HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002)...

27
HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWI KELAS X DI SMK NEGERI 3 SALATIGA OLEH AKWILA OCTA PRATAMA 802014089 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Transcript of HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002)...

Page 1: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI

DI SEKOLAH PADA SISWI KELAS X DI SMK NEGERI 3 SALATIGA

OLEH

AKWILA OCTA PRATAMA

802014089

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

i

Page 3: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

ii

Page 4: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri
Page 5: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri
Page 6: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri
Page 7: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI

DI SEKOLAH PADA SISWI KELAS X DI SMK NEGERI 3 SALATIGA

Akwila Octa Pratama

Christiana Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 8: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

i

Abstrak

Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan self-efficacy akademik dengan

penyesuaian diri di sekolah pada siswi kelas X di SMK Negeri 3 Salatiga. Hipotesis

yang diajukan adalah ada korelasi positif signifikan antara self-efficacy akademik

dengan penyesuaian diri di sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswi kelas X di

SMK Negeri 3 Salatiga sebanyak 55 siswi. Pengumpulan data di lakukan dengan skala

self-efficacy akademik dan penyesuaian diri di Sekolah. Analisis data menggunakan

metode korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan

positif signifikan antara self-efficacy akademik dengan penyesuaian diri dengan nilai r =

0,620 dan signifikansi = 0,000 (p < 0,05). Artinya makin tinggi self-efficacy akademik

maka makin tinggi juga penyesuaian diri yang dimiliki pada siswi kelas X di SMK

Negeri 3 Salatiga.

Kata kunci : self-efficacy akademik, penyesuaian diri, siswi.

Page 9: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

ii

Abstract

The aim of research to determine the relationship of academic self-efficacy with self-

adjustment of students in class X SMKN 3 Salatiga. The hypothesis is there is a

significance positive correlation between academic sel-efficacy with self-adjustment.

Subject in this study were students in class X SMKN 3 Salatiga as many 55 students.

The data collection is used by the scale of academic self-efficacy and self-adjutment.

Data analysis using product moment correlation. The result showed a significance

positive relationship between academic sel-efficacy on self-adjustment with r = 0,620

and significance = 0,000 (p < 0,05). This means that the higher the academic self-

efficacy, the higher the self-adjustment that is owned by the class X students in SMK

Negeri 3 Salatiga.

Keywords : academic self-efficacy, self-adjustment, students.

Page 10: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

1

PENDAHULUAN

Siswi yang duduk di bangku SMK tergolong dalam usia remaja. Remaja adalah

seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga

masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun, dan masa

remaja akhir 18-21 tahun (Monks, dkk, 2002). Pada masa remaja seseorang individu

mengalami usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini banyak

perubahan yang terjadi, diantaranya perubahan pada fisik, minat dan pandangan hidup.

Masa remaja juga dapat dikatakan sebagai masa storm and stess (badai dan tekanan),

hal ini dapat mempengaruhi tugas perkembangan remaja baik di lingkungan masyarakat

maupun di lingkungan sekolah (Santrock, 2003).

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan

jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan

siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai

dengan bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program

pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja. SMK memiliki banyak

program keahlian. Program keahlian yang dilaksanakan di SMK menyesuaikan dengan

kebutuhan dunia kerja yang ada. Program keahlian pada jenjang SMK juga

menyesuaikan pada permintaan masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan adalah

pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja

dalam bidang tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990). Dimana dari hasil

wawancara dengan guru di SMK Negeri 3 Salatiga, di sekolah tersebut didominasi

dengan murid laki-laki sedangkan murid putri merupakan murid minoritas tentunya

mereka juga akan melakukan penyesuaian diri di dalam lingkungan tersebut. Hal

Page 11: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

2

tersebut lebih nampak pada siswi kelas X dikarenakan siswi kelas X masih baru dalam

lingkungan sekolah sehingga mereka harus menyesuaikan diri mereka dengan

lingkungan yang baru.

