Persalinan Normal Dan Operasi Caesar

33
BANTUK HADIJANTO TARJOTO 1 PEDOMAN PERSALINAN KLINIK UTAMA SPESIALIS KEBIDANAN & KANDUNGAN FAMILIA 2015

description

Persalinan Normal Dan Operasi Caesar

Transcript of Persalinan Normal Dan Operasi Caesar

BANTUK HADIJANTO TARJOTO

PERSALINAN NORMAL1

PEDOMAN

PERSALINAN

KLINIK UTAMA SPESIALIS KEBIDANAN & KANDUNGAN FAMILIA 2015

Proses persalinan ialah proses keluarnya hasil kehamilan dari badan ibu sehingga lahirlah bayi secara pervaginam, dimana bayi yang dilahirkan sudah dapat bertahan hidup diluar rahim.

SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINAN

Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

1) Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun. Penurunan hormon estrogen dan progesteron ini terjadi karena fungsi dari plasenta sebagai penghasil hormon sudah mulai menua

2) Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

3) Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.

4) Teori iritasi mekanik : dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

KEBERHASILAN PERSALINAN NORMAL.

2

Ibu hamil yang sudah menjalankan perawatan ante natal yang baik akan dapat membuat kesimpulan sementara untuk ramalan keberhasilan persalinan per vaginam. Faktor yang paling menentukan untuk menilai keberhasilan persalinan ini ada FAKTOR 3. P. yaitu :

1. POWER ; Tenaga ibu termasuk disini kekuatan dan keadaan kontraksi / his ibu pada saat persalinan berlangsung dan kekuatan mengejan pada saat kala pengeluaran janin. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik ibu, tidak anemia dan tidak mengidap penyakit yang berat / menahun seperti TBC, Peny. Paru menahun, Peny. ginjal, Peny. Jantung, Peny, kurang GIZI, DM, Tumor ganas dsbnya, pemeriksaan laboratorium terutama kada Hb,Ht,Gula Darah Sewaktu dan Albumin sangat berperan dalam menilai POWER ibu hamil.

2. PASSAGE ; Keadaan jalan lahir, termasuk disini keadaan, bentuk dan ukuran panggul. Perhatikan ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm umumnya panggulnya sempit dan tidak memungkinkan untuk dilewati janin per vaginam. Juga para ibu yang pernah akami sakit tulang panggul akibat jatuh, patah tulang panggul, polio, panggul miring akan sulit melahirkan cara biasa.

3. PASSANGER : Ini adalah keadaan bentuk, letak janin, posisi dan ukuran (berat badan) janin. Berat badan bayi untuk persalinan yang nyaman seberat 2800 – 3200 gram, Letak paling bagus untuk persalinan per vaginam ialah posisi letak kepala. Bila posisi lintang pasti

3

harus operasi Caesar. Untuk letak sungsang dapat melahirkan

Gambar 1. Posisi & kedudukan normal bayi dalam rahim

pervaginam bila bukan kehamilan anak pertama. Juga pada janin yang mengalami kelainan HYDROCEPHALUS, tidak bisa persalinan per vaginam.

Faktor 3 P selalu dipertimbangkan sebelum ibu hamil menentukan cara persalinan pervaginam atau bedah CAESAR. Dapatkan keterangan dari dokter atau bidan tentang faktor 3P terakhir untuk dibawa ke ruang bersalin.

KAPAN PERSALINAN DIKATAKAN NORMAL ?

Proses persalinan ini dikatakan normal bila :

Bayi lahir tunggal. Umur kehamilan antara 37 sampai 42 minggu.

4

Lahir dengan kepala terlebih dahulu. Berat badan bayi antara 2500 sampai 3999 gram. Lama persalinan tidak lebih dari 18 jam. Lahir dengan tenaga ibu sendiri. Plasenta lahir dengan spontan, lengkap, perdarahan

normal ( kurang dari 500 cc . Setelah anak lahir dan plasenta lahir tidak terjadi

perdarahan, infeksi atau penyulit yang lain. Bayi lahir menangis dan tidak didapatkan kelainan

cacat bawaan. Selama masa nifas tidak didapatkan penyulit atau

komplikasi yang nyata.

Bila persalinan tidak memenuhi kriteria tersebut diatas disebut persalinan tidak normal (persalinan patologis).

TAHAPAN PERSALINAN.

Setiap proses persalinan terdapat beberapa tahapan mekanisme persa- linan, yang dikenal dengan istilah “KALA PERSALINAN”. Umumnya kala persalinan ini dibagi dalam 4 kala, yaitu :

KALA I, ( KALA PEMBUKAAN ) yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembukaan mulut rahim dari awal pembukaan sampai pembukaan lengkap (10 cm).

