HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PASIEN TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2659/2/Ridwan...
Transcript of HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PASIEN TENTANG …repository.unjaya.ac.id/2659/2/Ridwan...
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSUD WATES KULON PROGO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana KeperawatanSTIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
RIDWAN MUTSANI3208026
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2013
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KEPUASAN PASIEN TENTANGMUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
RSUD WATES KULON PROGO YOGYAKARTA
Ridwan Mutsani1, Nuryandari2, Fajriyati Nur Azizah3
INTISARI
Latar Belakang: Pelayanan rumah sakit merupakan kegiatan yang diatur dalam pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan klien rawat inap. Pandangan atau persepsi adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengalami dan kemudian mengevaluasinya. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas menjadi keseriusan masalah mutu Rumah Sakit sehingga akan mempengaruhi citra Rumah Sakit itu sendiri. Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates, setelah melakukan wawancara dengan 5 pasien didapatkan hasil 2 dari 5 pasien mengatakan puas dengan pelayanan rumah sakit.Tujuan: Mengetahui hubungan persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.Metode : Penelitian merupakan ini penelitian non eksperimental menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectoional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 36 pasien yang dirawat inap kelas III dengan tehnik pengambilan sampel total sampling. Metode analisis menggunakan korelasi Kendall Tau.Hasil Penelitian: Menunjukkan ada hubungan antara persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo Yogykarta, dengan nilai kemaknaan 0,000. Secara umum pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Umum Wates telah memenuhi harapan pasien sehingga pasien merasa cukup puas.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo Yogykarta. Nilai koefisiensi kontingensi sebesar 0,767 yang berarti hubungan persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu pelayanan di ruang rawat inap kuat.
Kata Kunci: Persepsi, Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan Keperawatan.
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta2Dosen Jurusan Keperawatan Akademi Keperawatan YKY Yogyakarta3Dosen jurusan Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta
RELATIONS WITH THE PERCEPTION OF PATIENT SATISFACTIONNURSING SERVICE QUALITY IN THE WARD
HOSPITAL WATES KULONPROGOYOGYKARTA
Ridwan Mutsani1, Nuryandari2, Fajriyati Nur Azizah3
ABSTRACT
Background: Hospital services is an activity that is set in the service based on the needs or the client's view of hospitalization. Increasing demands of the community facilities and quality health care affordable, many efforts have been made to meet these expectations. Health services in dasanya intended to givesatisfaction to the patient, these services must be qualified and meet the five maindimensions of quality, namely tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empaty. Based on the results of studies and surveys show that the majority ofpatients satisfied with the quality nursing services. Based on a preliminary studyon General Hospital Wates, showed most patients are satisfied with the hospital services. Objective: To know the relationships between perception of patients satisfactionabout the quality of nursing care in the inpatient General Hospital Wates, Kulonprogo, YogyakartaMethods: The research is the non-experimental methode white descriptive analytic and cross sectional approach.Results: There is a relationship between the perception and satisfaction of patients about the quality of nursing care in the inpatient General Hospital KulonprogoYogykarta Wates.Conclusion: There is a significant relationship between the perception and satisfaction of patients about the quality of nursing care in the inpatient General Hospital Wates Kulonprogo Yogykarta. Contingency coefficient value of 0.767 which means the relationship perception and satisfaction of patients about the quality of care in the inpatient strong.
Keywords: Perception, Patient Satisfaction, Quality of Nursing Care.
1Nursing Education Program Student, Jendral Achmad Yani Yogyakarta Health College
2Nursing Education Program Lecture, Health Academic YKY of Yogyakarta 3Nursing Education Program Lecture, Jendral Achmad Yani Yogyakarta Health
College
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Februari 2013
Ridwan Mutsani
KATA PENGANTAR
BismillahirrahmanirrahimAlhamdulillahi Robbil Alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI yang berjudul “ Hubungan Persepsi Dengan Kepuasan Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo Yogyakarta”.
Hasil penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan hasilpenelitian ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. dr. I Edy Purwoko, Sp. B, selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta. 2. Dwi Susanti, S.Kep., Ns selaku Ketua Prodi Keperawatan STIKES A. Yani
Yogyakarta.3. Nuryandari, S.KM, M.Kes, selaku pembimbing I yang banyak memberikan
arahan, bimbingan dalam pembuatan usulan penelitian ini.4. Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II yang banyak
memberikan arahan, bimbingan dan petunjuknya dalam pembuatan usulan penelitian ini.
5. Sri Arini , SKM., M.Kep selaku penguji.6. Direktur RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan dan lahan penulis untuk melakukan penelitian.7. Kepala ruang dan perawat ruang Wijaya Kusuma, Anggrek, Bougenvile, dan
Edelwiese yang telah membantu kelancaran penulis dalam penelitian.8. Kedua orang tuaku dan segenap keluarga yang tercinta yang tak henti-
hentinya memberikan do’a serta dukungan moril dan material kepada penulis.9. Semua teman-teman mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta yang telah
membantu terselesainya usulan penelitian ini.10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam kelancaran penyusunan
usulan penelitian.Penulis menyadari bahwa usulan penelitan ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga usulan penelitian ini dapat memberi manfaat.
