Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Produktivitas
-
Upload
elis-marifah -
Category
Documents
-
view
149 -
download
5
Transcript of Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Produktivitas
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWATI INDUSTRI BULU MATA PALSU
PT COSMO INDAH PLAZA CIAMIS
Elis Ma’rifah1
ABSTRAK
Latar Belakang: Peningkatan produktivitas merupakan tema utama dalam pembangunan di Indonesia. Pembangunan yang baik sangat tergantung dari kemampuan produktivitas yang baik dan kualitas sumber daya manusia. Salah satu unsur yang menentukan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia adalah kadar hemoglobin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja pada karyawati industri bulu mata palsu PT Cosmo Indah Plaza Ciamis. Metode: Metode penelitian yang dipakai adalah analitik observational dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua karyawati industri bulu mata palsu PT Cosmo Indah Plaza Ciamis. Sampel penelitian adalah karyawati di bagian pengguntingan sebanyak 35 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data kadar hemoglobin diperoleh dari pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan cyanmethemoglobin dan produktivitas kerja diperoleh dengan menghitung jumlah bulu mata palsu yang dihasilkan pada saat pemeriksaan hemoglobin dari bagian produksi. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil: Rata-rata kadar hemoglobin pada pekerja wanita adalah 12,4 g/dl. Rata-rata produktivitas kerja pada pekerja wanita adalah 35,11 pasang / hari bulu mata palsu. Hasil uji korelasi antara kadar hemoglobin dan produktivitas kerja menunjukkan nilai p= 0,325. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja
Kata kunci: Kadar hemoglobin, Produktivitas kerja
1. Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
RELATIONSHIP BETWEEN HEMOGLOBIN LEVELS WITH PRODUCTIVITY IN FEMALE WORKERS
IN EYELASHES INDUSTRY PT COSMO INDAH PLAZA CIAMIS
Elis Ma’rifah
ABSTRACT
Background: Increasing productivity is a major theme in the development in Indonesia. Good development depends on both productivity and quality of human resources. One element that determines the productivity and quality of human resources is the level of hemoglobin. Purpose : The purpose of this study was to determine the relationship between hemoglobin levels with labor productivity in female worker in fake eyelashes industry PT Cosmo Indah Plaza Ciamis. Methods: The research method used was analytical observational with cross sectional approach. The study population was all female workers in eyelashes industry PT Cosmo Indah Plaza Ciamis. Study sample were 35 female workers at the cutting section who had met the inclusion and exclusion criteria. Data of hemoglobin level was obtained from the examination of hemoglobin levels using cyanmethemoglobin method. Productivity was obtained by counting the number of eyelashes that were produced in the same day with hemoglobin examination. Pearson correlation test was used as the data analysis. Results: The mean of hemoglobin levels in female worker was 12,4 g/dl. The mean of productivity in female worker was 35,11 pairs of eyelashes/day Correlation test result between hemoglobin level and productivity showed p= 0,325Conclusion: There is no relationship between hemoglobin levels with labor productivity
Keywords: Hemoglobin levels, Productivity
1. School of medicine, Faculty of Medicine and Health Science, Jenderal Soedirman University
PENDAHULUAN
Peningkatan produktivitas merupakan tema utama pembangunan negara
Indonesia saat ini yang mulai digerakkan oleh pemerintah pada tahun 2007
(Anymous, 2007). Pembangunan yang baik sangat tergantung dengan kemampuan
dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan data yang dilihat dari
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dunia, kualitas sumber daya manusia (SDM)
di Indonesia menunjukkan peringkat ke 108 dari 177 negara. Posisi SDM
Indonesia tersebut dapat menggambarkan bahwa kualitas sumber daya manusia di
Indonesia masih berada pada tingkat yang rendah. Rendahnya kualitas sumber
daya Indonesia mempengaruhi rendahnya produktivitas (Bappenas, 2010).
Salah satu faktor yang menentukan produktivitas kerja adalah zat besi (Fe)
yang harus tercukupi oleh tenaga kerja. Fe adalah salah satu unsur pembentukan
hemoglobin (Hb), bila terjadi defisiensi zat besi, maka pembentukan Hb akan
terganggu dan juga akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh
(Oppussungu, 2009).
