HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

12
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA DENGAN PROBLEM SOLVING PADA REMAJA Anasatasia Retno Ayu Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem solving pada remaja. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi remaja agar dapat menyelesaikan masalahnya dengan bantuan dari teman sebayanya sehingga mereka dapat lebih mandiri dan juga selalu siap untuk menghadapi berbagai masalah yang akan timbul pada masa yang akan datang. Hipotesis yang diajukan adalah hubungan antara Dukungan Sosial dari teman sebaya dengan Problem Solving pada Remaja. Penelitian ini dilakukan metode kuantitatif yakni dengan memakai kuesioner yakni skala dukungan sosial dan skala problem solving. Teori yang dipakai adalah dukungan sosial dan problem solving. Subjek penelitian ini adalah adalah remaja pria dan wanita yang berusia 15-18 tahun remaja bersekolah di SMU Negeri 3 Bogor yang terletak di Jalan Pakuan No. 4, Kota Madya - Bogor, dan SMU YMIK yang terletak di Jalan Tebet Selatan No.7 Manggarai, Jakarta, dan SMK 2 Bogor yang terletak di Jalan Raya Pajajaran Bogor. Teknik analisis data menggunakan teknik analisa product moment dari Spearman rho. Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem solving pada remaja (r = -0,035 ; p = 0,398; p>0,05). Hipotesisnya ditolak. Kata kunci : Dukungan Sosial, Problem Solving. PENDAHULUAN Setiap manusia mengalami perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Salah satu tahap perkembangan dalam kehidupan manusia adalah masa remaja, yaitu masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari masa kanak- kanak ke masa dewasa. Para remaja biasanya menghadapi berbagai masalah dengan orang tua, guru, bahkan dengan sesama teman. Namun saat menghadapi masalah, mereka biasanya membicarakan masalahnya dengan teman sebayanya, karena merasa bahwa teman sebaya lebih dapat memahami masalah-masalah yang dihadapi, lebih peduli dan menghargainya. Pada masa remaja orang pasti ingin agar tugas tugas perkembangannya dapat dilakukannya dengan baik. Salah satunya adalah mencapai kemandirian dan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Masa remaja ini biasanya juga menimbulkan konflik dengan orang sekitar karena remaja merasa dirinya sudah mulai dapat mengatasi masalahnya sendiri dan ingin dianggap dewasa. Tetapi pertanyaan yang sering diajukan remaja mengenai hubungan remaja dan orang tuanya adalah mengapa orang tua tidak dapat memahami remaja, mengapa orang tua 1

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA DENGAN PROBLEM SOLVING PADA REMAJA

Anasatasia Retno Ayu Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dari

teman sebaya dengan problem solving pada remaja. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi remaja agar dapat menyelesaikan masalahnya dengan bantuan dari teman sebayanya sehingga mereka dapat lebih mandiri dan juga selalu siap untuk menghadapi berbagai masalah yang akan timbul pada masa yang akan datang. Hipotesis yang diajukan adalah hubungan antara Dukungan Sosial dari teman sebaya dengan Problem Solving pada Remaja.

Penelitian ini dilakukan metode kuantitatif yakni dengan memakai kuesioner yakni skala dukungan sosial dan skala problem solving. Teori yang dipakai adalah dukungan sosial dan problem solving. Subjek penelitian ini adalah adalah remaja pria dan wanita yang berusia 15-18 tahun remaja bersekolah di SMU Negeri 3 Bogor yang terletak di Jalan Pakuan No. 4, Kota Madya - Bogor, dan SMU YMIK yang terletak di Jalan Tebet Selatan No.7 Manggarai, Jakarta, dan SMK 2 Bogor yang terletak di Jalan Raya Pajajaran Bogor. Teknik analisis data menggunakan teknik analisa product moment dari Spearman rho.

Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dari teman sebaya dengan problem solving pada remaja (r = -0,035 ; p = 0,398; p>0,05). Hipotesisnya ditolak.

Kata kunci : Dukungan Sosial, Problem Solving. PENDAHULUAN

Setiap manusia mengalami

perkembangan ke arah yang lebih

sempurna. Salah satu tahap

perkembangan dalam kehidupan

manusia adalah masa remaja, yaitu

masa dimana seorang individu

mengalami peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa. Para remaja

biasanya menghadapi berbagai

masalah dengan orang tua, guru,

bahkan dengan sesama teman. Namun

saat menghadapi masalah, mereka

biasanya membicarakan masalahnya

dengan teman sebayanya, karena

merasa bahwa teman sebaya lebih

dapat memahami masalah-masalah

yang dihadapi, lebih peduli dan

menghargainya.

