Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

49
Hubungan ASI dengan penambahan berat badan bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Pertumbuhan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut, ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar 6 (enam) bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif. Penambahan berat badan bayi merupakan salah satu cara untuk melihat pertumbuhan pada bayi. Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi badan yang dianggap normal pada bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg dan banyak bayi yang sehat berat badannya kurang atau lebih dari angka-angka tersebut tanpa ada masalah.

description

penjelasan mengenai hubngan pemberian ASI pada bayi dengan penambahan berat badannya, yang sangat penting untuk dketahui

Transcript of Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Page 1: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Hubungan ASI dengan penambahan berat badan bayi

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan

mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting.

Pertumbuhan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh

termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut, ASI tanpa

bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar 6 (enam)

bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif.

Penambahan berat badan bayi merupakan salah satu cara untuk melihat

pertumbuhan pada bayi. Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi badan yang

dianggap normal pada bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg

dan banyak bayi yang sehat berat badannya kurang atau lebih dari angka-angka

tersebut tanpa ada masalah.

Bayi biasanya kehilangan berat badan di hari-hari pertama setelah kelahiran

sekitar 10 persen dari berat lahir masih dianggap tidak apa-apa. Ini disebabkan oleh

kehilangan kotoran (mekonium) melalui pup dan urin yang merupakan hal yang wajar.

Dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali berat lahirnya yaitu sekitar hari

ke-10. Banyak bayi yang sehat membutuhkan waktu yang lebih lama.

(www.wikipedia.com).

Page 2: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang

dan 1,5 juta diantaranya gizi buruk. Anemia defisiensi besi dijumpai pada sekitar 8,1

juta anak. Apabila dikaitkan dengan pemberian ASI Eksklusif, keadaan ini cukup

memprihatinkan (SDKI, 2002-2003). Lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya,

namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun

1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI Eksklusif 6 (enam) bulan menurun

dari 42,4% tahun 1957 menjadi 39,5% pada tahun 2002 (SDKI, 1997-2002).

Air susu ibu ( ASI ) merupakan bentuk makanan tradisional dan ideal untuk

memenuhi kebutuhan gizi anak. ASI sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk

masa hidup empat sampai dengan enam bulan pertama, walaupun bahan makanan

yang diperlukan sudah diperkenalkan. Sebagai makanan terbaik untuk bayi memegang

peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup

bayi. Oleh karena manfaat ASI sangat besar, maka bayi umur 0 - 6 bulan pertama

dianjurkan hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan. Pemberian ASI saja tanpa

pemberian makanan tambahan lain sampai bayi berumur 6 bulan disebut ASI Eksklusif

dan hal ini merupakan satu cara mencapai kesejahteraan ibu dan anak ( Depkes RI,

1992 ).

ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti

alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan.

Unsur ini mencakup hidrat arang, lemak, protein, vitamin dan mineral dalam jumlah

yang proporsional. Kandungan hormon ASI jumlahnya sedikit, tetapi sangat diperlukan

dalam proses pertumbuhan dan sistem metabolisme. Zat hidrat arang dalam ASI dalam

Page 3: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

bentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah – ubah setiap hari menurut tumbuh

kembang bayi ( Hubertin, 2004).

Gangguan gizi pada masa bayi dan anak dapat menghambat petumbuhan dan

perkembangan bayi tersebut di kemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa

bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama

empat sampai enam bulan pertama kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan

imunitas yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi, 2004).

Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak – anaknya sangat diperlukan

terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun ( balita ).

Pemberian ASI dilakukan melalui rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu

akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon

prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin

sering bayi menghisap putting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI

dikeluarkan. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan putting susu

cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap 10 – 100 ml ASI. Produksi ASI

akan optimal setelah hari 10 – 14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700 – 800

ml ASI per hari ( kisaran 600 – 1000 ml ) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI

mulai menurun ( 500 – 700 ml ) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400 – 600 ml

pada 6 bulan kedua usia bayi. Produksi ASI akan menjadi 300 – 500 ml pada tahun

kedua usia anak (Soetjiningsih, 1992).

Dari latar belakang diatas, menyatakan betapa pentingnya pemberian ASI

eksklusif, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan

Page 4: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Pemberian ASI Eksklusif Dengan Penambahan Berat Badan Bayi di Puskesmas

Karang Pule Tahun 2010”.

B.   Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu

“Apakah ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan Berat Badan

Bayi di Puskesmas Karang Pule Tahun 2010?”

C.   Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat

badan bayi di Puskesmas Karang Pule 2010..

2.      Tujuan Khusus

1)    Mengidentifikasi jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif .

2)    Mengidentifikasi pertambahan berat badan bayi selama 6 bulan pertama.

3)    Menganalisa hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan

bayi.

