HUBUNGAN PELAKSANAAN PELAYANAN POSYANDU...
Transcript of HUBUNGAN PELAKSANAAN PELAYANAN POSYANDU...
HUBUNGAN PELAKSANAAN PELAYANAN POSYANDU DENGAN
MOTIVASI IBU UNTUK MEMBAWA BALITA KE POSYANDU SEROJA DI DESA TANJUNG KAMAL KEC. MANGARAN
KAB. SITUBONDO
Artikel Jurnal
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH
MERY PINASTI HARDIANA NIM. 1011011059
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2014
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Artikel Jurnal
Artikel Jurnal ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, 07 Juli 2014
Pembimbing
Ns. Awatiful Azza, M.Kep.,Sp.Kep.Mat. NIP. 19701213 200501 2001
HUBUNGAN PELAKSANAAN PELAYANAN POSYANDU DENGAN MOTIVASI IBU UNTUK MEMBAWA BALITA KE POSYANDU SEROJA DI DESA
TANJUNG KAMAL KEC. MANGARAN KAB. SITUBONDO
Mery Pinasti Hardiana1, AwatifulAzza2 1Mahasiswa S1 Keperawatan FIKES Universitas Muhammadiyah Jember
([email protected]). 2Dosen FIKES Universitas Muhammadiyah Jember ([email protected])
Skripsi, 07 Juli 2014 ABSTRAK Introduksi : Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pelaksanaan pelayanan Posyandu dengan Motivasi Ibu untuk membawa Balita ke Posyandu Seroja di Desa Tanjung Kamal Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo Tahun 2014. Metodologi : Penelitian ini menggunakan design deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional, ada 78 sampel yang terlibat dalam penelitian ini dengan tehnik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil : Uji statistik menggunakan uji Spearman diperoleh hasil p value = 0,000 (lebih kecil dari α ≤ 0,05) yang berarti ada hubungan antara pelaksanaan pelayanan Posyandu dengan Motivasi Ibu untuk membawa Balita ke Posyandu dengan tingkat korelasi kuat, nilai r = 0,761. Diskusi : Motivasi yang tumbuh pada Ibu untuk membawa Balita ke Posyandu dipengaruhi oleh pelaksanaan pelayanan Posyandu dengan sistem 5 meja, pelaksanaan 5 meja yang baik yaitu dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan buku pedoman Posyandu. Direkomendasikan bagi perawat di posyandu yang mempunyai fungsi diantaranya melatih dan membina kader kesehatan dalam pelaksanaan tugas di posyandu, menggerakkan dan membina serta menilai peran serta masyarakat dalam upaya meninkatkan kesejahteraan masyarakat Kata kunci : Pelaksanaan Pelayanan Posyandu, Motivasi Ibu untuk membawa Balita ke
Posyandu Daftar Pustaka 17 (2003-2013)
THE RELATION BETWEEN POSYANDU SERVICE AND MOTHERS MOTIVATION TO BRINGS HER BABY TO SEROJA’S POSYANDU
AT TANJUNG KAMAL VILLAGE, MANGARAN SITUBONDO
ABSTRACT
Introduction : Successful implementation of the development in the field of health is highly dependent on the active participation of society. Because society will engage more directly and is esponsible for organizing the efforts of community based health service. The purpose of this research was to know the relationship implementation of integrated health service with mother motivation to bring a toddler to the Seroja Posyandu, Kamal Tanjung in the District Mangaran Situbondo 2014. Method : This research uses descriptive correlation design with cross sectional approach. There are 78 sample involved in this research with the sampling technique used is saturated sample. The data used was a questioner. Result : Statistical test result obtained using Sperman test p value of 0.000 (more than α ≤ 0.05) which means between the implementation of integrated health services with mother motivation to bring a toddler to a Posyandu center with a strong degree of correlation, r value of 0.761. Discuss : Motivation arising in the mother to bring a toddler to Posyandu affected by the implementation of the system Posyandu five table, the implementation of a good five table are executed in sequence according to the Posyandu book. Correlated for nurses in Posyandu that has the function of which train and nurture a cadre of health in the performance of duties in Posyandu, move and develop and assess the role of the community in an effort to improve the welfare of society. Key Word : Posyandu Service And Mothers Motivation To Brings Her Baby To Seroja’s Posyandu
PENDAHULUAN
Kehadiran posyandu di Indonesia
telah memberikan andil yang cukup besar
dalam menurunkan angka kematian ibu
dan anak. Posyandu juga mempunyai
kontribusi yang besar dalam pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Hal ini
diperlukan upaya untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan masyarakat yang
dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk masyarakat swasta
dan madani. Salah satu wujud dari
pemberdayaan masyarakat tersebut
adalah posyandu (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2004)
Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar (Isaura, 2011)
. Posyandu melaksanakan lima program
yaitu Keluarga Berencana (KB),
Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA),
perbaikan gizi keluarga, penanggulangan
penyakit diare dan imunisasi
(Satrianegara & saleha, 2009).
