HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ......kuantitas kualitas, komitmen kerja, keefektifan,...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN ......kuantitas kualitas, komitmen kerja, keefektifan,...
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN
KINERJA KARYAWAN PT. SURYA TOTO INDONESIA, Tbk.
OLEH
YOGA PRIMA WIBOWO
802014066
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
ffiPERPUSTAKAAN UNIYERSITAS
LINIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANAJl. Diporcgoro 52 60 Salatiqr 5{)71 1
Jarra Tcnqalt, Incloncsia
Tclp.0298 12l2l2, Far. ()291.1 321+llEnrail : librart'(a aclnr.rrksrv.ctlu ; http: / / librarr'. rrks*'.cdrr
PERNYATAAN TIDAK PTAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Fakultas
Judul tugas akhir
ii .fl I'/Etngr (t,rr"c \L i\.,or-;u
fblct*6( Emait :
?Q*.ao, Program Srudi : ((.q,\oc,l
-Pembimbing l. ftrfiu, [fori* LL,t]-,aers, M (r,,.
2.J
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pemah diajukan untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan baik di Universitas Kristen Satya Wacana maupun di institusi pendidikan lainnya.
2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan, rumusan, dan hasil
pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing
akademik dan narasumber penelitian.
3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah diketahui dan disetujui oleh
pembirnbing.
4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang 1ain.
kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan dicanturnkan
dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kernudian han terbukti ada penyimpangan dan
ketidakbenaran dalam pemyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya saya ini. sefia sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Universitas Kristen Satya Wacana.
Salatiga,
F-LIB-OBO
lr,f" irdr.ve-ua .Tl-to
Z{-t -f,i\3
ffiPERPUSTAKAAN UNIYERSITAS
LINIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANAJl. Diponcgoro r2 {r0 Srlatiqa 5071 I
Jarva I'crgali. InrlrncsiaTtlp. {)291i l-21212, Far.0298 lll+ll
Enr,ril : Iibrarr ia adnr.uksrv.cclu ; httP, /./ libnrr .rrksrv.eclrr
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Fakultas
Judul tugas akhir
Pn* [tt.\o,*,
Eo 2o\qe6 6 Email
Program Studi?gnut"\o..i
: u\cCP !nn<e,Cq@C\A rqi I tuAT
. fqk"r.,li
Dengan ini saya menyerahkao hak non-eksklustf kepada Perpustakaan Universitas - Universitas Kristen Satya
Wacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan
mengacu pada ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang sesuai):
@ SuVu mengijinkan karva tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas,
dan/atau portal GARUDA
b. Saya tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas,dan/atau portal GARUDA* *
Salatiga, 2t- s - ..rot[
fu/w{l/n /"/%/.ty [&nar, t",nu*,o, M fq
Mengetahui,
h,\(of\vag
Ttmtla tattgatt & ttouo terang ttohasistttt
F_LIB-OB1
Totttlo tangatt & rLatta terattu penbinbing I Tando langat cl ntnn tercutg petnbintbitt.s ll
fot \,n"t,o*-r.o fLL.
* Hak yang tidak ter_b;atas hanya bagi salu pihok saja. Pengajar, peneliri, dan mahasistva yang menyerahkan hak non-ekslusi.f kepadaRepositori Perpustakaan [Jniversitas soat mengumpilkon hasil karyo mereka nasih memi!iki hak copyright atas karya tersebtil.
*x Hanya akan menampilkan haloman jidril dai absrrok Pilihan ini harus dilampii detryan penjilosan/ alasan ieirnrtii dori pembinrb}ig
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN
KINERJA KARYAWAN PT. SURYA TOTO INDONESIA, Tbk.
OLEH
Yoga Prima Wibowo
Doddy Hendro Wibowo
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
i
Abstrak
Perusahaan merupakan suatu organisasi terstruktur yang memiliki tujuan
memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karyawan
adalah faktor yang penting di dalam berjalannya suatu usaha produksi, karena
karyawan tidak hanya memberikan sumbangan berupa hasil tetapi seorang
karyawan harus memiliki motivasi dalam bekerja. Motivasi yang dimiliki oleh
karyawan harus memiliki kinerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan pabrik 2 PT.