D.   Manfaat Penelitian

Page 5: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

1.       Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan, memperluas ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu

serta sebagai tambahan literatur atau informasi dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

2.       Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan untuk peningkatan cakupan program khususnya kesehatan

ibu dan anak.

3.       Bagi Profesi Bidan

Dengan diketahui pengaruh ASI eksklusif terhadap tingkat pertumbuhan bayi akan

menjadi informasi bagi pemberi layanan kebidanan untuk dapat memberikan

penyuluhan yang baik di mulai pada saat hamil hingga pada saat persalinan.

4.       Bagi Masyarakat

Mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif khususnya bagi ibu– ibu post partum

yang sedang menyusui.

Page 6: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   KERANGKA TEORI

1.    ASI EKSKLUSIF

a.    Pengertian

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air

putih sampai bayi berumur 6 bulan ( Hubertin, 2002 ). ASI Eksklusif adalah pemberian

ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian

makanan lain ( Hubertin, 2004 ).ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan

tambahan lain pada bayi baru lahir sampai 6 bulan ( Martadinata, 2007 ).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa disertai makanan atau minuman

lainnya seperti air putih, susu formula, jeruk, pisang, bubur, dsb. Diberikan pada bayi

usia 0-6 bulan ( Irraningrum, 2007 ).

Pemberian ASI secara eksklusif selama beberapa minggu setelah lahir akan

menurunkan resiko menderita eksim ektopik di tahun pertama kehidupan, disamping itu

juga menjalin keakraban.

Bayi yang diberi minum ASI harus bekerja keras menghisap putting susu,

sedangkan bayi peminum susu botol pasif saja menanti tetesan susu dari botol.

Dampaknya karena harus bekerja, bayi yang minum ASI akan segera berhenti

menghisap jika dia telah merasa kenyang. Sebaliknya bayi peminum susu botol tidak

Page 7: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

akan berhenti meneguk susu kecuali botolnya telah kosong, hal yang cepat mengarah

ke obesitas (Arisman, 2004).

b.    Komposisi Kandungan ASI

ASI mengandung semua gizi yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan pertama

kehidupan dianjurkan agar pada masa ini bayi hanya diberikan ASI.

1). Protein

Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kwalitas protein sangat penting selama satu

tahun pertama kehidupan bayi.

a)    Protein yang utama adalah whey. Whey adalah protein yang halus, lembut, mudah

dicerna.

b)    ASI mengandung Akfa Laktalbumin.

c)    Protein lainnya yaitu taurin, taurin adalah protein otak yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak, susunan syaraf, pertumbuhan retina.

d)    Laktoferin adalah protein yang mengangkut zat besi dari ASI ke darah sebagai

pembunuh / penghancur bakteri yang jahat dan memberikan bakteri usus yang baik

menghasilkan vitamin.

e)    Lysosyme adalah suatu kelompok antibiotik alami didalam ASI.

2). Lemak

Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah – ubah kadarnya. Kadarnya

bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh.

3). Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa, ASI mengandung lebih banyak laktosa

dibandingkan dengan susu mamalia lainnya.

Page 8: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

a)    Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak.

b)    Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa. Galaktosa merupakanmakanan vital

bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.

c)    Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan

tulang.

d)    Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu laktobacillus

lifidus.

e)    Laktosa oleh fermentasi akan menjadi asam laktat dan asam laktat ini akan

menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.

4). Vitamin, mineral, dan zat besi.

5). Garam, kalsium, dan fosfat.

6). Dan adanya sel – sel darah putih sebagai zat pelindung dalam tubuh bayi dari kuman –

kuman jahat. ( Utami Roesli, 2000 ).

c.    Pengelompokkan ASI

1)    ASI stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakn cairan yang pertama disekresi

oleh kelnjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4, volume berkisar 150-300/24 jam.

Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi - komposisi

lemak dan sel – sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih

dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu

ke-1 sering defekasi dan berwarna

2)    ASI stadium II

Page 9: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-

10. komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi

dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai

stabil begitu juga dengan kondisi fisik ibu.

3)    ASI stadium III

ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai

seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus menerus berubah yang

disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi

mulai diperkenalkan dengan makanan selain ASI.

d.    Manfaat dan Keunggulan ASI

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut

manfaat terpenting yang diperoleh bayi:

1)    ASI sebagai nutrisi

Air Susu Ibu secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayi, misalnya ASI dari

SEOrang ibu yang kebutuhan bayi prematur. Komposisinya akan berbeda dengan ASI

yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.

ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk sedangkan

ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.

ASI merupakan gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang

disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang

paling sempurna, baik kwalitas maupun kwantitas.

2)    ASI meningkatkan daya tahan tubuh dari bayi

Page 10: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Bayi saat lahir akan membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai

kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zatnya

menurun dan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi

kesenjangan kekebalan pada bayi, maka bayi perlu diberi ASI karena ASI adalah cairan

hidup yang mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit.