Pada masa remaja orang pasti ingin

agar tugas tugas perkembangannya

dapat dilakukannya dengan baik. Salah

satunya adalah mencapai kemandirian

dan perilaku sosial yang bertanggung

jawab.

Masa remaja ini biasanya juga

menimbulkan konflik dengan orang

sekitar karena remaja merasa dirinya

sudah mulai dapat mengatasi

masalahnya sendiri dan ingin dianggap

dewasa. Tetapi pertanyaan yang sering

diajukan remaja mengenai hubungan

remaja dan orang tuanya adalah

mengapa orang tua tidak dapat

memahami remaja, mengapa orang tua

1

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

selalu curiga pada remaja dan mengapa

orang tua mengganggap dirinya selalu

benar? Komunikasi orang tua dengan

remaja memang tidak selalu lancar.

Kemacetan komunikasi sering terjadi

karena sikap kedua belah pihak yang

kurang akomodatif (menerima) antara

yang satu terhadap yang lain (Achir,

1996). Mereka saling mencari teman

sebaya karena memahami bahwa

mereka dalam nasib yang sama (Monks

dkk, 1996).

Menurut Rogacion (1982), remaja

umumnya lebih senang membicarakan

masalah-masalah atau membicarakan

sesuatu bersama teman-teman sebaya

mereka, bukan bersama seseorang

yang menempatkan diri pada posisi

untuk menasihati atau mengatur

kehidupan mereka.

Banyak remaja yang berpendapat

orang tua biasanya menganggap bahwa

masalah yang dihadapi oleh remaja

adalah masalah kecil atau kurang

penting, hal itu mengakibatkan orang

tua menjadi tidak serius menanggapi

pembicaraan dari para remaja itu.

Akhirnya dalam menyelesaikan

masalahnya tersebut remaja lebih

memilih teman sebaya untuk saling

membantu dan memberikan dukungan

(Mappiare, 1996).

Dengan adanya keinginan untuk

berkumpul dengan orang-orang yang

berposisi sama dan dapat

memahaminya maka pada masa remaja

kecenderungan untuk menjadi anggota

kelompok sebaya sangat kuat. Remaja

menginginkan teman, menginginkan

untuk dapat diterima sebagai anggota

kelompok remaja yang kuat ikatan antar

anggotanya (Munandar, 1996).

Teman-teman di sekolah maupun di

luar sekolah (tetangga atau teman

seperkumpulan) dapat menjadi sumber

yang justru menenangkan. Teman

remaja dapat menjadi objek atau

sasaran eksperimen dan kritik mereka

sendiri secara fisik misalnya

berkompetisi dalam olah raga, dan

sebagainya atau secara mental,

misalnya digoda, dikritik, diejek atau

dibantu dalam pelajarannya, dalam

menyelesaikan masalah pribadinya dan

sebagainya (Munandar, 1996).

Menurut beberapa ahli (dalam

Shinta, 1995) dukungan sosial adalah

adanya pemberian informasi baik

secara verbal maupun non verbal,

pemberian bantuan tingkah laku atau

materi yang didapat dari hubungan

sosial yang akrab atau hanya

disimpulkan dari keberadaan mereka

yang membuat individu merasa

diperhatikan, bernilai dan dicintai

sehingga lebih lanjut bertujuan atau

menguntungkan bagi individu yang

menerima.

Dukungan sosial dapat diartikan

sebagai kenyamanan, perhatian, atau

bantuan yang diterima individu dari

orang lain, dimana orang lain disini bisa

berarti individu secara perorangan

ataupun kelompok.

2

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

Menurut Mappiare(1982), remaja

berusaha menghadapi masalahnya

dengan lebih matang.Langkah-langkah

pemecahan masalah itu mengarahkan

remaja pada tingkah laku yang lebih

dapat menyesuaikan diri dalam banyak

situasi lingkungan dan situasi perasaan

diri sendiri. Menurut Chaplin (1999),

proses yang tercakup dalam usaha

menemukan urutan yang benar dari

alternatif jawaban, mengarah pada satu

sasaran atau ke arah pemecahan yang

ideal adalah problem solving.

Menurut Bedel & Lennox (1994),

Problem solving adalah proses yang

dapat membantu seseorang untuk

menemukan apa yang mereka inginkan

dan bagaimana mencapainya dengan

cara yang paling efektif.

