HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH...

13
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN MORAL REMAJA DI SMK NEGERI 1 SAMBIREJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starata I pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Oleh: AYAT PAMUNGKAS PUTU SALAMUN F100120216 / G000124012 TWINNING PROGRAM FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN

PERKEMBANGAN MORAL REMAJA DI SMK NEGERI 1

SAMBIREJO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Starata I pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Program

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh:

AYAT PAMUNGKAS PUTU SALAMUN

F100120216 / G000124012

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

1

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN

MORAL REMAJA DI SMK NEGERI 1 SAMBIREJO

Abstrak

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab tentang baik atau buruk perilaku individu. Moral dalam perspektif ajaran Islam adalah akhlak. Kemampuan pengambilan keputusan moral remaja selalu berkembang selaras dengan perubahan rentang usianya. Perkembangan moral individu yang baik ditandai dengan kemampuannya menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya serta diperlihatkan dalam perilaku yang menetap. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja salah satunya adalah kontrol diri. Kontrol diri dalam perspektif ajaran Islam adalah taqwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perkembangan moral remaja di SMK Negeri 1 Sambirejo. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kontrol diri dengan perkembangan moral remaja di SMK Negeri 1 Sambirejo. Variabel tergantung penelitian ini adalah perkembangan moral, variabel bebasnya adalah kontrol diri. Subjek penelitan berjumlah 112 orang siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sambirejo Sragen, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Metode pengumpulan data penelitian adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur skala kontrol diri dan skala perkembangan moral. Teknik analisis data penelitian adalah teknik korelasi Product Moment menggunakan program SPSS for windows versi 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol diri memiliki korelasi dengan perkembangan moral remaja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,596 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perkembangan moral remaja. Ini menandakan bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin tinggi perkembangan moral. Kontrol diri memberi kontribusi terhadap perkembangan moral sebesar 35,5% hal ini berarti masih terdapat 64,5% faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan moral. Hasil kategorisasi untuk kontrol diri subjek dengan presentase 61,61% yang tergolong tinggi dan kategorisasi perkembangan moral subjek dengan presentase 55,36% yang tergolong tinggi. Kata kunci: kontrol diri, perkembangan moral, remaja.

Abstract

Moral is knowledge that involves civilized human behavior about good or bad individual behavior. Moral in the perspective of Islamic teachings is akhlaq. The moral decision-making ability of adolescents always develops in harmony with changes in their age range. Individual moral development is well characterized by its ability to adjust to the values and norms prevailing in its environment and shown in permanent behavior. One factor that influences teen moral development is self-control. Self-control in the perspective of Islamic teachings is taqwa. This study aims to determine the relationship of self-control with the moral

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

2

development of adolescents in SMK Negeri 1 Sambirejo. The hypothesis proposed is that there is a positive relationship between self-control and teenagers' moral development in SMK 1 Sambirejo. The dependent variable of this research is moral development, the independent variable is self control. Research subjects were 112 students of class XI of SMK Negeri 1 Sambirejo Sragen, using cluster random sampling technique. Research data collection method is a quantitative method using a measure of self-control scale and scale of moral development. The research data analysis technique was Product Moment correlation technique using SPSS for Windows version 24. The results showed that self-control correlated with the moral development of adolescents with a correlation coefficient of 0.596 and a significance level of 0.000. This means that there is a very significant positive relationship between self-control and moral development of adolescents. This indicates that the higher self-control, the higher the moral development. Self-control contributes to moral development by 35.5%, this means there are still 64.5% of other factors that can affect moral development. The categorization results for subject self-control with a percentage of 61.61% were high and the moral categorization of subjects with a percentage of 55.36% were high. Keywords: self control, moral development, adolescence. 1. PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini banyak disoroti tentang kemajuan dalam berbagai bidang

seperti halnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Perkembangan ini

memiliki dampak positif dan dampak negatif. Sisi lain globalisasi dari segi

pendidikan, seharusnya pendidikan di Indonesia semakin berkualitas dan remaja

sekarang lebih unggul. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Contoh kasus

kecurangan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), siswa di

Yogyakarta melakukan aksi curang pada Ujian Nasional 2016 dengan memotret

dan menyebarkan soal ujian yang sedang dikerjakannya ke chatroom line

(news.okezone.com, 2016). Perilaku curang dalam bidang akademik merupakan

salah satu bentuk perilaku yang menyalahi norma, karena curang tidak

menjunjung tinggi nilai kejujuran (Susanti dkk dalam Paramitha, 2016).

