yang

digunakan adalah Odds Ratio (OR). Analisis bivariabel pada penelitian ini

yaitu analisis hubungan status gizi dan stress dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2018. Hasil analisis bivariabel dapat dilihat pada tabel 6 dan 7.

Page 70: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

59

Tabel 6 Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Status Gizi

Hipertensi Ibu Hamil X2 (p) Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n %

Baik 6 16,2 17 45,9 7,290 (0,007) Kurang 10 27,0 4 10,8

Sumber: Data Sekunder 2015-2017 p<0,05

Hasil analisis Chi Square dan nilai OR pada tabel 6 diperoleh hasil

bahwa ada hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

(p=0,007; X2=7,290).

Tabel 7 Hubungan Stress Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di

Wilayah Kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

Stress Gizi

Hipertensi Ibu Hamil X2 (p) Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n %

Tidak stress 6 16,2 17 45,9 8,560 (0,014) Ringan 7 18,9 4 10,8

Sedang 3 8,1 0 0 Sumber: Data Sekunder 2015-2017

p<0,05

Hasil analisis Chi Square dan nilai OR pada tabel 6 diperoleh hasil

bahwa ada hubungan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018 (p=0,014;

X2=8,560).

Page 71: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

60

C. Pembahasan

1. Hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2018

Ada hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2018 (p=0,007; X2=7,290). Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian Rajamuda (2016) yang berjudul “faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu

hamil di poli klinik Obsetri Ginekologi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

V.L Ratumbuysang kota Manado” didapatkan kejadian hipertensi

ibu hamil pada umur <20 tahun 117 orang (56,5%), status gizi

kurang berisiko 109 (52,7%), dan pada riwayat hipertensi

(preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %). Hasil bivariat yaitu

terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada

ibu hamil (p=0,002), terdapat hubungan antara pola makan

berisiko dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai

p=0,000 dan terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dengan

kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p=0,002 (p<0,005)

(Rajamuda, 2014). Demikian pula hasil penelitian Jumaiza dkk

(2018) menyatakan bahwa ada hubungan status gizi dengan

dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester III”.

Page 72: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

61

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg (Boyce dkk, 2011). Terdapat banyak faktor risiko untuk

terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan

dalam faktor risiko sebagai berikut: primigravida, primipaternitas,

hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel,

diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar, umur yang ekstrim,

riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia, penyakit-penyakit

ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil, status gizi,

kecemasan, obesitas (Prawirohardjo, 2013).

Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih

dari nutriture seorang individu dalam suatu variabel. Status gizi

adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk

variabel tertentu (Supariasa, 2012), sedangkan menurut Almatsier

(2011) menyatakan status gizi adalah keadaan tubuh sebagai

akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat- zat gizi.

Dibedakan gizi baik, kurang dan buruk. Status gizi ibu hamil dapat

diketahui melalui mengukur tinggi badan, penambahan berat

badan, ketebalan jaringan lemak bawah kulit serta lingkar lengan

atas.

Ibu hamil dengan gizi kurang berisiko mengalami gangguan

metabolisme seperti resistensi insulin, diabetes, hipertensi dan

Page 73: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

62

dislipidemia (Kramer, 2013), serta meningkatkan risiko

aterosklerosis dan kardiovaskular pada keturunannya (Wegierek,

2014; Zhang et al, 2013). Oleh karena itu ibu hamil harus

memperhatikan asupan gizi seimbang saat mulai kehamilan

khususnya makanan tinggi protein atau purin seperti daging, ikan,

hati, limpa dan kacang-kacangan. Ibu hamil dengan status gizi

kurang menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga dapat

terjadi hemokonsentrasi dan sirkulasi darah kejaringan terlambat.

Akibatnya konsumsi oksigen dan makanan kejaringan berkurang

sehingga akan menimbulkan kerusakan jaringan salah satunya

plasenta sehingga dapat menyebabkan terjadinya disfungsi

plasenta yang berisiko mengakibatkan terjadinya hipertensi

(Hidayati, 2013).

