hubungan masyarakat

21
7/21/2019 hubungan masyarakat http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-masyarakat-56d9e3c0e616b 1/21 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Pengelolaan Hubungan Masyarakat dengan Sekolah Menurut Dedy Achmad (Secara etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris “  public relation”, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya Menurut !indred "eslie dalam jurnal Dedy Achmad, mengemukakan  pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut# “ hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian $arga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung  ja$ab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah” %erbicara tentang humas, ingatan kita akan tertujuan pada hal yang  berhubungan dengan komunikasi, kon&erensi pers, in&ormasi, dan public relation Menurut Kamus Fund and Wagnel (Anggoro, ') dalam A *usdiana ('+# '-), humas adalah segenap kegiatan dan teknik.kiat yang digunakan organisasi atau indi/idu untuk menciptakan atau memelihara sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan akti/itasnya Adapun pengertian humas dalam pendidikan adalah rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kebiasaan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat (orangtua sis$a), yang dimaksudkan untuk menunjang proses  belajar mengajar di lembaga pendidikan yang bersangkutan Adapun pengertian pengelolaan humas adalah proses dalam menangani  perencanaan, pengorganisasian, pengomunikasian serta pengoordinasian secara seungguh0sungguh dan rasioanal dalam upaya pencapaian tujuan  bersama dari organisasi atau lembaga yang di$akilinya 1ntuk merealisasikan itu, banyak hal yang harus dlakukan oleh humas dalam lembaga pendidikan (2asution, '3 dalam A *usdiana, '+# '-) Menurut Ara 4idayat dan Imam Machali ('# 35) mengemukakan  bah$a hubungan sekolah dengan masyarakat (  public relation) adalah hubungan timbal balik antara suatu organisasi sekolah dengan masyarakatnya 3

description

makalah bab II

Transcript of hubungan masyarakat

25

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pengelolaan Hubungan Masyarakat dengan SekolahMenurut Dedy Achmad (Secara etimologis, hubungan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris public relation, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya. Menurut Kindred Leslie dalam jurnal Dedy Achmad, mengemukakan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut: hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. Berbicara tentang humas, ingatan kita akan tertujuan pada hal yang berhubungan dengan komunikasi, konferensi pers, informasi, dan public relation. Menurut Kamus Fund and Wagnel (Anggoro, 2001) dalam A. Rusdiana (2015: 248), humas adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan aktivitasnya. Adapun pengertian humas dalam pendidikan adalah rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kebiasaan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat (orangtua siswa), yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan yang bersangkutan.Adapun pengertian pengelolaan humas adalah proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, pengomunikasian serta pengoordinasian secara seungguh-sungguh dan rasioanal dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Untuk merealisasikan itu, banyak hal yang harus dlakukan oleh humas dalam lembaga pendidikan (Nasution, 2006 dalam A. Rusdiana, 2015: 248).Menurut Ara Hidayat dan Imam Machali (2010: 167) mengemukakan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat (public relation) adalah hubungan timbal balik antara suatu organisasi sekolah dengan masyarakatnya. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sekolah mendapat tempat signifikan dalam pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam UUSPN. Dalam adanya komite sekolah diharapkan semua stakeholder pendidikan mengambil peran yang maksimal, sehingga sekolah mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.Menurut Wahjosumijo (1999:331) dalam A. Rusdiana (2015: 247), pengaruh masyarakat terhadap lembaga pendidikan sangat kuat dan berpengaruh pula kepada para individu yang ada dalam lingkungan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan harus memperbaiki dan mempertinggi hubungan kerja sama anatara masyarakat dan lembaga pendidikan, yaitu dengan melibatkan orangtua dan masyarakat serta isu-isu yang timbul dan cara menyelesaikan isu-isu tersebut. Menurut M. Sobry Sutikno dalam Buku Pengelolaan Pendidikan (2009: 84-85) Maju mundurnya sumber daya manusia pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan disuatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan rasa ikut memiliki sekolah daerah sekitarnya. Sebab maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Bukan hanya kepala sekolah dan dewan guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya. Dalam hal ini dibutuhkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat (humas) di lingkungan organisasi pendidikan merupakan rangkaian kegiatan organisasi untuk mencapai hubungan yang harmonis dengan mayarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kerja. Kepala sekolah yang baik adalah salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada siswa di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah. Menurut Ara Hidayar dan Imam Machali (2010: 168) mengemukakan bahwa kerja sama sekolah denga masyarakat adalah semua bentuk kegiatan bersama yang langsung atau tindak langsung bermanfaat bagi kedua belaj pihak. Dengan demikian, semua bentuk dukungan masyarakat termasuk dukungan orang tua siswa adalah wujud kerja sama. Begitu juga semua kegiatan di sekolah, termasuk proses belajar mengajar yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat, adalah wujud kerja sama yang perlu ditingkatkan. Unsur-unsur mayarakat yang dapat menjalin kerja sama dalam pendidikan di anataranya adalah orang tua siswa, warga, dan lembaga masyarakat sekitar sekolah, tokoh masyarakat, lembaga agama, organisasi kemasyarakatan, pemerinatah setempat, petugas keamanan dan ketertiban, sesame lembaga sekolah, pengusaha, pedagang dan industry (Ara Hidayar dan Imam M.).Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bias menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada siswa di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah. Upaya untuk membina komunikasi sekolah dan masyarakat, pimpinan sekolah dapat menggunakan media rapat-rapat, surat, bulletin, rado, dsb. Ada beberapa hal yang dapat merusak hubungan sekolah dan masyarakat itu anatara lain sikap guru maupun pimpinan sekolah yang kurang baik di dalam masyarakat serta mutu sekolah yang rendah.