KALA II, ( KALA PENGELUARAN ) yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pengeluaran janin. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.

KALA III, dikenal dengan nama KALA URI yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pelepasan dan lahirnya uri (plasenta) dimulai dari saat bayi telah lahir sampai uri lahir.

5

KALA IV, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pengawasan persalinan setelah bayi dan uri lahir. Umumnya diambil 2 jam pertama setelah uri lahir.

I. KALA I (KALA PEMBUKAAN)Kala pembukaan diawali dengan adanya HIS ( kontraksi yang teratur ) minimal 10 menit sekali dengan durasi kontraksi ( waktu yang dihitung dari saat mulai ada kontraksi sampai kontraksi menghilang ) minimal 30 detik, dengan rasa sakit yang menjalar dari arah pinggang ke arah kemaluan. Ibu hamil biasanya sudah mulai mendesah kesakitan,

Lama kala pembukaan pada persalinan primipara ( bersalin untuk pertama kali ) memakan waktu 18 jam, sedangkan pada multipara ( per- salinan kedua atau lebih ) memakan waktu kurang lebih 7 jam. Pada persalinan grande multipara ( persalinan anak ke empat atau lebih ) persalinan dapat berjalan lebih lama lagi.

Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu :

FASE LATENProses persalinan sudah dinyatakan mulai berlangsung sampai pembukaan 3 cm. Biasanya berlangsung antara 7 sampai 8 jam. Pada umumnya ibu bersalin pada fase laten masih bisa bercanda.Tanda dan gejala fase laten ini ialah adanya kontraksi rahim yang teratur (HIS). Ibu hamil merasakan seperti ada daya dorong pada rahim yang berjalan antara pinggang ke arah tulang kemaluan. Ini terjadi karena kontraksi rahim tersebut akan menarik mulut rahim keatas sehingga dapat membuka.

6

Proses persalinan dikatakan benar-benar sudah mulai bila kontraksi dikatakan teratur dan sudah berjalan dengan jarak kurang dari 10 menit sekali dengan lama kontraksi antara 35 – 60 detik. Pada perabaan dinding rahim / perut akan teraba pengerasan karena kontraksi tersebut, sehingga dindng rahim tersebut bila ditekan akan merasa sakit dan rabaannya keras. Bila pada rabaan masih teraba lunak berarti kontraksi kurang bagus.Pada prinsipnya his yang baik bersifat makin lama makin sakit, makin lama makin keras kontraksinya, makin lama makin panjang durasinya, makin pendek jaraknya dan menyebabkan mulut rahim semakin membuka.

FASE AKTIFKala pembukaan fase aktif merupakan kelanjutan dari fase laten dimulai dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan lengkap. Ini terjadi pembukaan yang relatif cepat bertambah dengan waktu antara 4 sampai 6 jam. Rata-rata untuk menambah pembukaan 1 cm diperlukan waktu 30 menit. Pada saat ini biasanya ibu sudah tidak bisa diajak bercanda. Pada fase aktif ini kualitas his semakin baik dengan interval lebih pendek, durasi kontraksi lebih panjang dan lebih sakit. Dikenal satu istilah “maximal slope” yaitu masa pembukaan yang akan berjalan lebih cepat ,antara pembukaan 4 cm sampai 8 cm. Pada kondisi tidak ada permasalahan proporsi kepala dan rongga panggul terjadi penurunan kepala dengan cepat pula (lihat gambar 3), Kalau hal ini tidak terjadi perlu dicari penyebabnya dari faktor 3 P yang sangat berpengaruh pada proses persalinan. Bila sudah berkontraksi tiap 3 menit akan timbul sensasi ingin mengejan. Apalagi bila pembukaan

7

sudah mencapai lebih dari 7 cm atau bagian kepala janin sudah turun mendekati dasar panggulibu bersalin akan terangsang untuk mengejan. Tetapi karena pembukaan belum lengkap perasaan ini harus diabaikan dulu dengan cara mengambil nafas panjang, dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut pada saat kontraksi timbul. Hal tersebut bertujuan

Gambar 2. Fase laten dan fase aktif persalinan.

8

Gambar 3. Hubungan antara bertambahnya pembukaan dengan penurunan kepala, dimana pada saat pembukaan berjalan cepat

penurunan kepala juga akan menyesuakan.

untuk terjadinya relaksasi otot dinding perut/rahim. Pada akhir fase aktif biasanya terjadi pecahnya kulit ketuban yang menandakan bahwa sebentar lagi akan terjadi pembukaan lengkap untuk masuk ke kala II (kala pengeluaran). Lihat gambar grafik pembukaan dan penurunan kepala janin.

