HUBUNGAN PENGGUNAAN PEBELAJARAN DARING DENGAN …
Transcript of HUBUNGAN PENGGUNAAN PEBELAJARAN DARING DENGAN …
1
HUBUNGAN PENGGUNAAN PEBELAJARAN DARING DENGAN MINAT
BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 15 WAJO
SKRIPSI
NURPAISAH
105391103616
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
i
HUBUNGAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN MINAT
BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 15 WAJO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pndidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh
NURPAISAH
105391103616
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Berangkatlah, baik merasa berat tau ringan. Dan
berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah.”
(QS. At Taubah: 41)
“Lambat lulus bukan berarti gagal kita hanya dituntut untuk lebih
kerja keras dan hargai perjungan..”
(Penulis)
“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang,
kau harus terus bergerak”
(Albert Einstein)
Hasil karya ini kupersembahkan untuk ibunda dan ayahanda, yang
selalu memberikan motivasi dalam hidupku. Terimakasih karena
selalu membiarkan saya mengejar inpian saya apapun itu . Sahabat-
sahabat terbikku yang selalu merangkulku disetiap saya terjatuh, dan
keluarga besar yang selalu mendukung dan medo’akan yang terbaik.
Terima kasih atas semuanya.
vii
ABSTRAK
Nurpaisah. 2020. Hubungan Penggunaan Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar
Fisika Peserta Didik SMA Negeri 15 Wajo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Nurlina dan pembimbing II Ana Dhiqfaini Sultan.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan antara
penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri
15 Wajo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan
pembelajaran daring dengan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi yang dilaksanakan di
SMA Negeri 15 Wajo mulai pada bulan Oktober 2020. Metode pengumpulan data
digunakan dengan memberikan angket/kuesioner dan wawancara. Subjek penelitian
adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 15 Wajo khususnya MIPA. Sampel penelitian
diambil dengan teknik simple random sampling dengan menggunakan rumus Slovin
sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini dengan jumlah responden sebanyak 136
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan pembelajaran daring
dengan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo dalam pembelajaran
fisika dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar = 0,750 atau 75,0%, data tersebut
berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
positif antara penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar fisika peserta didik
SMA Negeri 15 Wajo. Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yang lebih baik
lagi, guru harus menciptakan pembelajaran fisika yang lebih menarik, guru juga di
tuntut untuk mengusai internet dan mampu memberikan pembelajaran yang maksimal
selama pandemi Covid-19
Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Minat Belajar, Pembelajaran Fisika
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Allah Maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk
mewakili atas segala karunia dan nikmat-nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas
anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-
Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari deretan berkah-Mu.
Skripsi dengan judul “Hubungan Penggunaan Pembelajaran Daring Dengan
Minat Belajar Fisika Peserta Didik SMA Negeri 15 Wajo.” diajukan sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan
fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghiang dari pandangan, bagai pelangi
yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan
ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam
keterbatasan.
Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada ayahanda Muh.said dan Ibunda Nuraini atas segala pengorbanan dan do’a
restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil
sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadikan
kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
ix
Dengan pertolongan Allah SWT, yang hadir lewat uluran tangan serta
dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasih yang
tiada terhingga atas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan kepada
ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd, dan Ibu Ana Dhiqfaini Sultan, S.Si., M.Pd selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal hingga
terselesainya skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
setingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, selaku Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf S.Pd., M.Pd , selaku Ketua dan
Sekertaris Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester awal hingga
penulis menyelesaikan studinya .
x
5. Bapak Sultan, S.Pd., M.Pd selaku Kepala UPT SMA Negeri 15 Wajo yang telah
memberikan izin penulis mengadakan penelitian sehingga penulis
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Baso Sawal, S. Pd, selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 15 Wajo
sekaligus sebagai pamong yang selalu memberikan arahan serta masukan yang
membangun selama pelaksanaan penelitian di sekolah.
7. Sahabat-sahabatku Hikmayanti, Neni Indrawati, Anggi Ambarwati, Adelin Osti,
Sudarti dan Kiki Reskiani yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat
dalam proses penyelesian skripsi ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2016 program studi pendidikan fisika
terkhusus rekan-rekan Dispersi B, yang telah bersama-sama penulis menjalani
masa-masa perkuliahan, atas sumbangsi dan motivasinya selama ini. Semoga
persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.
9. Peserta didik SMA Negeri 15 Wajo atas kesediaannya menjadi subjek penelitian
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini
tidak mengurangi rasa terima kasih saya atas segala bantuannya.
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang tak
luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan
saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi.
Amin Yaa Rabbal Alamin.
Wassalam
Makassar, januari 2021
xi
Penulis
Nurpaisah
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,
karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif
dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang
lebih baik. Pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia menjadi lebih baik dan
bermartabat. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
(Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3).
Dalam ayat al’quraan Allah berfirman:
كنتم ل ت علمون فاسألوا أهل الذكر إن وما أرسلنا من ق بلك إلا رجالا نوحي إليهم Artinya: Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (An-Nahl:43).
Dalam ayat tersebut dijelaskan betapa pentingnya kita belajar apabila kita
tidak mengetahui suatu pengetahuan. Manusia yang berpendidikan akan
mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada yang tidak berpendidikan. Allah
SWT mengistimewakan bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Begitu
penting pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan
bangsa, oleh karena itu diperlukan mutu yang lebih baik sehingga tercipta proses
pendidikan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan kompetitif.
2
Era globalisasi adalah era dimana segala sesuatu selalu berkembang dan
mengalami kemajuan sehingga memudahkan manusia untuk beraktivitas. Salah
satu bidang kemajuan di era ini adalah kemajuan bidang teknologi internet.
Perkembangan teknologi internet akan dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek pendidikan (Arsyad,2006:7).
Saat ini Indonesia telah dikejutkan dengan wabahnya suatu penyakit yang
disebabkan oleh sebuah virus yang bernama corona atau dikenal dengan istilah
Covid-19 (Corona virus disease-19). Virus corona atau Covid-19 adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Virus corona ini bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pimpinan dunia menerapkan
kebijakan yang super ketat untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19. Social
Distancing merupakan pilihan kebijakan dari pemerintah untuk pencegahan
penyebaran Covid-19 yang memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan
masyarakat. Termasuk bidang pendidikan di seluruh dunia juga terdampak
kebijakan ini. Di Indonesia pemerintah meliburkan atau memindahkan proses
pembelajaran peserta didik dari sekolah menjadi di rumah. Peralihan cara
pembelajaran ini memaksakan berbagai pihak untuk mengikuti alur agar
pembelajaran tetap berlangsung. Salah satu cara agar proses pembelajaran tetap
berlangsung maka guru dan peserta didik memanfaatkan teknologi internet.
Pembelajaran ini disebut dengan pembelajaran daring (dalam jaringan). Namun jika
dilihat dari kondisi negara Indonesia saat ini, penggunaan pembelajaran daring
3
kurang efektif dalam pelaksanaannya, karena penguasaan teknologi yang masih
rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet dan biaya.
Keadaan ini tentu saja memberikan dampak pada kualitas pembelajaran,
peserta didik dan guru yang sebelumnya berinteraksi secara langsung dalam
ruangan kelas sekarang harus berinteraksi dalam ruang virtual yang terbatas. Guru
dituntut untuk memberikan pengajaran yang baik, menciptakan suasana yang
kondusif, kreatif dan inovatif dalam menggunakan media belajar yang menarik
agar siswa dapat memahami materi yang di sampaikan oleh guru.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan melalui
jaringan web. Setiap pelajaran menyediakan materi dalam bentuk rekaman video
atau slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas
waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian (Bilfaqih,
2012:5). Pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindahkan melalui
media internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-soal yang di kirimkan melalui
aplikasi social media. Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta
dievaluasi sama halnya yang terjadi di kelas.
Hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara guru fisika SMA Negeri
15 Wajo menyatakan bahwa selama penggunaan pembelajaran daring diterapkan di
SMA Negeri 15 Wajo banyak mengalami perubahan, salah satunya minat belajar
peserta didik menurun, bahkan pada saat proses pembelajaran daring di mulai
kebanyakan peserta didik tidak aktif (online) dan hanya sebagian besar peserta
didik yang mengikuti proses pembelajaran. Hal di karenakan peserta didik
terkendala pada data seluler dan jaringan. Bahkan saat ini sudah banyak peserta
4
didik yang mengeluh untuk kembali belajar secara langsung atau tatap muka.
Selain itu, minat belajar merupakan hal penting bagi keberhasilan belajar yang
dimiliki oleh peserta didik. Minat belajar peserta didik itu muncul dalam diri
peserta didik itu sendiri. Minat juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2009:152).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu, gairah atau keinginan. Secara umum, minat
merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur peerasaan. Minat ini
merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.
Minat termasuk faktor intrinsik yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
seseorang. Apabila dia berminat pada suatu mata pelajaran, maka akan cenderung
bersungguh-sungguh dalam mempelajari pelajaran tersebut. Sebaliknya, seseorang
yang kurang berminat terhadap suatu pelajaran, maka ia akan cenderung tidak
mempelajari pelajaran (Wahyudin, 2010:59). Dalam penelitian (Ria & Umi,
2020:232) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Minat Belajar
Siswa pada Masa Covid-19. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran daring pada masa Covid-19 sangat berpengaruh terhadap minat
belajar siswa, siswa merasa bosan karena tidak bertemu dengan teman dan gurunya
secara langsung.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin mencoba sebuah
metode pembelajaran fisika melalui suatu penelitian dengan judul” Hubungan
Pengunaan Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar Fisika Peserta Didik
SMA Negeri 15 Wajo”
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah, maka permasalahan yang
diungkap pada penelitian ini ialah Apakah terdapat hubungan penggunaan
pembelajaran daring dengan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15
Wajo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan penggunaan pembelajaran daring
dengan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis, yaitu diharapkan mampu menghasilkan temuan baru yang
bermanfaat tentang penggunaan pembelajaran daring terhadap minat belajar fisika
peserta didik SMA Negeri 15 Wajo pada masa pandemi Covid-19.
2. Manfaat Praktis
Selain dari manfaat secara teoritis juga terdapar manfaat secara praktis bagi peserta
didik, guru maupun bagi sekolah itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi peserta didik
Diharapkan mampu meningkatkan minat belajar peserta didik dan meningkatkan
kemampuan peserta didik melalui penggunaan pembelajaran daring.
b. Bagi guru
6
Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan pembelajaran daring di SMA
Negeri 15 Wajo.
c. Bagi Sekolah
Untuk memberikan informasi tentang penggunaan pembelajaran daring sebagai
salah satu metode pembelajaran yang inovatif yang dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran secara umum.
d. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman langsung dalam mengeksplorasi ilmu dan pelaksanaan
pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran daring pada mata pelajaran
fisika.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Minat Belajar
a. Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti” berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.
Menurut R. Gagne (1989) menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.
Menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993:4), belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut
Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh
perilaku melalui pengalaman.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu konsep, pamahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
8
b. Pengertian minat belajar
Minat belajar adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk
keberhasilan belajar yang di miliki siswa, minat muncul dari dalam diri siswa itu
sendiri. Faktor dari luar minat belajar yaitu bagaimana cara tersebut mengajar.
Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa salah satunya
dengan cara mengajar yang menyenangkan, memberikan motivasi yang
membangun (Riamin, 2016). Minat belajar merupakan sikap ketaatan dalam
kegiatan proses belajar, baik yang menyangkut perencanaan jadwal belajar yang
dimilikinya maupun inisiatif dirinya sendiri melakukan usaha tersebut dengan
bersungguh-sungguh dalam belajar (Andriani & Rasto,2019).
Menurut Hilgard dalam Slameto (2010) berpendapar bahwa minat adalah
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Menurut Belly (Djaali, 2006) minat adalah keinginan yang didorong
oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta
mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Menurut Ricardo &
Meilani (2017) minat belajar adalah suatu rasa untuk menyukai atau juga tertarik
pada suatu hal dan aktivitas belajar tanpa ada yang menyuruh untuk belajar.
Minat belajar juga merupakan faktor pendorong untuk siswa dalam belajar yang
didasari atas ketertarikan atau juga rasa senang keinginan siswa itu untuk belajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
merupakan keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dan rasa suka atau ketertarik
9
terhadap suatu hal dan aktifitas seseorang yang mendorong untuk melakukan
suatu kegiatan.
c. Aspek Minat Belajar
1) Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak
mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap
terhadap aktifitas yang diminatinya.
3) Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau
pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek
kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga
mengoorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek
psikomotor.
d. Klasifikasi Minat
Menurut Dewi Suhartini (2001) mengemukakan bahwa minat
diklasifikasikan menjadi emapat jenis berdasarkan bentuk pengeksperinya dari
minat, antara lain:
1) Expressed interest, minat yang dieksperisikan melalui verbal yang
menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak suatu objek atau
aktifitas.
10
2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada
suatu kegiatan tertentu.
3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan.
4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau
daftar aktifitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
e. Indikator Minat Belajar
Menurut Safari (2005) indikator minat belajar ada empat yaitu:
1) Perasaan senang. Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari
ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk
mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan siswa. Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk
cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa
pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3) Perhatian siswa. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada
itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan
memperhatikan objek tersebut.
4) Keterlibatan Siswa. Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang
mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau
mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.
11
Minat belajar juga mempunyai indikator-indikator di dalamnya yaitu
sebagai berikut:
1) Adanya perasaan tertarik dan senang untuk belajar
2) Adanya partisipasi yang aktif
3) Adanya kecenderungan untuk memperhatikan
4) Daya konsentrasi yang besar
5) Memiliki perasaan positif dan kemauan belajar yang terus meningkat
6) Adanya kenyamanan pada saat belajar
2. Penggunaan Pembelajaran Daring
a. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Secara sederhana pembelajaran dapat diartikan sebagai aktifitas
menyampaikan informasi dari pengajar kepada pelajar. Munurut Azhar (2011)
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik
dengan peserta didik. Sedangkan menurut Sagala (2010) pembelajaran adalah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
12
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik untuk
mendapatkan informasi dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
b. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran Daring sangat dikenal di kalangan masyarakat dan akademik
dengan istilah pembelajaran online (online learning). Istilah lain yang sangat
umum diketahui adalah pembelajaran jarak jauh (learning distance).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam
jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung.
Menurut Isma (2016) pembelajaran daring adalah pemanfaatan jaringan internet
dalam proses pembelajaran. Menurut Mostofa et al (2019) menyatakan bahwa
pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan
sekumpulan metoda pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang
dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Sedangkan menurut Meidawati, dkk (2019) pembelajaran daring learning
ini sendiri dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh
sekolah yang peserta didik dan instrukturnya (guru) berada dilokasi terpisah
sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interakrif untuk menghubungkan
keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran daring adalah pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung
13
antara guru dan peserta didik tapi dilakukan melalui online yang menggunakan
jaringan internet.
c. Manfaat Pembelajaran Daring
Kemajuan teknologi akan berdampak pada perubahan peradaban dan
budaya manusia. Perubahan yang tengah dialami oleh seluruh pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini adalah bagaimana menggunakan
teknologi secara total sebagai media utama dalam pembelajaran daring.