B. Asas-Asas Pengelolaan Hubungan MasayarakatMenurut Ara Hidayar dan Imam Machali (2010: 168) mengemukakan beberapa asas yang menjadi landasan melaksanakan kerja sama antara lembaga sekolah dengan unsur-unsur mayarakat tersebut adalah:1. Asas manfaat, asas ini merupakan kegiatan bersama yang harus saling menguntungkan dalam aktivitas kerjasama yang dilakukan. 2. Asas gotong royong, hubungan kerjasama tidak harus didasarkan pada keuntungan materi akan tetapi aspek social juga menjadi hal sanat penting dalam menjalin hubungan. Asas gotong royong adalah landasan social tersebut. 3. Asas birokrasi, asas ini merupakan landasan profesionalan administrative sebagai lembaga/organisasi pendidikan dalam melakukan hubungan dan kerja sama dengan masyarakat.

C. Faktor Penyebab Adanya Hubungan MasyarakatMenurut fadilla (2010) ada tiga faktor yang menyebabkan sekolah harus berhubungan dengan masyarakat:1. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah.2. Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.3. Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat terhadap pendidikan.Pengertian di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian tersebut di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif serta mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.

D. Tujuan Humas Sekolah dan Masyarakat (Orang Tua)Mengenai tujuan hubunga sekolah dan masyarakat (orangtua siswa), Leslie (Indrafachrudin, Soekarno, 1994) dalam A. Rusdiana (2015: 248), menyebutkan sebagi berikut:1. Mengembangkan pengertian masyarakat (orangtua siswa) tentang tujuan dan kegiatan pendidikan di sekolah;2. Memperlihatkan bahwa rumah dan sekolah bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan anak di sekolah;3. Memberi fasilitas pertkaran informasi antara orantua dan guru yang kemudin mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan anak;4. Mewujudkan perolehan opini masyarakat tentang sekolah sebagai perencanaan pertemuan dengan orangtua dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa;5. Membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak.Elsbree dalam fadilla (2010) menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:1. Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.2. Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas penghidupan masyarakat.3. Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan sekolah dan masyarakat di sekolah.

E. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan MasyarakatApabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ingin berhasil mencapai sasaran, baik dalam arti sasaran masyarakat atau orang tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil yang diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus menjadi pertimbangan dan perhatian. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat menurut Fadilla (2010) adalah sebagai berikut:1. IntegrityPrinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik. Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang sekolah.2. ContinuityPrinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan masyarakat.Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.3. SimplicityPrinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat).Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat.

4. CoverageKegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:a. Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat.b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif.c. Up to date,berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir. Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat mencapai misi dan visi yang disusunnya.5. ConstructivenessProgram hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah.Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.6. AdaptabilityProgram hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi hari. Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.

F. Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam PendidikanMenurut Fadilla (2010), tugas pokok hubungan sekolah dan masyarakat dalam pendidikan yaitu:1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.4. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.5. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.6. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.Menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya Pengelolaan Pendidikan (2009: 85-86) menjelaskan tugas pokok atau beban kerja humas suatu organisasi, termasuk organisasi pendidikan adalah:1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukan. 3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu. 4. Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaan kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.

G. Fungsi, Peran, dan Manfaat Humas Sekolah dengan MasyarakatPerkembangan dunia pendidikan semakin maju. Hal itu ditandai dengan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan yang semakin membaik. Kesuksesan dan keberhasilan tersebut tidak lepas dari fungsi dan peran komponen pendidikan yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing dengan baik, yang salah satunya adalah fungsi dan peran humas pendidikan.1. Fungsi Hubungan Sekolah dengan MasyarakatMenurut A. Rusdiana (2015) Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya, serta public khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut.Hal ini membantu sekolah menyukseskan program-programnya, sehinggan mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:a. Mengatur hubungan sekolah dengan orangtua;b. Memelihara hubungan baik dengan komite sekolah;c. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga pemerintahan, swasta, dan organisasi nasional;d. Memebri pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam teknik komunikasi (majalah, surat kabat, dan mendatangankan sumber).2. Peran Hubungan Sekolah dengan MasyarakatSebuah sistem yang baik akan mengahsilkan proses yang baik dan hasil yang dicapai pun akan baik pula. Di sinilah peran penting humas dalam mensosialisasikan lembaga pendidikan kepada masyarakat untuk membangun kepercayaan masyarakat. Membangun dan mempertahankan stigma sebuah lembaga pendidikan sangat bergantung pada kontribusi humas eksternal lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui tentang humas eksternal dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Menurut Don Begin (1984) dalam A. Rusdiana (2015: 249), pulic relations dibedakan menjadi external public relations (humas keluar) dan internal public relations (humas ke dalam).a. Peran humas eksternalHumas (pendidikan) eksternal adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan, dalam rangka menciptakan dan memelihara citra sekolah dan saling pengertian antara sekolah dan segenap elemen yang berada di luar lingkungan sekolah. Dari definisi tersebut, humas eksternal dihadapkan secara terencana dan berkesinambungan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Jadi, humas eksternal memiliki peran sebagai alat komunikasi bagi sekolah dalam menyukseskan kegiatan dan visi misi sekolah. Sebagai alaat komunikasi, humas eksternal berhubungan sengan pihak yang bersangkutan dengan seklah. Secara sederhana, humas berinteraksi dengan khalayak pendidikan, yaitu komite sekolah, pemerintahan, wali murid, institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM serta media dan wartawan yang peduli terhadap kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu, tugas humas sekolah sebagai alat komunikasi eksternal, anatara lain:1) Memfasilitasi kegiatan komite sekolah;2) Menjalin komunikasi dengan orangtua siswa;3) Menjalin hubungan dengan sekolah yang lain;4) Memperluas hubungan dengan sekolah dalam rangka mempererat kerja sama anatarsekolah;5) Menjalin kerja sama dengan instansi/lembaga lain yang terkait dengan pendidikan;6) Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas terkat, terutama lembaga struktural dinas