HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/48895/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

18
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Diajukan oleh: Reiza Nuary Asih Hartono F100124002 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN …eprints.ums.ac.id/48895/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA

SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Diajukan oleh:

Reiza Nuary Asih Hartono

F100124002

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA

SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Yang Diajukan Oleh :

REIZA NUARY ASIH HARTONO

F100124002

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh

Dosen

Pembimbing

Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psi.

NIK. 838/0624067301

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA

SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Oleh :

Reiza Nuary Asih Hartono

F100124002

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 16 November 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Susatyo Yuwono S. Psi, M. Si., Psi. (……..…………..…..………)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Wisnu Hertinjung, S.Psi., M.Psi (……………….…………….)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Zahrotul Uyun, M.Si (……………….…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Taufik Kasturi, M.Si., Ph.D

NIK. 799/0629037401

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 2 November 2016

Penulis

Reiza Nuary Asih Hartono

F100124002

1

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA

SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Reiza Nuary Asih Hartono

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected]

ABSTRAK

Tujuan utama pembelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, baik secara lisan

maupun tertulis. Bahasa Inggris merupakan kompetensi penting yang dibutuhkan

dalam menghadapi tantangan dunia global pendidikan. Dalam proses

pembelajaran sebagian besar siswa belum dapat mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis dengan baik meskipun dengan kalimat-kalimat sederhana,

banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Kegunaan prestasi

belajar banyak ragamnya, antara lain “sebagai umpan balik bagi guru dalam

mengajar, untuk keperluan diagnostic, untuk keperluan bimbingan penyuluhan,

untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk

menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah. Tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan

kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi

penelitian adalah siswa kelas 2 atau XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dengan

jumlah 328 siswa. Kelas XI terdiri dari kelas XI IPA 1 – XI IPA 3 dengan jumlah

120 siswa, XI IPS 1 – XI IPS 5 dengan jumlah 208 siswa. Sampel atau subjek

yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 165 siswa (132 siswa yang hadir, 33

siswa tidak hadir) dengan cluster random sampling terdiri dari XI IPA 1 (37

siswa), XI IPA 2 (31 siswa), XI IPS 2 (28 siswa) dan XI IPS 3 (36 siswa).

Pengumpulan data menggunakan skala minat belajar, kemandirian belajar dan

dokumen nilai prestasi belajar Bahasa Inggris, sedangkan analisis data

menggunakan uji Korelasi Non Parametrik Kendall’s. Kesimpulan penelitian

adalah tidak ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa

Inggris, tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

Bahasa Inggris.Kategori prestasi belajar Bahasa Inggris 37,90% (50 siswa)

tergolong baik. 62,10% (82 siswa) tergolong cukup prestasi belajar.

Kata kunci: minat, kemandirian belajar, prestasi belajar, Bahasa Inggris

2

CORRELATION BETWEEN THE LEARNING INTEREST AND

INDEPENDENT LEARNING WITH ENGLISH LEARNING

ACHIEVEMENT OF MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

SENIOR HIGH SCHOOL

Reiza Nuary Asih Hartono

Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta

[email protected]

ABSTRACT

The main purpose of learning English is intended to improve students

ability in communication with English, either verbally and written. English is

essential competencies required to face the challenges of the global world

education. In the process of learning, the majority of students have not been able

to listen, speak, read and write well even with simple sentences, many students do

not like the English lessons. Learning achievements used in many manifold, such

as feedback for teaching , for diagnostic purpose, guidance counseling, for the

purpose of selection, for purpose of placement or majors, to determine the

contents of curriculum, and to define the school policy. The purpose of this

research was to determine the relationship between learning by interest and

independent learning with learning English achievements. This study used

quantitative research with correlational method. Population research were 328

students on grade 2 in senior high school of Muhammadiyah 1 Surakarta. Class

XI consists of class XI IPA 1 - XI IPA 3 which have 120 students, XI IPS 1 - XI

IPS 5 which have 208 students. Samples or subjects taken in this research were

165 students (132 students were present, 33 students were absent) with cluster

random sampling consisted of XI IPA 1 (37 students), XI IPA 2 (31 students), XI

IPS 2 (28 students ) and XI IPS 3 (36 students). Data collection used a scale of

interest in learning, independent learning and document the value of learning

English achievement, while analysis of data using Non-Parametric Correlation

Kendall's. Conclusion of research is there was not relationship between interest in

learning and learning English achievement, there is no relationship between

independent learning and learning English achievement. Category learning

English achievement 37.90% (50 students) is quite good. 62.10% (82 students) is

quite the learning achievement.