3)    ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan

Kecerdasan berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor yang

mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak dan faktor penting

dalam proses pertumbuhan otak adalah nutrisi.

Nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, banyak terdapat dalam ASI,

karena kandungan daripada ASI seperti yang disebutkan diatas mencakup semua yang

diperlukan dalam pertumbuhan otak terutama taurin, laktosa, asam lemak ikatan

panjang (DHA, AA, Omega-3, Omega-6).

4)    ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berasa dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan

kasih sayang ibunya dan ia pun akan merasa aman dan tentram. Perasaan inilah yang

akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang

percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

e.    Manfaat Lain Pemberian ASI Bagi Bayi :

1)    Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi kebutuhan tunggal untuk memenuhi semua

kebutuhan pertumbuhan sampai usia 4-6 bulan.

2)    Meningkatkan daya tahan tubuh.

3)    Melindungi anak dari serangan alergi.

Page 11: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

4)    Mengandung asam lemak untuk pertumbuhan otak.

5)    Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.

6)    Membantu pembentukan rahang yang bagus.

7)    Mengurangi resiko terkena penyakit kanker, kencing manis.

f.     Cara Pemberian ASI Yang Baik

1)    Ibu duduk atau berbaring dengan santai dan nyaman.

2)    Untuk menjaga bayi gunakan bantal atau selimut.

3)    Gendong bayi setinggi payudara, gunakan bantal untuk menyangga punggung lengan

bayi.

4)    Ibu mengatur posisi bayi sehingga tubuh bayi miring menghadap ibuserta perut bayi

menempel perut ibu.

5)    Siku dengan lengan bawah ibu menyangga kepala ,leher dan punggung bayi, tangan

ibu memegang bokong atau paha atas bayi.

6)    Lengan bayi lebih dekat ke ibu, diusahakan melingkari tubuh ibu agar tidak

menghalangi mulut bayi ketika menghisap putting.

7)    Tangan ibu yang sebelah memegang payudara dengan bentuk C yaitu ibu jari berada

diatas dan keempat jari lainnya berada dibawah, hal ini bertujuan untuk menyangga

payudara dan akan lebih mudah dalam mengarahkan dan memasukkan putting susu

keluar dari mulut bayi dan menekan dagu bayi.

8)    Sentuh bibir bayi dengan putting susu, gerakan putting susu ke atas dan ke bawah

untuk merangsang bibir bayi sampai bayi membuka lebar mulutnya.

9)    Mulut bayi terbuka lebar agr putting dan areola payudara bisa masuk ke mulut bayi.

g.    Waktu Pemberian ASI / Frekwensi Pemberian ASI

Page 12: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Watu pemberian ASI tergantung pada berat badan bayi, bayi dengan berat badan 2,5

kg - 3 kg perlu minum 3 jam sekali, jadi dalam 24 jam pemberian ASI sebanyak 8 kali,

sedangkan berat bayi dapat mengikuti jadwal, maka susuilah setiap bayi lapar

sekalipun setiap 2 jam. Jika bayi tidur terus melewati waktu minumnya sebaiknya

dibangunkan.

h.    Hambatan Pemberian ASI

1)    Putting Susu Nyeri

Salah satu penyebab susu nyeri adalah karena bayi menghisap susu dengan posisi

yang salah. Bayi tidak cukup banyak memasukkan areola ke mulutnya. Dan hanya

menghisap dari ujung putting susu saja.

2)    Putting Susu Pecah

Bila bayi terus menyusu dengan posisi yang salah, bisa terjadi kerusakan kerusakkan

kulit putting susu, sehingga terjadi celah atau retak. Bakteri dapat memasuki jaringan

payudara dan menyebabkan mastitis atau abses payudara.

3)    ASI Tersumbat

Saat menyusui ada satu atau lebih saluran ASI tersumbat dan ASI tidak dapat mengalir

keluar. Hal ini dapat menyebabkan payudara merah dan sakit, bila tidak diobati dapat

terjadi infeksi.

4)    Mastitis

Putting buah dada terasa sakit dan bengkak, panas dan badan seluruhnya merasa tidak

enak. Infeksi payudara dapat terjadi 1-3 minggu sesudah melahirkan dan dapat terjadi

sebagai komplikasi tersumbatnya saluran ASI yang tidak diobati.

Page 13: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

5)    Abses Payudara

suatu abses atau penahan payudara tidak karena infeksi umum dan mengadakan

komplikasi lokal dengan akumulasi penahanan disuatu bagian payudara.

6)    Ibu Sakit

Pada umumnya kebanyakan jenis penyakit ibu tidak menghalangi ibu untuk

melanjutkan pemberian ASInya namun bila sakit sebaiknya konsultasikan dengan

ahlinya.

