Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance...

64
i Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance pada Pekerja Wanita yang Sudah Menikah di PT. Sai Apparel Industries Semarang SKRIPSI Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi. Oleh Muhammad Afiz Maulana 1511412079 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance...

Page 1: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

i

Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family

Balance pada Pekerja Wanita yang Sudah Menikah di PT.

Sai Apparel Industries Semarang

SKRIPSI

Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi.

Oleh

Muhammad Afiz Maulana

1511412079

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

ii

Page 3: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

iii

Page 4: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto:

Terjatuh Untuk Berdiri, Bukan Untuk Menangis

(Penulis)

Peruntukan:

Penulis persembahkankan karya kecil

ini kepada:

Bapak Hilal Haidar, Ibu Uswatun

Chasanah, Adik Tsabbit Imaniya, Adik

M. Nala Syarofa, dan orang-orang yang

membantu penulis dalam penulisan

karya kecil ini.

Page 5: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,

hidayah, dan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family

Balance Pada Pekerja Wanita Yang Sudah Menikah di PT. Sai Apparel Industries

Semarang” dengan lancar.

Bantuan, motivasi, dukungan, dan doa dari berbagai pihak yang membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih setulus hati kepada :

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

2. Drs. Sugeng Haryadi, S.Psi., M.S., Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

3. Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons, selaku Ketua Panitia Sidang Skripsi.

4. Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si selaku Penguji yang telah memberikan

masukan dan penilaian terhadap skripsi penulis.

5. Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A., Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi, arahan,

dan bimbingan selama proses penulisan skripsi ini.

6. Sugiariyanti, S.Psi., M.A., Dosen Pembimbing II yang juga selalu

memberikan masukan dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Psikologi yang telah membantu dan

melancarkan penulis dalam penyusunan skipsi ini.

Page 6: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

vi

8. Ibu Evi Damayanti, S.E selaku kepala HRD PT. Sai Apparel Industries

Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

9. Pekerja wanita bagian produksi PT. Sai Apparel Industries Semarang yang

telah bersedia berpartisipasi menjadi subjek pada penelitian ini.

10. Bapak, Ibu, Adik, beserta seluruh keluarga yang telah memberikan doa

dan dukungan kepada penulis.

11. Teman-teman Psikologi angkatan 2012 yang bersama-sama dengan

penulis menempuh studi dalam suka dan duka, khususnya teruntuk

Roman, Amin, Okik, Kiki, Anwar, Ichi, Ipat, Nisa, Bahro, Koto, Mas

Randi, Yogi, Hanik.

12. Punggawa JMA Unnes Bersatu khusunya Edy, Iqbal, Eko, Trias, Irul,

Fauzi, Fahmy, Hasan, Egi.

13. Sang pecinta bunga dan penikmat hujan.

14. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semarang, 05 April 2017

Penulis

Page 7: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

vii

ABSTRAK

Maulana, Muhammad Afiz. 2017. Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan

Work Family Balance Pada Pekerja Wanita yang Sudah Menikah di PT. Sai

Apparel Industries Semarang. Pembimbing: Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A.

dan Sugiariyanti, S.Psi., MA.

Kata kunci: Kualitas Manajemen Waktu, Work family balance, Pekerja Wanita.

Bagi sebagian orang menjadi seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja

adalah sebuah fenomena yang biasa dijumpai pada zaman sekarang ini. Hal

tersebut dilakukan untuk membantu perekonomian keluarga, selain itu aktivitas

bekerja juga sebagai ajang aktualisasi diri bagi wanita. Terlepas dari hal apa yang

melatar belakangi wanita bekerja, ada konsekuensi yang harus dijalani oleh

pekerja wanita. Konsekuensi tersebut adalah adanya secondshift yang harus

dijalani oleh pekerja wanita. Keadaan secondshift ini berpotensi menimbulkan

role overload. Akibatnya akan timbul konflik apabila tidak dapat

menyeimbangkan kedua peran. Dibutuhkan sebuah strategi untuk

menyeimbngkan setiap aktivitas agar semua pekerjaan bisa berjalan dengan baik.

Work family balance adalah derajat atau tingkat ketercapaian keseimbangan pada

peran pekerjaan dan keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui gambaran kualitas

manajemen waktu pekerja wanita, 2) gambaran work family balance pekerja

wanita, 3) mengetahui hubungan kualitas manajemen waktu dan work family balance pada pekerja wanita yang sudah menikah di PT. Sai Apparel Industries

Semarang.

Penelitian ini dilakukan pada 183 orang pekerja wanita PT. Sai Apparel

Industries bagian produksi. Sampel dimbil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi, yaitu skala

work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

aitem valid).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran kualitas manajemen

waktu dan work family balance pekerja wanita berada pada kategori sedang.

Koefisien korelasi rxy = -0,109 dengan p = 0,140 (p>0,05). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu “ada hubungan antara

kualitas manajemen waktu dan work family balance pada pekerja wanita yang

sudah menikah di PT. Sai Apparel Industries Semarang” ditolak. Ditolaknya

hipotesis penelitian ini diduga disebabkan karena padatnya jam kerja dan sistem

kerja yang berkesinambungan. Sebaik apapun kualitas manajemen waktu apabila

sebagian besar waktunya telah tersita untuk pekerjaan maka tetap akan sulit untuk

mengatur waktu guna menjalankan tugas lainnya. Sehingga mencapai

keseimbangan untuk keluarga dan pekerjaan juga akan sulit.

Page 8: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN ............................................................................................ ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 13

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 13

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Work Family Balance .............................................................................. 15

2.1.1 Definisi Work Family Balance ............................................................. 15

2.1.2 Komponen Work Family Balance ........................................................ 17

Page 9: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

ix

2.1.3 Dimensi-dimensi Work Family Balance .............................................. 19

2.1.4 Faktor Work Family Balance.................................................... ........... 20

2.1.5 Model Penjelasan Work Family Balance......................................... .... 22

2.1.6 Pengukuran Work Family Balance........................................................ 23

2.2 Kualitas Manajemen Waktu .................................................................... 25

2.2.1 Hakekat Kualitas........................................................................ .......... 25

2.2.2 Hakekat Manajemen Waktu................................................................. 25

2.2.3 Hakekat Kualitas Manajemen Waktu................................................... 27

2.2.4 Faktor-faktor Manajemen Waktu......................................................... 27

2.2.5 Aspek-aspek Manajemen Waktu.......................................................... 29

2.2.6 Prinsip Manajemen Waktu................................................................... 30

2.2.7 Karakteristik Perilaku Manajemen Waktu........................................... 31

2.2.8 Pedoman Manajemen Waktu................................................................ 33

2.2.9 Pengukuran Kualitas Manajemen Waktu............................................. 34

2.3 Wanita Dan Pekerjaan............................................................................. 35

2.4 Hubungan Kualitas Manajemen Waktu Dan Work Family Balance........ 38

2.5 Kerangka Berfikir..................................................................................... 42

2.6 Hipotesis Penelitian.................................................................................. 43

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 44

3.2 Desain Penelitian ..................................................................................... 44

3.3 Identifikasi variabel penelitian ................................................................ 45

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................ 45

Page 10: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

x

3.5 Hubungan Antar Variabel............................................................ ........... 47

3.6 Populasi Dan Sampel…………………………………………............... 47

3.6.1 Populasi………………………………………………. ....................... 47

3.6.2 Sampel.......………………………………………. .............................. 48

3.7 Metode Pengumpulan Data….………………………............................ 48

3.7.1 Skala Work Family Balance................................................................. 49

3.7.2 Skala Kualitas Manajemen Waktu............................................. .......... 50

3.7.3 Skoring........................................................................................ ......... 51

3.7.4 Uji Kuantitatif............................................................................. ......... 52

3.7.4.1 Uji Kuantitatif Skala Work Family Balance....................................... 53

3.7.4.2 Uji Kuantitatif Skala Kualitas Manajemen Waktu............................. 54

3.8 Validitas Dan Reliabilitas......................................................................... 55

3.8.1 Validitas.................................................................................... ........... 55

3.8.2 Reliabilitas................................................................................ ........... 56

3.9 Metode Analisis Data.................................................................. ............ 57

3.9.1 Uji Asumsi................................................................................ ........... 58

3.9.1.1 Uji Normalitas........................................................................ ........... 58

3.9.1.2 Uji Linieritas...................................................................................... 58

3.9.1.3 Uji Hipotesis...................................................................................... 58

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Penelitian................................................................................. 60

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian................................................................. 60

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian................................................................. 61

Page 11: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

xi

4.2 Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 62

4.2.1 Pengumpulan Data Penelitian............................................................... 62

4.2.2 Pemberian Skor..................................................................................... 63

4.3 Hasil Penelitian........................................................................................ 63

4.3.1 Analisis Deskriptif................................................................................ 63

4.3.2 Gambaran Work Family Balance Pekerja Wanita................................ 64

4.3.3 Gambaran Kualitas Manajemen Waktu............................................... 78

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis....................................................................... 95

4.4.1 Uji Asumsi........................................................................................... 95

4.4.1.1 Uji Normalitas.................................................................................. 95

4.4.1.2 Uji Linieritas..................................................................................... 96

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis.............................................................................. 97

4.5 Pembahasan............................................................................................ 98

4.5.1 Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif........................................... 98

4.5.2 Pembahasan Analisis Statistik Infrensial............................................ 104

4.6 Keterbatasan Penelitian............................................................................ 106

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan................................................................................................. 108

5.2 Saran....................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 110

Page 12: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

xii

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman

1.1 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Studi Pendahuluan ...................................... 8

3.1 Blue Print Skala Work Family Balance ..................................................... 50

3.2 Blue Print Skala Kualitas Manajemen Waktu ........................................... 51

3.3 Kriteria Skor Jawaban ................................................................................ 52

3.4 Ringkasan Hasil Uji Kuantitatif Work Family Balance ............................. 53

3.5 Ringkasan Hasil Uji Kuantitatif Kualitas Manajemen Waktu ................... 54

3.6 Interpretasi Reliabilitas............................................................................... 57

4.1 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis...................... 64

4.2 Statistik Deskriptif Work Family Balance ................................................. 65

4.3 Gambaran work family balance.................................................................. 66

4.4 Statistik Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan WIPL.............................. 67

4.5 Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan WIPL............................................ 68

4.6 Statistik Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan PLIW.............................. 70

4.7 Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan PLIW............................................ 70

4.8 Statistik Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan PLEW.............................. 72

4.9 Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan PLEW............................................ 73

4.10 Statistik Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan WEPL............................ 74

4.11 Gambaran Spesifik WFB Berdasarkan WEPL.......................................... 75

4.12 Ringkasan Deskriptif Spesifik Work Family Balance................................ 76

4.13 Perbandingan Mean Empiris Tiap Dimensi Work Family Balance............ 77

Page 13: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

xiii

4.14 Statistik Deskriptif Kualitas Manajemen Waktu......................................... 79

4.15 Gambaran Umum Kualitas Manajemen Waktu.......................................... 80

4.16 Statistik Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Menyusun Tujuan......... 81

4.17 Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Menyusun Tujuan....................... 82