Schneiders (1964) menyatakan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri

yang baik adalah individu yang memiliki salah satu respon seperti kematangan,

berdayaguna, kepuasan dan sehat. Berdayaguna disini diartikan, individu dapat

membawa hasil tanpa terlalu banyak mengeluarkan energi, tidak banyak kehilangan

waktu atau banyak mengalami kegagalan. Sehat disini diartikan bahwa individu dapat

mengeluarkan respon penyesuaian yang cocok dengan situasi atau keadaan. Schneiders

(1964) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah

laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan

dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga

terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa

yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Aspek-aspek penyesuaian diri

menurut Schneiders (1964) antara lain: a.) Absence Of Excessive Emotionality (Tidak

terdapat emosionalitas yang berlebih), b.) Absence Of Psychological Mechanisms

(Tidak terdapat mekanisme psikologis), c.) Absence Of The Sense Of Personal

Frustration (Tidak terdapat perasaan frustrasi personal), d.) Absence Of The Sense Of

Personal Frustration (Tidak terdapat perasaan frustrasi personal), e.) Ability To Learn

(Kemampuan untuk belajar), f.) Realistic Objective Attitude (Sikap realistik dan

objektif). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penyesuaian diri adalah

penyesuaian diri di sekolah. Dalam penyesuaian diri pada lingkungan belajar terdapat

makna keberhasilan pendidikan seseorang yang terletak pada sejauh mana seseorang

untuk mencapai keberhasilan yang telah dipelajarinya itu dapat membantu dalam

Page 12: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

3

menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan kehidupannya.

Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah

usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya,

sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan lain-

lain emosi negatif tersebut sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien

bisa hampir habis.

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan pada tanggal 4

Januari 2018, pada siswi kelas X di SMK Negeri 3 Salatiga, menunjukkan bahwa masih

ada siswi yang merasa khawatir dan takut gagal ketika dihadapkan oleh tuntutan

tugasnya dan masih kurang dalam mengetahui kemampuan dirinya, dan merasa tidak

yakin dengan kemampuannya, serta panik dalam menghadapi tugas yang banyak. Selain

itu, dalam berinteraksi terhadap lingkungan di sekolah juga masih cenderung untuk

menutup diri terhadap lingkungan sekitar sehingga dalam menerima diri dan

menghargai dirinya masih kurang, serta masih kurangnya hubungan dan interaksi

dengan teman-teman di sekolah.

Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan bahwa faktor yang memengaruhi

penyusuaian diri adalah kurangnya keyakinan diri siswi akan kemampuan akademiknya

atau self efficacy akademik. Menurut Schneider (1964) salah satu faktor yang

memengaruhi penyesuaian diri adalah penyesuaian pribadi yaitu kemampuan individu

untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara

dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya

sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya. Dan mampu bertindak obyektif sesuai

dengan kondisi dirinya.

Page 13: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

4

Kemampuan remaja dalam menyelesaikan tugas-tugasnya baik di sekolah

maupun tidak hanya dipengaruhi oleh potensi kognitif yang dimiliki oleh remaja itu

sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh keyakinan remaja tersebut dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang diembannya Havighurst (dalam Hurlock, 2002). Keyakinan remaja

tentang kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas dapat meningkatkan usaha

untuk dapat mencapai tujuannya, namun hal ini dapat pula menjadi penghambat usaha

remaja dalam menggapai impiannya. Menurut Widanarti dan Indati (2002) adanya

perasaan “saya tidak dapat” dan “saya tidak mampu”, merupakan alasan-alasan yang

dapat menghambat seseorang dalam mencapai sasaran. Keyakinan yang berkaitan

dengan kemampuan dan kesanggupan seorang pelajar untuk mencapai dan

menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan target hasil dan waktu yang telah ditentukan

disebut juga self efficacy (Bandura, 1986).