Menurut peneliti para remaja pada

saat berkumpul bersama-sama mereka

melakukan banyak kegiatan, seperti

melakukan pertandingan, menonton

film, belajar bersama, dan terkadang

membicarakan masalahnya maupun

pengalamannya pada teman-temannya.

Pada saat berkompetisi mereka

memberikan dukungan kepada

temannya agar menang dalam

pertandingan, pada saat berkumpul

mereka juga mau saling mendengarkan

dan bercerita satu sama lain, biasanya

pada saat bercerita tentang masalahnya

teman diminta untuk membantunya

menyelesaikan masalahnya atau hanya

sekedar mendengarkan ceritanya, para

remaja mendapatkan dukungan sosial

dari teman sebayanya dengan banyak

cara seperti beberapa yang sudah

peneliti sebutkan sebelumnya. Oleh

karena itu peneliti ingin mengetahui

apakah ada hubungan antara dukungan

sosial dari teman sebaya dengan

problem solving pada remaja?.

Penelitian bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dukungan

sosial dari teman sebaya dengan

problem solving pada remaja.

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

Remaja adalah individu yang sedang

mengalami masa peralihan dari masa

kanak-kanak kemasa dewasa dan

ditandai dengan kematangan biologis,

seksual dan perkembangan kejiwaan,

dan sosial ekonomisnya yang menjadi

relatif lebih bebas, dan dengan batasan

usia antara 12-21 tahun.

Havinghurst (dalam Mukhtar dkk,

2001) menyatakan terdapat 10 tugas

perkembangan yang harus dilalui

remaja, yaitu :

Mencapai hubungan yang lebih dewasa

dengan teman sebaya ; laki-laki dan

perempuan, Mencapai peran jenis

kelamin sebagai laki-laki atau

perempuan, Menerima keadaan

jasmaninya dan menggunakan

jasmaninya secara efektif. Mencapai

kemandirian secara emosional dari

ketergantungan pada orang tua maupun

orang dewasa lainnya, Mencapai

keyakinan akan kemandirian secara

3

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

ekonomi pada masa mendatang,

Memilih dan mempersiapkan diri untuk

menjalankan suatu pekerjaan tertentu,

Menyiapkan diri untuk perkawinan dan

berkeluarga, Mengembangkan

keterampilan dan konsep intelektual

sebagai warga masyarakat,

Menginginkan dan melakukan tindakan-

tindakan yang secara sosial

bertanggung jawab, Memilih

seperangkat system tata nilai dan tata

krama yang menuntun perilakunya

Menurut Gunarsa & Gunarsa

(1995), remaja mempunyai ciri umum

sebagai berikut: kegelisahan,

pertentangan, Ada keinginan besar

untuk mencoba segala hal, dan untuk

mencoba sering kali diarahkan pada diri

sendiri maupun orang lain, keinginan

menjelajah alam sekitar lebih luas pada

remaja, menghayal dan berfantasi,

aktivitas kelompok.

Pendapat yang lain dikemukakan

oleh Hurlock (dalam Achir, 1996)

mengatakan bahwa remaja mempunyai

ciri-ciri, senang berkumpul dengan

teman sebaya dan remaja juga

mempunyai keinginan untuk cepat

mandiri.

Menurut Soesilowidradini (1982)

anak remaja merasa dia menghadapi

masalah yang banyak sekali dan sukar

untuk diselesaikan. Sebabnya ialah,

karena dahulu dimasa kanak-kanak, dia

selalu dibantu oleh orang tua dan guru-

guru dalam menyelesaikan persoalan-

persoalannya sekarang dia

mengganggap orang tua dan gurunya

terlalu tua akan mengerti pikiran dan

perasaan-perasaannya untuk dapat

membantu mereka. Beberapa masalah

yang dihadapi oleh remaja adalah:

a. Masalah yang berhubungan dengan

keadaan jasmaninya.

b. Masalah yang berhubungan dengan

kebebasannya.

c. Masalah berhubungan dengan nilai-

nilai.

d. Masalah berhubungan dengan

peranan wanita dan pria.

e. Masalah berhubungan dengan

anggota dari lawan jenis.

f. Masalah berhubungan dengan

hubungan dengan masyarakat.

g. Masalah berhubungan dengan

jabatan.

h. Masalah berhubungan dengan

kemampuan.

