HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/48895/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/48895/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Diajukan oleh:
Reiza Nuary Asih Hartono
F100124002
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Yang Diajukan Oleh :
REIZA NUARY ASIH HARTONO
F100124002
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh
Dosen
Pembimbing
Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psi.
NIK. 838/0624067301
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
Oleh :
Reiza Nuary Asih Hartono
F100124002
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 16 November 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Susatyo Yuwono S. Psi, M. Si., Psi. (……..…………..…..………)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Wisnu Hertinjung, S.Psi., M.Psi (……………….…………….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dra. Zahrotul Uyun, M.Si (……………….…………….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Taufik Kasturi, M.Si., Ph.D
NIK. 799/0629037401
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 2 November 2016
Penulis
Reiza Nuary Asih Hartono
F100124002
1
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
Reiza Nuary Asih Hartono
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected]
ABSTRAK
Tujuan utama pembelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, baik secara lisan
maupun tertulis. Bahasa Inggris merupakan kompetensi penting yang dibutuhkan
dalam menghadapi tantangan dunia global pendidikan. Dalam proses
pembelajaran sebagian besar siswa belum dapat mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis dengan baik meskipun dengan kalimat-kalimat sederhana,
banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Kegunaan prestasi
belajar banyak ragamnya, antara lain “sebagai umpan balik bagi guru dalam
mengajar, untuk keperluan diagnostic, untuk keperluan bimbingan penyuluhan,
untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk
menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi
penelitian adalah siswa kelas 2 atau XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dengan
jumlah 328 siswa. Kelas XI terdiri dari kelas XI IPA 1 – XI IPA 3 dengan jumlah
120 siswa, XI IPS 1 – XI IPS 5 dengan jumlah 208 siswa. Sampel atau subjek
yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 165 siswa (132 siswa yang hadir, 33
siswa tidak hadir) dengan cluster random sampling terdiri dari XI IPA 1 (37
siswa), XI IPA 2 (31 siswa), XI IPS 2 (28 siswa) dan XI IPS 3 (36 siswa).
Pengumpulan data menggunakan skala minat belajar, kemandirian belajar dan
dokumen nilai prestasi belajar Bahasa Inggris, sedangkan analisis data
menggunakan uji Korelasi Non Parametrik Kendall’s. Kesimpulan penelitian
adalah tidak ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa
Inggris, tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar
Bahasa Inggris.Kategori prestasi belajar Bahasa Inggris 37,90% (50 siswa)
tergolong baik. 62,10% (82 siswa) tergolong cukup prestasi belajar.
Kata kunci: minat, kemandirian belajar, prestasi belajar, Bahasa Inggris
2
CORRELATION BETWEEN THE LEARNING INTEREST AND
INDEPENDENT LEARNING WITH ENGLISH LEARNING
ACHIEVEMENT OF MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
SENIOR HIGH SCHOOL
Reiza Nuary Asih Hartono
Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
The main purpose of learning English is intended to improve students
ability in communication with English, either verbally and written. English is
essential competencies required to face the challenges of the global world
education. In the process of learning, the majority of students have not been able
to listen, speak, read and write well even with simple sentences, many students do
not like the English lessons. Learning achievements used in many manifold, such
as feedback for teaching , for diagnostic purpose, guidance counseling, for the
purpose of selection, for purpose of placement or majors, to determine the
contents of curriculum, and to define the school policy. The purpose of this
research was to determine the relationship between learning by interest and
independent learning with learning English achievements. This study used
quantitative research with correlational method. Population research were 328
students on grade 2 in senior high school of Muhammadiyah 1 Surakarta. Class
XI consists of class XI IPA 1 - XI IPA 3 which have 120 students, XI IPS 1 - XI
IPS 5 which have 208 students. Samples or subjects taken in this research were
165 students (132 students were present, 33 students were absent) with cluster
random sampling consisted of XI IPA 1 (37 students), XI IPA 2 (31 students), XI
IPS 2 (28 students ) and XI IPS 3 (36 students). Data collection used a scale of
interest in learning, independent learning and document the value of learning
English achievement, while analysis of data using Non-Parametric Correlation
Kendall's. Conclusion of research is there was not relationship between interest in
learning and learning English achievement, there is no relationship between
independent learning and learning English achievement. Category learning
English achievement 37.90% (50 students) is quite good. 62.10% (82 students) is
quite the learning achievement.
