Tugas STI P Usman

22
I. Karakteristik Informasi dalam Level Manajemen Semakin banyak nya informasi yang beredar dalam perusahaan ataupun organisasi, semakin sukar juga bagi kita untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan. Sebuah sistem informasi atau aplikasi yang tidak dapat memberikan “petunjuk jalan” yang benar kepada pengguna aplikasi, sistem tersebut tidak akan berguna bagi user. Untuk memberikan manfaat sebanyak-banyak nya kepada pengguna, sistem yang baik akan memiliki “petunjuk jalan” yang jelas kepada user untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.Hal inilah yang menimbulkan adanya arsitektur informasi. Menurut Alma (2006), Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.peranan SIM dalam operasional perusahaan Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi . sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetetif organisasi. KARAKTERISTIK INFORMASI (Tata,2004) : Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen membutuhkan informasi yg berguna. Untuk tiap2 tingkatan manajemen dengan kegiatan yg berbeda-beda, dibutuhkan informasi yg berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain: 1. Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci(detail) dan kurang padat, krn terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yg lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yg semakin tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat. 2. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik

description

tugas sistem dan teknologi informasi

Transcript of Tugas STI P Usman

Page 1: Tugas STI P Usman

I. Karakteristik Informasi dalam Level Manajemen

Semakin banyak nya informasi yang beredar dalam perusahaan ataupun organisasi, semakin sukar juga bagi kita untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan. Sebuah sistem informasi atau aplikasi yang tidak dapat memberikan “petunjuk jalan” yang benar kepada pengguna aplikasi, sistem tersebut tidak akan berguna bagi user. Untuk memberikan manfaat sebanyak-banyak nya kepada pengguna, sistem yang baik akan memiliki “petunjuk jalan” yang jelas kepada user untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.Hal inilah yang menimbulkan adanya arsitektur informasi.

Menurut Alma (2006), Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.peranan SIM dalam operasional perusahaan Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi . sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetetif organisasi. 

KARAKTERISTIK INFORMASI (Tata,2004) :Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen

membutuhkan informasi yg berguna. Untuk tiap2 tingkatan manajemen dengan kegiatan yg berbeda-beda, dibutuhkan informasi yg berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain:1. Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci(detail) dan kurang padat, krn terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yg lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yg semakin tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat.2. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik inf yg semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yg luas.3. Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi inf yg diterimanya adalah rutin, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg terstruktur dgn pola yg berulang2 dari waktu ke waktu. Manajem tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau adhoc (mendadak), krn manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tdk terstruktur yg pola dan waktunya tdk jelas.4. Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, inf yg dibutuhkan adalah jika historis, karena digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi yg memeriksa tugas- tugas rutin yg sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi, waktu inf lebih ke masa depan berupa inprediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yg menyangkut nilai masa depan.5. Akses Informasi : Level bawah membutuhkan inf yg periodenya berulang-ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem inf yg memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan

Page 2: Tugas STI P Usman

demikian akses inf tdk dapat secara on line, tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level lebib tinggi, periode yg dibutuhkan tdk jelas, sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses on line untuk mengambil kapan pun mereka membutuhkan.6. Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pd pengendalian internal perusahaan, maka manajer-manajer tingkat bawah lebih membutuhkan inf dgn data yg bersumber dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yg berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan, shg membutuhkan inormasif dengan data yg bersumber ada eksternal perusahaan. 

