HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR...

107
i HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR BERJAMA’AH DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: EKA NURCAHYANI NIM. 114-14-026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

i

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS

MENGIKUTI SHALAT DZUHUR BERJAMA’AH

DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA

SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

EKA NURCAHYANI

NIM. 114-14-026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

vi

MOTTO

Artinya: ”Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar

Rahman 13)

Artinya: ”Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan itu ada kemudahan.

Sseungguhnya bersama kesulitan setiap kesulitan ada kemudahan”. (QS. Al

Insyirah 5-6)

Page 7: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah atas karunia Allah

SWT, karya ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta (Bp. Rohadi dan Ibu Rochimah) yang selalu

mendukung dalam belajar baik lahir maupun batin, mengorbankan

segala-galanya, mendoakan dan mencurahkan perhatian serta kasih

sayang kepada penulis.

2. Suamiku tercinta, Ali Ashadi yang senantiasa mendukung memberikan

semangat dan membantu dan memotivasi sampai penulisan skripsi ini

selesai.

3. Bapak dan Ibu mertua ( Bp. Mundayin dan Ibu Maryati atas segala doa

dan dukungannya.

4. Pranaditya Maulana dan Ervinia Mega Prastica atas doa dan

dukungannya.

5. Sahabat SMA (Armi, Sari, Handa, Erlina, Ning, Zuni, Lusi, Wiwit dan

Yuli)

6. Teman-teman senasib seperjuangan PAI Ekstensi angkatan 2014.

7. Dan semua pihak yang membantu dalam terselesainya skripsi ini.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa

tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-

sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS

MENGIKUTI SHALAT BERJAMA’AH DENGAN TINGKAT

KEDISIPLINAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2017/2018” ini disusun

untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama

Islam pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih

sederhana serta banyak kekurangan.

Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari

yang paling dalam kepada Yth:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

ix

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian dan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku ketua penguji yang telah membantu

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku pengguji 1 dan Bapak Drs.

Bahroni, M.Pd., selaku penguji 2 yang telah membantu memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepala sekolah SMPN 2 Ampel beserta guru dan siswa-siswi yang

telah membantu pencapaian keberhasilan penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya ucap semoga amal baik saudara diberikan yang berlipat ganda

serta mendapat Ridho-Nya, hanya kepada Allah jualah kita berserah diri, sambil

kulantunkan do’a semoga skripsi ini ada manfa’atnya bagi semua orang. Aamiin

Ya Rabbal’alamin

Page 10: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

xi

ABSTRAK

Nurcahyani Eka, 2015. Hubungan Antara Intensitas Mengikuti Shalat Berjama‟ah

dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa SMPN 2 Ampel Tahun Ajaran

2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.

Winarno, S.Si., M.Pd

Kata Kunci: intensitas shalat berjama’ah, tingkat kedisiplinan

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat intensitas shalat

berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun

pelajaran 2017/2018. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini

adalah: Pertama, bagaimana intensitas siswa SMP Negeri 1 Ampel dalam

mengikuti shalat berjama’ah. Kedua, bagaimana deskripsi tingkat kedisiplinan

siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun 2017/2018. Ketiga, adakah hubungan antara

intensitas mengikuti shalat berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa SMP

Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018.

Metode pengumpulan data pada skripsi ini menggunakan metode angket

dan metode dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2

Ampel kelas VII yang berjumlah 100.

Temuan riset ini adalah: Pertama, tingkat intensitas mengikuti shalat

berjama’ah siswa SMP Negeri 1 Ampel sebagian besar tergolong tinggi sebanyak

87 (87%). Kedua, tingkat kedisiplinan siswa SMP Negeri 2 Ampel sebagian

besar tergolong sedang sebanyak 65 (65%). Ketiga, setelah dianalisis

menggunakan formula product moment. Penulis menemukan korelasi yang

signifikan sebesar 0,256. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif

antara intensitas mengikuti shalat berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa

SMP Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................. i

LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iii

SAMPUL ............................................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 7

E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

F. Definisi Operasional ............................................................................. 8

G. Metode Penelitian ................................................................................. 10

H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 18

A. Intensitas Shalat Berjama’ah ............................................................... 18

1. Pengertian Shalat Berjama’ah .......................................................... 19

2. Dasar Hukum Shalat Berjama’ah .................................................... 20

3. Hukum Shalat Berjama’ah ............................................................... 21

4. Syarat Shalat Berjama’ah................................................................. 22

5. Anjuran dalam Shalat Berjama’ah ................................................... 26

6. Keutamaan Shalat Berjama’ah......................................................... 29

Page 13: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

xiii

7. Indikator Shalat Berjamaah………………………………….…….30

B. Tingkat Kedisiplinan ............................................................................ 31

1. Pengertian Kedisiplinan ................................................................... 31

2. Penanaman atau Penegakan Kedisiplinan........................................ 32

3. Membangun Tradisi Didiplin yang Kuat ......................................... 35

4. Macam-macam Disiplin... …………………………………………37

5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik…………………………………39

6. Indikator Tingkat Kedisiplinan………………………………...…..44

C. Hubungan Intensitas Shalat Berjamaah dengan Keisiplinan……...…44

BAB III HASIL PENELITIAN ............................................................................ 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 48

1. Identitas Sekolah .............................................................................. 48

2. Letak Geografis................................................................................ 48

3. Visi dan Misi .................................................................................... 48

4. Organisasi Sekolah .......................................................................... 54

5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................ 58

6. Data Kesiswaan................................................................................ 60

7. Data Sarana dan Prasarana ............................................................... 61

8. Daftar Responden ............................................................................ 64

B. Penyajian Data ..................................................................................... 66

BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 77

A. Analisis Pendahuluan ........................................................................... 77

B. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 79

C. Pembahasan .......................................................................................... 85

BAB V PENUTUP................................................................................................ 85

A. Kesimpulan ........................................................................................... 86

B. Saran-saran ........................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Data Pendidik SMPN 2 Ampel ......................................................... 56

TABEL 3.2 Data TenagaPendidik SMPN 2 Ampel ............................................. 59

TABEL 3.3 Data Siswa SMPN 2 AmpelTahunPelajaran 2017/2018 ................... 60

TABEL 3.4 Data Prasarana SMPN 2 Ampel ........................................................ 61

TABEL 3.5 Data Sarana SMPN 2 Ampel............................................................. 63

TABEL 3.6 Daftar Responden SMPN 2 Ampel ................................................... 63

TABEL 3.7 Data Jumlah Nilai Intensitas Shalat Berjama’ah Total ..................... 69

TABEL 3.8 Data Jumlah Nilai Tingkat Kedisiplinan Total ................................ 74

TABEL 4.1 Interval IntensitasShalatBerjama’ah ................................................. 78

TABEL 4.2 Interval Tingkat Kedisiplinan ........................................................... 79

TABEL 4.3 Koefisien Hubungan Antara kedua Variabel…. ............................... 79

TABEL 4.4Nilai Product Moment ........................................................................ 84

Page 15: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintahan Indonesia mempunyai Undang-undang RI No. 20

tahun 2003 yang khusus dibuat guna mengatur sistem pendidikan nasional.

Undan-undang tersebut mendefinisikan pendidikan sebagai usaha dasar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara (Umbara, 2009:60).

Selain itu, Muhibbin Syah menjelaskan bahwa pendidikan

merupakan sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan

keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika

kehidupan yang semakin kompleks. Tanpa pendidikan manusia tidak dapat

berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah

proses dengan metode – metode tertentu sehingga seseorang memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai dengan

kebutuhan (Syah, 2005:10).

Pendidikan yang ada di sekolah tidak hanya bertujuan untuk

mencetak manusia yang cerdas melainkan juga melahirkan manusia yang

cerdas yang sanggup mengendalikan diri dan mempunya karakter mulia.

Hal ini sejalan dengan misi yang diemban oleh Rasulullah SAW, bahwa

Page 16: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

2

beliau diutus di dunia ini tidak lain hanya untuk menciptakan manusia

dengan budi pekertinya.

Martin Luther King juga mengatakan bahwa kecerdasan dan

karakter adalah tujuan yang sebenarnya dari sebuah pendidikan (Majid

Handayani, 2012:30). Pendidikan yang bertujuan untuk membentuk

karakter bisa dikenal dengan sebutan pendidikan karakter. Pendidikan

karakter dapat dilakukan dengan berbagai model, salah satunya dengan

cara pembiasaan, keteladanan dan pembinaan disiplin. Pembiasaan adalah

suatu yang sengaja dilakukan secara berulang – ulang agar sesuatu itu

dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pada

pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan

(Mulyasa, 2012:60).

Selain pembiasaan untuk berperilaku baik, pendidikan karakter di

sekolah juga harus ditunjang dengan keteladanan guru dan kepala sekolah.

Oleh karena itu, di mana ada pembiasaan di sana ada keteladanan.

Selanjutnya adalah proses pembinaan disiplin, menurut Toto Tsamara

disiplin adalah perbuatan atau perilaku untuk mentaati peraturan. Disiplin

juga merupakan latihan batin dan watak yang erat kaitannya dengan

pemerkayaan mentalis individu serta pembentukan sikap dan perilakunya.

Disiplin bukanlah sebuah latihan tetapi disiplin merupakan hasil dari

latihan dan kebiasaan-kebiasaan (Tsamara, 2010:216).

Dalam rangka mensukseskan pendidikan, guru harus mampu

menumbuhkan sikap disiplin pada siswa, terutama disiplin diri.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

3

Tumbuhnya sikap disiplin bukanlah peristiwa mendadak. Kedisiplinan

pada siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya dorongan dari pendidik.

Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di

sekitarnya, akan terbawa oleh anak dan akan memberi warna terhadap

kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti melaksanakan

shalat berjamaah tepat pada waktunya dan sesuai dengan tuntunan yang

ada akan membawa dampak positif bagi sikap disiplin siswa.

Setiap bentuk ibadah yang disyariatkan oleh Islam mengandung

makna yang sangat dalam, baik sebagai upaya meningkatkan kualitas

kehidupan individu maupun sebagai usaha mewujudkan kehidupan sosial

yang lebih baik. Shalat berjama’ah tidak semata-mata wujud bakti seorang

hamba kepada Allah, tetapi juga mempunyai makna persatuan untuk

meningkatkan solidaritas dan persaudaraan sesama muslim. Oleh karena

itu, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan

shalat berjama’ah. Allah memberi kedudukan kepada orang yang shalat

berjama’ah sebanyak 27 derajat lebih tinggi daripada shalat munfarid

(shalat sendirian)

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

Riwayat hadits yang berasal dari Abdullah bin Umar, bahwasanya

Rasulullah SAW pernah bersabda: “Shalat berjama’ah nilainya lebih

Page 18: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

4

tinggi 27 derajat (tingkatan) ketimbang shalat sendirian”. (HR. Bukhari

dan Muslim no. 650 dan no. 249)

Inti perintah untuk menjalankan ibadah bagi umat Islam salah

satunya adalah untuk melatih kedisiplinan. Dalam sebuah berita yang

dimuat di situs online www.tribunnews.com menyebutkan bahwa 25

pelajar dikirim ke Disdikpora Minsel untuk mengikuti pembinaan lantaran

mereka kedapatan membolos saat jam pelajaran. Kejadian ini terjadi pada

hari senin, tanggal 3 Februari 2006 yang lalu. Razia yang dilakukan tanpa

adanya pemberitahuan terlebih dahulu tersebut berhasil menjaring 3 siswa

SMP dan 22 siswa SMA, mereka didapati sedang asyik bermain di luar

lingkungan sekolah, seperti di warnet, di jalan – jalan pasar dan di pantai.

Kemuadian mereka diberi pembinaan dan teguran serta dikirim kembali ke

sekolah, pihak Satpol PP juga memberi peringatan kepada pihak sekolah

terkait. Agar lebih tanggung jawan dan waspada terhadap siswa – siswi

mereka.

Dalam penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Heru Sutrisno

disebutkan bahwa perilaku yang sering dilakukan siswa disekolah adalah

membolos, datang terlambat, melalaikan tugas, catatan tidak lengkap,

malas mengikuti pelajaran, acuh tak acuh pada waktu pelajaran, merokok,

tidak sopan, mempengaruhi teman untuk melanggar, nongkrong di warung

dekat sekolah dan hiperaktif di kelas (Sutrisno, 2009:65). Semua perilaku

tersebut adalah perilaku yang melanggar peraturan. Banyaknya kasus

pelanggaran yang terjadi di sekolahan menunjukan bahwa kesadaran siswa

Page 19: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

5

akan kedisiplinan masih sangat kurang. Banyaknya tugas sekolah dan

berbagai macam peraturan yang menurut mereka mengekang, serta kurang

perhatiannya orang tua dan orang-orang dewasa di sekitarnya adalah salah

satu faktor penyebab siswa tidak disiplin. Pembinaan disiplin, pembiasaan

dan keteladanan yang disebut sebagai cara menumbuhkan karakter mulia

tidak pernah mereka dapatkan. Semua orang dewasa yang ada di

sekitarnya tidak pernah mengingatkan atau mengajarkan tentang

pentingnya hidup teratur dan sejalan dengan ajaran yang dianutnya.

