HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI …
Transcript of HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI …
1
HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI PEGAWAI DINAS TATARUANG DAN
BANGUNAN KOTA MAKASSAR
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
Menyelesaikan Program Magister Adminstrasi Pembangunan
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Andi Awaluddin Maruf
P0800210012
Program Pasca Sarjana
Administrasi Pembangunan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Makassar
2013
2
HALAMANPENGESAHAN
Nama : Andi Awaluddin Maruf
Nomor Pokok :P0800210012
Program Studi :Administrasi Pembangunan
Judul Tesis : Hubungan Kepuasan Kerja dan Komitmen
OrganisasiPegawai Dinas Tataruang Dan
Bangunan Kota Makassar
Makassar, April2013
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
Prof. Deddy T. Tikson, Ph.D. Dr. M. Tahir Haning, M.Si.
Ketua Program Studi
Administrasi Pembangunan,
Dr. Alwi, M.Si.
3
PERTANYAAN KEASLIAN TESIS
Dengan penuh kesadaran, penyusunan yang bertanda tangan di
bawah, menyatakan bahwa tesis ini benar adalah hasil karya Penulis
sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan,
plagiat, maka Penulisbersediadiberisanksisesuaiaturan yang berlaku.
Makassar, Maret 2013
Penulis
Andi Awaluddin Maruf NIM. P0800210012
4
PRAKATA
Puji syukur Penulis panjatkan kapada Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister
pada Program Pascsarjana Administrasi Pembangunan Universitas
Hasanuddin Makassar. Selama menyelesaikan tesis ini, Penulis banyak
dibantu oleh berbagai pihak, baik bantuan berupa materi, bimbingan,
saran motivasi dan do‟a. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sangkala, M.Si. Ketua Jurusan Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
2. Bapak Dr. Alwi, M,Si, Ketua Program Studi Administrasi
Pembanguan Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Prof Deddy T. Tikson, Ph.D, Sebagai Pembimbing I , yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
masukan dan arahan demi kesempurnaan penyelesaian tesis ini.
4. Bapak DR.H.M Thahir Haning, M,Si, Sebagai Pembibing II, yang
telah bersedia memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam
proses penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Haselman, M.Si, Bapak Dr. Muhammad Rusdi, Msi,
dan Ibu Dr Atta Irene Allorante, M,Si, sebagai Penguji serta
kesediannya memberiakanpengujian, masukan kritikan dan saran.
6. Bapak/ Ibu Dosen Pascasarjana Administrasi Pembangunan
Universtas Hasanuddin yang telah banyak memberikan ilmu Kepada
Penulis.
7. Kedua Orang tua Penulis Bapak Andi Muh Jafar Bedang Spd,
Ibukutercinta Sukarni Hamid, atas segala dukungannya dan doanya
dalam proses pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
5
8. Istri Tercinta Drg. Fitriana, Skg, atas pengorbanan dengan penuh
kesabaran, memberikan motivasi dan semangat serta doa yang tulus
selama proses pendidikan dan penyusunan tesis ini
9. Semua rekan – rekan Mahasiswa Pascasarjan Program studi
Administrasi Pembangunan Universitas Hasanuddin. Khususnya
angkatan 2010.
10. Semua Pegawai Dinas Tataruang Dan Bangunan Kota Makassar
yang kesediaannya memberikan jawaban dan informasi atas
pengumpulan data Penelitian.dalam prose penyelesaian tesis ini.
Akhir harapan Penulis, semoga segala bantuan, petunjuk, motivasi,
doa dan pengorbanan yang telah diberikan oleh semua pihak yang
memungkinkan Penulis dapat menyelesaikan tesis ini, bernilai ibadah dan
memperoleh amal saleh yang berlipat ganda disisi Allah SWT, Amin..
Makassar, April 2013
Penulis
6
ABSTRAK
Andi Awaluddin Maruf, 2013.Hubungan Kepuasan Kerja Dengan
Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Tataruang Dan Bangunan Kota
Makassar.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
penggunaan metode deskritif eksplanasi asosiatif. Penulis melakukan
penelitian untuk memperoleh gambaran dari variabel kepuasan kerja
dengan variabel komitmen organisasi. Serta hubungan kedua variabel
tersebut antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi dengan
metode analisis Kendals‟tau. Sampel Adalah seluruh Populasi dari
Pegawai Dinas Tataruang dan bangunan Kota Makassar
Hasil Penelitian indikator–indikator pada variabel Kepuasan Kerja
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a) pekerjaan itu sendiri, b) gaji,
c) kesempatan promosi, d) pengawasan, e) rekan kerja. berdasarkan
jawaban yang diperoleh dari sebaran kuosioner terhadap pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan kota Makassar maka dapat dijelaskan mengenai
dimensi yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja adalah hasil
rata-rata puas. Sedangkan pada varibel Komitmen Organisasi dengan
tiga komponen organisasi yaitu: 1. komitmen afektif (affective
commitment), 2. komitmen kontinuans (continuance commitment), dan 3.
komitmen normative (normative commitment). Ketiga indikator ini menjadi
alat ukur menggambarkan Komitmen organisasi pegawai dinas tataruang
kota Makassar denga hasil olah data menunjukkan hasil Sebahagian
besar sikap Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota makassar
adalah Tinggi dalamdimensi komitmen Organisasi, Berdasarkan kriteria
ukuran nilai = 0,562 bisa dikatakan hubungan positif kepuasan kerja
dan komitmen organisasi dengan kriteria sedang.
Kata kunci:
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi, Kendall’s Tau
7
ABSTRACT
Andi Awaluddin Maruf, 2013.The relation of job satisfaction and the
official organisation commitment in Department of Urban Development
and Building Makassar city. The role and qualityof officials in
Departementof Urban Development and BuildingMakassar city are
influenced by the organisation behaviour especially the job satisfaction
and organisation commitment.The arising attitude among the officials
inspired the writer to bring about this research. This research uses the
quantitative approach using the method of associative explaination
description. The purpose of this research is to get the abstraction of job
satisfaction variables and organisation commitment. Also the relationship
of both variables between the job satisfaction and organisation
commitmen according to the method of Kendal‟s Tau analisys. The
samples are all offcicials in Departementof Urban Development and
BuildingMakassar city.
The reserch output, indicators of job satisfactions variable, that is
used in this research are : a) job satisfaction, b) salary, c) promotion
oppurtunity, d) supervision, and e) work colleague. In According to the
answers of questioner toward the officials of Departementof Urban
Development and Building Makassar city, it can be explained that the
dimension used to value the job satisfaction is “satisfied.” Meanwhile, on
the variable of organisation commitment with three organisation
components, namely : 1) affective commitment, 2) continuance
commitment, and 3) normative commitment. The three indicators are
measures to describe the organisation commitment of official
Departementof Urban Development and Building Makassar city. The result
of data processing related with the organisation commitment of the
officials of Departementof Urban Development and Building, most of the
official in this dapertement, is “high”. In according to the standard criteria
= 0,562, the positive relation between the job satisfaction and organisation
commitmens is “medium”. This research ouput indicates the first
hypothesis of the job satisfaction which shows the medium positive
relationships are significant toward the organisation commitment.
Keywords : The Job Satisfaction and The Organisation Commitment, Kendall’s Tau
8
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................i
Halaman Pengesahan............................................................................ii
Pernyataan Keaslian Tesis....................................................................iii
Prakata..................................................................................................iv
Abstrak..................................................................................................vi
Daftar Isi ...............................................................................................viii
DaftarTabel…………………………………………………………………...x
Bab I Pendahuluan.................................................................................1
A. Latar Belakan Masalah ............................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................9
C. Tujuan Penelitian .....................................................................9
D. Kegunaan Penelitian.................................................................9
Bab II Tinjauan Pustakan.......................................................................10
A. Teori Kepuasan Kerja...............................................................10
A.1. Defenisi Kepuasan Kerja.........................................................10
A.2. Indikator Kepuasan Kerja........................................................13
B. Teori Komitmen Organisasi .......................................................18
B.1. Defenisi Komitmen Organisasi ...............................................18
B.2. Indikator Komitmen Organisasi ................................................20
C. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi..........23
9
D. KerangkaPikir………...................................................................25
E. Hipotesis .....................................................................................25
F. Defenisi Operasional....................................................................25
1. Variabel Kepuasan Kerja........................................................26
2. Variabel Komitmen Organsisasi .............................................26
Bab III Metode Penelitian.........................................................................29
A. Desain Penelitian..........................................................................29
B. Waktu dan Lokasi Penelitian.........................................................29
C. Sumber Data Penelitian ...............................................................29
1. Data Primer..............................................................................30
2. Data Sekunder ........................................................................30
D. Populasi Dan Sampel.....................................................................30
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................31
1. Angket ( Kuesioner ) ................................................................31
2. Observasi .................................................................................32
F. Instrumen Penelitian ......................................................................32
1. Uji Validitas ...............................................................................32
2. Uji Reliabilitas............................................................................33
G. Metode Analisis Data......................................................................33
1. Analisis Statistik Deskripsi........................................................34
2. Analisis Kendall Tau ( )..........................................................34
3. Pengujian Hipotesis .................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................36
A. Gambaran Lokasi Penelitian..........................................................36
B. Karakteristik Responden................................................................38
C. Pengujian Instrumen Penelitian.....................................................44
1. Uji Validitas................................................................................44
2. Uji Realibilitas............................................................................46
D. Analisis Deskriptif...........................................................................46
10
1. Variabel Kepuasan Kerja .........................................................47
a. Pekerjaan Itu Sendiri ..........................................................47
b. Gaji......................................................................................50
c. Kesempatan Promosi .........................................................52
d. Pengawasan .......................................................................54
e. Rekan Kerja.........................................................................56
f. Tingkat KepuasanKerjaberdasarkanJeniskelamindan Tingkat
pendidikan……………………………………………..59
I. KepuasanKerjaBerdasarkanJenisKelamin……………59
II. KepuasanKerjaBerdasarkan Tingkat Pendidikan……..60
2. Variabel Komitmen Organisasi ...............................................61
a. Komitemn Afektif ................................................................62
b. Komitmen Kontinuans ........................................................66
c. Komitmen Normatif ............................................................68
d. Tingkat KomitmenOrganisasiBedasarkanJenis
KelamindantingkatPendidikan……………………………...71
I. KomitmenOrganisasiBerdasarkanJenisKelamin……..72
II. KomitmenOrganisasiBerdasarkanPendidikan…………73
E. Analisis Kendall‟s Tau Hubungan Kepuasan Kerja dengan
Komitmen Organisasi……………………………………………..….74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................78
A. Kesimpulan...................................................................................78
B. Saran – Saran...............................................................................79
Daftar Pustaka .......................................................................................80
Lampiran-lampiran...................................................................................84
11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Jenis Kelamin............................................................39
Tabel 2. Diskripsi Umur Responden .....................................................39
Tabel 3. Diskripsi Status Pegawai Responden......................................40
Tabel 4. Diskripsi Pendidikan Responden..............................................41
Tabel 5. Diskripsi Golongan Responden................................................42
Tabel 6. Diskripsi Rseponden bedasarkan Lamanya Bekerja..............43
Tabel.7 Hasil uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Dan Komitmen
Organisasi................................................................................45
Tabel. 8 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Dan Komitmen
Organisasi ...............................................................................46
Tabel. 9 Distribusi Frekuensi jawaban Responden terhadap pertanyaan
Indikator Pekerjaan Itu Sendiri Dari Variabel Kepuasan Kerja
..................................................................................................49
Tabel .10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap pertanyaan
indikator gaji dari Variabel Kepuasan kerja............................52
Tabel. 11 Distribusi frekuensi Jawaban Responden terhadap pertanyaan
indikator Kesempatan Promosi dari Variabel Kepuasan
Kerja..........................................................................................54
Tabel. 12 Distribusi frekuensi Jawaban Responden terhadap pertanyaan
indikator Pengawasan dari Variabel Kepuasan
Kerja..........................................................................................56
Tabel.13 Distribusi frekuensi Jawaban Responden terhadap indikator
12
Rekan Kerja dari Variabel Kepuasan Kerja..............................58
Tabel. 14 Matriks Variabel Kepuasan Kerja………………………….........58
Tabel. 15 Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Kepuasan Kerja
Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………..……60
Tabel .16 Distribusi Frekuensi dan Rata-rata nilai Kepuasan Kerja
Berdasarkan Tingkat pendidikan…………………………….....61
Tabel.17 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap pertanyaan
dari dimensi Komitmen Afektif dari Variabil Komitmen
Organisai...................................................................................65
Tabel. 18 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap pertanyaan
dari dimensi Komitmen kontinuans dari Variabel
KomitmenOrganisai................................................................67
Tabel. 19 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap pertanyaan
dari dimensi Komitmen Normatif dari Variabel Komitmen
Organisasi………………................................................……..70
Tabel.20 Matriks Variabel Komitmen Organisasi ………….…………..71
Tabel. 21 Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Komitmen Organisasi
Berdasarkan Jenis Kelamin....................................................72
Tabel. 22 Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Komitmen Organisasi
Berdasarkan Tingkat pendidikan…..………………………….73
Tabel. 23 Korelasi Kendall's Tau_b........................................................74
Tabel. 24 Nilai Rata- Rata Varibel Kepuasan Kerja Dan Komitmen
Organisasi...............................................................................76
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai implikasi dari
desentralisasi, selain merupakan manifestasi amanat konstitusi, juga
dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan rakyat serta efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan pembangunan daerah dalam kerangka negara
kesatuan. Arus reformasi yang dilaksanakan pemerintah saat ini dan
terlebih lagi suasana globalisasi yang menyentuh seluruh aspek
kehidupan masyarakat sampai ke wilayah pedesaan menjadikan
pemberian otonomi kepada daerah guna memberdayakan rakyat di
daerah semakin penting.
Desentralisasi dan otonomi daerah dianggap dapat menjawab
tuntutan pemerataan pembangunan sosial ekonomi, penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan politik yang efektif. Dalam konteks ini,
persoalan desentralisasi dan otonomi daerah berkaitan erat dengan
persoalan pemberdayaan, dalam arti memberikan keleluasaan dan
kewenangan kepada masyarakat daerah untuk berprakarsa dan
mengambil keputusan. Disamping itu, empowerment akan menjamin hak
dan kewajiban serta wewenang dan tanggung jawab dari organisasi
pemerintahan di tingkat daerah untuk dapat menyusun program, memilih
alternatif dan mengambil keputusan dalam mengurus kepentingan
14
masyarakat daerahnya sendiri. Pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang pemerintah daerah membawa perubahan fundamental dalam
hubungan tata kelola pemerintah daerah.
Berbagai pelaksanaan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dengan memberikan otonomi kepada daerah, dapat
disimpulkan bahwa motivasi dan urgensi pemberian otonomi kepada
daerah adalah sebagai upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan, upaya melancarkan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan kemampuan daerah.
Konsekuensi logis terjadinya pelimpahan wewenang adalah dalam
hal penataan perangkat organisasi Pemerintah Daerah yang berubah baik
dalam struktur maupun pola manajemen birokrasinya di tingkat
Pemerintah Daerah. Sebab bagaimanapun juga perangkat aturan dan
hukum yang ditetapkan dalam rangka mengatur pemerintahan,
efektivitasnya akan sangat ditentukan dalam implementasinya.
Perkembangan pemerintah sebagai organisasi modern yang pada
hakekatnya merupakan organisasi pelayan masyarakat, efektivitasnya
tergantung kepada sistem administrasi dan pola manajemen yang
diterapkan Kaspinor,( 2004). Ada tiga komponen utama yang berperan
dalam kerangka penerapan sistem birokrasi pemerintah yaitu: pertama
adalah aturan main (kontitusi, hukum, dan etika), kedua adalah lembaga-
lembaga yang berwenang melaksanakan aturan main, ketiga adalah
pelaku (pegawai pemerintah termasuk pimpinan pemerintah),
15
Kaspinor,(2004). Aturan main diperlukan untuk menjamin kelangsungan
proses dan pengambilan keputusan yang harus ditaati semua pihak.
Aturan main akan mengatur tentang kelembagaan, hak, wewenang,
pengawasan dan pemberian perlindungan termasuk pemberian sanksi
kepada pihak-pihak yang dirujuk oleh aturan main tersebut. Konstitusi
termasuk undang-undang didalamnya merupakan atuaran main yang
menjadi rujukan pemerintah dan warga negara dalam melaksanakan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini termasuk adalah
pengaturan tentang tugas dan wewenang struktur birokrasi pemerintah
daerah. Selain konstitusi dan kelembagaan yang nantinya akan berperan
bagi efektifitasnya peran birokrasi pemerintah adalah orang-orang yang
akan berperan sebagai pelaku dan bertanggung jawab bekerjanya suatu
sistem. Sebab semoderen apapun organisasi, maka faktor sumber daya
manusia ini masih menjadi kunci keberhasilannya. Sebagaimana
dikatakan, Stoner (1996) bagaimana sebuah organisasi akan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya akan banyak tergantung pada orang-
orang yang mengelolanya.
Perspektif manajemen sumber daya manusia strategis (MSDM)
yang paling mendasar adalah asumsi keberhasilan sebuah kinerja
organisasi dipengaruhi oleh tindakan dan peran manajemen sumber daya
manusia (SDM) yang dimiliki oleh organisasi Arthur, (1994).
