EVALUASI PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA DIVISI SENTRA ... · Sejak penerapan ISO, secara umum...
Transcript of EVALUASI PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA DIVISI SENTRA ... · Sejak penerapan ISO, secara umum...
EVALUASI PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA DIVISI
SENTRA OPERASI PT BANK RAKYAT INDONESIA
JAKARTA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
HANI ANDIAS NUGRAHA
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Penerapan
ISO 9001:2008 Divisi Sentra Operasi Pada PT Bank Rakyat Indonesia Jakarta
adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015
Hani Andias Nugraha
NIM H24134056
ABSTRAK
HANI ANDIAS NUGRAHA. Evaluasi Penerapan ISO 9001:2008 Divisi Sentra
Operasi Pada PT Bank Rakyat Indonesia Jakarta. Dibimbing oleh EKO RUDDY
CAHYADI.
ISO 9001:2008 merupakan salah satu prosedur yang perlu diterapkan oleh
perusahaan dalam pencapaian kualitas, baik perusahaan, karyawan, barang dan
jasanya. PT Bank Rakyat Indonesia telah menerapkan ISO 9001:2008 sejak tahun
2012. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan ISO 9001:2008 di PT
Bank Rakyat Indonesia, menganalisis kendala yang dihadapi perusahaan dan
merumuskan strategi penerapan ISO 9001:2008. Dalam penerapannya perusahaan
harus mempertahankan sertifikat dengan menjalankan persyaratan-persyaratan
yang telah ada. Berdasarkan uji paired sample T test menunjukan nilai
signifikansi 0.041<0.05, berarti jenis temuan ketidaksesuaian terdapat perbedaan
yang signifikan tahun 2013 dan 2014, sehingga penerapan ISO 9001:2008 pada
Divisi Sentra Operasi bagian RTGS dan Kliring berjalan secara efektif. Kendala
yang terjadi yaitu adanya ketidaksesuaian baru dan berulang pada klausul 8.2.3
dan 8.3. Alternatif strategi penerapan ISO yang menjadi pilihan yaitu
pengembangan teknologi informasi dengan nilai bobot 0.392 sebagai prioritas
utama, pelatihan dan pengembangan SDM (0.276), evaluasi dan rewards kinerja
(0.223), serta pengembangan dan perbaikan BPO (0.110).
Kata kunci: alternatif strategi, AHP, ISO 9001:2008
ABSTRACT
HANI ANDIAS NUGRAHA. Evaluation of Application of ISO 9001:2008
Operations Center Division at PT Bank Rakyat Indonesia Jakarta. Supervised by
EKO RUDDY CAHYADI.
ISO 9001:2008 is one of the procedures that need to be implemented by the
company in achieving the quality for company, employees, goods and services.
PT Bank Rakyat Indonesia has implemented ISO 9001:2008 since 2012. The
purpose of this study was to examine the application of ISO 9001:2008 in PT
Bank Rakyat Indonesia, determine the obstacles faced by the company, and obtain
strategic application of ISO 9001: 2008. In its application the company must
maintain a certificate to run the requirements that already exist. Based on paired
samples T test showed significant value 0.041<0.05 means the type of
discrepancy findings, there are significant differences in 2013 and 2014, so that
the application of ISO 9001: 2008 in the Division Operation Center section RTGS
and Clearing run effectively. Constraints that occur are new discrepancies and
reccured in clause 8.2.3 and 8.3. ISO implementation strategy alternative chosen
is information technology improvement with value 0.392 as the first priority,
human resource development and training (0.276), evaluation and performance
rewards (0.223), as well as the development and improvement of BPO (0.110).
Keywords: alternative strategy, AHP, ISO 9001:2008
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
HANI ANDIAS NUGRAHA
EVALUASI PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA DIVISI
SENTRA OPERASI PT BANK RAKYAT INDONESIA
JAKARTA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 hingga Mei 2015 ialah ISO
9001:2008, dengan judul Evaluasi Penerapan ISO 9001:2008 Pada Divisi Sentra
Operasi PT Bank Rakyat Indonesia Jakarta.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Eko Ruddy Cahyadi
S.Hut, MM selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan waktunya
untuk melakukan bimbingan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Ibu Resmani Apriati selaku Wakil Kepala Divisi dan segenap staf bagian
RTGS dan Kliring yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan
terimakasih juga disampaikan kepada orangtua dan keluarga atas doa dan kasih
sayangnya serta selalu memberikan semangat dalam penyelesaian karya ilmiah.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2015
Hani Andias Nugraha
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup 2
TINJAUAN PUSTAKA 2 Definisi Mutu 2
Konsep TQM 3
Definisi ISO 9000 3
Audit Mutu 6
Definisi Proses Hirarki Analitik 6
Penelitian Terdahulu 7
METODE 8
Kerangka Pemikiran 8
Lokasi Penelitian 9
Jenis dan Sumber Data 9
Pengolahan dan Analisis Data 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Gambaran Perusahaan 11
Perbaikan Mutu 13
Penyusunan Struktur Hierarki 16
Implikasi Manajerial 18
SIMPULAN DAN SARAN 19 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1 Klausul-klausul dalam SNI ISO 9001:2008 4 2 Jumlah temuan setiap klausul 12
3 Alternatif strategi 16
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran 9 2 Diagram Pareto jumlah temuan klausul antar tahun (2013) 12 3 Diagram Pareto jumlah temuan antar tahun (2014) 12
4 Fishbone klausul 8.2.3 13 5 Fishbone klausul 8.3 14 6 Struktur AHP dalam strategi penerapan ISO 9001:2008 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Struktur organisasi divisi Sentra Operasi 25 2 Hasil uji paired sample T test 26
3 Jenis klausul ketidaksesuaian antar tahun 2013-2014 26 4 Contoh form CPAR 28
5 Kuesioner penelitian 29 6 Hasil perhitungan Expert Choice 11 30
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bank adalah suatu tempat pelayanan jasa dalam bidang keuangan yang
diberikan kepada masyarakat umum. Seiring dengan dinamika yang terjadi di
industri keuangan, tantangan yang dihadapi bank umum semakin berat, salah
satunya yaitu dalam ASEAN Economic Community (AEC). Menurut Djohan
(2014) sebagai praktisi pendidikan dan mantan bankir, menyebutkan bahwa
permasalahan yang dihadapi perbankan di Indonesia terdiri dari 4 bidang, yaitu
bidang marketing, operation, financial, dan human resource development. Oleh
karena itu, daya saing di bidang perbankan perlu di tingkatkan.
BRI sebagai salah satu perbankan di Indonesia menghadapi permasalahan
yang sama dengan adanya AEC. Kinerja BRI selama ini menjadi bahan untuk
dipersiapkan agar dapat mengatasi persaingan yang dihadapi. Persiapan untuk
meningkatkan daya saing dalam peningkatan mutu perusahaan, BRI telah
menerapkan sistem manajemen mutu dengan ISO 9001:2008 sejak tahun 2005.
ISO (International Standar Organitation) merupakan standar internasional
yang mengatur tentang sistem manajemen mutu. Secara bertahap penerapan
tersebut dilakukan oleh beberapa divisi dalam struktur organisasi perusahaan.
Salah satu divisi yang menerapkan ISO yaitu divisi sentra operasi bagian RTGS
dan Kliring.
Secara umum RTGS dan Kliring memiliki fungsi untuk melaksanakan
sentralisasi operasional back office yang meliputi kegiatan transfer antar bank
melalui Bank Indonesia. Kebutuhan nasabah untuk mentransfer dana secara cepat,
baik jarak dekat maupun jarak jauh inilah yang perlu diperhatikan kinerjanya agar
meningkatkan pelayanan jasa.
ISO 9001:2008 pada bagian RTGS dan Kliring sudah diterapkan pada tahun
2012. Sejak penerapan ISO, secara umum manajemen perusahaan sudah baik
kemajuan yang didapat diantaranya yaitu, perkembangan jumlah network baik
BRI unit, Kantor Kas, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Cabang maupun
networke-channel mengalami peningkatan, baik jumlah transaksi maupun nominal
transaksi. Transaksi RTGS yang pada tahun 2013 sebesar 1,8 juta transaksi
dengan nominal Rp 6 875 Triliun meningkat 20 % menjadi 2,2 juta transaksi
dengan nominal Rp 9 894 Triliun pada tahun 2014, sedangkan untuk transaksi
kliring baik debet maupun kredit meningkat 11 % dari 11 juta transaksi dengan
nominal Rp 167 Triliun menjadi 13 juta transaksi dengan nominal Rp 187
Triliun.
Namun demikian, masih terdapat permasalahan yang terjadi pada kinerja
yang kurang optimal seperti pengisian form perbaikan kurang terperinci, dan
operasional seperti kerusakan sistem jaringan dan mesin. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah evaluasi untuk mengetahui akar permasalahan yang terjadi
pada bagian RTGS dan Kliring, sehingga dirumuskan penelitian dengan judul
Evaluasi Penerapan ISO 9001:2008 pada Divisi Sentra Operasi PT Bank Rakyat
Indonesia Jakarta.
2
Perumusan Masalah
PT Bank Rakyat Indonesia merupakan perusahaan di bidang jasa perbankan.