Surya Toto Indonesia, Tbk. Untuk mengetahuinya seluruh karyawan yang bekerja
di pabrik 2 sejumlah 120 orang dipilih menjadi responden. Skala motivasi kerja
menggunakan aspek-aspek menurut Alderfer (1978), sedangkan skala kinerja
menggunakan aspek-aspek menurut Bernardin (1998). Hasil reliabillitas skala
motivasi kerja menunjukan α = 0,883 dan skala kinerja menunjukan α = 0,853. Dari
hasil analisis data diperoleh hasil koefisien korelasi (r)=0,038 dengan signifikansi
(p)=0,340 antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan. Daril hasil penelitian ini
menunjukkan hipotesis peneliti ditolak.
Kata kunci : Motivasi kerja, Kinerja
ii
Abstract
Company is a structured organization that has proposing of producing goods or
services to meet the needs of the community. Employee is an important factor in the
running of a production business, because employees not only give donations in the
form of results but an employee must have motivation in work. Motivation owned
by employees must have a good performance. This study aims to determine the
relationship between work motivation with employee performance 2 PT. Surya Toto
Indonesia, Tbk. To find out all the employees who work in the factory 2 a number
of 120 people selected to be respondents. Working motivation scale uses aspects
according to Alderfer (1978), while the performance scale uses aspects according
to Bernardin (1998). The result of reliabillity of work motivation scale shows α =
0,883 and scale of performance show α = 0,853. From the data analysis obtained
that the result of coefficient correlation (r)= 0,038 with the significance ammount
0,340 which means there is a positive correlation between wotk motivation with job
performance employee at PT. Surya Toto Indonesia, so the hypothesis of the
researcher rejected.
Keywords: Work motivation, Job performance
1
Pendahuluan
Perusahaan merupakan suatu organisasi terstruktur yang memiliki tujuan
memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
perusahaan memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. PT. Surya Toto Indonesia (STI)
merupakan salah satu contoh perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi
sanitari dan memiliki 3 divisi yaitu divisi saniter, divisi fitting serta divisi kitchen.
Sama halnya dengan perusahaan lain, tentunya PT. STI memiliki beberapa
permasalahan. Menurut hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan supervisi diperoleh informasi masalah penurunan kinerja karyawan
dilihat dari karyawan kurang mampu menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini
terlihat dari prestasi kerja karyawan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh perusahaan. Serta karyawan merasa kurang efektif dalam pemberian motivasi
yang sifatnya sementara saja. Penurunan kinerja pada suatu perusahaan masih
sering terjadi ini merupakan permasalahan yang umum pada setiap perusahaan
namun sering dianggap masalah kecil. Terkadang kinerja seorang karyawan
cenderung menurun dan bepengaruh terhadap prestasi kerja yang dihasilkan.
Berikut adalah tabel prestasi kerja PT. Surya Toto Indonesia (STI) periode bulan
Januari-Desember 2017.
2
Tabel 1
Data Kinerja
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan masalah kinerja karyawan dapat
dilihat dari turunnya capaian target di PT. STI dan selalu tidak mencapai target yang
telah ditentukan oleh perusahaan. Dari data yang didapatkan oleh peneliti diketahui
bahwa dari bulan Januari-Desember 2017 pabrik 2 hanya memperoleh nilai rata-
rata kinerja secara keseluruhan dalam aspek kuantitas, kualitas, keefektifan,
kemandirian, komitmen adalah 92.14 dari satandar yang telah ditentukan oleh
perusaaahn yaitu 100. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
Bernardin dan Russel (1993) faktor penyebab turunnya kinerja karyawan, yaitu:
kuantitas kualitas, komitmen kerja, keefektifan, kemandirian.
Masalah penurunan kinerja karyawan yang telah terjadi di PT. STI haruslah
segera diselesaikan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu
berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan
tersebut, sehingga mencapai tingkat kinerja yang tinggi (Utami, 2014). Kinerja
karyawan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaam. Kinerja
91.01
87.95 88.17
92.99
90.31 90.5888.20
94.07
91.33
95.8696.96
98.32100
Data Kinerja
Hasil
3
sebagai perwujudan perilaku seorang karyawan yang ditampilkan sebagai prestasi
kerja sesuai dengan peranannya dalam sebuah perusahaan dalam jangka waktu
tertentu. Mangkunegara (dalam Lusri, 2017) mendefinisikan kinerja sebagai hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Hal yang serupa juga dikemukankan oleh Bernardin (dalam Sudarmanto, 2009)
bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi (dihasilkan) atas fungsi
pekerjaan tertentu atau aktivasi-aktivasi selama periode waktu tertentu.
Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
lingkungan kerja, displin kerja, budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi
kerja. (Setiawan, 2013). Motivasi kerja merupakan faktor yang penting bagi
manajer karena manajer bekerja melalui dan dengan orang lain. Oleh karena itu jika
karyawan mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang
tinggi pula. Holil & Sriyanto (2010) dan Purnomo (2008) menyebutkan ada salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor motivasi, di mana motivasi
merupakan kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan
atau mencapai hasil yang diinginkan. Ketika motivasi karyawan tinggi maka secara
tidak langsung akan berpengaruh pada kinerjanya. Ketika karyawan lebih
termotivasi maka kinerjanya akan meningkat (Asim, 2013). Motivasi internal
merupakan keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Ravianto, 1985). Hal ini
sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2014) bahwa motivasi
berpengaruh positif terhadap produktivitas perusahaan tekstil PT. Unggurejo
Wasono di Purworejo sebesar 40,9%. Penelitian yang dilakukan Hanafiah (2013)
4
juga mendukung akan hal tersebut bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja penyuluh pertanian di kota Bengkulu.
Di perusahaan, para pemimpin selalu memberi bekal motivasi kepada
seluruh karyawannya. Hal ini dilakukan agar para karyawan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Namun pada
kenyataannya, pemberian motivasi yang telah diberikan pemimpin hanya sebagai
pengaruh sementara saja. Selebihnya para karyawan bekerja tidak sesuai dengan
target yang ditentukan oleh perusahaan. Selama mereka bekerja, mereka tidak
selalu didampingi oleh pemimpin mereka sehingga menyebabkan tingkat prestasi
kerja yang dihasilkan tidak sesuai. Padahal faktor kepemimpinan yang ada di dalam
perusahaan sudah cukup baik, apalagi semua karyawan bebas bersaing secara sehat
dapat memegang jabatan-jabatan yang tersedia di dalam perusahaan.
Pekerja akan lebih termotivasi apabila mereka percaya bahwa kinerja
mereka akan dikenal dan dihargai. Perilaku termotivasi secara langsung
dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan atau ketrampilan individu,
motivasi, dan kombinasi yang memungkinkan dan membatasi faktor konteks
pekerjaan. (Wibowo, 2013). Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut
Alderfer (dalam Wijono, 2012) menyesuaikan dan melakukan modifikasi dari lima
tingkat teori hierarki kebutuhan Maslow hanya pada tiga kebutuhan, yaitu: kebutuhan
keberadaan (existence), kebutuhan hubungan relasi (relatedness), kebutuhan
pertumbuhan (growth).
Dengan adanya dorongan dalam diri individu kiranya dapat meningkatkan
kemampuan dan pikiran dalam merealisasikan tujuan perusahaan. Apabila kebutuhan
hal ini terpenuhi maka akan timbul kepuasan terhadap peningkatan kinerja karyawan.
5
Banyak riset manajemen ditemukan motivasi kerja memberi sumbangan besar
terhadap prestasi dan kinerja. Para manajer umumnya mengumpamakan bahwa
prestasi kerja bermanfaat bagi motivasi kerja dan keahlian karyawan. Perumpanaan
ini membawa implikasi tanpa motivasi terhadap kerja, keahlian dan kemampuan
untuk bekerja dari seorang individu tidak akan dapat meningkatkan prestasi
kerjanya (Handoko, 2001).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Theodora (2015) mengenai
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Sejahtera Motor Gemilang,
menunjukkan hubungan yang positif motivasi kerja yang terdiri dari motivasi
existence, relatedness, growth memberikan kontribusi sebesar 44,9% sedangkan
sisanya sebesar 50,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar dari motivasi
kerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tampi (2014) mengenai pengaruh gaya
kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada Bank Negara
Indonesia Tbk, Manado, menunjukkan semua variabel bebas berpengaruh positif
sebesar 63,7% sedangkan sisanya 36,3% dipengaruhi variabel lain diluar variabel
yang diteliti. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2010)
menyata bahwa motivasi kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar.
