BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

17
49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih variabel (Arikunto,1998). Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif. Penelitian ini dilakukan di SMP Mardi Rahayu Ungaran. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran berjumlah 134 siswa. 3.2.2 Sampel

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian

korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya

hubungan antara dua variabel atau lebih variabel (Arikunto,1998). Dengan teknik

korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel

lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Dalam penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara intensitas

menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif. Penelitian ini

dilakukan di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian. Sedangkan menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan

elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran

berjumlah 134 siswa.

3.2.2 Sampel

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

50

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan Sugiyono, Slameto (2003)

menyebutkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Untuk

itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran yang berjumlah 134 siswa orang yang

merupakan sampel total.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel bebas (X) adalah himpunan sejumlah gejala yang

mempunyai berbagai aspek atau unsur yang mengetahui atau menentukan

munculnya variabel lain yang disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

(Y) adalah himpunan sejumlah gajala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur

di dalamnya yang berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan

kondisi variabel yang lain yang disebut variabel bebas (Azwar, 2004). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah intensitas menonton

tayangan kekerasan pada televisi dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah

perilaku agresif.

3.4 Definisi Operasional

1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi Berisi Kekerasan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

51

Intensitas menonton tayangan televisi berisi kekerasan adalah

banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi

yang dilakukan oleh remaja. Untuk mengetahui intensitas atau banyaknya

kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan oleh

remaja diukur melalui aspek frekuensi atau keseringan menonton tayangan

yang berisi kekerasan dalam televisi serta tingkat adegan kekerasan yang

muncul pada tayangan. Makin tinggi skor yang diperoleh subyek berarti

semakin tinggi intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan,

dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subyek berarti semakin

rendah pula intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan.

2. Perilaku Agresif

Menurut Buss & Perry (1992) perilaku agresif adalah perilaku atau

kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik

secara fisik maupun psikologis. Perilaku agresif diukur berdasarkan skor

yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner perilaku agresif yang

dilakukan oleh sampel penelitian (30 siswa), dengan ketentuan semakin

tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi tingkat perilaku agresif

siswa, dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin

rendah tingkat perilaku agresif siswa. Pengukuran perilaku agresif dapat

diidentifikasi melalui aspek agresi verbal, agresi fisik, kemarahan, dan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

52

permusuhan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner

perilaku agresif yang disusun oleh Buss dan Perry (1992).

3.5 Alat Ukur Penelitian

Data yang dikumpulkan meliputi data yang terkait dengan variabel

perilaku agresif dan intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi.

1. Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

Pengukuran intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi

disusun oleh penulis berdasarkan teori Bandura mengenai kekerasan.

Kuesioner ini untuk mengetahui intensitas atau banyaknya kegiatan menonton

tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan subyek melalui aspek

frekuensi atau keseringan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam

televisi dan tingkat kekerasan pada tayangan serta. Kuesioner terdiri dari dua

aspek yaitu tingkat keseringan atau frekuensi dan tingkat kekerasan pada

adegan tayangan yang diterima oleh subyek. Masing-masing aspek dinilai

dengan skala Likert dari 1 hingga 5. Untuk pertanyaan pertama, angka 1

mewakili tidak pernah (0%), angka 2 mewakili jarang (25%), angka 3

mewakili mewakili kadang-kadang (50%), angka 4 mewakili sering (75%),

dan angka 5 mewakili sangat sering (100%). Untuk pertanyaan kedua, angka

1 mewakili sangat tidak keras (0%), angka 2 mewakili tidak keras (25%),

angka 3 mewakili sedang (50%), angka 4 mewakili keras (75%), dan angka 5

mewakili sangat keras (100%). Rating tersebut kemudian dijumlahkan dari

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

53

masing-masing pertanyaan yang berisi 15 judul tayangan televisi, hasil

tersebut kemudian dijumlahkan dari kedua pertanyaan. Selanjutnya, jumlah

yang telah dihitung adalah sebagai nilai intensitas menonton tayangan

kekerasan pada televisi.