Menurut Meidawati, dkk (2019) manfaat pembelajaran daring learning
dapat membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien antara guru
dengan murid, kedua siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya tanpa melalui guru, ketiga dapat memudahkan
interaksi antara siswa, guru, dengan orang tua, keempat sarana untuk ujian
maupun kuis, kelima guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada
siswa berupa gambar dan video selain itu guru dapat mengunduh bahan ajar
tersebut, keenam dapat memudahkan guru untuk membuat soal dimana saja dan
kapan saja tanpa batas waktu.
Pembelajaran daring juga memberikan metode pembelajaran yang efektif,
seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, mengambungkan kaloborasi
kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan
kebutuhan siswa yang menggunakan simulasi dan permainan (Ghirardini, 2011).
Pembelajaran daring juga dapat mendorong siswa bertantang dengan hal-
hal baru yang mereka peroleh selama proses belajar, baik teknik interaksi dalam
14
pembelajaran maupun penggunaan media-media pembelajaran yang beraneka
ragam.
d. Prinsip Pembelajaran Daring
Menurut Munawar (2013) di dalam Padjar, dkk (2019) perencenaan sistem
pembelajaran daring harus mengacu pada 3 prinsip yang harus dipenuhi yaitu:
1. Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk di pelajari
2. Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai sistem tidak
saling bergantung.
3. Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atau menjawab soal dari
hasil perencangan sistem yang di kembangkan.
Sedangkan menurut Rusman dkk (2011:264) e-leaning memiliki
karakteristik yaitu:
1. Interactivity (Interaktivitas)
2. Independen (Kemandirian)
3. Accessibility (aksesibilitas)
4. Enrichment (Pengayaan).
B. Kerangka pikir
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dimiliki oleh peserta
didik. Masing-masing peserta didik memiliki minat belajar yang berbeda-beda.
Kemampuan peserta didik dalam menangkap pelajaran tergantung dari minat belajar
dan metode yang digunakan oleh guru.
15
Selama adanya virus Covid-19, banyak guru yang harus mengganti
model/metode pembelajarannya dengan metode penggunaan pembelajaran daring.
Penggunaan pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan secara
online, dengan menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.
Banyak peserta didik minat belajarnya kurang dan tujuan pembelajaran yang
diharapkan tidak bisa tercapai, karena pada saat proses pembelajaran daring peserta
didik tidak paham atas penjelasan guru dikarenakan waktu yang terbatas, bahkan
banyak peserta didik merasa kesulitan dengan proses pembelajaran daring. Maka
dari itu seorang pendidik mampu mendesain situasi pembelajaran yang mampu
mengeksplorasi kemampuan peserta didik dan mampu meningkatkan minat belajar
peserta didik agar dalam proses pembelajaran peserta didik lebih mudah memahami
pelajaran yang dijelaskan oleh pendidik, menyenangkan, dan bisa membuat peserta
didik tidak malas untuk belajar, sehingga mempermudah pencapaian pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dan kajian pustaka ditarik suatu kerangka dengan
bagan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Penggunaan Pembelajaran
Daring
Minat Belajar Fisika
Peserta Didik
1. Kemandirian
2. Interaktif
3. Pengayaan
4. Aksesbilitas
1. Ketertarikan
2. Kenyamanan
3. Senang belajar
4. Partisipasi aktif
5. Perhatian
6. Daya konsentrasi
16
C. Hipotesis Penelitian
Ha = Terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring dengan minat
belajar peseta didik SMAN 15 Wajo.
Ho = Tidak terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring dengan
minat belajar peserta didik SMAN 15 Wajo.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Expost
Facto yang bersifat kuantitatif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan tanpa
adanya rekayasa maupun perlakuan terhadap variabel ataupun yang diteliti
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu SMAN 15 Wajo.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik SMA Negeri 15
Wajo dengan jumlah peserta didik sebanyak 205 dengan rincian yaitu terdiri
dari 7 kelas, mulai dari kelas X, XI, dan XII MIPA.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik
simple random sampling. Penarikan sampel pada teknik ini menggunakan
rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (Bambang
Prasetyo, 2012). Sampel pada penelitian ini sebanyak 136 peserta didik.
n =
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan (dipakai 5%)
18
C. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti
berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X = Penggunaan Pembelajaran Daring
Y = Minat Belajar
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Bebas
Penggunaan pembelajaran daring dalam penelitian ini merupakan suatu
cara yang digunakan pendidik/guru dalam melakukan proses belajar mengajar
untuk membantu peserta didik tetap aktif belajar selama proses pembelajaran
berlangsung secara online dengan menggunakan media-media pembelajaran
yang beraneka ragam.
2. Variabel Terikat
Minat belajar dalam penelitian ini yaitu ketertarikan peserta didik
terhadap suatu pelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar yang
dapat dilihat berdasarkan inidikator yaitu; (1) perasaan senang, (2) ketertarikan
peserta didik (3) perhatian peserta didik, (4) kenyamanan peserta didik, (5)
partisipasi aktif, (6) daya konsentrasi.
X Y
19
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yakni:
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan
sebagai berikut:
a. Melakukan komunikasi dengan kepala sekolah untuk meminta izin
melakukan penelitian terhadap peserta didik SMAN 15 Wajo.
b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran fisika untuk mengetahui tentang
keadaan peserta didik, dan waktu pelaksanaan penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian di mana instrumen penelitian yang
digunaan untuk memperoleh data penggunaan pembelajaran daring dan
minat belajar
d. Melakukan uji validasi instumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Sebelum membagikan instrumen penelitian kepada peserta didik, peneliti
menjelaskan terlebih dahulu jenis penelitian yang akan dilakukan dan
menjelaskan jenis angket yaitu angket penggunaan pembelajaran daring
dan angket minat belajar, serta memberikan petunjuk pengerjaannya.
b. Membagikan instrumen angket penggunaan pembelajaran daring dan
angket minat belajar fisika peserta didik
c. Mengumpulkan dan mendata instrumen hasil angket penggunaan
pembelajaran daring dan minat belajar peserta didik untuk selanjutnya
dilakukan analisis.
20
3. Tahap Akhir
Setelah semua pelaksanaan penelitian selesai, maka selanjutnya peneliti
menganalisis semua data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui hubungan
penggunaan pembelajaran daring dan minat belajar peserta didik dan untuk
mengetahui seberapa besar hubungan antara kedua vaiabel tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen berupa angket
penggunaan pembelajaran daring yang terdiri dari 4 indikator yaitu kemandirian,
interaktif, pengayaan, dan aksesbilitas. Angket minat belajar terdiri atas 6 indikator
yaitu ketertarikan, kenyamanan, senang belajar, partisipasi aktif, perhatian, dan
daya konsentrasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen adalah sebagai
berikut:
1. Tahap awal
a. Menyusun instrumen angket untuk penggunaan pembelajaran daring dalam
bentuk skala likert sebanyak 30 item pernyataan.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penggunaan Pembelajaran Daring
Indikator Nomor Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Kemandirian 1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12 12
Interaktif 14,15,16,17,19,20 12,18,21 9
Pengayaan 22,23,25,27 24,26,28 7
Aksesbilitas 30 29 2
b. Menyusun instrument angket untuk minat belajar peserta didik dalam
bentuk skala likert sebanyak 36 item pernyataan.