Berkembangnya kualitas dan layanan jasa perusahaan menjadi motivasi untuk
meningkatkan kualitas mutu perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu :
1. Bagaimana penerapan ISO 9001:2008 pada PT Bank Rakyat Indonesia?
2. Apa kendala yang dihadapi perusahaan dalam penerapan sistem ISO
9001:2008?
3. Strategi apa yang dapat dilakukan perusahaan dalam penerapan sistem ISO
9001:2008?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat
dirinci sebagai berikut :
1. Menganalisis penerapan klausul-klausul ISO 9001:2008 pada PT Bank
Rakyat Indonesia.
2. Menganalisis kendala apa saja yang dihadapai perusahaan dalam menerapkan
ISO 9001:2008.
3. Merumuskan strategi penerapan sistem ISO 9001:2008.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi PT Bank Rakyat Indonesia, hasil analisis dapat menjadi masukan dalam
penerapan ISO 9001:2000 di perusahaan tersebut.
2. Bagi pembaca atau pihak lainnya, hasil penelitian diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan referensi dan menjadi tambahan informasi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada Divisi Sentra Operasi bagian
RTGS dan Kliring. Pemilihan bagian RTGS dan Kliring dikarenakan salah satu
bagian yang telah menerapkan ISO 9001:2008 di perusahaan. Penelitian ini
dibatasi selama 2 tahun penerapan ISO 9001:2008, yaitu tahun 2013 dan 2014.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Mutu
Setiap perusahaan jasa mempunyai tujuan untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Sama halnya dengan jasa keuangan perbankan yang mengutamakan
kepuasan nasabahnya. Mutu atau kualitas menjadi salah satu faktor yang
berdampak pada image perusahaan di kalangan masyarakat.
3
Pengertian mutu dapat diartikan dalam 2 sudut pandang yang mendasar,
yaitu pengguna produk (konsumen) dan pembuat produk (produsen). Dari sisi
konsumen, mutu barang atau jasa ditentukan oleh tingkat manfaat yang diterima
oleh konsumen ketika menggunakan produk, sedangkan dari sisi produsen, selain
ditempatkan pada seluruh rangkaian proses dan aktivitas internal yang
diselaraskan dengan keinginan konsumen, bukan tergantung pada selera produsen
(BSN 2013). Menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2004), mutu adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja,
proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan atau konsumen.
Nasution (2004) menjelaskan pentingnya mutu dari 2 sudut, yaitu dari sudut
manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut manajemen
operasional, mutu produk merupakan suatu kebijakan penting dalam
meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada
konsumen. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk merupakan
salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing mix) yaitu, produk,
harga, promosi dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjulan
dan pangsa pasar perusahaan.
Konsep TQM
Seperti halnya mutu, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management) juga memiliki bermacam-macam definisi. TQM diartikan sebagai
perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan
semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep mutu,
teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Nasution
2004).
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM) merupakan
sistem manajemen yang mengangkat mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi
pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi
(Nasution 2004), sedangkan menurut Marimin (2004), Total Quality Management
merupakan sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi
dalam menerapkan konsep dan teknik kendali mutu untuk mendapatkan kepuasan
pelanggan dan orang yang mengerjakannya.
Menurut Nasution (2004), metode TQM diprakarsai oleh tiga pakar utama
yang mengembangkan TQM. Mereka adalah W. Edwards Deming, Joseph M.
Juran, dan Philip B. Crosby. Deming memperkenalkan teknik pemecahan masalah
dan pengendalian proses statistik (statitical process control). Deming
menganjurkan penggunaan ini agar perusahaan dapat membedakan penyebab 8
sistematis dan penyebab khusus dalam menangani kualitas. Kontribusi utama
yang membuat ia terkenal adalah Deming cycle, Deming fourteen points, danseven
deadly desease.
Definisi ISO 9000
Kunci sukses agar perusahaan dapat bersaing dalam pasar global adalah
kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar internasional yang
sudah ditetapkan. ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan
4
efektivitas mutu suatu perusahaan dengan menciptakan sebuah kerangka kerja
untuk peningkatan atau perbaikan secara berkesinambungan (Nasution 2004).
ISO 9000 merupakan seri dari suatu standar internasional untuk sistem
manajemen kualitas, yang membagi persyaratan dan rekomendasi untuk desain
dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu dengan tujuan menjamin
pemasok yang menyerahkan jasa atau barang yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan (Nasution 2004).Seri ISO 9000 yang tergolong dalam standar kualitas
dalah ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003. Perusahaan menggunakan ISO 9001
untuk registrasi karena seri tersebut memiliki persyaratan yang paling lengkap
dibandingkan ISO 9002 dan ISO 9003.
Tujuan utama dari ISO 9000 ini yaitu suatu organisasi mencapai dan
mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, memberikan
keyakinan pada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan
telah dicapai dan dapat dipertahankan, serta memberikan keyakinan pada pihak
pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam
produk atau jasa yang dijual. Ruang lingkup bisnis yang ingin didaftarkan kepada
lembaga registrasi untuk dimintakan sertifikat ISO 9000 harus jelas, dan berkaitan
langsung dengan sistem kualitas untuk memproduksi suatu jenis produk tertentu.
Persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan
spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab
untuk menjamin mutu dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan
dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
Menurut Badan Standardisasi Nasional (2013), dijelaskan tentang klausul-
klausul yang penting dan harus diperhatikan oleh manajemen organisasi. Berikut
ini secara garis besar penjelasan 8 klausul dari SNI ISO 9001:2008 dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Klausul-klausul dalam SNI ISO 9001:2008
Klausul Jenis Klausul Penjelasan
Klausul 1 Ruang Lingkup Ruang lingkup ini memuat persyaratan
standar yang menekankan upaya untuk
memenuhi kepuasan pelanggan melalui
aplikasi sistem mutu.
1.1 Umum
1.2 Aplikasi
Klausul 2 Referensi Normatif Klausul ini ini hanya memuat referensi
pada SNI ISO 9001:2008.
Klausul 3 Istilah dan Definisi
Klausul ini menyatakan istilah dan definisi
yang diberikan dalam SNI ISO
9001:2008.
Klausul 4 Sistem Manajemen Mutu
Klausul ini menguraikan persyaratan untuk
menerapkan sistem manajemen mutu SNI
ISO 9001:2008. Ditetapkan 2 kriteria
persyaratan, yaitu persyaratan umum dan
persyaratan dokumentasi.
4.1 Persyaratan Umum
4.2 Persyaratan Dokumentasi
4.2.1 Umum
4.2.2 Manual Mutu
4.2.3 Pengendalian Dokumen
4.2.4 Pengendalian Rekaman
5
Lanjutan Tabel 1 Klausul-klausul dalam SNI ISO 9001:2008
Klausul Jenis Klausul Penjelasan
Klausul 5 Tanggung jawab Manajemen
Klausul ini memberikan penekanan yang
besar pada komitmen manajemen puncak
terhadap mutu.
5.1 Komitmen Manajemen
5.2 Fokus Pelanggan
5.3 Kebijakan Mutu
5.4 Perencanaan
5.4.1 Sasaran Mutu
5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen
5.5 Tanggung jawab, Wewenang dan
Komunikasi
5.5.1 Tanggung jawab dan Wewenang
5.5.2 Wakil Manajemen
5.5.3 Komunikasi Internal
5.6 Tinjauan Manajemen
5.6.1 Umum
5.6.2 Masukan untuk Tinjauan Manajemen
5.6.3 Keluaran dari Tinjauan Manajemen
Klausul 6 Manajemen Sumber Daya Klausul ini menjelaskan persyaratan bagi
sebuah perusahaan untuk menentukan dan
menyediakan sumber daya yang
diperlukan untuk menerapkan dan
meningkatkan proses sistem manajemen
mutu dan mencapai kepuasan pelanggan
6.1 Penyediaan Sumber Daya
6.2 Sumber Daya Manusia
6.3 Prasarana
6.4 Lingkungan Kerja
Klausul 7 Realisasi Produk
Klausul ini menyatakan bahwa organisasi
harus menjamin proses realisasi produk
berada di bawah pengendalian agar
memenuhi persyaratan produk.
7.1 Perencanaan Realisasi Produk
7.2 Proses yang berkaitan dengan
pelanggan
7.2.1 Penetapan Persyaratan yang
Berkaitan dengan Produk
7.2.2 Tinjauan Persyaratan yang Berkaitan
dengan Produk
7.2.3 Komunikasi Pelanggan
7.3 Desain dan Pengembangan
7.3.1 Perencanaan Desain dan
Pengembangan
7.3.2 Masukan Desain dan Pengembangan
7.3.3 Keluaran Desain dan Pengembangan
7.3.4 Tinjauan Desain dan Pengembangan
7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
7.3.7 Pengendalian Perubahan Desain dan
Pengembangan
7.4 Pembelian
7.4.1 Proses Pembelian
7.4.2 Informasi Pembelian
7.4.3 Verifikasi Produk yang dibeli
7.5 Produksi dan Penyediaan Jasa
7.5.1 Pengendalian Produksi dan
Penyediaan Jasa
7.5.2 Validasi Proses Produksi dan
Penyediaan Jasa
7.5.3 Identifikasi dan mampu Telusur
7.5.4 Milik Pelanggan
6
Lanjutan Tabel 1 Klausul-klausul dalam SNI ISO 9001:2008
Sumber: BSN 2013 (SNI ISO 9001:2008)
Audit Mutu
Audit mutu adalah suatu pemeriksaaan sistematik dan mandiri untuk
menerapkan apakah kegiatan mutu dan hasil-hasilnya sesuai dengan pengaturan
yang direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diterapkan secara efektif dan
sesuai untuk mencapai tujuan mutu (Hadiwiardjo 1996). Audit mutu merupakan
bagian penting dalam proses penerapan ISO 9000. Audit mutu terbagi menjadi 2
yaitu audit mutu internal dan eksternal. Audit internal dilakukan oleh personel
perusahaan sendiri atas bagian perusahaan, sedangkan audit eksternal dilakukan
baik atas perusahaan untuk menilai kemampuannya untuk memenuhi persyaratan
yang sudah ditentukan ataupun atas konsumen untuk menilai kebutuhan dan
keinginannya.