Akhirnya, adalah kewajiban guru dan pihak sekolah menciptakan siswa-

siswi yang cerdas dan berkarakter dengan cara melakukan pembiasaan

disiplin, baik disiplin waktu, disiplin ibadah maupun disiplin diri.

Sekolah SMP Negeri 2 Ampel berada pada daerah pedesaan, hal

ini secara tidak langsung lingkungannya dapat mempengaruhi

pengendalian diri siswa. Oleh karena itu sekolah perlu mengadakan

kegiatan yang bisa berpengaruh pada tingkat kedisiplinan siswa dengan

mengaktifkan shalat berjama’ah di sekolah maupun di luar sekolah.

Berangkat dari pemikiran tersebut penulis tertarik untuk meneliti

masalah tersebut ke dalam sebuah judul skripsi yang berjudul:

“Hubungan Antara Intensitas Shalat Dzuhur Berjama’ah

Dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa SMP Negeri 2 Ampel Tahun

Pelajaran 2017/201”8

Page 20: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

6

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari hal diatas, suatu pokok permasalahan berkaitan

dengan judul tersebut adalah:

1. Bagaimana variasi data intensitas shalat dzuhur berjamaah siswa di

SMP Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimana variasi data tingkat kedisiplinan siswa di SMP Negeri 2

Ampel tahun pelajaran 2017/2018

3. Adakah hubungan antara intensitas mengikuti shalat dzuhur

berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa SMP Negeri 2

Ampel tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui variasi data intensitas mengikuti shalat dzuhur

berjama’ah siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun pelajaran

2017/2018.

2. Untuk mengetahui variasi data tingkat kedisiplinan siswa SMP

Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2108.

3. Untuk mengetahui hubungan antara intesitas mengikuti shalat

dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa SMP Negeri

2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

7

D. Hipotesis Penelitian

Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang

diteliti, maka perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban atau

pemecahan masalah sementara yang masih merupakan dugaan yang

dihasilkan (Saraswati, 2011: 13).

Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan positif antara intensitas

mengikuti shalat berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa SMP

Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak

peneliti sendiri maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan

(secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan peneliti ini dapat memberi

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian

tentang pendidikan akhlak dan pendidikan keagamaan Islam pada

sekolah umum dalam kajian shalat berjama’ah. Dan menjadikan

motivasi bagi kalangan akademis yang akan mengadakan

penelitian dalam meningkatkan shalat berjama’ah.

2. Manfaat Praktis

Page 22: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembaga

pendidikan sebagai pijakan untuk pengembangan program

pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan digunakan

dalam pendekatan keagamaan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di lembaga masing-masing.

F. Definisi Operasional Variabel dan Indikator Keperilaku

Agar tidak terjadi salah paham dari pembaca, penulis perlu

menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul diatas, yakni:

1. Intensitas Mengikuti Shalat Berjama’ah

Intensitas adalah keadaan atau tingkatan atau ukuran intens.

Intens itu sendiri adalah bergelora, penuh semangat, berapi-api,

berkobar-kobar (Depdiknas, 2000: 438).

Shalat Berjama’ah adalah shalat yang dikerjakan bersama-

sama, dipimpin oleh imam shalat dan pengikutnya disebut

makmum.

Jadi, intensitas mengikuti shalat berjama’ah menurut

penulis adalah tingkat rutinnya siswa dalam melaksanakan /

menjalankan shalat berjama’ah di sekolah, masjid maupun di

rumah.

Adapun indikator intensitas shalat berjama’ah adalah

sebagai berikut:

a. Keteraturan dalam melaksanakan shalat berjama’ah

Page 23: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

9

b. Perasaan terhadap mengikuti shalat berjama’ah

(Ismiyatun, 2012:9).

2. Tingkat Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah perbuatan atau perilaku untuk mentaati

peraturan. Disiplin juga merupakan latihan batin dan watak yang erat

kaitannya dengan pemerkayaan mentalis individu serta pembentukan

sikap dan perilakunya. Disiplin bukanlah sebuah latihan tetapi disiplin

merupakan hasil dari latihan dan kebiasaan-kebiasaan.

Adapun indikator kedisiplinan menurut Toto Tasmara

(2001:216) adalah sebagai berikut:

a. Disiplin Diri

b. Disiplin Beribadah

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian

cenderung menggunakan statistik atau data yang berbentuk angka, atau

data kualitatif yang di angka atau (scoring) (Sugiono, 2007:23).

Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

studi korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menunjukkan

apakah ada hubungan antara variabel intensitas mengikuti shalat

berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan siswa SMP Negeri 2 Ampel

tahun pelajaran 2017/2018.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Page 24: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

10

Lokasi waktu penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Ampel yang

beralamat: Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2017 sampai

tanggal 20 Oktober 2017 yang terbagi menjadi beberapa teknis dari

proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

1996:115). Berdasarkan pendapat diatas, populasi dalam penelitian

ini mencakup seluruh siswa kelas VII, VIII SMP Negeri 2 Ampel

tahun pelajaran 2017/2018 yang beragama Islam. Jumlah

keseluruhan siswa kelas VII, VIII, IX SMP Negeri 2 Ampel adalah

671 siswa.

Tabel 1.1

Daftar Populasi Penelitian

No. KELAS JUMLAH SISWA

1 VII 224

2 VIII 225

3 IX 222

JUMLAH 671

Page 25: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

11

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 1996:117). Penulis akan melakukan penelitian di

lapangan, dengan menggunakan teknik purposive sample yaitu

teknik dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,

random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu

(Arikunto, 1996:127).

Peneliti bisa menenukan sampel berdasarkan tujuan

tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:

a. Yang akan dijadikan sampel yaitu kelas VIII, karena

dianggap paling bisa mewakili perkembangan siswa

SMP.

b. Beragama Islam.

c. Jenis kelamin proposional antara putra dan putri.

Tabel 1.2

Data Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa yang

beragama Islam

1. VII A 26

2. VII B 24

3. VII C 25

4. VII D 25

Jumlah total 100

Page 26: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

12

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini

baik mengenai intensitas mengikuti shalat berjama’ah maupun

mengenai sikap pengendalian diri siswa, maka penulis menggunakan

metode-metode pengumpulan data:

a. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

pribadi atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1996:139).

Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan dana tentang intensitas mengikuti shalat berjama’ah

terhadap sikap pengendalian diri siswa.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari kata asal katanya dokumen yang artinya

barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian dan sebagainya (Arikunto, 1996:148).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

13

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa

angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu

yang pertama tentang intensitas mengikuti shalat berjama’ah dan yang

kedua angket tentang tingkat kedisiplinan siswa.

Angket shalat berjama’ah digunakan untuk mengetahui

intensitas shalat berjama’ah siswa. Indikator keperilakuan yang

digunakan adalah keteraturan dalam melaksanakan shalat lima waktu

dan perasaan terhadap mengikuti shalat berjama’ah.

Angket tingkat kedisiplinan digunakan untuk mengetahui

kedisiplinan siswa. Indikator keperilakuan yang digunakan adalah

disiplin waktu, disiplin beribadah dan disiplin diri.

6. Analisis Data

a. Analisis Awal

Analisis awal ini untuk mengetahui intensitas shalat

berjama’ah dan deskripsi tingkat kedisiplinan siswa. Teknik

analisisnya menggunakan teknik analisis statistik deskriptif adalah

sebagai berikut:

Dalam pengumpulan data tentang intensitas shalat

berjama’ah, penulis mendistribusikan angket yang berisi 5 item

pertanyaan. Setiap soal terdiri dari tiga alternatif jawaban dengan

bobot nilai sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 1

b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

Page 28: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

14

c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 3

Pada tahap yang kedua yaitu tentang tingkat kedisiplinan

siswa data yang ada penulis kelompokkan menurut variabel

masing-masing kemudian penulis mencacat hasil angket ke dalam

table. Perolehan jawaban angket tersebut kemudian dijumlah dan

penulis memperoleh total dari jawaban tersebut sesuai kelompok

variabelnya. Pengelompokan data tersebut dilakukan dengan

menyusun tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel yang

terdapat dalam penelitian.

Perlu disampaikan di sini bahwa untuk merubah data yang

bersifat kualitatif menjadi kuantitatif penulis menggunakan standar

skor tertentu (scoring). Angket ini menggunakan item favorable,

yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jawaban responden SS diberi skor 4

b. Jawaban responden Sr diberi skor 3

c. Jawaban responden Kdg diberi skor 2

d. Jawaban responden Hmp Tdk Pnh diberi skor 1

b. Analisis Lanjutan

Teknik analisisnya memakai Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Page 29: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

15

Keterangan:

Koefisien korelasi X dan Y

Perkalian X dan Y

X : Variabel Intensitas Shalat Berjama’ah

Y : Jumlah kuadrat variable y

Jumlah responden

Ʃ : Sigma (Jumlah)

Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya

hipotesis yang telah diajukan berdasarkan analisis hipotesis.

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel X dan Y

atau diperoleh nilai ha (hipotesis alternatif) dikonsultasikan pada

tabel pada taraf 5 % atau 1 %.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah,

hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional dan metode

penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi deskripsi pengertian shalat berjama’ah, dasar hokum

shalat berjama’ah, hokum shalat berjama’ah, syarat shalat berjama’ah,

Page 30: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

16

anjuran shalat berjama’ah, keutamaan shalat berjama’ah, indikator shalat

berjama’ah, pengertian kedisiplinan, penanaman atau penegakan

kedisiplinan, membangun tradisi disiplin yang kuat, macam-macam

disiplin, pembinaan disiplin peserta didik, indikator tingkat kedisiplinan

serta hubungan intensitas mengikuti shalat berjama’ah dengan tingkat

kedisiplinan.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan data dan gambaran lokasi penelitian dan hasil dari

penelitian

BAB IV ANALISI DATA

Bab ini berisi analisis dekriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan

data dari hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari penelitian dan saran.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Intensitas Shalat Berjama’ah

Kata intens berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti

semangat, giat (Echols, 1993). Sedangkan menurut Hazim, intensitas

adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha. Jadi

intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang

dilakukan seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan.

Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah.

Barang siapa yang melakukan ibadah shalat, berarti dia telah memelihara

dan mendirikan agamanya. Barang siapa yang meninggalkan shalat, berarti

dia telah meruntuhkan agamanya (Fadlun, 2013:15).

Begitu pentingnya kedudukan ibadah shalat ini sehingga menjadi

kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat yang tidak sedang haid dan

nifas, baik dalam keadaan di tempat sendiri maupun sedang dalam

perjalanan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Hanya ada dua alasan

mengapa seorang boleh meninggalkan shalat, yakni ketika terlupa atau

tertidur. Seseorang wajib melakukan shalat yang tertinggal tadi ketika

sudah teringat atau sudah terbangun (Fadlun, 2013:17).

Setiap bentuk ibadah yang disyariatkan oleh Islam mengandung

makna yang sangat dalam, baik sebagai upaya meningkatkan kualitas

kehidupan individu maupun sebagai upaya mewujudkan kehidupan sosial

Page 32: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

18

yang lebih baik. Shalat berjama’ah tidak semata-mata wujud bakti seorang

hamba kepada Allah, tetapi juga mempunyai makna persatuan untuk

meningkatkan solidaritas dan persaudaraan sesama muslim. Oleh karena

itu, Rasulullah Saw sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan shalat

berjama’ah. Allah memberi kedudukan kepada orang yang shalat

berjama’ah sebanyak 27 derajat lebih tinggi daripada shalat munfarid

(shalat sendirian) (Fadlun, 2013:84).

1. Pengertian Shalat Berjama’ah

Secara bahasa shalat adalah do’a atau pujian. Sedang

menurut definisi shalat adalah upacara ritual menghadap Allah Swt

Yang Maha Suci, yang harus berlangsung secara hikmat dengan

penghayatan penuh dan bermodalkan ikhlas (semata-mata hanya

dipersembahkan kepada Allah Swt dan demi mengarapkan Ridha-

Nya) dan shalatbukan sekedar gerakan-gerakan dan ucapan lahiriah

semata melainkan gerakan dan ucapan lahir dan batin secara

serempak (Khalil, 2004:29)

Menurut Fadlun (2013:84-85) shalat berjama’ah ialah

shalat yang dikerjakan secara bersama-sama. Shalat berjama’ah

paling sedikit dikerjakan dua orang, seorang berlaku sebagai imam

dan seorang lagi menjadi makmumnya. Pelaksanaannya yaitu bagi

yang mengikuti imam wajib berniat menjadi makmum, sedangkan

imam tidak wajib (sunnah) berniat menjadi imam.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

19

Sedangkan menurut Fachrozzy (2001:69) yang dimaksud

shalat berjama’ah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak

bersama-sama sekurangnya dua orang, yang fasih bacaannya dan

lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di

depan dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum.

