Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan...

25
PENDAHULUAN Kesehatan menjadi salah satu faktor yang terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Banyak orang rela melakukan berbagai macam cara supaya mereka dapat mempertahankan kesehatan mereka, mulai dari mengkonsumsi makanan sehat sampai dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Terdapat 4 faktor yang dapat memengaruhi status kesehatan masyarakat atau perorangan. Keempat faktor tersebut adalah keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan (Blum dalam Nasution, 2004). Pelayanan kesehatan juga merupakan faktor penting yang menunjang kesehatan masyarakat dalam hal ini pelayanan kesehatan tersebut disediakan oleh rumah sakit. Rumah sakit memiliki dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya sebagai penunjang kegiatan operasional. Ketiganya sangat berperan dalam pemulihan kesehatan seorang pasien. Akan tetapi, dibandingkan dokter dan tenaga ahli kesehatan, perawatlah yang lebih berperan penting bagi Rumah Sakit, karena perawatlah yang lebih banyak berinteraksi dengan pasien secara langsung, itulah mengapa terkadang penilaian masyarakat tentang baik atau buruknya pelayanan sebuah Rumah Sakit didasarkan pada pelayanan yang diberikan perawat kepada pasiennya. Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sangat ditentukan oleh keadaan tenaga perawat baik dalam aspek

Transcript of Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan...

Page 1: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

PENDAHULUAN

Kesehatan menjadi salah satu faktor yang terpenting

dalam kehidupan manusia saat ini. Banyak orang rela melakukan

berbagai macam cara supaya mereka dapat mempertahankan

kesehatan mereka, mulai dari mengkonsumsi makanan sehat

sampai dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Terdapat 4 faktor yang dapat memengaruhi status kesehatan

masyarakat atau perorangan. Keempat faktor tersebut adalah

keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan (Blum

dalam Nasution, 2004).

Pelayanan kesehatan juga merupakan faktor penting yang

menunjang kesehatan masyarakat dalam hal ini pelayanan

kesehatan tersebut disediakan oleh rumah sakit. Rumah sakit

memiliki dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya

sebagai penunjang kegiatan operasional. Ketiganya sangat

berperan dalam pemulihan kesehatan seorang pasien. Akan tetapi,

dibandingkan dokter dan tenaga ahli kesehatan, perawatlah yang

lebih berperan penting bagi Rumah Sakit, karena perawatlah yang

lebih banyak berinteraksi dengan pasien secara langsung, itulah

mengapa terkadang penilaian masyarakat tentang baik atau

buruknya pelayanan sebuah Rumah Sakit didasarkan pada

pelayanan yang diberikan perawat kepada pasiennya.

Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sangat

ditentukan oleh keadaan tenaga perawat baik dalam aspek

Page 2: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

kuantitas maupun kualitasnya. Perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan terhadap pasien menggunakan manajemen

asuhan keperawatan yang merupakan pelaksanaan proses

keperawatan. Proses keperawatan merupakan dasar dari praktek

keperawatan yang mengaplikasikan pengetahuan dan teori dalam

prakteknya (Craven dalam Agustin, 2002).

Pelayanan yang diberikan perawat atau lebih dikenal

dengan istilah caring perawat tersebut dalam asuhan keperawatan

merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat

pasien. Cossette (2008) menjelaskan bahwa caring mencakup

upaya perawat untuk meningkatkan proses pembelajaran

interpersonal, menanamkan konsep self care, menumbuhkan

hubungan saling membantu, menggunakan metode penyelesaian

masalah dengan lebih kreatif, menghargai kekuatan – kekuatan

yang ada dalam kehidupan, terbuka pada dimensi spiritual caring

serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah,

bertindak berdasarkan sistem nilai yang manusiawi, menanamkan

harapan dan kepekaan terhadap diri sendiri atau orang lain serta

memberikan kenyamanan kepada pasien dalam bentuk memenuhi

kebutuhan dasar pasien dengan penuh penghargaan.

Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat pada

saat ini yaitu mengharapkan pelayanan keperawatan yang

berkualitas (Muhlisin, 2008). Morse (dalam Rafii, 2007)

mengatakan bahwa tindakan caring sebagai intervensi

keperawatan profesional dan menyimpulkan bahwa hasil yang

Page 3: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

diharapkan dari intervensi perawat – pasien tersebut adalah

peningkatan kesejahteraan pasien. Caring juga telah dikaitkan

dengan perawatan yang berkualitas tinggi (Scharf dalam Rafii,

2007). Selain itu caring diarahkan untuk kesejahteraan pasien dan

hal itu hanya akan terjadi ketika perawat menanggapi pasien

dalam situasi yang penuh perhatian (Wolf dalam Rafii, 2007).

Sebagai rumah sakit yang memiliki visi menjadi rumah

sakit pilihan pertama di propinsi Lampung dan misi memberi

pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, unggul, aman, holistik

dengan sentuhan kasih dan terjangkau oleh masyarakat tentunya

Rumah Sakit Mardi Waluyo sangat memperhatikan kualitas

pelayanannya. Adanya program pendukung pelayanan seperti

program home care dimana para perawat dan beberapa staf

mengunjungi mantan pasien untuk memantau kondisi kesehatan

mereka serta proses perawatan yang tidak hanya menyembuhkan

fisik dari pasien tetapi juga mencakup pemulihan relasi dengan

keluarga atau orang – orang terdekat dan relasi terhadap Tuhan

sehingga pasien akan sembuh dan dipulihkan secara utuh

menunjukkan keseriusan Rumah Sakit Mardi Waluyo dalam

menangani pasiennya. Selain itu Rumah Sakit Mardi Waluyo

juga menunjukkan kepedulian mereka terhadap masyarakat luas

dengan cara mengadakan bakti sosial setiap 4 bulan sekali serta

tidak memungut biaya atau memperbolehkan mencicil biaya

perawatan bagi mereka yang tidak mampu. Hal inilah yang

Page 4: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

membedakan Rumah Sakit Mardi Waluyo dengan rumah sakit

lainnya di Lampung.

Akan tetapi dalam kenyataannya, visi dan misi serta

caring terhadap pasien belum sepenuhnya ditunjukkan oleh para

perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo termasuk, padahal

kehadiran Rumah Sakit Mardi Waluyo yang merupakan salah

satu unit kerja dari Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum

(YAKKUM) di Lampung yang berpusat di Surakarta sangat

dibutuhkan oleh masyarakat di Metro, Lampung Tengah,

Lampung Timur, dan sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara

dengan pihak Rumah Sakit Mardi Waluyo diketahui sejumlah 64

kritik dan saran telah diterima pihak rumah sakit mulai bulan Mei

sampai Juli 2011 berkaitan dengan pelayanan yang diberikan

perawat disana, kurang ramahnya perawat – perawat dalam

menjawab pertanyaan pasien, berperilaku tidak bersahabat ketika

diminta menjelaskan informasi kesehatan pasien yang

bersangkutan, kurang tanggap dan jarang tersenyum menjadi

beberapa hal yang dikeluhkan oleh pasien. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa caring masih kurang ditunjukkan oleh

perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi caring perawat.

Salah satunya yang tampak adalah motivasi intrinsik. Motivasi

intrinsik menurut Nawawi (2004) diartikan sebagai kondisi yang

mendorong terjadinya suatu perbuatan atau kegiatan yang berada

dalam di dalam kegiatan itu sendiri. Kondisi itu berbentuk

Page 5: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

kesadaran mengenai arti dan manfaat suatu perbuatan atau

kegiatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain dan masyarakat

luas. Raatikainen (1997) dalam penelitiannya yang berjudul “

Nursing care as a calling “ mendapati bahwa seseorang yang

mendapat panggilan untuk menjadi perawat, memiliki

pengetahuan profesional dan motivasi serta mengerti tentang

tindakan keperawatan memiliki pengetahuan yang baik tentang

perasaan sakit dan ketidakmampuan pasien mereka dan juga

dapat menjadi sumber yang baik untuk memberi dukungan bagi

pasien. Sementara itu Newton (2009) dalam penelitiannya yang

berjudul “ The motivation to nurse : an exploration of factors

amongst under graduate student, registered nurse and nurse

managers “ menyimpulkan bahwa motivasi menjadi perawat

didasari oleh faktor intrinsik seperti keinginan untuk membantu

atau peduli kepada orang lain dan berkontribusi pada masyarakat.

Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian di atas, maka

peneliti ingin meninjau lebih jauh “Hubungan Motivasi Intrinsik

Menjadi Perawat Dengan Caring Perawat Di Rumah Sakit Mardi

Waluyo Kota Metro Lampung Tengah”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas timbul suatu pertanyaan yaitu

“Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di

Rumah Sakit Mardi Waluyo kota Metro Lampung Tengah.”

Page 6: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

LANDASAN TEORI

A. Caring Perawat

Watson (2011) mendefinisikan caring sebagai ideal moral

dari keperawatan. Lebih lanjut Watson mengatakan caring

merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan, tindakan

dan kosekuensi. Griffin (dalam Burnard, 1997) menggambarkan

caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal

esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran

yang spesifik dalam sebuah cara menyampaikan ekspresi emosi –

emosi tertentu kepada resipien. Aktivitas tersebut menurut Griffin

meliputi membantu, menolong dan melayani orang yang

mempunyai kebutuhan khusus. Caring menurut Cossette (2007)

didefinisikan sebagai inti dan dasar moral dari keperawatan serta

telah menjadi bagian integral dari proses penyembuhan. Lebih

lanjut Philips dan Benner (dalam Clarke, 2007) memberikan

definisi yang lebih luas mengenai caring, menurut mereka caring

membutuhkan keterampilan, pengetahuan dan dalam kaitanya

dengan orang lain mendorong mutualitas, pemberdayaan serta

pertumbuhan pribadi.

Sobirin (2006) mendefinisikan caring sebagai sifat dasar

perawat sebagai manusia untuk membantu, memperhatikan,

mengurus dan menyediakan bantuan serta dukungan untuk

kemandirian pasien melalui hubungan profesional perawat –

pasien dan melalui intervensi keperawatan dalam rangka

Page 7: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi dengan penuh

perasaan berdasarkan kemanusiaan dan aspek moral.

Tidak jauh berbeda, Sujana (dalam Sulistyanto, 2009)

mendefinisikan caring sebagai perwujudan dari semua faktor

yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan

pada pasien, caring juga menekankan harga diri individu, artinya

dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu

menghargai pasien dengan menerima kelebihan maupun

kekurangan pasien. Christensen (2009) mengatakan bahwa proses

caring terdiri atas komitmen untuk melindungi, meningkatkan,

dan memulihkan humanitas dengan mengembalikan martabat,

serta keselarasan batin, dan memfasilitasi penyembuhan.

B. Motivasi Intrinsik

Salah satu sumber motivasi menurut Suwatno (2011)

adalah sumber motivasi dalam diri (intrinsik). Motivasi intrinsik

adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Lebih lanjut

Suwatno mengatakan bahwa motivasi intrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dalam dari

dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.

Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu adalah : a) minat, seseorang akan merasa

Page 8: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan kalau kegiatan

tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan minatnya ; b)

Sikap positif, seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap

suatu kegiatan dengan rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan

berusaha sebisa mungkin menyelesaikan kegiatan yang

bersangkutan dengan sebaik – baiknya ; dan c) kebutuhan, setiap

orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha

melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa memenuhi

kebutuhannya.

Secara terpisah Amabile (1994) mendefinisikan motivasi

intrinsik sebagai suatu kecenderungan yang ada secara alamiah

dalam diri seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan

menunjukkan kemampuannya karena pekerjaan itu diminati dan

menimbulkan suatu kepuasan tertentu. Sedangkan Handoko

(2001) menjelaskan motivasi intrinsik sebagai tenaga pendorong

yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga

didalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak.

Berbagai kebutuhan, keinginan dan harapan yang timbul didalam

pribadi seseorang yang secara internal melekat pada diri pribadi

meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung

jawab, dan kesempatan untuk tumbuh atau pengembangan

motivasi individu. Lebih lanjut Ryan dan Deci (dalam Engin,

2009) mendefinisikan motivasi intrinsik sebagai tindakan yang

digerakkan oleh ketertarikan yang berasal dari dalam diri dan

dilakukan secara sukarela.