Kecenderungan ini mulai terjadi dan menggejala pula di Indonesia. Faktor
penyebab antara lain karena masalah eksternal organisasi yang buruk
16
sebagai dampak dari krisis ekonomi makro yang berkepanjangan. Selain
itu faktor internal juga turut mempengaruhi diantaranya bagaimana suatu
organisasi dapat mengelola dan mendidik pegawainya sehingga memiliki
derajat komitmen yang tinggi terhadap organisasi, dengan memberikan
timbal balik yang selaras antara penerimaan dan pengorbanan pegawai
pada institusinya. Organisasi dapat menjadikan pengelolaan sumber daya
manusia (SDM) dan komitmen pegawainya sebagai kunci sukses dalam
menghadapi persaingan Barney, (1991), dimana pemilihan strategi
organisasi akan berkaitan erat dengan sumber daya manusia sebagai
pelakunya karena sebaik apapun strategi yang direncanakan untuk
digulirkan oleh suatu organisasi bila tidak didukung oleh sumberdaya
manusia yang qualified dan handal maka tidak akan menghasilkan kinerja
yang optimal. Ketika komitmen seorang pegawai telah tinggi maka
efektifitas sumber daya organisasi secara umum akan lebih terjamin. Ini
karena komitmen organisasi merupakan bagian kunci dalam manajemen
sumber daya manusia. Menurut Robbins (2001) kualitas SDM yang
berpengaruh kuat terhadap kinerja organisasi adalah komitmen
organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi
memiliki potensi untuk memperbaiki kinerja baik secara individual,
kelompok maupun organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen
organisasi yang tinggi akan memberikan usaha yang maksimal secara
sukarela untuk kemajuan organisasi. Mereka akan berusaha mencapai
tujuan organisasi dan menjaga nilai-nilai organisasi. Selain itu, mereka
17
akan berpartisipasi dan terlibat aktif untuk memajukan perusahaan.
Pegawai yang dimiliki komitmen yang tinggi akan bertanggung jawab
dengan bersedia memberikan seluruh kemampuannya karena merasa
memiliki organisasi. Rasa memiliki yang kuat akan membuat karyawan
merasa berguna dan nyaman berada dalam organisasi (Yuwono, 2005).
Menurut Hodge & Anthony (dalam Yuwono,2005) salah satu faktor
yang berkorelasi positif terhadap komitmen organisasi adalah kepuasan
kerja. Karyawan yang merasa puas pada tugas dan lingkungannya akan
merasakan adanya persamaan dengan organisasi dan telibat pada
aktivitas perusahaan. Hasil penelitian Angel & Perry (1981) serta Batemen
& Stresser (1984) ( dalam Yuwono,2005) menemukan bahwa karyawan
yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan memiliki kepuasan
kerja yang tinggi juga.
Bagian yang juga penting dalam kajian perilaku organisasi yang
juga mempengaruhi kinerja adalah Kepuasan Kerja Pegawai yakni suatu
efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan,
Kreitner dan Kinicki, (2003). Definisi ini tidak dapat diartikan sebagai suatu
konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari
pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang
lainnya. Kemudian menurut, Church (1995), kepuasan kerja merupakan
hasil dari berbagai macam sikap (attitude) yang dimiliki seorang pegawai
atau anggota. Kepuasan kerja sediri merupakan variabel yang
18
dilatarbelakangi faktor kepercayaan dalam organisasi. Pada sisi lain,
kepuasan merupakan salah satu kunci utama dalam dunia bisnis ataupun
institusi pelayanan publik. Keberhasilan suatu organisasi untuk dapat
tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh kepuasan yang muncul
pada seluruh kegiatan organisasinya.
Peran serta sumber daya manusia sangat menentukan efektifitas
dan kinerja organisasi, diantaranya yang ikut menentukan adalah
komitmen organisasi dan aspek yang juga ikut berkorelasi positif
diantaranya adalah kepuasan kerja dengan indikasi kenyamanan kerja
dengan dukungan rekan-rekan kerja, sistem kompensasi yang baik,
kesesuaian pekerjaan, kualitas supervisi dan kesempatan promosi.
Kepuasan kerja didefinisikan Smith, et. al. (2000) sebagai serangkaian
perasaan senang atau tidak senang dan emosi seorang pegawai yang
berkenaan dengan pekerjaannya sehingga merupakan penilaian pegawai
terhadap perasaan menyenangkan atau tidak terhadap pekerjaan.
Seseorang yang bergabung dalam organisasi pada sebuah
perusahaan dituntut adanya komitmen dalam dirinya. Sebagai definisi
yang umum, Luthans, (2006) mengartikan komitmen organisasional
sebagai sikap yang menunjukkan “loyalitas” karyawan dan merupakan
proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi
mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan
organisasinya. Komitmen mencakup juga keterlibatan kerja. Hal ini
disebabkan karena antara keterlibatan kerja dengan komitmen organisasi
19
sangat erat hubungannya. Keterlibatan kerja sebagai derajat kemauan
untuk menyatukan dirinya dengan pekerjaan, menginvestasikan waktu,
kemampuan dan energinya untuk pekerjaan dan menganggap
pekerjaannya sebagai bagian utama dari kehidupannya. Komitmen dari
anggota merupakan sesuatu yang penting. Karena dampaknya antara lain
terhadap keterlambatan, ketidakhadiran, keinginan untuk pindah kerja,
dan perputaran tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen
terhadap organisasi antara lain karakteristik individu, karakteristik
pekerjaan, dan pengalaman kerja. Ketika komitmen seorang pegawai
telah tinggi maka efektifitas sumber daya organisasi secara umum akan
lebih terjamin. Ini karena komitmen organisasi merupakan bagian kunci
dalam manajemen sumber daya manusia.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik (good local
governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam
pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gagasan yang
dilakukan masyarakat kepada pemerintah untuk pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik adalah sejalan dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat disamping adanya globalisasi
pergeseran paradigma pemerintahan dari “rulling government” yang terus
bergerak menuju “good governance” dipahami sebagai suatu fenomena
berdemokrasi secara adil. Karena itulah ada tuntutan dari masyarakat
atau publik agar para aparatur negara atau pegawai mampu
20
meningkatkan Kualitas SDM Untuk itu perlu penguatan peran dan fungsi
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Proses pembangunan Kota Makassar jika dilihat dari sisi
investasi, pada tahun 2007, semua jenis usaha mengalami peningkatan.
Terdapat 15 izin prinsip penanaman modal PMA/PMDN dengan realisisasi
Rp. 16,69 Triliun yang tercermin dari pesatnya pembangunan dan
investasi tidak termasuk investasi sektor energi, eksplorasi minyak, usaha
jasa niaga mengalami peningkatan bila dibandingkan total investasi tahun
2006 hanya Rp 14 Triliun lebih. Pendapatan perkapita penduduk juga
mengalami peningkatan menjadi Rp. 16,8 juta dibandingkan pada tahun
2006 sebesar Rp. 14,8 juta. Peningkatan pendapatan ini seiring dengan
terbukanya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat yang
mendorong juga mobilisasi manusia serta barang dan jasa. Disinilah
peranan Dinas tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar untuk
melakukan pengawasan dan pelayanan dalam penataan ruang untuk
menjamin terciptanya Kota Makassar sebagai Kota Maritim, Niaga dan
Pendidikan. Dalam konteks ini Makassar diharapkan menjadi kota yang
indah, damai, menarik dan memiliki lingkungan yang berkesinambungan, (
www. Dtrb.makassar.co.id ).
Pada konteks pemanfaatan ruang Kota Makassar, Rasio
penggunaan lahan hingga saat ini telah mencapai 99,1% terhadap luas
wilayah administrasi Kota Makassar. Perkembangan daerah terbangun
yang ditandai dengan terbitnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah
21
rata-rata hingga 10.000 adalah menggambarkan geliat Kota Makassar
yang setiap tahunnya, pengendalian kawasan tata ruang dan bangunan
yang dilakukan Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar, berguna
menghindari terjadinya struktur dan wajah yang semrawut yang membawa
dampak pada penurunan kualitas lahan dan lingkungan kota. Akan tetapi
fungsi Dinas Tataruang dan Bangunan sangat begitu besar dalam
mencitakan pelayanan dan tatakota yang baik sangat ditentukan oleh
kualitas SDM yang terjung secara lansung melayani dan melaksanakan
program dan pencapaian Dinas Tataruang , Pencapaian Dinas Tataruang
Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar, yang terus melakukan
sosialisasi pemanfaatan ruang dan bangunan, menyusun Pedoman
Peruntukan Lahan, Pembuatan Papan Informasi, membuat Sistem
Informasi Manajemen IMB, serta Penggunaan Standarisasi Mutu
Pelayanan IMB yang hingga saat ini telah berstandar ISO 9000:2000
sejak tahun 2005 hingga disesuaikan melalui ISO 9000:2008 pada akhir
tahun 2009. Standarisasi ini juga yang menghantarkan Kota Makassar
menempati posisi kedua tingkat kemudahan pengurusan IMB di Indonesia
pada Doing Business in Indonesia tahun 2010, sebuah bencahmarking
yang dilakukan secara independen oleh KPPOD, bersama IFC
(International Finance Corporation), dan The World Bank.
Sebagai instansi pelayanan, Dinas tata Ruang dan Bangunan Kota
Makassar diperhadapkan dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk
taat sistem, rendahnya kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) aparatur,
22
dan terbatasnya jumlah personil pengawasan untuk melakukan
pengawasan pemanfaatan ruang di Kota Makassar, Oddang (Dalam www.
Dtrb.makassar.co.id, 2009). Kinerja Pegawai dalam menjalankan fungsi
tugasnya dalam melakukan pelayanan publik selalu menjadi perhatian
khusus diharapkan bisa berjalan optimal tetapi terkadan harapan ini
selalu terjanggal oleh peran SDM yang belum bisa bekerja dengan
kualitas yang maksimal. Kinerja Organisasi sangat dipengaruhi oleh
perilaku organisasi terutama aspek dimensi kepuasan kerja dan
komitmen organisasi.
Di organisasi apapun, baik itu organisasi pemerintah (public),
organisasi bisnis, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, peran dari SDM
sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi. Handoko, (1998),
menyatakan bahwa efektive artinya mengerjakan yang benar ( doing thing
right) dan efisien adalah mengerjakan dengan benar ( doing right thing).
Di dalam dunia pemerintahan khususnya yang berkaitan dengan
kepegawaian masalah komitmen seorang pegawai menjadi suatu hal
yang sangat penting untuk dikaji karena mempunyai pengaruh pada
kinerja pegawai , sementara kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh
banyak hal diantaranya kepuasan kerja.
Upaya pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas
dengan harapan para pegawai tersebut memiliki derajat kepuasan kerja
tinggi serta juga memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Oleh karena
itu penelitian ini diharapkan menghasilkan gambaran kepuasan kerja dan
23
komitmen Organisasi Pegawai dan juga dapat menguji hubungan tingkat
kepuasan kerja dalam peningkatan komitmen organisasi merupakan satu
topik yang menarik dan banyak kegunaannya dalam penelitian-penelitian
bidang perilakuan organisasi. Hal ini yang menjadi latar belakang
masalah hingga penulis mengambil dasar untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan kepuasan kerja pegawai di Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar serta relevansinya terhadap komitmen
organisasi. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran
lebih dalam mengenai hubungan kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latarbelakang sebelumnya maka dapat dapat
dirumuskan yang menjadi fokus penelitian ini adalah
1. Bagaimana Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar ?
2. Bagaimana Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar ?
3. Apakah ada Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen
Organisasi Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar ?
24
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar
2. Menjelaskan Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar.
3. Menganalisis Hubungan Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Akademis Memberikan referensi pengetahuan tentang
kepuasan Kerja dan komitmen Organisasi serta memberikan bahan
referensi bagi penelitian lebih lanjut di bidang Perilaku organisasi.
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan informasi
dan masukan secara konkrit bagi pihak pengambilan keputusan dalam
organisasi tentang peningkatan aspek kepuasan kerja dan komitmen
organisasi sehingga menciptakan kinerja Pegawai yang lebih baik.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kepuasan Kerja
1. Defenisi Kepuasan Kerja
Menurut Church (1995), kepuasan kerja merupakan hasil dari
berbagai macam sikap (attitude) yang dipunyai seorang pegawai. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan sikap tersebut adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan beserta faktor-faktor yang spesifik seperti
pengawasan/supervisi, gaji dan tunjangan, kesempatan untuk
mendapatkan promosi atau kenaikan pangkat, kondisi kerja, pengalaman
kerja, hubungan sosial di dalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang
cepat terhadap keluhan-keluhan dan perlakuan yang baik dari pimpinan
terhadap pegawai.
McNesee Smith (1996) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja
adalah perasaan pekerja atau pegawai terhadap pekerjaanya, hal ini
merupakan sikap umum terhadap pekerjaan yang didasarkan penilaian
aspek yang berada dalam pekerjaan. Sikap seseorang terhadap
pekerjaan menggambarkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan juga harapan dimasa mendatang. Kepuasan kerja
seorang pegawai tergantung karesteristik pegawai dan situasi pekerjaan.
Setiap pegawai akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku dalam dirinya.. Semakin banyak aspek
26
dalam pekerjaan yang sesuai dengan kepentingan dan harapan pegawai
tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan
sebaliknya.
Kepuasan kerja mempunyai peran penting dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan instansi. Kepuasan kerja memberikan
sumbangan yang besar terhadap keefektifan organisasi, serta
merangsang semangat kerja dan loyalitas pegawai. Banyak definisi
tentang kepuasan kerja yang dikemukakan oleh sejumlah ahli.
Kreiner dan Kinicki, ( 2003) Menyatakan Kepuasan kerja adalah
suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan. Definisi ini tidak dapat diartikan sebagai suatu konsep tunggal.
Seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan
tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya. Kepuasan
Kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai
aspek pekerjaan.
Menurut Sondang P Siagian,(2000) kepuasan kerja merupakan
suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat
negatif tentang pekerjaan, pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu
didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal
yang sederhana baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti
analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam.
Menurut pendapat Luthans (2006), kepuasan kerja adalah hasil dari
persepsi pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka
27
memberikan hal yang dinilai penting. Misalnya, jika anggota organisasi
merasa bahwa mereka bekerja terlalu keras daripada yang lain dalam
depertemen, tetapi menerima penghargaan lebih sedikit, maka mereka
mungkin akan memiliki sikap negatif terhadap pekerjaan, pimpinan, dan
atau rekan kerja mereka. Mereka tidak puas. Sebaliknya, jika mereka
merasa bahwa mereka diperlakukan dengan baik dan dibayar dengan
pantas, maka mereka mungkin akan memiliki sikap positif terhadap
pekerjaan mereka.
Adapun Robbins (2001), mendefinisikan kepuasan kerja adalah
suatu sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya, selisih
antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya
yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Penilaian (assesment)
seorang karyawan terhadap puas atau tidak puas akan pekerjaannya
merupakan penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaaan yang
diskrit (terbedakan atau terpisah satu sama lain ).
Kepuasan kerja ditentukan oleh beberapa faktor yakni kerja yang
secara mental menantang, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja
yang mendukung, serta kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
Persepsi seseorang mungkin bukanlah merupakan refleksi konkrit yang
lengkap tentang pekerjaan, dan masing-masing individu dalam situasi
yang sama dapat memiliki pandangan yang berbeda.
Kepuasan kerja juga dihubungkan negatif dengan keluarnya
karyawan (turnover intention) tetapi faktor-faktor lain seperti kondisi pasar
28
kerja,kesempatan kerja alternatif, dan panjangnya masa kerja merupakan
kendala yang penting untuk meninggalkan pekerjaan yang ada, Robbins,
(2001).
Menurut Wexley dan Yukl (1977) teori-teori tentang kepuasan kerja
ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu:
a. Teori Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory).
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu
merupakan hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh
diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari
pekerjaan dan yang menjadi harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh
individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi
individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya
ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau
kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh
dari pekerjaan besar.
b. Teori Keadilan (Equity Theory)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah
ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan
equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara
membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor,
maupun ditempat lain.
29
c. Teori Dua – Faktor (Two Factor Theory)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
kerja merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori ini, karakteristik
pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu
dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan
satisfier atau motivators. Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau
situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri
dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi.
Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan
kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi
kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini
disebut sebagai pemuas.
2. Indikator Kepuasan Kerja
Pada dasarnya kepuasan kerja dipengaruhi karena adanya
beberapa faktor. Pertama faktor individu, dimana kepuasan kerja
dipengaruhi usia, jenis kelamin, pengalaman dan sebagainya. Kedua,
faktor pekerjaan, dimana kepuasan kerja dipengaruhi oleh otonomi
pekerjaan, kreatifitas yang beragam, identitas tugas, keberartian tugas
(task significancy), pekerjaan tertentu yang bermakna dalam organisasi
dan lain-lain. Dan ketiga, faktor organisasional, yakni kepuasan kerja
dipengaruhi oleh skala usaha, kompleksitas organisasi, formalitas,
sentralisasi, jumlah anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia
kelompok kerja dan kepemimpinan. (Robbin, 2006).
30
Adapun faktor lain dalam organisasi yang dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan kerja menurut Nahusona et al., (2004) adalah motivasi
dan kejelasan peran. Motivasi ini antara lain diperngaruhi oleh tingkat gaji
dan fasilitas yang didapatkan, kenaikan pangkat dan penghargaan,
kemungkinann untuk maju dan berkembang dalam pekerjaan, pengaruh
supervisor atau pemimpin dimana kepuasan kerja yang tinggi dipengaruhi
dengan cara kerja supervisor yang efektif. Sedangkan kejelasan peran
diipengaruhi oleh tugas yang diberikan pada karyawan (otonomi tugas),
apabila terlalu berat ataupun ringan akan mengakibatkan ketidakserasian
kerja sehingga karyawan tidak dapat mengaktualisasikan kemampuannya
secara maksimal.
Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
a. Produktifitas atau kinerja (Unjuk Kerja)
Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi
menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja
mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang
diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk
kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran
intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka
kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam
kepuasan kerja. Asad (2004, p. 113).
31
b. Ketidakhadiran dan Turn Over
Porter & Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti
bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda.
Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian
kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. dalam Asad (2004,
p.115). Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan,
lebih besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuaan kerja.
Menurut Robbins (2001) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau
karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya,
selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, mem-
bangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari
tanggung jawab pekerjaan mereka.
Lima cara mengungkapkan ketidakpuasan :
1. Keluar (Exit)
Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan
pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (Voice)
Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif
untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan,
mendiskusikan masalah dengan atasannya.
32
3. Mengabaikan (Neglect)
Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan
menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau dating
terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
4. Kesetiaan (Loyalty)
Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara
pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela
perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan
manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki
kondisi.
