HUBUNGAN KEBIASAAN MINUM KOPI DENGAN KEJADIAN …repository.utu.ac.id/431/1/BAB I_V.pdf · 10 tahun...
Transcript of HUBUNGAN KEBIASAAN MINUM KOPI DENGAN KEJADIAN …repository.utu.ac.id/431/1/BAB I_V.pdf · 10 tahun...
HUBUNGAN KEBIASAAN MINUM KOPI DENGAN
KEJADIAN STROKE PADA PASIEN YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
SKRIPSI
OLEH :
JUWAINI
NIM : 08C10104055
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ACEH BARAT - MEULABOH 2013
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke dapat menyerang kapan saja, dan siapa saja, baik laki- laki atau
perempuan, tua ataupun muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian
stroke meningkat secara dramatis seiring usia. Setiap penambahan usia manusia
10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Angka
kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan saat ini Indonesia
merupakan Negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena
berbagai sebab selain penyakit degenerative (Yastroki,2009).
Lebih kurang 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke setiap
tahunnya lima juta orang meninggal dunia dan lima juta orang yang lain
mengalami kecatatan sehingga masalah ini akan berdampak pada individu itu
sendiri, keluarga, masyarakat dan pemerintahan (Lawrence, 2009).
Setiap tahun, kurang lebih 15 juta orang di seluruh dunia terserang stroke.
Di Amerika Serikat sekitar 5 juta orang pernah mengalami stroke. Sedangkan di
Inggris sekitar 250.000 orang. Di Indonesia, stroke menyerang 35,8 % pasien usia
lanjut dan 12,9 % pada usia yang lebih muda. Jumlah total penderita stroke di
Indonesia diperkirakan 500.000 setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 2,5% atau
12.500 orang meninggal dunia, dan sisanya cacat ringan maupun berat (Public
Health Corner Stroke, 2009).
Sebuah studi di Italia telah mengevaluasi lebih dari 11.000 orang dewasa
yang melaporkan serangan jantung dalam tiga bulan, dan memeriksa asupan kopi
mereka selama masa penelitian. Kopi yang mereka konsumsi dikelompokkan
2
sebagai berikut: yang pertama yaitu tidak pernah atau hampir tidak pernah, kedua
ringan yaitu kurang dari 2 cangkir per hari, kemudian berat yaitu 2 sampai lebih
dari 4 cangkir per hari. Setelah lebih dari tiga tahun, risiko serangan jantung
menyebabkan kematian dan stroke, dihitung berdasarkan tingkat konsumsi kopi
pada populasi orang dewasa yang menderita serangan jantung tersebut (leys,
2007).
Dan dari laporan studi terbaru memberikan hasil, bahwa secangkir kopi
dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik, terutama orang-orang yang
jarang mengkonsumsi kopi, hal itu terungkap dari laporan para peneliti. Studi
mereka tentunya dapat digunakan sebagai informasi baru yang mungkin berguna
dalam pencegahan stroke dan sejalan dengan apa yang sudah diketahui tentang
efek fisiologis dari kopi. Penyelidikan yang dipimpim oleh Elizabeth Mostofsky,
MPH, dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, USA dan
dipublikasikan dalam jurnal Neurology November 2010. Menemukan peningkatan
risiko stroke 2 kali lipat dalam waktu satu jam setelah minum secangkir kopi.
Risiko tertinggi terjadinya stroke iskemik ini terjadi pada satu jam setelah minum
kopi. Namun hal ini akan kembali pada kondisi awal dalam dalam jeda waktu 2
jam. Peneliti mengatakan kemungkinan adanya hubungan kausatif yang kuat
antara kejadian stroke dengan konsumsi kopi khususnya pada jam-jam awal.
Stroke terjadi dipicu oleh beberapa faktor resiko, semakin banyak factor resiko
yang dimiliki oleh penderita, maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya
stroke (Makmur, 2002).
Menkes mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 yang dipublikasikan
pada Desember 2008. Prevalensi stroke di Indonesia 8,3 per 1.000 penduduk.
3
Pada kelompok umur 45-54 tahun, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di
wilayah perkotaan Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000
penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe
Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8
per 1.000 penduduk) (Kompas, 2009).
Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, hipertensi, penyakit jantung
iskemik dan penyakit jantung lainnya, juga merupakan penyakit utama penyebab
kematian di Indonesia. Stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian utama semua usia di Indonesia (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2009).
Provinsi NAD merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia.
Minum kopi merupakan kebudayaan ataupun kebiasaan penduduk Aceh dalam
mengkonsumsi kopi merupakan suatu kebiasaan yang rutin dilakukan sehari-hari.
Bahkan hampir seluruh acara di masyarakat Aceh selalu diiringi dengan minum
kopi. Meminum kopi adalah hal yang lazim untuk kaumlelaki untuk berkumpul
dan minum kopi di kedai kopi yang mudah kita dapatkan di Aceh Barat atau di
Meulaboh khususnya. Hal ini biasa dilakukan pada pagi dan sore hari ataupun di
waktu senggang. Warung kopi menjadi wahana untuk berkomunikasi,
bersosialisasi, meningkatkan pergaulan hingga menambah relasi bisnis serta
membahas permasalahan dikehidupan sosial kemasyarakatan (Ogawa, 2010).
Menurut data Riskesdas tahun 2007 bahwa prevalensi penduduk di Aceh
usia 10 tahun keatas yang mengkonsumsi kafein sebesar 45,6%. Nilai ini berada
di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 36,5% (Depkes, 2008). Kopi mengandung
unsur kimia xantin yang mempunyai derivat kafein, teofilin dan teobromin.
4
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya (Andryhart, 2009).
Kafein dalam kopi merangsang kelenjar-kelenjar adrenal, yang dapat
meningkatkan salah satu faktor penyebab stres setelah 18 jam. Kafein pada kopi
sangat berpotensi meningkatkan tekanan darah serta detak jantung yang banyak
dilaporkan menjadi penyebab kebanyakan timbulnya rasa stres yang
berkepanjangan pada hari kerja. Efek ini biasanya masih akan terbawa sampai
malam hari menjelang waktu tidur. Meskipun masih menjadi suatu hal yang
kontroversial, para peneliti menemukan minum terlalu banyak kopi dapat
meningkatkan kemungkinan untuk terkena serangan jantung. Kopi mengandung
sebuah unsur yang disebut terpenoid, yang diketahui dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah arteri tersumbat dan
akibatnya pembuluh darah ini bekerja terlalu keras (Santoso,2011).
