BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan...

23
BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik 1. Pengertian Penyesuaian Diri Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologi yang tepat. Sawrey dan Telford (dalam Colhoun & Acocella, 1990) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi terus-menerus antara individu dengan lingkungannya yang melibatkan sistem behavioral, kognisi, dan emosional. Dalam interaksi tersebut baik individu maupun lingkungan menjadi agen perubahan. Penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi yang kontiniu dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia. Ketiga faktor ini secara konsisten mempengaruhi seseorang. Hubungan ini bersifat timbal balik (Calhoun & Acocella, 1990). Dari pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, untuk mempertemukan tuntutan diri dan lingkungan agar tercapai keadaan atau tujuan yang diharapkan oleh diri sendiri dan lingkungannya. 2. Kriteria Penyesuaian Diri Penyesuaian diri berlangsung secara terus-menerus dalam diri individu dan lingkungan. Schneiders (1964) memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut : a. Pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya. b. Objektivitas diri dan penerimaan diri c. Kontrol dan perkembangan diri Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik

1. Pengertian Penyesuaian Diri

Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan

kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk

mengembangkan mekanisme psikologi yang tepat. Sawrey dan Telford (dalam Colhoun &

Acocella, 1990) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi terus-menerus antara

individu dengan lingkungannya yang melibatkan sistem behavioral, kognisi, dan emosional.

Dalam interaksi tersebut baik individu maupun lingkungan menjadi agen perubahan.

Penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi yang kontiniu dengan diri sendiri, dengan

orang lain dan dengan dunia. Ketiga faktor ini secara konsisten mempengaruhi seseorang.

Hubungan ini bersifat timbal balik (Calhoun & Acocella, 1990).

Dari pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa penyesuaian diri adalah

kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, untuk

mempertemukan tuntutan diri dan lingkungan agar tercapai keadaan atau tujuan yang

diharapkan oleh diri sendiri dan lingkungannya.

2. Kriteria Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri berlangsung secara terus-menerus dalam diri individu dan lingkungan.

Schneiders (1964) memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu

sebagai berikut :

a. Pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya.

b. Objektivitas diri dan penerimaan diri

c. Kontrol dan perkembangan diri

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

d. Integrasi pribadi yang baik

e. Adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya

f. Adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang adekuat

g. Mempunyai rasa humor

h. Mempunyai rasa tanggung jawab

i. Menunjukkan kematangan respon

j. Adanya perkembangan kebiasaan yang baik

k. Adanya adaptabilitas

l. Bebas dari respon-respon yang simtomatis atau cacat

m. Memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang lain

n. Memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain

o. Adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain

p. Memiliki orientasi yang adekuat terhadap realitas

Individu dengan penyesuaian diri yang baik maka dia memiliki ciri-ciri penyesuaian

diri yang baik tersebut secara terus menerus di dalam hidupnya.

3. Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Schneiders (1964) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri yang baik meliputi enam

aspek sebagai berikut :

a. Tidak terdapat emosionalitas yang berlebih

Aspek pertama menekankan kepada adanya kontrol dan ketenangan emosi individu

yang memungkinkannya untuk menghadapi permasalahan secara inteligen dan dapat

menentukan berbagai kemungkinan pemecahan masalah ketika muncul hambatan. Bukan

berarti tidak ada emosi sama sekali, tetapi lebih kepada kontrol emosi ketika menghadapi

situasi tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

b. Tidak terdapat mekanisme psikologis

Aspek kedua menjelaskan pendekatan terhadap permasalahan lebih mengindikasikan

respon yang normal dari pada penyelesaian masalah yang memutar melalui serangkaian

mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi.

Individu dikategorikan normal jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha

kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu dikatakan mengalami gangguan

penyesuaian jika individu mengalami kegagalan dan menyatakan bahwa tujuan tersebut tidak

berharga untuk dicapai.

c. Tidak terdapat perasaan frustrasi personal

Penyesuaian dikatakan normal ketika seseorang bebas dari frustasi personal. Perasaan

frustasi membuat seseorang sulit untuk bereaksi secara normal terhadap situasi atau masalah.

Individu yang mengalami frustrasi ditandai dengan perasaan tidak berdaya dan tanpa harapan,

maka akan sulit bagi individu untuk mengorganisir kemampuan berpikir, perasaan, motivasi

dan tingkah laku dalam menghadapi situasi yang menuntut penyelesaian.

d. Kemampuan untuk belajar

Proses dari penyesuaian yang normal bisa diidentifikasikan dengan pertumbuhan dan

perkembangan dalam pemecahan situasi yang penuh dengan konflik, frustasi atau stres.