5. Kesehatan
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan,
hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja
menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri
merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan
kesehatan mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang
satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu
mempunyai akibat yang negatif. Adapun Variabel kepuasan kerja dapat
diukur dalam 5 dimensi mengacu pada JDI ( job Descripsin Indekx ),
Luthans (2006) yaitu :
33
1. Pekerjaan itu sendiri
Kepuasan pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama
kepuasan, dimana pekerjaan tersebut memberikan tugas yang menarik,
kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk menerima tanggung jawab
dan kemajuan untuk karyawan. Penelitian terbaru menemukan bahwa
karakteristik pekerjaan dan kompleksitas pekerjaan menghubungkan
antara kepribadian dan kepuasan kerja. Jika persyaratan kreatif pekerjaan
terpenuhi, maka mereka cenderung menjadi puas. Selain itu,
perkembangan karir (tidak perlu promosi) merupakan hal penting untuk
karyawan muda dan tua.
2. Gaji
Gaji sebagai faktor multidimensi dalam kepuasan kerja merupakan
sejumlah upah/ uang yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa
dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang
lain dalam organisasi. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh
kebutuhan dasar, tetapi juga alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan
pada tingkat yang lebih tinggi. Karyawan melihat gaji sebagai refleksi dari
bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap
perusahaan. Jika karyawan fleksibel dalam memilih jenis benefit yang
mereka sukai dalam sebuah paket total (rencana benefit fleksibel), maka
ada peningkatan signifikan dalam kepuasan benefit dan kepuasan kerja
secara keseluruhan.
34
3. Kesempatan promosi
Kesempatan promosi adalah kesempatan untuk maju dalam
organisasi,sepertinya memiliki pengaruh yang berbeda pada kepuasan
kerja. Hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah bentuk yang berbeda
dan memiliki penghargaan, seperti promosi atas dasar senioritas atau
kinerja dan promosi kenaikan gaji. Lingkungan kerja yang positif dan
kesempatan untuk berkembang secara intelektual dan memperluas
keahlian dasar menjadi lebih penting daripada kesempatan promosi.
4. Pengawasan (Supervisi)
Pengawasan merupakan kemampuan penyelia untuk memberikan
bantuan teknis dan dukungan perilaku. Ada 2 (dua) dimensi gaya
pengawasan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Yang pertama
adalah berpusat pada karyawan, diukur menurut tingkat dimana penyelia
menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan, seperti
memberikan nasehat dan bantuan kepada karyawan, komunikasi yang
baik dan meneliti seberapa baik kerja karyawan. Yang kedua adalah iklim
partisipasi atau pengaruh dalam pengambilan keputusan yang dapat
mempengaruhi pekerjaan karyawan. Secara umum, kedua dimensi
tersebut sangat berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan.
5. Rekan kerja
Pada umumnya, rekan kerja yang kooperatif merupakan sumber
kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan secara individu.
35
Kelompok kerja, terutama tim yang „kuat‟ bertindak sebagai sumber
dukungan, kenyamanan, nasehat, dan bantuan pada anggota individu.
Karena kelompok kerja memerlukan kesalingtergantungan antar anggota
dalam menyelesaikan pekerjaan. Kondisi seperti itulah efektif membuat
pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, sehingga membawa efek positif
yang tingggi pada kepuasan kerja.
Kelima dimensi tersebut di atas, digunakan oleh para peneliti untuk
mengukur kepuasan kerja.
B. Teori Komitmen Organisasi
1. Defenisi Komimen Organisasi
Mathis dan Jackson (dalam Sopiah 2008) Memberikan defenisi
Komitmen Organisasi adalah derajat yang mana karyawan percaya dan
menerima tujuan –tujuan organisasi. Menurut Lincoln (Dalam Sopiah
2008), Komitmen Organisasi mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan
anggota, dan kemauan anggota pada organisasi. Blau & Boal ( dalam
Sopiah 2008), Menyebutkan Komitmen Organisasi sebagai keberpihakan
dan loyalitas Karyawan terhadap organisasi dan tujuan organisasi.
Sedangkan Robbins (2001) mendefenisikan komitmen Organisasi sebagai
suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak. Mowday et. al.
(Dalam Sopiah 2008) mendefinisikan komitmen organisasi merupakan
dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai
kecendrungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi.
36
Definisi tersebut menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiiki
arti lebih dari sekedar loyalitas yang pasif, tetapi melibatkan hubungan
aktif dan keinginan karyawan untuk memberikan kontribusi yang berarti
pada organisasinya. Komitmen organisasi yang dikemukakan oleh
Mowday et. al. ini memiliki cirri-ciri, yaitu: (1) belief yang kuat serta
penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi; (2) kesiapan untuk
bekerja keras; serta (3) keinginan yang kuat untuk bertahan dalam
organisasi. Komitmen ini tergolong komitmen sikap atau afektif karena
berkaitan dengan sejauhmana individu merasa nilai dan tujuan pribadinya
sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi. Semakin besar kongruensi
antara nilai dan tujuan individu dengan nilai dan tujuan organisasi maka
semakin tinggi pula komitmen karyawan pada organisasi. Komitmen
organisasi secara umum dapat diartikan sebagai keterikatan pegawai
pada organiasasi dimana pegawai tersebut bekerja. Komitmen dibutuhkan
oleh organisasi agar sumber daya manusia yang komputen dalam
organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik. Komitmen
organisasi didefinisikan sebagai pengukur kekuatan pegawai yang
berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi (McNesee-Smith, 1996).
Porter et al (1974) dalam Robbins (2001) menemukan pengaruh
komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja.
Menurut Greenberg dan Baron (1993), karyawan yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan
lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi
37
organisasi. Mowday et. al. (1982) mengatakan bahwa karyawan yang
memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan lebih termotivasi untuk
hadir dalam organisasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi.
Sementara itu, Randall et. al. (dalam Greenberg & Baron, 1993)
menyatakan bahwa komitmen organisasi berkaitan dengan keinginan
yang tinggi untuk berbagi dan berkorban bagi organisasi. Di sisi lain,
komitmen organisasi yang tinggi memiliki hubungan yang negatif dengan
tingkat absensi dan tingkat turnover (Caldwell et. al., 1990; Mowday et.
al., 1982; serta Shore & Martin dalam Greenberg & Baron, 1993), juga
dengan tingkat kelambanan dalam bekerja. (Angle & Perry, 1981). Steers
(1977) menyatakan bahwa komitmen berkaitan dengan intensi untuk
bertahan dalam organisasi, tetapi tidak secara langsung berkaitan
dengan unjuk kerja karena unjuk kerja berkaitan pula dengan motivasi,
kejelasan peran, dan kemampuan karyawan (Porter & Lawler dalam
Mowday et. al. 1982).
2. Indikator Komitmen Organisasi
Mowday et. al. (1982) (dalam Sopiah,2008) mengemukakan
bahawa komitmen organisasi terbangun apabila masing-masing individu
mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi
dan atau profesi, yang antara lain adalah :
1. Identifikasi (identification)
Yaitu pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi.
38
2. Keterlibatan (involvement)
Yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa
pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.
3. Loyalitas (loyality)
Yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan
tinggal.
Jenis komitmen organisasi dari Mowday et. al. (1982) (dalam
Sopiah,2008) yang dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap
organisasi, yang memiliki 2 komponen yaitu sikap dan kehendak untuk
bertingkah laku, yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut :
1. Sikap, mencakup :
a) Identifikasi dengan organisasi, yaitu penerimaan tujuan organisasi,
dimana penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi.
b) Keterlibatan sesuai peran dan tanggung jawab pekerjaan di
organisasi tersebut. Pegawai memiliki komitmen tinggi akan
menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan
yang diberikan kepadanya.
c) Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi merupakan
evaluasi terhadap komitmen serta adanya ikatan emosional dan
keterikatan antara organisasi dan pegawai. Pegawai berkomitmen
39
tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap
organisasi.
2. Kehendak untuk bertingkah laku, adalah :
a) Kesediaan untuk menampilkan usaha, tampak melalui kesediaan
bekerja melebihi apa yang diharapkan agar organisasi dapat maju.
Pegawai berkomitmen tinggi ikut memperhatikan nasib organisasi.
b) Keinginan tetap berada dalam organisasi. Para pegawai yang
memiliki komitmen tinggi, hanya sedikit alasan untuk keluar dari
organisasi dan berkeinginan untuk bergabung dengan organisasi
yang telah dipilihnya dalam waktu lama.
Komitmen organisasi dikemukakan oleh Allen dkk, dalam Sopiah
(2008) dengan tiga komponen organisasi yaitu: komitmen afektif (affective
commitment), komitmen kontinuans (continuance commitment), dan
komitmen normative (normative commitment). Hal yang umum dari ketiga
komponen komitmen ini adalah dilihatnya komitmen sebagai kondisi
psikologis yang menggambarkan hubungan individu dengan organisasi
dan mempunyai implikasi dalam keputusan untuk meneruskan atau tidak
keanggotaannya dalam organisasi. Definisi dan penjelasan dari setiap
komponen komitmen organisasi adalah sebagai berikut :
a. Komitmen afektif ( Sikap )
Mengarah pada the employee's emotional attachment to,
identification with, and involvement in the organization. Hal ini berarti,
40
komitmen afektif berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan,
identifikasi karyawan pada, dan keterlibatan karyawan pada organisasi.
Dengan demikian, karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat
akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka memang ingin (want
to) melakukan hal tersebut.
b. Komitmen kontinuans ( Berkelangsungan )
Berkaitan dengan an awareness of the costs associated with
leaving the organization. Hal ini menunjukkan adanya pertimbangan
untung rugi dalam diri karyawan berkaitan dengan keinginan untuk tetap
bekerja atau justru meninggalkan organisasi. Komitmen kontinuans
sejalan dengan pendapat Becker, yaitu bahwa komitmen kontinuans
adalah kesadaran akan ketidakmungkinan memilih identitas sosial lain
ataupun alternatif tingkah laku lain karena adanya ancaman akan kerugian
besar. Karyawan yang terutama bekerja berdasarkan komitmen
kontinuans ini bertahan dalam organisasi karena mereka butuh (need to)
melakukan hal tersebut karena tidak adanya pilihan lain.
c. Komitmen normatif ( Norma )
Merefleksikan a feeling of obligation to continue employment.
Dengan kata lain, komitmen normatif berkaitan dengan perasaan wajib
untuk tetap bekerja dalam organisasi. Ini berarti, karyawan yang memiliki
komitmen normative yang tinggi merasa bahwa mereka wajib (ought to)
bertahan dalam organisasi. Wiener (dalam Allen & Meyer, 1990)
41
mendefinisikan komponen komitmen ini sebagai tekanan normatif yang
terinternalisasi secara keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu
sehingga memenuhi tujuan dan minat organisasi. Oleh karena itu, tingkah
laku karyawan didasari pada adanya keyakinan tentang “apa yang benar”
serta berkaitan dengan masalah moral.
Ketiga Dimensi komitmen Organisasi ini yang menjadi penelitian
Komitmen Organsasi Pegawai Di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar.
C. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi
Kepuasan kerja dan komitmen organisasional berhubungan, tetapi
keduanya merupakan sikap yang dapat dibedakan. Kepuasan kerja
berhubungan dengan tanggapan efektif terhadap lingkungan kerja dengan
segera, sedangkan komitmen organisasional lebih stabil dan tahan lama
(Norrish dan Niebuhr, 1983). Pekerja mungkin hanya sementara tidak
menyenangi pekerjaannya, tetapi tetap komitmen dengan organisasinya.
Menurut Gregson (1992), kepuasan kerja adalah sebagai pertanda awal
komitmen organisasional. Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian
antara seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan
Kreitner & Kinicki,( 2003). Harapan-harapan yang terpenuhi tersebut dapat
mengarah pada adanya suatu komitmen individu dengan organisasinya.
Seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki identifikasi
terhadap organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam kepegawaian dan
ada loyalitas serta afeksi positif terhadap organisasi. Selain itu tampil
42
tingkah laku berusaha ke arah tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap
bergabung dengan organisasi dalam jangka waktu lama (Luthans, 2006).
Banyak penelitian yang menemukan adanya keterkaitan antara
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi, walaupun hasilnya tidak
selalu konsisten. Mathieu (1998) menyatakan kepuasan kerja mendahului
variabel komitmen organisasi, sedangkan Bateman san Stresser (1984)
menyatakan bahwa komitmen organisasi mendahului kepuasan kerja.
William dan Hazzer, 1986 ( dalam Modway 1987 ) menunjukkan
hubungan timbal balik antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja,
sedangkan Curry et al., (1986) menunjukkan tidak ada keterkaitan sebab
akibat antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi atau
sebaliknya.
Para ahli terdahulu menyatakan dalam penelitiannya bahwa apabila
seseorang merasa telah terpenuhi semua kebutuhan dan keinginannya
oleh organisasi (puas), maka secara otomatis dengan penuh kesadaran
mereka akan meningkatkan tingkat komitmen yang ada dalam dirinya.
Lam and Zhang (2003) menjelaskan bahwa harapan atau keinginan
karyawan yang terwujud dapat menciptakan suatu kepuasan kerja pada
diri karyawan itu sendiri. Hal tersebutlah yang merupakan faktor positif
meningkatnya suatu komitmen organisasi. Sebelumnya Bartol (1979);
Riecher (1985); Johnson et al., (1990) dalam Brown and Peterson (1993)
juga memberikan kesimpulan yang sama bahwa semakin tinggi kepuasan
43
kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi pula
komitmennya terhadap organisasi.
Menurut Vanderberg dan Lance (1992) yang melakukan pengujian
hubungan kausal antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional
menemukan bukti empiris yang mendukung bahwa antecendent kepuasan
kerja adalah komitmen organisasional. Temuan ini didukung oleh analisis
structural parameter estimates yang menunjukkan hubungan kepuasan
kerja dan komitmen organisasional serta bonus equity yang signifikan
kuat. Para ahli terdahulu menyatakan dalam penelitiannya bahwa apabila
seseorang merasa telah terpenuhi semua kebutuhan dan keinginannya
oleh organisasi (puas), maka secara otomatis dengan penuh kesadaran
mereka akan meningkatkan tingkat komitmen yang ada dalam dirinya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Luthans (2006) yang menyatakan bahwa
variabel yang positif terhadap kepuasan kerja yaitu tipe pekerjaan itu
sendiri, gaji dan bayaran, kesempatan dapat promosi, atasan mereka dan
rekan kerja dapat terpenuhi, maka komitmen terhadap organisasi akan
timbul dengan baik. Sehingga kepuasan kerja akan berdampak pada
komitmen organisasi.
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam
rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil
yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Chen (2007), pada
penelitiannya yang berjudul “Relationship Among Service Orientation, Job
Satisfaction and Organizational Commitment in The International Tourist
44
Hotel Industry” menggunakan service orientation, kepuasan kerja dan
komitmen organisasi sebagai variabel. Penelitian tersebut menemukan
bahwa kepuasan kerja memiliki korelasi positif terhadap komitmen
organisasi.
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan, maka peneliti mencoba
menarik kerangka pemikiran penelitian , sebagai berikut :
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan sementara hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
Bahwa diduga Kepuasan kerja memiliki hubungan positif terhadap
komitmen organisasi Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar.
Kepuasan Kerja 1.Pekerjaan 2. Gaji 3. Kesempatan 4.Promosi 5. Pengawasan
6. Rekan Kerja
Komitmen Organisasi
1.Komitmen Afektif
2. Komitmen kontinuans
3. Komitmen normatif
45
F. Defenisi Operasional
Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang saling berhubungan.
Dalam hal ini variabel-variabel ini dapat juga disebut sebagai objek
penelitian. Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan objek
penelitian sebagai faktor-faktor yang penting yang berkaitan dengan
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Selanjutnya menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2009)
mengemukakan bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Dari pengertian-
pengertian diatas maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian yaitu
suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik
kesimpulannya.
Judul penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :
1. Variabel Kepuasan kerja
Kepuasan Kerja Menurut Robbins (2001) kepuasan kerja dapat
didefinisikan sebagai sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang
menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima
pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
Adapun indikator – indikator yang digunakan dalam penelitian ini sesuai
46
dengan pendapat P. C Smith, L. M. Kendall, dan C. L. Hulin dalam Fred
Luthans, (2006) yaitu : a) pekerjaan itu sendiri, b) gaji, c) kesempatan
promosi, d) pengawasan, e) rekan kerja. Untuk lebih jelasnya, penulis
akan menggambarkan secara rinci operasionalisasi variabel adalah
sebagai berikut ini :
Operasionalisasi Variabel (Kepuasan Kerja)
a. Pekerjaan itu sendiri
Tingkat kepuasan Pegawai terhadap kesesuaian pekerjaan dengan
kemampuan yang dimiliki
Tingkat kepuasan Pegawai terhadap tanggung jawab yang diberikan
dalam pekerjaan
Tingkat kepuasan Pegawai terhadap pekerjaan agar lebih kreatif
b. Gaji
Tingkat kepuasan Pegawai dengan gaji yang diterima karena
sesuai dengan pekerjannya.
Tingkat kepuasan Pegawai atas tunjangan yang diberikan
c. Kesempatan Promosi
Tingkat kepuasan kerja Pegawai atas pemberian promosi sesuai
keinginannya
Tingkat kepuasan Pegawai antara promosi yang diberikan dengan
gaji yang diterima
47
d. Pengawasan
Tingkat kepuasan Pegawai atas bantuan teknis yang diberikan
atasan.
Tingkat kepuasan Pegawai atas pengawasan yang dilakukan oleh
atasan.
e. Rekan Kerja
Tingkat kepuasan Pegawai terhadap kerjasama dalam tim.
Tingkat kepuasan Pegawai atas lingkungan sosial dalam
pekerjaan.
Tingkat kepuasan Pegawai dalam bersaing secara sportif.
2. Variabel Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi adalah merupakan sikap yang merefleksikan
loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana
anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi
dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan (Luthans, 2006).
Komitmen organisasi dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1990) dengan
tiga komponen organisasi yaitu: komitmen afektif (affective commitment),
komitmen kontinuans (continuance commitment), dan komitmen normative
(normative commitment). Hal yang umum dari ketiga komponen komitmen
ini adalah dilihatnya komitmen sebagai kondisi psikologis yang
menggambarkan hubungan individu dengan organisasi dan mempunyai
48
implikasi dalam keputusan untuk meneruskan atau tidak keanggotaannya
dalam organisasi.