4.18 Statistik Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Menyusun Prioritas…… 84

4.19 Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Menyusun Prioritas..................... 84

4.20 Statistik Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Membuat Jadwal.......... 86

4.21 Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Membuat Jadwal........................ 87

4.22 Statistik Gambaran Spesifik KMW Berdasar Meminimalisasi Gangguan 89

4.23 Gambaran Spesifik KMW Berdasar Meminimalisasi Gangguan.............. 89

4.24 Statistik Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Mendelegasikan Tugas 91

4.25 Gambaran Spesifik KMW Berdasarkan Mendelegasikan Tugas.............. 92

4.26 Ringkasan Deskriptif Spesifik Kualitas Manajemen Waktu.................... 93

4.27 Perbandingan Mean Empiris Dimensi Kualitas Manajemen Waktu........ 94

4.28 Hasil Uji Normalitas................................................................................. 96

4.29 Hasil Uji Linieritas................................................................................... 97

4.30 Hasil Uji Hipotesis.................................................................................. 98

Page 14: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar: Halaman

2.1 Kerangka berfikir ....................................................................................... 42

3.1 Hubungan Antar Variabel .......................................................................... 47

4.1 Diagram Gambaran Umum Work Family Balance .................................... 66

4.2 Diagram Gambaran Spesifik Work Interference Personal Life.................. 69

4.3 Diagram Gambaran Spesifik Personal Life Interference Work….............. 71

4.4 Diagram Gambaran Spesifik Personal Life Enhancement Of Work........... 73

4.5 Diagram Gambaran Spesifik Work Enhancement Of Personal Life........... 76

4.6 Diagram Gambaran Spesifik Work Family Balance................................... 77

4.7 Diagram Gambaran Perbandingan Mean Empiris Tiap Dimensi Work Family

Balance............................................................................................................. 78

4.8 Diagram Gambaran Umum Kualitas Manajemen Waktu…....................... 80

4.9 Diagram Gambaran Aspek Menyusun Tujuan............................................ 83

4.10 Gambaran Menyusun Prioritas.................................................................. 85

4.11 Diagram Gambaran Membuat Jadwal...................................................... 88

4.12 Diagram Gambaran Meminimalisasi Gangguan...................................... 90

4.13 Diagram Gambaran Mendelegasikan Tugas............................................ 93

4.14 Diagram Gambaran Deskriptif Spesifik Kualitas Manajemen Waktu.... 94

4.15 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Kualitas Manajemen

Waktu............................................................................................................. 95

Page 15: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran…………………………………………………………………… 114

1. Study pendahuluan……………………………………………………… 115

2. Tabulasi study pendahuluan…………………………………………….. 116

3. Skala penelitian…………………………………………………………. 117

4. Tabulasi skala penelitian………………………………………………... 125

5. Validitas dan Reliabilitas……………………………………………… . 140

6. Uji normalitas skala penelitian………………………………………….. 152

7. Uji linieritas skala penelitian……………………………………………. 153

8. Uji hipotesis……………………………………………………………… 154

Page 16: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modern sekarang ini, membandingkan kedudukan wanita dan pria

bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi. Sekat pemisah antara pria dan

wanita dalam berbagai hal mulai menipis, termasuk dalam hal pekerjaan. Banyak

dijumpai di lapangan jenis pekerjaan atau profesi yang biasanya dikerjakan oleh

seorang pria kini mulai banyak dikerjakan oleh seorang wanita, seperti tukang

parkir, tukang tambal ban, hingga tukang becak dan tukang ojek. Beberapa

perempuan bahkan mampu menduduki posisi penting dalam beberapa jabatan,

mulai dari Presiden seperti Ibu Megawati Soekarno Putri, Menteri Kelautan dan

Perikanan seperti Ibu Susi, Manajer, dan jabatan penting lainnya.

Wanita kini tidak lagi dianggap sebagai sosok yang hanya bertugas

mengurus anak, suami, dan rumah tangga saja. Peran wanita yang semula

dianggap sebagai sosok yang hanya bertugas mengurus anak, suami, dan rumah

tangga saja kini sudah bergeser, seiring berkembangnya zaman sekarang wanita

memiliki hak yang sama dengan pria untuk mendapatkan pendidikan yang lebih

tinggi dan untuk berkarir. Perubahan pandangan terhadap peran wanita yang

semula hanya bertugas mengurus rumah tangga terjadi salah satunya dikarenakan

adanya peningkatan kebutuhan ekonomi yang semakin mendorong kaum wanita

untuk ikut terjun berpartisipasi dalam dunia kerja sebagai bagian dari pemenuhan

kebutuhan keluarga. Selain karena adanya tuntutan ekonomi, hal lain yang

Page 17: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

2

menyebabkan seorang wanita ikut terjun dalam dunia kerja adalah adanya

anggapan bahwa sekarang pekerjaan bagi wanita tidak hanya dipandang sebagai

sebuah pilihan, namun sudah menjadi bagian dari aktualisasi diri. Seperti yang

dikatakan oleh Widiastuti (dalam Ananda, 2013: 41) bahwa karier dan pekerjaan

bagi ibu rumah tangga saat ini dipandang bukan lagi sebagai pilihan, tetapi sudah

merupakan aktualisasi diri.

Keterlibatan wanita dalam dunia kerja dapat memberikan hal positif

ataupun negatif. Sisi positif keterlibatan wanita dalam dunia kerja yaitu kontribusi

mereka dalam membantu menopang perekonomian keluarga serta sebagai sarana

untuk meningkatkan harga diri bagi wanita. Sementara sisi negatif keterlibatan

wanita dalam dunia kerja adalah dengan bekerja diluar rumah wanita menjadi

memiliki peran yang lebih banyak yang berpotensi menimbulkan konflik.

Terlepas dari latar belakang apapun yang membuat wanita bekerja, dalam

praktiknya wanita yang bekerja akan mengalami secondshift dan selanjutnya akan

mengalami role overload yang membutuhkan banyak energi. Maksud secondshift

disini adalah adanya kedua peran yang harus dilakoni oleh pekerja wanita dimana

harus bertanggung jawab atas pekerjaannya dan bertanggung jawab atas

keluarganya. Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya role overload dimana

wanita yang bekerja akan mengalami peran yang berlebih (peran sebagai pekerja

dan pengurus rumah tangga). Melaksanakan semua tugas tersebut akan menjadi

lebih berat bagi wanita yang sudah menikah. Handayani (2013: 91) mengatakan

bahwa perempuan yang bekerja lebih mengalami konflik dibanding laki-laki,

karena perempuan mempunyai peran yang berbeda dalam keluarga. Adanya

Page 18: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

3

perbedaan tersebut karena pekerjaan laki-laki dalam keluarga lebih fleksibel,

sedangkan pekerjaan perempuan lebih bersifat rutinitas.

Peran ganda yang dijalani oleh seorang wanita yang sudah menikah dan

memiliki keluarga sangat perlu diperhatikan, karena wanita yang sudah menikah

mempunyai tuntutan harus bisa memposisikan diri dengan seimbang sebagai istri

dan ibu rumah tangga yang harus mengurusi keluarga, serta menyelesaikan tugas-

tugas keluarga dan berkomitmen sebagai seorang pekerja di industri tempatnya

bekerja. Upaya menyeimbangkan tanggung jawab ini cenderung lebih

memberikan tekanan bagi pekerja wanita yang sudah menikah karena

menghabiskan banyak waktu dan energi. Konsekuensinya jika kehabisan energi

maka dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan mental sehingga dapat

menimbulkan stress.

Adanya role overload menjadikan sulitnya menjalankan kedua peran

tersebut dengan seimbang. Role overload tersebut dapat memicu timbulnya

konflik ketika seorang wanita yang sudah menikah tidak dapat memposisikan

dirinya dalam masing-masing peran yang dijalani dengan baik. Konflik yang

biasanya muncul adalah ketika satu peran membutuhkan waktu dan perilaku yang

dominan sehingga mengakibatkan peran yang lain dalam menjalankan tugasnya

kurang bisa terpenuhi dengan baik. Konflik terjadi misalnya ketika seorang wanita

yang bekerja lebih menghabiskan waktunya di tempat kerja karena memang

tuntutan dari perusahaan mengharuskan karyawannya bekerja mulai dari pukul 8

pagi sampai dengan pukul 6, bahkan terkadang sampai dengan pukul 8 malam,

ataupun dari pukul 8 malam sampai dengan pukul 7 pagi, sehingga kewajiban atau

Page 19: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

4

tugas untuk mengurusi keluarga khususnya anak menjadi terganggu. Menurut

Kinnunen dan Mauno (dalam Handayani, 2013: 91) berkaitan dengan konflik

yang dialami tersebut, akan berdampak pada kepuasan sebagai individu, kepuasan

perkawinan, kepuasan pekerjaan yang rendah, dan terjadinya gangguan

psikosomatik.

Kiranya, konsekuensi-konsekuensi apa yang dialami para pekerja wanita

ini perlu diperhatikan para pengelola perusahaan yang mempekerjakan para

wanita. Salah satu perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja wanita adalah

perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian garment. Seperti yang terjadi di

Kabupaten Boyolali Jawa Tengah pada Maret 2015 lalu. Menjamurnya

pertumbuhan pabrik garmen di Kabupaten Boyolali, Jateng, sebagai imbas dari

program pro-investasi, ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan tenaga kerja.

Di Boyolali, masih kekurangan 12 juta tenaga kerja di bidang garment

(http://nasional.republika.co.id). Sebagai salah satu bidang industri perusahaan,

industri garment yang banyak menyerap tenaga kerja termasuk tenaga kerja

wanita. Keadaan ini terjadi tidak lain karena garment menjalin kerjasama dengan

banyak perusahaan dari luar negeri. Perusahaan dari luar negeri yang bekerja

sama dengan perusahaan garment memiliki peran yang penting bagi perusahaan

garment karena permintaan jumlah produk yang sangat besar. Keberadaan

hubungan bisnis yang demikian membuat pemilik perusahaan berusaha menjaga

kepercayaan perusahaan mitra. Usaha yang dilakukan dengan cara menetapkan

target kepada pekerja sehingga tak jarang ketika permintaan produk melebihi

target pemilik perusahaan menetapkan jam kerja tambahan, sehingga para pekerja

Page 20: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

5

harus merelakan waktu yang semestinya digunakan untuk melakukan aktivitas

lain, berkumpul dengan keluarga, berkurang karena adanya tuntutan tambahan

jam kerja. Pada pekerja wanita yang sudah menikah hal ini dapat menyebabkan

timbulnya konflik dan kurang tercapainya work family balance yang baik.