2. Dasar Hukum Shalat Berjama’ah

a. Al-Qur’an

Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 102:

Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka

(sahabatmu) lalu mau hendak mendirikan shalat

bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan

dari mereka berdiri (Salat) besertamu dan

menyandang senjata, kemudian apabila mereka

(yang salat besertamu) sujud (telah

menyempurnakan serekaat, Maka hendaklah mereka

pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh)

dan hendaklah datang golongan yang kedua yang

beum bersembahyang, lalu bersembahyanglah

mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap

siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir

ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan

harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan

sekaligus. Dan tidak ada dosa atas meletakkan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

20

senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu

kesusahan karena hujan atau karena kamu memang

sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah

telah menyediakan azab yang menghinakan bagi

orang-orang kafir itu.” (Depag RI, 2005:95)

Menurut para ahli tafsir dan fikih, ayat ini

mengandung perintah untuk mendirikan shalat berjama’ah

dalam keadaan takut di medan perang. Kalau dalam keadaan

perang diperintahkan untuk mendirikan shalat berjama’ah,

tentu lebih diperintahkan lagi mendirikannya dalam keadaan

aman.

Dengan demikian, seorang muslim tidak boleh

meninggalkan shalat berjama’ah kecuali ada uzur atau

halangan.

b. Hadits

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah

Saw pernah bersabda: “Shalat berjama‟ah itu lebih

utama daripada shalat sendirian dengan 27

derajat” (HR. Bukhari dan Muslim no. 650 dan no.

249)

Hadits di atas menerangkan bahwa shalat

berjama’ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian.

Berdasarkan ayat dan hadits di atas, ulama sepakat mengatakan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

21

bahwa shalat berjama’ah disyariatkan dan lebih utama dari

shalat sendirian.

3. Hukum Shalat Berjama’ah

Mengenai hukum shalat berjama’ah, terjadi ikhtilaf diantara

para ulama. Khusus mengenai shalat jum’at, semua ulama sepakat

bahwa berjama’ah hukumnya adalah fardhu „ain. Yang

diperselisihkan adalah jama’ah dalam shalat-shalat fardhu lainnya

(Aunullah, 2008:191).

Ulama madzhab Hanafi dan madzhab Maliki berpandangan

bahwa hukum shalat berjama’ah dalam shalat fardhu selain shalat

jum’at adalah sunnah muakkad bagi laki-laki yang balig, berakal,

merdeka, dan mampu menghadirinya tanpa kesulitan yang sangat.

Adapun madzhab Syafi’i menyatakan bahwa shalat berjama’ah

adalah fardhu kifayah bagi laki-laki yang balig, merdeka dan bukan

musafir. Dengan demikian, dalam suatu kawasan harus didirikan

setidaknya satu shalat berjama’ah di tempat umum seperti masjid

sehingga tampak adanya syiar (tanda aktivitas keagamaan) Islam.

Sementara itu, Mazhab Hambali berpendapat bahwa berjama’ah

dalam shalat fardhu hukumnya adalah fardhu „ain bagi orang yang

tidak memiliki uzur. Namun demikian, berjama’ah bukanlah syarat

sahnya shalat (Aunulah, 2008:192).

4. Syarat Shalat Berjama’ah

Page 36: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

22

Shalat berjama’ah dapat dilakukan untuk laki-laki dengan

laki-laki, perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan

perempuan. Untuk menertibkan jama’ah, harus diusahakan

meluruskan shafnya karena kelurusan shaf menjadi kesempurnaan

shalat berjama’ah. Shaf di belakang imam hendaknya diisi oleh

orang dewasa (bukan anak kecil) agar lebih tertib (Fadlun,

2013:85).

Imam dan makmum adalah sebutan bagi orang mukmin

yang mengerjakan shalat secara berjama’ah. Shalat yang dilakukan

secara bersama-sama membutuhkan tata aturan, supaya

pelaksanaan sesuai dengan ajaran Islam. Umat Islam wajib

mengambil hukum ibadah sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits

yang shahih. Sabda Rasulullah Saw “Shalatlah kalian sebagaimana

kalian melihat aku shalat” (Zainu, 1998:66).

Amal ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada

perintah ajaran dalam Islam dan sesuai tata tertib, sehingga di

harapkan tujuan dan makna ibadah tersebut dapat dicapai, maka

tata tertib mendirikan jama’ah harus diketahui, baik tata tertib

sebagai imam dan makmum. Tata tertib shalat jama’ah

menyangkut sifat imam, adab imam dan sikap makmum.

a. Syarat-syarat Imam

Seseorang boleh dijadikan imam jika memiliki syarat-

syarat sebagi berikut:

Page 37: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

23

1) Islam

Orang kafir tidak sah menjadi imam, karena shalatnya tidak

sah.

2) Berakal

Orang gila tidak sah menjadi imam, karena shalatnya

sendiri tidak sah.

3) Baligh

Jumhur ulama’ berpendapat bahwa anak kecil termasuk

yang sudah mumazis tidak sah menjadi imam bagi orang

yang telah baligh.

4) Laki-laki sejati bagi makmum laki-laki dan banci

Wanita tidak sah menjadi imam bagi makmum laki-laki dan

banci.

5) Suci dari hadas dan najis

Orang yang berhadas atau terkena najis tidak boleh menjadi

imam.

6) Menguasai rukun dan bacaan shalat dengan baik

Jumhur ulama’ berpendapat bahwa orang yang tidak pandai

membaca al-fatihah dan rukun bacaan lainnya tidak sah

menjadi imam

7) Orang yang adil (Nurkholis, 1995:27).

b. Syarat-syarat makmum

Page 38: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

24

Makmum adalah orang yang mengikuti imam dalam

shalat. Makmum dalam shalat berjama’ah hendaknya

memiliki perasaan senang dan ikhlas kepada imam (Fadlun,

2013:86).

Makmum terbagi menjadi dua, yaitu makmum

muwaffiq dan makmum masbuq. Makmum muwaffiq yaitu

orang yang cukup untuk membaca Al-Fatihah bersama

imam, sedangkan makmum masbuq yaitu orang yang tidak

mendapatkan waktu yang cukup untuk membaca Al-

Fatihah beserta imam (Abdurrahman & Bakhri, 2006:148).

Berikut ini adalah beberapa syarat sah menjadi

makmum dan mendapatkan pahala saat shalat berjama’ah,

yaitu:

1) Niat mengikuti imam.

2) Mengikuti gerakan imam.

3) Mengetahui segala yang dikerjakan imam baik melihat

langsung maupun sebagian shaf yang melihat imam,

mendengar suara imam, atau suara pengeras suara

imam.

4) Shalat makmum yang sesuai dengan dengan shalat

imam.

5) Imam dan makmum harus berada di satu tempat.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

25

6) Makmum tidak boleh bertentangan dengan imam dalam

aktifitas sunnah, seperti bila imam mengerjakan sujud

tilawah, maka makmum wajib mengerjakannya.

7) Posisi makmum tidak lebih ke depan dari posisi imam.

8) Shalatnya imam sah menurut keyakinan makmum.

9) Tidak bermakmum kepada orang yang berkewajiban

mengulangi sahalat, seperti orang yang bertayamum

karena dingin, atau bertayamum karena tidak ada air di

tempat yang biasa ada air.

10) Imam bukan orang yang ikut (makmum).

11) Orang laki-laki tidak boleh bermakmum kepada

perempuan atau orang banci. Orang banci juga tidak

boleh bermakmum kepada orang perempuan. (Syaiful

& Bakhri, 2006:145-146).

5. Anjuran dalam Shalat Berjama’ah

Berikut ini adalah beberapa anjuran dalam melaksanakan

shalat berjama’ah:

a. Mandi

Mandi adalah salah satu hal yang dianjurkan

sebelum melaksanakan shalat berjama’ah. Hal ini bertujuan

agar shalat yang dikerjakan bisa khusyuk dan tidak

menganggu jama’ah yang lainnya akibat bau keringat dari

tubuh kita. Selain itu, mandi juga bisa membuat tubuh

Page 40: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

26

menjadi bersih dari berbagai kotoran dan najis (Musbikin,

2007:100).

b. Menggosok gigi

Menggosok gigi atau membersihkan mulut adalah

anjuran bagi siapa saja yang hendak melaksanakan shalat

berjama’ah, sebab bila mulut tidak dibersihkan dan berbau

menyengat, maka dapat menganggu konsentrasi shalat, baik

dirinya sendiri maupun jama’ah yang lainnya (Musbikin,

2007:115).

c. Memakai pakaian yang sebaik-baiknya

Allah Swt memerintahkan kepada setiap orang yang

ingin melaksanakan shalat agar memakai pakaian yang

sebaik-baiknya. Tujuan utama orang yang akan

melaksanakan shalat adalah untuk menghadap Allah Swt.

Oleh sebab itu, tidaklah pantas bila seseorang menghadap

Allah Swt dengan menggunakan pakaian yang tidak baik

atau tidak bersih (Musbikin, 2007:137).

d. Memakai harum-haruman

Memakai harum-haruman dalam shalat berjama’ah

diharapkan bisa mempengaruhi jiwa, sehingga

menghantarkan seorang untuk menggapai kekhusyukan.

Sebab dengan bau harum, akan bisa menghilangkan bau

Page 41: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

27

keringat yang tak jarang bisa menganggu jama’ah lain

(Musbikin, 2007:139).

e. Menjaga kesopanan

Shalat berjama’a adalah shalat yang dilakukan lebih

dari satu orang. Karena itu agar yang dilakukan bisa

menghantarkan pada kesempurnaan dan kekhusyukan,

maka antara jama’ah yang satu dengan yang lain harus

terjalin hubungan yang baik, salah satu caranya adalah

dengan menjaga kesopanan (Musbikin, 2007:153).

f. Melaksanakan shalat berjama’ah di awal waktu

Mengerjakan shalat di awal waktu merupakan amal

kebaikan yang paling utama, mendirikan bukti keimanan

kepada Allah. Sementara itu, mengabaikan shalat akan

mengundang kemurkaan Allah (Salim, 2007:97). Maka

setelah kita mendengar azan, kita harus menuju masjid atau

mushala untuk segera melaksanakan shalat berjama’ah.

g. Melaksanakan shalat berjama’ah di masjid

Salah satu keutamaan shalat berjama’ah adalah

dengan melaksanakannya di masjid. Sebab, shalat

berjama’ah merupakan ibadah yang di dalamnya

terkandung unsur kebersamaan yang sangat kuat. Di

dalamnya terkandung suatu peluang yang besar untuk

Page 42: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

28

saling berkenalan dan bersatu di antara muslim (Musbikin,

2007:12).

h. Berdoa setelah shalat berjama’ah

Hal yang kita lakukan setelah shalat berjama’ah

adalah berdoa. Duduklah meskipun sejenak untuk berzikir

dan berdoa sebagai tanda gembira dan bersenang hati atas

kesempatan bermunajat kepada Allah Swt (Shiddieqy,

2001:69).

6. Keutamaan Shalat Berjama’ah

a. Hati yang tergantung di masjid berada di bawah naungan

Allah ta’ala

Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits “Seorang

yang hatinya terlambat dengan masjid” artinya dia sangat

mencintai masjid dan sangat konsisten melakukan shalat

berjama’ah dan yang dimaksud disitu adalah bukan

konsisten duduk di masjid.

b. Keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat

berjama’ah

Orang yang melangkahkan kaki menuju ke masjid

dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat berjama’ah

Page 43: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

29

akan mendapat pahala ibadah haji, berada dalam jaminan

Allah, mendapatkan jamuan dari surga setiap kali ia pergi

pada pagi dan petang hari.

c. Keutamaan shaf yang pertama dan sebelah kanan

Shaf pertama seperti shaf para malaikat, sholawat

Allah dan para malaikat untuk shaf pertama, sholawat Nabi

pada shaf pertama dan kedua.

d. Keutamaan shalat berjama’ah dibanding shalat sendirian

Allah akan meninggikan derajatnya berlipat ganda

dari pada shalat sendirian, dua puluh tujuh derajat.

e. Bertambahnya keutamaan shalat berjama’ah seiring dengan

bertambahnya bilangan orang yang shalat.

f. Keutamaan berjama’ah pada shalat isya’, subuh, dan ashar

Melaksanakan shalat isya’ berjama’ah sama

nilainya dengan shalat setengah malam dan shalat fajar

berjama’ah sama halnya seperti shalat semalam suntuk, dan

malaikat yang berkumpul di waktu ashar beristighfar untuk

yang berjama’ah asyar (Ilahi, 2004:8-9).

7. Indikator Intensitas Shalat Berjamaah

a. Mengikuti shalat jamaah dimasjid

b. Melaksanakan shalat fardhu berjamaah

c. Tidak pernah terpaksa melaksanakan shalat jamaah

d. Shalat berjmaah karenakeinginan diri sendiri

Page 44: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

30

e. Orang tua selalu memerikan dorongan untuk selalu

shalat berjamaah

f.

B. Tingkat Kedisiplinan

Kata disiplin berasal dari Bahasa Latin “discipulus” yang berarti

“pembelajaran”. Jadi, disiplin it sebenarnya difokuskan pada pengajaran.

1. Pengertian Kedisiplinan

Menurut Ariesandi arti disiplin sesungguhnya adalah proses

melatih pikiran dan karakter anak secara bertahap sehingga menjadi

seseorang yang memiliki kontrol diri dan berguna bagi masyarakat

(Ariesandi, 2008:230).

The Liang Gie (1972) mendefinisikan disiplin adalah suatu

keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu

organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan

rasa senang hati.