2. Hubungan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil

di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2018

Ada hubungan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2018 (p=0,014; X2=8,560). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Taslim (2016) menyatakan bahwa ada hubungan stres

dengan hipertensi selama kehamilan grade 2. Tingginya kejadian

hipertensi dalam kehamilan mempunyai kaitan erat dengan angka

kesakitan dan kematian pada janin, dan masih banyaknya

Page 74: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

63

faktor risiko serta belum sempurnanya pengelolaan menyebabkan

prognosa yang buruk baik ibu maupun janinnya. Demikian pula

hasil penelitian Jumaiza dkk (2018) menyatakan bahwa ada

hubungan stress dengan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu

Hamil Trimester III”.

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg (Boyce dkk, 2011). Terdapat banyak faktor risiko untuk

terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan

dalam faktor risiko sebagai berikut: primigravida, primipaternitas,

hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel,

diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar, umur yang ekstrim,

riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia, penyakit-penyakit

ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil, status gizi,

kecemasan, obesitas (Prawirohardjo, 2013).

Ada beberapa istilah psikologis populer yang sering dikaburkan

sebagai “stres”. Pada hakikatnya, tentunya kata ini merujuk pada

sebuah kondisi seseorang yang mengalami tuntutan emosi berlebihan

dan atau waktu yang membuatnya sulit memfungsikan secara

efektif semua wilayah kehidupan. Keadaan ini dapat mengakibatkan

munculnya cukup banyak gejala, seperti depresi, kelelahan kronis,

mudah marah, gelisah, impotensi, dan kualitas kerja yang rendah

(Richards, 2015). Hawari (dalam Yusuf, 2014) berpendapat bahwa

Page 75: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

64

istilah stres tidak dapat dipisahkan dari distress dan depresi, karena

satu sama lainnya saling terkait. Stres merupakan reaksi fisik

terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya dan apabila

fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan

depresi merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang

dialaminya. Dalam banyak hal manusia akan cukup cepat untuk pulih

kembali dari pengaruh-pengaruh pengalaman stres. Manusia

mempunyai suplai yang baik dan energi penyesuaian diri untuk

dipakai dan diisi kembali bilamana perlu.

Sarafino (2014) mendefinisikan stres adalah kondisi yang

disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan,

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal

dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan

sosial dari seseorang. Stres adalah tekanan internal maupun eksternal

serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan (an internal and

eksternal pressure and other troublesome condition in life). Ardani

(2015) mendefinisikan stress merupakan suatu keadaan tertekan

baik itu secara fisik maupun psikologis.

Menurut Richard (2015) stres adalah suatu proses yang menilai

suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun

membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level

fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang

memunculkan stres dapat saja positif (misalnya merencanakan

Page 76: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

65

perkawinan) atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu

didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau

tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu

terhadapnya. Compas (dalam Preece, 2011) berpendapat bahwa stres

adalah suatu konsep yang mengancam dan konsep tersebut

terbentuk dari perspektif lingkungan dan pendekatan yang

ditransaksikan. Baum (dalam Yusuf, 2004) mendefinisikan stres

sebagai pengalaman emosional yang negatif yang disertai dengan

perubahan-perubahan biokimia, fisik, kognitif, dan tingkah laku yang

diarahkan untuk mengubah peristiwa stres tersebut atau

mengakomodasikan dampak-dampaknya.

Menurut Dilawati (dalam Syahabuddin, 2015) stres adalah

suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima tekanan.

Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam

bentuk mengekalkan jalinan perhubungan, memenuhi harapan

keluarga dan untuk pencapaian akademik. Lazarus dan Folkman

(dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres sebagai kondisi

individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi karena

ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan

kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu

membutuhkan energi yang cukup untuk menghadapi situasi stres agar

tidak mengganggu kesejahteraannya.

Page 77: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

66

Selain itu perubahan psikologis pada ibu hamil yang berisiko

untuk terjadinya hipertensi dalah kehamilan salah satunya yaitu

stress. Stress pada ibu hamil berkaitan dengan keselamatan dan

kesehatan bayi yang akan dilahirkannya, persiapan biaya yang

dibutuhkan saat persalinan, dan perawatan bayi yang akan

dilahirkan. Ketakutan pada ibu hamil meliputi ketakutan akan

kematian setelah melahirkan (Hati, 2013). Menurut Tobing (2007)

dalam Qodriyah (2013), ibu hamil yang mengalami kecemasan dapat

mengakibatkan tekanan darahnya naik.