Williams dan Alliger (dalam Dewi, 2012: 15) mengatakan berbagai riset

mengenai peran ganda, dalam hal ini peran pekerjaan dan keluarga, menunjukkan

hasil yang dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok utama. Pertama,

pelaksanaan peran ganda memungkinkan individu untuk mendapat manfaat

psikologis berupa perolehan status, gratifikasi ego, dan peningkatan kepercayaan

diri. Kedua, pelaksanaan peran ganda dapat menimbulkan biaya potensial

berkaitan dengan akumulasi peran, seperti ketegangan peran, gangguan

psikologis, dan gangguan somatik. Akan tetapi, meski terdapat dua aliran,

kebanyakan hasil riset menggambarkan bahwa peran ganda lebih banyak

mengarah pada biaya yang ditimbulkan dibandingkan manfaat yang diperoleh.

Dengan perkataan lain, peran ganda cenderung digambarkan akan menimbulkan

konflik bagi individu yang menjalaninya.

Pengalaman sehari-hari dalam pelaksanaan peran pekerjaan dan keluarga

akan berdampak pada individu yang bekerja di luar rumah sekaligus terlibat

dalam kehidupan berkeluarga. Maka dari itu, isu tentang penyeimbangan antara

peran pekerjaan dan keluarga menjadi penting dan menarik untuk dijadikan

sebuah pembahasan dalam penelitian. Hal ini akan menjadi semakin menarik

mengingat upaya untuk menyeimbangkan antara kedua hal tersebut merupakan

suatu hal yang relatif sulit untuk direalisasikan. Jika upaya ini gagal dilakukan,

Page 21: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

6

maka dampaknya akan mengarah pada ketegangan di tempat kerja dan keluarga

yang selanjutnya akan menimbulkan rasa ketidak nyamanan dalam masing-

masing peran yang dijalani, sehingga pada akhirnya akan menghambat pencapaian

kepuasan pada kedua peran tersebut.

Dewi (2012: 14) mengatakan, “Dalam kehidupan orang dewasa, pekerjaan

dan kehidupan keluarga, merupakan realisme dwi tunggal yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lainnya. Individu, terutama yang berada dalam suatu

ikatan perkawinan, mau tidak mau, harus mengupayakan perimbangan untuk

menghindari terjadinya konflik antara dua kepentingan tersebut”. Wanita

memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah tangga yang lebih

besar dibandingkan pria (Tingey, dkk, 1996). Oleh karenanya, menjadi wajar bila

wanita merasa lebih terikat dengan perannya di dalam keluarga jika dibandingkan

dengan pria.

Survei di Inggris menunjukkan bahwa wanita yang bekerja lebih sering

mengalami kesulitan dalam menjalankan tanggung jawabnya di keluarga dan

pekerjaan (Ayuningtyas, 2013: 2). Demikian halnya seorang wanita yang sudah

menikah yang mengambil keputusan untuk bekerja dituntut untuk memiliki work

family balance (keseimbangan antara waktu untuk bekerja dan waktu untuk

keluarga) yang baik, sehingga semua tugasnya dapat berjalan dengan lancar. Work

family balance memainkan peranan yang penting karena karyawan atau bawahan

menginginkan untuk mencapai dan memenuhi antara kewajiban pada pekerjaan

dan kewajiban di luar pekerjaan (keluarga). Dengan work family balance yang

baik, konflik dan ketegangan di masing-masing peran dapat diminimalisir. Frone

Page 22: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

7

(2003: 145) mengatakan bahwa work family balance direpresentasikan oleh

kurangnya konflik atau intervensi yang muncul karena menjalankan peran di

dalam keluarga dan pekerjaan. Selanjutnya Greenhaus, Collins dan Shaw (2003:

513) mendefinisikan work family balance sebagai keadaan dimana individu

merasa terikat dan puas terhadap perannya di keluarga maupun pekerjaan.

Krichmeyer (dalam Ayuningtyas, 2013: 3) menjelaskan bahwa: “work family

balance adalah tercapainya kepuasan disemua aspek kehidupan dan hal tersebut

membutuhkan tenaga, waktu dan komitmen yang didistribusikan dengan baik

kesemua bagian.”

Work family balance adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki

oleh seorang ibu rumah tangga yang bekerja, sehingga keseimbangan antara

pekerjaan dan mengurus rumah tangga benar-benar dapat berjalan dengan baik

dan tidak terjadi konflik. Ananda (2013: 42) mengatakan: “banyak persoalan yang

dialami oleh para wanita atau ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah,

seperti bagaimana mengatur waktu dengan suami dan anak hingga mengurus

tugas-tugas rumah tangga dengan baik.” Akibat yang dapat ditimbulkan ketika

seorang ibu rumah tangga tidak memiliki work family balance yang baik akan

bermacam-macam, diantaranya tugas rumah tangga yang mungkin akan

terbengkalai, anak tidak terurus sehingga kurang mendapat perhatian, dan

hubungan dengan suami yang renggang.

Greenhauss, Collins, dan Shaw (2003: 513) mengatakan bahwa work

family balance memiliki tiga komponen. Tiga komponen tersebut adalah

keseimbangan keterlibatan, keseimbangan kepuasan, dan keseimbangan waktu.

Page 23: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

8

Dalam mencapai keseimbangan waktu kiranya seorang pekerja wanita yang sudah

menikah perlu memiliki manajemen waktu yang baik sehingga dapat mencapai

tingkat work family balance yang baik. Atas dasar ini terkait dengan work family

balance, adanya manajemen waktu yang baik sangat perlu diperhatikan agar

pekerja wanita yang sudah menikah dapat mencapai work family balance yang

baik.

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada 30 April 2016 dengan

memberikan skala kepada 20 karyawan perusahaan PT. Apparel One Indonesia.

Berikut hasil studi awal yang telah disajikan dalam tabel 1.1

Tabel 1.1 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Studi Pendahuluan

No Aitem YA TIDAK 01 Bagi saya menyeimbangkan waktu antara

bekerja dan keluarga adalah hal yang

mudah.

9 = 45 % 11 = 55%

02 Saya merasa kekurangan waktu bersama

keluarga. 11 = 55% 9 = 45 %

03 Saya dapat merasakan adanya

keseimbangan kepuasan antara waktu

bekerja dengan waktu berkumpul dengan

keluarga.

9 = 45 % 11 = 55%

04 Saya tidak bisa menikmati kebersamaan

dengan keluarga akibat pekerjaan yang

menyita waktu.

12 = 60 %

8 = 40 %

05 Hubungan saya dengan keluarga renggang

akibat pekerjaan yang menyita waktu. 12 = 60 % 8 = 40 %

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang terangkum dalam tabel 1.1

menunjukkan bahwa kategori work family balance responden berada dalam

kondisi yang tidak optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari aitem-aitem yang ada,

misalnya aitem nomor 5 yang menunjukkan 12 dari 20 karyawan menyatakan

bahwa hubungan dengan keluarga menjadi renggang akibat pekerjaan yang

Page 24: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

9

menyita waktu. Walaupun hasil studi pendahuluan yang didapat bedanya tidak

terlalu jauh sejumlah karyawan PT. Apparel One Indonesia mengalami gejala-

gejala unbalance.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, beberapa

pekerja wanita masih merasa bahwa tuntutan di tempat kerja sangat ketat sehingga

antara pekerjaan dan keluarga tidaklah seimbang. Hal ini dikhawatirkan menjadi

salah satu penyebab terjadinya konflik di keluarga (aitem studi pendahuluan no 5)

yang bisa jadi nantinya akan berimbas juga pada kinerja pekerja di tempat kerja.

Kenyataannya data yang di dapat dari hasil studi pendahuluan justru berlawanan

dengan apa yang dijelaskan oleh Frone. Frone (2003: 145) mengatakan bahwa

work family balance direpresentasikan oleh kurangnya konflik atau intervensi

yang muncul karena menjalankan peran di dalam keluarga dan pekerjaan.

Fakta diatas menunjukkan bahwa untuk mencapai work family balance

diperlukan adanya keseimbangan waktu. Greenhauss, Collins, dan Shaw (2003:

513) mengatakan bahwa work family balance memiliki tiga komponen. Tiga

komponen tersebut adalah keseimbangan keterlibatan, keseimbangan kepuasan,

dan keseimbangan waktu. Untuk dapat mercapai keseimbangan waktu bukanlah

hal yang mudah terlebih pada pekerja wanita. Survei di Inggris menunjukkan

bahwa wanita yang bekerja lebih sering mengalami kesulitan dalam menjalankan

tanggung jawabnya di keluarga dan pekerjaan (Ayuningtyas, 2013: 2).

Berdasarkan pernyataan Greenhauss jika disesuaikan dengan apa yang

akan peniliti lakukan, seharusnya pekerja wanita memiliki kemampuan untuk

menyeimbangan waktu, yang secara otomatis diperlukan kemampuan mengatur

Page 25: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

10

waktu (time management) dengan kualitas yang baik, sehingga waktu untuk

pekerjaan dan waktu dengan suami dan anak (keluarga) hingga mengurus tugas-

tugas rumah tangga sama-sama tidak terganggu.

Menurut Mulyana (dalam Mujahidah, 2014: 3) pengertian manajemen

waktu adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

produktifitas waktu. Sedangkan menurut Forsyth (dalam Mujahidah, 2014: 3)

manajemen waktu adalah bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga

menjamin terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktivitas.

Sedangkan Mujahidah (2014: 3) berpendapat bahwa manajemen waktu

yaitu suatu proses mengelola diri sendiri. Hal yang menarik disini adalah

ketidakmampuan yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri, yakni kemampuan

merencakan, mendelegasikan, mengatur dan mengontrol.

Ojo dan Olaniyan (2008: 401) mengatakan bahwa manajemen waktu

bukan tentang melakukan banyak hal dalam satu hari. Ini adalah tentang

melakukan hal-hal yang paling penting. Manajemen waktu adalah kemampuan

untuk memutuskan apa yang paling penting dalam kehidupan baik ditempat kerja,

dirumah dan bahkan dalam kehidupan pribadi. Jamal (dalam Grissom dkk, 2011:

6) mengatakan bahwa manajemen waktu yang efektif juga dapat mengurangi stres

kerja, yang dapat menjadi penghalang penting untuk kinerja pekerjaan.

Menurut Claessens (dalam Grissom dkk, 2011: 2) keterampilan

manajemen waktu yang baik meliputi kemampuan untuk menetapkan tujuan yang

akan dicapai, mengidentifikasi prioritas, memantau kemajuan sendiri, dan tetap

terorganisir. Kualitas manajemen waktu yang baik menurut Macan (1994: 381)

Page 26: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

11

yang sesuai dengan pendapat Lakein memiliki 3 faktor dasar. Faktor tersebut

adalah penetapan tujuan dan skala prioritas, mekanisme manajemen waktu seperti

membuat list, dan pilihan untuk berorganisasi.

