HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN ......HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN PROKASTINASI AKADEMIK PADA...

29
HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN PROKASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMK YP DELANGGU OLEH JONATHAN BRIAN SADEWA 80 2010 100 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Psikologi Guna Memenuhi sebagian Dari persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN ......HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN PROKASTINASI AKADEMIK PADA...

  • HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN PROKASTINASI

    AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK

    PEMESINAN SMK YP DELANGGU

    OLEH

    JONATHAN BRIAN SADEWA

    80 2010 100

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Kepada Program Studi Psikologi Guna Memenuhi sebagian Dari

    persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2016

  • 1

    PENDAHULUAN

    Sebagai siswa tentulah banyak sekali tugas-tugas akademik yang harus

    dikerjakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut seringkali siswa melakukan tindakan

    prokrastinasi atau penundaan pengerjaan tugas. Menurut Ghufron (2010), prokrastinasi

    akademik digunakan untuk menunjukan suatu kecenderungan menunda-nunda

    pengerjaan dan penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan yang berhubungan dengan

    aktivitas akademis. Menurut, Ghufron (2010), suatu penundaan tersebut dilakukan oleh

    individu secara berulang-ulang dengan sengaja dan menimbulkan perasaan tidak

    nyaman misalnya perasaan cemas, merasa bersalah, panik dan lain sebagainya. Pada

    lingkungan akademik juga cukup sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi

    di kalangan siswa.

    Individu yang mengalami prokrastinasi sebenarnya bukan karena menghindari

    atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapinya, tetapi individu hanya mengalihkan

    pikiran dan perhatiannya sehingga menunda waktu mengerjakannya yang

    menyebabkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu (Ghufron, 2010).

    Fokus utama dalam diri individu bukan lagi pada sekolah dan menyelesaikan tugas

    sekolah, tetapi pada kegiatan lain yang lebih menyenangkan. Prokrastinasi akademik

    memberikan dampak yang negatif bagi para mahasiswa, yaitu banyaknya waktu yang

    terbuang tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna. Prokrastinasi juga dapat

    menyebabkan penurunan produktivitas dan etos kerja individu sehingga membuat

    kualitas individu menjadi rendah (Utomo, 2010).

  • 2

    Muhid (2009) menuturkan, dalam sebuah penelitian ditemukan faktor pada diri

    individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan

    perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri (self control).

    Self control terbentuk sejak masa kanak-kanak antara 2-3 tahun, yakni ketika

    anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak yang lain dan berusaha

    mengadakan kontak sosial. Selain itu, Hurlock (1997) mengatakan bahwa

    perkembangan kemampuan self control seseorang dipengaruhi oleh faktor perkem-

    bangan fisiologis, pengenalan dan minat sosial, serta kematangan dan faktor belajar

    lingkungan. Self control yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

    individu mengendalikan diri dalam menentukan prioritas yang telah dibuat dan

    mengarahkan perilakunya ke arah yang positif dengan memperhatikan konsekuensi

    jangka panjang terkait bidang akademik.

    Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) menyarankan bahwa self control

    memiliki kapasitas besar dalam memberikan perubahan positif pada kehidupan

    seseorang. Menurut Ray (2011), secara umum self control yang rendah mengacu pada

    ketidakmampuan individu menahan diri dalam melakukan sesuatu serta tidak

    memedulikan konsekuensi jangka panjang. Sebaliknya, individu dengan self control

    yang tinggi dapat menahan diri dari hal-hal yang berbahaya dengan mempertimbangkan

    konsekuensi jangka panjang.

    Menurut Steel (2007) prokrastinasi akademik memiliki korelasi negatif yang

    kuat dengan self control (r = -0,58). Hal tersebut didukung dengan penelitian Aini

    (2011), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara self control

    dengan prokrastinasi akademik. Artinya semakin tinggi self control maka akan semakin

    rendah prokrastinasi, sebaliknya semakin rendah self control maka akan semakin tinggi

  • 3

    prokrastinasi. Namun hasil ini tidak sejalan dengan yang diungkapkan oleh Widyari

    (2013) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara self

    control dengan prokrastinasi akademik siswa di SMPN 86 Jakarta. Yang artinya bahwa

    siswa di SMPN 86 Jakarta masih memiliki self control yang rendah, hal ini

    dimungkinkan karena mereka masih memiliki umur yang muda dan masih memiliki

    sifat anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat kontroversi hasil, oleh

    sebab itu peneliti akan meninjau ulan atau meneliti ulang kedua penelitian tersebut.