21
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar
Indikator Nomor Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Ketertarikan 1,2,4,5 3,6 6
Kenyamanan 7,8,10,11 9,12 6
Senang belajar 13,14,16,17 15,18 6
Partisipasi aktif 19,20,22,23 21,24 6
Perhatian 25,26,28,29 27,30 6
Daya konsentrasi 31,32,34,35 33,36 6
2. Tahap kedua
Memerikasa instrumen yang telah dibuat kepada dosen pembimbing
kemudian divalidasi oleh validator yang terdiri dari dua orang dosen ahli.
Instrumen yang valid artinya alat ukur yang digunakan dalam menghasilkan
data (mengukur) itu valid. Valid artinya instrumen tersebut layak digunakan
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur oleh Sugiyono (2018:121).
Validitas instrumen pada penelitian ini diuji dengan menggunakan construct
validty dengan meminta pendapat dari (para ahli). Dari hasil validasi oleh para
ahli tersebut kemudian dianalisis menggunakan Uji Gregory yang bertujuan
agar mengetahui bahwa instrumen tersebut layak untuk di gunakan untuk
penelitian dengan kriteria peneliannya jika r ≥ 0,75. Adapun rumus uji Gregory
adalah sebagai berikut:
Retnawati (2016: 97-98)
22
Atau dengan bantuan tabel tabulasi silang 2x2 sepeti dibawah ini:
Tabel 3.3 Tingkat Tabulasi 2 × 2
Rater 1
Kurang sangat
relevan skor 1-2
Sangat relevan
skor 3-4
Rater 2 Kurang relevan skor
1-2 A B
Sangat relevan skor
3-4 C D
Dengan:
Vi = Validitas konstruk
A = Kedua rater tidak setuju
B = Rater I setuju, rater II tidak
setuju
C = Rater II setuju, rater I tidak
setuju
D = Kedua rater setuju
Sebelum instrument digunakan terlebih dahulu dilakukan pengujian
instrument yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh
kualitas instrument yang telah dibuat. Prosedur pengujian instrument dilakukan
dengan melakukan uji validasi dan uji realibilitas. Uji validasi digunakan untuk
melihat apakah instrument yang dipergunakan dapat mengukur dengan cermat
atau tidak. Uji realibilitas juga menunjukkan pada tingkat kemampuan suatu alat
ukur.
Langkah pertama untuk validasi instrument penelitian dengan
menentukan validasi angket (uji Gregory). Validasi instrument yang digunakan
pada penelitian dengan menggunakan validitas konstruksi dengan
23
mempertimbangkan validasi instrumen oleh validator ahli sebelum melakukan
penelitian. Hasil validasi ahli diperoleh nilai sebesar 1,00 yang menunjukkan
bahwa valid karena lebih besar dari 0,75 yang artinya instrument tersebut valid.
3. Tahap Ketiga
Kemudian angket yang dibagikan kepada peserta didik akan dianalisis
sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji realibilitas.
4. Tahap Ke-empat
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrumen yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk
memastikan apakah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
variabel penelitian reliabel atau tidak. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika
jawaban peserta didik terhadap soal atau pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan data
yang bisa dipercaya. (Arikunto, 2014:222). Uji reliabililitas akan dilakukan
menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dengan uji statistik Cronbach
Alpha (α).
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item
Rentang Kriteria
> 0,80 Sangat Tinggi
0,70 < 𝑟 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟 ≤ 0,70 Sedang
0,20 < 𝑟 ≤ 0,40 Rendah
≤ 0,20 Sangat Rendah
(Sugiyono, 2016:186)
24
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas maka diperoleh
instrumen angket penggunaan pembelajaran daring sebanyak 30 item
pernyataan dari 30 item pernyataan yang telah di uji Gregory dan angket minat
belajar peserta didik diperoleh 36 item pernyataan dari 40 item pernyataan
yang dibuat.
Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan dengan SPSS versi 16
menggunakan uji statistik chronbach alpha didapatkan nilai Chronbach alpha
sebesar 0,799 > 0,60 maka berdasarkan dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabel dapat disimpulkan bahwa dari 30 item pernyataan penggunaan
pembelajaran daring adalah reliabel atau konsisten, dan untuk minat belajar
didapatkan nilai Chronbach alpha sebesar 0,781 > 0,60 maka berdasarkan
dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabel dapat disimpulkan bahwa dari
36 item pernyataan adalah reliabel atau konsisten, dilihat berdasarkan tabel
kriteria reliabilitas instrumen penggunaan pembelajaran daring dan minat
belajar berada pada kategori tinggi. Lebih rincinya dilihat pada lampiran 6
halaman 52
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan Wawancara
Melakukan wawancara dengan guru fisika SMA Negeri 15 Wajo dengan
tujuan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran
25
dan keadaan-keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan
penggunaan pembelajaran daring selama Covid-19
b. Angket
Seperangkat pernyataan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik.
Tujuan pemberian angket yaitu untuk mengetahui hubungan penggunaan
pembelajaran daring dan minat belajar peserta didik dengan skala
pengukuran instrumen yang digunakan yaitu skala likert untuk melihat
penggunaan pembelajaran daring dan minat belajar yang dimiliki oleh
peserta didik.
H. Teknik Analisis Data
Data yang ditelah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik dan dibantu dengan peangkat SPSS versi 16.
Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu analisis satistik untuk
pengembangan instrumen dan analisis statatistik pengolahan data hasil penelitian.
1. Analisis Deskriptif
a. Menghitung Kategori Persen
P =
Keterangan:
Mx = Nilai rata-rata hitung (Mean) skor X
SD = Standar Deviasi
N = Number of cases
Ʃx2 =Jumlah skor X setelah terlebih dahulu dikuadratka
(Anas Sudijono, 2012)
2. Analisis Inferensial
a. Uji Prasyarat Analasis
1) Uji Normalitas
26
Uji normalitas data dilakukan terlebih dahulu sebelum
dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah model regresi variabel terikat dan variabel
bebas mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Uji
nomalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Perhitungan nomalitas data dibantu dengan
menggunakan perangkat SPSS versi 16. Pengambilan keputusan
untuk uji nomalitas bahwa data dikatakan normal apabila
signifikansi yang diperoleh > 0,05 dan juga dapat diperkuat
dengan melihat tes stattistik pada tabel kolmogorov smirnov.
2) Uji linearitas
Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan
apakah data yang diperoleh sesuai dengan garis linear atau tidak.
Uji linearitas dilakukan untukik mengetahui apakah variabel
independen memiliki hubungan yang linear dengan variabel
dependen. Dalam penelitian ini uji linearitas dilakukan dengan
menggunakan perangkat SPSS versi 16 dengan melihat hasil uji F
yang diperoleh untuk baris Deviation from linearty dengan tabel
distribusi F, dan jika diperoleh nilai Sig ≥ α (0,05) maka terdapat
hubungan antara dua variabel tersebut yang linear secara
signifikan (Setyawarno, 2016: 63).
3) Pengujian Hipotesis
27
Untuk mengetahui tingkat hubungan dari data korelasi
yantu variabel (X) dan variabel terikat (Y) dengan bentuk data
interval atau rasio menggunakan uji Pearson product moment
untuk mengetahui hubungan antara penggunaan pembelajaran
daring dengan minat belajar fisika peserta didik. Penilaian
hipotesis didasarkan pada analogi berikut:
Ha = Terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring dengan
minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo
Ho = Tidak terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring
dengan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo.