Page 9: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

C. Hubungan Motivasi Intrinsik Dengan Caring Perawat

Secara umum, Ratnawati (2004) mengatakan bahwa

motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari

dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran akan

pentingnya atau makna dari pekerjaan yang dilakukan. Utamanya

dalam hal ini adalah segala sesuatu yang berkaitan pekerjaan itu

sendiri yang memberi motivasi dan kepuasan, baik karena

mampu memenuhi kebutuhan, atau menyenangkan, atau

memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun karena

memberikan harapan tertentu yang positif di masa depan. Hal

yang hampir serupa diungkapkan oleh Stipek (dalam Saragih,

2009) dimana motivasi intrinsik dapat memicu munculnya

kreativitas, pemahaman konsep, dan pencarian tantangan.

Lebih spesifik Sobirin (2006) dari hasil penelitiannya

menemukan hubungan yang signifikan antara motivasi perawat

dengan penerapan caring pada perawat pelaksana di Ruang

Rawat Inap BRSUD Unit Swadana Kabupaten Subang. Hal yang

hampir serupa diungkapkan oleh Raatikainen (1997) yang

mendapati bahwa seseorang yang mendapat panggilan untuk

menjadi perawat, memiliki pengetahuan profesional dan motivasi

serta mengerti tentang tindakan keperawatan memiliki

pengetahuan yang baik tentang perasaan sakit dan

ketidakmampuan pasien mereka dan juga dapat menjadi sumber

yang baik untuk memberi dukungan bagi pasien.

Page 10: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

McCabe (2005) berdasarkan hasil penelitiannya

menemukan bahwa faktor daya tarik intinsik seperti pekerjaan

yang menarik dan menantang, kemampuan untuk membantu

orang lain dan kemampuan untuk seseorang bekerjasama dengan

orang lain menjadi salah satu faktor kunci yang mendorong

seseorang memilih profesi sebagai perawat. Mengacu pada hasil

penelitian yang dilakukan oleh McCabe tersebut dapat dikatakan

bahwa motivasi intrinsik yang muncul dari dalam diri individu

membuat seseorang akan lebih tertarik dengan pekerjaannya. Hal

tersebut sesuai dengan Dave (2011) yang mengatakan bahwa

individu dengan motivasi intrinsik yang tinggi ditandai dengan

munculnya kegembiraan, ketertarikan dengan pekerjaan,

kebahagiaan, determinasi, kompetensi, rasa ingin tahu, dan

tingkat keterlibatan yang tingi dalam penyelesaian tugas. Dalam

kaitanya dengan profesi perawat, seorang perawat yang memiliki

motivasi intrinsik yang tinggi seperti keinginan dan kemampuan

untuk membantu orang lain atau peduli kepada orang lain dan

berkontribusi pada masyarakat diharapkan akan memunculkan

caring yang memuaskan seperti mendengarkan dengan penuh

perhatian, memberi rasa nyaman, berkata jujur, mempunyai

kesabaran, tanggap, menyediakan informasi sehingga pasien

dapat menentukan keputusan berdasarkan informasi yang

diperoleh, memberikan sentuhan, memperlihatkan sensitifitas,

memperlihatkan rasa hormat, memanggil pasien dengan namanya

(Rahayu dalam Sartika, 2007).

Page 11: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini

adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu:

Variabel tergantung : Caring perawat

Variabel bebas : Motivasi intrinsik

F. Definisi Operasional Variabel

1. Caring Perawat

Caring perawat adalah sebuah proses interpersonal yang

mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik

dalam menyampaikan ekspresi emosi – emosi tertentu kepada

pasien. Aktivitas tersebut menurut meliputi membantu, menolong

dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Caring

perawat akan diungkap dengan Skala Caring Perawat yang

disusun oleh penulis berdasarkan aspek caring yang diungkapkan

oleh Cossete (2005), yaitu relational care, clinical care,

humanistic care dan comforting care.

2. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah suatu kecenderungan yang ada

secara alamiah dalam diri seseorang untuk mengerjakan suatu

Page 12: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

pekerjaan dan menunjukkan kemampuannya karena pekerjaan itu

diminati dan menimbulkan suatu kepuasan tertentu.

Motivasi intrinsik akan diungkap dengan skala motivasi

intrinsik yang disusun penulis berdasarkan aspek motivasi

intrinsik yang diungkapkan oleh Amabile (1994), yaitu self

determination, competence, task involvement, curiosity, dan

interest.

METODOLOGI PENELITIAN

Istijanto (2006) mengatakan bahwa populasi merupakan

jumlah keseluruhan anggota yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah perawat Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota

Metro lampung Tengah yang berjumlah 100 perawat. Sedangkan

sampel penelitian sebanyak 100 perawat. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh

dimana sampel dari penelitian ini adalah keseluruhan populasi.