II. KALA II (KALA PENGELUARAN)

Disebut kala pengeluaran karena disini terjadi mekanisme pengeluaran janin. Diawali dengan proses mengejan setiap ada kontraksi setelah kulit ketuban pecah dan pembukaan lengkap ( 10 cm ). Kepala janin bila normal

9

akan keluar dari lubang vagina dalam keadaan menunduk / menghadap ke belakang ibu. Setelah kepala anak lahir akan memutar sesuai dengan letak punggung dan selanjutnya bahu depan dilahirkan, kemudian bahu belakang lahir dan seterusnya badan janin lahir.Gejala dan tanda kala 2 diawali dengan perasaan ibu ingin mengejan, kepala sudah turun didasar panggul, perineum menonjol dan anus membuka.Pada kala 2 penolong persalinan harus memimpin mengejan dimulai pada saat kontraksi datang dan diakhiri pada saat kontraksi menghilang. Biasanya selama 1 kontraksi bisa 2 sampai 3 kali mengejan. His untuk mengejan yang baik lamanya sekitar 60 detik, kontraksinya kuat , terasa lebih sakit dan jaraknya antara 2 – 3 menit sekali.Lama kala 2 yang normal antara 1 sampai 2 jam pada persalinan pertama dan ½ sampai 1 jam pada persalinan

anak kedua atau lebih.

Gambar 4. Mekanisme Persalinan Normal

Setelah terjadi engage-ment, kepala akan turun ke dalam rongga panggul dengan menyesuaikan bentuk panggul akan terjadi rotasi dalam (gambar 1,2, 3).Setelah pembukaan men-jelang lengkap kepala sudah akan menghadap ke bawah sehingga pada saat kepala lahir, kepala dalam keadaan telungkup (gambar 4 & 5).Setelah kepala lahir, kepala akan menyesuaikan dengan letak tulang punggung, sehingga kepala akan memutar ke arah dada (gambar 6).

10

Dengan demikian bahu depan akan berada di bawah tulang kemaluan dan kemudian dilahirkan dengan menarik ke arah bawah,setelah lahir tarikan berubah ke arah atas sehingga bahu belakang lahir (gambar 7 & 8).

Selanjutnya badan bayi akan mudah dilahirkan.

III. KALA III (KALA URI)Kala III ialah waktu yang diperlukan mengeluarkan uri (Plasenta), dimulai dari saat bayi telah lahir sampai uri lahir lengkap. Pada kala uri ini umumnya ditandai dengan mengecilnya volume rongga rahim karena kontraksi yang terjadi setelah bayi lahir. Kontraksi ini dari luar akan tampak rahim yang menonjol ke depan dengan rabaan lebih keras yang menyebabkan plasenta akan lepas dai pelekatannya dan tali pusat menjulur untuk keluar dari rongga rahim bersama plasenta.Pada masa kini ada mekanisme persalinan untuk menjalankan manajemen aktif kala III, sehingga plasenta segera lahir setelah bayi mendapatkan perawatan neonatus ( bayi baru lahir ).

IV. KALA IVKala IV merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir. Tujuannya untuk mengamati atau mengawasi keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

KAPAN IBU HAMIL HARUS BERSIAP DIRI UNTUK BERANGKAT KE RUMAH SAKIT BILA AKAN BERSALIN ?

Ibu hamil bila sudah mencapai umur kehamilan 37 minggu atau lebih pada umumnya akan merasakan tanda-tanda atau gejala-gejala yang seakan-akan

11

merupakan peringatan agar ibu hamil tersebut bersiap diri menyongsong datangnya proses persalinan. Beberapa tanda dan gejala yang akan tampak / terasa pada ibu hamil tua tersebut dapat berupa :

1. Engagement : Ibu hamil merasa kehamilannya akan turun kebawah ( Mlorod Jawa). Bagian terbawah janin akan masuk rongga panggul sehingga rasa penuh didaerah ulu hati berkurang, bernafas akan merasa lebih lega.

2. Dengan masuknya kepala kerongga panggul maka suatu saat kepala akan mencapai dasar panggul sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri yang dirasakan di pinggang, Pada masa ini ibu hamil akan merasa ingin buang air kecil terus menerus karena rongga kandung kemih tertekan oleh kepala bayi.

3. Pada masa mendekati persalinan, ibu hamil akan merasakan daerah vagina relatif basah dikarenakan daerah vagina dan serviks akan mudah terkena infeksi sesaat sehingga banyak mengeluarkan lendir.