Keywords: interest, independent learning, learning achievement, English lesson
1. PENDAHULUAN
Salah satu masalah pada bidang pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan dan berakibat rendahnya rata-rata prestasi belajar.
Keadaan pendidikan di Indonesia sangat jauh dari harapan bahkan
peringkatnya sampai menurun. Hal tersebut didukung oleh hasil laporan dari
3
kemendikbud pada tahun 2015 menyatakan bahwa pada tahun 2014 lalu,
menurut UNESCO, rangking pencapaian PUS (Pendidikan Untuk Semua)
yang dicapai Indonesia berada di posisi 57, turun dari tahun 2013 yang berada
di posisi 54, walaupun naik dari posisi 64 pada tahun 2012.
Tarigan (2015), Wakil Presiden Bidang Akademik English First (EF)
Christoper McCormick mengatakan kemampuan masyarakat Indonesia
menggunakan Bahasa Inggris berada pada peringkat ke-28 di antara 63 negara,
menurut Christoper Bahasa Inggris merupakan kompetensi penting yang
dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dunia global, mulai dari tantangan
bisnis, ekonomi hingga pendidikan dan peningkatan kualitas hidup.
Roz (2014),menyatakan bahwa Nilai yang dipatok untuk bisa
memenuhi KKM adalah 2,67 atau setaar nilai 66 sampai 70. Nilai rata-rata
tersebut merupakan kesepakatan nasional.Fajar (2016), menyatakan bahwa
hasil nilai UN (Ujian Nasional) seluruh SMA di Indonesia memiliki nilai
tertinggi jurusan IPA mata pelajaran Bahasa Inggris 86,0 dan nilai tertinggi
jurusan IPS mata pelajaran Bahasa Inggris 94,0.
Downer, Sabol & Hamre (2010) menjelaskan bahwa interaksi guru
siswa merupakan kebutuhan dasar siswa di sekolah. Interaksi guru-siswa yang
baik memberi peluang bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan akademik,
mengembangkan keterampilan serta meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peters & Mullis (dalam Lacour & Tissington, 2011) , ”found that
parental education had a significant effect on academic achievement. The
mother’s education level had a 20% higher affect than the father’s education
level on the academic outcomes of adolescents” yang artinya menemukan
bahwa pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar, dilihat dari pendidikan ibu yang mempunyai tingkat pengaruh
20% lebih tinggi daripada tingkat pendidikan ayah pada hasil belajar dari
remaja.
Nasution (2001) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.Guthrie & Wigfield
4
(dalam Aminah, Joyoatmojo & Haryanto 2013) bahwa prestasi belajar juga
secara langsung dipengaruhi oleh keterlibatan atau aktivitas siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Aspek-aspek prestasi belajar Bahasa
Inggris yaitu reading, dialog, subjunctive (kata kerja)”wish, as if/as though,
would rather, if only”, suggestion offering passive (memberi saran pasif),
making an offer (membuat penawaran). Rambe & Tarmidi (2010), faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal
meliputi (motivasi, konsep diri, minat dan kemandirian belajar), faktor
eksternal meliputi (sarana prasarana, guru dan orang tua).
Minat belajar adalah kencenderungan jiwa yang tetap untuk
memperhatikan secara intensif, merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan senang mempelajari materi itu. Slameto (dalam Siagian,
2015) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Djamarah (dalam Siagian, 2015) menyebutkan
“minat belajar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat
belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”.Lucas & Britt
(2000), aspek-aspek minat belajar adalah aspek kognitif, aspek afektif, aspek
psikomotorik, perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire),
keyakinan (conviction), perbuatan (action).
Kemandirian belajar adalah tidak menggantungkan diri kepada orang
lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam
belajar sehingga siswa memiliki kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah.
Sumarno (dalam Haryati, 2010) menyatakan individu yang memiliki
kemandirian belajar yang tinggti cenderung belajar lebih aktif, mampu
memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajar lebih efektif yaitu menghemat
waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur waktu belajar secara efisien
dan memperoleh skor tertinggi. Kesten (dalam Broad, 2006) definisi belajar
mandiri sebagai: pembelajaran yang di mana peserta didik, dalam
hubungannya dengan orang lain yang relevan, dapat membuat keputusan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sendiri. Song & Hill
5
(2007), aspek-aspek kemandirian belajar adalah atribut pribadi (personal
atribut), proses (processes) dan konteks pembelajaran (learning context).
