HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan...

19
HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Psikoligi Fakultas Psikologi Diajukan oleh: BELINDA OCIE PARAMASTUTI F 100130006 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan...

Page 1: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Pada Jurusan Psikoligi Fakultas Psikologi

Diajukan oleh:

BELINDA OCIE PARAMASTUTI

F 100130006

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

BELINDA OCIE PARAMASTUTI

F100130006

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Susatyo Yuwono, S.Psi.,M.Si, Psi.

NIK/NIDN. 838/0624067301

Page 3: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh:

BELINDA OCIE PARAMASTUTI

F 100 130 006

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 17 Juni 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji:

1. Susatyo Yuwono S.Psi, M.Si, Psi. (.........................................)

(Penguji Utama)

2. Mohammad Amir, M.S., Drs. (.........................................)

(Penguji Pendamping I)

3. Zahrotul Uyun, Dra., M.Si. (.........................................)

(Penguji Pendmping II)

Surakarta, 17 Juni 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Psikologi

Dekan,

Dr. Moordiningsih, M.Si, Psi.

NIK/NIDN. 876/0615127401

Page 4: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 12 Juni 2017

Yang Menyatakan,

Belinda Ocie Paramastuti

F 100 130 006

Page 5: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

1

HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA

MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAKSI

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: untuk mengidentifikasi hubungan

social competence terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Populasi dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2014 dan 2015

sejumlah 850 mahasiswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

incidental sampling dan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

ditetapkan sebanyak 90 mahasiswa. Pengumpulan data penelitian menggunakan

alat ukur skala Social Competence dan skala Intensi Berwirausaha kemudian

dilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment.

Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang signifikan antara social

competence dengan intensi berwirausaha mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis

universitas muhammadiyah surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan 18,5%

sumbangan efektif social competence terhadap intensi berwirausaha. Disisi lain

masih terdapat 81,5% faktor lain yang dapat mempengaruhi intensi berwirusaha.

Hasil kategorisasi yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat social competence

mahawasiswa tergolong sedang dan tingkat intensi berwirausha mahasiswa

tergolong rendah.

Kata Kunci: Social Competence, Intensi Berwirausaha, Intensi, Kewirausahaan.

ABSTRACT

The purpose of this research: to examine the relationship of social

competence among entrepreneurship intention. The population in this research is

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta from 2014 and 2015 amounted 850 students. The

samples in the research using accidental sampling, the samples in this research are

set as many 90 students. Data collection the research uses a measuring instrument

Social Competence scale and Entrepreneurship Intetion scale, then it would be

calculation of the data analysis using a technique analysis product moment spss

16.0 program. Based on this research there is a positive relationship between

Page 6: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

2

social competence among entrepreneurship intensions student of Program Studi

Menejemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

The results of this research showed 18,5% effective contribution of social

competence toward entrepreneurship intention. While variations of

entrepreneurship intention is explained by other factors outside the model is

81,5%. The categorization shows that the level of social competence of students is

moderate and the level of students' intension is low.

Keywords: Social Competence, Entrepreneurship Intetion, Intention,

Entrepreneurship

1. PENDAHULUAN

Berwirausaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan

menitih karir untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan

berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang

yang membutuhkan atau sedang mencari sebuah pekerjaan, selain itu dapat

membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan pengangguran di

negeri ini. Kewirausahaan adalah menciptakan inovasi baru yang bertujuan untuk

memberikan nilai tambah di masyarakat dan memberikan kesejahteraan melalui

lapangan pekerjaan baru serta mencetuskan sebuah ide dan merealisasikannya

menjaidd kenyataan (dalam Ropke, 2004)

Yudha (2016), menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan jutaan

wirausahawan baru. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha

Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia masih

kekurangan wirausaha. Dari total penduduk sebanyak 250 juta jiwa, jumlah

wirausaha tercatat hanya 1,56 persen. Menurut Bahlil, jumlah minmal wirausaha

yang ideal pada suatu negara adalah 2 persen dari total penduduk. "Untuk menuju

ideal, berarti kita butuh 1,7 juta pengusaha baru," ujarnya. Bahlil menjelaskan,

jumlah wirausaha di Indonesia masih kalah dengan sejumlah negara anggota

ASEAN. Semisal, Vietnam yang memiliki 3,4 persen wirausaha dari total

penduduk. "Kalau kita menggunakan standar bank dunia yang minimal empat

persen, artinya kita membutuhkan 5,8 juta generasi baru untuk jadi pelaku usaha.

