HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN...

126
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN KESADARAN AKAN NILAI-NILAI IBADAH DALAM FILM PENDEK CINTA SUBUH DI YOUTUBE (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H / 2019M

Transcript of HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM

DENGAN KESADARAN AKAN NILAI-NILAI

IBADAH DALAM FILM PENDEK CINTA SUBUH

DI YOUTUBE

(Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh

Putri Dwi Pangestiningtiyas

NIM : 1113051000142

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H / 2019M

Page 2: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

i

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Putri Dwi Pangestiningtiyas

NIM : 1113051000142

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan

Intensitas Menonton Film Dengan Kesadaran Akan Nilai-Nilai

Ibadah Dalam Film Pendek Cinta Subuh di Youtube (Studi pada

Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan

tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada

dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan

plagiat dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat

untuk dipergunakan seperlunya.

Ciputat, 26 Januari 2019

Putri Dwi Pangestiningtiyas

1113051000142

Page 3: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN

KESADARAN AKAN NILAI-NILAI IBADAH DALAM

FILM PENDEK CINTA SUBUH DI YOUTUBE

(Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Putri Dwi Pangestiningtiyas

NIM: 1113051000142

Pembimbing,

Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd.

NIP: 196903221996032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H / 2019M

Page 4: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

iii

Page 5: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

iv

ABSTRAK

Putri Dwi Pangestiningtiyas

NIM : 1113051000142

Hubungan Intensitas Menonton Film Dengan Kesadaran

Akan Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Pendek Cinta Subuh Di

Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta)

YouTube aktif menyiarkan konten Islami berupa dakwah,

lewat film-film pendek yang mengangkat kisah yang mayoritas

dialami oleh masyarakat. Salah satu yang aktif menyiarkan film

pendek Islami yaitu Film Maker Muslim, dalam film pendek

CINTA SUBUH ingin menunjukan fenomena sosial yang dialami

anak muda sekarang dengan bentuk perbaikan kesadaran akan

nilai-nilai ibadah yang dialami seorang pemuda.

Merujuk dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini

bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah

terdapat hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran

akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di

Youtube pada anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta?

Teori yang digunakan adalah teori Stimulus Organisme

Respon (S-O-R). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah

reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat

mengharapkan kesesuaian antara isi pesan dan reaksi komunikan.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan

pendekatan kuantitatif korelasional yaitu analisis korelasi Rank

Spearman. Dengan nilai korelasinya r =0,214, (>0,05) pada

rentang 0,20 – 0,399. Sedangkan nilai variabel X (Intensitas

Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y (Kesadaran

akan nilai-nilai Ibadah) juga mengalami peningkatan. Hasil dari

penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang lemah

dan tidak signifikan. Teknik sampel yang digunakan adalah

teknik purposive sampling dengan jumlah responden 52 orang.

Landasan konseptual yang digunakan adalah kesadaran akan

nilai-nilai ibadah. Hasil dari penelitian ini pada anggota LDK

Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci : Film Pendek, Sholat, Kesadaran, Ibadah, dan

Youtube.

Page 6: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-

Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada

derajat kemanusiaan yang lebih baik.

Alhamdulillah atas hidayah-Nya, peneliti berhasil

menyelesaikan tugas akhir di perkuliahan, yaitu skripsi. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi peneliti

untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan

Penyiaran Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini telah

mendapat bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak

sehingga peneliti dapat menyelesaikan dengan baik. Rintangan

dan cobaan yang telah peneliti hadapi menjadi hal yang berharga.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah

peneliti mengungkapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Page 7: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

vi

Hidayatullah Jakarta. Terimakasih juga kepada Dr. H.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

2. Dr. Roudhonah, M.Ag, sebagai Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik, yang telah membantu saya

dalam penyusunan proposal skripsi.

3. Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam, Fitta Faturokhmah SS, M.Si,

selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

4. Nurul Hidayati S.Ag., M.Pd., selaku pembimbing

yang telah meluangkan waktunya guna memberikan

bimbingan, arahan serta inspirasi yang amat berharga

bagi peneliti.

5. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan

banyak ilmu kepada peneliti.

6. Seluruh karyawan serta Staf Tata Usaha dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dan juga Perpustakaan Utama Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua saya, Almarhum Bapak Hasan Rusbiantoro

skripsi ini kupersembahkan untuknya yang telah

berdedikasi penuh semasa hidupnya, dan Ibu

Rodjanah yang terus memberikan semangat, tidak

Page 8: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

vii

pernah bosan memberikan perhatian, sehingga berkat

kelimpahan doa darinya skripsi ini telah selesai.

8. Crew Film Maker Muslim, yang telah membantu saya

dalam pemenuhan atau kelengkapan atas penelitian

yang ditujukan terhadap karya-karya mereka.

9. Anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta periode 2018-2019 yang sudah meluangkan

waktunya untuk memberikan jawaban-jawabannya

lewat survei yang saya berikan, sekaligus memberikan

data yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini.

10. Teman-teman KPI kelas C angkatan 2013, telah

membantu pada saat proses skripsi ini berlangsung.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan peneliti terima kasih

kepada Nia Nadia, Rizka Fitriana Sari, dan Reny Nur

Aini yang telah memotivasi, memberikan bantuan,

serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini.,

12. Keluarga Radio Dakwah Komunikasi (RDK FM) yang

telah memberikan wadah dan inspirasi bahkan

dukungan positif kepada saya.

13. Keluarga di Komunitas Rumah Penyuluhan Kreatif,

yang turut andil memberikan dukungan serta doa

terhadap peneliti sehingga hari-hari dalam proses

penyusunan tugas penuh dengan warna. Terimakasih

untuk para relawan di dalamnya, khusus pada Kak

Ipang, Kak Arum, Kak Faisal, Kak Angga, Ritha dan

Widyatama.

Page 9: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

viii

14. Teman-teman KKN D‟MOST (Dedication as

Meaningful Ordinary Satisfy Things) 2016, terutama

sahabat peneliti, Isty Puspita Sari, yang tidak pernah

lelah selalu mengingatkan dan memberi semangat

kepada saya.

15. Untuk semua pihak yang telah memberikan kontribusi

terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak

mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih

kepada semua pihak.

Jakarta, 26 Desember 2018

Putri Dwi Pangestiningtiyas

Page 10: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................. .i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... .iii

ABSTRAK…………………………………………………………..iv

KATA PENGANTAR…………………….…………………………v

DAFTAR ISI……………………………..……….…………………ix

DAFTAR TABEL…………………………………...……………..xii

DAFTAR GAMBAR……………………..……………………….xiii

DAFTAR DIAGRAM……………………………………………..xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah.................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………….12

A. Media Massa ............................................................................ 12

1. Pengertian Media Massa ...................................................... 12

2. Karakteristik Media Massa .................................................. 13

3. Efek Media Massa ................................................................ 14

4. Konteks Media Baru ............................................................ 15

5. Media Sosial ......................................................................... 16

6. YouTube .............................................................................. 16

Page 11: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

x

B. Teori S-O-R .............................................................................. 18

C. Film Pendek ............................................................................. 21

1. Pengertian Film Pendek ....................................................... 21

2. Macam-macam Film Pendek ................................................ 23

3. Unsur-unsur Film ................................................................. 23

4. Film Sebagai Media Dakwah ............................................... 26

5. Kesadaran Ibadah ................................................................. 27

D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 32

F. Hipotesis ................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN………………………………..34

A. Paradigma Penelitian ................................................................ 34

B. Pendekatan Penelitian .............................................................. 34

C. Jenis Penelitian ......................................................................... 35

D. Metode Penelitian ..................................................................... 35

E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 36

F. Variabel Penelitian ................................................................... 37

G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ......................... 38

H. Populasi dan Sampel ................................................................ 40

I. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 42

J. Sumber Data ............................................................................. 42

K. Uji Instrumen ........................................................................... 44

L. Teknis Analisis Data ................................................................ 48

1. Statistik Deskriptif................................................................ 48

2. Uji Normalitas ...................................................................... 52

3. Uji Korelasi Rank Spearman ................................................ 52

Page 12: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

xi

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..55

A. Temuan Hasil Penelitian .......................................................... 55

1. Deskripsi Data Responden Penelitian .................................. 55

2. Pengolahan Uji Instrumen .................................................... 58

3. Deskripsi Kuesioner Penelitian ............................................ 61

4. Analisis Data Penelitian ....................................................... 66

B. Pembahasan .............................................................................. 70

BAB V PENUTUP…………………………………………………...75

A. Kesimpulan .............................................................................. 75

B. Saran ........................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………77

LAMPIRAN………………………………………………………...81

Page 13: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube ............. 72

Tabel 3. 1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian…...………..39

Tabel 3. 2 Blue Print (sebelum validasi instrumen) ............................. 39

Tabel 3. 3 Blue Print (setelah validasi instrumen) ............................... 40

Tabel 3. 4 Skala likert .......................................................................... 45

Tabel 3. 5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa ...................... 47

Tabel 3. 6 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ............................. 54

Tabel 4. 1 Usia Responden…...........………………………………….56

Tabel 4. 2 Jenis Kelamin ...................................................................... 56

Tabel 4. 3 Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek ...................... 57

Tabel 4. 4 Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek ....................... 57

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas ............................................................... 58

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Butir Pernyataan Valid dan Invalid ................ 60

Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................... 60

Tabel 4. 8 Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah………………………..67

Tabel 4. 9 Hasil Uji Deskriptif ........................................................... 662

Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas Menggunakan SPSS 24.0 ................ 73

Tabel 4. 11 Hasil Uji Korelasi .............................................................. 69

Tabel 4. 12 Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube........... 74

Page 14: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skema S-O-R .................................................................. 19

Gambar 2. 2 Unsur-unsur Film ............................................................ 24

Gambar 2. 3 Kerangka Berpikir ........................................................... 32

Gambar 4. 1 Pemberitaan Tentang CINTA SUBUH ........................... 73

Page 15: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Jumlah Responden dalam Penelitian .............................. 67

Diagram 4. 2 Analisis Kurva Q-Q Plot Kesadaran Ibadah ................... 68

Page 16: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0 ................. 82

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ........................................................ 93

Lampiran 3 Komentar pada Film Cinta Subuh di Youtube Channel

Film Maker Muslim ............................................................................. 98

Lampiran 4 Data Mentah Jawaban Responden ................................... 99

Lampiran 5 r Tabel ........................................................................... 102

Lampiran 6 Konstruksi Penelitian..................................................... 103

Page 17: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern saat ini, film tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Karena pada umumnya film dapat

mencerminkan pesan-pesan tertentu yang ingin disampaikan

kepada penonton lewat adegan dan tutur kata, sehingga menjadi

sebuah alur cerita. Seolah penonton juga ikut merasakan hal yang

sama dalam cerita, maka pesan pada isi film dapat menimbulkan

aspek kritik sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, norma

kehidupan serta hiburan bagi khalayak.

Film merupakan sesuatu yang unik, sebab dalam penyajian

gambarnya yang bergerak dan disajikan dengan kemampuan daya

visualnya yang didukung audio, sangat efektif sebagai media

hiburan dan juga sebagai media pendidikan serta penyuluhan.1

Seperti halnya siaran sinetron ataupun drama di televisi,

tujuan khalayak menonton film adalah memperoleh hiburan.

Namun, dalam film dapat mengandung fungsi informatif,

edukatif, bahkan persuasif.2

Dewasa ini, muncul medium-medium untuk menyampaikan

informasi lewat internet, seperti jejaring sosial facebook, twitter,

instagram, blog, dan website pencarian data, yang mampu

menghadirkan sebuah sajian informatif kepada khalayak. Tetapi,

di balik munculnya berbagai media, ada salah satu media yang

1 Cangara, Hafid, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali

Press, 2008), h.137.

2 Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala Ardijaya, Komunikasi

Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.134.

Page 18: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

2

sekarang mampu menolehkan sudut pandang dan perhatian baru

bagi masyarakat juga pengguna internet, yakni YouTube.

Kemajuan teknologi informasi saat ini memungkinkan khalayak

untuk melakukan semua hal tanpa keterbatasan. Semua orang

mudah mengaksesnya melalui media online yang terbaur hampir

seluruh media di sekeliling kita.

Penggunaan ini, dimanfaatkan dengan berbagai kepentingan,

mulai dari pekerjaan, pembelajaran, usaha, hiburan, bahkan

sampai kejahatan (cyber crime). Situs berbagi YouTube ini

termasuk ke dalam media sharing, merupakan jenis media sosial

yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari

dokumen, video, audio, gambar dan lainnya.3

Selain itu, YouTube juga aktif dan banyak menyiarkan

konten Islami berupa dakwah, atau lewat film-film pendek yang

mengangkat kisah yang mayoritas dialami oleh masyarakat.

Demonstrasi audio visual yang diberikan YouTube memberikan

cara baru untuk dunia eksistensi dan juga pendidikan, sekaligus

memberikan kesempatan untuk saling berkomunikasi.

Sebagian besar elemen masyarakat maupun komunitas,

banyak menggunakan YouTube sebagai media dakwah. Salah

satunya Film Maker Muslim (FMM) milik Daarul Qur‟an Movie.

FMM adalah salah satu channel YouTube asal Indonesia yang

memproduksi film dan video-video lainnya dengan tujuan

mensyiarkan Islam.4

3 Nasrullah, Rulli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan

Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.44.

4 https://www.youtube.com/user/WANTProductionTV/about diakses

pada 22 Januari 2017 pukul 17.05 WIB.

Page 19: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

3

Tujuan utamanya adalah untuk berdakwah lewat tayangan-

tayangan yang bermanfaat. Namun dikemas dengan sisi humoris,

santai dan mudah diterima oleh penonton, tetapi tidak melupakan

konten Islami. Film pendek pertama karya FMM yang menarik

perhatian khalayak adalah “Cinta Subuh”. Film ini berhasil

membawa lebih dari dua juta penonton yang sukses

menyampaikan pesan dakwah tentang ibadah. Fenomena yang

sering terjadi di kalangan anak muda, persoalan jodoh dan

pasangan hidup serta perilaku ibadah sholatnya. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam al-qur‟an Surat Al-ankabut ayat

45:

لة تنهى عه الفحشاء لة إن الص اتل ما أوحي إليك مه الكتاب وأقم الص

يعلم ما تصنعىن أكبر والل والمنكر ولذكر الل

Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,

yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-

ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa keutamaan shalat lebih

besar dibanding ibadah-ibadah lainnya. Materi yang dibawa pada

film ini sangat ringan dan kekinian, mengangkat seputar

kegelisahan anak muda dengan dibarengi lawakan yang renyah.

Pada film pendek Cinta Subuh, yang peneliti fokuskan pada

episode satu dan dua mengisahkan tokoh utama yang bernama

Angga dengan proses perjuangan yang panjang, akhirnya Angga

berhasil istiqomah menunaikan Shalat Subuh berjamaah secara

rutin di Masjid.

Page 20: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

4

Hal ini juga dialami oleh salah satu teman dekat saya di

kegiatan KKN, Fikri Amarullah. Kebiasaan ia yang suka

menonton tayangan dakwah di YouTube membuat ia juga suka

menonton film pendek, salah satunya film trilogi Cinta Subuh ini.

Menurutnya, film Cinta Subuh memberikan warna percintaan

yang baru dan juga melahirkan bentuk kesadaran beragama dalam

Islam yang baik dan patut ditiru.

Tanpa disadari, peneliti pun melihat perubahan yang dialami

teman yang satu ini, Fikri mengalami masa hijrah yang cukup

signifikan. Ia berusaha untuk memperbaiki pola aktivitas yang ia

jalani sehari-harinya. Mulai dari mengatur waktu bangun pagi

untuk bisa shalat berjamaah di Masjid ataupun di Mushalla.

Sampai pada usaha ia dalam mencari rejeki, karena ia yakin

bahwa dengan memanfaatkan waktu ibadah shalat dengan baik,

maka Allah Subhanahu Waa Ta‟ala akan memudahkan

segalanya.5

Dilihat dari sisi dakwah, media YouTube sudah mulai efektif

dalam proses komunikasi keagamaan yang juga mulai

berkembang. Diantaranya teknik dan metode dakwah yang

disampaikan sangat variatif dan menarik perhatian masyarakat.

Penggunaan media-media komunikasi modern inilah yang harus

dimanfaatkan keberadaannya, untuk mencapai kepentingan

ajaran-ajaran Islam atau dakwah Islam.6

5 Hasil wawancara tatap muka pada tanggal 21 Desember 2017

bertempat di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6 Munir Amin, Samsul, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 113.

Page 21: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

5

Inovasi baru dalam berdakwah dengan pemanfaatan media

YouTube merupakan sarana bagi masyarakat saat ini. Karena

menjangkau pemirsa yang saat ini dekat dengan dunia internet,

memposisikan diri sebagai penonton (mad‟u) nya terhadap

kegiatan yang dikemas terutama lewat film pendek ini.

Dengan adanya film pendek Cinta Subuh di channel

YouTube FMM, peneliti sangat tertarik dalam mengambil

penelitian tentang film ini. Meninjau kembali pada pengalaman

pribadi teman dekat peneliti bahwa ia turut merasakan betapa

berpengaruhnya pesan ibadah shalat yang disampaikan pada film

pendek Cinta Subuh.

Saat ini YouTube tidak hanya menyampaikan pesan-pesan

yang bersifat hiburan semata, namun juga menayangkan video-

video yang mendidik. Alasan peneliti ingin mengukur sejauh

mana dampak film pendek Cinta Subuh, karena begitu banyak

orang-orang yang membagikan film pendek tersebut di halaman

Facebook dan twitter mereka.

