HUBUNGAN KECEMASAN DAN...

73
HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Siti Amaliyah 1113016200023 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of HUBUNGAN KECEMASAN DAN...

Page 1: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACY

TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Siti Amaliyah

1113016200023

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy Terhadaap Hasil

Belajar Kimia Siswa disusun oleh Siti Amaliyah Nomor Induk Mahasiswa

11130016200023, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah

pada tanggal 26 September 2019 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Ciputat, 26 September 2019

Page 3: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy Terhadaap Hasil

Belajar Kimia Siswa disusun oleh Siti Amaliyah Nomor Induk Mahasiswa

11130016200023, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan pada

sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 26 September 2019

Page 4: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

iii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Siti Amaliyah

Tempat/Tgl.Lahir : Brebes, 05 Oktober 1995

NIM : 1113016200023

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si

2. Luki Yunita, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, September 2019

Mahasiswa Ybs

Siti Amaliyah

1113016200023

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

iv

ABSTRAK

Siti Amaliyah (NIM 1113016200023). “Hubungan Kecemasan dan Self-

Efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

Kecemasan dan self-efficacy menjadi faktor psikologis yang berhubungan dengan

pencapaian hasil belajar kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada

penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri kelas X IPA di kota

Tangerang Selatan sebanyak 300 siswa. penarikan sampel menggunakan

purposive sampling yang diambil dari 161 siswa meliputi 87 siswa perempuan

dan 74 siswa laki-laki. Pengumpulan data kecemasan dan self-efficacy dilakukan

dengan angket yang telah uji validitas oleh dosen ahli, sedangkan data hasil

belajar kimia siswa diperoleh dari hasil Penilaian Tengah Semester tahun ajaran

2017/2018. Teknik analisis data menggunakan metode korelasi berganda dengan

taraf signifikansi 0,05 melalui bantuan SPSS 22 dengan asumsi bahwa terdapat

hubungan yang signifikan positif antara kecemasan dan self-efficacy dengan hasil

belajar kimia siswa. Hasil uji determinasi menunjukkan presentase kontribusi

secara simultan pada siswa laki-laki 26,11% lebih kecil dari siswa perempuan

37,08%. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kecemasan, self-

efficacy dengan hasil belajar kimia siswa.

Kata kunci : Kecemasan, Hasil Belajar Kimia, Self-efficacy

Page 6: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

v

ABSTRAK

Siti Amaliyah (NIM 1113016200023). “Relationships Between Anxiety and

Self-efficacy Toward Student Outcomes Of Chemistry Subjects”. Thesis,

Department of Chemistry, Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University.

Jakarta. 2019.

Anxiety and self-efficacy are psychological factors associated with achieving

chemistry learning outcomes. This study aims to determine the relationship

between anxiety and self-efficacy towards student chemistry learning outcomes.

the method used is correlational with a quantitative approach. The population in

this study were 300 from grade students of State High School State Science in

South Tangerang. Sampling using purposive sampling taken from 161 students

including 87 female students and 74 male students. Data collection on anxiety and

self-efficacy was carried out by questionnaires that had been tested for validity by

expert lecturers, while students' chemistry learning outcomes data were obtained

from the results of the Middle Semester 2017/2018 academic year. The data

analysis technique uses the multiple correlation method with a significance level

of 0.05 through the help of SPSS 22 with the assumption that there is a positive

significant relationship between anxiety and self-efficacy with student chemistry

learning outcomes. Determination test results show the percentage of

contributions simultaneously in male students 26.11% smaller than female

students 37.08%. It can be concluded that there is a relationship between anxiety,

self-efficacy and students chemistry learning outcomes.

Keywords: Anxiety, Chemistry Learning Outcomes, Self-efficacy

Page 7: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa

Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan

Kecemasan dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”. Sholawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu

Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Ucapan terima kasih penulis capkan kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus,

ikhlas, dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan waktu, ilmu, dan bimbingan serta saran kepada penulis dengan

penuh kesabaran.

4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh

keihklasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.

5. Tonih Feronika, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan, waktu, perhatian, motivasi, dan semangat kepada

penulis selama perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi

mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

vii

7. Guru-guru di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan dan SMA Negeri 10

Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam melakukan validasi

dan penelitian di sekolah.

8. Orang tua tersayang yaitu Bapak Juarso dan Ibu Setianingrum yang selalu

sabar memberi dukungan moril maupun materil.

9. Kakak perempuan penulis yang tercinta, Siti Nuraeni, S.Pd., M.Ed yang

selalu memberikan nasihat, masukan, motivasi dan dukungan baik moril

maupun materil selama studi penulis, serta senantiasa menjadi panutan dan

penyemangat bagi adik perempuannya.

10. Adik perempuanku tergemas, Riski Mubarokah yang selalu menghibur,

menjadi partner makan dan selalu merindukan penulis yang jauh dari rumah.

11. Keluarga besar Bapak dan Ibu yang selalu memberikan do’a kepada penulis

agar selalu sukses dan sehat selalu.

12. Sahabat PPW (Para Pencari Wifi) yang terdiri dari Fitri Hanifa, Ajeng Dwi

Pangestuti, Wiji Dwi Utami, Khansa Nur Haida M, Wulan Sari dan Raja

Melisa N yang telah menjadi sahabat penulis dari awal hingga kini dan nanti,

serta selalu mewarnai hari-hari selama studi.

13. Sahabat sekosan, sepemikiran dan sehati, Fitri Hanifa a.k.a Pipit yang selalu

menjadi tempat keluh kesah, berbagi hal konyol, penyemangat dikala sedang

putus asa dan kegalauan selama studi.

14. Teman diskusi yang menarik dan konyol, Siti Maemunah a.k.a teh iia yang

selalu bersedia untuk diajak diskusi berbagai hal.

15. Teman-teman bimbingan skripsi Bu Asih dan Bu Luki yang sudah berbagi

waktu, kesabaran, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Chem A yang menjadi teman sekelas selama bertahun-tahun, terima kasih

sudah membantu penulis selama menyelesaikan studi bersama.

17. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Kimia 2013 yang saling

memberikan motivasi dan semangat selama perkuliahan dan penyelesaian

skripsi.

Page 9: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

viii

18. Bu Sumiyati selaku guru pamong peneliti selama mengikuti PPKT di SMK

Triguna Utama, yang telah berbagi ilmu dan pengalaman tentang

kependidikan.

19. Teman-teman seperjuangan PPKT di SMK Triguna Utama, Dini, Kak Ulfa,

Ira, Suci, Apan, dan Mita yang setia saling membantu disaat susah.

20. Beberapa siswa/siswi SMK Triguna Utama yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah menjadi murid yang baik selama PPKT.

21. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan,

kritik, dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 26 Sepember 2019

Penulis

Page 10: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6

D. Rumusan Masalah .................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 8

A. Deskripsi Teoritis ................................................................... 8

1. Kecemasan ........................................................................ 8

a. Definisi Kecemasan...................................................... 8

b. Tipe Kecemasan............................................................ 9

c. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan…….................... 9

d. Komponen Kecemasan………………………............. 10

Page 11: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

x

e. Aspek-aspek Kecemasan.............................................. 10

f. Hubungan Kecemasan dengan Hasil Belajar Siswa…..11

2. Self-efficacy……………..................................................... 11

a. Definisi Self-efficacy..................................................... 11

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self-efficacy..........12

c. Dimensi Self-efficacy…………………………............ 16

d. Self-efficacy Mempengaruhi Perilaku dan Kognisi...... 18

3. Tinjauan Belajar dan Hasil Belajar………………………..20

a. Definisi Belajar dan Hasil Belajar ................................ 20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 20

4. Mata Pelajaran Kimia ...................................................... 22

B. Kerangka Berpikir .................................................................. 23

C. Penelitian Relevan .................................................................. 26

D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 29

B. Metode Penelitian .................................................................. 29

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 30

1. Populasi Penelitian ........................................................... 30

2. Sampel Penelitian ............................................................. 31

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 31

E. Instrumen Penelitian………..................................................... 32

1. Angket (Questioner)………………………………………32

2. Dokumentasi………………………………………………36

F. Teknik Pengolahan Data ........................................................ 36

1. Uji Validitas ..................................................................... 37

2. Uji Reliabilitas .................................................................. 38

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 39

1. Uji Prasyarat…………………………………………….. 40

2. Uji Hipotesis…………………………………………….. 42

Page 12: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

xi

H. Alur Penelitian……………………………………………… 45

I. Hipotesis Statistik…………………………………………… 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47

A. Hasil Penelitian........................................................................ 47

1. Angket Kecemasan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin..... 47

2. Angket Self-efficacy Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin... 48

3. Nilai Hasil Belajar Kimia Siswa...................................... 49

B. Analisis Data……………………………………………….. 51

1. Uji Prasyarat…………………………………………... 51

a. Uji Normalitas......................................................... 51

b. Uji Homogenitas ...................................................... 53

2. Uji Hipotesis ................................................................... 54

a. Uji Korelasi Kecemasan dan Self-efficacy Terhadap

Hasil Belajar………………………….…………… 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 56

1. Kecemasan, Self-efficacy dan Hasil Belajar pada Mata

Pelajaran Kimia………………………………………… 56

a) Kecemasan pada Mata Pelajaran Kimia ................... 56

b) Self-efficacy pada Mata Pelajaran Kimia .................. 59

c) Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Kimia….……….. 61

2. Hubungan Kecemasan, Self-efficacy dan Hasil Belajar

Kimia Siswa…………………………………………….. 63

a) Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy terhadap

Hasil Belajar Kimia Siswa………………………….. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 67

A. Kesimpulan ............................................................................. 67

B. Implikasi ................................................................................. 67

C. Saran ....................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN .................................................................................................. 78

Page 13: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 24

Gambar 3.1 Alur Penelitian ......................................................................... 45

Gambar 4.1 Rata-Rata Faktor Kecemasan pada Siswa berdasarkan

Jenis Kelamin............................................................................. 57

Gambar 4.2 Rata-Rata Dimensi Self-efficacy berdasarkan

Jenis Kelamin............................................................................. 61

Page 14: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Self-efficacy Berdasarkan Beberapa

Penelitian ..................................................................................... 17

Tabel 3.1 Pemberian Skor Item Pernyataan Kecemasan ............................. 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kecemasan ................................................... 34

Tabel 3.3 Pemberian Skor Item Pernyataan Self-efficacy ………………..... 35

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Self-efficacy .................................................. 35

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kecemasan………………….. 37

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Self-efficacy ............................ 38

Tabel 3.7 Kategori Kecenderungan Suatu Variabel .................................... 40

Tabel 3.8 Angka Indeks Korelasi ................................................................. 43

Tabel 4.1 Hasil Angket Kecemasan Siswa berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 47

Tabel 4.2 Kategorisasi Tingkat Kecemasan berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 48

Tabel 4.3 Hasil Angket Self-efficacy Siswa berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 48

Tabel 4.4 Kategorisasi Tingkat Self-efficacy berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 49

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Kimia Siswa berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 50

Tabel 4.6 Kategorisasi Hasil Belajar Kimia berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................ 50

Tabel 4.7 Uji Normalitas Siswa Laki-laki ................................................... 52

Page 15: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

xiv

Tabel 4.8 Uji Normalitas Siswa Perempuan ................................................ 52

Tabel 4.9 Uji Homogenitas .......................................................................... 53

Tabel 4.10 Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy Teradap Hasil Belajar

Kimia Siswa berdasarkan Jenis Kelamin..................................... 54

Page 16: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Validasi Konstruk Instrumen Kecemasan dan Self-efficacy

Oleh Dosen Ahli ……………………………………………...… 78

Lampiran 2. Instrumen Kecemasan dan Self-efficacy Setelah Melalui

Validasi Kontruk Oleh Dosen Ahli…………………………..…. 85

Lampiran 3. Validasi Angket Kecemasan dan Self-efficacy Pada Siswa……. 92

Lampiran 4. Tabulasi Data Validasi Angket Kecemasan dan Self-efficacy… 93

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Angket Kecemasan dan Self-efficacy ………. 105

