HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

10
HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT Damai Yanti ABSTRAK Wanita usia 20-30 tahun dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Pada rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur ibu melahirkan dengan kejadian sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat. Penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dari rekam medik RSUD Cibabat dan analisis secara statistik menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian uji statistik didapatkan bahwa P Value 0,467> a (0,05). Selain itu, didapat hitung (Person Chi Square) adalah 1,522. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%, diperoleh tabel sebesar 5,991. Karena hitung < tabel , maka H O diterima/tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu melahirkan dengan kejadian SC.Penelitian menyimpulkan bahwa kejadian SC di RSUD Cibabat pada Bulan Januari-Maret 2009 tidak ditentukan oleh umur ibu yang melahirkan.Disarankan adanya peningkatan penyuluhan tentang kehamilan risiko tinggi kepada remaja dan para ibu tentang bahaya dan komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan di usia rawan. Kata Kunci : Umur,Sectio Caesarea.

description

Wanita usia 20-30 tahun dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Pada rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur ibu melahirkan dengan kejadian sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat. Penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dari rekam medik RSUD Cibabat dan analisis secara statistik menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian uji statistik didapatkan bahwa P Value 0,467> a (0,05). Selain itu, didapat hitung (Person Chi Square) adalah 1,522. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%, diperoleh tabel sebesar 5,991. Karena hitung

Transcript of HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN

OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

Damai Yanti

ABSTRAK

Wanita usia 20-30 tahun dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan.

Pada rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu

memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur ibu melahirkan dengan kejadian

sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat. Penelitian menggunakan

metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dari rekam medik

RSUD Cibabat dan analisis secara statistik menggunakan uji Chi-square. Hasil

penelitian uji statistik didapatkan bahwa P Value 0,467> a (0,05). Selain itu, didapat

hitung (Person Chi Square) adalah 1,522. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05

atau 5%, diperoleh tabel sebesar 5,991. Karena hitung < tabel, maka HO diterima/tidak

ada hubungan yang signifikan antara umur ibu melahirkan dengan kejadian

SC.Penelitian menyimpulkan bahwa kejadian SC di RSUD Cibabat pada Bulan

Januari-Maret 2009 tidak ditentukan oleh umur ibu yang melahirkan.Disarankan

adanya peningkatan penyuluhan tentang kehamilan risiko tinggi kepada remaja dan

para ibu tentang bahaya dan komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan di usia

rawan.

Kata Kunci : Umur,Sectio Caesarea.

PENDAHULUAN

Proses persalinan tidak selalu normal yang disebabkan karena beberapa masalah

yang menyertai kelahiran per vaginam. Salah satu tindakan yang dilakukan dalam

menangani masalah tersebut adalah dengan Sectio Caesarea. Sectio Caesarea

merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan

uterus (LIU, T.Y, 2008).

Kebanyakan komplikasi terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Banyak di

antara ibu yang berkategori tidak berisiko ternyata mengalami komplikasi. Sebaliknya,

Page 2: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

di antara ibu yang di kategorikan berisiko, ternyata persalinannya berlangsung normal.

Karena itu, pendekatan yang dianjurkan adalah menganggap bahwa semua kehamilan

itu berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses ke pertolongan persalinan

yang aman dan pelayanan obstetri (Saifuddin, 2005:6).

Masalah yang menyertai kelahiran per vaginam seperti semakin besarnya jumlah

ibu tua yang mengandung dan kesiapan penolong terhadap tindakan untuk komplikasi

kelahiran operatif per vaginam merupakan faktor-faktor yang menyebabkan

peningkatan angka Sectio Caesarea (Liu, 2008:227).

World Health Organization (WHO) memberikan rekomendasi untuk usia yang

dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Tapi

mengingat kemajuan teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun masih boleh untuk hamil

(Dewi, yusmiati dan fauzi, D.A, 2008:28).

Wanita usia 20-30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan

persalinan. Pada rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim

sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan.