Selain itu, peneliti juga melihat banyaknya komentar positif

dari video yang ditayangkan di Youtube (terlampir). Film pendek

di YouTube menarik peneliti untuk mencari tahu bagaimana

penonton terutama anak muda yang telah menonton film pendek

Cinta Subuh 1 dan 2 terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah

yang terkandung di dalamnya. Nantinya, responden akan dinilai

dan dikelompokan berdasarkan berapa kali (intensitas) menonton

berpengaruh signifikan atau tidak terhadap kesadaran akan nilai-

nilai ibadah.

Page 22: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

6

Maka dalam penelitian ini, organisasi kampus yang aktif

melakukan kegiatan Islami yaitu Lembaga Dakwah Kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (selanjutnya disebut LDK Syahid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Anggota dari LDK Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah khalayak yang telah menonton

film pendek Cinta Subuh lebih dari dua kali. Dengan demikian,

peneliti ingin mengetahui hubungan intensitas menonton film

pendek Cinta Subuh terhadap kandungan pesan-pesan tentang

kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film tersebut. Dengan

melihat kuat atau tidaknya hubungan menonton dengan kesadaran

akan nilai-nilai ibadah pada film, nantinya peneliti dapat

menyimpulkan adanya hubungan tergantung pada berapa banyak

responden mengulang kembali untuk menonton film pendek

tersebut di Youtube. Berpijak dari latar belakang di atas, maka

menarik peneliti untuk meneliti dan menulis dalam sebuah karya

ilmiah yang berjudul “Hubungan Intensitas Menonton Film

dengan Kesadaran Akan Nilai-nilai Ibadah dalam Film Pendek

Cinta Subuh di Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada anggota dari

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hubungan

intensitas menonton yang diukur adalah tingkat keseringan

menonton film dari responden dengan kesadaran akan nilai-

nilai ibadah seluruh anggota LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tidak dibedakan jenis kelamin ataupun

Page 23: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

7

kelas. Namun, sampel yang dituju adalah anggota aktif LDK

Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan meneliti

kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta

Subuh, dan peneliti akan fokuskan pada episode pertama dan

kedua. Karena, pada episode ketiga alur cerita dan pesan

yang disampaikan berbeda, sedangkan episode satu dan dua

berkesinambungan.

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan intensitas menonton film

dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek

Cinta Subuh di Youtube pada anggota LDK Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran latar belakang dan rumusan

masalah di atas, adapun tujuan diadakannya penelitian ini

adalah:

Mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas

menonton film dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah

dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube pada anggota

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Page 24: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

8

Manfaat penelitian ini secara akademis akan memberikan

kontribusi wawasan keilmuan tentang efek komunikasi

massa terhadap penggunaan YouTube sebagai media

dakwah. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

dalam kajian ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, khususnya

pada kajian efek komunikasi massa.

b. Manfaat Praktis

Manfaat hasil penelitian ini secara praktis akan dijadikan

sebagai bahan masukan bagi remaja Indonesia secara umum

dan remaja muslim Indonesia secara khusus, bahwa media

massa dapat memberikan efek yang nyata terhadap respon

penonton, khususnya para pecinta tayangan film-film pendek

di channel YouTube Film Maker Muslim. Dengan adanya

efek menonton dapat terlihat adanya hubungan intensitas

menonton dengan pesan-pesan yang disampaikan dalam

sebuah film.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mengadakan

penelitian lebih lanjut, yang kemudian menjadi satu karya

ilmiah. Maka, langkah awal yang peneliti tempuh adalah

mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi sebelumnya

yang mempunyai judul dan pembahasan yang hampir sama

dengan yang peneliti akan teliti.

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk

membantu dan mengetahi dengan jelas penelitian yang akan

dilakukan untuk penelitian skripsi ini. Adapun tinjauan

pustaka dalam skripsi ini yaitu :

Page 25: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

9

1. “Pengaruh Program Mamah dan Aa Beraksi Episode

„Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟ Terhadap

Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey Pada

Siswa-siswi SMAN 87 Jakarta) disusun oleh Atha

Zhafira, NIM 1112051000164, pada tahun 2017. Pada

penelitian ini terdapat hasil pengaruh menonton program

Mamah dan Aa Beraksi dengan mengambil konsep pada

kesadaran siswa-siswi akan bahaya zina dan ditemukan

pengaruh yang positif dan signifikan. Kesamaan objek

tentang kesadaran, namun pada penelitian ini fokus pada

kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta

Subuh di YouTube.

2. “Pengaruh Online Shop Pada Media Sosial Instagram

Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMP Islam

Cikal Harapan I Bumi Serpong Damai: BSD Kota

Tangerang Selatan” disusun oleh Daniella Putri Islamy,

NIM 1110051000176 pada tahun 2015. Skripsi ini

mengukur perilaku konsumtif siswa-siswi yang

menggunakan media sosial instagram untuk belanja

online. Penelitian ini menggunakan metode survey,

dengan responden 109 orang. Peneliti menunjukan adanya

pengaruh yang signifikan. Dalam hal ini, perbedaan

penelitian yang peneliti lakukan adalah dalam objek dan

subjek penelitian.

3. “Terpaan Film Pendek Cinta Subuh 1 Film Maker Muslim

Terhadap Kognitif dan Afektif Khalayak” disusun oleh

Luthfi Rahman, NIM 44112110013, Fakultas Ilmu

Page 26: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

10

Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta pada tahun

2017. Penelitian ini tentu berbeda dengan penelitian

sebelumnya, mulai dari subjek penelitian hingga metode

yang digunakan. Pada skripsi terdahulu yang disebutkan

judulnya diatas, meneliti dampak kognitif dan afektik

khalayak secara garis besar dan implementasinya dalam

kehidupan sehari-hari. Sedangkan penelitian ini mengukur

kesadaran penonton akan nilai-nilai ibadah yang

terkandung pada film. Selain itu objek penelitian ini pada

dua episode film Cinta Subuh, sedangkan penelitian

sebelumnya hanya terbatas pada episode pertama.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi ini berdasarkan SK-Rektor

No. 507 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, yang

terdiri dari:

BAB I. PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu,

dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini menjelaskan secara rinci terkait teori yang

bersangkutan dengan variable penelitian. Teori yang

dipakai yakni teori S-O-R dan konsep Kesadaran akan

nilai-nilai ibadah. Selain teori yang akan dikupas juga ada

kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Terdiri dari populasi dan sampel, tempat dan waktu

Page 27: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

11

penelitian, sumber data, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik

pengumpulan dan pengolahan data.

BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang profil LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta serta gambaran umum dari film

pendek Cinta Subuh di channel YouTube Film Maker

Muslim. Selain membahas pada gambaran umum, pada

bagian ini peneliti akan menjabarkan deskripsi data

responden penelitian, uji instrumen, uji validitas, uji

reliabilitas, uji normalitas, uji linieritas, dan uji korelasi

Spearman. Selain itu, bab ini juga berisikan stentang

pembahasan yaitu dengan mengaitkan latar belakang,

teori dan rumusan masalah dari hasil data dan temuan

penelitian.

BAB V. PENUTUP

Bagian ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengolahan

data, baik dalam bentuk penjelasan hipotesis, hasil

korelasi dan lainnya sebagai penutup pada penelitian ini.

Ditambah dengan saran-saran yang dilukiskan untuk

pemenuhan penelitian yang akan datang.

Page 28: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media massa merupakan salah satu sarana penting dan

berpengaruh untuk mengungkapkan fakta juga sebagai

pemberi kabar. Menurut Kurniawan Junaedhi, media massa

merupakan saluran yang memanfaatkan kemampuan teknik

jurnalistik untuk menyampaikan pesan kepada khalayak

dalam jumlah yang tak terhingga, sehingga terjadilah

komunikasi massa.1

Sedangkan menurut Cangara, media massa adalah alat

yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber

kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi dan film.2

Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa kepada komunikan

pada jumlah yang besar. Namun, komunikator dalam

komunikasi massa harus tahu apa yang ia ingin

komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus

menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan

penetrasi kepada benak komunikan.3

Berdasarkan definisi media massa diatas, peneliti

1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi),

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.134.

2 Nawiroh Vera, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Renata

Pratama Media, 2010), h. 8.

3 Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:

PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 80.

Page 29: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

13

menyimpulkan bahwa media massa berfungsi untuk

memberikan pesan yang dapat memiliki pengaruh bagi

penerimanya. Pengaruh media massa yang dimaksud yaitu

pengaruh internal ataupun pengaruh eksternal. Hal ini sangat

erat kaitannya dengan respon dari khalayak, yang dimana

respon ini adalah efek komunikasi yang terjadi pada diri

khalayak setelah menerima pesan komunikasi yang ada pada

sebuah media televisi.4

2. Karakteristik Media Massa

Media massa yang digunakan seseorang sebagai alat

untuk melakukan kegiatan komunikasi mempunyai

karakteristik sebagai berikut :5

1. Bersifat umum, karena pesan yang disampaikan

melalui media massa adalah terbuka untuk semua

orang dan terdiri dari banyak orang sehingga sampai

pada penyajian informasi.

2. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh

siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis

kelamin dan suku bangsa.

3. Komunikan bersifat heterogen, karena sejumlah orang

yang disatukan dengan suatu minat yang sama dengan

tujuan yang sama terhadap media massa seperti halnya

pengertian kebudayaan dan nilai-nilai.

4. Menimbulkan keserempakan, keseragaman dalam

4 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), h.224.

5 Ibid., h. 81-83.

Page 30: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

14

seleksi dan interpretasi pesan-pesan.

3. Efek Media Massa

Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa

dapat menerpa seseorang, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Menurut K. Robert “efek hanyalah perubahan

perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena

fokusnya pada pesan, maka efek harus berkaitan dengan

pesan yang disampaikan media massa.

Menurut Steven M. Chaffe, efek media massa dapat

dilihat melalui dua pendekatan, antara lain :6

1. Efek dari media massa yang berkaitan dengan

pesan ataupun media itu sendiri.

2. Perubahan yang terjadi pada diri khalayak

komunikasi massa berupa sikap (kognitif),

perasaan (afektif), dan perilaku (behavioral).

Dampak pesan media massa, yaitu :7

1. Efek Kognitif

Efek ini akan muncul dari diri komunikan itu

sendiri yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek ini

membahas tentang bagaimana media massa dapat

membantu khalayak dalam mempelajari informasi

yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan

kognitifnya.

6 Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 49.

7 Ibid., h. 50-58.

Page 31: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

15

2. Efek Afektif

Efek ini tujuan komunikasi massanya bukan

sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi

lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut

merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira,

marah dan sebagainya.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul

pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan,

atau kegiatan. Pada tahap ini, orang cenderung meniru

perilaku yang diamatinya. Hal ini serupa dengan teori

belajar sosial.

4. Konteks Media Baru

New media atau media baru adalah istilah yang

dimaksud untuk mencangkup hal terkait kemuncul digital,

atau jaringan teknologi informasi. Menurut Denis McQuail

dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011:43), ciri

utama media baru adalah adanya saling keterhubungan,

aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima

maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang

beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada

di mana-mana.

Saat ini, adanya saluran media dicirikan dengan

banyak pilihan hingga membingungkan. Karenanya, terdapat

ratusan saluran televisi kabel dan program siaran yang sesuai

permintaan pihak tertentu dapat ditemui setiap hari. Ditambah

dengan internet yang isinya beraneka ragam dan tanpa batas.

Page 32: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

16

Teknologi media baru kedepannya akan menjadi

penting serta memberi peluang bagi masyarakat yang suka

berkreasi di dalam media. Misalnya seperti blog, halaman

Facebook, portal, dan catatan harian video di YouTube atau

akrab disebut Vlog.8

5. Media Sosial

Mandibergh mendefinisikan media sosial sebagai

"media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang

menghasilkan konten (user generated content)".9 Ciri-ciri

media sosial, yaitu:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang

saja namun bisa terhadap siapa saja atau banyak orang

contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui

suatu Gatekeeper.

c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di

banding media lainnya.

d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

6. YouTube

YouTube merupakan salah satu bentuk aplikasi dari

media sosial yang tergolong ke dalam new media.

Diluncurkan pada bulan Mei 2005, YouTube telah

8 Diambil dari https://ejournal.unsrat.ac.id/, Jurnal tentang Pengaruh

Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi,

Eribka Ruthellia David, dkk. Volume VI. No. 1. Tahun 2017, pada 18 Oktober

2017 pukul 17.51 WIB. 9 Nasrullah, Rulli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan

Sosioteknologi, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.11.

Page 33: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

17

memudahkan miliaran orang untuk menemukan, menonton,

dan membagikan beragam video. YouTube menyediakan

forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan,

memberikan informasi, dan menginspirasi orang lain di

seluruh dunia, serta bertindak sebagai platform distribusi

bagi pembuat konten asli dan pengiklan, baik yang besar

maupun kecil. YouTube merupakan salah satu perusahaan

milik Google.

YouTube diciptakan oleh 3 orang mantan karyawan

PayPal (website online komersial), Chad Hurley, Steve Chen,

dan Jawed Karim pada Februari 2005. Sejak awal

diluncurkan, YouTube langsung mendapat sambutan baik di

masyarakat. Youtube adalah video online dan yang utama

dari kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari,

melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala

penjuru dunia melalui suatu web (Budiargo, 2015; 47).

Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa

kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki

gairah di bidang pembuatan video, mulai dari film pendek,

dokumenter, hingga video blog, tetapi tidak memiliki „lahan

“untuk mempublikasikan karyanya”. YouTube mudah

dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat

diakses dimanapun, tentunya dengan gadget yang

kompatibel.

Hal itu membuat pembuat video amatir dapat dengan

bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk

dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik,

Page 34: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

18

jumlah viewers akan bertambah. Viewers banyak akan

mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video-

video mereka selanjutnya. Senada dengan televisi, konten

program televisi yang disukai masyarakat, dalam hal ini

ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara otomatis.

B. Teori S-O-R

Teori S-O-R kepanjangan dari Stimulus – Organisme –

Respon ditemukan oleh Hovland (1953) yang awalnya dari ilmu

psikologi. Awal terbentuknya teori S-O-R ketika ditemukannya

salah satu prinsip utama teori pembelajaran menurut E. L.

Thorndike (1874-1949). Namun dalam perkembangannya juga

digunakan dalam ilmu komunikasi. Objek material dari Psikologi

dan Ilmu Komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya

meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan behavioral.10

(Onong Uchjana Effendy, 2003: 225)

Prinsip teori ini yaitu respon merupakan reaksi balik dari

individu, ketika menerima stimulus dari media. Seseorang dapat

mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara

pesan-pesan media dan reaksi audiens. Hal ini dapat juga

dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khhusus terhadap

stimulus respon. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : (a)

pesan (stimulus); (b) seorang penerima (receiver); dan (c) efek

(respons).11

Menurut Burhan Bungin, dasarnya teori stimulus-respons

10

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), h.225.

11

Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2004), Cet. Ke-8, h.5.14.

Page 35: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

19

atau stimulus-organisme-respons merupakan suatu prinsip

belajar yang sederhana. Dalam masyarakat, prinsip stimulus-

respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan

oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala

yang luas. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu

kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience.12

Gambar 2. 1

Skema S-O-R

Sumber : Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

2003.

Pada Gambar 2.1. menunjukkan bahwa perubahan sikap

bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau

pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima

atau ditolak. Stimulus adalah segala sesuatu yang merangsang

terjadinya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan, atau aspek

lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.13

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari

12 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2006), h. 281.

13

Nina W. Syam, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.83.

Stimulus

Organisme:

Perhatian

Pengertia

Penerimaan

Respon

(Perubaha

n Sikap)

Page 36: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

20

komunikan. Ketika komunikan sampai pada tahap paham dan

mengerti, kemampuan ini yang melanjutkan ke proses

selanjutnya. Setelah diterima pesan apa yang tersampaikan,

komunikan mengolah dan menerimanya dengan bentuk

kesediaan dan terjadilah perubahan sikap. Dengan demikian,

perubahan sikap karena reaksi atau tanggapan yang dimunculkan

seseorang terhadap stimulus.

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa

menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap

komunikan. Respons atau perubahan sikap bergantung pada

proses penyampaian pesan terhadap individu. Stimulus (pesan)

yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau

ditolak. Hal ini akan terjadi apabila komunikan (khalayak)

memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan.

Ketika khalayak memikirkan rangsangan yang didapat, maka

akan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin

kesalahpahaman dan penolakan. Perubahan sikap inilah dapat

terjadi berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik

(behavioral).

Kelemahan teori stimulus respon adalah penyamaran

individu. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi

secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang

berbeda. Karenanya, pada tahun 1970, Melvin De Fleur

melakukan modifikasi terhadap teori stimulus respon dengan

teorinya yang dikenal sebagai individual different theory.

De Fleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi

stimulus tertentu yang berinteraksi berbeda-beda sesuai dengan

Page 37: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

21

karakteristik pribadi individu.14

Dengan demikian, dalam teori S-

O-R sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan yang kemudian mampu menimbulkan efek tertentu.