Audit mutu merupakan alat verifikasi yang mengidentifikasi kelemahan dan
masalah yang mengganggu. Setiap pelaksanaan audit internal memungkinkan
untuk mengungkapkan sejumlah ketidaksesuaian yang bersifat major atau minor.
Ketidaksesuaian major merupakan kegagalan atau penyimpangan yang sangat
signifikan dalam sistem manajemen mutu dan akan mempengaruhi langsung
mutu data hasil pengujian serta harus segera diperbaiki, sedangkan
ketidaksesuaian minor merupakan kegagalan atau penyimpangan yang tidak
secara langsung mempengaruhi mutu data hasil pengujian dan tindakan perbaikan
dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Definisi Proses Hirarki Analitik
Proses Hierarki Analitik dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty untuk
mengorganisasikan informasi dan judgment dalam memilih alternatif yang paling
disukai (Saaty dalam Marimin 2004). Menurut Marimin (2004), prinsip kerja
AHP adalah penyederhanaan suatu persoalaan kompleks yang tidak terstruktur,
stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu
Klausul Jenis Klausul Penjelasan
7.5.5 Preservasi Produk
7.6 Pengendalian Peralatan Pemantauan
dan Pengukuran
Klausul 8 Pengukuran, Analisis, dan
Perbaikan
Klausul ini mengharuskan organisasi
menetapkan rencana-rencana dan
menerapkan proses-proses pengukuran,
pemantauan, analisis dan peningkatan
yang diperlukan agar menjamin kesesuaian
dari produk, sistem manajemen mutu, dan
meningkatakan efektivitas dari sistem
manajemen mutu.
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan Pengukuran
8.2.1 Kepuasan Pelanggan
8.2.2 Audit Internal
8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
8.3 Pengendalian Produk yang Tidak
Sesuai
8.4 Analisa Data
8.5 Perbaikan
8.5.1 Perbaikan Berkesinambungan
8.5.2 Tindakan Korektif
8.5.3 Tindakan Pencegahan
7
hierarki. Struktur hirarki disusun sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada
data perusahaan dan pendapat dari staf yang menguasai kondisi dan permasalahan.
Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh
tingkat.
AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam sistem analisisnya.
Kelebihan analisis ini adalah AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak
terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami, memecahkan
permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian
secara deduktif, mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem
sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka,
sedangkan kelemahannya adalah ketergantungan model AHP pada input
utamanya dan metode ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara
statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang
terbentuk.
Penelitian Terdahulu
Penerapan ISO 9001:2008 telah diterapkan oleh beberapa industri dan
perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu ISO telah diterapkan oleh industri
tekstil (Wulandari 2009), perusahaan telekomunikasi (Widyaningrum 2006),
asusransi Jamsostek (Apriyanti 2009), pendidikan (Purwaningsih 2013 dan
Kholidanutur 2011), hingga dinas kesehatan (Qolbi 2014). Pada perusahaan
perbankan, penerapan ISO 9001:2008 menjadi sebuah kebutuhan dalam kualitas
pelayanan, sehingga sertifikasi yang telah didapatkan perlu dipertahankan.
Hasil penerapan ISO 9001:2008 pada penelitian Widyaningrum (2006) dan
Wulandari (2009) di PT Telkom dan PT Unitex Bogor telah berhasil
diimplementasikan. Hal ini dilihat dari efektifitas yang didapat oleh perusahaan
dalam mengatur manajemen perusahaan, sedangkan penerapan ISO 9001:2008
pada BPPT oleh Winarni (2012) menyebutkan bahwa penerapan ISO lambat
menyebar karena dianggap mempersulit birokrasi dalam pemerintahan. Dalam
tesis Chandra (2007), setelah perusahaan menerapkan ISO 9001 mengalami
peningkatan dalam menyerap jumlah karyawan.
Metode AHP menjadi metode yang banyak digunakan untuk menganalisis
strategi penerapan ISO (Wulandari 2009, Widyaningrum 2006, Kusumaningrum
2009, Maulana 2011 dan Hendartho 2014). Selain itu, dalam pemecahan masalah
penelitian menggunakan PDAC dan regresi linier oleh Purwaningsih(2013),
diagram pareto (Wulandari 2009), dan fishbone, check sheet, uji realibility
(Mastiar 1993, Sugianto dan Bernard 2011), analisis korelasi sederhana dan
regresi tunggal (Supriyadi 2013), scanning gap (Soegiono 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ISO 9001:2008 dari
beberapa penelitian ini adalah sistem manajemen mutu dan pihak yang berperan
penting dalam penerapan yaitu manajemen puncak atau top management
(Kusumaningrum 2009). Sistem manajemen mutu telah berjalan dengan baik dan
meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan (Qolbi 2014).
Kendala yang dihadapi dalam penerapan ISO seperti terdapat ketidaksesuian
dikarenakan manajemen belum memiliki QMR khusus (Soegiono 2013).
Keberhasilan perusahaan dalam ISO ini harus dipertahankan agar kualitas
pelayanan terus meningkat sehingga terciptanya kepuasan pelanggan.
8
METODE
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengenai evaluasi penerapan ISO 9001:2008 pada PT Bank
Rakyat Indonesia pada bagian RTGS dan Kliring yang diawali dengan
menganalisis penerapan sistem manajemen mutu pada perusahaan tersebut.
Analisis ini berkaitan dengan seluruh prinsip dan sertifikat yang sudah didapatkan
sebelumnya. Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan
langsung serta dokumentasi internal perusahaan. Identifikasi ini dilakukan melalui
analisis terhadap penerapan klausul-klausul ISO 9001:2008.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah hasil audit internal pada tahun
2013 dan 2014. Data tersebut merupkan temuan ketidaksesuaian yang terjadi
selama penerapan ISO di perusahaan. Selanjutnya melakukan analisis data,
pertama menggunakan uji paired sample test T dengan alat bantu SPSS 17. Uji ini
berguna untuk membandingkan efektifitas penerapan ISO selama 2 tahun. Tahap
kedua, yaitu dengan menggunakan analisis diagram pareto. Analisis ini berguna
untuk melihat temuan ketidaksesuan mana yang sering terjadi pada bagian RTGS
dan Kliring selama tahun 2013 dan 2014. Tahap ketiga, yaitu mengunakan analisis
diagram fishbone. Analisis ini menggunakan data tahun 2014 sebagai temuan
yang terakhir terjadi pada hasil audit internal. Diagram fishbone berfungsi untuk
mencari akar permasalahan pada temuan. Tahap terakhir yaitu menggunakan
struktur Proses Hierarki Analitik sebagai teknik pengambilan keputusan. Analisis
ini menggunakan data hasil kuesioner kepada pihak manajemen yang berkaitan
langsung dengan penerapan ISO 9001:2008. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
dapat mengajukan saran dan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh
pihak perusahaan dalam rangka penerapan ISO 9001:2008 dan mempertahankan
sistem manajemen mutu yang telah tercapai.
9
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank Rakyat Indonesia yang berlokasi di
Jalan Jenderal Soedirman Kav 44-46, Gedung BRI I lantai 2, Jakarta Selatan.
Penelitian ini dimulai pada bulan April 2015 hingga Mei2015 pada Divisi Sentra
Operasi.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama melalui
analisa, kuesioner serta wawancara langsung dengan pihak manajemen sebagai
narasumber. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui catatan
dan laporan internal perusahaan, internet dan literatur yang relevan.
Penerapan ISO 9001:2008
RTGS dan Kliring sejak tahun 2012
Evaluasi Penerapan ISO 9001:2008
Uji Paired Sample Test T
Analisis masalah
Diagram Pareto
Diagram Fishbone
Struktur AHP
Analisis akar permasalahan
Analisis pengambilan
keputusan strategi
Kesimpulan dan Rekomendasi
Tahun 2013 Tahun 2014
Hasil audit internal
Keterangan : Proses kerangka berpikir
Proses pengolahan data
10
Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data kinerja manajemen
mutu yang ada di perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sampel
yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan
peneliti (Kuntjojo 2009).