Tabel 3.1

Indikator Empirik Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

Sub Konsep Indikator Judul Tayangan No Item

F Un F

Frekuensi

diterima oleh

subjek dari

tayangan

kekerasan

pada televisi

Lama

menonton

tayangan ....

1. Tom and Jerry

2. Crayon Shinchan

3. Doraemon

4.Scooby Doo Where Are

You

5. Box Office Movie RCTI

6. Bioskop TransTV

7. Tutur Tinular

8. Dragon Ball Z Kai

9. Spongebob

Squarepants

10. Reportase Sore TransTV

11. Ultraman Mebius

12. Naruto Shippuden

13. Fathiyah

14. Tendangan Si Madun

15. Ben 10 Ultimate Alien 1

1 - 15

Intensitas

adegan

kekerasan

yang diterima

oleh subjek

dari tayangan

kekerasan

pada televisi

Menurut

saya

tayangan ....

yang biasa

saya tonton

menunjukka

n adegan-

adegan yang

keras

1. Tom and Jerry

2. Crayon Shinchan

3. Doraemon

4.Scooby Doo Where Are

You

5. Box Office Movie RCTI

6. Bioskop TransTV

7. Tutur Tinular

8. Dragon Ball Z Kai

1 - 15

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

54

9. Spongebob

Squarepants

10. Reportase Sore TransTV

11. Ultraman Mebius

12. Naruto Shippuden

13. Fathiyah

14. Tendangan Si Madun

15. Ben 10 Ultimate

Alien 1

2. Kuesioner Perilaku Agresif

Data tentang perilaku agresif subjek diperoleh dengan

menggunakan laporan diri tentang perilaku (Behavioral Self-report).

Subjek diminta untuk mengisi kuesioner perilaku agresif ( agression

questionnaire ) yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). Kuesioner ini

adalah perangkat yang umum digunakan untuk mengukur perilaku agresif

(Krahe, 2005). Kuesioner ini juga telah digunakan oleh Anderson & Dill

(2000) dalam penelitian mengenai perilaku agresif. Kuesioner disadur

dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan beberapa penyesuaian

bahasa. Perilaku agresif diukur melalui 4 aspek, yakni: agresi fisik, agresi

verbal, kemarahan dan permusuhan. Indikator empirik pengukuran konsep

perilaku agresif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Indikator Empirik Kuesioner Perilaku Agresif

Konsep Sub Konsep Indikator Item No Item

F Un F

Perilaku

agresif

Agresi Fisik,

Yakni Memukul Terkadang saya

merasa begitu ingin 1

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

55

adalah

kecender

ungan

perilaku

atau

perilaku

yang

niatnya

untuk

menyakit

i orang

lain, baik

secara

fisik

maupun

psikolo-

gis

tindakan

agresi yang

menyakiti

individu lain

secara fisik

memukul teman.

Bila teman saya

mencari masalah

dengan saya, saya

dapat saja

memukulnya.

5

Saya akan balas

memukul bila

dipukul. 9

Menurut saya

memukul orang lain

adalah tindakan yang

salah, apapun

alasannya.

24

Saya sering ringan

tangan. 19

Perkelahian

Saya pernah terlibat

perkelahian fisik. 13

Bila ada teman yang

menyakiti atau

mengancam saya,

maka saya akan

berkelahi dengannya.

21

Melakukan

kekerasan

Bila saya harus

menggunakan

kekerasan untuk

mendapatkan hak-hak

saya, maka saya akan

melakukan kekerasan.

17

Mengancam

Saya pernah

mengancam teman

saya untuk

mendapatkan apa

yang saya inginkan.

26

Merusak

barang

Saya pernah merusak

barang yang ada

disekitar saya ketika

saya marah.

28

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

56

Agresi verbal,

yakni respon

vokal yang

menyampaika

n stimulus

yang

menyakiti

mental dalam

bentuk

penolakan dan

ancaman

Membantah

Bila saya tidak setuju

dengan teman saya,

saya akan langsung

membantahnya.

2

Menurut teman-

teman, saya senang

membantah.

18

Bertengkar

mulut

Saya sering

bertengkar mulut

dengan teman saya

(misal : mengejek,

membantah)

6

Berterus

terang

apabila

jengkel

Ketika saya jengkel

pada seseorang, saya

akan mengatakannya

dengan terus terang.