7)    Kelelahan Ibu

Semua wanita akan merasa lelah dalam minggu pertama setelah ia melahirkan dan

harus memberikan bayinya ASI. Kemungkinan adanya ketegangan – ketegangan

selama melahirkan mempengaruhi tenaganya karena itu ibu perlu untuk memulihkan

tenaganya.

8)    Ibu Bekerja

Ibu pekerja diluar rumah bukan alasan menghentikan menyusui. Ibu harus mampu

mengatur jadwal dalam pemberian ASI dan waktu bekerja.

2.    PERTUMBUHAN BAYI

a.    Pengertian

Pertumbuhan bayi adalahsesuatu yang dimulai dari umur, berat badan, panjang

badan dan lingkar kepala.

Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh

yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur ( Depkes RI, 1992 )

Page 14: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran

atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu ( Markum dkk, 1992 )

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur

dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang

dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Pola pertumbuhan berat badan bayi/BB (weight) dan panjang badan/PB (length)

bayi digambarkan dalam KurvaPertumbuhan atau Weight/Length Chart. Rentangnya

dari 5% sampai 95%. Apabila bayi berada dalam chart tersebut, maka bayi masih

dikatakan normal. Namun, berada di luar chart baik lebih rendah atau lebih tinggi tidak

bisa dinilai ada kelainan, harus diperiksa penyebabnya apa. Misalnya faktor genetik.

b.    Pertambahan berat badan bayi

Sebesar 113-142 gram sepekan masih tergolong normal. Nancy Mohrbacher dan

Julie Stock, dalam bukunya “The Breastfeeding Answer Book” (2003) menulis, khusus

bayi ASI bobotnya dalam waktu 5-6 bulan rata-rata akan menjadi dua kali lipat barat

lahir.

c.    Tahap pertumbuhan

Pertumbuhan bayi dimulai dari umur dan berat badan. Tentu saja ini hanya patokan

dasar saja, karena tiap anak berbeda-beda tahapannya.

Umur Berat Badan

1 bulan 3,0 – 4,3 kg

2 bulan 3,6 – 5,2 kg

3 bulan 4,2 – 6,0 kg

4 bulan 4,7 – 6,7 kg

5 bulan 5,3 – 7,3 kg

Page 15: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

6 bulan 5,8 – 7,8 kg

7 bulan 6,2 – 8,3 kg

8 bulan 6,6 – 8,8 kg

9 bulan 7,0 – 9,2 kg

10 bulan 7,3 – 9,5 kg

11 bulan 7,6 – 9,9 kg

12 bulan 7,8 – 10,2 kg

d.    Petunjuk yang dapat di pakai untuk mengetahui produksi ASI

Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang dapat di pakai

sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah :

1). ASI yang banyak dapat merembes ke luar melalui puting

2). Sebeluim di susukan payudara terasa tegang

3). Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur.

a). Umur Kenaikan berat badan rata-rata

1-3 bulan 700 gr/bulan

4-6 bulan 600 gr/bulan

7-9 bulan 400 gr/bulan

10-12 bulan 300 gr/bulan

b). Pada umur 5 bulan tercapai 2 x berat badan waktu lahir.

c). Pada umur 1 tahun tercapai 3 x berat badan waktu lahir.

4). Jika ASI cukup, setelah bayi menyusui bayi akan tertidur/ tenang selama 3-4 jam.

5). Bayi kencing lebih sering,sekitar 8 kali sehari.

e.    Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi

1.    Faktor genetik

Page 16: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah

dibuahi, dapat ditentukan kwalitas dan kwantitas pertumbuhan.

Termasuk faktor genetik antara lain :

a.    Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik

Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan

secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di

negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang

kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal bahkan kedua faktor ini

dapat menyebabkan kematian anak – anak sebelummencapai usia balita.

b.    Jenis kelamin

Dikatakan anak laki – laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi

belum diketahui secara pasti mengapa demikian.

c.    Ras / suku bangss

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras / suku bangsa.

2.    Faktor lingkungan

a.    Faktor lingkungan pranatal

1.    Gizi ibu pada waktu hamil

2.    Mekanis

3.    Toksin / zat kimia

4.    Stress

b.    Faktor lingkungan postnatal

1.    Lingkungan biologis

a.    Ras / suku bangsa

Page 17: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

b.    Jenis kelamin.

c.    Umur.

d.    Gizi.

e.    Perawatan kesehatan.

2.    Faktor fisik

a.    Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.

b.    Sanitasi.

c.    Keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian.

d.    Radiasi.

3.    Faktor psikososial

a.    Stimulasi.

b.    Motivasi belajar.

c.    Ganjaran atau hukuman yang wajar.

d.    Stress.

e.    Sekolah.

f.     Cinta dan kasih sayang.

