HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

12
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN Endang Wahyuningsih 1) , Linda Puspita Sari 2) Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Jenis anemia yang terbanyak dan paling sering terdapat di negara berkembang adalah anemia defisiensi besi atau disebut anemia gizi. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2009, yaitu 28%. Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja yang memiliki aktifitas tinggi maka anemia dapat mempengaruhi masa haid remaja misalnya dismenorea. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. Metode penelitian ini adalah deskriptif kolerasional bersifat analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten sebanyak 40 orang, teknik sampling yang digunkan adalah quota sampling. Instrumen menggunakan lembar kuesioner, analisa yang dipakai dengan uji statistik chi square dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar hemoglobin rendah dan mengalami dismenore sebanyak 11 responden (27,5%) dan yang tidak dismenore 1 responden (2,5%) dan yang memiliki kadar hemoglobin tinggi dengan dismenore sebanyak 4 responden (10,0%) dan yang tidak dismenore 2 responden (5,0%). Hasil analisis bivariat dengan menggunkan chi square didapatkan bahwa x2 hitung sebesar 0,99 sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti (p<0,05). Maka menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Saran dari penelitian ini adalah bagi siswi yang memiliki kadar hemoglobin rendah perlu meningkatkan asupan gizi terutama zat besi, karena kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan anemia, dan anemia dapat mempengaruhi terjadinya dismenore pada saat menstruasi. Kata Kunci : Kadar hemoglobin.Kejadian dismenore Pustaka : 30 pustaka (2003 s/d 2013)

Transcript of HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

Page 1: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI

KLATEN

Endang Wahyuningsih1), Linda Puspita Sari 2)

Abstrak : Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Jenis anemia yang terbanyak dan paling sering terdapat di negara berkembang adalah anemia defisiensi besi atau disebut anemia gizi. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2009, yaitu 28%. Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja yang memiliki aktifitas tinggi maka anemia dapat mempengaruhi masa haid remaja misalnya dismenorea. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.

Metode penelitian ini adalah deskriptif kolerasional bersifat analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten sebanyak 40 orang, teknik sampling yang digunkan adalah quota sampling. Instrumen menggunakan lembar kuesioner, analisa yang dipakai dengan uji statistik chi square dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kadar hemoglobin rendah dan mengalami dismenore sebanyak 11 responden (27,5%) dan yang tidak dismenore 1 responden (2,5%) dan yang memiliki kadar hemoglobin tinggi dengan dismenore sebanyak 4 responden (10,0%) dan yang tidak dismenore 2 responden (5,0%).

Hasil analisis bivariat dengan menggunkan chi square didapatkan bahwa x2 hitung sebesar 0,99 sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti (p<0,05). Maka menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten. Saran dari penelitian ini adalah bagi siswi yang memiliki kadar hemoglobin rendah perlu meningkatkan asupan gizi terutama zat besi, karena kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan anemia, dan anemia dapat mempengaruhi terjadinya dismenore pada saat menstruasi.

Kata Kunci : Kadar hemoglobin.Kejadian dismenore Pustaka : 30 pustaka (2003 s/d 2013)

Page 2: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan kelainan yang

sangat sering dijumpai baik di klinik

maupun di lapangan. Jenis anemia

yang terbanyak dan paling sering

terdapat di negara berkembang adalah

anemia defisiensi besi atau disebut

anemia gizi. Menurut WHO Regional

Office SEARO, salah satu masalah gizi

remaja putri di Asia Tenggara adalah

anemia defisiensi zat besi yaitu kira-

kira 25-40% remaja putri menjadi

korban anemia tingkat ringan sampai

berat. Di Indonesia prevalensi anemia

pada remaja putri tahun 2009, yaitu

28%. Data Survei Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 2010

menyatakan bahwa prevalensi anemia

defisiensi besi pada balita 40,5%, ibu

hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja

putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia

19-45 tahun 39,5%. Wanita

mempunyai resiko paling tinggi untuk

menderita anemia terutama remaja

putri (Depkes RI, 2009)

Berdasarkan hasil pemeriksaan

kadar hemoglobin (Hb) yang

dilaksanakan oleh Seksi Pembinaan

Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan

Profinsi Jawa Tengah terhadap remaja

putri (siswi SMP dan SMA)

menunjukkan tahun 2006 sebanyak

25,33% remaja putri menderita anemia

gizi besi. Tahun 2007 menurun

menjadi 20,33%, tahun 2008 sebanyak

25,55%. Tahun 2009 meningkat

menjadi 40,13% remaja putri

menderita anemia (Profil Jawa Tengah,

2009). Anemia lebih banyak diderita

wanita, hal ini terjadi karena wanita

lebih banyak membutuhkan zat besi

dari pada laki – laki di usia yang sama.