Teori S-O-R yang digunakan dalam penelitian ini adalah

respon yang sesungguhnya dimodifikasi organisme agar aktif

mengolah stimulus yang datang. Teori ini beranggapan bahwa

setiap respon dan efek dapat berubah karena adanya rangsangan

atau daya tarik yang disebut stimulus dari subjek yang diterima

oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan yang akan menentukan

mutu kualitas responden, berupa: reaksi, tanggapan dan balasan

dari objek penerima stimulus.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, film pendek Cinta

Subuh adalah stimulus (S) yang mendapat respon (R) dari

organisme (penerima) yaitu anggota LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (O) yang aktif mengolah pesan dari

stimulus. Sehingga, menyebabkan adanya hubungan yang kuat

dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek

Cinta Subuh di Youtube.

C. Film Pendek

1. Pengertian Film Pendek

Film pendek adalah sebuah karya cipta seni dan budaya

yang merupakan media komunikasi audio visual dengan sifat

yang simple dan kompleks. Karakter dari film pendek adalah

mengandung pesan yang kompleks namun dikemas dalam

14

Mufid, Komunikasi dan Regulasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2005), Cet. Ke-1, h.22-23.

Page 38: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

22

waktu yang singkat. Secara teknis film pendek merupakan

film yang memiliki durasi kurang dari 50 menit.

Film lebih condong dianggap sebagai media hiburan

ketimbang media pembujuk. Namun, film sebenarnya punya

kekuatan bujukan atau persuasi yang besar. Kritik publik dan

adanya lembaga sensor juga menunjukkan bahwa film sangat

berpengaruh.15

Dalam buku “Ketika Film Pendek Bersosialisasi”,

karangan Gotot Prakosa banyak memberikan gambaran

sejarah dan perkembangan film independen di Indonesia.

Bagi Gotot, film pendek merupakan film yang durasinya

pendek, terkait dengan durasinya para pembuat film pendek

semestinya bisa lebih selektif mengungkapkan materi yang

ditampilkan.

Film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang

lebih luas kepada para sineas dalam bereksperimen secara

idealis. Maka, karakteristik dari film pendek itu independen

atau bebas dari tekanan. Sehingga film-film pendek hana

akan diproduksi oleh sineas yang memiliki semangat yang

tinggi untuk terus berkarya.16

Film hadir dalam bentuk audio visual, melalui audio

visual inilah film dapat memberikan pengalaman-

pengalaman baru kepada para penontonnya, pengalaman itu

menyampaikan berbagai bentuk seperti pengetahuan

15

William L. Rivers dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern,

(Jakarta: Prenada Media, 2003), h.252. 16

Trianton, Teguh, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2013), h. 40-42.

Page 39: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

23

(kognitif), perasaan (afektif), dan perilaku (behavioral)

kepada penontonnya. Maka dari itu, film bisa dijalankan

sebagai media komunikasi yang berfungsi sebagai media

tabligh, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan

menjauhkan pada larangan-Nya.

2. Macam-macam Film Pendek

Film pendek dibagi beberapa macam jenisnya, yaitu :17

1) Film pendek eksperimental

Film pendek yang digunakan sebagai bahan

eksperimen atau uji coba, di Indonesia jenis film ini sering

dikategorikan sebagai film indie.

2) Film pendek komersial

Film pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil

atau memperoleh keuntungan

3) Film pendek Layanan masyarakat (public service)

Film pendek yang bertujuan untuk layanan

masyarakat, dan biasanya ditayangkan di media massa

(televisi).

4) Film pendek Entertainment / hiburan

Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan.

Film ini banyak kita jumpai di Televisi dengan berbagai

ragamnya.

3. Unsur-unsur Film

Agar dapat memahami fim secara keseluruhan, peru

pengetahuan mengenai unsur-unsur pembentukan film.

17

https://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-dan-film-

pendek-2/ diakses pada 31 Januari 2017 pukul 09.39 WIB.

Page 40: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

24

Gambar 2. 2

Unsur-unsur Film

Sumber : Himawan Pratista, Memahami Film, 2008

Pada Gambar 2.2 Dalam film memiliki unsure naratif dan

semantic, yang dimana unsur naratif adalah perlakuan

terhadap cerita filmnya. Unsur naratif berhubungan dengan

aspek cerita atau tema film. Sedangkan semantic yang

menyangkut hal seputar tatanan bahasa yang digunakan

dalam cerita. Karena setiap film pasti memiliki unsur-unsur

seperti : 18

a) Tema

Sesuatu hal yang diangkat ke dalam sebuah cerita dan

membahas suatu permasalahannya. Tema itu mengangkat

suatu persoalan utama yang diungkapkan dalam sebuah

film.

b) Tokoh

Tokoh adalah orang yang berperan dalam sebuah

cerita, baik sebagai tokoh utama (protagonis) ataupun

tokoh pendukung. Dalam film pendek Cinta Subuh yang

18

Pratista, Himawan, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian

Pustaka, Cet.I, 2008), h.2.

Page 41: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

25

menjadi tokoh utama adalah Angga dan Ratih, sedangkan

tokoh pendukung yaitu Ustadz Sapta dan istri, kemudian

ada juga temannya Angga yaitu Mas Dodi.

c) Masalah atau konflik

Masalah di dalam konflik dapat diartikan sebagai

penghalang yang dihadapi tokoh protagonis dalam meraih

tujuannya. Permasalahan ini yang kemudian memicu

konflik (konfrontasi) fisik atau batin dari luar diri tokoh

utama ataupun dari dalam diri tokoh protagonis.

Masalah atau konflik biasa muncul ketika sudah di

pertengahan cerita yang membuat alur semakin terasa

lebih menarik dan penasaran dalam penyampaian

pesannya. Dalam film ini, konfliknya adalah ketika

pembuktian Angga untuk melaksanakan shalat subuh di

masjid, kesadaran ini muncul karena Angga mendapat

teguran dan umpatan dari mantan kekasihnya, Ratih

bahwa ia masih sering meninggalkan shalat Subuh.

d) Lokasi

Tempat atau lokasi di dalam film biasanya berfungsi

sebagai pendukung narasi di dalam skenario. Pemilihan

lokasi dapat membangun cerita menjadi lebih realistis.

Lokasi yang dipakai dalam pembuatan film ini masjid,

rumah Ratih, restoran dan kost-an Angga.

e) Waktu

Waktu dalam narasi film merupakan salah satu aspek

penting dalam membangun cerita pagi, siang, sore, dan

malam. Dalam film memiliki makna sendiri sebagai

Page 42: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

26

pembangun suasana narasi. Waktu yang dipakai dalam

film pendek ini saat fajar, pagi hari dan siang.

Seluruh elemen ini akan membentuk unsur naratif

secara keseluruhan dan saling berinteraksi untuk

membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki

maksud dan tujuan. Namun, selain unsur naratif, dalam

film terdapat unsur semantik yaitu bahasa film yang

berguna untuk menganalisis tekstual dari beberapa

rangkain pendek film, video, atau televisi.

4. Film Sebagai Media Dakwah

Media dakwah merupakan alat atau sarana yang

digunakan untuk penyampaian informasi mengenai pesan-

pesan dakwah.19

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan

agar kemasan materi-materi dakwah yang disampaikan

menjadi menarik dan aktual, salah satunya adalah dengan

memanfaatkan jalur kesenian. Selain itu juga menampilkan

sebuah karya di bidang penyiaran, yaitu film.

Penyajian film berupa gambar, bahasa, potongan kejadian

dan adegan yang menarik mampu menjadi tontonan yang

memberikan pencerahan bagi penonton. Ditambah dengan

dukungan materi-materi dakwah yang ringan dan

direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan

ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan

sebagainya yang dilakukan secara sadar.

19

Ali Aziz, Mohamad, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup,

2009), h. 404.

Page 43: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

27

Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak

pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta

bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama

dengan penuh kesadaran. Film mempunyai kelebihan

tersendiri dibandingkan dengan media dakwah lainnya,

dimana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton

secara halus dan menyentuh ke lubuk hati tanpa merasa

digurui. Alur atau jalan cerita sebuah film dengan pasti

mengangkat beberapa pesan moral yang diambil maknanya

lewat adegan-adegan serta kutipan kalimat yang memberikan

peluang kepada penonton. Peluang untuk terjadinya peniruan

apakah itu positif ataupun negatif.

Oleh karena itu, efek yang ditimbulkan lewat film pasti

akan muncul pada diri seseorang yang telah menontonnya,

tetapi berbeda kadar efek yang diterimanya. Dalam hal ini,

efek akan tepat jika proses dakwah pun dilakukan melalui

film-film yang mengangkat pesan-pesan dakwah.

5. Kesadaran akan nilai-nilai Ibadah

a. Kesadaran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kesadaran

berasal dari kata „sadar‟ yang berarti insaf, tahu dan

mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti

keinsyafan, keadaan mengerti.20

Sedangkan arti

kesadaran menurut Oxford English Dictionary (OED),

ada enam arti kesadaran yakni (a) pengetahuan

20

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.975.

Page 44: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

28

bersama, (b) pengetahuan dan keyakinan internal, (c)

keadaan mental yang sedang menyadari sesuatu

(awareness), (d) mengenali tindakan dan perasaan

sendiri (direct awareness), (e) kesatuan pribadi

(kesan, pikiran, dan perasaan yang membentuk

perasaan sadar, (f) keadaan bangun atau terjaga secara

normal.21

(Pierson dan Trout: 2005) menyatakan “kesadaran

memungkinkan kita melakukan pergerakan yang

dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan

keputusan bukan insting atau refleks, untuk

menimbulkan hasil akhir yang baik.”22

Kesadaran diri ini juga terkait dengan kemampuan

manusia untuk tahan menghadapi cobaan, kemampuan

untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, tahan

menghadapi kejadian apapun. Kesadaran merupakan

situasi atau hasil dari kegiatan menyadari, sedangkan

penyadaran merupakan proses untuk menciptakan

suasana sadar.

Tahapan-tahapan kesadaran diri yang dimiliki

setiap orang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun

perkembangan sesamanya. Karena manusia tampil di

luar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Menurut

21

Diambil dari www.portalgaruda.com Jurnal tentang Sekilas Tentang

Kesadaran, Dicky Hastjarjo, (Buletin Psikologi, Volume 13, No.2, Desember

2005) pada 21 September 2017 pukul 21.13 WIB. 22

Robert L. Solso, dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.

250.

Page 45: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

29

Sastrowardoyo untuk mencapai kesadaran diri,

seseorang harus melalui empat tahapan yaitu: 23

1. Tahap ketidaktahuan. Tahap ini terjadi pada

seorang bayi yang belum memiliki kesadaran

diri (tahap kepolosan).

2. Tahap berontak. Tahap ini identik

memperlihatkan permusuhan dan

pemberontakan untuk memperoleh kebebasan

dalam usaha membangun “inner strength”.

Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa

transisi yang perlu dialami dalam pertumbuhan,

menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk

ke situasi yang baru dengan keterikatan yang

baru pula.

3. Tahap kesadaran normal akan diri. Dalam tahap

ini, seseorang dapat melihat kesalahan-

kesalahannya untuk kemudian membuat dan

mengambil tindakan yang bertanggung jawab.

Kesadaran diri ini memperluas pengendalian

manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana

harus mengambil keputusan dalam hidupnya.

4. Tahap kesadaran diri yang kreatif. Tahapan ini

bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas

religius, ilmiah, atau kegiatan lain di luar

kegiatan-kegiatan yang rutin. Melalui tahapan

23

Satrowardoyo, Ina, Teori Kepribadian Rollo May, (Jakarta : Balai

Pustaka, 1991), h. 83-84.

Page 46: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

30

ini, seseorang mampu melihat hidupnya dari

perspektif yang lebih luas. Selain itu bisa

memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat

peta mental yang menunjukan langkah dan

tindakan yang akan diambilnya.

Sedangkan kesadaran dalam Islam merupakan hal

penting yang semestinya diciptakan. Hal ini

disebabkan karena kesadaran itu diperlukan untuk

mencapai situasi kehidupan yang lebih baik. Karena

kesadaran diri itu datangnya dari diri sendiri, maka

setiap diri perlu menyadari akan eksistensinya sebagai

manusia sekaligus hamba Allah Subhanahu Wata‟ala

dan khalifah di muka bumi. Setiap diri juga

semestinya memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal

mencapai tujuan, tugas, tantangan serta teman hidup.

Menurut Soekanto terdapat empat indikator

kesadaran yang masing-masing menunjukan pada

tingkat kesadaran tertentu, dimulai dari yang terendah

sampai dengan yang tertinggi. Keempat indikator

tersebut yaitu: pengetahuan, pemahaman, sikap dan

pola perilaku (tindakan).24

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa kesadaran adalah keadaan mengerti, paham dan

24 Diambil dari Skripsi dengan Judul “Pengaruh Program Mamah

dan Aa Beraksi Episode „Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟ Terhadap

Tingkat Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey Pada Siswa-siswi

SMAN 87 Jakarta) disusun oleh Atha Zhafira, NIM 1112051000164, UIN

Jakarta pada 12 Desember 2017, pukul 17.19 WIB.

Page 47: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

31

mengetahui apa yang direfleksikan dan dialami oleh

seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi

pikiran, perasaan, memori serta sensasi fisik dalam

hidupnya. Dalam hal tersebut akan menimbulkan

hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan

pikiran dan yang diketahuinya.

b. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Ibadah dalam istilah bahasa Arab diartikan

dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh,

mengesakan dan merendahkan diri. Dalam istilah

Indonesia diartikan: perbuatan untuk menyatakan

bakti kepada Allah yang didasari ketaatan untuk

mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-

Nya. Juga diartikan: segala usaha lahir dan bathin

sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan

kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap

diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun

terhadap alam semesta.25

Ibadah dilakukan dengan penuh ketaatan

terhadap Allah SWT, mengharapkan keridhaan

dan perlindungan dari Allah dan sebagai

penyampaian rasa syukur atas segala nikmat hidup

yang diterima dari Allah SWT. Ibadah dilakukan

sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah

25

Syarifudin, Amir. “Garis-garis Besar Fiqh”, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010), h. 17.

Page 48: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

32

SWT, meskipun dalan keadaan tertentu apa yang

dikehendaki Allah untuk dilakukan itu berada

diluar jangkauan akal dan nalarnya.26

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 3

Kerangka Berpikir

E.

Gambar 2.3 adalah kerangka berpikir pada

penelitian ini, bahwa media massa, termasuk internet

menjadi agen sosialisasi yang mudah digunakan dalam

masyarakat saat ini. Karena, kebutuhan khalayak akan

26

Ibid., h.17-18

Fenomena yang diteliti:

Menonton Film Pendek Cinta Subuh 1 dan 2 terhadap

kesadaran akan nilai- nilai ibadah

Media dan karakteristik isi pesan pada film pendek Cinta

Subuh 1 dan 2 membuat khalayak memutuskan untuk

menggunakan media dan isi dari film pendek tersebut

Penggunaan media yang besar terhadap tayangan film

akan didapatkan adanya hubungan menonton terhadap isi

pesan

Hubungan yang didapat antara intensitas menonton film

pendek Cinta Subuh di Youtube terhadap kesadaran akan

nilai-nilai ibadah di dalamnya.

Page 49: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

33

informasi menjadikan media massa semakin berkembang.

Hasil dari intensitas menonton yang mempengaruhi

perubahan kognitif, afektif dan behavioral khalayaknya.

Dalam Film Pendek Cinta Subuh, akan didapatkan

besarnya hubungan antara intensitas menonton film

dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum

tentu kebenarannya, dan perlu diuji terlebih dahulu karena

sifatnya yang sementara atau dugaan awal. Dalam melakukan uji

hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan,

yaitu rumus hipotesi nol 0H dan harus disertai pula hipotesis

alternatifaH .

27 Hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

0H = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

intensitas menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube dengan

variabel kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

aH = Ada hubungan yang signifikan antara variabel intensitas

menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube dengan variabel

kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

27

Santosa, Singgih, “SPSS: Mengola Data Statistik Secara

Profesional”, (Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo, 1999), h. 52.

Page 50: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma post-positivisme. Paradigma ialah cara pandang

seorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling menentukan

nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri.1 Paradigma

post-positivisme yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat

diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan

diukur serta diuji dengan metode ilmiah.

Pendekatan ini percaya bahwa penelitian berasal dari

penggunaan data-data yang terukur secara tepat, yang diperoleh

melalui kuisioner atau survei dan dikombinasikan dengan

statistik dan pengujian hipotesis yang bebas nilai atau objektif.

Dengan paradigma post-positivisme, peneliti dapat melihat

bagaimana hubungan intensitas menonton film pendek Cinta

Subuh anggota LDK SYAHID UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

B. Pendekatan Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini peneliti memilih

menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan

kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah

perhitungan untuk menghasilkan hasil kuantitatif yang tepat.2

1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2005), h.24. 2 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009) hal 37

Page 51: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

35

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut

penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian

pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila

disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya.

Pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah korelasional,

artinya uji statistik yang digunakan untuk mengetahui derajat

korelasi antara dua variabel atau lebih, ditandai dengan besaran

koefisien korelasi. Penelitian korelasional bertujuan untuk

menentukan keeratan hubungan dua variabel atau lebih.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif. Penelitian

eksplanatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk

menjelaskan hubungan suatu variabel yang lain untuk menguji

suatu hipotesis.3

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Survei adalah

metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen pengumpulan datanya. Dengan tujuan memperoleh

informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili

populasi tertentu. Pada proses pengumpulan dan analisis datanya

bersifat sangat terstruktur dan jelas. Sehingga melalui kuesioner

yang utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah

responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.4

3 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2005), h.29. 4 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kencana, 2009), h.59.