    Penelitian ini akan dilakukan di SMK Yayasan Pendidikan Delanggu.

    Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru SMK Yayasan Pendidikan Delanggu

    kelas II jurusan teknik pemesinan, siswa memiliki kecenderungan untuk menunda

    mengerjakan, siswa memiliki kecenderungan untuk menyerah jika ada tugas, dan selalu

    menyerahkan ke siswa yang lebih pintar untuk mengerjakan tugas dan menconteknya.

    Prokrastinasi akademik tersebut terjadi karena adanya siswa kelas SMK Yayasan

    Pendidikan Delanggu kelas II jurusan teknik mesin masih memiliki self control yang

    belum stabil, berdasarkan wawancara pada guru kelas II tersebut siswa kelas II masih

    belum memiliki self control, masih ingin menunjukan jati diri mereka, selain itu juga

    siswa kurang termotivasi dalam mengerjakan tugas karena masih mudah terpengaruh

    oleh teman-teman lainnya.

    Berdasarkan perbedaan pendapat hasil penelitian di atas dan adanya beberapa

    masalah prokrastinasi akademik di SMK Yayasan Pendidikan Delanggu kelas II jurusan

    teknik mesin maka peneliti akan mengkaji persoalan penelitian: Seperti apa hungungan

    self control dan prokrastinasi akademik di SMK Yayasan Pendidikan Delanggu kelas II

    jurusan teknik mesin? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa

  • 4

    hungungan self control dan prokrastinasi akademik di SMK Yayasan Pendidikan

    Delanggu kelas II jurusan teknik mesin.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Prokrastinasi Akademik

    Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk meninggalkan, menunda

    atau menghindari menyelesaikan aktifitas yang harusnya diselesaikan (Tuckman, 1991).

    Prokrastinasi sering dialami oleh hampir setiap orang, termasuk para siswa yang sering

    menunda untuk menyelesaikan segala tanggung jawabnya dalam proses belajar di

    sekolah atau yang biasa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah

    perilaku menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik, dan

    biasanya tugas baru mulai dikerjakan pada saat-saat terakhir batas pengumpulan tugas

    (Ghufron, 2010).

    Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination yaitu terdiri dari

    pro yang berarti bergerak maju dan crastinus yang berarti keesokan hari. Prokrastinasi

    ialah menunda sesuatu hingga waktu berikutnya (Ghufron, 2010). Kehati-hatian,

    kesabaran, dan membuat suatu prioritas sama-sama memiliki unsur penundaan di

    dalamnya tetapi tidak ada yang sama artinya dengan prokrastinasi (Steel, 2007).

    Prokrastinasi merupakan kebiasaan menunda pekerjaan yang sudah terjadwal dan

    penting serta yang seharusnya dapat diselesaikan tepat waktu sampai tiba waktu

    berikutnya sehingga menyebabkan berbagai akibat (Knaus, 2010). Solomon &

    Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik merupakan tindakan

    penundaan yang dilakukan secara sengaja terhadap tugas-tugas dalam lingkup akademik

  • 5

    yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ferrari, Johnson, McCown (1995)

    mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai penundaan dalam melengkapi penilaian

    akademik seperti mempersiapkan ujian, mengerjakan pekerjaan rumah, dan menulis

    makalah.

    Berdasarkan pengertian di atas prokrastinasi akademik adalah tindakan

    penundaan yang dilakukan secara sengaja dalam memulai atau menyelesaikan tugas-

    tugas dalam lingkup akademik.