Pemilihan responden ditentukan berdasarkan tingkat jabatan dan pemahaman
mengenai pelaksanaan dan permasalahan sistem manajemen mutu di Divisi Sentra
Operasi bagian RTGS dan Kliring. Dalam mengidentifikasi penerapan mutu dan
faktor-faktor ISO 9001:2008 menggunakan teknik pengumpulan data dan
wawancara di internal perusahaan. Analisis kinerja mutu, permasalahan dan
kendala yang muncul dalam perusahaan menggunakan penyebaran kuesioner
kepada ahli pakar dan staf karyawan.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam identifikasi penerapan ISO 9001:2008 pada PT Bank
Rakyat Indonesia Divisi Sentra Operasi menggunakan metode deskriptif dan
kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji paired sample T
test, diagram pareto, diagram fishbone, dan proses hierarki analitik. Pengolahan
pertama menggunakan uji paired sample T untuk melihat perbandingan penerapan
ISO antar tahun 2013 dan 2014 dengan alat bantu SPSS 17. Pengolahan pertama
menghitung NPar test, jika lebih dari 0.05 maka dapat dilanjutkan untuk
mengitung uji paired sample T. Data yang digunakan adalah hasil audit internal
dengan temuan ketidaksesuaian yang terjadi pada setiap tahun. Setelah melihat
perbandingan maka dapat dilakukan pengurutan temuan ketidaksesuaian yang
sering terjadi menggunakan diagram pareto. Menurut Marimin (2004) diagram
pareto merupakan grafik yang mengurutkan data secara menurun dari kiri ke
kanan. Pareto chart adalah diagram yang dikembangkan oleh Vilfredo Pareto
pada abad ke 19 yang berfungsi untuk membandingkan berbagai kategori temuan
yang disusun menurut ukurannya, dari kiri urutan terbesar hingga terkecil di
kanan (Nasution 2004). Temuan ketidaksesuaian yang terjadi pada tahun 2014
menjadi bahan untuk pencarian akar permasalahan. Perumusan akar permasalahan
ini menggunakan diagram fishbone. Fishbone diagram merupakan suatu
pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih
terperinci dalam menemukan penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan
kesenjangan yang terjadi. Menurut Marimin (2004), diagram sebab akibat
digunakan untuk menyelidiki suatu akibat buruk dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki penyebabnya. Kategori utama yang menjadi penyebab terdiri dali 5
faktor, yaitu man, material, method, machine, dan environtment.
Selanjutnya penelitian untuk menetapkan strategi menggunakan analisis
AHP. Penggunaan metode AHP ini karena membutuhkan banyak pihak terkait
dengan posisi yang berbeda untuk mengambil sebuah keputusan dalam
menentukan strategi. Pengolahan data menggunakan Expert Choice 11 dan
Microsoft excel.
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Perusahaan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya BRI didirikan di
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-
en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan
Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi).BRI
sebagai perusahaan go public yang menjalankan bisnis di bidang keuangan,
memiliki tujuan untuk mewujudkan suatu tingkat „kepercayaan‟ kepada para
stakeholder, meningkatkan Corporate Image dan Customer Loyalty serta jaminan
kualitas produk dan proses. Untuk hal tersebut, Divisi Sentra Operasi BRI sudah
sepantasnya bisa memperoleh pengakuan/recognition ISO 9001:2008.
Struktur organisasi Divisi Sentra Operasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
Proses kerja secara umum saat ini pada RTGS dan Kliring, yaitu melaksanakan
kegiatan sentralisasi operasional back office yang meliputi kegiatan transfer antar
bank melalui Bank Indonesia – (BI-RTGS), kliring kredit, dan kliring debet.
Penerapan ISO 9001:2008 pada PT Bank Rakyat Indonesia telah diterapkan
sejak tahun 2005. Secara bertahap penerapan tersebut menyebar ke berbagai
divisi. Salah satunya divisi Sentra Operasi bagian RTGS dan Kliring. Berikut
sejarah kegiatan sertifikasi pada divisi Sentra Operasi dapat dilihat pada Tabel 2 :
Tabel 2 Sejarah kegiatan sertifikasi ISO 9001:2008 pada divisi Sentra Operasi
No. Nama Bagian Sertifikasi Keterangan
1 Bagian Sentra Operasi RTGS & Kliring 2012 satu dokumen
2 Bagian Remittance& Trade Finance 2012
3 Bagian Produksi Kartu 2013 satu dokumen
4 Bagian Penyelesaian Komplain 2013
5 Bagian Rekonsiliasi Sentra Operasi - dalam proses
6 Bagian Sentra Rekonsiliasi Kas ATM -
Sumber : Audit internal Divisi Sentra Operasi (2015)
Jenis Klausul Ketidaksesuaian antar tahun 2013-2014
Jenis klausul ketidaksesuaian ini menjelaskan perbandingan yang dialami
perusahaan selama 2 tahun. Perbandingan ini dilihat dari jumlah dan jenis klausul
yang dilalami setiap tahun. Berdasarkan uji paired sample T test yaitu analisis
yang digunakan untuk membandingkan rata-rata 2 variabel dalam 1 grup,
menunjukan nilai signifikansi 0.041<0.05, berarti ada perbedaan yang signifikan
antara jumlah temuan tahun 2013 dengan tahun 2014, hasil perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 2. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa penerapan ISO
9001:2008 pada Divisi Sentra Operasi bagian RTGS dan Kliring berjalan secara
efektif sesuai dengan persyaratan yang terdapat pada klausul. Perbandingan jenis
klausul ketidaksesuain antar tahun 2013-2014 dapat dilihat pada Lampiran 3.
Perbandingan tersebut akan memperlihatkan jumlah temuan pada jenis klausul
12
dan sub klausul. Berikut rincian perbandingan jumlah temuan dapat lebih jelas
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah temuan setiap klausul
Jenis Jumlah Temuan Perbandingan
Perubahan (-/+) Klausul Sub Klausul 2013 2014
4.2
4.2.1 1 0 -1
4.2.3 1 0 -1
4.2.4 1 0 -1
5.3 1 0 -1
6.4 2 0 -2
7.6 2 0 -2
8.2 8.2.3 0 1 +1
8.3 1 1 0
Jumlah 9 2
Gambar 2 Diagram Pareto jumlah temuan klausul antar tahun (2013)
Gambar 2 menunjukan jenis temuan sebesar 80% terjadi pada klausul 6.4,
7.6, 4.2, sedangkan 20% merupakan klausul lain. Klausul 6.4 menjelaskan
mengenai lingkungan kerja. Salah satu temuan yang terjadi adalah thermometer
yang ada pada ruang server belum dilakukan verifkasi sesuai dengan standar.Suhu
di ruang server harus dipastikan dibawah 16° C untuk menjaga suhu komputer
agar tidak mati. Pada klausul 7.6 menjelaskan bahwa verifikasi mesin SWD agar
mesin mereject warkat dengan benar. Berdasarkan diagram tersebut disimpulkan
bahwa temuan klausul 6.4 dan 7.6 menjadi hal pertama yang perlu diperhatikan
oleh bagian RTGS dan Kliring pada tahun 2013.
Gambar 3 Diagram Pareto jumlah temuan antar tahun (2014)
22.22
44.44 55.56
66.67 77.78
88.89 100.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
0123456789
Aku
mu
lasi
(%
)
Jum
lah
Te
mu
an
Jenis Klausul
Jumlah Temuan Tahun 2013
50.00
100.00
0.00
25.00
50.00
75.00
100.00
0
1
2
Ak
um
ula
si (
%)
Ju
mla
h T
emu
an
Jenis Klausul
Jumlah Temuan Tahun 2014
13
Diagram pareto pada Gambar 3 menunjukan permasalahan yang terjadi
hanya sekali pada tahun 2014 dan merupakan temuan baru yang perlu
diidentifikasi akar permasalahnnya sehingga tidak terjadi lagi di tahun berikutnya.
Temuan klausul ini menjadi data untuk dicari akar permasalahan dengan
menggunakan diagram fishbone pada analisis selanjutnya sebagai bahan perbaikan
mutu.
Perbaikan Mutu
Divisi Sentra Operasi melakukan perbaikan mutu dengan cara menyediakan
form CPAR (Corrective and Preventive Action Request). Form CPAR adalah
formulir yang memuat detail permasalahan yang timbul, correction, akar
penyebab dan rencana perbaikan serta tindakan pencegahan, contoh Form pada
Lampiran 4. Perbaikan mutu pada bagian RTGS dan Kliring dalam penelitian
penerapan ISO 9001:2008 ini menggunakan alat pengendalian kualitas. Alat
pengendalian kualitas menggunakan diagram pareto yang berfungsi untuk
mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada hasil temuan klausul.
Selanjutnya perbaikan menggunakan fishbone yang berfungsi untuk mancari akar
permasalahan dari suatu temuan dengan faktor-faktor yang telah ditentukan.
Permasalahan ketidaksesuaian tidak hanya terjadi pada tahun 2013, tetapi
juga muncul di tahun 2014 dengan jenis ketidaksesuaian yang baru atau tidak
terjadi pada tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis jenis ketidaksesuaian
ditemukan bahwa terdapat 2 masalah baru. Hal tersebut terjadi disebabkan karena
beberapa hal yang perlu diidentifikasi dan diketahui alasannya. Berikut ini
merupakan jenis ketidaksesuaian yang baru pada tahun 2014 :
a. Klausul 8.2.3 : Pemantauan dan pengukuran proses
Jenis temuan yang terjadi adalah ditemukan data pada dokumen Register
Inward RTGS tidak informatif. Menurut supervisor sebagai narasumber,
sumber terjadinya temuan ini yaitu adanya form register yang kurang terperinci
saat dilakukannya audit. Auditee tidak mengisi secara terprinci mengenai
temuan yang terjadi pada keterangan buku register, sehingga auditor meminta
pengisian ulang pada form yang baru.