1. Karakteristik Sistem Informasi dalam 3 Era (Pengolahan Data, Manajemen dan Sistem Strategis)

Awalnya penggabungan fungsi sistem informasi dengan pengelolaan perusahaan dalam mengembangkan strategi bukanlah hal yang dianggap menarik oleh para Top manager perusahaan. Karena awalnya sistem informasi hanya digunakan untuk memproses data-data praktis saja. Pada tahun 80 dan 90-an terjadi pertumbuhan kebutuhan untuk pembuatan sistem informasi sebagai strategi penting bagi sebuah organisasi. Sehingga akhirnya banyak yang memulai untuk membuat sistem informasi manajemen bagi organisasi. Menurut John Ward, et. al dalam Pant dan Hsu (1995) menyebutkan karakteristik dari 3 era sistem informasi, yaitu:

Aplikasi pada keseuruhan area data processing, management information systems, dan strategic information systems membutuhkan perencanaan dan pengelolaan menurut kontribusi sekarang dan yang akan datang pada bisnis. Maka dari itu perlu disusun karakteristik perencanaan stratgi sistem informasi agar sesuai dengan kontribusi yang dibutuhkan dalam bisnis. Karakteristik tersebut dibutuhkan untuk dapat menyusun strategi yang tepat dalam perencanaan sistem. Beberapa karakteristik dari perencanaan strategi sistem informasi adalah:

Tugas utama: keuntungan strategis/kompetitif, berhubungan dengan strategi bisnis. Sasaran kunci: mengejar keuntungan, mengintegrasikan sistem informasi, dan strategi

bisnis. Petunjuk dari: eksekutif/komite/manajemen pusat dan pengguna, gabungan dari

pengguna/manajemen dan sistem informasi Pendekatan utama: pengusaha (inovasi pengguna), multiple (pembangunan dari dasar

sampai tingkat atas, analisis top-down, etc.) pada waktu yang sama.

Page 3: Tugas STI P Usman

3. Klasifikasi Sistem InformasiMenurut Leod,dkk (2001), Dalam mengatur organisasi, sebuah kegiatan bisnis yang

dijalankan tidak hanya memerlukan perencanaan terhadap arsitektur informasi, tetapi juga memerlukan beragam tipe sistem informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kegiatan operasional untuk berbagai level dan fungsi organisasional. Sebagian besar memerlukan sistem yang bisa mengintegrasikan proses bisnis dan informasidari area fungsional yang berbeda. Klasifikasi sistem informasi (selanjutnya disingkat SI) diuraikan berdasarkan peran beragam di dalam organisasi. Klasifikasi tersebut adalah berdasarkan hal-hal berikut :

1. Klasifikasi SI berdasarkan dukungan ke pemakai2. Klasifikasi SI berdasarkan level organisasi yang didukungnya3. Klasifikasi SI berdasarkan fungsi organisasional

Klasifikasi SI berdasarkan dukungan ke pemakaiUntuk mendukung pemakai di lingkungan organisasi, SI dikelompokkan menjadi :

1. Sistem Pendukung Operasi2. Sistem Pendukung Manajemen3. Sistem Pendukung Manajemen dan Operasi

Page 4: Tugas STI P Usman

Berikut masing-masing penjelasan kelompok tersebut (Laudon et all, 2002) :1. Sistem Pendukung Operasi :

Sistem Pendukung Operasi adalah SI yang mengolah data yang berasal dan dipakai pada operasi bisnis.Sasarannya adalah efisiensi proses transaksi bisnis, proses pengendalian produksi, mendukung komunikasi dan kolaborasi organisasi, dan memperbarui basisdata korporat.Sistem informasi untuk pendukung operasi terdiri dari :

a. Transaction Processing Systems (TPS) /Sistem Pemrosesan Transaksi – mengolah data hasil transaksi bisnis, memperbarui basisdata operasional, dan menghasilkan dokumen-dokumen bisnis.

b. Process Control Systems (PCS)/Sistem Kendali Pemrosesan – memonitor dan mengendalikan proses manufaktur/industri.

c. Enterprise Collaboration Systems / Sistem Kolaborasi Perusahaan– mendukung tim, workgroup, dan enterprise communications and collaboration.