Berdasarkan penjelasan diatas bisa dipahami bahwa pekerja wanita yang

memilik kualitas manajemen waktu yang baik akan dapat menentukan tujuan dan

skala prioritas, sehingga keluarga sebagai prioritas tidak terganggu dengan

tuntutan pekerjaan. Hal ini membuat peneliti memiliki dugaan bahwa kualitas

manajemen waktu mempengaruhi work family balance pekerja wanita yang sudah

menikah. Asumsi tersebut menjadi dasar penemuan masalah dalam penelitian ini.

Peneliti juga mendapatkan fakta di lapangan dari hasil wawancara pada 3

orang ibu rumah tangga yang bekerja di industri garment yaitu, KR 27 tahun, KL

34 tahun, dan KJ 25 tahun. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pekerja wanita

melakukan aktivitas pulang ke rumah ketika waktu istirahat. Aktivitas pulang ke

rumah ketika istirahat dilakukan guna mengurusi anak-anak dan keluarga. Jam

istirahat yang semestinya digunakan untuk makan dan beristirahat di tempat kerja

justru digunakan untuk pulang ke rumah. Dari gambaran aktivitas yang dilakukan

menunjukkan bahwa pekerja wanita tersebut memiliki kemampuan kualitas

manajemen waktu yang baik. Dengan kemampuan manajemen waktu tersebut

pekerja wanita merasa bisa terlibat dalam perannya sebagai pekerja dan sebagai

ibu rumah tangga yang harus mengurus anak dan rumah. Dari fakta yang peneliti

dapatkan di lapangan memperkuat dugaan bahwa kualitas manajemen waktu

memiliki hubungan dengan work family balance.

Page 27: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

12

Lebih lanjut penelitian ini akan memberikan gambaran tentang kualitas

manajemen waktu, work family balance pada pekerja wanita yang sudah menikah,

dan menguji ada tidaknya hubungan kualitas manajemen waktu dengan work

family balance pada pekerja wanita yang sudah menikah. Sehingga peneliti dapat

mengiformasikan kepada perusahan dan masyarakat terkait penelitian. Informasi

ini diharapkan memberi pengaruh positif terhadap perusahaan dan masyarakat.

Pada dasarnya penelitian ini akan memberikan konstribusi yang baik sehingga

penelitian ini perlu dilakukan.

Page 28: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

13

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran kualitas manajemen waktu pekerja wanita yang sudah

menikah ?

2. Bagaimana gambaran work family balance pada pekerja wanita yang sudah

menikah ?

3. Adakah hubungan kualitas manajemen waktu terhadap work family balance

pekerja wanita yang sudah menikah ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran kualitas manajemen waktu pekerja wanita yang sudah

menikah.

2. Mengetahui gambaran work family balance pada pekerja wanita yang sudah

menikah.

3. Menguji ada tidaknya hubungan kualitas manajemen waktu dan work family

balance pada pekerja wanita yang sudah menikah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, untuk selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dari sudut pandang psikologi mengenai hubungan kualitas

manajemen waktu terhadap work family balance pada pekerja wanita yang sudah

menikah.

Page 29: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

14

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan tambahan informasi mengenai hubungan

kualitas manajemen waktu terhadap work family balance pada pekerja wanita

yang sudah menikah.

2 Diharapkan dapat meningkatkan minat para peneliti lain untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam, atau melakukan penelitian baru yang

berhubungan dengan kualitas manajemen waktu dan work family balance.

Page 30: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Work Family Balance

Work family balance adalah salah satu topik penelitian yang saat ini mulai

banyak dibicarakan, terutama pada wanita yang bekerja karena sekarang banyak

wanita yang terjun dalam dunia kerja, sehingga sangat menarik untuk dibicarakan.

2.1.1 Definisi Work Family Balance

Ada beberapa pandangan mengenai work family balance diantaranya

menurut Frone (2003: 145) yang mengatakan bahwa work family balance

direpresentasikan oleh sedikit konflik yang muncul karena menjalankan peran

dalam pekerjaan dan keluarga serta memperoleh keuntungan dalam menjalankan

perannya tersebut. Frone (dalam Patel, 2009: 2) mengatakan bahwa work family

balance sebagai tidak adanya konflik atau gangguan, dan adanya fasilitasi atau

integrasi antara peran pekerjaan dan keluarga. Kirchmeyer (dalam Ayuningtyas,

2013: 3) mengatakan bahwa “work family balance adalah tercapainya kepuasan

disemua aspek kehidupan dan hal tersebut membutuhkan tenaga, waktu, dan

komitmen yang didistribusikan dengan baik ke semua bagian”.

Higgins (dalam Beham & Dropnic, 2010: 671) mengatakan bahwa work

family balance adalah fenomena persepsi yang ditandai dengan rasa setelah

mencapai dan memuaskan resolusi dari beberapa tuntutan domain pekerjaan dan

keluarga. Greenhauss, Collins dan Shaw (2003: 513) mendefinisikan work family

balance sebagai: “sejauh mana seseorang memiliki perasaan keterlibatan yang

Page 31: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

16

sama dalam pekerjaan dan keluarga, serta memiliki tingkat kepuasan yang sama

dalam pekerjaan dan keluarga”. Odle (2012: 332) mengatakan work family

balance menekankan kesetaraan perilaku dan keterlibatan psikologis dalam

domain pekerjaan dan keluarga.

Kemudian ditambahkan oleh Allen (2012: 373) mendefinisikan work

family balance sebagai penilaian keseluruhan mengenai efektivitas dan kepuasan

seseorang dengan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Selanjutnya Shiva (2013: 1)

mengatakan bahwa work family balance adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan praktek dalam mencapai keseimbangan antara tuntutan karyawan

dalam keluarga dan kehidupan kerja. Clark (2000: 751) menambahkan bahwa

work family balance adalah keseimbangan, kepuasan dan fungsi yang baik di

tempat kerja dan di rumah, dengan minumum konflik peran. Handayani (2013:

95) menjelaskan bahwa work family balance adalah ketika seseorang mampu

berbagi peran dan merasakan adanya kepuasan dalam peran-perannya tersebut,

walaupun tetap ada konflik yang minimal.

Grzywacz dan Carlson (dalam Tomaževič1 dkk, 2015: 2) mendefinisikan

work family balance sebagai pemenuhan harapan terkait peran yang

dinegosiasikan dan dibagi antara individu dan mitra kerjanya terkait peran dalam

pekerjaan dan keluarga. Greenhaus dan Allen (dalam Tomaževič1 dkk, 2015: 2)

menyatakan bahwa work family balance harus didefinisikan dari perspektif yang

disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sebagai efektivitas dan kepuasan dalam peran

pekerjaan dan keluarga dengan nilai-nilai kehidupan individu pada titik waktu

tertentu.

Page 32: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

17

Dari beberapa definisi yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan

bahwa work family balance adalah derajat atau tingkat ketercapaian keseimbangan

pada peran pekerjaan dan keluarga.

2.1.2 Komponen Work Family Balance

Beberapa definisi yang telah dijelaskan diatas setidaknya sedikit memberi

gambaran tentang work family balance. Menurut Greenhauss, Collins, dan Shaw

(2003: 513) work family balance memiliki tiga komponen :

a. Keseimbangan waktu

Jumlah yang sama dari waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan peran

keluarga. Work family balance bisa berjalan dengan baik apabila seseorang

dapat membagi waktu dengan seimbang antara waktu untuk bekerja dan waktu

untuk keluarga. Sehingga masing-masing peran dapat dijalankan sesuai dengan

semestinya.

b. Keseimbangan Keterlibatan

Tingkat keterlibatan psikologis yang sama dalam pekerjaan dan peran keluarga.

Keterlibatan psikologis sangat penting dalam mencapai work family balance

yang baik. Dalam menjalankan kedua peran seseorang harus memiliki

keterlibatan psikologis yang seimbang sehingga tidak ada kesenjangan

keterlibatan seseorang dalam menjalani perannya.

c. Keseimbangan kepuasan

Tingkat kepuasan yang sama dalam menjalankan pekerjaan dan dalam

keluarga. Kepuasan seseorang dalam melakukan sesuatu akan memberi

dampak terhadap hasil yang diberikan. Sehingga keseimbangan kepuasan

Page 33: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

18

antara menjalankan pekerjaan dan dalam keluarga harus lah dapat dimiliki oleh

seseorang agar dapat memilik work family balance yang baik.

Setiap komponen dari work family balance dapat mewakili keseimbangan

positif atau negatif, tergantung pada apakah tingkat waktu, keterlibatan dan

kepuasan yang sama-sama tinggi atau sama-sama rendah.

Menurut Patel (2009: 2) komponen work family balance ada dua yaitu :

a. Work Family Conflict

Konflik kerja-keluarga adalah bentuk konflik antar-peran di mana tidak

ditemukan adanya kecocokan pada tuntutan pekerjaan dan keluarga dalam

beberapa hal sehingga partisipasi dalam satu peran lebih sulit karena partisipasi

dalam peran lainnya.

b. Work Family Facilitation

Work Family Facilitation adalah sejauh mana partisipasi di tempat kerja atau

rumah dibuat lebih mudah berdasarkan pengalaman, keterampilan, dan peluang

yang diperoleh atau dikembangkan di rumah atau di tempat kerja.

Dari penjelasan diatas komponen work family balance menurut

Greenhauss, Collins, dan Shaw (2003: 513) adalah keseimbangan waktu,

keseimbangan keterlibatan, dan keseimbangan kepuasan. Sedangkan menurut

Patel (2009: 2) komponen work family balance adalah work family conflict dan

work family facilitation.

Komponen-komponen yang disampaikan oleh kedua tokoh tersebut

memiliki perbedaan. Komponen yang diajukan oleh Greenhauss (2003)

menunjukkan hal yang lebih sempit dalam menjelaskan work family balance

Page 34: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

19

dimana lebih menekankan pada adanya keseimbangan pada kedua ranah

(pekerjaan dan keluarga). Sedangkan komponen yang diajukan oleh Patel (2009)

terkesan lebih luas karena menekankan pada adanya konflik yang dapat saling

memperngaruhi pada kedua peran (merugikan), atau adanya fasilitas dari kedua

peran yang juga saling mempengaruhi (menguntungkan).

2.1.3 Dimensi Work Family Balance

Menurut Fisher, dkk (2009: 442-443) work family balance memiliki 4

dimensi pembentuk yaitu:

a. WIPL (Work Interference Personal Life)

Dimensi ini mengacu pada sejauh mana pekerjaan dapat mengganggu

kehidupan pribadi individu. Misalnya, bekerja dapat membuat seseorang sulit

mengatur waktu untuk kehidupan pribadinya.

b. PLIW (Personal Life Interference Work)

Dimensi ini mengacu pada sejauh mana kehidupan pribadi individu

mengganggu kehidupan pekerjaannya. Misalnya, apabila individu memiliki

masalah didalam kehidupan pribadinya, hal ini dapat mengganggu kinerja

individu pada saat bekerja.

c. PLEW (Personal Life Enhancement Of Work)

Dimensi ini mengacu pada sejauh mana kehidupan pribadi individu dapat

meningkatkan performa individu dalam dunia kerja. Misalnya, apabila individu

merasa senang karena kehidupan pribadinya menyenangkan maka hal ini dapat

membuat suasana hati ndividu pada saat bekerja.