Page 52: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

36

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,

yang bertujuan untuk menjelaskan dan mengontrol fenomena

sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerik terhadap

variasi angka-angka.5 Penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan

deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, serta

diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisaan

data tersebut.6

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian

adalah film pendek Cinta Subuh. Menurut Sugiyono definisi

objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.7

Adapun subjek penelitiannya adalah orang-orang yang

menjadi sumber informasi yang relevan dengan objek yang

diteliti. Hal ini dikarenakan pada film pendek mengutamakan

pesan kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Maka peneliti akan

mengumpulkan data yang berasal dari subjeknya, yaitu

Anggota dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berupa jawaban dari beberapa

pernyataan yang akan diajukan dalam bentuk kuesioner

5`Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-23, h.31 6 Subana M. dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004), h.25. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 38.

Page 53: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

37

terkait dengan pesan-pesan dalam film yang berkaitan

dengan ibadah.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian dapat ditarik

kesimpulannya.8

Sedangkan menurut Rahmat Kriyantono, variabel adalah

suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam

bentuk bilangan.9

Variabel penelitian merupakan abstraksi (fenomena-

fenomena kehidupan nyata yang diamati seperti sifat atau nilai

dari orang, objek) yang diukur dengan berbagai macam nilai

untuk memberikan gambaran-gambaran yang lebih nyata

mengenai fenomena sosial, yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam peneliti terdiri dari dua macam yaitu variabel

terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada

variabel lainnya serta variabel bebas (independent variable) atau

variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang

digunakan yakni, variabel terikat dan variabel bebas.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 38. 9 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kharisma Putra Utama, 2006), h. 20.

Page 54: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

38

variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang

lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu

yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam

penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan

terjadinya fokus atau topik penelitian.10

Dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah Intensitas menonton film pendek

Cinta Subuh di Youtube.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau

dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini

dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang

dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.11

Dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah Kesadaran akan nilai-

nilai Ibadah dalam film pendek Cinta Subuh pada Anggota

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati adalah definisi operasional. Dengan

itu, peneliti perlu melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Adanya definisi

operasional memberikan batasan kepada variabel y dapat diukur

sesuai dengan parameter yang dipakai pada Tabel 3.1 berikut.12

10

Nanang Martono . Metode Penelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder. PT. Raja Grafindo Persada: 2011, h. 57. 11

Nanang Martono . Metode Penelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder. PT. Raja Grafindo Persada: 2011, h. 57. 12

Hidayat, Aziz Alimun, Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data,

(Jakarta: Salemba Medika, 2007).

Page 55: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

39

Tabel 3. 1

Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kesadaran akan

nilai-nilai

ibadah dalam

film pendek

Cinta Subuh di

Youtube

1. Pengetahuan Mengetahui

Memahami

Menganalisis

Evaluasi

Likert

2. Sikap Menerima

Merespon

Menilai

Likert

3. Tindakan Kesiapan

Adaptasi Likert

Sumber : Pengolahan data Konstruksi Instrumen

Adapun blue print sebelum dilakukan uji coba validitas

instrumen terlihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Blue Print (sebelum validasi instrumen)

No

Variabel Kesadaran akan nilai-

nilai ibadah dalam film

pendek Cinta Subuh di

Youtube

Item

Jmlh Favorable Un

Favorable

1.

Pengetahuan 1, 4, 9, 6, 10,

12, 14, 22, 5,

8, 7, 11, 13

2 14

2.

Sikap

15, 21, 19,

25, 16, 24,

20, 27, 18 17, 3, 29

12

3.

Tindakan

26, 28, 32,

30, 23 33, 31 7

Total 33

Sumber : Pengolahan data Konstruksi Instrumen

Adapun blue print setelah dilakukan uji coba validitas instrumen

terlihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

Page 56: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

40

Tabel 3. 3

Blue Print (setelah validasi instrumen)

No

Variabel

Kesadaran akan

nilai-nilai ibadah

dalam film pendek

Cinta Subuh di

Youtube

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1. Pengetahuan 1, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11,

12, 18, 23

2 13

2. Sikap 13, 14, 15,

17, 20, 21

3, 16, 26 9

3. Tindakan 19, 22, 24,

25, 28

27 6

Total 28

Sumber : Pengolahan data Konstruksi Instrumen

H. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Salah satu tujuan penelitian adalah menjelaskan sifat

populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, atau

sekumpulan subjek, variabel, konsep atau fenomena.13

Objek

ini disebut analisis unit, unit analisisnya bisa berupa orang,

rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan dan lain-lain

dalam bentuk yang biasa dipakai dalam survei.14

Peneliti mengambil populasi dari Lembaga Dakwah

Kampus LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

13

Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kharisma Putra Utama, 2006), h. 109. 14

Pangestu Subagyo dan Djarwanto, Statistika Induktif, (Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta, 2009), Edisi 5, Cet ke-2, h.93.

Page 57: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

41

dimana mereka tergabung dalam komunitas tersebut dan

sudah menonton tayangan film pendek Cinta Subuh 1 dan 2,

bahkan mayoritas dari mereka yang lebih dari dua kali

menonton film pendek tersebut.

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga sering

mengadakan kegiatan, mulai dari nonton bareng Film Pendek

terbaru FMM ataupun kegiatan amal, kajian Agama Islam,

bakti sosial, bahkan pernah mengadakan Workshop tentang

Film Maker (Pembuatan Film). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa yang tergabung secara aktif sebagai

anggota di LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang berjumlah 110 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili

keseluruhan anggota populasi yang bersifat representatif.

Sampel juga merupakan sebuah cuplikan yang diambil dari

suatu populasi dan diteliti secara profesional.15

Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah

rancangan sampel non probabilitas. Artinya, tidak semua

populasi memiliki kesempatan yang sama. Karena yang

ditinjau kembali adalah keaktifan pada anggota LDK Syahid

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Untuk

mendapatkan jumlah sampel dari total populasi, maka

peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

15

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Putra

Grafika, 2005), cet. Ke-3, h. 99.

Page 58: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

42

Keterangan:

n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

e = nilai presisi (10%)

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan melakukan

penelitian selama kurang lebih satu bulan. Tempat penelitian

ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

J. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh melalui

angket atau kuesioner dari sumber data pertama di lokasi

penelitian atau objek penelitian. Kuesioner atau angket

adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,

perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam

organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan

atau oleh sistem yang sudah ada.16

Dalam penelitian ini,

responden yang ditentukan adalah dari organisasi kampus

bernama Lembaga Dakwah Kampus LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Data primer akan diambil dari tiga

sumber, yaitu:

16

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.

RajaGrafindo, 2011) h. 132.

Page 59: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

43

a. Angket

Angket atau Kuesioner yaitu teknik pengambilan data

dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden

yang bersifat pertanyaan tertutup. Teknik ini melakukan

pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis

mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik tertentu yang bisa mempengaruhi suatu objek

penelitian.17

Pertanyaan dalam angket menggunakan jenis

angket tertutup dan akan dijawab oleh para responden

yang sering menonton tayangan film pendek Cinta Subuh

di channel Youtube Film Maker Muslim.

b. Observasi

Observasi yaitu kegiatan yang menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indera lainnya.

Kemudian melakukan pencatatan subjek dan objek yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.18

c. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan

responden.19

Peneliti akan melakukan wawancara dengan

crew Film Maker Muslim untuk mengetahui lebih detil isi

pesan pada film CINTA SUBUH.

17

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana

Prenada Media Group, 2013), h.19. 18

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian

Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), cet.ke-2, h.54. 19

M. Burhan Bungin, h.126

Page 60: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

44

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau

digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya. Data

sekunder ini didapatkan dari dokumen-dokumen atau studi

kepustakaan seperti buku-buku, jurnal-jurnal penelitian,

catatan, dan berbagai situs internet yang valid sumbernya.

K. Uji Instrumen

Dalam penelitian ini untuk mengukur semua jawaban

responden, maka skala yang digunakan adalah skala likert.

Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang tentang

suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua

bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.20

Untuk mengukur data yang sudah terkumpul, peneliti

menggunakan skala Likert. Skala ini digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

tentang suatu fenomena khusus yang telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti yang dikenal dengan variabel

penelitian.21

Pada skripsi ini angket disebar kepada anggota Lembaga

Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Angket yang akan disebar dalam penelitian ini

sebanyak 52 angket, skala pengukuran yang digunakan

dengan pilihan jawaban empat tingkat jawaban. Sangat Setuju

20

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.

RajaGrafindo, 2011) hal 138 21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 93.

Page 61: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

45

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS).

Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini

menghilangkan jawaban ragu-ragu (undicided). Pernyataan

dibuat demikian karena kategori ragu-ragu memiliki makna

ganda, yaitu belum bisa memberikan jawaban atau netral.

Adapun penelitian dalam bentuk Skala Likert adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. 4

Skala likert

Pilihan Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Sumber : Sarjono & Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset, 2011.

Berdasarkan Tabel 3.4, instrumen penelitian

menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk

checklist. Secara keseluruhan, kebenaran data, baik dalam

bentuk angka atau fakta-fakta yang dituangkan dalam

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin

Page 62: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

46

diukur.22

Pada uji validitas ini akan mengukur yang

seharusnya dapat diukur untuk menentukan sebuah

akurasi perhitungan secara nyata. Uji validitas dalam

penelitian biasanya mengukur hubungan atau pengaruh

dari dua variabel atau lebih. Suatu instrumen dikatakan

valid jika pernyataan pada angket mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut.

Instrument penelitian dianggap valid jika r hitung > r

tabel dengan n = 30 dan taraf signifikansi 5% yaitu 0,361

atau jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r

standar, yaitu 0,3.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.23

Uji

reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya

jawaban seseorang terhadap item pertanyaan di dalam

sebuah kuesioner.

Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan

menggunakan metode alpha cronbach. Metode alpha

cronbach yang digunakan untuk menghitung reliabilitas

suatu tes yang tidak mempunyai pilihan “benar” atau

“salah” maupun “ya” atau “tidak” melainkan digunakan

22

Siregar, Sofyan Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.

RajaGrafindo, 2011) h. 162. 23

Siregar, Sofyan, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.

RajaGrafindo, 2011) h. 173.

Page 63: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

47

untuk menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur

sikap atau perilaku.24

Standar yang digunakan dalam menentukan

reliabilitas atau tidaknya suatu instrument penelitian

umumnya adalah perbandingan antara nilai r-hitung

dengan r-tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat

signifikasi 5% nilai r-hitung diwakili oleh nilai alpa,

apabila alpa hitung lebih besar dari pada r-tabel dan alpa

hitung bernilai positif, maka suatu instrumen dapat

disebut reliabel.25

Tabel 3. 5

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa

Alpa Tingkat Reliabilitas

0,0-0,20 Kurang Reliabel

>0,20-0,40 Agak Reliabel

>0,40-0,60 Cukup Reliabel

>0,60-0,80 Reliabel

>0,80-1,00 Sangat Reliabel

Sumber : Sarjono & Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar

Aplikasi untuk Riset, 2011.

Pada Tabel 3.5 Hasil uji reliabilitas dengan

menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Keputusan

pengujian reliabilitas sebagai berikut:

24

Ibid., h. 175. 25

Sarjono & Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar Aplikasi

Untuk Riset (Jakarta: Salemba Empat, 2011) hal 35

Page 64: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

48

1. Jika r hitung > r tabel, maka item instrument

dinyatakan reliabel.

2. Jika r hitung < r tabel, maka item instrument

dinyatakan tidak reliabel.26

L. Teknis Analisis Data

Data hasil analisis berdasarkan variabel film dan tingkat

kesadaran yang diperoleh melalui kuesioner dapat selanjutnya

dianalisis dengan cara:

1. Statistik Deskriptif

Dalam statistik deskriptif dilakukan analisis dalam

bentuk tabel, kolom, grafik, perhitungan frekuensi, ukuran

tendensi pusat (mean, median, modus), ukuran disperse

(kisaran, varian, standar deviasi), dan lain sebagainya.27

1) Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data

kedalam beberapa kategori yang menunjukkan

banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data

tidak dapat dimasukkan kedalam dua atau lebih

kategori.28

untuk menentukkan distribusi frekuensi,

maka di lakukan beberapa langkah sebagai berikut:29

a. Mengurutkan data terkecil dan terbesar

26

Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:

Publica Institute, 2010), h. 113. 27

Suryani&Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi

pada penelitian bidang manajemen dan ekonomi islam (Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri, 2015) cet ke-1 hal 210 28

Ibid., h. 26. 29

Ibid., h. 212.

Page 65: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

49

b. Membuat kategori atau kelas dengan formula

Sturgess yaitu: jumlah kategori (JK)=1+3.33Log n

c. Mencari panjang Interval kelas dengan formula:

d. Menghitung banyaknya frekuensi perkelompok

e. Membuat grafik histogram

2) Ukuran Tendensi Pusat (Central Tendency)

Ukuran pemusatan merupakan nilai tunggal yang

mewakili suatu kumpulan data dan menunjukkan

karakteristik dari data. Tiga ukuran yang umum adalah

mean, meadian, dan modus.30

a. Mean

Mean atau rerata hitung adalah ukuran

tendensi pusat yang memberikan gambaran

mengenai data dan merupakan nilai yang dapat

mewakili dari keterpusatan data. Mean atau rata-

rata diperoleh dari penjumlahan semua nilai dibagi

jumlah data.

b. Median

Median adalah nilai tengah dalam

sekelompok data/observasi setelah diurutkan.

c. Modus

Modus adalah nilai pengamatan yang

paling sering muncul pada suatu pengamatan.

30

Ibid., h. 214

Page 66: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

50

3) Ukuran Dispersi

Ukuran dispersi atau penyebaran merupakan suatu

ukuran parameter untuk mengetahui seberapa besar

penyimpangan dengan nilai rata-rata hitungnya.

Ukuran dispersi secara umum meliputi kisaran

(range), varians dan standar deviasi.31

a. Range

Kisaran atau range merupakan nilai

ekstrem dalam sekumpulan observasi. Range

merupakan ukuran yang paling sederhana dari

ukuran penyebaran.

Kisaran (Range) = Nilai terbesar – Nilai terkecil

b. Varian

Varian dihitung dengan mengurungkan

mean dari tiap-tiap observasi dalam kumpulan

data, dan mengkuadradkan selisihnya. Varian

terdiri dari dua jenis yaitu, varian populasi dan

varian sampel. Varian populasi merupakan deviasi

kuadrat dari setiap rata-rata hitung semua data

dalam populasi. Adapun varian sampel adalah

deviasi kuadrat dari setiap data rata-rata hitung

terhadap semua data dalam sampel.

Varian populasi

31

Ibid., h. 217.

Page 67: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

51

Varian sampel

c. Standar Deviasi

Standar deviasi adalah ukuran penyebaran

distribusi atau variabilitas data dalam satu

kelompok data. Standar deviasi yang besar

menunjukkan adanya perbedaan yang besar antar

anggota kelompok data, atau dapat dinyatakan

sebagai kuadrat dari varians yang menunjukkan

penyimpangan data dari nilai rata-ratanya.32

Standar Deviasi Populasi

32

Suryani&Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi

pada penelitian bidang manajemen dan ekonomi islam (Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri, 2015) cet ke-1 hal 218

Page 68: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

52

Standar Deviasi Sampel

2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov smirnov

dan normal Q-Q plot untuk mengetahui apakah data tersebut

normal atau tidak. Data distribusi normal akan menyebar

membentuk suatu garis lurus diagonal, jika distribusi data

residual normal, maka model memenuhi asumsi normalitas.

Dan jika data menyebar jauh garis diagonal atau tidak

mengikuti arah garis diagonal sehingga tidak menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirov adalah:

a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

sebaran data tersebut bersifat normal

b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka

sebaran data tersebut bersifat tidak normal.

3. Uji Korelasi Rank Spearman

Uji koefisien korelasi ini berfungsi untuk melihat

hubungan antara variabel intensitas menonton film dan

Page 69: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

53

kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Setelah mengklasifikasikan

data, diadakan analisa data untuk mengetahui adakah

hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel X

(Intensitas Menonton Film) dengan variabel Y (Kesadaran

Akan Nilai-nilai Ibadah dalam Film Pendek Cinta Subuh di

Youtube). Maka, untuk menghitung koefisien korelasi

sederhana dapat menggunakan rumus Spearman Rank sebagai

berikut:

Adapun prosedur korelasi sederhana dengan

menggunakan teknik statistik korelasi pearson product

moment sebagai berikut:33

1) Jika, (sig) > α, maka 0H diterima.

2) Jika, (sig) > α, maka 0H ditolak.

Pada penelitian ini, perhitungan koefisien korelasi

menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 24.0.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat

berpedoman pada Tabel 3.6 berikut:34

33

Siregar, Sofyan, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.

RajaGrafindo, 2011) h. 338. 34

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research &

Development, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 229

Page 70: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

54

Tabel 3. 6

Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Lemah

Lemah

Cukup

Kuat

Sangat Kuat

Sumber : Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, 2013.

Page 71: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

55

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Responden Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner

kepada 52 responden yang berisikan 28 butir pertanyaan

mengenai Kesadaran Ibadah Shalat pada Film Pendek

CINTA SUBUH di Youtube. Pada penelitian ini responden

adalah anggota dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Pusat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 52 orang.

Dari 52 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti

mendapatkan data mengenai identitas responden dan akan

mengklasifikasikannya berdasarkan usia, jenis kelamin,

tingkat keseringan menonton Film Pendek dan tingkat

keseriusan menonton Film Pendek di Youtube.