Wanita lebih mungkin dibandingkan

pria untuk memiliki anemia

kekurangan zat besi karena kehilangan

darah setiap bulan melalui menstruasi

normal ( Atikah, 2011 : hal 52 ).

Anemia pada wanita juga disebabkan

karena wanita sering melakukan diet

sendiri dengan mengurangi makanan

karena ingin langsing, oleh karena itu

wanita lebih cenderung menderita

anemia dibanding dengan laki – laki (

Sumarno, 2006 )

Anemia defisiensi zat besi adalah

penurunan jumlah sel darah merah

dalam darah yang disebabkan oleh zat

besi yang terlalu sedikit. Bagi remaja

yang memiliki aktifitas tinggi maka

anemia dapat mempengaruhi masa haid

68 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78

Page 3: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

remaja misalnya dismenorea ( Atikah

2011 : hal 51 ).

Pada wanita dengan anemia

defisiensi zat besi jumlah darah

haidnya juga lebih banyak.

Kebanyakan wanita tidak merasakan

gejala – gejala pada waktu haid, tetapi

sebagian merasa berat di panggul atau

merasa nyeri (dismenorea)

(Prawiroharjo, 2009 : hal 104 ).

Pada saat menstruasi perempuan

kadang – kadang mengalami nyeri,

sifat dan tingkat nyeri bervariasi

tergantung dari ambang batas sakit

perempuan tersebut masing – masing,

rasa nyeri berlebihan itu disebut

dismenorea ( Joseph, 2010 : hal 35 ).

Rasa nyeri timbul tidak lama

sebelumnya atau bersama-sama dengan

permulaan haid dan berlangsung untuk

beberapa jam, walaupun beberapa

kasus dapat berlangsung beberapa hari.

Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-

jangkit, biasanya terbatas pada perut

bawah, tetapi dapat menyebar ke

daerah pinggang dan paha. Bersamaan

dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa

mual, muntah, sakit kepala, diare,

iritabilitas, dan sebagainya

(Simanjuntak, 2007 hal : 45 ).

Angka kejadian dismenorea di

dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari

50% perempuan di setiap dunia

mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Amerika persentase kejadian

dismenore sekitar 60%, Swedia 72%

dan di Indonesia 55%. Penelitian di

Amerika Serikat menyebutkan bahwa

dismenorea dialami oleh 30%-50%

wanita usia reproduksi dan 10%-15%

diantaranya kehilangan kesempatan

kerja, mengganggu kegiatan belajar di

sekolah dan kehidupan keluarga.

Begitu pula angka kejadian dismenorea

diIndonesia cukup tinggi, namun yang

berobat ke pelayanan kesehatan

sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2%

(Abidin, 2004 : 32 ).

Wanita di Indonesia yang

mengalami dismenore lebih banyak

mengatasinya dengan mengkonsumsi

obat penghilang rasa nyeri yang

beredar di pasaran ( seperti feminax,

mensana, kiranti, dll ).. Sebagian

masyarakat juga beranggapan bahwa

nyeri ini akan hilang setelah wanita

menikah, sehingga mereka

membiarkan gangguan tersebut

(Admin, 2005 : 21).

Jika dilihat dari gejala anemia dan

dismenorea ada beberapa persamaan

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 69

Page 4: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

seperti gejala pusing, mual dan pucat.

Haid dapat mengakibatkan remaja

mengalami anemia misalnya pada

kasus hipermenorea. Namun anemia

khususnya anemia defesiensi besi

dapat memperberat terjadinya

dismenorea (Prawirodiharjo, 2009 :

229)

Berdasarkan studi pendahuluan

berupa wawancara dan tes kadar Hb

yang dilakukan tanggal 13 November

2012 ditemui 15 pelajar putri kelas XI

di SMA Negeri I Wonosari, Klaten.