Siapa yang harus mengisi ini?" kata Bahlil. Bahlil menyebut, masih minimnya

Page 7: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

3

jumlah wirausaha disebabkan oleh bagaimana pola pikir sarjana lulusan perguruan

tinggi saat ini. Berdasarkan survei BPP Hipmi, 83 persen responden mahasiswa

cenderung ingin menjadi karyawan. Sementara, yang berminat menjadi wirausaha

hanya empat persen.

Kendati Indonesia dinyatakan masih banyak membutuhkan wirausahawan

baru, Badan Pusat Stastistik (BPS) pada tahun 2016 lalu telah mencatat data

pendaftaran sementara usaha Sensus Ekonomi (SE) sebanyak 26,7 juta

wirausahawan yang asrtinya naik sekitar 17,6 persen atau sekitar 4 juta

dibandingkan SE pada tahun 2006 yaitu 22,7 juta wirausahawan. Di pulau Jawa

sendiri jumlah usaha naik sebanyak 1,7 juta dari 14,5 juta pada tahun 2006 dan

naik menajdi 16,2 juta wirausaha (dalam Fauzi, 2016).

Ciputra (dalam Mopangga, 2014) mengemukakan bahwa wirausaha

merupakan solusi tepat untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan

kemiskinan di Indonesia, karena dengan hanya berbekal ijazah tanpa kecakapan

entrepreneurship, siapkanlah diri untuk antri pekerjaan karena saat ini pasokan

tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan peluang kerja yang

tersedia. Saat ini, ketika Amerika Serikat sudah memiliki 11,5 hingga 12 persen,

Singapura 7 persen serta Cina dan Jepang 10 persen, maka wirausaha Indonesia

baru mencapai 0,24 persen dari total 238 juta jiwa, dan itu berarti masih

dibutuhkan sekitar 4 juta wirausaha baru. Padahal bangsa ini menghasilkan sekitar

700 ribu orang sarjana baru setiap tahunnya, dan memiliki kemampuan untuk

melipat gandakan pertumbuhan ekonomi, pendapatan total maupun perkapita,

menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan bilamana mampu

meningkatkan jumlah wirausaha sukses dengan pemanfaatan teknologi yang

tumbuh pesat dewasa ini.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat pengangguran

terbuka Indonesia hingga Februari 2015 mencapai 7,45 juta orang. Adapun di kota

Solo angka pengangguran terbuka selama 2014 mencapai 17.496 orang atau

6,08% dari jumlah angkatan kerja. Jumlah pengangguran tersebut turun bila

dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 20.100 orang atau 7,18% (dalam

Page 8: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

4

Setyahadi, 2016). Apabila dilihat dari kasus pengangguran di Jakarta maupun di

Solo memang saat ini yang paling dibutuhkan oleh negara kita adalah peluang dan

lapangan kerja baru yang dapat menampung masyarakat yang membutuhkan

pekerjaan. Karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding

dengan banyaknya jumlah lulusan universitas dengan gelar sarjana yang

membutuhkan pekerjaan. Akibatnya banyak dari mereka yang bingung dan takut

memikirkan nasib mereka setelah lulus dari perguruan tinggi.

Fenomena banyaknya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan

terkadang dapat memunculkan ide oleh orang-orang tertentu untuk membangun

sebuah usaha atau berwirausaha tanpa harus bergantung dengan lapangan

pekerjaan yang sudah tersedia dan berusaha untuk menciptakan lapangan

pekerjaan itu sendiri. Menurut Coulter (dalam Nurhidayah, 2014) “kewirausahaan

sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru

yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan

pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif”.