Keywords: interest, independent learning, learning achievement, English lesson

1. PENDAHULUAN

Salah satu masalah pada bidang pendidikan di Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan dan berakibat rendahnya rata-rata prestasi belajar.

Keadaan pendidikan di Indonesia sangat jauh dari harapan bahkan

peringkatnya sampai menurun. Hal tersebut didukung oleh hasil laporan dari

3

kemendikbud pada tahun 2015 menyatakan bahwa pada tahun 2014 lalu,

menurut UNESCO, rangking pencapaian PUS (Pendidikan Untuk Semua)

yang dicapai Indonesia berada di posisi 57, turun dari tahun 2013 yang berada

di posisi 54, walaupun naik dari posisi 64 pada tahun 2012.

Tarigan (2015), Wakil Presiden Bidang Akademik English First (EF)

Christoper McCormick mengatakan kemampuan masyarakat Indonesia

menggunakan Bahasa Inggris berada pada peringkat ke-28 di antara 63 negara,

menurut Christoper Bahasa Inggris merupakan kompetensi penting yang

dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dunia global, mulai dari tantangan

bisnis, ekonomi hingga pendidikan dan peningkatan kualitas hidup.

Roz (2014),menyatakan bahwa Nilai yang dipatok untuk bisa

memenuhi KKM adalah 2,67 atau setaar nilai 66 sampai 70. Nilai rata-rata

tersebut merupakan kesepakatan nasional.Fajar (2016), menyatakan bahwa

hasil nilai UN (Ujian Nasional) seluruh SMA di Indonesia memiliki nilai

tertinggi jurusan IPA mata pelajaran Bahasa Inggris 86,0 dan nilai tertinggi

jurusan IPS mata pelajaran Bahasa Inggris 94,0.

Downer, Sabol & Hamre (2010) menjelaskan bahwa interaksi guru

siswa merupakan kebutuhan dasar siswa di sekolah. Interaksi guru-siswa yang

baik memberi peluang bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan akademik,

mengembangkan keterampilan serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

Peters & Mullis (dalam Lacour & Tissington, 2011) , ”found that

parental education had a significant effect on academic achievement. The

mother’s education level had a 20% higher affect than the father’s education

level on the academic outcomes of adolescents” yang artinya menemukan

bahwa pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

prestasi belajar, dilihat dari pendidikan ibu yang mempunyai tingkat pengaruh

20% lebih tinggi daripada tingkat pendidikan ayah pada hasil belajar dari

remaja.

Nasution (2001) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.Guthrie & Wigfield

4

(dalam Aminah, Joyoatmojo & Haryanto 2013) bahwa prestasi belajar juga

secara langsung dipengaruhi oleh keterlibatan atau aktivitas siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar. Aspek-aspek prestasi belajar Bahasa

Inggris yaitu reading, dialog, subjunctive (kata kerja)”wish, as if/as though,

would rather, if only”, suggestion offering passive (memberi saran pasif),

making an offer (membuat penawaran). Rambe & Tarmidi (2010), faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal

meliputi (motivasi, konsep diri, minat dan kemandirian belajar), faktor

eksternal meliputi (sarana prasarana, guru dan orang tua).

Minat belajar adalah kencenderungan jiwa yang tetap untuk

memperhatikan secara intensif, merasa tertarik pada bidang studi atau pokok

bahasan tertentu dan senang mempelajari materi itu. Slameto (dalam Siagian,

2015) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Djamarah (dalam Siagian, 2015) menyebutkan

“minat belajar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat

belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”.Lucas & Britt

(2000), aspek-aspek minat belajar adalah aspek kognitif, aspek afektif, aspek

psikomotorik, perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire),

keyakinan (conviction), perbuatan (action).

Kemandirian belajar adalah tidak menggantungkan diri kepada orang

lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam

belajar sehingga siswa memiliki kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat

atau motif untuk menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah.

Sumarno (dalam Haryati, 2010) menyatakan individu yang memiliki

kemandirian belajar yang tinggti cenderung belajar lebih aktif, mampu

memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajar lebih efektif yaitu menghemat

waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur waktu belajar secara efisien

dan memperoleh skor tertinggi. Kesten (dalam Broad, 2006) definisi belajar

mandiri sebagai: pembelajaran yang di mana peserta didik, dalam

hubungannya dengan orang lain yang relevan, dapat membuat keputusan yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sendiri. Song & Hill

5

(2007), aspek-aspek kemandirian belajar adalah atribut pribadi (personal

atribut), proses (processes) dan konteks pembelajaran (learning context).