Sistem Pendukung Manajemen :Sistem Pendukung Manajemen adalah SI yang berfokus pada penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan efektif oleh manajer

Page 5: Tugas STI P Usman

a. Management Information Systems (MIS) /Sistem Informasi Manajemen– menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan-tampilan untuk mendukung keputusan bisnis.

b. Decision Support Systems (DSS)/Sistem Pendukung Keputusan – menyediakan dukungan interaktif khusus untuk proses pengambilan keputusan manajer dan profesional bisnis lain.

c. Executive Information Systems (EIS)/Sistem Informasi Eksekutif – menyediakan informasi kritis dari SIM, SPK dan sumber informasi lain yang dibutuhkan para eksekutif.

Pendukung Operasional dan Manajemen :Sistem jenis ini mendukung pemakai untuk kegiatan operasional dan manajemen, yang terdiri dari :

a. Expert Systems/Sistem Pakar – meyediakan nasihat pakar untuk tugas operasional atau keputusan manajerial. Sistem ini mewakili pengetahuan para pakar.

b. Knowledge Management Systems/Sistem Manajemen Pengetahuan– mendukung ciptaan,gagasan, organisasi, dan penyebaran pengetahuan bisnis ke para staf dan manajer

Klasifikasi SI berdasarkan level organisasiBerdasarkan level organisasi SI dikelompokkan menjadi :

1. Sistem level operasional : SI yang memonitor aktivitas dan transaksi dasar pada organisasi

2. Sistem level pengetahuan : SI yang mendukung pengetahuan dan kerja data pada organisasi

3. Sistem level manajemen : SI yang mendukung pemonitoran, pengendalian, pengambilan keputusan, dan aktivitas administratif dari manajer madya (tingkat-3)

4. Sistem level Strategis : SI yang mendukung manajemen senior dalam menyusun aktivitas jangka panjang

Klasifikasi SI berdasarkan fungsi organisasional1. Fungsi Pemasaran dan Penjualan :

– Menghasilkan informasi kondisi, harga, lokasi, cara pemasaran yang efektif – Meliputi Fungsi

• Perencanaan • Promosi • Penjualan untuk produk yang ada sekarang • Pengembangan produk dari pasar baru, untuk melayani pelanggan

secara lebih baikFungsi Sistem Informasi Pemasaran berfungsi untuk mengintegrasikan semua kegiatan

di atas. Berbagai sistem informasi pemasaran membantu fungsi bagian pemasaran :– Manajemen penjualan – Otomasi tenaga pemasar – Manajemen produk

Page 6: Tugas STI P Usman

– Promosi dan iklan – Porkas penjualan/peramalan – Riset pasar– Manajemen Pemasaran

2. Fungsi Manufaktur : Menghasilkan informasi mulai dari perencanaan produksi, penggunaan material yang efektif hingga hasil produksi yang ekonomis. Fungsi manufaktur digunakan untuk membantu mengintegrasikan kegiatan tersebut dengan memakai komputer sebagai alat bantu. Ini bisa meliputi :– Computer Integrated Manufacturing (CIM)– Machine Control– Robotik– CAE- Computer Aided Engineering :Untuk mensimulasi, menganalisa dan

mengevaluasi model – model desain produk yang sudah dikembangkan dengan CAD. Salah satu output CAE adalah Bill of Material

3. Fungsi Keuangan : Menghasilkan alternatif yang terbaik bagi pengelolaan sumber dan penggunaan keuangan. SI Keuangan menjalankan fungsi – fungsi sebagai berikut :

i. Pembelanjaan perusahaan ii. Rencana Aliran Kas (Cash Flow)iii. Rencana pengeluaran modaliv. Rencana laba tahunanv. Anggaran operasionalvi. Pajak

4. Fungsi Akuntansi : Menghasilkan informasi keuangan perusahaan berupa neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas. Sistem Informasi Akuntansi berfungsi mencatat dan melaporkan transaksi bisnis dan kejadian ekonomi lainnya. SIA didasarkan pada konsep double entry bookeeping, akuntansi pertanggungjawaban, dan profitability accounting.