Badan Pusat Statistik (dalam Mopangga, 2014), menyatakan jumlah

wirausaha di Indonesia melonjak dari 0,24 persen tahun 2009 menjadi 1,65 persen

di akhir 2013. Namun jumlah ini harus terus ditingkatkan menuju jumlah ideal,

yakni 2 persen dari total penduduk. Sebab wirausaha yang akan menjadi

penggerak pembangunan ekonomi tanah air. Faktanya, minat mahasiswa untuk

berwirausaha masih rendah. Di tahun 2011 tercatat 10.000 lebih mahasiswa

mengikuti program sarjana wirausaha namun hanya 5.000-an yang

merealisasikannya. Dari 4,8 juta mahasiswa hanya 7,4 persen yang meminati

wirausaha. Dia mengamati, bahwasanya banyak bermunculan pelaku usaha dari

lingkungan kampus. Bahkan beberapa pengusaha di Jawa Barat dan di tingkat

nasional adalah orang-orang yang meneruskan usaha mereka yang telah mereka

bangun sejak menjadi seorang mahasiswa. "Hal yang penting adalah pelaku usaha

harus bisa mengikuti ritme dan siklus bisnis yang itu tidak dipelajari di kampus,

seperti saat usaha menanjak atau turun, situasi itu ada pada setiap tahunnya,"

imbuhnya (dalam Ant , 2015).

Page 9: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

5

Fakultas ekonomi dan bisnis merupakan media dan wadah bagi mereka

yang ingin mempelajari bagaimana cara membangun dan menjalankan sebuah

usaha, salah satunya adalah dengan diberikannya mata kuliah kewirausahaan.

Dimana mereka didorong untuk memunculkan keinginan berwirausaha, sebagai

contoh adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta juga tidak luput dari usaha

mereka untuk membantu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri

mahasiswa. Salah satu mata kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu

Kewirausahaan memiliki agenda tetap untuk melakukan praktek kewirausahaan

yang disebut dengan Expo Kewirausahaan, dimana kegiatan tersebut dimaksudkan

untuk memberikan tempat dan wadah bagi mahasiswa untuk belajar membuat

perencanaan bisnis sesuai passion mereka dan melihat apakah bisnis yang telah

direncakan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bisnis yang telah disusun.

Dengan adanya expo tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk

membentuk karakter entrepreneur sehingga mendorong mahasiswa untuk

meningkatkan intensi berwirausaha mereka.

Selain pembentukan karakter diharapkan juga dapat membentuk

kemampuan bersosialisasi. Kemampuan bersosialisasi ini sangat dibutuhkan

dalam lajur perencanaan bisnis yang akan dibuat yaitu dalam aspek pemasaran

bisnis ,dimana terdapat 4 aspek yang perlu diperhatikan sebelum menjalani expo

maupun usaha sungguhan yaitu SDM (operasional), produksi, pemasaran, dan

keuangan. Oleh karena itu tidak dipungkiri bahwa pencetak jiwa kewirausahaan

seseorang salah satnya adalah pembelajaran materi kewirausahaan yang

diselenggarakan oleh jurusan ekonomi dan bisnis disetiap universitas indonesia.

Berdasarkn gambar grafik prosentase alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta, dapat diuraikan bahwa dari 2200 alumnus

terdapat 10% (220 orang) alumnus yang menjadi wirausahawan. Prosentase

tersebut masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan alumnus yang

bekerja disektor swasta bahkan dibandingkan dengan yang bekerja disektor

BUMN tidak terlalu jauh berbeda, dengan prosentase secara berurutan 40% (880

orang) disektor swasta dan 25% (550 orang) disektor BUMN. Sehingga

Page 10: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

6

menunjukkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa FEB masih tergolong

rendah, walaupun mereka telah diberikan wadah untuk menumbuhkan jiwa

kewirausahaan yaitu expo kewirausahaan. Sangat disayangkan memang apabila

mahasiswa yang telah dididik dan diharapkan dapat menjadi wirausahawan tetap

memilih untuk bekerja kantoran.