Dalam penyelenggaraan pendidikan, guru sebagai fasilitator belajar di

sekolah juga tidak lepas dari perilaku tidak bermoral siswa. Seperti yang kita

dapati dalam pemberitaan bahwa beredar video seorang siswa SMP MTS

Krenceng, Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah menantang bapak gurunya

berkelahi. Siswa menantang bahkan nekat melepas baju sebagai tanda tidak takut

kepada sang guru (sumsel.tribunnews.com, 2018). Dalam adab belajar yang kita

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

3

pahami bersama bahwa guru adalah sosok teladan yang harus dihormati bahkan

ada yang menganggapnya sebagai orang tua di sekolah, tentu tidak pantas jika

orang tua diperlakukan demikian.

Selain itu fenomena kenakalan remaja dengan kekerasan fisik juga terjadi

seperti halnya pemberitaan tentang kenakalan pelajar yang terjadi di Yogyakarta.

Siswa kelas VII SMPN 2 Sanden, Bantul, dikeroyok teman-temannya saat di

sekolah (regional.kompas.com, 2018). Tindakan kekerasan fisik ini sudah

termasuk dalam tindak kejahatan. Fakta-fakta di atas menunjukkan semakin

banyaknya perilaku tidak bermoral yang dilakukan oleh remaja.

SMK N 1 Sambirejo adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang letaknya di

sebelah selatan ibukota Kabupaten Sragen dengan status akreditasi B dan

memiliki jumlah total 847 siswa, 74 guru, 4 jurusan, dan 29 ruang kelas. Adapun

jurusan yang dimaksud adalah Multimedia (MM), Tata Busana (TB), Teknik

Kendaraan Ringan (TKR), dan Teknik Sepeda Motor (TSM). Hasil wawancara

yang peneliti lakukan pada tanggal 8 Juni 2018 kepada salah satu guru di SMK

Negeri 1 Sambirejo berinisial X bahwa terdapat siswa yang berani melawan dan

mengancam guru di dalam kelas, kasus siswa yang ketahuan menjadi pengedar

“pil” di lingkungan sekolah, serta terdapat kasus siswa putri yang hamil diluar

nikah. Beberapa kasus di atas adalah contoh kasus yang terjadi di tahun ajaran

2017/2018.

Hal ini menjadi suatu dilema bagi penyelenggara pendidikan dan bagi

siswa remaja yang sedang menempuh pendidikan di bangku sekolah menengah.

Harapan dimana remaja diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dengan

mengenyam pendidikan sehingga mampu bersaing dengan kemajuan jaman,

kenyataannya tidak demikian. Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul

pertanyaan “apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan perkembangan moral

remaja di SMK Negeri 1 Sambirejo?".

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri

dengan perkembangan moral pada remaja di SMK Negeri 1 Sambirejo. Hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada hubungan positif antara kontrol

diri dengan perkembangan moral remaja di SMK Negeri 1 Sambirejo”, yang

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

4

artinya semakin tinggi kontrol diri remaja maka semakin tinggi perkembangan

moral remaja, sebaliknya jika semakin rendah kontrol diri remaja maka semakin

rendah perkembangan moral remaja.

2. METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Variabel bebas

dalam penelitian adalah kontrol diri dan variabel tergantung adalah perkembangan

moral. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 1 Sambirejo

dari empat jurusan yaitu teknik kendaraan ringan (TKR) terdapat 4 kelas, tata

busana (TB) terdapat 2 kelas, multimedia (MM) terdapat 4 kelas, dan teknik

sepeda motor (TSM) terdapat 2 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa adalah