Gambar 4 Fishbone klausul 8.2.3
Dokumen register inward RTGS tidak
informatif
- tim auditee baru
- pengisian register auditee kurang terperinci
Man Methode
Machine
- kurangnya sosialisasi
- saat pendataan sistem offline
1
2
3
4
14
Temuan ketidaksesuaian yang menjadi permasalahan pada Gambar 4
menjelaskan terdapat 3 akar permasalahan, yaitu man, method, dan machine.
Berikut penejelasan akar permasalahan yang terjadi pada klausul 8.2.3 :
1. Man
Permasalahan yang terjadi pada faktor man yaitu adanya auditee baru
dan pengisian register kurang terperinci. Pihak manajemen telah
melakukan rekrutmen untuk staf baru pada bagian RTGS. Auditee tersebut
ikut serta dalam pengisian form audit internal. Kesalahan yang terjadi
adalah auditee mengisi form pada buku register kurang terperinci, seperti
tidak mencantumkan keterangan transaksi RTGS yang belum di proses.
Keterangan tersebut seharusnya ditulis oleh auditee pada buku register
untuk dilakukan perbaikan.
2. Method
Permasalahan yang terjadi seharusnya dilakukan perbaikan dengan
memberikan sosialisasi kepada para staf. Sosialisasi merupakan salah satu
cara agar proses kerja dapat terus berjalan dengan baik. Salah satunya
dengan memberikan evaluasi atas permasalahan yang terjadi atau
memberikan informasi berupa tulisan di papan pengumuman.
3. Machine
Pada sistem RTGS dikenal dengan istilah cut time out (pembatasan
waktu penerimaan transaksi yang dilakukan oleh Bank Indonesia), time
out (sistem tidak diproses sementara dan dapat dilakukan kembali), dan
offline (sistem jaringan pada user pada bagian internal RTGS tidak
berjalan). Pada bagian mesin, permasalahan yang terjadi adalah sistem
offline. Jaringan offline ini mengakibatkan transaksi tidak dapat
diselesaikan dalam waktu cepat, sehingga pihak manajemen menghubungi
bagian TSI atau IT untuk melakukan perbaikan pada sistem jaringan.
b. Klausul 8.3 : Pengendalian produk yang tidak sesuai
Jenis temuan yang terjadi adalah ditemukan tidak adanya prosedur untuk
penanganan ketidaksesuaian terkait kegiatan Kliring Debet. Misalnya, kendala
mengenai terjadinya selisih warkat dan apabila terjadi tolakan diluar kliring.
Alasan terjadinya temuan ini yaitu belum tercatatnya temuan penanganan pada
buku prosedur dan proses.
Gambar 5 Fishbone klausul 8.3
Tidak ada prosedur penanganan
ketidaksesuaian pada kliring debet
- belum dicatat pada register perbaikan sistem
- kurang tanggap dalam menghadapi masalah
Man Methode
Machine
- buku prosedur dan proses belum dibuat
- sistem tidak dapat membaca saat proses
a
b
c
d
15
Temuan ketidaksesuaian yang menjadi permasalahan pada Gambar 5
menjelaskan terdapat 3 akar permasalahan, yaitu man, method, dan machine.
Berikut penejelasan akar permasalahan yang terjadi pada klausul 8.3 :
1. Man
Permasalahan yang terjadi pada faktor man yaitu perbaikan sistem
belum dicatat dan staf kurang tanggap dalam menghadapi masalah. Setiap
proses yang perlu dilakukan perbaikan seharusnya dicatat oleh para staf
dan diinformasikan ke pihak yang terkait, sehingga perbaikan dapat
diselesaikan secara cepat dan pencatatan pada dokumen agar menjadi
referensi untuk perbaikan selanjutnya.
2. Method
Permasalahan pada bagian metode ini yaitu adanya prosedur
penanganan dan proses yang belum dibuat pada Buku Prosedur
Operasional. Masalah yang terjadi seharusnya dilakukan secara cepat,
tetapi karena tidak adanya prosedur penanganan dan proses menjadi
penghambat proses kerja. Hal ini perlu dilakukan pengembangan dan
perbaikan pada BPO.
3. Machine
Pada kliring debet, mesin pembaca warkat atau cek perlu lebih
diperhatikan agar proses kerja dapat berjalan secara efisien. Permasalahan
yang terjadi adalah mesin tidak dapat membaca saat proses, seperti jumlah
nominal yang berbeda antara cek dan mesin pembaca. Perbaikan dan
pengembangan teknologi perlu dilakukan oleh pihak manajemen agar
permasalahan yang sama tidak terulang lagi pada tahun berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber perusahaan menyatakan
bahwa beberapa penyebab masalah dari setiap klausul berbeda-beda seperti yang
terdapat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Faktor yang menjadi permasalahan dapat
dilihat juga dari lingkungan kerja staf. Berdasarkan hasil pengamatan, proses kerja
yang dilakukan beberapa staf terlihat terjadinya kejenuhan, seperti dalam proses
kerja yang perlu mengandalkan ketelitian dan kecepatan selain kemampuan dalam
memilih transaksi. Hal ini dapat merugikan perusahaan, jika staf menjadi jenuh
dan menyebabkan terjadinya turn over staf. Penanganan dapat dilakukan dengan
memberikan rewards kinerja bagi staf yang tetap disiplin, sehingga dapat
memotivasi staf dalam bekerja. Rewards kinerja ini dapat berupa sertifikat
penghargaan. Dalam mempertahankan sertifikat ISO 9001:2008, manajemen perlu
melakukan strategi-strategi yang harus diterapkan. Jika dilihat dari permasalahan
yang terjadi dapat diusulkan beberapa strategi yaitu, pelatihan dan pengembangan
SDM, evaluasi dan rewards kinerja, pengembangan teknologi informasi, serta
pengembangan dan perbaikan BPO.
16
Tabel 4 Alternatif strategi
Temuan
Ketidaksesuaian Akar Masalah Alternatif Strategi
Dokumen register
inward tidak
informative
Tidak ada prosedur
penanganan masalah
kliring debet
1, 2, a, b Pelatihan dan pengembangan SDM
3 Evaluasi dan rewards kinerja
4, d Pengembangan teknologi informasi
c Pengembangan dan perbaikan Buku
Prosedur Operasional (BPO)
Tabel 4 menunjukan strategi yang akan dilakukan oleh manajemen dalam
sebuah perbaikan. Pelatihan dan pengembangan SDM dalam strategi ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja dalam mengaplikasikan
pekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan dapat berupa
training dan mengadakan seminar pengembangan kinerja sehingga staf dapat
bekerja lebih efektif.
Evaluasi dan rewards kinerja merupakan kegiatan yang perlu
dipertimbangkan oleh pihak manajemen, seperti akar permasalahan pada klausul
8.2.3 mengenai kurangnya sosialisasi. Sebuah evaluasi dapat meminimalisir risiko
dan permasalahan dapat diselesaikan, sedangkan rewards kinerja dapat
meningkatkan motivasi staf dalam bekerja. Selain itu, evaluasi menjadi salah satu
solusi sosialisasi dalam memberikan informasi bagi staf yang kurang mengerti
dalam proses kerja.
Pengembangan teknologi informasi dibutuhkan untuk selalu menjadi yang
lebih baik dalam sistem informasi perusahaan. Teknologi informasi sangat penting
dalam menangani permasalahan yang ada selama 2 tahun penerapan ISO ini,
sehingga tidak terjadi lagi temuan seperti sebelumnya.
Pengembangan dan perbaikan Buku Prosedur Operasional (BPO)
merupakan tindakan untuk memperbaiki dan menambah kualitas manajemen
perusahaan. Selain itu, pengembangan BPO ini menciptakan sasaran mutu lebih
berkualitas yang sesuai dengan tujuan dalam penerapan ISO 9001:2008.
Pengambilan keputusan ini dilakukan menggunakan metode AHP yang
melibatkan pihak-pihak terkait dalam penerapan ISO 9001:2008.
Penyusunan Struktur Hierarki
Penyusunan struktur hierarki terdiri dari 5 level, yaitu fokus atau goals,
faktor, aktor, tujuan, dan alternatif tindakan. Fokus dalam analisis hierarki ini
yaitu strategi penerapan ISO 9001:2008 pada Divisi Sentra Operasi bagian RTGS
dan Kliring. Pemilihan fokus ini bertujuan untuk mengetahui prioritas dari
alternatif tindakan yang dilakukan agar penerapan ISO 9001:2008 berjalan dengan
efektif.
Level kedua yaitu faktoryang berpotensi mempengaruhi pengambilan
keputusan strategi penerapan ISO 9001:2008. Faktor ini diadopsi dari klausul inti
ISO yang terdiri dari sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, realisasi produk, serta pengukuran, analisis, dan
perbaikan. Identifikasi permasalahan masing-masing faktor telah dianalisis
penerapan ISO 9001:2008 untuk tahun 2013 dan 2014.