Pada penelitian ini, peneliti hendak melihat kontribusi mtovasi kerja
terhadap kinerja karyawan pabrik 2 PT. Surya Toto Indonesia. Penelitian ini
bermanfaat sebagai informasi dalam melakukan upaya preventif untuk mencegah
terjadinya penurunan kinerja karyawan. Pihak perusahaan tentunya dengan hasil
penelitian ini diharapkan dapat membantu dan membimbing karyawan dalam
meningkatkan kinerja karyawannya sehingga sesuai dengan tujuan perusahaan dan
6
bermanfaat bagi mahasiswa terkhusus dalam proses mahasiswa mengerjarkan tugas
akhir.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka dilakukan penelitian untuk melihat
apakah ada hubungan positif signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (Pesero) Tangerang, dengan
menggunakan metode kuantitatif.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan secara positif
signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. Surya Toto Indonesia,
Tbk.
7
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain
korelasional.
Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Y) : Kinerja karyawan
Kinerja karyawan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
pekerja/karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam periode waktu
tertentu.
2. Variabel Bebas (X) : Motivasi kerja
Motivasi kerja adalah suatu usaha/dorongan yang ada dalam diri
individu berkaitan dengan jiwa, mental, kemampuan untuk menggerakkan
diri dalam mencapai tujuan.
Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pabrik 2 yang
berada di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. Jumlah partisipan dalam penelitian ini
adalah 120 orang dengan teknik pengambilan sampel jenuh yaitu teknik penentuan
sampel semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005).
Instrumen pengambilan data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi kerja
yang disusun oleh Arnold dan Boshoff (2002), berdasarkan dari teori ERG Alderfer
(1969) (dalam Wijono, 2012) dan kinerja disusun oleh Wibowo (2013), bedasarkan
8
teori Bernardin (dalam Robbins, 1998) dengan beberapa modifikasi disesuai
dengan keadan di lapangan. Pada skala motivasi kerja diperoleh Alpha Cronbach
sebesar 0,883. Skala motivasi kerja merupakan Skala Likert dengan empat alternatif
jawaban dari “Sangat Tidak Setuju” hingga “Sangat Setuju”. Skala ini mempunyai
25 item pernyataan dan terdiri dari 3 indikator yang meliputi: kebutuhan
keberadaan, kebutuhan relasi, kebutuhan pertumbuhan.
Pada skala kinerja yang dimodifikasi oleh peneliti diperoleh Alpha
Cronbach sebesar 0,853. Skala kinerja merupakan Skala Likert dengan empat
alternatif jawaban dari “Sangat Tidak Setuju” hingga “Sangat Setuju”. Dalam skala
ini terdapat 20 item pernyataan dan terdiri dari 5 indikator yang meliputi: kuantitas,
kualitas, keefektifan, kemandirian, komitmen kerja. Dalam keperluan ini peneliti
menyesuaikan kedua instrument untuk konteks karyawan pabrik 2.
Teknik Analisis Data
Penyebaran skala dilakukan pada tanggal 6 April sampai 13 April 2018.
Peneliti menyebar 120 skala, dan keseluruhan skala dapat diolah karena
dikembalikan oleh subyek, namun pengisian indentitas beberapa kurang lengkap.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer
SPSS 16.0.
9
HASIL
Data Demografis
Tabel 2. Data Demografik Subjek Penelitian
Frekuensi Persentase
Usia ≤ 20 tahun 0 0%
21-25 tahun 34 28%
26-30 tahun 58 49%
≥ 30 tahun 28 23%
Jenis Kelamin Laki-laki 120 100%
Perempuan 0 0%
Lama Bekerja ≤ 3 tahun 26 21,6%
4-6 tahun 48 40%
7-9 tahun 26 21,6%
≥ 10 20 16,6%
Pend. Terakhir SMA 106 88,3%
D-III/Akademi 2 1,7%
S-1 12 10%
S-2 0 0%
Posisi Operator 69 57,5%
Senior Worker 40 33,3%
Group Leader 11 9,16%
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jenjang dan jumlah karyawan adalah pada
jenjang usia 21-25 tahun (34 karyawan), 26-30 tahun (58), ≥ 30 tahun (28
karyawan). Ditinjau dari jenis kelamin, karyawan berjenis kelamin laki-laki ada 120
karyawan (100%) dan perempuan 0 karyawan (0%). Berdasarkan lama bekerja
karyawan ≤ 3 tahun ada 26 orang (21,6%), 4-6 tahun ada 48 orang (40%), 7-9 tahun
ada 26 orang (21,6%), dan ≥ 10 tahun ada 20 orang (16,6%). Berdasarkan
pendidikan terakhir karyawan dengan pendidikan SMA ada 106 orang (88,3%),
Diploma-III ada 2 orang (1,7%), dan Strata-1 ada 12 orang (10%). Dan berdasarkan
psosi jabatan karyawan dengan jabatan operator ada 69 orang (57,5%), senior
worker ada 40 orang (33,3%), dan group leader ada 11 orang (9,16%).