Akan tetapi 4 partisipan diantaranya tidak mengisi skala psikologi

yang diberikan sesuai dengan petunjuk pengisian, sehingga

diputuskan hanya 96 partisipan yang layak menjadi responden.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner. Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah berupa skala. Skala adalah suatu cara

pengumpulan data dengan jalan memberikan sejumlah pertanyaan

tertulis mengenai suatu hal yang harus dijawab dan dikerjakan

Page 13: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

oleh responden yang menjadi subjek penelitian. Model skala yang

digunakan adalah modifikasi dari Skala Likert dengan empat

alternatif jawaban yang harus dijawab salah satu yang sesuai

dengan keadaan subjek, yaitu STS = Sangat Tidak Sesuai ; TS =

Tidak Sesuai ; S = Sesuai dan SS = Sangat Sesuai.

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara

ke dua variabel penelitian adalah korelasi product moment

Pearson namun bila sebaran data tidak memenuhi syarat

normalitas maka akan digunakan Spearman Rank, dengan

menggunakan program komputer SPSS version 17.0 for windows.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyusunan alat ukur

Persiapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah

membuat alat ukur berupa skala yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan

caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo kota Metro

Lampung Tengah.

Ada dua skala yang digunakan di dalam penelitian ini,

yaitu : skala caring perawat dan motivasi intrinsik.

1. Skala Caring Perawat

Skala Caring Perawat ini disusun oleh penulis

berdasarkan modifikasi dari Caring Nurse – Patient Interaction

Page 14: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

Short – Scale dengan empat aspek yang dikembangkan Cossette

(2008).

Jumlah butir pernyataan pada skala caring perawat yang

akan diuji sebanyak 31 butir pernyataan, dan semuanya bersifat

favourable. Respon yang digunakan pada skala caring perawat

dalam penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian,

dengan variasi Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS) berdasarkan skala likert.

Pemberian skor untuk butir pernyataan favourabel diurutkan dari

angka 4 sampai dengan 1.

2. Skala Motivasi Intrinsik

Skala ini bertujuan untuk mengukur motivasi intrinsik.

Skala Motivasi Intrinsik disusun oleh penulis berdasarkan

modifikasi dari The Work Preference Inventory yang

dikembangkan oleh Amabile (1994).

Jumlah item pada skala motivasi intrinsik yang akan diuji

sebanyak 22 butir pernyataan, terdiri dari 18 butir pernyataan

bersifat favourable dan 4 butir pernyataan bersifat unfavourable.

Respon yang digunakan pada skala motivasi intrinsik dalam

penelitian ini adalah kesesuaian dan ketidaksesuaian, dengan

variasi Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS) berdasarkan skala likert. Pemberian

skor untuk butir pernyataan favourabel diurutkan dari angka 4

sampai dengan 1, sedangkan untuk unfavorable diurutkan dari

angka 1 sampai dengan 4.

Page 15: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

SELEKSI ITEM DAN RELIABILITAS

Pada pengujian dengan menggunakan seleksi item,

terdapat 25 item valid dalam skala caring perawat dan 15 item

valid dalam skala motivasi intrinsik. Setelah uji validitas, maka

dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan program

SPSS for Windows Versi 17.0. Perhitungan reliabilitas ini

dilakukan dengan menggunakan teknik analisis alpha cronbach.

Setelah perhitungan diperoleh koefisien α = 0,891 pada caring

perawat dan α = 0,822 pada motivasi intrinsik .

UJI NORMALITAS DAN LINEARITAS

Uji normalitas perlu dilakukan karena data yang akan

dianalisis menggunakan statistik non parametik yang

mensyaratkan data yang normal. Pada penelitian ini normalitas

diuji lewat uji Kolmogorov Smirnov test. Hasil uji Kolmogorov

Smirnov test menunjukkan signifikansi variabel caring perawat

yaitu sebesar 0,447 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti

distribusi data variabel caring perawat tergolong normal dan

untuk variabel motivasi intrinsik yaitu sebesar 0,008 atau lebih

kecil dari 0,05 yang berarti distribusi data variabel motivasi

intrinsik tergolong tidak normal.