10

Pendapat

harus

diterima

Saya membantah

teman-teman yang

tidak setuju dengan

saya. (Pendapat saya

harus diterima).

14

Kemarahan,

yakni emosi

negatif yang

disebabkan

oleh harapan

yang tidak

terpenuhi dan

bentuk

ekspresinya

dapat

menyakiti

orang lain

serta diri

sendiri

Marah

Saya mudah marah,

tetapi mudah pula

melupakan

kemarahan saya.

3

Menurut beberapa

teman, saya mudah

marah.

15

Saya heran karena

sering kali merasakan

kepahitan ( marah )

atas hal-hal tertentu.

16

Kadang saya merasa

begitu marah

sehingga saya

merasa akan

meledak.

11

Saya sering tidak

dapat mengendalikan

kemarahan saya. 22

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

57

Menunjuk-

kan

perasaan

terpukul

Saat saya terpukul

(sedih, kecewa), saya

menunjukkan

perasaan saya kepada

teman-teman saya.

7

Tidak

mudah

marah

Saya adalah orang

yang tenang (tidak

mudah marah). 29

Permusuhan,

yakni tindakan

yang

mengekspresik

an kebencian,

permusuhan,

antagonisme,

ataupun

kemarahan

yang sangat

kepada pihak

lain

Merasa iri Saya sering merasa iri. 4

Merasa

hidup tak

adil

Saya merasa hidup

saya tidak adil. 8

Teman tidak

mau

bermain

bersama

Teman-teman tidak

mau bermain dengan

saya.

12

Merasa

dibicarakan

kejelekanny

a

Saya tahu, teman-

teman sering

membicarakan

kejelekan saya tanpa

sepengetahuan saya.

20

Merasa

curiga

Saya curiga bila ada

orang asing yang

sangat ramah.

23

Kalau teman saya

berbuat baik pada

saya, pasti mereka

punya maksud

tertentu.

27

Merasa

ditertawa-

kan

Terkadang saya

merasa teman – teman

mentertawakan saya

tanpa sepengetahuan

saya.

25

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

58

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis melakukan

uji coba instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas

instrument yang digunakan sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan. Uji coba dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu pada

kelas VIII D pada hari Sabtu, 28 April 2012.

Menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Alat ukur

dikatakan valid bila mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cermat.

Suatu alat tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan

hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut,

(Azwar, 2004). Selain valid syarat alat ukur yang baik adalah reliabel.

Reliabilitas (Azwar, 2004) adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat

dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama dalam diri subjek

yang diukur memang belum berubah.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan

kekerasan dan kuesioner perilaku agresif menggunakan alat ukur SPSS for

windows versi 16.0 dengan menggunakan corrected item to total correlation.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

59

Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali

(1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap

valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation 0,20 dengan

kategori sebagai berikut:

0,00 – 0,20 : tidak valid

0,21 – 0,40 : validitas rendah

0,41 – 0,60 : validitas sedang

0,61 – 0,80 : validitas tinggi

0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi

Sedangkan untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen

menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Goerge & Mallery (1995)

sebagai berikut :

α 0,7 : tidak adapat diterima ( unacceptable)

0,7 α 0,8 : dapat diterima (acceptable)

0,8 α 0,9 : dikatakan bagus ( good)

α 0,9 : sangat bagus ( excellent)

Uji coba kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada

televisi dan kuesioner perilaku agresif dilakukan terhadap 30 siswa kelas VIII

SMP Mardi Rahayu Ungaran. Pemilihan responden uji coba instrumen

didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin mengetahui lebih lanjut

mengenai ada tidaknya permasalahan siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

60

Ungaran terkait dengan hubungan intensitas menonton tayangan kekerasan

pada televisi dengan perilaku agresif siswa. Setelah diujikan terhadap 30

siswa, kemudian dilakukan rekapitulasi selanjutnya dilakukan uji validitas dan

reabilitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 yang hasilnya

terlampir pada lampiran.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Intensitas Menonton