Page 7: Tugas STI P Usman

Bagian – bagian SIA yang saling terkait satu sama lain :1. Sistem penjualan 2. Sistem pembelian 3. Sistem penggajian 4. Buku besar dan pelaporan 5. Sistem pengeluaran dan penerimaan kas

5. Fungsi Sumber Daya Manusia : Menghasilkan sumber daya manusia yang meliputi pengembangan kemampuan, prestasi, kompensasi penghargaan.SI ini membantu kegiatan manajemen SDM di bidang :

a. Staffing 1. Perekrutan, seleksi, dan penggajian 2. Job placement3. Penilaian prestasi 4. Employee benefit analysis

b. Pelatihan dan pengembanganc. Health, safety, and security

6. Fungsi Rekayasa : Menghasilkan informasi cara pengelolaan perusahaan yang efektif dengan memanfaatkan teknologi untuk keunggulan perusahaan, misalnya penggunaan teknologi internet, e-commerce, bussiness reenginering, dll.

II. Metodologi Pengembangan Sistem

2.1Pengertian Rapid Application DevelopmentRapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model

prosespembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat).RADmenekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat.Waktu yang singkatadalah batasan yang penting untuk model ini.Rapid application development menggunakanmetode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model kerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkankebutuhan (requirement) pengguna.Model kerja digunakan hanya sesekali saja sebagai basisdesain dan implementasi sistem akhir.Rapid Application Development (RAD) adalah metodologi pengembangan perangkatlunak yang berfokus pada membangun aplikasi dalam waktu yang sangat singkat. Istilah ini menjadi kata kunci pemasaran yang umum menjelaskan aplikasi yang dapat dirancang dandikembangkan dalam waktu 6090hari, tapi itu awalnya ditujukan untuk menggambarkansuatu proses pembangunan yang melibatkan application prototyping dan iterativen development.

Menurut James Martin “Rapid Application Development (RAD) merupakanpengembangan siklus yang dirancang untuk memberikan pengembangan yang jauh lebihcepat dan hasil yang lebih berkualitas tinggi daripada yang dicapai dengan siklus hiduptradisional. Hal ini dirancang untuk mengambil keuntungan maksimum dari pengembanganperangkat lunak yang telah berevolusi baru-baruini."Profesor Clifford Kettemborough dari College Whitehead, University of Redlands,mendefinisikan Rapid

Page 8: Tugas STI P Usman

Application Development sebagai "pendekatan untuk membangunsistem komputer yang menggabungkan ComputerAssistedSoftware Engineering (CASE)tools dan teknik, userdrivenprototyping. RAD meningkatkan kualitas sistem secara drastisdan mengurangi waktu yang diperlukan untuk membangun sistem."Sebagai gambaran umum, pengembangan aplikasi berarti mengembangkan aplikasipemrograman yang bervariasi dari pemrograman umum dalam arti bahwa ia memiliki tingkatyang lebih tinggi dari liabillity, termasuk untuk kebutuhan capturing dan testing. Pada 1970an. Rapid Application Development muncul sebagai respon untuk nonagileprocess,seperti model Waterfall. Pengembang perangkat lunak menghadapi masalah waktu denganmetodologi sebelumnya sebagai sebuah aplikasi yang begitu lama untuk membangun.Dengan demikian, metodologi tersebut sering mengakibatkan sistem tidak dapat digunakan.