    Aspek Prokrastinasi Akademik

    Tuckman (1991), salah satu ahli yang mengembangkan alat ukur prokrastinasi,

    membahas perilaku prokrastinasi dari tiga aspek yakni (a) gambaran diri secara umum

    mengenai kecenderungan untuk menunda suatu tugas tertentu, aspek ini merujuk pada

    gambaran seseorang mengenai kebiasaan dan kecenderungannya untuk menunda

    melakukan ataupun menyelesaikan pengerjaan suatu tugas; (b) kecenderungan untuk

    memiliki kesulitan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan ketika

    memungkinkan akan menghindari atau mencari jalan keluar dari hal tersebut, aspek ini

    merujuk kepada kecenderungan untuk menyerah ketika menemui tugas yang sulit dan

    kecenderungan untuk memilih kesenangan yang mudah diperoleh; dan (c)

    kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan keadaan sulit yang dialami, dimana

    aspek ini berfokus pada kecenderungan untuk menghindarkan tanggung jawab dari diri

    sendiri dan menyalahkan orang lain. Kecenderungan ini dapat dilihat dari berbagai hal,

    seperti kepercayaan bahwa orang lain tidak berhak memberikan batas waktu kepada

    individu dalam mengerjakan sesuatu.

  • 6

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya perilaku prokrastinasi

    akademik, Muhid (2009) menuturkan, dalam sebuah penelitian ditemukan faktor pada

    diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan

    perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri (self control). Ferrari,

    Johnson, McCown (1995) menyebutkan beberapa faktor yangmempengaruhi

    prokrastinasi akademik, pertama faktor internal yaitu faktor dalam diri individu yang

    turut membentuk perilaku prokrastinasi, meliputi faktor fisik seperti kondisi fisiologis

    seseorang yang mendorong kearah prokrastinasi seperti kelelahan dan faktor psikologis

    seseorang yang meliputi tipe kepribadian dan motivasi, semakin tinggi motivasi

    intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi suatu tugas, akan semakin rendah

    kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi. Kedua faktor eksternal meliputi

    banyaknya tugas yang menuntut penyelesaian pada waktu yang hampir bersamaan,

    kondisi lingkungan dan pengasuhan otoriter ayah.

    Self Control

    Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), menyatakan bahwa, self control

    bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan dari dalam dirinya sehingga

    mampu membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif sesuai dengan standar

    ideal, nilai-nilai moral dan harapan sosial. Tangney, Baumeister, dan Boone (2004)

    mengusulkan bahwa self control terdiri atas lima aspek berikut ini:

  • 7

    1) Self-discipline, yaitu mengacu pada kemampuan individu dalam melakukan

    disiplin diri. Hal ini berarti individu mampu memfokuskan diri saat melakukan

    tugas. Individu dengan self-discipline mampu menahan dirinya dari hal-hal lain

    yang dapat mengganggu konsentrasinya.

    2) Deliberate/nonimpulsive, yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu

    dengan pertimbangan tertentu, bersifat hati-hati, dan tidak tergesa-gesa. Ketika

    individu sedang bekerja, ia cenderung tidak mudah teralihkan. Individu yang

    tergolong nonimpulsive mampu bersifat tenang dalam mengambil keputusan dan

    bertindak.

    3) Healthy habits, yaitu kemampuan mengatur pola perilaku menjadi kebiasaan yang

    menyehatkan bagi individu. Oleh karena itu, individu dengan healthy habits akan

    menolak sesuatu yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi dirinya meskipun

    hal tersebut menyenangkan. Individu dengan healthy habits akan mengutamakan

    hal-hal yang memberikan dampak positif bagi dirinya meski dampak tersebut

    tidak diterima secara langsung.

    4) Work ethic yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap regulasi diri

    mereka di dalam layanan etika kerja. Individu mampu menyelesaikan pekerjaan

    dengan baik tanpa dipengaruhi oleh hal-hal di luar tugasnya meskipun hal tersebut

    bersifat menyenangkan. Individu dengan work ethic mampu memberikan

    perhatiannya pada pekerjaan yang sedang dilakukan.