Dukungan Sosial dari Teman Sebaya

Dukungan sosial adalah adanya

pemberian informasi baik secara verbal

maupun non verbal, pemberian bantuan

tingkah laku atau materi yang didapat

dari teman sebaya yang akrab atau

keberadaan mereka yang membuat

individu merasa diperhatikan, bernilai,

dicintai, dimintai bantuan, dorongan dan

penerimaan apabila individu mengalami

kesulitan. Dukungan tersebut dapat

datang dari jaringan sosial (teman,

tetangga atau keluarga besar) yang

selanjutnya disebut sebagai jaringan

dukungan sosial, dimana salah satu

bentuk dukungan sosial itu sendiri

4

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

adalah dukungan sosial dari teman

sebaya, yaitu dukungan yang diterima

dari teman sebaya yang berupa bantuan

baik secara verbal maupun non verbal.

Banyak ahli telah menguraikan

beberapa bentuk dukungan sosial,

diantaranya Gottlieb dan Weis. Menurut

Gottlieb (1983) Dukungan sosial

terbagai atas lima bentuk, yaitu :

a. Dukungan Emosional (Emotional

Support)

b. Dukungan Penghargaan (Esteem

Support)

c. Dukungan Keterpaduan Sosial

(Social Integration Support)

d. Dukungan Instrumental

(Instrumental Support)

e. Dukungan Informasi (Informational

Support)

Cutrona & Orford, 1990 (dalan

Shinta, 1995) merangkumnya menjadi

lima dimensi fungsi dasar dari dukungan

sosial, yaitu : dukungan materi,

dukungan emosi, dukungan

penghargaan, dukungan informasi,

Integritas sosial.

Sedangkan menurut Cohen dkk.,

(1985), ada empat dukungan sosial

yang akan diukur, yaitu tangible

support, appraisal support, self esteem

support dan belonging support. Tangible

support (misal : jika saya berada sejauh

10 mil dari rumah, ada seorang yang

dapat saya hubungi untuk menjemput

saya), appraisal support (misal: Paling

tidak ada satu orang yang nasehatnya

sangat saya percayai), self-esteem

support (misal: kebanyakan orang yang

saya tahu sangat memahami saya) dan

belonging support (misal: ketika saya

merasa kesepian, ada sejumlah orang

yang dapat saya hubungi dan ajak

bicara).

Peer Group.

Peer group dalam masa remaja

adalah sekelompok individu yang terdiri

dari beberapa anggota remaja yang

kira-kira berumur sama, dan mulai

menyadari akan hubungan sosial dan

tekanan sosial dari teman-teman

sebayanya. Pada masa remaja ini

mereka juga mulai melepaska diri dari

ketergantungan pada orang tuanya dan

mulai melakukan proses sosialisasi

dengan dunia yang lebih luas.

Menurut Mappiare (1982) ada

beberapa hal pribadi yang dapat

membuat seseorang atau individu

diterima dalam kelompok teman sebaya,

yaitu : Penampilan (performance),

Kemampuan pikir, Sikap, sifat,

perasaan, Pribadi,

Menurut Hurlock (dalam Mappiare,

1982) bahwa terdapat kelompok-

kelompok yang terbentuk pada masa

remaja :“Chums” (sahabat karib),

“Cliques” (komplotan sahabat),

“Crowds”, Kelompok yang diorganisir,

“Gangs” .

Problem Solving

Problem solving adalah

kemampuan dalam pemecahan

masalah yang diantaranya adalah

5

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

usaha menemukan urutan yang benar

dari alternatif jawaban, sehingga

menggerakan kita agar lebih dekat

dengan tujuan kita juga proses yang

dapat membantu seseorang untuk

menemukan apa yang mereka inginkan

dan bagaimana mencapainya dengan

cara yang paling efektif dengan cara

merumuskan masalah, menyusun

rencana tindakan, dan melaksanakan

tindakan yang mengarah pada

penyelesaian masalah.

Menurut Haris (1998) terdapat

beberapa komponen yang dapat

membantu pemecahan masalah, yaitu:

Eksplorasi masalah, Membuat tujuan,

Membuat Ide, Pemilihan Ide,

pelaksanaan, Evaluasi.

Menurut Anderson, dkk (dalam Bedell

& Lennox, 1999) berdasarkan pada

konsep dan prosedur dari literature

terapi keluarga, mereka

mengembangkan 7 prinsip yang dipakai

sebagai pedoman dalam problem

solving yaitu : Masalah adalah alami,

berfikir sebelum mengambil keputusan,

Setiap masalah pasti dapat

diselesaikan, Bertanggung jawab

terhadap masalah, Memutuskan apa

yang dapat dilakukan dan apa yang

tidak dapat dilakukan, Tingkah laku

yang akan kita lakukan tidak melanggar

hukum dan dapat diterima oleh semua

orang, Solusi harus sesuai dengan

kemampuan dan kekuatan kita.