Saat dilakukan wawancara kepada 15

siswi remaja putri yang berhubungan

dengan kejadian dismenore terdapat 9

siswi (60%) mengalami dismenore dan

anemia yaitu 5 siswi anemia berat

dengan kadar Hb yaitu 5,9 gr/dl, 5,9

gr/dl, 5,7 gr/dl, 6,0 gr/dl, dan 5,8 gr/dl

dan dismenore, 3 siswi (20%) anemia

sedang dengan kadar Hb yaitu 7,9

gr/dl, 8,0 gr/dl, dan 7,2 gr/dl dan

dismenore, 1 siswi (6,7%) dengan

anemia ringan dengan kadar Hb yaitu

9,8 gr/dl dan dismenore. Kemudian 2

siswi (13%) kadang – kadang

mengalami dismenore dan tidak

anemia dengan kadar Hb yaitu 11,3

gr/dl dan 11,6 gr/dl dan 4 siswi (27%)

tidak mengalami dismenore sama

sekali yaitu 1 siswi (6,7%) dengan

anemia berat dengan kadar Hb yaitu

5,4 gr/dl tetapi tidak dismenore, 1 siswi

(6,7%) dengan anemia sedang dengan

kadar Hb yaitu 7,7 gr/dl dan tidak

dismenore, dan 2 siswi (13,3%) tidak

anemia dengan kadar Hb yaitu 12,1

gr/dl dan 11,8 gr/dl dan tidak

mengalami dismenore.

Kesimpulan dari hasil studi

pendahuluan diatas penulis

menyimpulkan bahwa anemia

mempunyai dampak yang buruk seperti

menyebabkan rasa nyeri sewaktu haid

dan mengganggu aktifitas sehari - hari,

oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang anemia

sejak awal yaitu pada masa

pertumbuhan terutama pada remaja

putri mengingat remaja putri

merupakan calon ibu yang akan

melahirkan generasi penerus dan untuk

meminimalkan resiko perdarahan

akibat anemia pada saat persalinan

disebabkan kurangnya pengetahuan

tentang anemia.

Berdasarkan dari hasil studi

pendahuluan di atas penulis berminat

untuk mengukur sejauh mana pengaruh

kadar hemoglobin terhadap kejadian

70 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78

Page 5: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

dismenorea pada remaja putri kelas XI

di SMA Negeri I Wonosari Klaten.

METODE PENELITIAN 1. Desain penelitian

Berdasarkan permasalahan dan

tujuan yang akan dicapai maka jenis

penelitian yang di gunakan adalah

deskriptif analitik korelasional

Penelitian deskriptif yaitu suatu

penelitian untuk mendapatkan

gambaran secara realita dan obyektif

terhadap suatu kondisi tertentu yang

sedang terjadi dalam kelompok

masyarakat (Imron M;2010 h.117).

Jenis penelitian analitik adalah sebuah

penelitian yang mencoba untuk

menggali sedemikian rupa mengenai

bagaimana dan mengapa suatu

fenomena kesehatan bisa terjadi (Imron

M;2010 h.133). Penelitian korelasional

yaitu penelitian yang menghubungkan

dua variabel pada sekelompok subyek

(Notoatmojo, 2010;h.47)

Metode pendekatan menggunakan

pendekatan waktu cross sectional yaitu

penelitian dimana variabel-variabel

yang termasuk factor resiko dan

variabel-variabel yang termasuk efek

diobservasi sekaligus pada waktu yang

sama (Notoatmodjo, 2010; h.103).

2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2007;h.61).

Sedangkan menurut notoatmodjo

(2010; h.115) populasi adalah

keseluruhan obyek penelitian atau

subyek yang akan di teliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua

siswi kelas XI baik IPA maupun IPS.

Dikelas IPA terdapat 4 kelas dengan

jumlah 113 siswi, sedangkan di kelas

IPS terdapat 4 kelas dengan jumlah 84

siswi. Jadi terdapat 197 siswi di SMA

Negeri I Wonosari, Klaten.