Makna Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan
oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar.
Peradapan manusia kuno sebelum mengenal tulisan adalah menggunakan
bahasa gambar. Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris adalah siswa dapat
berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan ragam bahasa
yang sesuai, lancar dan akurat (Diknas, 2003). Pelajaran Bahasa Inggris
mempunyai empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu listening,
speaking, reading dan writing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling
bahwa nilai prestasi belajar Bahasa Inggris beberapa siswa memiliki nilai
dibawah rata-rata atau KKM yang sudah ditentukan. Hal ini dikarenakan
siswa kurang mampu menguasai kosakata yang banyak dan enggan untuk
menulis, berbicara dengan kalimat sederhana. Sehingga di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta menerapkan tanda bel atau tanda pergantian
pembelajaran dengan menggunakan bahasa indonesia dan Bahasa Inggris hal
ini untuk membiasakan siswa belajar dan memahami. Di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta memberikan ekstrakulikuler Bahasa Inggris
untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga siswa mampu menguasai dan
menerapkan di kehidupan sehari-hari terutama di dunia pendidikan. Hasil
wawancara siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta bahwa hampir semua
siswa kurang minat pada mata pelajaran Bahasa Inggris baik laki-laki maupun
perempuan sehingga prestasi belajar siswa dibawah KKM 75.00, selain itu
alasan kurang minatnya belajar Bahasa Inggris maupun dalam tugas siswa
merasa malas, bosan, jenuh, tidak bisa mengerjakan dan lebih tertarik
melakukan kesenangan yang dimiliki. Kemudian, siswa-siswa tersebut
memilih mengerjakan tugas dengan bertanya teman atau menyontek teman.
Siswa yang memiliki minat yang besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya
6
sehingga prestasi belajar siswa ditentukan dari minat siswa itu sendiri terhadap
pelajaran dan menyebabkan menurunnya nilai pada mata pelajaran Bahasa
Inggris. Minat yang besar akan memiliki prestasi yang tinggi atau besar
dikarenakan bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari
dan disimpan, apabila siswa memiliki minat yang rendah akan memiliki
prestasi belajar yang rendah pula dikarenakan siswa tidak tertarik pada mata
pelajaran tersebut dan merasa susah untuk dipelajari.Dengan demikian dapat
dilihat variasi pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa yang kurang
mempunyai minat belajar serta kemandirian belajar pada mata pelajaran
Bahasa Inggris.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melihat lebih dalam
hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar
Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Berkaitan
dengan hal tersebut penulis merumuskan masalah penelitian yaitu : “Apakah
ada hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?”.
2. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 atau XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta dengan jumlah 328 siswa. Kelas XI terdiri dari
kelas XI IPA 1 – XI IPA 3 dengan jumlah 120 siswa, XI IPS 1 – XI IPS 5
dengan jumlah 208 siswa. Pemilihan populasi ini dilatar belakangi oleh alasan
bahwa siswa SMA adalah remaja awal yang sudah terbentuk perilaku
sehingga dimungkinkan dapat memahami dan menerapkan di kehidupan
sehari-hari.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
cluster random sampling. Mulyatiningsih (2012) teknik cluster random
sampling sering diterapkan dalam wilayah sekolah atau pendidikan. Teknik
cluster random sampling digunakan apabila populasi penelitian tergabung
dalam kelompok. Cluster random sampling adalah cara mengambil sampel
untuk memperoleh satu kelas secara acak, dimana setiap kelas memiliki satu
kesempatan yang sama untuk terpilih. Pengambilan sampel dilakukan dengan
7
cara membuat gulungan kertas yang berisi tulisan kelas XI IPA 1 – XI IPA 3,
XI IPS 1 – XI IPS 5, gulungan kertas tersebut berada dalam satu kotak.
3. HASILDAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui terpenuhi
atau tidaknya syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu data agar dapat
dianalisis. Perhitungan analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer seri
program statistik (SPSS) edisi 15.0 for Windows Program.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebaran data
variabel tergantung (Dependent) apakah memiliki sebaran data normal,
dengan kata lain uji normalitas sebaran dilakukan untuk melihat apakah subjek
dapat mewakili populasi atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
p > 0,05 atau lebih dari 5%.
