HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI...

87
HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ANGGABERI KECAMATAN ANGGABERI KABUPATEN KONAWE SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH HARDIANTI MUKADDAS P00312017064 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Transcript of HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI...

Page 1: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGANKEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL

DI PUSKESMAS ANGGABERI KECAMATAN ANGGABERIKABUPATEN KONAWE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

HARDIANTI MUKADDASP00312017064

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANKENDARI

2018

Page 2: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

ii

Page 3: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

iii

Page 4: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANANDENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADAIBU HAMIL DI PUSKESMAS ANGGABERI KECAMATAN ANGGABERIKABUPATEN KONAWE

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan

Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau

pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau

instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Kendari, Agustus 2018

Hardianti MukaddasNIM.P00312017064

Page 5: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Hardianti Mukaddas

2. Tempat, tanggal lahir : Anggotoa, 21 Maret 1992

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia

6. Alamat : Jl. Polingai, Kel.Inalahi

Kec.Wawotobi

B. Pendidikan

1. Tamat SD Negeri 2 Analahumbuti, Tahun 2003

2. Tamat MTsN 1 Wawotobi, Tahun 2006

3. Tamat SMAN 1 Wawotobi, Tahun 2009

4. Tamat DIII Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe, Tahun

2012

5. Masuk Politeknik Kesehatan Kendari Tahun 2017 sampai

sekarang

Page 6: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsiyang berjudul “Hubungan aktifitas fisik

dan pantangan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Puskesmas Anggaberi”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya terutama kepada IbuAswita, S.Si.T, MPHselaku

Pembimbing I dan Ibu Andi Malahayati N, S.Si.T, M.Kesselaku

Pembimbing II yang telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Bapak Gafar, S.Sos selaku Kepala Puskesmas Anggaberi

4. Ibu Hj. Nurnasari, SKM, M.Kesselaku penguji 1, Ibu Dr. Kartini, S.Si.T,

M.Kes selaku penguji 2, Ibu Feryani, S.Si.T, MPH selaku penguji 3

dalam skripsi ini.

Page 7: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

vii

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Orang tua tercinta Ayahanda H. Mukaddas, A.Ma dan Ibunda Hj. Sitti

Kilat, suami Samsarti Suprianto, SH dan anak Evelyn Caizhi Iliwua

penghormatan yang tinggi penulis haturkan atas segala didikan, doa

dan bantuan baik moril maupun materil.

7. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

Page 8: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................... iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

KATA PENGANTAR......................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................... x

ABSTRACT....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 9

A. Telaah Pustaka.......................................................................... 9

B. Landasan Teori.......................................................................... 39

C. Kerangka Teori.......................................................................... 42

D. Kerangka Konsep...................................................................... 43

E. Hipotesis Penelitian.................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 44

A. Jenis Penelitian......................................................................... 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 45

D. Variabel Penelitian..................................................................... 46

E. Definisi Operasional.................................................................. 46

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 48

Page 9: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

ix

G. Instrumen Penelitian.................................................................. 48

H. Alur Penelitian........................................................................... 48

I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 51

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................... 51

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 52

C. Pembahasan ............................................................................ 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 66

A. Kesimpulan .............................................................................. 66

B. Saran ....................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 67

LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

x

ABSTRAK

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIANKEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

ANGGABERI KECAMATAN ANGGABERIKABUPATEN KONAWE

Hardianti Mukaddas1 Aswita2 Andi Malahayati2

Latar belakang: Kekuranganenergikronik(KEK)merupakankondisiyang disebabkankarenaadanyaketidakseimbangan asupangiziantaraenergi danprotein, sehingga zatgiziyang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi.Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan aktifitas fisik danpantangan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi.Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional. Sampelpenelitian adalah ibu hamil di Puskesmas Anggaberi yang berjumlah 41 ibu hamil.Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tentang KEK, aktifitas fisik, pantanganmakanan. Analisis data mengunakan uji chi square.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Kejadian KEK pada ibu hamil diPuskesmas Anggaberisebanyak 13 orang (31,7%). Aktifitas fisik ibu hamil di PuskesmasAnggaberilebih banyak pada aktifitas fisik ringan sebanyak 22 orang (53,7%). Pantanganmakanan ibu hamil di Puskesmas Anggaberilebih banyak pada tidak ada pantangansebanyak 29 orang (70,7%). Ada hubungan aktifitas fisik dengan kejadian KEK pada ibuhamil di Puskesmas Anggaberi (X2=13,868; pvalue=0,001). Ada hubungan pantanganmakanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi (X2=14,685;pvalue=0,000).

Kata kunci : KEK, aktifitas hidup, pantangan makanan

1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

Page 11: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF PHYSICAL ACTIVITY AND DIETARYRESTRICTIONS OF FOOD WITH LACK OF ENERGY CHRONICLE

(KEK) IN PREGNANT WOMEN AT CLINIC OF ANGGABERIANGGABERI SUB DISTRICT KONAWE REGENCY

Hardianti Mukaddas1 Aswita2 Andi Malahayati2

Background: chronic energy Deficiency (KEK) is condition caused due to an inefficientprovision of nutritional intake between protein and energy, so that the nutrients your bodyneeds would not be sure.

Purpose of The Research: the research aims to know the relationship of physical activityand dietary restrictions of food with the incidence of KEK in pregnant women in the clinicof Anggaberi.

Method of The Research: Design of The Research used the cross sectional. Sample ofresearch are pregnant women at Clinic of Anggaberi totalling 41 pregnant women. Datacollection instruments in the form of a questionnaire about physical activity, KEK, theabstinence of food. Data analysis using chi square test.

Result of The Research: the results showed the incidence of KEK in pregnant women inClinic of Anggaberi was 13 people (31.7%). The physical activity of pregnant women inthe Clinic of Anggaberi more on mild physical activity was 22 people (53.7%). Foodabstinence of pregnant women in the Clinic of Anggaberi more on there are no dietaryrestrictions was 29 people (70.7%). There is a relationship of physical activity with theincidence of KEK in pregnant women in Clinic of Anggaberi (13,868; x 2 = pvalue =0.001). There is a connection with food abstinence of KEK in pregnant women in Clinic ofAnggaberi (14,685; x 2 = pvalue = 0.000).

Key words: KEK, activities of life, abstinence food

1 Student status of D-IV Obstetrics Poltekkes Kendari

2 Lectures Department of Obstetrics Poltekkes Kendari

Page 12: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam

mengukur status gizi masyarakat (Moehji, 2013). Jika masukan zat gizi

untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan

tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan

rendahnya derajat kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini

ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan

oleh perdarahan karena anemia gizi dan kekurangan energi kronik (KEK)

selama masa kehamilan.

Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan

ibu sebelum dan selama hamil. Jika zat gizi yang diterima dari

ibunya tidak mencukupi, maka janin tersebut akan mempunyai

konsekuensi yang kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya

(Misaroh & Praverawati, 2016). Kekurangan zat gizi dan rendahnya

derajat kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih

tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh perdarahan

karena anemia gizi dan KEK selama masa kehamilan. Angka kematian ibu

berdasarkan data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012 sebesar 359/100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013) dan pada

tahun 2015 berdasarkan data Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS)

Page 13: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

2

sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbesar

adalah penyebab lain sebesar 40,8% dan perdarahan sebesar 30,3%

(Kemenkes, 2016).

