HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT …/Hubungan... · Pada Hari Kamis, Tanggal 15...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT …/Hubungan... · Pada Hari Kamis, Tanggal 15...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN
TINGKAT KUALITAS HIDUP
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
YUANNISA PRATITA DEVI
G0008040
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Hubungan antara Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup
Yuannisa Pratita Devi, G0008040, Tahun 2011
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan
Tim Ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Kamis, Tanggal 15 Desember2011
Pembimbing Utama,
Nugrohoaji Dharmawan, dr., Sp.KK., M.Kes. NIP:1975 1030 200812 1 001
Penguji Utama,
M. Eko Irawanto, dr., Sp.KK. NIP:1975 1225 200812 1 003
Pembimbing Pendamping,
Hardjono, Drs., M.Si. NIP:1959 0119 198903 1 002
Anggota Penguji,
Made Setiamika, dr., Sp.THT-KL NIP : 1955 0727 198312 1 002
Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes.
NIP : 1966 0702 199802 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 12 Desember 2011
Yuannisa Pratita Devi
G0008040
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Yuannisa Pratita Devi, G0008040. 2011. Hubungan antara Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan: Untuk mengetahui adanya hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Prambanan, Sleman. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah fixed exposure sampling dengan jumlah sampel sebanyak 202 siswa. Seluruh sampel diperiksa secara klinis untuk menentukan tingkat keparahan akne vulgaris melalui skor Global Acne Grading System (GAGS), kemudian dilakukan pengisian kuesioner Cardiff Acne Disability Index (CADI) untuk menilai tingkat kualitas hidup. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji bivariat Chi-Square, Odds Ratio, dan uji multivariat regresi logistik berganda. Hasil: Berdasarkan perhitungan bivariat, untuk variabel akne vulgaris didapatkan nilai p=0,000, menunjukkan secara keseluruhan akne vulgaris berhubungan secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup (p<0,05) dengan kekuatan hubungan orang yang tidak akne vulgaris memiliki kualitas hidup 26,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki akne vulgaris (OR=26,259). Untuk variabel sosial ekonomi didapatkan nilai p=0,336, menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara sosial ekonomi dengan kualitas hidup (p>0,05).
Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat akne vulgaris memiliki hubungan secara signifikan dengan tingkat kualitas hidup. Semakin berat tingkat keparahan akne vulgaris menunjukkan semakin rendah kualitas hidup penderitanya.
Kata Kunci: kualitas hidup, akne vulgaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Yuannisa Pratita Devi, G0008040. 2011. Correlation between Acne Vulgaris with The Level of Quality of Life. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objective: To determine correlation between akne vulgaris with the level of quality of life. Method: This type of study was an observational analytic study with cross-sectional study approach. The subjects in this study were students of SMAN 1 Prambanan, Sleman. The sampling technique that used was fixed exposure sampling with sample size of 202 students. All samples were examined clinically to determine the severity of acne vulgaris through Global Acne Grading System score (GAGS), then Cardiff Acne Disability Index (CADI) questionnaire form filled out was done to assess the level of quality of life. The data that obtained were analyzed by using Chi-Square bivariate test, Odds Ratio, and multiple logistic regression multivariate test. Results: Based on bivariate calculations, there was p=0.000 on acne vulgaris variable, it showed that the overall acne vulgaris was significantly correlated affected the quality of life (p <0.05) with the strength of the relationships of people whose not acne vulgaris had the quality of life 26,2 higher than people whose acne vulgaris (OR=26,259). For socio-economic variables was p=0.336, it showed that correlated between socio-economic with quality of life was not significantly (p>0.05). Conclusions: The research can be concluded that the acne vulgaris was significantly correlated with the level of quality of life. The higher the level of severity of acne vulgaris showed the lower the quality of life of sufferes. Keywords: quality of life, acne vulgaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kepada Allah swt, dengan
segala rahmat dan anugerah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lain adalah berkat peran serta banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Nugrohoaji Dharmawan, dr., Sp.KK., M.Kes., selaku Pembimbing Utama yang telah memberi bimbingan dan nasihat dalam penyusunan skripsi ini.
3. Hardjono, Drs., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberi bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.
4. M. Eko Irawanto, dr.,Sp.KK., selaku Penguji Utama yang telah memberi kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Made Setiamika, dr., Sp.THT-KL., selaku Anggota Penguji yang telah memberi kritik dan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian Skripsi FK UNS Surakarta.
7. Prof. Dr. A. Guntur H., dr., Sp.PD-KPTI., selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan pengarahannya selama menjalani perkuliahan.
8. Siswa SMAN 1, Prambanan, Sleman yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
9. Ibu tercinta, Dra. Susilowati dan Papa tercinta, Drs. Sutoto Jatmiko, M.M., juga adik-adikku tersayang Naufal Zaidan Muttaqin dan Rafif Zuhair Mua’fa atas doa, dukungan, dan kasih sayangnya yang tak terbatas.
10. Arya Anindia Widiatama yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam segala hal dan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan selama kuliah dan selama penyusunan skripsi, Avionita R., Noniek R., dan Wiji H.
12. Teman SMA, teman sejawat Pendidikan Dokter angkatan 2008, Kos Kepodang, Kos Fortuna atas semangat, bantuan, dan kebersamaannya.
13. Pihak-pihak lain yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu. Dalam penyusunan skripsi ini, tentu masih banyak terdapat kekurangan
sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan yang lebih baik di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak.
Surakarta, 12 Desember 2011
Yuannisa Pratita Devi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
PRAKATA ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4
1. Akne Vulgaris ....................................................................... 4
a. Definisi ........................................................................... 4
b. Epidemiologi .................................................................. 4
c. Etiologi ........................................................................... 5
d. Klasifikasi ....................................................................... 9
e. Patogenesis ..................................................................... 10
f. Gejala Klinis ................................................................... 12
g. Klasifikasi dan Evaluasi Tingkat Keparahan ................. 13
h. Metode Perhitungan Lesi ................................................ 14
i. Penatalaksanaan .............................................................. 15
2. Kualitas Hidup ..................................................................... 15
a. Definisi ........................................................................... 15
b. Dimensi ........................................................................... 15
c. Pengukuran ..................................................................... 16
3. Hubungan Akne Vulgaris dengan Kualitas Hidup ............... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Kuesioner Kualitas Hidup Penderita Akne Vulgaris ............ 18
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 20
C. Hipotesis ..................................................................................... 20
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 21
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 21
B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 21
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 21
D. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 22
E. Rancangan Penelitian ................................................................. 23
F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 23
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 24
H. Instrumen Penelitian ................................................................... 28
I. Cara Kerja ................................................................................... 28
J. Teknik Analisis Data .................................................................. 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN ....................................................................... 32
BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................. 46
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 52
A. Simpulan ..................................................................................... 52
B. Saran ........................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53
LAMPIRAN ...................................................................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. The Global Acne Grading Scale ................................................... 14
Tabel 2. The Global Acne Grading Scale ................................................... 25
Tabel 3. Uji Chi-Squre ................................................................................ 29
Tabel 4. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur ........................................... 33
Tabel 5. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 34
Tabel 6. Distribusi Subjek Berdasarkan Kejadian Akne Vulgaris .............. 35
Tabel 7. Distribusi Subjek Berdasarkan Lama Menderita
Akne Vulgaris ............................................................................... 36
Tabel 8. Tabulasi Silang Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ............ 37
Tabel 9. Hasil Analisis Bivariat Akne Vulgaris dengan
Tingkat Kualitas Hidup ................................................................. 40
Tabel 10. Karakteristik Data Uang Saku ....................................................... 41
Tabel 11. Hasil Analisis Bivariat Sosial Ekonomi dengan
Tingkat Kualitas Hidup ................................................................. 42
Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda .................................... 44
Tabel 13. Pengaruh Tiap Variabel terhadap Kualitas Hidup ........................ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur ......................................... 33
Gambar 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 34
Gambar 3. Distribusi Subjek Berdasarkan Kejadian Akne Vulgaris ........... 35
Gambar 4. Distribusi Subjek Berdasarkan Lama Menderita
Akne Vulgaris ............................................................................. 36
Grafik 5. Hasil Analisis Bivariat Akne Vulgaris dengan
Tingkat Kualitas Hidup .............................................................. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Formulir Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Data Subjek Penelitian
Lampiran 5. Perhitungan Statistik
Lampiran 6. Foto Sampel
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari SMAN 1 Prambanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh peradangan
kelenjar sebasea yang ditandai dengan kelainan kulit berupa komedo, papul,
pustul, nodul, dan pseudokista. Penyakit kulit ini dialami 85% sampai 100%
orang pada suatu waktu selama hidup mereka (Feldman, dkk., 2004). Telah
dilaporkan bahwa usia remaja (12-24 tahun) merupakan kelompok yang paling
sering menderita akne sebesar 85%, usia 25-34 tahun sebesar 8%, sedangkan
usia 35-44 tahun sebesar 3% (Leyden, 2003). Tempat predeleksi akne paling
sering adalah wajah (99%) dan di tempat lain seperti leher, bahu, dada, dan
punggung sekitar 1% (Achyar dan Ashadi, 2001).
Di jaman modern ini faktor penampilan memegang peran penting dalam
setiap kegiatan. Berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh penampilan
yang cantik dan menarik, sehingga adanya akne yang ringan sekalipun di
wajah dirasakan sangat mengganggu penampilan (Cunliffe dan Simpson,
1998). Meskipun hanya masalah penampilan, dampaknya bisa jauh lebih
dalam dari permukaan kulit yang terkena akne tersebut dimana dapat menjadi
beban emosional dan psikologis pada pasien yang mungkin jauh lebih buruk
daripada dampak fisiknya (Ayer dan Burrows, 2006). Perubahan penampilan
kulit ini mungkin menimbulkan perubahan citra tubuh yang menghasilkan rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
marah, takut, malu, kecemasan, depresi (Ayer dan Burrows, 2006), rendah
diri, dan hambatan hubungan sosial dengan keluarga atau rekan kerja (Tan
dkk., 2001). Akne memang tidak mengancam jiwa tetapi dapat berdampak
pada kualitas hidup penderitanya. Penderita akne vulgaris dilaporkan juga
terjadi penurunan skor kualitas hidup dalam segala aspek (Tan dkk., 2001).
Adanya akne terkadang sering dianggap remeh oleh komunitas medis dan
masyarakat umum sebagai penyakit biasa yang terkait dengan pertumbuhan
dewasa seseorang. Padahal, bukti-bukti ilmiah telah menggambarkan bahwa
efek dari kondisi ini jauh lebih buruk dari kulit luarnya saja. Ini termasuk efek
pada kesehatan psikiatris, psikologis kesejahteraan, dan kualitas hidup. Akne
berperan dalam proses-proses kejiwaan dan psikologis lebih daripada
kebanyakan kondisi dermatologis lainnya. Efek nondermatologikal ini terjadi
oleh karena dampak dari distribusi lesi, dan tekanan yang kuat dari populasi
tertentu yang ditujukan pada penampilan fisik mereka (Hanna, dkk., 2003).
Mengingat prevalensi akne vulgaris yang tinggi dan dampak psikologis
yang menimpa penderitanya, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
antara akne vulgaris yang berdampak pada tingkat kualitas hidup
penderitanya. Mengukur dampak akne terhadap kualitas hidup ini
memungkinkan kita untuk memahami penyakit dari titik pandang pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara akne vulgaris
dengan tingkat kualitas hidup.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memperluas wacana ilmu pengetahuan khususnya
Ilmu Kedokteran Kulit dan untuk memberikan data ilmiah mengenai
hubungan akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup.
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat memberi masukan betapa pentingnya dilakukan
pencegahan dan penatalaksanaan dini pada penderita akne vulgaris
yang dilihat dari sudut pandang penderita dan juga dilihat dari aspek
psikologis penderitanya mengingat secara estetika dan penampilan
akne vulgaris berperan memberi dampak psikologis bagi
penderitanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Akne Vulgaris
a. Definisi
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan
kronis yang mengenai unit pilosebasea, yang ditandai oleh
pembentukan komedo, papul eritematosa, pustul, nodul, pseudokistik
dan beberapa kasus dapat meninggalkan jaringan parut dan sikatriks
pada tempat predileksinya (Wasitaatmadja, 2010).
b. Epidemiologi
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang paling sering ditemukan.
Akne vulgaris umumnya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.
Telah dilaporkan bahwa usia remaja (12-24 tahun) merupakan
kelompok yang paling sering menderita akne sebesar 85%, usia 25-
34 tahun sebesar 8%, dan usia 35-44 tahun sebesar 3% (Leyden,
2003) dimana wanita lebih banyak mengalami daripada pria (Siregar,
2004). Sedangkan rentang usia untuk wanita berkisar antara 14-17
tahun dan 16-19 pada pria (Wasitaatmadja, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Etiologi
Etilogi akne vulgaris memang beragam. Salah satu faktor penting
timbulnya akne vulgaris adalah sebum yang dihasilkan oleh kelenjar
palit (Siregar, 2004).
Berbagai macam faktor yang diyakini mempengaruhi timbulnya
akne, yaitu:
1) Sebum
Pada penderita akne terjadi produksi sebum yang
berlebihan dari kelenjar sebasea. Penderita akne akan
memproduksi sebum yang lebih banyak daripada orang yang
tanpa akne, meskipun kualitas dari sebum yang dihasilkan tetap
sama. Salah satu komponen sebum, yaitu trigliserida, memiliki
peran dalam patogenesis akne. Trigliserida diubah menjadi asam
lemak bebas oleh Propionibacterium acnes, flora normal unit
pilosebasea. Asam lemak bebas ini akan mempromosikan
penggumpalan bakteri lebih lanjut dan kolonisasi P.acnes,
inflamasi, dan mungkin komedogenik. Hal-hal lain yang
berpengaruh dalam peningkatan produksi sebum adalah aktifitas
androgen (Wasitaatmadja, 2010). Hormon-hormon androgenik
juga mempengaruhi produksi sebum, seperti testosteron yang
mengakibatkan pembesaran kelenjar sebasea yang akhirnya
meningkatkan produksi sebum (Murata, dkk., 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Bakteri
Mikroorganisme yang terlibat dalam patogenesis akne yaitu
Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, dan
Pityorosporum ovale. Diantara mikroflora tersebut yang paling
berperan adalah Propionibacterium acnes (Wasitaatmadja, 2010).
3) Herediter
Faktor herediter sangat berpengaruh pada aktivitas kelenjar
palit (glandula sebasea). Pada 60% pasien, riwayat akne juga
didapatkan pada satu atau kedua orang tuanya. Penderita akne
yang berat umumnya mempunyai riwayat keluarga yang positif.
Diduga faktor genetik berperan dalam gambaran klinik,
penyebaran lesi, dan lamanya kemungkinan mendapat akne
(Rzany dan Kahl, 2006).
Dilaporkan bahwa akne derajat berat sering ditemukan pada
keluarga kembar homozigot dan heterozigot dengan presentase
54%. Genetik berhubungan dengan timbulnya akne, hal ini
dipengaruhi oleh hormon androgen dan abnormal lipid.
Dibuktikan pada akne neonatal ditemukan adanya kelainan
familial hyperandrogenisme dan aktivitas steroid 21-hydroxylase
yang tidak adekuat. Juga kejadian akne disebabkan oleh mutasi
gen CYP21 (Zouboulis, dkk., 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4) Hormonal
Hormon androgen memegang peranan penting karena
kelenjar sebasea sangat sensitif terhadap hormon ini. Seperti
testosteron yang mengakibatkan pembesaran kelenjar sebasea
yang akhirnya meningkatkan produksi sebum (Murata, dkk.,
2006). Progesteron juga dapat berpengaruh dalam timbulnya akne
pada wanita. Hal ini dipengaruhi siklus menstruasi dan
kehamilan karena adanya perubahan kadar hormon progesteron
menyebabkan kelenjar ovarium aktif yang nantinya akan
meningkatkan hormon androgen sehingga produksi sebum
meningkat (Cunliffe dan Gollnick, 2001). Hormon inilah yang
biasanya dapat menyebabkan akne premenstrual (Wasitaatmaja,
2010).
5) Psikis
Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosional dapat
menyebabkan eksaserbasi akne. Stres dapat menimbulkan
peningkatan produksi sebum dan asam lemak bebas. Dalam
keadaan anaerob, peningkatan sebum ini menyediakan
lingkungan yang baik untuk pertumbuhan Propionibacterium
acnes yang dapat menimbulkan inflamasi, folikel pilosebasea dan
berperan dalam pembentukkan komedo (Kery, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6) Kosmetik
Pemakaian kosmetik yang mengandung lanolin, petrolatum,
minyak tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan kimia murni secara
terus-menerus dalam waktu lama, dapat menyebabkan suatu bentuk
akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dengan
beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu (Wasitaatmaja,
2010).
7) Bahan-bahan kimia
Beberapa bahan kimia yang dapat menyebabkan erupsi yang
mirip dengan akne, seperti iodida, antibiotik, kortikosteroid, INH,
obat antikonvulsan, tetrasiklin, dan vitamin B12 (Widjaja, 2000).
8) Iklim
Termasuk faktor sinar ultraviolet, kelembaban udara,
temperatur, mungkin berpengaruh pada aktivitas kelenjar sebasea
(Wasitaatmaja, 2010). Didapatkan 60% perbaikan akne di daerah
tropis pada saat musim panas atau kemarau (Widjaja, 2000).
9) Diet/makanan
Makanan sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya
akne masih diperdebatkan (Wasitaatmadja, 2010). Penyelidikan
terakhir membuktikan bahwa diet atau sedikit atau tidak
berpengaruh terhadap akne. Namun, begitu banyak pasien
dengan akne percaya bahwa diet merupakan salah satu faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang dapat memperburuk penyakitnya. Suatu studi menyebutkan
bahwa 41% mahasiswa kedokteran tahap akhir Universitas
Melbourne meyakini bahwa diet merupakan faktor yang dapat
memperburuk kejadian akne (Smith dan Mann, 2007).
d. Klasifikasi Akne Vulgaris
Menurut keragamannya akne vulgaris dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa tipe diantaranya (With, 2007):
1) Tipe 1: umumnya komedo, papula, atau pustula sedikit, tanpa skar
2) Tipe 2: komedo lebih banyak, umumnya papula dan pustula dengan
skar sedikit.
3) Tipe 3: banyak komedo, papula dan pustula menyebar ke punggung,
dada dan bahu. Kadang ditemukan kista, nodul, skar sedang.
4) Tipe 4: lebih banyak kista pada wajah, leher, dan lengan dengan
beberapa skar.
Sedangkan menurut derajat inflamasinya akne dapat
diklasifikasikan menjadi (Leyden, 1997):
1) Akne Komedonal
Gambaran klinik pertama dari akne selalu diawali dengan
adanya komedo non inflamasi yang biasa ditemukan pada kening,
dagu, hidung, pipi. Akne bentuk ini berkembang pada remaja atau
awal dewasa oleh karena peningkatan produksi sebum dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
deskuamasi abnormal dari epitel. Kolonisasi oleh P. acnes belum
terjadi sehingga belum ditemukan inflamasi.
2) Akne dengan inflamasi ringan
Banyak pasien remaja setelah fase akne komedonal tanpa
inflamasi yang merupakan suatu bentuk ringan dari akne,
berkembang menjadi bentuk papul atau pustul dengan komedo yang
semakin sedikit. Tipe inflamasi ringan dari akne ini berkembang
pada wanita dewasa. Lesi muncul dari mikro komedo dengan
deskuamasi abnormal epitel folikel dan proliferasi dari P. acnes.
3) Akne inflamasi
Banyak gambaran komedo, papul dan pustul pada wajah dan
badan. Stadium awal dari akne komedo tanpa inflamasi kemudian
berkembang menjadi lesi inflamasi pada wajah, perkembangan dari
tipe ini pada umumnya terbentuk erupsi di wajah diikuti badan.
Sejumlah kecil pasien selanjutnya didapatkan menjadi destruktif.
Tipe inflamasi berhubungan dengan luas dan dalam nodul inflamasi.
e. Patogenesis Akne Vulgaris
Empat faktor utama yang berperan dalam patogenesis akne vulgaris
adalah:
1) Peningkatan produksi sebum
Menurut Kligman, sebum ibarat minyak lampu pada akne, ini
diartikan bahwa tanpa sebum, akne tidak mungkin terjadi. Terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
hubungan yang selaras antara peningkatan produksi sebum,
permulaan akne pada masa pubertas, dan berat ringannya akne.
Ternyata hormon androgen yang secara nyata akan meningkat
produksinya saat pubertas disangka mempunyai peranan dalam
proses keratinasi sel epidermis, komposisi sebum dan permeabilitas
sel pilosebasea. Hormon ini dapat menyebabkan aktifitas kelenjar
sebasea menjadi meningkat dan mengalami hipertrofi yang
akhirnya meningkatkan produksi sebum (Wasitaatmaja, 2010).
2) Hiperkeratosis epitel folikular
Peningkatan kornifikasi saluran pilosebasea secara klinis
tampak sebagai komedo (whitehead dan blackhead). Hal ini
disebabkan oleh terjadinya akumulasi korneosit di saluran
pilosebasea. Peningkatan kornifikasi ini bisa disebabkan oleh
peningkatan poliferasi korneosit, kegagalan pemisahan korneosit
atau kombinasi dari keduanya (Rahimah dan Zulkarnaen, 2002).
3) Proliferasi bakteri
Salah satu peranan dalam terjadinya akne adalah bakteri.
Pada kulit penderita akne ditemukan tiga kelompok besar
mikroorganisme, yaitu Propionibacterium acnes, Staphylococcus
epidermidis, dan satu golongan fungus ialah Pityorosporum ovale.
Diantara mikroflora tersebut yang paling penting adalah
Propionibacterium acnes yang menghasilkan bahan-bahan aktif
seperti lipase, protease, hialuronidase, fosfatase, dan smooth muscle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
contracting substance. Bahan-bahan ini akan meningkatkan
lipolisis sehingga asam lemak bebas yang ada di permukaan kulit
meningkat. Asam lemak bebas itu bersifat komedogenik (Hidayah,
dkk., 2003).
4) Inflamasi
Inflamasi yang terjadi bukan disebabkan oleh bakteri itu
sendiri melainkan akibat mediator biologik aktif dalam folikel yang
dihasilkan oleh P. acnes. Mediator tersebut nantinya dapat
mencapai jaringan sekitar unit pilosebaseus secara difusi, yang
kemudian terjadi proses inflamasi (Hidayah, dkk., 2003).
f. Gejala Klinis
Tempat predileksi akne adalah bagian tubuh dengan kelenjar
sebasea terbanyak dan terbesar, yaitu: pada wajah, bahu, dada bagian
atas, dan punggung bagian atas (Feldman, dkk., 2004). Lokasi kulit
lainnya yang kadang-kadang terkena adalah leher, lengan bagian
atas, dan glutea.
Lesi biasa berupa komedo, papul, pustul, dan nodul serta parut
akibat proses aktif. Komedo merupakan lesi primer, ada yang
blackhead dan ada yang whitehead. Gejala lokal dapat berupa nyeri,
nyeri tekan, dan gatal (Wasitaatmadja, 2010). Selain itu kejadian
akne vulgaris sering mempengaruhi kondisi psikologis pasien dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mempengaruhi kualitas hidup penderita sesuai dengan keparahan
atau gradasi dari penyakit (Hafez, 2009).
g. Klasifikasi dan evaluasi derajat keparahan akne vulgaris
Manifestasi klinis akne dibedakan menjadi lesi non inflamatif dan
inflamatif. Lesi non inflamatif terdiri dari komedo terbuka dan tertutup,
sedangkan lesi inflamatif terdiri dari papul, pustul, dan nodul (Cunliffe
dan Simpson, 1998). Penilaian keparahan akne terus menjadi tantangan
para ahli dermatologi. Sampai saat ini belum ada sistem gradasi akne
vulgaris yang diterima secara universal. Ada beberapa metode untuk
mengklasifikasikan derajat akne vulgaris yaitu, berdasarkan Consensus
Conference on Acne Classification (1990), akne vulgaris
diklasifikasikan menjadi: derajat ringan terdapat sedikit sampai
beberapa papul atau pustul tanpa nodul; derajat sedang berupa
beberapa sampai banyak papul atau pustul dan sedikit sampai beberapa
nodul; derajat berat bila banyak sekali papul atau pustul dan sedikit
atau beberapa nodul (Pochi dkk., 2001). Sedangkan klasifikasi derajat
keparahan akne berdasarkan kombinasi antara lesi non inflamatif
dengan inflamatif, yaitu: akne ringan bila lesi non inflamatif <20 atau
lesi inflamatif <15 atau total lesi <30; akne sedang bila lesi non
inflamatif 20-100 atau lesi inflamatif 15-50 atau total lesi 30-125; akne
berat bila lesi non inflamatif >100 atau lesi inflamatif >50 atau total
lesi >125 (Lechmann dkk, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
h. Metode Perhitungan Lesi
Metode perhitungan lesi didasarkan atas adanya lesi akne pada
seluruh wajah. Selain kedua metode yang telah dipaparkan
sebelumnya, klasifikasi derajat keparahan akne dapat menggunakan
metode Global Acne Grading System (GAGS) yang ditemukan
Doshi, Zaheer dan Stiller pada tahun 1997. Sistem ini membagi
wajah, dada, dan punggung dalam enam area (dahi, pipi kiri, pipi
kanan, hidung, dagu, dan dada dan punggung) dan menetapkan
faktor dari tiap area sebagai dasar ukuran (Adityan, dkk., 2009).
Tabel 1. The Global Acne Grading System
Lokasi Faktor
Dahi
Pipi kanan
Pipi kiri
Hidung
Dahi
Dada dan punggung
2
2
2
1
1
3
Sumber: Adityan, dkk. (2009)
Catatan: Tiap lesi diberi nilai tergantung dari keparahannya. Tidak ada
lesi=0, komedo= 1, papul= 2, pustul= 3 dan nodul= 4. Skor pada tiap area
(local score) dihitung menggunakan formula: Local score = Faktor x grade
(0-4). Global score adalah jumlah dari local score, dan keparahan akne
diklasifikasi menurut global score. Skor 1-18= ringan, 19-30=sedang, dan
>31= berat. Batas-batas pada wajah digambarkan oleh garis rahang, garis
rambut dan telinga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
i. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah
terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat
yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan
bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh
berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh
sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan,
musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh
penderita (Wasitaatmadja, 2010).
2. Kualitas Hidup
a. Definisi
Kualitas hidup adalah derajat kenikmatan atau kepuasan yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari sedangkan World Health
Organization (WHO) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi
individu terhadap posisi mereka dalam budaya dan sistem nilai
tempat mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan dan
harapan mereka serta standar yang ingin dicapainya (WHO, 1995).
b. Dimensi Kualitas Hidup
Kualitas hidup terkait kesehatan mencakup dimensi sebagai berikut
(Kubba, dkk., 2009):
1) Dimensi fisik
Dimensi merujuk pada gejala-gejala yang terkait penyakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dan pengobatan yang dijalaninya.
2) Dimensi fungsional
Dimensi ini terdiri atas perawatan diri, mobilitas serta level
aktivitas fisik seperti kapasitas untuk dapat berperan dalam
kehidupan keluarga maupun pekerjaan.
3) Dimensi psikologis
Meliputi fungsi kognitif, status emosi, serta persepsi terhadap
kesehatan, kepuasan hidup, serta kebahagiaan.
4) Dimensi sosial
Meliputi penilaian aspek kontak dan interaksi sosial secara
kualitatif maupun kuantitatif.
c. Pengukuran
Beberapa penelitian menggunakan instrumen yang telah divalidasi
baik yang umum atau untuk penyakit spesifik, yang dapat
mengevaluasi kualitas hidup pasien. Instrumen umum bermanfaat
karena memungkinkan perbandingan langsung kepada populasi lain,
tapi instrumen ini dibatasi oleh kurangnya kekhususan penyakit dan
terlalu luas. Instrumen penyakit spesifik lebih relevan dalam
mengukur variabel untuk orang dengan kondisi kulit yanglebih
sensitif, tetapi instrumen ini tidak memungkinkan perbandingan
dengan populasi non dermatologikal (Hanna, dkk., 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pengukuran kualitas hidup dilakukan menggunakan kuesioner
yang telah divalidasi. Terdapat berbagai jenis pengukuran kualitas
hidup. Kuesioner spesifik untuk dermatologi yaitu Dermatology Life
Quality Index (DLQI), Skindex, and Dermatology Quality of Life
Scales (DQOLS). Sedangkan kuesioner spesifik untuk akne meliputi
Cardiff Acne Disability Index (CADI) dan Assessment of the
Psychological and Social Effects of Acne (APSEA) (Kubba, dkk.,
2009).
3. Hubungan antara Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup
Penyakit kulit bisa berdampak besar pada kualitas hidup seseorang.
Secara keseluruhan kualitas hidup merupakan semua konsep termasuk
menggabungkan semua faktor yang berdampak pada kehidupan individu.
Konsep ini dapat dibagi menjadi beberapa komponen, termasuk
psikologis, sosial dan fisik. Di jaman seperti ini, faktor penampilan
memegang peran penting dalam setiap kegiatan (Cunliffe dan Simpson,
1998). Ditemukan bahwa baik perempuan dan laki-laki menganggap efek
timbulnya akne menjadi aspek penampilan yang paling mengganggu dari
penyakit mereka dan efek negatif dari akne terjadi pada kedua pasien
baik tua dan muda. Bahkan akne ringan sekalipun dirasakan sangat
mengganggu penampilan yang dapat menimbulkan masalah yang
signifikan bagi beberapa pasien yaitu mengurangi kualitas hidup mereka
dan dalam beberapa kasus dapat mengurangi fungsi sosial mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dalam sebuah literatur penelitian dilaporkan bahwa banyak mahasiswa
merasa agresif, frustrasi atau malu sebagai akibat memiliki akne. Ada
hubungan cukup kuat antara tingkat keparahan akne dengan kualitas
hidup penderitanya. Penelitian ini menunjukkan korelasi yang cukup kuat
antara total skor penilaian kualitas hidup dan keparahan akne vulgaris.
Dampak buruk terhadap kualitas hidup meningkat dengan tingkat
keparahan akne vulgaris, yaitu semakin parah akne yang dialami
penderita, semakin rendah kualitas hidupnya. Hal ini menunjukkan
bahwa dampak dari jerawat terhadap kualitas hidup harus diperhatikan
dalam pengelolaan jerawat wajah (Hanisah, dkk., 2009).
4. Kuesioner Kualitas Hidup Penderita Akne Vulgaris
Cardiff Acne Disability Index (CADI) adalah kuesioner yang
dilaporkan telah divalidasi dengan baik. Kuesioner ini terdiri atas lima
pertanyaan dengan skala Likert, yang dikategorikan menjadi empat
respon (0-3). Total skor akhir 0-15. Cardiff Acne Disability Index
(CADI) ini dirancang untuk digunakan pada remaja dan dewasa muda
dengan akne vulgaris. Kuesioner ini berisi lima pertanyaan berhubungan
dengan perasaan agresi, frustrasi, interferensi dengan kehidupan sosial,
menghindari fasilitas publik, mengubah penampilan kulit (selama 1
bulan), dan seberapa buruk jerawat sekarang. Skor CADI dihitung
dengan menjumlahkan skor setiap pertanyaan dan menghasilkan
kemungkinan skor maksimum yang dicapai adalah 15 dan skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
minimum adalah 0. Skor CADI yang dikatakan rendah jika memiliki
skor (0-4), menengah dengan skor (5-9) dan tinggi dengan skor (10-15).
Semakin rendah nilai kumulatif skor CADI, semakin rendah tingkat
kecacatan yang dialami oleh siswa (kualitas hidup semakin tinggi)
sementara semakin tinggi nilai kumulatif skor menunjukkan kecacatan
yang lebih tinggi pula (kualitas hidup semakin rendah) (Hanisah, dkk.,
2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
B. Kerangka Pemikiran
Keterangan: ( ) variabel yang diteliti
( ) variabel tidak terkendali
( ) variabel terkendali
C. Hipotesis
Terdapat hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup,
yaitu semakin berat tingkat keparahan akne vulgaris, semakin rendah kualitas
hidup penderitanya.
Lama menderita akne
Sosial ekonomi
Riwayat penyakit kronik
Akne Vulgaris
Penampilan dan estetika menurun
Perubahan kehidupan pribadi dan sosial
Persepsi Kualitas hidup Rendah
Dampak psikologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan studi cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
pendekatan sekaligus pada suatu saat (Taufiqurrahman, 2008).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Prambanan, Sleman.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang menjadi batasan populasi adalah siswa SMAN 1
Prambanan, Sleman yang memiliki kriteria di bawah ini :
1. Kriteria inklusi :
a. Usia 14-20 tahun,
b. Kondisi kesehatan umum baik,
c. Bersedia menandatangani formulir persetujuan penelitian.
2. Kriteria eksklusi :
a. Menderita penyakit kronis,
b. Menstruasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah fixed exposure
sampling, yaitu skema pencuplikan yang dimulai dengan memilih sampel
berdasarkan status paparan subjek yang sudah fixed (Murti, 2006). Sampel
akne vulgaris sebagai kasus, sedangkan sampel tidak berakne vulgaris sebagai
kontrol. Semua kasus akne vulgaris yang ditemukan digunakan sedangkan
sisanya sebagai kasus tidak berakne dijadikan kontrol.
Penentuan besar sampel pada penelitian ini dapat diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
n = besar sampel
= nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat
kemaknaan (untuk α 0,05 nilainya 1,96)
P = nilai proporsi terhadap populasi yang besarnya 0,85
d = presisi yang diinginkan adalah 0,05
(Murti, 2006)
= 195,92
Ukuran sampel minimum yang dihitung adalah 195,92 dibulatkan
menjadi 196.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
E. Rancangan Penelitian
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Akne vulgaris
2. Variabel terikat : Tingkat kualitas hidup
Kriteria inklusi dan eksklusi Pemeriksaan subjektif dan obyektif
Fixed Exposure Sampling
Populasi penelitian
Akne ringan
Dianalisis dengan Chi-square
Sampel penelitian
Akne sedang Akne berat
CADI CADI CADI
Skor Kualitas Hidup
Skor Kualitas Hidup
Skor Kualitas Hidup
Tidak akne
CADI
Skor Kualitas Hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3. Variabel terkendali :
a. Usia
b. Menstruasi
c. Sosial ekonomi
d. Riwayat penyakit kronis
4. Variabel luar tidak terkendali :
a. Lama menderita akne
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Akne Vulgaris
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan
kronis yang mengenai unit pilosebasea. Diagnosis akne vulgaris
ditegakkan dengan melihat ujud kelainan kulit berupa komedo, papul,
pustul, dan nodul di daerah wajah. Jumlah lesi dan tipe akne dapat
dilihat dengan kaca pembesar dan dihitung dari foto wajah.
Pemeriksaan jumlah lesi dan derajat keparahannya dilakukan dengan
metode Global Acne Grading System (GAGS) yang ditemukan Doshi,
Zaheer dan Stillerpada tahun 1997. Sistem ini membagi wajah, dada, dan
punggung dalam enam area (dahi, pipi kiri, pipi kanan, hidung, dagu,
serta dada dan punggung) dan menetapkan faktor dari tiap area sebagai
dasar ukuran (Adityan, dkk., 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 2. The Global Acne Grading System
Lokasi Faktor
Dahi
Pipi kanan
Pipi kiri
Hidung
Dahi
Dada dan punggung
2
2
2
1
1
3
Sumber: Adityan, dkk. (2009)
Catatan: Tiap lesi diberi nilai tergantung dari keparahannya. Tidak ada lesi=0,
komedo= 1, papul= 2, pustul= 3 dan nodul= 4. Skor pada tiap area (local score)
dihitung menggunakan formula: Local score = Faktor x grade (0-4). Global score
adalah jumlah dari local score, dan keparahan akne diklasifikasi menurut global
score. Skor 1-18= ringan, 19-30=sedang, dan 31-38= berat. Batas-batas pada
wajah digambarkan oleh garis rahang, garis rambut dan telinga (Adityan, dkk.,
2009). Alat bantu yang digunakan adalah kamera digital dengan merk Sony
Cybershoot 7,2 megapixel.
Dari pemeriksaan klinis ini akan diperoleh sampel penderita akne
berdasarkan derajat keparahannya dan sampel bukan penderita akne.
Variabel ini memakai skala kategorikal ordinal.
2. Variabel terikat : Kualitas hidup
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kualitas
hidup. Kualitas hidup adalah derajat kenikmatan atau kepuasan yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran kualitas hidup
dilakukan dengan menggunakan kuesioner Cardiff Acne Disability Index
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(CADI). Skor CADI dihitung dengan menjumlahkan skor setiap
pertanyaan dan menghasilkan kemungkinan maksimum 15 dan minimum
0. Skor CADI yang dinilai rendah (0-4), menengah (5-9) dan tinggi (10-
15). Variabel ini memakai skala kategorikal ordinal.
3. Variabel perancu
a. Usia
1) Definisi
Usia adalah jumlah tahun hidup subjek sejak lahir sampai
dengan penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini subjek yang
dipakai adalah siswa SMAN 1 Prambanan, Sleman yang berusia
14-20 tahun.
2) Alat bantu : Kuesioner
3) Skala pengukuran : Rasio
b. Menstruasi
1) Definisi
Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia
remaja sampai menopause.
2) Alat bantu : Kuesioner
3) Skala pengukuran : Nominal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Penyakit kronik
1) Definisi
Penyakit kronik adalah penyakit yang berlangsung sangat
lama seperti kanker, serangan jantung, gagal ginjal kronik,
diabetes mellitus, dan sebagainya. Dalam penelitian ini subjek
yang dipakai adalah siswa yang tidak menderita penyakit kronik
selain akne vulgaris.
2) Alat bantu : Kuesioner
3) Skala pengukuran : Nominal
d. Tingkat sosial ekonomi
1) Definisi
Tingkat sosial ekonomi adalah stratifikasi sosial menurut
ekonomi. Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga
sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan
seseorang pada jaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan
atau perekonomian individu. Dalam penelitian ini, tingkat sosial
ekonomi subjek dinilai berdasarkan uang saku siswa tiap hari
kemudian digolongkan menjadi kelompok tingkat sosial ekonomi
rendah dan kelompok tingkat sosial ekonomi tinggi.
2) Alat bantu : Kuesioner
3) Skala pengukuran : Nominal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
H. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan:
1. Lembar persetujuan keikutsertaan dalam penelitian, kuesioner
pendahuluan, kuesioner CADI,
2. Set alat tulis dan lembar pemeriksaan,
3. Kaca pembesar dengan penerangan cukup,
4. Kamera digital dengan merk Sony Cybershoot 7,2 megapiksel.
I. Cara Kerja
1. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diminta
menandatangani lembaran surat persetujuan, mengisi formulir penelitian,
dan kuesioner pendahuluan.
2. Dilakukan anamnesis dan penghitungan jumlah lesi baik lesi akne non-
inflamasi maupun inflamasi setiap pengamatan dengan metode Global
Acne Grading System (GAGS) pada lima bagian wajah (dahi, pipi kiri,
pipi kanan, hidung, dagu) dengan kaca pembesar dan pencahayaan yang
cukup dan didokumentasikan menggunakan kamera digital Sony
Cybershoot 7,2 megapixel.
3. Pengisian kuesioner kualitas hidup.
4. Pengumpulan data didapat dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan
kepada keempat kelompok sampel. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis dengan program SPSS versi 17.0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
5. Membandingan tingkat kualitas hidup.
J. Teknik Analisis Data
Analisis statistik dilakukan pada data penelitian hasil pengukuran
dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences
(SPSS). Data skor kualitas hidup yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan analisa bivariat uji Chi-square menggunakan bentuk tabel 2
x k dengan derajat kemaknaan 5% (p<0,05) atau dengan tabel interval
kepercayaan 95%.
Tabel 3. Uji Chi-square
Kualitas Hidup Derajat Akne
Ringan Sedang Berat Tanpa Akne Total Baris
Rendah a b c d a+b+c+d
Sedang e f g h e+f+g+h
Tinggi i j k l i+j+k+l
Total kolom a+e+i b+f+j c+g+k d+h+l N
a) Nilai expected sel =
b) Nilai X2 hitung =
c) Degree of freedom (df) = (r-1).(c-1)
= (3-1).(4-1)
= 6
d) Nilai X2 tabel untuk α = 0,05 dan df = 6 adalah 12,592 (terlampir).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
e) Kesimpulan:
Jika X2 hitung > 12,592 (p<0,05), Ho ditolak dan Hi diterima
Jika X2 hitung <12,592 (p>0,05), Ho diterima dan Hi ditolak
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara akne
vulgaris dengan tingkat kualitas hidup menggunakan metode ukuran
asosiasi dengan Odds Ratio. Sedangkan, untuk mengendalikan faktor luar
lainnya yang mempengaruhi variabel penelitian menggunakan teknik
analisis regresi logistik ganda. Teknik ini digunakan bila variabel
tergantungnya berskala kategorikal. Variabel yang akan dimasukkan dalam
analisis regresi logistik berganda adalah variabel yang pada analisis bivariat
menunjukkan hubungan yang bermakna dan mempunyai nilai p<0,25
(Dahlan, 2008).
Ln = a+ b1x1 + b2x2
p = probabilitas untuk kualitas hidup rendah
1-p = probabilitas untuk kualitas hidup tinggi
x1 = akne vulgaris (0= tidak akne, 1= akne)
x2 = tingkat sosial ekonomi (0= tingkat sosial ekonomi rendah, 1=
tingkat sosial ekonomi tinggi)
a = konstanta yang disebut intersep
b = koefisien regresi variabel independen yang biasa disebut slope
(Dahlan, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Dengan menggunakan analisis regresi logistik berganda diharapkan
penelitian akan lebih valid karena telah mengendalikan variabel luar/perancu
(Murti, 2010). Jika hasil data tidak terdistribusi normal maka akan digunakan
uji alternatifnya (non parametrik) yaitu uji Kolmogorov Smirnovy
menggunakan program SPSS dengan batasan kemaknaan 5% (p<0,05)
(Dahlan, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian mengenai hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas
hidup telah dilaksanakan pada bulan Mei 2011. Subjek penelitian berusia antara
14 tahun sampai 20 tahun di SMAN 1 Prambanan, Sleman yang memenuhi
persyaratan diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 202 siswa, yang sesuai
dengan rancangan penelitian dengan minimal sampel adalah 196 siswa.
A. Keadaan Umum Subjek
Berikut ini adalah distribusi subjek yang ditampilkan dalam bentuk tabel
dan gambar berdasarkan umur, jenis kelamin, dan kejadian akne vulgaris.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data bahwa
subjek penelitian paling banyak adalah siswa yang berumur 17 tahun sebesar
53%. Sedangkan yang paling sedikit adalah siswa yang berumur 15 tahun
sebesar 0,9% (tabel 4 dan gambar 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 4. Distribusi Subjek BerdasarkanUmur
Gambar 1. Persentase Subjek Berdasarkan Umur
Untuk distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin, didapatkan data
bahwa subjek penelitian paling banyak adalah yang berjenis kelamin
perempuan, yaitu sebesar 61,4%. Sedangkan paling sedikit adalah yang
berjenis kelamin laki-laki sebesar 38,6% (tabel 5 dan gambar 2).
0.9%
22.3%
53.0%
22.3%
1.5% 15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
19 tahun
No. Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
19 tahun
2
45
107
45
3
0,9
22,3
53,0
22,3
1,5
2.
3.
4.
5.
Jumlah 202 100,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 5. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1.
2.
Perempuan
Laki-laki
124
78
61,4
38,6
Jumlah 202 100,0
Gambar 2. Persentase Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, sehingga
diperoleh empat hasil, yaitu akne ringan, akne sedang, akne berat, dan tidak
akne. Dari hasil, didapatkan data bahwa subjek penelitian paling banyak
adalah yang menderita akne ringan sebesar 41,1%. Sedangkan paling sedikit
adalah yang menderita akne sedang sebesar 13,4% (tabel 6 dan gambar 3).
61.4%
38.6% Perempuan
Laki-laki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 6. Distribusi Subjek Berdasarkan Kejadian Akne Vulgaris
No. Kelompok Akne Vulgaris Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Tidak akne
Akne ringan
Akne sedang
Akne berat
62
83
27
30
30,7
41,1
13,4
14,8
2.
3.
4.
Jumlah 202 100,0
Gambar 3. Persentase Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
B. Lama Menderita Akne Vulgaris
Lama menderita akne vulgaris adalah banyaknya waktu subjek menderita
akne vulgaris, dihitung dengan unit bulan dan tahun. Sebanyak 82,1% subjek
telah menderita akne vulgaris selama <1 tahun, 15% selama 1-5 tahun, dan
2,9% selama >5 tahun (table 7 dan gambar 4).
30.7%
41.1%
13.4% 14.8% Tidak akne
Akne ringan
Akne sedang
Akne berat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 7. Distribusi Subjek Berdasarkan Lama Menderita Akne Vulgaris
Lama menderita akne vulgaris Jumlah Persentase (%)
<1 tahun
1-3 tahun
>5 tahun
115
21
4
82,1
15,0
2,9
Jumlah 140 100,0
Gambar 4. Persentase Subjek Berdasarkan Lama Menderita Akne Vulgaris
C. Hubungan Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup
Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah tingkat
keparahan akne vulgaris dan uang saku. Tingkat kualitas hidup subjek dinilai
berdasarkan skor CADI dengan hasil 0-15 dimana skor 0-4 merupakan
kualitas hidup tinggi, skor 5-9 merupakan kualitas hidup sedang, dan skor 10-
15 merupakan kualitas hidup rendah.
Tingkat keparahan akne vulgaris dinilai berdasarkan skor GAGS dengan
hasil skor 1-18 merupakan akne ringan, skor 19-30 merupakan akne sedang,
82.1%
15.0%
2.9%
<1 tahun
1-3 tahun
>5 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dan skor >31 merupakan akne berat. Mayoritas subjek menderita akne
vulgaris ringan yaitu sebanyak 81 siswa (41,1%).
Uang saku menggambarkan tingkat sosial ekonomi subjek. Dalam
penggunaan tabulasi silang, uang saku diklasifikasikan berdasarkan rata-rata
uang saku siswa. Rata-rata uang saku siswa adalah Rp 5.900,00. Sebanyak
140 subjek (69,3%) memiliki uang saku di bawah rata-rata, sedangkan 62
subjek lainnya (30,7%) di atas rata-rata (tabel 8).
Tabel 8. Tabulasi Silang Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Variabel Bebas
Skor CADI (Tingkat Kualitas Hidup)
Rendah Sedang Tinggi Total
n % n % n % N %
Skor GAGS
(Keparahan)
Tidak akne
Akne ringan
Akne sedang
Akne berat
0
2
3
5
0,0
20,0
30,0
50,0
4
44
17
19
4,8
52,4
20,2
22,6
58
37
7
6
53,7
34,3
6,5
5,5
62
83
27
30
30,7
41,1
13,4
14,8
Jumlah 10 100,0 84 100,0 108 100,0 202 100,0
Pendapatan ≤ 5.900
>5.900
6
4
60,0
40,0
56
28
66,7
33,3
78
30
72,2
27,8
140
62
69,3
30,7
Jumlah 10 100,0 84 100,0 108 100,0 202 100,0
D. Analisis Data Bivariat
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji chi square, dengan uji
tersebut dapat diketahui apakah hubungan yang teramati antara kedua variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
secara statistik bermakna. Penelitian ini mengamati hubungan antara variabel
bebas akne vulgaris dengan variabel terikat tingkat kualitas hidup dan variabel
perancu sosial ekonomi yang dilihat dari uang saku siswa. Adanya variabel
perancu yang dapat berpengaruh terhadap hasil analisis data yang didapat.
Untuk mengendalikannya, dilakukan analisis regresi logistik. Setelah hasil chi
square didapat maka dapat dilihat nilai signifikansinya. Hubungan signifikan
jika p<0,05. Selain itu, jika p<0,25, maka variabel tersebut memenuhi syarat
analisis regresi logistik berganda.
Dari hasil penelitian, didapatkan kelompok subjek yang tidak memiliki
akne cenderung memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hal ini terlihat dari
93,5% siswa yang tidak akne memiliki kualitas hidup tinggi. Untuk siswa
yang memiliki akne ringan didapatkan hasil berimbang antara kualitas hidup
tinggi dan kualitas hidup sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan
yang hampir sama yaitu 53% siswa yang akne ringan memiliki kualitas hidup
sedang dan 44,6% siswa yang akne ringan memiliki kualitas hidup tinggi.
Sedangkan pada kelompok akne sedang cenderung berpontensi
memilikikualitas hidup sedang sebesar 63%. Begitu juga dengan siswa yang
memiliki akne berat juga cenderung memiliki kualitas hidup sedang sebesar
63,3%.
Analisis bivariat terhadap hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat
kualitas hidup, menunjukkan hubungan yang signifikan yaitu seluruhnya
didapatkan hasil p<0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
hasil ini telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi logistik (p<0,25)
sehingga variabel akne vulgaris dapat dianalisis regresi logistik.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk nilai Odds Ratio (OR) secara
umum untuk siswa yang tidak menderita akne adalah 26,100. Hal ini
menunjukkan seseorang yang tidak menderita akne cenderung memiliki
kualitas hidup lebih tinggi sebesar 26,1 kali dibandingkan dengan seseorang
yang menderita akne.
Secara spesifik, nilai OR untuk akne ringan adalah 0,055 yang berarti
seseorang yang menderita akne ringan cenderung memiliki kualitas hidup
tinggi sebesar 0,055 kali dibandingkan seseorang yang tidak menderita akne
atau dengan kata lain seseorang yang tidak menderita akne mempunyai
kualitas hidup lebih tinggi sebesar 19 kali dibandingkan dengan seseorang
yang menderita akne ringan.
Nilai OR untuk akne sedang adalah 0,024 yang berarti seseorang yang
menderita akne sedang cenderung memiliki kualitas hidup tinggi sebesar
0,024 kali dibandingkan seseorang yang tidak menderita akne atau dengan
kata lain seseorang yang tidak menderita akne mempunyai kualitas hidup lebih
tinggi sebesar 42 kali dibandingkan dengan seseorang yang menderita akne
sedang.
Nilai OR untuk akne berat adalah 0,017 yang berarti seseorang yang
menderita akne berat cenderung memiliki kualitas hidup tinggi sebesar 0,017
kali dibandingkan seseorang yang tidak memiliki akne atau dengan kata lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
seseorang yang tidak menderita akne mempunyai kualitas hidup lebih tinggi
sebesar 59 kali dibandingkan dengan seseorang yang menderita akne berat.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
keparahan aknenya semakin cenderung berpotensi memperendah kualitas
hidup penderitanya. Tetapi hasil ini belum mengontrol pengaruh dari variabel
perancu yaitu sosial ekonomi dilihat dari uang saku siswa (tabel 9 dan grafik
5).
Tabel 9. Analisis Bivariat Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup
Variabel
Tingkat kualitas hidup
Total OR P rendah n
(%)
sedang n
(%)
tinggi n
(%)
Tidak akne
a. Tidak
b. Ya
0 (0,0)
10 (7,1)
4 (6,5)
80 (57,1)
58 (93.5)
50 (35,7)
62 (100)
140 (100)
26,100
-
0,000
-
Akne ringan
a. Ya
b. Tidak
2 (2,4)
0 (0,0)
44 (53,0)
4 (6,5)
37 (44,6)
58 (93,5)
83 (100)
62 (100)
0,055
-
0,000
-
Akne sedang
a. Ya
b. Tidak
3 (11,1)
0 (0,0)
17 (63,0)
4 (6,5)
7 (25,9)
58 (93,5)
27 (100)
62 (100)
0,024
-
0,000
-
Akne berat
a. Ya
b. Tidak
5 (16,7)
0 (0,0)
19 (63,3)
4 (6,5)
6 (20,0)
58 (93,5)
30 (100)
62 (100)
0,017
-
0,000
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Grafik 5. Persentase Subjek Berdasarkan Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup
Sebelum dilakukan analisis bivariat pada sosial ekonomi (uang saku),
perlu diketahui mean dari data uang saku subjek penelitian, yaitu berada pada
Rp 5.889,00 yang dibulatkan menjadi Rp 5.900,00 sehingga dalam
pengkategorian uang saku selanjutnya dikatagorikan menjadi dua, yaitu ≤ Rp
5.900,00 dan >Rp 5.900,00 (tabel 10).
Tabel 10. Karakteristik Data Uang Saku
Variabel N Mean Median SD
Uang saku 202 5.889 5.000 3083.21
Hasil analisis bivariat untuk sosial ekonomi menunjukkan pada kelompok
uang saku umur ≤Rp 5.900,00 sebanyak 62 siswa (45.3%) memiliki kualitas
hidup rendah dan sebanyak 78 siswa (55.7%) memiliki kualitas hidup tinggi.
Sedangkan kelompok uang saku >Rp 5.900,00 sebanyak 32 siswa (51,6%)
93.5%
44.6%
25.9%
20.0%
6.5%
53.0%
63.0% 63.3%
0.0% 2.4%
11.1% 16.7%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Tidak akne Akne ringan Akne sedang Akne berat
Kualitas tinggi
Kualitas sedang
Kualitas rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
memiliki kualitas hidup rendah dan sebanyak 30 orang (48,4%). Analisis
bivariat terhadap hubungan antara sosial ekonomi dengan tingkat kualitas
hidup menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (p=0.336) (tabel 11).
Tabel 11. Analisis Bivariat Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kualitas Hidup
Variabel Tingkat Kualitas Hidup
Total OR P rendah n (%) tinggi n (%)
≤Rp 5.900,00
> Rp 5.900,00
62 (44,3)
32 (51,6)
78 (55,7)
30 (48,4)
140 (100)
62 (100)
-
0.745
-
0.336
E. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara
paparan dan penyakit dengan serentak mengontrol sejumlah faktor penganggu
potensial. Analisis multivariat yang digunakan adalah analisis regresi logistik
berganda karena variabel bebas lebih dari satu dan variabel terikat merupakan
data dikotomi.
Dari hasil analisis bivariat yang telah dijelaskan sebelumnya (tabel 11),
didapatkan bahwa nilai P dari sosial ekonomi (uang saku) sebesar 0,336
dimana hasil ini sebenarnya tidak memenuhi syarat dilakukannya analisis
regresi logistik berganda (P<0,25). Hal ini menunjukkan bahwa variabel sosial
ekonomi tidak perlu untuk dikendalikan karena berapapun uang saku siswa,
tidak signifikan mempengaruhi kualitas hidup. Jika dilakukan analisis regresi
logistik berganda untuk sosial ekonomi, juga akan didapatkan hasil yang tidak
signifikan mempengaruhi kualitas hidup, yaitu untuk sosial ekonomi yang
dilihat dari uang saku, mempunyai taraf signifikansi sebesar 0,358. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
tersebut menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara sosial ekonomi
dengan tingkat kualitas hidup (P>0,05). Sedangkan untuk akne vulgaris
mempunyai taraf signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan
hubungan yang signifikan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup
(P<0,05).
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk sosial ekonomi yang
dalam hal ini dinilai dari uang saku siswa tidak memiliki perbedaan yang
bermakna dalam mempengaruhi tingkat kualitas hidup. Sedangkan untuk akne
vulgaris terdapat perbedaan yang bermakna dalam mempengaruhi tingkat
kualitas hidup seseorang.
Untuk nilai Odds Ratio (OR) yang ditunjukkan dengan Exp (B), pada akne
vulgaris adalah sebesar 26,259. Hal ini menunjukkan seseorang yang
menderita akne vulgaris mempunyai potensi untuk memiliki kualitas hidup
lebih rendah sebesar 26,2 kali dibandingkan dengan seseorang yang tidak
menderita akne vulgaris, setelah mengendalikan faktor- faktor yang lain.
Sedangkan nilai OR untuk sosial ekonomi (uang saku) sebesar 1,400 berarti
seseorang yang memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi mempunyai potensi
untuk memiliki kualitas hidup lebih rendah sebesar 1,4 kali dibandingkan
dengan seseorang yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling bermakna
dalam mempengaruhi kualitas hidup penderita akne vulgaris adalah lesi akne
tersebut (OR=26,259).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Hubungan ini telah mengontrol salah satu variabel perancu sosial
ekonomi. Karena Odds Ratio (OR) yang tanpa mengendalikan pengaruh faktor
perancu (tabel 9) sedikit berbeda dengan OR dengan mengendalikan faktor
perancu (tabel 12), maka OR yang digunakan adalah yang mengendalikan
pengaruh faktor perancu (OR=26,259) (tabel 12).
Tabel 12. Analisis Regresi Logistik Berganda
No. Variabel B Sig. Pengaruh Exp(B) CI 95%
Batas atas Batas bawah
1. Akne 3.268 .000 Signifikan 26.259 0.683 2.868
2. Uang saku
0.336 .358 Tidak signifikan
1.400 8.984 76.749
Konstanta -2.782 .000 0.062
Bentuk persamaan regresi logistik berganda:
1 2ln 2.782 3.268 0.3361
pX X
p= - + +
- Keterangan: p = probabilitas kualitas hidup tinggi
X1 = akne
X2 = uang saku
Untuk hasil pengaruh tiap variabel terhadap kualitas hidup, dapat dilihat
pada tabel 13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 13. Pengaruh Tiap Variabel terhadap Kualitas Hidup
No. Konstan
-2,782
Akne (x1)
3,268
Uang saku (x2)
0,336 ln ՠ1石ՠ P
Kualitas hidup
1. 1 Tidak akne ≤ Rp 5.900,00 -2,782 0,058 Tinggi
2. 1 Tidak akne > Rp 5.900,00 -2,446 0,080 Tinggi
3. 1 Akne ≤ Rp 5.900,00 0,486 0,619 Rendah
4. 1 Akne > Rp 5.900,00 0,822 0,695 Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
PEMBAHASAN
Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling sering ditemukan yang
disebabkan oleh peradangan kelenjar sebasea ditandai dengan kelainan kulit
berupa komedo, papul, pustul, nodul, dan pseudokista (Feldman, dkk., 2004).
Penyakit kulit ini bisa berdampak besar pada kualitas hidup seseorang. Apalagi di
jaman seperti ini, faktor penampilan memegang peran penting dalam setiap
kegiatan. Secara keseluruhan kualitas hidup merupakan semua konsep termasuk
menggabungkan semua faktor yang berdampak pada kehidupan individu yaitu,
psikologis, sosial, dan fisik (Cunliffe dan Simpson, 1998). Dalam sebuah literatur
penelitian dilaporkan bahwa banyak mahasiswa merasa agresif, frustrasi, atau
malu sebagai akibat memiliki akne vulgaris (Hanisah, dkk., 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara akne vulgaris
dengan tingkat kualitas hidup. Pada penelitian ini didapatkan subjek penelitian
sebanyak 202 siswa berusia 14-20 tahun yang berasal dari SMAN 1 Prambanan,
Sleman. Dipilihnya usia 14-20 tahun dikarenakan pada usia remaja (12-24 tahun)
merupakan kelompok yang paling sering menderita akne vulgaris sebesar 85%
(Leyden, 2003).
Distribusi sampel penelitian berdasarkan (tabel 4 dan gambar 1)
didapatkan bahwa sampel penelitian paling banyak berusia 17 tahun (53%),
diikuti usia 16 tahun (22,3%) yang berimbang dengan 18 tahun (22,3%), 19 tahun
(1,3%), dan 15 tahun (0,9).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat keparahan akne vulgaris
terhadap kualitas hidup (tabel 9 dan grafik 5). Pada kelompok tidak akne, subjek
cenderung memiliki kualitas hidup yang tinggi (93,5%). Untuk siswa yang
memiliki akne ringan didapatkan hasil berimbang antara kualitas hidup sedang
(53%) dan kualitas hidup tinggi (44,6). Sedangkan pada kelompok akne sedang
cenderung berpontensi memiliki kualitas hidup sedang (63%). Begitu juga dengan
siswa yang memiliki akne berat juga cenderung memiliki kualitas hidup sedang
(63,3%).
Analisis bivariat terhadap hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat
kualitas hidup, menunjukkan hubungan yang signifikan yaitu seluruhnya
didapatkan hasil p<0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup. Dari hasil
ini telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi logistik (p<0,25) sehingga
variabel akne vulgaris dapat dianalisis regresi logistik.
Secara umum kelompok subjek yang tidak menderita akne vulgaris
berpotensi untuk memiliki kualitas hidup lebih tinggi sebesar 26,1 kali
dibandingkan dengan seseorang yang menderita akne vulgaris (OR=26,100).
Secara spesifik, kelompok subjek yang menderita akne ringan cenderung
berpotensi memiliki kualitas hidup tinggi sebesar 0,05 kali dibandingkan
seseorang yang tidak menderita akne vulgaris (OR=0,055). Untuk kelompok akne
sedang cenderung berpotensi memiliki kualitas hidup tinggi sebesar 0,02 kali
dibandingkan seseorang yang tidak menderita akne vulgaris (OR=0,024).
Sedangkan untuk kelompok akne berat cenderung berpotensi memiliki kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
hidup tinggi sebesar 0,01 kali dibandingkan seseorang yang tidak memiliki akne
vulgaris (OR=0,017).
Pada hasil uji analisis, didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat
keparahan akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup, yaitu semakin tinggi
tingkat keparahan akne vulgaris, semakin cenderung berpotensi memperendah
kualitas hidup penderitanya (P=0,000). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori,
yaitu kejadian akne vulgaris sering mempengaruhi kondisi psikologis pasien dan
mempengaruhi kualitas hidup penderita sesuai dengan keparahan atau gradasi dari
penyakit (Hafez, 2009). Selain itu, pada penelitian sebelumnya juga ditemukan
bahwa baik perempuan dan laki-laki menganggap efek timbulnya akne vulgaris
menjadi aspek penampilan yang paling mengganggu dari penyakit mereka dan
efek negatif dari akne terjadi pada kedua pasien baik tua dan muda. Bahkan
adanya akne ringan sekalipun dirasakan sangat mengganggu penampilan yang
dapat menimbulkan masalah yang signifikan bagi beberapa pasien yaitu
mengurangi kualitas hidup mereka dan dalam beberapa kasus dapat mengurangi
fungsi sosial mereka (Hanisah, dkk., 2009).
Tingkat sosial ekonomi adalah salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap tingkat kualitas hidup seseorang. Tingkat sosial ekonomi adalah
stratifikasi sosial menurut ekonomi. Perekonomian individu berpengaruh pada
kualitas hidup seseorang.
Dari uji analisis bivariat sosial ekonomi (tabel 11) dapat dilihat dari rata-
rata uang saku siswa yaitu, Rp 5.900,00. Hasil tersebut menunjukkan pada
kelompok uang saku umur ≤ Rp 5.900,00 sebanyak 62 siswa (44.3%) memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kualitas hidup rendah dan sebanyak 78 siswa (55.7%) memiliki kualitas hidup
tinggi. Sedangkan kelompok uang saku >Rp 5.900,00 sebanyak 32 siswa (51,6%)
memiliki kualitas hidup rendah dan sebanyak 30 orang (48,4%). Analisis bivariat
terhadap hubungan antara sosial ekonomi dengan tingkat kualitas hidup ini
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (P=0.336). Hal ini mungkin
menunjukkan subjek menilai kualitas hidup mereka bukan berdasarkan tingkat
sosial ekonomi sehingga tidak ada perasaan rendah diri maupun terbebani dalam
kesehariannya. Selain itu, bisa juga disebabkan karena penelitian tingkat sosial
ekonomi ini hanya terbatas pada uang saku siswa. Uang saku tersebut hanya
terbatas untuk saku siswa selama di sekolah, tidak untuk sebuah perawatan
sehingga belum bisa untuk menilai tingkat sosial ekonomi seseorang. Perawatan
kulit untuk mengatasi permasalahan kulit seperti adanya kondisi akne vulgaris,
tentu bukanlah prioritas utama dalam kehidupan subjek.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa nilai P dari sosial ekonomi (uang
saku) sebesar 0,336 (tabel 11). Hasil ini sebenarnya tidak memenuhi syarat
dilakukannya analisis regresi logistik berganda (P<0,25). Hal ini menunjukkan
bahwa sebenarnya variabel sosial ekonomi tidak perlu untuk dikendalikan karena
tidak signifikan mempengaruhi kualitas hidup. Jika dilakukan analisis regresi
logistik berganda untuk uang saku, juga akan didapatkan hasil yang hampir sama
yaitu tidak signifikan mempengaruhi kualitas hidup (tabel 12 dan tabel 13).
Salah satu kelebihan dalam penelitian ini, yakni penggunaan regresi
logistik ganda sebagai teknik analisis data untuk mengontrol variabel perancu
secara statistik. Model analisis regresi logistik dapat mencegah terjadinya bias
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dalam penelitian. Hasil analisis (tabel 12) menyatakan bahwa nilai Odds Ratio
(OR) yang ditunjukkan dengan Exp (B) untuk akne vulgaris sebesar 26,259 yang
berarti seseorang yang menderita akne vulgaris mempunyai potensi untuk
memiliki kualitas hidup lebih rendah sebesar 26,2 kali dibandingkan dengan
seseorang yang tidak menderita akne, setelah mengendalikan faktor- faktor yang
lain. Sedangkan nilai OR untuk sosial ekonomi (uang saku) sebesar 1,513 berarti
seseorang yang memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi mempunyai potensi untuk
memiliki kualitas hidup lebih rendah sebesar 1,5 kali dibandingkan dengan
seseorang yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah. Sedangkan pada tabel 13,
didapatkan hasil dari pengaruh tiap variabel terhadap kualitas hidup. Dapat dilihat
bahwa, berapa pun uang saku (sosial ekonomi) siswa, tidak mempengaruhi
kualitas hidupnya karena yang mempengaruhi kualitas hidupnya adalah lesi akne
itu sendiri.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling bermakna
dalam mempengaruhi kualitas hidup penderita akne vulgaris adalah lesi akne
tersebut (OR=26,259) setelah mengontrol pengaruh sosial ekonomi.
Pada penelitian ini, terdapat beberapa kelemahan antara lain, belum
ditemukan kuesioner CADI dalam versi Bahasa Indonesia yang telah divalidasi di
Indonesia, sehingga penelitian ini menggunakan kuesioner CADI versi Bahasa
Indonesia hasil terjemahan peneliti yang dikonsultasikan kepada ahli spesialis
kulit dan ahli kejiwaan. Pengambilan gambar yang belum benar mungkin menjadi
salah satu penyebab kurang maksimalnya hasil gambar sehingga sedikit
menyulitkan dalam diagnosis akne vulgaris dan memerlukan waktu yang banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
untuk menilai derajat akne dengan subjek yang besar. Selain itu, sulit untuk
menilai kejujuran dan subjektivitas para subjek penelitian dalam mengisi
kuesioner penelitian.
Dari pembahasan di atas terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup, yaitu semakin berat tingkat
keparahan akne vulgaris menunjukkan semakin rendah kualitas hidup
penderitanya. Hal ini sesuai dengan hipotesis peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup,
yaitu semakin berat tingkat keparahan akne vulgaris menunjukkan semakin
rendah kualitas hidup penderitanya. Seseorang yang menderita akne vulgaris
berpotensi memiliki kualitas hidup lebih rendah 26,2 kali dibandingkan
dengan seseorang yang tidak menderita akne setelah mengendalikan faktor-
faktor yang lain.
B. Saran
1. Perlu dilakukannya penyuluhan kepada masyarakat tentang akne vulgaris,
pencegahan, dan pengobatannya, serta dampak akne vulgaris terhadap
kualitas hidup penderitanya, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan
penatalaksanaan dini pada penderita akne vulgaris agar tidak menambah
tingkat keparahan akne vulgaris.
2. Untuk penelitian lebih lanjut, dapat dilakukan uji validitas dan reabilitas
kuesioner CADI versi Bahasa Indonesia.
3. Perlu diperhatikan variabel-variabel lain yang diduga mempengaruhi
kualitas hidup subjek dan dapat disertakan dalam perhitungan analisis,
seperti faktor lama menderita akne vulgaris.