Produksi Hb yang berkurang atau tidak ada akan mengakibatkan pasokan
energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh tidak dapat terpenuhi,
sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan
aktivitasnya secara normal.Gejala yang timbul adalah badan cepat lelah, lemah,
lesu dan akan mempengaruhi kerja otak. Kondisi kesehatan yang baik, merupakan
potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula (Ayu, 2011).
METODE
Penelitian ini menggunakan rancangan studi analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Mei 2012. Sampel
pada penelitian ini adalah karyawati di bagian pengguntingan PT. Cosmo
Indah Plaza. Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus korelasi
n = [ (zα+ zβ)0,5 ln [(1+r )/(1−r) ] ]2+3 adalah 35 orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawati industri bulu mata palsu
PT Cosmo Indah plaza Ciamis dengan mengukur berapa banyak bulu mata yang
dihasilkan dalam 1 hari.
Variabel-variabel penelitian diukur menggunakan analisis univariat dan
bivariat. Analisis data univariat digunakan untuk menggambarkan deskripsi dari
masing – masing variabel. Analisis data bivariat dengan Uji Korelasi Pearson
digunakan untuk mengetahui hubungan antarvariabel yaitu variabel bebas dan
terikat.
HASIL
Penelitian dilakukan di bagian pengguntingan PT Cosmo Indah Plaza yang
memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 200 orang, pada tanggal 3 Mei 2012.
Tanggal 3 Mei 2012 dilakukan penyebaran kuesioner dan pengukuran Hb.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling
didapatkan 35 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1 menunjukkan recall makanan 24 jam responden. Hampir
seluruh responden (33 orang) sarapan. Seluruhnya sarapan dengan makanan
pokok, 16 orang sarapan dengan lauk hewani, 5 orang dengan lauk nabati, 7
orang dengan sayur, 2 orang dengan susu, 1 orang dengan kopi. Dua orang
yang tidak sarapan masih melakukan makan siang dan makan malam.
Responden yang makan siang sebanyak 34 orang. Seluruh responden
yang makan siang makan dengan makanan pokok. Hanya 5 orang makan
siang dengan lauk nabati,5 orang dengan lauk hewani, 11 orang dengan
sayur, 25 orang dengan kudapan. Tidak ada responden yang makan siang
dengan susu maupun kopi. Satu orang yang tidak makan siang masih
melakukan sarapan dan makan malam.
Sebanyak 33 responden melakukan makan malam. Dua puluh delapan
orang makan malam dengan makanan pokok. Hanya 10 responden makan
malam dengan lauk hewani, 4 orang dengan lauk nabati, 6 orang dengan
sayur, 10 orang dengan kudapan, 1 orang dengan susu dan 2 orang dengan
kopi. Dua orang tidak makan malam masih melakukan sarapan dan makan
siang.
Tabel 4.1 juga mencakup informasi mengenai tingkat pendidikan
responden. Responden dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) 14,3 % (5
responden), pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 40% (14
responden), pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) 42,9% (15
responden) dan pendidikan (D3) 2,9% (1 responden).
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel
No Variabel Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1.
.