Penyesuaian normal yang ditunjukkan individu merupakan proses belajar berkesinambungan

dari perkembangan individu sebagai hasil dari kemampuannya mengatasi situasi konflik dan

stres.

e. Pemanfaatan pengalaman masa lalu

Dalam proses pertumbuhan dan perubahan, penggunaan pengalaman di masa lalu itu

penting. Ini merupakan salah satu cara dimana organism belajar. Individu dapat

menggunakan pengalamannya maupun pengalaman orang lain melalui proses belajar.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

Individu dapat melakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang membantu dan

mengganggu penyesuaiannya.

f. Sikap realistik dan objektif

Penyesuaian yang normal secara konsisten berhubungan dengan sikap realistik dan

objektif. Sikap yang realistik dan objektif adalah berdasarkan pembelajaran, pengalaman

masa lalu, pemikiran rasional mampu menilai situasi, masalah atau keterbatasan personal

seperti apa adanya. Sikap yang realistik dan objektif bersumber pada pemikiran yang

rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan

kenyataan sebenarnya.

g. Pertimbangan rasional dan pengarahkan diri

Individu memiliki kemampuan berpikir dan melakukan pertimbangan terhadap

masalah atau konflik serta kemampuan mengorganisasi pikiran, tingkah laku dan perasaan

untuk memecahkan masalah, dalam kondisi sulit sekalipun menunjukkan penyesuaian yang

normal. Individu tidak mampu melakukan penyesuaian diri yang baik apabila individu

dikuasai oleh emosi yang berlebihan ketika berhadapan dengan situasi yang menimbulkan

konflik.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

Sawrey dan Telford (dalam Calhoun & Acocella, 1995) mengemukakan bahwa

penyesuaian bervariasi sifatnya, apakah sesuai atau tidak dengan keinginan sosial, sesuai atau

tidak dengan keinginan personal, menunjukkan konformitas sosial atau tidak, dan atau

kombinasi dari beberapa sifat di atas. Sawrey dan Telford lebih jauh lagi mengemukakan

bahwa penyesuaian yang dilakukan tergantung pada sejumlah faktor yaitu pengalaman

terdahulu, sumber frustrasi, kekuatan motivasi, dan kemampuan individu untuk

menanggulangi masalah.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

Menurut Schneiders (1964) faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

adalah:

a. Keadaan fisik

Kondisi fisik individu merupakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, sebab

keadaan sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi terciptanya penyesuaian diri

yang baik. Adanya cacat fisik dan penyakit kronis akan melatarbelakangi adanya hambatan

pada individu dalam

melaksanakan penyesuaian diri.

b. Perkembangan dan kematangan

Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap perkembangan.

Sejalan dengan perkembangannya, individu meninggalkan tingkah laku infantil dalam

merespon lingkungan. Hal tersebut bukan karena proses pembelajaran semata, melainkan

karena individu menjadi lebih matang. Kematangan individu dalam segi intelektual, sosial,

moral, dan emosi mempengaruhi bagaimana individu melakukan penyesuaian diri.

c. Keadaan psikologis

Keadaan mental yang sehat merupakan syarat bagi tercapainya penyesuaian diri yang

baik, sehingga dapat dikatakan bahwa adanya frustrasi, kecemasan dan cacat mental akan

dapat melatarbelakangi adanya hambatan dalam penyesuaian diri. Keadaan mental yang baik

akan mendorong individu untuk memberikan respon yang selaras dengan dorongan internal

maupun tuntutan lingkungannya. Variabel yang termasuk dalam keadaan psikologis di

antaranya adalah pengalaman, pendidikan, konsep diri, dan keyakinan diri.

d. Keadaan lingkungan

Keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman, penuh penerimaan dan

pengertian, serta mampu memberikan perlindungan kepada anggota-anggotanya merupakan

lingkungan yang akan memperlancar proses penyesuaian diri. Sebaliknya apabila individu

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

tinggal di lingkungan yang tidak tentram, tidak damai, dan tidak aman, maka individu

tersebut akan mengalami gangguan dalam melakukan proses penyesuaian diri. Keadaan

lingkungan yang dimaksud meliputi sekolah, rumah, dan keluarga. Sekolah bukan hanya

memberikan pendidikan bagi individu dalam segi intelektual, tetapi juga dalam aspek sosial

dan moral yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah juga berpengaruh dalam

pembentukan minat, keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar penyesuaian diri

yang baik (Schneiders, 1964).

Keadaan keluarga memegang peranan penting pada individu dalam melakukan

penyesuaian diri. Susunan individu dalam keluarga, banyaknya anggota keluarga, peran

sosial individu serta pola hubungan orang tua dan anak dapat mempengaruhi individu dalam

melakukan penyesuaian diri. Keluarga dengan jumlah anggota yang banyak mengharuskan

anggota untuk menyesuaikan perilakunya dengan harapan dan hak anggota keluarga yang

lain. Situasi tersebut dapat mempermudah penyesuaian diri, proses belajar, dan sosialisasi

atau justru memunculkan persaingan, kecemburuan, dan agresi. Setiap individu dalam

keluarga memainkan peran sosial sesuai dengan harapan dan sikap anggota keluarga yang

lain. Orang tua memiliki sikap dan harapan supaya anak berperan sesuai dengan jenis

kelamin dan usianya. Sikap dan harapan orang tua yang realistik dapat membantu remaja

mencapai kedewasaannya sehingga remaja dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan

tanggung jawab. Sikap orang tua yang overprotektif atau kurang peduli akan menghasilkan

remaja yang kurang mampu menyesuaikan diri. Hubungan anak dengan orang tua dapat

mempengaruhi penyesuaian diri. Penerimaan orang tua terhadap remaja memberikan

penghargaan, rasa aman, kepercayaan diri, afeksi pada remaja yang mendukung penyesuaian

diri dan stabilitas mental. Sebaliknya, penolakan orang tua menimbulkan permusuhan dan

kenakalan remaja. Identifikasi anak pada orang tua juga mempengaruhi penyesuaian diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