Operasionalisasi Variabel (Komitmen Organisasi )
a. Komitmen afektif
Tingkat kesenangan Pegawai dalam berkarir pada Didinas
Tatausaha Dan Bangunan
Tingkat kepedulian Pegawai dengan masalah dalam Di Dinas
Tataruang Dan Bangunan Kota Makassar.
Tingkat kesesuaian tipe pekerjaan antara Pegawai dengan Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
Tingkat kehadiran Pegawai dalam Pekerjaan Di Dinas Tataruang dan
Bangunan
Tingkat kesamaan nilai yang dianut antara Pegawai dengan Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
b. Komitmen kontinuans
Tingkat kesesuaian antara pekerjaan dengan keinginan Pegawai
Tingkat kesadaran Pegawai akan pentingnya suatu pekerjaan.
c. Komitmen normative
Tingkat kebanggaan Pegawai bekerja dalam Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar
Tingkat pengorbanan Pegawai dalam pekerjaan
Tingkat kesetiaan Pegawai terhadap Organisasi
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data, tujuan dan kegunaan tertentu ,Sugiyono(2009).
Berdasarkan penjelasan tersebut dan mengacu pada tujuan
penelitian, maka penulis memilih Metode Eksplanasi (Survey Explanatory
Method). Yang dimaksud dengan metode eksplanasi ini merupakan
metode penelitian dengan tujuan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya (testing research), fokus terletak pada penjelasan hubungan-
hubungan antar variabel (asosiatif). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif Dengan penggunaan metode deskritif eksplanasi
asosiatif. Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara variabel. Penulis melakukan penelitian untuk
memperoleh gambaran dari variabel kepuasan kerja dengan variabel
komitmen organisasi. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja
dengan komitmen organisasi dan seberapa kuat hubungan antara
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi dari Pegawai Dinas
Tataruang Dan Bangunan Kota Makassar.
50
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian Ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 yang
berlokasi dalam wilayah kerja Dinas Tataruang Dan Bangunan Kota
Makassar.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini yaitu segala data yang diperlukan
dalam penelitian ini baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun data yang diperoleh dari Pegawai Dinas Tataruang Dan
Bangunan Kota Makassar, yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer
secara khusus dikumpulkan penyusun untuk menjawab pertanyaan
penelitian berupa angket atau Kuesioner
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah ada yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
pihak lain) yang bersumber dari literatur-literatur baik yang terdapat di
tempat penelitian maupun di perpustakaan untuk mencari dasar pemikiran
atau teori yang mendukung penelitian ini.
51
D. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan,
Sugiono, ( 2002 ). Adapun yang menjadi objek atau sasaran dalam
penelitian ini adalah Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
makassar, dari data awal yang penulis peroleh total jumlah pegawai di
Dinas Tataruang dan Bangunan sebanyak 135 orang
Sampel adalah seluruh dari Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar.
Unit analisis dari penelitian ini adalah Pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tidak mungkin berhasil tanpa didukung oleh adanya data
yang berhubungan dengan penelitian tersebut, oleh karena itu dibutuhkan
data yang akurat agar penelitian bisa valid dan reliabel. Untuk
mendapatkan data yang akurat dibutuhkan instrumen atau alat penelitian
sebagai alat bantu untuk pengumpul data dan informasi. Pengumpulan
data ini diperlukan teknik dan cara tertentu sehingga data yang diperoleh
dapat disusun dengan baik. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
52
1. Angket (kuesioner)
Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang
disusun berdasarkan indikator-indikator data yang dioperasionalisasikan
dari variabel yang akan diteliti kepada pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan kota makassar. Metode ini digunakan untuk menggali data
primer. Kuesioner disusun dalam bentuk skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pertanyaan atau peryataan,Sugiono (2009).
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat sutuju sampai sangat tidak setuju, dapat
berupa kata-kata antara lain :
a. Sangat Setuju = skor 5
b. Setuju = skor 4
c. Ragu-Ragu = skor 3
d. Tidak Setuju = skor 2
e. Sangat Tidak Setuju = skor 1
2. Observasi
Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung
pada obyek penelitian.
53
F. Instrumen Penelitian
Pengujian ini bertujuan untuk menghasilkan data dapat dipercaya.
Oleh karena itu, dalam penelitiannya menggunakan instrumen yang layak
yaitu yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sedangkan
instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama. Jadi, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil data yang valid dan reliabel.
1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen digunakan untuk menguji validitas
(ketepatan) tiap bulir/item instrumen. Suatu skala atau instrumen
pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan. Pengujian validitas instrumen adalah dengan
menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan
rumus sebagai berikut :
rxy = N X Y ( X) ( Y)
{(N X² - ( X²)} {N Y²( Y)² }
54
Dimana
rxy = kofisien korelasi antara varibel X dan Y
X = skor Jawaban setiap item
Y = Skor total
N = Jumlah Responden uji coba
= Jumlah skor item
Y = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2. Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian
realibilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Reliabilitas instrumen
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu
walaupun instrumen yang valid umumnya reliabel, tetapi pengujian
reliabilitas instrumen perlu dilakukan karena instrumen yang reliabel
belum tentu valid.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai
berikut :
r = k
Di mana
r = Koefisien reliabilitas
55
k = banyaknya bulir pertanyaan
Σ𝛔i² = jumlah varian bulir pertanyaan
𝛔t² = varian skor tes
G. Metode Analisis Data
Sebagaimana uraian sebelumnya, pada desain Penelitian asosiatif
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran untuk mengetahui
hubungan antara variabel. Penulis melakukan penelitian untuk
memperoleh gambaran dari variabel kepuasan kerja dengan variabel
komitmen organisasi. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja
dengan komitmen organisasi dan seberapa kuat hubungan antara
kepuasan kerja dengan komitmen organisasi Setelah diperoleh data dari
hasil penyebaran angket, selanjutnya langkah-langkah dalam prosedur
pengolahan data menurut Sugiyono (2009) dengan menggunakan
bantuan Software Excel 2007,
1. Analisis Statistik Deskripsi
Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai
perumusan model variabel kepuasan kerja dan komitmen organisasi, serta
mengidentifikasi karakteristik masing-masing dalam bentuk frekuensi dan
persentase.
56
2. Analisis Kendall’S Tau_b ( )
Pengukuran analisis dua variabel ordinal matriks data untuk n
unsur sampel mengandung variabel X, yang diukur pada skala ordinal,
dan variabel Y, yang diukur pada skala ordinal. Menurut Sugiyono ( 2001)
untuk menguji hipotesis asosiatif bila datanya berbentuk ordinal dan
sampelnya lebih dari 10 dipergunakan rumus korelasi kendall tau. Korelasi
kendall tau digunakan untuk menguji hipotesis minor yaitu hubungan
antara variabel.Perhitungan korelasi sederhana menggunakan koefisien
korelasi kendal tau dengan rumus sebagai berikut, Win vanzanten ( 1980)
= P - Q
½ n (n– 1 )
Keterangan
= Koefisien korelasi rank kendall antara variabel x dan y.
P = Jumlah Banyanknya Pasangan Selaras
Q = Jumlah Banyaknya Pasangan Takselaras
n = Banyaknya individu atau responden yang diurutkan pada x dan y.
Apabila terdapat ranking yang sama atau kembali pada observasi
skor variabel x dan y , akan berakibat mengubah pembagi pada rumus
diatas, sehingga rumus korelasi rank kendall menjadi :
= P – Q
√(½ N ( N – 1 ) – Tx) ( ½ N( N – 1 ) – Ty)
57
Dimana
Tx = ½Σt ( t – 1 ), t adalah banyaknya observasi yang berangka sama
dalam tiap kelompok angka sama pada variabel bebas ( x ).
Ty = ½Σt ( t – 1 ), t adalah banyaknya observasi yang berangka sama
dalam tiap kelompok angka sama pada variabel terikat ( y ).
Untuk dapat memperoleh hasil yang efektif dan akurat, digunakan
analisis korelasional antara variabel independen dengan variabel
dependen, dengan menggunakan alat bantu program SPSS.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah apakah ada
hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam rumusan masalah. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan membandingkan, Win van Zanten ( 1980 )
1. Jika nilai Kendal – 1 ≤ ≤ 1 Maka hubungan atau korelasi Antara
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisai Positif
2. Jika nilai Kendal ≤ -1 Maka hubungan Atau Korelasi Antara
Kepuasan Kerja dan Komitmen Negatif
3. Jika Nilai Kendal = 0 maka tidak hubungan atau korelasi antara
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi.
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Perjalanannya Instansi Teknis Tata Bangunan Kota Makassar
yang berubah menjadi Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar
yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Ruang dan
Bangunan Kota Makassar. Sehingga fungsi dan uraian tugas Lembaga
Teknis Daerah tersebut ikut pula berubah sesuai dengan ruang lingkup
kewenangan yang bertambah, yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
secara umum adalah menyusun rumusan kebijaksanaan teknis
operasional perencanaan dan pengendalian tata ruang dan pemanfaatan
bangunan.
Salah satu konsekuensi logis dari dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti
dengan penyempurnaan kelembagaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan Organisasi yang efektif, efisien dan proporsional yang
diimplementasikan di Kota Makassar dengan membentuk sebuah Unit
kerja yang khusus menangani penataanan ruang dan memberikan
pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan kebutuhan.
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar secara garis
besar dalam Susunan Organisasi ada beberapa Bidang :
59
1. Bidang Sekertariat
2. Bidang Pengendalian Banguanan
3. Bidang Tata Bangunan
4. Bidang Perizinan Bangunan
5. Bidang Tataruang
Bidang-bidang ini masing-masing memiliki tugas dan fungsi sesuai
dengan tujuan dari Dinas Tataruang dan banguanan Kota Makassar.
Hubungan dan fungsi dalam konteks struktur dan sistem kota pada
akikatnya mengandung sistem tata ruang secara eksplisit dimana fungsi
tata ruang itu haruslah terjabarkan secara fungsional. Pembangunan Kota
merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang dilaksa-
nakan secara sinergis dan berkelanjutan sehingga menciptakan kese-
rasian dan keseimbangan dalam pencapaian tujuan pembangunan.
Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar merencanakan
harapan keberhasilan pembangunan Kota Makassar antara lain :
1. Terciptanya komitmen kepemimpinan yang peka, renponsive &
konsistendengan dukungan Stakcholder
2. Berperannya semua Unit Organisasi Pemkot Makassar sebagai
suatu tim kerja terpadu & sinergis yang diikuti dengan peningkatan
profesionalisme aparatur, sehingga dapat terciptanya sistem
pemerintahan yang baik, bersih dan beribawa
60
3. Terwujudnya Iklim/suasana yang kondusif dalam Wilayah Kota
Makassar, sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan masyarakat tetap dapat berke-
lanjutan dengan dukungan seluruh masyarakat
4. Terselenggaranya partisipasi masyarakat secara optimal yang
megarah kepada penciptaan “semangat kebersamaan” dalam
penyelenggaraan pembangunan
5. Terciptanya masyarakat kota yang mempunyai “rasa memiliki dan
tanggung jawab” secara bersama-sama dalam membangun kota
Makassar
6. Terbentuknya “kesadaran hukum” bagi seluruh masyarakat yang
senantiasa menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan
Kode Etik Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
Diantaranya :
1. Pelayanan berdasarkan standar pelayanan Procedure ( SOP )
2. Komitmen terhadap Pelayanan Prima
3. Optimalisasi Sumber Daya Manusia
4. Efektifitas Pengawasan Internal
5. Profesionalisme Aparat berdasarkan kompetensi Organisasi
6. Pemberian Sanksi Bagi Aparat yang melakukan pelanggaran
7. Melakukan Evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
61
8. Menumbuhkan antipati terhadap Korupsi, kolusi dan Nepotisme
(KKN)
B. Karateristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua pegawai pada Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar sebanyak 135 orang. Hal ini
diharapkan agar memperolah data dan informasi yang akurat, dimana
responden diminta untuk mengisi permintaan data dari koesioner tanpa
harus menyebutkan nama, agar dalam pengisia koesioner mengurangi
hambatan psikologis dalam memberikan jawaban dan informasi yang
lengkap, jujur dan akurat. Yang secara lengkap akan di uraikan sebagai
berikut :
1. Jumlah Responden menurut Jenis Kelamin
Melihat jumlah responden berdasarkan jenis kelaminnya, dari
jumlah responden ( pegawai ) sebanyak 135 orang terdiri atas pria 92
orang dan wanita 43 orang dari keseluruhan responden yang ada, data
selengkapnya tentang jumlah responden menurut jenis kelamin dapat
dilihat dalam tabel berikut :
62
Tabel. 1
Deskripsi Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Pria 92 68,1 %
2. Wanita 43 31,9 %
Total 135 100 %
Berdasarkan karakteristik responden Jenis kelamin Jumlah
Pegawai Pria lebih Banyak dibandingkan dengan jumlah pegawai wanita,
hal ini menunjukkan bahwa peran pegawai pria lebih banyak dibutuhkan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pada Dinas Tataruang
dan Bangunan kota makassar.
2. Jumlah Responden berdasarkan Umur
Berdasaran karakteristik usia, maka pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar yang berusia 20 – 60 tahun dirincikan dalam
tabel sebagai berikut ini :
63
Tabel. 2
Diskripsi Umur Responden
No Kelompok Usia ( Tahun ) Jumlah Persentase
1. 20 - 30 58 43 %
2. 31- 40 34 25,2 %
3. 41- 50 31 23 %
4. 51 – 60 12 8,9 %
Total 135 100 %
Dilihat dari tabel diatas, menunjukkan bahwa usia pegawai yang
terbanyak pada tingkat umur 20 – 30 orang atau sebesar 43 %, hal ini
menggambarkan sebahagian besar pegawai masih muda dan produktif
sehingga dapat menunjjang pencapaian prestasi yang lebih optimal
pegawai yang lebih muda dapat menunjukkan perestasi yang lebih baik,
apa bila pegawai tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan yang
lebih baik pula serta pekerjaan yang ditekuninya .
3. Jumlah Respon berdasarkan Status pegawai
Jika dilihat dari status pegawai di Dinas Tataruang dan Bangunan
kota Makassar terbagi dua yakni Status PNS dan Kontrak seperti yang
telihat pada tabel berikut :
64
Tabel. 3
Diskripsi Status Pegawai Responden
No Status Pegawai Jumlah Persentese
1 PNS 77 57 %
2 Kontrak 58 43 %
Total 135 100 %
Berdasarkan tabel diatas Status Pegawai PNS terbanyak sebanyak
77 orang dengan persentase 57 %, kemudian di susul Status Kontrak
sebanyak 58 orang dengan persentase 43 %, hal ini menggambarkan
bahwa walaupun sebahagian besar status PNS di Dinas Tataruang dan
Bangunan kota Makassar namun jika dibandingkan dengan status
Pegawai Kontrak tidak berbedah jauh, mendekati separuh populasi ini
bisa menjadi penghambat kinerja dan efektifitas pegawai karena
perbedaan status kepegawaian.
4. Jumlah Responden berdasarkan Kelompok Pendidikan
Adapun responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
65
Tabel. 4
Diskripsi Pendidikan Responden
No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1 SMU / SMK sederajat 8 5,9 %
2. D 3 23 17 %
3. S 1 90 66 %
4. S 2 14 10,4 %
Total 135 100 %
Berdasarkan tebel diatas, menunjukkan bahwa pegawai di Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar, sebahagian besar
berpendidikan S1 sebanyak 99 orang dengan persentase 66 % ini
menggambarkan kualitas SDM di Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar sudah memadai disusul dengan tingkat pendidikan
D3,sebanyak 23 orang dengan persentase 17 %, tingkat pendidikan S2
sebanyak 14 orang dengan persentase 10,4 %, dari hasil ini tidak dapat
diragukan bahwa kualitas pegawai di Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar cukup tinggi.
66
5. Jumlah Responden berdasarkan golongan
Adapun Responden berdasarkan golongan dapat terdiri dari status
golongan mulai Honorer, PNS Golongan II/a sampai Golongan IV/ c
secara rinci dilihat pada tabel berikut.
Tabel. 5
Diskripsi Golongan Responden
No Golongan Jumlah Persentase
1 Honorer 67 49,6 %
2. II / a 2 1,5 %
3. II / b 11 8,1 %
4 II / d 3 2,2 %
5 III / a 12 8,9 %
6 III / b 10 7,4 %
7 III / c 12 8,9 %
8 III / d 9 6,7 %
9 IV / a 4 3 %
10 IV / b 4 3 %
11 IV / c 1 0,7 %
Total 135 100 %
Berdasarkan tabel diatas hasil menunjukkan bahwa golongan yg
bertatus Honorer menempati urutan terbanyak dengan jumlah responden
67
67 orang dengan persentase 49,6 % kemudian disusul dengan golongan
III/a dan dengan jumlah 12 orang dengan persentase 8,9 % ini sama
jmlahnya dengan golongan III/c dengan jumlah 12 orang dengan
persentase 8,9% disusul urutan ketiga terbanyak II/ b sebanyak 11 orang
dengan persentase 8,1 persen sampai dengan golongan-golongan yang
lain hingga persentase 100 %, jika dilihat persentase diatas maka jumlah
golongan yang masih berstatus honorer yang terbanyak ini mendekati
hampir separuh populasi pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kita
Makassar, ini bisa menjadi hambatan yang cukup siknifikan dalam bekerja
sehingga efektifitas pegawai baik itu kepuasan dan komitmen pegawai
bisa berpengaruh.