Di Aceh Barat khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh, menurut data Rekam Medis tahun 2011 pasien stroke mencapai 451
orang dan 62 orang atau sekitar 13.75% diantaranya meninggal dunia. Dan pada
tahun 2012 dari bulan Januari - september terdapat 370 pasien dan 10,5% atau
sekitar 39 orang meninggal.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil sebuah judul untuk
penulisan skripsi ini, dengan judul ”Hubungan Kebiasaan Minum Kopi Dengan
Kejadian Stroke Pada Pasien Yang Di Rawat Di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2013”
5
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di angkat pada penelitaian ini, yaitu apakah ada
hubungan kebiasaan minum kopi dengan kejadian stroke pada pasien yang di
rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kebiasaan minum kopi
dengan kejadian stroke pada pasien yang di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui hubungan jumlah kopi yang di konsumsi dalam sehari
dengan kejadian stroke.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang resiko
stroke dengan kebiasaan minum kopi
1.4.2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarakat tentang penyakit stroke.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kopi
2.1.1. Sejarah Kopi
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab قهوة qahwah yang berarti kekuatan,
karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah
kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan
kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie
segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Bermula di Afrika Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM, pendapat
lain mengatakan 850 M.
Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang
mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk
memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara
tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid seorang Abyssinia, mengamati
kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari
terbenam setelah memakan sejenis buah bery. Ia pun mencoba memasak dan
memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai
negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode
konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati
Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
7
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan
berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000
tahun (1000 SM) yang lalu. Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara
resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji
kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh
kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya. Bangsa Belanda adalah salah
satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616.
Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara
besar-besaran.
Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda
Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling
populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia
sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.
2.1.2. Kandungan Kopi
Kandungan kopi didominasi oleh senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal
yang memiliki sensasi rasa pahit. Friedrich Ferdinand Runge, kimiawan Jerman, yang
mengidentifikasi senyawa ini pada 1819. Ia memberi nama kafein untuk senyawa
yang bekerja menyerupai obat perangsang psikoaktif dan diure tik itu. Kandungan
kopi yang satu ini mendasari dilakukan penelitian-penelitian lain terhadap kopi.
Minuman berwarna hitam pekat ini bisa jadi merupakan minuman paling banyak
dikenal oleh masyarakat dunia. Rasanya yang pahit serta keharuman yang benar-
benar memikat selera menjadi alasan mengapa kopi memiliki usia yang cukup
panjang.
8
Menurut HarvardWomen’s Health, konsumsi kopi beberapa cangkir sehari
dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, pembentukan batu ginjal, kanker usus besar,
penyakit parkinson, kerusakan fungsi hati (sirosis), penyakit jantung serta
menghambat penurunan daya kognitif otak (dr. Salma, 2009).
2.1.3. Efek Negatif Kopi
1. Mengurangi kesuburan wanita.
Kalau anda minum kopi terlalu banyak itu akan bisa menganggu kesuburan
anda para wanita, terlebih jika dibarengi dengan konsumsi alkohol. Hal itu
berdasarkanReader’sDigestedisiDesember1994yangmengutip laporanpenelitian
yang di biayai The USA National Institute of Child Health and Human Development
dan The US Institute on Drug Abuse, disebutkan bahwa seorang wanita yang
mengonsumsi kafein sebesar 300 mg perharinya memiliki kesempatan hamil lebih
rendah sebesar 27% dibanding mereka yang terbebas dari kafein.
2. Meningkatkan resiko penyakit jantung
Berdasarkan kepada journal of neurology, neurosurgry and psychiatry tahun
2002 disebutkan bahwa minum kopi 5 gelas perhari dapat meningkatkan kadar
kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida yang dapat menyebabkan penyempitan lubang
pembuluh darah akibat dari endapan lemak dan akhirnya berisiko menyebabkan
serangan jantung dan stroke.
3. Berbahaya bagi penderita tekanan darah tinggi
Penderita hipertensi bisa dalam bahaya karena senyawa kafein yang
terkandung di dalam kopi dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dengan
tajam. Kafein menyebabkan mudah kaget, tangan gemetaran dan meningkatnya
9
tekanan darah. Kafein mempengaruhi pembuluh darah dengan cara mempersempit
pembuluh darah ke otak, akibatnya kerja jantung meningkat dan terjadilah hipertensi,
Rozanah (Widyatomo dan Mulato, 2004).
4. Bisa menyebabkan keguguran pada wanita hamil dan gangguan pada bayi saat
lahir.
Berdasarkan penelitian Sven Cnattingius dari Karolinska Institute, Swedia,
mengungkapkan bahwa seorang wanita yang mengonsumsi sebanyak 100 mg kafein
setiap harinya akan lebih mudah mengalami keguguran. Sedangkan berdasarkan
Penelitian rumah sakit Christchurch, Selandia baru mengungkapkan bahwa wanita
yang mengalami kecanduan terhadap kopi akan melahirkan bayi yang sulit bernafas
saat dilahirkan, selain itu kandungan kafein juga membuat bayi lemah, mudah
terserang infeksi, sehingga resiko kematian pada bayi bisa meningkat sebesar dua kali
lipat.
5. Kafein bisa menyebabkan keropos tulang.
Efek ini sebagian besar ditemukan pada wanita yang memasuki masa
menopause dengan konsumsi kafein tinggi. Sebagian besar penelitian menemukan
konsumsi kafein yang tidak berlebihan tidak mengakibatkan pengeroposan tulang.
6. Kafein bisa menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala,merasa
tegang dan cepat marah.
7. Kebiasaan minum kopi panas-panas juga bisa menyebabkan resiko terkena
kanker esophagus.
10
8. Kopi dapat meningkatkan produksi asam lambung
Bagi penderita maag sebaiknya sebisa mungkin hindari mengonsumsi
kopi. Kafein sebagai kandungan utama kopi bersifat stimulan yang mencandu.
Kafein mempengaruhi sistem kardiovaskuler seperti peningkatan detak jantung dan
tekanan darah. Dampak negatif itu muncul bila Anda mengkonsumsinya secara
berlebihan. Bagi kebanyakan orang, minum dua sampai tiga cangkir kopi tidak
memberikan dampak negatif. Meminum kopi dengan frekuensi lebih dari itu bisa
menimbulkan jantung berdebar-debar, sulit tidur, kepala pusing dan gangguan
lainnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang mengkonsumsi kopi agar tidak
mengantuk–misalnya karena kekurangan tidur– disarankan agar konsumsinya disebar
sepanjang hari. Riset mengenai hubungan konsumsi kopi dengan keguguran
kandungan tidak memberikan kesimpulan seragam. Tetapi, untuk amannya ibu hamil
disarankan tidak minum lebih dari satu cangkir kopi sehari.
2.2. Stroke
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal atau global, dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler (WHO, 2005).