Hasil dari normalitas sebaran variabel minat belajar diperoleh nilai
Kolmogrov-Smirnov Z = 1,118 ; dengan sig.(2-tailed) 0,164 (p > 0,05),
artinya minat belajar memiliki sebaran normal atau dapat mewakili subjek
dalam populasi tersebut. Kemandirian belajar diperoleh nilai Kolmogrov-
Smirnov Z = 0,827 ; dengan sig.(2-tailed) = 0,501 (p > 0,05), artinya
kemandirian belajar memiliki sebaran normal atau dapat mewakili subjek
dalam populasi tersebut. Prestasi belajar diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov
Z = 2,057 ; dengan sig (2-tailed) = 0,000 (p > 0,05), artinya prestasi belajar
Bahasa Inggris tidak memiliki sebaran normal atau tidak dapat mewakili
subjek dalam populasi tersebut.
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas
(minat belajar dan kemandirian beljar) dengan variabel tergantung prestasi
belajar Bahasa Inggris memiliki korelasi yang searah (linier) atau tidak.
Berdasarkan uji linieritas variabel minat belajar diperoleh nilai F pada
deviation from linearity = 273, 015 ; signifikan (p) = 0,327 ; (p > 0,05). Hasil
tersebut menunjukkan variabel bebas (minat belajar dan kemandirian belajar)
dengan variabel tergantung (prestasi belajar Bahasa Inggris)memenuhi sebaran
data linier.
8
Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis korelasi dari Kendall’s
Wnon parametric, karena sebaran data tidak normal dan linear. Diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0,006 (p) = 0,462 (p > 0,01) artinya tidak ada
hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Nilai
koefisien korelasi sebesar -0,011 (p) = 0,434 (p > 0,01) artinya tidak ada
hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris.
Kategorisasi
Kategori Minat Belajar
Berdasarkan kategori skala minat belajar diketahui bahwa terdapat 0% (0
siswa) yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. 0% (0 siswa) yang
memiliki minat belajar rendah. 20% (20 siswa) yang tergolong sedang minat
belajar, lalu 92% (92 siswa) tergolong tinggi minat belajar. 20% (20 siswa)
tergolong sangat tinggi minat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi.
Kategori Kemandirian Belajar
Berdasarkan kategori skala kemandirian belajar diketahui bahwa terdapat
0% (0 siswa) yang memiliki kemandirian belajar sangat rendah. 1% (1 siswa)
tergolong rendah kemandirian belajar. 42% (42 siswa) tergolong sedang
kemandirian belajar. 78% (78 siswa) tergolong tinggi kemandirian belajar.
11% (11 siswa) tergolong sangat tinggi kemandirian belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi
tinggi.
Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan kategori prestasi belajar Bahasa Inggris diketahui bahwa 0%
(0 siswa) yang memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris tergolong sangat baik.
37,90% (50 siswa) tergolong baik prestasi belajar Bahasa Inggris. 62,10% (82
siswa) tergolong cukup prestasi belajar. 0% (0 siswa) tergolong kurang
prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak
berada pada posisi tinggi.
9
Penelitian antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris tidak dapat diketahui melalui analisis non parametrik
sehingga hipotesis mayor tidak bisa di uji.
Berdasarkan uji kendall’s diperoleh hasil nilai koefisien korelasi
sebesar 0,006, (p) = 0,462 (p > 0,01) artinya tidak ada hubungan antara
minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Dengan demikian minat
belajar siswa tidak memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar Bahasa
Inggris siswa. Sesuai dengan hasil penelitian Bunga, Prang, Nainggolan
(2015) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara
signifikan antara minat belajar dan hasil belajar matematika.
Prestasi belajar yang rendah terhadap pelajaran Bahasa Inggris antara lain
disebabkan oleh berbagai macam faktor dan kendala. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor internal meliputi
(motivasi, konsep diri, minat dan kemandirian belajar), faktor eksternal
meliputi (sarana prasarana, guru dan orang tua).
Berdasarkan hasil analisis variabel prestasi belajar bahwa rerata empirik
(RE) sebesar 78,94 yang berarti prestasi belajar Bahasa Inggris termasuk
kategori cukup.