Suparyanto (2013) berpendapat bahwa banyaknya kasus mahasiswa yang

meninggalkan usaha mereka saat lulus dari perguruan tinggi dikarenakan kurang

tingginya intensi mereka dalam berwirausaha dan ketakutan mereka akan masa

depan usaha mereka sendiri. Selain itu ketidak percayaan diri atas kemampuan

mereka untuk mengembangkan usaha mereka dan bayang-bayang akan kegagalan

di masa mendatang menjadikan intensi mereka dalam berwirausaha semakin

rendah. Terdapat beberapa cara untuk mendukung pertumbuhan jiwa wirausaha

pada masyarakat, salah satunya dengan kewirausahaan dijadikan sebagai pelajaran

atau mata kuliah wajib. Menurutnya jiwa kewirausahaan dapat dibentuk dan

dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengalaman langsung oleh individu

tersebut, oleh karena itu tidak ada salahnya untuk menyusun pendidikan

kewirausahaan pada kurikulum pendidikan di masyarakat. Selain itu kesuksesan

dari misi pendidikan tersebut juga ditunjang oleh ketersediaan guru dan dosen

yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam bidan kewirausahaan.

Untuk memulai langkah menjadi seorang wirausahawan, individu tersebut

harus berani mengambil resiko dan memiliki keyakinan dengan usaha yang akan

diambil. Karena dalam dunia bisnis, intensi berwirausaha dan keyakinan akan

kemampuan diri adalah kunci untuk menjadikan usaha tersebut sukses atau akan

menurun. Ketika seseorang terjun kedalam dunia wirausaha maupun berorganisasi

komitmen selaku pemilik dan karyawan sangatlah penting bagi kemajuan usaha

itu sendiri, tanpa komitmen yang pasti mereka tidak akan mampu

mempertahankan apa yang dimiliki pada saat tertimpa masalah.

Dikutip Indarti dan Rostiani (dalam Handaru dkk, 2014), “dengan

memperhatikan intensi yang dimiliki seseorang dapat menjadikannya sebagai

dasar untuk memahami apakah seseorang tersebut dapat menjadi seorang

Page 11: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

7

wirausaha atau tidak”. Menurut Bandura (dalam Vemmy, 2012) intensi adalah

sebuah usaha yang dilakukan sungguh-sungguh agar dapat menghasilkan sesuatu

di masa yang akan datang. Dalam usaha untuk memulai berwirausaha atau

berorganisasi diperlukan keuletan dan tanggung jawab, seperti yang dikemukakan

oleh Michael (dalam Hutasuhut, 2016) bahwa pembagian tugas dan tanggung

jawab dalam organisasi haruslah jelas karena pembagian tersebut berhubungan

dengan role requirements. Role requirements itu sendiri merupakan wewenang

seseorang untuk mempertanggung jawabkan dalam pelaksanaan peran mereka.

Pantang menyerah dan usaha yang gigih merupakan prinsip utama

wirausaha dalam perjalanan usahanya. Dalam dunia wirausaha tidak dapat

dipisahkan dengan hubungan sosial, diperlukan banyak interaksi sosial untuk

membantu seseorang mencapai keberhasilannya. Oleh karena itu dibutuhkannya

social competence yang baik untuk menjalankan wirausaha tersebut. Dam (2007)

mendefinisikan social competence sebagai kemampuan individu untuk bekerja

sama dan melakukan komunikasi yang baik dengan individu untuk bekerja sama

dan melakukan komunikasi yang baik dengan orang lain yang memiliki berbagai

macam latar belakang.

Chasbiansari (2007) dalam penelitiannya membuktikan adanya hubungan

yang komples antara kompetensi sosial dengan kewirausahaan. Kemudian hasil

penelitian lainnya yang dilakukan oleh Zahreni, dkk (2012), menyebutkan bahwa

adversity quotient (AQ) mempengaruhi secara signifikan terhadap intensi

berwirausaha. Seseorang yang memiliki tingkat AQ tinggi, cenderung mudah

menangkap kesempatan usaha karena mereka lebih berani untuk mengambil

resiko, kreatif dan inisiatif. Selain itu, Meutia (2013) melakukan penelitian lain

yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi sosial berwirausaha makan

akan berdampak pada kinerja dan jaringan bisnis yang lebih tinggi pula.