Di Indonesia tingkat presisi dan
akurasi para kader posyandu masih
rendah. Hal tersebut berdasarkan
penelitian di Jawa Barat dan Jawa
Tengah menunjukkan bahwa hanya 30%
kegiatan posyandu dilaksanakan dengan
benar, 90% kader membuat kesalahan
dalam penimbangan dan pencatatan
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan, presisi dan akurasi
data penimbangan masih rendah.
Santoso, dkk, (dalam Erman, 2010).
Namun bila ditinjau dari aspek kualitas,
masih ditemukan banyak masalah, antara
lain kelengkapan sarana dan keterampilan
kader yang belum memadai. Pada tahun
2007, lebih kurang 250.000 posyandu di
Indonesia hanya 40% yang masih aktif
dan diperkirakan hanya 43% anak balita
yang terpantau status kesehatannya
(Andira,et al. 2012). Tahun 2011 di
Indonesia memiliki 268.439 posyandu
yang aktif dengan jumlah kader 131.383
orang (Profil Data Kesehatan Indonesia,
2011).
Di Jawa Timur, menurut hasil
kompilasi dari Profil Kesehatan tahun
2006, jumlah seluruh Posyandu yang ada
sebesar 44.355 buah, dengan rincian
Posyandu Pratama 33,19%, Posyandu
Madya 38,51%, Posyandu Purnama
25,86%, dan Posyandu Mandiri 2,44%.
Berdasarkan data register posyandu
seroja di desa Tanjung Kamal Kecamatan
Mangaran Kabupaten Situbondo pada
bulan November 2013 tercatat ada 11
orang ibu hamil, 16 bayi dan 78 balita,
yang hadir hanya 1 orang ibu hamil, 3
bayi dan 27 balita. Pada bulan Desember
2013 tercatat ada 11 orang ibu hamil, 16
bayi dan 78 balita, yang hadir hanya 2
orang ibu hamil, 9 bayi dan 21 balita.
Fenomena yang terjadi di
masyarakat adalah kurangnya perhatian
masyarakat tentang pelaksanaan
pelayanan posyandu dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat khususnya
balita. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjungan ibu ke
posyandu antara lain pendidikan,
pekerjaan, sikap, dan motivasi orang tua
yang masih rendah, sehingga enggan
untuk datang ke posyandu.
Menurut Suryanah (1996), Peran
dan fungsi perawat di posyandu antara
lain peran sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan yang mempunyai fungsi antara
lain memberi imunisasi pada ibu, bayi,
anak balita, melaksanakan penyuluhan
kepada klien, melaksanakan rehidasi pada
pasien diare, melaksanakan rujukan,
melaksanakan pencatatan dan pelaporan
mengenai pelayanan posyandu dan peran
sebagai perawat pengelola yang
mempunyai fungsi diantaranya melatih
dan membina kader kesehatan dalam
pelaksanaan tugas di posyandu,
mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan pekerjaan kesehatan, berperan
serta didalam penyelenggaraan latihan
dan pembinaan mengenai merawat bayi,
menggerakkan dan membina serta
menilai peran sertamasyarakat dalam
upaya meninkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Dari latar belakang di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan
Pelaksanaan Pelayanan Posuandu
Dengan Motivasi Ibu Untuk Membawa
Balita ke Posyandu Seroja di Desa
Tanjung Kamal Kecamatan Mangaran
Kabupaten Situbondo”.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang bersifat
deskriptif korelasi dengan menggunakan
pendekatan cross sectional.