Dasar pengambilan tersebut berdasarkan pada probalititas yaitu:
1. Jika nilai < 0,05 Ha diterima, Ho ditolak
2. Jika nilai r > 0,05 Ho diterima, Ha ditolak
Pengolahan data korelasi antar variabel dilakukan dengan bantuan
perangkat SPSS versi 16.
Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r) dimana
tedapat ketentuan nilai r tidak lebih dai harga (-1 r + 1). Jika r = -1
maksudnya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi,
dan r =1 artinya bahwa korelasinya positif sempurna (sangat kuat).
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan pada tabel interprestasi nilai r
berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
28
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
(Riduwan, 2016: 228)
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
penggunaan pembelajaran daring terhadap minat belajar fisika peseta didik SMA
Negeri 15 Wajo
1. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil penggunaan
pembelajaran daring dan minat belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo
yang berjumlah 136 peserta didik yang dianalisis dengan menggunkan bantuan
program pengolahan data Microsoft Excel 2016 sehingga diperoleh hasil
perhitungan analisis statistik deskriptif untuk variabel penggunaan pembelajaran
daring dan minat belajar fisika peserta didik yang dapat di lihat pada tabel
sebagai berikut.
a. Penggunaan Pembelajaran Daring Peserta didik
Tabel 4.1 Statistik deskriptif Skor Penggunaan Pembelajaran Daring
Statistik Skor
Jumlah responden
Skor maksimum
Skor minimum
Rata-rata
Rentang
Standar Deviasi
Skor Ideal
136
98
53
72,50
45
9,813
120
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil analisis statistik deskriprif penggunaan
pembelajaran daring menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran daring
30
memiliki skor maksimum sebesar 98, skor minimum yaitu sebesar 53, skor
ideal yaitu sebesar 120 dan untuk rentangnya memiliki 45.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penggunaan Pembelajaran Daring
Rentang Frekuensi Persentase(%)
53-60
61-68
69-76
77-84
85-92
93-98
Jumlah
20
32
39
27
15
3
136
15
23
29
20
11
2
100
Berdsarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa penggunaan pembelajaran
daring peserta didik SMAN 15 Wajo, memiliki nilai tertinggi dengan
persentase sebesar 29% yaitu sebanyak 39 dari 136 peserta didik, kemudian
terdapat juga beberapa peserta didik dengan persentase 23% yaitu sebanyak
32 peserta didik, untuk persentase 20% yaitu sebanyak 27 peserta didik,
untuk persentase 11% yaitu sebanyak 15 peserta didik dan untuk persentase
2% yaitu sebanyak 3 dari 136 peserta didik. Dari hasil diatas menunjukkan
bahwa penggunaan pembelajaran daring SMAN 15 Wajo perlu di tingkatkan
karena akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Dari Tabel 4.2 diatas diagram distribusi tingkat penggunaan
pembelajaran daring peserta didik di tunjukkan pada diagram batang berikut:
31
Gambar 4.1 Diagram Penggunaan Pembelajaran Daring
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada awal proses
pembelajaran dimulai dengan penggunaan pembelajaran daring peserta
didik masih semangat untuk mengikuti pembelajaran dilihat pada rentang
53-60 dengan persentasenya 15%, kemudian pada rentang 69-76 dimana
tingkat penggunaan pembelajaran daring peserta didik semakin
meningkat dengan persentasenya sebesar 29%. Semakin berjalan proses
pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran daring tingkat
penggunaannya semakin rendah dengan persentasenya sebesar 2% dilihat
pada rentang 93-98. Hal ini terjadi di karenakan peserta didik pada awal
masih tertarik dan semangat tetapi semakin lama pembelajaran dilakukan
dengan online atau daring peserta didik mulai ada bosan, jenuh, capek
dengan tugas-tugas, lingkungan sekitar kurang efektif pada saat belajar
dan terkendala pada data seluler (kouta) serta jaringan.
15%
23%
29%
20%
11%
2%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-98
Frek
uen
si
Rentang
32
b. Minat Belajar Fisika
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Skor Minat Belajar Fisika Peserta Didik
Statistik Skor Statisktik
Jumlah responden
Skor maksimum
Skor minimum
Rentang
Rata-rata
Deviasi Standar
Skor Ideal
136
114
83
31
98,00
5,376
144
Berdasarkan Tabel diatas dari hasil analisis statistic deskriptif minat
belajar fisika peserta didik SMA Negeri 15 Wajo menunjukkan bahwa minat
belajar fisika peserta didik memiliki skor ideal sebesar 144, skor maksimum
yaitu sebesar 114, skor minimum sebesar 83 dan rentang minat belajar
memiliki skor sebesar 31.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penggunaan Pembelajaran Daring
Rentang Frekuensi Persentase(%)
83-90
91-98
99-106
107-114
Jumlah
14
61
56
5
136
10
45
41
4
100
Berdsarkan Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa minat belajar fisika
peserta didik SMAN 15 Wajo, memiliki nilai tertinggi berada pada rentang
91-98 dengan persentase 45% yaitu sebanyak 61 peserta didik, kemudian
peserta didik yang memiliki rentang 99-106 dengan persentase 41% yaitu
sebanyak 56 peserta didik, untuk peserta didik yang memiliki rentang 83-90
33
dengan persentase 10% yaitu sebanyak 14 peserta didik, dan peserta didik
yang memiliki rentang 107-114 dengan persentase 4% yaitu sebanyak 5
peserta didik.
Dari Tabel 4.4 diatas diagram distribusi tingkat minat belajar fisika
peserta didik di tunjukkan pada diagram batang berikut:
Gambar 4.2 Diagram Minat Belajar Fisika Peserta Didik
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa minat belajar
fisika peserta didik pada awal proses pembelajaran, minat belajar fisika
peserta didik masih tinggi dilihat pada rentang 83-90 dengan
persentasenya 10%, kemudian rentang 91-98 dan 99-106 tingkat minat
belajar fisika peserta didik semakin meningkat dengan persentasenya
sebesar 45% dan 41%. Kemudian pada rentang 107-114 dengan
persetasenya sebesar 4% minat belajar fisika peserta didik semakin
menurun. Hal ini di sebabkan karena beberapa hal seperti minat peserta
didik dalam belajar mulai ada rasa bosan, jenuh, dan rasa capek karena
terlalu banyak tugas dari guru.
10%
45% 41%
4%
0
10
20
30
40
50
60
70
83-90 91-98 99-106 107-114
Fre
ku
en
si
Rentang
34
2. Analisis inferensial
Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
yaitu untuk mecari hubungan antara penggunaan pembelajaran daring
dengan minat belajar peserta didik. Adapun langkah-langkah yang
digunakan untuk menguji keberanaran hipotesis ini sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk melihat apakah data yang
diperoleh berdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini dimaksudkan untuk menguji variabel penelitian yaitu
penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar peserta didik.
Pengujian normal atau tidaknya data yang diperoleh pada penelitian ini
menggunakan bantuan perangkat pengolah data yaitu dengan uji
Kolmogorov smirnov
Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk menguji perbedaan antara
data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Dasar
pengambilan keputusan untuk uji Kolmogorov smirnov dinyatakan bahwa
jika nilai Sig. > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
data yang diuji dengan data nomal baku artinya bahwa data tersebut
normal.
Berikut adalah hasil analisis uji nomalitas keteampilan proses sains
dan kemampuan kolaborasi peserta didik menggunakan uji Kolmogorov
smirnov.