4.    Faktor keluarga dan adat istiadat

a.    Pekerjaan / pendapatan keluarga.

b.    Pendidikan Ayah / Ibu.

c.    Jumlah saudara.

d.    Jenis kelamin dalam keluarga.

e.    Kepribadian Ayah / Ibu.

f.     Adat istiadat.

g.    Agama.

( Soetjiningsih, 1995 )

Page 18: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

B. KERANGKA KONSEP

Pemberian ASI eksklusif  Faktor Genetik

a. Faktor bawaanb. Jenis kelaminc. Ras/suku bangsa

2. Faktor Lingkungan

a. lingkungan pranatalb. lingkungan prenatal

Penambahan berat badan bayi 

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

Sumber : Soetjiningsih, 1995

Page 19: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

C.   HIPOTESIS

Ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan Penambahan Berat Badan bayi di

Puskesmas Karang Pule.

Page 20: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

BAB III

METODE PENELITIAN

A.   Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif

dengan Penambahan Berat Badan Bayi”.

1.    Tempat penelitian

a). Tempat penelitian ini dilaksanakan Di Puskesmas Karang Pule Kota Mataram.

b). Cakupan isi Data ASI Eksklusif

2.    Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus

B.   Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yaitu dimana peneliti

hanya melakukan pengamatan saja atau melakukan pengukuran–pengukuran saja dan

tidak melakukan intervensi (Notoatmodjo, 2005). Rancangan penelitian menggunakan

cross sectional, yaitu penelitian yang pengukuran variabel - variabelnya dilakukan

hanya satu kali pada satu saat (Notoatmodjo, 2005).

C.   Populasi Dan Sampel

Page 21: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

1.    Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. (Notoatmodjo, 2003). Dalam

penelitian ini, populasinya adalah bayi

Yang berumur lebih dari 0-12 bulan.

2.    Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan yang menjadi

sampel pada penelitian ini adalah sampelnya bayi yang berusia 6 bulan yang di batasi

dengan kriteria inklusi dan eksklusi :

a). Kriteria Inklusi

adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi target terjangkau yang akan

diteliti. (Nursalam, 2001).

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

- Bayi yang lahir dengan berat badan normal.

b). Kriteria Eksklusi

adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari

studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2001).

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

-          Bayi yang mengalami sakit berat pada usia 0-6 bulan.

-          Bayi dengan cacat kongenital

D.   Identifikasi Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

Page 22: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

1.    Variabel Independent

Variabel Independent adalah suatu variabel yang bersifat bebas, atau biasa

disebut variabel bebas. Variabel independent pada penelitian ini adalah pemberian ASI

Eksklusif.

2.    Variabel Dependent

Variabel dependent adalah suatu variabel yang bersifat terikat, atau biasa

disebut variabel terikat. Variabel dependent pada penelitian ini adalah tingkat

penambahan berat badan bayi.

E.   Data Yang Dikumpulkan

1.    Data sekunder

Yaitu bila pengumpulan data yang di inginkan di peroleh dari orang lain atau tempat lain

dan tidak di lakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto, 2001)

a.    Meliputi data mengenai jumlah bayi yang diberikan ASI Eksklusif.

b.    Meliputi data mengenai pertambahan berat badan bayi.

c.    Gambaran umum lokasi penelitian yaitu puskesmas karang pule kota mataram Yang Di

Peroleh Dari Profil Puskesmas.

F.    Cara Pengumpulan Data

1.    Data tentang gambaran umum lokasi penelitian dikumpulkan melalui data monografi

kelurahan

Page 23: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

2.    Datatentang pemberian asi ekslusif diperoleh melalui rekam medik.

3.    Data tentang penambahan berat badan bayi diambil dengan rekam medik.

G.   Cara Pengolahan Data

1.    Data tentang pemberian ASI Eksklusif diolah dengan cara deskriptif kemudian

menggunakan tabel frekuensi.

2.    Data tentang penambahan berat badan bayi diolah dengan cara deskriptif dengan

menggunakan tabel frekuensi:

a).  Berat badan lebih : X > 1 SD

b).  Berat badan normal : 2SD < X < 1SD

c).   Berat badan kurang : 3SD< X < 2SD

d).  Berat badan sangat kurang : X < 3SD

H.   Analisa Data

Data tentang pemberian ASI Eksklusif dengan tingkat pertumbuhan berat badan

Bayi diwilayah kerja Puskesmas Karang pule dianalisa dengan menggunakan uji Chi-

Squaredan pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan komputer melalui program

SPSS 13.00.

I.      Definisi Operasional

No VariabelDefinisi

OperasionalAlat ukur Cara Ukur

Hasil

UkurSkala

1 ASI

Eksklusif

Pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah

Format pengumpulan Data

Penelusur

an Rekam

Nomina

l

Page 24: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulanDikategorikaASI Eksklusif

        Jika Bayidiberikan hanya ASI sampai dengan usia 6 bulan.Non ASI Eksklusif

       - Jika bayi diberikan makanan atau minuman selain ASI pada usia 6 bulan.

medic

2 Penambaha

n berat

badan bayi

Kenaikan berat

badan bayi

pada usia 6

bulan yang di

ukur dengan

satuan gram.