6. Jumlah Responden berdasarkan Lama Kerja
Adapun Responden Jika dilihat berdasarkan lama bekerja dapat
dilihat dari Tabel Berikut :
Tabel. 6
Diskripsi Rseponden bedasarkan Lamanya Bekerja
No Lama Kerja ( Tahun ) Jumlah Persentase
1 Dibawah 10 th 86 63,7 %
2. 10 – 20 th 28 20,7 %
3. 20 – 30 th 19 14,1 %
4. Diatas 30 th 2 1,5 %
Total 135 100 %
68
Dari hasil tabel diatas maka dapat dilihat jumlah Pegawai yang
bekerja Dibawah 10 Tahun menempati urutan teratas dengan jumlah
responden 86 orang dengan persentase 63,7 %, disusul dengan lama
kerja 10–20 tahun sebanyak 28 responden dengan persentase 20,7 %
kemudian di urutan ke tiga lama bekerja 20-30 tahun dengan jumlah
responden 19 orang dengan persentase 14,1 %, hasil ini menunjukkan
bahwa responden dengan lama kerja di bawah 10 tahun merupakan
populasi terbanyak dari pegawai Di Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar ini menunjukkan bahwa Pegawai yang bekerja adalah Pegawai
muda yang tingkat produktifitasnya masih tinggi walaupun tingkat
pengalaman masih rendah tapi ini bisa menunjang Produktifitas Kinerja
pegawai baik itu kepuasan Kerja maupun Komitmen Organisasi Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
C. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen digunakan untuk menguji validitas
(ketepatan) tiap bulir/item instrumen. Suatu skala atau instrumen
pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
69
yang tidak relevan. Pengujian validitas instrumen adalah dengan
menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson.
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan angka
korelasi pada produk moment dengan angka –r. dalam hal angka kritik –r
dengan tingkat kepercayaan 5 % df = 66 adalah sebesar 0, 160 jika angka
korelasi produk moment lebih besar dari angka tabel atau r hitung > nilai r
tabel maka item tersebut valid
Tabel.7
Hasil uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi
Variabel Instrumen r hitung r tabel Ket
Kepuasan
Kerja
( X )
X.1 0, 278
0,160
Valid
X.2 0,791 Valid
X.3. 0, 319 Valid
X.4 0, 416 Valid
X.5 0, 226 Valid
X.6 0,327 Valid
X.7 0,375 Valid
X.8 0, 969 Valid
X.9 0, 668 Valid
X.10 0, 516 Valid
X11 0,557 Valid
X.12 0,507 Valid
Komitmen
Organisasi
( Y1 )
Y.1 0,443
0,160
Valid
Y.2 0,454 Valid
Y.3 0,464 Valid
Y.4. 0,564 Valid
Y. 5 0, 282 Valid
Y.6 0, 483 Valid
Y.7 0,406 Valid
Y.8 0,308 Valid
Y.9 0,440 Valid
Y.10 0, 444 Valid
70
Dari tabel terlihat bahwa angka korelasi dari semua item adalah
lebih besar dari 0,160, maka dapat dikatakan bahwa semua item pada
instrumen ( kuesioner ) yang digunakan pada penelitian ini adalah valid
hingga memenuhi syarat yang butuhkan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian
realibilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Reliabilitas instrumen
merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu
walaupun instrumen yang valid umumnya reliabel, tetapi pengujian
reliabilitas instrumen perlu dilakukan karena instrumen yang reliabel
belum tentu valid.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach yang didasarkan
pada rata-rata korelasi butir data instrumen pengukuran. Suatu instrumen
dikatakan handal apabila nilai Alpha crobach lebih besar atau sama
dengan 0,6. Dari hasil uji reliabilitas item instrumen dapat dilihat pada
Tabel. 8
Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi
Variabel Koefisien Alpha Keputusan
Kepuasan Kerja ( X ) dan
Komitmen Organisasi ( Y ) 0, 649 Reliabel
71
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap item
instrumen yang digunakan dalam penelitian mnunjukkan bahwa semua
item instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel, karena memenuhi
kriteria pengujian item instrumen yang digunakan.
D. Analisis Deskriptif
Deskripsi dari variabel penelitian merupakan penjelasan tentang
sebaran jawaban hasil penyebaran kuesioner sehingga dapat diketahui
tanggapan responden terhadap poin–poin pertanyaan yang diajukan.
1. Variabel Kepuasan kerja
Secara operasional Kepuasan Kerja Menurut Robbins (2003: 78)
dapat didefinisikan sebagai sikap umum terhadap pekerjaan seseorang
yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima
pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima,
varibael ini diukur dengan indikator–indikator yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan pendapat P. C. Smith, L. M. Kendall, dan C.
L. Hulin dalam Fred Luthans (terjemahan V. A. Yuwono, (2006:243) yaitu :
a) pekerjaan itu sendiri, b) gaji, c) kesempatan promosi, d) pengawasan,
e) rekan kerja. Sehubungan hal tersebut, maka berdasarkan jawaban
yang diperoleh dari sebaran kuosioner terhadap pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan kota Makassar maka dapat dijelaskan mengenai dimensi
yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja sebagai berikut :
72
a. Pekerjaan itu sendiri
Berdasarkan dimensi Pekerjaan itu Sendiri dari variabel Kepuasan
kerja yang terdapat pada Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
terdiri dari 3 poin yang terdiri dari :
1. Kepuasan Pegawai terhadap tugas yang di bebangkan dengan
kemampuan yang di miliki.
Berdasarkan hasil Responden Pegawai berdasarkan hasil
Penelitian, yaitu Kepuasan Pegawai terhadap tugas yang dibebankan
dengan kemampuan yang dimiliki, menunjukkan bahwa sebahagian besar
Pegawai menyatakan Puas, yang jumlah 75,3 % dari total responden.
Kemudian diikuti urutan kedua dengan jawaban sangat puas dengan
jumlah 19,3 % responden, dan jawaban ragu–ragu dan tidak puas hanya
0,7 % responden dalam kategori ini, dengan ini menunjukkan bahwa
sebahagian besar Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar merasa puas terhadap tugas yang diberikan dengan
kemampuan yang dimiliki. Tingkat kepuasan pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan kota Makassar terhadap tugas yang dibebankan dengan
kemampuan yang dimiliki termasuk kategori tinggi, dari hasil tersebut ini
menunjang proses pelayanan yang efektif dan dapat meningkatkan kinerja
Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar. Pegawai merasa Puas
dengan beban tugas yang di berikan dengan kemampuan yang dimiliki ini,
73
sehingga berdampak kepada produktifitas dan kinerja pegawai bisa
semakin tinggi.
2. Kepuasan dan kesenangan pegawai terhadap tanggungjawab
yang diberikan dalam pekerjaannya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian
besar Pegawai menjawab puas terhadap pernyataan Kepuasan dan
kesenangan Pegawai terhadap tanggungjawab yang diberikan dalam
pekerjaan diatas, yang mengindikasikan sebanyak 71,9 % Responden
menjawab puas, dari seluruh jawaban responden, kemudian disusul
dengan diurutan kedua dengan perasaan sangat puas dengan jumlah
25,2 % responden, kemudian diurutan ketiga perasaan ragu–ragu dengan
jumlah 2,2 % responden, dan terakhir perasaan tidak Puas dengan jumlah
0,7 % responden, ini menggambarkan bahwa sebahagian besar Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar merasa puas dalam hal
kepuasan dan kesenangan terhadap tanggungjawab yang diberikan
dalam pekerjaan, dengan kepuasan Pegawai yang tinggi, sehingga hal ini
diharapkan berdampak pada kualitas pekerjaan Pegawai juga tinggi
dengan tanggungjawab terhadap pelayanan yang diberikan di Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
3. Kepuasan atas kreatiftas terhadap pekerjaannya
Pada aspek Kepuasan atas kreatifitas hasilnya juga sama
sebahagian besar Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
74
Makassar merasa puas dengan kreatif dalam bekerja dengan persentasi
jumlah 55,6 % responden ini hampir sedikit berimbang dengan Pegawai
yang merasa sangat puas sekitar 43 % responden di urutan kedua,
kemudian di urutan terakhir dengan perasaan ragu – ragu sebesar 1,5 %.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar merasa puas dan bahkan
hampir sebahagian merasa sangat puas dengan ini Pegawai menyadari
kreatifitas dalam bekerja merupakan hal penting sehingga kualitas
pekerjaan berjalan dinamis dan melahirkan inovasi yang baru dan
menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab, dari keseluruhan poin dalam dimensi Pekerjaan itu sendiri
pada pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar sudah
tinggi dan memuaskan, sehingga diharapkan berdampak pada
peningkatan kinerja dan kualitas produktifitas Pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar.
75
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi jawaban Responden terhadap dimensi Pekerjaan
Itu Sendiri Dari Variabel Kepuasan Kerja
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Puas Puas
Ragu-
Ragu
Tidak
puas
Sangat
Tidak
puas
1. Kepuasan Pegawai
terhadap tugas yang di
bebangkan dengan
kemampuan yang di miliki
( 26 )
19,3%
(107)
79,3%
(1)
0,7 %
(1)
0.7 %
(135) 100 %
2. Kepuasan dan
kesenangan pegawai
terhadap tanggungjawab
yang diberikan dalam
pekerjaannya
( 34 )
25,2 %
( 97 )
71,9 %
( 3 )
2,2 %
( 1 )
0,7 %
(135) 100 %
3. Kepuasan atas kreatiftas
terhadap pekerjaannya
( 58 )
43 %
( 75 )
55,6 %
( 2 )
1,5 %
( 135 ) 100 %
b. Gaji
Berdasarkan dimensi gaji dari varibel kepuasan kerja Pegawai
dinas tataruang dan banguanan kota Makassar terdiri dari poin 2 terdiri
dari :
1. Kepuasan Pegawai dengan gaji dengan tangungjawab yang
dikerjakan
76
Dari hasil olah data penelitian, mengenai kepuasan gaji dengan
tanggungjawab yang dikerjakan sebahagian besar responden merasa
puas dengan persentase 74,8 % responden, kemudian diikuti urutan
kedua dengan perasaan ragu-ragu sebesar 18,5% responden, di urutan
ketiga dengan perasaan tidak puas 4,4 % responden. Dan yang urutan
terakhir perasaan sangat puas 2,2 % responden, ini menggambarkan
bahwa Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar merasa
puas dalam aspek gaji dengan tanggungjawab yang dibebankan, namun
ada sebahagian kecil responden merasa ragu-ragu mengambil keputusan
tentang sikap puas terhadap gaji yang diberikan. Dengan hasil ini
kepuasan Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar dalam
dimensi ini sudah tinggi, diharapkan peningkatan kualitas kinerja dan
produktifitas meningkat namun hal lain yang perlu diperhatikan oleh
pengambil kebijakan aspek gaji yang diberikan, apakah sudah sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan diruanglingkup Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar. Sehingga kepuasan terhadap aspek gaji
terhadap tanggungjawab, berdampak meningkat pula Tanggungjawab
pegawai dalam mengerjakan tugas yang diberikan sehingga ini dapat
menumbuhkan kualitas dan peningkatan kinerja organisasi atau dinas
terkait.
77
2. Kepuasan Pegawai dengan tunjangan dengan pekerjaannya saat
ini.
Pada aspek kepuasan terhadap tunjangan dengan pekerjaan yang
dilaksanakan, ditunjukkan dengan hasil olah data penelitian sebahagian
besar Responden merasa puas dengan persentase 80,7 % responden
atas kepuasan tunjangan yang diberikan, kemudian di urutan kedua
sebahagian kecil Responden merasa ragu-ragu dengan persentase
14,8% responden, kemudian di urutan ketiga dengan perasaan sangat
puas sebesar 3,0 % reponden, dan diurutan terakhir dengan perasaan
tidak puas sebesar 1,5 % responden dari keseluruhan Pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan kota Makassar. Hasil ini menunjukkan bahwa
sebahagian besar pegawai merasa puas dengan tunjangan yang
diberikan dengan pekerjaannya saat ini. Dengan hasil ini diharapkan
kepuasan Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
terhadap tunjungan yang diberikan dalam bekerja dapat meningkatkan
kualitas kerja Pegawai sehingga peningkatan pelayanan kinerja dan
produktifitas di ruang lingkup Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar sesuai dengan yang diharapkan. Dari keseluruhan pertanyaan
dari dimensi Gaji dari variabel Kepuasan Kerja menunjukkan tingkat
kepuasan yang tinggi dari keseluruhan Jawaban Responden Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
78
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap dimensi gaji dari
Variabel Kepuasan Kerja
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Puas Puas
Ragu-
Ragu
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
1. Kepuasan Pegawai dengan
gaji dengan tangungjawab
yang dikerjakan
( 3)
2,2 %
(101)
74,8%
(25)
18,5 %
(6)
4,4 %
( 0 )
0 %
( 135) 100 %
2. Kepuasan Pegawai dengan
tunjangan terhadap
pekerjaannya saat ini.
( 4)
3,0 %
( 109)
80,7 %
( 20 )
14,8 %
( 2 )
1,5%
( 0 )
0 %
(135) 100 %
C. Kesempatan Promosi
Berdasarkan dimensi kesempatan promosi dari variabel kepuasan
kerja Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar terdiri 2
poin sebagai berikut :
1. Kepuasan Pegawai terhadap pemberian kesempatan yang sama
untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan pendidikan dan
kemampuannya.
Dalam aspek kepuasan bahwa semua pegawai diberikan
kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan
pendidikan dan kemampuannya, dari hasil olah data penelitian
79
menunjukkan hasil dari Pegawai Dinas Tataruang Dan Bangunan Kota
Makassar yang terbanyak merasa puas sebesar 57 % responden,
kemudian di urutan kedua merasa ragu-ragu 26,7 % responden kemudian
diurutan ketiga merasa tidak puas 14,1 % responden dan urutan terakhir
merasa sangat puas sebesar 2,2 % responden. Walaupun hasil tertinggi
jawaban adalah merasa puas, tapi secara siknifikan tidak berbeda jauh
dari hasil jawaban yang merasa ragu–ragu dan tidak puas dari aspek ini
dari indikator kesempatan promosi. Hal tersebut menggambarkan
sebahagian besar kepuasan dari pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan
Kota Makassar termasuk tinggi terhadap pemberian kesempatan yang
sama terhadap Pegawai berdasarkan kemampuan dan pendidikannya,
namun secara signifikan jika dibandingkan dengan yang merasa ragu-
ragu dan tidak puas tidak jauh berbeda sebasar 40,8 %, hal ini bisa
menggambarkan bahwa ada sebahagian pegawai di Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar masih merasa ragu-ragu dan tidak puas dalam
pemberian kesempatan yang sama dalam menduduki jabatan tertentu
sesuai dangan pendidikan dan kemampuannya. Hal ini akan berdampak
bisa menjadi penghambat dan dapat mengurangi kualitas pelayanan di
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar walaupun pegawai yang
puas dengan pernyataan diatas masih lebih banyak.
80
2. Kepuasan dengan promosi yang diberikan terhadap gaji yang
diterima.
Dari aspek kepuasan terhadap promosi yang diberikan terhadap
gaji yang diterima. Hasil olah data penelitian menunjukkan bahwa
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar. Perasaan yang
paling tinggi adalah merasa Puas dengan persentase 83,7 % responden
dari seluruh populasi pegawai kemudian diurutan kedua adalah merasa
ragu-ragu dengan persentase 11,9 % responden, kemudian di urutan
ketiga adalah merasa sangat puas sebesar 3,0 %. Dan di urutan terakhir
adalah merasa tidak Puas sebesar 1,5 % reponden. Dari hasil tersebut
dapat menggambarkan bahwa kepuasan Pegawai terhadap promosi
dengan gaji yang diterima termasuk tinggi, sehingga dampak yang
diharapkan dari kepuasan ini adalah meningkatnya kualitas SDM pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar, sehingga pelayanan
dapat berjalan efektif dan efisien.
81
Tabel 11
Distribusi frekuensi Jawaban Responden terhadap dimensi Kesempatan
Promosi dari Variabel Kepuasan Kerja
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Puas Puas
Ragu-
Ragu
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
1. Semua pegawai diberikan
kesempatan yang sama untuk
menduduki jabatan tertentu
sesuai dengan pendidikan dan
kemampuannya
( 3)
2,2 %
(77)
57 %
(36)
26,7 %
(19 )
14 ,1%
(0)
0 %
(135)
100 %
2. Kepuasan dengan promosi yang
diberikan terhadap gaji yang
diterima
( 4)
3,0 %
( 113)
83,7 %
( 16 )
11,9 %
( 2 )
1,5%
(0)
0%
(135) 100 %
c. Pengawasan
Berdasarkan dimensi pengawasan dari variabel kepuasan kerja
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar maka secara
rinci terdiri dari 2 poin sebagai berikut :
1. Kepuasan atas bantuan teknis yang diberikan atasan atau
pimpinan.
Dari hasil olah data dari indikator Pengawasan tentang kepuasan
atas bantuan teknis yang diberikan atasan atau pimpinan maka
82
sebahagian besar Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar menunjukkan hasil tetinggi adalah merasa puas dengan nilai
87,4 % Responden, urutan kedua adalah merasa sangat puas sebesar
5,2 % responden dan diurutan terakhir adalah merasa tidak puas sebesar
1,5 % responden. Dari uraian ini menandakan bahwa kepuasan Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar terhadap bantuan teknis
yang diberikan atasan atau pimpinan adalah tinggi. Hal ini diharapkan
berdampak pada peningkatan Kualitas Pelayanan Dan Kinerja Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar lebih meningkat dan lebih
baik.
2. Kepuasan Pegawai terhadap pengawasan yang dilakukan oleh
atasan atau pimpinan.
Dari hasil olah data pada aspek kepuasan terhadap pengawasan
yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan. Menunjukkan hasil dari
Pegawai yang tertinggi adalah merasa Puas dengan persentase 93,3 %
Responden, kemudian diurutan kedua dengan perasaan ragu-ragu
sebesar 3 %, kemudian urutan ketiga adalah perasaan tidak Puas sebesar
2,2 % , dan yang di urutan terakhir adalah merasa sangat Puas sebesar
1,5 % responden. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hampir sebahagian
besar perasaan Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar
merasa puas atas pengawasan yang diberikan atasan atau pimpinan.