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagian sel-sel otak mengalami
kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh
darah di otak. Aliran darah yang terhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan ke
otak juga terhenti, sehingga sebagian otak tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya (Utami P, 2009).
11
Stroke juga menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi
lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area perfusinya tidak adekuat,
dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau sensorik). Stroke biasanya
diakibatkan dari salah satu dari tempat kejadian yaitu trombosis (bekuan darah di
dalam pembuluh darah otak atau leher), embolisme serebral (bekuan darah atau
material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), iskemia (penurunan
aliran darah ke area otak) dan hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral
dengan peredaran ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak) (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Aliran darah berhubungan erat dengan tekanan darah, karena aliran darah
juga disebut curah jantung yang merupakan jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dalam satuan waktu tertentu. Seorang pasien stroke mungkin mengalami kelumpuhan
tangan, kaki, dan muka, semuanya pada salah satu sisi. Kelumpuhan tangan maupun
kaki pada pasien stroke akan mempengaruhi kontraksi otot. Berkurangnya kontraksi
otot disebabkan berkurangnya suplai darah ke otak belakang dan otak tengah,
sehingga dapat menghambat hantaran jaras-jaras utama antara otak dan medula
spinalis, dan secara total menyebabkan ketidakmampuan sensorik motorik yang
abnormal (Guyton & Hall, 1997).
Tekanan darah menggambarkan interaksi dari curah jantung, tekanan vaskular
perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri. Tekanan darah adalah
kekuatan yang dihasilkan aliran darah terhadap setiap satuan luas dari dinding
pembuluh darah.Aliran darah mengalir pada sistem sirkulasi karena perubahan
tekanan. Stroke mungkin menampakkan gejala, mungkin juga tidak (stroke tanpa
12
gejala disebut silent stroke), tergantung pada tempat dan ukuran kerusakan. Gejala
stroke dapat bersifat fisik, psikologis, dan/atau perilaku. Gejala paling khas adalah
paralisis, kelemahan, hilangnya sensasi di wajah, lengan, atau tungkai di salah satu
sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami (tanpa gangguan pendengaran),
kesulitan menelan, dan hilangnya sebagian di satu sisi. Hampir 80 % pasien
mengalami penurunan parsial dan kekuatan lengan atau tungkai di salah satu sisi
tubuh (kelumpuhan parsial dan paralisis). Kemudian disusul 30 % mengalami cacat
sendi dan kontraktur dalam tahun pertama setelah stroke (Valery Feigin, 2004).
Berkurangnya suplai darah pada pasien stroke salah satunya diakibatkan oleh
arteriosklerosis. Dinding pembuluh akan kehilangan elastisitas dan sulit berdistensi
sehingga digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak dapat meregang dengan baik.
Dengan menurunnya elastisitas terdapat tahanan yang lebih besar pada aliran darah
(Potrer & Perry, 2005).
Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak. Biasanya terjadi
karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak. Hal ini disebabkan gangguan
aliran darah pada pembuluh darah otak, mungkin karena aliran yang terlalu perlahan,
atau karena aliran yang terlalu kencang sehingga pecah (perdarahan), akhirnya sel-sel
otak yang diurus oleh pembuluh darah tersebut mati ( Yatim, 2005 ).
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi
susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh
yang lain dari itu (Eureka, 2009). Penyakit stroke merupakan kelainan otak akibat
proses patologi pada sistem pembuluh darah otak. Proses ini dapat berupa
penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli, pecahnya dinding
13
pembuluh darah otak,perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri (Rhezvolution Corner, 2009).
2.2.1. Klasifikasi Stroke
1. Stroke Iskemik
Menurut Listiono (1998), stroke non hemoragik merupakan penyakit
serebrovaskular yang dapat disebabkan karena aterosklerosis (trombosis) dan
penyakit jantung (emboli) yang dicetuskan oleh adanya faktor predisposisi hipertensi.
Menurut Prof. S.M. Lumbantobing, ahli saraf pada fakultas kedokteran UI (2001),
stroke iskemik secara patofisiologis adalah kematian jaringan otak karena pasokan
darah yang tidak mencukupi. Stroke iskemik disebabkan penggumpalan darah.
Penyebab utamanya adalah aterosklerosis pembuluh darah dileher dan kepala.
1) Klasifikasi Stroke Iskemik
Stroke iskemik terdiri dari :
a. Stroke Iskemik Trombotik: Stroke jenis ini terjadi karena adanya
penggumpalan pada pembuluh darah ke otak. Ini terkait dengan
hipertensi dan merupakan indikator penyakit ateroklerosis.
b. Stroke Iskemik Embolik: terjadi tidak dipembuluh darah otak,
melainkan ditempat lain, seperti jantung. Penggumpalan darah terjadi
dijantung, sehingga darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke
otak.
c. TIA (Transient Ischemic Attack): serangan iskemik sementara.
Gejalanya mirip stroke, tapi hanya terjadi dalam beberapa menit. Tidak
sampai berjam- jam. Gejalanya antara lain : wajah pucat, tangan atau
14
kaki – kanan atau kiri- lumpuh. Vertigo (sakit kepala)juga menjadi
salah satu gejala, juga disfagia (sulit menelan), lemahnya kedua kaki,
mual, dan ataksia (jalan sempoyongan). Lalu pasien juga tak bisa
berbicara atau memahami apa yang orang bicarakan, kesulitan melihat
dengan satu atau kedua mata, serta hilangnya keseimbangan dan
koordinasi.
2) Patofisiologi Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80%
stroke adalah stroke Iskemik. Penyumbatan dapat terjadi karena
penumpukan timbunan lemak yang mengandung koleserol (plak) dalam
pembuluh darah besar (ateri karotis) atau pembuluh darah sedang (arteri
serebri) atau pembuluh darah kecil.
Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar
sehingga aliran darah tidak lancar, mirip aliran air yang terhalang oleh
batu. Darah yang kental akan tertahan dan menggumpal (trombosis),
sehingga alirannya menjadi semakin lambat. Akibatnya otak akan
mengalami kekurangan pasokan oksigen. Jika kelambatan pasokan ini
berlarut, sel-sel jaringan otak akan mati. Tidak heran ketika bangun tidur,
korban stroke akan merasa sebelah badannya kesemutan. Jika berlajut akan
menyebabkan kelumpuhan.
Penyumbatan aliran darah biasanya diawali dari luka kecil dalam
pembuluh darah yang disebabkan oleh situasi tekanan darah tinggi,
15
merokok atau arena konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak.
Seringkali daerah yang terluka kemudian tertutup oleh endapan yang kaya
kolesterol (plak). Gumpalan plak inilah yang menyumbat dan
mempersempit jalanya aliran darah yang berfungsi mengantar pasokan
oksigen dan nutrisi yang diperlukan otak (Muttaqin, 2008).