Apabila orang tua merupakan model yang baik, identifikasi akan menghasilkan pengaruh

yang baik terhadap penyesuaian diri.

e. Tingkat religiusitas dan kebudayaan

Religiusitas merupakan faktor yang memberikan suasana psikologis yang dapat

digunakan untuk mengurangi konflik, frustrasi dan ketegangan psikis lain. Religiusitas

memberi nilai dan keyakinan sehingga individu memiliki arti, tujuan, dan stabilitas hidup

yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya

(Schneiders, 1964). Kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan suatu faktor yang

membentuk watak dan tingkah laku individu untuk menyesuaikan diri dengan baik atau justru

membentuk individu yang sulit menyesuaikan diri.

5. Penyesuaian Diri Masa Dewasa Madya

Masalah-masalah tertentu yang timbul pada tiap tahap kehidupan membutuhkan

penyesuaian diri. Penyesuaian diri yang yang terlibat lebih sulit dari tahap kehidupan yaitu

pada masa dewasa madya. Menurut Hurlock (1998) penyesuaian sebagai orangtua yang

memiliki anak remaja, pola kehidupan keluarga yang semakin kompleks, munculnya

perubahan perubahan jasmani dan mental merupakan masalah-masalah yang timbul pada

masa dewasa madya. Terlebih lagi jika individu tersebut dihadapi pada keadaan yang

mengharuskannya menjadi orangtua tunggal karena kehilangan pasangan, baik karena

bercerai maupun karena kematian pasangan

B. PERUBAHAN FISIK

1. Pengertian Perubahan Fisik

Merill & Verbrugge (dalam Papalia, 2008) mengatakan beberapa perubahan fisiologis

merupakan akibat dari usia dan genetik, faktor perilaku dan gaya hidup yang dimulai dari

masa muda dapat mempengaruhi kecenderungan, penentuan waktu, dan luas perubahan fisik.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

Untuk alasan yang sama, kebiasaan kesehatan dan gaya hidup pada masa paruh baya

mempengaruhi apa yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Orang-orang yang membatasi

keterpaparan diri mereka terhadap matahari dapat meminimalisir kerut dan menghindari

kanker kulit, dan orang yang aktif secara fisik dapat mempertahankan kekuatan otot prediktor

yang sangat kuat terhadap kondisi fisik di usia tua, Rantanen ( dalam papalia, 2008).

2. Ciri – Ciri Perubahan Fisik

a. Kinerja sensori dan psikomotor

Masalah penglihatan yang berkaitan dengan usia sebagain besar terjadi pada lima

daerah : near, vision, dynamic vision, sensitivity to light, visual search ( misalnya,

menemukan lokasi sinyal), dan kecepatan memproses informasi visual, Kline (dalam Papalia,

2008). Umumnya adalah sedikit kemunduran dalam visual acuity : atau ketajaman

pendengaran. Karena perubahan pada pupil mata, orang – orang usia pertengahan

membutuhkan cahaya yang lebih cerah untuk mengompensasi penurunan tingkat cahaya yang

dapat mencapai retina, Belbin (dalam Papalia, 2008).

Banyak orang usia 40 dan lebih tua memerlukan kacamata baca karena prebyopia

(rabun jauh), penurunan kemampuan untuk fokus pada objek dekat kondisi yang dikaitkan

dengan usia. Myopia juga meningkatkan pada usia pertengahan, Merill & Verbrugge (dalam

Papalia, 2008) . Bifocal dan trifocal kacamata yang lensa bacanya digabung dengan lensa

untuk pandangan jauh membantu mata menyesuaikan antara objek dekat dan jauh.

Orang dewasa mulai kehilangan sensitivitas seutuhnya setelah usia 45 tahun, dan

terdapat rasa sakit setelah usia 50 tahun. Akan tetapi, rasa sakit berfungsi sebagai proteksi

terus bertahan, walaupun orang-orang merasa kurang sakit, akan tetapi mereka semakin tidak

mampu menoleransinya, Katchadourian (dalam Papalia, 2008).