Tayangan Kekerasan pada Televisi

Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien

corrected item to total correlation terendah 0,301 dan tertinggi 0,740

yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik

dirangkum dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Rekapitulasi uji validitas item intensitas menonton tayangan

kekerasan pada televisi dengan 30 item

Item Corrected item to

total correlation Keterangan

1 0,679 Valid

2 0,534 Valid

3 0,533 Valid

4 0,407 Valid

5 0,352 Valid

6 0,301 Valid

7 0,475 Valid

8 0,585 Valid

9 0,494 Valid

10 0,399 Valid

11 0,307 Valid

12 0,456 Valid

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

61

13 0,446 Valid

14 0,352 Valid

15 0,533 Valid

16 0,566 Valid

17 0,576 Valid

18 0,502 Valid

19 0,316 Valid

20 0,588 Valid

21 0,436 Valid

22 0,493 Valid

23 0,577 Valid

24 0,503 Valid

25 0,480 Valid

26 0,646 Valid

27 0,560 Valid

28 0,323 Valid

29 0,445 Valid

30 0,740 Valid

Dari tabel 3.3 di atas terlihat dari 30 item pada kuesioner

intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang telah diuji

dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected item to

total correlation (besarnya nilai r) 0,2. Dikemukakan oleh Ali

(1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian

dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total

correlation 0,2.

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil

sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected

item to total correlation antara 0,0 – 0,2. Ada 8 item yang memiliki

koefisien corrected item to total correlation antara 0,2 – 0,4. Ada 19

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

62

item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara

0,41 – 0,6. Ada 3 item yang memiliki koefisien corrected item to total

correlation antara 0,61 – 0,8. Dan tidak ada item yang memiliki

koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00.

Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.

Untuk reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan

kekerasan pada televisi dinyatakan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Reliabilitas kuesioner Intensitas Menonton Tayangan

Kekerasan pada Televisi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.904 30

Tabel 3.4 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,904.

Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat

reabilibilitas yang sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner

intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang disusun

oleh penulis dapat digunakan.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif

Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien

corrected item to total correlation terendah 0,236 dan tertinggi 0,726

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

63

yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik

dirangkum dalam tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Rekapitulasi uji validitas item perilaku agresif dengan 29 item

Item Corrected item to

total correlation Keterangan

1 0,534 Valid

2 0,710 Valid

3 0,327 Valid

4 0,316 Valid

5 0,418 Valid

6 0,350 Valid

7 0,493 Valid

8 0,362 Valid

9 0,461 Valid

10 0,337 Valid

11 0,610 Valid

12 0,527 Valid

13 0,563 Valid

14 0,623 Valid

15 0,348 Valid

16 0,618 Valid

17 0,569 Valid

18 0,236 Valid

19 0,284 Valid

20 0,471 Valid

21 0,462 Valid

22 0,726 Valid

23 0,448 Valid

24 0,511 Valid

25 0,508 Valid

26 0,709 Valid

27 0,464 Valid

28 0,535 Valid

29 0,237 Valid

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

64

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai

berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total

correlation antara 0,0 – 0,2. Ada 9 item yang memiliki koefisien corrected

item to total correlation antara 0,2 – 0,4. Ada 14 item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation antara 0,41 – 0,6. Ada 6 item yang

memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,8. Dan

tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation

antara 0,81 – 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.

Untuk reliabilitas kuesioner perilaku agresif dinyatakan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.6

Reliabilitas kuesioner perilaku agresif

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.903 29

Tabel 3.6 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,903. Menurut

George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reabilibilitas yang

sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner intensitas menonton tayangan

kekerasan pada televisi yang disusun oleh penulis dapat digunakan.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk melihat analisis deskriptif dan

analisis korelasi hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1785/4/T1_132007002_BAB II… · 3.4 Definisi Operasional. 1. Intensitas Menonton Tayangan Televisi

65

pada televisi dengan perilaku agresif dengan menggunakan teknik korelasi

Kendall's tau_b, karena skala datanya adalah ordinal dan ordinal dari populasi

yang bebas distribusi jadi tidak harus normal. Cara penghitungannya dibantu

dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.