Menurut Davidoff (1988) terdapat dua

faktor yang mempengaruhi keterampilan

seseorang dalam memecahkan

masalah, yaitu hasil belajar sebelumnya

dan derajat kewaspadaan.

Beberapa hal yang menyebabkan

kesulitan dalam menyelesaikan masalah

menurut Dixon & Glover (1984) adalah:

a. Beberapa orang mungkin tidak

pernah belajar bagaimana

menghadapi suatu masalah dengan

dengan baik.

b. Penyebab kedua adalah, orang tidak

menyadari bahwa sebenarnya

mereka sudah memiliki kemampuan

untuk mengatasi masalah yang

sedang dihadapi.

c. Yang ketiga adalah dimana mereka

kehilangan semangat untuk

mengatasi masalahnya, dan

berharap hanya dengan sedikit usaha

saja ia dapat menemukan jalan

keluarnya dibandingkan dengan

menghadapi masalahnya secara

effektif ia sudah biasa

menghadapinya dengan ketidak

berdayaan.

d. Penyebab yang ke empat adalah

karena adanya kecemasan yang

berlebihan atau masalah emosi yang

lain.

Masa remaja menurut Sarwono

(2001) adalah masa yang rentan

terhadap berbagai masalah, karena

pada masa remaja adalah masa

peralihan seseorang dari masa anak-

anak menuju masa dewasa, dan remaja

6

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

juga mulai mengalami perubahan fisik

dan psikis. Beberapa penelitian juga

telah menunjukan bahwa pada masa

remaja juga kecenderungan untuk

menjadi anggota kelompok teman

sebaya sangat kuat. Remaja

menginginkan teman, menginginkan

sekali dapat diterima sebagai anggota

kelompok kelompok remaja yang kuat

ikatan antar anggotanya.

Hurlock (dalam Mappiare,1983)

berpendapat bahwa remaja dapat

menghilangkan masalah atau keluh

kesahnya, serta kekuatan yang

ditimbulkan oleh emosi yang ada

dengan cara mengungkapkan hal-hal

tersebut kepada seseorang yang dapat

dipercayanya.

Menurut Hall & Lindzey (1985)

bersama dengan teman sebaya, remaja

merasakan kehadiran seseorang yang

dapat mengerti serta memahami dirinya,

sehingga remaja dapat menaruh

kepercayaan yang besar terhadap

seorang teman.

Sedangkan menurut Santrock

(1998) remaja memandang seorang

sahabat sebagai seorang yang dapat

diajak untuk berbagi masalah, untuk

dapat mengerti serta memahami pikiran

serta perasaan mereka, persahabatan

dapat menimbulkan perasaan nyaman

persahabatan dapat terbentuk karena

adanya kesamaan antara individu yang

telibat ataupun karena perbedaan.

Menurut Lemme (1994) bahwa

salah satu bentuk dukungan emosional

yang diberikan oleh sahabat atau teman

sebaya adalah penerimaan, selalu ada

saat dibutuhkan, mendengarkan dengan

penuh perhatian, mengerti perasaan

teman dan membuat situasi nyaman

dimana ia dapat mengatakan apa yang

ingin dikatakannya.

Berdasarkan dari pendapat

beberapa ahli maka dapat terlihat

bahwa remaja lebih memilih teman

sebayanya untuk memecahkan

masalahnya karena mereka merasa

bahwa teman sebayanya dapat

memahaminya dan remaja juga merasa

bahwa teman sebaya mereka juga

memiliki nasib yang sama dengan

mereka,dan salah satu bentuk

dukungan emosional yang diberikan

oleh sahabat teman sebaya adalah

penerimaan, selalu ada saat

dibutuhkan, mendengarkan dengan

penuh perhatian, mengerti perasaan

teman dan membuat situasi nyaman

dimana ia dapat mengatakan apa yang

ingin dikatakannya.

Oleh karenanya dapat kita

simpulkan bahwa dengan bantuan

teman sebayanya atau dengan

dukungan dari teman sebayanya remaja

juga dapat menyelesaikan masalahnya,

juga terdapat hubungan yang cukup

jelas mengapa remaja lebih memilih

dukungan dari teman sebaya mereka

untuk menyelesaikan masalahnya.

Berdasarkan dari tinjauan

pustaka diatas maka dapat ditarik

hipotesis : Adanya hubungan yang

7

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

positif antara dukungan sosial dari

teman sebaya dengan problem solving

pada Remaja. Semakin tinggi

dukungan sosial yang diterima dari

teman sebayanya semakin tinggi pula

kemanpuan problem solvingnya, dan

sebaliknya semakin rendah dukungan

sosial yang diterima dari teman

sebayanya maka semakin rendah

kemampuan problem solvingnya.