Good‟s (1959) dalam Dictionary Of Education mengartikan disiplin

sebagai berikut.

a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan,

dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk

mencapai tindakan yang lebih efektif.

b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan

sendiri, meskipun menghadapi rintangan.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

31

c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan

hukuman atau hadiah.

d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan bahkan

menyakitkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan,

bahwa disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam

keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu pelanggaran-

pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan

tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada

pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap

sekolah secara keseluruhan (Imron, 2010:172).

Menurut Musrofi cara yang dilakukan untuk meningkatkan

prestasi akademik peserta didik diantaranya adalah meningkatkan

kedisiplinan anak (Musrofi, 2010:3).

2. Penanaman atau Penegakan Kedisiplinan

Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik

karakter. Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan.

Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena

kurang atau tidak disiplin. Banyak agenda yang telah ditetapkan tidak

dapat berjalan karena kurang disiplin. Menanamkan prinsip agar

peserta didik memiliki pendidrian yang kokoh merupakan bagian yang

Page 46: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

32

sangat penting dari strategi menegakkan disiplin. Penegakan disiplin

antara lain dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

g. Peningkatan motivasi

Motivasi merupakan latar belakang yang menggerakkan

atau mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis

motivasi, yaitu yang pertama motivasi ekstrinsik adalah motivasi

yang berasal dari luar diri kita. Kedua motivasi intrinsik dalah

motivasi yang berasal dari dalam diri kita. Dalam penegakan

disiplin, mungkin berasal dar motivasi ekstrinsik. Orang

melakukan sesuatu karena paksaan, pengaruh orang lain, atau

karena keinginan tertentu. Akan tetapi setelah berproses, orang

tersebut dapat saja berubah kearah motivasi intrinsik. Setelah

merasakan dampak positif bagi dirinya kemuadian orang tersebut

melakukan sesuatu dilandasi dengan kesadaran dirinya sendiri.

Idealnya menegakkan disiplin itu sebaiknya dilandasi oleh sebuah

kesadaran.

h. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting

dalam membentuk dan menempa disiplin. Pendidikan dan latihan

merupakan suatu proses yang didalamnya ada beberapa aturan

atau prosedur yang harus diikuti oleh peserta didik. Misalnya,

gerakan-gerakan latihan, mematuhi atau mentaati ketentuan-

ketentuan atau peraturan-peraturan, mendidik orang untuk

Page 47: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

33

membiasakan hidup dalam kelompok, menumbuhkan rasa setia

kawan, kerjasama yang erat dan sebagainya.

Peraturan-peraturan tersebut merupakan faktor-faktor

penting dalam sukesnya mencapai tujuan. Dan dalam kehidupan

sehari-hari nilai-nilai tersebut juga sangat penting.

i. Kepemimpinan

Kualitas kepemimpinan dari seorang pemimpin, guru, atau

orangtua terhadap anggota, peserta didik ataupun anaknya turut

menentukan berhasil atau tidaknya dalam pembinaan disiplin.

Karena pemimpin merupakan panutan, maka faktor keteladanan

juga sangat berpengaruh dalam pembinaan disiplin bagi yang

dipimpinnya.

j. Penegakan Aturan

Penegakan disiplin biasanya dikaitkan penerapan aturan

(rule enforcement). Idealnya dalam menegakkan aturan

hendaknya diarahkan pada “takut pada aturan bukan takut pada

orang”. Orang melakukan sesuatu karena taat pada aturan bukan

karena taat pada orang yang memerintah. Jika hal ini tumbuh

menjadi suatu kesadaran maka menciptakan kondisi yang nyaman

dan aman.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

34

Pada dasarnya penegakan disiplin adalah mendidik agar

seseorang taat pada aturan dan tidak melanggar larangan yang

dilandasi oleh sebuah kesadaran.

k. Penerapan Reward and Punishment

Reward and punishment atau penghargaan dan hukuman

merupakan dua kesatuan yang tidak terpisahkan. Jika

penerapannya secara terpisah maka tidak akan berjalan efektif,

terutama dalam rangka penegakan disiplin (Furqoh. M, 2010:45)

3. Membangun Tradisi Disiplin yang Kuat

Untuk membangun tradidi disilpin yang baik, ada beberapa hal

yang perlu dlakukan, diantaranya:

a. Mengingat Manfaat dan Kerugiannya

Selalu mengingat manfaat besar disiplin akan mendorong

seseorang untuk disiplin. Sebagai seorang guru dan murid, disiplin

manfaatnya sangat besar, antara lain pembelajaran dapat berjalan

secaraefektif dan baik.

b. Mengingat Cita-Cita

Cita-cita yang besar selalu membutuhkan kerja keras,

semangat pantang menyerah, dan prinsip maju tanpa mengenal

mundur. Sekali maju, sebesar apapun halangan dan rintangan yang

menghadang, harus dihadapi dengan sikap ksatria, penuh

keberanian. Namun, untuk menggapai semua itu perlu kedisiplinan.

Cita-cita besar tidak akan terwujud kalau seseorang tidak disiplin

Page 49: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

35

melakukan pekerjaan yang berpengaruh besar dalam hidupnya

jangka panjang. Sebelum mendisplinkan muridnya, seorang guru

harus disiplin terlebih dahulu sehingga murid-muridnya segan dan

mengikuti perintahnya.

c. Memiliki Tanggung Jawab

Tanggung jawab besar yang ada di pundak guru harus

dilaksanakan sebagai amanat dari negara, masyarakat, dan nurani

sendiri. Tanggung jawab mendidik dan mempersiapkan masa

depan anak bangsa membutuhkan keseriusan dan kerja keras

seorang guru dan seorang siswa harus belajar dengan rajin untuk

masa depan.

d. Pandai Mengatur Waktu

Disiplin melaksanakan kegiatan membutuhkan kemampuan

mengatur waktu dengan baik. Dari manajemen waktu tersebut bisa

diketahui mana yang menjadi prioritas. Istilahnya, mana yang

masuk kategori pekerjaan wajib (harus dilaksanakan), sunah (baik

dilakukan), makruh (banyak negatifnya), dan haram (larangan)

dilakukan.

e. Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Bermanfaat

Hal-hal yang tidak manfaat, misalnya begadang malam,

nonton televisi sampai malam, ngobrol larut malam, dan

sejenisnya, seharusnya ditinggalkan. Seorang guru harus

Page 50: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

36

memberikan contoh yang baik dan konstruktif kepada anak didik

dan masyarakatnya (Jamal, (2010:88).

Membangun tradisi disiplin pada anak dilakukan mulai dari

kecil karena perilaku dan sikap disiplin seseorang terbentuk tidak

secara otomatis, namun melalui proses yang panjang dan tidak

dibentuk dalam waktu yang singkat. Disiplin dalam Islam sangat

dianjurkan untuk selalu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-

hari.

4. Macam-Macam Disiplin

Didalam bukunya Jamal Ma’mur Asmani yang berjudul “Tips

Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovatif “, macam-macam disiplin

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Disiplin Waktu

Disiplin waktu menajdikan sorotan utama bagi seorang guru dan

murid. Waktu masuk sekolah biasanya menajdi parameter utama

kedisiplinan guru dan murid. Kalau guru dan murid masuk sebelum

bel dibunyikan, berarti disebut orang yang disiplin. Kalau masuk

pas dibunyikan, bisa dikatakan kurang disiplin, dan kalau masuk

setelah bel dibunyikan, maka dinilai tidak disiplin, menyalahi

aturan sekolah yang ditentukan. Karena itu jangan menyepelekan

disiplin waktu ini, usahakan tepat waktu ketika datang pada jam

masuk sekolah. Begitu juga dengan jam mengajar, kapan masuk,

Page 51: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

37

kapan keluar, harus sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan

agar tidak mengganggu jam guru lain.

b. Disiplin Menegakkan Aturan

Disiplin menegakkan aturan sangat berpengaruh terhadap

kewibawaan guru. Model pemberian sanksi yang diskriminatif

harus ditinggalkan. Murid sekarang ini cerdas dan kritis, sehingga

kalau diperlakukan semena-mena dan pilih kasih, mereka akan

memakai cara mereka sendiri untuk menjatuhkan harga diri guru.

Selain itu, pilih kasih dalam memberikan sanksi sangat dibenci

dalam agama. Keadilan harus ditegakkan dalam keadaan apapun.

Karena, keadilan itulah yang akan mengantarkan kehidupan ke

arah kemajuan, kebahagiaan, dan kedamaian.

c. Disiplin Sikap

Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point

untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin tidak tergesa-

gesa, dan gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini

membutuhkan latihan dan perjuangan, karena setiap saat banyak

hal yang menggoda kita untuk melanggarnya. Dalam

melaksanakan disiplin sikap ini, tidak boleh mudah tersinggung

dan cepat menghakimi seseorang hanya karena persoalan sepele.

Selain itu, juga harus mempunyai keyakinan kuat bahwa tidak ada

yang bisa menjatuhkan diri sendiri kecuali orang tersebut. Kalau

Page 52: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

38

disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam kehidupan ini,

niscaya kesuksesan akan menghampiri. (Asmani, 2010:24).

Menurut Ali Imron disiplin Dibedakan menjadi tiga

macam. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep

otoritarian. Menurut konsep ini, peserta didik di sekolah dikatakan

mempunyai disiplin tinggi apabila peserta didik ingin duduk tenang

sambil memperhatikan uraian guru ketika sedang mengajar. Kedua,

disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut

konsep ini, peerta didik seharusnya diberi kebebasan seluas-

luasnya di dalam kelas dan sekolah. Peraturan-peraturan di sekolah

tidak selalu mengikat perbuatan peserta didik yang menurutnya

baik. Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep

kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung

jawab. Disiplin demikian, memberikan kebebasan seluas-luasnya

kepada peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi

dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung jawab.

Menurut konsep kebebasan terkendali ini, peserta didik

memang diberi kebebasan, asal yang bersangkutan tidak

menyalahgunakan kebebsan yang diberikan, sebab tidak ada

kebebasan mutlak di dunia ini dan ada batasan-batasan tertentu

dalam kehidupan bermasyarakat ataupun di lingkungan sekolah

(Imron, 2013:173).

Page 53: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

39

5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik

Penciptaan suasana kondusif dengan peraturan-peraturan sekolah

dapat menumbuhkan sikap disiplin, serta pembinaan disiplin akan

lebih mudah. Dalam mempelajari pembinaan disiplin peserta didik,

kita dapat menganalisis: disiplin kelas, tahapan untuk membantu

mengembangkan disiplin yang baik di kelas, penanggulangan

pelanggaran disiplin, membentuk disiplin sekolah.

a. Disiplin Kelas

Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang

didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang

telah ditetapkan. Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk

dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.

Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar

diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau

memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran

tugas-tugas sekolah. Satu keuntungan lain dari adanya disiplin

adalah siswa belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif,

dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang

baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada

aturan main/tata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara

optimal dalam kegiatan belajar.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

40

b. Tahapan untuk Membantu Mengembangkan Disiplin yang Baik di

Kelas

Ada beberapa langkah untuk membantu mengembangkan disiplin

yang baik di kelas, yaitu sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan ini meliputi membuat aturan dan prosedur, dan

menentukan konsekuen untuk aturan yang dilanggar.

2) Mengajar Siswa Bagaimana Mengikuti Aturan

Pekerjaan ini dimulai pada hari pertama masuk kelas. Dalam

rangkaian sistem pengelolaan kelas yang sukses, guru harus

mempertahankan disiplin dan komunikasi yang baik. Salah

satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua

kejadian.

3) Merespon Secara Tepat dan Konstruktif Ketika Masalah

Timbul (seperti yang selalu guru lakukan).

Contoh, apa yang guru lakukan ketika siswa menantang guru

secara terbuka di depan kelas, ketika seorang siswa

menanyakan guru bagaimana menyelesaikan masalah yang

sulit, dan ketika guru menangkap seseorang yang menyontek,

dan ketika seorang siswa hilang dan tidak mau berpartisipasi.

Hal seperti inilah guru harus dengan segera merespon secara

tepatr dan konstruktif, agar masalahnya bisa terselesaikan

dengan baik.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

41

c. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin

Cara-cara penanggulangan pelanggaran disiplin dilaksanakan

secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang

ada dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau

kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahapan pencegahan

sampai pada tahap penyembuhan, dengan tetap bertumpu

penekanan substansinya bukan pada pribadi peserta didik.

Disamping itu juga garus tetap menjaga perasaaan kecintaan

terhadap peserta didik bukan karena benci atau emosional.

Berikut ini dikemukakan tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas,

yaitu:

1) Teknik Inner Control

Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam

membina disiplin peserta didiknya. Teknik menumbuhkan

kepekaan/penyadaran akan tata tertib pada akhirnya disiplin

bisa tumbuh dan berkembang dari dalam pesreta didik itu

sendiri (self discipline). Dengan kata lain peserta didik

diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendiri.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

42

2) Teknik Cooperative Control

Dengan teknik ini, pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan

bekerjasama guru dengan peserta didik dalam mengendalikan

situasi kelas ke arah terwujudnya tujuan kelas yang

bersangkutan. Dimana guru dengan peserta didik saling

mengontrol satu sama lain terhadap pelanggaran tata tertib.

Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses pembinaan

disiplin kelas adalah pembedaan-pembedaan individual peserta

didik dalam kesanggupan mengadakan mawas diri (instropeksi

diri) dan pengendalian dirinya (self control). Karena itu teknik

cooperative control sangat dianjurkan untuk menetralisir teknik

inner control (yang menuntut kedewasaan), eksternel control

(yang menganggap serta didik belum dewasa).

d. Membentuk Disiplin Sekolah

Sekolah yang tertib, aman dan teratur merupakan persyaratan agar

siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi semacam ini bisa

terjadi jika disiplin di sekolah berjalan dengan baik. Kedisiplinan

peserta didik dapat ditumbuhkan jika iklim sekolah menunjukkan

kedisiplinan. Siswa baru akan segera menyesuaikan diri dengan

situasi di sekolah. Jika situasi sekolah disiplin, siswa akan ikut

disiplin. (Eka Prihati, 2011:93).

Page 57: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

43

6. Indikator Kedisiplinan Peserta Didik

a. Masuk sekolah tepat waktu pada jam yang telah ditentukan oleh

peraturan di sekolah.

b. Mengakhiri kegiatan belajar dan pulang sesuai jadwal yang

ditentukan.

c. Menggunakan kelengkapan seragam sekolah sesuai peraturan.

d. Bersungguh –sungguh dalammengikuti shalat berjamaah.

e. Apabila berhalangan hadir ke sekolah (tidak masuk sekolah), maka

harus menyertakan surat pemberitahuan ke sekolah.(Agus

Wibowo, 2012:85)

f. Mengikuti keseluruhan proses pembelajaran dengan baik dan aktif.

g. Mengikuti kegiatan shalat berjamaah disekolahan.

h. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

i. Melaksanakan tugas piket kelas sesuai jadal yang ditentukan.

j. Mengikuti waktu belajar. (Sulistyorini, 2009:109).

k. Tidak pernah melanggar peraturan sekolah.

l. Mengikuti kegiatan Upacara Bendera.

m. Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir.

n. Bersungguh – sungguh melakukan shalat di sekolah.

o. Tidak membawa Handphone sesuai denganperaturan di sekolah.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

44

C. Kajian Tentang Hubungan Intensitas Shalat Berjama’ah dengan

Tingkat Kedisiplinan Siswa

Sholat merupakan ibadah yang paling utama, maka sangat perlu

bagi setiap orang untuk berulang-ulang memahaminya, dengan mengikuti

petunjuk dari kitab Allah Yang Maha Agung (Ibrahim, 2007:61). Shalat

yang paling dianjurkan dalam Islam adalah shalat berjama’ah. Karena

banyaknya manfaat yang diperoleh dalam shalat berjama’ah itulah

sehingga Rasulullah Saw sangat menekankan agar setiap kita selalu

menggelakkan dalam melakukan shalat jama’ah di kelima waktu shalat

fardhu sekalipun jama’ah hanya dua orang saja, namun lebih banyak

jumlahnya orang yang berjama’ah akan lebih baik pula faidahnya.

Tidak sedikit remaja yang saat ini melakukan shalat berjama’ah.

Bahkan banyak sekolah-sekolah yang membuat peraturan shalat

berjama’ah. Yang tujuannya adalah untuk melatih diri siswa melakukan

kebiasaan disiplin shalat berjama’ah tepat waktu di masjid atau mushala.

Shalat berjama’ah yang dilakukan secara rutin dapat memberikan manfaat

yang banyak bagi jasmani dan rohani para pelakunya.

Keikhlasan merupakan suatu yang niscaya dilibatkan dalam setiap

amal ibadah kita. Salat yang benar adalah salat yang didalamnya tidak

sedikit pun memberikan ruang bagi tumbuhnya ketidakikhlasan. Salat

yang jauh dari sikap-sikap lalai (sahun) dan keinginan rendah mengharap

penghargaan manusia (yura‟un an-nas) (Muhyiddin Salahudin, 2006:132).

Shalat yang dilakukan dengan ikhlas, yaitu shalat yang dilakukan semata-

mata karena Allah mengharapkan keridlaan-Nya, tdan tanpa disertai denga

Page 59: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

45

perasaan riya’ atau ingin dipuji orang (Musbikin, 2007:268). Shalat yang

dilakukan dengan khusyu’ dan ikhlas juga memiliki pengaruh penting

dalam menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan

gelisah dan stress yang dianggap sebagai biang keladi munculnya penyakit

jiwa. Hal itu karena shalat dapat menghapus dosa dan membersihkan jiwa

dari kotoran-kotoran kesalahan serta membangkitkan harapan meraih

ampunan dan ridha Allah. (Musbikin, 2007:119)

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak di mana ia rentan

pada hal-hal yang tidak baik. Keinginan untuk mengetahui,

mempraktekkan segala sesuatu itu sangat kuat. Maka dari itu apabila

didikan moral dan agama tidak kuat, si remaja mudah terjerumus ke hal-

hal negatif, seperti seks bebas, minum-minuman alkhohol bahkan narkoba.

Kecenderungan hawa nafsu itu banyak jenisnya, sulit

mengendalikannya dan jarang sekali orang yang selamat darinya. Asal

dari bencana-bencana kecenderungan hawa nafsu hanya satu, yaitu

kecintaan pada dunia secara berlebihan, yang juga menjadi pokok dari

setiap kejahatan, segala perbuatan tercela, dan sumber dari segala

kerusakkan, yaitu dunia yang terbiarkan merasuk ke dalam sendi-sendi

kejiawaan hingga mengalihkan jalan kehidupan agama tauhid pada alur

yang tidak semestinya (Ibrahim, 2007:30). Jika sampai terjadi hawa nafsu

yang menguasai diri kita dalam kehidupan ini dan mengalahkan kehendak

nafsunya, maka sifat-sifat sombong, congkak, riya, dan sering berbuat

maksiat. Hal ini terbukti pada seseorang yang menuruti kehendak

Page 60: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

46

nafsunya, maka sifat-sifat tersebut akan muncul ke permukaan, dan akan

menjadikan ibadahnya sia-sia. Bagi seseorang yang hatinya bening lagi

jernih, ia akan dapat mengontrol anggota badan serta segenap jiwanya

untuk tetap disiplin, ucapannya akan sesuai dengan perbuatannya, dan

lahirnya akan sesuai dengan batinnya (Ibrahim, 2007:17).

Orang-orang yang tenggelam hatinya dalam mengingat Allah,

sehingga tidak teracuhkan lagi unsur-unsur keduniaan, selain sekedar

untuk menutupi kebutuhan yang penting saja. Orang-orang ini masuk

golongan ahli kebenaran (siddiqin). Tingkat ini hanya bisa dicapai dengan

latihan yang lama dan pengendalian hawa nafsu dalam masa yang panjang

(Ibrahim, 2007:132). Alhasil, panggilan untuk menunaikan salat sejatinya

adalah sebuah panggilan agar manusia lekas tersadar akan hakikat

kemanusiaannya. Agar manusia paham akan dirinya. Paham kepada

Tuhannya. Tidak sekali-kali menjadi tawanan nafsu, terkerangkeng

syahwatnya (Muhyiddin Salahuddin, 2006:327-328).

Hikmah dari shalat berjama’ah adalah untuk belajar berdisiplin dan

mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam dalam

semua takbir atau gerakannya dalam salat, dan tidak mendahuluinya,

memperlambambat diri darinya, bersamaan dengannya atau berlomba-

lomba dengannya (Musbikin, 2007:51).

Dengan demikian, penulis dapat jelaskan bahwa intensitas shalat

berjama’ah dapat menjadi salah satu untuk mendisiplinkan diri

Page 61: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

47

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas Sekolah

Data pokok satuan pendidikan dasar

1) NSS : 201030902017

2) Nama sekolah : SMP Negeri 2 Ampel

3) Jenjang sekolah : SMP

4) Status sekolah : Negeri

5) Alamat sekolah : Jl. Candi Ampel

6) Telp/Fax : (0276) 331004

7) Email : [email protected]

8) Website sekolah :

9) Kelurahan : Candi

10) Kecamatan : Ampel

11) Kab/Kota : Boyolali

12) Provinsi : Jawa Tengah

13) Nama Kepala Sekolah : Mulyono, M.Pd.

2. Letak Geografis

SMP Negeri 2 Ampel terletak di Jalan Candi Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali. SMP Negeri 2 Ampel ini terletak di Desa Candi.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

48

3. Visi dan Misi

a. Visi

SMP Negeri 2 Ampel berusaha meningkatkan kualitas,

kuantitas dan kinerja dengan harapan menghasilkan lulusan yang

berpotensi. Hal ini akan dapat menarik simpati masyarakat sekitar

sehingga mempercayakan pendidikan anaknya ke SMP Negeri 2

Ampel.

Untuk mewujudkan tujuan diatas dan sekaligus merespon

kebijakan pemerintah, maka SMP Negeri 2 Ampel menetapkan visi

sekolah sebagai berikut: Menjadikan Manusia Seutuhnya yang

“Beriman, Berprestasi, Terampil, dan Berbudaya “.

Semua warga sekolah diharapkan memiliki arah dan

motivasi yang jelas serta kuat untuk mendukung tercapainya visi

tersebut.

Indikator visi tersebut antara lain:

1) Terwujudnya sikap positif, disiplin, dan taat menjalankan

ibadah agama sehingga menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT.

2) Terwujudnya hubungan antar warga sekolah yang dijiwai oleh

akhlak, sehingga tercipta hubungan keluarga yang harmonis,

selaras, serasi, dan seimbang.

3) Terwujudnya efisiensi dan efektivitas pembelajaran dan

layanan BP/BK.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

49

4) Terwujudnya lulusan yang cakap dan terampil sehingga dapat

melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan memiliki

life skill.

5) Terwujudnya sikap positif warga sekolah terhadap alam sekitar

sehingga dengan penuh kesadaran untuk merawat dan

melestarikannya.

6) Terwujudnya pembinaan bakat dan minat siswa secara optimal

sehingga dapat berprestasi di tingkat lokal maupun nasional.

7) Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang

profesional.

8) Terwujudnya lulusan yang berbudaya membaca untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

b. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi dengan indikator-indikator

tersebut, agar segenap warga SMP Negeri 2 Ampel memiliki

gambara jelas tentag masa depan yang diharapkan serta tumbuhnya

peningkatan partisipasi, loyalitas, dedikasi, dan kerjasama yang

harmonis diantara warga sekolah dan masyarakat maka ditetapkan

misi sekolah sebagai berikut:

1) Menumbuhkembangkan sikap positif, disiplin, dan taat

menjalankan ibadah agama sehingga menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

50

2) Terbentuknya sikap positif dalam berbagai hal permasalahan

yang dihadapai sebagai wujud menerima dan mengembangkan

segala sesuatu yang sudah ada.

3) Terbentuknya sikap taat beragama dengan melaksanakan segala

ajaran agama menurut kepercayaan masing-masing sehingga

ada kepercayaan terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

4) Menumbuhkembangkan suasana kehidupan beragama,

berbudaya, dan berbudi pekerti luhur.

a. Terbentuknya sikap takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

saling menghormati dan menjalankan kewajibannya

masing-masing.

b. Terbentuknya sikap peduli budaya daerah dan melestarikan

dengan cara mengikuti kegiatan budaya daerah yang masih

tumbuh dan berkembang.

c. Terbentuknya sikap budi pekerti luhur, norma kehidupan

agama dan masyarakat setempat.

5) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan

efisien agar potensi yang dimiliki setiap siswa dapat

berkembang secara optimal.

a. Terwujudnya pembelajaran dan bimbingan yang

dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki pada setiap siswa.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

51

b. Terlaksananya program pembelajaran intra dan

ekstrakurikuler yang diselenggarakan pihak sekolah secara

tertib dan berkelanjutan.

6) Membentuk manusia yang bermasa depan mandiri, terampil,

dan berkepribadian.

a. Terbentuknya konseling yang dapat memberikan pengertian

tentang profesi/pekerjaan, sekolah lanjutan dan cara meraih

prestasinya.

b. Tertanamnya sikap terampil dalam berbagai hal termasuk

cara-cara belajar yang baik.

7) Menumbuhkembangkan sikap positif warga sekolah terhadap

alam sekitarnya sehingga dengan penuh kesadaran untuk

merawat dan melestarikannya.

a. Terbentuknya sikap peduli terhadap segala permasalahan

yang timbul baik di lingkungan sekolah maupun di

lingkungan masyarakat tempat siswa tinggal.

b. Terbentuknya sikap peduli terhadap kelestarian alam

sekitar (penghijauan, menanam tanaman hias, membuang

sampah pada tempatnya, membersihkan saluran air dan

menjaga kebersihan lingkungan).

8) Terwujudnya pembinaan bakat dan minat siswa secara optimal

sehingga dapat berprestasi di tingkat lokal maupun nasional.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

52

a. Terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang

olahraga dan kesenian.

b. Terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler secara rutin dan

berkala untuk menggali dan mengembangkan potensi dan

bakat siswa.

c. Terlaksananya kegiatan perlombaan tingkat sekolah.

d. Terlaksananya kegiatan perlombaan tingkat kecamatan,

kabupaten, dan provinsi, atau perlombaan yang diadakan

oleh sekolah/instansi lain.