    5) Reliability, yaitu dimensi yang terkait dengan penilaian individu terhadap

    kemampuan dirinya dalam pelaksanaan rancangan jangka panjang untuk

    pencapaian tertentu. Individu ini secara konsisten akan mengatur perilakunya

    untuk mewujudkan setiap perencanaannya.

  • 8

    Hubungan Antara Self Control Dengan Prokrastinasi Akademik

    Menurut Steel (2007) dan Aini (2011), menyatakan bahwa prokrastinasi

    akademik memiliki korelasi negatif yang kuat dengan self control. Setiap individu

    memiliki self control yang berbeda-beda, ada yang memiliki self control yang tinggi,

    namun ada pula yang rendah. Semakin tinggi self control maka akan semakin rendah

    prokrastinasi, sebaliknya semakin rendah self control maka akan semakin tinggi

    prokrastinasi.

    Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan

    mengarahkan perilaku, yaitu self control. Menurut Muhid (2009) self control diartikan

    sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk

    perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai salah satu sifat

    kepribadian, self control pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama.

    Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memilikki

    self control yang rendah.

    Individu yang memiliki self control yang tinggi mampu mengubah kejadian dan

    menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa

    pada konsekuensi positif. Dengan kata lain siswa yang mempunyai self control yang

    tinggi akan menggunakan waktu dengan tepat dan mengarah pada perilaku yang lebih

    utama (Zakiyah, 2010). Apabila siswa mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan

    tugas, bila mempunyai self control yang tinggi, mereka akan mampu memandu,

    mengarahkan dan mengatur perilaku dan akan segera menyelesaikan tugas tersebut

    tanpa menubda (prokastinasi). Siswa mampu mengatur waktu dan mengontol diri

  • 9

    sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang

    penyelesaian tugas ( Zakiyah, 2010).

    Seorang siswa yang memiliki self control tinggi dapat mengontrol perilakunya

    untuk segera mengerjakan tugas. Selain itu kemampuannya dalam menafsirkan

    perisitiwa atau kejadian apa yang berkaitan dengan mengerjakan tugas dan kemampuan

    mengambil keputusan yang tepat dalam setiap masalah yang berhubungan dengan

    penyelesaian tugas juga tinggi. Dan sebaliknya siswa yang memiliki self control yang

    rendah maka otomatis kemampuan-kemampuan yang disebutkan di atas juga rendah,

    sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Penelitian Muhid (2009),

    yang menyatakan bahwa self control mempengaruhi kecenderungan perilaku

    prokrastinasi akademik mahasiswa. Begitu pula hasil penelitian Ghufron (2010), yang

    menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh self control seseorang.

    Ilfiandra (2009), juga menyebutkan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi

    prokrastinasi adalah self control. Penelitian Aini (2011), yang menyatakan bahwa

    terdapat hubungan yang negatif antara self control dengan prokrastinasi akademik.

    Artinya semakin tinggi self control maka akan semakin rendah prokrastinasi,

    sebaliknya semakin rendah self control maka akan semakin tinggi prokrastinasi.

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diambil hipotesa:

    Ho : Tidak terdapat hubungan negative antara self control dengan prokrastinasi

    akademik

    Ha : Terdapat hubungan negative signifikan antara self control dengan

    prokrastinasi akademik

  • 10

    METODE PENELITIAN

    Variabel

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel tergantung

    dan variabel bebas.

    Variabel bebas : Self control

    Variabel tergantung : Prokrastinasi akademik

    Definisi Operasional

    Self control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri;

    kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsive.

    Aspek self control menggunakan aspek yang diungkapkan Tangney, Baumeister, dan

    Boone (2004), berikut ini: Self discipline,. Deliberate/nonimpulsive, Healthy habits,

    Work ethic, Reliability.

    Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk meninggalkan, menunda

    atau menghindari menyelesaikan aktifitas yang harusnya diselesaikan (Tuckman, 1991).