Page 35: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

20

d. WEPL (Work Enhancement Of Personal Life)

Dimensi ini mengacu pada sejauh mana pekerjaan dapat meningkatkan kualitas

kehidupan pribadi individu. Misalnya, keterampilan yang diperoleh individu

pada saat bekerja, memungkinkan individu untuk memanfaatkan keterampilan

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pada penelitian ini penulis menggunakan dimensi work family balance

yang dikemukakan oleh Fisher, dkk (2009: 442-443). Dimensi-dimensi tersebut

adalah WIPL (Work Interference Personal Life), PLIW (Personal Life

Interference Work), PLEW (Personal Life Enhancement Of Work), WEPL (Work

Enhancement Of Personal Life).

2.1.4 Faktor-faktor Work Family Balance

Menurut Ayuningtyas dan Septarini (2013: 3) work family balance

berhubungan dengan berbagai faktor-faktor lain, diantaranya:

a. Dukungan organisasi

Dukungan organisasi terdiri dari dua bentuk, yaitu dukungan formal dan

dukungan informal. Dukungan formal dapat berupa ketersediaan work family

policies/benefits dan fleksibilitas pengaturan jadwal kerja. Sedangakan

dukungan informal dapat berupa otonomi kerja, dukungan dari atasan, dan

perhatian terhadap dampak karir karyawan.

b. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dapat menjadikan tercapainya work family balance, salah

satu bentuk dukungan dari keluarga adalah dukungan dari pasangan.

Page 36: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

21

c. Kepribadian

Kepribadian seseorang juga berhubungan dengan bagaimana seorang

mempersepsikan keadaan balance di keluarga dan pekerjaan. Seseorang yang

memiliki kontrol diri baik akan lebih tenang dalam menghgadapi permasalahan

yang muncul di keluarga maupun pekerjaan, sehingga dapat meminimalisir

konflik yang terjadi dalam keduanya.

d. Orientasi kerja

Orientasi kerja berhubungan dengan work family balance, karena saat ini

banyak orang yang memang memiliki keinginan untuk bekerja sehingga

mereka lebih siap menghadapi konsekuensi dari pekerjaan tersebut.

e. Jenjang karir

Semakin tinggi jabatan lebih menyulitkan seseorang untuk mencapai work

family balance.

f. Iklim Organiasi

Iklim organisasi juga berperan dalam tercapainya work family balance.

Seseorang lebih mudah mencapai work family balance jika bekerja di

lingkungan organisasi yang suportif terhadap keluarganya.

Berbeda dengan Ayuningtyas (2013: 3), menurut Keene dan Quadagno

(2004: 2), faktor work family balance ada tiga yaitu :

a. Job Characteristic

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan yang lebih tinggi

akan lebih akomodatif untuk kehidupan keluarga daripada tingkat pekerjaan

yang lebih rendah.

Page 37: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

22

b. Family Characteristic

Sejumlah studi menunjukkan bahwa karakteristik keluarga cenderung memiliki

dampak penting pada kesejahteraan, kepuasan peran, dan persepsi

keseimbangan.

c. Role Spillover

Spillover didefinisikan sebagai ketegangan timbal balik antara peran dan

kewajiban sebagai orang tua atau pasangan,di satu sisi, dan seorang karyawan

di sisi yang lain. Spillover keluarga terjadi ketika tanggung jawab keluarga

melanggar batas sikap, kemampuan, atau energy untuk pekerjaan, sehingga

lebih sulit bagi mereka untuk memenuhi kewajiban pekerjaan.

Dari penjelasan diatas faktor work family balance menurut Ayuningtyas

(2013) adalah dukungan organisasi, dukungan keluarga, kepribadian, orientasi

kerja, jenjang karir, dan iklim organisasi. Sedangkan menurut Keene dan

Quadagno (2004) faktor work family balance adalah job characteristic, family

characteristic, dan role spillover.

Dari kedua pendapat mengenai faktor work family balance menunjukkan

faktor yang disampaikan oleh Ayuningtyas (2013) lebih fokus pada individu dan

hal yang mengarah kepada individu itu sendiri. Sedangkan faktor yang

disampaikan oleh Keene dan Quadagno (2004) lebih fokus pada hal lain di luar

individu (karakter pekerjaan, karakter keluarga).

2.1.5 Model-model dalam menjelaskan work family balance

Menurut Bellavia dan Michael (dalam Perera dan Opatha, 2014: 288)

work family balance harus dijelaskan dengan tiga model:

Page 38: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

23

a. Teori Sistem Ekologi

Teori ini menjelaskan bahwa pengembangan individu bersifat seumur hidup

dan paling baik dipahami dengan memeriksa interaksi antara karakteristik

orang lain dengan karakteristik individu tersebut / lingkungannya.

b. Teori Peran

Teori ini menjelaskan bahwa ketika orang memiliki peran ganda, akan mustahil

bagi mereka untuk memenuhi semua harapan pada semua peran karena harapan

tersebut pasti akan bertentangan satu sama lain . Ini diberi label sebagai 'inter

role conflict'.

c. Teori Boarder

Teori ini menjelaskan bahwa setiap peran seseorang berlangsung dalam

domain kehidupan tertentu, dan domain ini dipisahkan oleh batas yang

mungkin berupa fisik dan psikologis.

2.1.6 Pengukuran Work Family Balance

Pengukuran work family balance yang dilakukan oleh Fisher, Bulger dan

Smith (2009: 442-443) menggunakan skala yang dikembangkan dari 4 dimensi

yang meliputi work interference personal life (WIPL), personal life interference

work (PLIW), work enhancement personal life (WEPL) dan personal life

enhancement work (PLIW). Dimensi-dimensi ini dapat menggambarkan

bagaimana pengaruh antar kedua peran yang dapat menguntungkan atau

merugikan.

Sedangkan pengukuran work family balance yang dilakukan oleh

Greenhauss, Collins, dan Shaw (2003: 513) menggunakan skala yang

Page 39: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

24

dikembangkan dari 3 komponen yang meliputi keseimbangan waktu,

keseimbangan keterlibatan, dan keseimbangan kepuasan. Pendapat Greenhauss,

Collins, dan Shaw (2003: 513) mengenai komponen work family balance tersebut

terkesan hanya menekankan pada adanya keseimbangan diantara kedua peran dan

kurang menekankan ketidak seimbangan diantara kedua peran.

Milkie dan Peltola (1999: 481) dalam penelitiannya mengukur work

family balance menggunakan aitem “Bagaimana anda dapat merasa berhasil

dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga anda ?”. Secara

umum skala ini bagus karena berusaha mengungkap pandangan seseorang

(subyektif) mengenai keberhasilan dalam menyeimbangkan kedua peran dalam

keluarga dan pekerjaannya, akan tetapi tidak mengungkap pengaruh antara peran

wanita di keluarga dan peran wanita di tempat kerja.

Zhang (2012: 411) melakukan penelitian tentang work family balance

menggunakan skala yang dikembangkan dari 4 faktor. Faktor tersebut adalah

work family strains, work family gains, work parenting strains, dan work

parenting gains. Faktor-faktor ini hanya menggambarkan bagaimana peran

sebagai seorang pekerja dan ibu rumah tangga dapat memberikan keuntungan atau

kerugian.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan skala yang dikembangkan

dari dimensi yang digunakan oleh Fisher, Bulger dan Smith (2009: 442-443).

Dimensi ini digunakan penulis untuk dasar pengukuran karena dimensi yang

diajukan membentuk seperti sebuah perbandingan sejauh mana salah satu dimensi

menggangu dimensi lainnya serta sejauh mana salah satu dimensi mendukung

Page 40: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

25

dimensi lainnya. Selain hal tersebut dimensi-dimensi yang diajukan tidak terlalu

banyak namun mewakili secara utuh. Dimensi tersebut adalah work interference

personal life (WIPL), personal life interference work (PLIW), work enhancement

personal life (WEPL) dan personal life enhancement work (PLIW).

2.2 Kualitas Manajemen Waktu

2.2.1 Hakekat Kualitas

Menurut Goetsch dan Davis (dalam Fandy, 2000: 101) kualitas merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Atkinson dkk dalam

dictionary of psychology (2004: 64) menjelaskan bahwa makna kualitas adalah :

“the relative level of goodness or excellence or anything”. Sedangkan menurut

Hornby dalam kamus Oxford (1948: 1217) kualitas adalah :

a. “The standard of something when it is compared to other things like it”

b. “A feature of something especially one that makes it different from something

else”

c. “A thing that is part of a person’s characters especially something good”

Beberapa definisi di atas setidaknya telah memberikan gambaran

mengenai pengertian kata kualitas. Dari beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan makna kualitas adalah tingkatan yang menunjukkan baik-buruk atau

tinggi-rendahnya sesuatu.

2.2.2 Hakekat Manajemen Waktu

Macan (1994: 381) mendeskripsikan manajemen waktu sebagai

pengelolaan waktu dimana individu menetapkan terlebih dahulu kebutuhan dan

Page 41: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

26

keinginan kemudian menyusunnya berdasarkan segi urutan kepentingan.

Maksudnya bahwa terdapat aktivitas khusus yaitu penetapan tujuan untuk

mencapai kebutuhan dan keinginan dengan memprioritaskan tugas yang perlu

diselesaikan. Tugas yang sepenuhnya penting kemudian dicocokkan dengan

waktu dan sumber yang tersedia melaluai perencanaan, penjadwalan, pembuatan

daftar, pengorganisasian dan pndekatan terhadap tugas. Ojo dan Olaniyan (2008:

401) menyatakan bahwa manajemen waktu adalah kemampuan untuk

memutuskan apa yang paling penting dalam kehidupan baik ditempat kerja,

dirumah dan bahkan dalam kehidupan pribadi. Manajemen waktu bukan tentang

melakukan banyak hal dalam satu hari. Ini adalah tentang melakukan hal-hal yang

paling penting.

Menurut Claessens dkk (2007: 262) manajemen waktu adalah kegiatan

yang bertujuan untuk mencapai suatu penggunaan waktu yang efektif saat

melakukan kegiatan diarahkan pada tujuan tertentu. Gea (2014: 784) menjelaskan

manajemen waktu adalah tindakan dan proses perencanaan serta pelaksanaan

kontrol sadar atas sejumlah waktu yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu,

khususnya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

Sedangkan Forsyth (dalam Mujahidah, 2014: 3) mengatakan manajemen waktu

adalah bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin

terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktivitas. Mujahidah (2014:

3) berpendapat bahwa manajemen waktu adalah suatu proses mengelola diri

sendiri.