Sarapan
a. Dengan makanan pokok
b. Dengan lauk hewani
c. Dengan lauk nabati
d. Dengan sayur
e. Dengan kudapan
f. Dengan susu
g. Dengan kopi
Ya Tidak YaTidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
3323321619530728926233134
94,35,7
94, 3 5, 745,754,314,385,720,0080,0025,774,35,794,32,997,1
2. Makan siang
a. Dengan makanan pokok
b. Dengan lauk hewani
c. Dengan lauk nabati
d. Dengan sayur
e. Dengan kudapan
f. Dengan susu
g. Dengan kopi
Ya tidak YaTidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
34134111245301124287035035
97,12,997,12,931,468,614,385,731,468,680,0020,00
01000
1003 Makan malam
a. Dengan makanan pokok
b. Dengan lauk hewani
c. Dengan lauk nabati
d. Dengan sayur
e. Dengan kudapan
g. Dengan susu
h. Dengan kopi
YaTidakYaTidakYaTidakYaTidakYaTidakYaTidakYaTidakYa Tidak
33228710254316291025134233
94,35,7
80,0020,0028,671,411,488,617,182,928,671,42,997,15,794,3
4 Pendidikan SDSMP SMA D3
514151
14,340,042,92,9
Sumber: Data primer terolah, 2012
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel
No Variabel Satuan N (Mean ±SD)
1 Hb g/dl 35 12,4857 ± 9,8493
2 Produktivitas Pasang 35 35,1143 ± 3,78675
3 Usia Tahun 35 26,1429 ± 6,03978
4 Masa Kerja Bulan 35 17,6000 ± 9,63511
Sumber: Data terolah primer, 2012
Kadar Hb pada karyawati industri bulu mata palsu PT Cosmo Indah
Plaza Kab. Ciamis di bagian pengguntingan mempunyai nilai rata- rata
12,4857g/dl (SD = 98493). Produktivitas kerja pada karyawati bulu mata
palsu PT Cosmo Indah Plaza Kab. Ciamis di bagian pengguntingan
mempunyai nilai rata- rata 35,1143 pasang/hari (SD= 3,78675). Usia
karyawati industri bulu mata palsu PT Cosmo Indah Plaza bagian
pengguntingan mempunyai nilai rata – rata 17,6 tahun (SD = 6,03978). Masa
kerja karyawati industri bulu mata palsu PT Cosmo Indah Plaza bagian
pengguntingan mempunyai rata – rata 17,6 bulan dengan masa kerja paling
lama yaitu 36 bulan (3 tahun) dan masa kerja paling pendek yaitu 2 bulan.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menghubungkan antara variabel
bebas yaitu kadar hemoglobin (Hb) dengan variabel terikat yaitu
produktivitas kerja pada karyawati industri bulu mata palsu PT Cosmo Indah
Plaza Kab. Ciamis di bagian pengguntingan, sehingga didapatkan hasil yang
terdapat dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nilai Signifikansi Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Hb ProduktivitasHb Pearson Correlation 1 -.171
Sig. (2-tailed) .325N 35 35
Produktivitas Pearson Correlation -.171 1
Sig. (2-tailed) .325N 35 35
Sumber : Data primer terolah, 2012
Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson karena data
terdistribusi normal. Sebelumnya dilakukan uji normalitas data menggunakan
Saphiro Wilk karena data kurang dari 50. Uji statistik ini dibantu dengan
Software SPSS® 15.0 for Windows. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja (p = 0,325).
PEMBAHASAN
Peneliti menggambarkan karakteristik responden yang telah bersedia
menjawab kuesioner dan bersedia untuk dilakukan pengukuran Hb yang
berpartisipasi dalam penelitian. Secara garis besar responden penelitian
banyak yang melakukan sarapan (94,3%), makan siang (97,1%) dan makan
malam (94,3%) baik dengan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur, kudapan, dan sedikit sekali yang mengkonsumsi susu dan kopi. Hal ini
tentu akan mempengaruhi produktivitas kerja dari responden. Penelitian
Nasution (2004) menyatakan bahwa keadaan status gizi dan kesehatan yang
baik akan mempengaruhi kesegaran fisik dan daya pikir yang baik dalam
melakukan pekerjaan. Banyak penelitian membuktikan bahwa terdapat
hubungan antara terpenuhinya kebutuhan energi dengan produktivitas kerja.
Tanpa makanan yang cukup, energi sebagai sumber tenaga dalam melakukan
pekerjaan akan diambil dari energi cadangan di dalam tubuh. Kekurangan
makanan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan terganggunya fungsi
fisilogis tubuh, sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan secara optimal. Hal
ini akan secara langsung membuat produktivitas menjadi rendah.