Lampiran 6a. Hasil Uji reabilitas Angket kecemasan …..……...………...…... 119

Lampiran 6b. Hasil Uji Reabilitas Angket Self-efficacy …………….....…….. 120

Lampiran 7a. Hasil Uji Validitas Instrumen Kecemasan ………….………… 121

Lampiran 7b. Hasil Uji Validitas Instrumen Self-Efficacy…...………………. 122

Lampiran 8. Instrument Penelitian Kecemasan dan Self-efficacy …………….123

Lampiran 9. Angket Penelitian Pada Kecemasan dan Self-efficacy …………. 133

Lampiran 10a. Tabulasi Data Penelitian Angket Kecemasan ……...……... 134

Lampiran 10b. Tabulasi Data Angket Self-efficacy ………………………… 143

Lampiran 11. Data Total Nilai Angket Kecemasan, Self-efficacy dan hasil

belajar kimia siswa (hasil penelitian) …………………………. 152

Lampiran 12. Lembar Hasil Perhitungan Kategorisasi Angket Kecemasan

Pada Pelajaran Kimia ………………………………………….. 156

Lampiran 13. Lembar Hasil Perhitungan Kategorisasi Angket Self-efficacy

pada pelajaran kimia ………………………………………..… 157

Lampiran 14. Lembar Hasil Perhitungan Kategorisasi Angket Hasil Belajar

Pada Pelajaran Kimia …………………………………………. 158

Lampiran 15. Lembar Hasil Uji Normalitas Angket dan Nilai UTS …………..159

Lampiran 16. Lembar Hasil Uji Homogenitas Angket dan Nilai UTS ……….. 162

Page 17: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

xvi

Lampiran 17. Hasil Uji Hipotesis Anket Kecemasan, Self-Efficacy dan Hasil

Belajar ……………………………………………..…………… 164

Lampiran 18. Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I ………………... 169

Lampiran 19. Surat Bimbingan Skripsi Pembimbing II ………………………. 170

Lampiran 20. Surat Validasi Instrumen Pada Dosen Ahli I …………………... 171

Lampiran 21. Surat Validasi Instrumen Pada Dosen Ahli II …………………. 172

Lamppiran 22. Surat Validasi Instrumen Pada Siswa I ……………………….. 173

Lampiran 23. Surat Validasi Instrumen Pada Siswa II ……………………….. 174

Lampiran 24. Surat Permohonan Izin Penelitian I ……………………………. 175

Lampiran 25. Surat Permohonan Izin Penelitian II …………………………… 176

Lampiran 26. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian I ……………… 177

Lampiran 27. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian II …………… 178

Lampiran 28. Dokumentasi …………………………………………………… 179

Lampiran 29. Lembar Uji Referensi …………………………………….…… 180

Page 18: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah program yang melibatkan sejumlah

komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran diharapkan dapat membuat

perubahan baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik pada

individu. Proses tersebut direncanakan dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran dimana hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar siswa

diharapkan sesuai dengan tujuan pengajaran (Purwanto, 2016, hlm. 45).

Tujuan pengajaran tersebut sebelumnya telah ditetapkan sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 (2003), yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Proses belajar mengajar dapat dicapai melalui tujuan pendidikan

yang telah direncanakan. Proses belajar mengajar seuai dengan pencapaian

tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti dapat didefinisikan sebagai

hasil belajar (Purwanto, 2016, hlm. 46). Hasil belajar sendiri sering kali

menjadi tolak ukur tercapainya suatu tujuan dari pembelajaran yang di

laksanakan dan digunakan sebagai ukuran pemahaman siswa dalam

menguasai suatu mata pelajaran. Tinggi maupun rendahnya hasil belajar

yang diperoleh siswa dapat dilihat dari perolehan skor dan kemampuan

yang dimiliki siswa setelah melalui proses pembelajaran.

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diajarkan

dalam kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Dalam

jurnal penelitian oleh Woldeamanuel, Atagana, & Engida (2013)

dijelaskan bahwa terdapat banyak siswa yang merasa takut terhadap mata

Page 19: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

2

pelajaran kimia karena siswa memiliki persepsi buruk mengenai mata

pelajaran tersebut sehingga merasa sulit dipahami. Kesulitan belajar kimia

sendiri telah diteliti oleh Ristiyani & Bahriah (2016) dimana hasil

penelitian menunjukkan beberapa faktor yang berkaitan dengan kesulitan

belajar salah satunya faktor psikologi sebesar 69,78% dengan kategori

sedang. Faktor tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar kimia yang

diperoleh siswa menjadi kurang baik, memberikan persepsi negatif dan

dapat mengurangi minat siswa dalam proses belajar kimia di kelas.

Beberapa penelitian terkait hasil belajar kimia telah dilakukan

seperti penelitian Stoneberg (2017) yang menemukan adanya penurunan

prestasi belajar kimia siswa dari tahun 2015 sampai tahun 2017. Beberapa

studi berkaitan dengan penurunan hasil belajar kimia pada siswa

menunjukkan hubungan bebrapa faktor, Joseph, John, Eric, Yusuf, &

Olubunmi (2015) menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu

faktor yang memiliki pengaruh dalam capaian akademik siswa terutama

pada mata pelajaran sains. Selain faktor jenis kelamin yang turut andil

dalam pencapaian akademik, Dianabasi, E, & Diwa (2017) menambahkan

faktor non-kognitif seperti kecemasan dan self-efficacy yang dapat menjadi

faktor prediksi dalam peningkatan atau penurunan hasil belajar siswa

selain faktor kognitif. Kecemasan dan self-efficacy sendiri merupakan

faktor psikologis yang mengakibatkan kesulitan belajar kimia sehingga

dapat mempengaruhi hasil belajar kimia yang diperoleh.

Keberhasilan siswa dalam menguasai suatu materi selama proses

pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana siswa dapat menyelesaikan

tugas berdasarkan keyakinan yang dimiliki. Mohamed & Yunus (2017)

menyebutkan bahwa kepercayaan diri pada siswa dapat membantu

menyelesaikan tugas dan menghasilkan sesuatu yang terbaik sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Self-efficacy sendiri dapat bersumber dari

keyakinan terhadap kemampuan sendiri, Bembenutty (2011) membuktikan

bahwa terdapat hubungan positif antara tugas pekerjaan rumah yang

diberikan oleh guru dengan rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab

Page 20: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

3

pada siswa. Tugas dan keterampilan belajar mandiri dapat membantu

kinerja akademik siswa, meningkatkan manajemen waktu dan lingkungan

belajar secara efektif serta mempertahankan fokus seseorang pada

pembelajaran. Hal ini dapat membantu siswa untuk mewujudkan sistem

pembelajaran dengan kualitas akademik yang lebih baik, meningkatkan

kepercayaan diri yang tinggi dan hasil belajar kimia yang maksimal.

Baanu, Oyelekan, & Olorundare (2016) bahwa setiap siswa

memiliki penilaian self-efficacy yang berbeda dalam berbagai jenis tugas

atau domain. Self-efficacy mempengaruhi pilihan seseorang dimana

individu akan menunjukkan usaha dan ketekunan pada tugas tersebut,

dimana hal tersebut merupakan prediktor kinerja dan motivasi yang lebih

baik dibandingkan dengan variabel lain. Setiap individu memiliki self-

efficacy yang berbeda-beda baik laki-laki maupun perempuan. Shkullaku

(2013) menyatakan bahwa perempuan memiliki self-efficacy yang rendah

dari laki-laki dalam hal menerima materi, laki-laki yang mempunyai self-

efficacy tinggi memiliki capaian akademik yang tinggi pula karena merasa

percaya diri dengan kemampuannya.

Bandura (dalam Nurlaila, 2017) menjelaskan bahwa setiap individu

dapat memiliki self-efficacy yang tinggi akan lebih tekun, sedikit merasa

cemas dan tidak mengalami depresi sedangkan individu yang memilki

self-efficacy rendah memiliki keterampilan sosial yang kurang, tanggapan

terhadap lingkungan disertai kecemasan, adanya keinginan menghindari

interaksi interpersonal serta cenderung lebih depresi. Hal tersebut

didukung oleh penelitian Kurbanoglu & Akim (2010) yang menyebutkan

bahwa self-efficacy menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi

sikap terhadap kecemasan pada mata pelajaran kimia.

Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan

terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak

mengancam (Solihah, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Sagir (2012)

menyebutkan bahwa kecemasan merupakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi keberhasilan siswa. Kecemasan dapat terjadi dalam

Page 21: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

4

lingkungan sekolah selama proses pembelajaran, dimana banyak siswa

yang merasa cemas ketika dihadapkan pada suatu permasalahan yang

menyulitkan mereka untuk berfikir, kecemasan yang biasanya dialami

ialah kecemasan terhadap materi membosankan, guru killer, serta soal

yang dianggap sulit sehingga mereka malas untuk berfikir dan merasa

cemas akan nilai-nilai yang mereka dapatkan ketika ulangan harian

maupun disaat ulangan semester (Solihah, 2017). Kecemasan dianggap

sebagai hal yang normal terjadi pada setiap individu, akan tetapi

kecemasan dapat dikatakan menyimpang apabila individu tidak dapat

meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana

kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang

berarti.

Penelitian Nurlaila (2017) menunjukkan dinamika kecemasan

ditinjau dari kognitif terjadi karena adanya persepsi negatif tentang

kemampuan yang dimilikinya seperti merasa tidak punya persiapan diri,

merasa tidak mampu menghadapi ujian, tidak mampu mengontrol respon

fisik, dimana hal tersebut menyebabkan siswa menjadi cemas. Kecemasan

dapat dialami oleh setiap individu dengan tingkatan yang berbeda-beda

antara laki-laki dan perempuan. Woldeamanuel et al. (2013) menjelaskan

bahwa siswa perempuan mempunyai kecemasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa laki-laki pada mata pelajaran kimia.

Slameto (2010 hlm. 185) menjabarkan bahwa siswa dengan tingkat

kecemasan yang yang tinggi tidak berprestasi sebaik siswa dengan tingkat

kecemasan yang rendah pada beberapa jenis tugas. Hal tersebut didukung

oleh pernyataan Djayanti, Rahmatika, & Psi (2015) bahwa kecemasan

memberikan efek negatif berupa munculnya perilaku menghindar dalam

hal performa baik kehidupan sehari-hari maupun akademis.

Setiap individu memiliki reaksi yang berbeda dalam menanggapi

kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Shakir (2014) menyatakan

bahwa perempuan mempunyai tingkat kecemasan lebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Salah satu penyebab perempuan lebih cemas

Page 22: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

5

daripada laki-laki yaitu perempuan lebih sensitif dan rentan terhadap

perasaan negatif akan sesuatu, yang akhirnya akan mengalami kecemasan

dan berujung pada keadaan psikologis yang kurang baik seperti

kepercayaan diri (Djayanti et al., 2015).

Penelitian-penelitian mengenai kecemasan (anxiety) dan self-

efficacy telah dilakukan sebelumnya oleh para peneliti diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Osman & Mehmet (2015), Disai, Dariyo,

& Basaria (2017), Utami & Nurjati (2018). Penelitian tersebut dilakukan

pada mata pelajaran biologi, matematika dan bahasa inggris dengan

variabel kontrol pada prestasi belajar dan motivasi dengan sampel

mahasiswa. Tidak terdapat penelitian yang menghasilkan temuan antara

kecemasan (anxiety) dan self-efficacy terhadap hasil belajar terutama pada

pembelajaran kimia di SMA. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan

penelitian untuk mengetahui hubungan self-efficacy dan kecemasan siswa

terhadap hasil belajar kimia siswa. Berkaitan dengan masalah tersebut

maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Kecemasan

dan Self-efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat identifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Hasil belajar kimia siswa menurun dari tahun 2015 hingga 2017.

2. Terdapat faktor psikologis berupa kecemasan dan self-efficacy yang

dapat berhubungan dengan hasil belajar kimia siswa.

3. Siswa laki-laki mempunyai self-efficacy yang lebih tinggi dari siswa

perempuan.

4. Siswa perempuan memiliki kecemasan yang lebih tinggi dari siswa

laki-laki.

5. Kecemasan dapat mempengaruhi self-efficacy siswa pada

pembelajaran kimia sehingga berdampak pada hasil belajar kimia

siswa yang kurang memuaskan.

Page 23: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

6

C. Pembatasan Masalah

Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat

begitu luas dan kompleksnya permasalahan, maka diperlukan suatu

1. Penelitian pada variabel kecemasan digunakan instrument dengan

tiga faktor meliputi Emosi (Emotions), Penilaian (Assessment) dan

Lingkungan (Environment).

2. Pada variabel self-efficacy digunakan instrument dengan enam

domain antara lain Isi Materi Kimia (Science Content), Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill), Penggunaan

Laboratorium (Laboratory Usage), Penerapan dalam Kehidupan

Sehari-hari (Everyday Application), Diskusi Ilmiah (Science

Communication), dan Pengetahuan Ilmiah (Scientific Literacy).