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat rumusan masalah: apakah ada

hubungan social competence intensi berwirausaha. Mengacu pada pertanyaan

penelitian tersebut peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul

“Hubungan social competence dengan intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas

Page 12: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

8

Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan

social competence terhadap intensi berwirausha dan menganalisis sumbangan

efektif social competence terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Manfaat

teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan wawasan

keilmuan tentang hubungan social competence terhadap intensi berwirausaha serta

dapat menambah keputusan dalam dunia pendidikan pada umumnya, khususnya

bagi fakultas psikologi. Kemudian untuk manfaat praktis adalah penelitian ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun mengenai

hubungan antara social competence terhadap intensi berwirausaha dan dapat

dijadikan sebagai bahan acuan penelitian serta menjadi referensi terhadap

penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

2. METODE

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan hipotesis yang akan

dibuktikan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara social

competence dengan intensi berwirausaha mahasiswa Program Studi Menejemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Semakin

tinggi social competence maka akan semakin tinggi intensi berwirausaha, begitu

juga sebaliknya semakin rendah social competence maka akan semakin rendah

intensi berwirausaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode penelitian kuantitatif. Untuk mendapatkan data dalam

penelitian ini maka alat pengumpul data atau alat ukur yang digunakan berupa

skala.

Pada penelitian ini menggunakan metode penentuan sampel Slovin sehingga

dari jumlah populasi 850 mahasiswa ditentukan 90 mahasiswa yang akan

digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik dalam pengambilan sampel yaitu

dengan Incidental Sampling yaitu teknik menentukan sample secara kebetulan

yang ditemui peneliti (Sugiyono, 2012). Pengambilan sample dilakukan dengan

berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang saling berkaitan dengan memberikan skala

social competence dan skala intensi berwirausaha.

Page 13: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

9

Skala intensi berwirausaha yang digunakan meliputi faktor yang

mempengaruhi intensi yang dikemukakan oleh Meredhit (2000) yaitu percaya diri,

berorientasi dengan tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan,

keorisinilan, dan berorientasi masa depan. Serta skala Social Competence, skala

Social Competence yang digunakan meliputi aspek-aspek yang dijabarkan oleh

Gullota (dalam Badriyah dan Noermijati, 2015) antara lain harga diri positif,

kemampuan memandang sesuatu dari sudut pandang sosial, keterampilan

memecahkan masalah interpersonal, kebutuhan bersosialisasi, kebutuhan privacy,

dan keterampilan sosial dengan teman sebaya. Penelitian ini menggunakan

validitas isi dengan analisis rasional melalui professional judgment kemudian

dianalisis menggunakan formula Aiken’s.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan Formula Aiken’s, diperoleh 28

aitem pada Skala social competence dan 37 aitem pada Skala intensi berwirausha

yang dinyatakan layak untuk dipergunakan dalam penelitian. Kemudian pada uji

reliabilitas menggunakan teknik alpha cronbach. Hasil uji reliabilitas pada

variabel social competence menunjukkan nilai koefisisen reliabilitas sebesar alpha

(α) = 0,947 dan pada variabel intensi berwirausaha sebesar alpha (α) = 0,926.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan teknik korelasi spearman yaitu

untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (social competence) dengan

variabel tergantung (intensi berwirausaha). Hasil perhitungan diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0,220 dengan sig = 0,019; p < 0,05, menunjukkan ada

hubungan positif yang signifikan antara social competence dengan intensi

berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Semakin tinggi social competence maka akan semakin

tinggi intensi berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin rendah social

competence maka akan semakin rendah intensi berwirausaha. Hal tersebut sesuai

dengan Kuncara (dalam Sofia, 2017) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor

intensi berwirausaha adalah faktor lingkungan, selain itu Indarti (dalam

Handayani, 2006) menjelaskan bahwa fsktor lingkungan dapat dilihat dari cara

seseorang untuk mendapatakan modal, kompetensi sosial dan informasi. Sehingga

Page 14: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

10

dapat dilihat bahwa salah satu faktro yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

intensi bereirausaha adalah social competence.