Page 42: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

27

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

waktu adalah kemampuan mengatur waktu dan menetapkan skala prioritas dalam

mencapai sebuah tujuan tertentu.

2.2.3 Hakekat Kualitas Manajemen Waktu

Hakekat kualitas manajemen waktu dapat diketahui dari makna kata

kualitas dan kata manajemen waktu. Ketika kualitas dimaknai sebagai “tingkatan

yang menunjukkan baik-buruk atau tinggi-rendahnya sesuatu” dan manajemen

waktu dimaknai sebagai “kemampuan mengatur dan menetapkan skala prioritas

dalam mencapai sebuah tujuan tertentu”, maka frase kualitas manajemen waktu

bisa dimaknai sebagai “tingkat baik-buruk atau tinggi rendahnya kemampuan

seseorang dalam mengatur waktu dan menetapkan skala prioritas dalam

mencapai sebuah tujuan tertentu”.

2.2.4 Faktor-faktor Manajemen Waktu

Menurut Macan (1994: 381) faktor manajemen waktu ada tiga :

a. Menetapkan tujuan dan prioritas

Aspek ini mengacu pada apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan seseorang

untuk diselesaikan dan bagaimana individu dapat menempatkan kebutuhan

sesuai prioritas tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

b. Teknik atau mekanika manajemen waktu

Aspek ini mengacu pada cara-cara yang digunakan dalam mengelola waktu

seperti membuat daftar, jadwal dan rencana kerja.

Page 43: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

28

c. Terorganisasi

Kecenderungan kerja seseorang dihubungkan dengan cara bagaimana mengatur

lingkungan kerja disekitarnya. Pengaturan menyebabkan kejelasan pikiran dan

keteraturan, dengan demikian individu tidak memboroskan waktu untuk

mencari barang-barang yang tercecer.

Sedangkan menurut McNamara (2010: 4) faktor yang mempengaruhi

manajemen waktu adalah sebagai berikut :

a. Individual charateristics

Tipe kepribadian dapat digunakan untuk melihat motivasi seseorang dalam

keputusan manajemen waktu mereka.

b. Work life balance

Efek samping dari ketidak seimbangan antara kehidupan-kerja telah dikaitkan

dengan hasil negatif seperti kerusakan hubungan baik di tempat kerja atau di

kehidupan, stress, dan kelelahan.

c. Organisation influences

Pengaruh organisasi seperti ukuran organisasi, tahapan siklus kehidupan, dan

sektor juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam

me manage waktu .

Dari penjelasan diatas faktor manajemen waktu menurut Macan (1994)

adalah menetapkan tujuan dan prioritas, mekanika manajemen waktu,

terorganisasi. Sedangkan menurut McNamara (2010) faktor manajeman waktu

adalah organisation influences, work life balance, individual charateristics.

Page 44: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

29

2.2.5 Aspek-aspek Manajemen Waktu

Banyak pendapat mengenai aspek manajemen waktu yang dikemukakan

oleh para ahli. menurut Madura (2007: 419) aspek manajemen waktu adalah

sebagai berikut:

a. Menyusun tujuan

Kemampuan menyusun tujuan kegiatan. Kemapuan ini ditunjukkan dalam

bentuk kegiatan misalnya, menatapkan dan meninjau kembali tujuan jangka

panjang ataupun tujuan jangka pendek.

b. Menyusun prioritas dengan tepat

Setiap tugas memiliki ciri penting atau sifat mendesak yang berbeda-beda, oleh

karena itu dalam pelaksanaanya harus ditentukan prioritas diantara bergbagai

pekerjaan.

c. Membuat jadwal

Kemampuan ini berupa aktivitas yang berkaitan dengan pengaturan waktu

yaitu membuat daftar hal-hal yang harus dikerjakan, mengalokasikan wkatu

yang dibutuhkan, dan merencanakan eaktu untuk istirahat, menggunakan buku

agenda atau sarana reminder yang lain.

d. Meminimalisasi gangguan

Hampir setiap orang menghadapi gangguan dalam menjalankan aktivitas

mereka. Beberapa masalah yang membutuhkan perhatian secara langsun,

namun beberapa yang lain dapat ditunda terlebih dahulu. Seseorang sebaiknya

tetap memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan dan

menghindari gangguan yang tidak diperkirakan.

Page 45: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

30

e. Mendelegasikan tugas

Memberi tanggung jawab kepada rekan kerja untuk melaksanakan suatu tugas

atau kewajiban yang sebenarnyamerupakan bagian dari tanggung jawab dari

individu sendiri. Seseorang memberi kewenangan kepada orang lain unuk

membuat keputusan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas tersebut.

2.2.6 Prinsip-prinsip manajemen waktu

Menurut Shipman (dalam Laurie & Hellsten, 2002: 5) prinsip manajemen

waktu yang efektif ada 6 :

a. Menyadari diri

Prinsip ini mengarah pada kesadaran diri akan pentingnya memanfaatkan

waktu secara efektif.

b. Penataan waktu secara tepat.

Banyaknya aktivitas membuat penataan waktu secara tepat menjadi hal yang

penting. Sehingga dapat efektif dalam mencapai tujuan.

c. Menetapkan tujuan dan prioritas.

Penetapan tujuan dan prioritas adalah salah satu hal yang penting dalam

tercapainya sebuah kualitas manajemen waktu yang baik.

d. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas pribadi.

Peningkatan efesiensi dan efektivitas pribadi sangat penting karena dapat

menentukan kualitas manajemen waktu itu sendiri.

Page 46: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

31

e. Menjadwalkan waktu untuk kegiatan

Banyaknya kegiatan yang dimiliki seseorang kemungkinan dapat saling

mengganggu. Pembuatan jadwal waktu untuk kegiatan dapat membantu

seseorang agar setiap kegiatan dapat berjalan secara optimal dan tidak saling

berbenturan.

f. Menjadwalkan waktu untuk relaksasi / bersantai.

Relaksasi dan bersantai adalah salah satu hal yang penting bagi seseorang

dengan banyak kegiatan karena dapat memberikan efek santai setelah

ketegangan psikologis akibat banyaknya kegiatan.

2.2.7 Karakteristik perilaku manajemen waktu

Kelly (dalam Laurie & Hellsten, 2002: 5) menjelaskan bahwa perilaku

manajemen waktu mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Membuat daftar

Pembuatan daftar atau list kegiatan dapat membantu seseorang dalam

menjalankan berbagai kegiatan yang dimiliki. Sehingga antara kegiatan satu

dengan kegiatan lain tidak saling berbenturan. Misalnya membuat daftar

kegiatan harian (daily activity).

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang dimiliki dapat

berjalan lancar. Misalnya mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas

yang serupa.

Page 47: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

32

c. Penetapan tujuan

Penetapan tujuan akan membantu seseorang mencapai penggunaan waktu

secara efektif karena yang dituju sudah jelas.

d. Menjaga dan mengevaluasi jadwal

Jadwal kegiatan yang sudah dibuat kiranya perlu diperhatikan agar kegiatan

yang dilakukan tetap terjaga sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat.

Sesekali juga perlu dilakukan evaluasi agar diketahui jadwal kegiatan mana

yang kurang tepat sehingga bisa diganti dengan kegiatan yang lebih tepat.

Laurie dan Hellsten (2002: 15) menambahkan bahwa ciri-ciri perilaku

manajemen waktu adalah sebagai berikut:

a. Long Range Planning

Perencanaan jangka panjang berarti adanya tujuan atau sasaran jangka panjang

yang diiringi dengan disiplin dalam melkukan rutinitas.

b. Short Range Planning

Perencanaan jangka pendek didefinisikan sebagai manajemen waktu pada

aktivitas yang bersifat harian atau mingguan, menentukan tujuan pada waktu

tersebut,merencanakan dan memprioritaskan kegiatan harian dan menkreasikan

dengan pekerjaan.

c. Time Attitude

Sikap terhadap waktu disini maksudnya adalah manajemen waktu memiliki

kunci perubahan yang berbeda dari biasanya, bahwa lebih fokus pada hasil

bukan pada proses.

Page 48: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

33

2.2.8 Pedoman manajemen waktu

Dalam menjalankan manajemen waktu ada beberapa pedoman yang perlu

diperhatikan. Timpe (1991: 40) menjelaskan tentang pedoman manajemen waktu

menggunakan istilah pedoman pengelolaan waktu. Adapun pedoman-pedoman

tersebut sebagai berikut :

a. Menghilangkan hal yang menjadikan penggunaan waktu secara boros.

Hal yang menyebabkan penggunaan waktu menjadi sia-sia akan membuat

strategi manajemen waktu tidak berhasil dengan baik. Sehingga perlu

menghilangkan hal yang bersifat menghabiskan banyak waktu.

b. Menetapkan prioritas.

Penetapan prioritas dapat membantu penggunaan waktu secara efejtif dan

menjadikan kualitas manajemen waktu baik.

c. Membuat daftar pekerjaan.

Pembuatan daftar pekerjaan akan membantu memudahka seseorang dalam

melakukan kegiatan-kegiatan yang dimiliki.

d. Menghindari menunda pekerjaan.

Seperti halnya dengan hal yang dapat membuat pengguanaan waktu menjadi

boros, menunda pekerjaan juga akan membuat strategi manajemen waktu tidak

berhasil dengan baik.

e. Memanfaatkan waktu luang

Selain untuk bersantai dan refreshing, waktu luang dapat digunakan untuk

menyicil pekerjaan-pekerjaan yang dimiliki.

Page 49: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

34

Heynes (2010: 71) juga menjelaskan tentang langkah-langkah manajemen

waktu yang efektif. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat daftar dan menentukan prioritas sasaran mingguan.

b. Membuat daftar “to do” dan menentukan prioritas.

c. Mencurahkan perhatian utama pada prioritas tertentu.

d. Menangani setiap tugas sekali saja.

e. Terus menerus bertanya bagaimana cara terbaik menggunakan waktu dan

mengerjakannya.

2.2.9 Pengukuran Kualitas Manajemen Waktu

Pengukuran dalam penelitian yang dilakukan oleh Meilistika (2011) dan

Kholisa (2011) tentang manajemen waktu menggunakan skala yang

dikembangkan dari aspek-aspek manajemen waktu yang dibuat oleh Madura

(2007: 419). Aspek tersebut meliputi: menyusun tujuan, menyusun priotas dengan

tepat, membuat jadwal, meminimalisasi gangguan, mendelegasikan tugas. Aspek

manajemen waktu yang di sampaikan oleh Madura (2007: 419) merupakan aspek

yang umum sehingga dapat digunakan dalam berbagai penelitian yang kaitannya

dengan manajemen waktu.