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang

disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara

energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak

tercukupi (Kemenkes RI, 2016). Prevalensi KEK di negara-negara

berkembang seperti Banglades, India, Indonesia, Myanmar, Nepal,

Srilanka dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI <18,5. Adapun

negara yang mengalami prevalensi yang tertinggi adalah Banglades yaitu

47%, sedangkan Indonesia menjadi urutan keempat terbesar setelah India

dengan prevalensi 35,5% dan yang paling rendah adalah Thailand dengan

prevalensi 15-25% (Sigit, 2015). Prevalensi KEK pada wanita hamil di

Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 sebesar 24,2% dan di

Sulawesi Tenggara sebesar 22,6% (Kemenkes RI, 2013).

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak sebelum

hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang

hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan

menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan

energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Menurut Sediaoetama

(2014), penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab

langsung dan tidak langsung.

Page 14: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

3

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola

konsumsi, infeksi, makanan pantangan. Penyebab tidak langsung terdiri

dari hambatan utilitas zat-zat gizi, hambatan absorbsi karena penyakit

infeksi atau infeksi cacing, ekonomi yang kurang, pengetahuan,

pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang, produksi pangan yang

kurang mencukupi kubutuhan, kondisi hygiene yang kurang baik, jumlah

anak yang terlalu banyak, usia ibu , usia menikah, penghasilan rendah,

perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak merata, jarak

kehamilan (Sediaoetama, 2014). Penyebab tidak langsung dari KEK

disebut juga penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan

menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat kekurangan

energi kronis.

Pantangan makanan adalah makanan yang tidak boleh dikonsumsi

ibu selama hamil sesuai dengan kebiasaan turun-temurun yang dianut.

Makanan pantang atau pantang makanan adalah bahan makanan atau

masukan yang tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat

karena alasan-alasan yang bersifat budaya. Menurut Sediaoetama (2015),

pantang makanan yaitu tidak boleh makan jenis makanan tertentu

dijumpai pada masyarakat karena alasan budaya dan kesehatan di

berbagai negara seluruh dunia. Berbagai budaya memberikan peranan

dan nilai yang berbeda terhadap pangan (Baliwati, dkk, 2014).

Kepercayaan masyarakat tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat

berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan. Semakin banyak

Page 15: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

4

pantangan dalam makanan maka semakin kecil peluang keluarga untuk

mengkonsumsi makan yang beragam. Kondisi demikian, tentunya akan

memperburuk keadaan ibu hamil sehingga menyebabkan ibu hamil

kekurangan gizi yang berisiko megalami KEK.

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang

dapat mempengaruhi kadar hemoglobin adalah pada aktivitas fisik yang

sifatnya berat. Aktivitas fisik yang terlalu berat dapat menimbulkan

hematuria, hemolisis, dan perdarahan pada gastrointestinal yang dapat

mempengaruhi status besi. Hematuria dapat terjadi karena adanya trauma

pada glomerulus.Intensitas latihan dapat menyebabkan aliran darah pada

ginjal menurun yang menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus.

Hemolisis dapat timbul akibat dari kompresi pembuluh darah yang

disebabkan oleh kontraksi yang kuat dari otot-otot yang terlibat dalam

aktivitas fisik yang dilakukan. Hemolisis dapat menyebabkan kehilangan

besi akibat penghancuran membran sel darah merah yang akan

mempengaruhi kadar hemoglobin (Gallagbar, 2015).

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian

mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat

bayi lahir rendah (BBLR). Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini

juga mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia

yang mencapai 10,2% (Kemenkes RI, 2016). Jumlah KEK ibu hamil di

Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 sebanyak 14,5% dan di

Page 16: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

5

Kabupaten Konawe sebensar 15,1% (Dinkes Sultra, 2017). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan KEK mempunyai risiko

2 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang

mempunyai lingkar lengan atas (LILA) lebih dari 23 cm (Pratiwi, 2015).

Demikian pula hasil penelitian Hidayanti (2014) menyatakan bahwa ibu

hamil yang mengalami KEK mempunyai risiko melahirkan bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 5 kali lebih besar dibandingkan ibu

hamil yang tidak KEK.

Hasil survey pendahuluan di Puskesmas Anggaberi diperoleh data

tentang kejadian KEK pada ibu hamil, yaitu kejadian KEK pada tahun

2016 sebanyak 19 kasus (21,35%) dari 89 ibu hamil, tahun 2017

sebanyak 24 kasus (12,5%) dari 192 ibu hamil, tahun 2018 bulan Januari

hingga Mei sebanyak 29 kasus (30,85%) dari 94 ibu hamil (Puskesmas

Anggaberi, 2018). Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan

kasus KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan KEK berisiko mengalami

komplikasi baik dalam kehamilannya maupun persalinannya sehingga

perlu dilakukan perbaikan gizi pada ibu hamil.

Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga penulis tertarik untuk

meneliti tentang hubungan aktifitas fisik dan pantangan makanan dengan

kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi.

Page 17: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian

yaitu Apakah ada hubungan aktifitas fisik dan pantangan makanan

dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik dan pantangan

makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi.

b. Mengetahui aktifitas fisik ibu hamil di Puskesmas Anggaberi.

c. Mengetahui pantangan makanan ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi.

d. Menganalisis hubungan aktifitas fisik dengan kejadian KEK

pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi.

e. Menganalisis hubungan pantangan makanan dengan kejadian

KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ibu Hamil

Untuk menambah wawasan ibu hamil tentang KEK dalam

kehamilan.

Page 18: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

7

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi

tentang perbaikan gizi terutama berkaitan dengan penyuluhan

pentingnya gizi dalam kehamilan untuk mencegah kejadian KEK.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya dan

sebagai masukan untuk menyusun program yang akan

datang serta sebagai dasar perencanaan dalam rangka

pelayanan dan usaha pencegahan terjadinya KEK.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Vita (2014) yang berjudul faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK)

pada ibu hamil di Kecamatan Kamoning dan Tambelangan

Kabupaten Sampang Jawa Timur. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Vita adalah variabel bebas penelitian. Variabel bebas

penelitian ini adalah hubungan aktifitas fisik dan pantangan

makanan sedangkan penelitian Vita dkk adalah usia menikah,

pendidikan, pekerjaan, umur kehamilan, kadar hb, konsumsi zat

besi.

2. Penelitian Sri dkk (2015) yang berjudul beberapa faktor yang

berhubungan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK)

pada ibu hamil di BPS Sri Widyaningsih, AM.Keb Desa Lemahireng

Page 19: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

8

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Sri dkk adalah variabel bebas penelitian.

Variabel bebas penelitian ini adalah hubungan aktifitas fisik dan

pantangan makanan sedangkan penelitian Sri dkk adalah jarak

kelahiran, pendidikan dan pengetahuan.

Page 20: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

a. Pengertian

KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi. Malnutrisi adalah

keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara

relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2014). KEK

adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi

(kalori dan protein ) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan

ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan

dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm (Kemenkes, 2015).

b. Penyebab

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu

sejak sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi,

karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam

keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya

metabolism energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi

lainnya meningkat selama hamil. Menurut Sediaoetama (2014),

penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu

1) Penyebab Langsung,

Peyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola

konsumsi dan penyakit infeksi.

Page 21: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

10

2) Penyebab Tidak Langsung

a) Hambatan utilitas zat-zat gizi. Hambatan utilitas zat-zat gizi

ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan

asam amino didalam tubuh tidak seimbang yang dapat

menyababkan penurunan nafsu makan dan penurunan

konsumsi makan.

b) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi

cacing.

c) Ekonomi yang kurang.

d) Pengetahuan

e) Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang.

f) Produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan.

g) Kondisi hygiene yang kurang baik.

h) Jumlah anak yang terlalu banyak.

i) Jarak kehamilan

j) Usia ibu yang tua

k) Penghasilan rendah.

l) Perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak

merata.