3. Sampel dalam penelitian ini meliputi dua SMA Negeri di Tangerang

Selatan kelas X IPA yang mendapat mata pelajaran kimia.

4. Hasil belajar kimia diambil dari Penilaian Tengah Semester siswa

kelas X IPA pada mata pelajaran kimia semester genap.

5. Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara

kecemasan dan self-efficacy terhadap hasil belajar kimia berdasarkan

jenis kelamin.

D. Rumusan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yakni “Bagaimana Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy Terhadap

Hasil Belajar Kimia Siswa?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan kecemasan dan self-efficacy terhadap hasil belajar

kimia siswa.

Page 24: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai hubungan

kecemasan dan self-efficacy siswa dalam menghadapi pelajaran kimia

dan menanamkan persepsi positif pada siswa sehingga pihak sekolah

dapat melakukan usaha-usaha untuk mengatasi hal tersebut.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru agar dapat

memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas dan lebih memahami

kondisi psikologis siswa sehingga dapat membantu siswa mengatasi

masalah kecemasan dalam menghadapi pelajaran kimia, dengan

memperbaiki strategi dan metode yang cocok dalam pembelajaran

kimia serta menanamkan sikap positif kepada peserta didik. Sehingga

dengan upaya tersebut diharapkan dapat mengubah persepsi siswa

tentang pembelajaran kimia menjadi lebih baik dan dapat mengurangi

kecemasan serta meningkatkan self-efficacy yang akan meningkatan

hasil belajar kimia siswa.

3. Bagi Siswa

Sebagai siswa diharapkan untuk mengurangi kecemasan saat

menghadapi pelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan self-efficacy

dan memahami materi dalam proses pembelajaran kimia di sekolah.

Dengan penanganan kecemasan dan self-efficacy yang baik maka

dapat mendorong siswa untuk lebih tekun dalam mengoptimalkan

kualitas hasil belajar kimia di kelas.

4. Bagi peneliti

Bagi peneliti, dapat mengambil manfaat sebagai pengalaman dan

pengetahuan baru serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

Page 25: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Kecemasan

a. Definisi Kecemasan

Kecemasan dapat dialami oleh setiap individu dalam

lingkungan sekolah terutama selama proses pembelajaran.

Kecemasan merupakan pengalaman emosional dan menyedihkan

yang ditandai dengan rasa tidak suka, khawatir, dan keinginan

untuk menarik diri dari rangsangan yang memicu kecemasan

(Moeller, Salmela-Aro, Lavonen, & Schneider, 2015). Kecemasan

menurut Solihah (2017) yakni ketakutan yang tidak nyata, suatu

perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang

sebenarnya tidak mengancam.

Selain itu Munasiah (2015) mendefinisikan kecemasan

sebagai suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental

yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan

menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Gangguan kecemasan

adalah gangguan psikologis yang mencakup ketegangan motoric

(bergetar, tidak dapat duduk tenang, tidak dapat bersantai);

hiperaktivitas (pusing, jantung yang berdetak cepat, dan juga

berkeringat); dan harapan-harapan dan pikiran-pikiran yang

mendalam (King, 2016, hlm. 301).

Elizabeth Hurlock (1997, hlm. 221) mendefinisikan

kecemasan sebagai kekhawatiran, ketidakenakan, dan prarasa yang

tidak baik dan tidak dapat dihindari oleh seseorang sehingga

menyebabkan keadaan mental yang tidak enak. Kecemasan oleh

merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan

ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,

Page 26: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

9

tidak mengalami gangguan dalam realitas, kepribadian masih utuh,

perilaku masih dalam batas normal (Hawari, 2011, hlm. 18).

Dengan demikian kecemasan dapat didefinisikan sebagai

perasaan khawatir, tidak tenang, menghindar dan menarik diri dari

lingkungan sekitar yang dapat memicu kecemasan itu sendiri.

b. Tipe Kecemasan

Setiap individu mengalami kecemasan dengan tingkat yang

berbeda-beda antara individu satu dengan lain yang dapat

memberikan reaksi yang berbeda terhadap sesuatu yang dianggap

sebagai sumber ancaman yang sama. Perbedaan reaksi

memunculkan kecemasan yang dikategorikan oleh May ( dalam

Feist & Feist, 2011, hlm. 53) kedalam dua tipe yaitu kecemasan

normal (Normal Anxiety) berupa tipe kecemasan yang dialami

selama perode pertumbuhan atau ketika nilai-nilai seseorang

terancam, yang pasti dialami oleh semua orang. Sedangkan

kecemasan neurotik (Neurotic Anxiety) didefinisikan sebagai reaksi

yang tidak proporsional atas suatu ancaman, meliputi represi dan

bentuk-bentuk lain dari konflik intrapsikis yang dikelola oleh

berbagai macam bentuk pemblokiran aktivitas dan kesadaran. .

c. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan

Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

kecemasan menurut Ghufron & Risnawati (2014, hlm. 147) yakni

faktor internal yang meliputi tingkat religiusitas yang rendah, rasa

pesimis, takut gagal, pengalaman negatif di masa lalu dan pikiran

yang tidak rasional. Sedangkan faktor eksternal berupa dukungan

sosial yang kurang.

Menurut instrumen kecemasan Wahid, Yusof, & Razak (2014)

terdapat tiga faktor kecemasan yang terdiri dari:

1. Emosi (Emotion) : Suatu perasaan ingin melebihi dari sifat

individu terhadap suatu objek sehingga cenderung berupaya

Page 27: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

10

untuk mengekspresikan dan mengaplikasikannya. Seperti,

emosi dalam takut, khawatir, marah, sebal, frustasi, cemburu,

iri hati, duka cita, afeksi atau sayang, bahagia (Miswari, 2017)

2. Penilaian (Assessment): suatu proses yang sistematis dan

mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisi, serta

menginnterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa

jauh siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

Gronlund & Linn (dalam Suprananto, 2012, hlm. 8).

3. Lingkungan (Environment): Lingkungan atau sekitar tempat

tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri

sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya

pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan

keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga

individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya

(Ramaiah, 2003, hlm. 11).

d. Komponen Kecemasan

Kecemasan dapat dibagi kedalam tiga komponen menurut Shah

(dalam Ghufron & Risnawati, 2014, hlm. 144) yang meliputi :

1. Komponen fisik seperti pusing, sakit perut, tangan berkeringat,

perut mual, mulut kering, grogi dan lain-lain

2. Emosional seperti panic dan takut

3. Mental atau kognitif seperti gangguan perhatian dan memori,

kekhawatiran, ketidakteraturan dalam berfikir dan bingung.

e. Aspek-aspek Kecemasan

Sumber penyebab kecemasan menurut Register (dalam

Ghufron & Risnawati, 2014, hlm. 143) meliputi hal-hal dibawah

ini:

Page 28: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

11

1. Kekhawatiran (worry) merupakan pikirannegatif tentang diri

sendiri.

2. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap

rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berddebar-debar,

keringat dingin dan tegang.

3. Gangguan dan hambatan dalam penyelesaian tugas (task

generated interference) merupakan kecenderungan yang

dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang

rasional terhadap tugas.

f. Hubungan Kecemasan dengan Hasil Belajar Siswa

Hubungan kecemasan dengan hasil belajar siswa oleh Kirkland

(dalam Djamarah, 2011, hlm. 186) dapat disimpulkan yakni 1)

Kecemasan dengan tingkat sedang dapat memotivasi siswa dalam

belajar, sedangkan kecemasan dengan level tinggi dapat

menurunkan motivasi belajar, 2) Dalam menghadapi tes, siswa

dengan kecemasan rendah lebih merasa cemas dari siswa yang

pandai 3) Siswa yang telah mengenal jenis tes yang akan dihadapi

akan memiliki kecemasan yang lebih berkurang, 4) Pada tes-tes

yang mengukur daya ingat, siswi-siswi yang sangat cemas

memberikan hasil yang lebih baik daripada siswa yang kurang

cemas,. Pada tes yang membutuhkan cara berfikir yang fleksibel

siswa yang sangat cemas hasilnya lebih buruk., 5) Kecemasan

terhadap tes bertambah bila hasil tes dipakai untuk menentukan

tingkat-tingkat siswa.

2. Self-efficacy

a. Definisi Self-efficacy

Self-efficacy terdiri dari kata-kata "self" yang didefinisikan

sebagai elemen struktural kepribadian, dan " efficacy" yang berarti

penilaian sendiri apakah seseorang dapat melakukan perbuatan

baik atau buruk, tindakan benar atau salah, dan juga apakah salah

bisa atau tidak bisa melakukan sesuatu seperti sebelumnya (Erika,

Page 29: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

12

2017). Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap

kemampuan dirinya sendiri bahwa ia mampu untuk melakukan

sesuatu atau mengatasi suatu situasi, bahwa ia akan berhasil dalam

melakukannya (Hardianto, Erlamsyah, & Nurfahanah, 2017).

Keyakinan efikasi diri menentukan bagaimana orang merasakan,

berpikir, memotivasi diri sendiri dan berperilaku dan menghasilkan

efek yang beragam ini melalui empat proses utama meliputi proses

kognitif, motivasi, afektif dan seleksi (Bandura, 1994).

Self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang

kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau

mencapai tujuan tertentu (Ormrod, 2008, hlm. 20). Di samping itu,

Baron dan Byrne (dalam Ghufron & Risnawati, 2014)

mendefinisikan self-efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai

kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas,

mencapai suatu tujuan, dan mengatasi hambatan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa selfefficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan

individu terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang ia hadapi,

sehingga mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang

diharapkannya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self-efficacy

Ormrod (2008, hlm. 23) berpendapat bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy

seseorang, diantaranya sebagai berikut :

1. Keberhasilan dan Kegagalan Pembelajaran Sebelumnya

Pembelajar lebih mungkin untuk yakin bahwa mereka

dapat berhasil pada suatu tugas ketika mereka telah berhasil

pada tugas tersebut dan tugas lain yang mirip di masa lalu

(Ormrod, 2008, hlm. 23). Apabila siswa telah mengembangkan

self-efficacy yang tinggi, tentu kegagalan yang sesekali terjadi

Page 30: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

13

tidak akan mengurangi sikap optimis yang dimilikinya. Ketika

siswa mengalami kemunduran dalam proses mencapai sukses,

siswa belajar bahwa mereka akan meraih kesuksesan itu jika

mereka berusaha. Kegagalan yang dialami juga akan

memberikan informasi yang berguna untuk memperbaiki

performanya sehingga seperti yang telah dikemukakan Bandura

(dalam Ormrod, 2008, hlm. 24) mereka telah mengembangkan

resilient self-efficacy (self-efficacy yang kuat dan tahan banting).

2. Pesan dari Orang Lain

Self-efficacy siswa dapat ditingkatkan dengan

menunjukkan secara eksplisit hal-hal yang telah dilakukan

sebelumnya atau hal-hal yang dianggap telah mahir (Ormrod,

2008, hlm. 25). Menurut Zeldin & Pajares (dalam Ormrod,

2008, hlm. 25) peningkatan self-efficacy siswa dapat dilakukan

dengan cara memberikan alasan-alasan untuk percaya bahwa

siswa dapat sukses di masa depan. Ketika mengkomunikasikan

keyakinan terhadap kemampuan siswa, hendaknya dengan

menawarkan saran-saran perbaikan yang konkret karena

terkadang pesan yang diberikan oleh seseorang bersifat tersirat

alih-alih dinyatakan secara langsung.

3. Kesuksesan dan Kegagalan Orang Lain

Siswa sering mempertimbangkan kesuksesan dan

kegagalan teman-teman kelasnya, terutama yang

kemampuannya setara ketika menilai peluang sukses mereka

sendiri. Siswa yang melihat kemampuannya sendiri setara

dengan orang lain yang sukses maka akan memiliki alas an

optimis akan kesuksesan mereka sendiri. Sehingga self-efficacy

dapat dikembangkan menjadi besar dengan menyaksikan

keberhasilan dari orang lain dengan kemampuan yang sama

untuk melakukan sesuatu dibandingkan dengan menyaksikan

guru mereka mencontohkan perilaku tersebut.