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah obyek yang di teliti

dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010; h.115),

sedangkan menurut Arikunto (2010

;h.134) sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang di teliti. Sampel

penelitian ini adalah siswi kelas XI di

SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten.

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 71

Page 6: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

Besarnya sampel dalam penelitan

ini menurut Arikunto ( 2006 : 134 )

mengatakan apabila besar populasi

lebih dari 100 dapat diambil antara ( 10

– 15% ) atau ( 20 – 25% ) atau lebih.

Maka untuk estimasi besar sampel

dalam penelitian ini diambil 20%

sebagai subyek sampel yaitu :

n = 20% x jumlah populasi

n = 20% x 197

n = 39,4 siswi, maka dibulatkan

menjadi 40 siswi.

Kriteria inklusi dalam pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah :

1. Siswi yang dapat kooperatif

dalam penelitian

2. Siswi yang bersedia menjadi

responden

3. Siswi yang sudah mengalami

menstruasi

c. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan

adalah quota sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan cara

menetapkan jumlah tertentu sebagai

target yang harus dipenuhi dalam

pengambilan sampel atau populasi,

kemudian dengan patokan jumlah

tersebut peneliti mengambil sampel

secara sembarang asal memenuhi

persyaratan sebagai sampel dari

populasi tersebut (Notoatmojo,

2010;h.98).

3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder

yang didapatkan di SMA Negeri 1

Wonosari, Klaten.

Data primer yang dikumpulkan

meliputi :

a. Kadar Hemoglobin : data yang

diperoleh dengan pemeriksaan kadar

hemoglobin dengan cara Nesco Digital

Hemoglobin Kernel Internasional

Corporation Thaiwan, 2009.

b. Tingkat rasa nyeri haid atau

dismenore di ukur dengan kuesioner.

Data sekunder yang dikumpulkan

meliputi :

1. Data siswi kelas XI SMA Negeri 1

Wonosari Klaten

2. Gambaran umum SMA Negeri 1

Wonosari Klaten

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat

atau fasilitas yang akan di gunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti

lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah di olah (

Arikunto, 2010;h.192).

72 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78

Page 7: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

Alat dan metode pengumpulan

data ini dibagi menjadi dua yaitu :

a. Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin pada siswi akan

diukur dengan Nesco Digital

Hemoglobin Kernel Internasional

Corporation Thaiwan, 2009 nilai kadar

hemoglobin untuk putri adalah tidak

anemia Hb > 11 gr%, anemia ringan

Hb 9 – 10 gr%, anemia sedang Hb 7 –

8 gr%, dan anemia berat Hb < 6 gr% (

Depkes, 2003). Selanjutnya

didokumentasikan dalam bentuk

lembar dokumentasi.

b. Kejadian dismenore

Kejadian dismenore akan diukur

dengan kuesioner yang berisi tentang

kejadian dismenore.

Kisi – kisi kuesioner kadar hemoglobin dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI.

No Variabel No. Pertanyaan 1 Siklus

menstruasi 1,2,3

2 Sifat darah menstruasi

4,5,6

3 Dismenore 7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17

4 Penanganan dismenore

18,19,20,21,22, 23, 24, 25

Jumlah 25

5. Analisis data

Analisis data yang dilakukan adalah

analisis univariat dan analisis bivariat.

1) Analisis univariat dilakukan

terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian, menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2010 : 54).

P = ிே

x 100% Keterangan : P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden Analisis univarat dalam penelitian ini

adalah variabel bebas yaitu kadar

hemoglobin dan variabel terikat

kejadian dismenorea.

2) Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi ( Notoatmojo, 2006; h : 188 ). Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan ke dua variabel, antara variabel bebas yaitu kadar hemoglobin dengan variabel terikat yaitu kejadian dismenore (Sugiyono, 2005). Dengan menggunakan rumus Chi Quadrat :

fhfhfo 2

2 )(

Keterangan : χ² = Chi Quadrat fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan ∑ = Penjumlahan keseluruhan

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 73

Page 8: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

Apabila nilai P hitung < 0,05 maka

H0 diterima (Sugiyono, 2006; h. 126).

Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan alat

bantu computer melalui program SPSS

18 for windows dengan tingkat

signifikasi 0,05 dan CI-95%.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Kadar Hemoglobin

Hasil penelitian yang diperoleh

dari responden siswi kelas XI SMA

Negeri 1 Wonosari berdasarkan kadar

hemoglobin dapat didiskripsikan dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Distribusi Frekuaensi Kadar Hemoglobin Responden di SMA Negeri 1 Wonosari

No

Kadar Hemoglobin Frekuensi %

1 Tidak anemia 6 15,0

2 Anemia ringan

11 27,5

3 Anemia sedang

11 27,5

4 Anemia berat 12 30,0 Jumlah 40 100,0

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan data tabel 1 dapat

diklasifikasikan responden tidak

anemia sebanyak 6 responden (15,0

%), anemia ringan sebanyak 11

responden (27,5 %), anemia sedang

sebanyak 11 responden (27,5%), dan

anemia berat sebanyak 12 responden

(30,0 %).

b. Kejadian Dismenore

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian

Dismenore Responden di SMA Negeri

1 Wonosari

No Kejadian

Dismenore Frekuensi %

1 Tidak

dismenore 14 35,0

2 Dismenore 26 65,0

Jumlah 40 100,0

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 2 diketahui

bahwa responden yang tidak

mengalami dismenore sebanyak 14

responden (35,0 %) dan responden

yang mengalami dismenore sebanyak

26 responden (65,0 %).

74 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78

Page 9: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

2. Analisis Bivariat

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Kadar Hemoglobin dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari Klaten.

Kadar Hemoglobin

Kejadian Dismenore

Total

P P

Tidak dismenore

Dismenore

f % F % f % Tidak anemia 2 5,0 4 10,0 6 15,0 10,929 0,012 Anemia ringan 3 20,0 8 7,5 11 27,5 Anemia sedang 8 7,5 3 20,0 11 27,5 Anemia berat 1 2,5 11 27,5 12 30,0 Jumlah 14 35,0 26 65,0 40 100

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan Tabel 3 diketahui

bahwa kadar hemoglobin responden

pada kategori tidak anemia sebanyak 6

responden, yang tidak mengalami

dismenore sebanyak 2 responden (5,0

%) dan yang mengalami dismenore

sebanyak 4 responden (10,0 %).

Responden dengan anemia ringan

sebanyak 11 responden, 3 responden

tidak mengalami dismenore dan 8

responden mengalami dismenore.

Responden dengan anemia sedang

sebanyak 11 responden, 8 responden

tidak dismenore dan 3 responden

mengalami dismenore. Sedangkan

responden dengan anemia berat

sebanyak 12 responden, 1 responden

tidak mengalami dismenore dan 11

responden mengalami dismenore.

Hasil analisis bivariat dengan

menggunakan chi square didapatkan

bahwa x2 hitung sebesar 10,929

sedangkan nilai p adalah 0,012 berarti

(p<0,05). Maka menunjukkan

hubungan yang signifikan antara kadar

hemoglobin dengan kejadian

dismenore pada siswi kelas XI SMA

Negeri 1 Wonosari Klaten.

BAHASAN Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar responden

mengalami kejadian dismenore

sebanyak 26 responden ( 65 % ).

Berdasarkan hasil uji statistik

didapatkan hasil p = 10,929 dan p =

0,012 sehingga dapat diartikan bahwa

ada hubungan antara kadar hemoglobin

dengan keteraturan siklus menstruasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Nur Wulan Puspitasari

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 75

Page 10: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

(2012), bahwa ada hubungan antara

status gizi dengan kejadian dismenore

p value 0,006 (p < 0,05).Hasil ini juga

didukung dengan penelitian Sartono

(2007), bahwa ada hubungan konsumsi

makanan dan kadar Hb dengan prestasi

belajar siswa SLTP di kota Palembang

dengan p = 0,003 (p < 0,05).

Nilai p = 0,012 hal ini menunjukkan

bahwa kadar hemoglobin

mempengaruhi kejadian dismenore.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa responden yang mengalami

anemia berat, sedang, ringan yang

mengalami kejadian dismenore

sebanyak 22 responden (55,0%), hal

ini dikarenakan kejadian dismenore

tidak hanya dipengaruhi oleh kadar

hemoglobin, namun masih dipengaruhi

oleh faktor lain.