Penyebab tidak langsung dari KEK banyak, maka penyakit ini

disebut penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan

menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat

kekurangan energi kronis.

Page 22: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

11

c. Penilaian KEK

Penilaian kekurangan energi kronik dalam kehamilan

menggunakan pita lingkar lengan atas (LILA). Kategori KEK adalah

apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA

(Supariasa, 2014). Menurut Kemenkes RI (2015) pengukuran LILA

pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu deteksi

dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam,

untuk mengetahui kelompok berisiko KEK. Wanita usia subur

adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA adalah suatu cara untuk

mengetahui risiko KEK..

Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik

pada ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran

petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah

1) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon

ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan

bayi berat lahir rendah.

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan

tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK.

Page 23: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

12

5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang

menderita KEK.

Ambang batas LILA pada WUS dengan risiko KEK

di Indonesia adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari

23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut

mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan

berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko

kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan

perkembangan anak (Supariasa, 2014).

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan–urutan

yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA

(Supariasa, 2014) yaitu tetapkan posisi bahu dan siku, letakkan

pita antara bahu dan siku, tentukan titik tengah lengan,

lingkarkan pita LILA pada tengah lengan, pita jangan terlalu

dekat, pita jangan terlalu longgar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran

LILA adalah pengukuran dilakukan dibagian tengah antara

bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan

kanan). Lengan harus posisi bebas, lengan baju dan otot

lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan alat

ukur dalam keadaan baik.

Page 24: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

13

d. Dampak KEK

Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi

oleh keadaan gizi ibu selama hamil. KEK pada ibu hamil perlu

diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi berat lahir rendah,

pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga

mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari dan kemungkinan

premature (Kemenkes, 2015). Ibu hamil yang berisiko KEK adalah

ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA kurang dari 23,5 cm.

Menurut Hamin et al (2014) menyatakan bahwa LILA ibu hamil

berkorelasai positif dengan IMT ibu hamil, sehingga pengukuran

IMT ibu hamil sama akuratnya dengan pengukuran LILA ibu hamil.

Menurut Moehji (2013) menyatakan bahwa gizi buruk karena

kesalahan dalam pengaturan makanan membawa dampak yang

tidak menguntungkan bukan hanya bagi ibu tetapi juga bagi

bayi yang akan lahir. Dampak gizi buruk terhadap ibu dapat

berupa hyperemesis, keracunan kehamilan (eklampsi), kesulitan

saat kelahiran, perdarahan, bahkan dapat membawa kematian.

Bagi bayi yang ada dalam kandungan, gizi ibu yang buruk dapat

menyebabkan terjadinya keguguran (abortus), bayi lahir sebelum

waktunya (premature), BBLR, kematian neonatus dan kematian

dibawah satu tahun.

Selain itu adanya masalah gizi timbul karena perilaku gizi

yang salah. Perilaku gizi yang salah adalah ketidakseimbangan

Page 25: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

14

antara konsumsi zat gizi dan kecukupan gizi. Jika seseorang

mengkonsumsi zat gizi kurang dari kebutuhan gizinya, maka orang

itu akan menderita gizi kurang (Khomsan dan Anwar, 2014).

Menurut Lubis (2013) bila ibu mengalami kekurangan gizi selama

hamil akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin,

seperti diuraikan berikut ini

1) Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat

badab ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

infeksi.

2) Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), perdarahan pasca persalinan, serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3) Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran

(abortus), kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada

bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan

BBLR.

Page 26: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

15

Menurut Soetjiningsih (2015) adanya kekuragan energi

protein (KEP) akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan

kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai

risiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan.

Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama

masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin dari pada

malnutrisi akut.

e. Pencegahan KEK

Menurut Chinue (2015), ada beberapa cara untuk mencegah

terjadinya KEK, antara lain :

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, yaitu :

a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari

bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur)

dan bahan makanan nabati (sayur berwarna hijau tua,

kacang-kacangan, tempe).

b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandung vitamin C (seperti daun katuk, daun

singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat

bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi

dalam usus.

c) Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan

meminum tablet penambah darah. Guna mencegah

terjadinya risiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan

Page 27: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

16

(WUS) sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya

dengan LILA tidak kurang dari 23.5 cm. Beberapa kriteria

ibu KEK adalah berat badan ibu sebelum hamil <42 kg,

tinggi badan ibu <145 cm, berat badan ibu pada kehamilan

trimester III <45 kg, Indeks Masa Tubuh (IMT) sebelum

hamil < 17,00 dan ibu menderita anemia (Hb <11 gr%).

2. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK

a) Faktor langsung

1) Asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari

pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai

gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan

penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam

negeri yaitu upaya pertanian dalam menghasilkan bahan

makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.

Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk

mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat

dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan

menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.

2) Penyakit infeksi

Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula

terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunya nafsu

makan, adanya gangguan penyerapan dalam saluran

Page 28: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

17

pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh

adanya penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan

gizi kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan

sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan

gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah infeksi.

Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara

lain diare, tuberculosis, campak dan batuk rejan (Supariasa,

2014). Hampir semua penyakit infeksi yang berat yang

diderita pada waktu hamil dapat mengakibatkan keguguran,

lahir mati, atau Berat Badan Lahir Rendah (Soetjiningsih,

2015).

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit

infeksi dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan

mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu

a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan,

menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi

makanan pada waktu sakit

b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat

diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus menerus

c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan

kebutuhan akibat sakit atau parasit yang terdapat pada

tubuh (Supariasa, 2014).

3) Pola konsumsi makanan

Page 29: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

18

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber

karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi

dapat digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk pengganti protein hewani

dapat digunakan daging, ayam dan telur. Makanan ibu hamil diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam keadaan

sehat. Demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi

harus dalam keadaaan baik dan selama kehamilan harus mendapatkan

tambahan protein, mineral, vitamin dan energi (Huliana, 2015). Menurut

penelitian Simarmata (2014) pola konsumsi ibu hamil berdasarkan

frekuensi makan dan jenis makan, yaitu mengkonsumsi beras sebagai

makanan pokok dengan frekuensi 1-3x/hari, mie dikonsumsi dengan

frekuensi 1-3x/minggu, ubi dengan frekuensi 1-3x/minggu, roti dan biskuit

jarang dikonsumsi, konsumsi daging dan telur dengan frekuensi 1-

3x/minggu, sedangkan kebutuhan konsumsi sayur ikan sebagai lauk-pauk

1-3x/hari, konsumsi sayur-sayuran misalnya bayam, buncis, daun ubi,

sayur jipang dan kangkung dengan frekuensi 1-3x/minggu, dan konsumsi

buah- buahan, seperti konsumsi buah jeruk 1-3x/hari, papaya dan

semangka 1-3x/minggu. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan pangan,

status kesehatan dan pengetahuan gizi.

Jenis bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi ibu hamil

trimester I adalah nasi dengan frekuensi 1 x/hari, mie dengan frekuensi

sering (55,5%), roti dan umbi-umbian lebih banyak dikonsumsi dengan

frekuensi 1-5x/minggu (72,2% dan 83,3%). Konsumsi lauk-pauk diketahui

Page 30: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

19

mengkonsumsi ikan kering dan tempe dengan frekuensi 1 x/hari, telur dan

tahu 1-5x/minggu, frekuensi konsumsi ikan basah,ayam dan daging

2x/bulan. Sedangkan mengkonsumsi makanan sayur-sayuran sebagian

besar ibu hamil trimester I, mengkonsumsi daun ubi, kacang

panjang dan sawi dengan frekuensi 1x/hari, konsumsi bayam 1-

5x/minggu. Dan ibu hamil trimester I mengkonsumsi buah-buahan 1-

5x/minggu. Pola makan ibu hamil trimester I dipengaruhi oleh

pengetahuan tentang gizi, ketersediaan pangan dan kemampuan

membeli pangan (Sipahutar, 2013).