Hasil penelitian analisis bivariat menggunakan uji Pearson
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin
dengan produktivitas kerja pada karyawati di industri bulu mata palsu PT
Cosmo Indah Plaza Kab. Ciamis di bagian pengguntingan. Hasil tesebut
sesuai dengan penelitian Handayani (2003) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja
dengan nilai p = 0,092 (tidak signfikan). Hal ini diperkuat dengan penelitian
Nugroho (2007) mengenai korelasi antara IMT, kadar hemoglobin dengan
produktivitas kerja, menyimpulkan terdapat hubungan positif antara IMT
dengan produktivitas tenaga kerja wanita dengan nilai r sebesar 0,571 yang
artinya semakin baik derajat IMT maka akan semakin meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, sedangkan tidak terdapat hubungan antara kadar
hemoglobin dengan produktivitas kerja dengan nilai r = 0,03. Penelitian oleh
Nugroho dilakukan terhadap tenaga kerja wanita pada industri rokok dengan
menggunakan uji korelasi Chi Square.
Berdasarkan penelitian Nasution (2004) menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas kerja. Hal
yang paling berpengaruh dengan produktivitas kerja adalah konsumsi vitamin
C. Konsumsi vitamin C akan membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh,
sehingga walaupun zat besi yang dikonsumsi kurang, tetapi dengan konsumsi
vitamin C yang baik, maka absopsi akan berjalan dengan baik. Jadi yang
paling bepengaruh terhadap produktivitas kerja adalah konsumsi vitamin C
dengan nilai p 0,017.
Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian Oppusungu (2009) yang
menunjukkan terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan
produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan dengan p < 0,05 dan nilai r = 0,635.
Sekitar 40% tenaga kerja dengan kadar Hb rendah akan menurunkan
produktivitas kerja. Jumlah sampel yang diteliti adalah 66 orang dengan
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Penelitian menggunakan
eksperimental kuasi dengan desain eksperimental pre dan post kontrol grup
desain yaitu ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok
perlakuan diberikan tablet penambah darah satu tablet setiap hari selama 90
hari, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan pemberian placebo
(permen mirip tablet penambah darah).
Keterbatasan penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian mengambil sampel di PT Cosmo
Indah Plaza Kab. Ciamis dengan jumlah sampel yang lebih sedikit daripada
penelitian – penelitian sebelumnya. Penelitian ini tidak melakukan intervensi
pemberian makanan yang sama kepada responden ketika akan dilakukan
pemeriksaan Hb dan hanya menanyakan kepada responden mengenai jumlah
makanan yang dikonsumsi selama 1 hari. Hal ini tentu akan mempengaruhi
hasil pemeriksaan hemoglobin, karena makanan yang dikonsumsi tidak sama
dan hasilnya belum dapat digeneralisasikan Penelitian ini menggunakan
rancangan cross sectional yang melihat keadaan pasien saat itu saja,
sedangkan rancangan yang dapat melihat keadaan responden secara
berkesinambungan adalah kohort prospektif atau case control.
DAFTAR PUSTAKA
Anymous, 2007. Buku Pegangan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah. Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sinergi Kebijakan Ekonomi Pusat-Daerah2007. Jakarta : 149
Ayu, Komang. 2011. Faktor- faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani di PT Amoco Mitsui Indonesia Tahun 2011. Available at: http//: www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311051/COVER.pdf. Diakses Pada Tanggal 9 April 2012.
Bappenas. 2010. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010. http://kgm.bappenas.go.id/document/makalah/24_makalah.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2011.
Handayani, Titik. 2003. Hubungan Umur, Masa Kerja dan Status Gizi Dengan Produktivitas Perajin Wanita Bagian Pencetakan Awal Genteng Di Desa Demakan Kabupaten Sukoharjo 2002. Available at: http://eprints.undip.ac.id/8461/. Dikses Pada Tanggal 23 Mei 2012.
Nugroho, V.A. 2007. Hubungan Antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Di PT Java Tobacco Gembongan Kartasura. Thesis Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Available at :http//: eprints.undip.ac.id/32556/1/380_Suci_Widiastuti_G2C007066.pdf. Diakses pada tanggal 14 Maret 2012
Oppusungu, Riris. 2009. Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang. Tesis Program Magister Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara. Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6889/1/09E01321.pdf. Diakses pada tanggal 29 Februari 2012.