Umumnya secara mental pun siap, yang berdampak pada perilaku merawat dan

menjaga kehamilannya secara hati-hati. Sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya

merupakan masa transisi. Kehamilan pada usia ini masih bisa diterima asal kondisi

tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk gizinya, dalam keadaan

baik (Dewi, yusmiati dan fauzi, D.A, 2008:29).

Menurut WHO (World Health Organization) risiko kematian pada persalinan usia

remaja kurang dari 19 tahun, dua kali lipat dari risiko melahirkan di usia lebih dari 20

tahun. Angka risiko kematian pada persalinan ini akan menjadi 5 kali lebih tinggi bila

melahirkan di usia antara 10 sampai 15tahun (www.kaltimpost.com, 2008).

Kehamilan remaja termasuk kehamilan risiko tinggi, yang akan

meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya. Semakin muda usia ibu

yang sedang hamil, maka risiko yang dihadapi akan menjadi semakin besar. Penyulit

yang terjadi selama kehamilan dan persalinan pada kehamilan remaja lebih besar

dibandingkan dengan kehamilan usia lebih 20 tahun (www.kaltimpost.com, 2008).

Beberapa komplikasi yang sering timbul pada kehamilan remaja antara lain

adalah terjadinya “keracunan” kehamilan atau biasa disebut eklampsia yang ditandai

tekanan darah tinggi dan kejang, perdarahan pada saat atau sesudah persalinan,

persalinan macet yang akhirnya menjalani operasi Caesar, bayi berat badan lahir

rendah (BBLR), cacat pada janin, dan infeksi. Semua komplikasi tersebut berisiko

Page 3: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

menyebabkan kematian pada ibu maupun kematian pada bayi (www.kaltimpost.com,

2008).

Risiko komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan akan semakin tinggi

seiring semakin mudanya usia seorang remaja. Risiko komplikasi tertinggi akan terjadi

pada kehamilan remaja di usia 14 tahun ke bawah, karena rongga panggul belum

tumbuh berkembang matang sehingga rongga panggulnya sangat sempit. Hal ini

menyebabkan persalinan macet, sehingga ketika melahirkan, rongga panggulnya tidak

bisa dilalui oleh kepala bayi yang normalnya berdiamater antara 9-10 cm. Bila

demikian, maka persalinan harus melalui operasi Caesar (www.kaltimpost.com, 2008).

Kelainan power yang memungkinkan dilakukannya Caesar, misalnya daya

mengejan yang lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang

mempengaruhi tenaga ibu. Ibu hamil yang usianya lebih dari 35 tahun juga dapat

menjadi alasan tindakan ini. Selain kelainan power, kelainan passeger diantaranya

bayi terlalu besar, bayi melintang, bayi sungsang, bayi tertekan terlalu lama pada pintu

atas panggul, dan janin menderita denyut jantung lemah (Faizah Fauzan, 2003).

Sementara itu kelainan passage yang membuat Caesar dapat dilakukan diantaranya

sempitnya panggul (Wardoyo, Hasto, 2007:55-56).

Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit Cibabat tahun 2007, dari

1533 persalinan, 457 orang (29,8%) mengalami persalinan dengan Sectio Caesarea.

Operasi Caesar dibagi berdasarkan umur <20 tahun sebanyak 19 orang (4%), umur

20-35 tahun sebanyak 363 orang (79,4%) dan umur >35 tahun sebanyak 78 orang

(17%). Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit Cibabat tahun

2008, dari 1700 persalinan terdapat 490 (28,82%) orang yang dilakukan operasi

Caesar. Operasi Caesar dibagi lagi berdasarkan umur, yaitu umur <20 tahun

sebanyak 18 orang (3,67%), umur 20-35 tahun sebanyak 384 orang (78,36%) dan

umur >35 tahun sebanyak 88 orang (17,95%).

Berdasarkan data tersebut, kejadian operasi Caesar yang paling sedikit

adalah pada umur ibu <20 tahun sedangkan kejadian operasi Caesar yang paling

banyak adalah pada ibu-ibu yang berumur antara 20-35 tahun.