Page 31: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

14

Adapun menurut Ahriana, Yani, & Ma’ruf (2016)

menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi self-

efficacy adalah sebagai berikut:

1. Performance Accomplishment

Performance Accomplishment merupakan sumber

pengharapan yang utama karena didasarkan pada

pengalaman individu ketika berhasil mengerjakan sesuatu

hal dengan baik. Bandura (1986) menyebutkan hal ini

dengan nama lain, yaitu enactive attaintment atau sumber

informasi yang paling berpengaruh karena memiliki dasar

pada keberhasilan pengalaman pribadi dalam

menyelesaikan suatu tugas dengan baik. Keberhasilan akan

menumbuhkan pengharapan dan kegagalan yang terjadi

berulangkali melemahkan pengharapan. Selain itu, Bandura

(1986) juga menyebutkan hal ini sebagai mastery

experience dimana keberhasilan sebelumnya dimasa lalu

akan mempengaruhi keberhasilan dan pekerjaan tugas-tugas

berikutnya.

2. Vicarious Experience

Vicarious Experience adalah pengalaman yang

didapat ketika individu melihat keberhasilan orang lain

dalam mengerjakan tugas dengan baik. Pengharapan dapat

tumbuh pada diri individu yang memiliki posisi sebagai

pengamat pada saat dirinya menyaksikan orang lain mampu

melakukan aktivitas dalam situasi yang tertekan tanpa

akibat yang merugikan. Pengamatan ini akan

menumbuhkan keyakinan bahwa suatu saat dirinya akan

mampu dan juga berhasil jika berusaha secara intensif dan

tekun. Kemudian akan timbul sugesti bahwa jika orang lain

dapat melakukan dengan baik, maka dirinya juga akan

Page 32: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

15

mampu atau paling tidak ada sedikit perbaikan dan

peningkatan dalam kinerjanya.

3. Verbal Persuasion

Menurut Bandura (1995) persuasi verbal digunakan

untuk keyakinan seseorang bahwa dirinya memiliki

kemampuan. Individu yang dapat diyakinkan secara verbal

oleh lingkungan akan mengeluarkan usaha yang besar

dibandingkan jika dirinya memiliki keraguan akan

kemampuan yang dimilikinya. Bandura (1986) kembali

menekankan hal tersebut dengan mengatakan bahwa

individu yang diarahkan dengan saran, nasihat, dan

bimbingan dapat meningkatkan kapasitasnya tentang

kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga

individu tersebut mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Emotional Arousal

Emotional Arousal adalah muncul dan naiknya

emosi seseorang ketika individu berada dalam situasi yang

tertekan.Saat berada dalam situasi tertekan, kondisi

emosional dapat mempengaruhi pengharapan individu.

Rasa takut dan cemas akan mengalami kegagalan membuat

individu menjadi tidak yakin dalam menghadapi tugas-

tugas berikutnya (Bandura, 1986). Dalam beberapa hal,

individu menyadarkan dirinya pada gejolak fisiologis dalam

menilai kecemasan dan kepekaannya terhadap stres.

Gejolak yang berlebihan biasanya akan melumpuhkan

kinerja. Individu jelas berharap akan lebih berhasil jika

mengalami gejolak fisiologis ringan daripada harus

menderita tekanan, goncangan, dan kegelisahan yang

mendalam.

Page 33: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

16

5. Physical or Affective Status

Stres dan kecemasan memiliki akibat negatif

terhadap self-efficacy. Jika individu tidak sedang

mengalami gejolak perasaan maka dirinya akan mampu

berfikir relatif tenang, jernih dan terarah. Hal ini berguna

dapat melihat apakah tujuan yang akan dicapai sulit,

sedang atau mudah. Pada akhirnya self-efficacy yang akan

muncul akan lebih sesuai dengan kenyataan yang sedang

dihadapi oleh individu yang bersangkutan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi self-efficacy antara lain adalah

performance Accomplishment atau sumber pengharapan

yang muncul ketika individu berhasil menyelesaikan suatu

hal dengan baik, vicarious experiences atau pengalaman

yang didapatkan ketika individu melihat orang lain

menyelesaikan suatu tugas dengan baik, verbal Persuasion

atau dukungan verbal kepada individu agar dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik, emotional aurosal

atau gejolak fisiologis ketika individu berada dalam situasi

tertekan, dan physical or affective status atau kondisi fisik

dan afeksi yang disarankan oleh individu.

c. Dimensi Self-efficacy

Terdapat beberapa dimensi yang dapat mempengaruhi tinggi

rendahnya tingkat self-efficacy berdasarkan pendapat beberapa ahli

dibawah ini:

Page 34: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

17

Tabel. 2.1. Dimensi self-efficacy Berdasarkan Beberapa Penelitian

Peneliti Dimensi

Bandura (1997) Level/ magnitude

Generality

Streght

Uzuntiyarky &

Aydin

(2009)

Self-efficacy for

knowledge/comprehension level skills

(SCS)

Self-efficacy for higher-order Skills

Self-efficacy for psychomotor skills (SPS)

Self-efficacy for everyday applications

(SEA)

Lin et al.

(2015a) Conceptual Understanding

Higher-order cognitive skills

Practical work

Everyday application

Science communication

Lin et al.

(2015b) Conceptual Learnin

Higher-order cognitiv Skills

Practical work

Everyday application

Science communication

Suprapto &

Chang

(2015)

Conceptual Understanding

Higher-order thinking skills

Practical work

Everyday application

Science communication

Self- Learning Strategy

Self-Assessment

Suprapto, Chang,

& Ku (2017) Science Content (SC)

Higher-Order Thinking (HOT)

Laboratory Usage (LU)

Scientific Literacy (SL)

Everyday Application (EA)

Science Communication (SCM)

Pada penelitian ini digunakan enam dimensi oleh Suprapto, Chang,

& Ku (2017) yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat self-

efficacy meliputi :

1. Science Content (SC): Menilai kepercayaan siswa dalam

menggunakan keterampilan kognitif dasar seperti konsep kimia,

hukum, atau teori.

Page 35: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

18

2. Higher-Order Thinking (HOT): Menilai keyakinan siswa dalam

menggunakan keterampilan kognitif yang lebih mendalam,

termasuk pemecahan masalah, berfikir kritis atau penyelidikan

ilmiah di bidang kimia.

3. Laboratory Usage (LU): Mengukur kepercayaan siswa dalam

melakukan eksperimen kimia dalam kegiatan laboratorium.

4. Scientific Literacy (SL): Mengukur kepercayaan siswa untuk

menerapkan konsep dan keterampilan kimia dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

5. Everyday Application (EA): Menilai kepercayaan siswa dalam

berkomunikasi atau mendiskusikan mengenai konten yang

berhubungan dengan kimia dengan teman di kelas atau orang

lain.

6. Science Communication (SCM): Menilai kepercayaan siswa

untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dan

melaporkan hasil kegiatan laboratorium.

d. Self-efficacy Mempengaruhi Perilaku dan Kognisi

Perasaan self-efficacy siswa mempengaruhi pilihan aktivitas

mereka, tujuan, dan usaha serta persistensi mereka dalam aktivitas-

aktivitas kelas (Ormrod, 2008, hlm. 21). Di bawah ini merupakan

hal-hal yang menunjukkan bahwa self-efficacy mempengaruhi

perilaku dan kognisi yaitu:

1. Pilihan aktivitas

Pilihan aktivitas yang dimaksud dalam hal ini berkaitan

dengan pemilihan aktivitas yang akan dijalani oleh individu.

Individu cenderung memilih tugas dan aktivitas yang mereka

yakini akan berhasil dan menghindari aktivitas dan tugas yang

mereka yakini mereka akan gagal.

2. Tujuan

Individu akan menetapkan tujuan yang lebih tinggi bagi

diri mereka sendiri ketika mereka memiliki self-efficacy yang

Page 36: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

19

tinggi dalam bidang tertentu. Bandura (2001) dalam Ormrod

(2008, hlm. 21) menyatakan bahwa pilihan karir dan tingkat

pekerjaan menunjukkan bahwa mereka memiliki self-efficacy

yang tinggi pada bidang itu dan bukan sebaliknya.

3. Usaha dan Persistensi

Individu yang miliki self-efficacy tinggi lebih mungkin

mengerahkan segenap tenaga ketika mencoba tugas baru.

Mereka juga lebih gigih dan tidak mudah menyerah ketika

menghadapi tantangan. Namun sebaliknya, individu dengan

self-efficacy rendah akan setengah hati dan mudah menyerah

ketika menghadapi kesulitan.

4. Pembelajaran dan Prestasi

Individu dengan self-efficacy tinggi cenderung lebih

banyak belajar dan berprestasi dibandingkan dengan individu

yang memiliki self-efficacy rendah. Hal ini benar bahkan

ketika tingkat kemampuan aktual sama (dalam Ormrod, 2008,

hlm. 22). Oleh karena itu, individu yang memiliki kemampuan

sama, mereka yang yakin dapat menyelesaikan suatu tugas

lebih mungkin menyelesaikan tugas tersebut secara sukses

daripada mereka yang tidak yakin mampu mencapai

keberhasilan.

Berdasarkan pendapat Ormrod yang telah diuraikan di

atas, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy mempengaruhi

perilaku dan kognisi seseorang. Pengaruh tersebut dapat

ditunjukkan melalui beberapa hal berikut, diantaranya a)

pilihan aktivitas, b) tujuan, c) usaha dan persistensi serta d)

pembelajaran dan prestasi. Keempat hal tersebut dapat menjadi

tolok ukur untuk menunjukkan bahwa self-efficacy

mempengaruhi perilaku dan kognisi seseorang.

Page 37: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

20

4. Tinjauan Belajar dan Hasil Belajar

a. Definisi Belajar dan Hasil Belajar

Belajar menurut Slameto (2010, hlm. 2) didefinisikan

sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan belajar menurut Purwanto (2016, hlm.

43) merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan dua kata yaitu “hasil”

dab “belajar”, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai

pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses

belajar mengajar (Purwanto, 2016, hlm. 46).Hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar (Susanto, 2013, hlm. 5). Sehingga hasil belajar dapat

disimpulkan bahwa kemampuan yang diperoleh setelah melalui

proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berdasarkan teori Gestalt (dalam Susanto, 2013, hlm. 12)

hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan

lingkungannya. Sedangkan Wasliman dalam (dalam Susanto, 2013,

hlm. 12) menguraikan mengenai dua faktor yang mempengaruhi

hasil belajar berupa faktor internal yang merupakan faktor yang

bersumber dalam diri siswayang mempengaruhi kemampuan

belajarnya meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan. Kemudian faktor eksternal yang merupakan faktor yang

berasal dari luar diri siswayang mempengaruhi hasil belajar yaitu

keluarga, sekolah dan masyarakat.

Page 38: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

21

Hasil belajar yang di capai siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang secara garis besarnya dapat di bagi dalam dua faktor

utama, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Faktor Intern) :

Faktor intern ini terdiri dari dua macam kondisi, yaitu kondisi

fisiologis siswa yang terdidri dari kondisi kesehatan dan

kebugaran fisik, kondisi panca indera, terutama penglihatan

dan pendengaran. Dan kondisi psikologis siswa yang

mempengaruhi hasil belajar, seperti minat, bakat, motivasi,

intelegensi, sifat dan kebiasaan belajar, ketekunan,

kemampuan kognitif, dan kondisi sosial ekonomi siswa.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (Faktor Ekstern) :

Faktor ini berasal dari luar diri siswa yang dapat menentukan

atau mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah faktor

lingkungan. Faktor lingkungan yang paling diminan

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah lingkungan belajar

yaitu kualitas atau mutu pengajaran di sekolah, artinya sejauh

mana proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung

secara efektif. Dan hal ini tentu saja tidak terlepas dari

metode mengajar yang digunakan oleh seorang pengajar.

Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada

bermacam-macam faktor.

Adapun menurut Ngalim (2002, hlm. 102) faktor-

faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan :

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita

sebut faktor individual. Yang termasuk faktor individual,

antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan,

latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Faktor yang ada di

luar individual yang kita sebut faktor sosial.

2) Yang termasuk faktor sosial antara lain : faktor keluarga,

guru daan cara mengajarnya, alat yang dipergunakan

Page 39: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

22

dalam belajr mengajar, lingkungan dan kesempatan yang

tersedia, dan motivasi sosial.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan hasi

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Pengalaman belajar

yang diperoleh merupakan pengetahuan baru, sehingga dapat

memperluas wawasan berpikir siswa. Sehingga hasil belajar

siswa dapatlah berguna bagi guru yaitu untuk mengetahui

apakah tujuan instruktur yang diharapkan telah terjadi atau

belum.