10
Uji Validitas dan Uji Realibilitas
Uji Validitas dihitung dengan korelasi Product Moment. Hasil yang
diperoleh dari satu kali perhitungan dan pengujian data pada skala motivasi kerja
yang terdiri dari 25 item, 3 item gugur dan tersisa 22 item valid. Perhitungan dan
pengujian data pada skala kinerja yang terdiri dari 20 item, 10 item gugur, 10 item
valid. Penentuan item-item yang valid menggunakan ketentuan Azwar (2015), yaitu
dikatakan valid bila korelasi tiap faktor bernilai positif dan sebesar 0,30; namun bila
jumlah item belum mencukupi batas kriteria dapat diturunkan dari 0,30 menjadi
0,25. Peneliti dalam hal ini menggunakan batas kriteria 0,25. Koefisien korelasi
item total pada skala kinerja bergerak antara 0,367 sampai 0,851 dan pada skala
motivasi kerja korelasi item total bergerak antara 0,326 sampai 0,744.
Pengujian reliabilitas data dalam penelitian ini menggunakan koefisien
Alpha Cronbach. Koefisien alpha pada skala Motivasi Kerja sebesar 0,883 dan pada
skala Kinerja sebesar 0,853. Hasil ini menunjukkan bahwa skala Motivasi Kerja
reliabel karena interval koefisiennya berada pada tingkat yang sangat kuat yaitu
antara 0,80-1.000. pada skala Kinerja juga reliabel karena interval koefisiennya
berada pada tingkat yang sangat kuat yaitu antara 0,80-1.000 (Sugiyono, 2011).
Hasil Analisis Deskriptif
Hasil perhitungan nilai rata-rata, maksimal, minimal dan standar deviasi
skala Kinerja dapat dilihat pada tabel berikut.
11
Tabel 3. Kinerja
Skor Kategori Frekuensi % Mean Stdev
34.75 ≤ x <40 Sangat Tinggi 10 8,3
29.625
4.192 29.5 ≤ x < 34.75 Tinggi 58 48,3
24.25 ≤ x < 29.5 Sedang 37 30,8
19 ≤ x <24.25 Rendah 15 12,5
Jumlah 120 100%
Max = 80 Min = 42
Tabel di atas menunjukkan hasil pengisian angket kinerja karyawan yang
dinilai berdasarkan keterlibatan responden dalam bekerja, dimana diperoleh skor
yang diperoleh partisipan bergerak dari skor minimum sebesar 19 sampai dengan
skor maksimum sebesar 40. Skor rata-rata untuk kinerja karyawan adalah 29.625
dan standar deviasi 4.192. Responden menyatakan kinerja dengan rentang kategori
sangat tinggi sebesar 8,3%, 48,3% untuk tinggi, 30,8% untuk sedang, dan 12,5%
untuk rendah. Berdasarkan pilihan jawaban responden tersebut menunjukkan
bahwa kinerja karyawan sudah berada pada tingkat yang diharapkan yakni dalam
kategori tinggi dan sedang.
Tabel 4. Motivasi Kerja
Skor Kategori Frekuensi % Mean Stdev
77,25 ≤ x < 88 Sangat Tinggi 8 6,67
64,6
7,32 66,5 ≤ x < 77,25 Tinggi 30 25
55,75 ≤ x < 66,5 Sedang 72 60
45 ≤ x < 55,75 Rendah 10 8,33
Jumlah 120 100%
Max = 88 Min = 45
12
Tabel di atas menunjukkan hasil pengisian angket motivasi kerja yang
dinilai berdasarkan keterlibatan responden dalam bekerja, dimana diperoleh skor
maksimum sebesar 88, skor minimum 45, skor rata-rata untuk motivasi kerja adalah
64,6 dan standar deviasi 7,32. Responden menyatakan motivasi kerja dengan
rentang kategori sangat tinggi sebesar 6,67%, 25% untuk tinggi, 60% untuk sedang,
dan 8,33% untuk rendah. Berdasarkan pilihan jawaban responden tersebut
menunjukkan bahwa motivasi kerja sudah berada pada tingkat yang diharapkan
yakni dalam kategori tinggi dan sedang.