Makna Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan

oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar.

Peradapan manusia kuno sebelum mengenal tulisan adalah menggunakan

bahasa gambar. Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris adalah siswa dapat

berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan ragam bahasa

yang sesuai, lancar dan akurat (Diknas, 2003). Pelajaran Bahasa Inggris

mempunyai empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu listening,

speaking, reading dan writing.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling

bahwa nilai prestasi belajar Bahasa Inggris beberapa siswa memiliki nilai

dibawah rata-rata atau KKM yang sudah ditentukan. Hal ini dikarenakan

siswa kurang mampu menguasai kosakata yang banyak dan enggan untuk

menulis, berbicara dengan kalimat sederhana. Sehingga di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta menerapkan tanda bel atau tanda pergantian

pembelajaran dengan menggunakan bahasa indonesia dan Bahasa Inggris hal

ini untuk membiasakan siswa belajar dan memahami. Di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta memberikan ekstrakulikuler Bahasa Inggris

untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga siswa mampu menguasai dan

menerapkan di kehidupan sehari-hari terutama di dunia pendidikan. Hasil

wawancara siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta bahwa hampir semua

siswa kurang minat pada mata pelajaran Bahasa Inggris baik laki-laki maupun

perempuan sehingga prestasi belajar siswa dibawah KKM 75.00, selain itu

alasan kurang minatnya belajar Bahasa Inggris maupun dalam tugas siswa

merasa malas, bosan, jenuh, tidak bisa mengerjakan dan lebih tertarik

melakukan kesenangan yang dimiliki. Kemudian, siswa-siswa tersebut

memilih mengerjakan tugas dengan bertanya teman atau menyontek teman.

Siswa yang memiliki minat yang besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya

6

sehingga prestasi belajar siswa ditentukan dari minat siswa itu sendiri terhadap

pelajaran dan menyebabkan menurunnya nilai pada mata pelajaran Bahasa

Inggris. Minat yang besar akan memiliki prestasi yang tinggi atau besar

dikarenakan bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari

dan disimpan, apabila siswa memiliki minat yang rendah akan memiliki

prestasi belajar yang rendah pula dikarenakan siswa tidak tertarik pada mata

pelajaran tersebut dan merasa susah untuk dipelajari.Dengan demikian dapat

dilihat variasi pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa yang kurang

mempunyai minat belajar serta kemandirian belajar pada mata pelajaran

Bahasa Inggris.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melihat lebih dalam

hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar

Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Berkaitan

dengan hal tersebut penulis merumuskan masalah penelitian yaitu : “Apakah

ada hubungan antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi

belajar Bahasa Inggris pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?”.

2. METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 atau XI SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dengan jumlah 328 siswa. Kelas XI terdiri dari

kelas XI IPA 1 – XI IPA 3 dengan jumlah 120 siswa, XI IPS 1 – XI IPS 5

dengan jumlah 208 siswa. Pemilihan populasi ini dilatar belakangi oleh alasan

bahwa siswa SMA adalah remaja awal yang sudah terbentuk perilaku

sehingga dimungkinkan dapat memahami dan menerapkan di kehidupan

sehari-hari.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

cluster random sampling. Mulyatiningsih (2012) teknik cluster random

sampling sering diterapkan dalam wilayah sekolah atau pendidikan. Teknik

cluster random sampling digunakan apabila populasi penelitian tergabung

dalam kelompok. Cluster random sampling adalah cara mengambil sampel

untuk memperoleh satu kelas secara acak, dimana setiap kelas memiliki satu

kesempatan yang sama untuk terpilih. Pengambilan sampel dilakukan dengan

7

cara membuat gulungan kertas yang berisi tulisan kelas XI IPA 1 – XI IPA 3,

XI IPS 1 – XI IPS 5, gulungan kertas tersebut berada dalam satu kotak.

3. HASILDAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui terpenuhi

atau tidaknya syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu data agar dapat

dianalisis. Perhitungan analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer seri

program statistik (SPSS) edisi 15.0 for Windows Program.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebaran data

variabel tergantung (Dependent) apakah memiliki sebaran data normal,

dengan kata lain uji normalitas sebaran dilakukan untuk melihat apakah subjek

dapat mewakili populasi atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika

p > 0,05 atau lebih dari 5%.