Sebagian besar kadar hemoglobin

responden adalah termasuk dalam

anemia rendah sebanyak 12 orang dari

40 siswi. Menurut Prawiroharjo

(2005), anemia merupakan suatu

keadaan dimana kadar hemoglobin

(Hb) dalam tubuh lebih rendah dari

normal. Seseorang menderita anemia

apabila kadar hemoglobin dalam

darahnya kurang dari 12 g/100ml.

Sebagian besar responden yang

mengalami anemia pada penelitian ini

mengalami nyeri saat menstruasi

(dismenore). Pada wanita yang

menstruasinya normal, kontraksi uterus

tidak memberi efek pada pengaliran

darah menstruasi, berbeda dengan

wanita yang mengalami dismenorea,

kontrakasi uterus yang abnormal dan

kuat akan meningkatkan produksi

prostaglandin yang akan menghambat

dan mengurangi aliran darah sehingga

dinding miometrium menjadi iskemik

dan menyebabkan nyeri (Altunyurt S,

2005;h.78).

Menurut Widjanarka (2007),

faktor – faktor yang mempengaruhi

kadar hemoglobin remaja putri adalah

kehilangan darah akibat menstruasi,

kurangnya zat besi dalam makanan

yang dikonsumsi, penyakit yang

kronis, pola hidup remaja putri yang

berubah, ketidakseimbangan antara

asupan gizi dan aktifitas yang

dilakukan.

Kurangnya kadar hemoglobin

dapat menyebabkan metabolisme

tubuh dan sel – sel saraf tidak bekerja

secara optimal, menyebabkan pola

penurunan percepatan inpuls saraf,

mengacaukan system reseptor

dopamine ( Widjanarta, 2007;h.90 ).

76 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78

Page 11: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

Berdasarkan analisa data dapat

diketahui p = 0,012 (p < 0,05) maka Ha

diterima dan Ho ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan

kadar hemoglobin dengan kejadian

dismenore pada siswi kelas XI SMA

Negeri 1 Wonosari, Klaten.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian

“Hubungan Kadar Hemoglobin dengan

Kejadian Dismenore pada Siswi Kelas

XI SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten”

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Sebagian besar responden (30,0

%) menderita anemia berat.

2. Sebagian besar responden (65,0

%) mengalami kejadian dismenore.

3. Ada hubungan kadar

hemoglobin dengan kejadian

dismenore pada siswi kelas XI SMA

Negeri 1 Wonosari Klaten dengan nilai

p = 0,012 ( p < 0,05)

SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, ada beberapa saran

yang dapat diberikan, yaitu :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan dapat

dilakukan kerjasama dengan

puskesmas terdekat untuk dilakukan

penyuluhan tentang kadar hemoglobin

dengan kejadian dismenore. Dan

dilakukan pengecekan kadar

hemoglobin setiap 3 bulan sekali pada

semua siswa untuk mendeteksi dini

adanya anemia.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat menambah wawasan

atau pengetahuan kepada tenaga

kesehatan sehingga nantinya dapat

memberikan informasi kepada

masyarakat dan memberikan pelayanan

yang sesuai tentang kadar hemoglobin

dan dismenorea pada remaja.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan khususnya bagi siswi

penelitian ini dapat menambah

informasi dan pengetahuan tentang

kadar hemoglobin dan dismenorea.

Bagi ibu penelitian ini dapat dijadikan

acuan untuk memberikan gizi

seimbang pada anak agar tidak terjadi

anemia.

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. Metodelogi Penelitian

Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010.

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2007

Endang Wahyuningsih, Linda Puspita Sari, Hubungan Kadar Hemoglobin … 77

Page 12: HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN …

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003

Hidayat, A. Metode Penelitan Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2008

Bakta, I.M. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2006

Estiwidani, D. dkk. Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya; 2008

Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009

K. Yuni, dkk. Perawatan Ibu Hamil ( Asuhan Ibu Hamil ). Yogyakarta: Fitramaya; 2009

HK. Joseph, S. Nugroho. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010

Pieter H.Z., Lubis N.L. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana; 2010

Proverawati, A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika; 2011

Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008

Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC; 2008

Anurogo, D., Wulandari Ari. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta; 2011

Manuaba, I.B.G. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2011

Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC; 2005

78 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 67-78