Berdasarkan kategorisasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa variabel

social competence mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 68,30 dan rerata

hipotetik (RH) sebesar 70 yang berarti variabel social competence termasuk dalam

kategori sedang. Diketahui pula 22,22% (20 subjek) masuk dalam kategori

rendah, 3,33% (3 subjek) termasuk ke dalam kategori sangat rendah, 26,67% (24

subjek) masuk dalam kategori tinggi dan tidak terdapat subjek yang masuk dalam

kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa social competence

mahasiswa Program Studi Menejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta sebaguan besar masuk dalam kategori sedang..

Variabel intensi berwiraushaa mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 79,49 dan

rerata hipotetik (RH) sebesar 92,5 yang berarti variabel intensi berwirausaha

termasuk dalam kategori rendah sebesar 26,67% (24 subjek), pada kategori sangat

rendah terdapat prosentase sebesar 22,22% (20 subjek), sedangkan 46,67% (42

subjek) masuk dalam kategori sedang dan 4,44% (4 subjek) masuk dalam kategori

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa intensi berwriausha mahasisiwa masuk dalam

kategori rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa social competence yang dimiliki

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen masuk dalam

kategori sedang dan intensi berwirausaha masuk dalam kategoti rendah. Kategori

sedang dalam social competence dapat dilihat dari kemampuan diri seseorang

untuk menghargai kerja kerasnya sendiri, dapat memecahkan masalah

interpersonal, mampu bersosialisasi dengan lingkungan, cukup mudah bergaul dan

beradaptasi dengan teman sebaya. Namun disisi lain seseorang dengan social

competence sedang dapat menimbulkan intensi berwirausaha yang rendah,

dengan intensi brewirausaha yang rendah seseorang akan kurang memiliki rasa

percaya diri, tidak berani mengambil resiko, kurang memiliki sifat kepemimpinan

serta tidak adanya keorisinilan dalam diri seseorang tersebut.

Page 15: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

11

Pada dasarnya intensi berwirausaha membutuhkan seseorang untuk

memiliki social competence yang baik, karena dalam berwirausaha lingkungan

sosial merupakan salah satu faktor penting un tuk dapat menciptakan usaha yang

baik. Seorang wirausahawan harus dapat membangun hubungan sosial yang baik

karena dengan hubungan sosial yang baik dapat membantu mereka untuk

membangun relasi usaha mereka sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Davidson

(2003) yang menyebutkan bahwa sebagai wirausahaawan baru harus memiliki

modal sosial yang baik untuk memajukan bisnis yang akan dibangun, oleh karena

itu social competence sangat diperlukan.

Weters (dalam Handayani, 2016) mengatakan bahwa seseorang yang

memiliki social competence yang baik akan mampu menggunakan kemampuan

diri dan lingkungan sosial secara maksiamal untuk mendapatakan hubungan

interpersonal yang baik pula. Dengan demikian apabila social competence yang

dimiliki tidak baikm dalam penelitian ini adalah masuk dalam kategori sedang,

maka seseorang tidak dapat memanfaatkan kemampuan diri dengan lingkungan

sosial secara maksimal. Tanpa kepekaan terhadap lingkungan sosial seseorang

tidak dapat memanfaatkan peluang usaha yang mungkin tebentang di lingkungan

sekitar mereka.

Sumbangan efektif social competence terhadap intensi berwirausaha

sebesar 18,5% ditunjukkan oleh koefiensi determinasi (r²) atau nilai R square

sebesar 0,185. Masih terdapat 81,5% faktor lain yang mempengaruhi intensi

berwirausaha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa social competence beserta

aspek-aspek yang terdapat didalamnya memberikan dukungan terhadap intensi

berwirausaha, walaupun tidak hanya social competence yang dapat mempengaruhi

intensi berwirausaha mahasiswa.