Ada 78 sampel yang terlibat
dalam penelitian ini, sampel yang dipilih
adalah Ibu yang mempunyai Balita usia
1-5 tahun dan tercatat di buku Register
Posyandu Seroja dengan tehnik sampling
yang digunakan adalah sampel jenuh.
Data yang digunakan adalah kuesioner.
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Tanjung Kamal Kecamatan
Mangaran Kabupaten Situbondo pada
tanggal 28-31 Mei 2014. Masalah etik
penelitian ditetapkan peneliti untuk
melindungi responden dan peneliti
sendiri secara aspek legalitas untuk itu
peneliti mencantumkan beberapa hal
penting dalam etika, diantaranya
Informed conscent, nonimity dan
Confidentialy.
Kuisioner yang digunakan
peneliti ada 4 bagian yaitu A,B, dan C.
Bagian A merupakan data tentang orang
tua yaitu : nama, umur, pendidikan,
jumlah anak, pekerjaan ibu, kepercayaan
(agama), lokasi, transportasi, dan
Pendapatan. Selanjutnya bagian B adalah
kuisioner tentang pelaksanaan pelayanan
posyandu. Kuisioner ini berisikan 15
pertanyaan. Kuisioner bagian B terdapat
4 pilihan jawaban yaitu “selalu”,
“sering”, “kadang”, dan “tidak pernah”.
Kemudian pada bagian C kuisioner
tentang motivasi ibu untuk membawa
balita ke posyandu seroja. kuisioner ini
berisikan 15 pertanyaan.kuisioner ini
terdapat empat pilihan jawaban yaitu
“sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”,
dan “sangat tidak setuju”.
Prosedur pengambilan data terdiri
dari prosedur administrasi dan prosedur
teknis, pengolahan data dengan cara
editing, coding, memasukkan data,
pembersihan data dan Uji statistik. Uji
statistik menggunakan Spearman rho
dengan tingkat kesalahan atau a=0,05.
Data yang terkumpul kemudian ditabulasi
dengan Analisa univariat dan Analisa
Bivariat.
HASIL PENELITIAN
1. Usia Responden
Menunjukkan bahwa responden yang
memiliki jumlah terbesar adalah
responden yang berusia <20 tahun
sebanyak 34 dengan presentase
43,6%.
2. Pendidikan Responden
Karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan, mayoritas responden
berpendidikan Rendah yaitu sebanyak
75 orang (96,2%).
3. Jumlah Anak
Menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki 2-3 Anak dengan
presentase 69,2%.
4. Pekerjaan Reponden
Menunjukkan bahwa seluruh
responden adalah Ibu rumah tangga.
5. Agama
Karakteristik responden berdasarkan
agama, total responden beragama
Islam.
6. Lokasi
Lokasi antara Rumah ke Tempat
Posyandu Seroja menunjukkan bahwa
mayoritas 91% responden berjarak
<500meter.
7. Pendapatan Responden
Menunjukkan bahwa total responden
berpendapatan < Rp. 1.071.000 per
bulan sebanyak 78 orang (100 %).