Berdasarkan kategori prestasi belajar Bahasa Inggris diketahui bahwa 0%
(0 siswa) yang memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris tergolong sangat baik.
37,90% (50 siswa) tergolong baik prestasi belajar Bahasa Inggris. 62,10% (82
siswa) tergolong cukup prestasi belajar. 0% (0 siswa) tergolong kurang
prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak
berada pada posisi cukup.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang
memiliki prestasi belajar yang berada pada kategori rendah. Prosentase dan
jumlah terbanyak berada pada kategori cukup, ini menjelaskan bahwa siswa
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki tingkat minat belajar yang cukup.
Minat siswa yang rendah terhadap pelajaran Bahasa Inggris antara lain
disebabkan oleh berbagai macam faktor dan kendala. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya yaitu dari siswa sendiri, sarana
10
pembelajaran, kemampuan guru, kemampuan rata-rata siswa rendah, siswa
tidak bertanggung jawab terhadap tugas, dan seringkali Bahasa Inggris masih
dianggap terlalu sukar.
Menurut Witherington terjemahan Buchori (1991) berpendapat bahwa
“Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal
atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”.
Berdasarkan pendapat tersebut minat merupakan suatu kesadaran untuk
menerima tentangsuatu hal atau obyek yang berhubungan dengan
dirinya.Berdasarkan hasil analisis variabel minat belajar diketahui bahwa
rerata empiric (RE) sebesar 73,77 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 52,5 yang
berarti minat belajar termasuk kategori tinggi.
Berdasarkan kategori skala minat belajar diketahui bahwa terdapat 0% (0
siswa) yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. 0% (0 siswa) yang
memiliki minat belajar rendah. 20% (20 siswa) yang tergolong sedang minat
belajar, lalu 92% (92 siswa) tergolong tinggi minat belajar. 20% (20 siswa)
tergolong sangat tinggi minat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase
dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang
memiliki tingkat minat belajar yang berada pada kategori rendah. Prosentase
dan jumlah terbanyak berada pada kategori tinggi, ini menjelaskan bahwa
siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki tingkat minat belajar yang
tinggi.
Berdasarkan Nilai koefisien korelasi sebesar -0,011, (p) = 0,434 (p >
0,01) artinya tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris. Dengan demikian kemandirian belajar siswa tidak ada
hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa.
Meyer, et al. (dalam Patel, 2015), melakukan kajian komprehensif dari
literatur internasional belajar mandiri dan mencatat kesepakatan luas bahwa
pelajar yang mandiri: "mengembangkan nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang bertanggung
jawab dan mengambil tindakan yang tepat dalam hal pembelajaran mereka
11
sendiri" penasaran, percaya diri dan mandiri, memahami mereka sendiri
kebutuhan, kepentingan belajar dan nilai belajar "untuk kepentingan diri
sendiri".
Berdasarkan hasil analisis variabel kemandirian belajar diketahui bahwa
rerata empiric (RE) sebesar 94,62 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 70 yang
berarti kemandirian belajar termasuk kategori tinggi.
Berdasarkan kategori skala kemandirian belajar diketahui bahwa terdapat
0% (0 siswa) yang memiliki kemandirian belajar sangat rendah. 1% (1 siswa)
tergolong rendah kemandirian belajar. 42% (42 siswa) tergolong sedang
kemandirian belajar. 78% (78 siswa) tergolong tinggi kemandirian belajar.
11% (11 siswa) tergolong sangat tinggi kemandirian belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi
tinggi. Hasil jumlah rerata berjumlah 94,62termasuk kategori tinggi, artinya
bahwa siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki kemandirian yang
tergolong tinggi.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa prosentase dan jumlah
terbanyak berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
remaja memiliki derajat kemandirian yang tinggi sehingga memiliki prestasi
belajar Bahasa Inggris yang baik.
3. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:Tidak ada hubungan antara
minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta.Tidak ada hubungan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa SMA Muhammadiyah 1
Surakarta. Subjek penelitian memiliki minat belajar dan kemandirian belajar
yang tergolong tinggi. Subjek penelitian memiliki prestasi belajar yang
tergolong tinggi.