Menurut Fatimah (2010) kegagalan dalam menyesuaikan diri secara positif,

dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian diri

yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah, tidak terarah,

emosional, sikap yang tidak realistis, membabi buta dan sebagainya. Dalam

penyesuaian diri yang salah, individu cenderung melakukan reaksi-reaksi antara lain,

reaksi bertahan, reaksi menyerang dan reaksi melarikan diri. Reaksi bertahan adalah

reaksi individu yang berusaha mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak

sedang menghadapi kegagalan dan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak

mengalami kesulitan. Reaksi menyerang (aggressive reaction) adalah individu yang

salah satunya akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat menyerang atau

konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalan atau tidak mau menerima

kenyataan. Reaksi melarikan diri (escape rection) adalah reaksi individu yang

Page 14: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

5

mengalami akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau

kegagalannya.

Kemampuan menyesuaikan diri individu yang sehat terhadap lingkungannya,

merupakan salah satu prasyarat yang penting bagi terciptanya kesehatan mental

individu. Kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan pelajaran dan

lingkungannya yang baru terutama siswa baru, cenderung terkait dengan keyakinan dan

kesanggupan diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang berorintasi pada

hasil belajar. Keterkaitan antara kemampuan penyesuaian diri dengan keyakinan diri

siswa diperkuat oleh pendapat Klassen (dalam Wijaya dan Pratitis, 2004), penyesuaian

diri dengan lingkungan akademik dipengaruhi oleh seberapa besar kesanggupan dan

keyakinan dirinya untuk mengerjakan tugas dan peran barunya sebagai seorang pelajar

atau disebut sebagai self efficacy akademik.

Konsep self-efficacy pertama kali dimunculkan oleh Bandura (1997). Ia

mendefinisikan bahwa self efficacy pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif

berupa keputusan, keyakinan, atau pengharapan tentang sejauh mana individu

memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2009), self efficacy akademik mengacu pada

keyakinan yang berkaitan dengan kemampuan dan kesanggupan seorang pelajar untuk

mencapai dan menyelesaikan tugas-tugas studi dengan target hasil dan waktu yang telah

ditentukan. Self efficacy akademik mengacu pada pertimbangan seberapa besar

keyakinan seseorang tentang kemampuannya melalukan sejumlah aktivitas belajar dan

kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas belajar. Self efficacy akademik merupakan

keyakinan seseorang terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas akademik yang

Page 15: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

6

didasarkan atas kesadaran diri tentang pentingnya pendidikan, nilai dan harapan pada

hasil yang akan dicapai kegiatan belajar. Dimensi self efficacy menurut Bandura (1997)

antara lain: a.) magnitude (tingkat kesulitan tugas), b.) strength (kekuatan keyakinan),

c.) generality (generalitas).

Self efficacy berkaitan dengaan penyesuaian diri, dalam hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan positif signifikan antara self efficacy dengan

penyesuaian diri siswa dalam belajar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahma

(2011), menunjukan bahwa self efficacy memberikan sumbangan efektif sebesar 30,2 %

terhadap penyesuaian diri, Dan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2008)

menunjukkan adanya korelasi positif anatara Kepercayaan diri terhadap penyesuaian

diri. Hasil penelitian Chemers, Hu dan Garcia (2001) juga menguatkan bahwa self

efficacy yang tinggi mengakibatkan lebih sedikit tekanan, sehingga mengakibatkan

lebih sedikit permasalahan kesehatan dan penyesuaian menjadi lebih baik. Hasil

penelitian Poyrazli (2002), juga sejalan dengan Bandura yang menyatakan bahwa

efikasi diri yang kuat tentang kemampuan dan kompetensi akan membantu seorang

individu untuk beradaptasi secara emosional. Penelitian mengenai self efficacy

akademik dan penyesuaian diri di sekolah tingkat SMA masih jarang dilakukan dan

penelitian sebelumnya banyak dilakukan di perguruan tinggi atau universitas.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti akan meneliti tentang hubungan self efficacy

akademik dengan penyesuaian diri di Sekolah pada siswi kelas X di SMK Negeri 3

Salatiga.

Page 16: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

7

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain

korelasional.