17
Pada level ketiga adalah aktor yang berperan dalam implementasi yaitu top
management, middle management dan operational/low management. Berdasarkan
wawancara dengan pihak manajemen dan memperhatikan dokumentasi ISO, serta
struktur organisasi divisi Sentra Operasi, aktor-aktor yang berperan adalah Quality
Assurance, Quality Management Representative, Wakil Kepala Divisi, Kepala
Bagian, Supervisor, dan Staf. Keenam pihak tersebut dapat dikategorikan dalam
posisinya menjadi 3 bagian top management (QA dan QMR), middle management
(Wakadiv dan Kepala Bagian), dan operational/low management (Supervisor dan
Staf). Pemilihan kategori tersebut berdasarkan susunan pada struktur organisasi.
Pada fungsi QA berada setelah direktur operasional, sedangkan QMR merupakan
bagian penanggung jawab dalam sistem penerapan ISO. QA dan QMR dipilih
karena mempunyai tanggung jawab langsung dalam penerapan ISO.
Level keempat yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh divisi sentra operasi
bagian RTGS dan Kliring. Berdasarkan wawancara dan dokumen perusahaan,
tujuan ini terdiri dari kepuasan nasabah, pencapaian sasaran mutu, serta
meningkatkan reputasi BRI.
Pada level kelima yaitu alternatif tindakan yang dilakukan agar penerapan
ISO 9001:2008 berjalan dengan efektif dan efisien. Tindakan yang dipilih adalah
pelatihan dan pengembangan SDM, evaluasi dan rewards kinerja, pengembangan
teknologi informasi, serta pengembangan dan perbaikan Buku Prosedur
Operasional.
Hasil pengolahan pada level 2 yaitu faktor menunjukan kriteria masalah yang
dihadapai PT BRI secara berurutan adalah tanggung jawab manajemen (0.383),
SMM (0.225), manajemen sumber daya (0.172), pengukuran, analisis dan
perbaikan (0.134), terakhir realisasi produk (0.086). Dari kelima faktor tersebut
dapat diketahui yang menjadi permasalahan utama dan menjadi prioritas bagi
perusahaan untuk mendapat perhatian yaitu tanggung jawab manajemen.
Kesalahan kurang terperincinya pengisian form keterangan dalam sistem kerja,
hal ini terjadi karena kurangnya komitmen manajemen puncak untuk memastikan
tanggung jawab dan wewenang tetap dikomunikasikan dalam organisasi.
STRATEGI PENERAPAN ISO 9001:2008PADA BAGIAN RTGS & KLIRING
Top Management Middle ManagementOperational
Management
Kepuasan NasabahPencapaian Sasaran
MutuMeningkatkanReputasi BRI
Pelatihan danpengembangan SDM
Evaluasi danrewards kinerja
Pengembangandan Perbaikan BPO
0.225 0.1340.172
0.1600.2460.592
0.4500.2100.340
0.1100.3920.276
Sistem ManajemenMutu
Tanggung jawabManajemen
ManajemenSumber Daya
RealisasiProduk
Pengukuran, AnalisisDan Perbaikan
0.383 0.086
PengembanganTeknologi informasi
0.223
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
Level 5
Gambar 6 Struktur AHP dalam strategi penerapan ISO 9001:2008
18
Kebijakan, sasaran dan perencanaan mutu perlu disosialisasikan kembali agar
memenuhi persyaratan dalam penerapan ISO.
Pada level 3 aktor yang berperan dalam penerapan ISO 9001:2008 secara
berurutan adalah top management (0.592), middle management (0.246), dan
operational/low management (0.160). Hal ini dapat disimpulkan top management
mempunyai peranan yang besar dan tanggung jawab dalam penjaminan mutu,
dikarenakan setiap keputusan dan tindakan yang diambil berada dalam
persetujuan top management. Bagian middle management bertanggung jawab
dalam menginterpretasikan kebijakan yang telah dibuat, dan selanjutnya
dilaksanakan oleh pihak operational/low management sesuai ketentuan yang
sudah dibuat.
Berdasarkan kuesioner, hasil perhitungan untuk tujuan meningkatkan reputasi
BRI (0.450) menjadi prioritas utama dalam penerapan ISO 9001:2008. Hal ini
dikarenakan, sebagai salah satu perbankan terbesar memiliki kualitas yang baik
dan mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat. Jika sertifikat telah diakui
oleh pihak eksternal maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk
mengembangkan perusahaannya dalam penetrasi pasar dan lainnya. Alternatif
strategi yang diambil dalam hasil perhitungan AHP ini yaitu pengembangan
teknologi informasi dengan bobot 0.392. Strategi ini diakui oleh pihak manajemen
untuk lebih dikembangkan karena selain terdapat temuan yang diakibatkan sistem
offline, pengembangan sistem perlu dilakukan untuk diperbaharui menjadi lebih
efektif digunakan oleh staf dan efisien dalam menyelesaikan transaksi dalam
waktu tertentu.
Implikasi Manajerial
Permasalahan yang terjadi dalam penerapan ISO 9001:2008 memberikan 4
alternatif strategi, prioritas utama yaitu pengembangan teknologi informasi agar
mempermudah proses kerja dan staf dapet bekerja lebih efektif serta selesai tepat
waktu. Pengembangan teknologi yang dimaksud adalah membuat kerjasama
dengan Bank Indonesia terkait masalah yang terjadi untuk pembuatan aplikasi
baru. Pengembangan teknologi yang baru diterapkan oleh perusahaan yaitu
“Generasi 1” menjadi “Generasi 2”. Selain itu, mengikuti perkembangan
teknologi dan sistem terbaru dapat memperbaiki sistem operasi yang lebih baik.
Prioritas kedua adalah pelatihan dan pengembangan SDM yang dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman staf terhadap penerapan ISO 9001:2008. Bentuk
tindakan tersebut dapat berupa memberikan training kepada staf mengenai ISO
9001:2008, memberikan tes kompetensi untuk mengembangkan pengetahuan ISO
9001:2008.
Prioritas ketiga adalah evaluasi dan rewards kinerja, hal ini bertujuan untuk
melihat sejauh mana perkembangan pemahaman dan permasalahan yang terjadi
saat penerapan ISO, dan rewards berfungsi untuk meningkatkan motivasi staf
dalam semangat bekerja. Prioritas terakhir yang dilakukan adalah pengembangan
dan perbaikan BPO. Pengembangan yang dapat dilakukan perusahaan yaitu
penambahan sasaran mutu yang didasari sasaran mutu sebelumnya sudah
terlaksana dengan baik, sedangkan perbaikan BPO yaitu perubahan yang terjadi
selama penerapan ISO seperti jumlah sasaran tingkat transaksi dan penanganan
kendala dalam dihadapi selama penerapan.
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penerapan ISO 9001:2008 pada bagian RTGS dan Kliring telah dilakukan
secara efektif. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan perubahan yang signifikan
pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 0.041>0.05. Pihak manajemen melakukan
audit internal hanya satu kali dengan menggunakan form CPAR. Hasil evaluasi
kendala yang dihadapi perusahaan selama 2 tahun yaitu terdapat dua temuan
ketidaksesuaian baru pada klausul 8.2.3 dan 8.3, untuk mengetahui akar
permasalahan menggunakan diagram fishbone.
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat 4 alternatif strategi yang diperoleh
melalui proses AHP dan dapat dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan ISO
9001:2008. Prioritas pertama secara berurutan yaitu, pengembangan teknologi
informasi, pelatihan dan pengembangan SDM, evaluasi dan rewards kinerja, dan
pengembangan dan perbaikan BPO.
Saran
1. Divisi RTGS dan kliring perlu meningkatkan teknologi informasi sebagai
prioritas utama agar kinerja lebih efektif dan efisien.
2. Melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui perkembangan
penerapan ISO agar permasalahan yang terjadi dapat teratasi dengan cepat.
3. Memberikan training atau seminar bagi staf yang membutuhkan peningkatan
soft skill.
20
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti RN. 2009. Analisis Pengaruh Sertifikasi ISO 9001:2000 terhadap
Kinerja Perusahaan Jasa [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2013. Sistem Manajemen Mutu SNI
9001:2008. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Chandra T. 2007. Penerapan ISO 9001 di Perusahaan Jasa Konstruksi dan
Implikasinya terhadap PAD serta Penyerapan Tenaga Kerja Kasus di
Kabupaten Kompar [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Chrarini A. 2011. Integrating Lean Thingking Into ISO 9001 : a First Guideline.
Journal Of Lean Six Sigma. Vol. 2 No. 5, Mei 2011.
Djohan R. 2014. Empat Aspek Perbankan Menghadapi Open Market. Infobank.
Vol. 36 No. 423, Juni 2014.
Hadiwiardjo dan Wibisono. 1996. ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu. Bogor
(ID): Ghalia Indonesia.
Hakim DB. 2009. Manajemen Pembangunan Daerah Dampak Asean Trade
Facilitation terhadap Daya Saing Daerah. Jurnal Pembangunan Daerah. Vol. 1
No. 1, April 2009.
Hendartho D. 2014.Analisis Implementasi SMM ISO 9001:2008 pada Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia. Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi. Vol. VI No. 2, September 2014.
Huda N, Ambarita A, Sowiyah. 2011. Implemetasi SMM ISO 9001:2008 pada
Pendidikan Vokasional. Jurnal Manajemen Mutu Pendidikan. Vol. 1 No. 2.