4. Perut ibu hamil, akan terasa mengeras yang makin lama makin sakit dan makin sering. Biasanya kondisi tersebut belum teratur datangnya. Bila sudah teratur sepuluh menit sekali ( HIS ) terjadi penurunan kepala dan mulut rahim akan mulai membuka, ini yang disebut mulai masa persalinan. Kontraksi yang belum teratur ini disebut BRAXTON HICKS CONTRACTION sedangkan yang sudah teratur disebut HIS / Kontraksi yang sudah teratur. Bila terjadi BRAXTON HICKS CONTRACTION ibu hamil akan menyadari bahwa persalinan sudah dekat. Hal ini dapat berlangsung 2-3 minggu sebelum persalinan terjadi.

5. Pengeluaran BLOODY SHOW. Terutama pada persalinan anak pertama. Bloody show ini merupakan tanda saja, sehingga orang tua ( ibu hamil ) perlu bersiap diri agar sewaktu-waktu his sudah timbul ibu

12

hamil sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit. Jangan diartikan sebagai persalinan sudah mulai. Bloody show terjadi akibat kedudukan lendir yang merupakan penutup di saluran mulut rahim mulai terlepas, pembuluh darah yang ada disekitarnya juga akan terputus sehingga terjadilah pengeluaran lendir darah ini. Pengeluaran bloody show ini dapat terjadi 2 – 3 hari sebelum persalinan dimulai.

6. Keluhan sering buang air kecil dan perasaan seperti akan buang air besar sering terjadi karena bagian terbawah janin sudah semakin masuk ke rongga panggul / mendekati arah jalan lahir.

7. Gerakan bayi dirasakan makin melambat karena terjadi pengecilan rongga rahim yang disebabkan kontraksi uterus dan produksi air ketuban yang sudah berkurang.

8. Kejadian-kejadian ini akan menimbulkan psikologis ibu hamil tidak stabil, Peran suami dan orang tua akan berarti besar bila dapat menenangkan ibu hamil. Bila keluarga ikut gelisah dapat mengacaukan perencanaan persalinan yang normal.

9. Pada prinsipnya ibu hamil harus menghadapi masa-masa ini dengan keyakinan penuh pada faktor 3 P yang sudah diyakini dengan baik oleh pasien. Tunggulah dengan mengobservasi tanda-tanda persalinan yang sebe-narnya, yakni timbulnya HIS baik yang dapat membuka mulut rahim.

10.Perlu diperhatikan beberapa tanda bahwa persalinan TIDAK DAPAT BERLANGSUNG DENGAN NORMAL bila : Pecahnya kulit ketuban terjadi sebelum persalinan

masuk pada fase aktif. Disebut KETUBAN PECAH DINI.

Perhatikan warna air ketuban yang pecah, bila kehijauan atau berbau maka segera bawa ke rumah sakit.

13

Terjadi pengeluaran darah pada jalan lahir yang tidak normal, ini termasuk kasus PERDARAHAN ANTE PARTUM. Segeralah kerumah sakit.

Bila ada nyeri perut, nyeri punggung, kontraksi rahim yang sering dan perdarahan jalan lahir, serta ibu mengalami penurun aktifitas. Segera ke rumah sakit, ini bahaya SOLUSIO PLASENTA.

Terjadi pengeluaran bagian dari janin melalui vagina: pengeluaran tali pusat janin. Atau pengeluaran tangan atau kaki janin

KAPAN IBU HAMIL YANG AKAN MELAHIRKAN BERANGKAT KE RUMAH SAKIT ?

Dengan melihat penjelasan mekanisme persalinan tersebut di atas, tentu ibu hamil yang akan melahirkan harus berangkat ke rumah sakit dengan prinsip tidak terlalu lama menunggu tetapi juga tidak boleh terlambat sampai ke rumah sakit.

Untuk itu ibu hamil yang akan melahirkan paling baik berangkat ke rumah sakit pada menjelang fase laten berakhir. Biasanya saat ini his sudah berjalan 5 – 6 menit sekali dengan lama kontraksi sekitar 50 – 60 detik. Ibu sudah mulai merasa sakit tetapi masih bisa berjalan dengan baik. Pada saat ini perjalanan persalinan mungkin akan memakan waktu sekitar 5 jam lagi sebelum pembukaan masuk kala II (kala pengeluaran).

Pada persalinan anak kedua atau lebih, proses persalinan akan berjalan lebih cepat sehingga keberangkatan ibu ke rumah sakit bisa di percepat pula.

Pada saat berangkat ke rumah sakit, perlengkapan yang harus dibawa ialah buku periksa ibu hamil / buku merah

14

jambu, surat pengantar perawatan, hasil USG,hasil laboratorium dan obat-obat yang pernah di dapat. Serahkan pada bidan jaga untuk selanjutnya di serahkan ke dokter / bidan penolong persalinan

KAPAN PERSALINAN DILAKUKAN

DENGAN BANTUAN TINDAKAN ?