Page 16: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan

SPSS for windows release versi 17. Dari hasil perhitungan

diperoleh F hitung = 0,917 dengan p = 0,548 (p > 0,05) dengan

demikian hal tersebut berarti bahwa hubungan motivasi intrinsik

dengan caring perawat adalah linear atau kedua variabel tersebut

membentuk garis lurus.

ANALISIS DATA

Berdasarkan hasil deskriptif demografi reponden

diketahui bahwa jenis kelamin paling banyak adalah responden

perempuan (72,9%), dan untuk lama bekerja responden paling

banyak sudah bekerja selama 2 sampai dengan 5 tahun (46,87%).

Responden memiliki tingkat caring yang tergolong sangat

tinggi sebesar 52,1% dan yang tergolong tinggi sebesar 46,9,%.

Sementara itu, 1 responden menunjukkan tingkat caring yang

rendah atau sebesar 1%. Maka, dikatakan bahwa mayoritas

responden memiliki tingkat caring yang tinggi terhadap pasien.

Sedangkan untuk penghitungan motivasi intrinsik, dapat dilihat

43 orang responden memiliki motivasi intrinsik sangat tinggi,

atau sebesar 44,8 % sedangkan 53 responden sisanya memiliki

motivasi intrinsik yang tinggi atau sebesar 55,2%. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi

intrinsik yang tinggi untuk menjadi perawat.

Page 17: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

Hasil pengujian menggunakan teknik Spearman Rank

didapatkan r = 0,560 dengan signifikansi sebesar 0,00 atau lebih

kecil dari 0,05 (P < 0,05) yang berarti ada hubungan positif dan

signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat dengan

caring perawat.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa data penelitian mengenai

motivasi intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat di

Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung Tengah, dengan

menggunakan program SPSS versi 17 for windows, diperoleh r

sebesar 0,560 dengan p = 0,00 < 0,05. Ini berarti hipotesis dapat

diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi perawat

dengan caring perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro

Lampung Tengah. Newton (2009) mengatakan bahwa salah satu

faktor pendorong yang mendorong seseorang memilih perawat

sebagai pilihan pekerjaannya adalah keinginan untuk peduli atau

membantu orang lain. Dengan keinginan untuk membantu orang

lain tersebut, seorang perawat akan lebih memahami keterbatasan

dan ketidakmampuan pasien serta kondisi yang dialami pasien.

Raatikainen (1997) dari hasil penelitiannya mendapati bahwa

seseorang yang mendapat panggilan untuk menjadi perawat,

memiliki pengetahuan profesional dan motivasi serta mengerti

Page 18: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

tentang tindakan keperawatan memiliki pengetahuan yang baik

tentang perasaan sakit dan ketidakmampuan pasien mereka dan

juga dapat menjadi sumber yang baik untuk memberi dukungan

bagi pasien.

Dengan keinginan untuk peduli atau membantu orang lain,

adanya pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai

keterbatasan, ketidakmampuan serta kondisi yang dialami pasien,

seorang perawat akan memperlihatkan caring yang tinggi

terhadap pasiennya. Caring tersebut menurut Larson (dalam

Agustin, 2002) dapat terlihat dari beberapa indikator, diantaranya

adalah ; 1) perilaku perawat yang menunjukkan kesediaan dan

kesiapan untuk selalu membantu pasien dan keluarganya dalam

mengatasi masalah kesehatan / keperawatan. 2) kemampuan

perawat untuk memberikan penjelasan berkaitan dengan

perawatan pasien dan keluarga, membantu pasien dalam proses

pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan

terhadap pasien, melindungi pasien dari praktek yang merugikan

pasien, menjadi mediator antara pasien dengan anggota tim

kesehatan lainnya. 3) kemampuan perawat untuk memenuhi

kebutuhan dasar klien meliputi fisik dan emosional dengan penuh

penghargaan. 4) kemampuan perawat untuk melakukan tindakan

pencegahan komplikasi dan mengantisipasi perubahan –

perubahan yang tidak diinginkan dari kondisi pasien, dengan

demikian perawat dapat menyiapkan apa yang mungkin

dibutuhkan bila hal yang tidak diinginkan terjadi. 5) kemampuan

Page 19: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

perawat membina hubungan interpersonal dengan pasien,

menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pasien dan selalu

memahami pasien sesuai kondisinya. 6) kemampuan perawat

dalam menunjukkan kemampuan profesional dan menjamin

keamanan tindakan keperawatan yang didelegasikan kepada

orang lain dengan bimbingan dan pengawasan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi

intrinsik menjadi perawat dengan caring perawat Rumah

Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung Tengah. Hal ini

menjelaskan semakin tinggi motivasi intrinsik seseorang

untuk menjadi perawat, maka semakin tinggi pula caring

perawat tersebut terhadap pasien.

