HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM
DENGAN KESADARAN AKAN NILAI-NILAI
IBADAH DALAM FILM PENDEK CINTA SUBUH
DI YOUTUBE
(Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Putri Dwi Pangestiningtiyas
NIM : 1113051000142
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H / 2019M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Putri Dwi Pangestiningtiyas
NIM : 1113051000142
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan
Intensitas Menonton Film Dengan Kesadaran Akan Nilai-Nilai
Ibadah Dalam Film Pendek Cinta Subuh di Youtube (Studi pada
Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan
tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada
dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan
plagiat dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat
untuk dipergunakan seperlunya.
Ciputat, 26 Januari 2019
Putri Dwi Pangestiningtiyas
1113051000142
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN
KESADARAN AKAN NILAI-NILAI IBADAH DALAM
FILM PENDEK CINTA SUBUH DI YOUTUBE
(Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Putri Dwi Pangestiningtiyas
NIM: 1113051000142
Pembimbing,
Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd.
NIP: 196903221996032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H / 2019M
iii
iv
ABSTRAK
Putri Dwi Pangestiningtiyas
NIM : 1113051000142
Hubungan Intensitas Menonton Film Dengan Kesadaran
Akan Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Pendek Cinta Subuh Di
Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
YouTube aktif menyiarkan konten Islami berupa dakwah,
lewat film-film pendek yang mengangkat kisah yang mayoritas
dialami oleh masyarakat. Salah satu yang aktif menyiarkan film
pendek Islami yaitu Film Maker Muslim, dalam film pendek
CINTA SUBUH ingin menunjukan fenomena sosial yang dialami
anak muda sekarang dengan bentuk perbaikan kesadaran akan
nilai-nilai ibadah yang dialami seorang pemuda.
Merujuk dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah
terdapat hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran
akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di
Youtube pada anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta?
Teori yang digunakan adalah teori Stimulus Organisme
Respon (S-O-R). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah
reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat
mengharapkan kesesuaian antara isi pesan dan reaksi komunikan.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan
pendekatan kuantitatif korelasional yaitu analisis korelasi Rank
Spearman. Dengan nilai korelasinya r =0,214, (>0,05) pada
rentang 0,20 – 0,399. Sedangkan nilai variabel X (Intensitas
Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y (Kesadaran
akan nilai-nilai Ibadah) juga mengalami peningkatan. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang lemah
dan tidak signifikan. Teknik sampel yang digunakan adalah
teknik purposive sampling dengan jumlah responden 52 orang.
Landasan konseptual yang digunakan adalah kesadaran akan
nilai-nilai ibadah. Hasil dari penelitian ini pada anggota LDK
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci : Film Pendek, Sholat, Kesadaran, Ibadah, dan
Youtube.
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-
Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada
derajat kemanusiaan yang lebih baik.
Alhamdulillah atas hidayah-Nya, peneliti berhasil
menyelesaikan tugas akhir di perkuliahan, yaitu skripsi. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi peneliti
untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan
Penyiaran Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini telah
mendapat bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak
sehingga peneliti dapat menyelesaikan dengan baik. Rintangan
dan cobaan yang telah peneliti hadapi menjadi hal yang berharga.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah
peneliti mengungkapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:
1. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
vi
Hidayatullah Jakarta. Terimakasih juga kepada Dr. H.
Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Dr. Roudhonah, M.Ag, sebagai Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik, yang telah membantu saya
dalam penyusunan proposal skripsi.
3. Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fitta Faturokhmah SS, M.Si,
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
4. Nurul Hidayati S.Ag., M.Pd., selaku pembimbing
yang telah meluangkan waktunya guna memberikan
bimbingan, arahan serta inspirasi yang amat berharga
bagi peneliti.
5. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu kepada peneliti.
6. Seluruh karyawan serta Staf Tata Usaha dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan juga Perpustakaan Utama Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Orang tua saya, Almarhum Bapak Hasan Rusbiantoro
skripsi ini kupersembahkan untuknya yang telah
berdedikasi penuh semasa hidupnya, dan Ibu
Rodjanah yang terus memberikan semangat, tidak
vii
pernah bosan memberikan perhatian, sehingga berkat
kelimpahan doa darinya skripsi ini telah selesai.
8. Crew Film Maker Muslim, yang telah membantu saya
dalam pemenuhan atau kelengkapan atas penelitian
yang ditujukan terhadap karya-karya mereka.
9. Anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta periode 2018-2019 yang sudah meluangkan
waktunya untuk memberikan jawaban-jawabannya
lewat survei yang saya berikan, sekaligus memberikan
data yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini.
10. Teman-teman KPI kelas C angkatan 2013, telah
membantu pada saat proses skripsi ini berlangsung.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan peneliti terima kasih
kepada Nia Nadia, Rizka Fitriana Sari, dan Reny Nur
Aini yang telah memotivasi, memberikan bantuan,
serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini.,
12. Keluarga Radio Dakwah Komunikasi (RDK FM) yang
telah memberikan wadah dan inspirasi bahkan
dukungan positif kepada saya.
13. Keluarga di Komunitas Rumah Penyuluhan Kreatif,
yang turut andil memberikan dukungan serta doa
terhadap peneliti sehingga hari-hari dalam proses
penyusunan tugas penuh dengan warna. Terimakasih
untuk para relawan di dalamnya, khusus pada Kak
Ipang, Kak Arum, Kak Faisal, Kak Angga, Ritha dan
Widyatama.
viii
14. Teman-teman KKN D‟MOST (Dedication as
Meaningful Ordinary Satisfy Things) 2016, terutama
sahabat peneliti, Isty Puspita Sari, yang tidak pernah
lelah selalu mengingatkan dan memberi semangat
kepada saya.
15. Untuk semua pihak yang telah memberikan kontribusi
terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak.
Jakarta, 26 Desember 2018
Putri Dwi Pangestiningtiyas
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................. .i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... .iii
ABSTRAK…………………………………………………………..iv
KATA PENGANTAR…………………….…………………………v
DAFTAR ISI……………………………..……….…………………ix
DAFTAR TABEL…………………………………...……………..xii
DAFTAR GAMBAR……………………..……………………….xiii
DAFTAR DIAGRAM……………………………………………..xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
E. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………….12
A. Media Massa ............................................................................ 12
1. Pengertian Media Massa ...................................................... 12
2. Karakteristik Media Massa .................................................. 13
3. Efek Media Massa ................................................................ 14
4. Konteks Media Baru ............................................................ 15
5. Media Sosial ......................................................................... 16
6. YouTube .............................................................................. 16
x
B. Teori S-O-R .............................................................................. 18
C. Film Pendek ............................................................................. 21
1. Pengertian Film Pendek ....................................................... 21
2. Macam-macam Film Pendek ................................................ 23
3. Unsur-unsur Film ................................................................. 23
4. Film Sebagai Media Dakwah ............................................... 26
5. Kesadaran Ibadah ................................................................. 27
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 32
F. Hipotesis ................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN………………………………..34
A. Paradigma Penelitian ................................................................ 34
B. Pendekatan Penelitian .............................................................. 34
C. Jenis Penelitian ......................................................................... 35
D. Metode Penelitian ..................................................................... 35
E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 36
F. Variabel Penelitian ................................................................... 37
G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ......................... 38
H. Populasi dan Sampel ................................................................ 40
I. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 42
J. Sumber Data ............................................................................. 42
K. Uji Instrumen ........................................................................... 44
L. Teknis Analisis Data ................................................................ 48
1. Statistik Deskriptif................................................................ 48
2. Uji Normalitas ...................................................................... 52
3. Uji Korelasi Rank Spearman ................................................ 52
xi
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..55
A. Temuan Hasil Penelitian .......................................................... 55
1. Deskripsi Data Responden Penelitian .................................. 55
2. Pengolahan Uji Instrumen .................................................... 58
3. Deskripsi Kuesioner Penelitian ............................................ 61
4. Analisis Data Penelitian ....................................................... 66
B. Pembahasan .............................................................................. 70
BAB V PENUTUP…………………………………………………...75
A. Kesimpulan .............................................................................. 75
B. Saran ........................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………77
LAMPIRAN………………………………………………………...81
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube ............. 72
Tabel 3. 1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian…...………..39
Tabel 3. 2 Blue Print (sebelum validasi instrumen) ............................. 39
Tabel 3. 3 Blue Print (setelah validasi instrumen) ............................... 40
Tabel 3. 4 Skala likert .......................................................................... 45
Tabel 3. 5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa ...................... 47
Tabel 3. 6 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ............................. 54
Tabel 4. 1 Usia Responden…...........………………………………….56
Tabel 4. 2 Jenis Kelamin ...................................................................... 56
Tabel 4. 3 Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek ...................... 57
Tabel 4. 4 Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek ....................... 57
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas ............................................................... 58
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Butir Pernyataan Valid dan Invalid ................ 60
Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................... 60
Tabel 4. 8 Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah………………………..67
Tabel 4. 9 Hasil Uji Deskriptif ........................................................... 662
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas Menggunakan SPSS 24.0 ................ 73
Tabel 4. 11 Hasil Uji Korelasi .............................................................. 69
Tabel 4. 12 Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube........... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema S-O-R .................................................................. 19
Gambar 2. 2 Unsur-unsur Film ............................................................ 24
Gambar 2. 3 Kerangka Berpikir ........................................................... 32
Gambar 4. 1 Pemberitaan Tentang CINTA SUBUH ........................... 73
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4. 1 Jumlah Responden dalam Penelitian .............................. 67
Diagram 4. 2 Analisis Kurva Q-Q Plot Kesadaran Ibadah ................... 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0 ................. 82
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ........................................................ 93
Lampiran 3 Komentar pada Film Cinta Subuh di Youtube Channel
Film Maker Muslim ............................................................................. 98
Lampiran 4 Data Mentah Jawaban Responden ................................... 99
Lampiran 5 r Tabel ........................................................................... 102
Lampiran 6 Konstruksi Penelitian..................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern saat ini, film tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Karena pada umumnya film dapat
mencerminkan pesan-pesan tertentu yang ingin disampaikan
kepada penonton lewat adegan dan tutur kata, sehingga menjadi
sebuah alur cerita. Seolah penonton juga ikut merasakan hal yang
sama dalam cerita, maka pesan pada isi film dapat menimbulkan
aspek kritik sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, norma
kehidupan serta hiburan bagi khalayak.
Film merupakan sesuatu yang unik, sebab dalam penyajian
gambarnya yang bergerak dan disajikan dengan kemampuan daya
visualnya yang didukung audio, sangat efektif sebagai media
hiburan dan juga sebagai media pendidikan serta penyuluhan.1
Seperti halnya siaran sinetron ataupun drama di televisi,
tujuan khalayak menonton film adalah memperoleh hiburan.
Namun, dalam film dapat mengandung fungsi informatif,
edukatif, bahkan persuasif.2
Dewasa ini, muncul medium-medium untuk menyampaikan
informasi lewat internet, seperti jejaring sosial facebook, twitter,
instagram, blog, dan website pencarian data, yang mampu
menghadirkan sebuah sajian informatif kepada khalayak. Tetapi,
di balik munculnya berbagai media, ada salah satu media yang
1 Cangara, Hafid, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali
Press, 2008), h.137.
2 Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala Ardijaya, Komunikasi
Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.134.
2
sekarang mampu menolehkan sudut pandang dan perhatian baru
bagi masyarakat juga pengguna internet, yakni YouTube.
Kemajuan teknologi informasi saat ini memungkinkan khalayak
untuk melakukan semua hal tanpa keterbatasan. Semua orang
mudah mengaksesnya melalui media online yang terbaur hampir
seluruh media di sekeliling kita.
Penggunaan ini, dimanfaatkan dengan berbagai kepentingan,
mulai dari pekerjaan, pembelajaran, usaha, hiburan, bahkan
sampai kejahatan (cyber crime). Situs berbagi YouTube ini
termasuk ke dalam media sharing, merupakan jenis media sosial
yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari
dokumen, video, audio, gambar dan lainnya.3
Selain itu, YouTube juga aktif dan banyak menyiarkan
konten Islami berupa dakwah, atau lewat film-film pendek yang
mengangkat kisah yang mayoritas dialami oleh masyarakat.
Demonstrasi audio visual yang diberikan YouTube memberikan
cara baru untuk dunia eksistensi dan juga pendidikan, sekaligus
memberikan kesempatan untuk saling berkomunikasi.
Sebagian besar elemen masyarakat maupun komunitas,
banyak menggunakan YouTube sebagai media dakwah. Salah
satunya Film Maker Muslim (FMM) milik Daarul Qur‟an Movie.
FMM adalah salah satu channel YouTube asal Indonesia yang
memproduksi film dan video-video lainnya dengan tujuan
mensyiarkan Islam.4
3 Nasrullah, Rulli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.44.
4 https://www.youtube.com/user/WANTProductionTV/about diakses
pada 22 Januari 2017 pukul 17.05 WIB.
3
Tujuan utamanya adalah untuk berdakwah lewat tayangan-
tayangan yang bermanfaat. Namun dikemas dengan sisi humoris,
santai dan mudah diterima oleh penonton, tetapi tidak melupakan
konten Islami. Film pendek pertama karya FMM yang menarik
perhatian khalayak adalah “Cinta Subuh”. Film ini berhasil
membawa lebih dari dua juta penonton yang sukses
menyampaikan pesan dakwah tentang ibadah. Fenomena yang
sering terjadi di kalangan anak muda, persoalan jodoh dan
pasangan hidup serta perilaku ibadah sholatnya. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam al-qur‟an Surat Al-ankabut ayat
45:
لة تنهى عه الفحشاء لة إن الص اتل ما أوحي إليك مه الكتاب وأقم الص
يعلم ما تصنعىن أكبر والل والمنكر ولذكر الل
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-
ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa keutamaan shalat lebih
besar dibanding ibadah-ibadah lainnya. Materi yang dibawa pada
film ini sangat ringan dan kekinian, mengangkat seputar
kegelisahan anak muda dengan dibarengi lawakan yang renyah.
Pada film pendek Cinta Subuh, yang peneliti fokuskan pada
episode satu dan dua mengisahkan tokoh utama yang bernama
Angga dengan proses perjuangan yang panjang, akhirnya Angga
berhasil istiqomah menunaikan Shalat Subuh berjamaah secara
rutin di Masjid.
4
Hal ini juga dialami oleh salah satu teman dekat saya di
kegiatan KKN, Fikri Amarullah. Kebiasaan ia yang suka
menonton tayangan dakwah di YouTube membuat ia juga suka
menonton film pendek, salah satunya film trilogi Cinta Subuh ini.
Menurutnya, film Cinta Subuh memberikan warna percintaan
yang baru dan juga melahirkan bentuk kesadaran beragama dalam
Islam yang baik dan patut ditiru.
Tanpa disadari, peneliti pun melihat perubahan yang dialami
teman yang satu ini, Fikri mengalami masa hijrah yang cukup
signifikan. Ia berusaha untuk memperbaiki pola aktivitas yang ia
jalani sehari-harinya. Mulai dari mengatur waktu bangun pagi
untuk bisa shalat berjamaah di Masjid ataupun di Mushalla.
Sampai pada usaha ia dalam mencari rejeki, karena ia yakin
bahwa dengan memanfaatkan waktu ibadah shalat dengan baik,
maka Allah Subhanahu Waa Ta‟ala akan memudahkan
segalanya.5
Dilihat dari sisi dakwah, media YouTube sudah mulai efektif
dalam proses komunikasi keagamaan yang juga mulai
berkembang. Diantaranya teknik dan metode dakwah yang
disampaikan sangat variatif dan menarik perhatian masyarakat.
Penggunaan media-media komunikasi modern inilah yang harus
dimanfaatkan keberadaannya, untuk mencapai kepentingan
ajaran-ajaran Islam atau dakwah Islam.6
5 Hasil wawancara tatap muka pada tanggal 21 Desember 2017
bertempat di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6 Munir Amin, Samsul, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 113.
5
Inovasi baru dalam berdakwah dengan pemanfaatan media
YouTube merupakan sarana bagi masyarakat saat ini. Karena
menjangkau pemirsa yang saat ini dekat dengan dunia internet,
memposisikan diri sebagai penonton (mad‟u) nya terhadap
kegiatan yang dikemas terutama lewat film pendek ini.
Dengan adanya film pendek Cinta Subuh di channel
YouTube FMM, peneliti sangat tertarik dalam mengambil
penelitian tentang film ini. Meninjau kembali pada pengalaman
pribadi teman dekat peneliti bahwa ia turut merasakan betapa
berpengaruhnya pesan ibadah shalat yang disampaikan pada film
pendek Cinta Subuh.
Saat ini YouTube tidak hanya menyampaikan pesan-pesan
yang bersifat hiburan semata, namun juga menayangkan video-
video yang mendidik. Alasan peneliti ingin mengukur sejauh
mana dampak film pendek Cinta Subuh, karena begitu banyak
orang-orang yang membagikan film pendek tersebut di halaman
Facebook dan twitter mereka.