3) Etiologi Stroke Iskemik
Menurut Smeltzer (2001) stroke non hemoragik biasanya
diakibatkan oleh :
a. Trombosis serebral
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral
adalah penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab
paling umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi.
Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat
mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa
mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari hemoragik
intraserebral atau embolisme serebral. Secara umum, trombosis
serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara
sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat
mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
b. Embolisme serebral
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau
cabang-cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan
hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia
16
atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau
pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral.
c. Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama
karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
2. Stroke Hemoragik
Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah diotakatau pembuluh
darah otak bocor. Ini bisa terjadi karena tekanan darah ke otak tiba-tiba meninggi,
sehingga menekan pembuluh darah.Suatu gangguan peredaran darah otak yang
ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid.
Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala
fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008)
1) Klasifikasi Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terdiri dari :
a. Stroke Hemoragik Intraserebral
Pada kasus ini, sebagian besarorang yang mengalaminya bisa
menderita lumpuh dan susah diobati. Pada stroke jenis ini pendarahan
terjadi didalam otak. Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang
otak, dan otakbesar. Jika yang terkena di daerah talamus, sering
penderitanya sulit dapat ditolong meskipun dilakukan tindakan operatif
untuk mengevakuasi perdarahannya.
b. Stroke Hemoragik Subaraknoid
Memiliki kesamaan dengan stroke hemoragik intraserebral. Yang
membedakannya, stroke ini dipembuluh darah diluar otak, tapi masih di
17
daerah kepala, sepertidi selaput otak bagian bawah otak. Maski tidak di
dalam otak, perdarahan itu bisa menekan otak. Hal ini terjadi akibat adanya
aneurisma yang pecah atau AVM (arteriovenous malformation).
2) Patofisiologi Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh darah di dalam otak pecah.
Otak sangat sensitif terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan
sangat cepat. Perdarahan di dalam otak dapat mengganggu jaringan otak,
sehinga menyebabkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah massa
yang disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak
dan menekan tulang tengkorak.
Stroke hemoragik secara umum disebabkan oleh perdarahan
intraserebral dan perdarahan subaraknoid. Faktor risiko yang paling penting
untuk terjadi perdarahan intraserebral adalah usia dan hipertensi. Seiring
dengan penuaan menyebabkan degenerasi pembuluh darah di otak yang
berisiko untuk ruptur. Gejala neurologik yang timbul karena ekstravasasi
darah ke jaringan otak yang menyebabkan nekrosis. Proses resolusi hematoma
terjadi 4-8 minggu dan akhirnya meninggalkan sisa berupa kavitas kista.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peninggian tekanan intrakranial dan
menyebabkan penurunan tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase
otak.
Pada perdarahan subaraknoid, iritasi meningen oleh darah
mengakibatkan nyeri kepala mendadak yang sangat berat disertai fotofobia,
mual, muntah dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda kering).
18
Darah yang masuk ke ruang subaraknoid dapat menyebabkan komplikasi
hidrosefalus karena gangguan absorpsi cairan otak. Pada perdarahan yang
lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan gangguan
kesadaran, edema papil, dan perdarahan retina. Peningkatan tekanan
intrakranial juga menyebabkan gejala sistemik seperti bradikardi dan
hipertensi. Tanda neurologis fokal dapat terjadi akibat efek iritasi darah
bersamaan dengan iskemia. Apabila terjadi kerusakan hipotalmus maka akan
terjadi demam. Dalam 46 jam, darah dan plasma yang mengelilingi otak
menyebabkan gangguan saluran darah otak,edema vasogenik dan sitotoksik,
kerusakan neuronal dan nekrosis jaringan.
2.2.2. Gejala
1.Pusing
Terjadi akibat pergantian ukuran pembuluh darah dan sumbatan
oleh bekuan sehingga suplai darah berkurang.
2.Kejang
Diakibatkan tidak mencukupinya volume darah dan oksigen yang
dibutuhkan oleh otak.
3. Gangguan penglihatan
Gangguan gerak bola mata, dapat berupa mata melirik kearah satu
sisi, mengeluh penglihatan rangkap/dobel, mengeluh benda yang dilihatnya
bergerak serta naik turun.
4.Gangguan bicara yang bersifat sementara
5.Lumpuh/paresis pada satu sisi tubuh
19
6.Parestesis (gangguan rasa pada kulit berupa kesemutan)
2.2.3. Patofisiologi
Menurut Prof. S.M. Lumbantobing, ahli saraf pada fakultas kedokteran UI
(2001). Infark regional kortikal, subkortikal ataupun infark regional di batang
otakterjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri tidak/kurang mendapatjatah darah
lagi. Jatah darah tidak disampaikan ke daerah tersebut. Lesiayang terjadi dinamakan
infark iskemik jika arteri tersumbat dan infar khemoragik jika arteri pecah.
2.3. Faktor-Faktor Penyebab
Banyak kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan stroke, tetapi pada
awalnya adalah dari pengerasan arteri atau yang disebut juga sebagai arteriosklerosis.
Karena arteriosklerosis merupakan gaya hidup modernyang penuh stress, pola makan
tinggi lemak, dan kurang berolahraga. Faktor resiko stroke adalah kelainan atau
kondisi yang membuat seseorang rentan terhadap serangan stroke. Menurut Junaidi
(2004), faktor resiko stroke umumnya dibagi 2 golongan besar yaitu antara lain :
2.3.1. Faktor Risiko Tidak Terkendali
1. Usia
Semakin bertambah tua usia, semakin tinggi risikonya. Setelah berusia
55 tahun, risikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun. Dua
pertiga dari semua serangan stroke terjadi pada orang yang berusia di atas
65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa stroke hanya terjadi pada orang
lanjut usia karena stroke dapat menyerang semua kelompok umur.
20
2. Jenis kelamin
Pria lebih berisiko terkena stroke daripada wanita, tetapi penelitian
menyimpulkan bahwa justru lebih banyak wanita yang meninggal karena
stroke. Risiko stroke pria 1,25 lebih tinggi daripada wanita, tetapi serangan
stroke pada pria terjadi di usia lebih muda sehingga tingkat kelangsungan
hidup juga lebih tinggi. Dengan perkataan lain, walau lebih jarang terkena
stroke, pada umumnya wanita terserang pada usia lebih tua, sehingga
kemungkinan meninggal lebih besar.
Laki- laki lebih beresiko dibandingkan dengan wanita dengan
perbandingan 3:2. Pada laki- laki cenderung mengalami stroke iskemik
sedangkan wanita lebih sering menderita haemoragik dan kematiannya dua
kali lipat di bandingkan dengan laki- laki.