Yogyakarta, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN................................................................. iiINTISARI................................................................................................. iiiABSTRACT............................................................................................... ivPERNYATAAN ....................................................................................... vMOTTO ................................................................................................... viPERSEMBAHAN .................................................................................... viiKATA PENGANTAR.............................................................................. viiiDAFTAR ISI ............................................................................................ xDAFTAR TABEL .................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR................................................................................ xiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ..................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................ 6C. Tujuan Penelitian.................................................................. 6D. Manfaat Penelitian................................................................ 7E. Keaslian Penelitian ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Teori ...................................................................... 10
1. Kepuasan Pasien............................................................. 102. Persepsi Pasien ............................................................... 153. Mutu Pelayanan Keperawatan ........................................ 20
B. Landasan Teori ..................................................................... 25C. Kerangka Teori..................................................................... 27D. Kerangka Konsep ................................................................. 28E. Hipotesis .............................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian............................................................ 29B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 29C. Populasi dan Sampel............................................................. 29D. Variabel Penelitian .............................................................. 30E. Definisi Oprasional............................................................... 31F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................... 32G. Uji Validitas dan Realibilitas ............................................ .... 34H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 36I. Etika Penelitian..................................................................... 39J. Jalannya Penelitian ............................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian..................................................................... 42
1. Gambaran Lokasi Penelitian .......................................... 422. Karakteristik Responden................................................. 423. Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Keperawatan ... 434. Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan 445. Hasil Uji Hipotesis Statistik Kendall Tau ....................... 44
B. Pembahasan Penelitian....................................................... .... 451. Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Keperawatan ... 452. Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan 473. Hubungan Persepsi dengan Kepuasan Pasien tentang Mutu
Pelayanan Keperawatan.................................................. 48C. Keterbatasan Penelitian......................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. kesimpulan ........................................................................... 51B. Saran .................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 31Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner persepsi pasien ........................................... 33Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner kepuasan pasien.......................................... 34Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden ............................................... 43Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien......................................... 44Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien ..................................... 44Tabel 4.4 Tabulasi Silang Persepsi dengan Kepuasan Pasien.................... 45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 27Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penyusunan SkripsiLampiran 2 Surat IjinLampiran 3 Permohonan Menjadi RespondenLampiran 4 Inform ConsentLampiran 5 Kuesioner Lampiran 6 Hasil Uji ValiditasLampiran 7 Hasil PenelitianLampiran 8 Lembar Konsul Bimbingan
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menjelaskan bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat
(DepKes, 2009).
Visi pembangunan kesehatan adalah mewujudkan masyarakat, bangsa dan
negara yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajad kesehatan yang
setinggi- tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Misi pembangunan
kesehatan yaitu melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Upaya tersebut dilaksanakan disemua tempat pelayanan kesehatan dari Puskesmas
sampai rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta (DepKes RI, 2009).
Semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau, berbagai upaya telah ditempuh untuk memenuhi
harapan tersebut. Pelayanan kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
harus berkualitas dan memenuhi lima dimensi mutu utama yaitu tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty (Fahriadi, 2003). Purnomo
(2004), mengemukakan bahwa pada masa sekarang dan yang akan datang,
perawat dituntut untuk berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Hal ini mempengaruhi meningkatnya kebutuhan dan pemerataan
pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana, dan prasarana baik mengenai
jumlah maupun kualitas pelayanan rumah sakit, disamping itu dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tehnologi dan informasi semakin menuntut pemberian
pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memuaskan klien
rawat inap.
Pelayanan rumah sakit merupakan kegiatan yang diatur dalam pelayanan
berdasarkan kebutuhan atau pandangan klien rawat inap. Hal ini mempengaruhi
peningkatan kebutuhan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup
tenaga, sarana, dan prasarana baik mengenai jumlah maupun kualitas pelayanan
rumah sakit, disamping itu dengan kemajuan ilmu pengetahuan, tehnologi dan
informasi semakin menuntut pemberian pelayanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan klien dan memuaskan klien rawat inap (Nursalam, 2001).
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dalam menentukan
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit karena jumlah perawat adalah yang
terbanyak dan yang paling banyak kontak dengan pasien. Perawat memberikan
pelayanan selama 24 jam terus menerus pada pasien sehingga menjadikan satu-
satunya profesi kesehatan dirumah sakit yang banyak memberikan persepsi
terhadap pelayanan kesehatan pada diri pasien (Purnomo, 2004). Wilson (2003),
dalam bukunya menjelaskan bahwa persepsi adalah interpretasi yang tinggi
terhadap lingkungan manusia dan mengolah proses informasi tersebut.
Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses
yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana
ada informasi yang diperoleh lewat memori organisme yang hidup. Persepsi
merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan,
yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada
perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang
sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat
mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun yang ada
pada diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2004).
Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil dari
proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas. Kepuasan
pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan
pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya, adanya
perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap atau
memprioritaskan kebutuhan pasien (Kotler, 2005). Tjiptono (2006) berpendapat
bahwa kepuasan atau ketidakpuasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil
dan evaluasi ketidaksesuaian kinerja/tindakan yang dirasakan sebagai akibat dari
tidak terpenuhinya harapan.