2.2 UNSUR-UNSUR RAPID APPLICATION DEVELOPMENTRAD memiliki banyak unsur-unsur yang membuat sebuah metodologi yang unik

termasuk prototyping, iterative development, time boxing, team members, management approach, dan RAD tools.a. Prototyping

Sebuah aspek kunci dari RAD adalah pembangunan prototipe untuk tujuan membangkitkan kembali desain untuk kebutuhan pengguna.Tujuannya adalah untuk membangun sebuah fitur ringan yang hasil akhirnya dalam jumlah pendek dengan waktu yang memugkinkan.Prototipe awal berfungsi sebagai bukti konsep untuk klien, tetapi lebih penting berfungsi sebagai titik berbicara dan alat untuk kebutuhan pemurnian. Mengembangkan prototipe cepat dicapai dengan Computer Aided Engineering CASE tools Software yang berfokus pada menangkap persyaratan, mengkonversi mereka ke model data, mengubah model data ke database, dan menghasilkan kode semua dalam satu alat. CASE tools populer di 80an dan awal 90an, tetapi sebagai teknologi telah berubah (dan COBOL telah menjadi usang) beberapa alat mengambil keuntungan penuh dari potensi penuh dari teknologi KASUS alat. Perusahaan rasional adalah yang paling terkenal meskipun prototipe potensi pembangkitnya terbatas.Pada Otomatis Arsitektur produk cetak biru kami berfokus pada peningkatan tingkat aplikasi enterprise web yang berfungsi sebagai prototipe karena kecepatan yang mereka dapat diciptakan (dalam menit).

b. Iterative DevelopmentIterative Development berarti menciptakan versi yang lebih fungsional dari sebuah

sistem dalam siklus pembangunan pendek.Setiap versi ditinjau dengan klien untukmenghasilkan persyaratan untuk membuat versi berikutnya. Proses ini diulang sampai semua fungsionalitas telah dikembangkan. Panjang ideal iterasi adalah antara satu hari (yang lebih dekat dengan Metodologi Agile) dan tiga minggu.Setiap siklus pengembangan memberikan pengguna kesempatan untuk memberikan umpan balik, memperbaiki persyaratan, dan kemajuan melihat (dalam pertemuan sesi fokus grup).Hal ini akhirnya pembangunan berulang yang memecahkan masalah yang melekat dalam metodologi fleksibel dibuat pada 1970an.

Page 9: Tugas STI P Usman

c. Time boxingTime boxing adalah proses menunda fitur untuk versi aplikasi di masa mendatang untuk

melengkapi versi saat ini sebagai ketepatan waktu.Ketepatan waktu merupakan aspek penting dari RAD, karena tanpa itu ruang lingkup dapat mengancam untuk memperpanjang iterasi pembangunan, sehingga membatasi umpan balik dari klien, meminimalkan manfaat dari pembangunan berulang, dan berpotensi mengembalikan proses kembali ke pendekatan metodologi air terjun.

d. Team MemberMetodologi RAD merekomendasikan penggunaan tim kecil yang terdiri dari anggotayang

berpengalaman, serbaguna, dan motivasi yang mampu melakukan peran ganda. Sebagai klien memainkan peran penting dalam proses pembangunan, sumber daya klien khusus harus tersedia selama awal Joint Application Development (JAD) sesi serta Focus Group Sessions dilakukan pada akhir siklus pengembangan.Pengembangan tim (juga dikenal sebagai SWAT atau Skilled Workers with Advance Tools) idealnya harus memiliki pengalaman di Rapid Application Development dan harus memiliki pengalaman dengan Computer Aided Software Engineering. Pendekatan manajemen Aktif dan manajemen yang terlibat sangat penting untuk mengurangi risiko siklus pengembangan diperpanjang, kesalahpahaman klien, dan melebihi tenggat waktu.Di atas manajemen semua harus kuat dan konsisten dalam keinginan mereka untuk menggunakan metodologi Rapid Application Development. Selain menegakkan waktu yang ketat, manajemen harus fokus pada pemilihan anggota tim, motivasi tim, dan pada kliring hambatan birokrasi atau politik.

e. RAD ToolsSalah satu tujuan utama dari metodologi Rapid Application Development yang

dikembangkan oleh James Martin pada tahun 1980an adalah untuk memanfaatkanteknologi terbaru yang tersedia untuk mempercepat pembangunan. Jelas teknologi tahun 1980 sudah kuno, tetapi fokus RAD tentang alat terbaru adalah sama pentingnya hari ini seperti ketika metodologi awalnya diciptakan.