    Prokrastinasi akademik menggunakan aspek yang dikemukakan Tuckman (1991),

    seperti: gambaran diri secara umum mengenai kecenderungan untuk menunda suatu

    tugas tertentu, kecenderungan untuk memiliki kesulitan melakukan hal-hal yang tidak

    menyenangkan, dan ketika memungkinkan akan menghindari atau mencari jalan keluar

    dari hal tersebut dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain akan keadaan sulit

    yang dialami.

  • 11

    Populasi dan Sampel

    Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa jurusan kelas II

    jurusan permesinan SMK YP Delanggu yang berjumlah 64 Siswa. Sampel dalam

    penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu semua populasi dijadikan sampel.

    Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswa kelas II SMK

    Yayasan Pendidikan Delanggu kelas II jurusan teknik mesin. Pemilihan kelas II SMK

    Yayasan Pendidikan Delanggu kelas II jurusan teknik mesin karena menurut guru

    penggampu kelas II ini memiliki control diri yang rendah, sering atau tak jarang yang

    mengerjakan tugas, atau dengan kata lain memunculkan prokatinasi akademik yang

    mana tugas tidak diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, tidak mengerjakan

    dirumah melainkan mengerjakan di dalam kelas sebelum dikumpulkan dengan

    mencontek.

    Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai peneliti untuk

    memperoleh data yang diselidiki (Suryabrata, 2004). Metode pengumpulan data dalam

    penelitian ini yaitu dengan memberikan kuesioner kepada siswa jurusan permesinan

    SMK YP Delanggu.

    Skala Pengukuran

    Skala pengukuran self control disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan

    oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) dan prokrastinasi akademik disusun

    berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Tuckman (1990). Kedua variabel ini diukur

    dengan menggunakan skala likert. Range skor untuk pernyataan yang bersifat favorable

  • 12

    adalah 4 (SS), 3 (S), 2 (TS) dan 1 (STS). sedangkan skor untuk pernyataan unfavorable

    adalah 1 (SS), 2 (S), 3 (TS) dan 4 (TS).

    Prokrastinasi akademik dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala yang

    dikemukakan oleh Tuckman (1991). Untuk pernyataan yang bersifat favorable

    sebanyak 18 pernyataan dan unfavorable sebanyak 17 pernyataan. Sementara itu Self

    control dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala yang dikemukakan oleh

    Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Untuk pernyataan yang bersifat favorable

    sebanyak 16 pernyataan dan unfavorable senbanyak 20 pernyataan.

    Uji Validitas dan Reliabilitas

    Uji Validitas : Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan

    sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta

    pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data

    dikatakan valid jika memiliki Corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar 0.3

    (Ghozali, 2005).

    Uji realibilitas : Uji realibilitas diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu

    hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen dikatakan

    reliable bila memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

    Metode Analisis Data

    Untuk menganalisis hubungan antara self control dengan prokrastinasi

    akademik, digunakan analisa korelasi. Metode analisa yang digunakan adalah korelasi

  • 13

    product moment. Perhitungan korelasi dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS

    17.0 for windows.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Uji Daya Beda Item

    Hasil uji untuk variabel Prokrastinasi akademik sebanyak 35 item, diperoleh

    hasil sebanyak 13 item dinyatakan gugur karena memiliki nilai Corrected Item-Total

    Correlation yang lebih kecil dari 0,3, dan sebanyak 22 item dinyatakan tidak gugur

    karena memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation yang lebih besar dari 0,3.

    Ketersebaran data nilai antara 0,3 sampai dengan 0,8.

    Tabel 2

    Sebaran Item Prokrastinasi Akademik

    No Aspek Prokrastinasi Akademik Tidak Gugur Gugur

    1 Gambaran diri secara umum mengenai

    kecenderungan untuk menunda suatu

    tugas tertentu

    1,4,5,8,9,10,11 2,3,6,7

    2 Kecenderungan untuk memiliki kesulitan

    melakukan hal-hal yang tidak

    menyenangkan

    12,13,14,15,17,20

    ,21

    16,18,19,22

    3 Kecenderungan untuk menyalahkan

    orang lain akan keadaan sulit yang

    dialami

    23,24,25,26,28,31

    ,33,35

    27,29,30,32,34

  • 14

    Uji daya beda item untuk Self Control sebanyak 36 item, diperoleh hasil

    sebanyak 14 item gugur karena memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation yang

    lebih kecil dari 0,3, dan sebanyak 22 item dinyatakan tidak gugur karena memiliki nilai

    Corrected Item-Total Correlation yang lebih besar dari 0,3. Ketersebaran data nilai

    valid antara 0,3 sampai dengan 0,6.