Hal ini juga dinyatakan oleh Sugito (2005) yang menyebutkan bahwa tingkat
kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan, apabila kinerja dibawah harapan maka pelanggan akan kecewa.
Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai berdasarkan kode etik dan
norma-norma yang berlaku merupakan salah satu hak pasien sebagai konsumen
dari pengguna pelayanan jasa dari rumah sakit. Pasien berhak mendapatkan
pelayanan yang disertai dengan keramah tamahan petugas kesehatan salah satunya
perawat. Perawat mempunyai peranan yang sangat besar, baik dilihat dari
interaksinya dengan pasien dan keluarganya maupun dilihat dari keterlibatan
pelayanan secara langsung kepada pasien (Arwani, 2002).
Kepuasan menurut Supranto (2001) adalah tingkat perasaan setelah
dibandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Tingkat
kepuasannya merupakan fungsi berbeda antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Kepuasan merupakan satu bentuk perasaan sesorang yang mendapatkan
pengalaman hasil yang telah memenuhi harapannya. Oleh karena itu, kepuasan
merupakan suatu fungsi yang bertingkat secara relatif dari suatu harapan hasil
yang diterima. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas barang/ jasa yang
dikehendaki konsumen atau pelanggan, sehingga jaminan kualitas menjadi
prioritas utama bagi setiap rumah sakit yang pada saat ini khususnya dijadikan
sebagai tolak ukur keunggulan daya saing rumah sakit.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pote (2008), yang berjudul
hubungan antara persepsi pasien dengan kepuasan pelayanan perawatan di
Instalasi Rawat Inap RSUD Wirosaban Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi pasien dengan kepuasan pelayanan perawatan selama pasien
di rawat di instalasi rawat inap RSUD Wirosaban Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan
kepuasan pelayanan perawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Wirosaban
Yogyakarta. Keeratan hubungan kuat dengan nilai sebesar 0,790. Peneliti ingin
melakukan penelitian di rumah sakit yang berbeda yaitu Rumah Sakit Umum
Daerah Wates Kulon Progo, karena pada saat studi pendahulaun perawat
mengatakan alat ukur untuk mengevaluasi kepuasan pasien kurang berjalan secara
efektif, sehingga ruangan terkadang tidak mendapatkan data tentang kepuasan
pasien selama dirawat di ruang secara lengkap.
RSUD Wates berkedudukan sebagai Rumah Sakit Umum milik Pemerintah
Daerah yang menjadi unsur pendukung tugas Pemerintah Daerah, terutama
dibidang pelayanan kesehatan dan dipimpin oleh seorang Direktur. Tugas RSUD
Wates yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat,
para karyawan khususnya perawat membiasakan budaya kerja kejujuran, keadilan,
keterbukaan, kerjasama, pelayanan pelanggan dan profesionalisme.
Persepsi pasien terhadap pelayanan keperawatan dan fasilitas yang ada di
RSUD Wates dipandang dari berbagai aspek-aspek yang ada dan diterima oleh
pasien, itu merupakan proses timbal balik dari apa yang telah didapatkan oleh
pasien selama dirawat di ruang rawat inap RSUD Wates. Timbal balik tersebut
diinterpretasikan oleh pasien dalam bentuk rasa puas. Kepuasan pasien merupakan
prioritas utama di RSUD Wates, ini tertera dalam visi dan misi yang ada di rumah
sakit yaitu terwujudnya RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo dengan
mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta meningkatkan manajemen
rumah sakit yang lebih efektif dan efisien, meningkatkan komitmen dan
kemampuan pelayanan karyawan, menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan, melaksanakan kegiatan klinik secara profesional,
meningkatkan citra rumah sakit melalui upaya promosi dan pemasaran,
meningkatkan pengembangan karier sumber daya manusia dan kesejahteraan
karyawan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta pada tanggal 11 Februari, 6
Agustus dan 13 November 2012, fasilitas rawat inap yang tersedia yaitu kelas
VIP, I, II, III. Ruang rawat inap kelas III yaitu rawat inap Wijaya Kusuma 4
tempat tidur (TT), rawat inap Anggrek 8 tempat tidur (TT), rawat inap Bougenvile
15 tempat tidur (TT), dan rawat inap Edelwise 24 tempat tidur (TT). Ruang
tersebut merupakan ruang rawat inap dewasa yang merawat pasien dengan
panyakit akut dan kronis. Usia pasien yang dirawat bervariasi mulai usia 17 tahun
sampai 40 tahun keatas, dan rata-rata dirawat 3 sampai 5 hari bahkan lebih. Dari
hasil wawancara yang dilakukan dengan perawat, didapatkan informasi bahwa
ruang kelas III dewasa dibedakan menjadi beberapa ruangan antara lain ruang
penyakit syaraf atau Wijaya Kusuma, ruang penyakit bedah yaitu ruang Anggrek,
ruang penyakit dalam atau ruang Bougenvile dan ruang penyakit umum yaitu
ruang Edelweise. Perawat juga mengatakan ada alat ukur untuk mengevaluasi
kepuasan pasien, tetapi masih ada beberapa ruangan yang tidak menjalan program
tersebut secara efektif, sehingga ruangan terkadang tidak mendapatkan data
tentang kepuasan pasien selama dirawat di ruang secara lengkap.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan 5 pasien yang dirawat di ruangan,
didapatkan informasi dari 3 pasien yang mengatakan bahwa pelayanan perawatan
yang diberikan di ruangan bagus dan memuaskan, namun 2 pasien yang peneliti
wawancarai mengatakan kurang puas dengan pelayanan yang diberikan, alasannya
pun bermacam-macam, ada yang mengatakan perawat kurang aktif dan kurang
tanggap terhadap keluhan pasien, pasien membutuhkan bantuan tetapi perawat
memberi bantuan lama dengan alasan banyak kerjaan.