Berbeda dengan Meilistika (2011) dan Kholisa (2011), Britton dan Tesser

(1991: 407) mengukur manajemen waktu menggunakan kuesioner yang

dikembangkan dari faktor yang meliputi: short-range planning, long-range

planning, dan time attitude. Faktor-faktor tersebut memilik cakupan yang kurang

luas karena hanya menekankan pada waktu yang digunakan untuk menyusun

rencana.

Page 50: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

35

Sedangkan Rusydi (2012: 6) dalam penelitiannya menggunakan skala

yang dikembangkan dari 3 aspek yang meliputi: menetapkan tujuan dan prioritas,

teknik atau mekanika manajemen waktu, dan kontrol terhadap waktu. Aspek-

aspek yang digunakan oleh Rusydi (2012: 6) kurang cocok diterapkan dalam

penelitian ini karena cakupan aspek-aspek yang digunakan terlalu sempit. Aspek-

aspek tersebut digunakan dalam penelitiannya tentang manajemen waktu yang

berkaitan dengan prestasi akademik.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala yang dikembangkan dari

aspek- aspek manajemen waktu yang digunakan oleh Meilistika (2011) dan

Kholisa (2011). Penulis memilih aspek tersebut karena sesuai dengan ranah

penelitian penulis.

2.3 Wanita dan Pekerjaan

Bekerja merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap individu.

Berkembangnya zaman juga memberikan perubahan terhadap makna bekerja.

Pekerjaan yang dilakukan oleh individu bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan, akan tetapi bekerja juga untuk menuju tingkatan kehidupan yang lebih

baik. Melalui pekerjaan individu juga dapat mencapai aktualisasi dirinya. Dalam

pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi. Menurut

Hegel (Anoraga, 2009: 12), inti pekerjaan adalah kesadaran manusia. Pekerjaan

memungkinkan individu dapat menyatakan diri secara obyektif ke dunia ini,

sehingga individu serta individu lain dapat memandang dan memahami

keberadaan dirinya.

Page 51: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

36

Pandangan tradisional melihat bahwa bekerja hanya diperuntukkan bagi

kaum pria. Seiring berjalannya waktu wanita pun mulai banyak terjun dalam

dunia kerja. Menurut Anoraga (2009: 11) bekerja merupakan hal yang dibutuhkan

wanita dan pria. Tak jarag bahkan wanita malah memiliki pekerjaan yang

bergengsi seperti polisi, menteri, bahkan presiden. Menurut Widiastuti (dalam

Ananda, 2013: 41) bahwa karier dan pekerjaan bagi ibu rumah tangga saat ini

dipandang bukan lagi sebagai pilihan, tetapi sudah merupakan aktualisasi diri.

Bagi wanita yang sudah menikah sekaligus bekerja selalu menimbulkan

dampak positif maupun negatif. Menurut Primastuti (dalam Prihandhiny, 2014:

23) :

a. Dampak positif

1) Merasa dirinya lebih berharga yang terlihat dari sikap terhadap diri sendiri

2) Merasakan kepuasan hidup dan memiliki pandangan positif terhadap

masyarakat

3) Dalam mendidik anak, lebih banyak memberi pengertian dalam keluarganya

dan kurang menggunakan metode disiplin yang keras serta otoriter.

4) Lebih memperhatikan penampilan fisiknya

5) Kewaspadaan mental wanita lebih bekerja

6) Menunjukkan sikap pengertian terhadap pekerjaan suami dan

masalahmasalahnya

7) Menunjukkan penyesuaian pribadi dan sosial yang lebih baik.

Page 52: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

37

b. Dampak negatif

1) Tidak selalu mempunyai waktu pada saat dibutuhkan oleh keluarganya

2) Terdapat kebutuhan keluarganya yang tidak terpenuhi, misalnya mengantar

atau menjemput anaknya pulang sekolah, kemudian si anak ingin cerita

tentang apa yang terjadi di sekolah

3) Ketika pulang bekerja dan terlalu lelah, maka enggan bermain dengan

anaknya atau menemani suami dalam kegiatan-kegiatan tertentu.

Terlepas dari dampak apapun yang ditimbulkan, wanita yang bekerja akan

mengalami secondshift dan selanjutnya akan mengalami role overload yang

membutuhkan banyak energi. Maksud secondshift disini adalah adanya kedua

peran yang harus dilakoni oleh pekerja wanita dimana harus bertanggung jawab

atas pekerjaannya dan bertanggung jawab atas keluarganya. Akibat yang

ditimbulkan adalah terjadinya role overload dimana wanita yang bekerja akan

mengalami peran yang berlebih (peran sebagai pekerja dan pengurus rumah

tangga).

Melaksanakan semua tugas tersebut akan menjadi lebih berat bagi wanita

yang sudah menikah. Handayani (2013: 92) mengatakan bahwa perempuan yang

bekerja lebih mengalami konflik dibanding laki-laki, karena perempuan

mempunyai peran yang berbeda dalam keluarga. Adanya perbedaan tersebut

karena pekerjaan laki-laki dalam keluarga lebih fleksibel, sedangkan pekerjaan

perempuan lebih bersifat rutinitas.

Page 53: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

38

2.4 Hubungan antara Kualitas Manajemen Waktu dan Work

Family Balance

Bagi kebanyakan orang menjalani peran yang berlebih bukanlah hal yang

mudah. Hal ini juga berlaku bagi wanita, dimana wanita harus menjalani peran

sebagai pekerja dan bagian dari keluarga. Banyaknya peran yang harus dijalani

oleh seorang wanita pekerja akan membuat wanita mengalami role overload dan

ketidakmampuan menyeimbangkan tuntutan di pekerjaan dan keluarga.

Melaksanakan semua tugas tersebut akan menjadi lebih berat bagi wanita

yang sudah menikah. Handayani (2013: 92) mengatakan bahwa perempuan yang

bekerja lebih mengalami konflik dibanding laki-laki, karena perempuan

mempunyai peran yang berbeda dalam keluarga. Adanya perbedaan tersebut

karena pekerjaan laki-laki dalam keluarga lebih fleksibel, sedangkan pekerjaan

perempuan lebih bersifat rutinitas.

Konflik timbul ketika wanita pekerja tidak mampu menunaikan tugas-

tugasnya dengan baik pada masing-masing peran. Kinnunen dan Mauno (dalam

Handayani, 2013: 91) mengatakan berkaitan dengan konflik yang dialami

tersebut, akan berdampak pada kepuasan sebagai individu, kepuasan perkawinan,

kepuasan pekerjaan yang rendah, dan terjadinya gangguan psikosomatik.

Berbagai konflik yang muncul akibat adanya peran ganda perlu

diperhatikan dengan serius karena menjalankan dua peran secara bersamaan

bukanlah hal yang mudah. Dewi (2012: 14) mengatakan, “Dalam kehidupan orang

dewasa, pekerjaan dan kehidupan keluarga, merupakan realisme dwi tunggal yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Individu, terutama yang berada

Page 54: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

39

dalam suatu ikatan perkawinan, mau tidak mau, harus mengupayakan

perimbangan untuk menghindari terjadinya konflik antara dua kepentingan

tersebut”.

Berbagai konflik dapat diminimalisir apabila seorang wanita mampu

menyeimbangkan antara kedua peran. Tercapainya keseimbangan pada kedua

peran berarti wanita telah mampu mencapai work family balance. Frone (2003:

145) mengatakan bahwa work family balance direpresentasikan oleh sedikit

konflik yang muncul karena menjalankan berbagai peran serta memperoleh

keuntungan dalam menjalankan perannya tersebut.

Fisher, Bulger, dan Smith (2009:442-443) mengemukakan ada 4 dimensi

pembentuk work family balance. Dimensi-dimensi tersebut adalah work

interference personal life (WIPL), personal life interference work (PLIW), work

enhancement personal life (WEPL) dan personal life enhancement work (PLEW).

Dalam menjalankan kedua peran dan tugas agar dapat seimbang dan tidak

terjadi konflik diperlukan adanya strategi. Strategi tersebut adalah adanya kualitas

manajemen waktu. Ojo dan Olaniyan (2008: 401) menyatakan bahwa manajemen

waktu adalah kemampuan untuk memutuskan apa yang paling penting dalam

kehidupan baik ditempat kerja, dirumah dan bahkan dalam kehidupan pribadi.

Madura (2007: 419) mengatakan bahwa manajemen waktu memiliki beberapa

aspek. Aspek tersebut adalah menyusun tujuan, menyusun priotas dengan tepat,

membuat jadwal, meminimalisasi gangguan, mendelegasikan tugas.

Hasil penjelasan dari dimensi work family balance dan aspek manajemen

waktu diatas, menurut peneliti kedua variabel memiliki hubungan yang artinya

Page 55: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

40

ada hubungan antara kualitas manajemen waktu dan work family balance.

Hubungan antara kualitas manajemen waktu dan work family balance dapat

dijelaskan seperti halnya saat ditinjau dari aspek menyusun tujuan. Penyusunan

tujuan yang jelas akan membantu wanita pekerja mencapai work family balance.

Misalnya wanita yang bekerja karena bertujuan untuk membantu memenuhi

kebutuhan keluarga. Hal tersebut sesuai dengan dimensi work family balance

PLEW dimana karena adanya keluarga membuat wanita termotivasi (memberikan

dampak positif) untuk bekerja sehingga hasil kerjanya menjadi baik.

Selain itu, menyusun prioritas juga dapat menjelasankan hubungan kedua

variabel. Sebagai seorang yang bekerja, pekerjaan merupakan hal yang penting.

Akan tetapi sebagai seorang wanita juga tidak boleh melupakan keluarga yang

menjadi prioritas. Apabila seorang wanita pekerja terlalu fokus dengan

pekerjaannya sehingga membuat kehidupan keluarganya menjadi berantakan

(merugikan), maka pekerjaan telah mengalahkan posisi keluarga yang

semesetinya menjadi prioritas. Hal tersebut sesuai dengan dimensi WIPL.

Pembuatan jadwal juga salah satu hal yang penting dalam menjelaskan

kaitan antara manajemen waktu dan work family balane. Banyaknya tugas yang

harus dikerjakan terkadang membuat agenda kegiatan menjadi tidak teratur

sehingga antar-kegiatan saling mengganggu. Misalnya urusan keluarga yang

belum selesai karena jadwal kegiatan yang berantakan sehingga membuat urusan

pekerjaan menjadi terbengkalai, terlambat sampai di tempat kerja, dan tidak fokus

dalam bekerja. Hal ini merupakan gambaran dari dimensi work family balance

Page 56: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

41

PLIW dimana penyebab terbengkalainya (kerugian) urusan pekerjaan dikarenakan

urusan keluarga.