Menurut penelitian Chairiah (2012) pola makan ibu hamil

berdasarkan jumlah asupan energi, protein, lemak dan natrium yaitu rata-

rata asupan energi yang dikonsumsi ibu hamil adalah 2.572 kal dengan

asupan energi minimum yang dikonsumsi sebanyak 2.100 kal dan

maksimum 3.100 kal. Asupan rata-rata protein adalah 66,52 gram

dengan asupan protein minimum yang dikonsumsi sebanyak 42,00

gram dan maksimum 88,00 gram. Asupan rata-rata lemak adalah

86,50 gram dengan jumlah lemak minimum yang dikonsumsi sebanyak

60,00 gram dan maksimum 110,00 gram. Jumlah rata-rata Natrium

adalah 2,54 mg dengan jumlah natrium minimum yang dikonsumsi

sebanyak 1,5 mg dan maksimum 2,9 mg.

Sebagian besar ibu hamil mengkonsumsi energi, protein, asam

folat dan kalsium dibawah angka kecukupan yang dianjurkan. Makanan

pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi, telur sebagai lauk hewani,

Page 31: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

20

tempe dan tahu sebagai lauk nabati. Sayur-sayuran yang banyak

dikonsumsi adalah bayam, sedangkan buah-buahan yang sering

dikonsumsi adalah pisang. Jajanan yang sering dikonsumsi adalah

gorengan sedangkan minuman yang sering dikonsumsi adalah susu pada

frekuensi ≥1 kali/hari (Putri, 2012). Menurut Nurmilawati (2012), pola

makan ibu hamil berdasarkan asupan energi dan protein mempunyai

susunan makanan yang tidak lengkap, frekuensi makan makanan pokok

dengan frekuensi 1-3x/hari, frekuensi makan lauk-pauk 3-5x/minggu,

frekuensi makan sayur-sayuran 3-5x/minggu, frekuensi makan buah-

buahan yang jarang 1-3x/minggu.

b) Faktor tidak langsung

1) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah,

sebanyak 60-80% dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk

membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80% energi

dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20

persen dipenuhi oleh sumber energi lainnya seperti lemak dan

protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin

besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk

pangan.

Page 32: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

21

2) Pengetahuan

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku

pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.

Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai

asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi

makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa

jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan

nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha

untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat,

ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan

memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang

bergizi.

3) Pekerjaan

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang

dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar

dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas

memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas

yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.

Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda

karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/kerja

zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada

dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada

Page 33: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

22

saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari,

yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan

tidak ada perubahan tingkat kegiatan.

4) Pendidikan

Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan

sumber daya manusia. Tingkat pendidikan merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan,

karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan

pengetahuan dan informasi yang dimiliki tentang gizi khususnya

konsumsi makanan lebih baik. Dalam kepentingan gizi keluarga,

pendidikan amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap

terhadap adanya maslaah gizi di dalam keluarga dan bisa

mengambil tindakan yang tepat (Puli dkk, 2014). Pendidikan

formal dari ibu rumah tangga sering sekali mempunyai

asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi

makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa

jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat makan pengetahuan

nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha- usaha untuk

memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu

rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih

makanan yang lebih bergizi daripada yang kurang bergizi

(Surasih, 2014).

Page 34: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

23

5) Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan.

Orang yang tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan

sebagian besar pendapatan untuk makan. Pendapatan merupakan

faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada rumah

tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen

dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan.

Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh

karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi

oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan

yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total

pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan

(Sediaoetama, 2014).

6) Pantangan Makanan

Pantangan makanan adalah makanan yang tidak boleh

dikonsumsi ibu selama hamil sesuai dengan kebiasaan turun-temurun

yang dianut. Makanan pantang atau pantang makanan adalah bahan

makanan atau masukan yang tidak boleh dimakan oleh para individu

dalam masyarakat karena alasan-alasan yang bersifat budaya.

Biasanya pihak yang diharuskan memantang memiliki ciri-ciri tertentu,

atau sedang mengalami keadaan tertentu (misalnya karena sedang

hamil atau menyusui), dan karena dalam kebudayaan setempat

Page 35: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

24

terdapat suatu kepercayaan tertentu terhadap bahan makanan

tersebut (misalnya berkenaan dengan sifat keramatnya).

Adat memantang makan itu diajarkan secara turun temurun

dan cenderung ditaati walaupun individu yang menjalankannya

mungkin tidak terlalu paham atau yakin akan rasional dari alasan-

alasan memantang makanan yang bersangkutan, dan sekedar karena

patuh akan tradisi setempat (Swasono, 2015). Menurut Sediaoetama

(2015), pantang makanan yaitu tidak boleh makan jenis makanan

tertentu dijumpai pada masyarakat karena alasan budaya dan

kesehatan di berbagai negara seluruh dunia. Dari sudut ilmu gizi,

pantang makanan dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Kelompok pertama, pantang makanan yang tidak berdasarkan

agama (kepercayaan)

2. Kelompok kedua, pantang makanan yang berdasarkan agama

(kepercayaan)

3. Kelompok ketiga, pantangan yang jelas akibatnya terhadap

kesehatan.

Pangan dan gizi sangat berkaitan erat karena gizi seseorang

sangat tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya. Masalah

pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan

pangan yang dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan,

dan adat/kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan. Banyak

sekali penemuan para peneliti yang menyatakan bahwa faktor budaya

Page 36: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

25

sangat berperan dalam proses konsumsi pangan dan terjadinya

masalah gizi di berbagai masyarakat dan negara. Unsur-unsur budaya

mampu menciptakan suatu kebiasaan makan penduduk yang kadang-

kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.

Berbagai budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda

terhadap pangan (Baliwati, dkk, 2014). Kepercayaan masyarakat

tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat berpengaruh terhadap

pemilihan bahan makanan. Semakin banyak pantangan dalam

makanan maka semakin kecil peluang keluarga untuk mengkonsumsi

makan yang beragam. Beberapa jenis bahan makanan dilarang

dimakan oleh anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui ataupun kaum

remaja. Jika ditinjau dari konteks gizi, bahan makanan tersebut justru

mengandung nilai gizi yang tinggi, tetapi tabu itu tetap dijalankan

dengan alasan takut menanggung risiko yang akan timbul. Sehingga

masyarakat yang demikian akan mengkonsumsi bahan makanan

bergizi dalam jumlah yang kurang, dengan demikian maka penyakit

kekurangan gizi akan mudah timbul di masyarakat. (Suhardjo, 2014).