35
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Variabel penelitian Test
statistik Sig. Keterangan
Penggunaan pembelajaran daring 0,073 0,461 Normal
Minat belajar fisika 0,093 0,153 Normal
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov smirnov diperoleh data nilai signifikan
untuk variabel penggunaan pembelajaran daring yaitu sebesar 0,461
sementara untuk minat belajar fisika yaitu sebesar 0,153. Hasil yang
diperoleh dari kedua variabel tersebut > 0,05 artinya bahwa data yang
diperoleh berdistribusi secara normal. Lebih rincinya dapat dilihat pada
lampiran 8 halaman 54
b. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
data yang dimiliki sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linearitas
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel penggunaan pembelajaran
daring memiliki hubungan yang linear dengan variabel minat belajar. Uji
linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 16. Kaidah pengambilan keputusan digunakan jika Deviation
from linearty
(sig) > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara
penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar (Fhitung < Ftabel)
36
maka hubungan kedua variabel tersebut dapat dikatakan linear.
Kesimpulan hasil uji lineritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas
Variabel F Sig. Keterangan
XY 1,028 0,442 Linear
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji lineritas penggunaan pembelajaran
daring dengan minat belajar fisika peserta didik diperoleh Deviasion from
linearty(sig) sebesar 0,442 > 0,05 dan F hitung diperoleh sebesar 1,028 < F
tabel dengan nilai df yaitu 1,541 yang berarti bahwa terdapat hubungan
linear antara penggunaan pembelajaran daring (X) dengan minat belajar
fisika (Y) peserta didik SMAN 15 Wajo. Lebih rincinya dapat dilihat pada
lampiran 9 halaman 55.
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dihitung melalui korelasi produk moment dengan
bantuan perangkat pengolah data SPSS versi 16.
Ha = Terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring dengan
minat belajar fisika peserta didik.
Ho = Tidak terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring
dengan minat belajar fisika peserta didik.
Tabel 4.7 Korelasi Penggunaan Pembelajaran Daring Dengan Minat
Belajar Fisika
37
Variabel Korelasi Person Sig Keterangan
XY 0,750 0,000 Korelasi
Dari hasil output correlations SPSS versi 16 diatas di peroleh data
koefisien korelasi (r) sebesar = 0,750. Karena nilai korelasi tidak sama dengan
0, maka Ha diterima dan H0 tidak terdapat hubungan ditolak. Interpertasi
terhadap nilai r = 0,750 berdasarkan tabel 3.5 halaman 26 maka kedua variabel
memiliki korelasi rendah secara positif dengan koefisien determinasi yaitu r =
(0,750)2 x 100% =56,25%. Hal ini menunjukan tinggi keeratan kedua variabel
sebesar 56,25%. Berdasarkan nilai sig (2-tailed) dan hasil output correlations
SPSS versi 16 di atas diketahui nilai sig. (2-tailed) penggunaan pembelajaran
daring (X) dengan minat belajar fisika (Y) sebesar 0,000 < 0,05 artinya ada
korelasi yang signifikan penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar
fiska peserta didik SMAN 15 Wajo.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
dari 136 peserta didik SMAN 15 Wajo menunjukkan bahwa tingkat penggunaan
pembelajaran daring memiliki nilai tertinggi dengan persentase sebesar 29% yaitu
sebanyak 39 dari 136 peserta didik, kemudian terdapat juga beberapa peserta didik
dengan persentase 23% yaitu sebanyak 32 peserta didik, untuk persentase 20%
yaitu sebanyak 27 peserta didik, untuk persentase 11% yaitu sebanyak 15 peserta
didik dan untuk persentase 2% yaitu sebanyak 3 dari 136 peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa dari 136 peserta didik SMAN 15 Wajo menunjukkan bahwa
38
tingkat minat belajar fisika peserta didik berada rentang 91-98 dengan persentase
45% yaitu sebanyak 61 peserta didik, kemudian peserta didik yang memiliki
rentang 99-106 dengan persentase 41% yaitu sebanyak 56 peserta didik, untuk
peserta didik yang memiliki rentang 83-90 dengan persentase 10% yaitu sebanyak
14 peserta didik, dan peserta didik yang memiliki rentang 107-114 dengan
persentase 4% yaitu sebanyak 5 peserta didik.Dari hasil analisis tersebut dapat
dikatakan bahwa minat belajar fisika peserta didik SMAN 15 Wajo berada pada
kategori cukup dengan rentang 91-98 dengan persentase 45%.Hasil pengujian
hipotesis terkait korelasi antara penggunaan pembelajaran daring dengan minat
belajar fisika peserta didik SMAN 15 Wajo menunjukkan bahwa dari hasil analisis
dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 16 ada hubungan antara penggunaan
pembelajaran daring dan minat belajar fisika dengan nilai koefisien korelasinya
adalah r = 0,750 atau 75,0 yang menandakan bahwa data yang diperoleh berada
pada kategori tinggi dimana kedua variabel memiliki korelasi secara positif yang
signifikan antara variabel penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar
fisika. Kontribusi atau sumbangan variabel penggunaan pembelajaran daring
terhadap minat belajar fisika yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 56,25%
dan sisanya 47,75%.
Berdasarkan fakta empiris yang diperoleh tersebut dikatakan bahwa semakin
bagus atau semakin meningkat penggunaan pembelajaran daring yang dilakukan
oleh guru maka akan mengikuti minat belajar peserta didik. Hal ini berarti jika
penggunaan pembelajaran daring cukup bagus atau menarik untuk peserta didik
maka minat belajar fisika peserta didik juga cukup bagus tergantung dari cara atau
39
penyajian guru dalam melaksakan proses belajar mengajar. Oleh karena itu
penggunaan pembelajaran daring perlu di terapkan dalam proses pembelajaran
untuk menunjang minat belajar peserta didik yang lebih baik. Karena pembelajaran
daring memberikan dampak positif bagi setiap individu.
40
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan oleh
peneliti, maka dapat dijadikan kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara
penggunaan pembelajaran daring dengan minat belajar dalam pembelajaran fisika
dengan nilai koefisian korelasi (r) sebesar =0,750 atau 75,0 % yang menandakan
bahwa data yang di dapat berada pada kategori tinggi dan selebihnya disebabkan
oleh faktor lain yang tidak di teliti dalam peneitian ini.
B. Saran
1. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik yang memiliki minat belajar yang masih kurang,
sebaiknya ditingkat belajarnya agar prestasinya juga meningkat.
2. Bagi Guru
Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yang lebih baik lagi, guru
harus menciptakan pembelajaran fisika yang lebih menarik, guru juga di tuntut
untuk mengusai internet dan mampu memberikan pembelajaran yang maksimal
selama pandemi Covid-19.
3. Bagi Orang Tua
Sebagai orang tua peserta didik sebaiknya lebih memperhatikan anak-
anaknya selama masih belajar di rumah. Karena peran orang tua dan orang-
orang disekitarnya juga mempengaruhi semangar peserta didik dalam belajar.
41
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Arikunto, S. (2014). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Adriani, R. &. (2019). Motivasi Belajar Sebagai Determinasi Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Manejemen Perkantoran, 4(1) 80.
Ananda, R. &. (2018). Statistik Pendidikan (Teori dan Praktik Dalam Pendidikan).
Medan: CV. Widya Puspita.
Bilfaqih, Y. (2012). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta:
Deepublish.
Hanifah, R. Y. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Minat Belajar Siswa
Pada Masa Covid-19 . Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 2 No 3.