Kekuatan dan koordinasi menurun secara perlahan dari puncak sepanjang usia dua

puluhan. Sebagian kehilangan kekuatan otot mulai terlihat pada usia 45 tahun, 10 persen 15

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

persen dari kekuatan maksimum mungkin menghilang pada usia 60. Kebanyakan orang

memerhatikan bahwa pelemahan pertama terjadi pada otot betis luar dan dalam lalu

kemudian pada lengan dan bahu dua bagian yang terakhir baru akan terjadi ketika memasuki

usia 60-an. Alasan hilangnya kekuatan ini adalah hilangnya serat otot yang digantikan oleh

lemak. Pada usia paruh baya lemak tubuh yang hanya merupakan 10 persen dari berat tubuh

sepanjang masa remaja mencapai paling tidak 20 persen, Katchadourian (dalam Papalia

2008). Akan tetapi terdapat perbedaan individu besar disana, dan menjadi semakin besar pada

setiap dekade yang berlalu (Spirduso & MacRae, 1990; Vercruyssen, 1997) (dalam Papalia,

2008). Latihan beban dapat mencegah kehilangan tersebut dan bahkan mengembalikan

kekuatan tersebut, Whitbourne (dalam Papalia, 2008).

b. Perubahan Struktur dan Sistemik

Perubahan fisik berkaitan dengan tingkat penggantian yang melambat, rambut tanpak

semakin tipis dan keabu-abuan seiring dengan menurunnya reproduksi melanin yang

merupakan agen pigmen. Orang-orang bekeringat semakin sedikit karena jumlah kelenjar

keringat menurun. Mereka cenderung menambah berat badan karena akumulasi lemak tubuh,

dan kehilangan tinggi badan karena pengerutan cakram tulang belakang (Intervertebral disc),

Merrill & Verbrugge (dalam Papalia, 2008).

Densitas tulang umumnya mencapai puncak pasa usia dua puluh atau tiga puluhan.

Setelah itu, orang biasanya akan mengalami kehilangan jaringan tulang beriringan semakin

banyaknya kalsium yang diserap ketimbang yang diganti, menyebabkan tulang menjadi

semakin tipis dan rapuh. Kehilangan tulang mengalami percepatan pada usia lima puluh dan

enam puluhan, hal tersebut terjadi dua kali lebih cepat pada wanita dibandingkan pria, dan

terkadang mengarah pada osteoporosis Merrill & Verbgrugge, (dalam Papalia 2008)

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

c. Seksual dan Kinerja Reproduksi

Menopause, terjadi ketika wanita berhenti berovulasi dan menstruasi, dan tidak lagi

dapat hamil. Kondisi ini biasanya terjadi satu tahun setelah periode menstruasi terakhir

terjadi. Dalam perbandingannya satu banding empat, kondisi ini terjadi antara usia 45 dan 55,

rata-rata terjadi pada usia 50 atau 51 tahun (Papalia 2008).

4. Tanda – tanda perubahan fisik Usia Dewasa

Adapun tanda-tanda perubahan fisik usia dewasa menurut Papalia (2008) :

a. Berat badan bertambah

Selama usia madya lemak mengumpulkan terutama sekitar perut dan paha.

b. Berkurangnya rambut dan beruban

Rambut pada pria yang berusia dewasa mulai jarang, menipis, dan terjadi kebotakan pada

bagian atas kepala. Rambut di hidung, telinga dan bulu mata menjadi lebih kaku.

Sedangkan rambut pada wajah tumbuh lebih lambat dan kurang subur. Rambut wanita

semakin tipis dan rambut di atas bibir atas dan dagu bertambah banyak. Baik rambut pria

maupun rambut wanita mulai memutih mejelang usia lima puluh tahunan, dan beberapa

orang sudah beruban sebelum berusia madya.

c. Perubahan pada kulit

Kulit pada wajah, leher, lengan dan tangan menjadi lebih kering dan keriput. Kulit

dibagian bawah mata menggembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini

menjadi lebih permanen dan jelas. Warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut

dan di tengah tengkuk.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

d. Tubuh menjadi gemuk

Bahu seringkali berbentuk bulat, dan terjadi pengemukan seluruh tubuh yang membuat

perut kelihatan menonjol sehingga seseorang kelihatan lebih pendek.

e. Perubahan otot

Umumya otot orang yang berusia madya menjadi lembek dan mengendur disekitar dagu.

Pada lengan bagian atas, dan perut.

f. Masalah Persendian

Beberapa orang berusia madya mempunyai masalah pada persendian, tungkai dan lengan

yang membuat mereka sulit berjalan dan memegang benda yang jarang sekali ditemukan

pada orang-orang muda.

g. Perubahan pada gigi

Gigi menjadi kuning dan harus lebih sering diganti, sebagainya atau seluruhnya dengan

gigi palsu.

h. Perubahan pada mata

Mata kelihatan kurang bersinar daripada ketika mereka masih muda, dan cenderung

mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di sudut mata.

i. Perubahan seksual

Bagi wanita pada masa ini wanita memasuki “menopause atau perubahan hidup”, dimana

masa menstruasi berhenti, dan merasa kehilangan kemampuan memelihara anak.

Sedangkan pada pria mengalamai “masa klimakterik pria”.

C. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik

Salah satu dari sekian banyak penyesuaian yang sulit pria dan wanita berusia madya

adalah mengubah penampilan. Mereka harus benar-benar menyadari bahwa fisiknya sudah

tidak mampu berfungsi sama seperti sediakala pada saat mereka kuat. Mereka yang berusia

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

madya harus seperti sediakala pada saat mereka kuat. Mereka yang berusi madya harus dapat

meneriman kenyataan bahwa kemampuan reproduksi sudah berkurang atau akan berakhir,

dan bahkan mungkin mereka akan kehilangan dorongan seks serta daya tarik seksual. Seperti

anak-anak puber yang pada masa kanak-kanaknya berurusan tentang akan jadi apa mereka

dan bagaimana penampilannya bila mereka sudah besar dan siapan yang kemudian

menyesuaiakan diri sehingga realitas penampilan mereka bila tidak bertumbuh sesuai dengan

harapan mereka, demikian juga orang berusia madya harus mengesankan diri terhadap

perubahan-perubahan yang tidak mereka sekai dan yang menandai tibanya usia tua mereka.

Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa

sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial

yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-

tahun selanjutnya Hurlock (1999). Perubahan fisik yang terpenting pada masa dewasa madya

adalah menyesuaiakan diri terhadap perubahan dalam penampilan, perubahan dalam

kemampuan indera, perubahan pada keberfungsian fisiologis, perubahan pada kesehatan,

perubahan seksual Hurlock (1999).

D. Dewasa Madya

1. Pengertian Dewasa Madya

Kata adult berasal dari bahasa Latin, yang berarti tumbuh menjadi dewasa, jadi orang

dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima

kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya Hurlock (1999). Setiap

kebudayaan memiliki perbedaan tersendiri dalam memberikan batasan usia kapan seseorang

dikatakan dewasa. Pada sebagaian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila

pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ reproduksi anak

sudah berkembang dan mampu berproduksi. Hurlock (1999) membedakan masa dewasa

dalam 3 bagian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

1. Masa dewasa dini (18 – 40 tahun )

Masa ini ditandai dengan perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang disertai

berkurangnya kemampuan produktif.

2. Masa dewasa madya (40 – 60 tahun)

Masa menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang tampak jelas pada setiap

orang.

3. Masa dewasa lanjut (Usia lanjut)

Dimulai dari usia 60 tahun sampai kematian. Pasa masa ini kemampuan fisik maupun

psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal

berpakaian serta dandanan memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak,

dan berperasaan seperti saat mereka masih lebih muda.

2 Karakteristik Dewasa Madya

Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun diasosiasikan

dengan karakteristik tertentu yang membuat berbeda. Berikut ini akan diuraikan sepuluh

karakteristik dewasa Hurlock (1998).

1. Periode yang sangat ditakuti

Terdapatnya kepercayaan tradisional dimana pada masa ini terjadi kerusakan mental,

fisik dan reproduksi yang berhenti serta merasakan bahwa pentingnya masa muda.

2. Masa transisi

Perubahan pada ciri dan perilaku masa dewasa madya yaitu perubahan pada ciri

jasmani dan perilaku baru. Pada pria terjadi perubahan keperkasaan dan pada wanita

terjadi perubahan kesuburan atau menopause.

3. Masa stres

Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah terutama

karena perubahan fisik dimana terjadi pengrusakan homeostatis fisik dan psikologis.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

Pada wanita terjadi pada usia 40-an yaitu masuk menopause anak-anak meninggalkan

rumah dan pada pria terjadi pada usia 50-an saat masuk pensiun.

4. “Usia yang berbahaya”

Terjadi kesulitan fisik dimana usia ini banyak bekerja, cemas yang berlebihan, kurang

perhatian terhadap kehidupan dimana hal ini dapat menganggu hubungan suami-isteri

dan bisa terjadi perceraian, gangguan jiwa, alkoholisme, pecandu obat, hingga bunuh

diri.

5. “Usia canggung”

Serba canggung karena bukan muda lagi dan bukan juga tua. Kelompok usia madya

seolah berdiri di antara generasi pemberontak yang lebih muda dan generasi senior.

6. Masa berprestasi

Sejalan dengan masa produktif dimana terjadi puncak karir. Menurut Erikson, usia

madya merupakan masa krisis yaitu generativity (cenderung untuk menghasilkan),

stagnasi (cenderung untuk tetap berhenti) dan dominan terjadi hingga menjadi sukses

atau sebaliknya. Peran kepemimpinan dalam pekerjaan merupakan imbalan atau

prestasi yang dicapai yaitu generasi pemimpin.

7. Masa evaluasi

Terutama terjadi evaluasi diri. Jika berada pada puncak evaluasi maka terjadi evaluasi

prestasi.

8. Dievaluasi dengan standar ganda

a. Aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani yaitu rambut menjadi putih,

wajah keriput, otot pinggang mengendur.

b. Cara dan sikap terhadap usia tua yaitu tetap merasa muda dan aktif tetapi menjadi

tua dengan anggun, lambat, hati-hati hidup dengan nyaman.