pendidikan, baik tingkat kota maupun provinsi;7) Melakukan komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga media massa, wartawan, dalam skala lokal dan nasional.Media yang dapat digunakan humas sebagai alat bantu komunikasi eksternal antara lain: jurnal eksternal, radio, televisi, literatur edukatif (laporan, majalah, surat kabar), komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi, sponsor. Baik ke dalam maupun keluar, humas memiliki fungsi yang sama, yaitu membangun hubungan komunikasi dan persepsi positif kepada stakeholders pendidikan dari negatif menjadi positif. Dari sikap antipasti menjadi simpati, sikap kecurigaan beruabah penerimaan, dari masa bodoh bergeser pada minat, dan dari sikap lalai menjadi pengertian. Peran humas di sekolah sebenarnya bisa membantu menetralisir persoalan sekolah. Departemen Pendidikan Nasional pernah mengeluarkan job description humas di sekolah, seperti membina, mengatur, dan mengembangkan hubungan dengan komite sekolah, serta membina pengembangan anatara sekolah dan lembaga pemerintahan, dunia usaha, dan lembaga social lainnya. Selain itu, humas berperan menjalin komunikasi dengan pihak eksternal sekolah.b. Kegiatan humas internalMenurut M. Linggar Anggoro (2001) dalam A. Rusdiana (2015: 252), kegiatan humas internal lebih diutamakan untuk membangun komunikasi dan distribusi informasi ke personal di lembaganya. Dengan demikian, humas (pendidikan) internl adalah kegiatan yang ditujukan kepada warga sendiri di lingkungan sekolah yaitu, guru, pegawai, dan organisasi siswa.c. Pelaksanaan berbagai jenis kegiatan humas pendidikanPelaksanaan kegiatan humas, berdasarkan kurikulum 1975 dalam A. Rusdiana (2015: 252), berkaitan dengan hubungan sekolah dengan masyarakat, meliputi beberapa hal berikut: (1) mengatur hubungan sekolah dengan orangtua siswa; (2) memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidkan (BP3); (3) memeliahara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintahan, swasta, dan organisasi social; (4) member peringatan masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam teknik atau sarana komunikasi, seperti majalah, surat kabar, atau mendatangkan narasumber.Hubungan tersebut mrupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiolgi, dan produktif, yang dapat memberikan keuntungan, kebaikan, dan kemajuan untuk kedua belah pihak. Untuk itu, kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dan menentukan hubungan dengan masyaraka secara eksternal.Sejalan dengan itu, Ismad Syarif, dkk. (1976) dalam A. Rusdiana (2015: 252) menegaskan, karena beada di tengah-tengah lingkungan masyarakat, sekolah harus berhubungan dengan masyarakat. Hubungan tersebut dapat ditinjau dari dua segi, yakni: (1) hubungan dinas dengan instansi; (2) hubungan dengan pihak lain di luar ketentuan atasan.hubungan kedinasan tampak dalam penyampaian laporan tertulis mengenai bermacam-macam data kegiatan sekolah. Kadang-kadang, kegiatan tersebut berupa pelayanan kunjungan pejabat pendidikan dalam rangka melakukan kegiatan supervise. Selain itu, terdapat hubungan atau kerja sama dari pihak lain, meliputi; (1) hubungan dengan BP3; (2) hubungan dengan sekolah lan; (3) hubungan dengan organisasi profesi guru, seperti PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). 3. Manfaat khusus humas pendidikan di sekolahPengelolaan humas adalah pengelolaan yang mengatur hubungan anatara organisasi dan masyarakat. Pengelolaan humas mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan suatu organisasi, karena bagaimanapun juga suatu organisasi tidak mungkn bisa berkembang bagaimanapun juga suatu organisasi tidak mungkin bisa berkembang dengan baik tanpa adanya hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya. Fuad Ihsan (2003) dalam A. Rusdiana (2015: 253), menegaskan bahwa manfaat hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut.1) Manfaat bagi masyarakatManfaat hubungan timbale balik bagi masyarakat, antara lan; (a) adanya bantuan tenaga terdidik pada bidangnya, yang ikut memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang bersangkutan ; (b) masyarakat dapat secara terbuka menyatakan keadaan sekolah di masyarakat kepada para pendidik yang datang/ada di lingkungan masyarakat tersebut; (c) meningkatkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang lebih maju terhadap program pemerintahan di lingkungan masyarakat tersebut; (d) masyarakat akan lebih mengenal fungsi sekolah untuk pembangunan bagi mereka sehingga mereka ikut memiliki sekolah tersebut; dan (e) masyarakat terdorong untuk makin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat kerjasama anatara masyarakat dan sekolah. 2) Manfaat bagi sekolahManfaat hubungan timbale balik bagi sekolah, anatara lain; (a) sekolah mendapat masukan dalam penyempurnaan pendidikan/pengajaranPBM, akibat interaksi sekolah dengan masyarakat; (b) memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal; (c) mendekati masalah secara interdisipliner; (d) mengerti dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat; (e) memanfaatkan narasumber dari masyarakat; (f) meneriman bantuan dari masyarakat, antara lain pemikiran, dana, sarana dan lain-lain; dan (g) memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keperluan siswa/mata pelajaran tertentu.Manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat terlihat dalam table sebagai berikut.Manfaat Hubungan Timbal Balik Lembaga Pendidikan dengan MasyarakatBaBagi Lembaga PendidikanBaBagi Masyarakat