349 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMK Negeri

1 Sambirejo yang berjumlah 112 orang dari 4 kelas perwakilan dari masing-

masing jurusan. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random

sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara diundi secara kelompok kelas.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kontrol diri dan

skala perkembangan moral. Bentuk skala kontrol diri dan perkembangan berupa

skala Linkert. Skala kontrol diri mencakup aspek kemampuan mengontrol

perilaku, kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi peristiwa,

kemampuan menafsirkan peristiwa, dan mengontrol keputusan. Sedangkan skala

perkembanan moral mencakup aspek orientasi pada hukuman dan kepatuhan,

Individualisme dan tujuan, norma interpersonal, moralitas sistem sosial, hak

komunitas vs hak individu, dan prinsip etis universal. Rentang hasil validitas isi

melalui expert judgement dan dihitung menggunakan rumus koefisien validitas isi

Aiken’s V skala perkembangan moral bergerak dari angka 0,75 sampai 0,83. Hasil

perhitungan reliabilitas skala perkembangan moral dengan teknik koefisien Alpha

Cronbach diperoleh daya beda (corrected item-total correlation) dari rentang

angka 0,307 – 0,665 dan koefisien Alpha (α) sebesar 0,866 dengan jumlah 18

aitem. Rentang hasil validitas isi melalui expert judgement dan dihitung

menggunakan rumus koefisien validitas isi Aiken’s V skala kontrol diri bergerak

dari angka 0,75 sampai 0,83. Hasil perhitungan reliabilitas skala kontrol diri

dengan teknik koefisien Alpha Cronbach diperoleh daya beda (corrected item-

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

5

total correlation) dari rentang angka 0,238 – 0,594 dan koefisien Alpha (α)

sebesar 0,802 dengan jumlah 11 aitem. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment. Keseluruhan teknik

analisis data menggunakan program SPSS versi 24 for windows.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan

perkembangan moral remaja. Untuk mengetahui hubungan tersebut, penelitian ini

melewati beberapa uji statistik seperti uji normalitas, uji linieritas, dan uji

hipotesis. Berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik analisis product

moment dari Carl Pearson dapat diketahui nilai koefisien relasi pearson

correlation = 0,596 dengan Sig. (2 –tailed) = 0,000; artinya ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara perkembangan moral dengan kontrol diri pada

remaja. Remaja dengan kontrol diri yang tinggi memiliki perkembangan moral

yang tinggi. Sebaliknya ketika remaja memiliki kontrol diri yang rendah maka

perkembangan moralnya juga akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sesuai

dengan Berkowitz dan Grych (1998) tentang empat komponen dasar

perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

Senada dengan pendapat di atas Berns (2007) juga menyatakan bahwa salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan moral seseorang adalah kontrol

diri. Kontrol diri memiliki peranan dalam perkembangan moral anak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Aroma dan

Suminar (2012) bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara tingkat

kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Dan penelitian

oleh Paramitha (2016) bahwa ada hubungan negatif signifikan antara kontrol diri

dengan kecurangan akademik pada mahasiswa Teknologi Informasi UKSW.

Seperti yang diketahui bahwa kenakalan remaja dan kecurangan akademik

merupakan bentuk perilaku yang tidak bermoral. Kontrol diri dapat membantu

anak melakukan tindakan bermoral dan khususnya sangat penting bagi anak yang

tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan (Borba, 2008). Hasil penelitian ini

juga sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Mulkan (2016) yang menunjukkan

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

6

adanya hubungan positif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecerdasan

moral siswa. Individu yang memiliki kecerdasan moral tinggi memiliki

kecenderungan untuk bertindak moral.

Remaja adalah individu yang berkembang dari masa kanak-kanak menuju

dewasa. Menurut Sarwono (2012) bahwa moral remaja merupakan suatu

kebutuhan bagi remaja sebagai pedoman dan petunjuk dalam mencari jalannya

sendiri. Remaja mengalami perkembangan fisiologis maupun psikologis. Masa

remaja dikenal sebagai masa transisi yang sangat beresiko. Kontrol diri sangat

diperlukan bagi setiap individu, khususnya remaja, jika remaja tidak mampu

untuk melakukan kontrol diri dengan baik maka remaja dikhawatirkan dapat

mengalami krisis identitas, sehingga remaja memiliki kecenderungan berperilaku

negatif (Widiarti, 2010).