Dikategorikan

        BB lebih

        BB Normal

        BB kurang

Format

pengumpul

an Data

Penelusur

an Rekam

medik

Ordinal

Page 25: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

        BB sangat

kurang

Page 26: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.   HASIL PENELITIAN

1.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a.    Keadaan Geografis

Puskesmas Kediri merupakan Pukesmas yang dilengkapi dengan Sarana Rawat

Inap yang berada dalam wilayah Kecamatan Kediri di Kabupaten Lombok Barat dengan

keadaan sebagai berikut :

1)    Batas Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Kediri yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kediri

berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Labuapi

Sebelah Timur : Kecamatan Kuripan

Sebelah Barat : Kecamatan Gerung

Sebelah Selatan : Kecamatan Kuripan

2)    Luas Wilayah Kerja

Puskesmas Kediri mencangkup wilayah 8 (delapan) Desa dan 65 Dusun dengan

luas wilayah keseluruhan 21,64 Km2 dengan luas per Desa sebagai berikut :

Tabel. 4.1 Wilayah dan Jumlah Dusun per Desa Wilayah Kerja Puskesmas Kediri.

Page 27: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

No DESALUAS

WILAYAH( KM2)

JUMLAHDUSUN

1 Kediri 4,72 11

2 Montong Ara 2,81 13

3 Gelogor 1,68 6

4 Rumak 3,23 4

5 Ombe Baru 1,79 4

6 Banyu Mulek 2,43 16

7 Jaga Raga Indah 3,20 6

8 Dasan Baru 1,78 5

21,64 65

3)    Kondisi Wilayah

Kondisi wilayah kerja Puskesmas Kediri merupakan wilayah dataran rendah

dengan jalur angkutan perhubungan antar desa sebagian besar merupakan sarana

jalan beraspal san jalan tanah. Sarana transportasi lancar dengan fasilitas sarana

angkutan pedesaan, cidomo, dan ojek.

b.    Demografi

1)    Jumlah Penduduk

Puskesmas Kediri menyediakan pelayanan kesehatan untuk 55060 jiwa (jumlah

riil) yang tersebar di 8 (delapan) Desa di sebagian wilayah Kecamatan Kediri, dengan

rincian jumlah penduduk per desa adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga dan Kepadatan Penduduk Per Desa di Wilayah Puskesmas Kediri Tahun 2009.

No Desa JumlahPendudu

k(riil)

JlhRuma

hTangg

KepadatanPenduduk

(km2)

Page 28: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

a (kk)1 Kediri 17.222 3.456 6.8552 Montong

Ara6.741 1.226 3.760

3 Gelogor 5.479 1.720 6.4514 Rumak 4.177 1.391 2.3315 Ombe Baru 3.895 1.083 1.4406 Banyu

Mulek4.931 3.042 1.948

7 Jaga Raga Indah

4.773 1.348 8.132

8 Dasan Baru 3.342 916 1.13855.060 14.182 32.056

2)    Mata Pencaharian

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kediri sebagian besar adalah sebagai

petani, pegawai negeri dan wiraswasta/ pengusaha.

2.    Gambaran Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 4.3. Pemberian ASI Ekslusif oleh Sampel di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009

No Pemberian ASI EkslusifFrekuensi

(n)Persentase

(%)1. ASI Ekslusif 122 77,7

2. Non ASI Ekslusif 35 22,3

Jumlah 157 100,0

Dari tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa dari 157 sampel sebagian besar

memberikan ASI ekslusif kepada bayinya yaitu sebanyak 122 sampel (77,7%), dan

selebihnya memberikan ASI non ekslusif yaitu sebanyak 35 sampel (22,3%)

3.    Gambaran Pertambahan Berat Badan Bayi

Tabel 4.4. Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberikan ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009

Page 29: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

NoPertambahan

Berat Badan Bayi Frekuensi

(n)Persentase

(%)1. Lebih 3 2,45

2. Normal 116 95,10

3. Kurang 3 2,45

4. Sangat Kurang 0 0

Jumlah 122 100,0

Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat dilihat bahwa dari 122 bayi yang

mendapatkan ASI ekslusif sebagian besar mengalami pertambahan berat badan yang

normal yaitu sebanyak 116 sampel (95,10%), dan sebagian kecil sampel bayinya

mengalami pertumbuhan berat badan yang lebih dan kurang yaitu masing-masing

sebanyak 3 sampel (2,45%).