Dengan hasil tersebut diharapkan berdampak pada peningkatan kualitas
kedisiplinan yang lebih tinggi dari Pegawai Dinas Tataruang dan
83
Bangunan Kota Makassar. Secara garis besar dalam indikator
pengawasan, tingkat kepuasan Pegawai Dinas Tataruang Dan banguan
Kota Makassar secara keseluruhan termasuk Tinggi. Hal ini diharapkan
secara berkesinanbungan meningkatkan Kualitas Pelayanan dan kinerja
di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
Tabel 12
Distribusi frekuensi Jawaban Responden terhadap dimensi Pengawasan
dari Variabel Kepuasan Kerja
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Puas Puas
Ragu-
Ragu
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
1. Kepuasan atas bantuan
teknis yang diberikan
atasan atau pimpinan
( 7)
5,2 %
(118)
87,4%
( 8 )
5,9 %
( 2 )
1,5 %
(0)
0 %
( 135 )
100 %
2. Kepuasan terhadap
pengawasan yang
dilakukan oleh atasan
atau pimpinan .
( 2 )
1,5 %
( 126 )
93,3 %
( 4 )
3 %
( 3 )
2,2 %
(0)
0%
( 135 )
100 %
d. Rekan Kerja
Berdasarkan dimensi Rekan kerja variabel kepuasan kerja Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar maka secara rinci
terdapat 2 poin sebagai berikut :
84
1. Kepuasan terhadap lingkungan sosial dalam pekerjaan
Berdasarkan kepuasan terhadap lingkungan sosial dalam
pekerjaan di Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar. Dari hasil
olah data menunjukkan bahwa sebahagian besar Pegawai di urutan
tertinggi merasa puas dengan persentasi 93,3 % Responden, kemudian
urutan kedua dengan perasaan sangat Puas sebesar 5,2 % Responden,
kemudian urutan terakhir dengan perasaan ragu–ragu sebesar 0,7%
responden, Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan terhadap lingkungan
sosial dalam pekerjaan pada Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar termasuk kategori tinggi dengan yang jawaban Puas diatas 90
%, sehingga ini berdampak pada suasana Kerja Pegawai Dinas Tataruang
dan Banguan Kota Makassar termasuk kondusif serta bagus dalan
hubungan sosialnya sehingga menciptakan iklim organisasi yang lebih
nyaman.
2. Kepuasan dalam bersaing secara sportif sesama pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan kota Makassar.
Pada aspek kepuasan dalam persaingan secara sportif sesama
pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar. Dari hasil olah
data menunjukkan hasil yang tertinggi dari Pegawai adalah merasa Puas
dengan percentase 69,6 % Responden, kemudian di urutan kedua merasa
ragu-ragu 16,3 % responden dan disusul di urutan ketiga dengan
perasaan tidak Puas dengan persentase 9,3 % responden, dan di urutan
terakhir adalah perasaan sangat Puas sebesar 3,7 % responden. Hal ini
85
menunjukkan Kepuasan Pegawai termasuk kategori tinggi dari Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar, tetapi dari total
responden yang menjawab ragu-ragu dan tidak puas juga signifikan
dengan persaingan sportif sesama pegawai di Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar. Dengan ini dampak yang diharapkan dari
kepuasan Pegawai dalam persaingan secara sportif dapat menciptakan
kompetisi yang sehat dari SDM pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan
kota Makassar dan lingkungan kerja yang lebih dinamis
Tabel.13
Distribusi frekuensi Jawaban Responden terhadap dimensi Rekan Kerja
dari Variabel Kepuasan Kerja
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Puas Puas
Ragu-
Ragu
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
1. Kepuasan terhadapn
lingkungan sosial dalam
pekerjaan .
( 7 )
5,2%
( 126 )
93,3 %
( 1 )
0,7 %
(0)
0%
(0)
0%
(135) 100%
2. Kepuasan dalam bersaing
secara sportif sesama
pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan kota
Makassar.
( 5 )
3,7%
( 94 )
69,6 %
( 22 )
16,3 %
( 13 )
9,6 %
(0)
0%
(135) 100 %
86
Berdasarkan Rekapitulasi hasil olah data Responden bedasarkan
Variabel Kepuasan Kerja dari beberapa Demensi antara lain : Pekerjaan
itu Sendiri, Gaji, Kesempatan Promosi, Pengawasan dan Rekan Kerja
dapat dilihat dari tabel berikut .
Tabel. 14
Matriks Variabel Kepuasan Kerja
No Variabel Kepuasan Kerja Persentase rata-rata Puas
1. Pekerjaan Itu Sendiri 68.93 %
2. Gaji 77.75 %
3. Kesempatan Promosi 70.35 %
4. Pengawasan 90.35 %
5 Rekan Kerja 81.45 %
Jika dilihat dari Tabel matrik Variabel Kepuasan Kerja menunjukkan
hasil dimensi Pengawasan berada pada posisi paling atas dengan rata-
rata persentase jawaban puas pegawai 90,35 %, kemudian diurutan
kedua dimensi Rekan Kerja dengan persentase 81,45 %, kemudian
diurutan ketiga dimensi Gaji 77,75 %, diurutam keempat dimensi
kesempatan promosi sebesar 70,35 %, dan diurutan terakhir dimensi
87
pekerjaan itu sendiri sebesar 68.93 %, hasil ini menggambarkan bahwa
dalam variabel kepuasan kerja pada dimensi pengawasan Pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar menunjukkan aspek kepuasan
yang paling tinggi dengan hasil ini berdampak pada kepuasan kerja pada
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar adalah
Meningkatnya Produktifitas Pegawai serta Tinggkat kehadiran yang tinggi
pula. Hal ini diharapkan agar pelayanan dan kinerja dapat meningkat.
e. Tingkat Kepuasan Kerja Bedasarkan Jenis Kelamin dan tingkat
Pendidikan
I. Kepuasan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil olah data menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
kerja Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar berjenis
kelamin Pria lebih tinggi kepuasan kerjanya dengan nilai rata-rata 3.978,
sedangkan Pegawai berjenis kelamin Wanita diurutan kedua dengan nilai
rata-rata 3.953, dengan ini menggambarkan bahwa kepuasan kerja
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar jika bandingkan
berdasarkan jenis kelamin, kepuasan pada pegawai pria lebih tinggi
dibandingkan dengan Pegawai wanita walaupun secara siknifikan
perbedaan angka sangat tipis. Hasil ini dapat memberikan gambaran
bahwa aspek perbedaan Jenis Kelamin juga berpengaruh dalam
Kepuasan Kerja Pegawai, jika dalam perspektif kajian psikologis banyak
88
sekali perbedaan kejiwaan antara Pria dan wanita sehingga hal ini juga
berpengaruh dalam aspek kepuasan kerjanya.
Tabel. 15
Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Kepuasan Kerja Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin
Kepuasan Kerja
Nilai rata-
rata Sangat
puas Puas Ragu-ragu
Tidak
puas
Sangat
tidak puas
1. Pria
1
7%
88
( 65.2 %)
3
2.2%
(0)
0%
(0)
0%
3.978
2. Wanita
41
( 30.4 % )
2
( 1.5 % )
(0)
0%
(0)
0%
3.953
Total
1
( 7% )
129
(95.6 % )
5
( 3.7 5%)
(0)
0%
(0)
0%
135
( 100 %)
II. Kepuasan Kerja Berdasarkan pendidikan
Berdasakan hasil olah data Reponden Pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
berdasarkan tingkat pendidikan D3 kebawah lebih tinggi rata-rata
kepuasannya dengan nilai rata-rata 4, jika dibandingkan kepuasan kerja
89
yang tingkat pendidikannya S1 keatas dengan nilai rata-rat 3.96. Hasil ini
menggambarkan bahwa kepuasan kerja juga berpengaruh jika didasarkan
pada tingginya tingkat pendidikan, dari hasil tersebut menggambarkan
semakin rendah tingkat pendidikan semakin tinggi pula kepuasan kerja
dan sebaliknya semakin tinggi tingkat pendidikan Pegawai semakin
rendah kepuasan kerjanya, namun hal ini mesti diadakan penelitian
lanjutan sehingga menunjukkan hasil yang lebih valid.
Tabel. 16
Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Kepuasan Kerja Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
No Tingkat
Pendidikan
Kepuasan Kerja
Nilai rata-
rata Sangat
puas Puas Ragu-ragu
Tidak
puas
Sangat
tidak puas
1. S1 < Keatas
1
7%
98
( 72.6 %)
5
( 3.7 %)
(0)
0%
(0)
0%
3.96
2. D3 > kebawah
(0)
0%
31
( 23 % )
(0)
0%
(0)
0%
(0)
0%
4
Total
1
( 7% )
129
(95.6 % )
5
( 3.7 5%)
(0)
0%
(0)
0%
135
( 100 %)
90
2. Variabel Komitmen Organisasi
Secara oprasional Komitmen organisasi mengandung pengertian
sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif
terhadap organisasi, dengan kata lain komitmen organisasi menyiratkan
hubungan pegawai dengan perusahaan atau organisasi secara aktif.
Komitmen organisasi dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1990) dengan
tiga komponen organisasi yaitu: 1. komitmen afektif (affective
commitment), 2. komitmen kontinuans (continuance commitment), dan 3.
komitmen normative (normative commitment). Ketiga indikator ini menjadi
alat ukur menggambarkan Komitmen organisasi pegawai dinas tataruang
kota Makassar sebagai berikut :
a. Komitmen Afektif
Berdasarkan dimensi komitmen afektif dari variabel Komitmen
organisasi dari pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar
maka secara rinci terdapat 5 poin sebagai berikut :
1. Tingkat kesenangan dalam berkarir pada Dinas Tataruang dan
Bangunan kota Makassar.
Berdasarkan hasil olah data dari indikator Komitmen afektif tentang
tingkat kesenangan berkarir pada Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar. Menunjukkan hasil dari tanggapan Pegawai Dinas Tataruang
91
yang terbesar adalah hasil Tinggi dengan percentase 68,9 % responden,
kemudian di urutan kedua adalah hasil sangat Tinggi 25,9 % responden,
kemudian di urutan ketiga adalah hasil kategori sedang 4,4 %, responden,
dan urutan terakhir dengan hasil sikap Rendah sebesar 0,7 % responden.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebahagian besar tingkat kesenangan
berkarir pagawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
termasuk kategori tinggi. Dengan ini diharapkan dapat menciptakan
Komitmen Organisasi yang tinggi dari Pegawai saat ini
2. Tingkat Kepedulian dengan masalah pada Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar.
Dari hasil olah data tentang tingkat kepedulian dengan masalah
pada Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar. Menunjukkan
gambaran sikap Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
responden adalah yang terbanyak adalah hasil tinggi dengan persentase
74,1 % responden disusul di urutan kedua dengan hasil sangat tinggi, 17
% responden, kemudian di urutan ketiga dan terakhir hasil sikap kategori
sedang sebesar 8,9 % responden, hal ini menggambarkan bahwa
sebahagian besar Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar memiliki kepedulian yang tinggi dengan masalah yang ada
pada Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar. Hasil ini berdampak
pada penyelesaian masalah-masalah yang timbul pada lingkungan Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar bisa diselesaikan secara cepat
92
baik pada aspek pelayanan kepada Masyarakat maupun aspek
peningkatan kualitas SDM, serta berupaya mensukseskan visi dan misi
di ruang lingkup Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
3. Tingkat kesesuaian tipe pekerjaan antara Pegawai dengan
pekerjaan di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
Pada aspek tingkat kesesuaian tipe pekerjaan antara pegawai
dengan pekerjaan di dinas. Dari hasil olah data menunjukkan bahwa
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar, yang terbanyak
menunjukkan adalah hasil sikap Tinggi dengan persentase 68,1 %
responden, kemudian disusul di urutan kedua dengan sikap kategori
sedang 14,8 % responden, kemudian di urutan ketiga sikap sangat tinggi
sebesar 12,6 % responden, dan urutan terakhir sikap rendah sebesar 4,4
% responden, hal ini menggambarkan bahwa walaupun sebahagian besar
Pegawai memiliki siap tinggi tentang tingkat kesesuaian tipe pekerjaan
namun ada sebagian kecil Pegawai memilih sikap sedang dengan
kesesuaian tipe pekerjaan tersebut. Dari gambaran diatas diharapkan
pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar bekerja
berdasarkan kesesuaian tipe dan keinginan serta searah degan tujuan
organisai juga mengikuti standar operasional yang sudah ditentukan.
Namun sebagian kecil memilih sikap kategori masih sedang dalam
mengambil sikap bahwa apa pekerjaan sudah sesuai dengan tipe
pekejaan saat ini, ini juga perlu menjadi perhatian karena apa bila
93
sebahagian kecil pegawai ini tidak diperhatikan bagaimana komitmen
oganisasinya bisa berdampak dan menyebar kepegawai yang lain
sehingga penyelenggaraan pelayanan di Dinas Tataruang dan Bangunan
bisa terhambat atau menurunkan kualitasnya.
4. Tingkat kehadiran dalam bekerja tiap hari dan rapat-rapat kerja di
Dinas ini.
Pada poin dari tingkat kehadiran Pegawai dalam bekerja tiap hari
dan rapat-rapat kerja di dinas ini. Dari hasil olah data menunjukkan
jawaban sikap Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar
yang terbanyak menunjukkan hasil tinggi dengan persentase 65,9 %
responden, disusul di urutan kedua dengan hasil sangat tinggi dengan
persentase 12,6 % responden, kemudian di urutan ketiga adalah hasil
sikap sedang sebesar 13,3 % responden dan urutan terakhir dengan sikap
sedang sebesar 4,4 % responden. Dari keseluruhan hasil yang ada
menggambarkan hasil sikap Pegawai dinas Tataruang dan Bangunan
Kota Makassar termasuk kategori tinggi dalam hal tingkat kehadiran dan
kegiatan rapat di Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar, ini
menunjukkan komitmen afektif di dimensi ini termasuk kategori tinggi, hal
ini diharapkan berdampak konstribusi Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan kota Makassar berjalan dengan efektif.
94
5. Tingkat kesesuaian tujuan pekerjaan Pegawai sama dengan nilai
dan tujuan di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
Dari gambaran hasil olah data menunjukkan Tingkat Kesesuaian
tujuan pekerjaan Pegawai sama dengan tujuan Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar adalah yang terbanyak hasil kategori tinggi
dengan persentase 74,1 %, responden disusul urutan kedua dengan sikap
sangat Tinggi dengan persentase 19,3 %, responden, kemudian urutan
ketiga dan terakhir 6,7 % responden sikap kategori sedang. Hal ini
menggambarkan kesesuaian Tujuan Pekerjaan Pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar terhadap indikator Komitmen afektif
dimensi ini termasuk kategori Tinggi sehingga dampak bagi organisasi
adalah adanya pegawai yang lebih stabil dan lebih produktif dalam
sehingga arah dan tujuan dari Dinas terlihat lebih bagus dalam
pencapainnya. Komitmen afektif dari keseluruhan pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar termasuk kategori Tinggi
sehingga menurut Greenberg dan Baron ( 1993 ). Pegawai yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi adalah pegawai yang lebih stabil dan
lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi
Organisasi atau Dinas tersebut.
95
Tabel.17
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap pertanyaan dari
dimensi Komitmen Afektif dari Variabel Komitmen Organisasi
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah
1. Tingkat kesenangan
dalam berkarir pada Dinas
Tataruang dan Bangunan
kota Makassar
( 35 )
25, 9 %
( 93 )
68,9 %
( 6 )
4,4 %
( 1 )
0,7 %
(0)
0%
( 135 )
100 %
2. Saya senang dalam
berkarir pada Dinas
Tataruang dan Bangunan
Kota Makassar.
( 23 )
17 %
( 100 )
74,1 %
( 12 )
8,9 %
(0)
0%
(0)
0%
( 135 ) 100 %
3. Saya merasakan
kesesuaian tipe pekerjaan
antara pegawai dengan
pekerjaan di Dinas ini.
( 17 )
12,6 %
( 92 )
68,1%
( 20 )
14,8 %
( 6 )
4,4 %
(0)
0%
(135 ) 100 %
4. Saya sering hadir dalam
bekerja tiap hari dan rapat
– rapat kerja di Dinas ini
( 23 )
17 %
( 89 )
65,9 %
( 18 )
13,3 %
( 5 )
3,7 %
(0)
0%
( 135 ) 100 %
5. Saat ini tujuan pekerjaan
saya ini sama dengan nilai
dan tujuan Di Dinas
( 26 )
19,3 %
(100 )
74,1 %
( 9 )
6,7 %
(0)
0%
(0)
0%
( 135 ) 100 %
96
b. Komitmen kontinuans
Berdasarkan indikator komitmen kontinuans atau keberlanjutan
dari variabel Komitmen organisasi dari pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan kota Makassar maka secara rinci terdapat 2 poin sebagai
berikut :
1. Tingkat Kesesuaian pekerjaan Pegawai di bagiannya dengan
keinginan Pegawai.
Dari olah data hasil penelitian pada aspek tingkat kesesuaian
pekerjaan Pegawai dibagiannya dengan keinginan Pegawai, menunjukkan
hasil terbanyak adalah kategori Tinggi dengan persentase 60 %
responden, dan di susul di urutan kedua dengan kategori sangat Tinggi
dengan jumlah 19,3 % responden di urutan, kemudian diurutan ketiga
dengan kategori sedang sebesar 14,1% responden, di urutan keempat
dan kelima, jawaban rendah dan sangat rendah sebesar 5,9 % dan 0,7 %
responden, dari hasil tersebut menunjukkan gambaran kesesuaian
dengan bagian pekerjaan pegawai dinas Tataruang dan Makassar
termasuk sudah kategori tinggi dan sesuai ini berarti keinginan pegawai
Tataruang dan bangunan Kota Makassar bekerja sesuai keinginannya, hal
diharapkan ini berdampak pada pada kinerja pegawai yang tinggi dan
selalu berupaya utuk mensukseskan tujuan organisasi.
97
2. Tingkat Perasaan pentingnya pekerjaan di bagiannya dibandingkan
dengan pekerjaan di bagian lain.