Uji Normalitas
Tabel 5. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi_Kerja Kinerja
N 120 120
Normal Parametersa Mean 64.60 29.62
Std. Deviation 7.324 4.193
Most Extreme Differences Absolute .099 .161
Positive .099 .161
Negative -.055 -.108
Kolmogorov-Smirnov Z 1.087 1.759
Asymp. Sig. (2-tailed) .188 .004
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas, kedua variabel memiliki nilai signifikansi
P>0,05. Hasil uji normalitas variabel kinerja memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,759
dengan signifikansi sebesar 0,04 (p>0,05). Pada variabel motivasi kerja memiliki
nilai K-S-Z sebesar 1,087 dengan signifikansi sebesar 0,188 (p>0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja karyawan memiliki sebara data
13
yang berdistribusi tidak normal dan motivasi kerja memiliki sebaran data yang
berdistribusi normal.
Uji Lineariltas
Tabel 6. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Kinerja * Motivasi_Kerja
Between Groups
(Combined) 680.937 30 22.698 1.431 .100
Linearity 1.965 1 1.965 .124 .726
Deviation from Linearity
678.972 29 23.413 1.477 .085
Within Groups 1411.188 89 15.856
Total 2092.125 119
Berdasarkan uji Lineariltas yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F
sebesar 1.477 dengan nilai signifikansi sebesar 0,085 (p>0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa variable kinerja karyawan dan motivasi kerja pada karyawan
dinyatakan memiliki hubungan linear.
Uji Korelasi
Tabel 7. Uji Korelasi
Correlations
Motivasi_Kerja Kinerja
Spearman's rho Motivasi_Kerja Correlation Coefficient 1.000 .038
Sig. (1-tailed) . .340
N 120 120
Kinerja Correlation Coefficient .038 1.000
Sig. (1-tailed) .340 .
N 120 120
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Spearman
diperoleh koefesien korelasi antara kinerja dengan motivasi kerja sebesar 0,038
dengan signifikansi 0,340 (p>0,05). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
14
terdapat hubungan positif namun tidak signifikan antara kinerja karyawan dengan
motivasi kerja pada karyawan PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. Dengan demikian
maka hipotesis dalam penelitian ini ditolak bahwa terdapat hubungan positif namun
tidak signifikan antara kinerja karyawan dengan motivasi kerja pada karyawan PT,
Surya Toto Indonesia, Tbk.
PEMBAHASAN
Hasil dari uji hipotesis dalam penelitian ini menemukan bahwa ada
hubungan positif (r)= 0,038 namun tidak signifikan (p)=0,340 antara motivasi kerja
dengan kinerja karyawan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis peneliti
ditolak.
Dalam penelitian ini, ditemukan motivasi kerja memberikan sumbangan
sebesar 3,8% terhadap kinerja pada karyawan pabrik 2. Sehingga 96,2% kinerja
masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Saputra (dalam Putri, 2017) menunjukan bahwa lingkungan kerja memberikan
sumbangan relatif sebesar 57,63% terhadap kinerja. Faktor lain yang juga
mempengaruhi kinerja seperti kemampuan karyawan, pekerjaan fungsi peran.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa motivasi kerja memberikan
kontribusi yang kecil dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penemuan Akman (2018) yang menemukan bahwa
motivasi kerja memiliki hubungan yang positif namun tidak memberikan dampak
terhadap kinerja.
Kebutuhan fisik yang telah diberikan oleh perusahaan seperti gaji, bonus,
tunjangan-tunjangan dibidang kesehatan maupun transportasi. Tunjangan yang
15
diberikan pun sudah memenuhi standar upah perusahaan menyesuaikan kebutuhan
disana. Perusahaan pun telah memenuhi standar yang berlaku di Indonesia seperti
keamanan, asuransi, dan koperasi yang sudah berbadan hukum. Dalam kebutuhan
relasi dengan sesama rekan kerja perusahaan telah memberikan kebebasan untuk
mereka menjalin komunikasi dan sosialisasi untuk memperoleh pemahaman dan
pengertian yang tidak mereka ketahui dari lingkungan perusahaan. Kebutuhan yang
berkaitan dengan pertumbuhan (aktualisasi diri) sudah diberikan dengan baik oleh
perusahaan untuk mendorong setiap karyawan menjadi individiu yang kreatif dan
produktif. Dapat dirasakan oleh karyawan setiap beberapa tahun sekali ada
kenaikan jenjang jabatan dalam perusahaan bagi karyawan yang memiliki tingkat
kinerja baik sesuai dengan harapan perusahaan, tentu saja ini berlaku untuk seluruh
karyawan dan mendapat kesempatan yang sama. Bernardin (dalam Robbins, 1998)
Kinerja karyawan dalam penelitian ini secara keseluruhan sudah baik dan
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bernardin (dalam Robbins, 1998),
hal ini diberdasarkan dari hasil tingkat kinerja karyawan bagian produksi pabrik 2
PT. Surya Toto Indonesia sebesar 61.03 yang tergolong dalam kriteria sudah baik.