Selain itu, peneliti juga melihat banyaknya komentar positif
dari video yang ditayangkan di Youtube (terlampir). Film pendek
di YouTube menarik peneliti untuk mencari tahu bagaimana
penonton terutama anak muda yang telah menonton film pendek
Cinta Subuh 1 dan 2 terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah
yang terkandung di dalamnya. Nantinya, responden akan dinilai
dan dikelompokan berdasarkan berapa kali (intensitas) menonton
berpengaruh signifikan atau tidak terhadap kesadaran akan nilai-
nilai ibadah.
6
Maka dalam penelitian ini, organisasi kampus yang aktif
melakukan kegiatan Islami yaitu Lembaga Dakwah Kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (selanjutnya disebut LDK Syahid
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Anggota dari LDK Syahid UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah khalayak yang telah menonton
film pendek Cinta Subuh lebih dari dua kali. Dengan demikian,
peneliti ingin mengetahui hubungan intensitas menonton film
pendek Cinta Subuh terhadap kandungan pesan-pesan tentang
kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film tersebut. Dengan
melihat kuat atau tidaknya hubungan menonton dengan kesadaran
akan nilai-nilai ibadah pada film, nantinya peneliti dapat
menyimpulkan adanya hubungan tergantung pada berapa banyak
responden mengulang kembali untuk menonton film pendek
tersebut di Youtube. Berpijak dari latar belakang di atas, maka
menarik peneliti untuk meneliti dan menulis dalam sebuah karya
ilmiah yang berjudul “Hubungan Intensitas Menonton Film
dengan Kesadaran Akan Nilai-nilai Ibadah dalam Film Pendek
Cinta Subuh di Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada anggota dari
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hubungan
intensitas menonton yang diukur adalah tingkat keseringan
menonton film dari responden dengan kesadaran akan nilai-
nilai ibadah seluruh anggota LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tidak dibedakan jenis kelamin ataupun
7
kelas. Namun, sampel yang dituju adalah anggota aktif LDK
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan meneliti
kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta
Subuh, dan peneliti akan fokuskan pada episode pertama dan
kedua. Karena, pada episode ketiga alur cerita dan pesan
yang disampaikan berbeda, sedangkan episode satu dan dua
berkesinambungan.
2. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan intensitas menonton film
dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek
Cinta Subuh di Youtube pada anggota LDK Syahid UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjabaran latar belakang dan rumusan
masalah di atas, adapun tujuan diadakannya penelitian ini
adalah:
Mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas
menonton film dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah
dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube pada anggota
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
8
Manfaat penelitian ini secara akademis akan memberikan
kontribusi wawasan keilmuan tentang efek komunikasi
massa terhadap penggunaan YouTube sebagai media
dakwah. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
dalam kajian ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, khususnya
pada kajian efek komunikasi massa.
b. Manfaat Praktis
Manfaat hasil penelitian ini secara praktis akan dijadikan
sebagai bahan masukan bagi remaja Indonesia secara umum
dan remaja muslim Indonesia secara khusus, bahwa media
massa dapat memberikan efek yang nyata terhadap respon
penonton, khususnya para pecinta tayangan film-film pendek
di channel YouTube Film Maker Muslim. Dengan adanya
efek menonton dapat terlihat adanya hubungan intensitas
menonton dengan pesan-pesan yang disampaikan dalam
sebuah film.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mengadakan
penelitian lebih lanjut, yang kemudian menjadi satu karya
ilmiah. Maka, langkah awal yang peneliti tempuh adalah
mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi sebelumnya
yang mempunyai judul dan pembahasan yang hampir sama
dengan yang peneliti akan teliti.
Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk
membantu dan mengetahi dengan jelas penelitian yang akan
dilakukan untuk penelitian skripsi ini. Adapun tinjauan
pustaka dalam skripsi ini yaitu :
9
1. “Pengaruh Program Mamah dan Aa Beraksi Episode
„Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟ Terhadap
Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey Pada
Siswa-siswi SMAN 87 Jakarta) disusun oleh Atha
Zhafira, NIM 1112051000164, pada tahun 2017. Pada
penelitian ini terdapat hasil pengaruh menonton program
Mamah dan Aa Beraksi dengan mengambil konsep pada
kesadaran siswa-siswi akan bahaya zina dan ditemukan
pengaruh yang positif dan signifikan. Kesamaan objek
tentang kesadaran, namun pada penelitian ini fokus pada
kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta
Subuh di YouTube.
2. “Pengaruh Online Shop Pada Media Sosial Instagram
Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMP Islam
Cikal Harapan I Bumi Serpong Damai: BSD Kota
Tangerang Selatan” disusun oleh Daniella Putri Islamy,
NIM 1110051000176 pada tahun 2015. Skripsi ini
mengukur perilaku konsumtif siswa-siswi yang
menggunakan media sosial instagram untuk belanja
online. Penelitian ini menggunakan metode survey,
dengan responden 109 orang. Peneliti menunjukan adanya
pengaruh yang signifikan. Dalam hal ini, perbedaan
penelitian yang peneliti lakukan adalah dalam objek dan
subjek penelitian.
3. “Terpaan Film Pendek Cinta Subuh 1 Film Maker Muslim
Terhadap Kognitif dan Afektif Khalayak” disusun oleh
Luthfi Rahman, NIM 44112110013, Fakultas Ilmu
10
Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta pada tahun
2017. Penelitian ini tentu berbeda dengan penelitian
sebelumnya, mulai dari subjek penelitian hingga metode
yang digunakan. Pada skripsi terdahulu yang disebutkan
judulnya diatas, meneliti dampak kognitif dan afektik
khalayak secara garis besar dan implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan penelitian ini mengukur
kesadaran penonton akan nilai-nilai ibadah yang
terkandung pada film. Selain itu objek penelitian ini pada
dua episode film Cinta Subuh, sedangkan penelitian
sebelumnya hanya terbatas pada episode pertama.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan skripsi ini berdasarkan SK-Rektor
No. 507 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, yang
terdiri dari:
BAB I. PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu,
dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini menjelaskan secara rinci terkait teori yang
bersangkutan dengan variable penelitian. Teori yang
dipakai yakni teori S-O-R dan konsep Kesadaran akan
nilai-nilai ibadah. Selain teori yang akan dikupas juga ada
kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III. METODE PENELITIAN
Terdiri dari populasi dan sampel, tempat dan waktu
11
penelitian, sumber data, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik
pengumpulan dan pengolahan data.
BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang profil LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta gambaran umum dari film
pendek Cinta Subuh di channel YouTube Film Maker
Muslim. Selain membahas pada gambaran umum, pada
bagian ini peneliti akan menjabarkan deskripsi data
responden penelitian, uji instrumen, uji validitas, uji
reliabilitas, uji normalitas, uji linieritas, dan uji korelasi
Spearman. Selain itu, bab ini juga berisikan stentang
pembahasan yaitu dengan mengaitkan latar belakang,
teori dan rumusan masalah dari hasil data dan temuan
penelitian.
BAB V. PENUTUP
Bagian ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengolahan
data, baik dalam bentuk penjelasan hipotesis, hasil
korelasi dan lainnya sebagai penutup pada penelitian ini.
Ditambah dengan saran-saran yang dilukiskan untuk
pemenuhan penelitian yang akan datang.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Massa
1. Pengertian Media Massa
Media massa merupakan salah satu sarana penting dan
berpengaruh untuk mengungkapkan fakta juga sebagai
pemberi kabar. Menurut Kurniawan Junaedhi, media massa
merupakan saluran yang memanfaatkan kemampuan teknik
jurnalistik untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
dalam jumlah yang tak terhingga, sehingga terjadilah
komunikasi massa.1
Sedangkan menurut Cangara, media massa adalah alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi dan film.2
Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa kepada komunikan
pada jumlah yang besar. Namun, komunikator dalam
komunikasi massa harus tahu apa yang ia ingin
komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus
menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan
penetrasi kepada benak komunikan.3
Berdasarkan definisi media massa diatas, peneliti
1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi),
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.134.
2 Nawiroh Vera, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Renata
Pratama Media, 2010), h. 8.
3 Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:
PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 80.
13
menyimpulkan bahwa media massa berfungsi untuk
memberikan pesan yang dapat memiliki pengaruh bagi
penerimanya. Pengaruh media massa yang dimaksud yaitu
pengaruh internal ataupun pengaruh eksternal. Hal ini sangat
erat kaitannya dengan respon dari khalayak, yang dimana
respon ini adalah efek komunikasi yang terjadi pada diri
khalayak setelah menerima pesan komunikasi yang ada pada
sebuah media televisi.4
2. Karakteristik Media Massa
Media massa yang digunakan seseorang sebagai alat
untuk melakukan kegiatan komunikasi mempunyai
karakteristik sebagai berikut :5
1. Bersifat umum, karena pesan yang disampaikan
melalui media massa adalah terbuka untuk semua
orang dan terdiri dari banyak orang sehingga sampai
pada penyajian informasi.
2. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh
siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis
kelamin dan suku bangsa.
3. Komunikan bersifat heterogen, karena sejumlah orang
yang disatukan dengan suatu minat yang sama dengan
tujuan yang sama terhadap media massa seperti halnya
pengertian kebudayaan dan nilai-nilai.
4. Menimbulkan keserempakan, keseragaman dalam
4 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), h.224.
5 Ibid., h. 81-83.
14
seleksi dan interpretasi pesan-pesan.
3. Efek Media Massa
Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa
dapat menerpa seseorang, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut K. Robert “efek hanyalah perubahan
perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena
fokusnya pada pesan, maka efek harus berkaitan dengan
pesan yang disampaikan media massa.
Menurut Steven M. Chaffe, efek media massa dapat
dilihat melalui dua pendekatan, antara lain :6
1. Efek dari media massa yang berkaitan dengan
pesan ataupun media itu sendiri.
2. Perubahan yang terjadi pada diri khalayak
komunikasi massa berupa sikap (kognitif),
perasaan (afektif), dan perilaku (behavioral).
Dampak pesan media massa, yaitu :7
1. Efek Kognitif
Efek ini akan muncul dari diri komunikan itu
sendiri yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek ini
membahas tentang bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi
yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitifnya.
6 Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 49.
7 Ibid., h. 50-58.
15
2. Efek Afektif
Efek ini tujuan komunikasi massanya bukan
sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira,
marah dan sebagainya.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul
pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau kegiatan. Pada tahap ini, orang cenderung meniru
perilaku yang diamatinya. Hal ini serupa dengan teori
belajar sosial.
4. Konteks Media Baru
New media atau media baru adalah istilah yang
dimaksud untuk mencangkup hal terkait kemuncul digital,
atau jaringan teknologi informasi. Menurut Denis McQuail
dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011:43), ciri
utama media baru adalah adanya saling keterhubungan,
aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima
maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang
beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada
di mana-mana.
Saat ini, adanya saluran media dicirikan dengan
banyak pilihan hingga membingungkan. Karenanya, terdapat
ratusan saluran televisi kabel dan program siaran yang sesuai
permintaan pihak tertentu dapat ditemui setiap hari. Ditambah
dengan internet yang isinya beraneka ragam dan tanpa batas.
16
Teknologi media baru kedepannya akan menjadi
penting serta memberi peluang bagi masyarakat yang suka
berkreasi di dalam media. Misalnya seperti blog, halaman
Facebook, portal, dan catatan harian video di YouTube atau
akrab disebut Vlog.8
5. Media Sosial
Mandibergh mendefinisikan media sosial sebagai
"media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang
menghasilkan konten (user generated content)".9 Ciri-ciri
media sosial, yaitu:
a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang
saja namun bisa terhadap siapa saja atau banyak orang
contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.
b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui
suatu Gatekeeper.
c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di
banding media lainnya.
d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
6. YouTube
YouTube merupakan salah satu bentuk aplikasi dari
media sosial yang tergolong ke dalam new media.
Diluncurkan pada bulan Mei 2005, YouTube telah
8 Diambil dari https://ejournal.unsrat.ac.id/, Jurnal tentang Pengaruh
Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi,
Eribka Ruthellia David, dkk. Volume VI. No. 1. Tahun 2017, pada 18 Oktober
2017 pukul 17.51 WIB. 9 Nasrullah, Rulli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.11.
17
memudahkan miliaran orang untuk menemukan, menonton,
dan membagikan beragam video. YouTube menyediakan
forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan,
memberikan informasi, dan menginspirasi orang lain di
seluruh dunia, serta bertindak sebagai platform distribusi
bagi pembuat konten asli dan pengiklan, baik yang besar
maupun kecil. YouTube merupakan salah satu perusahaan
milik Google.
YouTube diciptakan oleh 3 orang mantan karyawan
PayPal (website online komersial), Chad Hurley, Steve Chen,
dan Jawed Karim pada Februari 2005. Sejak awal
diluncurkan, YouTube langsung mendapat sambutan baik di
masyarakat. Youtube adalah video online dan yang utama
dari kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari,
melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala
penjuru dunia melalui suatu web (Budiargo, 2015; 47).
Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa
kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki
gairah di bidang pembuatan video, mulai dari film pendek,
dokumenter, hingga video blog, tetapi tidak memiliki „lahan
“untuk mempublikasikan karyanya”. YouTube mudah
dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat
diakses dimanapun, tentunya dengan gadget yang
kompatibel.
Hal itu membuat pembuat video amatir dapat dengan
bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk
dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik,
18
jumlah viewers akan bertambah. Viewers banyak akan
mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video-
video mereka selanjutnya. Senada dengan televisi, konten
program televisi yang disukai masyarakat, dalam hal ini
ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara otomatis.
B. Teori S-O-R
Teori S-O-R kepanjangan dari Stimulus – Organisme –
Respon ditemukan oleh Hovland (1953) yang awalnya dari ilmu
psikologi. Awal terbentuknya teori S-O-R ketika ditemukannya
salah satu prinsip utama teori pembelajaran menurut E. L.
Thorndike (1874-1949). Namun dalam perkembangannya juga
digunakan dalam ilmu komunikasi. Objek material dari Psikologi
dan Ilmu Komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya
meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan behavioral.10
(Onong Uchjana Effendy, 2003: 225)
Prinsip teori ini yaitu respon merupakan reaksi balik dari
individu, ketika menerima stimulus dari media. Seseorang dapat
mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara
pesan-pesan media dan reaksi audiens. Hal ini dapat juga
dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khhusus terhadap
stimulus respon. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : (a)
pesan (stimulus); (b) seorang penerima (receiver); dan (c) efek
(respons).11
Menurut Burhan Bungin, dasarnya teori stimulus-respons
10
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), h.225.
11
Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2004), Cet. Ke-8, h.5.14.
19
atau stimulus-organisme-respons merupakan suatu prinsip
belajar yang sederhana. Dalam masyarakat, prinsip stimulus-
respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan
oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala
yang luas. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu
kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience.12
Gambar 2. 1
Skema S-O-R
Sumber : Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
2003.
Pada Gambar 2.1. menunjukkan bahwa perubahan sikap
bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau
pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau ditolak. Stimulus adalah segala sesuatu yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan, atau aspek
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.13
Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
12 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2006), h. 281.
13
Nina W. Syam, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.83.
Stimulus
Organisme:
Perhatian
Pengertia
Penerimaan
Respon
(Perubaha
n Sikap)
20
komunikan. Ketika komunikan sampai pada tahap paham dan
mengerti, kemampuan ini yang melanjutkan ke proses
selanjutnya. Setelah diterima pesan apa yang tersampaikan,
komunikan mengolah dan menerimanya dengan bentuk
kesediaan dan terjadilah perubahan sikap. Dengan demikian,
perubahan sikap karena reaksi atau tanggapan yang dimunculkan
seseorang terhadap stimulus.
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa
menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap
komunikan. Respons atau perubahan sikap bergantung pada
proses penyampaian pesan terhadap individu. Stimulus (pesan)
yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau
ditolak. Hal ini akan terjadi apabila komunikan (khalayak)
memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan.
Ketika khalayak memikirkan rangsangan yang didapat, maka
akan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin
kesalahpahaman dan penolakan. Perubahan sikap inilah dapat
terjadi berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik
(behavioral).
Kelemahan teori stimulus respon adalah penyamaran
individu. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi
secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang
berbeda. Karenanya, pada tahun 1970, Melvin De Fleur
melakukan modifikasi terhadap teori stimulus respon dengan
teorinya yang dikenal sebagai individual different theory.
De Fleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi
stimulus tertentu yang berinteraksi berbeda-beda sesuai dengan
21
karakteristik pribadi individu.14
Dengan demikian, dalam teori S-
O-R sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan yang kemudian mampu menimbulkan efek tertentu.
Teori S-O-R yang digunakan dalam penelitian ini adalah
respon yang sesungguhnya dimodifikasi organisme agar aktif
mengolah stimulus yang datang. Teori ini beranggapan bahwa
setiap respon dan efek dapat berubah karena adanya rangsangan
atau daya tarik yang disebut stimulus dari subjek yang diterima
oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan yang akan menentukan
mutu kualitas responden, berupa: reaksi, tanggapan dan balasan
dari objek penerima stimulus.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, film pendek Cinta
Subuh adalah stimulus (S) yang mendapat respon (R) dari
organisme (penerima) yaitu anggota LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (O) yang aktif mengolah pesan dari
stimulus. Sehingga, menyebabkan adanya hubungan yang kuat
dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek
Cinta Subuh di Youtube.