2.3 MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENTa) Bussiness modeling

Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untukmenjawab pertanyaan – pertanyaan berikut :a. informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?b. Informasi apa yang di munculkan?c. Siapa yang memunculkanya?d. Ke mana informasi itu pergi?e. Siapa yang memprosesnya?

b) Data modeling :a. Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase business modelingdisaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnistersebut.

Page 10: Tugas STI P Usman

b. Karakteristik (disebut atribut) masing – masing objek diidentifikasi dan hubunganantara objek – objek tersebut didefinisikan.c. Bagian dari pemodelan bisnis yang didefinisikan ke dalam sekumpulan objek data.d. Karakteristik (atribut) dari setiap objek diidentifikasikan dan hubungannya .

c) Prosess modellinga. Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikanuntuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.· Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi,menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.b. Objek data akan diimplementasikan pada fungsi bisnis.c. Deskripsi proses dibangun untuk penambahan modifikasi, penghapusan, ataupengambilan kembali objek data.

d) Application generationa. RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain menciptakanperangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yangkonvensional· Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasikonstruksi perangkat lunak.b. Melakukan penggunaan kembali komponen yang ada (jika mungkin).c. Atau membuat kembali penggunaan kembali komponen jika dibutuhkan.e) Testing and turnovera. Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali,banyak komponenprogram telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian.· Tetapi komponen baru harus di uji dan semua interface harus dilatih secarapenuh.

2.4. PENDEKATAN MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENTModel RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkatyang

dicapai dengan menerapkan :1. Component based construction ( pemrograman berbasis komponen ).2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.4.Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan komplekstasnya sistem yang dibangun. Jika keutuhan yang diinginkan pada tahap analisa kebutuhan telah lengkap dan jelas, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesakan secara lengkap perangkat lunak yang dibuat adalah berkisar 60 sampai 90 hari. Model RAD hampr sama dengan model waterfall, bedanya siklus pengembangan yang ditempuh model in sangat pendek dengan penerapan teknik yang cepat. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. Model ini melibatkan banyak tim, dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai dengan pembagian modul sistem.

Page 11: Tugas STI P Usman

2.5 PERBANDINGAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENT DENGAN METODE LAIN Perbandingan Dengan Metode Tradisional

Sebagai gambaran umum, pengembangan aplikasi berarti mengembangkan aplikasipemrograman yang bervariasi dari pemrograman umum dalam arti bahwa ia memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kewajiban, termasuk untuk kebutuhan menangkap dan pengujian. Pada 1970an, Rapid Application Development muncul sebagai respon mengerikan untuk proses nontangkas, seperti model Waterfall. Pengembang perangkat lunak menghadapi masalah waktu dengan metodologi sebelumnya sebagai aplikasi begitu lama untuk membangun bahwa spesifikasi persyaratan diubah oleh sistem waktu itu selesai.

Dengan demikian, metodologi tersebut sering mengakibatkan sistem tidak dapat digunakan. Metodologi RAD adalah dalam jangkauan hampir semua orang sebagai generator kode, alat-alat visual seperti VB, Visual C + + dan CASE tool seperti Rational Rose didasarkan pada teknik RAD saja. Jika Anda merancang aplikasi dengan Rational Rose, kode dapat secara otomatis dihasilkan dalam bahasa seperti C + +, VC + + atau VB. Sebagai contoh sederhana, jika Anda telah menggunakan alat alat seperti MS FrontPage maka itu kembali alat RAD. Berikut ini gambar perbandingan antara metode RAD dengan metode Tradisional.