Peningkatan kepuasan pasien akan berjalan sejajar dengan mutu pelayan
keperawatan yang diberikan rumah sakit, kepuasan pasien merupakan
keseimbangan antara harapan, persepsi dan apa yang dialami sehingga rumah
sakit dapat memenuhi harapan-harapan pasien dari penyediaan pelayanaan
perawatan. Bor Occupation Rate (BOR) sebagai salah satu indikator pelayanan di
RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta periode 2009-2011 yaitu 72.48 % (2009),
67.92 % (2010), dan 70.00 % (2011). Dapat dilihat bahwa jumlah pasien di RSUD
Wates Kulon Progo Yogyakarta cenderung ada penurunan dari tahun 2009.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan
penelitian tentang hubungan persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Wates, Kulon Progo,
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Persepsi dengan Kepuasan Pasien
tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi dengan
kepuasan pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya persepsi pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo,
Yogyakarta
b. Diketahuinya tingkat kepuasan pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates,
Kulon progo, Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
manajemen keperawatan terutama mengenai persepsi dengan kepuasan pasien
tentang mutu pelayanan keperawatan yang didapatkan pasien selama dirawat
di rumah sakit.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan membuat strategi
untuk meningkatkan persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu
pelayanan keperawatan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan citra
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.
b. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan.
c. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Achmad Yani
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses belajar
mengajar, terutama mengenai persepsi dengan kepuasan pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan.
d. Bagi peneliti lain
Sebagai sumber untuk penelitian selanjutnya dan perkembangan ilmu
pengetahuan mengenai persepsi dengan kepuasan pasien tentang mutu
pelayanan keperawatan selama dirawat di rumah sakit.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang “Hubungan Persepsi dengan Kepuasan Pasien tentang
Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Wates Kulon Progo Yogyakarta”, sepengetahuan peneliti belum pernah diteliti.
Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2002), menyatakan tentang
hubungan antara persepsi pasien terhadap dimensi mutu pelayanan
keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat Inap Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah, Temanggung. Variabel bebas dari penelitian
ini persepsi pasien terhadap dimensi mutu pelayanan, dan variabel
terikatnya adalah kepuasan pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Data diolah menggunakan
statistik deskiptif kemudian dianalisis secara non-parametik menggunakan
rumus chi square. Hasil penelitian didapatkan hubungan antara persepsi
terhadap dimensi mutu dengan kepuasan sebagai berikut : Dimensi bukti
nyata didapatkan nilai P = 0.000, dimensi keandalan didapatkan nilai P =
0.049, dimensi ketanggapan didapatkan nilai P = 0.003, dimensi jaminan
didapatkan nilai P = 0.019. Kelima dimensi tersebut mempunyai P<0.05
yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi pasien
terhadap mutu pelayanan dengan kepuasan pasien. Kesamaan penelitian ini
adalah menggunakan metode pendekatan cross sectional dan meneliti
tentang persepsi dengan kepuasan pasien, sedangkan perbedaan penelitian
ini adalah pada variabel, variabel bebasnya yaitu persepsi pasien terhadap
dimensi mutu pelayanan, untuk variabel terikatnya yaitu kepuasan pasien.
Waktu dan lokasi penelitian untuk melakukan penelitian ini juga berbeda.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Pote (2008) menyatakan tentang hubungan
antara persepsi pasien dengan kepuasan pelayanan perawatan di Instalasi
Rawat Inap RSUD Wirosaban Yogyakarta. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah persepsi pasien, dan variabel terikatnya adalah kepuasan
pelayanan perawatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Metode pengambilan sampel
adalah purposive sampling berjumlah 52 responden dengan pembagian
kuesioner kepada pasien. Analisis data dilakukan dengan korelasi product
moment. Hasil penelitian analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel
persepsi pasien memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap kepuasan
pelayanan perawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Wirosaban Kota
Yogyakarta. Angka koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,790 dengan
tingkat signifikansi 5%. Kesamaan dari penelitian ini adalah menggunakan
metode pendekatan Cross Sectional dan meneliti tentang persepsi pasien
dengan kepuasan pasien. Perbedaan penelitian ini adalah pada variabel
terikatnya yaitu kepuasan pelayanan perawatan, untuk waktu serta lokasi
penelitian untuk melakukan penelitian juga berbeda.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2008) menyatakan tentang
hubungan antara persepsi mutu pelayanan pengobatan dengan kepuasan
pasien di Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah persepsi mutu pelayanan pengobatan, dan untuk
variabel terikatnya adalah kepuasan pasien di balai kesehatan. Jenis
penelitian ini observasional dengan metode survei, dengan pendekatan cross
sectional. Instrumen penelitian dengan kuesioner terhadap 100 orang
responden. Data dianalisa dengan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian
diketahui bahwa 61,0% pasien berusia muda, pasien perempuan 92,0%,
tingkat pendidikan SD 57,0% dan pendapatan lebih rendah dari UMK
90,0%. Berdasarkan pengelompokan jawaban diperoleh hasil bahwa mutu
pelayanan dokter adalah cukup baik 37,0%, perawat tidak baik 41,0%,
petugas administrasi cukup baik 41,0%, keadaan lingkungan tidak baik
39,0%, dan sarana peralatan dan obat tidak baik 45,0%. Tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan dokter adalah puas 69,0%, perawat (74,0%),
petugas administrasi (69,0%), keadaan lingkungan (77,0%), sarana peralatan
dan obat (84,0%), dan terhadap pelayanan pengobatan di BKKRK (81,0%).