Ismail. (2016). Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (MODA JARINGAN). ISBN: 978-
602-361-0457.
Pohan, A. E. (2020). Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah. Jawa
Tengah: CV. Sarnu Untung.
Ricardo, R. &. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Manejemen Perkantoran, 2(2) 79.
Retnawati, H. (2016). Validitas Rhabilitas dan Karakter Butir. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riamin. (2016). Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. 14 April.
Rusman, d. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Salim, P. S. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English.
Syaputra, E. (2020). Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar. Yayasan
Kita Menulis.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
42
Sudijono, A. (2000). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto, A. (2016). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenamedia Grup.
Syah, M. (2019). Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Sutikno, W. (2010). Keefektifan Multimedia Berbantuan Multimedia Menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman siswa.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) diakses 19 Juli 2020.
43
L
A
M
P
I
R
A
N
44
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN HUBUNGAN PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK
SMA NEGERI 15 WAJO
MINAT BELAJAR FISIKA
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Ketertarikan Ketertarikan peserta didik terhadap
pembelajaran fisika 1,2 3 3
Ketertarikan peserta didik terhadap
penyajian materi oleh guru 4,5 6 3
Kenyamanan Kenyamanan lingkungan fisik kelas 7,8 9 3
Kenyamanan lingkungan eksternal kelas 10,11 12 3
Senang
belajar
Rasa senang terhadap materi
pembelajaran fisika 13,14 15 3
Rasa senang dengan cara penyajian oleh
guru 16,17 18 3
Partisipasi
aktif
Partisipasi aktif dalam mengemukakan
dan menjawab pertanyaan 19,20 21 3
Partisipasi aktif dalam mengerjakan
evaluasi atau tugas pembelajaran 22,23 24 3
Perhatian Menyimak atau mengamati
rangkaian proses pembelajaran 25,26 27 3
Mengingat atau mencatat hal-hal penting
selama proses pembelajaran 28,29 30 3
Daya
konsentrasi
Selalu bersikap aktif dengan bertanya
dan memberikan argumentasi mengenai
materi pelajaran yang disampaikan guru
31,32 33 3
Dapat merespon dan memahami materi
pelajaran yang diberikan 34,35 36 3
Jumlah keseluruhan 36
45
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DARING
Indikator Keterangan Pernyataan Jumlah
item Positif Negatif
Kemandirian Melatih sikap kemandirian
peserta didik dalam belajar 1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12 12
Interaktif Adanya timbal balik
pembelajaran antara peserta
didik dan guru
14,15,16,17,19,20 12,18,21 9
Pengayaan Adanya fasilitas yang dapat
memantapkan materi
pelajaran
22,23,25,27 24,26,28 7
Aksesbilitas Apakah pembelajaran daring
dapat lebih mudah di akses
oleh pengguna
30 29 2
Jumlah keseluruhan 30
46
Lampiran II
INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN HUBUNGAN PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN DARING DENGAN MINAT BELAJAR FISIKA PESERTA
DIDIK SMA NEGERI 15 WAJO
Nama :
Nis :
Kelas/Semester
Tanggal/Hari :
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DARING
No Pernyataan STS TS S SS
1 Belajar fisika secara daring membuat saya lebih mandiri
2 Saya bersemangat mengikuti pembelajaran fisika secara
daring
3 Belajar fisika secara daring membuat saya menemukan
hal-hal baru
4 Belajar fisika secara daring dapat mengeksplorasi diri
saya sendiri
5 Dengan belajar secara daring waktu yang saya gunakan
lebih efisien
6 Belajar fisika secara daring membuat saya lebih aktif
dalam belajar
7 Dengan belajar secara daring membantu saya lebih
mengerti pelajaran fisika
8 Saya kesulitan memahami materi fisika ketika belajar
secara daring
9 Saya tidak suka belajar secara daring diterapkan
disekolah.
10 Saya merasa bosan ketika belajar fisika secara daring
11 Saya kurang semangat belajar secara daring
12 Belajar fisika secara daring membuat saya tidak bisa
mengemukakan pendapat
47
13 Saya tidak suka belajar fisika secara daring karena
membuat saya tidak bisa berkomunikasi langsung dengan
guru
14 Belajar fisika secara daring membuat materi lebih mudah
diingat
15 Belajar secara daring membuat pelajaran fisika lebih
menarik untuk dipelajari
16 Saya selalu memperhatikan penjelasan guru ketika belajar
secara daring
17 Dengan belajar secara daring saya dapat belajar dengan
baik sehingga memperoleh nilai yang memuaskan
18 Dengan belajar secara daring, saya tidak perlu bertatap
muka dengan guru setiap hari.
19 Saya lebih suka belajar fisika secara daring karena
membuat saya lebih berkomunikasi langsung dengan guru
20 Saya selalu merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru
21 Saya tidak pernah memperhatikan guru saat menjelaskan
materi
22 Saya selalu menyiapkan fasilitas yang digunakan pada
saat belajar fisika secara daring
23 Selama belajar fisika secara daring guru selalu
memberikan fasilitas yang digunakan untuk
mempermudah pembelajaran, seperti kouta
24 Selama belajar secara daring saya tidak pernah
menyiapkan fasilitas apapun, seperti kouta.
25 Selama belajar secara daring, saya selalu diberikan tugas
tambahan oleh guru
26 Selama belajar secara daring, saya tidak mampu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
27 Selama belajar secara daring, saya mampu mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru
28 Selama belajar secara daring, saya selalu diberikan tugas
tambahan oleh guru
29 Selama belajar secara daring saya lebih mudah mengakses
materi pelajaran fisika
30 Selama belajar secara daring, saya mudah mengakses
internet mengenai materi pelajaran fisika
48
MINAT BELAJAR FISIKA
Nama :
Nis :
Kelas/Semester
Tanggal/Hari :
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda
No Pernyataan
Pilihan jawaban
STS TS S SS
1 Fisika adalah pelajaran yang menarik dan menantang
bagi saya
2 Saya tertarik pada pelajaran fisika
3 Saya kurang tertarik dengan pembelajaran fisika
karena selalu diberi tugas/PR
4 Saya selalu berusaha belajar mencari materi fisika
yang diajarkan oleh guru
5 Saya tertarik mempelajari materi fisika karena cara
guru menyampaikan materi menarik dan bagus
6 Saya kurang tertarik belajar fisika karena fisika sulit
dan tidak mudah dipahami
7 Saya nyaman belajar di dalam kelas karena gurunya
tidak membosankan dalam menyampaikan materi
8 saya mengikuti pembelajaran fisika dengan baik
karena keadaan lingkungan di dalam kelas bersih dan
membuat saya lebih nyaman untuk belajar
9 Saya tidak nyaman mengikuti pembelajaran fisika
karena metode yang digunakan oleh guru kurang
menyenangkan
49
10 Saya nyaman berada di luar kelas karena bisa ketemu
teman dari kelas lain
11 Saya nyaman berada di luar kelas ketika jam istirahat
12 Saya tidak nyaman berada di luar kelas karena
lingkungannya kotor
13 Saya senang berdiskusi tentang pelajaran fisika
14 Saya senang belajar fisika karena mengetahui
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
15 saya kurang senang ketika pembelajaran fisika sudah
dimulai
16 Saya senang belajar fisika karena cara guru
menyampaikan meteri menarik
17 Saya senang belajar fisika karena guru fisika
membuat suasana kelas lebih menyenangkan dan
lebih menarik
18 Saya kurang senang ketika guru memberikan
pertanyaan mengenai materi fisika
19 Saya berpartisipasi saat pelajaran fisika berlangsung
20 Saya selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru
21 saya kurang aktif saat proses pembelajaran fisika
dimulai
22 Saya mengerjakan tugas /PR yang diberikan oleh
guru
23 Saya selalu aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
24 Saya selalu menunda dalam mengerjakan tugas/PR
yang diberikan guru.