Kholidanutur. 2011. Penerapan SMM ISO 9001:2008 dalam Meningkatkan Mutu
Pelayanan Pendidikan di Pondok Pesantren [Skripsi]. Jakarta (ID): UIN
Syarif Hidayatullah.
Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri (ID): Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
Kusumaningrum H. 2009. Kajian Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2000 [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Maulana A. 2011. Analisis SMM ISO 9001:2008 pada Kantor Manajemen Mutu
IPB [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mastiar.1993. Piranti ISO 9000 pada Aspek Quality System dalam Penerapannya
di PT Arya Sada Daya Elektrika [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Nasution M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor (ID): Ghalia Indonesia
Priyadi G. 2012. Panduan Audit Sistem Mutu.Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Purwaningsih O. 2013. Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
terhadap Pembelajaran PAI di SMAN 1 Bantul [Skripsi]. Yogyakarta (ID):
UIN Sunan Kalijaga.
Qolbi Y. 2014. SMM ISO 9001:2008 dalam Peningkatan Mutu Pelayanan dan
Kepuasan Pelanggan di Dinas Kesehatan Kota Tarakan. eJournal Ilmu
Pemerintahan. Vol. 2 No. 4.
Silaban BE dan Yusuf S. 2011. Implementasi SMM ISO 9001:2008 pada Industri
Kontraktor [Jurnal]. Vol. 14 No. 3, Desember 2011.
21
Supriyadi E. 2013. Pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja
Guru di SMKN 1 Sedayu Bantul. eJournal Ilmu Pendidika Teknik Sipil dan
Perencanaan. Vol. 1 No. 1.
Soegiono MR, Rosiawan M, Sari Y. 2013. Perancangan dan Penerapan SMM ISO
9001:2008 di PT Welling Jaya Sejati Industrial Gresik. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya.Vol. 2 No. 1.
Wahyono T. 2009. 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Jakarta (ID): PT
Elex Media Komputindo.
Widyaningrum. 2006. Analisis Penerapan ISO 9001:2008 Pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Winarni P. 2012. Sikap dan Perilaku Pegawai terhadap Penerapan SMM ISO
9001 di BPPT [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Wulandari R. 2009. Kajian Penerapana Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
pada PT Unitex Tbk Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
22
23
LAMPIRAN
24
25
Lampiran 1 Struktur organisasi divisi Sentra Operasi
26
Lampiran 2 Hasil uji paired sample T test
27
Lampiran 3 Jenis klausul ketidaksesuaian antar tahun 2013-2014
Sumber : Audit internal BRI (2013-2014)
Klausul Sub
Klausul Permasalahan
Temuan Rekomendasi
2013 2014
4.2
4.2.1
Masih ditemukan adanya
uncontrolled dokumen berupa daftar
rekening Giro RPKBUN
NC
minor
Melakukan pendaftaran
RPKBUN dalam data
internal
4.2.3
Ditemukan bahwa dokumen eksternal
terkait perubahan ketentuan Kliring
Kredit menjadi maks 500jt belum
didaftarkan ke daftar induk dokumen
eksternal
NC
minor
Seharusnya pekerja
lebih teliti karena
ketentuan sudah
terdaftar
4.2.4
Terdapat jumlah warkat yang terkirim
ke BI dengan data yg "incompleted"
dan tidak ada pada file
NC
minor
Sebaiknya sebelum
pengiriman, data dicek
kembali
5.3 Kebijakan mutu cukup dipahami oleh
personel terkait
NC
minor
Perlu tindakan
pendalaman
6.4
Verifikasi mesin SWD untuk
memastikan bahwa mesin merejct
warkat dengan benar belum
dilakukan
NC
minor
Membuat prosedur atau
form verifikasi
Pada ruang server RTGS,
thermometer yang digunakan belum
dilakukan proses verifikasi untuk
mengecek kesesuaian patokan suhu
yang digunakan.
NC
minor
Membuat prosedur atau
form verifikasi
7.6
Verifikasi mesin SWD untuk
memastikan bahwa mesin merejct
warkat dengan benar belum
dilakukan
NC
minor
Membuat prosedur atau
form verifikasi
Pada ruang server RTGS,
thermometer yang digunakan belum
dilakukan proses verifikasi untuk
mengecek kesesuaian patokan suhu
yang digunakan.
NC
minor
Membuat prosedur atau
form verifikasi
8.2 8.2.3
Ditemukan kegiatan pengisian Data
pada dokumen Register Inward
RTGS tidak dapat menginformasikan
keterangan yang terjadi
NC
minor
Perlu ditinjau bentuk
form
8.3
Ditemukan tidak adanya prosedur
untuk penanganan ketidaksesuaian
terkait kegiatan Kliring Debet.
Misalnya: kendala mengenai
terjadinya selisih warkat dan apabila
terjadi tolakan diluar kliring.
NC
minor
Pembuatan prosedur
dan disosialisasikan
Dalam laporan report 470 : cut off
position (total transaksi RTGS)
(SRT/SRK/004) ada transaksi APNA
(Approve not acknowledgement) ada
1 transaksi pajak KPPN uker
Pontianak tidak ditracer, Sie RTGS,
menunggu/memastikan transaksi tsb
lewat rekonsiliasi RSO
NC
minor
Melakukan rekonsiliasi
transaksi tambahan
kembali
Jumlah klausul NC minor 9 2
Jumlah klausul NC major - -
28
Lampiran 4 Contoh form CPAR
No. CPAR : Tahun :
Jenis :Pengusul :
Ditujukan / PJ Area :
Tanggal :
Batas waktu Paraf
Pelaksanaan Verifikasi
Tanggal :
Hasil verifikasi
CPAR ke-………
Sumber :
Correction
Temuan / Ketidaksesuaian / Potensi Ketidaksesuaian Tanda Tangan Tanggal[ Uraian Masalah, Lokasi, Bukti Obyektif, Acuan/Referensi ]
Corrective Action / Preventive Action PIC
Pengusul
PJ Area
MR
Akar Penyebab
Status :
Rencana Verifikasi tanggal:
Diverifikasi oleh :
MR / Auditor / Pengusul :
Catatan Tambahan : MR / Koord. Audit Internal :
BRI - DIVISI STO
CORRECTIVE / PREVENTIVE ACTION REQUEST
F/……….
Audit Internal [AI]
Komplain / Keluhan Pelanggan [KP]
Pemenuhan perundangan/persyaratani [PP]
Lain-lain [LL],
Tinjauan Manajemen [TM]
Close [C]
Corrective Action Preventive Action
Open [O]
Audit Eksternal [AE]
Ketidaksesuaian/Layanan tdk sesuai (TS)
29
Lampiran 5 Kuesioner penelitian
EVALUASI PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA DIVISI
SENTRA OPERASI PT BANK RAKYAT INDONESIA
JAKARTA
Kuesioner ini merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam rangka penyusunan
skripsi dengan judul:
EVALUASI PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA DIVISI SENTRA
OPERASI PT BANK RAKYAT INDONESIA JAKARTA
Oleh :
Nama : Hani Andias Nugraha
Jurusan/Fak : Manajemen/Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Universitas : Institut Pertanian Bogor
Kami mengharapkan partisipasi dari Bapak/Ibu, dapat mengisi kuesioner ini
secara benar dan objektif, karena hasil dari kuesioner ini akan dipergunakan untuk
tujuan ilmiah. Atas partisipasinya, kami ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
A. PETUNJUK
I. UMUM
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden dengan menjawab
setiap pertanyaan tertulis.
2. Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi atau
pemikiran degan orang lain.
3. Pertanyaan yang ditujukan adalah membandingkan data dua faktor berdasarkan
tingkat kepentingan/besarnya peranan dengan memberikan skala penilaian
(petunjuk II).
4. Dalam pengisian kuesioner ini, diharapkan responden melakukan dengan
sekaligus (tidak tertunda).
II. SKALA PENILAIAN
Berilah nilai pada kolom yang tersedia pada tabel skala penilaian dengan
memilih nilai yang ditentukan, berdasarkan tingkat kepentingan/ besarnya peranan
dari faktor yang dibandingkan dengan ketentuan di bawah ini.
Misalnya, A dibandingkan dengan B, maka berilah nilai:
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
A
B
30
Lanjutan Lampiran 5
Skala Penilaian 9 Mutlak lebih penting
7 Sangat jelas lebih penting
5 Jelas lebih penting
3 Sedikit lebih penting
1 Sama penting
Nilai skala 2, 4, 6, 8 diberikan apabila terdapat sedikit perbedaan dengan patokan di atas.
CONTOH
Apabila hasil identifikasi terhadap strategi penerapan ISO 9001:2008 adalah :
Sistem Manajemen Mutu mutlak lebih penting dari Tanggung jawab Manajemen,
maka penilaiannya dilakukan dengan memberikan tanda pada nilai yang dimaksud :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
SMM
Tanggung
jawab
Manajemen
SMM sangat lebih penting dari Manajemen Sumber Daya, maka penilaiannya
dilakukan dengan memberikan tanda pada nilai yang dimaksud :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
SMM Manajemen
Sumber Daya
SMM jelas lebih penting dari Realisasi Produk, maka penilaiannya dilakukan dengan
memberikan tanda pada nilai yang dimaksud :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Realisasi
Produk
SMM
SMM sedikit lebih penting dari Pengukuran, Analisis dan Peningkatan, maka
penilaiannya dilakukan dengan memberikan tanda pada nilai yang dimaksud :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Pengukuran,
Analisis dan
Perbaikan
SMM
SMM sama penting dengan Manajemen Sumber Daya, maka penilaiannya dilakukan
dengan memberikan tanda pada nilai yang dimaksud :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
SMM
Manajemen
Sumber Daya
31
Lanjutan Lampiran 5
B. PERTANYAAN
I. Dalam kaitannya dengan fokus hierarki yaitu Startegi Penerapan SMM ISO
9001:2008, faktor/kriteria masalah yang teridentifikasi adalah :
SMM : SMM yang diterapkan oleh perusahaan.