Ada hubungan antara persepsi mutu pelayanan dokter dengan kepuasan
pasien terhadap pelayanan pengobatan di BKKRK (p = 0,012), mutu
pelayanan perawat (p = 0,005), mutu pelayanan petugas administrasi (p =
0,0013), mutu keadaan lingkungan (p = 0,009), mutu sarana peralatan dan
obat (p = 0,002). Kesamaan dengan penelitian ini adalah sama
menggunakan pendekatan cross sectional dan meneliti tentang persepsi
dengan kepuasan pasien, sedangkan untuk perbedaan penelitian ini adalah
pada variabel, variabel bebasnya yaitu persepsi mutu pelayanan pengobatan,
untuk variabel terikatnya adalah kepuasan pasien di balai kesehatan. waktu
dan lokasi dalam penelitian ini juga berbeda dengan yang dilakukan peneliti.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo
Rumah Sakit Umum Daerah Wates terletak di Dusun Beji Kecamatan
Wates Jl. Tentara pelajar KM.1 No.5 Wates Kulon Progo dengan luas tanah
31.010m, luas bangunan 8,731 m. Pada tanggal 1 Januari 2009 kedudukan
Rumah Sakit Daerah Wates menjadi Badan Pelayanan Umum Daerah (BLUD)
sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Wates ditingkatkan kelasnya menjadi
kelas B.
Pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates yaitu
pelayanan gawat darurat IGD/ICU/ICCU, pelayanan rawat jalan, pelayanan
rawat inap yang terdiri dari ruang Wijaya Kusuma, Anggrek, Bougenvile,
Melati Edelweise, Kenanga, serta pelayanan penunjang. Pelayanan rawat inap
di Rumah Sakit Umum Daerah Wates berupa Rawat inap penyakit dalam,
rawat inap penyakit syaraf, rawat inap penyakit bedah, rawat inap penyakit
anak, rawat inap penyakit obstetri. Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah Wates berupa poliklinik penyakit dalam, poliklinik penyakit
bedah, poliklinik penyakit anak, poliklinik penyakit syaraf, poliklinik penyakit
obstetrik, ginekologi dan KB, poliklinik penyakit THT, poliklinik penyakit
mata, poliklinik penyakit penyakit gigi dan mulut, poliklinik penyakit kulit
kelamin, poliklinik fisioterapi.
Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit
Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo, yaitu ruang Wijaya Kusuma,
Anggrek, Bougenvile dan Edelweise.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap 36 orang responden pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta diperoleh
karakteristik responden sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikandan Pekerjaan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates,
Kulon Progo, Yogyakarta Desember 2012 – Januari 2013Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Umur18-28 tahun29-39 tahun40-50 tahun> 50 tahun
811152
22,230,541,75,6
PendidikanSDSLTPSMAPT
87
192
22,219,452,85,6
PekerjaanPNSKaryawan swastaWiraswastaPedagangPetaniLain-lain
383
10102
8,322,28,327,827,85,6
Jumlah 36 100Sumber : Data primer Desember 2012 – Januari 2013
Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berumur 40-50 tahun
sebanyak 15 orang (41,7%). Pendidikan sebagian besar responden adalah SMA
sebanyak 19 orang (52,8%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah
pedagang dan petani masing-masing sebanyak 10 orang (27,8%).
3. Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian terhadap persepsi pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon
Progo, Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates,
Kulon Progo, Yogyakarta Desember 2012 – Januari 2013Persepsi pasien Frekuensi Prosentase (%)
Baik 13 36,1Cukup 18 50,0Kurang 5 13,9
Jumlah 36 100Sumber: Data Primer Desember 2012 – Januari 2013
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar pasien memiliki persepsi yang
cukup tentang mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta sebanyak 18 orang (50%).
4. Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian terhadap kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon
Progo, Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates,
Kulon Progo, Yogyakarta Desember 2012 – Januari 2013Kepuasan pasien Frekuensi Prosentase (%)
Sangat puas 12 33,3Puas 19 52,8Kurang puas 5 13,9
Jumlah 36 100Sumber: Data Primer Desember 2012 – Januari 2013
Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar pasien puas terhadap mutu
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Wates, Kulon Progo, Yogyakarta sebanyak 19 orang (52,8%).