A. Berg (1986) dalam Pudjiadi (2014), diberbagai negara atau

daerah terdapat 3 kelompok masyarakat yang biasanya mempunyai

makanan pantangan, yaitu anak kecil, ibu hamil dan ibu yang

menyusui. Khusus mengenai hal itu di Indonesia antara lain

dikemukakan sebagai berikut:

Page 37: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

26

a) Pada anak kecil di banyak daerah, makanan yang bergizi dijauhkan dari

anak-anak, karena takut akan akibat-akibat yang sebaliknya. Di

beberapa daerah ikan dilarang untuk anak-anak karena menurut

kepercayaan ikan akan menyebabkan penyakit cacingan, sakit mata

atau sakit kulit. Di tempat lain kacang-kacangan yang kaya dengan

protein seringkali tidak diberikan kepada anak-anak karena khawatir

perut anaknya akan kembung.

b) Pada ibu yang sedang hamil, berdasarkan hasil studi di Kalimantan

Tengah ditemukan fakta adanya 27 jenis ikan yang merupakan

makanan pantangan, dengan alasan apabila ikan-ikan itu dimakan

dapat menyebabkan maruyan (gangguan pada kesehatan ibu), mabuk,

merusak badan, sulit melahirkan, peranakan bisa ke luar, dsb.

c) Pada ibu yang sedang menyusui, di Indonesia banyak wanita

mengurangi makan sesudah melahirkan anak untuk menjaga bentuk

tubuhnya. Di Jawa, makan telur dipantangkan selama ibu sedang

menyusui anaknya, karena diduga telur bisa menyebabkan

pendarahan. Di Kalimantan Tengah ada berbagai jenis ikan tertentu

yang dipantang karena bisa menyebabkan air susu ibu berbau amis

dan mengakibatkan bayinya sakit perut, dll. Seringkali ditemukan

seorang wanita yang sedang hamil diharuskan pantang terhadap

berbagai jenis bahan makanan, seperti ikan, dan sebagainya. Ada juga

wanita hamil yang hanya dibolehkan makan nasi dengan sedikit garam

saja, sedang makanan lain tidak diperkenankan. Penjelasan yang luas

Page 38: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

27

akan faedah makanan, bahaya pantangan semacam itu haruslah

diberikan lebih dulu kepada wanita hamil, sehingga dia merasa yakin

bahwa pantangan semacam itu akan merusak dirinya dan bayinya

(Moehji, 2013).

Seringkali ditemukan adanya pantang makanan bagi wanita hamil

terhadap beberapa jenis makanan tertentu yang jika dilihat dari nilai gizi,

bahan makanan tersebut mungkin saja dibutuhkan oleh ibu. Secara

umum, tidak ada pantang makanan bagi ibu hamil selama ibu tidak

mengalami komplikasi ataupun mengalami penyakit lain. Ibu hamil boleh

mengkonsumsi makanan yang diinginkan dengan jumlah yang tidak

berlebihan. Adanya pantangan seperti itu akan menghambat pemenuhan

kebutuhan gizi ibu yang akhirnya berbahaya bagi kesehatan ibu serta

pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga perlu penjelasan kepada

ibu tentang manfaat makanan serta bahaya pantangan (Sulistyoningsih,

2011).

Hasil penelitian Yuliani (2002) di Bogor, didapatkan proporsi ibu

hamil yang mempunyai pantang makanan sebesar 15,3%. Sedangkan

penelitian Surasih (2005) di Banjarnegara diperoleh proporsi adanya

pantangan terhadap makanan sebesar 39,20% dan dari 39,20% yang

berpantangan tersebut didapat 44,73% ibu hamil berpantangan terhadap

ikan. Dalam penelitian Kamarullah (2001), diperoleh 50% ibu hamil KEK

memiliki pantangan, seperti mengkonsumsi ikan, cumi-cumi, dll. Apabila

diamati jenis makanan yang dipantang dikonsumsi sebagian besar adalah

Page 39: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

28

jenis makanan yang bernilai gizi tinggi. Disisi lain kelompok yang

berpantang mengkonsumsi adalah mereka yang tergolong kelompok

rawan gizi. Kondisi demikian, tentunya akan memperburuk keadaan ibu

hamil. Ibu hamil merupakan kelompk yang paling rawan terhadap

makanan sumber protein hewani. Hal ini seharusnya tidak dilakukan,

karena pangan sumber protein ini sangan diperlukan untuk pertumbuhan

dan sebagai zat pembangun.

7) Aktifitas Fisik

Aktifitas fisik merupakan fungsi dasar hidup manusia. Sejak

zaman dahulu aktifitas fisik diperlukan untuk mengumpulkan

makanan dengan cara berjalan sekeliling hutan dan sungai, berlari

dari kejaran musuh atau hewan liar yang hendak menerkam. Pada

perkembangan selanjutnya setelah manusia mengenal sistem

budidaya maka manusia banyak menggunakan aktifitas fisik untuk

bertani menanam padi dan berkebun menanam sayuran untuk

memenuhi kebutuhan makanan. Agar dapat bertahan hidup manusia

zaman purba memerlukan tempat yang menyediakan bahan

makanan, sehingga mereka banyak membutuhkan energi untuk

berkelana mencari makanan, berpindah dari satu tempat ke tempat

lain yang masih banyak sumber-sumber bahan makanan. Seiring

perkembangan peradaban manusia mulai mnengenal alat

angkut/transportasi berupa hewan seperti kuda yang digunakan

sebagai alat transportasi. Pada masa sudah dikenal alat transportasi,

Page 40: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

29

aktifitas fisik manusia untuk berjalan ke suatu tempat sudah mulai

berkurang.

Menurut WHO aktifitas fisik (physical activity) merupakan

gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang memerlukan

pengeluaran energi. Aktifitas fisik melibatkan proses biokimia dan

biomekanik. Aktifitas fisik dapat dikelompokkan berdasarkan tipe dan

intensitasnya. Seringkali orang menukarkan istilah aktifitas fisik

dengan latihan olahraga atau exercise. Secara definisi latihan

olahraga (exercise) merupakan bagian dari aktifitas fisik atau dapat

dikatakan latihan olahraga (exercise) adalah aktifitas fisik yang

terencana, terstruktur, berulang, dan bertujuan untuk memelihara

kebugaran fisik (Haskell & Kiernan 2000). Jumlah energi yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas dapat diukur

dengan kilojoule (KJ) atau kilokalori (kkal). Satu kalori (kal) setara

dengan 4,186 joule atau 1 kilokalori (Kkal) setara dengan 1.000

kalori atau setara dengan 4.186 kalori.

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

kesegaran jasmani seseorang. Faktor-faktor seperti umur, jenis

kelamin, makanan atau diit, genetik dan kebiasaan merokok

merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesegaran/kebugaran

jasmani seseorang. Kebugaran jasmani seseorang meningkat

sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan

terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-

Page 41: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

30

kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga

penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya. Faktor perbedaan

jenis kelamin berpengaruh terhadap kesegaran jasmani, namun

sampai usia pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki

hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-

anak laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.

Perbedaan ini kemungkinan terkait dengan perbedaan kondisi

fisiologis setelah mengalami purbertas seperti perubahan

hormonal dan komposisi tubuh (persen lemak tubuh).

Faktor genetik akan berpengaruh terhadap kapasitas jantung

paru, postur tubuh, kondisi obesitas, haemoglobin/sel darah dan

serat otot. Faktor diit berpengaruh terhadap kesegaran seseorang

terkait dengan komposisi zat gizi yang dikonsumsi. Seseorang

memiliki daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi

karbohidrat (60-70 %). Apalagi jenis karbohidrat dengan kompisisi

indeks glikemik rendah akan memberikan penyediaan energi lepas

lambat, sehingga memungkinkan daya tahan seseorang lebih

lama. Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan

untuk olah raga yang memerlukan kekuatan otot yang besar. Hal

ini terkait dengan fungsi protein sebagai zat pembangun dan

pengganti jaringan serta sel yang rusak.