8. Pelaksanaan Pelayanan Posyandu
NO Pelaksanaan Pelayanan Posyandu
Jumlah Presentasi
1 Baik 16 20% 2 Sedang 20 26% 3 Kurang
Baik 42 54%
Total 78 100 %
9. Motivasi Ibu Untuk Membawa Balita
ke Posyandu
NO Motivasi Perawat
Jumlah Presentase
1 Baik 14 18% 2 Sedang 23 29% 3 Kurang
Baik 41 53%
Total 78 100
10. Analisa Korelasi Spearman
Hasil uji korelasi Spearman didapatkan
bahwa p-value 0,000 arah hubungan
ditunjukkan dari nilai r =0,761 yaitu
hubungan berbanding lurus dan
hubungan bersifat kuat, yang artinya
semakin sesuai pelaksanaan pelayanan
Posyandu semakin baik motivasi Ibu
untuk membawa Balita ke Posyandu dan
hubungan pelaksanaan pelayanan
Posyandu dengan motivasi Ibu untuk
membawa Balitake Posyandu didapatkan
76,1%, sedangkan 23,9% didapatkan dari
faktor lain seperti Umur, Pendidikan,
Pendapatan Keluarga, Dorongan
Keluarga dan Lokasi. Jadi terdapat
hubungan antara pelaksanaan pelayanan
Posyandu dengan motivasi Ibu untuk
membawa Balita ke Posyandu Seroja di
Desa Tanjung Kamal Kec. Mangaran
Kab. Situbondo.
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Pelaksanaan Pelayanan
Posyandu Seroja.
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa pelaksanaan pelayanan
Posyandu Seroja pada tahun 2014 dapat
disimpulkan kurang baik karena dilihat
dari pelaksanaan 5 (lima) meja yang
masih belum dilaksanakan secara optimal
atau belum dilaksanakan sesuai urutan
lima meja seperti yang telah dijelaskan di
buku panduan Posyandu.
Dibuktikan dari frekuensi hasil
penelitian didapatkan 54% pelaksanaan
pelayanan Posyandu berada pada kategori
kurang baik. Menurut Depkes RI (2007),
seharusnya Posyandu dilaksanakan
sebulan sekali yang ditentukan oleh
LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan
dari KB. Pada hari buka Posyandu
dilakukan pelayanan masyarakat dengan
sistem 5 (lima) meja.
Menurut Zulkifli (2003), Tingkat
pendidikan yang tinggi yang dimiliki
oleh sorang kader akan semakin mudah
memahami suatu informasi dan dalam
menjaga kesehatan sangat diperhatikan,
termasuk cara menjaga Bayi dan Balita,
mengatur gizi seimbang. Diketahui Kader
mempunyai pendidikan yang rendah,
sehingga sangat sulit menterjemahkan
informasi yang didapatkan. didukung
dengan penelitian Harisman dan Nuryani
diddapatkan ada pengaruh tingkat
pendidikan (p-value = 0,005) terhadap
pelaksanaan pelayanan Posyandu yang
akan diberikan.
Pelaksanaan pelayanan Posyandu
Seroja dapat dikategorikan sebagai
Posyandu Pratama karena hasil frekuensi
Pelaksanaannya yang baik hanya
mencapai 20%. Menurut Sembiring
(2004), Posyandu Pratama adalah
posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu
belum terlaksana secara rutin serta
jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5
(lima) orang, cakupan kegiatan utamanya
< 50%. Didukung oleh penelitian Pipit
Festy yang berjudul “Studi
Perkembangan Posyandu Pasca
Revitalisasi Posyandu Di Wilayah
Puskesmas Kenjeran Surabaya”
disimpulkan bahwa tingkat
perkembangan Posyandu Madya
mempunyai prosentase terbesar yaitu
80% dibandingkan dengan Purnama yang
hanya 16% dan Pratama 4%.
2. Identifikasi Motivasi Ibu Untuk
Membawa Balita Ke Posyandu Seroja
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa motivasi Ibu untuk
membawa Balita ke Posyandu, mayoritas
responden mempunyai motivasi kurang
baik yaitu 53%. Kondisi tersebut
kemungkinan bisa dipengaruhi oleh
kematangan usia Ibu. Menuurut Taufik
(2007), Kematangan Usia akan
berpengaruh pada proses berfikir dan
pengambilan keputusan. Perilaku
manusia dipengaruhi oleh 3 aspek yaitu
fisik, psikis dan sosial yang tumbuh dan
berkembang melalui proses secara alami
untuk mencapai motivasi (kedewasaan)
yang wajar, sehingga seseorang mampu
menyesuaikan dirinya sendiri dengan
orang lain. Hasil dari penelitian data
demorafi didapatkan bahwa 43,6% Ibu
Balita berumur dibawah 20 tahun.