5. Hubungan Persepsi Pasien dengan Kepuasan Pasien terhadap Mutu
Pelayanan Keperawatan
Tabulasi silang persepsi pasien dengan kepuasan pasien terhadap mutu
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Wates, Kulon Progo, Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Persepsi Pasien dengan Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta Desember 2012 – Januari 2013
Persepsi Kepuasan pasien Total τ p-pasien Sangat puas Puas Kurang puas value
f % f % f % f %Baik 11 78,6 2 15,4 0 0 13 100Cukup 1 5,6 15 83,3 2 11,1 18 100 0,767 0,000Kurang 0 0 2 40,0 3 60,0 5 100Total 12 14 5 36Sumber: Data Primer Desember 2012 – Januari 2013
Tabel 4.4 menunjukkan pasien yang memiliki persepsi baik sebagian besar
sangat puas terhadap mutu pelayanan keperawatan sebanyak 11 orang (78,6%).
Pasien yang memiliki persepsi cukup sebagian besar puas terhadap mutu
pelayanan keperawatan sebanyak 15 orang (83,3%). Pasien yang memiliki
persepsi kurang sebagian besar kurang puas terhadap mutu pelayanan
keperawatan sebanyak 3 orang (75%).
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Kendal tau seperti
disajikan pada tabel 4.4, diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05) sehingga
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan persepsi pasien dengan
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,767 menunjukkan tingkat hubungan antara persepsi pasien
dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
termasuk kategori kuat.
B. Pembahasan
1. Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Keperawatan
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh
proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra,
kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian
individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi
individu menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada
disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang
bersangkutan (Sunaryo, 2004).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki
persepsi yang cukup terhadap mutu pelayanan keperawatan sebanyak 18 orang
(50%). Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh
harapan terhadap pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa
yang konsumen dengar dari konsumen lain dari mulut ke mulut, kebutuhan
pasien, pengalaman masa lalu dan pengaruh komunikasi eksternal (Widayatun,
2009).
Perawat memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus pada pasien
sehingga menjadikan satu-satunya profesi kesehatan di rumah sakit yang
banyak memberikan persepsi terhadap pelayanan kesehatan pada diri pasien.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan perawatan yang
diterima pasien akan berusaha diinterpretasikan oleh pasien. Pasien bisa saja
memberikan tanggapan yang berbeda ketika kondisi psikologisnya berbeda,
sekalipun menerima kualitas layanan yang sama. Oleh karena itu disamping
memerlukan layanan materi yang menyangkut produk, pasien juga
memerlukan layanan yang lebih bersifat pribadi (Purnomo, 2004).
Banyaknya pasien yang memiliki persepsi yang cukup terhadap mutu
pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan dan pekerjaan.
Usia responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah 40-50 tahun
sebanyak 15 orang (41,7%). Semakin tua usia memiliki harapan yang lebih
rendah sehingga tuntutan terhadap kinerja yang diharapkan terhadap pelayanan
akan semakin rendah (Widayatun, 2009).
Pendidikan responden sebagian besar adalah SMA sebanyak 19 orang
(52,8%). Pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi harapan
dan persepsi. Semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan menjadi
semakin mengerti tentang kesehatan, lebih mudah beradaptasi, lebih
menghargai kinerja perawat dan jika ditinjau dari kematangan berpikir akan
lebih lebih mampu mengontrol keinginan sehingga tuntutannya akan pelayanan
lebih rendah (Widayatun, 2009).
Pekerjaan responden sebagian besar adalah pedagang dan petani masing-
masing sebanyak 10 orang (27,8%). Pekerjaan berpengaruh terhadap persepsi
pasien tentang mutu pelayanan keperawatan. Seseorang yang memiliki status
ekonomi baik mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang
lebih baik sehingga mereka mempunyai harapan dan tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih baik daripada mereka yang memiliki status
ekonomi rendah (Widayatun, 2009).
2. Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien puas terhadap mutu
pelayanan keperawatan sebanyak 19 orang (52,8%). Hal ini membuktikan
bahwa secara umum pelayanan keperawatan yang diberikan Rumah Sakit
Umum Daerah Wates telah mampu memenuhi harapan pasien. Kepuasan
pasien adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pasien
terpenuhi. Menurut Supranto (2001), kepuasan terjadi setelah seseorang
membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. Menurut
Kotler (2005), kepuasan pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil yang
optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan
kemampuan pasien atau keluarganya, adanya perhatian terhadap keluhan,
kondisi lingkungan fisik dan tanggap atau memprioritaskan keluhan pasien.
Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Wates dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan pekerjaan pasien.
Usia tua lebih puas terhadap pelayanan keperawatan dibandingkan usia muda.
Semakin bertambahnya usia seseorang, semakin bijaksana dalam menanggapi
permasalahan sehingga kekurangan-kekurangan selama menjalani perawatan
bisa dimaklumi. Selain itu ada faktor social budaya yaitu sebagai orang timur
para perawat lebih menghargai dan menghormati orang tua sehingga lebih
perhatian dalam memberikan pelayanan keperawatan (Sabarguna, 2004).