3. Keturunan-sejarah stroke dalam keluarga
Nampaknya, stroke terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang
sangat berperan antara lain adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
diabetes dan cacat pada bentuk pembuluh darah. Gaya hidup dan pola suatu
keluarga juga dapat mendukung risiko stroke. Cacat pada bentuk pembuluh
darah (cadasil) mungkin merupakan faktor genetik yang paling berpengaruh
dibandingkan faktor risiko stroke yang lain.
4. Ras dan etnik
Ras dari suku bangsa Afrika/ Negro, Jepang dan Cina lebih sering
terserang stroke. Di negara Indonesia, suku aceh batak dan padang lebih
sering menderita penyakit stroke daripada suku lainnya.
21
2.3.2. Faktor Risiko Terkendali
1. Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang
menyebabkan pengerasan dan penyumbatan arteri. Hipertensi merupakan
faktor resiko stroke yang potensial. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya
maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak
pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak
menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan
mengalami kematian. Dari berbagai penelitian diperoleh bukti yang jelas
bahwa pengendalian hipertensi baik sistolik, diastolik maupun keduanya
menurunkan angka kejadian stroke (Harsono, 2005).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi adalah
usia, jenis pekerjaan, jenis kelamin, faktor sosial ekonomi, sosial budaya,
suku bangsa, konsumsi garam, konsumsi kopi, merokok, status gizi,
penggunaan alat kontrasepsi hormonal (pil KB, suntik, implant) dan lain- lain
(Sigarlaki, 2000).
2. Penyakit Jantung
Setelah hipertensi, faktor risiko berikutnya adalah penyakit jantung,
terutama penyakit yang disebut atrial fibrilation, yakni penyakit jantung
dengan denyut jantung yang tidak teratur di bilik kiri atas. Denyut jantung di
atrium kiri ini mencapai empat kali lebih cepat dibandingkan di bagian-bagian
lain jantung. Ini menyebabkan aliran darah menjadi tidak teratur dan secara
insidentil terjadi pembentukan gumpalan darah. Gumpalan-gumpalan inilah
22
yang kemudian dapat mencapai otak dan menyebabkan stroke. Pada orang-
orang berusia di atas 80 tahun, atrial fibrilation merupakan penyebab utama
kematian pada satu di antara empat kasus stroke. Faktor lain dapat terjadi pada
pelaksanaan operasi jantung yang berupaya memperbaiki cacat bentuk jantung
atau penyakit jantung. Tanpa diduga, plak dapat terlepas dari dinding aorta
(batang nadi jantung), lalu hanyut mengikuti aliran darah ke leher dan ke otak
yang kemudian menyebabkan stroke.
3. Diabetes
Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali lipat terkena stroke dan
mencapai tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Setelah itu, risiko tersebut
akan menurun. Namun, ada factor penyebab lain yang dapat memperbesar
risiko stroke karena sekitar 40 persen penderita diabetes pada umumnya juga
mengidap hipertensi.
4. Kadar kolesterol darah
Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya lemak jenuh dan
kolesterol seperti daging, telur, dan produk susu dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam tubuh dan berpengaruh pada risiko aterosklerosis dan
penebalan pembuluh. Kadar kolesterol di bawah 200 mg/dl dianggap aman,
sedangkan di atas 240 mg/dl sudah berbahaya dan menempatkan seseorang
pada risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Memperbaiki tingkat
kolesterol dengan menu makan yang sehat dan olahraga yang teratur dapat
menurunkan risiko aterosklerosis dan stroke. Dalam kasus tertentu, dokter
dapat memberikan obat untuk menurunkan kolesterol.
23
5. Merokok
Merokok merupakan faktor risiko stroke yang sebenarnya paling
mudah diubah. Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan
perokok ringan. Merokok hampir melipatgandakan risiko stroke iskemik,
terlepas dari faktor risiko yang lain, dan dapat juga meningkatkan risiko
subaraknoid hemoragik hingga 3,5 persen. Merokok adalah penyebab nyata
kejadian stroke, yang lebih banyak terjadi pada usia dewasa muda ketimbang
usia tengah baya atau lebih tua. Sesungguhnya, risiko stroke menurun dengan
seketika setelah berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun
setelah berhenti merokok. Perlu diketahui bahwa merokok memicu produksi
fibrinogen (faktor penggumpal darah) lebih banyak sehingga merangsang
timbulnya aterosklerosis.Pada pasien perokok, kerusakan yang diakibatkan
stroke jauh lebih parah karena dinding bagian dalam (endothelial) pada sistem
pembuluh darah otak (serebrovaskular) biasanya sudah menjadi lemah.Ini
menyebabkan kerusakan yang lebih besar lagi pada otak sebagai akibat bila
terjadi stroke tahap kedua.
6. Alkohol berlebih
Secara umum, peningkatan konsumsi alkohol meningkatkan tekanan
darah sehingga memperbesar risiko stroke, baik yang iskemik maupun
hemoragik. Tetapi, konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat mengurangi
daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya asnirin. Dengan
demikian, konsumsi alkohol yang cukup justru dianggap dapat melindungi
24
tubuh dari bahaya stroke iskemik. Pada edisi 18 November, 2000 dari The
New England Journal of Medicine, dilaporkan bahwa Physicians Health Study
memantau 22.000 pria yang selama rata-rata 12 tahun mengkonsumsi alcohol
satu kali sehari. Ternyata, hasilnya menunjukkan adanya penurunan risiko
stroke secara menyeluruh. Klaus Berger M.D.dari Brigham and Women’s
Hospital di Boston beserta rekan-rekan juga menemukan bahwa manfaat ini
masih terlihat pada konsumsi seminggu satu minuman. Walaupun demikian,
disiplin menggunakan manfaat alkohol dalam konsumsi cukup sulit
dikendalikan dan efek samping alkohol justru lebih berbahaya. Lagipula,
penelitian lain menyimpulkan bahwa konsumsi alkohol secara berlebihan
dapat mempengaruhi jumlah platelet sehingga mempengaruhi kekentalan dan
penggumpalan darah, yang menjurus ke pendarahan di otak serta
memperbesar risiko stroke iskemik.
7. Obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan senyawa
olahannya dapat menyebabkan stroke, di samping memicu faktor risiko yang
lain seperti hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah.
Kokain juga meyebabkan gangguan denyut jantung (arrythmias) atau denyut
jantung jadi lebih cepat. Masing-masing menyebabkan pembentukan
gumpalan darah. Marijuana mengurangi tekanan darah dan bila berinteraksi
dengan faktor risiko lain, seperti hipertensi dan merokok, akan menyebabkan
tekanan darah naik turun dengan cepat. Keadaan ini pun punya potensi
merusak pembuluh darah.