Variabel penelitian

Penelitian ini mempunyai 2 variabel yaitu:

Variabel Bebas (X) : Self efficacy Akademik

Variabel Terikat (Y): Penyesuaian diri di Sekolah

Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah Siswi kelas X di SMK Negeri 3 Salatiga

yang berjumlah 55 siswi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik sampling jenuh, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil semua

populasi untuk menjadi sampel ( Sugiyono, 2007).

Metode Pengumpulan Data

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala penyesuaian

diri dan skala self efficacy akademik. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Self

efficacy akademik adalah skala menurut menurut Bandura yang dikembangkan oleh

Jinks & Morgan (2014) yaitu Morgan-Jinks Student Efficacy Scale (MJSES) kemudian

diadaptasi oleh peneliti ke dalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan kepentingan

penelitian. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Penyesuaian diri adalah skala

yang di buat oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Scheneiders

(1964) yang dikaitkan dengan penyesuaian diri di sekolah. Pengambilan data

Page 17: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

8

menggunakan uji coba terpakai yang berarti data dari subjek yang digunakan untuk try

out juga digunakan untuk penelitian.

Instrument Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Penyesuaian diri

dan Self efficacy akademik berikut penjelasannya:

1. Skala Penyesuaian diri

Untuk mengukur variabel penyesuaian diri, alat ukur yang digunakan adalah

skala yang di buat oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

Scheneiders (1964). Skala ini memiliki 32 item pernyataan, dengan empat pilihan

jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat

Sesuai (SS). Sistem penilaian pada skala ini, aitem favorable diberi nilai 1 untuk Sangat

Tidak Sesuai (STS), nilai 2 untuk Tidak Sesuai (TS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 4

untuk Sangat Sesuai (SS). Dan untuk aitem unfavorable adalah kebalikannya, yaitu nilai

4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), nilai 3 untuk Tidak Sesuai (TS), nilai 2 untuk untuk

Sesuai (S), dan nilai 1 untuk Sangat Sesuai (SS). Setelah dilakukan diskriminasi item

melalui corrected item-total correlation diperoleh 12 item yang memiliki koefisien

korelasi ≤ 0,25 dan dinyatakan gugur. Adapun item yang gugur tersebut adalah nomer:

1,3,4,11,12,16,17,18,19,23,31,31.

Tabel 1.1 Reliabilitas Skala

Penyesuaian Diri

Cronbach's Alpha N of Items

.829 20

Page 18: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

9

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tabel diatas, diketahui bahwa variabel dengan

koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,829 sehingga skala psikologi dalam variabel

Penyesuaian diri dinyatakan reliabel.

2. Skala Self efficacy akademik

Untuk mengukur variabel Self efficacy akademik, digunakan skala yang

mengacu pada Jinks & Morgan (2014) yaitu Morgan-Jinks Student Efficacy Scale

(MJSES) dengan menerapkan teori efikasi diri dari Bandura (1997). Skala ini memiliki

30 item pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS),

Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Sistem penilaian pada skala ini,

aitem favorable diberi nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), nilai 2 untuk Tidak

Sesuai (TS), nilai 3 untuk Sesuai (S), dan nilai 4 untuk Sangat Sesuai (SS). Setelah

dilakukan diskriminasi item melalui corrected item-total correlation diperoleh 9 item

yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,25 dan dinyatakan gugur. Adapun item yang gugur

tersebut adalah nomer: 3,5,15,18,20,22,23,24,26

Tabel 1.2 Reliabilitas

Skala Self efficacy akademik

Cronbach's Alpha N of Items

.828 21

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tabel diatas, diketahui bahwa variabel dengan

koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,828 sehingga skala psikologi dalam variabel self

efficacy akademik dinyatakan reliabel.

Page 19: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

10

HASIL PENELITIAN

Hasil Deskriptif

A. Penyesuaian Diri

Variabel penyesuaian diri memiliki item dengan daya diskriminasi baik

berjumlah 20 item, dengan jenjang skor antara 1 sampai dengan 4.