Kebiasaan merokok akan menurunkan kesegaran jasmani

seseorang. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai

Page 42: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

31

VO2maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan. Gas CO yang

terhisap akan berikatan dengan hemoglobin darah sehingga

mengurangi kemampuan sel darah merah untuk mengikat oksigen

yang diperlukan untuk oksidasi zat gizi sumber energi. Selain

itu menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada dalam

rokok dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi

nafsu makan. Kemajuan teknologi saat ini sudah mempengaruhi

pola aktifitas manusia. Perubahan gaya hidup kearah sedentary

yaitu gaya hidup yang semakin sedikit melakukan aktifitas fisik

berpengaruh terhadap kesehatan. Gaya hidup modern telah

meminimalkan aktifitas fisik seseorang, seperti fungsi tangga sudah

digantikan oleh elevator, penggunaan alat rumahtangga yang serba

digital, serta penggunaan kendaraan bermotor telah mengurangi

aktifitas berjalan kaki ke tempat kerja maupun ke sekolah.

Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa aktifitas

fisik dengan intensitas tertentu memberikan banyak manfaat untuk

kesehatan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah

menciptakan berbagai fasilitas yang memberikan kemudahan-

kemudahan kepada manusia, sehingga meminimalkan pengeluaran

energi. Seiring dengan perkembangan tekhnologi tersebut, dewasa

ini prevalensi penyakit-penyakit yang terkait dengan rendahnya

aktifitas fisik semakin meningkat. Secara umum hasil studi

diberbagai negara menyebutkan bahawa aktfitas fisik yang

Page 43: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

32

memadai bermanfaat untuk kesehatan terutama mengurangi resiko

penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, diabetes

mellitus tipe 2, obesitas dan gizi lebih, penyakit kanker payudara,

kanker kolon serta depresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas fisik

memberikan keuntungan yang besar untuk menurunkan resiko

penyakit jantung. Orang yang kurang melakukan aktifitas fisik

beresiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung bila

dibandingkan orang yang tidak aktif. Aktifitas fisik juga membantu

mencegah penyakit stroke dan memperbaiki faktor resiko

cardiovascular disease (CVD) seperti tekanan darah tinggi dan

tinggi kolesterol. Rendahnya level aktifitas fisik dapat meningkatkan

pula prevalensi obesitas secara signifikan. Obesitas terjadi bila

asupan energi melebihi pengeluaran energi total termasuk energi

untuk melakukan aktifitas fisik.

Mekanisme biologis yang terkait hubungan aktifitas fisik

dengan penurunan risiko penyakit kronis dan kematian dini dapat

dijelaskan dari berbaagai hasil penelitian yang dirangkum oleh

Warburton dkk. Aktifitas fisik yang dilakukan secara rutin akan

memperbaiki komposisi tubuh melalui penurun lemak abdominal

adiposit dan perbaikan terhadap control berat badan. Selain itu

dapat meningkatkan profil lipoprotein melalui penurunan level

trigliserida, peningkatan kolesterol HDL (kolesterol baik),

Page 44: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

33

menurnkan LDL serta menurunkan rasio LDL terhadap HDL.

Aktifitas fisik juga memperbaiki homeostasis glukosa dan

sensitifitas insulin, menurunkan tekanan darah dan inflamasi

sistemik, menurunkan pembekuan darah, memperbaiki aliran darah

jantung, memperbaiki fungsi jantung serta endhotelial.

Aktifitas fisik yang dilakukan secara rutin juga memperbaiki

psikologis seseorang melalui penurunan stress, kecemasan dan

depresi. Faktor psikologis penting dipertimbangkan untuk

pencegahan dan manajemen penyakit jantung serta berimplikasi

juga terhadap penyakit kronis lainnya seperti diabetes,

osteoporosis, hipertensi, kegemukan kanker dan depresi. Terjadinya

perbaikan massa tubuh karena aktifitas fisik menyebabkan

peningkatan sintesis glikogen dan aktifitas hexokinase, peningkatan

GLUT-4 dan ekpresi mRNA, memperbaiki densitas kapiler otot

sehingga mengakibatkan perbaikan pengangkutan glukosa ke otot.

Pada mekanisme penurunan laju penyakit kanker, dengan

melakukan aktifitas fisik secara regular menurunkan laju kanker

sebesar 46%, menurunkan simpanan lemak dan meningkatkan

pengeluaran energi, serta berkaitan pula dengan perubahan level

hormone, fungsi imun, insulin dan pembentukan radikal bebas yang

berpengaruh langsung terhadap tumor.

Secara umum manfaat aktifitas fisk dapat disimpulkan yaitu

(1) manfaat fisik/biologis meliputi : menjaga tekanan darah tetap

Page 45: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

34

stabil dalam batas normal, meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap penyakit, menjaga berat badan ideal, menguatkan tulang

dan otot, meningkatkan kelenturan tubuh, dan meningkatkan

kebugaran tubuh.; (2) manfaat aktifitas fisik secara psikis/mental

dapat : mengurangi stress, meningkatkan rasa percaya diri,

membangun rasa sportifitas, memupuk tanggung jawab, dan

membangun kesetiakawanan sosial.

Aktifitas fisik seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Baik faktor lingkungan makro, lingkungan mikro maupun faktor

individual. Secara lingkungan makro, faktor social ekonomi akan

berpengaruh terhadap aktifitas fisik. Pada kelompok masyarakat

dengan latar belakang social ekonomi relatif rendah, memiliki

waktu luang yang relatif sedikit bila dibandingkan masyarakat

dengan latar belakang social ekonomi yang relatif lebih baik.

Sehinggakesempatan keelompok social ekonomi rendah untuk

melakukan aktifitas fisik yang terprogram serta terukur tentu akan

lebih rendah bila dibandingkan kelompok social ekonomi tinggi.

Lingkungan social ekonomi secara makro ini juga berpengaruh

terhadap kondisi fasilitas umum dalam suatu negara. Pada negara

dengan kondisi social ekonomi tinggi akan menyediakan fasilitas

umum yang lebih modern seperti tersedia angkutan umum yang

lebih nyaman dan baik, fasilitas escalator dan fasilitas canggih lain

Page 46: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

35

yang memungkinkan masyarakatnya melakukan aktifitas fisik yang

rendah.

Begitu pula kemampuan masyarakat untuk membeli

kendaraan bermotor (mobil dan motor) dan alat-alat rumahtangga

(seperti mesin cuci) lebih tinggi. Sebaliknya pada negara dengan

kondisi social ekonomi yang rendah, negara belum mampu

menyediakan fasilitas umum dengan teknologi maju. Selain itu

kemampuan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor

dan peralatan rumahtangga yang canggih belum seperti negara

dengan social ekonomi tinggi. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap

aktifitas fisik yang dilakukan masyarakatnya.

Lingkungan mikro yang berpengaruh terhadap aktifitas fisik

adalah pengaruh dukungan masyarakat sekitar. Dewasa ini sudah

terjadi perubahan dukungan masyarakat terhadap aktifitas fisik,

masyarakat sudah beralih kurang memperlihatkan dukungan yang

tinggi terhadap orang yang masih berjalan kaki kalau pergi ke

pasar, ke kantor, ke sekolah. Penggunaan kendaraan bermotor

menjadi trend yang mengarah kepada kebutuhan gengsi.

Masyarakat lebih memberikan apresiasi yang tinggi kepada

penggunaan mesin cuci, mesin pembajak tanah, mobil dan sepeda

motor bila melakukan berbagai pekerjaan. Perubahan pandangan

masyarakat terhadap alat dan barang yang memepermudah

Page 47: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

36

pekerjaan ini, telah menyebabkan aktifitas fisik masyarakat menjadi

berkurang.