12
Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh
selama penelitian, maka penulis memberikan sumbangan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:
Bagi sekolah, berdasarkan penelitian ini diharapkan pihak sekolah
untuk dapat mengusahakan kondisi tersebut tetap stabil dengan cara pihak
sekolah membangkitkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar
Bahasa Inggris selain minat belajar dan kemandirian belajar, seperti pengaruh
bakat, kemampuan kognitif, sarana prasarana, pendekatan belajar, motivasi,
konsep diri, guru, orang tua.
Bagi subjek penelitian, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
siswa dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi dalam belajar dalam diri
mereka guna meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris.
Bagi peneliti lain, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema yang sama agar dapat
memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini dan lebih
memperluas tinjauan yang belum terdapat dalam penelitian ini, lebih
menyempurnakan alat ukur, memperluas populasi dan memeperbanyak
sampel sehingga lingkup penelitian dan generalisasi menjadi lebih luas serta
mencapai proporsi yang seimbang dengan memperhatikan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi prestasi belajar Bahasa Inggris selain minat belajar dan
kemandirian belajar, seperti pengaruh bakat, kemampuan kognitif, sarana
prasarana, pendekatan belajar. Jumlah sampel yang lebih besar, wawancara
secara lebih terstruktur agar diperoleh hasil yang lebih valid. Waktu yang
cukup untuk melakukan pendekatan pada siswa agar siswa merasa nyaman
sehingga dapat mengisi angket dengan serius sehingga mampu mengungkap
kondisi yang sesungguhnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, E., Joyoatmojo, S., & Haryanto, S. (2013). Kontribusi Motivasi Belajar
dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Inggris Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Kota Salatiga. Jurnal Teknologi
Pendidikan. Vol. 1, No. 2:113-125
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Broad, J. (2006). Interpretations of Independent Learning in Further Education.
Selby College, UK. Journal of Futher and Higher Education. 30(2), pp
119-143
Bunga, N. K., Prang, J., & Nainggolan, N. (2015). Hubungan antara Minat Belajar
dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Kristen Eben Haezer. Jdc, Vol.
4, No. 2:224-228
Diknas.(2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah.
Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Downer, J., Sabol, J.T., & Hamre, B. (2010). Teacher–Child interactions in the
classroom: Toward a theory of within and cross-domain links to children's
developmental outcomes. Early Education & Development, 21(5), 699-
723
Haryati, F. (2010). Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill. Suska
Journal of Mathematic Education. Vol.1, No.1:9-18
http://www.antaranews.com/berita/477154/indonesia-peringkat-ke-28-berbahasa-
inggris.(diakses pada tanggal 14 desember 2016).
http://www.jawapos.com/baca/artikel/7063/guru-masih-sulit-isi-rapor-online.
(diakses pada tanggal 1 maret 2016).
http://www.suarapgri.com/2016/05/ini-dia-20-siswa-peraih-nilai-un.html.(diakses
pada tanggal 14 desember 2016).
Lucass, D. Blaine & Britt, S.H. (2000). Advertising Psychology and Research.
New York: Mc Graw-Hill Book Company.
Mudjiono & Dimyati. (2013). Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Rikena Cipta.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nasution, S. (2001). Didaktik Asas Mengajar. Bandung : Jemmars.
14
Patel, D. (2015). As Investigation Into Independent Learning Using the
Cambridge Latin Course Independent Learning Manual with Year 9
Students. Journal of Classics Teaching. 16, pp 14-18.
Rambe, A. R.,& Tarmidi. (2010). Korelasi Antara Dukungan Sosial Orang Tua
dan Self‐DirectedLearning pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi. Volume
37, No. 2: 216-223
Siagian, R. E. F. (2015). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif 2(2), ISSN: 2088-351X: 122-131
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Song, L.,& Hill, J. R. (2007). A Conceptual Model for Understanding Self-
Directed Learning in Online Environments: Journal of Interactive Online
Learning www.ncolr.org/jiol Volume 6, Number 1, ISSN: 1541-4914
Tirtonegoro, S. (1989). Anak Supernormal dan Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Tissington, L. D., & Lacour, M. (2011). The Effect of Poverty on Academic
Achievement. Educational Research and Review. 6(7), pp 522-527
Witherington, H. C. (1990). Psikologi Pendidikan. Penerjemah M. Buchori.
Bandung: Jemmars.