Berdasarkan hasil olah data penelitian dari aspek Tingkat perasaan
pentingnya pekerjaan dibagiannya dibandingkan pekerjaan dibagian lain
dari Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
Menunjukkan hasil terbanyak dari pegawai hasilnya adalah kategori
Tinggi dengan persentase 57 % responden, disusul di urutan kedua
dengan kategori sikap sedang dengan persentase 19,3 % responden, di
urutan ketiga dengan kategori sikap rendah sebesar 11,9 % responden,
kemudian di urutan keempat dengan kategori sikap sangat tinggi sebesar
10,4 % responden, dan di urutan terakhir dengan kategori sikap sangat
rendah sebesar 0,7 % responden. Dari hasil ini menggambarkan secara
signifikan walaupun sebahagian besar pegawai merasa penting
pekerjaannya dibanding bidang lain tetapi ada sebahagian kecil juga
pegawai merasa pekerjaan saat ini tidak begitu penting sehingga apabila
atasan atau pimpinan tidak melakukan pengawasan yang baik ini bisa
berdampak pada turunnya kinerja pegawai tersebut sehingga bisa
menurungkan kualitas pelayanan pada Dinas Tataruang dan Bangunan
Kota Makassar. Secara garis besar variabel komitmen organisasi dari
indikator komitmen kontinuans masih kategori tinggi yang ada pada
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar, dan ini perlu
dilakukan pembinaan dari para Pemimpin atau Atas dengan melakukan
Pembinaan pegawai serta melakukan motivasi kepada pegawai bahwa
98
betapa penting melakukan pekerjaan terhadap pelayanan yang dilakukan
di Dinas tersebut.
Tabel. 18
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap dari dimensi
Komitmen kontinuans dari Variabel Komitmen Organisasi
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Tinggi Tinggi Sedang
Renda
h
Sangat
Rendah
1. Tingkat Kesesuaian Pekerjaan
Pegawai dibagiannya dengan
keinginan Pegawai
( 26 )
19,3 %
( 81 )
60 %
(19 )
14,1%
( 8 )
5,9 %
( 1 )
0,7 %
(135) 100 %
2
. Tingkat Perasaan Pentingnnya
Pekerjaan dibagiannya denga
pekerjaan dibagian lain
( 14)
10,4 %
( 77 )
57 %
( 26 )
19,3 %
( 16 )
11,9 %
( 1 )
0,7 %
( 135 ) 100 %
c. Komitmen Normatif
Berdasarkan dimensi komitmen Normatif dari variabel Komitmen
organisasi dari pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar
maka secara rinci terdiri dari 3 poin sebagai berikut :
1. Tingkat kebanggaan menjadi pegawai dan bekerja dalam lingkup
Dinas Tataruang dan Bangunan kota Makassar.
Berdasarkan hasil olah data pada aspek Tingkat kebanggaan
menjadi pegawai dan bekerja dalam ruang lingkup Dinas Tataruang dan
99
Bangunan kota Makassar, menujukkan hasil sikap Pegawai yang
terbanyak adalah kategori Tinggi dengan persentase 68,1% responden,
disusul di urutan kedua dengan sikap kategori sangat Tinggi dengan
persentase 23 % responden kemudian yang terakhir kategori Sedang
dengan persentase 8,9 % responden, dari keseluruhan gambaran hasil
menunjukkan bahwa sebahagian besar Pegawai dimana tingkat
kebanggaan menjadi Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar adalah kategori tinggi, dengan ini diharapkan berdampak pada
konstribusi Kerja yang maksimal sehingga kinerja pelayanan bisa berjalan
efektif, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan
kegiatan di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar.
2. Tingkat kerelaan mengorbankan waktu dan tenaga dalam
menyelesaikan pekerjaan di Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar.
Dari hasil olah data penelitian menunjukkan gambaran pada
kriterian Tingkat kerelaan mengorbankan waktu dan tenaga dalam
menyelesaikan pekerjaan di Dinas Tataruang dan Bangunan kota
Makassar. Menunjukkan jawaban terbanyak adalah kategori Tinggi
dengan persentase 67,4 % responden disusul di urutan kedua dengan
sikap kategori sangat Tinggi dengan persentase 13,3 %, kemudian di
urutan ketiga dengan sikap kategori sedang dengan persentase 11,9 %
responden dan jawaban sedikit yakni kategori rendah dengan persentase
7,4 % responden.
100
Hal ini menggambarkan bahwa Pegawai di ruang lingkup Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi bahwa perlunya pengorbanan baik itu waktu dan tenaga dalam
menyelesaikan perkerjaan yang membutuhkan penanganan yang cepat
atau ada masalah diluar jam kerja yang mesti diselesaikan. Ini diharapkan
berdampak positif pada peningkatan kinerja Pegawai, serta kesadaran
pegawai yang tinggi bahwa pentingnya tanggungjawab dalam tugas yang
diberikan. Sehingga tujuan organisasi bisa tercapai maksimal.
3. Tingkat Kesediaan dimutasi apabila ada tawaran pekerjaan lebih
besar dan menarik.
Dari hasil gambaran olah data penelitian dalam aspek tingkat
kesedia dimutasi apabila ada tawaran pekerjaan yang lebih besar dan
menarik. Hasil menunjukkan sikap Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar adalah yang jawaban terbanyak adalah Sikap
kategori rendah dengan persentase 34 % responden, disusul di urutan
kedua dengan jawaban sedang dengan persentase 29,6 % responden,
kemudian urutan ketiga jawaban Tinggi dengan persentase 28,1 % dan
jawaban terrendah sangat Tinggi dengan persentase 4% responden, hal
ini menggambarkan bahwa pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota
Makassar, dalam aspek apabila ada tawaran pekerjaan yang lebih besar
dan menarik memilih sikap kategori rendah tetapi jika dibandingkan
dengan jawaban sedang dengan jawaban Tinggi untuk pindah sebesar
57,7 % responden.
101
Pada gambaran hasil ini banyak Pegawai berfikir untuk dimutasi
ketika ada tawaran pekerjaan yang lebih besar dan menarik, hal ini
berdampak lemahnya komitmen normatif jika pegawai ditawari pekerjaan
yang lebih besar dan menarik, namun ini wajar manusiawi karena secara
umum Pegawai mengharapkan kesejahteraan lebih baik dan meningkat,
sehingga hal ini bisa menjadi pelajaran terhadap para pengambil
kebijakan bahwa pentingnya memperhatikan bagaimana kesejahteraan
pegawai ditingkatkan sehingga Komitmen Organisasi dapat meningkat
pula pada Pegawai sehingga menurut Green Berg dan Baron (1993),
pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah pegawai
yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga
menguntungkan bagi organisasi atau Dinas terkait.
102
Tabel. 19
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap pertanyaan dari
dimensi Komitmen Normatif dari Variabel Komitmen Organisai
No Pertanyaan
Frekuensi Jawaban ( Pegawai ) (% ) Total
Sangat
Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah
1. Tingkat ke banggaan
menjadi pegawai dan
bekerja dalam lingkup
Dinas Tataruang dan
Bangunan kota Makassar
( 31 )
23 %
( 92 )
68,1 %
(12 )
8,9 %
(0)
0%
(0)
0%
(135 )
100 %
2.
. Tingkat kerelaan
mengorbangkan waktu dan
tenaga dalam
menyelesaikan pekerjaan
di Dinas Tataruang dan
Bangunan kota Makassar
( 18 )
13,3 %
( 91 )
67,4 %
( 16 )
11,9%
( 10 )
7,4 %
(0)
0%
( 135 )
100 %
d. Tingkat kesediaan di
mutasi apabila ada tawaran
pekerjaan lebih besar dan
menarik
( 4 )
3 %
( 38 )
28,1 %
( 40 )
29,6 %
( 47 )
34 %
( 6 )
4,4 %
( 135 )
100 %
Berdasarkan Rekapitulasi hasil olah data Responden pada Variabel
Komitmen Organisasi dari beberapa Demensi antara lain : Komitmen
afektif, Komitmen Kontiuans, komitmen normatif dapat dilihat dari tabel
berikut .
103
Tabel.20
Matriks Variabel Komitmen Organisasi
No. Varibel Komitmen organisasi Persentase rata-rata tinggi
1. Komitmen afektif 70.22 %
2. Komitmen kontinuans 58.5 %
3. Komitmen normative 54.53 %
Berdasarkan hasil olah data nilai responden dari pegawai dinas
tataruang dan bangunan kota Makassar, menunjukkan bahwa dimensi
komitmen Afektif atau sikap menunjukkan angka yang tertinggi dengan
rata- rata jawaban sikap tinggi sebesar 70,22 %, kemudian disusul dengan
Komitmen Kontinuans atau keberlanjutan dengan persentase 58,5 % dan
yang diurutan terakhir yakni Komitmen normative atau norma dengan
persentase 54,53 %. Jika dihubungkan dengan Pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar dengan nilai tertinggi pada dimensi
komitmen afektif atau sikap yang berkaitan dengan keadaan emosional
pegawai serta keterlibatan pegawai pada organisasi berdasarkan
keinginannya sendiri. Dengan ini diharapkan berpengaruh positif pada
sikap Pegawai dinas Tataruang dan bangunan Kota Makassar untuk
menerima dan menjalankan seluruh tujuan Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar.
104
e. Komitmen Organisasi Bedasarkan Jenis Kelamin dan tingkat
Pendidikan.
I. Komitmen Organisasi berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil olah data responden Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar, menunjukkan bahwa tingkat komitmen
Pegawai berjenis kelamin Wanita lebih tinggi komitmen organisasinya
dengan nilai rata-rata 4, jika dibandingkan dengan Pegawai berjenis
Kelamin pria dengan nilai rata-rata 3.96. Dengan hasil ini menggambarkan
penelitian bahwa tingkat komitmen Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar berjenis kelamin Wanita cenderung lebih tinggi
tingkat Komitmen Organisasinya jika dibandingkan dengan tingkat
komitmen Organisasi Pegawai pria.
Tabel. 21
Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Komitmen Organisasi Berdasarkan
Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Kepuasan Kerja
Nilai rata-
rata Sangat
Tinggi Tinggi Sedang
Kurang
Tinggi
Tidak
Tinggi
1. Pria
2
(1.5 %)
85
( 63 %)
5
( 3.7 %)
(0)
0%
(0)
0%
3.96
2. Wanita
2
( 1.5 % )
39
( 28.9% )
2
(0)
0%
(0)
0%
4
Total
4
( 5.2% )
124
(91.9 % )
7
( 5.2 %)
(0)
0%
(0)
0%
135
( 100 %)
105
II. Komitmen Organisasi berdasarkan tingkat Pendidikan
Dari hasil olah data responden Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar, menunjukkan bahwa tingkat komitmen
Organisasi berdasarkan tingkat pendidikan S1 keatas lebih tinggi nilai
komitmen organisasinya dengan nilai rata-rata sebesar 3.99, jika
dibandingkan dengan Pegawai dengan tingkat pendidikan yang lebih
redah yaitu D3 kebawah sebesar 3.93. perbedaan nilai sangat tipis hanya
0.3 hasil ini secara siknifikan menggambarkan hasil penelitian bahwa
tingkat komitmen Pegawai yang tingkat pendidikannya S1 keatas
cenderung tingkat komitmen Organisasinya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Pegawai yang tingkat pendidikan D3 kebawah lebih rendah
namun hasil penelitian ini mesti diadakan penelitian lanjutan untuk
menemukan hasiil penelitian yang lebih valid dan kuat.
106
Tabel. 22
Distribusi frekuensi dan rata-rata nilai Komitmen Organisasi Berdasarkan
Tingkat pendidikan
No Tingkat
Pendidikan
Komitmen Organsasi
Nilai
rata-rata Sangat
puas Puas Ragu-ragu
Tidak
puas
Sangat
tidak puas
1. S1 < Keatas
4
(3 %)
95
( 70.4 %)
5
( 3.7 %)
(0)
0%
(0)
0%
3.99
2. D3 > kebawah
-
29
( 21.5% )
2
(0)
0%
(0)
0%
3.93
Total
4
( 3 % )
124
(91.9 % )
7
( 5,2 %)
(0)
0%
(0)
0%
135
( 100 %)
E. Analisis Kendall’s Tau_b Hubungan Kepuasan Kerja dengan
Komitmen Organisasi.
Analisis hasil ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel Kepuasan kerja dengan variabel Komitmen Organisasi pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar. Untuk memudahkan
perhitungan model analisis ini digunakan analisis korelasi Kendall‟S Tau
107
dengan bantuan pogram komputer sistem SPSS release 11,0 seperti yang
disajikan pada tabel berikut :
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Kendall‟S Tau_b dengan
menggunakan Program SPSS 11,0 diperoleh hasil berikut :
Tabel. 23
Korelasi Kendall's Tau_b
Kepuasan
Kerja
Komitmen
Organisasi
Kendall's
tau_b
Kepuasan Kerja Correlation Coefficient 1.000 .562
Sig. (2-tailed) . .034
N 135 135
Komitmen Organisasi Correlation Coefficient .562 1.000
Sig. (2-tailed) .034 .
N 135 135
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai kofisien Korelasi Kendall‟s
Tau_b yang menunjukkan hubungan antara Kepuasan Kerja dan
komitmen Organisasi dengan nilai = 0,562,. Jika Pengujian hipotesis
dilakukan dengan membandingkan.
108
1. Jika nilai Kendal – 1 ≤ ≤ 1 Maka hubungan atau korelasi Antara
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisai Positif
2. Jika nilai Kendal ≤ -1 Maka hubungan Atau Korelasi Antara
Kepuasan Kerja dan Komitmen Negatif
3. Jikan Nilai Kendal = 0 maka tidak hubungan atau korelasi antara
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi.
Dari nilai = 0,562 maka pernyataan sesuai adalah jika nilai kendal
– 1 ≤ ( 0,562 ) ≤ 1 Maka hubungan korelasi antara Kepuasan kerja dan
komitmen Organisasi Positif dengan kriteria ukuran sebagai berikut :
0,00 – 0,199 : sangat rendah
0,20 – 0,399 : rendah
0,40 – 0,599 : sedang
0,60 – 0,799 : Kuat
0,80 – 1,00 : Sangat kuat
Berdasarkan kriteria ukuran nilai = 0,562 bisa dikatakan
hubungan positif kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan kriteria
sedang. Ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa kepuasan kerja
berpengaruh positif secara keseluruhan terhadap komitmen organisasi.
Adanya pengaruh positive kepuasan kerja terhadap komitmen organisasI.
109
Hasil ini menandakan adanya pegawai yang merasa puas dengan
keinginan pegawai akan berakibat pada meningkatnya loyalitas serta
Komitmen Pegawai terhadap organisasi, kemauan untuk mempergunakan
usaha atas nama organisasi (kesetiaan terhadap organisasi) dan
kesesuaian antara tujuan seseorang dengan tujuan organisasi.
Tabel. 24
Nilai Rata- Rata Varibel Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi
No. Variabel Rata – rata nilai
1 Kepuasan Kerja 3, 94
2 Komitmen Oragnisasi 3,87
Jika dilihat nilai rata-rata dari Jawaban keseluruhan Responden
Pegawai Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar. Maka dapat
dilihat bahwa nilai variabel Kepuasan kerja lebih besar yakni dengan nilai
3,94 jika dibandingkan dengan nilai Variabel komitmen Organisasi
dengan nilai 3,87, ini menggambarkan bahwa aspek Kepuasan Kerja
Pegawai Dinas Tatataruang dan Bangunan Kota Makassar lebih tinggi
daripada Tingkat Komitmen Oranginsasi dari Pegawai Dinas Tataruang
dan Bangunan Kota Makassar walaupun secara signifikan tidak terlalu
jauh perbedaannya.
Berbagai uraian diatas menunjukkan jelas hubungan yang positif
antara Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar. Hasil penelitian ini mendukung
110
penelitian terdahulu Kepuasan kerja dan komitmen organisasi
berhubungan, tetapi keduanya merupakan sikap yang dapat dibedakan.
Kepuasan kerja berhubungan dengan tanggapan efektif terhadap
lingkungan kerja dengan segera, sedangkan komitmen organisasional
lebih stabil dan tahan lama Norrish dan Niebuhr, (1983). Penelitian ini juga
mendukung penelitian William dan Hazzer (1986) yang menunjukkan
adanya hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional.
Demikian pula dengan penelitian lainnya seperti Demicco dan Reid
(1988), Chen (2007), Lam and Zhang (2003), dan Bartol (1979); Riecher
(1985); Johnson et al., (1990) dalam Brown and Peterson (1993). yang
juga memberikan kesimpulan yang sama bahwa semakin tinggi kepuasan
kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi pula
komitmennya terhadap organisasi.
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya (Robbin, 2001). Kepuasan kerja menunjukkan
kesesuaian antara seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan
pekerjaan. Harapan-harapan yang terpenuhi tersebut dapat mengarah
pada adanya suatu komitmen individu dengan organisasinya. Seseorang
yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki identifikasi terhadap
organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam kepegawaian dan ada
loyalitas serta afeksi positif terhadap organisasi. Selain itu tampil tingkah
laku berusaha ke arah tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap
bergabung dengan organisasi dalam jangka waktu lama.
111
Dengan demikian, hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang
disampaikan oleh Luthans, (2006) bahwa jika variabel yang positif
terhadap kepuasan kerja yaitu tipe pekerjaan itu sendiri, gaji dan bayaran,
kesempatan dapat promosi, atasan mereka dan rekan kerja dapat
terpenuhi, maka komitmen terhadap organisasi akan timbul dengan baik.
Sehingga kepuasan kerja akan berhubungan positif pada komitmen
organisasi.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan gambaran hasil dan pembahasan dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa Kepuasan kerja Pegawai
Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar dari keseluruhan
dimensi yaitu : pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi,
pengawasan, rekan kerja. Menunjukkan hasil kepuasan yang tinggi.
dampak dari aspek kepuasan kerja Pegawai Dinas Tataruang dan
Bangunan Kota Makassar adalah meningkat pula produktifitas dan
kinerja Pegawai, , karena Kepuasan kerja sediri merupakan variabel
yang dilatarbelakangi faktor kepercayaan dalam organisasi. Pada
aspek lain, kepuasan merupakan salah satu kunci utama dalam dunia
bisnis ataupun institusi pelayanan publik. Keberhasilan suatu
organisasi untuk dapat tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi
oleh kepuasan yang muncul pada seluruh kegiatan organisasinya
sehinggi pelayanan bisa berjalan lebih berkualitas.