Hasil dari normalitas sebaran variabel minat belajar diperoleh nilai

Kolmogrov-Smirnov Z = 1,118 ; dengan sig.(2-tailed) 0,164 (p > 0,05),

artinya minat belajar memiliki sebaran normal atau dapat mewakili subjek

dalam populasi tersebut. Kemandirian belajar diperoleh nilai Kolmogrov-

Smirnov Z = 0,827 ; dengan sig.(2-tailed) = 0,501 (p > 0,05), artinya

kemandirian belajar memiliki sebaran normal atau dapat mewakili subjek

dalam populasi tersebut. Prestasi belajar diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov

Z = 2,057 ; dengan sig (2-tailed) = 0,000 (p > 0,05), artinya prestasi belajar

Bahasa Inggris tidak memiliki sebaran normal atau tidak dapat mewakili

subjek dalam populasi tersebut.

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(minat belajar dan kemandirian beljar) dengan variabel tergantung prestasi

belajar Bahasa Inggris memiliki korelasi yang searah (linier) atau tidak.

Berdasarkan uji linieritas variabel minat belajar diperoleh nilai F pada

deviation from linearity = 273, 015 ; signifikan (p) = 0,327 ; (p > 0,05). Hasil

tersebut menunjukkan variabel bebas (minat belajar dan kemandirian belajar)

dengan variabel tergantung (prestasi belajar Bahasa Inggris)memenuhi sebaran

data linier.

8

Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis korelasi dari Kendall’s

Wnon parametric, karena sebaran data tidak normal dan linear. Diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0,006 (p) = 0,462 (p > 0,01) artinya tidak ada

hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Nilai

koefisien korelasi sebesar -0,011 (p) = 0,434 (p > 0,01) artinya tidak ada

hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris.

Kategorisasi

Kategori Minat Belajar

Berdasarkan kategori skala minat belajar diketahui bahwa terdapat 0% (0

siswa) yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. 0% (0 siswa) yang

memiliki minat belajar rendah. 20% (20 siswa) yang tergolong sedang minat

belajar, lalu 92% (92 siswa) tergolong tinggi minat belajar. 20% (20 siswa)

tergolong sangat tinggi minat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase

dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi.

Kategori Kemandirian Belajar

Berdasarkan kategori skala kemandirian belajar diketahui bahwa terdapat

0% (0 siswa) yang memiliki kemandirian belajar sangat rendah. 1% (1 siswa)

tergolong rendah kemandirian belajar. 42% (42 siswa) tergolong sedang

kemandirian belajar. 78% (78 siswa) tergolong tinggi kemandirian belajar.

11% (11 siswa) tergolong sangat tinggi kemandirian belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi

tinggi.

Prestasi Belajar Bahasa Inggris

Berdasarkan kategori prestasi belajar Bahasa Inggris diketahui bahwa 0%

(0 siswa) yang memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris tergolong sangat baik.

37,90% (50 siswa) tergolong baik prestasi belajar Bahasa Inggris. 62,10% (82

siswa) tergolong cukup prestasi belajar. 0% (0 siswa) tergolong kurang

prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak

berada pada posisi tinggi.

9

Penelitian antara minat belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi

belajar Bahasa Inggris tidak dapat diketahui melalui analisis non parametrik

sehingga hipotesis mayor tidak bisa di uji.

Berdasarkan uji kendall’s diperoleh hasil nilai koefisien korelasi

sebesar 0,006, (p) = 0,462 (p > 0,01) artinya tidak ada hubungan antara

minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris. Dengan demikian minat

belajar siswa tidak memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar Bahasa

Inggris siswa. Sesuai dengan hasil penelitian Bunga, Prang, Nainggolan

(2015) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara

signifikan antara minat belajar dan hasil belajar matematika.

Prestasi belajar yang rendah terhadap pelajaran Bahasa Inggris antara lain

disebabkan oleh berbagai macam faktor dan kendala. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor internal meliputi

(motivasi, konsep diri, minat dan kemandirian belajar), faktor eksternal

meliputi (sarana prasarana, guru dan orang tua).

Berdasarkan hasil analisis variabel prestasi belajar bahwa rerata empirik

(RE) sebesar 78,94 yang berarti prestasi belajar Bahasa Inggris termasuk

kategori cukup.