9. Masa sepi

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

Masa sepi atau empty nest terjadi jika anak-anak tidak lagi tinggal dengan orangtua.

Lebih terasa traumatik bagi wanita khususnya wanita yang selama ini mengurus

pekerjaan rumah tangga dan kurang mengembangkan minat saat itu. Pada pria

mengundurkan diri dari pekerjaan.

10. Masa jenuh

Pada pria jenuh dengan kegiatan rutin dan kehidupan keluarga dengan sedikit hiburan.

Pada wanita jenuh dengan urusan rumah tangga dan membesarkan anak-anak

3. Tugas-tugas Perkembangan pada Usia Dewasa Madya

Havighurst (dalam Hurlock, 1998) menyatakan bahwa tugas perkembangan adalah

tuntutan yang diberikan kepada individu oleh lingkungan atau masyarakat sekitar terhadap

diri individu tersebut, yang mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia.

Menurut Havigrust, dewasa madya memiliki tugas perkembangan sebagai berikut:

1. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan fisiologis terjadi pada

tahap ini

2. Membantu anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan

bahagia

3. Mengembangkan kegiatan pengisi waktu senggang

4. Pasangan dianggap sebagai suatu individu

5. Mencapai tanggung jawab umum dan sosial dan sebagai warganegara

6. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier bekerja

7. Menyesuikan diri dengan orang tua yang semakin tua

Havighurst (dalam Hurlock, 1998) membagi tugas perkembangan dewasa madya

menjadi 4 kategori utama, yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

1. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik

menerima dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan fisik yang normal

terjadi pada masa usia madya

2. Tugas yang berkaitan dengan perubahan minat

mengasumsikan tanggungjawab warga negara dan sosial, mengembangkan minat

pada waktu luang yang berorientasi pada kedewasaan, pada kegiatan-kegiatan yang

berorientasi pada keluarga yang biasa dilakukan pada masa dewasa dini

3. Tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejuruan (pekerjaan)

pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang relatif mapan

4. Tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga

berkaitan dengan pasangan, menyesuikan diri dengan orang tua yang lanjut usia, dan

membantu anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggun jawab.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada 7 tugas perkembangan dewasa madya

yaitu menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan fisiologis terjadi pada

tahap ini, membantu anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan

bahagia, mengembangkan kegiatan pengisi waktu senggang, pasangan dianggap sebagai

suatu individu, mencapai tanggung jawab umum dan sosial dan sebagai warganegara,

mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier bekerja dan

menyesuikan diri dengan orang tua yang semakin tua. Kemudian dari tujuh tugas

perkembangan usia madya dapat digolongkan menjadi empat kategori utama yaitu tugas yang

berkaitan dengan perubahan fisik, tugas yang berkaitan dengan perubahan minat, tugas yang

berkaitan dengan penyesuaian kejuruan (pekerjaan) dan tugas yang berkaitan dengan

kehidupan keluarga Hurlock (1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

D. Wanita Bekerja

1. Pengertian Wanita Bekerja

Tingginya tingkat pendidikan dewasa ini membuat banyak wanita usia dewasa awal

memasuki dunia profesionalisme dengan bekerja. Abad 21 juga dicirikan dengan persaingan

di dunia kerja dan peluang tersebut sangat terbuka bagi para wanita (Bhatnagar &

Rajadhyaksha, 2001). Suryadi (dalam Anoraga, 2001) mengartikan wanita bekerja sebagai

wanita yang bekerja untuk menghasilkan uang atau lebih cenderung pada pemanfaatan

kemampuan jiwa atau karena adanya suatu peraturan sehingga memperoleh kemajuan dan

perkembangan dalam pekerjaan, jabatan, dan lain-lain. Wanita bekerja adalah wanita yang

berperan sebagai ibu dan bekerja diluar rumah untuk mendapatkan penghasilan disamping

berada dirumah dan membesarkan anak (Working Mothers Forum, 2000).

Maheshwari (1999) mengatakan bahwa wanita bekerja adalah wanita yang pergi

keluar rumah dan mendapatkan bayaran atau gaji. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan

bahwa wanita bekerja adalah seorang ibu yang bekerja diluar rumah untuk mendapatkan

penghasilan atau gaji disamping berada dirumah untuk mengatur rumah tangga.

2. Faktor-Faktor yang Mendorong Wanita Bekerja

Rini (2002) mengemukakan beberapa faktor yang mendorong wanita bekerja di luar

rumah, yaitu :

1. Kebutuhan Finansial

Faktor ekonomi umumnya menjadi alasan seorang wanita bekerja karena dengan

penghasilan yang diperoleh, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Kebutuhan Sosial-Relasional

Kebutuhan sosial-relasional merupakan kebutuhan akan penerimaan sosial, identitas

sosial yang diperoleh melalui komunitas kerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

3. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Bekerja merupakan salah satu jalan untuk mengaktualisasikan diri, sesuai dengan

pendapat Maslow (dalam Rini, 2002) bahwa salah satu kebutuhan bagi manusia adalah

aktualisasi diri. Dengan bekerja, seseorang dapat bekerja, berkreasi, mencipta,

mengekspresikan diri, mengembangkan diri dengan orang lain, membagikan ilmu dan

pengalaman, menghasilkan sesuatu, mendapatkan penghargaan, penerimaan dan prestasi.