C. Film Pendek
1. Pengertian Film Pendek
Film pendek adalah sebuah karya cipta seni dan budaya
yang merupakan media komunikasi audio visual dengan sifat
yang simple dan kompleks. Karakter dari film pendek adalah
mengandung pesan yang kompleks namun dikemas dalam
14
Mufid, Komunikasi dan Regulasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2005), Cet. Ke-1, h.22-23.
22
waktu yang singkat. Secara teknis film pendek merupakan
film yang memiliki durasi kurang dari 50 menit.
Film lebih condong dianggap sebagai media hiburan
ketimbang media pembujuk. Namun, film sebenarnya punya
kekuatan bujukan atau persuasi yang besar. Kritik publik dan
adanya lembaga sensor juga menunjukkan bahwa film sangat
berpengaruh.15
Dalam buku “Ketika Film Pendek Bersosialisasi”,
karangan Gotot Prakosa banyak memberikan gambaran
sejarah dan perkembangan film independen di Indonesia.
Bagi Gotot, film pendek merupakan film yang durasinya
pendek, terkait dengan durasinya para pembuat film pendek
semestinya bisa lebih selektif mengungkapkan materi yang
ditampilkan.
Film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang
lebih luas kepada para sineas dalam bereksperimen secara
idealis. Maka, karakteristik dari film pendek itu independen
atau bebas dari tekanan. Sehingga film-film pendek hana
akan diproduksi oleh sineas yang memiliki semangat yang
tinggi untuk terus berkarya.16
Film hadir dalam bentuk audio visual, melalui audio
visual inilah film dapat memberikan pengalaman-
pengalaman baru kepada para penontonnya, pengalaman itu
menyampaikan berbagai bentuk seperti pengetahuan
15
William L. Rivers dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern,
(Jakarta: Prenada Media, 2003), h.252. 16
Trianton, Teguh, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), h. 40-42.
23
(kognitif), perasaan (afektif), dan perilaku (behavioral)
kepada penontonnya. Maka dari itu, film bisa dijalankan
sebagai media komunikasi yang berfungsi sebagai media
tabligh, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan
menjauhkan pada larangan-Nya.
2. Macam-macam Film Pendek
Film pendek dibagi beberapa macam jenisnya, yaitu :17
1) Film pendek eksperimental
Film pendek yang digunakan sebagai bahan
eksperimen atau uji coba, di Indonesia jenis film ini sering
dikategorikan sebagai film indie.
2) Film pendek komersial
Film pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil
atau memperoleh keuntungan
3) Film pendek Layanan masyarakat (public service)
Film pendek yang bertujuan untuk layanan
masyarakat, dan biasanya ditayangkan di media massa
(televisi).
4) Film pendek Entertainment / hiburan
Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan.
Film ini banyak kita jumpai di Televisi dengan berbagai
ragamnya.
3. Unsur-unsur Film
Agar dapat memahami fim secara keseluruhan, peru
pengetahuan mengenai unsur-unsur pembentukan film.
17
https://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-dan-film-
pendek-2/ diakses pada 31 Januari 2017 pukul 09.39 WIB.
24
Gambar 2. 2
Unsur-unsur Film
Sumber : Himawan Pratista, Memahami Film, 2008
Pada Gambar 2.2 Dalam film memiliki unsure naratif dan
semantic, yang dimana unsur naratif adalah perlakuan
terhadap cerita filmnya. Unsur naratif berhubungan dengan
aspek cerita atau tema film. Sedangkan semantic yang
menyangkut hal seputar tatanan bahasa yang digunakan
dalam cerita. Karena setiap film pasti memiliki unsur-unsur
seperti : 18
a) Tema
Sesuatu hal yang diangkat ke dalam sebuah cerita dan
membahas suatu permasalahannya. Tema itu mengangkat
suatu persoalan utama yang diungkapkan dalam sebuah
film.
b) Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan dalam sebuah
cerita, baik sebagai tokoh utama (protagonis) ataupun
tokoh pendukung. Dalam film pendek Cinta Subuh yang
18
Pratista, Himawan, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, Cet.I, 2008), h.2.
25
menjadi tokoh utama adalah Angga dan Ratih, sedangkan
tokoh pendukung yaitu Ustadz Sapta dan istri, kemudian
ada juga temannya Angga yaitu Mas Dodi.
c) Masalah atau konflik
Masalah di dalam konflik dapat diartikan sebagai
penghalang yang dihadapi tokoh protagonis dalam meraih
tujuannya. Permasalahan ini yang kemudian memicu
konflik (konfrontasi) fisik atau batin dari luar diri tokoh
utama ataupun dari dalam diri tokoh protagonis.
Masalah atau konflik biasa muncul ketika sudah di
pertengahan cerita yang membuat alur semakin terasa
lebih menarik dan penasaran dalam penyampaian
pesannya. Dalam film ini, konfliknya adalah ketika
pembuktian Angga untuk melaksanakan shalat subuh di
masjid, kesadaran ini muncul karena Angga mendapat
teguran dan umpatan dari mantan kekasihnya, Ratih
bahwa ia masih sering meninggalkan shalat Subuh.
d) Lokasi
Tempat atau lokasi di dalam film biasanya berfungsi
sebagai pendukung narasi di dalam skenario. Pemilihan
lokasi dapat membangun cerita menjadi lebih realistis.
Lokasi yang dipakai dalam pembuatan film ini masjid,
rumah Ratih, restoran dan kost-an Angga.
e) Waktu
Waktu dalam narasi film merupakan salah satu aspek
penting dalam membangun cerita pagi, siang, sore, dan
malam. Dalam film memiliki makna sendiri sebagai
26
pembangun suasana narasi. Waktu yang dipakai dalam
film pendek ini saat fajar, pagi hari dan siang.
Seluruh elemen ini akan membentuk unsur naratif
secara keseluruhan dan saling berinteraksi untuk
membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki
maksud dan tujuan. Namun, selain unsur naratif, dalam
film terdapat unsur semantik yaitu bahasa film yang
berguna untuk menganalisis tekstual dari beberapa
rangkain pendek film, video, atau televisi.
4. Film Sebagai Media Dakwah
Media dakwah merupakan alat atau sarana yang
digunakan untuk penyampaian informasi mengenai pesan-
pesan dakwah.19
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan
agar kemasan materi-materi dakwah yang disampaikan
menjadi menarik dan aktual, salah satunya adalah dengan
memanfaatkan jalur kesenian. Selain itu juga menampilkan
sebuah karya di bidang penyiaran, yaitu film.
Penyajian film berupa gambar, bahasa, potongan kejadian
dan adegan yang menarik mampu menjadi tontonan yang
memberikan pencerahan bagi penonton. Ditambah dengan
dukungan materi-materi dakwah yang ringan dan
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar.
19
Ali Aziz, Mohamad, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup,
2009), h. 404.
27
Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak
pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta
bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama
dengan penuh kesadaran. Film mempunyai kelebihan
tersendiri dibandingkan dengan media dakwah lainnya,
dimana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton
secara halus dan menyentuh ke lubuk hati tanpa merasa
digurui. Alur atau jalan cerita sebuah film dengan pasti
mengangkat beberapa pesan moral yang diambil maknanya
lewat adegan-adegan serta kutipan kalimat yang memberikan
peluang kepada penonton. Peluang untuk terjadinya peniruan
apakah itu positif ataupun negatif.
Oleh karena itu, efek yang ditimbulkan lewat film pasti
akan muncul pada diri seseorang yang telah menontonnya,
tetapi berbeda kadar efek yang diterimanya. Dalam hal ini,
efek akan tepat jika proses dakwah pun dilakukan melalui
film-film yang mengangkat pesan-pesan dakwah.
5. Kesadaran akan nilai-nilai Ibadah
a. Kesadaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kesadaran
berasal dari kata „sadar‟ yang berarti insaf, tahu dan
mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti
keinsyafan, keadaan mengerti.20
Sedangkan arti
kesadaran menurut Oxford English Dictionary (OED),
ada enam arti kesadaran yakni (a) pengetahuan
20
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.975.
28
bersama, (b) pengetahuan dan keyakinan internal, (c)
keadaan mental yang sedang menyadari sesuatu
(awareness), (d) mengenali tindakan dan perasaan
sendiri (direct awareness), (e) kesatuan pribadi
(kesan, pikiran, dan perasaan yang membentuk
perasaan sadar, (f) keadaan bangun atau terjaga secara
normal.21
(Pierson dan Trout: 2005) menyatakan “kesadaran
memungkinkan kita melakukan pergerakan yang
dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan
keputusan bukan insting atau refleks, untuk
menimbulkan hasil akhir yang baik.”22
Kesadaran diri ini juga terkait dengan kemampuan
manusia untuk tahan menghadapi cobaan, kemampuan
untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, tahan
menghadapi kejadian apapun. Kesadaran merupakan
situasi atau hasil dari kegiatan menyadari, sedangkan
penyadaran merupakan proses untuk menciptakan
suasana sadar.
Tahapan-tahapan kesadaran diri yang dimiliki
setiap orang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun
perkembangan sesamanya. Karena manusia tampil di
luar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Menurut
21
Diambil dari www.portalgaruda.com Jurnal tentang Sekilas Tentang
Kesadaran, Dicky Hastjarjo, (Buletin Psikologi, Volume 13, No.2, Desember
2005) pada 21 September 2017 pukul 21.13 WIB. 22
Robert L. Solso, dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.
250.
29
Sastrowardoyo untuk mencapai kesadaran diri,
seseorang harus melalui empat tahapan yaitu: 23
1. Tahap ketidaktahuan. Tahap ini terjadi pada
seorang bayi yang belum memiliki kesadaran
diri (tahap kepolosan).
2. Tahap berontak. Tahap ini identik
memperlihatkan permusuhan dan
pemberontakan untuk memperoleh kebebasan
dalam usaha membangun “inner strength”.
Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa
transisi yang perlu dialami dalam pertumbuhan,
menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk
ke situasi yang baru dengan keterikatan yang
baru pula.
3. Tahap kesadaran normal akan diri. Dalam tahap
ini, seseorang dapat melihat kesalahan-
kesalahannya untuk kemudian membuat dan
mengambil tindakan yang bertanggung jawab.
Kesadaran diri ini memperluas pengendalian
manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana
harus mengambil keputusan dalam hidupnya.
4. Tahap kesadaran diri yang kreatif. Tahapan ini
bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas
religius, ilmiah, atau kegiatan lain di luar
kegiatan-kegiatan yang rutin. Melalui tahapan
23
Satrowardoyo, Ina, Teori Kepribadian Rollo May, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1991), h. 83-84.
30
ini, seseorang mampu melihat hidupnya dari
perspektif yang lebih luas. Selain itu bisa
memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat
peta mental yang menunjukan langkah dan
tindakan yang akan diambilnya.
Sedangkan kesadaran dalam Islam merupakan hal
penting yang semestinya diciptakan. Hal ini
disebabkan karena kesadaran itu diperlukan untuk
mencapai situasi kehidupan yang lebih baik. Karena
kesadaran diri itu datangnya dari diri sendiri, maka
setiap diri perlu menyadari akan eksistensinya sebagai
manusia sekaligus hamba Allah Subhanahu Wata‟ala
dan khalifah di muka bumi. Setiap diri juga
semestinya memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal
mencapai tujuan, tugas, tantangan serta teman hidup.
Menurut Soekanto terdapat empat indikator
kesadaran yang masing-masing menunjukan pada
tingkat kesadaran tertentu, dimulai dari yang terendah
sampai dengan yang tertinggi. Keempat indikator
tersebut yaitu: pengetahuan, pemahaman, sikap dan
pola perilaku (tindakan).24
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kesadaran adalah keadaan mengerti, paham dan
24 Diambil dari Skripsi dengan Judul “Pengaruh Program Mamah
dan Aa Beraksi Episode „Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟ Terhadap
Tingkat Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey Pada Siswa-siswi
SMAN 87 Jakarta) disusun oleh Atha Zhafira, NIM 1112051000164, UIN
Jakarta pada 12 Desember 2017, pukul 17.19 WIB.
31
mengetahui apa yang direfleksikan dan dialami oleh
seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi
pikiran, perasaan, memori serta sensasi fisik dalam
hidupnya. Dalam hal tersebut akan menimbulkan
hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan
pikiran dan yang diketahuinya.
b. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
Ibadah dalam istilah bahasa Arab diartikan
dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh,
mengesakan dan merendahkan diri. Dalam istilah
Indonesia diartikan: perbuatan untuk menyatakan
bakti kepada Allah yang didasari ketaatan untuk
mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya. Juga diartikan: segala usaha lahir dan bathin
sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan
kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap
diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun
terhadap alam semesta.25
Ibadah dilakukan dengan penuh ketaatan
terhadap Allah SWT, mengharapkan keridhaan
dan perlindungan dari Allah dan sebagai
penyampaian rasa syukur atas segala nikmat hidup
yang diterima dari Allah SWT. Ibadah dilakukan
sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah
25
Syarifudin, Amir. “Garis-garis Besar Fiqh”, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), h. 17.
32
SWT, meskipun dalan keadaan tertentu apa yang
dikehendaki Allah untuk dilakukan itu berada
diluar jangkauan akal dan nalarnya.26
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 3
Kerangka Berpikir
E.
Gambar 2.3 adalah kerangka berpikir pada
penelitian ini, bahwa media massa, termasuk internet
menjadi agen sosialisasi yang mudah digunakan dalam
masyarakat saat ini. Karena, kebutuhan khalayak akan
26
Ibid., h.17-18
Fenomena yang diteliti:
Menonton Film Pendek Cinta Subuh 1 dan 2 terhadap
kesadaran akan nilai- nilai ibadah
Media dan karakteristik isi pesan pada film pendek Cinta
Subuh 1 dan 2 membuat khalayak memutuskan untuk
menggunakan media dan isi dari film pendek tersebut
Penggunaan media yang besar terhadap tayangan film
akan didapatkan adanya hubungan menonton terhadap isi
pesan
Hubungan yang didapat antara intensitas menonton film
pendek Cinta Subuh di Youtube terhadap kesadaran akan
nilai-nilai ibadah di dalamnya.
33
informasi menjadikan media massa semakin berkembang.
Hasil dari intensitas menonton yang mempengaruhi
perubahan kognitif, afektif dan behavioral khalayaknya.
Dalam Film Pendek Cinta Subuh, akan didapatkan
besarnya hubungan antara intensitas menonton film
dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum
tentu kebenarannya, dan perlu diuji terlebih dahulu karena
sifatnya yang sementara atau dugaan awal. Dalam melakukan uji
hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan,
yaitu rumus hipotesi nol 0H dan harus disertai pula hipotesis
alternatifaH .
27 Hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:
0H = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel
intensitas menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube dengan
variabel kesadaran akan nilai-nilai ibadah.
aH = Ada hubungan yang signifikan antara variabel intensitas
menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube dengan variabel
kesadaran akan nilai-nilai ibadah.
27
Santosa, Singgih, “SPSS: Mengola Data Statistik Secara
Profesional”, (Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo, 1999), h. 52.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma post-positivisme. Paradigma ialah cara pandang
seorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling menentukan
nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri.1 Paradigma
post-positivisme yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat
diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan
diukur serta diuji dengan metode ilmiah.
Pendekatan ini percaya bahwa penelitian berasal dari
penggunaan data-data yang terukur secara tepat, yang diperoleh
melalui kuisioner atau survei dan dikombinasikan dengan
statistik dan pengujian hipotesis yang bebas nilai atau objektif.
Dengan paradigma post-positivisme, peneliti dapat melihat
bagaimana hubungan intensitas menonton film pendek Cinta
Subuh anggota LDK SYAHID UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah.
B. Pendekatan Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini peneliti memilih
menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan
kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah
perhitungan untuk menghasilkan hasil kuantitatif yang tepat.2
1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2005), h.24. 2 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009) hal 37
35
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian
pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya.
Pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah korelasional,
artinya uji statistik yang digunakan untuk mengetahui derajat
korelasi antara dua variabel atau lebih, ditandai dengan besaran
koefisien korelasi. Penelitian korelasional bertujuan untuk
menentukan keeratan hubungan dua variabel atau lebih.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif. Penelitian
eksplanatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan suatu variabel yang lain untuk menguji
suatu hipotesis.3
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Survei adalah
metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan datanya. Dengan tujuan memperoleh
informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili
populasi tertentu. Pada proses pengumpulan dan analisis datanya
bersifat sangat terstruktur dan jelas. Sehingga melalui kuesioner
yang utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah
responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.4
3 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2005), h.29. 4 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana, 2009), h.59.