9) Mengusahakan terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan

yang memenuhi standar nasional pendidikan dan beretos kerja

tinggi.

a. Terlaksananya kegiatan MGMP tingkat sekolah, kelompok

kerja, dan kabupaten.

b. Adanya kegiatan pendidikan dan pelatihan yang relevan

dengan tugasnya.

c. Terlaksananya kegiatan seminar pendidikan.

d. Terbentuknya kelompok diskusi antara pendidik.

10) Mengusahakan terwujudnya budaya membaca bagi semua

warga sekolah.

a. Terlaksananya program perpustakaan dalam meningkatkan

budaya baca secara terjadwal.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

53

b. Tercapainya target administrasiu perpustakaan dalam

pengisian buku kunjungan.

c. Terlaksananya kegiatan budaya baca secara terjadwal di

hari Jum’at pekan kedua.

4. Organisasi Sekolah

Adapun organisasi sekolah yang tersusun pada tahun ajaran 2014/2015

adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah : mulyono, S.Pd. M.Pd

Wakil Kepala Sekolah : Umi Sukristyani, S.Pd

Drs. Jumari, M.Pd.I

Kaur Kurikulum : Kartomo, S.Pd

Retno Susilowati, S.Pd

Kaur Kesiswaan : Santoso, S.Pd

Anna Prihatingsih, S.Si

Kaur Humas : Drs. Bambang. T

Arny Masrutti

Kaur Sarpras : Drs. Jumari, M.Pd.I

Heri Purwanto, SH

Ka. Lab IPA : Partinem, S.Pd

Ka. Lab BAHASA : Drs. Esroq Heru Prasetyo. M.HUM

Ka. R. Komputer : Erni Stiyani, S.PAK

Pengelola Perpustakaan : Sri Wahyuni, S.Pd

Tata Usaha : Retno Wulandari

Page 68: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

54

Sumini

Triningsih Sri W.

Sri Suwarni

Sri Rahayu

Muhtar

Sumini

Reti

5. Data Pendidik dan Tenanga Kependidikan

Pendidik dan tenaga pendidikan memiliki bagian penting dalam

sebuah institusi pendidikan. Keberadaannya juga merupakan salah satu

penunjang untuk mewujudkan berjalannya kegiatan belajar mengajar

dengan baik. Sekolah ini memiliki 36 pendidik. Secara umum kondisi

pendidik sudah berstatus sebagai PNS yaitu sejumlah 35 orang dengan

jumlah laki-laki sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak 19 orang,

sedang 1 orang lainnya masih menyandang status GTT (Guru Tidak

Tetap) dengan jumlah perempuan 1 orang. Untuk tenaga kependidikan,

sekolah ini memiliki 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan atau

sejumlah 10 orang.

Tabel 3.1

Data Pendidik SMP Negeri 2 Ampel

No

. Nama NIP L/P Gol

Tugas Mulai Alamat

Mengajar Tugas Rumah

Disini

Page 69: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

55

1 Mulyono, S.Pd.M.Pd

19611108 1986031012

L IVa 2/27/2017

Jl.Boncis

No.3

Pulisen

Boyolali

2 Dra. Nurhayati 19650816

1993032005 P IVb B.Inggris 11/10/2005

Kebonan

Kr.gede

Boyolali

3

19591228 1986031012

L IVa Penjasorkes 3/1/1986

Ngrancah

Drs. Bambang Pusporengg

o

Tristiyono Musuk

Boyolali

4

19620719

1989031003 L IVa IPS 3/1/1989

Legundi

Drs. Laksito Bambang

Cepoko

Setiawan Sawit

Boyolali

5

Drs. Esroq

Heru 19651120

1988031009 L IVa B.Indonesia 7/10/2013

Dawung

Prasetyo,

M.Hum Pulisen

Boyolali

6 Sri Pujiati, S.Pd

19600420 1981032006

P IVa PPKn 2/1/1984

Perum

Griyo

Pulisen

Boyolali

7

Arny Masrutti, 19590602

P IVa B.Inggris 1/1/1982

Tukangan

A.Ma.Pd 1979032001 Candi

Ampel

Boyolali

8 Supomo, S.Pd 19600830

1984031005 L IVa Penjasorkes 3/1/1986

Karangmojo

Kebon

Bimo

Boyolali

9 Kartomo, S.Pd 19650807

1988031017 L IVa Matematika 3/1/1988

Cermo

Sambi

Boyolali

10 Partinem, S.Pd 19620215 1985122001

P IVa IPA 1/1/1989

Tegalrejo

Kembang

Ampel

Boyolali

11 Uning

Widiyani, S.Pd

19650316

1987032008 P IVa B.Indonesia 7/11/2006

Nyamplung

Kidul

Page 70: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

56

Urutsewu

Ampel

Boyolali

12 Sri Sunarsih,

S.Pd

19630612

1984032003 P IVa B.Indonesia 6/22/1992

Daleman

Sidomulyo

Ampel

Boyolali

13

Umi

Sukristiyani, S.Pd

19650223 1988032005

P IVa B.Indonesia 3/1/1988

Jl.Arjuna

Mapagan

Ungaran

14 Retno Prihatmi

Suryandari, SE

19620618

1984032008 P IVa B.Jawa 3/1/1986

Candi

Ampel

Boyolali

15 Dra. Umi

Latifah

19660616

1998022002 P IVa PKn 7/31/2017

Susukan

Kab.Semarang

16 Retno Susilowati,

S.Pd

19720201 1998022002

P IVa IPS/TIK 12/2/2004

Sudimoro

Teras

Boyolali

17 Sri Wahyuni,

S.Pd

19690510

1998022004 P IVa B.Indonesia 7/11/2006

Kembangsar

i

Kembang

Ampel

Boyolali

18 Dra. Sri

Supriani

19661108

1998022004 P IVa BK 2/1/1998

Klatak

Kembang

Ampel

Boyolali

19 Purwoko, S.Pd 19610918 1986011001

L IVa B.Inggris 12/1/2000

Kradenan

Kaliwungu

Semarang

20 Suratman 19590603

1984031008 L IVa Matematika 11/1/1999

Sawahan

Jogoprayan

Gantiwarno

Klaten

21 Wahyuni

Agustina

19580817

1987102001 P IVa

Agama

10/1/1987

Kadirejo

Katolik Candi

Ampel

Boyolali

22 Sri Sumarti, 19610705 P IVa B.Jawa 7/1/1987 Tukangan

Page 71: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

57

S.Pd 1989032003 Candi

Ampel

Boyolali

23 Timin, S.Pd 19630627 1992031005

L IVa BK 9/1/1998

Mekarsari

Kaligentong

Ampel

Boyolali

24 Drs. Jumari, M.PdI

19680921 2000031005

L IVa

Pend.

12/31/2013

Dawung

Agama Islam Ngenden

Ampel

Boyolali

25

Anna

Prihatingsih, S.Si

19780413 2005012010

P IIId Matematika 1/1/2005

Petet

Gladagsari

Ampel

Boyolali

26 Sri Purwanti, S.Pd

19690912 2006052009

P IIIc Kerumahtanggaan 4/1/2006

Kebaan

Metuk

Mojosongo

Boyolali

27 Budi Waluyo, S.Sn

19781115 2006041010

L IIIc Seni Budaya 7/31/2017

Kebongulo

Musuk

Boyolali

28 Sri Atmini,

S.Pd

19750626

2007012011 P IIIc IPA 2/11/2014

Candi

Ampel

Boyolali

29 Heri Purwanto,

S.Pd

19680818

2007011027 L IIIc Matematika 1/1/2008

Langkap

Papringan

Kaliwungu

Semarang

30 Santoso, S.Pd 19761007 200801107

L IIIc Seni Budaya 1/1/2008

Kenteng

Penggung

Boyolali

31 Agung

Widodo, S.Pd

19671112

2008011006 L IIIb IPS/TIK 1/1/2008

Nglayut

Dlingo

Mojosongo

Boyolali

32 Erni Stiyanti,

S.PAK

19830306

2009032006 P IIIb

Pend.

3/1/2009

Kalimangli

Agama Kristen Karangtenga

h

Page 72: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

58

Tuntang

Semarang

33 Neti Herawati, S.Pd

19680313 2008012006

P IIIa IPA 1/1/2008

Petet

Gladagsari

Ampel

Boyolali

Tabel 3.2

Data Tenaga Pendidikan SMP Negeri 2 Ampel

No.

L/P

TMT

Nama Tempat Kawin/ Maker sbg

NIP Tanggal Lahir Belum Seluruhnya PTT

1 Sri Rahayu

P Janda

1/2/1986

Boyolali, 20 tahun

4/20/1964 08 bulan

2 Sumini Boyolali,

P Kawin 24 tahun

4/1/1990 10/17/1967 05 bulan

3 Sri Suwarni Boyolali,

P Kawin 24 tahun

4/1/1990 12/2/1969 05 bulan

4 Triningsih Sri

Wulandari

Magetan, P

Belum 24 tahun 4/1/1990

4/29/1970 Kawin 05 bulan

5 Muhtar Boyolali,

L Kawin 20 tahun

12/1/1993 3/30/1966 09 bulan

6 Mundakir Boyolali,

L Kawin 10 tahun

10/1/2003 4/4/1968 11 bulan

6. Data Kesiswaan

Data siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2017/2018 berjumlah

662 siswa yang terdiri dari 3 kelas, 21 rombel. Kelas VII dengan

Page 73: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

59

jumlah rombel 7, 224 siswa. Kelas VIII dengan jumlah rombel 7, 225

siswa. Kelas IX dengan jumlah rombel 7, 222 siswa.

Tabel 3.3

Data Siswa SMP Negeri 2 Ampel Tahun Ajaran 2017/2018

7. Data Sarana dan Prasarana

Tabel 3.4

Data Prasarana SMP Negeri 2 Ampel

N

O

NAMA

RUANG

JM

L

KONDISI RUANG

BAI

K

RUSAK

RINGA

N

RUSAK

SEDAN

G

RUSA

K

BERAT

1

Ruang

Kepala

Sekolah

1 √

2

Ruang

Wakil

Kepala

Sekolah

- -

3 Ruang Tata

Usaha 1 √

Kelas

VII VIII IX

Jumlah rombel 7 7 7

Junlah siswa 224 225 222

Jml total 671

Page 74: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

60

4 Ruang Guru 1 √

5 Ruang Staff 1 √

6 Ruang

BP/BK 1 √

7

Ruang

KM/WC

Guru

1 √

8

Ruang

KM/WC

Siswa

2 √

9 Ruang Lab

IPA 1 √

10 Ruang Lab.

Bahasa 1 √

11 Ruang Lab

Media

1 √

12 Ruang

Perpustakaa

n

1 √

13 Ruang

Kesehatan

(UKS)

2 √

14 Kantin

Sekolah

3 √

15 Ruang

Koperasi

1 √

16 Ruang

Komputer

1 √

17 Ruang

Agama

2 √

Page 75: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

61

18 Ruang

Sanggar

Pramuka

- -

19 Ruang OSIS - -

20 Ruang Kelas 21 √

21 Ruang

Ketrampilan

1 √

22 Ruang BK 1 √

23 Ruang

Aula/Serba

Guna

1 √

24 Mushola 1 √

25 Gudang 1 √

Tabel 3.5

Data Sarana SMP Negeri 1 Ampel

N

O JENIS SARANA JML

DAYA/

LUAS/

PANJANG

KONDISI KE

T BAIK RUSAK

1 Listrik 1 √

2

Telpon

PSTN/Faximili/PAB

X

1

3 Jaringan Internet

Sekolah

1 √

4 SIM Perpustakaan 1 √

5 Jaringan Air Bersih

PDAM

1 √

6 Paving Halaman 1 √

7 Jalan Lingkungan 1 √

Page 76: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

62

Sekolah

8 Pagar Keliling 1 √

9 Lapangan Upacara 1 √

10 Lapangan Olahraga 1 √

11 Lahan Parkir 2 √

8. Data Responden

Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian

di SMP Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018:

Tabel 3.6

Daftar Nama Responde Siswa SMP Negeri 2 Ampel

No. Nama Jenis

Kelamin Kelas

1 Siswa 1 L VII-A

2 Siswa 2 P VII-A

3 Siswa 3 L VII-A

4 Siswa 4 L VII-A

5 Siswa 5 L VII-A

6 Siswa 6 P VII-A

7 Siswa 7 P VII-A

8 Siswa 8 L VII-A

9 Siswa 9 L VII-A

10 Siswa 10 L VII-A

11 Siswa 11 P VII-A

12 Siswa 12 P VII-A

13 Siswa 13 P VII-A

14 Siswa 14 P VII-A

15 Siswa 15 P VII-A

Page 77: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

63

No. Nama Jenis

Kelamin Kelas

1 Siswa 1 L VII-B

2 Siswa 2 L VII-B

3 Siswa 3 L VII-B

4 Siswa 4 L VII-B

5 Siswa 5 P VII-B

6 Siswa 6 P VII-B

7 Siswa 7 P VII-B

8 Siswa 8 P VII-B

9 Siswa 9 L VII-B

10 Siswa 10 L VII-B

11 Siswa 11 L VII-B

12 Siswa 12 L VII-B

13 Siswa 13 P VII-B

14 Siswa 14 P VII-B

15 Siswa 15 P VII-B

16 Siswa 16 P VII-B

17 Siswa 17 P VII-B

18 Siswa 18 P VII-B

19 Siswa 19 P VII-B

16 Siswa 16 P VII-A

17 Siswa 17 P VII-A

18 Siswa 18 L VII-A

19 Siswa 19 L VII-A

20 Siswa 20 L VII-A

21 Siswa 21 P VII-A

22 Siswa 22 P VII-A

23 Siswa 23 P VII-A

24 Siswa 24 P VII-A

Page 78: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

64

20 Siswa 20 L VII-B

21 Siswa 21 L VII-B

22 Siswa 22 L VII-B

23 Siswa 23 L VII-B

24 Siswa 24 L VII-B

25 Siswa 25 L VII-B

26 Siswa 26 P VII-B

No. Nama Jenis

Kelamin Kelas

1 Siswa 1 L VII-C

2 Siswa 2 L VII-C

3 Siswa 3 L VII-C

4 Siswa 4 L VII-C

5 Siswa 5 P VII-C

6 Siswa 6 P VII-C

7 Siswa 7 L VII-C

8 Siswa 8 L VII-C

9 Siswa 9 P VII-C

10 Siswa 10 P VII-C

11 Siswa 11 L VII-C

12 Siswa 12 L VII-C

13 Siswa 13 L VII-C

14 Siswa 14 P VII-C

15 Siswa 15 L VII-C

16 Siswa 16 L VII-C

17 Siswa 17 L VII-C

18 Siswa 18 L VII-C

19 Siswa 19 L VII-C

20 Siswa 20 L VII-C

21 Siswa 21 P VII-C

Page 79: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

65

22 Siswa 22 P VII-C

23 Siswa 23 L VII-C

24 Siswa 24 P VII-C

25 Siswa 25 L VII-C

No. Nama Jenis

Kelamin Kelas

1 Siswa 1 L VII-D

2 Siswa 2 L VII-D

3 Siswa 3 L VII-D

4 Siswa 4 L VII-D

5 Siswa 5 P VII-D

6 Siswa 6 L VII-D

7 Siswa 7 P VII-D

8 Siswa 8 P VII-D

9 Siswa 9 P VII-D

10 Siswa 10 P VII-D

11 Siswa 11 P VII-D

12 Siswa 12 L VII-D

13 Siswa 13 L VII-D

14 Siswa 14 P VII-D

15 Siswa 15 L VII-D

16 Siswa 16 L VII-D

17 Siswa 17 L VII-D

18 Siswa 18 L VII-D

19 Siswa 19 P VII-D

20 Siswa 20 P VII-D

21 Siswa 21 P VII-D

22 Siswa 22 P VII-D

23 Siswa 23 L VII-D

24 Siswa 24 L VII-D

Page 80: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

66

25 Siswa 25 L VII-D

B. Penyajian Data

1. Data Tentang Jawaban Angket Intensitas Shalat Berjama’ah

Dalam pengumpulan data tentang intensitas shalat berjama’ah,

penulis mendistribusikan angket yang berisi 5 item pertanyaan. Setiap

soal terdiri dari tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai

berikut:

a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 1

b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 3

Adapun hasil penyebaran angket intensitas shalat berjama’ah

dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7

Daftar Jawaban Intensitas Mengikuti Shalat Berjama’ah Siswa

SMP Negeri 2 Ampel

NO.

RESP

ITEM JML

1 2 3 4 5

1 2 1 1 3 3 10

2 2 1 1 3 3 10

3 3 2 3 2 3 13

4 2 2 2 3 3 12

5 3 3 2 3 3 14

6 3 2 3 3 2 13

7 3 3 2 3 3 14

8 2 2 2 3 3 12

9 3 3 3 3 3 15

Page 81: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

67

10 2 2 2 2 2 10

11 2 3 3 3 3 14

12 2 2 3 3 3 13

13 1 1 2 3 3 10

14 3 3 3 2 3 14

15 2 1 1 3 3 10

16 3 2 3 2 3 13

17 3 2 2 3 3 13

18 3 3 3 3 3 15

19 2 1 1 3 3 10

20 2 1 2 3 3 11

21 3 2 3 3 2 13

22 2 2 3 3 3 13

23 3 2 3 3 1 12

24 3 3 3 3 3 15

25 2 2 2 3 3 12

26 3 3 2 3 3 14

27 2 2 3 3 1 11

28 2 2 3 3 1 11

29 2 2 3 3 3 13

30 2 1 1 3 3 10

31 2 1 2 3 3 11

32 2 2 3 2 3 12

33 2 2 2 2 3 14

34 2 1 3 2 3 11

35 2 2 2 3 3 12

36 2 1 1 3 3 10

37 2 2 2 3 3 12

38 3 1 1 3 3 11

39 2 2 2 2 3 11

40 2 2 2 3 3 12

41 2 2 2 3 3 12

42 2 2 2 3 3 12

43 2 2 3 2 1 10

44 3 1 3 2 3 12

45 2 2 2 3 3 12

46 2 2 3 3 3 13

47 1 1 2 3 3 10

48 2 2 3 3 3 13

49 2 2 3 3 3 13

50 3 2 3 3 3 14

Page 82: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

68

51 3 2 3 2 3 13

52 3 2 3 3 3 14

53 2 2 2 3 3 12

54 3 2 2 3 3 13

55 3 1 3 3 3 13

56 2 2 2 3 3 12

57 2 2 2 3 3 12

58 3 1 3 3 1 11

59 2 1 2 2 3 10

60 3 2 3 3 1 12

61 3 2 3 3 3 14

62 2 2 1 3 3 11

63 2 2 3 3 3 13

64 2 2 2 3 3 12

65 3 2 2 3 1 11

66 2 2 3 3 3 13

67 3 2 2 3 3 13

68 2 2 2 2 2 10

69 2 2 3 3 3 13

70 3 2 2 3 1 11

71 2 2 3 3 1 11

72 2 2 2 3 3 12

73 2 1 2 2 3 10

74 3 2 2 2 3 12

75 2 2 3 3 3 13

76 3 3 2 3 3 14

77 2 2 3 3 3 13

78 3 3 3 3 3 15

79 3 3 2 3 3 14

80 2 2 3 3 3 13

81 3 2 3 2 3 13

82 2 3 3 3 2 13

83 3 2 1 3 3 12

84 2 3 3 3 3 14

85 2 3 3 2 3 13

86 2 2 2 3 3 12

87 2 2 2 3 3 12

88 3 2 3 2 3 13

89 3 3 3 2 3 14

90 3 3 3 3 3 15

91 3 3 3 3 3 15

Page 83: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

69

92 3 3 3 3 3 15

93 3 3 3 3 3 15

94 2 2 3 3 3 13

95 3 2 3 3 3 14

96 3 3 3 3 3 15

97 2 3 3 3 3 14

98 3 3 3 2 3 14

99 3 3 3 3 3 15

100 3 3 3 3 3 15

2. Data Tentang Jawaban Angket Tingkat Kedisiplinan

Dalam pengumpulan data tentang intensitas shalat berjama’ah,

penulis mendistribusikan angket yang berisi 15 item pertanyaan. Setiap

soal terdiri dari empat alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai

berikut:

a. Jawaban responden SS (Sangat Sering) diberi skor 4

b. Jawaban responden Sr (Sering) diberi skor 3

c. Jawaban responden Kdg (Kadang-kadang) diberi skor 2

d. Jawaban responden Hmp Tdk Pnh (Hampir Tidak Pernah) diberi

skor 1

Adapun hasil penyebaran angket tingkat kedisiplinan dapat dilihat

dari tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8

Daftar Jawaban Tingkat Kedisiplinan Siswa SMP Negeri 2 Ampel

NO

RES

ITEM JML

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 39

Page 84: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

70

2 3 3 2 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 43

3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 50

4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 54

5 4 4 2 2 4 3 4 2 4 2 3 2 2 2 2 42

6 4 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 48

7 2 3 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 50

8 3 3 2 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 2 44

9 3 3 3 2 2 4 4 2 2 4 4 1 3 3 2 42

10 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 40

11 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 47

12 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 50

13 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 42

14 3 4 2 1 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 45

15 3 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 3 40

16 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 51

17 4 3 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 48

18 4 3 2 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 49

19 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 3 42

20 3 4 3 3 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 47

21 3 4 2 4 2 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 45

22 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 53

23 2 2 2 2 2 3 4 4 2 2 4 4 2 2 2 38

24 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 51

25 2 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 45

26 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 52

27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 32

28 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 47

29 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 39

30 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 2 45

31 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 52

32 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 31

33 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 46

34 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 31

35 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 46

36 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 47

37 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 44

38 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 45

39 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 46

40 3 3 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 44

41 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 57

42 3 3 2 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 43

Page 85: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

71

43 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 54

44 2 2 2 2 1 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 35

45 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 58

46 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 55

47 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2 44

48 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 52

49 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4 2 3 1 4 2 45

50 3 4 3 2 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 45

51 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 2 4 1 3 2 41

52 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 50

53 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 51

54 4 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 40

55 4 4 2 2 1 4 4 3 2 2 3 2 2 2 3 40

56 3 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 49

57 4 3 2 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 46

58 1 2 2 2 4 3 3 2 2 4 4 2 2 3 3 39

59 1 2 1 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 24

60 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 42

61 1 2 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 47

62 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 43

63 3 3 3 2 4 4 4 2 2 4 4 3 3 3 2 46

64 1 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 41

65 2 4 2 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 47

66 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 4 2 3 39

67 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 37

68 2 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 36

69 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 45

70 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 3 46

71 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 2 44

72 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 36

73 3 4 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 46

74 3 2 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 48

75 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 3 37

76 2 4 2 4 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 35

77 4 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 3 2 3 4 46

78 4 4 3 3 2 4 4 3 2 4 3 2 2 4 3 47

79 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 43

80 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 4 2 2 3 44

81 3 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 2 2 3 3 47

82 3 3 2 2 4 4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 45

83 1 2 2 4 2 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 42

Page 86: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

72

84 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 42

85 3 3 2 2 3 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 41

86 2 2 3 4 4 2 4 3 3 2 3 1 3 2 4 42

87 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 49

88 2 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 2 4 4 47

89 4 3 2 1 4 2 4 2 1 2 2 1 1 2 1 32

90 1 3 2 1 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 1 40

91 4 3 2 3 2 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 46

92 4 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 3 2 2 45

93 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 52

94 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 3 4 50

95 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 48

96 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 47

97 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 56

98 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 55

99 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 50

100 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 50

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis data bertujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai variabel

penelitian yang ditetapkan sebelumnya yaitu menguji apakah ada hubungan

intensitas shalat berjama’ah dengan pengendalian diri siswa SMP Negeri 2 Ampel

tahun pelajran 2017/2018.

Perolehan data angket yang penulis sebarkan pada 100 orang responden.

Dari sejumlah responden tersebut diperoleh data mengenai variabel intensitas

shalat berjama’ah dan pengendalian diri siswa. Data mengenai intensitas shalat

berjama’ah merupakan variabel X, sedangkan data tingkat kedisiplinan siswa

merupakan variabel Y. Pengolahan data dilaksanakan setelah data terkumpul.

Penulis menggunakan analisis kuantitatif atau analisis data yang bersifat statistik

Page 87: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

73

dengan melalui tiga tahap yaitu tahap analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis,

dan analisis lanjut.

A. Analisis Pendahuluan

1. Analisis Data Intensitas Shalat Berjama’ah

Dari paparan data jawaban dan pengskoran, dapat diketahui bahwa nilai

tertinggi adalah 15 dan nilai terendah 10. Kemudian untuk mengetahui

intervalnya, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

I = interval

Xt = nilai tertinggi

Xr = nilai terendah

Ki = kelas interval

Jadi,

Hasil tersebut kemudian dibulatkan menjadi 4 dan dimasukkan

dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki

intenstitas shalat berjama’ah.

Tabel 4.1

Interval Tingkat Intensitas Shalat Berjama’ah

No Kategori Interval Jml. Subjek Persentase

1. Rendah 1-5 0 0%

2. Sedang 6-10 13 13%

Page 88: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

74

3. Tinggi 11-15 87 87%

Jumlah 100 100%

2. Analisis Data Tingkat Kedisiplinan

Dari paparan data jawaban dan pengskoran, dapat diketahui bahwa

nilai tertinggi adalah 58 dan nilai terendah 24. Kemudian untuk mengetahui

intervalnya, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

I = interval

Xt = nilai tertinggi

Xr = nilai terendah

Ki = kelas interval

Jadi,

Hasil tersebut kemudian dibulatkan menjadi 12 dan dimasukkan

dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki

pengendalian diri.