Hasil analisis kategorisasi untuk variabel kontrol diri diketahui memiliki

rerata empirik (RE) sebesar 33,01 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 27,5. Artinya

hasil RE lebih besar dari RH yaitu 33,01 > 27,5 yang menunjukkan bahwa tingkat

kontrol diri subjek tergolong tinggi. Hasil norma variabel kontrol diri yaitu

terdapat 0% termasuk kategori sangat rendah, 1 orang (0,89%) termasuk kategori

rendah, 25 orang (22,32%) termasuk kategori sedang, 69 orang (61,61%)

termasuk kategori tinggi, dan 17 orang (15,18%) termasuk kategori sangat tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah dan presentase terbanyak menempati

kategori tinggi yaitu 69 siswa dengan presentase 61,61%, yang berarti subjek

memiliki tingkat kontrol diri yang tergolong tinggi. Semakin bertambahnya usia,

maka akan semakin baik kontrol diri yang dimiliki, individu yang matang secara

psikologis akan berdampak pada kemamampuan mengontrol perilakunya, karena

individu telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan buruk bagi

dirinya (Hurlock, 2004).

Hasil analisis ketegorisasi untuk variabel perkembangan moral memiliki

rerata empirik (RE) sebesar 59,13 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 45. Artinya

hasil RE lebih besar dari RH yaitu 59,13 > 45 yang menunjukkan bahwa tingkat

perkembangan moral subjek tergolong tinggi. Hasil norma variabel perkembangan

moral bahwa terdapat 0% termasuk kategori sangat rendah, 1 orang (0,89%)

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

7

termasuk kategori rendah, 8 orang (7,14%) termasuk kategori sedang, 62 orang

(55,36%) termasuk kategori tinggi, dan 41 orang (33,61%) termasuk kategori

sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah dan presentase

terbanyak menempati kategori tinggi yaitu 62 siswa dengan presentase 55,36%,

yang berarti subjek memiliki tingkat perkembangan moral yang tergolong tinggi.

Tingkat perkembangan moral yang dimiliki individu berbeda-beda, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konteks situasi, konteks individu, dan

konteks sosial. Konteks situasi meliputi sifat hubungan antara individu yang

terkait dengan pengalaman, nilai sosial atau norma di masyarakat, konteks

individu meliputi temperamen, kontrol diri, harga diri, umur dan kecerdasan,

pendidikan, interaksi sosial, emosi, sedangkan konteks sosial meliputi keluarga,

teman sebaya, sekolah, media massa, masyarakat (Berns, 2007).

Perkembangan moral individu yang baik ditandai dengan kemampuannya

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagi remaja yang memasuki

lingkungan sekolah baru sebagai siswa maka ia harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekolahnya, mempelajari tata tertib yang berlaku dan mengenali siapa

saja yang ada di lingkungannya seperti guru-guru, karyawan, teman sekelas, dan

seluruh warga sekolah yang kedepannya akan bersinggungan dalam aktivitas

belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoffman (dalam Santrock 2003)

bahwa masa remaja adalah masa yang penting dalam perkembangan moral,

terutama ketika individu berpindah dari sekolah dasar yang relatif homogen ke

sekolah lanjutan dan lingkungan kampus yang lebih heterogen, dimana mereka

dihadapkan dengan kontradiksi antara konsep moral yang telah mereka terima

dengan apa yang mereka alami di luar lingkungan dan tetangga.

Perkembangan moral tidak hanya dipengaruhi oleh kontrol diri saja. Hal

ini sesuai dengan analisis data yang didapat dengan melihat hasil kuadran

koefisien korelasi (r)2 = 0,596 dengan presentase sebesar 35,5%, menunjukkan

variabel kontrol diri mempengaruhi variabel perkembangan moral sebesar 35,5%

dan 64,5% dipengaruhi faktor lain selain kontrol diri. Berns (2007)

mengungkapkan bahwa perkembangan moral remaja dipengaruhi banyak faktor

seperti nilai atau norma di masyarakat, keluarga, teman sebaya, sekolah, media

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

8

masa, masyarakat, temperamen, umur dan kecerdasan, pendidikan, interaksi

sosial, emosi, harga diri (self-esteem), dan kontrol diri (self-control).

4. PENUTUP

Kesimpulan yang diperoleh adalah ada hubungan yang positif dan sangat

signifikan antara kontrol diri dengan perkembangan moral remaja, artinya

semakin tinggi kontrol diri remaja maka semakin tinggi perkembangan moral

remaja. Kontrol diri subjek penelitian tergolong tinggi. Perkembangan moral

subjek penelitian tergolong tinggi. Sumbangan efektif dari variabel kontrol diri

dan perkembangan moral sebesar 35,5% dengan koefisien determinasi sebesar

0,596 dan 64,5% dipengaruhi faktor lain selain kontrol diri.