METODE PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini

adalah remaja pria dan wanita yang

berusia 15-18 tahun remaja bersekolah

di SMU Negeri 3 Bogor yang terletak di

Jalan Pakuan No. 4 Kota Madya Bogor,

dan SMU YMIK yang terletak di Jalan

Tebet Selatan No.7 Manggarai, Jakarta.

Serta SMK 2 Bogor yang terletak di

Jalan Raya Pajajaran Bogor.

Untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian ini

digunakan Skala Dukungan Sosial yang

disusun oleh penulis dan Skala Problem

Solving dalam jurnal penelitian

Lyubomirsky, Tucker, Caldwell, Berg

(1999) yang dikembangkan oleh Mughni

(2002)

Variabel-variabel dalam penelitian

ini adalah :

1. Problem Solving

Problem solving adalah proses yang

tercakup didalam usaha menemukan

urutan yang benar dari alternatif

jawaban, sehingga menggerakan kita

agar lebih dekat dengan pemecahan

masalah dan proses yang dapat

membantu seseorang untuk

menemukan apa yang mereka inginkan

dan bagaimana mencapainya dengan

cara yang paling efektif dengan cara,

merumuskan masalah, menyusun

rencana tindakan, dan melaksanakan

tindakan yang mengarah pada tujuan

yang kita inginkan. Pengukuran problem

solving menggunakan Skala problem

solving, yang digunakan adalah skala

yang disususn oleh Mughni (2002)

dengan mengadaptasi jurnal hasil

penelitian Lyubomirsky, Tucker,

Caldwell & Berg (1999) dan komponen

problem solving dari Haris (1998). yaitu

eksplorasi masalah, membuat tujuan,

pembuatan ide, pemilihan ide,

pelaksanaan dan evaluasi.

2. Dukungan Sosial dari Teman

Sebaya

Dukungan Sosial dari Teman Sebaya

adalah adanya pemberian informasi

baik secara verbal maupun non verbal,

pemberian bantuan tingkah laku atau

materi yang didapat dari teman sebaya

yang akrab atau keberadaan mereka

yang membuat individu merasa

diperhatikan, bernilai, dicintai, dimintai

bantuan, dorongan dan penerimaan

apabila individu mengalami kesulitan.

Dukungan tersebut dapat datang dari

jaringan sosial (teman, tetangga atau

keluarga besar) yang selanjutnya

disebut sebagai jaringan dukungan

8

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

sosial, dimana salah satu bentuk

dukungan sosial itu sendiri adalah

dukungan sosial dari teman sebaya,

yaitu dukungan yang diterima dari

teman sebaya yang berupa bantuan

baik secara verbal maupun non verbal.

Variabel

diukur dengan menggunakan skala

dukungan sosial teman sebaya yang

disusun berdasarkan dimensi fungsi

dukungan sosial dari Gottlieb (1999)

yaitu, dukungan emosi, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental,

dukungan informasi dan keterpaduan

sosial.

HASIL DAN ANALISIS

Hasil yang didapatkan r sebesar

–0.035 dengan p sebesar 0.398 (p >

0.01). hasil tersebut menunjukan ada

hubungan negatif yang signifikan antara

dukungan sosial dari teman sebaya

dengan problem solving. Dengan

demikian maka hipotesis penelitian yang

berbunyi ada hubungan positif antara

dukungan sosial dari teman sebaya

dengan problem solving ditolak, r

sebesar –0.035 dengan p sebesar 0.398

(p > 0.01). hasil tersebut menunjukan

ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dari teman

sebaya dengan problem solving.

Dengan demikian maka hipotesis

penelitian yang berbunyi ada hubungan

positif antara dukungan sosial dari

teman sebaya dengan problem solving

ditolak.

Tabel Korelasi skor Dukungan Sosial dari Teman sebaya dengan skor Problem Solving

Berdasarkan hasil yang diperoleh

dari penelitian ini menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial dari teman

sebaya dengan problem solving pada

remaja.

Ada beberapa hal yang membuat

remaja memilih untuk menyelesaikan

msalahnya sendiri seperti yang

diungkapkan oleh para tokoh berikut ini.