Bagi kebanyakan wanita yang mempunyai tanggung jawab ganda (tugas rumah

tangga dan pekerjaan di luar rumah), biasanya akan memperberatkan masalah hubungan

keluarga. Karena jumlah wanita sedikit dibandingkan dengan kondisi dimana pria lebih

banyak bekerja ini dikarena kan beberapa kondisi yang mempengaruhi wanita dalam bekerja

(Hurlock, 1998).

a. Kepuasan kerja

Wanita yang menyukai pekerjaannya mereka akan dapat menyesuaikan diri jauh lebih

baik daripada mereka yang terpaksa melakukan pekerjaannya karena tanggung jawab akan

keluarga dan yang sekarang mereka “terperangkap” dalam kerjanya.

b. Kesempatan Promosi

Setiap tahun, pada saat bekerja semakain mendekati masa wajib pensiun, kesempatan

bagi mereka untuk dpromosikan semakin sedikit dan mereka lambat laun digeser dari posisi

untuk memberi kesempatan kepada karyawan yang lebih muda. Kondisi seperti ini

mempunyai efek balik pada penyesuaian kerja.

c. Harapan Pekerjaan

Bila masa pensium tiba, para pekerja usia madya menilai prestasi mereka diliat dari

prestasi mereka yang dahulu. Apakah menyenangkan atau tidak, penilaian ini mempunyai

efek pada penyesuaian pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

d.Sikap Pasangan

Jikalau suami tidak puas dengan status istrinya ditempat kerja, gajinya, atau bahwa

kerjanya merampas istrinyaa dari rumah sehingga suaminya kesepian, maka istrinya juga

semakin tidak puas dan senang. Wanita yang suaminya keberatan dan mengeluh terhadap

keadaan mereka dirumah bisa juga mengalami ketidakpuasan kerja.

e. Sikap Terhadap Usaha Besar

Pekerja yang merasa bangga karena bekerja pada perusahaan besar, penuh prestige,

penyesuaian terhadap pekerjaan lebih baik, dibanding mereka menganggap dirinya hanya

sebagai sekrup kecil dari mesin yang besar.

f. Sikap Terhadap Teman Sekerja

Pekerja wanita dalam hal ini harus menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar karena

dalam sebuah pekerjaan akan dituntun saling mendukung dan bekerja sama dengan teman

sekerja.

g. Relokasi

Perasaan pekerja yang harus dipindah ditempat atau pindah ke masyarakat lain

dengan tujuan agar mereka tetap bekerja pada pekerjaannya yang sekarang atau untuk

dipromosikan pada kedudukan yang lebih baik, akan mempunyai pengaruh yang sangat

mendalam terhadap proses penyesuaian pekerjaan.

E. Wanita Tidak Bekerja

1. Pengertian Wanita Tidak Bekerja

Adiningsih (2004) mengatakan bahwa dalam UU Perkawaninan No.1/1974 pasal 31

ayat 3 menunjukkan bahwa seorang istri bertanggung jawab akan urusan rumah tangga, yang

tidak mneghasilkan, seingga ia tergantung pada hasil kerja suaminya.

Menurut wikipedia (2006) wanita tidak bekerja (hommaker / housewife) adalah wanita

yang memiliki pekerjaan utama untuk menjaga atau merawat keluarga dan rumah, suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

bentuk untuk menggambarkan wanita yang tidak dibayar sebagai tenaga kerja untuk menjaga

keluarganya. www.shaadi.com [online] mengatakan bahwa ibu rumah tangga (housewife)

adalah non-working woman. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wanita

tidak bekerja adalah seorang istri yang bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga

atau merawat keluarga tanpa memiliki pekejaan diluar rumah.

Istri tidak bekerja dapat disebut juga ibu rumah tangga (Housewife). Menurut Kamus

Oxford, pengetian housewife adalah : “a merried woman whose main occupation is carryin

for her family and running the household”. Jadi dapat diartikan ibu rumah tangga adalah

wanita menikah yang pekerjaan utamanya adalah merawat keluarga dan menjalankan rumah

tangga.

Seorang istri atau ibu merupakan sesuatu yang paling mulia dalam kehidupan. Wanita

yang tidak bekerja biasanya sebagai seorang ibu rumah tangga. Biasanya istri melakukan

pekerjaan rumah tangga lebih banyak dari suami. Disini istri yang adalah orang yang

bertanggung jawab besar atas pekerjaan rumah (tidak bekerja) (Schinovacz dalam Santrock,

1995).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Suryochondro (1990) mengenai wanita dan

kerja menyatakan bahwa alasan para istri tidak bekerja sebagaian besar karena kesibukan

rumah tangga. Alasan yang cukup bayak dilontarkan oleh para istri adalah dilarang suami.