1. Memperbesar dorongan mawas diri.2. Mempermudah memperbaiki pendidikan.3. Memperbesar usaha meningkatkan profesi mengajar.4. Konsep tentang guru/dosen menjadi benar.5. Mendapatkan koreksi dari kelompok masyarakat.6. Mendapatkan hubungan moral dari masyarakat.7. Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat.8. Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat.1. Tahu hal-hal persekolahan dan inovasinya.2. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan. 3. Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.4. Melakukan usul-usul terhadap lembaga pendidikan.

Sumber: Made Pidarta (1986; 361) dalam A. Rusdiana (2015: 361)

Dari beberapa uraian tersebut diatas, jelas terlihat bahwa pada hakikatnya hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat bersifat korektif, saling mendukung satu sama lain. Lembaga pendidikan maju karena adanya dukungan dari masyarakat dan masyarakat maju karena adanya pendidikan yang memadai. Oleh sebab itu, peran aktif masyarakat dalam memajukan pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan pada masa depan. Dengan demikian, tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memeratakan pendidikan dengan sistem wajar (wajib belajar 9 tahun), akan berhasil.

H. Sifat, Jenis, Bentuk dan Timbal Balik Hubungan Sekolah dengan MasyarakatTujuan, fungsi dan peran hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan, direalisasikan daam bentuk dan jenis hubungan anatara sekolah dan masyarakat.1. Sifat Hubungan Sekolah dengan MasyarakatPada dasarnya hubungan sekolah dengan masyarakat harus bersifat pedagogis, sosiologi, dan produktif sehingga apat mendatangkan manfaat untuk kemajuan sekolah. Secara terperinci, menurut A. Rusdiana (2015) sifat hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak; (b) hubungan yang bersifat suka rela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari masyarakat; (c) hubungan yang bersifat kontinu atau berkesinambungan anatara sekolah dan masyarakat; (d) hubungan keluar sekolah guna menambah simpati masyarakat terhadap sekolah; (e) hubungan ke dalam sekolah yaitu menambah keyakinan dan mempertebal pengertian para civitas akademika tentang segala pemikiran material dan immaterial sekolah. 2. Jenis Hubungan Sekolah dan MasyarakatJenis hubungan masyarakat menurut Ngalim Purwanto , (2005) dalam A. Rusdiana (2015: 255), dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. a. Hubungan edukatif, yaitu hubungan kerja sama dalam dal mendidik siswa, hubungan antara guru di sekolah dan orangtua di dalam keluarga. Hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak. b. Hubungan cultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu, diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Salah satu caranya adalah menyesuaikan kegiatan kurikulum sekolah dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula, pemiliha bahan pengajaran dan metode pengajarannya. c. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama anatara sekolah dan lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama anatara sekoah satu dan sekolah lainnya, kepala pemerintahan setempat, ataupun perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hubungan sekolah dengan masyarakat adalah rangkaian kegiatan organisasi atau instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerjasama secara sadar dan sukarela. 3. Bentuk Operasional HumasBentuk operasional humas disekolah pada dasarnya bergantung pada inisiatif dan kreativitas sekolah, kondisi dan situasi sekolah, fasilitas sekolah, dan sebagainya. Bentuk operasional humas mencakup bidang0bidang berikut.a. Sarana akademikTinggi rendahnya presentasi lulusan (kualitas maupun kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasional), jumlah dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan atau PSB, SB yang mutakhir serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan prestisenya. b. Sarana pendidikanGedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor, dan sebagainya beserta perabot atau mebeler yang memadai akan memiliki daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah. c. Sosial Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti, perayaan hari besar nasional atau keagamaan, sanitasi, dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar tentang kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat senantiasa sadar lingkungan.d. Kegiatan karya wisataKegiatan karya wisata juga bias dijadikan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat, seperti membawa spanduk serta atribut sekolah sampai keluar daerah