5. Mata Pelajaran Kimia

Kimia merupakan bagian dari ilmu sains yang diajarkan pada

jenjang Sekolah Menengah Atas. (Syukri, 1999, hlm 1)

mendeskripsikan ilmu kimia sebagai pengetahuan alam yang

mempelajari komposisi dan struktur zat kimia beserta hubungan

dengan sifat zat tersebut. Chang (2005, hlm. 3) dalam bukunya

memberikan pendapatnya tentang ilmu kimia. Menurutnya, “kimia

adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, sedangkan

unsur dan senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam perubahan

kimia”.

Menurut Mulyasa (2011, hal. 133-134), mata pelajaran kimia

di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk, a)

membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa, b) memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka,

ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain, c) memperoleh

pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau

eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan

merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan,

pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan

Page 40: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

23

secara lisan dan tertulis, d) meningkatkan kesadaran tentang terapan

kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu,

masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola

dan melestarikan lingkungandan kesejahteraan masyarakat, serta e)

memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling

keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dan teknologi.

B. Kerangka Berfikir

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar.

Hasil belajar yang baik tentu berhubungan dengan berbagai faktor baik

faktor internal maupun faktor eksternal. Problematika yang terjadi saat ini

menunjukkan adanya peneurunan hasil belajar kimia yang pada beberapa

studi kasus memiliki hubungan dengan faktor psikologis meliputi adalah

kecemasan dan self-efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan individu

terhadap kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan diri tersebut dapat

tercermin dari beberapa hal, misalnya memiliki rasa percaya diri, tidak

mudah putus asa saat menghadapi kesulitan, gigih dalam belajar, memiliki

motivasi belajar, dan lain-lain.

Ketika seorang siswa memiliki self-efficacy yang tinggi, maka

tingkat kecemasan yang dimiliki seseorang akan rendah sehingga akan

merasa tertantang pada kesulitan belajar ataupun tugas yang dihadapi lalu

dikemudian akan berusaha untuk mencari penyelesaiannya. Sebaliknya

siswa yang memiliki self-efficacy rendah, otomatis akan memiliki tingkat

kecemasan yang tinggi sehingga akan menghindari kesulitan-kesulitan

yang ditemui dalam belajar ataupun tugas. Menurut teori kognitif sosial,

seseorang dengan persepri terhadap self-efficacy rendah terancam secara

potensial dengan tingginya kebangkitan rasa cemas, hal ini terjadi ketika

individu mempunyai keyakinan yang rendah dalam mengatasi suatu hal.

Berdasarkan uraian diatas, memang tidak dapat dipungkiri ada hubungan

antara kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar siswa.

Page 41: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

24

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin melihat seberapa

besar dan signifikan hubungan antara kecemasan dan self-efficacy dengan

hasil belajar. Siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi dan kecemasan

yang rendah akan mempunyai prestasi yang baik, sedangkan siswa yang

mempunyai self-efficacy rendah dan kecemasan yang tinggi akan memiliki

hasil belajar yang kurang maksimal. Berikut ini adalah gambar kerangka

pikir hubungan antara kecemasan dan self-efficacy dengan prestasi belajar.

Page 42: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

25

Penelitian berkaitan dengan hasil belajar kimia siswa menunjukkan adanya

penurunan dari tahun 2015 hingga 2017. Faktor psikologis meliputi

kecemasan memiliki hubungan yang negatif dengan hasil belajar dan self-

efficacy memiliki hubungan positif dengan hasil belajar kimia siswa.

Dilakukan identifikasi terhadap faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa di sekolah meliputi kecemasan dan self efficacy.

Terdapat Hubungan Pada Kecemasan dan Self-Efficacy Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa

Kecemasan (anxiety) dalam

pembelajaran kimia yang meliputi

tiga faktor:

1. Emosi (Emotion)

2. Penilaian (Assessment)

3. Lingkungan (Environment)

Self-efficacy dengan enam

dimensi yaitu

1. Science Content 2. Higher-Order Thinking

3. Laboratory Usage

4. Everyday Application

5. Science Communication 6. Scientific Literacy

Hasil belajar kimia siswa di sekolah

Page 43: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

26

C. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian pengembangan instrument kecemasan laboratorium kimia

yang dilakukan oleh Kurbanoglu & Akim (2013) dengan judul

“Development Of Chemistry Laboratory Anxiety Scale For

University”. Skala kecemasan laboratorium kimia ini berhasil

dikembangkan dengan sampel mahasiswa perempuan sebanyak 235

orang dan laki-laki sebanyak 450 orang dimana mahasiswa tersebut

merupakan mahasiswa yang menjalani mata kuliah kimia dasar dan

praktikum kimia di laboratorium. Hasil penelitian ini berupa 12 item

yang mengarah pada kecemasan dengan jumlah varian 45% dan

besarnya alpha cronbach 88 dan korelasinya 84.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Asayes, H., Hosseini, M. A.,

Sharififard, F., & Kharameh, Z. T. (2016) dengan judul “The

Relationship Between Self-efficacy and Test Anxiety Among The

Paramedical Students Of Qom University Of Medical Sciences”. Hasil

menunjukkan bahwa kecemasan pada perempuan lebih tinggi dari

laki-laki dan Self-efficacy pada laki-laki lebih tinggi dari siswa

perempuan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammadyari, G. (2013) dengan

judul “Comparative Study of Relationship between General Perceived

Self-efficacy and Test Anxiety with Academic Achievement of Male

and Female Students”. Penelitian menjelaskan tentang self-efficacy

dan kecemasan yang berhubungan dengan hasil belajar dan

berhubungan dengan jenis kelamin.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Woldeamanuel, Atagana, & Engida,

(2013) dengan judul “Students’ Anxiety Towards The Learning Of

Chemistry In Some Ethiopian Universities”. Temuan penelitian

tersebut mengungkapkan bahwa siswa, baik laki-laki atau perempuan,

perkotaan atau pedesaan, menunjukkan kegelisahan yang besar

terhadap pembelajaran kimia dan kecemasan lebih tinggi pada siswa

Page 44: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

27

berbasis perempuan dan pedesaan daripada laki-laki dan laki-laki

siswa berbasis perkotaan.

5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlaila (2017) dengan judul

“Pelatihan Efikasi Diri Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Siswa-

Siswi Yang Akan Menghadapi Ujian Akhir Nasional”. Penelitian ini

bertujuan mengetahui apakah pelatihan efikasi diri dapat menurunkan

kecemasan pada siswa yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional.

Partisipan dalam penelitian berjumlah 20 orang, yang dibagi dalam

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian dengan

analisa uji-t menunjukkan bahwa ada perbedaan gain score 17,5

dengan signifikansi 0,000 (p<0,05) yang menujukkan bahwa siswa

yang mendapat pelatihan efikasi diri secara signifikan menujukkan

ada penurunan kecemasan dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Solihah (2017) dengan judul

“Pengaruh Tingkat Kecemasan Siswa Terhadap Prestasi Belajar

Sejarah Siswa Kelas X Ips 2 Sman 12 Surabaya”. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata tingkat kecemasan siswa 68.44, dan rata-rata

prestasi belajar sejarah sebesar 77, 98. Penelitian tentang kecemasan

siswa terhadap prestasi belajar sejarah kelas X IPS 2 SMA Negeri 12

Surabaya dengan hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan

pengaruh pada prestasi siswa sebesar 4.9% dengan Ftabel sebesar

2.235 dan taraf signifikan 142. Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa tingkat kecemasan siswa yang tinggi akan

mempengaruhi prestasi siswa yang menyebabkan banyak siswa yang

mencontek untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, untuk hal itu

diperlukan agar mendapatkan perhatian yang lebih dari guru mata

pelajaran.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Baanu, Oyelekan, & Olorundare

(2016) dengan judul “Self-Efficacy And Chemistry Students’ Academic

Achievement In Senior Secondary Schools In North-Central, Nigeria”.

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara

Page 45: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

28

kemanjuran diri siswa kimia dan prestasi akademik mereka di sekolah

menengah atas di Utara-tengah, Nigeria. Penelitian ini merupakan

penelitian ex-post facto dan merupakan survei deskriptif. Subjek

penelitian adalah seribu seratus lima puluh (1150) siswa kimia kelas

menengah III yang dipilih dari Kogi, Kwara dan Niger, Nigeria. Studi

ini menyimpulkan bahwa self-efficacy siswa perlu dilengkapi dengan

sejumlah faktor lain untuk mencapai prestasi akademis yang tinggi

dalam bidang Kimia.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang mendasari objek kajian penelitian serta

mengacu pada hasil penelitian yang relevan maka hipotesis dalam

penelitian ini yaitu “Terdapat Hubungan Yang Signifikan Antara

Kecemasan Dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”.

Page 46: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua SMA Negeri Tangerang Selatan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap pada bulan April sampai

dengan bulan Mei tahun ajaran 2017-2018.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif menurut Creswell (2016, hlm. 5) “merupakan metode-metode

untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan

antarvariabel”. Sehingga jika dengan menggabungkan dari kedua

pendekatan tersebut dalam hasilnya pun akan lebih baik. Sedangkan pada

(Arifin, 2011, hlm. 29) penelitian kuantitatif digunakan untuk menjawab

permasaahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel

tertentu sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasaikan,

lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data. Oleh karena itu dalam

penelitian kuantitatif memang lebih ditekankan pada penggunaaan angka

dan penghitungan statistik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan

dan self-efficacy dengan hasil belajar kimi a siswa kelas X IPA SMA di

sekolah. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian

korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu variabel

dengan variabel-variabel lain Berkaitan dengan hal tersebut penelitian

korelasional digunakan untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan

menggunakan teknik korelasi atau teknik statistic yang lebih canggih.

Penelitian korelasional yang melibatkan pengumpulan data untuk

menentukan apakah, dan ntuk tingkatan apa, terdapat hubungan antara dua

atau lebih variabel. Menurut Creswell (2016, hlm. 17) bentuk penelitian

Page 47: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

30

ini termasuk dalam penelitian noneksperimental (rancangan korelasional)

yang menggunakan korelasi statistik untuk mendeskripsikan dan

mengukur derajat atau hubungan (relasi) antara dua atau lebih variabel

atau rangkaian skor. Sukmadinata (2012, hlm. 56) menambahkan bahwa

hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan

besarnya koefisien korelasi dan keberartian secara statistik. Serta Emzir

(2008, hlm. 37) menjelaskan berkaitan dengan penelitian korelasional

menggambarkan suatu pendekatan umum untuk penelitian yang yang

berfokus pada penaksiran pada kovariasi diantara variabel yang muncul

secara alami.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau universe didefinisikan sebagai keseluruhan objek

yang diteliti, baik berpa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal

yang sering terjadi (Arifin, 2011, hlm. 215). Menurut Sugiyono (2016,

hlm. 80) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa populasi merupakan generalisasi dari hasil suatu

penelitian. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 300 siswa yang

merupakan siswa kelas X IPA di dua sekolah SMA Negeri Kota

Tangerang Selatan.

Berdasarkan jumlah populasi yang tercantum pada Tabel

penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf

kesalahan 1%, 5% dan 10% dalam buku Sugiyono (2016, hlm. 87),

maka penelitian ini menggunakan 161 sampel. Hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto (2013, hlm. 95) bahwa dalam menentukan sampel

apabila mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, maka

sampel dapat ditentukan kurang lebih 25%-30% dari jumlah subjek

tersebut. Selanjutnya jika jumlah subjeknya antara 100 hingga 150

Page 48: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

31

orang dengan pengumpulan data menggunakan angket maka

sebaiknya diambil seluruhnya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016, hlm. 81). Teknik pengambilan

data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut

Arikunto (2013, hlm. 97) teknik purposive sampling digunakan

pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel yang

digunakan. Sedangkan menurut Riduwan (2015, hlm. 63) purposive

sampling atau yang sering dikenal dengan sampel pertimbangan ialah

teknik sampling yang digunakan peneliti apabila memiliki

pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampel atau penentuan

sampel untuk tujuan tertentu. Purposive sampling didasarkan atas ciri-

ciri tau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat

dengan populasi yang telah diketahui sebelumnya (Nuraida & Alkaf,

2009, hlm. 91). Pengambilan teknik Purposive sampling pada

penelitian ini didasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

peneliti meliputi keseluruhan proses pembelajaran kimia di kelas yang

diikuti siswa kelas X serta keterlibatan siswa dalam praktik di

laboratorium dan penerapan pada kehidupan sehari-hari.