Tanggung jawab manajemen : Tanggung jawab manajemen terhadap
pelaksanaan ISO 9001: 2008.
Manajemen Sumber Daya : Pengelolaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
Realisasi Produk : Pengendalian peralatan, pemantauan dan
pengukuran
Pengukuran, Analisis dan : Pengukuran dan upaya peningkatan mutu
Perbaikan manajemen dan peningkatan perusahaan.
Bandingkanlah besarnya peranan/pengaruh/tingkat kepentingan faktor masalah tersebut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
SMM
Tanggung
jawab
manajemen
SMM Manajemen
Sumber Daya
SMM Realisasi
Produk
SMM
Pengukuran,
Analisis dan
Perbaikan
Tanggung
Jawab
Manajemen
Manajemen
Sumber Daya
Tanggung
Jawab
Manajemen
Realisasi
Produk
Tanggung
Jawab
Manajemen
Pengukuran,
Analisis dan
Perbaikan
Manajemen
Sumber Daya
Realisasi
Produk
Manajemen
Sumber Daya
Pengukuran,
Analisis dan
Perbaikan
Realisasi
Produk
Pengukuran,
Analisis dan
Perbaikan
II. Dalam kaitannya dengan faktor/kriteria masalah di atas, aktor-aktor yang
berperan dalam penerapan ISO 9001:2008 adalah :
A. Top Management : Pihak QA, QMR
B. Middle Management : Pihak Wakil Kepala Divisi, Kepala Bagian
C. Operational/Low Management: Pihak Supervisor, pelaksana
32
Lanjutan Lampiran 5
A. Dalam masalah SMM, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing aktor
berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Top
Management
Middle
Management
Top
Management
Operational/low
Management
Middle
Management
Operational/low
Management
B. Dalam masalah Tanggung Jawab Manajemen, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Top
Management
Middle
Management
Top
Management
Operational/low
Management
Middle
Management
Operational/low
Management
C. Dalam masalah Manajemen Sumber Daya, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Top
Management
Middle
Management
Top
Management
Operational/low
Management
Middle
Management
Operational/low
Management
D. Dalam masalah Realisasi Produk, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-
masing aktor berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Top
Management
Middle
Management
Top
Management
Operational/low
Management
Middle
Management
Operational/low
Management
E. Dalam masalah Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan, bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing aktor berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Top
Management
Middle
Management
Top
Management
Operational/low
Management
Middle
Management
Operational/low
Management
33
Lanjutan Lampiran 5
III. Dalam kaitannya dengan aktor yang berpengaruh/bertanggung jawab dalam
penerapan ISO 9001:2008, tujuan yang ingin diraih adalah :
A. Kepuasan nasabah
B. Pencapaian sasaran mutu
C. Meningkatkan reputasi BRI
1. Berdasarkan tingkat perhatian Top Management, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing tujuan berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Kepuasan
nasabah
Pencapaian
sasaran mutu
Kepuasan
nasabah
Meningkatkan
reputasi BRI
Pencapaian
sasaran mutu
Meningkatkan
reputasi BRI
2. Berdasarkan tingkat perhatian Middle Management, bandingkan tingkat kepentingan
dari masing-masing tujuan berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Kepuasan
nasabah
Pencapaian
sasaran mutu
Kepuasan
nasabah
Meningkatkan
reputasi BRI
Pencapaian
sasaran mutu
Meningkatkan
reputasi BRI
3. Berdasarkan tingkat perhatian Operational/low Management, bandingkan tingkat
kepentingan dari masing-masing tujuan berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Kepuasan
nasabah
Pencapaian
sasaran mutu
Kepuasan
nasabah
Meningkatkan
reputasi BRI
Pencapaian
sasaran mutu
Meningkatkan
reputasi BRI
IV. Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin diraih terkait penerapan ISO
9001:2008, maka alternatif kegiatan/tindakan yang dapat diambil, antara lain
melalui :
A. Pelatihan dan pengembangan SDM
B. Evaluasi dan rewards kinerja
C. Pengembangan teknologi informasi
D. Pengembangan dan perbaikan Buku Prosedur Operasional (BPO)
34
Lanjutan Lampiran 5
1. Dalam tujuan Kepuasan Nasabah, bandingkan tingkat kepentingan dari masing-
masing alternatif berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Pengembangan
teknologi
informasi
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pengembangan
teknologi
informasi
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Pengembangan
teknologi
informasi
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
2. Dalam tujuan Pencapaian Sasaran Mutu, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing masing alternatif berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Pengembangan
teknologi
informasi
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pengembangan
teknologi
informasi
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Pengembangan
teknologi
informasi
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
35
Lanjutan Lampiran 5
3. Dalam tujuan Meningkatkan Reputasi BRI, bandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing alternatif berikut :
Faktor Lebih penting Lebih penting
Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Pengembangan
teknologi
informasi
Pelatihan dan
pengembangan
SDM
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pengembangan
teknologi
informasi
Evaluasi dan
rewards kinerja
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Pengembangan
teknologi
informasi
Pengembangan
dan perbaikan
BPO
Terima Kasih
36
Lampiran 6 Hasil perhitungan Expert Choice 11
meningkatkan reputasi BRI (L: .569)
middle (L: .205)
kepuasan nasabah (L: .354)
pencapaian sasaran mutu (L: .328)
meningkatkan reputasi BRI (L: .318)
operational (L: .081)
kepuasan nasabah (L: .467)
pencapaian sasaran mutu (L: .332)
meningkatkan reputasi BRI (L: .201)
Realisasi produk (L: .086)
top (L: .403)
kepuasan nasabah (L: .296)
pencapaian sasaran mutu (L: .131)
meningkatkan reputasi BRI (L: .572)
middle (L: .325)
kepuasan nasabah (L: .354)
pencapaian sasaran mutu (L: .333)
meningkatakan reputasi BRI (L: .313)
operational (L: .273)
kepuasan nasabah (L: .467)
pencapaian sasaran mutu (L: .332)
meningkatkan reputasi BRI (L: .201)
Pengukuran, analisis, dan perbaikan (L: .134)
top (L: .385)
kepuasan nasabah (L: .296)
pencapaian sasaran mutu (L: .131)
meningkatkan reputasi BRI (L: .572)
middle (L: .322)
kepuasan nasabah (L: .354)
pencapaian sasaran mutu (L: .333)
meningkatkan reputasi BRI (L: .313)
operational (L: .293)
kepuasan nasabah (L: .467)
pencapaian sasaran mutu (L: .332)
meningkatkan reputasi BRI (L: .201)
Page 2 of 39/10/2015 10:39:14 PM
andiasandias
Model Name: ahp
Treeview
Goal: Strategi PenerapanISO 9001:2008 Pada Bagian RTGS &Kliring
SMM (L: .225)
top (L: .435)
kepuasan nasabah (L: .296)
pencapaian sasaran mutu (L: .131)
meningkatkan reputasi BRI (L: .572)
middle (L: .316)
kepuasan nasabah (L: .354)
pencapaian sasaran mutu (L: .328)
meningkatkan reputasi BRI (L: .318)
operational (L: .250)
kepuasan nasabah (L: .467)
pencapaian sasaran mutu (L: .332)
meningkatkan reputasi BRI (L: .201)
Tanggung jawab manajemen (L: .383)
top (L: .745)
kepuasan nasabah (L: .296)
pencapaian sasaran mutu (L: .131)
meningkatkan reputasi BRI (L: .572)
middle (L: .183)
kepuasan nasabah (L: .354)
pencapaian sasaran mutu (L: .328)
meningkatkan reputasi BRI (L: .318)
operational (L: .072)
kepuasan nasabah (L: .467)
pencapaian sasaran mutu (L: .332)
meningkatkan reputasi BRI (L: .201)
Manajemen sumber daya (L: .172)
top (L: .714)
kepuasan nasabah (L: .299)
pencapaian sasaran mutu (L: .132)
Page 1 of 39/10/2015 10:39:14 PM
andiasandias
37
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Desember 1992. Penulis
merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Ayah penulis bernama Abdurachman
dan ibu bernama Ratna Azwan.
Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah ke SMP
Negeri 7 Bogor dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 6 Bogor dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Manajemen Agribisnis, Program Diploma,
Institut Pertanian Bogor, melalui jalur reguler. Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen menjadi pilihan lanjutan untuk jenjang pendidikan di IPB tahun 2013.
Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi dan perlombaan Paskibra dari SMP
hingga SMA dan mendapat penghargaan sebagai siswi berprestasi di bidang
ekstrakulikuler Paskibra saat SMP. Selain itu, penulis mengikuti organisasi
Marching Band Gita Suara Pakuan Bogor pada tahun 2010 hingga 2011.