Tabel 4.5. Pertambahan Berat Badan Bayi yang diberikan ASI Non Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009

NoPertambahan

Berat Badan Bayi Frekuensi

(n)Persentase

(%)1. Lebih 0 0

2. Normal 2 5,71

3. Kurang 24 68,57

4. Sangat Kurang 9 28,12

Jumlah 35 100,00

Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat dilihat bahwa dari 35 bayi yang

mendapatkan ASI Non Ekslusif sebagian besar mengalami pertambahan berat badan

yang kurang yaitu sebanyak 24 sampel (68,57%), dan sebagian kecil sampel bayinya

mengalami pertumbuhan berat badan yang normal yaitu sebanyak 2 sampel (5,71%).

4.    Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009

Page 30: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Untuk mencari hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan pertambahan

berat badan bayi, maka dilakukan tabulasi silang antara variabel pemberian ASI ekslusif

dengan variabel pertambahan berat badan bayi dan dilakukan uji statistik dengan Chi

Square. Adapun tabulasi silang antara pemberian ASI ekslusif dengan pertambahan

berat badan bayi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Kediri Tahun 2009

NoPertambahan Berat Badan

Bayi

Pemberian ASI EKslusifTotal P

valueASI Ekslusif

ASI Non Ekslusif

N % N % n %1. Lebih 3 1,9 0 0,0 3 1,9 0,000

2. Normal 116 73,9 2 1,3 118 75,2

3. Kurang 3 1,9 24 15,3 27 17,2

4. Sangat Kurang 0 0,0 9 5,7 9 5,7

Jumlah 122 77,7 35 22,3 157 100,0

Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 157 sampel sebagian besar yang

mendapatkan ASI ekslusif mengalami pertambahan berat badan yang normal yaitu

sebanyak 116 sampel (73,9%) dan tidak ada sampel yang mengalami pertambahan

berat badan yang sangat kurang. Sedangkan yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif dari

9 bayi semuanya mengalami pertambahan berat badan yang sangat kurang dan tidak

ada bayi yang mengalami berat badan yang lebih.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p (0,000)

< α (0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI

Ekslusif dengan pertambahan berat badan bayi.

B.   PEMBAHASAN

Page 31: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

1.    Identifikasi Pemberian ASI Ekslusif oleh Sampel di Puskesmas Kediri Tahun 2009

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

telah memberikan ASI ekslusif kepada bayinya yaitu 77,70% (122 sampel). Hal ini

menunjukkan bahwa kesadaran ibu sudah sangat tinggi dalam memberikan ASI ekslusif

pada bayinya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mia Mega Sari

di Kelurahan Dasan Agung Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan Tahun 2005 lebih

banyak ibu yang memberikan ASI Ekskiusif daripada ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif yaitu sebanyak 69,4%, sedangkan yang tidak memberikan ASI Eksklusif

sebanyak 30,6% (Sari, 2005).

Pemberian ASI adalah intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan

kelangsungan hidup bayi dan tumbuh kembangnya secara optimal. Pasalnya, hanya

ASI yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup bayi dalam 6 bulan pertama tanpa

tergantikan susu formula. Jelasnya, ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk bayi,

khususnya untuk melindungi dari infeksi pernafasan, diare, alergi, sakit kulit, asma dan

obesitas.

Pemberian ASI sesungguhnya adalah hak dan tanggung jawab yang besar

manfaatnya. Pada ibu, menyusui dapat menurunkan risiko terhadap pendarahan,

kanker payudara dan kanker ovarium, menunda kehamilan berikutnya serta

menurunkan resiko patah pada tulang panggul. Beberapa hal yang menjadi kendala

sosialisasi ASI ini di antaranya, rendahnya pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI dan

cara menyusui yang benar, termasuk menyusui dini atau inisiasi ASI dini.

Page 32: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Selain itu, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan di Indonesia, sebagian

besar masih belum bisa mendukung program peningkatan pemberian ASI. Tambahan

lagi adanya kndala social budaya, berkaitan banyaknya mitos-mitos dan berbagai

kebiasaan yang tidak mendukung pemberian ASI sejak dini seperti kolostrum tidak

baik atau bahkan bahaya bagi bayi; bayi butuh teh atau cairan khusus lainnya sebelum

menyusui; bayi tidak akan kekurangan cairan bila hanya diberi kolostrum atau ASI saja;

bayi akan kedinginan atau ibu terlalu lelah menyusui setelah proses kelahiran.

Mengingat ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi, WHO

menganjurkan agar selama usia 0 sampai enam bulan bayi hanya diberi ASI sebagai

menu utama dan satu-satunya. Anjuran ini sangat beralasan karena selain memiliki

jenis yang sama dan zat kekebalan, kandungan ASI juga bisa mencerdaskan bayi.

2.    Identifikasi Pertambahan Berat Badan Bayi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan

bahwa sebagian besar bayi mempunyai pertambahan berat badan yang normal yaitu

sebanyak 118 sampel (75,16%). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi dalam

keadaan normal dengan kata lain gizi yang dibutuhkan oleh bayi sudah terpenuhi.

Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi badan yang dianggap normal pada

bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg dan banyak bayi yang

sehat berat badannya kurang atau lebih dari angka-angka tersebut tanpa ada masalah.

Bayi biasanya kehilangan berat badan di hari-hari pertama setelah kelahiran

sekitar 10 persen dari berat lahir masih dianggap tidak apa-apa. Ini disebabkan oleh

kehilangan kotoran (mekonium) melalui pup dan urin yang merupakan hal yang wajar.

Page 33: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali berat lahirnya yaitu sekitar hari

ke-10. Banyak bayi yang sehat membutuhkan waktu yang lebih lama. (

www.wikipedia.com )

Berat badan bayi meningkat secara tidak teratur. Terutama sekali pada bayi

yang disusui. Bila dirata-rata, peningkatan berat badan berkisar pada 150-200 g per

minggu, biasanya melambat setelah usia tiga bulan dan menjadi lebih lambat lagi

setelah enam bulan. Tentu saja ada waktu dimana bayi mengalami dorongan

pertumbuhan yang cepat dan mengalami kenaikan berat badan atau tumbuh lebih dari

biasanya. (Depkes RI, 1992)

3.    Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Pertambahan Berat Badan Bayi

Hasil uji statistik menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara

pemberian ASI eksklusif dengan pertambahan berat badan bayi. Bila dilihat dari hasil

tabulasi silang bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif tidak ada yang mengalami

pertambahan berat badan yang sangat kurang dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI

eksklusif. Hal ini karena ASI eksklusif memberikan gizi yang cukup terhadap bayi

seperti yang diungkapkan dalam buku Departemen Kesehatan Jakarta (1997:2) yang

mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif kepada

bayi antara lain karena bayi akan mendapatkan gizi yang cukup serta zat kekebalan

terhadap berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus jamur, dan parasit yang

sering menyerang manusia sehingga bayi dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi

(Dep Kes, 1997:11).

Page 34: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

Menurut BKKBN (2006) dikemukakan bahwa pada usia bayi 0-1 tahun, ASI

merupakan makanan yang terpenting bagi pertumbuhan otak. Semakin banyak bayi

mendapat ASI eksklusif, maka dalam pertumbuhan ketak, bayi lebih sehat, lebih

cerdas, lebih stabil emosinya, lebih peka sikap sosial dan lebih kuat sifat spiritualnya.

Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan bayi tersebut

dikemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat

dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama empat sampai enarn bulan

pertama kehidupannya. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang paling baik

untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Hanafi, 2004).

Kandungan nutrisi pada ASI tentu saja berbeda dari susu sapi yang merupakan

bahan susu formula. Kandungan lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang,

sedangkan susu sapi mengandung lemak ikatan pendek. Lemak ikatan panjang adalah

cikal bakal DHA dan AA untuk perkembangan otak. Karena itulah kenapa produsen

susu formula menambahkan produknya dengan kandungan DHA dan AA yang tak

terdapat pada susu sapi.

Akan tetapi, DHA dan AA tambahan ini baru bisa terserap dengan baik jika bayi

memiliki enzim penyerapan yang cukup. Padahal, enzim dalam tubuh bayi masih belum

berfungsi penuh dan jumlahnya sedikit. Zat penyerapan DHA dan AA sudah terdapat

dalam ASI, sehingga mudah diserap oleh tubuh. Sedangkan susu formula tidak disertai

enzim penyerapan sehingga lebih bergantung pada enzim bayi yang sudah ada.

Akibatnya, penyerapan jadi tidak maksimal atau malah sedikit sekali.

Page 35: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi
Page 36: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan pada bab

sebelumnya serta tujuan khusus yang dikemukakan di awal bab, maka peneliti dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.    Dari 157 sampel yang diteliti sebagian besar telah mendapatkan ASI ekslusif yaitu

sebanyak 77,70%.

2.    Sebagian besar sampel yang diteliti mengalami kenaikan berat badan yang normal

yaitu sebanyak 75,16% dan kebanyakan bayi yang minum Asi eksklusif mengalami

penambahan berat badan bayi yang normal sebanyak 73,9 %.

3.    Ada hubungan yang antara pemberian Asi Ekslusif dengan penambahan berat

badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri tahun 2009.

B.   Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai

berikut:

1.    Ibu di harapkan agar memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sehingga bayi

memperoleh gizi yang cukup di sertai dengan penambahan berat badan bayi.

2.    Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman dalam meningkatkan status

gizi pada bayi sehingga bayi bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 37: Hubungan ASI Dengan Penambahan Berat Badan Bayi

3.    Untuk tenaga kesehatan agar tetap menjalankan fungsinya sebagai penyuluh,

terutama dalam hal pemberian informasi mengenai manfaat dari Pemberian ASI

Eksklusif.