Dari data diatas, menimbulkan pertanyaan tersendiri karena berdasarkan

angka kejadian Sectio Caesarea, kehamilan lebih disarankan pada usia <20 tahun

atau >35 tahun dengan alasan jumlah kejadian operasi Caesar pada umur <20 tahun

dan >35 tahun jumlah kejadiannya lebih sedikit dibandingkan dengan umur ibu antara

20-35 tahun.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

Sedangkan berdasarkan teori, kehamilan pada usia <20 tahun bisa

menimbulkan masalah. Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia <20

tahun adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin

terhambat.

Sedangkan kehamilan di atas umur 35 tahun masuk dalam kondisi kehamilan

berisiko tinggi. Risiko terhadap janin biasanya terkait dengan terjadinya kelainan

kongenital. Selain itu, risiko terhadap wanita berkaitan dengan timbulnya penyakit yang

sebelumnya tidak dimiliki oleh wanita tersebut dan pada saat kehamilan penyakit

tersebut muncul, misalnya penyakit yang berhubungan dengan jantung.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Hubungan antara Umur Ibu Melahirkan dengan Kejadian

Sectio Caesarea” di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Bulan Januari sampai

dengan Bulan Maret tahun 2009.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu melakukan

analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dengan faktor efek

(Notoatmodjo, 2005:145).

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005:145-146).

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan antara umur

ibu melahirkan (independen) dengan kejadian Sectio Caesarea (dependen) di Rumah

Sakit Umum Daerah Cibabat pada Bulan Januari s/d Bulan Maret tahun 2009.

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Rumah Sakit

Umum Daerah Cibabat pada Bulan Januari sampai Bulan Maret tahun 2009 yaitu

sebanyak 79 orang yang di dapat dari rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah

Cibabat

Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara bivariat.

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara umur ibu

melahirkan dengan kejadian Sectio Caesarea. Proses pengolahan data yang dilakukan

Page 5: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

dalam penelitian ini adalah uji Chi Square dengan menggunakan tingkat kemaknaan

95% atau nilai alpha 0,05(5%).

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian didapat sebagian besar ibu yang melahirkan di RSUD

Cibabat dengan tindakan operasi Caesar adalah pada umur ibu antara 20-35 tahun

yaitu sebanyak 58 orang (73,41%). Pada umur ibu >35 tahun yang melahirkan

sebanyak 18 orang (22,78%). Sedangkan ibu-ibu yang berumur <20 tahun yang

melahirkan sebanyak 3 orang (3,79%). Kemudian didapatkan data pula ibu yang

melahirkan dengan Sectio Caesarea seluruhnya dari mulai umur <20 tahun, 20-35

tahun dan >35 tahun adalah sebanyak 21 orang (26,58%). Sedangkan persalinan yang

tidak dilakukan Sectio Caesarea adalah sebanyak 58 orang (73,41%). Dapat

disimpulkan bahwa persalinan tanpa dilakukan Sectio Caesarea lebih banyak

dibandingkan dengan persalinan dengan Sectio Caesarea. Sedangkan umur ibu <20

tahun yang melahirkan SC sebanyak 0 orang (0%) dan yang tidak SC sebanyak 3

orang (3,8%), umur ibu 20-35 tahun yang melahirkan SC sebanyak 15 orang (19%)

dan yang tidak SC sebanyak 43 orang (53.4%), umur ibu >35 tahun yang melahirkan

SC sebanyak 6 orang (7,6%) dan yang tidak SC sebanyak 12 orang (15,2%).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa persalinan di RSUD Cibabat dengan tindakan

SC paling banyak adalah pada umur ibu antara 20-35 tahun (19%) sedangkan paling

sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali adalah pada umur ibu <20 (0%), khususnya

pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Maret 2009. Didapatkan data pula bahwa

ibu-ibu yang dilakukan operasi Caesar dengan indikasi Plasenta Previa Totalis (PPT)

pada umur ibu <20 tahun dan pada umur >35 tahun tidak ada seorang pun (0%) yang

dilakukan operasi Caesar dengan indikasi PPT, sedangkan pada umur 20-35 tahun

terdapat 3 orang (100%) yang dilakukan operasi Caesar dengan indikasi tersebut.