36
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
yang bertujuan untuk menjelaskan dan mengontrol fenomena
sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerik terhadap
variasi angka-angka.5 Penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan
deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, serta
diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisaan
data tersebut.6
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
adalah film pendek Cinta Subuh. Menurut Sugiyono definisi
objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.7
Adapun subjek penelitiannya adalah orang-orang yang
menjadi sumber informasi yang relevan dengan objek yang
diteliti. Hal ini dikarenakan pada film pendek mengutamakan
pesan kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Maka peneliti akan
mengumpulkan data yang berasal dari subjeknya, yaitu
Anggota dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta berupa jawaban dari beberapa
pernyataan yang akan diajukan dalam bentuk kuesioner
5`Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-23, h.31 6 Subana M. dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), h.25. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 38.
37
terkait dengan pesan-pesan dalam film yang berkaitan
dengan ibadah.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian dapat ditarik
kesimpulannya.8
Sedangkan menurut Rahmat Kriyantono, variabel adalah
suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam
bentuk bilangan.9
Variabel penelitian merupakan abstraksi (fenomena-
fenomena kehidupan nyata yang diamati seperti sifat atau nilai
dari orang, objek) yang diukur dengan berbagai macam nilai
untuk memberikan gambaran-gambaran yang lebih nyata
mengenai fenomena sosial, yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam peneliti terdiri dari dua macam yaitu variabel
terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada
variabel lainnya serta variabel bebas (independent variable) atau
variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang
digunakan yakni, variabel terikat dan variabel bebas.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 38. 9 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kharisma Putra Utama, 2006), h. 20.
38
variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang
lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu
yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam
penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan
terjadinya fokus atau topik penelitian.10
Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah Intensitas menonton film pendek
Cinta Subuh di Youtube.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini
dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang
dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.11
Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah Kesadaran akan nilai-
nilai Ibadah dalam film pendek Cinta Subuh pada Anggota
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati adalah definisi operasional. Dengan
itu, peneliti perlu melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Adanya definisi
operasional memberikan batasan kepada variabel y dapat diukur
sesuai dengan parameter yang dipakai pada Tabel 3.1 berikut.12
10
Nanang Martono . Metode Penelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder. PT. Raja Grafindo Persada: 2011, h. 57. 11
Nanang Martono . Metode Penelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder. PT. Raja Grafindo Persada: 2011, h. 57. 12
Hidayat, Aziz Alimun, Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data,
(Jakarta: Salemba Medika, 2007).
39
Tabel 3. 1
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kesadaran akan
nilai-nilai
ibadah dalam
film pendek
Cinta Subuh di
Youtube
1. Pengetahuan Mengetahui
Memahami
Menganalisis
Evaluasi
Likert
2. Sikap Menerima
Merespon
Menilai
Likert
3. Tindakan Kesiapan
Adaptasi Likert
Sumber : Pengolahan data Konstruksi Instrumen
Adapun blue print sebelum dilakukan uji coba validitas
instrumen terlihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3. 2
Blue Print (sebelum validasi instrumen)
No
Variabel Kesadaran akan nilai-
nilai ibadah dalam film
pendek Cinta Subuh di
Youtube
Item
Jmlh Favorable Un
Favorable
1.
Pengetahuan 1, 4, 9, 6, 10,
12, 14, 22, 5,
8, 7, 11, 13
2 14
2.
Sikap
15, 21, 19,
25, 16, 24,
20, 27, 18 17, 3, 29
12
3.
Tindakan
26, 28, 32,
30, 23 33, 31 7
Total 33
Sumber : Pengolahan data Konstruksi Instrumen
Adapun blue print setelah dilakukan uji coba validitas instrumen
terlihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
40
Tabel 3. 3
Blue Print (setelah validasi instrumen)
No
Variabel
Kesadaran akan
nilai-nilai ibadah
dalam film pendek
Cinta Subuh di
Youtube
Item
Jumlah Favorable Un
Favorable
1. Pengetahuan 1, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11,
12, 18, 23
2 13
2. Sikap 13, 14, 15,
17, 20, 21
3, 16, 26 9
3. Tindakan 19, 22, 24,
25, 28
27 6
Total 28
Sumber : Pengolahan data Konstruksi Instrumen
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Salah satu tujuan penelitian adalah menjelaskan sifat
populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, atau
sekumpulan subjek, variabel, konsep atau fenomena.13
Objek
ini disebut analisis unit, unit analisisnya bisa berupa orang,
rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan dan lain-lain
dalam bentuk yang biasa dipakai dalam survei.14
Peneliti mengambil populasi dari Lembaga Dakwah
Kampus LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
13
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kharisma Putra Utama, 2006), h. 109. 14
Pangestu Subagyo dan Djarwanto, Statistika Induktif, (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2009), Edisi 5, Cet ke-2, h.93.
41
dimana mereka tergabung dalam komunitas tersebut dan
sudah menonton tayangan film pendek Cinta Subuh 1 dan 2,
bahkan mayoritas dari mereka yang lebih dari dua kali
menonton film pendek tersebut.
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga sering
mengadakan kegiatan, mulai dari nonton bareng Film Pendek
terbaru FMM ataupun kegiatan amal, kajian Agama Islam,
bakti sosial, bahkan pernah mengadakan Workshop tentang
Film Maker (Pembuatan Film). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa yang tergabung secara aktif sebagai
anggota di LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang berjumlah 110 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili
keseluruhan anggota populasi yang bersifat representatif.
Sampel juga merupakan sebuah cuplikan yang diambil dari
suatu populasi dan diteliti secara profesional.15
Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah
rancangan sampel non probabilitas. Artinya, tidak semua
populasi memiliki kesempatan yang sama. Karena yang
ditinjau kembali adalah keaktifan pada anggota LDK Syahid
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Untuk
mendapatkan jumlah sampel dari total populasi, maka
peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
15
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Putra
Grafika, 2005), cet. Ke-3, h. 99.
42
Keterangan:
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
e = nilai presisi (10%)
I. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan melakukan
penelitian selama kurang lebih satu bulan. Tempat penelitian
ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
J. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh melalui
angket atau kuesioner dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau objek penelitian. Kuesioner atau angket
adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada.16
Dalam penelitian ini,
responden yang ditentukan adalah dari organisasi kampus
bernama Lembaga Dakwah Kampus LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Data primer akan diambil dari tiga
sumber, yaitu:
16
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2011) h. 132.
43
a. Angket
Angket atau Kuesioner yaitu teknik pengambilan data
dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden
yang bersifat pertanyaan tertutup. Teknik ini melakukan
pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis
mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik tertentu yang bisa mempengaruhi suatu objek
penelitian.17
Pertanyaan dalam angket menggunakan jenis
angket tertutup dan akan dijawab oleh para responden
yang sering menonton tayangan film pendek Cinta Subuh
di channel Youtube Film Maker Muslim.
b. Observasi
Observasi yaitu kegiatan yang menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indera lainnya.
Kemudian melakukan pencatatan subjek dan objek yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.18
c. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan
responden.19
Peneliti akan melakukan wawancara dengan
crew Film Maker Muslim untuk mengetahui lebih detil isi
pesan pada film CINTA SUBUH.
17
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2013), h.19. 18
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), cet.ke-2, h.54. 19
M. Burhan Bungin, h.126
44
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya. Data
sekunder ini didapatkan dari dokumen-dokumen atau studi
kepustakaan seperti buku-buku, jurnal-jurnal penelitian,
catatan, dan berbagai situs internet yang valid sumbernya.
K. Uji Instrumen
Dalam penelitian ini untuk mengukur semua jawaban
responden, maka skala yang digunakan adalah skala likert.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang tentang
suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua
bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.20
Untuk mengukur data yang sudah terkumpul, peneliti
menggunakan skala Likert. Skala ini digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
tentang suatu fenomena khusus yang telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti yang dikenal dengan variabel
penelitian.21
Pada skripsi ini angket disebar kepada anggota Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Angket yang akan disebar dalam penelitian ini
sebanyak 52 angket, skala pengukuran yang digunakan
dengan pilihan jawaban empat tingkat jawaban. Sangat Setuju
20
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2011) hal 138 21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 93.
45
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS).
Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini
menghilangkan jawaban ragu-ragu (undicided). Pernyataan
dibuat demikian karena kategori ragu-ragu memiliki makna
ganda, yaitu belum bisa memberikan jawaban atau netral.
Adapun penelitian dalam bentuk Skala Likert adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 4
Skala likert
Pilihan Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Sumber : Sarjono & Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,
Aplikasi untuk Riset, 2011.
Berdasarkan Tabel 3.4, instrumen penelitian
menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist. Secara keseluruhan, kebenaran data, baik dalam
bentuk angka atau fakta-fakta yang dituangkan dalam
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
46
diukur.22
Pada uji validitas ini akan mengukur yang
seharusnya dapat diukur untuk menentukan sebuah
akurasi perhitungan secara nyata. Uji validitas dalam
penelitian biasanya mengukur hubungan atau pengaruh
dari dua variabel atau lebih. Suatu instrumen dikatakan
valid jika pernyataan pada angket mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut.
Instrument penelitian dianggap valid jika r hitung > r
tabel dengan n = 30 dan taraf signifikansi 5% yaitu 0,361
atau jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r
standar, yaitu 0,3.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.23
Uji
reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya
jawaban seseorang terhadap item pertanyaan di dalam
sebuah kuesioner.
Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan
menggunakan metode alpha cronbach. Metode alpha
cronbach yang digunakan untuk menghitung reliabilitas
suatu tes yang tidak mempunyai pilihan “benar” atau
“salah” maupun “ya” atau “tidak” melainkan digunakan
22
Siregar, Sofyan Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2011) h. 162. 23
Siregar, Sofyan, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2011) h. 173.
47
untuk menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur
sikap atau perilaku.24
Standar yang digunakan dalam menentukan
reliabilitas atau tidaknya suatu instrument penelitian
umumnya adalah perbandingan antara nilai r-hitung
dengan r-tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat
signifikasi 5% nilai r-hitung diwakili oleh nilai alpa,
apabila alpa hitung lebih besar dari pada r-tabel dan alpa
hitung bernilai positif, maka suatu instrumen dapat
disebut reliabel.25
Tabel 3. 5
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa
Alpa Tingkat Reliabilitas
0,0-0,20 Kurang Reliabel
>0,20-0,40 Agak Reliabel
>0,40-0,60 Cukup Reliabel
>0,60-0,80 Reliabel
>0,80-1,00 Sangat Reliabel
Sumber : Sarjono & Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar
Aplikasi untuk Riset, 2011.
Pada Tabel 3.5 Hasil uji reliabilitas dengan
menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Keputusan
pengujian reliabilitas sebagai berikut:
24
Ibid., h. 175. 25
Sarjono & Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar Aplikasi
Untuk Riset (Jakarta: Salemba Empat, 2011) hal 35
48
1. Jika r hitung > r tabel, maka item instrument
dinyatakan reliabel.
2. Jika r hitung < r tabel, maka item instrument
dinyatakan tidak reliabel.26
L. Teknis Analisis Data
Data hasil analisis berdasarkan variabel film dan tingkat
kesadaran yang diperoleh melalui kuesioner dapat selanjutnya
dianalisis dengan cara:
1. Statistik Deskriptif
Dalam statistik deskriptif dilakukan analisis dalam
bentuk tabel, kolom, grafik, perhitungan frekuensi, ukuran
tendensi pusat (mean, median, modus), ukuran disperse
(kisaran, varian, standar deviasi), dan lain sebagainya.27
1) Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data
kedalam beberapa kategori yang menunjukkan
banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data
tidak dapat dimasukkan kedalam dua atau lebih
kategori.28
untuk menentukkan distribusi frekuensi,
maka di lakukan beberapa langkah sebagai berikut:29
a. Mengurutkan data terkecil dan terbesar
26
Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:
Publica Institute, 2010), h. 113. 27
Suryani&Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi
pada penelitian bidang manajemen dan ekonomi islam (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2015) cet ke-1 hal 210 28
Ibid., h. 26. 29
Ibid., h. 212.
49
b. Membuat kategori atau kelas dengan formula
Sturgess yaitu: jumlah kategori (JK)=1+3.33Log n
c. Mencari panjang Interval kelas dengan formula:
d. Menghitung banyaknya frekuensi perkelompok
e. Membuat grafik histogram
2) Ukuran Tendensi Pusat (Central Tendency)
Ukuran pemusatan merupakan nilai tunggal yang
mewakili suatu kumpulan data dan menunjukkan
karakteristik dari data. Tiga ukuran yang umum adalah
mean, meadian, dan modus.30
a. Mean
Mean atau rerata hitung adalah ukuran
tendensi pusat yang memberikan gambaran
mengenai data dan merupakan nilai yang dapat
mewakili dari keterpusatan data. Mean atau rata-
rata diperoleh dari penjumlahan semua nilai dibagi
jumlah data.
b. Median
Median adalah nilai tengah dalam
sekelompok data/observasi setelah diurutkan.
c. Modus
Modus adalah nilai pengamatan yang
paling sering muncul pada suatu pengamatan.
30
Ibid., h. 214
50
3) Ukuran Dispersi
Ukuran dispersi atau penyebaran merupakan suatu
ukuran parameter untuk mengetahui seberapa besar
penyimpangan dengan nilai rata-rata hitungnya.
Ukuran dispersi secara umum meliputi kisaran
(range), varians dan standar deviasi.31
a. Range
Kisaran atau range merupakan nilai
ekstrem dalam sekumpulan observasi. Range
merupakan ukuran yang paling sederhana dari
ukuran penyebaran.
Kisaran (Range) = Nilai terbesar – Nilai terkecil
b. Varian
Varian dihitung dengan mengurungkan
mean dari tiap-tiap observasi dalam kumpulan
data, dan mengkuadradkan selisihnya. Varian
terdiri dari dua jenis yaitu, varian populasi dan
varian sampel. Varian populasi merupakan deviasi
kuadrat dari setiap rata-rata hitung semua data
dalam populasi. Adapun varian sampel adalah
deviasi kuadrat dari setiap data rata-rata hitung
terhadap semua data dalam sampel.
Varian populasi
31
Ibid., h. 217.
51
Varian sampel
c. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah ukuran penyebaran
distribusi atau variabilitas data dalam satu
kelompok data. Standar deviasi yang besar
menunjukkan adanya perbedaan yang besar antar
anggota kelompok data, atau dapat dinyatakan
sebagai kuadrat dari varians yang menunjukkan
penyimpangan data dari nilai rata-ratanya.32
Standar Deviasi Populasi
32
Suryani&Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi
pada penelitian bidang manajemen dan ekonomi islam (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2015) cet ke-1 hal 218
52
Standar Deviasi Sampel
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov smirnov
dan normal Q-Q plot untuk mengetahui apakah data tersebut
normal atau tidak. Data distribusi normal akan menyebar
membentuk suatu garis lurus diagonal, jika distribusi data
residual normal, maka model memenuhi asumsi normalitas.
Dan jika data menyebar jauh garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal sehingga tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirov adalah:
a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
sebaran data tersebut bersifat normal
b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
sebaran data tersebut bersifat tidak normal.
3. Uji Korelasi Rank Spearman
Uji koefisien korelasi ini berfungsi untuk melihat
hubungan antara variabel intensitas menonton film dan
53
kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Setelah mengklasifikasikan
data, diadakan analisa data untuk mengetahui adakah
hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel X
(Intensitas Menonton Film) dengan variabel Y (Kesadaran
Akan Nilai-nilai Ibadah dalam Film Pendek Cinta Subuh di
Youtube). Maka, untuk menghitung koefisien korelasi
sederhana dapat menggunakan rumus Spearman Rank sebagai
berikut:
Adapun prosedur korelasi sederhana dengan
menggunakan teknik statistik korelasi pearson product
moment sebagai berikut:33
1) Jika, (sig) > α, maka 0H diterima.
2) Jika, (sig) > α, maka 0H ditolak.
Pada penelitian ini, perhitungan koefisien korelasi
menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 24.0.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
berpedoman pada Tabel 3.6 berikut:34
33
Siregar, Sofyan, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2011) h. 338. 34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Research &
Development, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 229
54
Tabel 3. 6
Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Lemah
Lemah
Cukup
Kuat
Sangat Kuat
Sumber : Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, 2013.
55
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner
kepada 52 responden yang berisikan 28 butir pertanyaan
mengenai Kesadaran Ibadah Shalat pada Film Pendek
CINTA SUBUH di Youtube. Pada penelitian ini responden
adalah anggota dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Pusat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 52 orang.
Dari 52 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti
mendapatkan data mengenai identitas responden dan akan
mengklasifikasikannya berdasarkan usia, jenis kelamin,
tingkat keseringan menonton Film Pendek dan tingkat
keseriusan menonton Film Pendek di Youtube.
Dengan demikian, maka diperoleh jumlah sampel yang
dapat mewakili populasi anggota LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan nilai presisi 10%
yaitu sebesar:
5238,52
1,2
110
)1,0(1101
1102
n
n
n
Maka, sampel yang diperoleh untuk menguji penelitian
ini disebar kepada 52 anggota LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
56
a. Usia responden
Tabel 4. 1
Usia Responden
Usia Jumlah
18-20 Tahun 22 responden
21-23 Tahun 30 responden
>23 Tahun -
Sumber: Pengolahan Data Ms. Office Excel
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil penelitian yang
dilakukan, usia reponden mulai dari usia 18-23 tahun.