Page 78: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari 37 ibu, jumlah kejadian hipertensi dalam kehamilan sebanyak 16

orang (43,2%).

2. Dari 37 ibu, status gizi ibu hamil terbanyak adalah status gizi baik

sebanyak 23 orang (62,2%).

3. Dari 37 responden, ibu hamil lebih banyak yang tidak mengalami

stress sebanyak 23 orang (62,2%).

4. Ada hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2018 (p=0,007; X2=7,290).

5. Ada hubungan stress dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil

di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018

(p=0,014; X2=8,560).

B. Saran

1. Ibu hamil diharapkan untuk selalu menjaga kehamilannya terutama

asupan gizinya selama kehamilan.

2. Petugas kesehatan diharapakan selalu memberikan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat tentang hipertensi dalam kehamilan

serta faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi dalam

kehamilan.

Page 79: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

67

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2011) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum.

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan,

& Macro International Inc. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia 2012. Jakarta.

Bennet, V. R., Brown, L. K. (2014). Miles Textbook of Midwives. Toronto: Churchill Livingstone.

Boejang, RF. (2012) Neonatus dari ibu preeklamsi dan eklamsi di

RSCM. Seminar dan lokakarya penanganan preeklamsi.

Jakarta: RSCM.

Bobak,I.M., Lowdermilk,D.L., Jensen,M.D. (2015). Buku ajar keperawatan

maternitas. Jakarta: EGC.

Dinkes Sultra (2016) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari: Dinkes Sultra.

Estina, Vania, C. (2015) Karakteristik Penderita Preeklamsi dan Eklamsi

yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

Hawari, D, (2014) Manajemen Stress, Cemas, Depresi. Jakarta: FKUI.

Hidayati, R. ( 2013). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan

Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Jumaiza, Indra, I., Santika, S. (2018) Analisis Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil

Trimester III. J Nutr;133(5 Suppl 2):1562S–1570S.

Kaplan, HI., Sadock, BJ., Grebb, Hack A. (2015) Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Kramer, M.S. (2013) The epidemiology of adverse pregnancy outcomes:

an overview. J Nutr;133(5 Suppl 2):1592S–1596S.

Lalage, Z., (2015) Menghadapi Kehamilan Berisisko Tinggi. Jakarta: EGC.

Page 80: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

68

Notoatmodjo, S., (2012) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Paath, (2015) Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Prawiroharjdo, (2013) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjdo.

Puskesmas Lepo-Lepo, (2017). Profil Kesehatan Puskesmas Lepo-lepo

Tahun 2016. Ranomeeto: Puskesmas Lepo-lepo.

Radjamuda, A., Montolalu, E., (2014) Faktor-Faktor Risiko Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli

Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

Kota Manado. Journal Kesehatan Masyarakat Menado.

Supariasa, I., Bakri, B., dan Fajar, I. (2012) Penilaian Status Gizi.

Jakarta: EGC.

Tanjung, T.M., (2014) Preeklamsia: Hubungan Perubahan Kadar Faktor Fibrinolisi Darah Ibu dengan Kadar Gas Darah Tali Pusat. Edisi 1. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Taslim., Ningrum, Erma, W. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.

Tiran, D. (2017). Fisiologi Kehamilan. Jakarta: EGC

Tobing, N. (2007) Cek Rutin Tensi Anda. Ayahbunda. Jakarta: PT. Aspirasi.

Wegierek, D.S (2014) Intrauterine nutrition: long-term consequences for

vascular health. International Journal of Women’s Health;6: 647–

656.

Williams. (2014). Williams Obstetrics, 21 Ed, Vol 2. Jakarta: EGC.

WHO Study Group. (2015) The hypertensive disorders of pregnancy.

WHO technical report series no 758. Geneva: World Health

Organitation.