Tabel 1.3 Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Penyesuaian diri

Penyesuaian diri F % Mean

65 ≤ X ≤ 80 Sangat Tinggi 8 14,55

50 ≤ X < 65 Tinggi 45 81,82 59,87

35 ≤ X < 50 Rendah 2 3,64

20 ≤ X < 35 Sangat Rendah 0 0

Total 55 100,00

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki

penyesuaian diri dengan kategori sangat tinggi (8 orang atau 14,55%), kategori tinggi

(45 orang atau 81,82%), kategori rendah (2 orang atau 3,364%),dan tidak ada yang

tergolong kategori sangat rendah.

B. Self efficacy akademik

Variabel self efficacy akademik memiliki item dengan daya diskriminasi baik

berjumlah 21 item, dengan jenjang skor antara 1 sampai dengan 4.

Page 20: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

11

Tabel 1.4 Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Self efficacy akademik

Self efficacy akademik F % Mean

68,75 ≤ X ≤ 84 Sangat Tinggi 14 25,45

52,5 ≤ X < 68,75 Tinggi 41 74,55 64,65

36,75 ≤ X < 52,5 Rendah 0 0

21 ≤ X < 36,75 Sangat Rendah 0 0

Total 55 100,00

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki self

efficacy akademik dengan kategori sangat tinggi (14 orang atau 25,45%), kategori tinggi

(41 orang atau 74,55%), dan tidak ada yang tergolong kategori rendah dan sangat

rendah.

Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui

normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel.

Page 21: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

12

Tabel 1.5 Uji Normalitas

Penyesuaian Efficacy

N 55 55

Normal Parametersa,,b

Mean 92.24 85.24

Std. Deviation 6.960 7.252

Most Extreme

Differences

Absolute .077 .095

Positive .077 .095

Negative -.066 -.055

Kolmogorov-Smirnov Z .568 .704

Asymp. Sig. (2-tailed) .904 .704

Dari hasil uji normalitas bahwa sampel berdistribusi normal, pada variabel

Penyesuaian diri diperoleh KS-Z = 0,568, n.signifikasi. 0.904 (p>0,05), pada variabel

self efficacy akademik ditemukan KS-Z = 0,704, n.signifikasi. 0.704 (p>0,05).

Ditunjukkan pada tabel 1.5.

2. Uji Linearitas

Tabel 1.6 Uji Linear Self efficacy akademik Dengan Penyesuaian diri

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Efficacy

*

Penyesu

aian

Between

Groups

(Combined) 1799.96

1

23 78.259 2.333 .014

Linearity 1090.42

6

1 1090.426 32.504 .000

Deviation from

Linearity

709.535 22 32.252 .961 .530

Within Groups 1039.96

7

31 33.547

Total 2839.92

7

54

Page 22: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

13

Hasil uji linearitas menunjukkan adanya hubungan yang linear antara self

efficacy akademik dengan Penyesuaian diri dengan deviation from linearity sebesar F =

0.961, P = 0.530 (p>0,05).

3. Uji Korelasi

Dari hasil uji asumsi yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh

berdistribusi normal dan variabel-variabel penelitian linear, maka dalam

penelitian ini menggunakan uji korelasi statistik parametik. Uji korelasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi pearson.

Tabel 1.7

Uji Korelasi Penyesuaian diri Dengan Self

efficacy akademik

Penyesuaian Efficacy

Penyesuaian Pearson

Correlation

1 .620**

Sig. (1-tailed) .000

N 55 55

Efficacy Pearson

Correlation

.620**

1

Sig. (1-tailed) .000

N 55 55

Dari hasil uji korelasi pada tabel 1.7 menunjukkan bahwa ada hubungan positif

signifikan antara self efficacy akademik dengan penyesuaian diri dengan r = 0.620 dan

signifikan 0.000 (p < 0,05). Bisa diartikan hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Makin tinggi self eficacy akademik maka makin tinggi juga penyesuaian diri yang

Page 23: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

14

dimiliki pada siswi kelas X SMKN 3 Salatiga. Demikian sebaliknya, makin rendah self

eficacy akademik maka makin rendah juga penyesuaian diri yang dimiliki.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai self efficacy akademik dengan

penyesuaian diri di sekolah pada siswi kelas X di SMKN 3 Salatiga, terdapat adanya

hubungan positif signifikan. Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi dengan r = 0.620

serta signifikan sebesar 0.000 (p < 0,05) yang berarti kedua variabel self efficacy

akademik dengan penyesuaian diri memiliki hubungan positif yang signifikan. Artinya

bahwa makin tinggi self efficacy akademik maka makin tinggi penyesuaian diri pada

siswi kelas X di SMKN 3 Salatiga.