2. Pada hasil penelitian Komitmen Organisasi Pada Pegawai Dinas
Tataruang dan Bangunan Kota Makassar secara keseluruhan dari
dimensi yaitu komitmen afektif, komitmen kontunitas, dan komitmen
Normatif. Menunjukkan sikap hasil yang tinggi, dengan ini diharapkan
berdampak pada upaya pegawai untuk selalu mensukseskan tujuan
113
Dinas Tataruang dan Banguan Kota Makassar, serta selalu berupaya
untuk memaksimumkan konstribusi kerjanya sebagi bagian dari usaha
organisasi secara keseluruhan. Ketika komitmen seorang pegawai
yang tinggi maka akan berpengaruh pada efektifitas sumber daya
organisasi yang lebih baik.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis awal bahwa kepuasan
kerja terbukti memiliki Hubungan yang positif dengan komitmen
organisasi. Dengan kualitas hubungan sedang. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang juga menunjukkan hasil yang
sama dengan hasil penelitian ini, yaitu bahwa kepuasan kerja,
berkorelasi positif terhadap komitmen organisasi.
B. Saran–saran
1. Perlu terus diupayakan untuk terus meningkatkan Kepuasan kerja
Pegawai agar lebih meningkatkan produktifitas dan kinerja pegawai
yang lebih baik untuk mendukung terwujudnya kualitas SDM pegawai
di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar dan di Istansi–
istansi publik lainnya.
2. Upaya–upaya meningkatkan kuwalitas Komitmen Organisasi Pegawai
Di Dinas Tataruang dan Bangunan Kota Makassar harus terus
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan kinerja individu dan organisasi dalam pelayan berkualitas
yang lebih maju kedepan.
114
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Rita, 2006, Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja,
Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention: Studi
Kasus Pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang,
Magister Management,Universitas Diponegoro Semarang.
Anis K, Indah, M. Noor Ardiansah & Sutapa, 2003, Pengaruh Kepuasan
Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Keinginan
Berpindah Kerja Auditor (Studi Kasus pada KAP di Jawa Tengah),
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.4 No. 2, Juli, pp. 141-152.
Ardiyanto, Didik, 2003, Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap
Kepuasan Kerja dan Keinginan Karyawan untuk Berpindah: Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa, Jurnal Maksi, Vol. 2,
Januari, pp.64-82.
Agung Djojosoekarno, dkk, 2004, Membangun Kapasitas Fungsi
Anggaran DPRD, Seknas Adkasi, Jakarta.
Arthur, J.B, 1994, “Pengaruh dari Sistem Sumber Daya Manusia terhadap
Kinerja Produksi dan Perputaran”, Academy of Management
Journal, 37:p 670-687.
As‟ad, Moh 2004, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia : Psikologi Industri,
Edisi Ke-empat, Penerbit Liberty, Yokyakarta.
Barney, J.B, 1991,”Firm Resources and Sustained Competitive
Advantage”, Journal Management, Vol. 17, No. 1, p.99-120.
115
Batememan, T. Sayles and Strasser, 1984, “A Longitudinal Analysis of
The Antecedents of Organizational Commitment”, Academy
Management Journal, Vo.27, No.1, p: 95-112.
Brown, M.E., Trevino, L.K., Paterson. 1992. Ethical leadership: a social
learning perspective for construct development and testing.
Organizational behavior and Human Decision Processes 97, 117–
134.
Chen, Yi Jen, 2007, Relationship Among Service Orientation, Job
Satisfaction and Organizational Commitment in The International
Tourist Hotel Industry, The Journal of American Academy of
Business, Cambridge, Vol.11, No.2, pp. 71- 82.
Church, Allan. H, 1995, “Managerial Behavior and Work Group Climmate
as Predictor of Employee Outcomes”, Human Business
Development Quarterly, Vol: 6, p. 173-205
Davit, Newstrom, 1985, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketuju,
Erlangga, Jakarta.
Effendi, Elfian (2001). Tuntutan Itu Masih Menyala: Delapan Indikasi Kuat
Otonomi Daerah Terancam Gagal. Lembaga Penerbit FE-UI,
Jakarta.
Greenberg, J. & Baron, R. A, 1995, Behavior in Organization:
Understanding and Managing the Human Side of Work, 5 Ed.
Prentice Hall International Editions.
116
Gregson, T. W. dan Auno, J., 1994, Role Ambiguity, Role Conflict, and
Perceived Environmental Uncertainty: Are the scales measuring
Separate Construct for Accountant? Behavioural Research in
Accounting, Vol.6: 145-159.
Handoko, Hani. 1998. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan, MSP, 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Jakarta
Jantje Eduard Lekatompessy, 2003, “Hubungan Profesionalisme dengan
Konsekuensinya : Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja,
Prestasi Kerja dan Keinginan Berpindah (Studi Empiris di
Lingkungan Akuntan Publik),” Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.5
No.1, April 2003,halaman 69-84.
Kaspinor, 2004, Implikasi Penerapan Good Governance Dalam Pelayanan
Administarsi Publik Pada Daerah Kabupaten Sukamara, Diklat
Pimpinan tingkat II Angkatan XII, Bandung.
Kreitner, Robert & Angelo Kinicki, 2003, Perilaku Organisasi, Edisi kelima,
Penerbit Salemba Empat.
Lia witasari ,2009, Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi Terhadap Turnover Intentions (Studi Empiris pada
Novotel Semarang),Tesis Program Pascasarjana Magister
Managemen UNDIP.
117
Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh, Penerbit Andi
Offset.
Mathis, Robert.L, & John Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya
Manusia.PT. Salemba Empat. Jakarta.
Mathieu, J E., Tannenbaum, S I., Salas, E, 1992, Influence of Individual
and Situational Characteristics on Measure of Training
Effectiveness, Academy of Management Journal, p828-847.
Mc-Neece-Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job-
Satisfaction and Organizational Commitment”, Journal Hospital &
Health ServicesAdministration.
Mowday, R. T., R. M. Steers and L. W., Porter. 1987, The Measurement of
Organizational Commitment, Journal of Vocational Behavior 13, 84
-100.
Norish, D, and R. Neibuhr (1983). “Profesionalism Organizational
Commitment and Job Satisfaction in Accounting Organization.”
Accounting and Society : 49-59.
Porter, L.W., R. Steers, R. Mowdey, and P. Boulian, 1974, Organization
Commitment, Job Satisfaction and Turnover among Psychiatric
Tecniciants, Journal Applied Psychology, Vol. 59, October, pp.603-
609.
Ratnawati, Tri. 2002. Masalah Kinerja dan Akuntabilitas Kepada Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Era Otonomi Daerah
118
(makalah disampaikan dalam workshop “Desentralisasi,
Demokratisasi, dan AKuntabilitas Pemerintah Daerah” yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Ilmu Politik Indonesia di Semarang,
25-27 Maret 2002)
Robbins, Stephen, 2001. Perilaku Organisasi. (Organizatonal Behaviour)
PT.Prehalindo, Jakarta.
Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, PT
Indeks : Kelompok Gramedia
Smith, Kirk et al, 2000, “Managing Salesperson Motivation in a Territory
Realignment”, Journal of Personal Selling & Sales Management,
Sopiah,2008. Perilaku Organisasi. Penerbit ANDI, Yokyakarta.
Sofyandi Herman, & Garniwa,2007, Perilaku Organisasi , Graha Ilmu.
Yokyakarta.
Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta
Setyawan, Donny, 2005, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Kerja dan Relevansinya terhadap Komitmen Organisasi:
Studi Kasus di Pemkab. Temanggung, Edisi Kesepuluh, PT Indeks :
Kelompok Gramedia
Stoner, James A.F, 1996, Management, Third Edition. Prentice-Hall
International , Inc. Englewood . Clllips. New Jersey
Sugiono, 2009, Metode Penelitian Adminisrasi, CV.AlvaBeta, Bandung.
119
Thoha Miftah,2008, Ilmu Administrasi Publik Kontenporer.Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Vandenberg, R.J., & Lance, C.E. 1992. Examining the Causal Order of
Job Satisfaction and Organizational Commitment Journal of
Management. 18: 153-167.
Yuwono, I dkk. (2005). Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya:
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Zanten win van, 1980, Statistika Untuk ilmu-ilmu Sosial. Gramedia,
Jakarta
www. Dtrb.makassar.co.id
120
LAMPIRAN - LAMPIRAN
121
Kuesioner Penelitian
A. Data Responden
1. Jenis Kelamin:
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Umur :…………….
3. Pendidikan terakhir:
a. SMA / D3
b. Strata 1 / S1
c. Strata 2 / S2
4. Golongan Pangkat : …………….
5. Lama Bekerja :....................
B. Keterangan Daftar Pertanyaan Untuk Angket
Untuk pertanyaan–pertanyaan dibawah ini, Bapak/ibu cukup
member tanda Contreng ( √ ) pada tempat yang disediakan yang paling
sesuai pandapat Bapak / Ibu
Keterangan :
1. Sangat Setuju : SS
2. Setuju : S
3. Ragu- ragu : RR
4. Tidak setuju : TS
5. Sangat tidak Setuju : STS
122
C. Pertanyaan Responden
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1.
Saya puas terhadap tugas yang di
bebangkan dengan kemampuan yangi
saya miliki
2.
Saya senang dan puas terhadap
tanggung jawab yang diberikan dalam
pekerjaan.
3. Saya harus kreatif terhadap pekerjaan
Saya.
4. saya puas dengan gaji , dengan
tanggung jawab yang saya Kerjakan
5. Saya Puas Dengan Tunjangan Dengan
Pekerjaan Saya saat ini
6.
Saat ini Semua pegawai diberikan
kesempatan untuk menduduki jabatan
tertentu sesuai dengan Pendidikan dan
kemapuannya di Dinas Tataruang Dan
Bangunan
7.
Saat ini Saya Puas dengan promosi
yang diberikan dengan gaji yang
diterima
8.
Saat ini Saya puas atas bantuan
teknis yang diberikan atasan atau
Pimpinan
123
9.
Saya Puas terhadap pengawasan yang
dilakukan oleh atasan atau Pimpinan
Saya
10.
Saya Puas terhadap kerjasama tim
atar Pegawai di Dinas tataruang Dan
Banguan Kota Makassar
11.
Saya Puas dengan lingkungan sosial
dalam pekerjaan Di Dinas Tataruang
Dan Bangunan Kota makassar
12.
Saya puas dengan dalam bersaing
secara sportif sesama pegawai Dinas
tataruang dan bangunan Kota
Makassar
13.
Saya senang dalam berkarir pada Di
Dinas Tataruang Dan Bangunan Kota
Makassar.
14.
Saya peduli Dengan masalah pada
Dinas tataruang dan banguan Kota
Makassar
15.
Saya Merasakan kesesuaian tipe
pekerjaan antara Pegawai dengan
pekerjaan di Dinas ini
16. Saya sering hadir dalam Bekerja tiap
hari dan rapat – rapat kerja Di Dinas ini
124
17.
Saat Ini tujuan Pekerjaan Saya Ini
sama dengan nilai dan tujuan Di dinas
Ini.
18. . Pekerjaan Saya di bagian ini apakah
sudah sesuai dengan keinginan Saya .
19.
Saya merasa penting pekerjaan di
bagian ini dibandingkan dengan
pekerjaan di bagian lain
20.
Saya Bangga menjadi Pegawai dan
bekerja dalam Lingkup Dinas
Tataruang Dan Bangunan Kota
Makassar
21.
Saya rela mengorbangkan waktu dan
tenaga dalam menyelesaikan
pekerjaan Di Dinas Tataruang dan
Bangunan.
22.
Saya Bersedia Dimutasi apabila ada
tawaran pekerjaan yang lebih besar
dan menarik.
125
TABEL OLAH DATA RESPONDEN
X. 1 X.2 X3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 Jumlah Column1
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 52 4,333333
4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 52 4,333333
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 50 4,166667
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50 4,166667
4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 46 3,833333
4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 48 4
4 4 5 2 2 5 4 4 2 3 4 4 43 3,583333
4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 49 4,083333
4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 47 3,916667
4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 45 3,75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 46 3,833333
5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 49 4,083333
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 52 4,333333
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
126
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 48 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 48 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 45 3,75
4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 52 4,333333
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 51 4,25
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 45 3,75
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 46 3,833333
4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 48 4
4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 47 3,916667
4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 45 3,75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47 3,916667
4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 46 3,833333
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 45 3,75
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 49 4,083333
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 45 3,75
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 46 3,833333
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
127
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 46 3,833333
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47 3,916667
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 48 4
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 44 3,666667
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 46 3,833333
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 46 3,833333
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 47 3,916667
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 49 4,083333
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 46 3,833333
4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 49 4,083333
128
4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 43 3,583333
4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 44 3,666667
5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 48 4
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
5 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 43 3,583333
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 46 3,833333
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 2 47 3,916667
4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 46 3,833333
4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 47 3,916667
5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 48 4
5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 54 4,5
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 45 3,75
4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 41 3,416667
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
129
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
5 5 5 2 4 4 4 5 4 5 5 5 53 4,416667
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4
4 4 5 4 4 2 3 4 2 4 4 4 44 3,666667
2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 32 2,666667
3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 40 3,333333
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 45 3,75
4 4 5 3 3 2 4 4 4 4 4 2 43 3,583333
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 44 3,666667
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 42 3,5
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4 2 43 3,583333
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 44 3,666667
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4,25
4 4 5 3 3 2 3 4 4 4 4 2 42 3,5
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 49 4,083333
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 44 3,666667
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4,166667
130
4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2 41 3,416667
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47 3,916667
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 45 3,75
4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 45 3,75
5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 49 4,083333
4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 47 3,916667
4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 43 3,583333
4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 2 41 3,416667
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 4,25
4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 49 3,833333
4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 83 4,083333
5226 3,8711111
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Jumlah Column1
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42 4,2
4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42 4,2
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41 4,1
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42 4,2
4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 38 3,8
4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 40 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8
2 4 4 4 5 5 1 4 4 5 38 3,8
5 5 5 4 4 4 3 3 5 2 40 4
4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 35 3,5
5 5 5 5 5 2 4 4 2 2 39 3,9
131
5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 46 4,6
4 4 5 3 3 3 3 5 3 2 35 3,5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 42 4,2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 45 4,5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 40 4
4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 34 3,4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 42 4,2
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49 4,9
4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 42 4,2
4 4 4 5 4 5 5 5 5 1 42 4,2
4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 39 3,9
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
5 5 5 5 5 4 4 4 4 2 43 4,3
4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 35 3,5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 46 4,6
4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 36 3,6
4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 42 4,2
4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 35 3,5
4 4 2 2 4 1 3 4 2 1 27 2,7
132
4 4 4 4 5 3 4 4 4 2 38 3,8
5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41 4,1
4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42 4,2
4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 44 4,4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9
4 4 4 4 5 5 4 4 3 2 39 3,9
4 5 3 3 4 4 3 4 3 3 36 3,6
5 4 4 4 4 4 3 5 4 3 40 4
4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 38 3,8
5 5 2 4 3 4 2 5 4 4 38 3,8
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38 3,8
5 3 3 4 4 3 2 3 4 2 33 3,3
4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 40 4
5 4 4 4 5 2 4 4 4 4 40 4
4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 40 4
4 3 4 4 4 4 3 5 4 2 37 3,7
4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 41 4,1
3 4 4 5 4 4 4 3 4 2 37 3,7
4 4 4 4 5 4 5 4 4 2 40 4
4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 38 3,8
4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 43 4,3
3 4 2 4 4 4 5 4 4 3 37 3,7
4 4 4 3 4 4 5 4 2 3 37 3,7
4 4 4 4 5 4 4 3 4 2 38 3,8
3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 35 3,5
133
4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 39 3,9
5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 43 4,3
4 4 3 4 5 4 4 4 2 4 38 3,8
4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 39 3,9
5 4 4 3 4 3 3 4 4 3 37 3,7
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 40 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41 4,1
4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 35 3,5
5 4 4 4 3 4 5 3 2 4 38 3,8
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 36 3,6
4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 39 3,9
5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 43 4,3
4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 36 3,6
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40 4
4 4 5 3 4 3 2 4 4 4 37 3,7
4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 40 4
4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 33 3,3
4 4 4 2 4 4 3 4 4 1 34 3,4
5 5 4 4 4 2 4 5 4 3 40 4
5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 38 3,8
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42 4,2
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 3,8
4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 42 4,2
4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 35 3,5
134
5 4 3 4 4 5 2 4 5 2 38 3,8
4 4 4 3 4 4 4 5 4 2 38 3,8
5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 38 3,8
5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
5 4 4 5 4 2 4 5 5 3 41 4,1
4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 35 3,5
4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 35 3,5
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 3,9
4 4 4 3 5 5 4 5 3 2 39 3,9
4 5 3 4 4 5 4 4 4 1 38 3,8
4 4 4 5 4 4 4 4 2 3 38 3,8
4 5 3 4 4 5 3 5 4 2 39 3,9
4 4 4 3 5 4 2 4 5 3 38 3,8
4 3 3 4 4 5 3 4 4 2 36 3,6
5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 41 4,1
5 4 4 5 4 3 3 4 4 2 38 3,8
4 5 3 3 3 4 4 5 4 2 37 3,7
4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 39 3,9
4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 39 3,9
4 5 4 5 4 4 2 4 4 2 38 3,8
5 4 5 4 5 3 4 4 5 2 41 4,1
4 4 4 3 4 4 2 5 4 2 36 3,6
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 4,1
4 3 3 3 5 4 3 4 4 2 35 3,5
4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 38 3,8
135
4 3 4 4 5 3 2 4 4 3 36 3,6
3 4 4 5 4 4 4 3 2 3 36 3,6
3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 34 3,4
4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 41 4,1
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 37 3,7
4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 36 3,6
4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 35 3,5
4 4 4 2 4 4 4 3 5 3 37 3,7
4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 41 4,1
4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 38 3,8
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
4 4 4 3 4 3 2 4 4 2 34 3,4
4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 38 3,8
3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 37 3,7
4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 38 3,8
5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 40 4
5 4 4 4 4 4 3 5 4 3 40 4
5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 43 4,3
4 5 2 4 4 2 3 5 4 4 37 3,7
4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 37 3,7
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42 4,2
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42 4,2
4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 41 4,1
4 5 4 4 4 4 5 3 4 2 39 3,9
5226 3,87111111