Havinghurts (dalam Mukhtar dkk, 2001)

yang mengatakan bahwa salah satu

tugas perkembangan remaja adalah

mencapai kemandirian secara

emosional dari ketergantungan pada

orang tua maupun orang lain. Hal ini

juga didukung oleh pendapat dari

Garrison (dalam Soesilowindradini,

1982) bahwa salah satu tugas

perkembangan remaja adalah

mendapatkan kemampuan untuk berdiri

sendiri dalam hal-hal yang berhubungan

dengan ekonomi dan sosial.

Berdasarkan jawaban-jawaban

yang diberikan oleh subjek dalam

angket penelitian menunjukan bahwa

remaja memiliki kemampuan dalam

Dukungan Sosial dari

Teman sebaya Problem Solving

Dukungan Sosial Spearman’s rho 1.000 -0.035

Teman Sebaya Sig. (1-tailed) . .398

N 56 56 Problem solving Spearman’s rho -0.035 1

Sig. (1-tailed) 0.398 . N 56 56

9

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

memahami masalah, mengumpulkan

informasi, mencari akar permasalahan

dan membuat beberapa solusi pilihan,

memilih solusi terbaik serta mewujudkan

solusi masalah dengan cara yang

efektif, dan menurut Kneeland (1999)

hal ini juga merupakan faktor-faktor

yang membuat remaja dapat

menyelesaikan masalahnya sendiri.

Berdasarkan penghitungan nilai

perbandingan mean empirik dan mean

hipotetik, menunjukan skor mean

empirik dukungan sosial dan problem

solving lebih tinggi dari skor mean

hipotetik. Lebih lanjut dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel Mean Empirik dan Mean Hipotetik

Variabel Mean Empirik

Mean Hipotetik Std.Deviasi

Dukungan Sosial dari

Teman Sebaya 148.32 125 16.810

Problem solving 143.52 108 23.196

Dari tabel diatas diketahui bahwa

dukungan sosial yang diperoleh subjek

penelitian termasuk dalam kategori

tinggi. Hal ini dapat dilihat dari skor

mean empirik skala dukungan sosial

sebesar 148.32 lebih besar dari pada

mean hipotetik ditambah dengan satu

standar deviasi (125+16.810). Tingginya

dukungan sosial yang dimiliki subjek

dalam penelitian ini mungkin

disebabkan karena remaja ingin

mencapai hubungan yang lebih dewasa

dengan teman sebaya, mencapai

kemandirian secara emosional dari

ketergantungan pada orang tua,

menginginkan untuk melakukan

tindakan-tindakan yang secara sosial

bertanggung jawab, (Havinghurts dalam

Mukhtar dkk, 2001) dan juga

mendapatkan hubungan yang baru dan

lebih matang dengan teman sebaya

(Garrison dalam Soesilowindradini,

1982)

Tabel 8 juga menunjukan bahwa

subjek memiliki kemampuan Problem

solving yang tinggi. Hal ini dapat dilihat

dari mean empirik skor problem solving

(143,52) yang lebih tinggi dari mean

hipotetik ditambah satu standar deviasi

(108+23,196). Tingginya skor Problem

solving subjek menandakan bahwa

subjek penelitian memiliki kemampuan

untuk dapat menyelesaikan masalahnya

sendiri. Menurut Davidof (1988) faktor-

faktor yang mempengaruhi seseorang

dalam menyelesaikan masalahnya

adalah hasil belajar sebelumnya dan

derajat kewaspadaan yang baik. Pada

penelitian ini bentuk engket yang

digunakan adalah subjek diminta untuk

menuliskan masalah dan menuliskan

solusinya dan menggunakan

pengalaman sebelumnya sehingga

terjadi transfer positif.

Dalam hal ini subjek penelitian

merupakan remaja diasumsikan

memiliki transfer positif yaitu

menggunakan pengalaman sebelumnya

dan derajat kewaspadaan dimana pada

saat akan terjadi masalah remaja sudah

10

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

mulai dapat mengidentifikasikannya dan

memungkinkan remaja untuk

mengindarai masalah yang akan terjadi.

Hal ini membuat para remaja dapat

menyelesaikan masalahnya sendiri

tanpa memerlukan dukungan sosial dari

teman sebaya.

Berdasarkan dari beberapa solusi

yang diberikan oleh subjek juga ada

yang mengatakan pada saat

menghadapi masalah remaja berdoa

dan memohon petunjuk kepada Tuhan.