Terdapat korelasi yang positif dan signifikan anatara social competence

dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa Program Studi Menejemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan bahwa

social competence berperan penting dalam menumbuhkan intensi berwirausha.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kuuncara (dalam Sofia, 2017) bahwa salah

Page 16: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

12

satu faktor pendorong intensi berwirausaha adalah faktor eksternal yaitu

lingkungan. Lebih lanjut menurut pennelitian Handayani (2016) yang mengacu

pada teori Indarti menyebutkan faktor lingkungan yang mempengrauhi intensi

berwirausha dapat dilihat dari bagaimana mendapatkan modal, kompetensi sosial,

dan informasi yang dimiliki. Karena social competence yang positif merupakan

kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan memanfaatkan lingkungan sosial

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga bila seseorang memiliki social

competence yang negatif, seseorang tersebut akan kurang mampu untuk

memanfaatkan lingkungan sosial yang pada akhirnya tidak dapat mencapai tujuan

yang diinginkan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara social

competence dengan intensi berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Semakin tinggi social competence

maka akan semakin tinggi intensi berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin

rendah social competence maka akan semakin rendah intensi berwirausaha. Hal

ini ditunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,220 dengan sig sebesar 0,019; p

< 0,05. Sumbangan efektif socail competence dengan intensi berwirausaha

sebesar 18,5% ditunjukkan oleh koefiensi determinasi (r²) atau nilai R square

sebesar 0,185. Masih terdapat 81,5% faktor lain yang mempengaruhi intensi

berwirausaha. Subyek dalam penelitian memiliki social competence tergolong

sedang. Subyek dalam penelitian memiliki intensi berwirausaha tergolong rendah.

Adanya hubungan positif antara social competence dengan intensi

berwirausaha diharapkan para mahasiswa dapat meningkatkan karakteristik diri

mereka seperti bagaimana cara berfikir dan perilaku mereka sesuai dengan

situasional tertentu. Kemudian mahasiswa harus bisa lebih menghargai dan

mengikuti norma budaya di lingkungan mereka. Dengan meningkatkan dan

memperbaiki faktor-faktor social competence pada diri sendiri diharapkan dapat

memunculkan intensi berwirausha yang lebih tinggi.

Page 17: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

13

Fakultas perlu memperhatikan bagaimana cara meningkatkan social

competence mahasiswa. Seperti memberikan agenda tertentu yang mengajak

mahasiswa untuk lebih terjun ke masyarakat, sehingga mahasiswa dapat lebih

belajar berkomunikasi sosial secara langsung. Melihat bagaimana cara berfikir

dan sikap mereka dapat mempengaruhi penerimaan lingkungan sosial terhadap

diri mereka sendidi. Diharapkan dengan mengetahui cara berkomunikasi sosial

yang baik dapat meningkatkan social competence mahasiswa, sehingga seiring

dengan meningkatnya social competence dapat mendorong intensi berwirausaha

mahasiswa.

Diharapkan bagi peneliti yang akan datang dengan tema yang sama

sebaiknya mengembangkan lagi dan menambah variabel yang mempengaruhi

intensi berwirausaha dan memperluas wilayah penelitian tidak hanya pada satu

universitas melainkan semua universitas yang ada di wilayah Solo agar

dimungkinkan hasilnya akan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ant. 2015. Banyak Sarjana Tinggalkan Wirausaha. Okezone Kampus. Diunduh

darihttp: // news. okezone. com/ read/ 2015/ 02/ 23/ 65/ 1109129/banyak-

sarjana-tinggalkan-wirausaha/

Badriyah, N and Noermijati. 2015. Social Competence, Human Capital and

Entrepreneurial Success (A Study on the Owner of Fish Trading

Business). Asia-Pacific Management and Business Application, 3,3

(2015): 182-195. ISSN: 2252-8997

Chasbiansari. D. 2007. Kompetensi Sosial Dan Kewirausahaan (Studi Korelasi

Pada Anggota Perkumpulan Wirausahawan Mahasiswa Universitas

Diponegoro Semarang). Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Semarang.