Gambar 1. Perbandingan RAD dengan Metode Tradisional

Pada gambar 1 menggambarkan perbedaan dari metode tradisonal dengan metode RAD. Untuk tahap tradisonal mengacu pada urutan tahap-tahap SDLC. Pada RAD Tahap pertama langsung membuat analisis dan design, lalu langsung ketahap siklus prototyping yaitu membangun, memperhalus dan mendemonstrasikannya. Itu akan mempercepat proses dalam pembuatan suatu project. RAD memang lebih cepat dari Waterfall. Jika kebutuhan dan batasan project sudah diketahui dengan baik. Juga jika proyek memungkinkan untuk dimodularisasi.

RAD Mempunyai 4 Unsur Penting : Manajemen, Manusia, Metodologi, dan Peralatan.RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi.

Page 12: Tugas STI P Usman

Proses pengembangan, meliputi :1. Mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria.2. Mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang

menjadi prioritas.3. Membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas.4. Memilih protype mana yang direview.5. Implementasi Sistem Informasi

2.6 KEUNTUNGAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENTRAD mempunyai keuntungan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

· Sangat berguna dilakukan pada kondisi user tidak memahami kebutuhan-kebutuhan apa saja yang digunakan pada proses pengembangan perangkat lunak.· RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object) sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat berkisar antara 60-90 hari.· Karena mempunyai kemampuan untuk menggunakan komponen yang sudah ada dan waktu yang lebih singkat maka membuat biaya menjadi lebih rendah dalam menggunakan RAD.

2.7 KELEMAHAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENTBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi pengembangan

menggunakan model RAD :· Proyek yang berskala besar, RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim yang baik.· RAD menuntut pengembang dan pelanggan memiliki komitmen dalam aktivitas rapid fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem dalam waktu yang singkat. Jika komitmen tersebut tidak ada maka proyek RAD akan gagal.

2.8 IMPLEMENTASI RAPID APPLICATION DEVELOPMENT1) Kondisi Sesuai RAD· Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek.· Fokus pada lingkup tertentu, misalnya pada objek bisnis yang telah didefinisikan dengan baik.· Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks· User tahu pasti area yang harus dimiliki aplikasi· Manajemen memiliki komitmen terhadap keterlibatan user.· Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui· Pendefinisian spesifikasi yang tidak perlu waktu lama· Komposisi tim stabil

2) Kondisi Yang Tidak Sesuai RAD· Proyek yang terlalu besar dan kompleks· Sistem dengan komputasi tinggi· Lingkup dan objek bisnis proyek belum jelas· Tim proyek besar dengan koordinasi tinggi

Page 13: Tugas STI P Usman

3) PenerapanBerikut ini Contoh dari pembuatan system menggunakan Rapid Application

DeveloopmentMethodology :

Pembuatan website mcommerce (mobile commerce) untuk mempermudah proses penyewaan kendaraan mobil pada suatu badan usaha. Pengembangan sistem mcommerce ini menggunakan metode Rapid Application Development (RAD), dengan demikian siklus pembangunan perangkat lunak menjadi lebih pendek atau singkat. Penerapan sistem mcommerce ini menggunakan arsitektur yang berbasis Wireless Application Protocol (WAP) sehingga website dapat diakses dari telepon seluler (ponsel) melalui browser.

III. Arsitektur WebEvaluasi Sistem Informasi Web Yang Baik Menurut Literatur

Evaluasi heuristik adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan pengguna dalam hal Interaksi Manusia Komputer (IMK) (Nielsen, 1990).Tujuan evaluasi ini yaitu untuk mengidentifikasi masalah yang terkait dengan desain antarmuka website. Berdasarkan definisi dari Nielsen, tingkat kenyamanan pengguna website mengacu pada (Purnamasari dkk., 2012):

Learn ability, dalam website berarti bahwa setiap halaman harus didesain yang rapi agar isi halaman tersebut mudah dimengerti oleh pengguna

Efficiency, tingkat produktivitas yang dicapai setelah pengguna mempelajari sistem. Hal ini berarti bahwa pengguna ingin mencari beberapa konten dapat menemukannya dengan cepat melalui tautan yang tersedia