Lissner (1980) mengemukakan

adanya perbedaan pokok antara

manusia dan hewan, yaitu bahwa

manusia tidak puas hanya sekedar

untuk tidur, makan dan menghangatkan

tubuh saja. Manusia memiliki hasrat

bawaan yang menarik perhatian yang

dapat dinamakan kerohanian. Menurut

Lissner pangkal semua peradaban dari

jaman ke jaman adalah usaha untuk

mencari Tuhan, karena itu jika manusia

mau memikirkan pertanyaan apakah

Tuhan itu ada berarti manusia tidak

mengabaikan salah satu cirri dari

kemanusiaan yakni kerohanian, sebuah

kamus memberi batasan atau definisi

dari Tuhan sebagai yang membuat dan

menggendalikan jagad raya.

Menurut Bibbley (dalam Argyle,

2000) seseorang menjadi percaya

kepada Tuhan karena adanya dua

macam pembelajaran dari lingkungan

sosialnya yaitu, modelling dari kedua

orang tuanya dan tingkah laku dari

lingkungan yang memberikan dorongan

untuk membuatnya lebih percaya.

Seperti halnya yang dialami oleh para

remaja pada saat mendapatkan

masalah ada beberapa remaja yang

berserah diri kepada Tuhan dengan

cara banyak berdoa kepada Tuhan.

SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

yang sidnifikan antara dukungan sosial

dari teman sebaya dengan problem

solving pada remaja. Secara khusus

berdasarkan perbandingan mean

empirik dan mean hipotetik, dapat

disimpulkan bahwa dukungan sosial

dari teman sebaya pada subjek

termasuk kategori tinggi dan

kemampuan problem solving subjek

juga tinggi

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Subjek penelitian disarankan

untuk mempertahankan kemampuan

problem solvingnya.

2. Untuk peneliti selanjutnya :

Peneliti menyarankan agar peneliti

selanjutnya mencari variabel lain

missalnya lingkungan tempat tinggal

dan apakah ada perbedaan dukungan

antara teman pria dan wanita subjek

yang dapat membantu remaja dalam

menyelesaikan masalahnya dengan

dukungan dari teman-teman sebaya

dan orang di sekitarnya.

11

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN SEBAYA ...

12

DAFTAR PUSTAKA Achir, Y. A. 1996. Mengenal &

Memahami Masalah Remaja. Jakarta : PT. Pustaka Antara.

Bedel, J.R & Lennox, S.S. 1994. Hand Book For Communication & Problem Solving Skills Training/ A Cognitive-Behavioral Approach. Brisebane. John Wiley & Sons. Inc.

Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi Ke-5. Terjemahan : Kartini Kartono. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Davidoff, L. L. 1998. Psikologi Suatu Pengantar. Edisi ke-2. Alih bahasa : Soenardji. Jakarta : Erlangga.

Dixon, D. N. & Glover, J. A. 1984. Counseling : A problem-Solving Approach. USA : John Wiley & Sons. Inc.

Gottlieb, B.H. 1983. Social Support Strategies. Beverly Hills, CA : Sage Publication, Inc.

Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y.D. 1995. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Hall, C.S., & Lindzey, G. 1985. Introduction to Theories of Personality. Alih bahasa : A. M. Mangunharja. Jakarta : Kanisius.

Haris, R. 1998. Introduction To Problem Solving. www.Virtual Salt. Com.

Hurlock, E. B. 1949. Adolescent Development. New York : Mac Graw Hill Book. Co

Hurlock, E.B. 1993. Perkembangan Anak Jilid I : Edisi Keenam. Alih Bahasa : Tjandra .M & Zarkasih .M. Jakarta : Erlangga.

Kneeland, S. 1999. Essential : Solving Problem. Jakarta : Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Lemme, B. H. 1994. Development in Adulthood. Boston : Allyn & Bacon.

Lissner, Ivar Dr. 1980. Kebahagiaan : Cara memperolehnya. New York : Wath Tower bible and tract societi

Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S. R. 1999. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada.

Mughni. 2002, Perbedaan Persepsi Kemampuan Problem Solving individu ruminatif. Skripsi (Tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia.

Mukhtar., Ardiyanti, N., & Sulistiyaningsih, E. 2001. Konsep Diri Remaja, Jakarta : PT Rakasta Semesta.

Munandar, A. S. 1996. Mengenal & Memahami Masalah Remaja : Remaja & Permasalahannya. Jakarta : Pustaka Antara.

Rogacion, M. R. 1996. Konseling Sebaya Sebuah Gaya Hidup : Tumbuh Bersama Sahabat 1. Yogyakarta : Kanisius.

Santrock, J.W. 1998. Adolescent. Fourth Edition. Dallas : Brown Publisher.

Sarwono, S.W. 1990. Psikologi Sosial : Individu & Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Soesilowindradini, M. A. 1982. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.