2. Sebagian besar perawat yang menjadi subjek penelitian

mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi untuk menjadi

perawat, dan memiliki caring yang sangat tinggi terhadap

pasiennya.

B. Saran

Adapun saran dari penelitian ini, disesuaikan dengan

manfaat dari penelitian itu sendiri. Karena itu, saran penelitian ini

ditujukkan kepada beberapa pihak yaitu:

Page 20: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

1. Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung Tengah

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, diketahui bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi menjadi perawat dengan caring perawat di Rumah

Sakit Mardi Waluyo. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi

motivasi intrinsik seorang perawat maka semakin baik pula

caring yang ditunjukkannya kepada pasien. Mengacu pada

hasil penelitian tersebut, pihak rumah sakit perlu

memberikan perhatian khusus terhadap motivasi intrinsik

perawat, beberapa cara dapat dilakukan untuk menumbuhkan

motivasi intrinsik seperti menciptakan lingkungan kerja yang

menyenangkan, mengurangi atau menghindarkan perawat

dari pekerjaan yang bersifat monoton dan membosankan,

memberikan penghargaan atau reward kepada perawat yang

dinilai berkinerja baik, memberikan pelatihan, seminar atau

workshop kepada para perawat, selain untuk menambah

pengetahuan dan keterampilan, pelatihan, seminar atau

workshop dapat berfungsi sebagai penyegaran bagi para

perawat serta menghindarkan perawat dari kejenuhan.

2. Perawat

Selama periode satu tahun terakhir, pihak Rumah Sakit

Mardi Waluyo terus menerima kritik dan saran yang

berkaitan dengan pelayanan yang diberikan perawat disana,

dan setiap kritik dan saran yang masuk akan ditanggapi

dengan serius oleh pihak rumah sakit. Walaupun begitu hal

Page 21: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

ini harus menjadi perhatian, terutama untuk para perawat

sebagai ujung tombak sebuah rumah sakit agar lebih

memperhatikan pelayanan yang diberikan dalam hal ini

termasuk caring terhadap pasien. Proses pembelajaran caring

sebenarnya sudah dimulai sejak individu bersosialisasi, dan

perawat dapat mengembangkan melalui budaya profesi.

Dengan kata lain perawat yang memiliki tingkat caring

sangat tinggi dapat menjadi role model bagi teman sejawat

dalam penerapan caring terhadap pasien. Dengan demikian

diharapkan perawat dapat menerapakan caring kepada pasien

dengan baik dan caring dapat pula menjadi budaya profesi

bagi seluruh perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo.

3. Penelitian Selanjutnya

Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang

positif dan signifikan antara motivasi intrinsik menjadi

perawat dengan caring perawat, untuk itu bagi peneliti yang

akan mengadakan penelitian dengan topik yang serupa,

disarankan untuk melakukan penelitian terhadap variabel –

variabel lain yang dapat mempengaruhi caring perawat serta

lebih memperhatikan langkah – langkah pembuatan skala

psikologi yang benar. Perlu pula dipertimbangkan untuk

menggunakan desain yang berbeda seperti studi komparasi,

eksperimen atau metode kualitatif.

Page 22: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, I. (2002). Perilaku caring perawat dan hubungannya

dengan kepuasan klien di instalasi rawat inap bedah

dewasa rumah sakit dokter Mohammad Hoesin palembang

tahun 2002. Tesis. Tidak diterbitkan. Program Studi

Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

Amabile, M. (1994). The work preference inventory : assessing

intrinsic and extrinsic motivational orientation. Journal of

Personality and Social Psychology, 66(5), 950 – 967.

Burnard, P. (1997). Caring communicating : The interpersonal

relationshiop in nursing 2nd edition. New York: Palgrave.