Dengan demikian, maka diperoleh jumlah sampel yang

dapat mewakili populasi anggota LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan nilai presisi 10%

yaitu sebesar:

5238,52

1,2

110

)1,0(1101

1102

n

n

n

Maka, sampel yang diperoleh untuk menguji penelitian

ini disebar kepada 52 anggota LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 72: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

56

a. Usia responden

Tabel 4. 1

Usia Responden

Usia Jumlah

18-20 Tahun 22 responden

21-23 Tahun 30 responden

>23 Tahun -

Sumber: Pengolahan Data Ms. Office Excel

Berdasarkan Tabel 4.1 hasil penelitian yang

dilakukan, usia reponden mulai dari usia 18-23 tahun.

Kategori usia yang didapatkan memenuhi keinginan

peneliti. Karena peneliti fokus kepada mahasiswa-

mahasiswi yang masih aktif di kampus serta sering

mengakses Youtube untuk mencari hiburan dan

pengetahuan.

b. Jenis Kelamin

Tabel 4. 2

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 18

Perempuan 34

Total 52

Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, peneliti

mendapatkan jumlah responden laki-laki sebanyak 18

responden, sedangkan perempuan sebanyak 34

responden dengan total keseluruhan responden yang

Page 73: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

57

mengisi kuesioner berjumlah 52.

c. Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek di

Youtube

Tabel 4. 3

Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek

Tingkat Keseringan

Menonton Film

Pendek

Jumlah Persentase

1-2 kali 12 23.0769

3-4 kali 34 65.3846

>5 kali 6 11.5384

Total 52 100

Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel

Berdasarkan Tabel 4.3 sebanyak 23% responden yang

menonton film pendek Cinta Subuh 1-2 Kali atau dengan

total responden 12 mahasiswa. Sedangkan 65% responden

yang menonton film pendek Cinta Subuh 3-4 kali atau

total responden 34 dengan jumlah terbanyak dibanding

dengan yang menonton lebih dari 5 kali.

d. Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek di

Youtube

Tabel 4. 4

Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek

Tingkat Keseriusan

Menonton Film

Pendek

Jumlah Persentase

Biasa Saja 6 11.5384

Serius 38 73.0769

Sangat Serius 8 15.3846

Total 52 100

Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel

Page 74: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

58

Berdasarkan Tabel 4.4 sebanyak 11 % ada 6 responden

yang biasa saja menonton film pendek Cinta Subuh.

Sedangkan 73% responden yang menonton film pendek

Cinta Subuh secara serius dengan jumlah terbanyak yaitu

38, dibanding dengan yang sangat serius sebanyak 15%.

2. Pengolahan Uji Instrumen

Peneliti telah melakukan uji coba instrument kepada 30

responden yang dimana dari 33 butir pernyataan

menghasilkan 28 butir penyataan valid dan 5 buti pernyataan

tidak valid.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji sah atau valid

tidaknya suatu instrument penelitian. Dapat dikatakan

valid apabila instrument penelitian atau kuesioner

memiliki r hitung > r tabel (α; n-2). Dalam penelitian ini, r

tabel nya menggunakan nilai α sebesar 0,05 dan nilai n

atau jumlah sampel sebanyak 30. Rumusnya menjadi 30-2

= 28. Oleh karena itu, nilai r tabel (0,05; 28) sebesar

0.361. Peneliti mengukur uji validitas dengan

menggunakan SPSS 24.0. Pada Tabel 4.5 adalah hasil dari

uji validitas :

Tabel 4. 5

Hasil Uji Validitas

Nomor Butir r Kritis r Hitung Keputusan

Butir 1 0,3 0,376 VALID

Butir 2 0,3 0,426 VALID

Butir 3 0,3 0,429 VALID

Butir 4 0,3 0,455 VALID

Butir 5 0,3 0,482 VALID

Page 75: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

59

Butir 6 0,3 0,654 VALID

Butir 7 0,3 0,367 VALID

Butir 8 0,3 0,565 VALID

Butir 9 0,3 0,771 VALID

Butir 10 0,3 0,377 VALID

Butir 11 0,3 0,401 VALID

Butir 12 0,3 0,117 TIDAK VALID

Butir 13 0,3 0,657 VALID

Butir 14 0,3 0,487 VALID

Butir 15 0,3 0,483 VALID

Butir 16 0,3 0,703 VALID

Butir 17 0,3 0,387 VALID

Butir 18 0,3 0,230 TIDAK VALID

Butir 19 0,3 0,527 VALID

Butir 20 0,3 0,528 VALID

Butir 21 0,3 0,194 TIDAK VALID

Butir 22 0,3 0,622 VALID

Butir 23 0,3 0,257 TIDAK VALID

Butir 24 0,3 0,504 VALID

Butir 25 0,3 0,511 VALID

Butir 26 0,3 0,415 VALID

Butir 27 0,3 0,407 VALID

Butir 28 0,3 0,417 VALID

Butir 29 0,3 0,527 VALID

Butir 30 0,3 0,231 TIDAK VALID

Butir 31 0,3 0,374 VALID

Butir 32 0,3 0,386 VALID

Butir 33 0,3 0,415 VALID Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0 (lampiran 3)

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.5 Uji Validitas

ke 30 responden menyatakan bahwa nilai r tabel sebesar

0,361 sedangkan butir pernyataan yang memiliki nilai r

hitung > r tabel maka butir pernyataan dinyatakan valid. Dari

hasil uji coba instrumen penelitian diatas dapat disimpulkan

pada Tabel 4.6 bahwa butir positif dan negatif pada

Page 76: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

60

instrument penelitian tidak perlu diperbaiki karena semua

butir yang valid dapat mewakilkan pernyataan yang tidak

valid.

Tabel 4. 6

Rekapitulasi Butir Pernyataan Valid dan Invalid

Variabel Dimensi Indikator Butir

Pernyataan

Valid

Butir

Pernyat

aan

Invalid

Kesadaran

Ibadah

1. Pengetahuan

a. Mengetahui 1, 2, 4 -

b. Memahami 6, 9, 10, 14 12

c. Menganalisis 3, 5, 8, 22, 26 -

d. Evaluasi 7, 11, 13 -

2. Sikap

a. Menerima 15 21

b. Merespon 16, 17, 19, 24,

25

-

c. Menilai 20, 27 18

3. Tindakan a. Kesiapan 26 23

b. Adaptasi 28, 31, 32, 33 30

TOTAL PERNYATAAN 28 5

Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah hasil

pengukuran tetap konsisten dengan menggunakan alat ukur

yang sama. Dikatakan reliable apabila nilai koefisien r hitung

> 0,6.

Tabel 4. 7

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,857 33

Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil perhitungan menggunakan

Page 77: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

61

SPSS 24.0 uji reliabilitas pada hasil Cronbach Alpha

koefisien memperlihatkan angka sebesar 0,857 yang dimana

angka tersebut > 0,60 maka dapat disimpulkan data tersebut

Sangat Reliabel. Jika dilihat pada tabel Tingkat Reliabilitas

Berdasarkan Nilai Alpha (Tabel 3.5), maka nilai r berada

pada tingkatan 0,80 – 0,100 yang menyatakan bahwa

pernyataan variabel hasil uji diatas sangat kuat.

3. Deskripsi Kuesioner Penelitian

Hasil perhitungan dari data penelitian yang diperoleh dari

kuesioner yang telah diisi oleh responden dari variable

kesadaran akan nilai-nilai ibadah, didapatkan scoring dan

ranking pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah

No. Pernyataan SS S TS STS Skor Rank

1 Pemain utama film

pendek Cinta Subuh

bagian 1 dan 2 adalah

Angga dan Ratih.

18 34 0 0 174 14

2 Persoalan pada film

pendek Cinta Subuh

tentang seorang laki-laki

yang tidak peduli dengan

hidupnya, tidak bekerja

dan hobi berpacaran

23 28 1 0 82 28

3 Saya suka dengan gaya

pacaran Ratih dan Angga

yaitu pacaran syar‟i

dengan tidak melakukan

hal-hal yang negatif.

5 39 8 0 107 26

4 Film pendek Cinta Subuh

bagian 1 dan 2

memberikan informasi

27 22 3 0 180 8

Page 78: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

62

seputar ibadah shalat dan

kisah asmara (pacaran)

yang harus ditinggalkan

Ratih dan Angga

(pemeran utama).

5 Kebiasaan bangun siang

yang dialami Angga atas

dasar kesengajaan dari

diri sendiri.

33 17 2 0 187 3

6 Kegelisahan pemeran

utama perempuan (Ratih)

untuk menghindari

hubungan spesial

sebelum menikah sesuai

dengan ajaran agama

Islam.

31 18 3 0 184 4

7 Cara menghadapi masa

sulit pemeran utama,

seperti melawan rasa

ngantuk agar bisa shalat

berjamaah di masjid

patut dicontoh.

33 19 0 0 189 2

8 Kebiasaan Angga

menunda-nunda bangun

untuk shalat subuh masih

bisa diperbaiki dengan

jalan bertaubat.

25 27 0 0 181 6

9 Tujuan dari film pendek

Cinta Subuh bagian 1

dan 2 agar saya juga bisa

memperbaiki ibadah

shalat.

15 25 12 0 159 21

10 Persoalan besar yang ada

pada film pendek Cinta

Subuh tentang seorang

laki-laki yang belum taat

beribadah, terutama

shalat Subuh.

18 27 6 1 166 17

11 Angga sebagai sosok

pemuda yang belum 18 33 1 0 173 16

Page 79: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

63

sepenuhnya taat pada

agama Islam, namun

Allah berikan hidayah

lewat mantan pacarnya,

Ratih.

12 Pesan pada film, agar

setiap urusan bernilai

positif dan diridhoi

Allah, maka harus

melaksanakan ibadah

shalat, terutama shalat

subuh

24 28 0 0 180 8

13 Pandangan pacaran

dalam Islam yang

disisipkan pada film

Cinta Subuh menarik

perhatian saya.

23 29 0 0 179 13

14 Tayangan Cinta Subuh di

Youtube membuat saya

senang dan terhibur.

0 20 29 3 121 24

15 Kutipan hadist

keutamaan shalat subuh

yang ditampilkan di awal

tayangan membuat saya

berniat memperbaiki

ibadah shalat subuh.

24 28 0 0 180 8

16 Meskipun saya telah

menonton film Cinta

Subuh bagian 1 dan 2

tidak membuat saya rutin

melaksanakan shalat

Subuh di Masjid.

13 36 3 0 94 27

17 Saya menyukai pemeran-

pemeran film Cinta

Subuh walaupun mereka

belum terkenal.

27 23 2 0 181 6

18 Pernyataan Ratih yang

menilai Angga tidak bisa

menjadi imam rumah

26 25 1 1 182 5

Page 80: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

64

tangga karena tidak bisa

bangun pagi untuk

melaksanakan shalat

Subuh menarik perhatian

saya.

19 Adanya hadist tentang

keutamaan Shalat Subuh

pada menit pertama film

Cinta Subuh sesuai

dengan keadaan anak

muda sekarang yang

masih suka lalai shalat

subuh.

25 26 1 0 180 8

20 Setelah menonton film

Cinta Subuh, saya sadar

untuk tidak

meninggalkan ibadah

shalat lagi.

15 32 5 0 166 17

21 Keputusan Ratih untuk

mengakhiri hubungan

dengan Angga

menyadarkan saya bahwa

Allah akan memberikan

hidayah atas hal buruk

yang telah dilakukan.

11 39 2 0 165 19

22 Adegan Ratih ketika

memberikan pernyataan

tegas soal Angga belum

terbukti melaksanakan

shalat subuh tepat waktu

menjadi hal utama dalam

film tersebut.

35 17 0 0 191 1

23 Setelah menonton film

Cinta Subuh bagian 1

dan 2 membuat saya

semangat dalam

beraktivitas.

9 30 12 1 151 23

24 Adegan dimana Angga

meminta bantuan kepada

Dodi, teman kostan

13 30 8 1 159 21

Page 81: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

65

untuk

membangunkannya

shalat subuh berjamaah

di Masjid adalah bentuk

kepedulian sesama

Muslim.

25 Kebiasaan bangun lebih

pagi (saat adzan Subuh

berkumandang) telah

saya lakukan setelah

menonton film pendek

Cinta Subuh.

24 28 0 0 180 8

26 Banyaknya pengulangan

adegan atas usaha Angga

untuk bangun

menyadarkan saya yang

belum sepenuhnya rutin

melaksanakan ibadah

shalat subuh.*

4 32 14 2 118 25

27 Setelah selesai menonton

film Cinta Subuh bagian

1 dan 2, saya masih lalai

dalam melaksanakan

kewajiban beribadah.*

0 6 34 12 162 20

28 Setelah menonton film

Cinta Subuh 1 dan 2 saya

berusaha melakukan

perbaikan diri seperti

berjanji untuk langsung

bangun saat alarm

handphone berbunyi.

18 34 0 0 174 14

*Keterangan : Pernyataan kuesioner yang berwarna merah adalah pernyataan

negatif.

Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden anggota aktif

LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menempati

ranking pertama adalah responden mengetahui bahwa adegan

pemeran utama dengan seorang perempuan yang memberikan

Page 82: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

66

pernyataan tegas bahwa pemeran utama belum terbukti

melaksanakan shalat subuh tepat waktu. Hal ini yang menjadi

poin utama pada film, karena dalam tayangan tersebut ada rasa

sadar pada diri pemeran utama yang ingin memperbaiki

ibadahnya untuk jadi lebih baik. Sedangkan pada rangking

terakhir adalah pernyataan bahwa pemeran utama tidak peduli

dengan hidupnya, tidak bekerja dan hobi pacaran. Hal ini

sebagaimana digambarkan pada film dalam bentuk perwujudan

seorang pribadi laki-laki yang mencoba untuk jadi lebih baik.

4. Analisis Data Penelitian

a. Uji Statistika Deskriptif

Dalam statistik deskriptif dilakukan analisis dalam bentuk

tabel, kolom, grafik, perhitungan frekuensi, ukuran tendensi

pusat (mean, median, modus), ukuran disperse (kisaran,

varian, standard deviasi), menggunakan diagram pie dan lain

sebagainya.1

Tabel 4. 9

Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics N Min Max Mean Std.

Deviation

KESADARAN

_IBADAH

52 74 103 90.50 6.930

Valid N

(listwise)

52

Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0

1 Suryani & Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi

pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: PT fajar

Interpretama Mandiri, 2015) cet ke-1, h. 210.

Page 83: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

67

Berdasarkan data Tabel 4.9 menunjukkan seluruh angka

pemusatan maupun ukuran penyebaran. Nilai mean (rata-

rata) sebesar 90.50, nilai std.deviation (ukuran penyebaran

distribusi) sebesar 6.930, nilai minimum (terkecil) sebesar 74

dan nilai maximum (terbesar) sebesar 103.

Diagram 4. 1

Jumlah Responden dalam Penelitian

Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0

Berdasarkan data pada Diagram 4.1, menggunakan

diagram pie dapat diketahui bahwa jumlah hasil dari

responden yang telah mengisi kuesioner penelitian ini

dikelompokkan ke dalam beberapa nilai yang berbeda.

b. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui

populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov

Smirnov dan Normal Q-Q Plot untuk mengetahui normal

atau tidak normalnya suatu data.

Page 84: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

68

Tabel 4. 10

Hasil Uji Normalitas Menggunakan SPSS 24.0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KESADARAN_IBADAH

N 52

Normal Parametersa,b

Mean 90.50

Std.

Deviation 6.930

Most Extreme Differences Absolute .105

Positive .105

Negative -.075

Test Statistic .105

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0

Dari hasil Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai signifikansi

dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov sebesar 0,2 dengan

alpha 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi

lebih besar dari alpha dan dapat dikatakan data tersebut

berdistribusi normal.

Diagram 4. 2

Analisis Kurva Q-Q Plot Kesadaran Ibadah

Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0

Dari Diagram 4.2 analisis kurva pada Q-Q Plot Kesadaran

Ibadah menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi

Page 85: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

69

normalitas. Hal ini dapat dilihat berdasarkan sebaran data

pada plot tersebut berupa titik-titik yang merapat atau

berimpit di sekitar garis lurus. Maka, data yang diolah

merupakan data yang berdistribusi normal, sehingga uji

normalitas terpenuhi.

c. Uji Korelasi Rank Spearman

Uji ini digunakan untuk menganalisis ada tidaknya

hubungan antara variabel. Korelasi spearman rank digunakan

untuk mencari atau menguji signifikansi hipotesis asosiatif

bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk

ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.2

Tabel 4. 11

Hasil Uji Korelasi

Correlations

INTENSITAS

MENONTON

KESADAR

AN

Spearm

an's rho

INTENSITAS Correlation

Coefficient 1.000 .214

Sig. (2-

tailed) . .127

N 52 52

KESADARAN Correlation

Coefficient .214 1.000

Sig. (2-

tailed) .127 .

N 52 52

Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0

Berdasarkan tabel 4.9 bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 52. Kemudian, nilai sig (2-tailed) adalah

0,127 (>0,05). Sebagaimana dasar pengambilan keputusan di

atas, hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (X,Y)

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 282.

Page 86: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

70

sebesar 0,214 dengan taraf signifikansi bahwa ada hubungan

yang tidak signifikan antara Intensitas Menonton Film

dengan Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah. Nilai variabel X

(Intensitas Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y

(Kesadaran akan Nilai-nilai ibadah) juga meningkat.