Apakah aku bisa melahirkan normal ? Pertanyaan ini selalu muncul pada ibu hamil apabila kehamilan sudah melebihi 30 minggu atau pada saat memesuki trimester ke III.

Menjawab pertanyaan ini maka sebenarnya kita harus melihat faktor yang ada pada ibu hamil sendiri.

Ada faktor 3 P terpenting untuk persalinan bisa berjalan secara normal yaitu :

1. POWER ; Power ialah tenaga ibu. Termasuk disini kekuatan dan keadaan kontraksi / his ibu pada saat persalinan berlangsung dan kekuatan mengejan pada

15

saat kala pengeluaran janin. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik ibu.

Terpenting disini ialah keadaan fisik ibu apakah masih dalam batas normal tidak. Pada ibu dengan keadaan sehat dan bugarmerupakan modal utama dalam menyusun tenaga untuk menjalani persalinan. Ibu yang tidak anemia dan tidak mengidap penyakit yang berat / menahun seperti TBC, Peny. Paru menahun, Peny. ginjal, Peny. Jantung, Peny, kurang GIZI, DM, Tumor ganas dsbnya, merupakan faktor yang diperhitungkan.

Pengamatan power dilakukan dengan seksama,di laporkan tiap 30 menit sekali dan dilihat apakah his semakin baik atau tidak (lihat gambar pada persalinan normal).Bila terdapat kemunduran his yang di tandai dengan lama kontraksi jaraknya makin panjang durasinya makin pendek dan rasa sakitnya berkurang ini akan menyebabkan terjadinya proses persalinan yang lambat (partus tak maju).Pada keadaan ini power perlu di perbaiki.

Perbaikan power ini dapat dilakukan dengan bebagai cara yaitu:

1.Pecahkan selaput ketuban,bila kepala sudah masuk panggul .

2.Peebaikan his dengan pemberian tablet prostaglandin yang di berikan dengan dosis rendah dulu kemudian di evaluasi setelah 2 jam.Bila his nya sudah baik persalinan akan maju.

3.Perbaikan his dengan pemberian infus oksitisin yang di teteskan dengan jumlah tetesan dinaikkan secara bertahap sampai his baik,untuk mendapatkan kemajuan persalinan.

Keuntungan perbaikan dengan infus ini ialah his bisa diatur sesuai daya tahan sakit si ibu,bila kontraksi terlalu kuat dan memberikan sakit berlebih maka tetesan dapat dikurangi.Terpenting adalah pemantauan kemajuan persalinan harus sesuai dengan grafik kemujuan persalinan.

16

2. PASSAGE ; Kedaan jalan lahir, termasuk disini keadaan, bentuk dan ukuran panggul. Perhatikan ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm umumnya panggulnya sempit dan tidak memungkinkan untuk dilewati janin per vaginam. Juga para ibu yang pernah alami sakit tulang panggul akibat jatuh, patah tulang panggul, polio, panggul miring akan sulit melahirkan cara biasa.

Panggul yang baik ialah panggul yang bentuknya genekoid yang akan mudah dilalui kepala janin.Bila panggul bentuknya tidak simetri,agak segitiga atau memanjang kedepan dan ke belakang atau memanjang kesamping perlu di prhatikan karena ini dapat mempersulit masuknya kepala ke dalam rongga panggul.

Dikenal istilah disproporsi kepala panggul yaitu adanya ketidak serasian antara bentuk/ukuran panggul dengan ukuran kepala janin.Disproporsi kepala panggul ini ada berbagai macam antara lain :ukuran panggul normal dengan kepala janin yang besar atau ukuran panggul sempit dan bentuknya tidak ginekoid dengan kepala janin yang normal.Bila di dapati adanya disproporsi kepala panggul maka persalinan tidak dapat pervaginam,berarti harus dilakukan opersi caesar.

3. PASSANGER : Ini adalah keadaan bentuk, letak janin, posisi dan ukuran (berat badan) janin. Berat badan bayi untuk persalinan yang nyaman seberat 2800 – 3200 gram, Letak paling bagus untuk persalinan per vaginam ialah posisi letak kepala. Bila posisi lintang pasti harus operasi Caesar. Untuk letak sungsang dapat melahirkan pervaginam bila bukan kehamilan anak pertama. Juga pada janin yang mengalami kelainan HYDROCEPHALUS, tidak bisa persalinan per vaginam.

Faktor passanger ini sangat erat dengan ada tidaknya disproporsi kepala panggul,sehingga pemeriksaan usg

17

untuk mengukur lingkar kepala dan berat badan janin pada akhir trimester III sangat di anjurkan.

Faktor passanger juga dapat di perhitungkan adanya kelainan bawaan janin misalnya hidrocepalus, annencepalus, bayi kembar siam, yang dapat menyebabkan sulitnya persalinan pervaginam,berarti harus dilkukan operasi caesar.

Bila Faktor 3 P ternilai baik maka ibu hamil harus berfikiran positif untuk bisa menjalani persalinan per vaginam secara normal. Tetapi bila dokter mempertimbangkan adanya salah satu faktor P yang meragukan maka bisanya akan dilakukan informed concent dokter terhadap pasien dan keluarganya apakah persalinan akan dilakukan pervaginam dulu atau langsung bedah CAESAR. Ini adalah hal yang sangat menentukan untuk prognosis dari kehamilan berikutnya. Perencanaan ingin punya anak berapa orang perlu menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan persalinan dengan bedah Caesar atau tidak.

Selain tiga faktor 3P tersebut diatas, beberapa ahli berpendapat bahwa faktor suksesnya persalinan pervaginam dipengaruhi juga oleh beberapa hal, antara lain :

Persiapan mental / psikologis ibu hamil.Seorang ibu hamil diharapkan sudah matang untuk menyadari bahwa proses persalinan itu membutuhkan waktu dan menimbulkan rasa sakit yang periodik yang terasa semakin sakit bila mendekati kala pengeluaran, maka ibu hamil tersebut akan mendapatkan persalinan lebih lancar dibandingkan dengan ibu yang belum matang.Beberapa hal yang perlu disiapkan oleh ibu hamil tersebut harus meliputi persiapan menghadapi rasa sakit pada persalinan dan menguasai bagaimana proses persalinan itu akan berjalan. Untuk ini pada saat ibu hamil diatas 32 minggu sebaiknya melakukan kursus simulasi persalinan bersama dengan latihan senam hamil (senam yang meliputi latihan gerakan-

18

gerakan pada pesalinan, pengaturan pernafasan dan pengaturan pengejanan). Banyak buku yang bisa diplajari untuk senam hamil ini.Pada kursus simulasi persalinan ibu hamil dan suaminya akan mendapat pelajaran tentang proses persalinan sebagai kelanjutan dari senam hamil. Suami diharapkan juga bisa menguasai bagaimana proses persalinan ini terjadi dan dapat selalu mengingatkan kepada istrinya pada saat persalinan berlangsung.Dengan demikian ibu hamil akan lebih siap mental dan psikologisnya dalam menghadapi persalinan

Pemilihan penolong Persalinan dan Tempat Persalinan.Bila seorang ibu hamil menghadapi persalinan sudah mempunyai pilihan penolong / tempat persalinan, maka ibu hamil tersebut akan lebih mantap untuk menjalankan proses persalinan ini. Untuk mendapatkan penentuan penolong / tempat persalinan harus dirintis sejak pemeriksaan hamil, dimana akan terjalin hubungan batin antara ibu hamil dan penolong persalinan sehingga bila terdapat penyulit pada saat berjalannya persalinan akan mudah diatasi bersama.Ada faktor psikologis yang merugikan bila persalinan berjalan ditempat / rumah bersalin / rumah sakit yang pernah terjadi kegagalan didalam persalinan atau pernah terjadi kegagalan dalam perawatan / pengobatan teman dekat atau saudaranya ditempat tersebut.

Ibu hamil yang akan bersalin dan keluarganya hendaknya sudah menyadari alternatif pengelolaan selanjutnya bila terjadi penyulit pada persalinan baik pada saat proses persalinan berjalan maupun setelah bayi dilahirkan. Perhatikan kemungkinan penyulit pasca persalinan pada ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan (neonatus).

Beberapa pengertian yang perlu dimengerti pada ibu yang akan melahirkan pervaginam antara lain :

1.Partus tak maju yaitu persalinan tidak maju setelah 2 kali evaluasi pada persalinan kala 1.

19

2.Partus macet yaitu persalinan yang tidak mengalami kemajuan setelah di pimpin mengejan 1 jam pada persalinan kala 2.

3.Inertia uteri sekunder yaitu terjadinya kemundyran kualitas his yang menyebabkan persalinan tidak maju. Bisa terjadi pada persalinan kala 1 atau kala .

4.Gawat janin,yaitu terjadinya perubahan denyut jantung janin yang memberikan pertanda bahwa janin akan mengalami kekurangan oksigen sehingga bila di teruskan dapat menyebabkan kematian janin pada saat proses persalinan.

Bila kita mendapatkan 4 tanda tersebut di atas maka perlu mendapat tindakan bantuan persalinan apakah tetap persalinan pervaginam dengan bantuan alat vakum atau dilakukan operasi Caesar.

PERSALINAN BERBANTU DENGAN EKSTRAKSI VAKUM

Definisi

Ekstraksi Vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (Vakum) pada kepala janin. Alat ini dinamakan ektraktor vakum.