Menurut Bandura (dalam Alwilsol, 2009) mengatakan bahwa seseorang yang

mempunyai self-efficacy akademik yang tinggi akan mempunyai motivasi dan tujuan

yang jelas untuk mencapai sebuah kesuksesan. Oleh karena itu penyesuaian diri sangat

dibutuhkan oleh siswi agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah yang

sebagian besar adalah siswa laki-laki, sehingga kemampuan dalam menyesuaikan diri

yang baik dapat menjadi kekuatan untuk siswi tersebut dalam persaingan proses belajar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahma (2011), menunjukan bahwa self

efficacy memberikan sumbangan efektif sebesar 30,2 % terhadap penyesuaian diri, hal

ini di dukung oleh pendapat Klasen (2004), penyesuaian diri dengan lingkungan

akademik dipengaruhi oleh seberapa besar kesanggupan dan keyakinan dirinya untuk

mengerjakan tugas dan peran barunya sebagai seorang pelajar di sekolah atau disebut

sebagai self efficacy akademik. Dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Poyrazli (2002), tentang hubungan self efficacy dengan penyesuaian diri,

Page 24: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

15

menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan

penyesuaian diri.

Sebagai seorang pelajar yang mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu di

sekolah, apabila mempunyai self-efficacy akademik yang tinggi, siswi akan mampu

mengarahkan dan mengatur perilakunya sehingga dapat menyesuaikan perilaku mereka

dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menunjang kegiatan belajar mereka di

lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Bandura (dalam Muhid, 2009) yang menyatakan bahwa self-efficacy akademik sebagai

pertimbangan seseorang terhadap kemampuannya mengorganisasikan dan

melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai performansi tertentu.

Orang cenderung menghindari situasi-situasi yang diyakini melampaui keyakinan

kemampuannya, tetapi dengan penuh keyakinan mengambil dan melakukan kegiatan

yang diperkirakan dapat diatasi. Self-efficacy akademik menyebabkan keterlibatan aktif

dalam kegiatan dan mendorong perkembangan kompetensi. Sebaliknya, self-efficacy

akademik yang rendah mengarahkan individu untuk menghindari kegiatan yang ada di

lingkungan sekolah dan memperlambat perkembangan potensi akademiknya.

Hasil penelitian ini menunjukan skor bahwa pada sebagian besar siswi dalam

penyesuaian diri di sekolah berada pada kategori tinggi sebesar (81,82%). Pada

sebagian besar siswi dalam self efficacy akademik mereka berada pada kategori tinggi

sebesar (74,55%). Berdasarkan hal tersebut berarti penyesuaian diri dan self efficacy

akademik pada siswi kelas X di SMKN 3 Salatiga berada pada kategori tinggi. Dari

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswi yang memiliki self-efficacy akademik

yang tinggi, ia akan selalu mencoba melakukan berbagai tugas-tugas dan tindakan serta

siap menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada ketika berada pada kondisi dimana

Page 25: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

16

sebagian murid adalah siswa laki-laki, hal ini diasumsikan bagi siswi yang dalam setiap

pembelajaran yang ada di sekolah mereka mampu bersaing dalam proses belajar

ataupun dalam tugas-tugas yang dibebankan oleh guru kepada mereka. Maka self

efficacy akademik pada siswi sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan

dan seberapa ia mampu bertahan dalam lingkungan yang sebagian besar siswa laki-laki.

Semakin kuat persepsi self-efficacy akademik siswi maka semakin giat dan tekun dalam

usaha-usahanya. Ketika menghadapi kesulitan, siswi mempunyai keraguan yang besar

tentang kemampuannya akan mengurangi usaha-usahanya atau menyerah sama sekali.