    Tabel 3

    Sebaran Item Self Control

    No Aspek Self Control Tidak Gugur Gugur

    1

    Self-discipline/ disiplin diri

    2,3,4,5,6,7,8,33,3

    5,36

    1

    2 Deliberate/nonimpulsive/berhati-hati 9 10,12,13

    3 Healthy habits/perilaku yang

    menyehatkan

    26 27

    4 Work ethic/memberikan perhatian pada

    pekerjaan

    14,32

    15,16,20,23,25,2

    8,30

    5 Reliability/penilaian terhadap

    kemampuan diri

    11,18,21,22,24,29

    ,31, 34

    17 ,19

    Jika dilihat dari uji reliabilitas, variabel prokrastinasi akademik memiliki nilai

    alpha 0,735 dan self control memiliki nilai 0,662 yang keduanya lebih besar dari 0,600

    yang artinya data reliabel dan dapat dinyatakan ke uji selanjutnya.

  • 15

    Uji Asumsi

    Uji asumsi menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui

    normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing masing variabel. Data dari

    variabel penelitian diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov test

    menggunakan SPSS. Hasil diketahui bahwa variabel self control memiliki memiliki

    koefisien normalitas 0,592 (p>0,05) dan prokrastinasi akademik memiliki koefisien

    normalitas 0,222 (p>0,05), yang berarti bahwa variabel self control dan prokrastinasi

    akademik memiliki distribusi normal.

    Uji Linearitas

    Untuk uji linearitas menunjukan bahwa ada hubungan self control dan

    prokrastinasi akademik adalah linear, karena dari hasil uji linearitas diperoleh F beda =

    1,190 dan nilai signifikansi 0,284 (> 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

    hubungan self control dan prokrastinasi akademik ini menunjukan garis yang sejajar

    atau linear.

    Analisis Deskriptif

    1. Prokrastinasi Akademik

    Variabel prokrastinasi akademik akan dibuat sebanyak 3 (tiga) kategori yaitu

    tinggi, sedang, rendah. Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk

    menentukan kategori prokrastinasi akademik mempunyai 22 item yang tidak gugur

  • 16

    dengan pemberian skor antara 1 sampai 4, sehingga secara hipotetik pembagian skor

    tertinggi dan terendah yaitu :

    Jumlah skor tertinggi 22 x 4 = 88

    Jumlah skor terendah 22 x 1 = 22

    Interval = Jumlah skor tertinggi – Jumlah skor terendah

    3 (tiga) kategori

    = 88 - 22

    3

    = 22

    Tabel 5

    Kategorisasi Pengukuran Prokrastinasi Akademik

    Interval Ketegori Jumlah Siswa Persentase Rata-rata

    22 ≤ x < 44 Rendah 10 15,63 %

    59,210

    44 ≤ x < 66 Sedang 35 54,69 %

    66 ≤ x ≤ 88 Tinggi 19 29,69 %

    Jumlah 64 100 %

    Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan prokrastinasi akademik dengan nilai

    rata-rata 59,21 masuk dalam kategori sedang. Sebesar 54,69 % siswa memiliki

    prokrastinasi akademik sedang.