Kategori usia yang didapatkan memenuhi keinginan
peneliti. Karena peneliti fokus kepada mahasiswa-
mahasiswi yang masih aktif di kampus serta sering
mengakses Youtube untuk mencari hiburan dan
pengetahuan.
b. Jenis Kelamin
Tabel 4. 2
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 18
Perempuan 34
Total 52
Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, peneliti
mendapatkan jumlah responden laki-laki sebanyak 18
responden, sedangkan perempuan sebanyak 34
responden dengan total keseluruhan responden yang
57
mengisi kuesioner berjumlah 52.
c. Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek di
Youtube
Tabel 4. 3
Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek
Tingkat Keseringan
Menonton Film
Pendek
Jumlah Persentase
1-2 kali 12 23.0769
3-4 kali 34 65.3846
>5 kali 6 11.5384
Total 52 100
Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel
Berdasarkan Tabel 4.3 sebanyak 23% responden yang
menonton film pendek Cinta Subuh 1-2 Kali atau dengan
total responden 12 mahasiswa. Sedangkan 65% responden
yang menonton film pendek Cinta Subuh 3-4 kali atau
total responden 34 dengan jumlah terbanyak dibanding
dengan yang menonton lebih dari 5 kali.
d. Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek di
Youtube
Tabel 4. 4
Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek
Tingkat Keseriusan
Menonton Film
Pendek
Jumlah Persentase
Biasa Saja 6 11.5384
Serius 38 73.0769
Sangat Serius 8 15.3846
Total 52 100
Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel
58
Berdasarkan Tabel 4.4 sebanyak 11 % ada 6 responden
yang biasa saja menonton film pendek Cinta Subuh.
Sedangkan 73% responden yang menonton film pendek
Cinta Subuh secara serius dengan jumlah terbanyak yaitu
38, dibanding dengan yang sangat serius sebanyak 15%.
2. Pengolahan Uji Instrumen
Peneliti telah melakukan uji coba instrument kepada 30
responden yang dimana dari 33 butir pernyataan
menghasilkan 28 butir penyataan valid dan 5 buti pernyataan
tidak valid.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji sah atau valid
tidaknya suatu instrument penelitian. Dapat dikatakan
valid apabila instrument penelitian atau kuesioner
memiliki r hitung > r tabel (α; n-2). Dalam penelitian ini, r
tabel nya menggunakan nilai α sebesar 0,05 dan nilai n
atau jumlah sampel sebanyak 30. Rumusnya menjadi 30-2
= 28. Oleh karena itu, nilai r tabel (0,05; 28) sebesar
0.361. Peneliti mengukur uji validitas dengan
menggunakan SPSS 24.0. Pada Tabel 4.5 adalah hasil dari
uji validitas :
Tabel 4. 5
Hasil Uji Validitas
Nomor Butir r Kritis r Hitung Keputusan
Butir 1 0,3 0,376 VALID
Butir 2 0,3 0,426 VALID
Butir 3 0,3 0,429 VALID
Butir 4 0,3 0,455 VALID
Butir 5 0,3 0,482 VALID
59
Butir 6 0,3 0,654 VALID
Butir 7 0,3 0,367 VALID
Butir 8 0,3 0,565 VALID
Butir 9 0,3 0,771 VALID
Butir 10 0,3 0,377 VALID
Butir 11 0,3 0,401 VALID
Butir 12 0,3 0,117 TIDAK VALID
Butir 13 0,3 0,657 VALID
Butir 14 0,3 0,487 VALID
Butir 15 0,3 0,483 VALID
Butir 16 0,3 0,703 VALID
Butir 17 0,3 0,387 VALID
Butir 18 0,3 0,230 TIDAK VALID
Butir 19 0,3 0,527 VALID
Butir 20 0,3 0,528 VALID
Butir 21 0,3 0,194 TIDAK VALID
Butir 22 0,3 0,622 VALID
Butir 23 0,3 0,257 TIDAK VALID
Butir 24 0,3 0,504 VALID
Butir 25 0,3 0,511 VALID
Butir 26 0,3 0,415 VALID
Butir 27 0,3 0,407 VALID
Butir 28 0,3 0,417 VALID
Butir 29 0,3 0,527 VALID
Butir 30 0,3 0,231 TIDAK VALID
Butir 31 0,3 0,374 VALID
Butir 32 0,3 0,386 VALID
Butir 33 0,3 0,415 VALID Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0 (lampiran 3)
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.5 Uji Validitas
ke 30 responden menyatakan bahwa nilai r tabel sebesar
0,361 sedangkan butir pernyataan yang memiliki nilai r
hitung > r tabel maka butir pernyataan dinyatakan valid. Dari
hasil uji coba instrumen penelitian diatas dapat disimpulkan
pada Tabel 4.6 bahwa butir positif dan negatif pada
60
instrument penelitian tidak perlu diperbaiki karena semua
butir yang valid dapat mewakilkan pernyataan yang tidak
valid.
Tabel 4. 6
Rekapitulasi Butir Pernyataan Valid dan Invalid
Variabel Dimensi Indikator Butir
Pernyataan
Valid
Butir
Pernyat
aan
Invalid
Kesadaran
Ibadah
1. Pengetahuan
a. Mengetahui 1, 2, 4 -
b. Memahami 6, 9, 10, 14 12
c. Menganalisis 3, 5, 8, 22, 26 -
d. Evaluasi 7, 11, 13 -
2. Sikap
a. Menerima 15 21
b. Merespon 16, 17, 19, 24,
25
-
c. Menilai 20, 27 18
3. Tindakan a. Kesiapan 26 23
b. Adaptasi 28, 31, 32, 33 30
TOTAL PERNYATAAN 28 5
Sumber : Pengolahan Data Ms. Office Excel
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah hasil
pengukuran tetap konsisten dengan menggunakan alat ukur
yang sama. Dikatakan reliable apabila nilai koefisien r hitung
> 0,6.
Tabel 4. 7
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,857 33
Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil perhitungan menggunakan
61
SPSS 24.0 uji reliabilitas pada hasil Cronbach Alpha
koefisien memperlihatkan angka sebesar 0,857 yang dimana
angka tersebut > 0,60 maka dapat disimpulkan data tersebut
Sangat Reliabel. Jika dilihat pada tabel Tingkat Reliabilitas
Berdasarkan Nilai Alpha (Tabel 3.5), maka nilai r berada
pada tingkatan 0,80 – 0,100 yang menyatakan bahwa
pernyataan variabel hasil uji diatas sangat kuat.
3. Deskripsi Kuesioner Penelitian
Hasil perhitungan dari data penelitian yang diperoleh dari
kuesioner yang telah diisi oleh responden dari variable
kesadaran akan nilai-nilai ibadah, didapatkan scoring dan
ranking pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah
No. Pernyataan SS S TS STS Skor Rank
1 Pemain utama film
pendek Cinta Subuh
bagian 1 dan 2 adalah
Angga dan Ratih.
18 34 0 0 174 14
2 Persoalan pada film
pendek Cinta Subuh
tentang seorang laki-laki
yang tidak peduli dengan
hidupnya, tidak bekerja
dan hobi berpacaran
23 28 1 0 82 28
3 Saya suka dengan gaya
pacaran Ratih dan Angga
yaitu pacaran syar‟i
dengan tidak melakukan
hal-hal yang negatif.
5 39 8 0 107 26
4 Film pendek Cinta Subuh
bagian 1 dan 2
memberikan informasi
27 22 3 0 180 8
62
seputar ibadah shalat dan
kisah asmara (pacaran)
yang harus ditinggalkan
Ratih dan Angga
(pemeran utama).
5 Kebiasaan bangun siang
yang dialami Angga atas
dasar kesengajaan dari
diri sendiri.
33 17 2 0 187 3
6 Kegelisahan pemeran
utama perempuan (Ratih)
untuk menghindari
hubungan spesial
sebelum menikah sesuai
dengan ajaran agama
Islam.
31 18 3 0 184 4
7 Cara menghadapi masa
sulit pemeran utama,
seperti melawan rasa
ngantuk agar bisa shalat
berjamaah di masjid
patut dicontoh.
33 19 0 0 189 2
8 Kebiasaan Angga
menunda-nunda bangun
untuk shalat subuh masih
bisa diperbaiki dengan
jalan bertaubat.
25 27 0 0 181 6
9 Tujuan dari film pendek
Cinta Subuh bagian 1
dan 2 agar saya juga bisa
memperbaiki ibadah
shalat.
15 25 12 0 159 21
10 Persoalan besar yang ada
pada film pendek Cinta
Subuh tentang seorang
laki-laki yang belum taat
beribadah, terutama
shalat Subuh.
18 27 6 1 166 17
11 Angga sebagai sosok
pemuda yang belum 18 33 1 0 173 16
63
sepenuhnya taat pada
agama Islam, namun
Allah berikan hidayah
lewat mantan pacarnya,
Ratih.
12 Pesan pada film, agar
setiap urusan bernilai
positif dan diridhoi
Allah, maka harus
melaksanakan ibadah
shalat, terutama shalat
subuh
24 28 0 0 180 8
13 Pandangan pacaran
dalam Islam yang
disisipkan pada film
Cinta Subuh menarik
perhatian saya.
23 29 0 0 179 13
14 Tayangan Cinta Subuh di
Youtube membuat saya
senang dan terhibur.
0 20 29 3 121 24
15 Kutipan hadist
keutamaan shalat subuh
yang ditampilkan di awal
tayangan membuat saya
berniat memperbaiki
ibadah shalat subuh.
24 28 0 0 180 8
16 Meskipun saya telah
menonton film Cinta
Subuh bagian 1 dan 2
tidak membuat saya rutin
melaksanakan shalat
Subuh di Masjid.
13 36 3 0 94 27
17 Saya menyukai pemeran-
pemeran film Cinta
Subuh walaupun mereka
belum terkenal.
27 23 2 0 181 6
18 Pernyataan Ratih yang
menilai Angga tidak bisa
menjadi imam rumah
26 25 1 1 182 5
64
tangga karena tidak bisa
bangun pagi untuk
melaksanakan shalat
Subuh menarik perhatian
saya.
19 Adanya hadist tentang
keutamaan Shalat Subuh
pada menit pertama film
Cinta Subuh sesuai
dengan keadaan anak
muda sekarang yang
masih suka lalai shalat
subuh.
25 26 1 0 180 8
20 Setelah menonton film
Cinta Subuh, saya sadar
untuk tidak
meninggalkan ibadah
shalat lagi.
15 32 5 0 166 17
21 Keputusan Ratih untuk
mengakhiri hubungan
dengan Angga
menyadarkan saya bahwa
Allah akan memberikan
hidayah atas hal buruk
yang telah dilakukan.
11 39 2 0 165 19
22 Adegan Ratih ketika
memberikan pernyataan
tegas soal Angga belum
terbukti melaksanakan
shalat subuh tepat waktu
menjadi hal utama dalam
film tersebut.
35 17 0 0 191 1
23 Setelah menonton film
Cinta Subuh bagian 1
dan 2 membuat saya
semangat dalam
beraktivitas.
9 30 12 1 151 23
24 Adegan dimana Angga
meminta bantuan kepada
Dodi, teman kostan
13 30 8 1 159 21
65
untuk
membangunkannya
shalat subuh berjamaah
di Masjid adalah bentuk
kepedulian sesama
Muslim.
25 Kebiasaan bangun lebih
pagi (saat adzan Subuh
berkumandang) telah
saya lakukan setelah
menonton film pendek
Cinta Subuh.
24 28 0 0 180 8
26 Banyaknya pengulangan
adegan atas usaha Angga
untuk bangun
menyadarkan saya yang
belum sepenuhnya rutin
melaksanakan ibadah
shalat subuh.*
4 32 14 2 118 25
27 Setelah selesai menonton
film Cinta Subuh bagian
1 dan 2, saya masih lalai
dalam melaksanakan
kewajiban beribadah.*
0 6 34 12 162 20
28 Setelah menonton film
Cinta Subuh 1 dan 2 saya
berusaha melakukan
perbaikan diri seperti
berjanji untuk langsung
bangun saat alarm
handphone berbunyi.
18 34 0 0 174 14
*Keterangan : Pernyataan kuesioner yang berwarna merah adalah pernyataan
negatif.
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden anggota aktif
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menempati
ranking pertama adalah responden mengetahui bahwa adegan
pemeran utama dengan seorang perempuan yang memberikan
66
pernyataan tegas bahwa pemeran utama belum terbukti
melaksanakan shalat subuh tepat waktu. Hal ini yang menjadi
poin utama pada film, karena dalam tayangan tersebut ada rasa
sadar pada diri pemeran utama yang ingin memperbaiki
ibadahnya untuk jadi lebih baik. Sedangkan pada rangking
terakhir adalah pernyataan bahwa pemeran utama tidak peduli
dengan hidupnya, tidak bekerja dan hobi pacaran. Hal ini
sebagaimana digambarkan pada film dalam bentuk perwujudan
seorang pribadi laki-laki yang mencoba untuk jadi lebih baik.
4. Analisis Data Penelitian
a. Uji Statistika Deskriptif
Dalam statistik deskriptif dilakukan analisis dalam bentuk
tabel, kolom, grafik, perhitungan frekuensi, ukuran tendensi
pusat (mean, median, modus), ukuran disperse (kisaran,
varian, standard deviasi), menggunakan diagram pie dan lain
sebagainya.1
Tabel 4. 9
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics N Min Max Mean Std.
Deviation
KESADARAN
_IBADAH
52 74 103 90.50 6.930
Valid N
(listwise)
52
Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0
1 Suryani & Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi
pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: PT fajar
Interpretama Mandiri, 2015) cet ke-1, h. 210.
67
Berdasarkan data Tabel 4.9 menunjukkan seluruh angka
pemusatan maupun ukuran penyebaran. Nilai mean (rata-
rata) sebesar 90.50, nilai std.deviation (ukuran penyebaran
distribusi) sebesar 6.930, nilai minimum (terkecil) sebesar 74
dan nilai maximum (terbesar) sebesar 103.
Diagram 4. 1
Jumlah Responden dalam Penelitian
Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0
Berdasarkan data pada Diagram 4.1, menggunakan
diagram pie dapat diketahui bahwa jumlah hasil dari
responden yang telah mengisi kuesioner penelitian ini
dikelompokkan ke dalam beberapa nilai yang berbeda.
b. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui
populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov
Smirnov dan Normal Q-Q Plot untuk mengetahui normal
atau tidak normalnya suatu data.
68
Tabel 4. 10
Hasil Uji Normalitas Menggunakan SPSS 24.0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KESADARAN_IBADAH
N 52
Normal Parametersa,b
Mean 90.50
Std.
Deviation 6.930
Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .105
Negative -.075
Test Statistic .105
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0
Dari hasil Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai signifikansi
dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov sebesar 0,2 dengan
alpha 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi
lebih besar dari alpha dan dapat dikatakan data tersebut
berdistribusi normal.
Diagram 4. 2
Analisis Kurva Q-Q Plot Kesadaran Ibadah
Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0
Dari Diagram 4.2 analisis kurva pada Q-Q Plot Kesadaran
Ibadah menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
69
normalitas. Hal ini dapat dilihat berdasarkan sebaran data
pada plot tersebut berupa titik-titik yang merapat atau
berimpit di sekitar garis lurus. Maka, data yang diolah
merupakan data yang berdistribusi normal, sehingga uji
normalitas terpenuhi.
c. Uji Korelasi Rank Spearman
Uji ini digunakan untuk menganalisis ada tidaknya
hubungan antara variabel. Korelasi spearman rank digunakan
untuk mencari atau menguji signifikansi hipotesis asosiatif
bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk
ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama.2
Tabel 4. 11
Hasil Uji Korelasi
Correlations
INTENSITAS
MENONTON
KESADAR
AN
Spearm
an's rho
INTENSITAS Correlation
Coefficient 1.000 .214
Sig. (2-
tailed) . .127
N 52 52
KESADARAN Correlation
Coefficient .214 1.000
Sig. (2-
tailed) .127 .
N 52 52
Sumber: Pengolahan Data SPSS 24.0
Berdasarkan tabel 4.9 bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 52. Kemudian, nilai sig (2-tailed) adalah
0,127 (>0,05). Sebagaimana dasar pengambilan keputusan di
atas, hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (X,Y)
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 282.
70
sebesar 0,214 dengan taraf signifikansi bahwa ada hubungan
yang tidak signifikan antara Intensitas Menonton Film
dengan Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah. Nilai variabel X
(Intensitas Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y
(Kesadaran akan Nilai-nilai ibadah) juga meningkat.
Selanjutnya, dari output di atas diketahui Correlation
Coefficient (koefisien korelasi) sebesar r =0,214 (>0,05)
masuk dalam interval korelasi 0,20-0,399 maka hubungan
yang lemah antara Intensitas Menonton film dengan
Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah dalam film pendek Cinta
Subuh di Youtube.