Kebiasaan masyarakat untuk mengisi waktu luang dengan

bermain diluar rumah sudah mulai ditinggalkan diganti dengan

kebiasaan menonton televisi, main playstation dan game computer

serta berinternet. Disamping penghargaan masyarakat terhadap

kegiatan olahraga yang sedikit mengeluarkan energi seperti golf

dibandingkan olahraga yang membutuhkan energi lebih tinggi, turut

mempengaruhi aktifitas fisik yang akan dilakukan. Kondisi tersebut

juga diperparah oleh pengaruh urbanisasi yang telah

menyebabkan perjalanan menjadi lama karena mascet, sehingga

karyawan dan anak sekolah harus menghabiskan banyak waktu di

jalan. Kehidupan di kota-kota besar sudah tidak aman dan

nyaman untuk melakukan kegiatan bersepeda atau berjalan diluar

rumah karena kurangnya lahan untuk aktifitas tersebut dan kurang

aman dari kejahatan-kejahatan. Dampak urbanisasi ini juga

berpengaruh terhadap aktifitas fisik.

Faktor individu seperti pengetahuan dan persepsi tentang

hidup sehat, motivasi, kesukaan berolahraga, harapan tentang

keuntungan melakukan aktifitas fisik akan mempengaruhi

seseorang untuk melakukan aktifitas fisik. Orang yang memiliki

pengetahuan dan persepsi yang baik terhadap hidup sehat akan

melakukan aktifitas fisik dengan baik, karena mereka yakin dampak

Page 48: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

37

aktifitas fisik tersebut terhadap kesehatan. Apalagi orang yang

mempunyai motivasi dan harapan untuk mencapai kesehatan

optimal, akan terus melakukan aktifitas fisik sesuai anjuran

kesehatan. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap seseorang

rutin melakukan aktifitas fisik atau tidak adalah faktor umur, genetic,

jenis kelamin dan kondisi suhu dan geografis.

8) Biologis

a. Usia

Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap

baik secara jasmani maupun rohaninya untuk terjadinya khamilan.

Karena pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu lebih baik

dibandingkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

tahun (Surasih, 2014). Usia ibu hamil juga sangat berpengaruh

pada pertumbuhan dan perkembangan janin maupun ibunya

sendiri. Semakin muda dan semakin tua usia ibu hamil juga

berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan gizi yang diperlukan.

Wanita muda (kurang dari 20 tahun) perlu tambahan gizi karena

selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya

sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang

dikandungnya. Sementara umr yang lebih tua (lebih dari 35

tahun) perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang

semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka

Page 49: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

38

diperlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung

kehamilan yang sedang berlangsung (Maryam, S. 2015).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan yaitu

kondisi yang menggambarkan kelahiran sekelompok atau beberapa

kelompok wanita selama masa reproduksi (BKKBN, 2011). Paritas

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu

hamil. Paritas merupakan faktor yang yang sangat mempengaruhi

terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil

atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak

ditemui 2 keadaan ini yaitu kesahatan terganggu seperti anemia

dan kurang gizi serta kekendoran pada dinding perut dan bagian

rahim (Asria, 2012). Ibu dengan paritas yang terlalu sering (lebih

dari 3 kali) akan mempunyai status gizi kurang karena cadangan

gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. Untuk paritas yang paling baik

adalah 2 kali (Surasih, 2014).

Page 50: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

39

B. Landasan Teori

KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi. Malnutrisi adalah

keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative atau

absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2014). KEK adalah keadaan

dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang

berlangsung lama atau menahun. Dengan ditandai berat badan kurang

dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang `dari 23,5 cm

(Kemenkes, 2015).

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola

konsumsi, infeksi, makanan pantangan. Penyebab tidak langsung terdiri

dari hambatan utilitas zat-zat gizi, hambatan absorbsi karena penyakit

infeksi atau infeksi cacing, ekonomi yang kurang, pengetahuan,

pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang, produksi pangan yang

kurang mencukupi kubutuhan, kondisi hygiene yang kurang baik, jumlah

anak yang terlalu banyak, aktifitas fisik, usia ibu, usia menikah,

penghasilan rendah, pantangan makanan, perdagangan dan distribusi

yang tidak lancar dan tidak merata, jarak kehamilan (Sediaoetama, 2014).

Penyebab tidak langsung dari KEK banyak, maka penyakit ini disebut

penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan

menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat kekurangan

energi kronis.

Pantangan makanan adalah makanan yang tidak boleh dikonsumsi

ibu selama hamil sesuai dengan kebiasaan turun-temurun yang dianut.

Page 51: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

40

Makanan pantang atau pantang makanan adalah bahan makanan atau

masukan yang tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat

karena alasan-alasan yang bersifat budaya. Menurut Sediaoetama (2015),

pantang makanan yaitu tidak boleh makan jenis makanan tertentu

dijumpai pada masyarakat karena alasan budaya dan kesehatan di

berbagai negara seluruh dunia. Berbagai budaya memberikan peranan

dan nilai yang berbeda terhadap pangan (Baliwati, dkk, 2014).

Kepercayaan masyarakat tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat

berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan. Semakin banyak

pantangan dalam makanan maka semakin kecil peluang keluarga untuk

mengkonsumsi makan yang beragam. Kondisi demikian, tentunya akan

memperburuk keadaan ibu hamil sehingga menyebabkan ibu hamil

kekurangan gizi yang berisiko megalami KEK.

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan

oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang

dapat mempengaruhi kadar hemoglobin adalah pada aktivitas fisik yang

sifatnya berat. Aktivitas fisik yang terlalu berat dapat menimbulkan

hematuria, hemolisis, dan perdarahan pada gastrointestinal yang dapat

mempengaruhi status besi. Hematuria dapat terjadi karena adanya trauma

pada glomerulus.Intensitas latihan dapat menyebabkan aliran darah pada

ginjal menurun yang menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus.

Hemolisis dapat timbul akibat dari kompresi pembuluh darah yang

disebabkan oleh kontraksi yang kuat dari otot-otot yang terlibat dalam

Page 52: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

41

aktivitas fisik yang dilakukan. Hemolisis dapat menyebabkan kehilangan

besi akibat penghancuran membran sel darah merah yang akan

mempengaruhi kadar hemoglobin (Gallagbar, 2015).

Page 53: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

42

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian di Modifikasi dari Supariasa (2014);Kemenkes (2015); Sediaoetama (2014); Asria (2012); Surasih, (2014);Puli dkk (2014)

Faktor Tidak langsung1) Pendapatan keluarga2) Aktifitas fisik3) Pengetahuan4) Pekerjaan5) Pendidikan6) Panntangan makanan7) Usia menikah8) Biologis

a. Usiab. Jumlah anakc. Jarak kehamiland. Perilaku

Faktor Langsung1. Asupan makanan2. Penyakit infeksi3. Pola konsumsi makanan

Kebutuhan gizi ibu hamil

Kekurangan energi kronik

Page 54: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

43

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel terikat (dependent): Kekurangan energi kronis

Variabel bebas (Independent): aktifitas fisik, pantangan makanan

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian Kekurangan

Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi.

2. Ada hubungan antara pantangan makanan dengan kejadian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi.

Aktifitas FisikKekurangan Energi

Kronik (KEK)PantanganMakanan

Page 55: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Wilayah Puskesmas yaitu 68.180 Km2. Puskesmas secara

geografis sebelah barat berbatasan dengan kecamatan tonggauna,

sebelah utara berbatasan dengan kecamatan meluhu, sebelah timur

berbatasan dengan dengan kecamatan wawotobi, sebelah selatan

berbatasan dengan kecamatan unaaha. Luas Wilayah menurut

kelurahan sangat beragam. Kecamatan Anggaberi terdiri dari 6

kelurahan sebagai berikut :

Dengan berpedoman pada kegiatan pokok yang dilengkapi dengan

adanya kegiatan tambahan dan inovatif diharapkan puskesmas anggaberi

mampu memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Disamping itu semua kegiatan akan lebih terancana, lengkap, akurat dan

Page 56: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

52

saling terkait sehingga mutu pelayanan puskesmas akan meningkat dan

mampu memenuhi tuntutan masyarakat, sesuai visi dan misi puskesmas

anggaberi.