25
8. Cedera kepala dan leher
Cedera pada kepala atau cedera otak traumatik dapat menyebabkan
pendarahan di dalam otak dan menyebabkan kerusakan yang sama seperti
pada stroke hemoragik. Cedera pada leher, bila terkait dengan robeknya
tulang punggung atau pembuluh karotid akibat peregangan atau pemutaran
leher secara berlebihan atau adanya tekanan pada pembuluh merupakan
penyebab stroke yang cukup berperan, terutama pada orang dewasa usia
muda.
9. Infeksi
Infeksi virus maupun bakteri dapat bergabung dengan factor risiko lain
dan membentuk risiko terjadinya stroke. Secara alami, sistem kekebalan tubuh
biasanya melakukan perlawananan terhadap infeksi dalam bentuk
meningkatkan peradangan dan sifat penangkalan infeksi pada darah.
Sayangnya, reaksi kekebalan ini juga meningkatkan faktor penggumpalan
dalam darah yang memicu risiko stroke embolik- iskemik (Yuli
Saraswati,2008 ).
2.3.3. Penatalaksanaan
1. Stroke embolik dapat diterapi dengan antikoagulan
2. Stroke hemoragik diobati dengan penekanan pada penghentian perdarahan
dan pencegahan kekambuhan mungkin diperlukan tindakan bedah.
26
3. Semua stroke diterapi dengan tirah baring dan penurunan rangsangan
eksternal untuk mengurangi kebutuhan oksigen serebrum, dapat di lakukan
tindakan-tindakan untuk menurunkan tekanan dan edema intraktanium.
2.3.4. Terapi Diet
Penyakit stroke berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi
sehari-hari. Walaupun sebagian orang merasa khawatir akan kadar kolesterol
penderita, namun permasalahan utama yang dihadapi seseorang dengan cacat
jasmaniah adalah peningkatan berat badan akibatkurang gerak. Disini terjadi suatu
lingkaran setan, dimana kenaikan beratbadan membuat penderita akan semakin tidak
dapat bergerak dan menaikkan berat badan lagi akan membuat penderita semakin
tidak dapatbergerak lagi dan seterusnya ( Utami P, 2009 ).
Untuk mencegah hal-hal diatas maka terapi diet yang tepat perlu diberikan.
Adapun terapi diet yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan makanan yang cukup nilai gizi untuk mencegah timbulnya
stroke ulang.
2. Memberikan makanan yang cukup nilai gizi untuk membantu
mempercepat pemulihan kondisi.
3. Memberikan makanan yang disesuaikan dengan faktor resiko penyebab
stroke.
4. Membantu menurunkan tekanan darah.
5. Membatasi kolesterol dan lemak, untuk menurunkan kandungan
kolesterol/lemak dalam darah.
6. Mencegah atau memperlambat komplikasi lebih lanjut.
27
2.4. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian diatas, maka dibuatlah kerangka teoritis sebagai berikut :
Gambar: 2.1. kerangka Teori
2.5. Kerangka Konsep
Berdasarkan kkerangka teori di atas bahwa kejadian stroke terjadi oleh
beberapa faktor maka penulis mengambil kerangka konsep sebagai berikut :
Factor terkendali
- Hipertensi
- Penyakit Jantung
- Diabetes
- Kadar kolesterol darah
- Merokok
- Alkohol berlebihan
- Obat-obatan terlarang
- Cedera kepala dan leher
- Infeksi
Faktor tidak terkendali
- Usia
- Jenis kelamin
- keturunan
- Ras dan etnik
Konsumsi Kopi STROKE
28
Variabel IndependenVariabel Dependen
Gambar: 2.2. kerangka konsep
2.6. Hipotesis Penelitian
1. Tidak ada hubungan jumlah kopi yang di konsumsi dalam sehari terhadap
kejadian stroke pada pasien yang di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Stroke iskemik
Jumlah
Konsumsi Kopi
29
BAB 3
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Analitik dengan
rancangan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek sehingga mengetahui hubungan
kebiasaan minum kopi dengan kejadian stroke pada pasien yang di rawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh pada 13 Juni sampai 21 Agustus tahun 2013.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien stroke iskemik yang
pernah dirawat ataupun yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh yaitu yang berjumlah 331 orang tahun 2013.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan
diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).
Untuk mendapatkan besarnya sampel pada penelitian ini dengan cara
menggunakanan rumus :
30
2)(1 dN
Nn
2)1,0(3311
331n
n = 76,7 = 77
Keterangan:
n = besarnya sampel
N = total populasi
d = derajat kebebasan = 10 % = 0,1
Dari hasil tersebut maka diperoleh sampel sebanyak 77 orang dari
331populasi berdasarkan data jumlah pasien stroke yang diperoleh dari data Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh. Teknik pengambilan
sampelmenggunakan Acidental sampling, yaitu pengambilan sampel yang kebetulan
sedang berada atau pasien stroke yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh (Notoatmodjo,2005).
3.4.Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dilokasi penelitian melalui wawancara
menggunakan kuesioner kepada responden.
3.4.2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari gambaran umum rekam medis tentang pasien stroke
yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan
referensi-referensi perpustakaan yang ada hubungan dengan penelitian serta
literature- literatur lainnya.
31
3.5. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No Variabel Kerterangan
VariabelIndependen
1 Jumlah Konsumsi Kopi Defenisi Banyaknya kopi yang di konsumsi
perhari. Cara ukur Wawancara Alat ukur Kuesioner
Hasil ukur 1.Ringan 2. Berat
Skala Ukur Ordinal Variabel Dependen
3 Strokeiskemik Defenisi Suatu kondisi dimanaadanya gangguan fungsional otak fokal
maupun global akut, berasal dari gangguan alirandarahotak.
Cara ukur Observasi
Alat ukur Data Pasien Hasil ukur 1.Ringan
2. Berat Skala Ukur Ordinal
3.6. Aspek Pengukuran Variabel
Berdasarkan skala pengukuran tersebut diatas, maka pengukurannya dapat
dilakukan sebagai berikut :
3.6.1. Variable Independen
Aspek pengukuran variabel bebas (independen) ini adalah menggunakan skala
Guttman (Riduan, 2008).Jika jawaban (Ya) diberi nilai 1 dan jawaban (Tidak) diberi
nilai 0 dari tiap pertanyaan dalam kuesioner.
1. Jumlah konsumsi kopi pada pasien stroke:
a. Ringan apabila < 3 cangkir.
32
b. Berat apabila ≥ 3 cangkir perhari
3.6.2. Variable Dependen
Pengukuran variabel dependen yaitu dengan melihat data pasien stroke
iskemik.