25 Saya mendengarkan penjelasan dari guru tentang
50
konsep fisika dengan baik
26 Saya melihat penjelasan tentang cara menggunakan
rumus fisika yang baru dengan baik
27 Saya tidak memusatkan pikiran saya pada guru,
ketika guru memberikan contoh soal fisika,
walaupun mata saya memandang guru
28 Saya mencatat materi fisika yang telah disampaikan
oleh guru dengan singkat dan runtut
29 Saya mengamati guru ketika guru menggunakan
tabel pada saat pelajaran fisika untuk memperjelas
suatu konsep
30 Saya baru meringkas, ketika guru menyuruh
membuat ringkasan fisika
31 Saya selalu aktif selama proses pembelajaran fisika
dimulai
32 Saya selalu mengemukakan pendapat mengenai
materi fisika yang dijelaskan oleh guru
33 Saya tidak pernah aktif belajar fisika selama proses
pembelajaran dimulai
34 Saya memahami materi fisika yang dijelaskan oleh
guru
35 Saya selalu merespon pertanyaan mengenai materi
fisika yang diberikan oleh guru
36 Saya lebih memilih diam apabila tidak memahami
pelajaran yang dijelaskan guru dibandingkan saya
harus bertanya
Lampiran III
51
UJI GREGORY
Menentukan kelayakan instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji Gregory menggunakan rumus: r =
. Jika r ˃ 0,75, maka
instrument dapat digunakan.
r =
r =
r = 1,00 (layak digunakan)
Lampiran IV
Bidang
Telaah Kriteria
Validator
Keterangan V1 V2
Format
A 3 4 D
B 4 4 D
C 4 4 D
D 4 4 D
Isi
A 3 4 D
B 4 4 D
C 3 4 D
Bahasa
A 3 4 D
B 4 4 D
C 3 4 D
52
DATA SISWA SMA NEGERI 15 WAJO
Nama Siswa Jumlah skor X Jumlah Skor Y
Aiman asraf 85 106
Andi kurniawan 80 103
Andi Rafli 80 101
Andi rasti mashuri 75 103
Andini 66 99
Arya 82 100
Besse armayanti 75 100
Fika Febrianti 72 97
Fikri haikal 66 100
Firman 67 85
Hasra 60 83
Hasrina daju 55 100
Haerul 68 97
Hikma Juliana 59 93
Indo amang 58 97
Miftahul janna 71 89
Muh. Anas 74 98
Muh. Nuzul fitra 98 106
Muh. Renaldi 78 100
Muh. Dimas imam 62 88
Muh. Haris bur 74 98
Muh. Nizal bur 59 95
Muh. Rifqi said 65 94
Nur hikma 72 96
Nurhikmah 88 111
53
Olivia 75 96
Salma ayu nengsi 69 95
Selviani 66 98
Silvi arnis 89 107
Sitti nursia 71 96
Taswin daju 83 108
Adil afrisal 81 104
Andi faizal 94 106
Andika saputra 68 97
Aslinda husada 88 103
Atira 66 96
Baso andi saputra 82 95
Baso ferdi 56 88
Baso fikrul islam 68 94
Baso multazam 73 99
Besse bua rigading 60 95
Besse darmawati 69 90
Besse desinta 57 95
Fitriani 84 103
Frenti sinta 68 95
Hasnidar 64 91
Hermawan aprisal 69 97
Jusman 62 94
Mirda yanti 64 95
Muh, asrul 53 86
Muh. Caesar saputra 75 102
Muh. Danil 56 96
Nadya reski 67 95
54
Nur mawar 65 97
Nursahika 90 114
Reski wahyuni 68 100
Riswandi 59 90
Saiful bahrun 77 102
Sryfaqiha 69 99
Sulfikli 60 96
Syarina 76 100
Yusmi 62 93
Reski 87 103
Apriani 62 93
Saskia 84 103
Lampiran V
UJI VALIDASI
55
1. Penggunaan Pembelajaran daring
2. Minat Belajar Fisika
Lampiran VI
UJI REALIBILITAS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 136 100.0
Excludeda 0 .0
Total 136 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 136 100.0
Excludeda 0 .0
Total 136 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
56
1. Penggunaan Pembelajaran Daring
2. Minat Belajar
Lampiran VII
DESKRIPTIF STATISTIK
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.799 30
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.781 36
57
(Penggunaan Pembelajaran Daring dan Minat Belajar)
Lampiran VIII
UJI NORMALITAS
Statistics
Penggunaan
Pembelajaran
daring
Minat Belajar
Fisika
N Valid 136 136
Missing 0 0
Mean 72.50 98.00
Median 73.00 98.00
Mode 75 97a
Std. Deviation 9.813 5.376
Variance 96.296 28.904
Range 45 31
Minimum 53 83
Maximum 98 114
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
58
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penggunaan
Pembelajaran
daring
Minat Belajar
Fisika
N 136 136
Normal Parametersa Mean 72.50 98.00
Std. Deviation 9.813 5.376
Most Extreme Differences Absolute .073 .097
Positive .073 .066
Negative -.046 -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .853 1.134
Asymp. Sig. (2-tailed) .461 .153
a. Test distribution is Normal.
Lampiran IX
59
UJI LINEARITAS
Lampiran X
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Minat Belajar
Fisika *
Penggunaan
Pembelajaran
daring
Between
Groups
(Combined) 2651.462 36 73.652 5.831 .000
Linearity 2196.795 1 2196.795
173.91
1 .000
Deviation from
Linearity 454.667 35 12.990 1.028 .442
Within Groups 1250.538 99 12.632
Total 3902.000 135
60
UJI KORELASI
Correlations
Penggunaan
Pembelajaran
daring
Minat Belajar
Fisika
Penggunaan Pembelajaran
daring
Pearson Correlation 1 .750**
Sig. (2-tailed) .000
N 136 136
Minat Belajar Fisika Pearson Correlation .750** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 136 136
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
61
Lampiran XI
\
1. PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
2. BERITA ACARA UJIAN PROPOSAL
3. LEMBAR PERBAIKAN PROPOSAL
4. SURAT PERSETUJUAN JUDUL
5. SURAT KETERANGAN VALIDASI
6. PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
7. SURAT KETERANGAN SELESAI
PENELITIAN
8. KARTU KONTROL SKRIPSI
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nurpaisah, lahir pada tanggal 10 Juli
1997 bertempat di Benteng Luwu, Kabupaten Wajo,
Sulawesi Selatan. Sebagai anak tunggal dari pasangan
Ayahanda Muh. Said dan Ibunda Nuraini. Penulis
memulai jenjang pendidikan formal di SD 329
Alewadeng pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 3 Sajoanging dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya menempuh
pendidikan SMA Negeri 15 Wajo dan lulus pada tahun 2016. Kemudian pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan di tingkat Universitas yaitu di Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan mengambil jurusan Pendidikan Fisika Program
Strata (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Penulis sangat
bersyukur diberikan kesempatan oleh sang pencipta Allah SWT untuk bisa menimbah
ilmu yang menjadi bekal dimasa depan. Penulis berharap ilmu yang didapatkan selama
menempuh
pendidikan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, agama, bangsa
maupun negara.