Cara menetukan ukuran sampel pada penelitian ini menggunakan

taraf kesalahan 5% dengan ukuran populasi 300. Berdasarkan tabel

penentuan ukuran sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan

5% Penelitian ini memiliki populasi sebanyak 300 sehingga

berdasarkan tabel penentuan ukuran sampel tersebut diperoleh sampel

sebanyak 161 (Sugiyono, 2016, hlm. 86-87).

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

instrumen angket tertutup yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia yang mudah dipahami serta telah melalui uji validitas dan uji

Page 49: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

32

reabilitas dari dosen ahli. Kemudian responden diminta untuk mengisi

angket tersebut dengan cara memberi tanda centang (√) pada jawaban

yang dianggap sesuai oleh responden. Berdasarkan variabel yang di ukur

dalam penelitian ini maka terdapat dua angket yakni angket kecemasan

dan angket self-efficacy. Sedangkan dalam pengumpulan data terkait hasil

belajar kimia maka peneliti menggunakan metode dokumentasi.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Riduwan (2015, hlm. 69) instrumen diartikan sebagai alat

bantu yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data untuk

mempermudah dan menjadikan sistematis. Instrumen penelitian digunakan

untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dengan jumlah instrumen yang

akan digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteli (Sugiyono,

2016, hlm. 92). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa

instrumen baku yang disadur dalam bahasa asing. Dalam menyadur

instrumen baku dalam bahasa asing perlu dilakukan beberapa langka, yaitu

(a) menelaah instrumen asli dengan mempelajari panduan umum sehingga

dapat mengetahui kontruksi variabel yang diukur (b) menerjemahkan

setiap butir kedalam bahasa Indonesia (c) memadukan kedua terjemahan

oleh orang ketiga (d) menerjemahkan kedalam bahasa asal (e)

memperbaiki butir instrumen apabila diperlukan (f) menguji pemahaman

subjek terhadap butir instrumen dan (g) menguji validitas dan reabilitas

(Arifin, 2011, hlm. 245). Adapun instrumen pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Angket (quitionnaire)

Instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau

pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang dijawab secara

bebas disebut angket (Arifin, 2011, hlm. 228). Sedangkan angket

menurut Riduwan (2015, hlm. 71) adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden).

Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket tertutup.

Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan

Page 50: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

33

dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya

dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklis (√)

(Riduwan, 2015, hlm. 72). Terdapat dua instrumen pengukran dalam

penelitian ini, yakni:

a. Angket Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Kimia

Instrumen kecemasan yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angket kecemasan yang dikembangkan

dari Wahid, Yusof, & Razak (2014) yang membagi tiga faktor

dalam kecemasan meliputi faktor emosi, faktor penilaian dan

faktor lingkungan. Skala yang digunakan dalam pengisian

kuesioner tersebut yakni skala Likert lima. Untuk keperluan

analisis kuantitatif, maka jawaban diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pemberian Skor Item Pernyataaan Kecemasan

No Alternatif jawaban Nilai

Kuantitatif

1. Tidak Pernah 1

2. Pernah Beberapa Kali 2

3. Kadang-kadang 3

4. Sering 4

5. Sangat Sering 5

(Soentoro, 2015, hlm. 115)

Angket yang digunakan terdiri dari 30 pernyataan yang disebarkan

kepada seluruh responden.

1) Kisi-kisi penyusunan instrumen kecemasan (anxiety) terhadap

hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia.

Page 51: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kecemasan Siswa Pada

Pembelajaran Kimia.

Faktor Deskripsi Butir item Jumlah

Emosi

(Emotions)

Reaksi yang berasal

dari perilaku atau fisik

seperti ketakutan,

kegelisahan, dan

ketidaknyamanan

fisik.

1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8,

9, 10

10

Penilaian

(Assessment)

Merasa sulit untuk

berkonsentrasi dan

tidak mampu dalam

mengambil keputusan

11, 12, 13,

14, 15, 16,

17, 18, 19,

20

10

Lingkungan

(Environment)

Adanya pengalaman

negatif yang berasal

dari orang tua atau

guru yang dapat

mempengaruhi sikap

dan keyakinan dalam

mempelajari kimia.

21, 22, 23,

24, 25, 26,

27, 28, 29,

30

10

Jumlah pernyataan 30

b. Angket Self-efficacy Siswa Pada Pembelajaran Kimia

Angket self-efficacy yang digunakan pada penelitian

dikembangkan dari Suprapto, Chang, & Ku (2017) sebanyak 30

butir yang mewakili enam domain dalam self-efficacy. Karena

instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang

akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Pilihan

jawaban tersedia dalam model likert dengan memberikan lima

alternatif jawaban yaitu seperti yang ditunjukkan pada tabel

berikut ini :

Page 52: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

35

Tabel 3.3 Pemberian Skor Item Pernyataaan self-efficacy

No Alternatif jawaban Nilai

Kuantitatif

1. Sangat Tidak Setuju 1

2. Tidak Setuju 2

3. Ragu-ragu 3

4. Setuju 4

5. Sangat Setuju 5

(Soentoro, 2015, hlm. 115)

2) Kisi-kisi penyusunan instrumen self-efficacy terhadap hasil belajar

siswa pada pembelajaran kimia.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen self-efficacy Siswa Pada

Pembelajaran Kimia.

Indikator Deskripsi Butir

soal Jumlah

Konten ilmiah

(Science

Content)

Menilai kepercayaan siswa dalam

menggunakan keterampilan

kognitif dasar seperti konsep

kimia, hukum, atau teori.

1, 2,

3, 4, 5 5

Kemampuan

berfikir tingkat

tinggi

(Higher-Order

Thinking)

Menilai keyakinan siswa dalam

menggunakan keterampilan

kognitif yang lebih mendalam,

termasuk pemecahan masalah,

berfikir kritis atau penyelidikan

ilmiah di bidang kimia.

7, 8,

9, 10,

11 5

Penggunaan

laboratorium

(Laboratory

Usage)

Mengukur kepercayaan siswa

dalam melakukan eksperimen

kimia dalam kegiatan

laboratorium.

12,

13,

15, 16 4

Penerapan

pada

kehidupan

sehari-hari

(Everyday

Application)

Mengukur kepercayaan siswa

untuk menerapkan konsep dan

keterampilan kimia dalam

kehidupan sehari-hari mereka.

19,

20,

21,

22,

23,

24,

25, 26

8

Komunikasi

secara ilmiah

(Science

Communicatio

n)

Menilai kepercayaan siswa dalam

berkomunikasi atau

mendiskusikan mengenai konten

yang berhubungan dengan kimia

dengan teman di kelas atau orang

lain.

27,

28,

29,

30, 32 5

Page 53: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

36

Indikator Deskripsi Butir

soal Jumlah

Sumber ilmiah

(Scientific

Literacy)

Menilai kepercayaan siswa untuk

menganalisis dan

menginterpretasikan data dan

melaporkan hasil kegiatan

laboratorium.

14,

17, 18

3

Jumlah pernyataan 30

2. Dokumentasi

Dokumentasi artinya bahan-bahan tertulis. Studi dokumentasi adalah

teknik untuk mempelajari dan menganalisis bahan-bahan tertulis kantor

atau sekolah, seperti daftar nilai, lembar soal/tugas, data peserta didik dll

(Arifin, 2011, hlm. 243). Menurut Riduwan (2015, hlm. 77) dokumentasi

ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Metode

dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

langsung berupa nilai PTS (penilaian tengah semester) semester gasal

siswa SMA IPA kelas X serta dokumentasi gambar siswa saat melakukan

penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data

Apabila angket sebagai alat ukur atau alat pengumpulan informasi

telah selesai dibuat, belum berarti kuesioner/angket tersebut dapat

langsung digunakan untuk mengumpulkan data/informasi. Kecuali

kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya (berdasarkan pada

kuesioner/angket penelitian sebelumnya). Kuesioner/angket dapat

digunakan sebagai alat ukur penelitian validitas dan reabilitasnya, karena

syarat penelitian instrumen yang baik digunakan untuk mengukur variabel

harus memenuhi unsur-unsur akurasi, presisi, dan peka (Noor, 2011, hlm.

130). Untuk itulah sebelum instrumen penelitian disebarkan, angket

terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya melalui uji coba di

sekolah lain yang bukan sekolah penelitian.

Page 54: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

37

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti

sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes)

dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011, hlm. 173). Validitas

adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya

apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur

apa yang akan diukur (Arifin, 2011, hlm. 245). Sedangkan Sugiyono

(2016, hlm. 267) mendefinisikan validitas sebagai derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporka oleh peneliti. Jika instrumen dikatakan valid berarti

menunjukkan angket yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid

sehingga valid berarti angket tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kecemasan

Faktor Deskripsi Butir item Jumlah

Emosi

(Emotions)

Reaksi yang berasal

dari perilaku atau fisik

seperti ketakutan,

kegelisahan, dan

ketidaknyamanan

fisik.

1*, 2*, 3*,

4*, 5*, 6*,

7*, 8*,

9*, 10*.

10

Penilaian

(Assessment)

Merasa sulit untuk

berkonsentrasi dan

tidak mampu dalam

mengambil keputusan

11*, 12*,

13*, 14*,

15*, 16*,

17*, 18*,

19*, 20*

10

Lingkungan

(Environment)

Adanya pengalaman

negatif yang berasal

dari orang tua atau

guru yang dapat

mempengaruhi sikap

dan keyakinan dalam

mempelajari kimia.

21*, 22*,

23*, 24*,

25*, 26*,

27*, 28*,

29*, 30*

10

Jumlah pernyataan 30

Keterangan: * Butir pernyataan yang valid

Page 55: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

38

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Self-efficacy

Dimensi Deskripsi Butir

soal Jumlah

Konten ilmiah

(Science

Content)

Menilai kepercayaan siswa dalam

menggunakan keterampilan

kognitif dasar seperti konsep

kimia, hukum, atau teori.

1*,

2*,

3*,

4*, 5*

5

Kemampuan

berfikir tingkat

tinggi

(Higher-Order

Thinking)

Menilai keyakinan siswa dalam

menggunakan keterampilan

kognitif yang lebih mendalam,

termasuk pemecahan masalah,

berfikir kritis atau penyelidikan

ilmiah di bidang kimia.

7*,

8*,

9*,

10*,

11*

5

Penggunaan

laboratorium

(Laboratory

Usage)

Mengukur kepercayaan siswa

dalam melakukan eksperimen

kimia dalam kegiatan

laboratorium.

12*,

13*,

15*,

16*

4

Penerapan

pada

kehidupan

sehari-hari

(Everyday

Application)

Mengukur kepercayaan siswa

untuk menerapkan konsep dan

keterampilan kimia dalam

kehidupan sehari-hari mereka.

19*,

20*,

21*,

22*,

23*,

24*,

25*,

26*

8

Komunikasi

secara ilmiah

(Science

Communicatio

n)

Menilai kepercayaan siswa dalam

berkomunikasi atau

mendiskusikan mengenai konten

yang berhubungan dengan kimia

dengan teman di kelas atau orang

lain.

27*,

28*,

29*,

30*,

32*

5

Sumber ilmiah

(Scientific

Literacy)

Menilai kepercayaan siswa untuk

menganalisis dan

menginterpretasikan data dan

melaporkan hasil kegiatan

laboratorium.

14*,

17*,

18* 3

Jumlah pernyataan 30

Keterangan: * Butir pernyataan yang valid

Adapun perhitungan validitas diatas dilakukan dengan

menggunakan rumus Pearson yang terdapat dalam program SPSS 22.

Dalam uji validitas pada penelitian ini digunakan korelasi Pearson

(Product Correlation) antara distribusi skor tes dengan distribusi skor

suatu kriteria (Azwar, 2011, hlm. 174). Hasil uji validitas pada masing-

Page 56: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

39

masing instrumen kecemasan dan self-efficacy sebanyak 30 item

dinyatakan valid dan siap untuk digunakan dalam penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability yang dapat diartikan

sebagai pengukuran yang mengasilkan data yang dapat dipercaya

dengan beberapa kali pengukuran terhadap suatu kelompok subjek

yang memperoleh hasil yang relative sama (Azwar, 2011, hlm. 180).