Sejarah

Gagasan untuk mehirkan kepala janin dengan memakai tenaga vakum, mula-mula dipelajari oleh Young (1706) dari Inggris, yang kemudian secara berturut-turut dikembangkan oleh ahli-ahli obstetri di negara-negara Eropa dalam bentuk yang bermacam-macam.

Bentuk ekstraktor vakum yang bermacam-macam ini ternyata kurang populer dalam pemakainanya karena, banyak hambatan-hambatan teknik. Akhirnya pada tahun 1952-1954 Tage Malmstorm dari Gothenburg, Swedia menciptakan ekstraksi vakum.

Cara Kerja

20

Pada prinsipnya dengan adanya tekanan negatif pada satu mangkok besi/ plastik yang ditempelkan pada kepala akan menyebabkan terbuatnya tonjolan pada kepala yang memungkinkan untuk dilakukan tarikan sebagai bantuan pengejanan ibu bersalin pada persalinan kala 2.

Tarikan dilakukan sesuai arah sumbu panggul yang akan dilalui kepala janin. Dilakukan tarikan bila bersamaan dengan pengejanan ibu sesuai kontraksi rahim yang terjadi.

Hal ini akan memudahkan lahirnya kepala, selanjutnya proses persalinan dilanjutkan seperti persalinan normal.

Kepala janin setelah lahir akan tampak benjolan pada puncak kepala yang dapat hilang 2-3 hari kemudian.

Indikasi

1. Indikasi IbuUntuk memperpendek kala 2, misalnya: pada penyakit jantung dan penyakit paru-paru kronik

2. Indikasi WaktuKala 2 yang memanjang

3. Indikasi JaninGawat janin

Indikasi Kontra

1. Ibua. Ruptura Uterib. Pada penyakit-penyakit dimana ibu tidak boleh

mengejan, misalnya payah jantung, pre-eklamsia berat

2. Pada Janina. Letak mukab. Letak Sungsangc. Janin Prematur

Komplikasi Tindakan Ekstraksi Vakum

21

1. Pada IbuPerdarahan, trauma jalan lahir, infeksi.

2. Pada Janina. Lecet pada kulit kepalab. Benjolan pada kepala c. Hematoma pada kepala

KAPAN HARUS OPERASI CAESAR ?

Operasi Caesar dikenal sebagai metode persalinan operatif. Tindakan ini populer sejak tahun 1500 sejak terjadinya operasi Caesar sukses pertama kali dengan ibu bertahan hidup yang dijalani ibu istri Jacob Nufer di Siegershausen, Swiss. Sebelumnya semua ibu yang menjalani operasi Caesar meninggal karena mengalami infeksi yang berat,Selanjutnya setelah ditemukan obat antibiotik, infeksi dapat dicegah. Sekarang Operasi Caesar sudah sedikit sekali komplikasinya.

Untuk itu sekarang disepakati INDIKASI untuk TINDAKAN OPERASI CAESAR sbb :

1. Disproporsi Kepala Panggul. Adanya ketidak seimbangan antara kepala Janin dan luas pintu atas panggul ibu (CPD). Terjadi pada ibu dengan panggul sempit dan bayi normal, panggul cacad dan bayi normal atau bayi besar dengan panggul normal.

2. Bayi sangat besar ( makrosomia) dengan berat janin > 4000 gram.

3. Kegagalan proses persalinan normal, indikasi ibu,indikasi waktu, partus tak maju atau partus macet.

4. Terjadinya gawat janin. Denyut jantung janin tak teratur, denyut jantung janin > 160 bpm atau < 100 bpm. ( fetal distress)

5. Pre Eklampsia berat / Eklampsia, hipertensi berat.

22

Selama Bedah Caesar Ibu tetap sadar dan dapat mencium dan menyusui bayinya.

6. Ibu Kelelahan, impending gagal nafas7. Ancaman Ruptura Uteri8. Kegagalan persalinan dengan alat bantu (ekstraksi forsep

atau ekstraksi vakum)9. Kegagalan persalinan induksi. 10.Kelainan letak : Letak lintang dan Primi Sungsang.11.Ibu hamil dengan Herpes Vaginalis / Varices vaginalis

luas. 12.Perdarahan ante Partum, Plasenta Previa, Solutio

Plasenta,13.Riwayat Infertilitas / Bayi Tabung

23

14.Kehamilan aterm dengan didapati adanya tumor yang mengganggu jalan lahir, misalnya mioma uteri yang letaknya dekat dengan mulut rahim, kista ovarium yang berada pada rongga dibelakang mulut rahim sehingga menyebabkan jalan lahir terhalang.