Selain itu pendidikan dapat
mempengaruhi motivasi Ibu untuk
membawa Balita ke Posyandu, hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar
responden (96,2%) berpendidikan
Rendah (SMP/SD/Tidak Sekolah).
Menurut Siagian (1983), Pendidikan
merupakan usaha sadar dan sistematis
berlangsung seumur hidup dalam rangka
mengalihkan pengetahuan seseorang
dengan orang lain.
Pendidikan yang rendah dapat
dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat
yang rendah, dibuktikan dari hasil
penelitian didapatkan mayoritas
responden mempunyai pendapatan < RP.
1.071.000 per bulan. Rendahnya
pendapatan tersebut membuat responden
tidak dapat melanjutkan sekolah sehingga
pendidikan responden rendah, sehingga
akan mempengaruhi pembinaan watak
seperti pengembangan berfikr, kepekaan,
kesadaran, analitik, nilai-nilai etika
danlain-lain.
Adapun kemungkinan faktor lain
yang dapat mempengaruhi Ibu Balita
termotivasi yaitu pengaruh pengalaman,
menurut Djmarah (2002), pengaruh
pengalaman dari seseorang dapat
mendorong mengambil suatu tindakan
tertentu untuk memenuhi kebutuhan yang
dapat dipengaruhi oleh suatu proses
pengalaman bahwa tindakan tertentu
dapat mencapai sasaran. Peneliti
berpendapat bahwa pengalaman pada diri
sendiri yang dialami oleh Ibu Balita
membuat Ibu Balita malas untuk
membawa Balita ke Posyandu karena Ibu
Balita menganggap bahwa dirinya tidak
pernah sakit parah sampai saat ini
meskipun ketika masih kecil tidak pernah
mendapatkan Imunisasi. Sehingga merasa
bahwa harapan dan cita-cita untuk
mempunyai Balita yang sehat tidak harus
membawa balita ke Posyandu. Selain
pengaruh pengalaman, kemungkinan ada
pula sebagian Ibu yang merasa bahwa
kurangnya kepercayaan terhadap
pelayanan Kader karena pengalaman
kader yang masih baru.
3. Analisis Hubungan Pelaksanaan
Pelayanan Posyandu Dengan
Motivasi Ibu Untuk Membawa Balita
Ke Posyandu Seroja Di Desa Tanjung
Kamal Kecamatan Mangaran
Kabupaten Situbondo.
Data hasil penelitian menunjukkan
bahwa 54% pelaksanaan posyandu
dengan kategori kurang baik dan 53%
motivasi Ibu untuk membawa Balita ke
Posyandu juga kurang baik.
Hasil analisa Uji statistic kedua
variable tersebut menggunakan
Spearman diperoleh p = 0,000 (lebih
kecil dari α ≤ 0,05) yang berarti ada
hubungan antara pelaksanaan pelayanan
Posyandu dengan Motivasi Ibu untuk
membawa Balita ke Posyandu, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pelaksanaan
pelayanan Posyandu dengan motivasi Ibu
untuk membawa Balita ke Posyandu
Seroja dengan tingkat korelasi kuat, nilai
r = 0,761. Motivasi ditentukan oleh
beberapa faktor. Menurut Notoatmojo
(2010), faktor predisposisi (predisposing
factors) terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai
dan sebagainya yang mendorong
seseorang untuk berperilaku.
Kepuasan yang dirasakan oleh Ibu
Balita menjadikan Posyandu sebagai
kebutuhan yang mutlak untuk kesehatan
Balita serta perkembangan Balita juga
menjadi Terpantau. Peneliti
menyimpulkan bahwa kepuasan terhadap
pelayanan di Posyandu membuat Ibu
Balita ingin selalu hadir rutin setiap bulan
untuk mendapatkan pelayanan yang baik
di Posyandu, begitu juga sebaliknya,
pelayanan yang kurang memuaskan yang
diberikan di Posyandu menyebabkan
kurangnya motivasi Ibu untuk membawa
Baita ke Posyandu. Notoatmodjo (2010)
menyatakan bahwa kebutuhan merupakan
dasar dari terjadinya motivasi. Tanggapan
terhadap kebutuhan diwujudkan dalam
bentuk tindakan atau pemenuhan
kebutuhan. Maka dari itu dengan adanya
kebutuhan, manusia akan terdorong
untuk bertindak atau berperilaku..