Reabilitas menurut Arifin (2011, hlm. 248) adalah derajat konsistensi

instrumen yang bersangkutan. Instrumen dikatakan reliabel apabila

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas

menggunakan rumus dari Chronbach’s Alpha yang diolah dengan

menggunakan program SPSS 22. Hasil yang diperoleh dari uji

reliabilitas pada instrumen kecemasan sebesar 0,714 dan instrumen

self-efficacy sebesar 0,736 dengan kategori sangat reliabel pada

masing-masing instrumen sebanyak 30 item dinyatakan reliabel dan

siap digunakan dalam penelitian (Lampiran 6a dan Lampiran 6b).

G. Teknik Analisis Data

Setelah instrumen angket kecemasan dan self-efficacy dilakukan

uji validitas dan reabilitas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan pada siswa

di dua SMA Negeri Kota Tangerang Selatan, adapun langkah-langkah

pengolahan data angket adalah sebagai berikut :

1. Menginput jawaban pada setiap butir pada angket kecemasan dan

self-efficacy menjadi bentuk skor berdasarkan pedoman penskoran.

2. Menjumlahkan setiap butir skor menjadi skor total angket pada

angket yang telah diisi oleh siswa.

3. Mengolah data menjadi nilai rata-rata (mean), nilai tengah

(median), modus, standar deviasi, nilai tertinggi dan nilai terendah

pada angket kecemasan dan self-efficacy untuk bagi data laki-laki

dan perempuan.

4. Dilakukan kategorisasi bagi laki-laki dan perempuan pada angket

kecemasan, angket self-efficacy, dan nilai PTS.

Page 57: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

40

5. Dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas bagi

data siswa laki-laki dan perempuan.

6. Setelah diketahui jumlah total data untuk siswa laki-laki dan

perempuan dikatakan normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan

uji hipotesis, yakni uji korelasi berganda.

Pendeskripsian data dilakukan dengan cara melihat nilai rata-rata

(mean), nilai tengah (median), modus, standar deviasi, nilai tertinggi dan

terendah pada siswa laki-laki dan perempuan. Kecenderungan nilai suatu

instrumen dikatakan baik atau buruk digunakan skor rata-rata (Mean) dan

simpangan baku ideal (standar deviasi) tiap variabel. Menghitung skor

rata-rata idel (Mi) =

x (skor tertinggi + skor terendah), sedangkan standar

deviasi ideal (SDi) =

x (skor tertinggi – skor terendah). Kecenderungan

skor tiap variabel ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu :

Tabel 3.7 Kategori Kecenderungan Suatu Variabel

Interval Skor Kategori

>Mi + 1,5 SDi Sangat Baik

Mi s.d. Mi + 1,5 SDi Baik

Mi – 1,5 SDi s.d. < Mi Cukup Baik

<Mi – 1,5 SDi Tidak Baik

(Sya‟ban Ali, 2005, hlm. 15)

Untuk melihat ketegori kecenderungan suatu variabel, dapat dilihat

dari nilai rata-rata yang dimiliki siswa. Nilai rata-rata ini kemudian dapat

dikategorikan sesuai dengan interval skor yang dimilikinya. Selanjutnya

untuk uji prasyarat dan uji hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat analisis diperlukan guna mengetahui apakah

analisis data pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak dimana

mensyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu

Page 58: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

41

analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan uji homogenitas

data (Noor, 2011, hlm. 174).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk uji pendahuluan yang

menjadi syarat dalam pengujian hipotesis. Dalam praktek,

pengujian tentang asumsi ini menentukan jenis teknik analisis

atau statistik uji yang akan digunakan. Pengujian asumsi

berdistribusi normal bertujuan untuk mempelajari apakah

distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi

populasi normal atau tak normal (Kadir, 2015, hlm. 143). Uji

normalitas pada penelitian ini dengan uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov.

Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov berdasarkan Kadir (2015, hlm. 157)

dengan menggunakan perumusan hipotesis dengan kriteria

pengujian sebagai berikut:

H0: Distribusi data normal, jika probabilitas > 0,05, H0 diterima.

H1: distribusi data tidak normal, jika probabilitas ≤ 0,05, H0

ditolak.

b. Uji Homogenitas

Menurut Kadir (2015, hlm. 159) homogenitas merupakan

data yang memiliki variasi atau keragaman nilai yang sama atau

secara statistic sama. Pengujian homogenitas menjadi bermakna

untuk menjaga komparabilitas terutama untuk pengujian hipotesis

tentang perbedaan rata-rata melalui statistik uji-t dan uji-F.

Penelitian survei-korelasi pengertian homogenitas lebih

didasarkan pada homogenitas konseptual daripada homogenitas

secara empiris melalui pengujian dengan data sampel. Uji

homogenitas pada penelitian ini dengan uji homogenitas Levene.

Page 59: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

42

Pengujian homogenitas data pada penelitian ini

menggunakan uji homogenitas Levene berdasarkan Kadir (2015,

hlm. 170) dengan menggunakan perumusan hipotesis dengan

kriteria pengujian sebagai berikut:

H0: Distribusi data homogen, jika probabilitas (p-value) atau

signifikan > α (0,05), H0 diterima.

H1: Distribusi data tidak homogen, jika probabilitas (p-value)

atau signifikan ≤ α (0,05), H0 ditolak.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi Berganda

Setelah melakukan pembuatan instrumen, kemudian

mengumpulkan data dilapangan. Selanjutnya dilakukan analisis

data dengan analisis korelasi yang bertujuan untuk mengukur

derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan itu (Arifin,

2011, hlm. 271). Dengan variabel X atau variabel yang

mempengaruhi (independent variabel) yaitu kecemasan (X1) dan

self-efficacy (X2) serta variabel Y atau yang dipengaruhi

(dependent variabel) yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran

kimia. Oleh karena terdapat lebih dari tiga variabel maka dikenal

dengan istilah multivariate correlation atau hubungan antar lebih

dari dua variabel. Kemudian dilakukan analisis korelasi berganda

untuk mengetahui bentuk hubungan variabel Y terhadap variabel

X.

Analisis korelasi berganda adalah angka yang

menunjukkan arah dan keeratan hubungan serta digunakan

sebagai pembuktian hipotesis hubungan antara dua atau lebih

variabel independen (X1, X2, …XI) secara simultan dengan satu

variabel dependen (Y) (Siregar, 2013, hlm. 164)

Page 60: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

43

Adapun penarikan kesimpulan dari output uji

hipotesis dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Kadir,

2015, hlm. 187):

Jika p-value (Sig.2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima

Jika p-value (Sig.2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak

Untuk menentukan interpretasi secara sederhana

terhadap angka korelasi “r”, product moment (rxy), pada

umumnya digunakan pedoman sebagai berikut (Sudijono,

2014, hlm. 193):

Tabel 3.8 Angka Indeks Korelasi

Interval

Koefisien Interpretasi

0,00 - 0,20

Antara Variabel X dan Variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat

lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu

diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara

Variabel X dan Variabel Y).

0,20 - 0,40 Antara Variabel X dan Varibel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah.

0,40 - 0,70 Antara Variabel X dan Varibel Y terdapat korelasi

yang sedang atau cukupan.

0,70 - 0,90 Antara Variabel X dan Varibel Y terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi.

0,90 - 1,00 Antara Variabel X dan Varibel Y terdapat korelasi

yang sangat kuat atau sangat tinggi.

Data diolah dengan analisis korelasi berganda dengan

langkah melakukan uji korelasi tunggal untuk masing-masing

variabel X (Variabel X1 ; kecemasan dan Variabel X2 ; self-

efficacy) terhadap variabel Y dengan rumus Product Moment dari

Karl Person. Perhitungan korelasi berganda pada penelitian ini

dilakukan dengan bantuan program SPSS 22. Antar variabel

dikatakan saling berhubungan apabila nilai dari Sig F. Change

yang ditampilkan dari SPSS bernilai kurang dari 0,005.

Page 61: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

44

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari nilai

koefisien korelasi dimana perubahan variabel dependen (variabel

Y) yang disebabkan variabel independen (variabel X) dan

menjelaskan besarnya persentase pengaruh variabel X terhadap

naik turunnnya nilai variabel Y, sedangkan sisanya disebabkan

oleh factor lain yang tidak diteliti. Dimana rumus yang digunakan

adalah rumus “Coefficient of Determination” atau koefisien

penentu guna memudahkan pemberian interpretasi angka indeks

korelasi „r‟ product moment.

Rumus Cofficient of Determination yaitu : KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

R = Koefisien Korelasi (Silaen & Heriyanto, 2013, hlm. 159)

Page 62: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

45

Tahap Perencanaan

Valid

Terdapat Hubungan Kecemasan dan Self-efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian

H. Alur Penelitian

Studi Literature Kecemasan dan Self-Efficacy Siswa Terhadap

Hasil Belajar Siswa di Sekolah

Penyusunan Instrumen Penelitian Berupa Angket dari Jurnal

Validasi Terjemah Oleh Dosen Ahli dan Siswa

Angket Kecemasan Siswa

Pada Pembelajaran Kimia

Angket Self-Efficacy Siswa

Pada Pembelajaran Kimia

Validitas dan Reabilitas

Pengambilan data

Temuan Data

Analisis Data

Revisi

Tahap Pelaksanaan

Tahap Penyelesaian

Angket Kecemasan Siswa

Pada Pembelajaran Kimia

Angket Self-Efficacy Siswa

Pada Pembelajaran Kimia

Page 63: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

46

I. Hipotesis Statistik

Adapun yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

H0 : rxy = 0

H1 : rxy ≠ 0

H0 : Tidak terdapat hubungan kecemasan dan self-efficacy terhadap hasil

belajar kimia siswa

H1 : Terdapat hubungan kecemasan dan self-efficacy terhadap hasil belajar

kimia siswa

Page 64: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

67

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian hipotesis, analisis data serta

hasil penelitian yang didapat , maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan yang negatif pada variabel kecemasan

terhadap hasil belajar kimia siswa dengan kriteria korelasi

sedang dimana faktor emosi yang memiliki rata-rata

paling tinggi.

2. Terdapat hubungan yang positif pada variabel self-efficacy

terhadap hasil belajar kimia siswa dengan kriteria korelasi

sedang dimana siswa perempuan mempunyai self-efficacy

yang lebih rendah dari siswa laki-laki.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara

kecemasan dan self-efficacy terhadap hasil belajar kimia

siswa dengan kriteria korelasi sedang dimana siswa

perempuan memiliki kecemasan yang lebih tinggi.

B. IMPLIKASI

Penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara kecemasan dan self-efficacy terhadap hasil belajar Kimia

siswa kelas X. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecemasan

dan self-efficacy dapat menjadi faktor yang mempengaruhi

hasil belajar Kimia siswa. Dengan demikian dalam

meningkatkan hasil belajar Kimia siswa perlu memperhatikan

faktor internal yang ada pada diri siswa, dalam hal ini

psikologis yang ada dalam diri siswa berupa kecemasan dan

kecemasan dan self-efficacy agar hasil belajar yang dicapai

dapat memuaskan.

Kecemasan dan self-efficacy merupakan faktor yang

berasal dalam diri siswa tersebut yang dapat diubah dengan

Page 65: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

68

menyajikan lingkungan yang mendukung dalam prosesnya.

Selain itu guru juga dapat membantu memperbaiki kecemasan

dan meningkatkan kecemasan dan self-efficacy siswa dengan

menyajikan pembelajaran yang dapai memotivasi siswa

sehingga mendorong minat siswa untuk lebih memahami

pelajaran kimia di kelas.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas dan berdasarkan pengelaman peneliti melakukan penelitian

ini, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan, yaitu :

1. Dalam menyajikan pembelajaran di kelas sebaiknya guru

dibarengi dengan menggunakan variasi model pembelajaran

yang tidak monoton dan dapat menarik minat siswa

sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru hendaknya meningkatkan self-efficacy dengan

menyajikan materi yang dapat meningkatkan keaktifan

siswa di kelas sehingga akan meningkatkan rasa percaya

diri dan menurunkan kecemasan siswa.

Page 66: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

69

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, W., Minnaert, A., Kuyper, H., & van der Werf, G. (2012). Reciprocal

relationships between math self-concept and math anxiety. Learning and

Individual Differences. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2011.12.004

Ahriana, Yani, A., & Ma’ruf. (2016). Jurnal Pendidikan Fisika Universitas

Muhammadiyah Makassar Studi Analisis Hubungan Antara Self Efficacy

dengan Hasil. Jurnal Pendidikan Fisika.

Ali, M. S., & Mohsin, M. N. (2013). Relationship of Test Anxiety With Students ’

Achievement in Science. 3(1), 99–106.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2011). Tes Prestasi  : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset.