15.Angka D-Dimer tinggi pada Anti-Phospholipid Syndrome16.Kehamilan dengan Riwayat Operasi Plastik vagina, Crohn

disease,17.Kehamilan dengan bekas operasi uterus (miomectomi) 18.Kehamilan dengan bekas operasi Caesar, ( Indikasi

Relatif ) 19, Ibu hamil dengan DM dan bayi cenderung besar

MACAM OPERASI CAESAR

Pada awalnya operasi caesar dilakukan dengan menyayat dinding perut pada garis tengah kemudian dilanjutkan dengan irisan pada badan rahim secara memanjang. Teknik ini akan memudahkan pengeluaran janin dari rahim tetapi kerugiannya akan menyebabkan adanya jejas operasi yang memanjang yang mudah membuka kembali pada saat kehamilan/persalinan berikutnya. Operasi ini disebut cara klasik dan dimasa sekarang sudah mulai di tinggalkan.Operasi caesar yang sekarang dianjurkan ialah secara transperitoneal profunda yaitu, melakukan irisan melintang pada dinding abdomen diatas tulang kemaluan kemudian dilakukan irisan pada batas atas kandung kemih pada segmen bawah rahim. Irisan ini tidak memudahkan terjadinya robekan spontan pada persalinan kehamilan berikutnya.

Pada operasi caesar dasawarsa terakhir lebih dianjurkan pemberian bius secara regional yaitu secara spinal atau epidural dengan memasukan obat anestesi melalui tusukan jarum spinal. Keuntungan dari cara ini adalah ibu hamil tetap sadar dan dapat menyaksikan bayinya saat setelah dilahirkan. Pasca operasi ibu tersebut dapat langsung makan dan minum. Inisiasi menyusui dini dapat pula dilakukan pada saat operasi berlangsung.

24

Banyak para ibu yang menjalani operasi Caesar dengan anestesi regional bercerita bagaimana senangnya bisa mencium anaknya langsung saat operasi berjalan.

PERAWATAN PASCA OPERASI CAESAR

Bila operasi Caesar dijalankan dengan anestesia regional ibu dapat mobilisasi segera setelah 24 jam. Perasaan sakit pada luka operasi dapat diredam dengan obat-obatan. Perawatan luka operasi setelah 24 jam dapat diganti dengan balutan kedap air agar ibu dapat segera mandi sendiri tanpa khawatir membasahi luka operasi.Pada hari ke-2 keadaan umum ibu diperiksa apakah ada penurunan kadar HB dan peningkatan sel darah putih untuk mengetahui adanya penyulit operasi. Bila kadar HB kurang dari 8 gr% perlu diberikan tranfusi darah. Bila leukosit meningkat melebihi 15.000/mm3 berarti waspada terhadap infeksi pasca bersalin. Pengobatan antibiotika sangat dianjurkan.

Pada hari ke-3 setelah operasi Caesar, ibu dapat dipulangkan.Pada hari ke-10 diharapkan untuk melakukan pemeriksaan ulang untuk mengevaluasi keadaan luka operasi, involusi rahim, perdarahan pervaginam, sekaligus menilai keberhasilan menyusui dan motivasi untuk menjalankan keluarga berencana.

PERSALINAN PERVAGINAM PADA BEKAS OPERASI CAESAR

Banyak yang berpendapat bahwa ibu hamil yang melahirkan pertama dengan operasi Caesar, persalinan berikutnya harus dengan operasi Caesar pula. Tetapi pada 2 dekade terakhir berkembang pendapat bahwa bekas operasi Caesar boleh melakukan persalinan pervaginam dengan ketentuan :

1. Operasi Caesar terdahulu bukan karena ukuran panggul yang sempit.

2. Jenis irisan operasi Caesar terdahulu tidak secara operasi Klasik. Ini berbahaya karena mudah terjadi robekan rahim bila ibu mengejan.

25

3. Jumlah operasi Caesar yang berulang tetapi ibu hamil berkeinginan keras untuk persalinan per vaginam. Bila lebih dari 2 kali operasi Caesar dianjurkan untuk operasi lagi ( indikasi relatif ).

4. Jarak persalinan kedua dengan persalinan pertama lebih dari 18 bulan sejak operasi Caesar ( indikasi relatif.) .

5. Ukuran berat badan bayi masih proporsional terhadap panggul ibu (tidak ada DISPROPORSI kepala panggul).

6. Tidak ada kelainan letak bayi pada saat akan dilahirkan.7. Tidak ada kelainan letak plasenta atau solusio plasenta.8. Keadaan umum ibu harus disiapkan secara optimal.

Penentuan bisa tidaknya persalinan pervaginam pada bekas operasi Caesar sangat tergantung pada kesepakatan bersama antara pasien dan dokter spesialis kebidanan.

SELAMAT MELAHIRKAN

26