Tabel 4.2

Interval Tingkat Kedisiplinan Siswa

No Kategori Interval Jml. Subjek Persentase

1 Rendah 24-36 9 9%

2 Sedang 37-48 65 65%

3 Tinggi 49> 26 26%

Jumlah 100 100%

Page 89: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

75

B. Pengujian Hipotesis

Tabel 4.3

Koefisien Hubungan Intensitas Shalat Berjama’ah (X) dengan

Tingkat Kedisiplinan (Y)

No. Resp X Y X2

Y2

X.Y

1 10 39 100 1521 390

2 10 43 100 1849 430

3 13 50 169 2500 650

4 12 54 144 2916 648

5 14 42 196 1764 588

6 13 48 169 2304 624

7 14 50 196 2500 700

8 12 44 144 1936 528

9 15 42 225 1764 630

10 10 40 100 1600 400

11 14 47 196 2209 658

12 13 50 169 2500 650

13 10 42 100 1764 420

14 14 45 196 2025 630

15 10 40 100 1600 400

16 13 51 169 2601 663

17 13 48 169 2304 624

18 15 49 225 2401 735

19 10 42 100 1764 420

20 11 47 121 2209 517

21 13 45 169 2025 585

22 13 53 169 2809 689

23 12 38 144 1444 456

24 15 51 225 2601 765

25 12 45 144 2025 540

26 14 52 196 2704 728

27 11 32 121 1024 352

28 11 47 121 2209 517

29 13 39 169 1521 507

30 10 45 100 2025 450

31 11 52 121 2704 572

32 12 31 144 961 372

33 14 46 196 2116 644

34 11 31 121 961 341

35 12 46 144 2116 552

Page 90: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

76

36 10 47 100 2209 470

37 12 44 144 1936 528

38 11 45 121 2025 495

39 11 46 121 2116 506

40 12 44 144 1936 528

41 12 57 144 3249 684

42 12 43 144 1849 516

43 10 54 100 2916 540

44 12 35 144 1225 420

45 12 58 144 3364 696

46 13 55 169 3025 715

47 10 44 100 1936 440

48 13 52 169 2704 676

49 13 45 169 2025 585

50 14 45 196 2025 630

51 13 41 169 1681 533

52 14 50 196 2500 700

53 12 51 144 2601 612

54 13 40 169 1600 520

55 13 40 169 1600 520

56 12 49 144 2401 588

57 12 46 144 2116 552

58 11 39 121 1521 429

59 10 24 100 576 240

60 12 42 144 1764 504

61 14 47 196 2209 658

62 11 43 121 1849 473

63 13 46 169 2116 598

64 12 41 144 1681 492

65 11 47 121 2209 517

66 13 39 169 1521 507

67 13 37 169 1369 481

68 10 36 100 1296 360

69 13 45 169 2025 585

70 11 46 121 2116 506

71 11 44 121 1936 484

72 12 36 144 1296 432

73 10 46 100 2116 460

74 12 48 144 2304 576

75 13 37 169 1369 481

76 14 35 196 1225 490

Page 91: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

77

77 13 46 169 2116 598

78 15 47 225 2209 705

79 14 43 196 1849 602

80 13 44 169 1936 572

81 13 47 169 2209 611

82 13 45 169 2025 585

83 12 42 144 1764 504

84 14 42 196 1764 588

85 13 41 169 1681 533

86 12 42 144 1764 504

87 12 49 144 2401 588

88 13 47 169 2209 611

89 14 32 196 1024 448

90 15 40 225 1600 600

91 15 46 225 2116 690

92 15 45 225 2025 675

93 15 52 225 2704 780

94 13 50 169 2500 650

95 14 48 196 2304 672

96 15 47 225 2209 705

97 14 56 196 3136 784

98 14 55 196 3025 770

99 15 50 225 2500 750

100 15 50 225 2500 750

JUMLAH 1253 4481 15925 204383 56377

Dari tabel di atas diketahui:

Ʃ X : 1253 Ʃ Y2 :

204383

Ʃ Y : 4481 Ʃ XY : 56377

Ʃ X2 :

15925

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X (intensitas shalat

berjama’ah) dengan variabel Y (tingkat kedisiplinan), maka varibel X dan Y

dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Page 92: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

78

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Untuk lebih meyakinkan, berikut ditampilkan nilai-nilai product moment

dalam tabel taraf signifikansi 1%

Tabel 4.4 Nilai Product Moment

N Tafar Signifikansi

1% 5%

100 0,256 0,195

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis diatas yang telah dilakukan pada tanel r,

diketahui bahwa dengan N (jumlah responden) sebanyak 100, hasil r = 1%

adalah signifikan pada taraf 1%. Untuk menguji apakah harga = 0,256

tersebut signifikan atau tidak, kita konsultasikan dengan tabel product

moment (r tabel). Pada harga tabel r-kritik pada taraf signifikasi 1%=

Page 93: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

79

0,256 dan 5%= 0,195. Jadi, kesimpulannya “ada hubungan positif dan

nilai koefisien korelasi intensitas melakukan shalat berjama’ah dengan

tingkat kedisiplinan siswa sebesar 0,256”.

Jika dilihat dari subjek penelitian yaitu siswa SMP mereka

memiliki rutinitas yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari, meskipun mereka berada usia remaja, di mana masa remaja adalah

masa yang penuh gejolak, mereka sudah membiasakan mengikuti shalat

berjama’ah di sekolah, rumah, masjid atau di mana saja untuk mengatasi

berbagai macam persoalan hidup. Dengan mengikuti shalat berjama’ah,

mereka berlatih untuk mendisiplinkan diri. dengan adanya penelitian ini

ternyata mengikuti shalat berjama’ah terbukti ada hubungan positif

terhadap tingkat kedisiplinan.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis memperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Intensitas mengikuti shalat dzuhur berjama’ah yang dilakukan oleh

siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun pelajaran 2017/2018

menunjukkan bahwa siswa mempunyai tingkat intensitas

mengikuti shalat berjama’ah yang tinggi. Hal ini terbukti dari

persentase jawaban siswa yang menjadi responden mengenai

intensitas mengikuti shalat berjama’ah adalah: rendah tidak ada,

sedang sebanyak 13 siswa, dan tinngi sebanyak 87 siswa.

2. Tingkat kedisiplinan yang dimiliki siswa SMP Negeri 2 Ampel

tahun pelajaran 2017/2018 dapat dikualifikasikan pada tingkat

sedang. Hal ini terbukti dari persentase tertinggi jawaban siswa

yang menjadi responden mengenai tingkat kedisiplinan adalah:

rendah sebanyak 9 siswa, sedang sebanyak 65 siswa dan tinggi

sebanyak 26 siswa.

3. Intensitas mengikuti shalat dzuhur berjama’ah mempunyai

hubungan positif terhadap tingkat kedisiplinan siswa. Shalat

berjma’ah merupakan salah satu sarana untuk mendisiplinkan diri.

Hal ini terbukti berdasarkan analisis diatas yang telah dilakukan

pada tanel r, diketahui bahwa dengan N (jumlah responden)

Page 95: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

81

sebanyak 100, hasil r = 1% adalah signifikan pada taraf 1%. Untuk

menguji apakah harga = 0,256 tersebut signifikan atau tidak,

kita konsultasikan dengan tabel product moment (r tabel). Pada

harga tabel r-kritik pada taraf signifikasi 1%= 0,256 dan 5%=

0,195. Hal ini terbukti dari analisis uji hipotesis dengan

mengkosultasikan nilai r 0,256 adalah signifikan pada taraf 1%.

B. Saran

Mengingat ada interkaitan antara intensitas shalat berjama’ah

dengan pengendalian diri siswa, maka disarankan bagi pihak-pihak terkait

berikut ini:

1. Bagi sekolah atau madrasah, berupaya meningkatkan kesadaran

dan partisipasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan shalat

berjama’ah, yang dimulai dari pembiasaan di sekolah atau

madrasah.

2. Bagi orangtua, memperhatikan dan membentuk pembiasaan shalat

berjama’ah dimulai sejak dini di rumah agar anak selalu terbiasa

shalat berjama’ah dengan baik.

Page 96: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, H.M Masykuri & Mokh. Syaiful Bakhri. 2006. Kupas Tuntas

Salat, Tata Cara Dan Hikmahnya. Jakarta: Erlangga.

Al-Azhar, Mushaf. 2010. Al Qur‟an dan Terjemah. Bandung: Hilal.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih Untuk Remaja Jilid I. Yogyakarta: Insan

Madani.

Departemen, Agama RI. 2005. Al-Qur‟an Dan Terjemahanya. Bandung: PT

Syaamil Cipta Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Fachrozzy, Moh. 1999. Kunci Ibadah. Jakarta: Pustaka Imani.

Fadlun, Muhammad. 2013. Keistimewaan & Keagungan Shalat Berjama‟ah.

Pustaka Media.

Ibrahim, Rizal. 2007. Rahasia Sholat Khusuk. Jogjakarta: Diva Press.

Ilahi, Fadhla. 2004. Menggugat Kesunatan Shalat Berjama‟ah. Yogyakarta:

Pustaka Fathima.

Ismiyatun, Sri. 2012. Hubungan Intensitas Shalat Berjama‟ah dengan Kehidupan

Sosial Masyarakat Dusun Gupit Kebonsan Borobudur Magelang Tahun

2012. Skirpsi pada STAIN Salatiga (Tidak Diterbitkan).

M S Khalil. 2006. Tata Cara Shalat Nabi. Bantul: Izzan Pustaka.

Muhyidin dan Salahudin. 2006. Salat Bukan Sekedar Ritual. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Musbikin, Imam. 2007. Rahasia Shalat Khusuk. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Nurkholis, Mujiyo. 1995. Meraih Pahala 27 Derajat. Bandung: Al-Bayan.

Page 97: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

83

Salim, Abu Malik Kamal Bin Syayid. Fiqh Sunnah untuk Wanita. Surabaya: Al

I’tishom Cahaya Umat.

Shiddieqy, Teuku Muhammad Hasbi Ash. 2001. Pedoman Shalat Edisi Ringkas.

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.

Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada.

Sylvia, Saraswati. 2011. Cara Mudah Menyusun Proposal Skripsi Tesis Disertasi.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Zainu, Jamil bin Muhammad. 1998. Jalan Golongan Yang Selamat. Jakarta: Darul

Haq.

Agus, Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter, Strategi membangun Karakter

Bangsa Berperadapan. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Ali Imron. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Bumi Aksara.

Ariesandi. 2008. Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan

Teruji Melejitkan Potensi Optimal Anak. Jakarta: PT Gramedia Pusaka

Utama.

Eka, Prihatin. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Jamal, Ma’mur Asmani. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovatif.

Yogjakarta: DIVA Press.

M. Musrofi. 2010. Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, Cara Praktis

Meningkatkan Prestasi Akademik Siswa Tanpa Kekerasan dan Tanpa

Harus Menambah Jam Belajar. Yogjakarta: PT Pustaka Intan Madani.

Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi dan Aplikasi.

Yogjakarta: Teras.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

84

LAMPIRAN

Page 99: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

85

ANGKET PENELITIAN

INDENTITAS SISWA

NAMA LENGKAP :

KELAS :

JENIS KELAMIN :

A. Angket Intensitas Shalat Berjama’ah

Berilah tanda silang (X) pada jawaban pertanyaan menurut pendapat

Anda masing-masing!

1. Dimana Anda sering melakukan shalat berjama’ah?

a. Hanya di sekolah saja

b. Selain di sekolah, kadang-kadang di rumah

c. Baik di sekolah, di rumah, di masjid atau dimana saja

2. Berapa kali Anda melakukan shalat jama’ah dalam sehari?

a. Setidaknya satu kali

b. Antara 2-3 kali

c. 4-5 kali

3. Kapan atau waktu shalat apa Anda melakukan berjama’ah?

a. Hanya shalat Dhuhur saja

b. Shalat Dhuhur dan Maghrib

c. Shalat Dhuhur, Maghrib, Isya’

4. Bagaimana perasaan Anda ketika mengikuti shalat berjama’ah?

a. Agak terpaksa

b. Biasa saja

c. Senang

5. Siapa yang meminta Anda melaksanakan salat berjama’ah?

a. Guru dan Orang tua

b. Ikut-ikutan teman

c. Keinginan sendiri

Page 100: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

86

B. Angket Kedisiplinan

Keterangan

S : Selalu

SR : Sering

Kk : Kadang-kadang

TP : Tidak pernah

No. Pertanyaan S SR K

K

TP

1. Saya datang ke sekolah tepat waktu.

2. Saya tidak membolos di saat jam pelajaran.

3. Saya mengerjakan tugas dari guru tepat waktu.

4. Saya memakai seragam dengan lengkap.

5. Saya melaksanakan tugas piket dengan tanggung jawab.

6. Saya meminta ijin guru piket ketika meninggalkan

sekolahan.

7. Saya mengikuti keseluruhan proses pembelajaran

dengan baik.

8. Saya bersungguh- sungguh ketika shalat.

9. Saya tidak pernah meninggalkan shalat ketika sekolah.

10. Saya pulang sekolah sesuai dengan jadwal.

11. Saya mengerjakan pekerjaan rumah.

12. Saya tidak pernahdiam-diam jajan dikantin saat jam

pelajaran.

13. Saya mengikuti kegiatan Upacara Bendera dari awal

sampai akhir.

14. Saya tidak membawa Handphone ke sekolah.

15. Saya belum pernah dipanggil oleh guru Bimbingan

Konseling

Page 101: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

87

Page 102: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

88

Page 103: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

89

Page 104: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

90

Page 105: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

91

Suasana pengambilan data di kelas VII D

Suasana setelah pengambilan data di kelas VII B

Page 106: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

92

Suasana pengambilan data di kelas VII C

Suasana pengambilan data dikelas VII A

Page 107: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGIKUTI SHALAT DZUHUR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4538/1/skripsi.pdf · mengikuti shalat dzuhur berjama’ah dengan tingkat kedisiplinan

93