B. Pembahasan
Berawal dari latar belakang masalah yaitu kecanggihan
teknologi komunikasi seperti sosial media sosial telah
mampu membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas
komunikasi. Kini teknik penyampaian dakwah sangat kreatif,
karena dengan menonton sebuah tayangan di media massa
seperti youtube juga dapat membawa pesan-pesan dakwah
kepada penonton (komunikan).
Hal ini seperti dialami para responden peneliti pada
penelitian ini yaitu anggota aktif LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2018-2019 yang telah menonton
film pendek Cinta Subuh lebih dari dua kali sehingga para
responden akan menerima pesan-pesan yang terkandung
pada film. Film yang dimaksud ini telah menyorot banyak
publik terutama para pemuda muslim. Dimana hal inilah
yang sedang dicari untuk mendapatkan hiburan lewat media
71
massa. Namun, juga mendapatkan informasi dan pesan-pesan
dakwahnya dalam sebuah tayangan film pendek, seperti
Cinta Subuh dari Film Maker Muslim Channel.
Gambar 4. 1
Pemberitaan Tentang CINTA SUBUH
Sumber : https://dream.co.id//
Film Maker Muslim telah membuat trilogi “Cinta
Subuh” di channelnya. Pada gambar 4.1 Film pendek ini
menjadi buah bibir para netizen pada pertengahan tahun 2016
atau saat bulan Ramadhan. Walaupun, film ini dirilis pada
akhir tahun 2014, series pertama dan kedua “Cinta Subuh” ini
mampu memikat para penonton untuk menerima pesan di
dalamnya. Sehingga, beragam komentar dan tanggapan positif
bermunculan di akun youtube FMM.
72
Tabel 4. 22
Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube
FILM PENDEK JUMLAH PENONTON
Cinta Subuh 1 2.239.669
Cinta Subuh 2 1.557.405
Sholawat Cinta 1.207.433
Hijab 654.621
Salah Sedekah 560.587
Sumber : Jumlah Penonton di Youtube per November 2018
Dilihat dari Tabel 4.12, Film pendek Cinta Subuh kini
sudah mendapatkan dua juta-an viewers di Youtube dan
masih terus bertambah. Dengan subscriber FMM empat ratus
dua puluhan subscriber. Angka tersebut masuk dalam jumlah
tontonan film religi inspirasi terbanyak diantara film pendek
lainnya yang setipe.
Film pendek yang disutradarai M. Amrul Ummani
sangat baik untuk dijadikan motivasi dalam menjalani
kehidupan sebagai umat muslim. Ceritanya sangat menarik
karena diangkat dari cerita sehari-hari dan disesuaikan dengan
kondisi remaja yang sudah menganggap biasa sebuah ikatan
yang mereka sebut "pacaran".
Pada bagian awal film Cinta Subuh ditayangkan
sebuah hadist yang berisi bahwa:
“Rasulullah Shallahu „alaihi wasallam bersabda: Tidak
ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik daripada
shalat Subuh dan Isya, dan andaikan mereka mengetahui
keutamaannya, tentu mereka akan mendatanginya
meskipun dengan merangkak-rangkak.” (H.R Bukhari,
Muslim).
73
Shalat itu adalah kegiatan yang memang harus
dilakukan oleh umat Islam. Namun, uniknya, film ini
menekankan pada pelaksanaan shalat Subuh, yang dimana ini
banyak dialami oleh anak-anak muda yang tanpa disadari
masih banyak yang lalai menjalankannya. Lewat hadist
diatas, film ini ingin mengajak penonton untuk mengerjakan
shalat subuh, yang sangat sulit dikerjakan serta banyak
gangguan dan tantangannya. Selain itu, adegan demi adegan
yang ditampilkan memberikan contoh apa yang terjadi jika
kita telah memaknai nilai-nilai ibadah yang
diimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari itu amat
penting.
Terbukti pada hasil pernyataan kuesioner yang diisi
oleh para responden, mereka menganggap bahwa pemeran
utama pada film sadar bahwa ia belum bisa melaksanakan
shalat 5 waktu dengan tepat waktu, terutama shalat subuh.
Hal ini ditunjukkan pada ranking pertama pernyataan ke 22
pada kuesioner yang sebetulnya para responden juga mengerti
akar masalah dalam film ini.
Sedangkan ranking terakhir pernyataan ke 2 yang
dimana para responden menganggap bukan hanya persoalan
tidak peduli dengan hidupnya, tetapi karena memang pemeran
utama sedang dalam tahap perbaikan diri yang disadarkan
oleh mantan pacarnya untuk perbaiki Ibadahnya. Sehingga,
kesadaran akan nilai-nilai ibadah sesuai dengan teori
stimulus-respon.
74
Pesan yang didapat penonton memberikan reaksi balik
terhadap media yang menyajikan film pendek di YouTube.
Berkat stimulus yang disampaikan pada organisme
(penonton) alami berupa pengetahuan, pengertian dan
penerimaan. Dengan hal ini, setiap respon dan efek dari
penonton dapat berubah karena adanya rangsangan atau daya
tarik yang disebut stimulus dari subjek yang diterima oleh
objek. Kuat lemahnya rangsangan yang akan menentukan
mutu kualitas responden, berupa: reaksi, tanggapan dan
balasan dari objek penerima stimulus.
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Rank Spearman dalam
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara Intensitas
Menonton film dengan Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah
dalam film pendek Cinta Subuh. Nilai korelasi yang didapat
yaitu r =0,214 (>0,05) pada rentang 0,20-0,399. Dengan nilai
Variabel X (Intensitas Menonton Film) meningkat, maka nilai
Variabel Y (Kesadaran akan Nilai-nilai ibadah dalam film
pendek Cinta Subuh di Youtube) juga mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena arah korelasi yang
positif dengan tingkat korelasi 0,127 (>0,05).
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah
dilakukan pada sampel di Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan intensitas
menonton film pendek CINTA SUBUH dapat disimpulkan
bahwa: Terdapat hubungan yang lemah dan tidak signifikan
antara Intensitas Menonton Film dengan Kesadaran akan nilai-
nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa hubungan yang
lemah juga menghasilkan analisis korelasi yang tidak signifikan.
Dengan nilai korelasi r =0,214 (>0,05) pada rentang 0,20–0,399
maka dinyatakan korelasi yang lemah. Sedangkan nilai variabel
X (Intensitas Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y
(Kesadaran akan nilai-nilai Ibadah dalam film pendek Cinta
Subuh di Youtube) juga mengalami peningkatan karena arah
korelasi positif. Kemudian, analisis signifikansi yang didapat
0,127 yaitu hubungan tidak signifikansi karena 0,127 >0,05.
Secara garis besar, penelitian ini membuktikan bahwa adanya
hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran akan nilai-
nilai ibadah dalam film tersebut, yang didasari dari berbagai
faktor dan nilai-nilai lain yang terkandung dalam film sehingga
penonton melakukan suatu perbaikan akibat menontonnya. Bukan
hanya soal kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek
Cinta Subuh di Youtube, ada hal lain yang mempengaruhi
seseorang untuk melakukan seperti yang digambarkan pada film.
76
B. Saran
1. Saran Teoritis
Untuk Penelitian selanjutnya, dalam penentuan alat ukur
diperlukan expert judgement atau uji keterbacaan agar saat
pernyataan pada kuisioner terkonstruk dengan baik dan
benar. Selain itu, dalam penentuan populasi bisa gunakan
jumlah yang lebih besar untuk melihat seberapa penting
stimulus berupa film mempengaruhi kesadaran seseorang.
2. Saran Praktis
1) Untuk tim produksi, Film Maker Muslim agar tetap
mempertahakan dan juga meningkatkan kualitas film
sehingga khalayak akan tetap tertarik dengan konten-
konten Islami yang dibuat. Selain itu, para film maker
lainnya juga berlomba-lomba dalam mengangkat tema-
tema film Islami yang setipe di Youtube untuk
mengangkat fenomena anak muda yang mayoritas
bergaya eksentrik di era saat ini untuk lebih dekat dengan
nilai-nilai keislaman.
2) Saran untuk penonton Film-film di channel Youtube Film
Maker Muslim untuk lebih serius lagi memaknai pesan
pada film untuk bisa disaring apakah adegan dan tindakan
yang tergambar dapat diikuti atau tidak.
77
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Ali Aziz, Mohamad. 2009. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Prenada
Media Grup).
Ardianto, Elvinaro, dkk.. 2007. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. (Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup).
Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:
Kencana).
Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Revisi.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
Gunawan, Sudarmanto R. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda
dengan SPSS. (Yogyakarta: Graha Ilmu).
Hidayat, Aziz Alimun. 2007. Metode Penelitian dan Teknik
Analisis Data. (Jakarta: Salemba Medika).
HM. Sonny Sumarsono. 2014. Metode Riset Sumber Daya
Manusia. (Yogyakarta: Graha Ilmu).
Kountur, Ronny. 2004. Metode Penelitian untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis, Seri umum no. 5. (Jakarta: Penerbit
PPM).
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
(Jakarta : Kencana).
L. Rivers, William, dkk. 2003. Media Massa dan Masyarakat
Modern. (Jakarta: Prenada Media).
L. Solso, Robert, dkk. 2007. Psikologi Kognitif. (Jakarta:
Erlangga).
78
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis
Isi dan Analisis Data Sekunder. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada).
Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Cet. Ke-
23. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
Mufid, 2005. Komunikasi dan Regulasi Pembelajaran, Cet. Ke-1.
(Jakarta: Kencana).
Nasrullah, Rulli, 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi,
Budaya dan Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media).
Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis,
Disertasi & Karya Ilmiah. (Jakarta: Kencana).
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film Cet. Ke-1.
(Yogyakarta: Homerian Pustaka).
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi, Cet.
Ke-3. (Bandung: Rosdakarya).
S. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan
Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta).
Santosa, Singgih. 1999. SPSS: Mengola Data Statistik Secara
Profesional.(Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo).
Satrowardoyo, Ina. 1991. Teori Kepribadian Rollo May, (Jakarta
: Balai Pustaka).
Sendjaja, Djuarsa, Teori Komunikasi, Cet. Ke-8, Jakarta :
Universitas Terbuka, 2004.
Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo).
Sony Sumarsono, HM. 2004. Metode Riset Sumber Daya
79
Manusia. (Yogyakarta: PT. Graha Ilmu).
Subagyo, Pangestu & Djarwanto. 2009. Statistika Induktif, Edisi
5, Cet ke-2. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta).
Subana M. & Sudrajat. 2004. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.
(Bandung: Remaja Rosdakarya).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. (Bandung: Alfabeta).
Syarifudin, Amir. 2010. Garis-garis Besar Fiqh. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group).
Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar.
(Yogyakarta: Graha Ilmu).
Uchjana, Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti).
Usman, Husaini & Setiadi Akbar, Purnomo. 1998. Metodologi
Penelitian Sosial, cet.ke-2. (Jakarta: Bumi Aksara).
Vera, Nawiroh. 2010. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta:
Renata Pratama Media).
W. Syam, Nina. 2011. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi.
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
SKRIPSI:
Atha Zhafira, “Pengaruh Program Mamah dan Aa Beraksi
Episode „Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟
Terhadap Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey
Pada Siswa-siswi SMAN 87 Jakarta)”, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.
Daniella Putri Islamy, “Pengaruh Online Shop Pada Media Sosial
Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi
80
SMP Islam Cikal Harapan I Bumi Serpong Damai: BSD
Kota Tangerang Selatan”, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
Luthfi Rahman, “Terpaan Film Pendek Cinta Subuh 1 Film
Maker Muslim Terhadap Kognitif dan Afektif Khalayak”,
Universitas Mercu Buana Jakarta, 2017.
JURNAL:
Eribka Ruthellia David, dkk. Pengaruh Konten Vlog dalam
Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sam Ratulangi, Volume VI. No. 1, Universitas Sam
Ratulangi Manado, 2017.
Retno Jamanti, eJurnal : Pengaruh Berita Banjir di Koran Kaltim
terhadap Kesadaran Lingkungan Masyarakat Kelurahan
Termindung Permai Samarinda, Vol 2(1),
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/12/JURNAL%20RETNO%20JAM
ANTI%20(12-17-13-01-21-56).pdf diakses pada 23 Juli
2018, 13.19 WIB.