Sedangkan mereka yang mempunyai self-efficacy akademik yang kuat menggunakan

usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Ada hubungan positif signifikan antara Self efficacy akademik dengan

Penyesuaian diri pada siswi di SMKN 3 Salatiga. Makin tinggi Self eficacy

akademik maka makin tinggi juga penyesuaian diri di sekolah yang dimiliki

pada siswi kelas X SMKN 3 Salatiga. Demikian sebaliknya, makin rendah Self

eficacy akademik maka makin rendah juga penyesuaian diri di sekolah yang

dimiliki.

2. Sumbangan yang diberikan self efficacy akademik terhadap penyesuaian diri

sebesar 38,44% dan 61,56% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Sebagaian besar responden 81,82% memiliki penyesuaian diri pada kategori

tinggi, dan sebagian besar responden 74,55% memiliki self efficacy akademik

pada kategori tinggi.

Page 26: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

17

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para siswi disarankan agar dapat meningkatkan self-efficacy akademiknya

dengan ikut dalam kegiatan-kegiatan diluar jam sekolah seperti ekstrakurikuler.

Sehingga penyesuaian diri di sekolah menjadi lebih baik, sehingga siswi dapat

dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

2. Bagi sekolah disarankan untuk lebih memberikan motivasi bagi para siswi agar

berusaha untuk terus meningkatkan self efficacy akademik sehingga siswi dapat

dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut tentang

self efficacy akademik pada siswa, diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-

faktor lain yang mungkin berpengaruh, seperti self control, dukungan sosial,

pengaruh teman sebaya dan dapat melakukan penelitian dengan memperluas

orientasi penelitian pada tingkat pendidikan lain dengan karakteristik subjek

yang beragam.

Page 27: HUBUNGAN SELF EFFICACY AKADEMIK DENGAN ......Penyesuaian diri menurut Kartini dan Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri

18

Daftar pustaka

Adicondro, N., & Purnamasari, A. (2012). Efikasi diri, dukungan sosial keluarga dan

self regulated learning pada siswa kelas VIII. HUMANITAS (Jurnal Psikologi

Indonesia), 8, 17-27.

Alwisol. (2005). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press.

Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: A social cognitive theory.

New York: Prentice Hall.

_________. (1997). Self efficacy: The Exercise of control. New York: Freemanand

Company.

Chemers, M. M., Hu, L., & Garcia, F. B. (2001). Academic self efficacy and first-years

college student performance and adjustment. Journal of Educational

Psychology. 93, 55-64.

Ellias, S. M., & Loomis. R. J. (2000). Using an academic self-efficacy scale to address

university major persistence. Journal of college student development, 2, 1-35.

Hurlock, E. B. (2002). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.

Jinks & Morgan. (2014). Children’s perceived academic self-efficacy: An inventory

scale, 72, 224-230.

Poyrazli, S. (2002). Relation between assertiveness, academic self-efficacy, and

psychosocial adjustment among international graduate students. Journal of

college Student Development, 43, 10-100.

Santrock, J., W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Scheineder, A. A. (1964). Personal adjustment mental healt. New York: Holf reachart

Andwiston.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D. Bandung: ALFABETA

________. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA

Mahmudi, M. H., & Suroso, S. (2014). Efikasi diri, dukungan sosial dan penyesuaian

diri dalam belajar. PERSONA: Jurnal Psikologi Indonesia, 3, 1-90.

Monks, F. J. & Siti R. H. (2006). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai

bagianya. Yogyakarta: UGM Press.

Rozali, Y. A. (2015). Hubungan efikasi diri akademik dan dukungan sosial orang tua

dengan penyesuaian diri akademik pada mahasiswa UEU Jakarta. Jurnal

Psikologi, 13,1-20.

Wijaya, I. P. (2012). Efikasi diri akademik, dukungan sosial orangtua dan penyesuaian

diri mahasiswa dalam perkuliahan. PERSONA: Jurnal Psikologi

Indonesia, 1,1-9.