Berdasarkan kategori prestasi belajar Bahasa Inggris diketahui bahwa 0%

(0 siswa) yang memiliki prestasi belajar Bahasa Inggris tergolong sangat baik.

37,90% (50 siswa) tergolong baik prestasi belajar Bahasa Inggris. 62,10% (82

siswa) tergolong cukup prestasi belajar. 0% (0 siswa) tergolong kurang

prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak

berada pada posisi cukup.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang

memiliki prestasi belajar yang berada pada kategori rendah. Prosentase dan

jumlah terbanyak berada pada kategori cukup, ini menjelaskan bahwa siswa

SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki tingkat minat belajar yang cukup.

Minat siswa yang rendah terhadap pelajaran Bahasa Inggris antara lain

disebabkan oleh berbagai macam faktor dan kendala. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya yaitu dari siswa sendiri, sarana

10

pembelajaran, kemampuan guru, kemampuan rata-rata siswa rendah, siswa

tidak bertanggung jawab terhadap tugas, dan seringkali Bahasa Inggris masih

dianggap terlalu sukar.

Menurut Witherington terjemahan Buchori (1991) berpendapat bahwa

“Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal

atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”.

Berdasarkan pendapat tersebut minat merupakan suatu kesadaran untuk

menerima tentangsuatu hal atau obyek yang berhubungan dengan

dirinya.Berdasarkan hasil analisis variabel minat belajar diketahui bahwa

rerata empiric (RE) sebesar 73,77 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 52,5 yang

berarti minat belajar termasuk kategori tinggi.

Berdasarkan kategori skala minat belajar diketahui bahwa terdapat 0% (0

siswa) yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. 0% (0 siswa) yang

memiliki minat belajar rendah. 20% (20 siswa) yang tergolong sedang minat

belajar, lalu 92% (92 siswa) tergolong tinggi minat belajar. 20% (20 siswa)

tergolong sangat tinggi minat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa presentase

dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa yang

memiliki tingkat minat belajar yang berada pada kategori rendah. Prosentase

dan jumlah terbanyak berada pada kategori tinggi, ini menjelaskan bahwa

siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki tingkat minat belajar yang

tinggi.

Berdasarkan Nilai koefisien korelasi sebesar -0,011, (p) = 0,434 (p >

0,01) artinya tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar Bahasa Inggris. Dengan demikian kemandirian belajar siswa tidak ada

hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa.

Meyer, et al. (dalam Patel, 2015), melakukan kajian komprehensif dari

literatur internasional belajar mandiri dan mencatat kesepakatan luas bahwa

pelajar yang mandiri: "mengembangkan nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang bertanggung

jawab dan mengambil tindakan yang tepat dalam hal pembelajaran mereka

11

sendiri" penasaran, percaya diri dan mandiri, memahami mereka sendiri

kebutuhan, kepentingan belajar dan nilai belajar "untuk kepentingan diri

sendiri".

Berdasarkan hasil analisis variabel kemandirian belajar diketahui bahwa

rerata empiric (RE) sebesar 94,62 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 70 yang

berarti kemandirian belajar termasuk kategori tinggi.

Berdasarkan kategori skala kemandirian belajar diketahui bahwa terdapat

0% (0 siswa) yang memiliki kemandirian belajar sangat rendah. 1% (1 siswa)

tergolong rendah kemandirian belajar. 42% (42 siswa) tergolong sedang

kemandirian belajar. 78% (78 siswa) tergolong tinggi kemandirian belajar.

11% (11 siswa) tergolong sangat tinggi kemandirian belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa presentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi

tinggi. Hasil jumlah rerata berjumlah 94,62termasuk kategori tinggi, artinya

bahwa siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki kemandirian yang

tergolong tinggi.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa prosentase dan jumlah

terbanyak berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

remaja memiliki derajat kemandirian yang tinggi sehingga memiliki prestasi

belajar Bahasa Inggris yang baik.

3. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:Tidak ada hubungan antara

minat belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta.Tidak ada hubungan antara kemandirian belajar

dengan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa SMA Muhammadiyah 1

Surakarta. Subjek penelitian memiliki minat belajar dan kemandirian belajar

yang tergolong tinggi. Subjek penelitian memiliki prestasi belajar yang

tergolong tinggi.