menyebabkan nama sekolah dapat dikenal lebih luas sampai luar kota. Bahkan, tertib sopan santun para siswa di perjalanan akan member kesan tersendiri dari masyarakat yang disinggahi dan dilaluinya.e. Kegiatan olahraga dan kesenianKegiatan ini yang dapat merupakan sarana hubungan sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam porseni dan lomba antarsekolah akan membawa keunggulan prestasi sekolah dan membawa nama baik sekolah tersebut.f. Menyediakan fasilitas sekolahMenyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar selama tidak mengganggu kelancaran PBM, dan sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat sekitarnya dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.g. Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakatMengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kutikuler dan ekstakulikuler sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Masih banyak lagi kegiatan operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi, kondisi serta kemampuan pihak-pihak yang berkaitan.4. Hubungan Timbal Balik Masyarakat dan Sekolaha. Peran masyarakat terhadap sekolah Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah mempunyai peran cukup besar terhadap berlangsungnya aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Masyarakat dikatakan maju karena pendidikan yang maju, dan sebaliknya masyarakat yang kurang memerlihatkan pembinaan pembinaan pendidikannya, akan tetap terbelakang. Oleh sebab itu, dengan segala komponen yang ada di dalamnya, sudah seharusnya masyarakat terlibat dalam dunia pendidkan.Fuad Ihsan (2001: 100) dalam A. Rusdiana (2015: 257) menegaskan bahwa pengaruh dan peran masyarakat terhadap pendidikan adalah sebagai: 1) arah dalam menentukan tujuan; 2) masukan dalam menentukan proses belajar mengajar; 3) sumber belajar; 4) pemberi dana dan fasilitas lainnya; 5) laboratorium guna pengembangan dan penelitian sekolah. Hasbullah (2003) dalam A. Rusdiana (2015: 25) menyatakan bahwa peran masyarakat terhadap sekolah adalah: 1) mendirikan dan membiayai sekolah; 2) mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat; 3) menyediakan tempat pendidikan, seperti gedung-gedung sekolah, perpustakaan, aula, dan lain-lain; 4) menyediakan berbagai sumber untuk sekolah dan lain-lain; menyediakan sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar, buku-buku pelajaran, dan bahan pelajaran yang lain, seperti industry, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan, dan lain-lain. b. Peran sekolah terhadap masyarakatAspek lain dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah melalui pengembangan konsensus tentang peranan sekolah dalam masyarakat. Pengembangan suatu konsensus tentang peranan sekolah dalam masyarakat adalah mengembangkan persetujuan anatara masyarakat dan sekolah tentang peranan sekolah dengan masyarakat. Pada hakikatnya, lembaga mempunyai dua fungsi terhadap masyarakat, yaitu fungsi layanan dan fungsi pemimpin. Dikatakan fungsi layanan karena melayani kebutuhan masyarakat, baik pendidikan, pengajaran maupun kebutuhan daerah setempat. Dikatakan sebagai pemimpin karena ia memimpin masyarakat disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat. Selanjutnya A. Gaffan. M. S. (1992: 6) dalam A. Rusdiana (2015: 258) menjelaskan empat peran sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu sebagai berikut.1) Mencerdaskan kehidupan bangsaKecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan formal dan nonformal. Kecerdasan sangat penting bagi perkembangan masyarakat. Masyarakat yang tingkat kecerdasannya tinggi akan mudah memecahkan problema hidup dalam masyarakat. 2) Membawa virus pembaharuan bagi perkembangan masyarakatSekolah sebagai lembaga pendidikan banyak melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitasnya. Penelitian akan menghasilkan penemuan baru, yang akhirnya akan dipergunakan untuk meningkatkan perkembangan masyarakat. 3) Melahirkan masyarakat yang siap dan terbekaliMelahirkan masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat. Untuk terjun ke lapangan pekerjaan diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, sekolah harus berusaha menyusun kurikulumnya agar fleksibel terhadap perkembangan zaman sehingga mengahsilkan out put yang siap pakai. 4) Melahirkan sikap positif dan konstruktif Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat. Sikap positif dan konstruktif sangat didambakan oleh masyarakat dan sekolah berusaha membekali siswanya sejak sekolah dasar melalui pendidikan agama, pendidikan moral Pancasila, maupun bidang studi yang lain.