Burtson, L. P. (2010). Nursing work environment and nurse

caring : relationship among motivational factor. Journal of

advance nursing, 66(8), 1819–1831. doi: 10.1111/j.1365-

2648.2010.05336.x

Christensen, J. (2009). Proses keperawatan : Aplikasi model

konseptual. Jakarta: EGC.

Clarke, A. (2007). The professional development of nursing

through different aspects of the caring practices of nurses:

Nursing the patient person in a geriatric assessment unit.

Scandinavian Journal Caring Science, 21, 362–370.

Cossette, S. (2008). The multidimensionality of caring: A

confirmatory factor analysis of the caring nurse – patient

interaction short scale. Journal of Advance Nursing, 61(6),

699–710 doi: 10.1111/j.1365-2648.2007.04566.x

Page 23: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

Dave, D. (2011). The impact of intrinsic motivation on

satisfaction with extrinsic rewards in a nursing

environment. Journal of Management & Marketing in

Healthcare, 4(2), 101 – 107 doi:

10.1179/175330311X12943314049493.

Engine, E. (2009). Validity and reliability study of the turkish

psychiatric nurse of job motivation scale. Journal of

Psychiatric and Mental Health Nursing, 16, 462 – 472.

Handoko T. (2001). Manajemen personalia dan sumber daya

manusia. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Istijanto, M. (2006). Riset sumber daya manusia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Malini, H & Sartika, D. (2009). Hubungan kecerdasan spiritual

dengan perilaku caring perawat di RS. M. Djamil

Padang. Artikel Ilmiah. Diunduh pada 12 Juli 2011 dari

http://repository.unand.ac.id/687/.

McCabe, R. (2005). Nursing careers: What motivated nurse to

choose their profession?. Australian Bulletin of Labour,

31(4), 384 – 406.

Muhlisin, A. (2008). Aplikasi model konseptual caring dari Jean

Watson dalam asuhan keperawatan. Berita Ilmu

Keperawatan, 1(3) ,147 – 150.

Nawawi, H. (2004). Kepemimpinan yang efektif. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Nasution, S. K. (2004). Meningkatkan status kesehatan melalui

pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat.

Artikel Ilmiah. Diunduh Pada 2 Februari 2012 dari

library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-siti%20khadijah.pdf.

Page 24: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

Natan, B. M. (2010). Israelis’ perceived motivation for choosing

a nursing career. Nurse Education Today, 30(4), 308-313.

Newton J .M. (2009). The motivations to nurse: An exploration

of factors amongst undergraduate students, registered

nurses and nurse managers. Journal of Nursing

Management, 17, 392 – 400 doi: 10.1111/j.1365-

2834.2008.00945.x.

Raatikainen, R. (1997). Nursing care as a calling. Journal Of

Advanced Nursing, 25, 1111 – 1115.

Rafii, F. (2007). Nurse caring in Iran and its relationship with

patient satisfaction. Australian Journal Of Advanced

Nursing, 26(2), 75 – 84.

Rosalina, W. (2008). Pengaruh kecerdasan emosional perawat

terhadap perilaku melayani konsumen dan kinerja perawat

rumah sakit umum daerah kabupaten Indramayu. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis, 2(3), 195 – 216.

Saragih, S. (2009). Penggunaan strategi belajar bahasa inggris

ditinjau dari motivasi intrinsik dan gaya belajar. Jurnal

Psikobuana, 1(2), 110 – 127.

Suwatno, H. (2011). Manajemen SDM dalam organisasi publik

dan bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sulistyanto, D. (2009). Hubungan antara persepsi klien tentang

perilaku caring perawat dengan kecemasan klien

kemoterapi pada kanker payudara di RSUD dr. Moewardi

Surakarta. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 25: Hubungan Motivasi Intrinsik Menjadi Perawat dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2466/2/T1_802007706_Full... · LANDASAN TEORI . A. Caring Perawat . W. atson (2011) mendefinisikan

Sobirin, C. (2006). Hubungan beban kerja dan motivasi dengan

penerapan perilaku caring perawat pelaksana di BRSUD

unit swadana kabupaten Subang. Tesis . Tidak diterbitkan.

Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

Watson, J. (2011). Measuring caring : International research on

caritas as healing. New York: Springer Publishing

Company.

Wulan, K. (2011). Pengantar etika keperawatan. Jakarta: Prestasi

Pustaka.