Ini artinya bahwa setiap pekerjaan yang diberikan kepada karyawan dapat
diselesaikan dengan baik dan sesuai target yang ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
kualitas kerja karyawan sudah memberikan hasil kerja yang mendekat sempurna
atau ideal. Kuantitas yang diukur dalam penelitian ini juga yang tergolong dalam
kriteria baik artinya karyawan dapat menghasilkan barang yang diproduksi sesuai
jumlah target perusahaan. Efektivitas karyawan sudah mampu menggunakan
sumber daya yang ada di dalam perusahaan seperti komputer, mesin-mesin
produksi yang berguna untuk memaksimalkan dan menaikkan hasil kerja.
16
Kemandirian karyawan tergolong baik artinya karyawan sudah mampu melakukan
fungsi kerjanya tanpa selalu meminta bantuan atau bimbingan dari rekan kerja atau
atasan. Karyawan dalam penelitian sudah memiliki komitmen kerja yang tergolong
baik artinya karyawan memiliki komitmen kerja dan tanggung jawab terhadap
perusahaan, mampu bekerja di luar jam kerja, mematuhi kontrak kerja yang telah
disepakati, dan bersedia dipindah tugaskan jika ada kebutuhan ditempat lain dalam
perusahaan.
Ada beberapa kelamahan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sehingga mendapatkan hasil tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu:
peneliti tidak dapat ikut serta dalam pembagian angket kepada karyawan
dikarenakan jam kosong mereka berbeda-beda sehingga membuat pengisian angket
kemungkinan tidak sesuai dengan prosedur dan karyawan tidak memperhatikan
pernyataan ataupun instruksi yang ada dalam angket, sulitnya bertemu dengan
supervisi perusahaan dikarenakan jam kerja yang padat sehingga terlalu lama
mendapatkan data-data berkaitan dengan perusahaan.
Sedangkan, hasil analisis deskriptif presentase penelitian menunjukkan
bahwa motivasi karyawan yang ada pada perusahaan tergolong dalam kriteria yang
baik yaitu sebesar 73.47%. Hal tersebut menggambarkan bahwa secara keseluruhan
karyawan bagian produksi PT. Surya Toto Indonesia khususnya pabrik 2 memiliki
motivasi kerja yang baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh teori ERG Alderger (Landy & Trumbo, 1978) (dalam Wijono, 2012).
Karyawan merasa kebutuhan yang diterima oleh mereka sudah tercukupi dengan
baik dari segi kebutuhan fisiologis, kebutuhan berelasi dengan sesama rekan kerja,
dan kebutuhan untuk terus berkembang.
17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan ada hubungan positif signifikan namun
tidak signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan pada karyawan PT.
Surya Toto Indonesia.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk dapat hadir dalam pembagian
skala pada karyawan sehingga hasilnya dapat menghindari pengisian yang tidak
sesuai/faking.
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperbaiki aitem-aitem yang
menjadi pernyataan mengenai skala motivasi kerja dan kinerja karyawan, dalam
segi tata bahasa khususnya untuk menyesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Bagi karyawan, diharapkan dapat lebih termotivasi dalam bekerja supaya
kinerja yang dihasilkan sesuai tujuan perusahaan. Hal tersebut dilakukan oleh
karyawan melalui mengikuti setiap program yang ada dalam perusahaan tentang
motivasi, sharing dengan rekan kerja atau dapat berkonsultasi dengan atasan jika
memiliki permasalahan dalam lingkungan kerja. Sehingga ketika karyawan dapat
lebih focus dalam meningkatkan kinerjanya dengan mengelola motivasi dalam
dirinya dengan lebih baik, dikarenakan pekerjaan sebagai karyawan pabrik adalah
pekerjaan yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar mengenai produktivitas
yang dihasilkan.