I. Strategi Pengembangan Humas Pendidikan 1. Pemahaman Dasar Strategi Pengembangan Humas Sekolah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tujuan (goal) dan sasaran (target) yang akan dicapai untuk pengemabangan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, sekolah harus memiliki stretegi. Di antara banyak strategi, yang paling signifikan dalam pengembangan sekolah adalah strategi humas. Strategi dalam ilmu manajemen merupakan bagian terpadu dari perencanaan (planning). Selain itu, unsur planning juga berhubungan erat dengan tiga unsur menejemen yang lainnya, yaitu pengaturan (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling). Dalam usaha mengembangkan sekolah, strategi humas harus bersinergi dengan unsur manajemen lainnya, terutama untuk menegakkan dan mengembangkan citra yang menguntungkan (favorable image) bagi organisasi, perusahaan, PR/humas produk para kalangan yang memiliki hubungan (stakeholder), baik stakeholder internal maupun public eksternal. Agar perkembangan yang terjadi di sekolah berjalan mulus, pengembangan public internal harus signifikan dan ekseleratif sehingga bias berbanding lurus dan saling berkaitan dengan humas. Dalam hal ini, asfek-asfek internal pendidikan harus mendapat perhatian khusus. Hal ini dikarenakan syarat berkembangnya sebuah lembaga pendidikan adalah kondisi sumber daya manusia yang baik. 2. Pendekatan Hubungan Humas sekolahPenciptaan hubungan yang baik anatara sekolah dan masyarakat menentukan adanya pendekatan yang tepat bagi kedua belah pihak. Pendekatan yang tepat dalam hubungan sekolah dengan masyarakat adalah komunikasi dua arah. Hal ini berart, jika salah satu pihak ingin menyampaikan sesuatu, pihak tersebut langsung mengomunikasikannya tanpa menunggu pihak lain melalui terlenih dulu.

3