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka seseorang akan menjadi semakin
mengerti tentang kesehatan, lebih mudah beradaptasi, lebih menghargai kinerja
perawat dan jika ditinjau dari kematangan berpikir akan lebih lebih mampu
mengontrol keinginan sehingga tuntutannya akan pelayanan lebih rendah.
Tuntutan pelayanan yang rendah akan memungkinkan pencapaian kepuasan
lebih mudah (Sabarguna, 2004).
Pekerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan yang diterimanya karena orang yang bekerja lebih tinggi
harapannya dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Hal ini biasanya
disebabkan orang yang bekerja lebih menginginkan keseimbangan antara
pelayanan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Selain itu pasien yang
sudah bekerja ingin segera sembuh karena semakin lama sakit semakin banyak
waktu yang terbuang dan mengurangi pemasukan secara financial (Sabarguna,
2004).
3. Hubungan Persepsi Pasien dengan Kepuasan Pasien terhadap Mutu
Pelayanan Keperawatan
Hasil tabulasi silang menunjukkan pasien yang memiliki persepsi baik
sebagian besar sangat puas terhadap mutu pelayanan keperawatan sebanyak 11
orang (78,6%). Pasien yang memiliki persepsi cukup sebagian besar puas
terhadap mutu pelayanan keperawatan sebanyak 15 orang (83,3%). Pasien
yang memiliki persepsi kurang sebagian besar kurang puas terhadap mutu
pelayanan keperawatan sebanyak 3 orang (75%).
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Kendall Tau menunjukkan
ada hubungan yang signifikan persepsi pasien dengan kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil penelitian ini
mendukung teori Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000) yang
menyebutkan bahwa persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan. Pasien akan menilai seluruh kinerja dan sikap perawat yang mereka
dapatkan dan rasakan selama dirawat dari mulai masuk sampai keluar dari
rumah sakit dan kemudian diinterpretasikan dalam bentuk rasa puas. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terpenuhinya suatu kebutuhan menciptakan
kenyamanan dan kenyamanan adalah kepuasan.
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu indikator kepuasan.
Berbagai kegiatan dan prasarana pelayanan kegiatan pelayanan kesehatan yang
mencerminkan kualitas rumah sakit merupakan determinan utama dari
kepuasan pasien. Pasien akan memberikan penilaian (reaksi afeksi) terhadap
berbagai kegiatan pelayanan yang diterimanya maupun terhadap sarana dan
prasarana kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Penilaian mereka terhadap kondisi rumah sakit (mutu baik atau
buruk) merupakan gambaran kualitas rumah sakit seutuhnya berdasarkan
pengalaman subjektif individu pasien. Aspek pengalaman pasien rumah sakit,
dapat diartikan sebagai suatu perlakuan atau tindakan pihak rumah sakit yang
sedang atau pernah dijalani, dirasakan dan ditanggung oleh seseorang yang
membutuhkan pelayanan kesehatan rumah sakit. Jika sebelumnya pasien
pernah dirawat di rumah sakit tertentu dan mendapatkan pelayanan lebih baik
daripada saat dia dirawat sekarang maka responden akan memberikan penilaian
yang lebih rendah terhadap pelayanan pada rumah sakit saat dia dirawat
sekarang. Begitu pula sebaliknya jika saat ini pasien mendapatkan pelayanan
yang lebih baik daripada saat dirawat di rumah sakit sebelumnya maka akan
memberikan penilaian yang lebih tinggi terhadap pelayanan yang diterima saat
ini (Sabarguna, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pelayanan keperawatan
yang diberikan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates telah mampu memenuhi
harapan pasien sehingga pasien merasa puas. Sesuai dengan pendapat Supranto
(2006), bahwa kepuasan adalah tingkat perasaam seseorang setelah
membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kepuasan
pelanggan/pasien adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan
kebutuhan pelanggan/pasien dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila
pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atau performance
dalam memenuhi harapan pelanggan, pelanggan merasa puas apabila
harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan/pasien
terlampaui.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Mustofa (2002) yang menunjukkan
terdapat hubungan bermakna antara persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Temanggung. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Pote
(2008) yang menyimpulkan bahwa variabel persepsi memiliki hubungan
signifikan dan positif terhadap kepuasan pelayanan perawatan di Instalasi
Rawat Inap RSUD Wirosaban Kota Yogyakarta. Demikian juga dengan
penelitian Supardi (2008) yang menunjukkan ada hubungan antara persepsi
mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di Balai Kesehatan Karyawan
Rokok Kudus.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya
belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi:
1 Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data persepsi dan
kepuasan pasien, sehingga jawaban yang diperoleh dari responden terbatas
pada pertanyaan dalam kuesioner. Lebih baik lagi pengumpulan data
dilengkapi dengan wawancara.
2 Responden dalam penelitian ini terbatas hanya pada pasien rawat inap kelas III
sehingga belum dapat menggambarkan persepsi dengan kepuasan pasien
tentang mutu pelayanan secara keseluruhan.
3 Peneliti tidak mengendalikan factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
seperti image responden terhadap mutu pelayanan kelas III dan komunikasi.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta sebagian besar
adalah cukup sebanyak 18 orang (50%).