Kemudian ditinjau dari aspek meminimalisasi gangguan. Gangguan dapat

datang dari mana saja. Meminimalisasi gangguan akan membantu pekerja wanita

mencapai work family balance. Misalnya gangguan yang datang dari rekan kerja

yang mengajak untuk berbelanja di super market setelah pulang kerja. Menolak

ajakan rekan kerja tersebut merupakan salah satu bentuk meminimalkan gangguan

dimana waktu pulang kerja dapat digunakan untuk istirahat dan berkumpul

dengan keluarga. Menolak ajakan rekan kerja tersebut merupakan bentuk

keuntungan bagi keluarga, sehingga aspek ini cocok dengan dimensi work family

balance WEPL.

WEPL jika dijelaskan dari aspek mendelegasikan tugas pun juga dapat

menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel. Banyaknya tugas di tempat

kerja membuat seorang wanita pekerja harus pandai-pandai mencari strategi agar

kehidupan keluarganya tidak terganggu. Mendelgasikan tugas keluarga dapat

dilakukan sebagai salah satu cara untuk tetap menjaga agar banyaknya tugas

pekerjaan tidak membuat kehidupan keluarga berantakan. Misanya ketika harus

lembur dan pulang malam membuat wanita pekerja tidak dapat menemani

anaknya belajar, maka tugas menemani anak belajar dapat didelegasikan kepada

suami yang telah pulang kerja lebih awal sehingga urusan dengan anak dapat

terselesesaikan. Hal ini memberikan gambaran bahwa urusan pekerjaan yang

banyak tetap tidak mengesampingkan urusaan keluarga.

Page 57: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

42

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Pekerja wanita yang

menikah

Gambaran

Kualitas

Manajemen

Waktu

� Menyusun

tujuan

� Menyusun

prioritas

� Membuat jadwal

� Meminimalisasi

gangguan

� Mendelegasikan

tugas

Kualitas

Manajemen

Waktu

Gambaran

Work family balance ��WIPL ��PLIW ��WEPL ��PLEW

Ibu rumah

tangga

Secondshift, Role overload,

dan Konflik peran ganda

Karyawan

atau

seorang

pekerja

Peran Ganda

Page 58: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

43

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat tiga pertanyaan

penelitian, namun pertanyaan satu dan dua tidak memunculkan hipotesis.

Pertanyaan penelitian ketiga memunculkan hipotesis sebagai berikut,

”Ada hubungan antara Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance

pada Pekerja Wanita yang sudah Menikah di PT. Sai Apparel Industries”.

Page 59: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

108

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka diperoleh simpulan

sebagai berikut:

1. Gambaran kualitas manajemen waktu berada pada kategori sedang. Aspek

yang paling berkontribusi pada tinggi rendahnya kualitas manajemen waktu

adalah meminimalisasi gangguan.

2. Gambaran work family balance pada kategori sedang. Dimensi yang paling

berkontribusi pada baik-buruknya work family balance adalah work

interference personal life.

3. Tidak ada hubungan antara kualitas manajemen waktu dengan work family

balance. Hal ini dimungkinkan karena ada faktor lain, diantaranya adalah

padatnya jam kerja yang ditetapkan perusahaan dan jam kerja yang

berkesinambungan seacara terus menerus.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah disimpulkan dari hasil penemuan

penelitian, maka peneliti memberikan saran untuk beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi Pekerja Wanita

Diharapkan bagi pekerja wanita yang sudah menikah bisa mengkomunikasikan

hal apapun yang berasngkutan dengan pekerjaan kepada keluarga. Hal tersebut

dilakukan agar pekerja wanita bisa mendapat pengertian, dukungan, dan

Page 60: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

109

perhatian dari keluarga dan pasangan sehingga potensi timbulnya konflik bisa

diminimalisir.

2. Bagi Perusahaan

Membuat peraturan yang lebih bersifat fleksibel terhadap pekerja wanita

terutama bagi pekerja wnaita yang sudah menikah untuk urusan keluarga.

Selain itu juga menyediakan fasilitas dan kebijakan untuk pekerja wanita yang

sudah menikah agar tetap bisa memperhatikan dan mengurus keluarga. Selain

itu perusahaan juga sesekali perlu mengadakan acara family gathering sebagai

upaya memberi kesempatan kepada pekerjanya untuk berkumpul dengan

keluarga.

Page 61: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

110

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Marissa Rizky. 2013. Self Esteem Antara Ibu Rumah Tangga Yang

Bekerja Dengan Yang Tidak Bekerja. Jurnal Psikologi. Vol. 1 No. 1.

Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Allen, Tammy D. Kiburz, Kaitlin M. 2012. Trait mindfulness and work-family

balance among working parents: The mediating effects of vitality and

sleep quality. Journal Of Vocational Behavior. 80. 372-379. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Atkinson, J. et al. 2004. Dictionary of Psychology Special Indian Edition. Delhi:

Goyal Publisher.

Ayuningtyas, Larasati. Septarini, Berlian Gressy. 2013. Hubungan Family

Supportive Supervision Behaviors Dengan Work Family Balance Pada

Wanita Yang Bekerja. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 2

No. 1.

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________. 2011. Metode Penelitian (Cetakan ke XII). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

______________. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Beham, Barbara. Drobnic, Sonja. 2010. Satisfaction With Work Family Balance

Among German Office Worker. Journal Of Managerial Psychology. Vol. 25 No. 6. P. 669-689.

Bley, Scott. 2015. An Exemination Of The Time Management Behaviour And

Work Life Balance Of K-12 Music Educator. Thesis. Bowling Green State

University.

Claessens, B. J. C., Eerde, W. van, Rutte, C. G., & Roe, R. A. (2007). A review of

the time management literature. Personnel Review, 36(2), 255–276. Clark, Sue Campbell. 2000. A New Theory Of Work/Family Balance. Human

Relation 53. 747.

Page 62: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

111

Dewi, I Gusti Ayu Manuati. 2012. Sopistikasi Teori Konflik Pekerjaan-Keluarga:

Sebuah Kajian Kritis. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Vol. 8 No. 1.

Fandy Tjiptono. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Fisher, Gwenith. G., Smith, Carlla. S., & Bulger, Carrie. A. 2009 . Beyond Work

and Family: A Measure of Work/Nonwork Interference and Enhancement. Journal of Occupational Health Psychology Vol.14 No.4, 441-456

Frone, Michael R. 2003. Work-family balance. InJ.C.Quick,& L.E.Tetrick(Eds.).

Handbook of occupational health psychology (2nd ed.,143–

162).Washington DC: American Psychological Association.

Gea, Antonius Atosokhi. 2014. Time Management: Menggunakan waktu secara

efisien. Humaniora. Vol.5 No. hal. 777-785

Greenhauss, Jeffrey H. Collins, Karen M. Shaw, Jason D. 2002. The Relation Of

Work-Family Balance and Quality of Life. Journal Of Vocational Behavior 63. 510-531.

Grissom, Jason A. et al. 2011. Principal Time Management Skills: Explaining

Patterns in Principals’ Time Use and Effectiveness. American Educational Research Journal. 48(5), 1091–1123.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Handayani, Arri. 2013. Keseimbangan Kerja Keluarga pada Perempuan Bekerja:

Tinjauan Teori Border. Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada. Vol.

21 No. 2.

Hornby, A.S. 1948. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford University

Press.

Juran, Joseph. M. & Godfrey, A. Blanton. 1997. Juran’s Quality Handbook. New

York: Mc.Graw-Hill.

Kholisa, Nur. 2011. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Efektivitas

Kerja Karyawan Pt. Safarijunie Textindo Industry Di Boyolali. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Laurie, A., & Hellsten, M. 2002. What Do We Know About Time Management?

A Review of the Literature and a Psychometric Critique of Instruments

Assessing Time Management. University of Saskatchewan, Canada.

Page 63: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

112

Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bsinis. Jakarta: Salemba Empat.

Macan, Therese Hoff. 1994. Time Management: Test of a Process Model. Journal

of Applied Psychology. Vol. 79. No. 3, 381-391.

McNamara, Peter. 2010. Factors Influencing The Time Management Behaviours

of Small Business Manager. Research Online. University of Wollongong.

Meilistika, Hanjar Wahyu. 2011. Hubungan Manajemen Waktu Dengan

Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa yang Bekerja. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Milkie, M. A., & Peltola, P. 1999. Playing all the roles: Gender and the work–

family balancing act. Journal of Marriage and the Family, 61, 476–490.

Mujahidah, Indah Nur. 2014. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan

Prokrastinasi Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. Universitas Negeri

Surakarta.

Narulita, Elsa. 2009. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Work Family

Conflict Pada Wanita yang Bekerja. Naskah Publikasi. Universitas Islam

Indonesia.

Odle, Heather N. et al. 2012. Work Family Balance, Well Being, And

Organizational Outcomes: Investigating Actual Versus Desired Work /

Family Time Discrepancies. Journal Bussines Psychology. 27: 331-343.

Ojo, L.B. Olaniyan, D.A. 2008. Effective Time Management in Organization

Panacea or Placebo. Euro Journals Publishing, Inc. 24: 127-133.

Patel, Shivani Praful. 2009. Work-Family Balance And Religion: A Resource Based Perspective. Thesis. The University of Tennesse at Chattanooga.

Perera, H. Opatha, H.H.D.N.P. 2014. Work-Family Balance of Accounting

Professionals in Sri Lanka. International Conference on Busines Management. Vol. 11.

Prihandhany, E. A. 2014. Perbedaan Fear of Success pada Wanita yang Belum

Menikah dan Sudah Menikah. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Purwanto, Edy. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: FIP UNNES.

Quadagno, Jill. 2004. Predictors of perceived work-family balance: Gender

difference or gender similarity?. Faculty Publications. University of Nevada, Las Vegas. Vol. 47. No. 1.

Page 64: Hubungan Kualitas Manajemen Waktu dan Work Family Balance ...lib.unnes.ac.id/30452/1/1511412079.pdf · work family balance (30 aitem valid) dan skala kualitas manajemen waktu (26

113

Rusydi, Sofyani Hasan. 2012. Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan

Prestasi Belajar Pada Mahasiswa. Naskah Publikasi. Universitas Negeri

Surakarta.

Shiva, Mr. G. 2013. A Study on Work Family Balance and Challenges Faced by

Working Women. Journal of Business and Management. Vol. 14. Issue 5. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Ganesha.

________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Timpe, A. Dale. 1991. Seri Ilmu Dan Seni Manajemen Bisnis Mengelola Waktu.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Tingey, H., Kiger, G. & Riley, P.J. 1996. Juggling Multiple Roles: Perceptions of

Working Mothers. The Social Science 33: 183-191 Tomaževič1, Nina. et al. 2015. Does a Voluntary Job Change Affect Work-

Family Balance?. International Business Research. Vol. 8. No. 2

Zhang, Huiping. et al. 2012. Factor Structure and Psychometric Properties of the

Work- Family Balance Scale in an Urban Chinese Sample. Social Indic Research. 409-418.