Memorability, kemudahan dalam mengingat fungsionalitas sistem, sehingga pengguna dapat mengakses kembali sistem setelah beberapa waktu tidak menggunakannya

Few errors, kemampuan sistem menampilkan tingkat kesalahan yang kecil, hal ini juga membantu pengguna ketika mereka melakukan kesalahan selama menggunakan sistem

User’s satisfaction, tolak ukur dimana pengguna merasa nyaman dalam menggunakan sistem tersebut. Hal ini mengacu pada situasi dimana pengguna merasa berada dalam sebuah sistem yang mudah karena konten yang tersedia dan navigasi mudah dipahami

Page 14: Tugas STI P Usman
Page 15: Tugas STI P Usman

Parameter Rating KeteranganAlamat Website

1. Jelas2. Mudah Diingat3. Singkat4. Unik5. Beda

55542

Sangat JelasSangat Mudah DiingatSangat SingkatUnikTerdapat kesamaan dengan U. Borneo & Bufallo

Ketersediaan Informasi1. Informasi History2. Link Tautan3. Jangkauan Informasi

454

Baik, tercatat cukup lengkapSangat BaikLuas, mencakup hampir seluruh layanan & fasilitas

Cara Pencarian1. Lingkup Pencarian2. Kerapian Hasil3. Responsivitas Web4. Ketersediaan di setiap

laman

4435

Luas, Hampir seluruh layanan bisa diaksesRapiCukup Cepat untuk akses rate 10 s/d 20 KBpsSelalu Tersedia

Alternatif Kontak Person1. Email2. Alternatif Address3. Official Phone4. Real Address

5555

Sudah JelasSudah JelasSudah JelasSudah Jelas

Berita dan Informasi1. Kelengkapan Info

2. Objektivitas3. Responsibility of

Information Truth

4

55

5

Lengkap, Baik untuk akses Mahasiswa, Dosen, Tamu maupun staf.Sangat ObjektifSangat bisa Dipertanggung Jawabkan

Sudah Tersedia Bahasa Internasional

Page 16: Tugas STI P Usman

4. Multi Language/ Billingual

Informasi Update/Aktual1. Periode Updating

Informasi2. Aktualitas Informasi3. Trend Informasi

4

55

Periode perbaruan informasi baik, minimal ada perbaruan setiap harinyaSangat gencar terhadap info terbaru dalam kampusMengikuti Trend baik perbaruan teknologi & Jurnal

Tingkat Ketertarikan Website1. Design Interest2. Type of Design

3. Mysterioust/Curious Thing

45

3

Menarik dengan gaya desain yang sederhana tapi tertataType desain sederhana tetapi sangat menarik dengan perpaduan komposisi warna yang pasPengambilan judul kurang membuat pembaca penasaran untuk mengaksesnya

Ketersediaan Home Page 5 Sangat Baik

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Alfabeta, Edisi Revisi, 2006

Laudon, Kenneth C. Jane P. Laudon. Management Information Systems. Seventh Edition. Prentice Hall, New Jersey. 2002.

McLeodJr, Raymond. George Schell. Management Information Systems. International Edition. Prentice Hall, New Jersey. 2001.

Pant, Somendra, dan Hsu, Cheng. 1995. Strategic Information Systems Planning: A Review. Diakses dari http://www.mis.boun.edu.tr/tamers/mis524/strpaper.pdf  pada 8 Mei 2013 pukul 10:43.

Sutabri Tata, Analisis Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta 2004.

Purnamasari E, Wijayanti H, Alqadri Y, Rahayu D. A, dan Supomo F. Y. 2012.Evaluasi Website JobsDBTM Mobile Dengan Metode Usability Heuristic.Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen. Vol 7

Nielsen, J and Molich, R. 1990. Heuristic Evaluation of User Interfaces. Seattle: ACM CHI Conf