12

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh

selama penelitian, maka penulis memberikan sumbangan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

Bagi sekolah, berdasarkan penelitian ini diharapkan pihak sekolah

untuk dapat mengusahakan kondisi tersebut tetap stabil dengan cara pihak

sekolah membangkitkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar

Bahasa Inggris selain minat belajar dan kemandirian belajar, seperti pengaruh

bakat, kemampuan kognitif, sarana prasarana, pendekatan belajar, motivasi,

konsep diri, guru, orang tua.

Bagi subjek penelitian, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan

siswa dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi dalam belajar dalam diri

mereka guna meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris.

Bagi peneliti lain, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan peneliti

selanjutnya yang ingin meneliti dengan tema yang sama agar dapat

memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini dan lebih

memperluas tinjauan yang belum terdapat dalam penelitian ini, lebih

menyempurnakan alat ukur, memperluas populasi dan memeperbanyak

sampel sehingga lingkup penelitian dan generalisasi menjadi lebih luas serta

mencapai proporsi yang seimbang dengan memperhatikan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi prestasi belajar Bahasa Inggris selain minat belajar dan

kemandirian belajar, seperti pengaruh bakat, kemampuan kognitif, sarana

prasarana, pendekatan belajar. Jumlah sampel yang lebih besar, wawancara

secara lebih terstruktur agar diperoleh hasil yang lebih valid. Waktu yang

cukup untuk melakukan pendekatan pada siswa agar siswa merasa nyaman

sehingga dapat mengisi angket dengan serius sehingga mampu mengungkap

kondisi yang sesungguhnya.

13

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, E., Joyoatmojo, S., & Haryanto, S. (2013). Kontribusi Motivasi Belajar

dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Bahasa

Inggris Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Kota Salatiga. Jurnal Teknologi

Pendidikan. Vol. 1, No. 2:113-125

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Broad, J. (2006). Interpretations of Independent Learning in Further Education.

Selby College, UK. Journal of Futher and Higher Education. 30(2), pp

119-143

Bunga, N. K., Prang, J., & Nainggolan, N. (2015). Hubungan antara Minat Belajar

dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Kristen Eben Haezer. Jdc, Vol.

4, No. 2:224-228

Diknas.(2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah.

Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Downer, J., Sabol, J.T., & Hamre, B. (2010). Teacher–Child interactions in the

classroom: Toward a theory of within and cross-domain links to children's

developmental outcomes. Early Education & Development, 21(5), 699-

723

Haryati, F. (2010). Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill. Suska

Journal of Mathematic Education. Vol.1, No.1:9-18

http://www.antaranews.com/berita/477154/indonesia-peringkat-ke-28-berbahasa-

inggris.(diakses pada tanggal 14 desember 2016).

http://www.jawapos.com/baca/artikel/7063/guru-masih-sulit-isi-rapor-online.

(diakses pada tanggal 1 maret 2016).

http://www.suarapgri.com/2016/05/ini-dia-20-siswa-peraih-nilai-un.html.(diakses

pada tanggal 14 desember 2016).

Lucass, D. Blaine & Britt, S.H. (2000). Advertising Psychology and Research.

New York: Mc Graw-Hill Book Company.

Mudjiono & Dimyati. (2013). Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Rikena Cipta.

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Nasution, S. (2001). Didaktik Asas Mengajar. Bandung : Jemmars.

14

Patel, D. (2015). As Investigation Into Independent Learning Using the

Cambridge Latin Course Independent Learning Manual with Year 9

Students. Journal of Classics Teaching. 16, pp 14-18.

Rambe, A. R.,& Tarmidi. (2010). Korelasi Antara Dukungan Sosial Orang Tua

dan Self‐DirectedLearning pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi. Volume

37, No. 2: 216-223

Siagian, R. E. F. (2015). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif 2(2), ISSN: 2088-351X: 122-131

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Song, L.,& Hill, J. R. (2007). A Conceptual Model for Understanding Self-

Directed Learning in Online Environments: Journal of Interactive Online

Learning www.ncolr.org/jiol Volume 6, Number 1, ISSN: 1541-4914

Tirtonegoro, S. (1989). Anak Supernormal dan Program Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Tissington, L. D., & Lacour, M. (2011). The Effect of Poverty on Academic

Achievement. Educational Research and Review. 6(7), pp 522-527

Witherington, H. C. (1990). Psikologi Pendidikan. Penerjemah M. Buchori.

Bandung: Jemmars.