Selanjutnya, dari output di atas diketahui Correlation

Coefficient (koefisien korelasi) sebesar r =0,214 (>0,05)

masuk dalam interval korelasi 0,20-0,399 maka hubungan

yang lemah antara Intensitas Menonton film dengan

Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah dalam film pendek Cinta

Subuh di Youtube.

B. Pembahasan

Berawal dari latar belakang masalah yaitu kecanggihan

teknologi komunikasi seperti sosial media sosial telah

mampu membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas

komunikasi. Kini teknik penyampaian dakwah sangat kreatif,

karena dengan menonton sebuah tayangan di media massa

seperti youtube juga dapat membawa pesan-pesan dakwah

kepada penonton (komunikan).

Hal ini seperti dialami para responden peneliti pada

penelitian ini yaitu anggota aktif LDK Syahid UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2018-2019 yang telah menonton

film pendek Cinta Subuh lebih dari dua kali sehingga para

responden akan menerima pesan-pesan yang terkandung

pada film. Film yang dimaksud ini telah menyorot banyak

publik terutama para pemuda muslim. Dimana hal inilah

yang sedang dicari untuk mendapatkan hiburan lewat media

Page 87: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

71

massa. Namun, juga mendapatkan informasi dan pesan-pesan

dakwahnya dalam sebuah tayangan film pendek, seperti

Cinta Subuh dari Film Maker Muslim Channel.

Gambar 4. 1

Pemberitaan Tentang CINTA SUBUH

Sumber : https://dream.co.id//

Film Maker Muslim telah membuat trilogi “Cinta

Subuh” di channelnya. Pada gambar 4.1 Film pendek ini

menjadi buah bibir para netizen pada pertengahan tahun 2016

atau saat bulan Ramadhan. Walaupun, film ini dirilis pada

akhir tahun 2014, series pertama dan kedua “Cinta Subuh” ini

mampu memikat para penonton untuk menerima pesan di

dalamnya. Sehingga, beragam komentar dan tanggapan positif

bermunculan di akun youtube FMM.

Page 88: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

72

Tabel 4. 22

Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube

FILM PENDEK JUMLAH PENONTON

Cinta Subuh 1 2.239.669

Cinta Subuh 2 1.557.405

Sholawat Cinta 1.207.433

Hijab 654.621

Salah Sedekah 560.587

Sumber : Jumlah Penonton di Youtube per November 2018

Dilihat dari Tabel 4.12, Film pendek Cinta Subuh kini

sudah mendapatkan dua juta-an viewers di Youtube dan

masih terus bertambah. Dengan subscriber FMM empat ratus

dua puluhan subscriber. Angka tersebut masuk dalam jumlah

tontonan film religi inspirasi terbanyak diantara film pendek

lainnya yang setipe.

Film pendek yang disutradarai M. Amrul Ummani

sangat baik untuk dijadikan motivasi dalam menjalani

kehidupan sebagai umat muslim. Ceritanya sangat menarik

karena diangkat dari cerita sehari-hari dan disesuaikan dengan

kondisi remaja yang sudah menganggap biasa sebuah ikatan

yang mereka sebut "pacaran".

Pada bagian awal film Cinta Subuh ditayangkan

sebuah hadist yang berisi bahwa:

“Rasulullah Shallahu „alaihi wasallam bersabda: Tidak

ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik daripada

shalat Subuh dan Isya, dan andaikan mereka mengetahui

keutamaannya, tentu mereka akan mendatanginya

meskipun dengan merangkak-rangkak.” (H.R Bukhari,

Muslim).

Page 89: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

73

Shalat itu adalah kegiatan yang memang harus

dilakukan oleh umat Islam. Namun, uniknya, film ini

menekankan pada pelaksanaan shalat Subuh, yang dimana ini

banyak dialami oleh anak-anak muda yang tanpa disadari

masih banyak yang lalai menjalankannya. Lewat hadist

diatas, film ini ingin mengajak penonton untuk mengerjakan

shalat subuh, yang sangat sulit dikerjakan serta banyak

gangguan dan tantangannya. Selain itu, adegan demi adegan

yang ditampilkan memberikan contoh apa yang terjadi jika

kita telah memaknai nilai-nilai ibadah yang

diimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari itu amat

penting.

Terbukti pada hasil pernyataan kuesioner yang diisi

oleh para responden, mereka menganggap bahwa pemeran

utama pada film sadar bahwa ia belum bisa melaksanakan

shalat 5 waktu dengan tepat waktu, terutama shalat subuh.

Hal ini ditunjukkan pada ranking pertama pernyataan ke 22

pada kuesioner yang sebetulnya para responden juga mengerti

akar masalah dalam film ini.

Sedangkan ranking terakhir pernyataan ke 2 yang

dimana para responden menganggap bukan hanya persoalan

tidak peduli dengan hidupnya, tetapi karena memang pemeran

utama sedang dalam tahap perbaikan diri yang disadarkan

oleh mantan pacarnya untuk perbaiki Ibadahnya. Sehingga,

kesadaran akan nilai-nilai ibadah sesuai dengan teori

stimulus-respon.

Page 90: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

74

Pesan yang didapat penonton memberikan reaksi balik

terhadap media yang menyajikan film pendek di YouTube.

Berkat stimulus yang disampaikan pada organisme

(penonton) alami berupa pengetahuan, pengertian dan

penerimaan. Dengan hal ini, setiap respon dan efek dari

penonton dapat berubah karena adanya rangsangan atau daya

tarik yang disebut stimulus dari subjek yang diterima oleh

objek. Kuat lemahnya rangsangan yang akan menentukan

mutu kualitas responden, berupa: reaksi, tanggapan dan

balasan dari objek penerima stimulus.

Berdasarkan hasil analisis Korelasi Rank Spearman dalam

penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara Intensitas

Menonton film dengan Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah

dalam film pendek Cinta Subuh. Nilai korelasi yang didapat

yaitu r =0,214 (>0,05) pada rentang 0,20-0,399. Dengan nilai

Variabel X (Intensitas Menonton Film) meningkat, maka nilai

Variabel Y (Kesadaran akan Nilai-nilai ibadah dalam film

pendek Cinta Subuh di Youtube) juga mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan karena arah korelasi yang

positif dengan tingkat korelasi 0,127 (>0,05).

Page 91: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah

dilakukan pada sampel di Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan intensitas

menonton film pendek CINTA SUBUH dapat disimpulkan

bahwa: Terdapat hubungan yang lemah dan tidak signifikan

antara Intensitas Menonton Film dengan Kesadaran akan nilai-

nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube.

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa hubungan yang

lemah juga menghasilkan analisis korelasi yang tidak signifikan.

Dengan nilai korelasi r =0,214 (>0,05) pada rentang 0,20–0,399

maka dinyatakan korelasi yang lemah. Sedangkan nilai variabel

X (Intensitas Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y

(Kesadaran akan nilai-nilai Ibadah dalam film pendek Cinta

Subuh di Youtube) juga mengalami peningkatan karena arah

korelasi positif. Kemudian, analisis signifikansi yang didapat

0,127 yaitu hubungan tidak signifikansi karena 0,127 >0,05.

Secara garis besar, penelitian ini membuktikan bahwa adanya

hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran akan nilai-

nilai ibadah dalam film tersebut, yang didasari dari berbagai

faktor dan nilai-nilai lain yang terkandung dalam film sehingga

penonton melakukan suatu perbaikan akibat menontonnya. Bukan

hanya soal kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek

Cinta Subuh di Youtube, ada hal lain yang mempengaruhi

seseorang untuk melakukan seperti yang digambarkan pada film.

Page 92: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

76

B. Saran

1. Saran Teoritis

Untuk Penelitian selanjutnya, dalam penentuan alat ukur

diperlukan expert judgement atau uji keterbacaan agar saat

pernyataan pada kuisioner terkonstruk dengan baik dan

benar. Selain itu, dalam penentuan populasi bisa gunakan

jumlah yang lebih besar untuk melihat seberapa penting

stimulus berupa film mempengaruhi kesadaran seseorang.

2. Saran Praktis

1) Untuk tim produksi, Film Maker Muslim agar tetap

mempertahakan dan juga meningkatkan kualitas film

sehingga khalayak akan tetap tertarik dengan konten-

konten Islami yang dibuat. Selain itu, para film maker

lainnya juga berlomba-lomba dalam mengangkat tema-

tema film Islami yang setipe di Youtube untuk

mengangkat fenomena anak muda yang mayoritas

bergaya eksentrik di era saat ini untuk lebih dekat dengan

nilai-nilai keislaman.

2) Saran untuk penonton Film-film di channel Youtube Film

Maker Muslim untuk lebih serius lagi memaknai pesan

pada film untuk bisa disaring apakah adegan dan tindakan

yang tergambar dapat diikuti atau tidak.

Page 93: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

77

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ali Aziz, Mohamad. 2009. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Prenada

Media Grup).

Ardianto, Elvinaro, dkk.. 2007. Komunikasi Massa Suatu

Pengantar. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. (Jakarta : Kencana

Prenada Media Grup).

Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:

Kencana).

Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Revisi.

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Gunawan, Sudarmanto R. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda

dengan SPSS. (Yogyakarta: Graha Ilmu).

Hidayat, Aziz Alimun. 2007. Metode Penelitian dan Teknik

Analisis Data. (Jakarta: Salemba Medika).

HM. Sonny Sumarsono. 2014. Metode Riset Sumber Daya

Manusia. (Yogyakarta: Graha Ilmu).

Kountur, Ronny. 2004. Metode Penelitian untuk Penulisan

Skripsi dan Tesis, Seri umum no. 5. (Jakarta: Penerbit

PPM).

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi.

(Jakarta : Kencana).

L. Rivers, William, dkk. 2003. Media Massa dan Masyarakat

Modern. (Jakarta: Prenada Media).

L. Solso, Robert, dkk. 2007. Psikologi Kognitif. (Jakarta:

Erlangga).

Page 94: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

78

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis

Isi dan Analisis Data Sekunder. (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada).

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Cet. Ke-

23. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Mufid, 2005. Komunikasi dan Regulasi Pembelajaran, Cet. Ke-1.

(Jakarta: Kencana).

Nasrullah, Rulli, 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi,

Budaya dan Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media).

Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis,

Disertasi & Karya Ilmiah. (Jakarta: Kencana).

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film Cet. Ke-1.

(Yogyakarta: Homerian Pustaka).

Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi, Cet.

Ke-3. (Bandung: Rosdakarya).

S. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan

Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta).

Santosa, Singgih. 1999. SPSS: Mengola Data Statistik Secara

Profesional.(Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo).

Satrowardoyo, Ina. 1991. Teori Kepribadian Rollo May, (Jakarta

: Balai Pustaka).

Sendjaja, Djuarsa, Teori Komunikasi, Cet. Ke-8, Jakarta :

Universitas Terbuka, 2004.

Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo).

Sony Sumarsono, HM. 2004. Metode Riset Sumber Daya

Page 95: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

79

Manusia. (Yogyakarta: PT. Graha Ilmu).

Subagyo, Pangestu & Djarwanto. 2009. Statistika Induktif, Edisi

5, Cet ke-2. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta).

Subana M. & Sudrajat. 2004. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.

(Bandung: Remaja Rosdakarya).

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. (Bandung: Alfabeta).

Syarifudin, Amir. 2010. Garis-garis Besar Fiqh. (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group).

Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar.

(Yogyakarta: Graha Ilmu).

Uchjana, Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

(Bandung: PT Citra Aditya Bakti).

Usman, Husaini & Setiadi Akbar, Purnomo. 1998. Metodologi

Penelitian Sosial, cet.ke-2. (Jakarta: Bumi Aksara).

Vera, Nawiroh. 2010. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta:

Renata Pratama Media).

W. Syam, Nina. 2011. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi.

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media).

SKRIPSI:

Atha Zhafira, “Pengaruh Program Mamah dan Aa Beraksi

Episode „Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟

Terhadap Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey

Pada Siswa-siswi SMAN 87 Jakarta)”, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

Daniella Putri Islamy, “Pengaruh Online Shop Pada Media Sosial

Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi

Page 96: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

80

SMP Islam Cikal Harapan I Bumi Serpong Damai: BSD

Kota Tangerang Selatan”, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2015.

Luthfi Rahman, “Terpaan Film Pendek Cinta Subuh 1 Film

Maker Muslim Terhadap Kognitif dan Afektif Khalayak”,

Universitas Mercu Buana Jakarta, 2017.

JURNAL:

Eribka Ruthellia David, dkk. Pengaruh Konten Vlog dalam

Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Sam Ratulangi, Volume VI. No. 1, Universitas Sam

Ratulangi Manado, 2017.

Retno Jamanti, eJurnal : Pengaruh Berita Banjir di Koran Kaltim

terhadap Kesadaran Lingkungan Masyarakat Kelurahan

Termindung Permai Samarinda, Vol 2(1),

http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2013/12/JURNAL%20RETNO%20JAM

ANTI%20(12-17-13-01-21-56).pdf diakses pada 23 Juli

2018, 13.19 WIB.

INTERNET:

Film Pendek, diakses pada 31 Januari 2017, 09.39 WIB

https://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-

dan-film-pendek-2/

Portal Garuda, diakses pada 21 September 2017, 21.13 WIB,

www.portalgaruda.com, Sekilas Tentang Kesadaran,

Dicky Hastjarjo, (Buletin Psikologi, Volume 13, No.2,

Desember 2005)

Tafsir al-Qur‟an diakses pada Juni 2018, 16.25 WIB,

https://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-31 pada 20 Januari

2018

Page 97: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

81

LAMPIRAN

Page 98: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

82

Lampiran 1

Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0

Lampiran I Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25

P1 Pearson

Correlation

1 .344

*

.058 .318* .466

** .279

* .228 .361

** .258 .255 .389

**

.275

*

.325

*

.046 .226 .189 .152 .049 .361

**

.390

**

.231 .286

*

.116 .197 .279

*

Sig. (2-tailed)

.012 .681 .022 .001 .045 .104 .009 .064 .068 .004 .048 .019 .749 .108 .179 .283 .730 .009 .004 .100 .040 .414 .161 .045

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P2 Pearson

Correlation

.344* 1 -

.084

.444** .615

** .413

** .164 .255 .000 .116 .405

**

.362

**

.297

*

-

.174

.577

**

.044 .273 .241 .375

**

.205 .060 .265 .231 .069 .240

Sig. (2-tailed) .012

.555 .001 .000 .002 .245 .068 1.00

0

.413 .003 .008 .033 .216 .000 .755 .051 .085 .006 .144 .671 .057 .100 .629 .086

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P3 Pearson

Correlation

.058 -

.084

1 -.100 -.062 .065 .061 .125 .227 .030 -

.080

-

.155

-

.050

.266 -

.239

.023 -

.087

-

.247

-

.074

-

.003

.106 -

.087

-

.111

.264 .009

Sig. (2-tailed) .681 .555

.482 .663 .645 .666 .378 .105 .831 .574 .273 .723 .056 .087 .874 .542 .077 .603 .985 .455 .538 .434 .059 .949

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

Page 99: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

83

P4 Pearson

Correlation

.318* .444

**

-

.100

1 .329* .237 .288

*

.121 .010 .303

*

.278

*

.163 .200 .013 .396

**

.209 .222 .348

*

.529

**

.293

*

.229 .295

*

.067 .280

*

.369

**

Sig. (2-tailed) .022 .001 .482

.017 .090 .038 .391 .943 .029 .046 .247 .156 .925 .004 .136 .114 .011 .000 .035 .102 .034 .638 .044 .007

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P5 Pearson

Correlation

.466** .615

**

-

.062

.329* 1 .271 .103 .182 .071 .049 .325

*

.241 .302

*

-

.262

.299

*

.019 .157 .202 .480

**

.221 .312

*

.318

*

.240 -

.051

.128

Sig. (2-tailed) .001 .000 .663 .017

.052 .469 .196 .616 .730 .019 .086 .030 .060 .032 .893 .268 .151 .000 .116 .025 .022 .086 .722 .365

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P6 Pearson

Correlation

.279* .413

**

.065 .237 .271 1 .258 .259 .434

**

.316

*

.420

**

.199 .300

*

.132 .247 .136 .470

**

.301

*

.259 .251 -

.067

.107 -

.064

.103 .197

Sig. (2-tailed) .045 .002 .645 .090 .052

.065 .064 .001 .023 .002 .158 .030 .350 .078 .337 .000 .030 .064 .072 .635 .450 .651 .466 .163

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P7 Pearson

Correlation

.228 .164 .061 .288* .103 .258 1 .123 .174 .040 .216 .017 .377

**

.031 .160 .327

*

.139 .025 .278

*

.261 .108 .271 .004 .287

*

.085

Sig. (2-tailed) .104 .245 .666 .038 .469 .065

.387 .217 .779 .123 .904 .006 .829 .258 .018 .324 .860 .046 .061 .445 .052 .979 .039 .549

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P8 Pearson

Correlation

.361** .255 .125 .121 .182 .259 .123 1 .430

**

.158 .235 .369

**

.286

*

.222 .281

*

.373

**

.299

*

-

.030

.360

**

.414

**

.229 .380

**

.151 .536

**

.090

Sig. (2-tailed) .009 .068 .378 .391 .196 .064 .387

.001 .262 .094 .007 .040 .114 .044 .006 .031 .831 .009 .002 .102 .005 .287 .000 .526

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

Page 100: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

84

P9 Pearson

Correlation

.258 .000 .227 .010 .071 .434** .174 .430

** 1 .179 .166 .085 .321

*

.294

*

.057 .496

**

.235 -

.118

.154 .369

**

-

.036

.254 .143 .396

**

.104

Sig. (2-tailed) .064 1.00

0

.105 .943 .616 .001 .217 .001

.204 .239 .548 .021 .034 .689 .000 .094 .406 .276 .007 .802 .069 .313 .004 .463

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P10 Pearson

Correlation

.255 .116 .030 .303* .049 .316

* .040 .158 .179 1 .063 .089 .031 .194 .111 .146 .078 .280

*

.208 .398

**

.282

*

.177 -

.034

.101 .367

**

Sig. (2-tailed) .068 .413 .831 .029 .730 .023 .779 .262 .204

.656 .529 .827 .169 .434 .300 .582 .045 .138 .004 .043 .210 .809 .476 .007

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P11 Pearson

Correlation

.389** .405

**

-

.080

.278* .325

* .420

** .216 .235 .166 .063 1 .487

**

.389

**

-

.076

.385

**

.100 .263 .143 .158 .527

**

.247 .171 -

.034

.169 .370

**

Sig. (2-tailed) .004 .003 .574 .046 .019 .002 .123 .094 .239 .656

.000 .004 .593 .005 .479 .060 .311 .263 .000 .077 .227 .811 .232 .007

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P12 Pearson

Correlation

.275* .362

**

-

.155

.163 .241 .199 .017 .369** .085 .089 .487

**

1 .322

*

-

.166

.369

**

.236 .125 .061 .206 .230 .124 .188 .092 .060 .204

Sig. (2-tailed) .048 .008 .273 .247 .086 .158 .904 .007 .548 .529 .000

.020 .238 .007 .092 .376 .666 .144 .101 .381 .182 .514 .674 .147

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P13 Pearson

Correlation

.325* .297

*

-

.050

.200 .302* .300

* .377

**

.286* .321

*

.031 .389

**

.322

*

1 -

.133

.347

*

.430

**

.462

**

.262 .286

*

.451

**

.204 .618

**

.219 .297

*

.286

*

Sig. (2-tailed) .019 .033 .723 .156 .030 .030 .006 .040 .021 .827 .004 .020

.346 .012 .001 .001 .060 .040 .001 .147 .000 .119 .032 .040

Page 101: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

85

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P14 Pearson

Correlation

.046 -

.174

.266 .013 -.262 .132 .031 .222 .294

*

.194 -

.076

-

.166

-

.133

1 -

.016

.135 .032 .109 .124 .052 -

.039

.083 -

.271

.181 .278

*

Sig. (2-tailed) .749 .216 .056 .925 .060 .350 .829 .114 .034 .169 .593 .238 .346

.910 .339 .823 .440 .379 .713 .784 .560 .052 .199 .046

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P15 Pearson

Correlation

.226 .577

**

-

.239

.396** .299

* .247 .160 .281

* .057 .111 .385

**

.369

**

.347

*

-

.016

1 .144 .296

*

.192 .509

**

.339

*

-

.067

.207 .082 -

.022

.479

**

Sig. (2-tailed) .108 .000 .087 .004 .032 .078 .258 .044 .689 .434 .005 .007 .012 .910

.309 .033 .172 .000 .014 .639 .141 .562 .875 .000

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P16 Pearson

Correlation

.189 .044 .023 .209 .019 .136 .327

*

.373** .496

**

.146 .100 .236 .430

**

.135 .144 1 .084 -

.098

.233 .291

*

.074 .444

**

.227 .552

**

.108

Sig. (2-tailed) .179 .755 .874 .136 .893 .337 .018 .006 .000 .300 .479 .092 .001 .339 .309

.554 .491 .097 .037 .602 .001 .105 .000 .447

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P17 Pearson

Correlation

.152 .273 -

.087

.222 .157 .470** .139 .299

* .235 .078 .263 .125 .462

**

.032 .296

*

.084 1 .394

**

.299

*

.352

*

-

.054

.357

**

.075 .229 .386

**

Sig. (2-tailed) .283 .051 .542 .114 .268 .000 .324 .031 .094 .582 .060 .376 .001 .823 .033 .554

.004 .031 .011 .706 .009 .599 .103 .005

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P18 Pearson

Correlation

.049 .241 -

.247

.348* .202 .301

* .025 -.030 -

.118

.280

*

.143 .061 .262 .109 .192 -

.098

.394

**

1 .187 .056 .116 .247 -

.080

-

.161

.560

**

Sig. (2-tailed) .730 .085 .077 .011 .151 .030 .860 .831 .406 .045 .311 .666 .060 .440 .172 .491 .004

.184 .692 .412 .077 .571 .255 .000

Page 102: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

86

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P19 Pearson

Correlation

.361** .375

**

-

.074

.529** .480

** .259 .278

*

.360** .154 .208 .158 .206 .286

*

.124 .509

**

.233 .299

*

.187 1 .488

**

.134 .380

**

.151 .265 .217

Sig. (2-tailed) .009 .006 .603 .000 .000 .064 .046 .009 .276 .138 .263 .144 .040 .379 .000 .097 .031 .184

.000 .344 .005 .287 .058 .123

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P20 Pearson

Correlation

.390** .205 -

.003

.293* .221 .251 .261 .414

** .369

**

.398

**

.527

**

.230 .451

**

.052 .339

*

.291

*

.352

*

.056 .488

**

1 .315

*

.484

**

.085 .454

**

.254

Sig. (2-tailed) .004 .144 .985 .035 .116 .072 .061 .002 .007 .004 .000 .101 .001 .713 .014 .037 .011 .692 .000

.023 .000 .550 .001 .070

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P21 Pearson

Correlation

.231 .060 .106 .229 .312* -.067 .108 .229 -

.036

.282

*

.247 .124 .204 -

.039

-

.067

.074 -

.054

.116 .134 .315

*

1 .342

*

.101 .123 .124

Sig. (2-tailed) .100 .671 .455 .102 .025 .635 .445 .102 .802 .043 .077 .381 .147 .784 .639 .602 .706 .412 .344 .023

.013 .477 .385 .381

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P22 Pearson

Correlation

.286* .265 -

.087

.295* .318

* .107 .271 .380

** .254 .177 .171 .188 .618

**

.083 .207 .444

**

.357

**

.247 .380

**

.484

**

.342

*

1 .160 .492

**

.175

Sig. (2-tailed) .040 .057 .538 .034 .022 .450 .052 .005 .069 .210 .227 .182 .000 .560 .141 .001 .009 .077 .005 .000 .013

.256 .000 .215

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P23 Pearson

Correlation

.116 .231 -

.111

.067 .240 -.064 .004 .151 .143 -

.034

-

.034

.092 .219 -

.271

.082 .227 .075 -

.080

.151 .085 .101 .160 1 .187 -

.044

Sig. (2-tailed) .414 .100 .434 .638 .086 .651 .979 .287 .313 .809 .811 .514 .119 .052 .562 .105 .599 .571 .287 .550 .477 .256

.185 .759

Page 103: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

87

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P24 Pearson

Correlation

.197 .069 .264 .280* -.051 .103 .287

*

.536** .396

**

.101 .169 .060 .297

*

.181 -

.022

.552

**

.229 -

.161

.265 .454

**

.123 .492

**

.187 1 .007

Sig. (2-tailed) .161 .629 .059 .044 .722 .466 .039 .000 .004 .476 .232 .674 .032 .199 .875 .000 .103 .255 .058 .001 .385 .000 .185

.958

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P25 Pearson

Correlation

.279* .240 .009 .369

** .128 .197 .085 .090 .104 .367

**

.370

**

.204 .286

*

.278

*

.479

**

.108 .386

**

.560

**

.217 .254 .124 .175 -

.044

.007 1

Sig. (2-tailed) .045 .086 .949 .007 .365 .163 .549 .526 .463 .007 .007 .147 .040 .046 .000 .447 .005 .000 .123 .070 .381 .215 .759 .958

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P26 Pearson

Correlation

-.154 -

.056

.289

*

-.103 -.085 -.036 .056 .005 .124 -

.215

-

.226

-

.193

-

.087

.241 .066 -

.042

-

.033

-

.188

-

.048

-

.233

-

.059

-

.192

-

.005

-

.130

.002

Sig. (2-tailed) .275 .691 .037 .467 .548 .801 .692 .971 .382 .126 .108 .171 .541 .085 .642 .770 .814 .182 .733 .096 .676 .173 .970 .358 .990

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P27 Pearson

Correlation

-.233 -

.222

.300

*

-.232 -.317* .065 .023 .057 .360

**

-

.008

-

.213

-

.207

-

.137

.398

**

-

.283

*

.386

**

-

.234

-

.334

*

-

.306

*

-

.152

-

.223

-

.014

-

.248

.245 -

.341

*

Sig. (2-tailed) .097 .114 .031 .097 .022 .646 .872 .691 .009 .953 .129 .140 .332 .003 .042 .005 .095 .015 .027 .282 .111 .923 .076 .079 .013

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P28 Pearson

Correlation

.325* .375

**

-

.208

.194 .441** .440

** .184 .230 .204 .194 .249 .202 .263 .036 .292

*

.079 .344

*

.277

*

.290

*

.185 .134 .230 .470

**

-

.080

.219

Page 104: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

88

Sig. (2-tailed) .019 .006 .139 .169 .001 .001 .191 .100 .148 .169 .075 .152 .059 .801 .035 .580 .012 .047 .037 .189 .342 .101 .000 .573 .119

N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52

P29 Pearson

Correlation

-.013 -

.048

.176 .341 -.114 .371* .298 .339 .371

*

.000 .233 .125 .267 .224 .137 .516

**

.271 .105 .118 .342 .000 .318 -

.094

.512

**

.303

Sig. (2-tailed) .946 .801 .352 .066 .548 .044 .109 .067 .044 1.00

0

.216 .510 .154 .235 .471 .004 .148 .582 .534 .064 1.00

0

.087 .621 .004 .104

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P30 Pearson

Correlation

-.204 -

.136

-

.230

-.048 -.056 .019 -

.010

.111 .078 .117 .079 -

.034

.306 .092 -

.022

.344 .052 .271 -

.019

.302 .000 .429

*

-

.272

.288 .127

Sig. (2-tailed) .278 .473 .221 .803 .770 .919 .959 .560 .683 .539 .679 .859 .100 .630 .910 .063 .783 .148 .922 .105 1.00

0

.018 .146 .122 .504

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P31 Pearson

Correlation

-.013 .232 .031 .047 .367* .266 .267 .114 .494

**

-

.114

-

.004

-

.004

.216 -

.070

.372

*

.286 .034 -

.265

.412

*

.056 -

.200

.140 .227 .160 .031

Sig. (2-tailed) .944 .217 .873 .807 .046 .155 .153 .549 .005 .548 .985 .985 .252 .714 .043 .125 .858 .157 .024 .768 .289 .461 .227 .397 .871

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P32 Pearson

Correlation

-.033 .043 -

.049

.203 .311 .095 .233 -.049 .380

*

.303 -

.257

-

.257

.370

*

.124 -

.018

.318 .309 .339 .325 .114 .000 .232 .236 -

.076

.232

Sig. (2-tailed) .861 .821 .799 .281 .094 .618 .215 .799 .039 .104 .171 .171 .044 .512 .927 .086 .097 .066 .079 .549 1.00

0

.216 .210 .690 .216

Page 105: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

89

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P33 Pearson

Correlation

-.038 .113 .231 .033 -.045 .464** .296 .231 .491

**

-

.082

.116 -

.042

.397

*

-

.029

.040 .607

**

.208 -

.062

-

.226

.040 -

.072

.134 .288 .412

*

.134

Sig. (2-tailed) .841 .551 .219 .861 .814 .010 .113 .219 .006 .667 .542 .825 .030 .881 .833 .000 .269 .746 .229 .833 .706 .481 .123 .024 .481

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOT

AL

Pearson

Correlation

.376* .426

*

.429

*

.455* .482

** .654

** .367

*

.565** .771

**

.377

*

.401

*

.117 .657

**

.487

**

.483

**

.703

**

.387

*

.230 .527

**

.528

**

.194 .622

**

.257 .504

**

.511

**

Sig. (2-tailed) .041 .019 .018 .011 .007 .000 .046 .001 .000 .040 .028 .539 .000 .006 .007 .000 .034 .221 .003 .003 .304 .000 .170 .004 .004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlations P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 TOTAL

P1 Pearson Correlation -.154 -.233 .325* -.013 -.204 -.013 -.033 -.038 .376

*

Sig. (2-tailed) .275 .097 .019 .946 .278 .944 .861 .841 .041

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P2 Pearson Correlation -.056 -.222 .375** -.048 -.136 .232 .043 .113 .426

*

Sig. (2-tailed) .691 .114 .006 .801 .473 .217 .821 .551 .019

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P3 Pearson Correlation .289* .300

* -.208 .176 -.230 .031 -.049 .231 .429

*

Sig. (2-tailed) .037 .031 .139 .352 .221 .873 .799 .219 .018

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P4 Pearson Correlation -.103 -.232 .194 .341 -.048 .047 .203 .033 .455*

Page 106: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

90

Sig. (2-tailed) .467 .097 .169 .066 .803 .807 .281 .861 .011

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P5 Pearson Correlation -.085 -.317* .441

** -.114 -.056 .367

* .311 -.045 .482

**

Sig. (2-tailed) .548 .022 .001 .548 .770 .046 .094 .814 .007

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P6 Pearson Correlation -.036 .065 .440** .371

* .019 .266 .095 .464

** .654

**

Sig. (2-tailed) .801 .646 .001 .044 .919 .155 .618 .010 .000

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P7 Pearson Correlation .056 .023 .184 .298 -.010 .267 .233 .296 .367*

Sig. (2-tailed) .692 .872 .191 .109 .959 .153 .215 .113 .046

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P8 Pearson Correlation .005 .057 .230 .339 .111 .114 -.049 .231 .565**

Sig. (2-tailed) .971 .691 .100 .067 .560 .549 .799 .219 .001

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P9 Pearson Correlation .124 .360** .204 .371

* .078 .494

** .380

* .491

** .771

**

Sig. (2-tailed) .382 .009 .148 .044 .683 .005 .039 .006 .000

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P10 Pearson Correlation -.215 -.008 .194 .000 .117 -.114 .303 -.082 .377*

Sig. (2-tailed) .126 .953 .169 1.000 .539 .548 .104 .667 .040

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P11 Pearson Correlation -.226 -.213 .249 .233 .079 -.004 -.257 .116 .401*

Sig. (2-tailed) .108 .129 .075 .216 .679 .985 .171 .542 .028

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P12 Pearson Correlation -.193 -.207 .202 .125 -.034 -.004 -.257 -.042 .117

Sig. (2-tailed) .171 .140 .152 .510 .859 .985 .171 .825 .539

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P13 Pearson Correlation -.087 -.137 .263 .267 .306 .216 .370* .397

* .657

**

Sig. (2-tailed) .541 .332 .059 .154 .100 .252 .044 .030 .000

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P14 Pearson Correlation .241 .398** .036 .224 .092 -.070 .124 -.029 .487

**

Sig. (2-tailed) .085 .003 .801 .235 .630 .714 .512 .881 .006

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P15 Pearson Correlation .066 -.283* .292

* .137 -.022 .372

* -.018 .040 .483

**

Page 107: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

91

Sig. (2-tailed) .642 .042 .035 .471 .910 .043 .927 .833 .007

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P16 Pearson Correlation -.042 .386** .079 .516

** .344 .286 .318 .607

** .703

**

Sig. (2-tailed) .770 .005 .580 .004 .063 .125 .086 .000 .000

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P17 Pearson Correlation -.033 -.234 .344* .271 .052 .034 .309 .208 .387

*

Sig. (2-tailed) .814 .095 .012 .148 .783 .858 .097 .269 .034

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P18 Pearson Correlation -.188 -.334* .277

* .105 .271 -.265 .339 -.062 .230

Sig. (2-tailed) .182 .015 .047 .582 .148 .157 .066 .746 .221

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P19 Pearson Correlation -.048 -.306* .290

* .118 -.019 .412

* .325 -.226 .527

**

Sig. (2-tailed) .733 .027 .037 .534 .922 .024 .079 .229 .003

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P20 Pearson Correlation -.233 -.152 .185 .342 .302 .056 .114 .040 .528**

Sig. (2-tailed) .096 .282 .189 .064 .105 .768 .549 .833 .003

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P21 Pearson Correlation -.059 -.223 .134 .000 .000 -.200 .000 -.072 .194

Sig. (2-tailed) .676 .111 .342 1.000 1.000 .289 1.000 .706 .304

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P22 Pearson Correlation -.192 -.014 .230 .318 .429* .140 .232 .134 .622

**

Sig. (2-tailed) .173 .923 .101 .087 .018 .461 .216 .481 .000

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P23 Pearson Correlation -.005 -.248 .470** -.094 -.272 .227 .236 .288 .257

Sig. (2-tailed) .970 .076 .000 .621 .146 .227 .210 .123 .170

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P24 Pearson Correlation -.130 .245 -.080 .512** .288 .160 -.076 .412

* .504

**

Sig. (2-tailed) .358 .079 .573 .004 .122 .397 .690 .024 .004

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P25 Pearson Correlation .002 -.341* .219 .303 .127 .031 .232 .134 .511

**

Sig. (2-tailed) .990 .013 .119 .104 .504 .871 .216 .481 .004

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P26 Pearson Correlation 1 .262 .036 .126 -.150 .147 .237 .199 .415*

Page 108: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

92

Sig. (2-tailed) .061 .800 .505 .428 .438 .206 .293 .023

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P27 Pearson Correlation .262 1 -.245 .246 .327 .269 .231 .434* .407

*

Sig. (2-tailed) .061 .080 .190 .078 .150 .220 .016 .026

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P28 Pearson Correlation .036 -.245 1 .045 -.185 .297 .254 .113 .417*

Sig. (2-tailed) .800 .080 .813 .328 .111 .175 .552 .022

N 52 52 52 30 30 30 30 30 30

P29 Pearson Correlation .126 .246 .045 1 .487** .328 -.053 .485

** .527

**

Sig. (2-tailed) .505 .190 .813 .006 .077 .782 .007 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P30 Pearson Correlation -.150 .327 -.185 .487** 1 .020 .066 .134 .231

Sig. (2-tailed) .428 .078 .328 .006 .917 .727 .481 .219

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P31 Pearson Correlation .147 .269 .297 .328 .020 1 .206 .180 .374*

Sig. (2-tailed) .438 .150 .111 .077 .917 .275 .340 .042

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P32 Pearson Correlation .237 .231 .254 -.053 .066 .206 1 .031 .386*

Sig. (2-tailed) .206 .220 .175 .782 .727 .275 .871 .035

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P33 Pearson Correlation .199 .434* .113 .485

** .134 .180 .031 1 .415

*

Sig. (2-tailed) .293 .016 .552 .007 .481 .340 .871 .023

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation .415* .407

* .417

* .527

** .231 .374

* .386

* .415

* 1

Sig. (2-tailed) .023 .026 .022 .003 .219 .042 .035 .023

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 109: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

93

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan ini, saya seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai

berikut:

Nama : Putri Dwi Pangestiningtiyas

NIM : 1113051000142

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul

Pengaruh Film Pendek Cinta Subuh terhadap Kesadaran

ibadah shalat (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta). Penelitian tersebut dilakukan

dalam rangka karya ilmiah (Skripsi). Sehubungan dengan itu,

saya memohon kepada Saudara, kiranya berkenan untuk mengisi

pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang saya ajukan dengan

benar dan dalam keadaan sadar. Atas perhatiannya, terima kasih.

I. Pertanyaan Saringan

1. Apakah Anda pernah menonton Film Pendek Cinta

Subuh di channel Youtube Film Maker Muslim?

a. Ya. Jika ya, silahkan lanjut ke pertanyaan

berikutnya.

b. Tidak.

2. Berapa kali Anda menonton Film Pendek Cinta

Subuh di channel Youtube Film Maker Muslim?

a. 5-6 kali

Page 110: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

94

b. 4-3 kali

c. 1-2 kali

3. Seberapa serius Anda menonton Film Pendek

Cinta Subuh di channel Youtube Film Maker

Muslim?

a. Sangat Serius

b. Serius

c. Biasa Saja

II. Identitas Responden

a. Nama :

b. Usia :

c. Jenis Kelamin :

III. Petunjuk Pengisian

a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang

harus Anda isi. Kemudian Anda diminta untuk

menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan

jujur dan sebenar-benarnya.

b. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak

ada jawaban yang salah. Oleh karena itu, tidak ada

jawaban yang dikosongkan.

Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( X ) pada salah satu

jawaban yang benar-benar menggambarkan diri anda. Penelitian

ini dilakukan dengan skala berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS :SangatSetuju

Page 111: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

95

No. Pernyataan STS TS S SS

1 Pemain utama film pendek Cinta

Subuh bagian 1 dan 2 adalah Angga

dan Ratih.

2 Persoalan pada film pendek Cinta

Subuh tentang seorang laki-laki yang

tidak peduli dengan hidupnya, tidak

bekerja dan hobi berpacaran

3 Saya suka dengan gaya pacaran Ratih

dan Angga yaitu pacaran syar‟i dengan

tidak melakukan hal-hal yang negatif.

4 Film pendek Cinta Subuh bagian 1 dan

2 memberikan informasi seputar

ibadah shalat dan kisah asmara

(pacaran) yang harus ditinggalkan

Ratih dan Angga (pemeran utama).

5 Kebiasaan bangun siang yang dialami

Angga atas dasar kesengajaan dari diri

sendiri.

6 Kegelisahan pemeran utama

perempuan (Ratih) untuk menghindari

hubungan spesial sebelum menikah

sesuai dengan ajaran agama Islam.

7 Cara menghadapi masa sulit pemeran

utama, seperti melawan rasa ngantuk

agar bisa shalat berjamaah di masjid

patut dicontoh.

8 Kebiasaan Angga menunda-nunda

bangun untuk shalat subuh masih bisa

diperbaiki dengan jalan bertaubat.

9 Tujuan dari film pendek Cinta Subuh

bagian 1 dan 2 agar saya juga bisa

memperbaiki ibadah shalat.

10 Persoalan besar yang ada pada film

pendek Cinta Subuh tentang seorang

laki-laki yang belum taat beribadah,

terutama shalat Subuh.

11 Angga sebagai sosok pemuda yang

belum sepenuhnya taat pada agama

Page 112: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

96

Islam, namun Allah berikan hidayah

lewat mantan pacarnya, Ratih.

12 Pesan pada film, agar setiap urusan

bernilai positif dan diridhoi Allah,

maka harus melaksanakan ibadah

shalat, terutama shalat subuh

13 Pandangan pacaran dalam Islam yang

disisipkan pada film Cinta Subuh

menarik perhatian saya.

14 Tayangan Cinta Subuh di Youtube

membuat saya senang dan terhibur.

15 Kutipan hadist keutamaan shalat subuh

yang ditampilkan di awal tayangan

membuat saya berniat memperbaiki

ibadah shalat subuh.

16 Meskipun saya telah menonton film

Cinta Subuh bagian 1 dan 2 tidak

membuat saya rutin melaksanakan

shalat Subuh di Masjid.

17 Saya menyukai pemeran-pemeran film

Cinta Subuh walaupun mereka belum

terkenal.

18 Pernyataan Ratih yang menilai Angga

tidak bisa menjadi imam rumah tangga

karena tidak bisa bangun pagi untuk

melaksanakan shalat Subuh menarik

perhatian saya.

19 Adanya hadist tentang keutamaan

Shalat Subuh pada menit pertama film

Cinta Subuh sesuai dengan keadaan

anak muda sekarang yang masih suka

lalai shalat subuh.

20 Setelah menonton film Cinta Subuh,

saya sadar untuk tidak meninggalkan

ibadah shalat lagi.

21 Keputusan Ratih untuk mengakhiri

hubungan dengan Angga menyadarkan

saya bahwa Allah akan memberikan

hidayah atas hal buruk yang telah

Page 113: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

97

dilakukan.

22 Adegan Ratih ketika memberikan

pernyataan tegas soal Angga belum

terbukti melaksanakan shalat subuh

tepat waktu menjadi hal utama dalam

film tersebut.

23 Setelah menonton film Cinta Subuh

bagian 1 dan 2 membuat saya

semangat dalam beraktivitas.

24 Adegan dimana Angga meminta

bantuan kepada Dodi, teman kostan

untuk membangunkannya shalat subuh

berjamaah di Masjid adalah bentuk

kepedulian sesama Muslim.

25 Kebiasaan bangun lebih pagi (saat

adzan Subuh berkumandang) telah

saya lakukan setelah menonton film

pendek Cinta Subuh.

26 Banyaknya pengulangan adegan atas

usaha Angga untuk bangun

menyadarkan saya yang belum

sepenuhnya rutin melaksanakan ibadah

shalat subuh.

27 Setelah selesai menonton film Cinta

Subuh bagian 1 dan 2, saya masih lalai

dalam melaksanakan kewajiban

beribadah.

28 Setelah menonton film Cinta Subuh 1

dan 2 saya berusaha melakukan

perbaikan diri seperti berjanji untuk

langsung bangun saat alarm handphone

berbunyi.

Page 114: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

98

Lampiran 3

Komentar pada Film Cinta Subuh di Youtube Channel Film

Maker Muslim

Page 115: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

99

No

Lampiran 4

Data Mentah Jawaban Responden

Butir Pernyataan ∑ Tingkat

Keseringan

Menonton Film

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

P23

P24

P25

P26

P27

P28

1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 97 1-2 kali

2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 93 3-4 kali

3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 96 3-4 kali

4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 87 3-4 kali

5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 97 3-4 kali

6 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 74 3-4 kali

7 3 4 2 2 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 87 3-4 kali

8 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 1 3 94 1-2 kali

9 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 88 3-4 kali

10 3 4 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 93 3-4 kali

11 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 4 4 2 2 4 3 3 3 2 2 4 87 3-4 kali

12 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 100 1-2 kali

13 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 88 3-4 kali

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 80 3-4 kali

15 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 1 3 95 3-4 kali

16 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 85 3-4 kali

17 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 91 3-4 kali

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 1 3 82 1-2 kali

19 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 83 1-2 kali

20 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 87 5-6 kali

Page 116: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

100

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 81 3-4 kali

22 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 96 1-2 kali

23 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 96 5-6 kali

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 82 3-4 kali

25 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 1 4 87 3-4 kali

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 83 3-4 kali

27 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 103 3-4 kali

28 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 2 3 88 3-4 kali

29 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 100 3-4 kali

30 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 88 3-4 kali

31 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 86 3-4 kali

32 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 80 3-4 kali

33 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 92 1-2 kali

34 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 1 3 96 3-4 kali

35 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 85 1-2 kali

36 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 92 3-4 kali

37 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 98 1-2 kali

38 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 85 3-4 kali

39 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 102 3-4 kali

40 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 89 1-2 kali

41 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 2 4 99 5-6 kali

42 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 89 1-2 kali

43 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 84 3-4 kali

44 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 103 3-4 kali

45 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 94 3-4 kali

46 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 89 3-4 kali

Page 117: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

101

47 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 90 5-6 kali

48 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 95 3-4 kali

49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 82 3-4 kali

50 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 1 3 86 5-6 kali

51 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 99 5-6 kali

52 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 103 1-2 kali

Sumber: Pengolahan Data Ms. Office Excel 2007.

Page 118: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

102

Lampiran 5

r Tabel

Page 119: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

103

Lampiran 6

Konstruksi Penelitian

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM PENDEK CINTA SUBUH DI YOUTUBE TERHADAP

KESADARAN IBADAH SHALAT

(Studi pada LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Variabel Teori Dimensi Definisi

Konseptual

Indikator Definisi

Operasional

Butir Positif Butir Negatif

Kesadaran

Ibadah

Shalat (Y)

Kesadaran

adalah

kesiagaan

seseorang

terhadap

peristiwa-

peristiwa

yang terjadi

meliputi

pengetahuan,

sikap, p

ikiran

(tindakan).

(Soekanto,

1982)

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Tindakan

Kesadaran

ibadah shalat

adalah

pengetahuan,

sikap dan

pikiran

(tindakan)

seseorang

terhadap ibadah

shalat pada

anggota LDK

Syahid UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta

1. Pengetahuan

e. Mengetahui

f. Memahami

g. Menganalisis

h. Evaluasi

2. Sikap

a. Menerima

b. Merespon

c. Menilai

3. Tindakan

a. Kesiapan

b. Adaptasi

Kesadaran ibadah

shalat adalah

pengetahuan

berupa:

mengetahui,

memahami,

menganalisis dan

evaluasi,

sedangkan sikap

berupa:

menerima,

merespon, dan

menilai,

sedangkan

Tindakan berupa:

Kesiapan dan

adaptasi pada

anggota LDK

1.a.1 Pemain utama

film pendek Cinta

Subuh bagian 1 dan 2

adalah Angga dan

Ratih. (1)

1.a.2 Film pendek Cinta

Subuh bagian 1 dan 2

memberikan informasi

seputar ibadah shalat

dan kisah asmara

(pacaran) yang harus

ditinggalkan Ratih dan

Angga (pemeran

utama). (4)

1.a.3 Persoalan pada

film pendek Cinta

Subuh tentang seorang

laki-laki yang tidak

2.b.1 Meskipun

saya telah

menonton film

Cinta Subuh

bagian 1 dan 2

tidak membuat

saya rutin

melaksanakan

shalat Subuh di

Masjid.(17)

2.c.1 Saya suka

dengan gaya

pacaran Ratih

dan Angga yaitu

pacaran syar‟i

dengan tidak

melakukan hal-

hal yang

Page 120: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

104

Syahid UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

peduli dengan

hidupnya, tidak bekerja

dan hobi berpacaran.(2)

1.b.1 Tujuan dari film

pendek Cinta Subuh

bagian 1 dan 2 agar

saya juga bisa

memperbaiki ibadah

shalat.(9)

1.b.2 Kegelisahan

pemeran utama

perempuan (Ratih)

untuk menghindari

hubungan spesial

sebelum menikah

sesuai dengan ajaran

agama Islam.(6)

1.b.3 Persoalan besar

yang ada pada film

pendek Cinta Subuh

tentang seorang laki-

laki yang belum taat

beribadah, terutama

shalat Subuh.(10)

1.b.4 Isi dan alur cerita

Film Pendek Cinta

Subuh bagian 1 dan 2

saling

berkesinambungan.(12)

negatif.(3)

2.c.2

Banyaknya

pengulangan

adegan atas

usaha Angga

untuk bangun

pagi membuat

saya sadar

bahwa saya

belum

sepenuhnya

rutin

melaksanakan

ibadah shalat

subuh.(29)

3.a.1 Saya

masih sulit

melaksanakan

shalat

berjamaah di

Masjid.(23)

3.b.1 Setelah

selesai

menonton film

Cinta Subuh

bagian 1 dan 2,

Page 121: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

105

1.b.5 Pandangan

pacaran dalam Islam

yang disisipkan pada

film Cinta Subuh

menarik perhatian

saya.(14)

1.c.1 Adanya hadist

tentang keutamaan

Shalat Subuh pada

menit pertama film

Cinta Subuh sesuai

dengan keadaan anak

muda sekarang yang

masih suka lalai shalat

subuh. (22)

1.c.2 Kebiasaan

bangun siang yang

dialami Angga atas

dasar kesengajaan dari

diri sendiri.(5)

1.c.3 Kebiasaan

Angga menunda-

nunda bangun untuk

shalat subuh masih

bisa diperbaiki dengan

jalan bertaubat.(8)

1.d.1 Cara

menghadapi masa sulit

yang dialami pemeran

saya masih lalai

dalam

melaksanakan

kewajiban

beribadah.(31)

Page 122: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

106

utama laki-laki patut

dicontoh.(7)

1.d.2 Angga sebagai

sosok pemuda yang

belum sepenuhnya taat

pada agama Islam,

namun Allah berikan

hidayah lewat mantan

pacarnya, Ratih.(11)

1.d.3 Pesan pada film,

agar setiap urusan

bernilai positif dan

diridhoi Allah, maka

harus melaksanakan

ibadah shalat, terutama

shalat subuh.(13)

2.a.1 Tayangan

Cinta Subuh di

Youtube membuat

saya senang dan

terhibur.(15)

2.a.2 Pesan Ibadah

Shalat pada film

Cinta Subuh perlu

dibagikan kepada

teman-teman.(21)

2.b.1 Saya

menyukai pemeran-

pemeran film Cinta

Page 123: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

107

Subuh walaupun

mereka belum

terkenal.(19)

2.b.2 Adegan Ratih

ketika memberikan

pernyataan tegas

soal Angga belum

terbukti

melaksanakan shalat

subuh tepat waktu

menjadi hal utama

dalam film

tersebut.(25)

2.b.3 Kutipan hadist

keutamaan shalat

subuh yang

ditampilkan di awal

tayangan membuat

saya berniat

memperbaiki ibadah

shalat subuh.(16)

2.b.4 Keputusan

Ratih untuk

mengakhiri

hubungan dengan

Angga menyadarkan

saya bahwa Allah

akan memberikan

hidayah atas hal

Page 124: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

108

buruk yang telah

dilakukan.(24)

2.c.1 Pernyataan

Ratih yang menilai

Angga tidak bisa

menjadi imam

rumah tangga karena

tidak bisa bangun

pagi untuk

melaksanakan shalat

Subuh menarik

perhatian saya.(20)

2.c.2 Adegan

dimana Angga

meminta bantuan

kepada Dodi, teman

kostan untuk

membangunkannya

shalat subuh

berjamaah di Masjid

adalah bentuk

kepedulian sesama

Muslim.(27)

2.c.3 Saya merasa

sedih mendengar

kalimat perpisahan

yang dilontarkan

Ratih terhadap

mantan pacarnya

Page 125: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

109

sehingga menyadari

Angga bahwa ia

telah banyak

membuang waktu

dalam hidupnya.(18)

3.a.1 Setelah menonton

film Cinta Subuh

bagian 1 dan 2

membuat saya

semangat dalam

beraktivitas.(26)

3.b.1 Kebiasaan bangun

lebih pagi (saat adzan

Subuh berkumandang)

telah saya lakukan

setelah menonton film

pendek Cinta

Subuh.(28)

3.b.2 Setelah menonton

film Cinta Subuh 1 dan

2 saya berusaha

melakukan perbaikan

diri seperti berjanji

untuk langsung bangun

saat alarm handphone

berbunyi (32)

3.b.3 Saya

terinspirasi untuk

Page 126: HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48838...Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142 Hubungan Intensitas Menonton

110

mencari sumber

informasi tentang

keutamaan shalat

subuh di awal waktu

serta kelebihan

pelaksanaan shalat

berjamaah di

Masjid.(30)

3.b.4 Setelah

menonton film Cinta

Subuh, saya sadar

untuk tidak

meninggalkan

ibadah shalat

lagi.(33)