Selain itu, tidak terdapat (0%) ibu-ibu yang dilakukan operasi Caesar dengan

indikasi sungsang bokong murni pada umur ibu <20 tahun. pada umur 20-35 tahun

sebanyak 4 orang (80%) dan pada umur ibu >35 tahun sebanyak 1 orang

(20%).Sedangkan ibu-ibu yang dilakukan operasi Caesar dengan indikasi CPD pada

umur ibu <20 tahun tidak ada seorang pun (0%), pada umur 20-35 tahun sebanyak 2

orang (66,66%) dan pada umur ibu >35 tahun sebanyak 1 orang (33,33%).

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Cibabat pada Bulan Januari s/d Bulan Maret

2009, ternyata pada umur ibu yang melahirkan antara 20-35 tahun adalah paling

Page 6: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

banyak dilakukan operasi Caesar dengan indikasi Plasenta Previa Totalis (PPT),

sungsang bokong murni dan CPD.

Setelah dilakukan analisis hubungan maka didapatkan bahwa nilai p value

(0,467) > a (0,05) mempunyai makna Ho diterima. Selain itu, Berdasarkan hasil

pengolahan data didapat juga hitung (Person Chi Square) adalah 1,522. Dengan

menggunakan tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 0,05 atau 5% Df=(jumlah

baris-1)x(jumlah kolom-1)=(3-1)x(2-1)=2 sehingga diperoleh tabel sebesar 5,991

(tabel terlampir). Oleh karena hitung < tabel (1,522 < 5,991), maka HO diterima. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu

melahirkan dengan kejadian Sectio Caesarea (SC). Atau bisa dikatakan bahwa

kejadian SC di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat pada Bulan Januari sampai

dengan Bulan Maret 2009 tidak ditentukan oleh umur ibu yang melahirkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di RSUD Cibabat pada Bulan Januari

s/d Bulan Maret 2009, dapat disimpulkan bahwa indikasi sectio caesarea (Plasenta

previa totalis, sungsang bokong murni dan CPD) ternyata tidak ditentukan oleh umur

ibu yang melahirkan atau bisa dikatakan tidak ada pengaruh umur ibu melahirkan

dengan ketiga indikasi caesar tersebut.Berdasarkan uji statistik dihasilkan nilai p value

(0,467) > a (0,05) mempunyai makna Ho diterima. Selain itu, didapat juga hitung

(Person Chi Square) adalah 1,522. Dengan menggunakan tingkat signifikansi dalam

penelitian ini adalah 0,05 atau 5% Df=(jumlah baris-1)x(jumlah kolom-1)=(3-1)x(2-1)=2

sehingga diperoleh tabel sebesar 5,991,sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara umur ibu melahirkan dengan kejadian Sectio

Caesarea (SC). Atau bisa dikatakan bahwa kejadian SC di Rumah Sakit Umum

Daerah Cibabat pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Maret 2009 tidak ditentukan

oleh umur ibu yang melahirkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT.RINEKA CIPTA.

Danuatmaja, Bonny dan Meiliasari, Mila. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta:

Puspa Swara Anggota IKAPI.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU MELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN OPERASI CAESAR DI RSUD CIBABAT

Dewi, yusmiati, dan fauzi, D.A. Kehamilan Di usia Rawan. Jakarta: Enam Mandiri.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Indiarti, M.T.2007. Caesar, Kenapa tidak?. Yogyakarta: elmatera-publishing.

Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar. Jakarta: Puspa Swara.

LIU, T.Y, 2008. Manual Persalinan edisi 3. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.RINEKA

CIPTA.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediakom.

Rekam medik ruang melati RSUD Cibabat Tahun 2007, 2008,2009.

Saifuddin, Abdul bari.2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal.Jakarta: YBP-SP.

Sulaiman, Sastrawinata. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.

Sumartiningsih, Fr. Maria Susila, dkk.2007.SPSS untuk Penelitian Kesehatan.

Bandung: Dewa Ruchi

Ubaydillah (2008) siaksoft, Jawa Barat (www. siaksoft.com dikutip pada 25 Maret

2009 Jam 19.10 WIB)

Penulis adalah Staf Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Budi Luhur

Cimahi