Page 81: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

LAMPIRAN

Page 82: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

MASTER TABEL PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KECEMASAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

LEPO-LEPO KOTA KENDARI

TAHUN 2018

N

O NAMA UMUR GPA PENDIDIKAN STATUS GIZI STRESS TD HIPERTENSI

Page 83: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN
Page 84: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

TES DASS

Petunjuk Pengisian

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah. 1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang. 2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering. 3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/ Saudara.

No PERNYATAAN 0 1 2 3

1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.

2 Saya merasa bibir saya sering kering.

3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.

4 Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).

5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.

6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.

7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).

8 Saya merasa sulit untuk bersantai.

9 Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.

10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).

15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.

Page 85: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

No PERNYATAAN 0 1 2 3

16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.

17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

19 Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.

20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.

23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.

24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang saya lakukan.

25 Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung meningkat atau melemah).

26 Saya merasa putus asa dan sedih.

27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.

28 Saya merasa saya hampir panik.

29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya kesal.

30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.

32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah.

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.

40 Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.

41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).

42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu.

Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.

Page 86: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.

Ibu / saudara responden

di Puskesmas Lepo - lepo

Nama saya Peb ian t i mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang

bertujuan mengetahui hubungan status gizi dan stress dengan kejadian hipertensi

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018 Kota

Kendari, yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk berpartisipasi

menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat

sukarela dan tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika ibu

bersedia, saya akan memberikan lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang

telah disediakan untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin

kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan digunakan

hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya

disampaikan terima kasih.

Kendari, 2018 Responden Peneliti

/////.

Page 87: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI

TAHUN 2018

No. Responden :///// Diisi oleh peneliti

Karakteristik Responden 1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan Terakhir :

a. SD

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

4. Pekerjaan :

a. PNS

b. Swasta

c. Wiraswasta

d. Tidak Bekerja

5. Hamil Ke :

6. LILA :

7. Tekanan darah :

Page 88: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN

NO NAMA STATUS GIZI STRESS HIPERTENSI

1 Ny. N KURANG RINGAN YA

2 Ny. A BAIK TIDAK TIDAK

3 Ny. N BAIK TIDAK YA

4 Ny. S KURANG TIDAK TIDAK

5 Ny.M BAIK TIDAK TIDAK

6 Ny.K KURANG RINGAN YA

7 Ny.W BAIK TIDAK TIDAK

8 Ny. S BAIK TIDAK YA

9 Ny. E KURANG TIDAK TIDAK

10 Ny. I BAIK RINGAN TIDAK

11 Ny. K BAIK TIDAK YA

12 Ny. L KURANG RINGAN TIDAK

13 Ny. A KURANG RINGAN YA

14 Ny. R BAIK TIDAK TIDAK

15 Ny. M BAIK TIDAK YA

16 Ny. L BAIK RINGAN TIDAK

17 Ny. H KURANG SEDANG YA

18 Ny. F BAIK TIDAK TIDAK

19 Ny. A BAIK RINGAN YA

20 Ny. A BAIK TIDAK TIDAK

21 Ny. O KURANG TIDAK YA

22 Ny. H BAIK TIDAK TIDAK

23 Ny. M BAIK SEDANG YA

24 Ny. S BAIK TIDAK TIDAK

25 Ny. A KURANG RINGAN YA

26 Ny. I BAIK TIDAK TIDAK

27 Ny. W BAIK TIDAK TIDAK

28 Ny. N KURANG RINGAN YA

29 Ny. D BAIK TIDAK TIDAK

30 Ny. T BAIK TIDAK TIDAK

31 Ny.A KURANG TIDAK YA

32 Ny. F BAIK TIDAK TIDAK

33 Ny. R BAIK TIDAK TIDAK

34 Ny. U KURANG RINGAN YA

35 Ny. A KURANG TIDAK TIDAK

36 Ny. B BAIK RINGAN TIDAK

37 Ny. L KURANG SEDANG YA

TAHUN 2018

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI

MASTER TABEL

Page 89: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN KEJADIAN … PEBRI.pdf · Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH PEBRIANI PONGMANDA P00312017129 KEMENTERIAN KESEHATAN