INTERNET:
Film Pendek, diakses pada 31 Januari 2017, 09.39 WIB
https://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-
dan-film-pendek-2/
Portal Garuda, diakses pada 21 September 2017, 21.13 WIB,
www.portalgaruda.com, Sekilas Tentang Kesadaran,
Dicky Hastjarjo, (Buletin Psikologi, Volume 13, No.2,
Desember 2005)
Tafsir al-Qur‟an diakses pada Juni 2018, 16.25 WIB,
https://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-31 pada 20 Januari
2018
81
LAMPIRAN
82
Lampiran 1
Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0
Lampiran I Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25
P1 Pearson
Correlation
1 .344
*
.058 .318* .466
** .279
* .228 .361
** .258 .255 .389
**
.275
*
.325
*
.046 .226 .189 .152 .049 .361
**
.390
**
.231 .286
*
.116 .197 .279
*
Sig. (2-tailed)
.012 .681 .022 .001 .045 .104 .009 .064 .068 .004 .048 .019 .749 .108 .179 .283 .730 .009 .004 .100 .040 .414 .161 .045
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P2 Pearson
Correlation
.344* 1 -
.084
.444** .615
** .413
** .164 .255 .000 .116 .405
**
.362
**
.297
*
-
.174
.577
**
.044 .273 .241 .375
**
.205 .060 .265 .231 .069 .240
Sig. (2-tailed) .012
.555 .001 .000 .002 .245 .068 1.00
0
.413 .003 .008 .033 .216 .000 .755 .051 .085 .006 .144 .671 .057 .100 .629 .086
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P3 Pearson
Correlation
.058 -
.084
1 -.100 -.062 .065 .061 .125 .227 .030 -
.080
-
.155
-
.050
.266 -
.239
.023 -
.087
-
.247
-
.074
-
.003
.106 -
.087
-
.111
.264 .009
Sig. (2-tailed) .681 .555
.482 .663 .645 .666 .378 .105 .831 .574 .273 .723 .056 .087 .874 .542 .077 .603 .985 .455 .538 .434 .059 .949
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
83
P4 Pearson
Correlation
.318* .444
**
-
.100
1 .329* .237 .288
*
.121 .010 .303
*
.278
*
.163 .200 .013 .396
**
.209 .222 .348
*
.529
**
.293
*
.229 .295
*
.067 .280
*
.369
**
Sig. (2-tailed) .022 .001 .482
.017 .090 .038 .391 .943 .029 .046 .247 .156 .925 .004 .136 .114 .011 .000 .035 .102 .034 .638 .044 .007
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P5 Pearson
Correlation
.466** .615
**
-
.062
.329* 1 .271 .103 .182 .071 .049 .325
*
.241 .302
*
-
.262
.299
*
.019 .157 .202 .480
**
.221 .312
*
.318
*
.240 -
.051
.128
Sig. (2-tailed) .001 .000 .663 .017
.052 .469 .196 .616 .730 .019 .086 .030 .060 .032 .893 .268 .151 .000 .116 .025 .022 .086 .722 .365
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P6 Pearson
Correlation
.279* .413
**
.065 .237 .271 1 .258 .259 .434
**
.316
*
.420
**
.199 .300
*
.132 .247 .136 .470
**
.301
*
.259 .251 -
.067
.107 -
.064
.103 .197
Sig. (2-tailed) .045 .002 .645 .090 .052
.065 .064 .001 .023 .002 .158 .030 .350 .078 .337 .000 .030 .064 .072 .635 .450 .651 .466 .163
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P7 Pearson
Correlation
.228 .164 .061 .288* .103 .258 1 .123 .174 .040 .216 .017 .377
**
.031 .160 .327
*
.139 .025 .278
*
.261 .108 .271 .004 .287
*
.085
Sig. (2-tailed) .104 .245 .666 .038 .469 .065
.387 .217 .779 .123 .904 .006 .829 .258 .018 .324 .860 .046 .061 .445 .052 .979 .039 .549
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P8 Pearson
Correlation
.361** .255 .125 .121 .182 .259 .123 1 .430
**
.158 .235 .369
**
.286
*
.222 .281
*
.373
**
.299
*
-
.030
.360
**
.414
**
.229 .380
**
.151 .536
**
.090
Sig. (2-tailed) .009 .068 .378 .391 .196 .064 .387
.001 .262 .094 .007 .040 .114 .044 .006 .031 .831 .009 .002 .102 .005 .287 .000 .526
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
84
P9 Pearson
Correlation
.258 .000 .227 .010 .071 .434** .174 .430
** 1 .179 .166 .085 .321
*
.294
*
.057 .496
**
.235 -
.118
.154 .369
**
-
.036
.254 .143 .396
**
.104
Sig. (2-tailed) .064 1.00
0
.105 .943 .616 .001 .217 .001
.204 .239 .548 .021 .034 .689 .000 .094 .406 .276 .007 .802 .069 .313 .004 .463
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P10 Pearson
Correlation
.255 .116 .030 .303* .049 .316
* .040 .158 .179 1 .063 .089 .031 .194 .111 .146 .078 .280
*
.208 .398
**
.282
*
.177 -
.034
.101 .367
**
Sig. (2-tailed) .068 .413 .831 .029 .730 .023 .779 .262 .204
.656 .529 .827 .169 .434 .300 .582 .045 .138 .004 .043 .210 .809 .476 .007
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P11 Pearson
Correlation
.389** .405
**
-
.080
.278* .325
* .420
** .216 .235 .166 .063 1 .487
**
.389
**
-
.076
.385
**
.100 .263 .143 .158 .527
**
.247 .171 -
.034
.169 .370
**
Sig. (2-tailed) .004 .003 .574 .046 .019 .002 .123 .094 .239 .656
.000 .004 .593 .005 .479 .060 .311 .263 .000 .077 .227 .811 .232 .007
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P12 Pearson
Correlation
.275* .362
**
-
.155
.163 .241 .199 .017 .369** .085 .089 .487
**
1 .322
*
-
.166
.369
**
.236 .125 .061 .206 .230 .124 .188 .092 .060 .204
Sig. (2-tailed) .048 .008 .273 .247 .086 .158 .904 .007 .548 .529 .000
.020 .238 .007 .092 .376 .666 .144 .101 .381 .182 .514 .674 .147
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P13 Pearson
Correlation
.325* .297
*
-
.050
.200 .302* .300
* .377
**
.286* .321
*
.031 .389
**
.322
*
1 -
.133
.347
*
.430
**
.462
**
.262 .286
*
.451
**
.204 .618
**
.219 .297
*
.286
*
Sig. (2-tailed) .019 .033 .723 .156 .030 .030 .006 .040 .021 .827 .004 .020
.346 .012 .001 .001 .060 .040 .001 .147 .000 .119 .032 .040
85
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P14 Pearson
Correlation
.046 -
.174
.266 .013 -.262 .132 .031 .222 .294
*
.194 -
.076
-
.166
-
.133
1 -
.016
.135 .032 .109 .124 .052 -
.039
.083 -
.271
.181 .278
*
Sig. (2-tailed) .749 .216 .056 .925 .060 .350 .829 .114 .034 .169 .593 .238 .346
.910 .339 .823 .440 .379 .713 .784 .560 .052 .199 .046
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P15 Pearson
Correlation
.226 .577
**
-
.239
.396** .299
* .247 .160 .281
* .057 .111 .385
**
.369
**
.347
*
-
.016
1 .144 .296
*
.192 .509
**
.339
*
-
.067
.207 .082 -
.022
.479
**
Sig. (2-tailed) .108 .000 .087 .004 .032 .078 .258 .044 .689 .434 .005 .007 .012 .910
.309 .033 .172 .000 .014 .639 .141 .562 .875 .000
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P16 Pearson
Correlation
.189 .044 .023 .209 .019 .136 .327
*
.373** .496
**
.146 .100 .236 .430
**
.135 .144 1 .084 -
.098
.233 .291
*
.074 .444
**
.227 .552
**
.108
Sig. (2-tailed) .179 .755 .874 .136 .893 .337 .018 .006 .000 .300 .479 .092 .001 .339 .309
.554 .491 .097 .037 .602 .001 .105 .000 .447
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P17 Pearson
Correlation
.152 .273 -
.087
.222 .157 .470** .139 .299
* .235 .078 .263 .125 .462
**
.032 .296
*
.084 1 .394
**
.299
*
.352
*
-
.054
.357
**
.075 .229 .386
**
Sig. (2-tailed) .283 .051 .542 .114 .268 .000 .324 .031 .094 .582 .060 .376 .001 .823 .033 .554
.004 .031 .011 .706 .009 .599 .103 .005
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P18 Pearson
Correlation
.049 .241 -
.247
.348* .202 .301
* .025 -.030 -
.118
.280
*
.143 .061 .262 .109 .192 -
.098
.394
**
1 .187 .056 .116 .247 -
.080
-
.161
.560
**
Sig. (2-tailed) .730 .085 .077 .011 .151 .030 .860 .831 .406 .045 .311 .666 .060 .440 .172 .491 .004
.184 .692 .412 .077 .571 .255 .000
86
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P19 Pearson
Correlation
.361** .375
**
-
.074
.529** .480
** .259 .278
*
.360** .154 .208 .158 .206 .286
*
.124 .509
**
.233 .299
*
.187 1 .488
**
.134 .380
**
.151 .265 .217
Sig. (2-tailed) .009 .006 .603 .000 .000 .064 .046 .009 .276 .138 .263 .144 .040 .379 .000 .097 .031 .184
.000 .344 .005 .287 .058 .123
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P20 Pearson
Correlation
.390** .205 -
.003
.293* .221 .251 .261 .414
** .369
**
.398
**
.527
**
.230 .451
**
.052 .339
*
.291
*
.352
*
.056 .488
**
1 .315
*
.484
**
.085 .454
**
.254
Sig. (2-tailed) .004 .144 .985 .035 .116 .072 .061 .002 .007 .004 .000 .101 .001 .713 .014 .037 .011 .692 .000
.023 .000 .550 .001 .070
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P21 Pearson
Correlation
.231 .060 .106 .229 .312* -.067 .108 .229 -
.036
.282
*
.247 .124 .204 -
.039
-
.067
.074 -
.054
.116 .134 .315
*
1 .342
*
.101 .123 .124
Sig. (2-tailed) .100 .671 .455 .102 .025 .635 .445 .102 .802 .043 .077 .381 .147 .784 .639 .602 .706 .412 .344 .023
.013 .477 .385 .381
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P22 Pearson
Correlation
.286* .265 -
.087
.295* .318
* .107 .271 .380
** .254 .177 .171 .188 .618
**
.083 .207 .444
**
.357
**
.247 .380
**
.484
**
.342
*
1 .160 .492
**
.175
Sig. (2-tailed) .040 .057 .538 .034 .022 .450 .052 .005 .069 .210 .227 .182 .000 .560 .141 .001 .009 .077 .005 .000 .013
.256 .000 .215
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P23 Pearson
Correlation
.116 .231 -
.111
.067 .240 -.064 .004 .151 .143 -
.034
-
.034
.092 .219 -
.271
.082 .227 .075 -
.080
.151 .085 .101 .160 1 .187 -
.044
Sig. (2-tailed) .414 .100 .434 .638 .086 .651 .979 .287 .313 .809 .811 .514 .119 .052 .562 .105 .599 .571 .287 .550 .477 .256
.185 .759
87
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P24 Pearson
Correlation
.197 .069 .264 .280* -.051 .103 .287
*
.536** .396
**
.101 .169 .060 .297
*
.181 -
.022
.552
**
.229 -
.161
.265 .454
**
.123 .492
**
.187 1 .007
Sig. (2-tailed) .161 .629 .059 .044 .722 .466 .039 .000 .004 .476 .232 .674 .032 .199 .875 .000 .103 .255 .058 .001 .385 .000 .185
.958
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P25 Pearson
Correlation
.279* .240 .009 .369
** .128 .197 .085 .090 .104 .367
**
.370
**
.204 .286
*
.278
*
.479
**
.108 .386
**
.560
**
.217 .254 .124 .175 -
.044
.007 1
Sig. (2-tailed) .045 .086 .949 .007 .365 .163 .549 .526 .463 .007 .007 .147 .040 .046 .000 .447 .005 .000 .123 .070 .381 .215 .759 .958
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P26 Pearson
Correlation
-.154 -
.056
.289
*
-.103 -.085 -.036 .056 .005 .124 -
.215
-
.226
-
.193
-
.087
.241 .066 -
.042
-
.033
-
.188
-
.048
-
.233
-
.059
-
.192
-
.005
-
.130
.002
Sig. (2-tailed) .275 .691 .037 .467 .548 .801 .692 .971 .382 .126 .108 .171 .541 .085 .642 .770 .814 .182 .733 .096 .676 .173 .970 .358 .990
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P27 Pearson
Correlation
-.233 -
.222
.300
*
-.232 -.317* .065 .023 .057 .360
**
-
.008
-
.213
-
.207
-
.137
.398
**
-
.283
*
.386
**
-
.234
-
.334
*
-
.306
*
-
.152
-
.223
-
.014
-
.248
.245 -
.341
*
Sig. (2-tailed) .097 .114 .031 .097 .022 .646 .872 .691 .009 .953 .129 .140 .332 .003 .042 .005 .095 .015 .027 .282 .111 .923 .076 .079 .013
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P28 Pearson
Correlation
.325* .375
**
-
.208
.194 .441** .440
** .184 .230 .204 .194 .249 .202 .263 .036 .292
*
.079 .344
*
.277
*
.290
*
.185 .134 .230 .470
**
-
.080
.219
88
Sig. (2-tailed) .019 .006 .139 .169 .001 .001 .191 .100 .148 .169 .075 .152 .059 .801 .035 .580 .012 .047 .037 .189 .342 .101 .000 .573 .119
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
P29 Pearson
Correlation
-.013 -
.048
.176 .341 -.114 .371* .298 .339 .371
*
.000 .233 .125 .267 .224 .137 .516
**
.271 .105 .118 .342 .000 .318 -
.094
.512
**
.303
Sig. (2-tailed) .946 .801 .352 .066 .548 .044 .109 .067 .044 1.00
0
.216 .510 .154 .235 .471 .004 .148 .582 .534 .064 1.00
0
.087 .621 .004 .104
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P30 Pearson
Correlation
-.204 -
.136
-
.230
-.048 -.056 .019 -
.010
.111 .078 .117 .079 -
.034
.306 .092 -
.022
.344 .052 .271 -
.019
.302 .000 .429
*
-
.272
.288 .127
Sig. (2-tailed) .278 .473 .221 .803 .770 .919 .959 .560 .683 .539 .679 .859 .100 .630 .910 .063 .783 .148 .922 .105 1.00
0
.018 .146 .122 .504
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P31 Pearson
Correlation
-.013 .232 .031 .047 .367* .266 .267 .114 .494
**
-
.114
-
.004
-
.004
.216 -
.070
.372
*
.286 .034 -
.265
.412
*
.056 -
.200
.140 .227 .160 .031
Sig. (2-tailed) .944 .217 .873 .807 .046 .155 .153 .549 .005 .548 .985 .985 .252 .714 .043 .125 .858 .157 .024 .768 .289 .461 .227 .397 .871
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P32 Pearson
Correlation
-.033 .043 -
.049
.203 .311 .095 .233 -.049 .380
*
.303 -
.257
-
.257
.370
*
.124 -
.018
.318 .309 .339 .325 .114 .000 .232 .236 -
.076
.232
Sig. (2-tailed) .861 .821 .799 .281 .094 .618 .215 .799 .039 .104 .171 .171 .044 .512 .927 .086 .097 .066 .079 .549 1.00
0
.216 .210 .690 .216
89
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P33 Pearson
Correlation
-.038 .113 .231 .033 -.045 .464** .296 .231 .491
**
-
.082
.116 -
.042
.397
*
-
.029
.040 .607
**
.208 -
.062
-
.226
.040 -
.072
.134 .288 .412
*
.134
Sig. (2-tailed) .841 .551 .219 .861 .814 .010 .113 .219 .006 .667 .542 .825 .030 .881 .833 .000 .269 .746 .229 .833 .706 .481 .123 .024 .481
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson
Correlation
.376* .426
*
.429
*
.455* .482
** .654
** .367
*
.565** .771
**
.377
*
.401
*
.117 .657
**
.487
**
.483
**
.703
**
.387
*
.230 .527
**
.528
**
.194 .622
**
.257 .504
**
.511
**
Sig. (2-tailed) .041 .019 .018 .011 .007 .000 .046 .001 .000 .040 .028 .539 .000 .006 .007 .000 .034 .221 .003 .003 .304 .000 .170 .004 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 TOTAL
P1 Pearson Correlation -.154 -.233 .325* -.013 -.204 -.013 -.033 -.038 .376
*
Sig. (2-tailed) .275 .097 .019 .946 .278 .944 .861 .841 .041
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson Correlation -.056 -.222 .375** -.048 -.136 .232 .043 .113 .426
*
Sig. (2-tailed) .691 .114 .006 .801 .473 .217 .821 .551 .019
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Correlation .289* .300
* -.208 .176 -.230 .031 -.049 .231 .429
*
Sig. (2-tailed) .037 .031 .139 .352 .221 .873 .799 .219 .018
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Correlation -.103 -.232 .194 .341 -.048 .047 .203 .033 .455*
90
Sig. (2-tailed) .467 .097 .169 .066 .803 .807 .281 .861 .011
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson Correlation -.085 -.317* .441
** -.114 -.056 .367
* .311 -.045 .482
**
Sig. (2-tailed) .548 .022 .001 .548 .770 .046 .094 .814 .007
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson Correlation -.036 .065 .440** .371
* .019 .266 .095 .464
** .654
**
Sig. (2-tailed) .801 .646 .001 .044 .919 .155 .618 .010 .000
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson Correlation .056 .023 .184 .298 -.010 .267 .233 .296 .367*
Sig. (2-tailed) .692 .872 .191 .109 .959 .153 .215 .113 .046
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson Correlation .005 .057 .230 .339 .111 .114 -.049 .231 .565**
Sig. (2-tailed) .971 .691 .100 .067 .560 .549 .799 .219 .001
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson Correlation .124 .360** .204 .371
* .078 .494
** .380
* .491
** .771
**
Sig. (2-tailed) .382 .009 .148 .044 .683 .005 .039 .006 .000
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P10 Pearson Correlation -.215 -.008 .194 .000 .117 -.114 .303 -.082 .377*
Sig. (2-tailed) .126 .953 .169 1.000 .539 .548 .104 .667 .040
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson Correlation -.226 -.213 .249 .233 .079 -.004 -.257 .116 .401*
Sig. (2-tailed) .108 .129 .075 .216 .679 .985 .171 .542 .028
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P12 Pearson Correlation -.193 -.207 .202 .125 -.034 -.004 -.257 -.042 .117
Sig. (2-tailed) .171 .140 .152 .510 .859 .985 .171 .825 .539
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson Correlation -.087 -.137 .263 .267 .306 .216 .370* .397
* .657
**
Sig. (2-tailed) .541 .332 .059 .154 .100 .252 .044 .030 .000
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P14 Pearson Correlation .241 .398** .036 .224 .092 -.070 .124 -.029 .487
**
Sig. (2-tailed) .085 .003 .801 .235 .630 .714 .512 .881 .006
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson Correlation .066 -.283* .292
* .137 -.022 .372
* -.018 .040 .483
**
91
Sig. (2-tailed) .642 .042 .035 .471 .910 .043 .927 .833 .007
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P16 Pearson Correlation -.042 .386** .079 .516
** .344 .286 .318 .607
** .703
**
Sig. (2-tailed) .770 .005 .580 .004 .063 .125 .086 .000 .000
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P17 Pearson Correlation -.033 -.234 .344* .271 .052 .034 .309 .208 .387
*
Sig. (2-tailed) .814 .095 .012 .148 .783 .858 .097 .269 .034
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P18 Pearson Correlation -.188 -.334* .277
* .105 .271 -.265 .339 -.062 .230
Sig. (2-tailed) .182 .015 .047 .582 .148 .157 .066 .746 .221
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P19 Pearson Correlation -.048 -.306* .290
* .118 -.019 .412
* .325 -.226 .527
**
Sig. (2-tailed) .733 .027 .037 .534 .922 .024 .079 .229 .003
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P20 Pearson Correlation -.233 -.152 .185 .342 .302 .056 .114 .040 .528**
Sig. (2-tailed) .096 .282 .189 .064 .105 .768 .549 .833 .003
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P21 Pearson Correlation -.059 -.223 .134 .000 .000 -.200 .000 -.072 .194
Sig. (2-tailed) .676 .111 .342 1.000 1.000 .289 1.000 .706 .304
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P22 Pearson Correlation -.192 -.014 .230 .318 .429* .140 .232 .134 .622
**
Sig. (2-tailed) .173 .923 .101 .087 .018 .461 .216 .481 .000
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P23 Pearson Correlation -.005 -.248 .470** -.094 -.272 .227 .236 .288 .257
Sig. (2-tailed) .970 .076 .000 .621 .146 .227 .210 .123 .170
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P24 Pearson Correlation -.130 .245 -.080 .512** .288 .160 -.076 .412
* .504
**
Sig. (2-tailed) .358 .079 .573 .004 .122 .397 .690 .024 .004
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P25 Pearson Correlation .002 -.341* .219 .303 .127 .031 .232 .134 .511
**
Sig. (2-tailed) .990 .013 .119 .104 .504 .871 .216 .481 .004
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P26 Pearson Correlation 1 .262 .036 .126 -.150 .147 .237 .199 .415*
92
Sig. (2-tailed) .061 .800 .505 .428 .438 .206 .293 .023
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P27 Pearson Correlation .262 1 -.245 .246 .327 .269 .231 .434* .407
*
Sig. (2-tailed) .061 .080 .190 .078 .150 .220 .016 .026
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P28 Pearson Correlation .036 -.245 1 .045 -.185 .297 .254 .113 .417*
Sig. (2-tailed) .800 .080 .813 .328 .111 .175 .552 .022
N 52 52 52 30 30 30 30 30 30
P29 Pearson Correlation .126 .246 .045 1 .487** .328 -.053 .485
** .527
**
Sig. (2-tailed) .505 .190 .813 .006 .077 .782 .007 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P30 Pearson Correlation -.150 .327 -.185 .487** 1 .020 .066 .134 .231
Sig. (2-tailed) .428 .078 .328 .006 .917 .727 .481 .219
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P31 Pearson Correlation .147 .269 .297 .328 .020 1 .206 .180 .374*
Sig. (2-tailed) .438 .150 .111 .077 .917 .275 .340 .042
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P32 Pearson Correlation .237 .231 .254 -.053 .066 .206 1 .031 .386*
Sig. (2-tailed) .206 .220 .175 .782 .727 .275 .871 .035
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P33 Pearson Correlation .199 .434* .113 .485
** .134 .180 .031 1 .415
*
Sig. (2-tailed) .293 .016 .552 .007 .481 .340 .871 .023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation .415* .407
* .417
* .527
** .231 .374
* .386
* .415
* 1
Sig. (2-tailed) .023 .026 .022 .003 .219 .042 .035 .023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
93
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Dengan ini, saya seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai
berikut:
Nama : Putri Dwi Pangestiningtiyas
NIM : 1113051000142
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul
Pengaruh Film Pendek Cinta Subuh terhadap Kesadaran
ibadah shalat (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta). Penelitian tersebut dilakukan
dalam rangka karya ilmiah (Skripsi). Sehubungan dengan itu,
saya memohon kepada Saudara, kiranya berkenan untuk mengisi
pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang saya ajukan dengan
benar dan dalam keadaan sadar. Atas perhatiannya, terima kasih.