18
Bagi perusahaan, kiranya perusahaan dapat memberikan program kepada
setiap karyawan untuk meningkatkan motivasi kerja mereka dengan cara membuat
pelatihan atau materi dalam beberapa sesi. Sehingga diharapkan karyawan dapat
meningkatkan motivasi kerjanya supaya kinerjanya meningkat pula. Pekerjaan
dibidang produksi barang menuntut para karyawannya bekerja dengan fokus dan
disiplin untuk dapat mencapai target. Sehingga apabila karyawan sudah memiliki
motivasi kerja yang tinggi dalam waktu yang berkelanjutan, maka kinerja mereka
akan lebih baik dan dapat mencapai target perusahaan.
19
Daftar Pusataka
Akman, Yener. (2018). Investigating the relationship between organizational
justice, work motivation and teacher performance. Çukurova Üniversitesi
Eğitim Fakültesi Dergisi, 47(1), 2018, 164-187.
Alderfer. C.P. (1969). An empirical test of new theory of human needs.
organizational behavior and human performance, 4, 142-172.
Asim, M. (2013). Impact of motivation on employee performance with the effect
of training:specific to education sector of pakistan. International Journal of
Scientific and Research Publications, 3, 1-9.
Azwar, Saifuddin. 2015. Metode penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ernawati, Ambarini. (2010). Pengaruh hubungan kerja dan lingkungan kinerja
pegawai dengan motivasi kerja sebagai varibel moderating. Jurnal Ekonomi
dan Kewirahusahaan, Vol.10, No.2:100-112.
Fahmi, Irfan., 2010. Manajemen kinerja teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Gaol, CHR.Jimmy L. 2014. A to z human capital. Jakarta : Grasindo
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen personalia dan sumber daya manusia, (2 ed),
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi
Aksara. V.
Hays, W.L. 1973. Statistic for the social sciences (2nd ed.). New York: Holt,
Rinehart and Winston, Inc.
Holi, Muhammad dan Sriyanto, Agus., (2010). Pengaruh motivasi dan displin kerja
terhadap kinerja pegawai (studi kasus kantor pelayanan pajak badan usaha
milik negara), Jurnal Manajemen 5 (1): 22-38.
Kasmir. 2016. Manajemen sumber daya manusia (teori dan praktik) (1st ed.).
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kreitner, Robert dan Angeli Kincki. 2001. Organizational behavior. New York:
McGraw-Hill.
Mangkunegara, A. P. 2013. Manajemen sumber daya manusia perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Maslow, A.B. 1970. Motivation and personality. (2nd, ed). New York: Harper &
Row Publishers.
Putri, Dhea Yasinta Yanda. (2017). Hubungan antara stres kerja dengan kinerja
pada pramugari, Tugas Akhir, Salatiga, Fakultas Psikologi: Universitas
Kristen Satya Wacana.
20
Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan manajemen. Jakarta : Lembaga Sarana
Informasi Usaha dan Produktivitas.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku organisasi. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Setiawan, K.C. (2015). Pengaruh motivasi kerja terhadap karyawan level pelaksana
di divisi operasi PT. Pusri Palembang. Jurnal Psikologi Islam, Vol.1, No. 2.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan pengembangan kompetensi SDM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Setiawan, Agung. (2013). Pengaruh displin kerja dan motivasi terhadap kinerja
karyawan pada rumah sakit umum daerah kanjuruhan Malang. Jurnal Ilmu
Manajemen. Vol 1, No.4.
Tampi, Bryan Johannes. (2014). Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Journal
“Acta Diurna”, Vol III, No. 4.
Theodora, Olivia. (2015). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT.
Sejahtera Motor Gemilang. Agora, Vol.3, No. 2.
Utami, Septi. (2014). Hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan
PT. Perkebunan Nusantara VII Wilayah Lampung. Tugas Akhir (tidak
diterbitkan). Salatiga, Fakultas Psikologi: Universitas Kristen Satya Wacana.
Wibowo, Aji. (2013). Pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja
karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten
Kendal. Skripsi. Semarang, Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri Semarang.
Wibowo. 2013. Manajemen kinerja. Rajawali Pers : Jakarta.
Wijono, Sutarto. 2012. Psikologi industri dan organisasi. Dalam suatu bidang
gerak psikologi sumber daya manusia, Cetakan ketiga. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wursanto, Ig. 1990. Manajemen kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius.