Hubungan Anemia Dengan Lansia

download Hubungan Anemia Dengan Lansia

of 1

description

n mjn

Transcript of Hubungan Anemia Dengan Lansia

Hubungan anemia dengan lansiaAnemia merupakan salah satu gejala sekunder dari sesuatu penyakit pada lansia. Anemia sering dijumpai pada lansia dan meningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah menimbulkan spekulasi bahwa penurunan hemoglobin kemungkinan merupakan konsekuensi dari pertambahan usiaETIOLOGIAnemia pada lanjut usia dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain genetik, defisiensi vitamin, defisiensi besi, dan penyakit lain. Penyebab anemia yang paling umum pada lanjut usia adalah penyakit kronik, termasuk inflamasi kronikkeganasan, dan infeksi kronik. Sedangkan Menurut hasil studi NHANES III (National Health and Nutrition Examination Study), terdapat 3 penyebab utama anemia pada usia lanjut , yaitu :1. Defisiensi nutrisi / kehilangan darah2. Inflamasi / penyakit kronik3. Anemia yang tidak dapat dijelaskan (unexplained)

Proses menua akan berjalan searah dengan menurunnya kapasitas fungsional, baik pada tingkat seluler maupun tingkat organ. Menurunnya kapasitas untuk berespon terhadap lingkungan internal yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut sulit untuk memelihara kestabilan status fisik. Lansia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan makin banyaknya distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif. Dengan banyaknya distorsi dan penurunan cadangan sistem fisiologis akan terjadi pula gangguan terhadap sistem hematopoiesis.

Prevalensi anemia pada lansia adalah sekitar 844%, dengan prevalensitertinggipada lakilaki usia85 tahun atau lebih. Daribeberapa hasil studi lainnya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada lakilaki lansia adalah 2740% dan wanita lansia sekitar 1621%. Sebagai penyebab tersering anemia pada orangorang lansia adalah anemia penyakit kronik dengan prevalensinya sekitar 35% (Anemia penyakit kronikdapat disebabkan oleh beberapa penyakit/kondisi seperti infeksi kronikmisalnyainfeksi paru,endokarditis bakterial;inflamasi kronik misalnya artritis reumatoid,demam reumatik;lainlain misalnya penyakit hati alkaholik, gagal jantung kongestif) ,diikuti oleh anemia defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainnya yaitu defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, perdarahan saluran cerna dan sindroma mielodisplastikEfek SampingEfek samping yag paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat. Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung adalah: (1) iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan; (2) iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua prostaglandin ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif. Mekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral.Prevalensi tukak Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6-15 % terutama pada usia 20-50 tahun. frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan (Sylvia A. Price, 2006).