I. Pertanyaan Saringan
1. Apakah Anda pernah menonton Film Pendek Cinta
Subuh di channel Youtube Film Maker Muslim?
a. Ya. Jika ya, silahkan lanjut ke pertanyaan
berikutnya.
b. Tidak.
2. Berapa kali Anda menonton Film Pendek Cinta
Subuh di channel Youtube Film Maker Muslim?
a. 5-6 kali
94
b. 4-3 kali
c. 1-2 kali
3. Seberapa serius Anda menonton Film Pendek
Cinta Subuh di channel Youtube Film Maker
Muslim?
a. Sangat Serius
b. Serius
c. Biasa Saja
II. Identitas Responden
a. Nama :
b. Usia :
c. Jenis Kelamin :
III. Petunjuk Pengisian
a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang
harus Anda isi. Kemudian Anda diminta untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan
jujur dan sebenar-benarnya.
b. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak
ada jawaban yang salah. Oleh karena itu, tidak ada
jawaban yang dikosongkan.
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( X ) pada salah satu
jawaban yang benar-benar menggambarkan diri anda. Penelitian
ini dilakukan dengan skala berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS :SangatSetuju
95
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Pemain utama film pendek Cinta
Subuh bagian 1 dan 2 adalah Angga
dan Ratih.
2 Persoalan pada film pendek Cinta
Subuh tentang seorang laki-laki yang
tidak peduli dengan hidupnya, tidak
bekerja dan hobi berpacaran
3 Saya suka dengan gaya pacaran Ratih
dan Angga yaitu pacaran syar‟i dengan
tidak melakukan hal-hal yang negatif.
4 Film pendek Cinta Subuh bagian 1 dan
2 memberikan informasi seputar
ibadah shalat dan kisah asmara
(pacaran) yang harus ditinggalkan
Ratih dan Angga (pemeran utama).
5 Kebiasaan bangun siang yang dialami
Angga atas dasar kesengajaan dari diri
sendiri.
6 Kegelisahan pemeran utama
perempuan (Ratih) untuk menghindari
hubungan spesial sebelum menikah
sesuai dengan ajaran agama Islam.
7 Cara menghadapi masa sulit pemeran
utama, seperti melawan rasa ngantuk
agar bisa shalat berjamaah di masjid
patut dicontoh.
8 Kebiasaan Angga menunda-nunda
bangun untuk shalat subuh masih bisa
diperbaiki dengan jalan bertaubat.
9 Tujuan dari film pendek Cinta Subuh
bagian 1 dan 2 agar saya juga bisa
memperbaiki ibadah shalat.
10 Persoalan besar yang ada pada film
pendek Cinta Subuh tentang seorang
laki-laki yang belum taat beribadah,
terutama shalat Subuh.
11 Angga sebagai sosok pemuda yang
belum sepenuhnya taat pada agama
96
Islam, namun Allah berikan hidayah
lewat mantan pacarnya, Ratih.
12 Pesan pada film, agar setiap urusan
bernilai positif dan diridhoi Allah,
maka harus melaksanakan ibadah
shalat, terutama shalat subuh
13 Pandangan pacaran dalam Islam yang
disisipkan pada film Cinta Subuh
menarik perhatian saya.
14 Tayangan Cinta Subuh di Youtube
membuat saya senang dan terhibur.
15 Kutipan hadist keutamaan shalat subuh
yang ditampilkan di awal tayangan
membuat saya berniat memperbaiki
ibadah shalat subuh.
16 Meskipun saya telah menonton film
Cinta Subuh bagian 1 dan 2 tidak
membuat saya rutin melaksanakan
shalat Subuh di Masjid.
17 Saya menyukai pemeran-pemeran film
Cinta Subuh walaupun mereka belum
terkenal.
18 Pernyataan Ratih yang menilai Angga
tidak bisa menjadi imam rumah tangga
karena tidak bisa bangun pagi untuk
melaksanakan shalat Subuh menarik
perhatian saya.
19 Adanya hadist tentang keutamaan
Shalat Subuh pada menit pertama film
Cinta Subuh sesuai dengan keadaan
anak muda sekarang yang masih suka
lalai shalat subuh.
20 Setelah menonton film Cinta Subuh,
saya sadar untuk tidak meninggalkan
ibadah shalat lagi.
21 Keputusan Ratih untuk mengakhiri
hubungan dengan Angga menyadarkan
saya bahwa Allah akan memberikan
hidayah atas hal buruk yang telah
97
dilakukan.
22 Adegan Ratih ketika memberikan
pernyataan tegas soal Angga belum
terbukti melaksanakan shalat subuh
tepat waktu menjadi hal utama dalam
film tersebut.
23 Setelah menonton film Cinta Subuh
bagian 1 dan 2 membuat saya
semangat dalam beraktivitas.
24 Adegan dimana Angga meminta
bantuan kepada Dodi, teman kostan
untuk membangunkannya shalat subuh
berjamaah di Masjid adalah bentuk
kepedulian sesama Muslim.
25 Kebiasaan bangun lebih pagi (saat
adzan Subuh berkumandang) telah
saya lakukan setelah menonton film
pendek Cinta Subuh.
26 Banyaknya pengulangan adegan atas
usaha Angga untuk bangun
menyadarkan saya yang belum
sepenuhnya rutin melaksanakan ibadah
shalat subuh.
27 Setelah selesai menonton film Cinta
Subuh bagian 1 dan 2, saya masih lalai
dalam melaksanakan kewajiban
beribadah.
28 Setelah menonton film Cinta Subuh 1
dan 2 saya berusaha melakukan
perbaikan diri seperti berjanji untuk
langsung bangun saat alarm handphone
berbunyi.
98
Lampiran 3
Komentar pada Film Cinta Subuh di Youtube Channel Film
Maker Muslim
99
No
Lampiran 4
Data Mentah Jawaban Responden
Butir Pernyataan ∑ Tingkat
Keseringan
Menonton Film
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P28
1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 97 1-2 kali
2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 93 3-4 kali
3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 96 3-4 kali
4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 87 3-4 kali
5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 97 3-4 kali
6 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 74 3-4 kali
7 3 4 2 2 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 87 3-4 kali
8 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 1 3 94 1-2 kali
9 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 88 3-4 kali
10 3 4 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 93 3-4 kali
11 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 4 4 2 2 4 3 3 3 2 2 4 87 3-4 kali
12 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 100 1-2 kali
13 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 88 3-4 kali
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 80 3-4 kali
15 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 1 3 95 3-4 kali
16 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 85 3-4 kali
17 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 91 3-4 kali
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 1 3 82 1-2 kali
19 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 83 1-2 kali
20 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 87 5-6 kali
100
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 81 3-4 kali
22 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 96 1-2 kali
23 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 96 5-6 kali
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 82 3-4 kali
25 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 1 4 87 3-4 kali
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 83 3-4 kali
27 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 103 3-4 kali
28 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 2 3 88 3-4 kali
29 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 100 3-4 kali
30 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 88 3-4 kali
31 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 86 3-4 kali
32 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 80 3-4 kali
33 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 92 1-2 kali
34 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 1 3 96 3-4 kali
35 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 85 1-2 kali
36 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 92 3-4 kali
37 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 98 1-2 kali
38 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 85 3-4 kali
39 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 102 3-4 kali
40 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 89 1-2 kali
41 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 2 4 99 5-6 kali
42 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 89 1-2 kali
43 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 84 3-4 kali
44 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 103 3-4 kali
45 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 94 3-4 kali
46 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 89 3-4 kali
101
47 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 90 5-6 kali
48 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 95 3-4 kali
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 82 3-4 kali
50 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 1 3 86 5-6 kali
51 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 99 5-6 kali
52 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 103 1-2 kali
Sumber: Pengolahan Data Ms. Office Excel 2007.
102
Lampiran 5
r Tabel
103
Lampiran 6
Konstruksi Penelitian
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM PENDEK CINTA SUBUH DI YOUTUBE TERHADAP
KESADARAN IBADAH SHALAT
(Studi pada LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Variabel Teori Dimensi Definisi
Konseptual
Indikator Definisi
Operasional
Butir Positif Butir Negatif
Kesadaran
Ibadah
Shalat (Y)
Kesadaran
adalah
kesiagaan
seseorang
terhadap
peristiwa-
peristiwa
yang terjadi
meliputi
pengetahuan,
sikap, p
ikiran
(tindakan).
(Soekanto,
1982)
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Kesadaran
ibadah shalat
adalah
pengetahuan,
sikap dan
pikiran
(tindakan)
seseorang
terhadap ibadah
shalat pada
anggota LDK
Syahid UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
1. Pengetahuan
e. Mengetahui
f. Memahami
g. Menganalisis
h. Evaluasi
2. Sikap
a. Menerima
b. Merespon
c. Menilai
3. Tindakan
a. Kesiapan
b. Adaptasi
Kesadaran ibadah
shalat adalah
pengetahuan
berupa:
mengetahui,
memahami,
menganalisis dan
evaluasi,
sedangkan sikap
berupa:
menerima,
merespon, dan
menilai,
sedangkan
Tindakan berupa:
Kesiapan dan
adaptasi pada
anggota LDK
1.a.1 Pemain utama
film pendek Cinta
Subuh bagian 1 dan 2
adalah Angga dan
Ratih. (1)
1.a.2 Film pendek Cinta
Subuh bagian 1 dan 2
memberikan informasi
seputar ibadah shalat
dan kisah asmara
(pacaran) yang harus
ditinggalkan Ratih dan
Angga (pemeran
utama). (4)
1.a.3 Persoalan pada
film pendek Cinta
Subuh tentang seorang
laki-laki yang tidak
2.b.1 Meskipun
saya telah
menonton film
Cinta Subuh
bagian 1 dan 2
tidak membuat
saya rutin
melaksanakan
shalat Subuh di
Masjid.(17)
2.c.1 Saya suka
dengan gaya
pacaran Ratih
dan Angga yaitu
pacaran syar‟i
dengan tidak
melakukan hal-
hal yang
104
Syahid UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
peduli dengan
hidupnya, tidak bekerja
dan hobi berpacaran.(2)
1.b.1 Tujuan dari film
pendek Cinta Subuh
bagian 1 dan 2 agar
saya juga bisa
memperbaiki ibadah
shalat.(9)
1.b.2 Kegelisahan
pemeran utama
perempuan (Ratih)
untuk menghindari
hubungan spesial
sebelum menikah
sesuai dengan ajaran
agama Islam.(6)
1.b.3 Persoalan besar
yang ada pada film
pendek Cinta Subuh
tentang seorang laki-
laki yang belum taat
beribadah, terutama
shalat Subuh.(10)
1.b.4 Isi dan alur cerita
Film Pendek Cinta
Subuh bagian 1 dan 2
saling
berkesinambungan.(12)
negatif.(3)
2.c.2
Banyaknya
pengulangan
adegan atas
usaha Angga
untuk bangun
pagi membuat
saya sadar
bahwa saya
belum
sepenuhnya
rutin
melaksanakan
ibadah shalat
subuh.(29)
3.a.1 Saya
masih sulit
melaksanakan
shalat
berjamaah di
Masjid.(23)
3.b.1 Setelah
selesai
menonton film
Cinta Subuh
bagian 1 dan 2,
105
1.b.5 Pandangan
pacaran dalam Islam
yang disisipkan pada
film Cinta Subuh
menarik perhatian
saya.(14)
1.c.1 Adanya hadist
tentang keutamaan
Shalat Subuh pada
menit pertama film
Cinta Subuh sesuai
dengan keadaan anak
muda sekarang yang
masih suka lalai shalat
subuh. (22)
1.c.2 Kebiasaan
bangun siang yang
dialami Angga atas
dasar kesengajaan dari
diri sendiri.(5)
1.c.3 Kebiasaan
Angga menunda-
nunda bangun untuk
shalat subuh masih
bisa diperbaiki dengan
jalan bertaubat.(8)
1.d.1 Cara
menghadapi masa sulit
yang dialami pemeran
saya masih lalai
dalam
melaksanakan
kewajiban
beribadah.(31)
106
utama laki-laki patut
dicontoh.(7)
1.d.2 Angga sebagai
sosok pemuda yang
belum sepenuhnya taat
pada agama Islam,
namun Allah berikan
hidayah lewat mantan
pacarnya, Ratih.(11)
1.d.3 Pesan pada film,
agar setiap urusan
bernilai positif dan
diridhoi Allah, maka
harus melaksanakan
ibadah shalat, terutama
shalat subuh.(13)
2.a.1 Tayangan
Cinta Subuh di
Youtube membuat
saya senang dan
terhibur.(15)
2.a.2 Pesan Ibadah
Shalat pada film
Cinta Subuh perlu
dibagikan kepada
teman-teman.(21)
2.b.1 Saya
menyukai pemeran-
pemeran film Cinta
107
Subuh walaupun
mereka belum
terkenal.(19)
2.b.2 Adegan Ratih
ketika memberikan
pernyataan tegas
soal Angga belum
terbukti
melaksanakan shalat
subuh tepat waktu
menjadi hal utama
dalam film
tersebut.(25)
2.b.3 Kutipan hadist
keutamaan shalat
subuh yang
ditampilkan di awal
tayangan membuat
saya berniat
memperbaiki ibadah
shalat subuh.(16)
2.b.4 Keputusan
Ratih untuk
mengakhiri
hubungan dengan
Angga menyadarkan
saya bahwa Allah
akan memberikan
hidayah atas hal
108
buruk yang telah
dilakukan.(24)
2.c.1 Pernyataan
Ratih yang menilai
Angga tidak bisa
menjadi imam
rumah tangga karena
tidak bisa bangun
pagi untuk
melaksanakan shalat
Subuh menarik
perhatian saya.(20)
2.c.2 Adegan
dimana Angga
meminta bantuan
kepada Dodi, teman
kostan untuk
membangunkannya
shalat subuh
berjamaah di Masjid
adalah bentuk
kepedulian sesama
Muslim.(27)
2.c.3 Saya merasa
sedih mendengar
kalimat perpisahan
yang dilontarkan
Ratih terhadap
mantan pacarnya
109
sehingga menyadari
Angga bahwa ia
telah banyak
membuang waktu
dalam hidupnya.(18)
3.a.1 Setelah menonton
film Cinta Subuh
bagian 1 dan 2
membuat saya
semangat dalam
beraktivitas.(26)
3.b.1 Kebiasaan bangun
lebih pagi (saat adzan
Subuh berkumandang)
telah saya lakukan
setelah menonton film
pendek Cinta
Subuh.(28)
3.b.2 Setelah menonton
film Cinta Subuh 1 dan
2 saya berusaha
melakukan perbaikan
diri seperti berjanji
untuk langsung bangun
saat alarm handphone
berbunyi (32)
3.b.3 Saya
terinspirasi untuk
110
mencari sumber
informasi tentang
keutamaan shalat
subuh di awal waktu
serta kelebihan
pelaksanaan shalat
berjamaah di
Masjid.(30)
3.b.4 Setelah
menonton film Cinta
Subuh, saya sadar
untuk tidak
meninggalkan
ibadah shalat
lagi.(33)
Top Related