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau per
variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005).
Analisis ini dilakukan untuk melihat gambaran kejadian stroke pada pasien
yang di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel dependen
dan sebuah variabel independen yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2005). Dilakukan untuk melihat hubungan kebiasaan minum kopi
dengan kejadian stroke pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh.Data yang sudah diolah dilakukan uji chi squara (x2) chi
square (X2) dengan memakai nilai α = 0,05. Dasar pengambilan hipotesis penelitian
berdasarkan tingkat signifikan ( nilai p ), yaitu :
a. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian di tolak atau dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan kebiasaan minum kopi terhadap kejadian stroke pada
pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima atau dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara melihat hubungan kebiasaan minum kopi
33
dengan kejadian stroke pada pasien yang di rawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Karena data berbentuk katagorik maka untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel independen dan dependen digunakan analisis statistk Uji Chi-square
dengan memakai nilai alpha 0,05. Jika ada sel yang memiliki harapan kurang sama
dengan 5, maka digunakan fisher exact test (Notoatmodjo. 2005).
Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :
1. Bila 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
2. Bila table 2x2 dan nilai E>5, maka uji yang dipakai sebaliknya Contiuty
Correction
3. Bila table lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan uji
Pearson Chi Square
Untuk memperoleh hubungan yang bermakna pada variabel penelitian ini
digunakan perangkat komputer dalam menganalisis Uji Chi-square.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berada di Desa
Drien Rampak Kecamatan Johan Pahlawan, awalnya dibangun pada Tahun 1968
di atas tanah seluas 2,8 Ha dan melakukan aktifitasnya sebagai Rumah Sakit
Daerah Tipe D pada Tahun 1971. Pada Tahun 1983, pemerintah Daerah beserta
penegalola Rumah Sakit mengajukan usulan untuk peningkatan status menjadi
Rumah Sakit Daerah Tipe C.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 233/SK/MENKES/VI/1985, tanggal 11 Juni 1985 maka berubahlah
status Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh menjadi Rumah Sakit Tipe C.
Status ini diperkuat dengan peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1985, oleh
karenanya sejak saat itu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Barat ini
juga menjadi Rumah Sakit Rujukan untuk Daerah Pantai Barat Selatan Aceh.
Pada Tahun 2002 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17, secara
institusi Rumah Sakit Umum Daerah cut Nyak Dhien Meulaboh ditetapkan
menjadi Badan Pengelola RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Namun pada Tahun
2008 melaui Qanun Nomor 4 Tahun 2008 dirubah lagi menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien dengan Eselonering setingkat kantor ( Eselon III)
dan merupakan Lembaga Teknis Daerah yang memeberikan Pelayanan Kesehatan
kepada masyarakat, Pusat Rujukan dan Pendidikan Medis. Dan pada Tahun 2009,
35
Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor : HK.07.06/III/2043/09 tentang pemberian izin penyelenggaraan Rumah
Sakit Umum Daerah dengan nama “ Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh “ Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggro Aceh
Darussalam.
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang terletak
persih di tengah Kota Meulaboh mempunyai prospek yang sangat cukup baik
dalam pelayanan kesehatan yang berorientasi sosisal dan bisnis.Apalagi ada
wacana untuk peningkatan status menjadi Tipe B dan merupakan Rumah Sakit
Rujukan untuk Daerah pantai Barat-Selatan Provinsi Aceh. Usaha untuk
peningkatan kualitas pelayanan dan status Rumah Sakit terus diupayakan tetapi
masih berjalan lambat di tengah persaingan dimana Kabupaten lain juga
melakukan hal yang sama yaitu melakukan perubahan sistem pengolaan Rumah
Sakit menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
1. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat
a. Visi
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
merupakan Intitusi Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Kabupaten
Aceh Barat, dimana dalam melaksanakan kegitannya wajib mengemban
visi dan misi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Pemerintah Daerah
baik provinsi maupun Kabupaten. Sebagai suatu Intitusi yang
melaksanakan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan
36
(UKP) maka Visi Rumah Sakit harus dapat mengakomodir upaya-
upaya Kesehatan yaang termasuk kedalam UKP.
Dengan tetap memperhatikan visi-visi Skala Nasional, Provinsi,
maupun Kabupaten maka ditetapkanlah Visi Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat sebagi
berikut:“Menjadi Rumah Sakit Terbaik di Provinsi NAD Tahun
2013”
b. Misi
Agar upaya pencapaian visi tersebut dapat terlaksana, maka
ditetapkan misi yang merupakan serangkaian kewajiban dan harus
dipedomani dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Misi yang telah
dirumuskan dari Visi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Melaboh Kabupaten Aceh Barat adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat
b. Mengembangkan, motivasi dan menghargai karyawan berdasarkan
keadaan serta menyediakan kondisi lingkungan kerja yang
bersahabat
c. Melakukan pengelolaan limbah Rumah Sakit yang ramah
lingkungan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari 13 Juni sampai 21
Agustus tahun 2013 pada 77 pasien mengenai, Hubungan Kebiasaan Minum
Kopi Dengan Kejadian Stroke Pada Pasien Yang Di Rawat Di Rumah Sakit
37
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Adapun hasil penelitian adalah
sebagai berikut:
4.2. Analisis Univariat
4.2.1. Jumlah Komsumsi Kopi
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Konsumsi
Kopi Dengan Kejadian Stroke Pada Pasien Yang Di Rawat Di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
No Jumlah konsumsi kopi Frekuensi %
1 Ringan 53 68,8
2 Berat 24 31,2
Total 77 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 4.1 dari 77 responden terlihat bahwa 53 orang atau 68,8%
Pasien yang mengkonsumsi kopi ringan.
4.2.3. Stroke
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stroke Iskemik Pada
Pasien Yang Di Rawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh
No Stroke iskemik Frekuensi %
1 Ringan 40 51,9
2 Berat 37 48,1
Total 77 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 4.2 dari 77 responden di dapat bahwa 40 orang atau
sebanyak 51,9% Pasien yang mengalami stroke iskemik ringan.
38
4.3. Analisis bivariat
4.3.1. Hubungan Jumlah Konsumsi Kopi dengan Stroke
Tabel 4.3. Hubungan Jumlah Konsumsi Kopi Dengan Stroke Pada Pasien
Yang Di Rawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Hasil analisa statistic dengan menggunakan uji chi-square pada derajat
kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tingkat Jumlah konsumsi kopi dengan stroke
menujukkan nilai p value = 0,000 atau p = < 0,05, maka artinya bahwa ada
Hubungan antara jumlah komsumsi kopi dengan strokepada pasien yang Di Rawat
Di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh. Jika dilihat dari odds
ratio (OR) yaitu sebesar 0,094 Sehingga dapat di simpulkan bahwa peluang yang
untuk terjadi stroke iskemik sangat kecil.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Hubungan Jumlah Konsumsi Kopi dengan Stroke
Dari hasil analisa tabel silang diketahui tingkat jumlah konsumsi kopi
dengan stroke menujukkan nilai p value = 0,000 atau p = < 0,05, maka artinya
bahwa ada hubungan antara jumlah konsumsi kopi dengan stroke pada pasien di
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien.
D’Elia dan koleganya melakukan analisis terhadap penelitian-penelitian
prospektif, termasuk diantaranya jumlah minimal konsumsi kopi dan risiko stroke
pada populasi umum. Penelitian yang dikumpulkan mulai dari tahun 1966 sampai
Jumlah
Konsumsi kopi
Stroke Iskemik
Total
p
OR Ringan Berat
N % n % n %
Ringan 17 32,1 36 67,9 53 100 0,000 0,094
Berat 20 83,3 4 16,7 24 100
Jumlah 37 48,1 40 51,9 77 100
39
2011 dan mayoritas dilaksanakan di akhir tahun 2000-an termasuk penelitian
terbaru dari Swedia dan Belanda. Bila dalam sehari minum 1,360 g kopi kasar
(sekitar 6-7 cangkir), diperkirakan resiko untuk terkena serangan jantung atau
stroke naik 10%. Selain itu kadar vitamin B6 bisa berkurang sampai 21%. Atas
dasar itu alangkah baiknya tidak minum kopi, khususnya bagi mereka yang
beresiko tinggi penyakit jantung. Kalaupun harus minum kopi, untuk kita
sebaiknya hanya 1-3 cangkir sehari (standar untuk orang eropa 3-5 cangkir).
Dalam penelitin ini penulas berpendapat bahwa pengkonsumsi kopi dapat
meningkatkan resiko terjadinya stroke iskemik, di sebabkan oleh denyut jantung
yang meningkat beberapa saat setelah mengkonsumsi segelas kopi, yang dapat
terjadinya aliran darah ke otak tidak stabil akibatnya kerja jantung yang
meningkat sehingga kapasitas pembuluh darah bertambah dan akan beresiko
terjadinya penyumbatan didalam Alteri.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analitik seperti yang diuraikan
pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan sebagai berikut :
1. Persentase Stroke iskemik dengan jumlah konsumsi kopi yang berat
adalah sebesar 31.2%, dan yang ringan adalah sebesar 68,8%.
2. Hasil uji bivariat menunjukkan ada hubungan antara sroke dengan jumlah
komsumsi kopi pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh. Jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar
0,094 yang berarti bahwa peluang untuk terjadi stroke iskemik sangat
kecil.
5.2 SARAN
1. Diharapkan kepada dokter spesialis saraf untukmemberi arahan kepada
keluarga pasien agar tidak mengkomsumsi kopi lagi.
2. Diharapkan kepada penderita stroke agar tidak memgkomsumsi kopi dan
menyampaikan kepada saudara atau masyarakat untuk menghidari
mengkomsumsi kopi yang berlebihan.
3. Bagi peneliti lain mengadakan penelitian lebih lanjud mengenai Hubungan
kebiasaan minum kopi terhadap kejadian stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Manfaat dan Bahaya Kandungan Kaffein dalam Kopi.Di unduh
tanggal 10 Maret
Departemen Kesehatan republic Indonesia. (2007) Laporan Hasil Riset kesehatan
dasar: http://www.fik.ui.ac.id.diunduh 1 Maret 2013.
Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9.Jakarta
:EGC
Harsono.2005.buku ajar Neurologis klinis, cetakan ketiga.Penerbit ;Gajah Mada
University Press.
Harsono.2005. Kapita Selekta Neurologi ed.2.Jogjakarta : Gadjah MadaUniversity
Press
http://majalahkesehatan.com/apakah-kopi-berbahaya-bagi-pasien-jantung. di
unduh 27februari 2013.
http://www.majalahterbaru.com/#ixzz2MkYqFIzG. Di unduh tanggal 06 maret
2013.
http://www.yastroki.or.id/berita.php di unduh 2 Maret 2013
http://www.anneahira.com/kandungan-kopi.htm di unduh 13 April 13, 2013
kesehatan/ diunduh 6 mei 2013.
Kompas. . 2009 .Perawatan Pasien Stroke Di Rumah.Di unduh pada tanggal 2
April 2013
Lawren, M. et, al (2009). A summary of the guidance relating to four lifestyle risk
factors forrecurrent stroke. http//www.cinahl.com, di unduh tanggal 17
februari, 20013.
Lawrence WKS,Caplan LR, Jong KS.2009. Stroke Mecanism.In: Intracranial
Atherosclerosis.Singapore: Blackwell Publishing Ltd
Leys, E.et al (2007) American journal of clinical
nutrition.http://majalahkesehatan.com/manfaat-kopi-bagi-kesehatan/Di
unduh tanggal 06 maret2013
Lumbantobing S. 2001. Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta: FK-
UI.
Makmur, T, Anwar, Y., & Nasution, D. (2002).Gambaran Stroke Berulang di RS
H. Adam Malik Medan. Nusantara.Di unduh pada tanggal 5 Maret 2013
Mansjoer.A. (2000).Kapita slekta kedokteran. Edisi III Jakarta: Media
Aeusculapius.
Ogawa M et al. 2010. Evaluation coffe of indonesin produck .J. Trop. Med. Public
Health.
Pinzon R. 2009.Melanjutkan Hidup Pasca Stroke.Di unduh pada tanggal 27 Maret
2013
Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing: concepts, processand
practice. Alih bahasa: Yasmin, A.,dkk. Jakarta:EGC.
Sigarlaki, Herke J.O. 2006. Karakteristik dan Faktor Yang Berhubungan Dengan
Hipertensi Di Desa Bocor, Kecamatan Bulas Pasantren, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah 2006. FK UKI. Di unduh pada tanggal 2 April
2013
Sigarlaki, Herke J. O. 2000.Metodeologi penelitian kedokteran dan kesehatan,
Ed.2. Jakarta: Infomedika
Utami, P. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Stroke.Jakarta : Agromedia Pustaka.
Widyotomo, S, Sri Mulato, dan Handaka. 2004. Mengenal Lebih Dalam
Teknologi Pengolahan Biji Kakao. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
World Health Organisation. (2005) Recommendation on stroke prevention,
diaknosis and therapy in Stroke. Stoke; 20: 1407-31.
Yatim, F. Waspadai Jantung Koroner, Stroke, Meninggal Mendadak : Atasi Pola
Hidup Sehat. Jakarta : Pustaka Populer Obor ; 2005.