Hanya sebagaian kecil yang menyatakan bahwa penghasilan suami sudah cukup, kurang

mampu bekerja, sibuk di organisasi ataupun alasan kesehatan. Alasan para istri bekerja tidak

jauh berbeda antara golongan menengah dan istri golongan bawah.

Dalam penelitian Suryochondro juga menanyakan kepada istri apakah mereka

mempunyai keinginan untuk bekerja apabila ada kesempatan. Dari jawaban para istri

diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar mempunyai keinginan bekerja. Keinginan ini

lebih banyak dilontarkan oleh istri golongan bawah. Alasan untuk bekerja beberapa antara

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

istri dari golongan menengah dan dari golongan bawah. Para istri dari golongan bawah ingin

bekerja lebih karena alasan nenambah penghasilan. Disamping itu, istri dari golongan bawah

juga mengemukakan alasan ingin bekerja supaya mempunyai penghasilan sendiri dan

mengisi waktu luang.

F. Dinamika Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik Wanita Dewasa Madya

Bekerja dan Tidak Bekerja

Penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi pada umumnya lebih mengarah pada

penyesuaian dalam arti fisik, fisiologis atau biologis. Perubahan fisik merupakan akibat dari

usia dan genetik, faktor perilaku dan gaya hidup yang dimulai dari masa muda dapat

dipengaruhi kecenderungan, penentuan waktu, dan luas perubahan fisik. menopause

merupakan salah satu perubahan fisik yang terjadi pada wanita dewasa madya (Papalia,

2008).

Dewasa madya dapat menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya

tergantung pada kemampuan dirinya didalam menerima perubahan yang terjadi apakah dia

sudah menerima dan mengatasi masalahnya atau tidak, juga tergantung dari bagaimana cara

berfikir mereka terhadap perubahan fisik (Papalia, 2008).

Pada masa sekarang ini terdapat perubahan sosial yang menyebabkan wanita lebih

mempunyai kesempatan besar untuk memilih. Wanita dapat melakukan aktifitas berkarier

ataupun wanita tidak berkarier. Pada waktu wanita mengerjakan karier, mereka dihadapkan

dengan pertanyaan apakah mereka bisa bersaing dengan wanita muda atau tidak. (Aderson &

Leslie; Gustafson & Magnusson; Steil & Weltman dalam santrock, 1990). Ada yang bisa

menikmati perannya sebagai wanita karier, namun ada yang merasa kesulitan hingga

akhirnya persoalan-persoalan rumit kian berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Banyaknya wanita dewasa madya yang bekerja sekarang ini karena adanya perubahan

gender yang terjadi dan faktor kebutuhan finansial, kebutuhan sosial-relasional, kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

aktualisasi diri. Banyaknya bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh wanita membuat wanita

harus menyesuaikan diri. Wanita bekerja sebenarnya menjadi sesuatu hal yang biasa di

tengah masyarakat. Seorang wanita yang bekerja, pada masa dewasa madya akan mulai

memasuki masa pensiun sehingga akan hilang pula kesibukan rutinnya sehari-hari. Menurut

UU Perkawinan No.1/1974 pasal 31 ayat 3 (Adiningsih, 2004), seorang istri didefinisikan

sebagai ibu rumah tangga. Wanita yang mengatur rumah tangga sedangkan pria bekerja

diluar untuk mendapatkan gaji atau bayaran, wanita tersebut disebut ibu rumah tangga

(housewife. Housewife) disebut juga sebagai non-working woman (Who Is A Working

Woman, 2001).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Suryochondro (1990) mengenai wanita dan

kerja menyatakan bahwa alasan para istri tidak bekerja sebagaian besar karena kesibukan

rumah tangga. Maka dari itu seorang Ibu rumah tangga tidak melakukan kegiatan diluar

rumah dan menganggap perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dapat dijalanin tanpa harus

ada kegelisahan.

Pada usia madya masih mempunyai pekerjaan khususnya pekerjaan yang

berhubungan dengan orang lain, didalam pekerjaan ini pula dibutuhkan penampilan yang

menarik, tidak sejalan dengan usia mereka yang sudah tua, mereka harus mengakui bahwa

mereka tidak muda lagi, dan pada dewasa madya ini pula dibutuhkan perubahan penampilan

tidak hanya pria wanita juga memngambil andil dalam dunia pekerjaan. Penyesuaian diri

terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang

kurang meguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang

menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-tahun

selanjutnya. Perubahan fisik yang terpenting yang terhadapnya orang berusia madya harus

menyesuaikan diri (Hurlock, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap ...melaksanakan penyesuaian diri. b. Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap

II. F . Hipotesis

Dalam penelitian ini diajukan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap

permasalahan yang telah dikemukan. Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini

adalah :

“ Terdapat perbedaan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita

dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja.”

Universitas Sumatera Utara