Baanu, T. F., Oyelekan, O. S., & Olorundare, A. S. (2016). Self-efficacy and

chemistry students’ academic achievement in senior secondary schools in

North-Central, Nigeria. The Malaysia Online Journal of Educational Science.

Balogun, A. G., Balogun, S. K., & Onyencho, C. V. (2017). Test Anxiety and

Academic Performance among Undergraduates: The Moderating Role of

Achievement Motivation. Spanish Journal of Psychology.

https://doi.org/10.1017/sjp.2017.5

Bandura, A. (1994). Bandura Self-efficacy defined. Encyclopedia of Human

Behavior.

Bembenutty, H. (2011). Meaningful and Maladaptive Homework Practices: The

Role of SelfEfficacy and Self-Regulation. 22(3), 448–473.

Bichi, A. A., Hafiz, H., & Abdullahi, S. (2017). Evaluating Secondary School

Students ’ Science Achievement  : Implication for Curriculum

Implementation. (February).

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta:

Page 67: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

70

Erlangga.

Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif Dan Campuran Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dianabasi, E. J., E, U. I., & Diwa, O. B. (2017). Psychological Factors and

Secondary School’s Students Academic Performance in Mathematics. IOSR

Journal of Research & Method in Education (IOSRJRME), 07(02), 06–13.

https://doi.org/10.9790/7388-0702010613

Disai, W. I., Dariyo, A., & Basaria, D. (2017). Hubungan antara kecemasan

matematika dan self-efficacy dengan hasil belajar matematika siswa SMA X

kota Palangkaraya. Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni.

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djayanti, W., Rahmatika, R., & Psi, M. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri

Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswi. Jurnal

Psikogenesis.

Ekawati, A. (2015). Pengaruh Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas VII SMPN 13 Banjarmasin. Math Didactic, 1(3), 164–169.

Elizabeth Hurlock. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. In Erlangga.

Erika, F. (2017). Student ’ s self-efficacy in organic chemistry learning. Chemistry

Education Research and Practice, 2, 6–11.

Ezeudu, F. O., & Ezinwanne, O. P. (2013). Effect of Simulation on Students’

Achievement in Senior Secondary School Chemistry in Enugu East Local

Government Area of Enugu State, Nigeria. Journal of Education and

Practice.

Feist, J., & Feist, G. J. (2011). Teori Kepribadian Edisi Ke Tujuh. Jakarta:

Salemba Humanika.

Fitriasari, F. (2017). Hubungan Antara Kecemasan dan Gaya Mengajar Dosen

dengan Hasil Belajar Matakuliah Matematika Ekonomi Mahasiswa Jurusan

Manajemen Feb Umm Angkatan 2016. 759–768.

Page 68: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

71

Gebre Silassie Hailemariam, A., & Dadi, G. (2018). Assessment on Female

Students Achievement in Chemistry Subject at Merti Secondary School.

Education Journal. https://doi.org/10.11648/j.edu.20170606.16

Ghufron, M. N., & Risnawati, R. S. (2014). Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar –

Ruzz Media.

Hambali, A., & Jaenudin, U. (2015). Teori-teori Kepribadian. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Hardianto, G., Erlamsyah, E., & Nurfahanah, N. (2017). Hubungan antara Self-

Efficacy Akademik dengan Hasil Belajar Siswa. Konselor.

https://doi.org/10.24036/02014312978-0-00

Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. In Balai Penerbit FKUI.

Indonesia, U.-U. R. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. ,

(2003).

Jansen, M., Scherer, R., & Schroeders, U. (2015). Students’ self-concept and self-

efficacy in the sciences: Differential relations to antecedents and educational

outcomes. Contemporary Educational Psychology.

https://doi.org/10.1016/j.cedpsych.2014.11.002

Joseph, A., John, O., Eric, I., Yusuf, S., & Olubunmi, A. (2015). Effect of Gender

on Students ’ Academic Performance in Computer Studies in Secondary

Schools in New Bussa , Borgu Local Government of Niger State. Journal of

Education and Practice.

Kadir. (2015). Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelutian. Jakarta: Rajawali Pers.

King, L. A. (2016). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. In Jakarta:

Salemba Humanika.

Kumar, G., V., & Karimi, A. (2010). Mathematics Anxiety , Mathematics

Performance and Overall Academic Performance in High School Students.

Journal of the Indian Academy of Applied Psychology.

Kurbanoglu, N. I., & Akim, A. (2013). The Relationships between University

Page 69: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

72

Students’ Chemistry Laboratory Anxiety, Attitudes, and Self-Efficacy

Beliefs. Australian Journal of Teacher Education.

https://doi.org/10.14221/ajte.2010v35n8.4

Lindstrøm, C., & Sharma, M. D. (2011). Self-efficacy of first year university

physics students: Do gender and prior formal instruction in physics matter?

International Journal of Innovation in Science and Mathematics Education.

Miswari, M. (2017). Mengelola Self Efficacy, Perasaan dan Emosi dalam

Pembelajaran melalui Manajemen Diri. Cendekia: Journal of Education and

Society. https://doi.org/10.21154/cendekia.v15i2.910

Moeller, J., Salmela-Aro, K., Lavonen, J., & Schneider, B. (2015). Does Anxiety

in Science Classrooms Impair Science Motivation? -Gender Differences

Beyond the Mean Level. International Journal of Gender, Science and

Technology, 7(2), 229–254.

Mohamed, W. H. S. binti W., & Yunus, J. @ N. bin. (2017). Self-Efficacy and

Academic Performance of Secondary Schools Students in Perak: An

Exploratory Outlook. International Journal of Academic Research in

Progressive Education and Development. https://doi.org/10.6007/ijarped/v6-

i3/3081

mohammadyari, G. (2013). Comparative Study of Relationship between General

Perceived Self-efficacy and Test Anxiety with Academic Achievement of

Male and Female Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.12.175

Mohammed, K. H., Harrison I, A., & Edawoke, Y. (2014). The Difference

between Male and Female Students’ Self-Efficacy, Academic Engagement

and Academic Achievement in Biology among Grade Ten Students in South

Wollo Zone Schools in Ethiopia. Mediterranean Journal of Social Sciences.

https://doi.org/10.5901/mjss.2014.v5n23p804

Munasiah, M. (2015). Pengaruh kecemasan belajar dan pemahaman konsep

matematika siswa terhadap kemampuan penalaran matematika. Jurnal

Formatif.

Page 70: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

73

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nuraida, & Alkaf, H. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Tangerang:

Islamic Research Publishing.

Nurlaila, S. (2017). Pelatihan Efikasi Diri Untuk Menurunkan Kecemasan Pada

Siswa-Siswi Yang Akan Menghadapi Ujian Akhir Nasional. Guidena: Jurnal

Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan Dan Konseling.

https://doi.org/10.24127/gdn.v1i1.348

Ormrod, E. J. (2008). Psikologi Pendidikan: membantu siswa tumbuh da

berkemban, jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Osman, C., & Mehmet, Y. (2015). Evaluating high school students anxiety and

self-efficacy towards biology. Educational Research and Reviews, 10(7),

987–993. https://doi.org/10.5897/err2015.2111

Purwanto. (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rachmatullah, A., Ha, M., & Diana, S. (2017). The effects of curriculum, gender

and students’ favorite science subject on Indonesian high-school students’

conceptions of learning science. Journal of Baltic Science Education, 16(5),

797–812.

Ramnarain, U., & Ramaila, S. (2018). The relationship between chemistry self-

efficacy of South African first year university students and their academic

performance. Chemistry Education Research and Practice, 19(1), 60–67.

https://doi.org/10.1039/c7rp00110j

Recber, S., Isiksal, M., & Koc, Y. (2017). Investigating Self-Efficacy, Anxiety,

Attitudes and Mathematics Achievement Regarding Gender and School Type.

Anales de Psicología. https://doi.org/10.6018/analesps.34.1.229571

Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian: untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Penernit Alfabeta.

Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Di

Sman X Kota Tangerang Selatan. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA.

Page 71: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

74

https://doi.org/10.30870/jppi.v2i1.431

Rosyida, F., Utaya, S., & Budijanto, B. (2018). Pengaruh Kebiasaan Belajar dan

Self-Efficacy terhadap Hasil Belajar Geografi Di SMA. Jurnal Pendidikan

Geografi, 21(2), 17–28. https://doi.org/10.17977/um017v21i22016p017

Sagir, S. U. (2012). The primary school students’ attitude and anxiety towards

science. Journal of Baltic Science Education.

Salwa, S. S., & Mansor, N. (2013). A study of student’s general self-efficacy

related to gender differences. International Journal of Informative and

Futuristic Research.

Shakir, M. (2014). Academic Anxiety as a Correlate of Academic Achievement.

Journal of Education and Practice.

Shkullaku, R. (2013). www.euacademic.org The Relationship between Self –

efficacy and Academic Performance in the Context of Gender among

Albanian Students. European Academic Research. https://doi.org/ISSN  :

22864822

Silaen, S., & Heriyanto, Y. (2013). Pengantar statistika Sosial. Jakarta: Penerbit

In Media.

Siregar, S. (2013). Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Bumi Aksara.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soentoro, A. I. (2015). Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan

Aplikasi Statistika. Depok: PT Taramedia Bakti Persada.

Solihah, F. I. (2017). Pengaruh Tingkat Kecemasan Siswa Terhadap Prestasi

Belajar Sejarah Siswa Kelas X Ips 2 Sman 12 Surabaya. E-Journal

Pendidkan Sejarah, 5(3), 1138–1150. Retrieved from

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/viewFile/21777

/19967

Stoneberg, B. D. (2017). Biology and Chemistry Achievement In Idaho High

Page 72: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

75

Schools , 2015 to 2017. 1–9.

Sudijono, A. (2014). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. In

Penenrbit Alfabeta. Bandung.

Suprapto, N., Chang, T. S., & Ku, C. H. (2017). Conception of learning physics

and self-efficacy among indonesian university students. Journal of Baltic

Science Education.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. In

Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sya’ban, A. (2005). Teknik analisis data penelitian. Jakarta: UHAMKA.

Syukri. (1999). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB.

Tehrani, L. A., Majd, M. A., & Ghamari, M. (2014). Comparison of Self-efficacy,

Test Anxiety and Competitiveness between Students of Top Private Schools

and Public Schools. Mediterranean Journal of Social Sciences.

https://doi.org/10.5901/mjss.2014.v5n23p2749

Tenaw, Y. A. (2013). Relationship between self-efficacy, academic achievement

and gender in analytical chemistry at Debre Markos College of Teacher

Education. African Journal of Chemical Education.

Utami, L. H., & Nurjati, L. (2018). Hubungan Self-Efficacy, Belief dan Motivasi

dengan Kecemasan Mahasiswa dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.

Psympathic  : Jurnal Ilmiah Psikologi.

https://doi.org/10.15575/psy.v4i2.1447

Uzuntiryaki-Kondakci, E., & Senay, A. (2015). Predicting Chemistry

Achievement through Task Value, Goal Orientations, and Self-Efficacy: A

Structural Model. Croatian Journal of Education - Hrvatski Časopis Za

Odgoj i Obrazovanje. https://doi.org/10.15516/cje.v17i3.1555

Valentin, R. R., & Hadi, N. U. (2018). Analisis Keyakinan Diri (Self Efficacy)

Akademik Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Siswa

Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sma Negeri 1 Tulungagung Tahun

Page 73: HUBUNGAN KECEMASAN DAN SELF-EFFICACYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48204/1/Siti... · hubungan kecemasan dan self-efficacy dengan hasil belajar kimia siswa. metode

76

Pelajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu

Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 12(1), 142.

https://doi.org/10.19184/jpe.v12i1.7749

Villafañe, S. M., Xu, X., & Raker, J. R. (2016). Self-efficacy and academic

performance in first-semester organic chemistry: Testing a model of

reciprocal causation. Chemistry Education Research and Practice.

https://doi.org/10.1039/c6rp00119j

Vitasari, P., Herawan, T., Wahab, M. N. A., Othman, A., & Sinnadurai, S. K.

(2010). Exploring mathematics anxiety among engineering students.

Procedia - Social and Behavioral Sciences.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.066

Wahid, S. N. S., Yusof, Y., & Razak, M. R. (2014). Math Anxiety among

Students in Higher Education Level. Procedia - Social and Behavioral

Sciences. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1419

Woldeamanuel, M., Atagana, H., & Engida, T. (2013). Students’ Anxiety

Towards The Learning Of Chemistry In Some Ethiopian Universities.

African Journal of Chemical Education.