Ibu Balita yang percaya terhadap
pelayanan Posyandu akan datang untuk
mendapatkan pelayanan di Posyandu,
maka akan berpengaruh pula terhadap
keyakinan seseorang dalam menerima
pelayanan di Posyandu untuk Balita
mereka karena seorang Ibu akan lebih
berhati-hati serta memilih pelayanan
yang terbaik untuk Balitanya
Peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi yang tumbuh dalam diri Ibu
Balita dipengaruhi oleh pelaksanaan
pelayanan Posyandu. Hasil dari
penelitian ini diperkuat dengan penelitian
yang dilakukan oleh Setyarini dan Sinaga
didapatkan hubungan positif antara
performance kader dalam memotivasi
keaktifan ibu individu membawa balita
ke posyandu dengan status kesehatan
balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru
Cibiru.
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian,
pelaksanaan pelayanan Posyandu
Seroja termasuk dalam kategori
kurang baik (54%). Pelaksanaan
pelayanan Posyandu Seroja dapat
dikatakan sebagai Posyandu Pratama
karena Pelaksanaan yang baik hanya
mencapai 20% .
2. Motivasi Ibu untuk membawa Balita
ke Posyandu yaitu dalam kategori
kurang baik dengan presentase 53%.
3. Ada hubungan antara pelaksanaan
pelayanan Posyandu dengan Motivasi
Ibu untuk membawa Balita ke
Posyandu.
Saran
1. Bagi Kader Posyandu
Kader sebaiknya melaksanakan
pelayanan di Posyandu dengan
menerapkan sistem 5 meja sesuai
dengan buku Panduan dan lebih
memperhatikan lagi keadaan Balita
dan dapat memberikan penyuluhan
kesehatan kepada Ibu Balita .
2. Bagi Puskesmas
Puskesmas sebaiknya lebih
meningkatkan pelatihan dan
pembinaan untuk para kader
Posyandu selaku pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan
dan pusat pemberdayaan masyarakat
guna meningkatkan partisipasi
masyarakat terhadap pelaksanaan
pelayanan Posyandu.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Melakukan pendekatan pada
masyarakat khususnya warga
Tanjung Kamal dan memberikan
informasi/penyuluhan tentang
Posyandu melalui pertemuan desa
atau pengajian.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini masih banyak
kekurangan yang ada, maka sebagai
masukan untuk peneliti selanjutnya
yang ingin melanjutkan penelitian ini
sebaiknya diadakan penelitian
berkelanjutan mengenai faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi
motivasi dan masih belum pernah
diteliti (Variabel Confounding)
diantaranya Umur, Pendidikan,
Pendapatan Keluarga, Pengetahuan,
Dorongan keluarga dan Lokasi
Responden serta pelaksanaan
pelayanan Posyandu terkait dengan
jadwal pelaksanaan terhadap
motivasi Ibu supaya mendapatkan
hasil yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Erman, I. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Yang Mempunyi Balita 0-5 Tahun Ke Posyandu Di Kelurahan Lubuk Tanjung Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau. Jurnal Ilmiah Multi Science.
Isaura, V. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah. Skripsi Sarjana. Fakultas
Kedokteran. Universitas Andalas, Padang. Repository.Unand.Ac.Id deiperoleh 11 Maret 2013 Pukul 17.50
Kementrian R.I. (2011). Buku Panduan Kader Posyandu. Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt Rineka Cipta
Sembiring, N. (2004). Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan
Kesehatan Masyarakat. Http://Repository.Usu.Ac.Id.Pdf,