Bab IV Implementasi Program NoiseMapping - · PDF filedilakukan menggunakan . ... Penentuan...

download Bab IV Implementasi Program NoiseMapping - · PDF filedilakukan menggunakan . ... Penentuan posisi titik-titik sumber bising ... Hitungan tingkat kebisingan di setiap titik penerima

If you can't read please download the document

Transcript of Bab IV Implementasi Program NoiseMapping - · PDF filedilakukan menggunakan . ... Penentuan...

  • IV-1

    Bab IV

    Implementasi Program NoiseMapping

    Pada tahap ini dilakukan transformasi dari model perancangan kedalam

    bahasa implementasi. Dalam hal ini, bahasa implementasi yang digunakan

    adalah Borland Delphi. Setiap kelas model perancangan dipetakan kedalam

    kode Delphi menjadi sebuah benda dapat berbentuk Form, Unit, atau Data

    Module. Untuk pemanggilan fungsi dan pengubahan nilai status atribut

    mengikuti alur yang telah didefinisikan pada StateChart Diagram.

    IV.1 Lingkungan Pengembangan

    Bahasa pemrograman yang digunakan untuk pengembangan NoiseMapping

    adalah Borland Delphi ver 7. Selain dari bahasa pemrograman, lingkungan

    implementasi NoiseMapping adalah sebagai berikut:

    Operating System: MS-Windows XP.

    DBMS Platform: PostgreSQL dengan pustaka spasial PostGIS.

    Database Control Component : ZeosLib

    Delphi Visual Component Library: Jedi-VCL

    Database Designer: MicroOLAP Database Designer for PostgreSQL

    PostgreSQL Database Manager: pgAdmin III

    Modeling Tool: ModelMaker Pascal Edition

    Spatial Engine Component: SistechGIS

    Berikut diberikan beberapa alasan dipilihnya Borland Delphi sebagai bahasa

    pemrograman untuk pengembangan NoiseMapping, yaitu (Borland, 2002):

    Delphi menyediakan fasilitas pembuatan interface yang mudah dan

    cepat.

    Delphi menyediakan lingkungan pemrograman yang terintegrasi ,

    meliputi proses: sunting, kompilasi, link, eksekusi dan penelusuran

    program.

    Kemampuan mengakses data dalam berbagai macam format.

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-2

    IV.2 Perangkat Keras Pendukung NoiseMapping

    Spesifikasi perangkat keras yang diperlukan dalam pengembangan adalah

    perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan Delphi. Berdasarkan

    rekomendasi dari Borland sebagai vendor Delphi maka perangkat keras yang

    dimaksud adalah (Borland, 2002):

    Intel Pentium 233 MHz or higher

    Microsoft Windows XP, Windows 2000, and Windows 98

    64 MB RAM (128 MB recommended)

    110 MB hard disc space (compact install)

    400 MB hard disc space (full install)

    CD-ROM drive

    SVGA or higher resolution monitor

    Mouse or other pointing device

    IV.3 Implementasi Basis Data

    Pada tahap implementasi, model lojik database dibangkitkan menjadi script

    SQL untuk meng-create objek-objek database fisik, seperti: tabel, reference,

    indeks, dan sequence. Proses generate database dilakukan menggunakan tool

    Database Designer. Hasilnya berupa script DDL (Data Definition Language)

    disimpan sebagai file SQL, cuplikannya dapat dilihat pada Gambar IV-1.

    Berikutnya, file tersebut di-execute pada tool Database Manager. Eksekusi

    file SQL menghasilkan database fisik NoiseMapping. Melalui menu visual

    database designer, pada tool Database Manager, dapat di-generate tabel-tabel

    fisik sehingga terlihat struktur data secara lengkap dalam bentuk diagram

    Relationship; disebut model fisik database NoiseMapping, lihat Gambar IV-2.

    Pada Gambar IV-2 terdapat 3 kotak kelompok tabel, yaitu:

    1. Kelompok tabel simulasi NoiseContouring.

    2. Kelompok tabel NoiseMap; hasil simulasi NoiseContouring.

    3. Kelompok tabel NoiseDose; hasil simulasi takaran tingkat kebisingan.

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-3

    Gambar IV-1 Cuplikan Script DDL

    Gambar IV-2 Model Fisik Basis Data NoiseMapping

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-4

    IV.4 Penyiapan Data Studi Kasus

    Studi kasus dilakukan di area kerja anjungan eksplorasi migas lepas pantai

    yang dimiliki oleh suatu Oil Company asing yang beroperasi di Indonesia.

    Oleh karena alasan confidential maka tidak disebutkan nama perusahaan

    dan lokasi geografis area kerja tersebut.

    Lokasi anjungan dikenal dengan istilah platform. Area platform terdiri atas

    beberapa sub area yang disebut deck. Pada setiap deck terpasang peralatan-

    peralatan proses yang menimbulkan kebisingan. Area di sekitar peralatan

    proses selanjutnya disebut open plant factory, misalnya: area kompressor,

    area turbin, area boiler, dsb., illustrasi pada Gambar IV-3.