  • 17

    2. Self Control

    Variabel self control akan dibuat sebanyak 3 (tiga) kategori yaitu tinggi, sedang,

    rendah. Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk menentukan kategori self

    control mempunyai 22 item valid dengan pemberian skor antara 1 sampai 4, sehingga

    secara hipotetik pembagian skor tertinggi dan terendah yaitu :

    Jumlah skor tertinggi 22 x 4 = 88

    Jumlah skor terendah 22 x 1 = 22

    Interval = Jumlah skor tertinggi – Jumlah skor terendah

    3 (tiga) kategori

    = 88 - 22

    3

    = 22

    Tabel 6

    Kategorisasi Pengukuran Self Control

    Interval Ketegori Jumlah Siswa Persentase Rata-rata

    22 ≤ x < 44 Rendah 11 17,19 %

    67,510

    44 ≤ x < 66 Sedang 22 34,38 %

    66 ≤ x ≤ 88 Tinggi 31 48,44 %

    Jumlah 64 100 %

  • 18

    Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan self control dengan nilai rata-rata

    67,51 masuk dalam kategori tinggi. Sebesar 48,44 % siswa memiliki self control yang

    masuk dalam kategori tinggi.

    Pengujian Hipotesis

    Hasil korelasi product moment menunjukkan nilai r = - 0,542 (p < 0,05) yang

    berarti bahwa ada hubungan negative signifikan antara self control dengan prokrastinasi

    akademik pada SMK Yayasan Pendidikan Delanggu kelas II jurusan teknik mesin.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 19

    Tabel 7

    Uji Korelasi

    Self

    Control

    Prokrastinasi

    Akademik

    Self Control Pearson

    Correlation

    1 -.542

    Sig. (1-tailed) .000

    N 64 64

    Prokrastinasi

    Akademik

    Pearson

    Correlation

    -.542 1

    Sig. (1-tailed) .000

    N 64 64

    Pembahasan

    Terdapat hubungan negatif signifikan self control dengan prokrastinasi

    akademik siswa pada pada siswa kelas II jurusan permesinan SMK Yayasan Pendidikan

    Delanggu (r = - 0,542, p < 0,05). Artinya semakin tinggi self control maka akan

    semakin rendah prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka

    akan semakin tinggi prokrastinasi akademik.

  • 20

    Adanya hubungan negative signifikan self control dengan prokrastinasi

    akademik pada siswa SMK Yayasan Pendidikan Delanggu kelas II jurusan teknik

    mesin kemungkinan dikarenakan siswa yang mempunyai self control yang tinggi akan

    menggunakan waktu dengan tepat dan mengarah pada perilaku yang lebih utama

    (Zakiyah, 2010). Apabila siswa mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan tugas, bila

    mempunyai self control yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan

    mengatur perilaku dan akan segera menyelesaikan tugas tersebut tanpa menubda

    (prokastinasi). Siswa mampu mengatur waktu dan mengontol diri sehingga dapat

    menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang penyelesaian tugas

    (Zakiyah, 2010). Widyari (2013), mengemukakan pada hakekatnya self control pada

    satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki

    kontrol diri yang tinggi, namun ada pula individu yang memiliki self control yang

    rendah. Subjek dalam penelitian ini memiliki kecenderungan untuk dapat mengontrol

    dirinya dengan baik.

    Subjek dalam penelitian ini memiliki kecenderungan untuk dapat mengontrol

    dirinya dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan rata-rata self control sebesar

    67,510 yang tergolong tinggi, sedangkan untuk prokrastinasi akademik sebesar 59,210

    yang termasuk sedang. Sebagai seorang pelajar yang mempunyai kewajiban untuk

    menuntut ilmu di sekolah, apabila mempunyai self control yang tinggi, mereka akan

    mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya sehingga dapat menyesuaikan perilaku

    mereka dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menunjang kegiatan belajar mereka,

    baik di sekolah maupun di rumah.

    Logue (1995) mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki self control, yaitu

    memegang teguh atau tetap bertahan dengan tugas yang seharusnya dikerjakan

    walaupun menghahapi banyak gangguan, mengubah perilakunya sendiri melalui

  • 21

    perubahan dari beberapa pengaruh aturan norma yang ada, tidak menunjukkan atau

    melibatkan perilaku yang dipengaruhi oleh kemarahan atau emosional, bersifat toleran

    terhadap stimulus yang berlawanan. Sebagai seorang siswa yang mempunyai kewajiban

    untuk belajar, jika mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu,

    mengarahkan, dan mengatur perilaku sehingga dapat menghindari perilaku

    prokrastinasi. Sebaliknya, jika seorang siswa memiliki kontrol diri yang rendah, maka

    akan cenderung untuk melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya, seperti

    berjalan-jalan, menonton televisi dan sebagainya, sehingga cenderung untuk

    mengabaikan tugas-tugas akademiknya.

    Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aini (2011),

    yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara self-control dengan

    prokrastinasi akademik. Sumbangan efektif (R2) sebesar 0,542 atau sebesar 54,20 %

    yang artinya variabel self control berkontribusi terhadap prokrastinasi akademik sebesar

    54,20 %.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Terdapat hubungan negatif self control dengan prokrastinasi akademik siswa

    pada pada siswa kelas II jurusan permesinan SMK Yayasan Pendidikan Delanggu.

    Artinya semakin tinggi self control maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik

    dan sebaliknya semakin rendah kontrol diri maka akan semakin tinggi prokrastinasi

    akademik.

  • 22

    Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saransaran yang dapat

    diberikan adalah sebagai berikut:

    1) Bagi para siswa diharapkan agar tetap dapat mengontrol diri (self control)

    sehingga dapat terus mencegah perilaku prokrastinasi akademik.

    2) Bagi pihak sekolah diharapkan dapat tetap mempertahankan peraturan yang

    sudah ada, karena dapat mengurangi kecenderungan siswa untuk melakukan

    prokrastinasi akademik.

    3) Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut tentang

    prokrastinasi akademik siswa, diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-

    faktor lain yang mungkin berpengaruh, seperti self efficacy, pola asuh orang tua,

    pengaruh teman sebaya dan dapat melakukan penelitian dengan memperluas

    orientasi penelitian pada tingkat pendidikan lain dengan karakteristik subjek

    yang beragam.

  • 23

    DAFTAR PUSTAKA

    Aini, A.N, (2011). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Dalam

    Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Universitas Muria Kudus. Jurnal

    Psikologi Pitutur. Volume I, No 2, Juni 2011

    Ferrari, J.R. Johnson, J.L., & McCown,W.G.(1995).Procrastination and task

    avoidance.New York: Plenum Press

    Ghozali, I, (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan

    Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

    Ghufron, M.N, (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media

    Ilfiandra. (2009). Penanganan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Atas

    (Ko n s e p d a n Ap l i k a s i ) . J u r n a l .http://www.google.com. Diunduh tgl

    28 Oktober 2015

    Hurlock, E, (1997). Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

    Knaus, W. (2010). End Procrastination Now! Get it Done with a Proven Psychological

    Approach.

    Muhid, A. (2009). Hubungan Antara Self -Control dan Self – Efficacy Dengan

    Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Dakwah

    IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol,18.

    Ray, J. V. (2011). Developmental trajectories of self-control: assessing the stability

    hypothesis. [Disertasi]. University of South Florida, South Florida.

    http://scholarcommons.usf.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=4501&context =etd

    [28 Febuari 2016]

    Solomon, L. J, & Rothblum, E. D, (1984). Academic Procrastination: Frequency and

    Cognitive-Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology, Vol.31, No.

    4, 503-509.

  • 24

    Steel, P, (2007). Arousal, avoidant and decisional procrastinators: Do they exist?

    Personality and Individual Differences. 48, 926-934.

    Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High self-control predicts good

    adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success. Journal of

    Personality, 72(2), 271-322.

    Tuckman, B. W. (1991). Measuring procrastination attitudinally and behaviorally.

    Diunduh dari ERIC database. (ED319792)

    Utomo, D, (2010). Hubungan antara pemalasan sosial dengan prokrastinasi akademik.

    Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Diunduh dari

    http://etd.eprints.ums.ac.id/1034 7/1/F100060039.pdf.

    Widyari, H. (2013). Hubungan Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada

    Siswa SMP. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

    Zakiyah, (2010). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Prokrastinasi Akademik

    Siswa Sekolah Berasrama Smp N 3 Peterongan Jombang. Jurnal Psikologi Undip

    Vol. 8, No.2, Oktober 2010