2. Sebagian besar pasien puas terhadap mutu pelayanan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta sebanyak 19
orang (52,8%).
3. Terdapat hubungan yang signifikan persepsi pasien dengan kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, ditunjukkan dengan hasil uji
korelasi Kendal tau diperoleh nilai p (0,000) < 0,05.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Wates
Pihak manajemen rumah sakit hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan asuhan keperawatan melalui perbaikan sikap perawat pada
lima dimensi kualitas layanan yaitu tangibles, reliability, responsiveness,
assurance dan empathy.
2. Bagi Perawat
Supaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sehingga dapat
meningkatkan Citra Rumah Sakit.
3. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Achmad Yani
Stikes Achmad Yani hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan kajian lembaga, terutama mengenai persepsi dengan kepuasan pasien
tentang mutu pelayanan keperawatan.
4. Bagi peneliti lain
Peneliti berikutnya diharapkan melengkapi pengumpulan data dengan
wawancara, supaya jawaban yang diperoleh dari responden tidak terbatas pada
pertanyaan dalam kuesioner saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tentang Kesehatan,Depkes, Jakarta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi VI). Jakarta: Rhineka Cipta.
__________ (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Renika Cipta, Jakarata.
Arwani. (2002). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Azwar, A. ( 1996 ). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan; Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Barnes, James G. (2003). Secret Of Customer Relationship Manangement. Alih bahasa. Andreas Winardi. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Dahlan, M.S. (2010). Statisika Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
DepKes, RI. (2001). Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit; Dirjen Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan, Jakarta
__________. (2005). Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta : DepKes RI.
Fahriadi, (2007). Tingkat kepuasan pasien pada pemberi pelayanan keperawatan prima di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17324/5/Chapter%20I.pdf(Accesed 10 Februari 2012).
Haryanti, K & Hadi, S. (2000). Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan dan Nilai Konsumen dan Kepuasan Konsumen. Psikodimensia, Kajian IlmiahPsikologi Vol. 1 (42-53). Semarang: Fakultas Psikologi Unika SoegijaPranata.
Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. SalembaMedika: Jakarta.
__________________ (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Indarwati, Heni. (2008). Gambaran Kualitas Pelayanan Kesehatan Primer Oleh Masyarakat Pengguna Akeskin Di Puskesmas Cangkringan dan Depok II di Kabupaten Sleman DIY. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan UGM, Yoyakarta.
Junaedi, Edi, (2006). Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap KinerjaKaryawan Pada PT. KHI Industries Cigading-Cilegon Banten, UNIKOM, Bandung.
Kotler, Philip. & Amstrong, G. (2002). Dasar-dasar Pemasaran, Edisi 9, PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran , Indonesia. PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Maslim, R. (2001). Masalah Sains Kesehatan : Pengembangan Index Kepuasan Pasien Sebagai Indikator Persepsi Konsumen terhadap Mutu Pelayanan Pasien Honoris Tanggerang, Edisi 14, UGM Yogyakarta.
Mustofa, Akhmad. (2008). Hubungan Antara Persepsi Pasien Terhadap Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pku Muhammadiyah Temanggung. Skripsi. FIKES UMS, Semarang.
Nasution, M.N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Edisi 2. Ghalia Indonesia: Jakarta
Notoatmodjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Mahasatya. Jakarta.
Nursalam, (2001). Proses & Diagnosa Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
_______, (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik KeperawatanProfesional. Salemba Medika: Jakarta.
_______, (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Pote, Edmunda. (2008). Hubungan Antara Persepsi Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Perawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Wirobrajan Yogyakarta. Skripsi. PSIK Surya Global.Yogyakarta.
Purnomo, (2004). Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan kesehatan Rumah Sakithttp://t4r1e.blogspot.com/2010/12/kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan.html?zx=a190d0e27e740a6c (Accesed 14 Februari 2012).
Rangkuti, F. (2006). Teknik Pengukuran dan Strategi Meningkatka Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Rosleny, Marliani, M.Si. (2010). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sabarguna, B. (2004). Quality Assurance Pelayanan. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jawa.
____________ (2005). Pemasaran Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium rumah Sakit Islam jawa
Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum. CV Pustaka Setia : Bandung.
Sugito, Hadi. (2005). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Http://Hadisugito.Fadla.Or.Id/2005/12/11/Mengukur-Kepuasan-Pelanggan(Accesed 25 Februari 2012).
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA. Bandung.
________ (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, (2004). Psikologi untuk keperawatan. EGC : Jakarta.
Supardi. (2008). Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Pengobatan Dengan Kepuasan Pasien Di Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang.
Supranto, J. (2001). Pengukuran Tingkat Kepuasan pelanggan Untuk MenaikkanPangsa Pasar, Rineke Cipta, Jakarta.
Tjiptono, F dan Chandra G (2004). service quality satisfaction. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Tjiptono. (2009). Strategi Pemasaran. Penerbit Andi,Yogyakarta.
Walgito, Bimo. (2001). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Widayatun, T, R. (2009). Ilmu Perilaku. Jakarta: CV Sagung Seto.
Wilson TG, Kornman KS. (2003). Fundamentals of Periodontics, Second Edition.HongKong: Quintesence Publishing Co Inc, 2003.