Fakultas Psikologi. Universitas Diponegoro

Dam, G. T., and Volman, M. 2007. Edocating for Adulthood or for Citizenship:

Social Competence as am Education Goal. European Journal of

Education, 42 (2), 281-298

Fauzi, Y. 2016. Jumlah Wirausahawan RI Bertambah 4 Juta Orang dalam 10

tahun. CNN Indonesia. Diunduh dari

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160819114219-78-

Page 18: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

14

152414/jumlah-wirausahawan-ri-bertambah-4-juta-orang-dalam-10-

tahun/

Handaru, A, W., Widya, P., Adzhani, A., & Chitra, N. 2014. Pengaruh Sikap,

Norma Subjektif, Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha

Mahasiswa Magister Management (Kajian Empiris Pada Sebuah

Universitas Negeri Di Jakarta). Jurnal Universitas Paramadina Vol. 11

No. 2 Agustus 2014.

Handayani, F. 2016. Hubungan Antara Adversity Quotient Dan Kompetensi

Sosial Dengan Intensi Berwirausaha Mahasiswa Program Studi

Manajemen Di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi (Tidak

Dipublikasikan). Surakarta. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas

Maret

Hutasuhut, S,P dan Reskino. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi, Pelaksanaan

Tanggung Jawab, Otonomi Kerja, dan Ambiguitas Peran Terhadap

Kinerja Auditor. Akuntabilitas Vol.9 No.1

Meutia. 2013. Entrepreneurial Social Competence and Entrepreneurial Orientation

to Build SME’s Business Network and Business Performance.

International Journal of Social Science and Humanity, Vol 3. No. 4

Maulana, R. 2014. Hubungan Kompetensi Sosial Dengan Kinerja Guru Sd Islam

Bunga Bangsa Samarinda Ditinjau Dari Tipe Kepribadian. eJournal

Psikologi, 2014, 2 (2): 137-149. ISSN 0000-0000

Meredith, G.G., Nelson, R.E. dan Neck, P.A. 2000. Seri Manajemen no. 97:

Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: PT Pustaka Binaman

Pressindo.

Mopangga, H. 2014. Faktor Determinan Minat Wirausaha Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.Trikonomika Volume

13, No. 1, Juni 2014, Hal. 78–90. ISSN 1411-514X (print) / ISSN 2355-

7737 (online).

Nurhidayah. 2014. Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Angkatan 2010-2012 Fe Uny. Skripsi (Tidak Dipublikasikan).

Yogyakarta. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta

Ropke, I. 2004. Analysis The Early History Of Modern Ecological

Economics.Science Direct. Ecological Economics 50 (2004) 293-314

Setyahadi,T. W .2016. Gugah Generasi Muda Berwirausaha Melalui AMT

Hypnomotivasi. Diunduh dari http:// plut.or.id/ berita/ detil/ 52/

Page 19: HUBUNGAN SOCIAL COMPETENCE DENGAN INTENSI … filedilakukan perhitungan analisis data menggunakan teknik analisi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan positif yang

15

Sumardi. 2006. Tantangan Baru Dunia Pendidikan. Diunduh dari

http://www.kompas.com/kompascetak/0603/18/humaniora/2519398.htm/

Suparyanto, R, W. 2012. Kewirausahaan: Konsep dan Realita Pada Usaha

Kecil.Bandung: Penerbit Alfabeta

Vilathuvahna, A dan Taufik, R. 2015. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

Universitas Trunojoyo Madura. Agriekonomika, ISSN 2301-9948 e ISSN

2407-6260 Volume 4, Nomor 1.

Yudha, S,K dan Eko S. 2016. RI Butuh Jutaan Wirausahawan Baru. Diunduh dari

http:/ /www. republika.co.id/ berita/koran/ ekonomi-koran/

16/05/24/o7oh8614-ri-butuh-jutaan-wirausaha-baru/

Zahreni, S. Dkk. 2012. Pengaruh Adversity Quotient terhadap Intensi

Berwirausaha. Jurnal Ekonom. Vol 15. No 4