    Gambar IV-3 Platform Anjungan Eksplorasi Migas

    Secara ringkas, studi kebisingan dilakukan melalui 4 tahapan utama, yaitu:

    1. Pengukuran kebisingan

    1.1. Identifikasi area sumber bising (open plant)

    1.2. Penentuan posisi titik-titik sumber bising (source point)

    1.3. Penentuan posisi titik-titik penerima bising (receiver point)

    1.4. Pengukuran kondisi lingkungan; suhu, kelembaban, kecepatan angin,

    dan tekanan (environmental)

    1.5. Penentuan besaran penyerapan oleh atmosfer (attenuation excess)

    1.6. Pengukuran kebisingan sumber (noise source)

    1.7. Pengukuran kebisingan di titik-titik penerima (noise received)

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-5

    2. Pengolahan data

    2.1. Pendefinisian data masukan

    2.2. Model hitungan atenuasi

    2.3. Model hitungan perambatan kebisingan

    2.4. Hitungan tingkat kebisingan di setiap titik penerima

    3. Penyajian informasi

    3.1. Interpolasi titik penerima menggunakan metode gridding

    3.2. Estimasi nilai kebisingan di setiap titik grid interpolasi (kriging)

    3.3. Penggambaran garis-garis kontur kebisingan (contour line)

    3.4. Penggambaran area paparan kebisingan (contour polygon)

    3.5. Penyajian paparan kebisingan (noise map)

    4. Analisis

    4.1. Evaluasi peta kebisingan

    4.2. Simulasi takaran tingkat kebisingan (noise dose point)

    4.3. Rekomendasi dan pelaporan hasil analisis

    Berdasarkan pada tahapan studi kebisingan tersebut di atas maka data yang

    harus disiapkan meliputi:

    1. Lokasi area kerja anjungan (Platform, Deck)

    2. Objek titik sumber bising (Source Point)

    3. Objek titik pengukuran (Receiver Point)

    4. Data hasil pengukuran sumber bising (Noise Source)

    5. Data hasil pengukuran titik penerima (Noise Received)

    6. Data kondisi lingkungan (Environmental)

    7. Data pendukung (Color Range, Regulation, Model Parameter)

    Untuk menyiapkan peta dasar (DeckMap/BaseMap) dilakukan konversi file

    peta format ESRI Shapefile (*.shp) kedalam script SQL untuk operasi insert

    data. Fungsi untuk mengkonversi terdapat pada DBMS PostgreSQL/PostGIS

    dengan sintaks command line, sebagai berikut:

    #shp2pgsql [] [.]

    Contoh penggunaan fungsi tersebut dapat dilihat pada Gambar IV-4.

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-6

    Gambar IV-4 Fungsi Konversi Shapefile ke PostgreSQL/PostGIS

    IV.5 Diagram Komponen Implementasi NoiseMapping

    Komponen-komponen sistem hasil analisis dan perancangan ditransformasi

    menjadi komponen-komponen implementasi, terlihat pada Gambar IV-5.

    Gambar IV-5 Diagram Komponen Implementasi NoiseMapping

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-7

    Pada tahap implementasi, NoiseMapping terdiri atas komponen-komponen:

    1. Client Control; komponen yang diimplementasikan untuk

    pengendalian interaksi pengguna dengan sistem direalisasikan

    sebagai GUI dalam bentuk form-form aplikasi.

    2. Database Control; komponen diimplementasikan untuk pengendalian

    koneksi, akses, dan transaksi data ke database server.

    3. Noise Simulator; komponen yang diimplementasikan untuk

    melaksanakan proses simulasi baik paparan maupun takaran tingkat

    kebisingan.

    4. Map Control; komponen yang diimplementasikan untuk

    mengendalikan pengelolaan dan penyajian data spasial (peta) baik

    berupa data masukan maupun hasil simulasi.

    5. Spatial Engine; komponen yang berperan dalam proses

    penggambaran, navigasi, dan analisis data spasial.

    Pada bagian selanjutnya akan diuraikan implementasi dari unit-unit modul

    dalam bahasa pemrograman.

    IV.6 Penyusunan Unit Dalam Bahasa Pemrograman

    Delphi merupakan bahasa pemrograman yang mendukung object-oriented.

    Bahasa pemrograman Delphi berbasiskan Object Pascal. Sebenarnya, Object

    Pascal bukan bahasa pemrograman berorientasi objek murni, seperti halnya

    Java. Hal ini dikarenakan kita dapat mendefinisikan variable atau fungsi

    yang berdiri sendiri, bukan bagian dari suatu objek. Oleh karena itu, Object

    Pascal sering disebut juga bahasa pemrograman berorientasi objek hybrid

    (Borland, 2002).

    Pada bagian Studi Literatur diuraikan dasar-dasar teori tentang konsep

    pemodelan berorientasi objek. Pada bahasan tersebut tidak menetapkan

    kebutuhan bahasa pemrograman untuk implementasi, hanya menguraikan

    tentang konsep-konsep dasar yang harus dipenuhi oleh suatu pemodelan

    berorientasi objek. Dalam hal ini, bahasa implementasi yang digunakan

    harus mendukung konsep-konsep tersebut, yaitu: Objek, Kelas, Enkapsulasi,

  • Implementasi Program NoiseMapping _______________________________________ IV-8

    Pewarisan, dan Polimorfisme. Bahasa pemrograman Delphi mendukung

    semua konsep dasar tersebut (Borland, 2002), (Gonzalez, 1999).

    Kode sumber Delphi disebut sebagai Unit. Unit adalah kumpulan procedure

    dan function yang telah dikompilasi dan dapat digunakan oleh unit lainnya.

    Unit pada Delphi disimpan pada sebua