Saran bagi pihak sekolah, diharapkan dapat menjadi gambaran bagi guru,

karyawan, seluruh penyelenggara pendidikan untuk memberikan perhatian pada

faktor kontrol diri agar selalu ditanamkan dan ditumbuhkan kepada seluruh siswa

sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif dan menciptakan

keamanan kepada sesama warga sekolah. Saran bagi peneliti selanjutnya,

diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian misalnya dengan

memperluas populasi, atau menambah variabel – variabel lain dikarenakan masih

terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan moral misalnya

nilai atau norma di masyarakat, keluarga, teman sebaya, sekolah, media masa,

masyarakat, temperamen, umur dan kecerdasan, pendidikan, interaksi sosial,

emosi, harga diri (self-esteem).

DAFTAR PUSTAKA

Aroma, I.S., Suminar, D.R. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 1(2), 1-6. Diunduh dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110810241_ringkasan.pdf

Averill, J.R. (1973, October). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress. Psychological Bulletin, 80(4), 286-303.

Berkowitz, M.W., Grych, J.H. (1998). Fostering goodness: teaching parents to facilitate children's moral development. Journal of Moral Education, 27(3): 371-391.

Berns, R.M. (2007). Child, family, school, community socialization and support 7th edition. Canada: Thomson Wadsworth.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERKEMBANGAN …eprints.ums.ac.id/68405/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan moral anak bahwa salah satu diantaranya adalah pengendalian diri.

9

Borba. (2008). Developing moral intelegence. Terjemahan: Nadiroh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fermansah, V.D. (2018, Februari 3). Astaga, lagi-lagi kasus murid melawan guru, sampai berani lakukan hal tercela ini. Tribunsumsel.com. Diunduh dari http://sumsel.tribunnews.com

Hurlock, E. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Terjemahan Istiwidianti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Inzlicht, M., Legault, L., Teper, R. (2014). Exploring the mechanisms of self-control improvement. Psychological Science, 23(4), 302-307. doi: 10.1177/0963721414534256

Louis, P.T., Emerson, I.A. (2011). A qualitative analysis on the moral judgment of high school students. GESJ: Education Science and Psychology, 19(2), 32-40.

Mulkan, K. (2016). Hubungan kontrol diri dan harga diri dengan kecerdasan moral siswa SMK Sinar Husni 2 TR Labuhan Deli. Analitika, 8(2), 89-98.

Munir, M. (2010. Desember 6). Tiap tahun, remaja seks pra nikah meningkat. Okezone News. Diunduh dari http://news.okezone.com

Nashori, F., Budiharto, S., Astuti, Y.D. (2009). Psikologi kepemimpinan. Yogyakarta: Pustaka Fahima.

Nuqul, F.L. (2008). Pesantren sebagai bengkel moral: optimalisasi sumber daya pesantren untuk menanggulangi kenakalan remaja. PsikoIslamika, 5(2), 163-182. Diunduh dari http://repository.uin-malang.ac.id/342/

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human development (9th ed.). USA: McGraw Hill.

Paramitha, W.N. (2016). Hubungan kontrol diri dengan kecurangan Akademik pada mahasiswa fakultas Teknologi informasi universitas kristen Satya wacana (UKSW) (Skripsi thesis). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Parsons, P.J. (2006). Etika public relation. Jakarta: Erlangga. Riyadi, A.A. (2008). Psikologi Sufi Al-Ghazali. Yogyakarta: Panji Pustaka. Rizal, Y. (2017). Perilaku moral remaja dalam perspektif budaya. Journal of

Multicultural Studies in Guidance and Counseling, 1(1), 35-44. Rizki, M. (2017). Taqwa dalam Al-Qur’an: analisis semantik Toshihiko Izutsu

(Skripsi thesis). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Santrock, J.W. (2003). Perkembangan remaja edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S.W. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Widiarti, I. (2010). Hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan game online

pada remaja di Malang (Skripsi thesis). Universitas Negeri Malang. Wurinanda, I. (2016, April 10). Beragam kecurangan UN terulang setiap tahun.

Okezone News. Diunduh dari http://news.okezone.com Yuwono, M. (2018, Februari 26). Dianiaya teman-temannya di sekolah, seorang

siswa alami gegar otak. Kompas.com. Diunduh dari https://regional.kompas.com