Visi Puskesmas adalah menjadikan puskesmas anggaberi menjadi

pusat pelayanan. Kesehatan Masyarakat yang bermutu dan memberikan

pelayanan secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi- tingginya tahun 2020. Misi Puskesmas adalah menggerakkan

pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja puskesmas

anggaberi, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas anggaberi, memahami dan selalu

peduli atas pelayanan yang ramah dan santun untuk setiap pasien yang

dilayani, menggerakkan pembangunan kesehatan di Kecamatan

anggaberi dengan melibatkan lintas program dan lintas sektoral secara

terpadu dan berkesinambungan, membantu masyarakat mendapatkan

informasi dan pelayanan kesehatan dengan lebih mudah sehingga

sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat, memelihara dan

meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,

keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

B. Hasil Penelitian

Penelitian hubungan aktifitas fisik dan pantangan makanan dengan

kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi telah dilaksanakan

pada bulan Juli tahun 2018. Sampel penelitian adalah ibu hamil di poli KIA

Page 57: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

53

Puskesmas Anggaberi yang berjumlah 41 ibu. Data yang telah terkumpul

diolah, dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel yang disertai

penjelasan. Hasil penelitian terdiri dari analisis univariabel dan bivariabel.

1. Analisis Univariabel

Analisis univariabel adalah analisis setiap variabel untuk

memperoleh gambaran setiap variabel dalam bentuk distribusi frekuensi.

Variabel yang dianalisis pada analisis univariabel adalah aktifitas fisik dan

pantangan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Hasil analisis

univariabel sebagai berikut

a. Identifikasi kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi

KEK adalah keadaan dimana seseorang ibu hamil mengalami

kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun

yang diukur menggunakan pita LILA. KEK dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yaitu KEK (LILA < 23,5 cm) dan tidak KEK (LILA ≥23,5 cm).

Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1Distribusi Frekuensi Kejadian KEK Pada Ibu Hamil di Puskesmas

Anggaberi

Kejadian KEK Jumlahn %

KEKTidak KEK

1328

31,768,3

Total 41 100

Page 58: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

54

Hasil penelitian pada tabel 1 terlihat bahwa kejadian KEK sebanyak

13 orang (31,7%).

b. Identifikasi Aktifitas Fisik Ibu Hamil Di Puskesmas Anggaberi

Aktifitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh ibu

hamil. Aktivitas fisik dibagi menjadi 3 yaitu aktivitas fisik pada saat

kerja, berolah raga, dan waktu luang. Aktifitas fisik Ibu Hamil dalam

penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu ringan (hanya memerlukan sedikit

tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan

atau ketahanan (endurance). Contoh: berjalan kaki, menyapu lantai,

mencuci piring, berdandan, duduk, mengasuh anak, nonton TV, tidur),

sedang (membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot

yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: jalan sehat, berenang,

bersepeda, bermain musik, jalan cepat, mencuci baju, yoga, senam,

berbelanja, berkendara), berat (Biasanya berhubungan dengan olahraga

dan membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh:

berlari, aerobik, bela diri, mengepel). Hasil penelitian dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2Distribusi Frekuensi Aktifitas Fisik Ibu Hamil Di Puskesmas Anggaberi

Aktifitas Fisik Ibu Hamil Jumlahn %

RinganSedangBerat

22811

53,719,526,8

Total 41 100

Page 59: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

55

Hasil penelitian pada tabel 2 terlihat bahwa aktifitas fisik ibu hamil

lebih banyak pada aktifitas fisik ringan sebanyak 22 orang (53,7%).

c. Identifikasi Pantangan Makanan Ibu Hamil Di Puskesmas

Anggaberi

Pantangan makanan adalah makanan yang tidak boleh dikonsumsi

ibu selama hamil sesuai dengan kebiasaan turun-temurun yang dianut.

Pantangan makanan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu

sda pantangan makanan dan tidak Ada pantangan makanan Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3Distribusi Frekuensi Pantangan Makanan Ibu Hamil Di Puskesmas

Anggaberi

Pantangan Makanan Ibu Hamil Jumlahn %

AdaTidak ada

1229

29,370,7

Total 41 100

Hasil penelitian pada tabel 3 terlihat bahwa pantangan makanan

ibu hamil lebih banyak pada tidak ada pantangan sebanyak 29 orang

(70,7%).

2. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Uji yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi

Square. Analisis bivariabel pada penelitian ini yaitu analisis hubungan

Page 60: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

56

aktifitas fisik dan pantangan makanan dengan kejadian KEK pada ibu

hamil di Puskesmas Anggaberi. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel

4,5.

Tabel 4Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian KEK pada ibu hamil

di Puskesmas Anggaberi

Aktifitas FisikKEK Total X2

(p-value)

KEK Tidak KEKn % n % n %

RinganSedangBerat

238

4,97,3

19,5

2053

48,812,27,3

22811

53,719,526,8

13,868(0,001)

Total 13 31,7 28 68,3 41 100Sumber: Data Primer

p<0,05, X2tabel: 3,84

Hasil penelitian pada tabel 4 menyatakan bahwa ada hubungan

aktifitas fisik dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi (X2=13,868; pvalue=0,001).

Tabel 5Hubungan Pantangan Makanan Dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil

di Puskesmas Anggaberi

PantanganMakanan

KEK Total X2

(p-value)

KEK Tidak KEKn % n % n %

YaTidak

94

22,09,7

325

7,361,0

1229

29,370,7

14,685(0,000)

Total 13 31,7 28 68,3 41 100Sumber: Data Primer

p<0,05, X2tabel: 3,84

Hasil penelitian pada tabel 5 menyatakan bahwa ada hubungan

pantangan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi (X2=14,685; pvalue=0,000).

Page 61: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

57

C. Pembahasan

1. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Kek Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Anggaberi

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan aktifitas

fisik dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Anggaberi (X2=13,868; pvalue=0,001). Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian Vita (2014) menyatakan bahwa aktifitas

fisik berhubungan dengan kejadian kekurangan energi kronik

(KEK) pada ibu hamil di Kecamatan Kamoning dan Tambelangan

Kabupaten Sampang Jawa Timur. Demikian pula hasil penelitian

Sri dkk (2015) menyatakan bahwa ada hubungan aktifitas fisik

dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil

di BPS Sri Widyaningsih, AM.Keb Desa Lemahireng Kecamatan

Bawen Kabupaten Semarang.

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan salah satu

masalah gizi masyarakat terutama di negara berkembang

termasuk Indonesia. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat

kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih

tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh

perdarahan karena anemia gizi dan KEK selama masa kehamilan.

Angka kematian ibu berdasarkan data survei demografi dan

kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 359/100.000

kelahiran hidup (BKKBN, 2013) dan pada tahun 2015 berdasarkan

Page 62: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

58

data Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) sebesar

305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbesar adalah

penyebab lain sebesar 40,8% dan perdarahan sebesar 30,3%

(Kemenkes, 2016).

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang

disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi

antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan

tubuh tidak tercukupi (Kemenkes RI, 2016). Prevalensi KEK di

negara-negara berkembang seperti Banglades, India, Indonesia,

Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand adalah 15-47% yaitu

dengan BMI <18,5. Adapun negara yang mengalami prevalensi

yang tertinggi adalah Banglades yaitu 47%, sedangkan Indonesia

menjadi urutan keempat terbesar setelah India dengan prevalensi

35,5% dan yang paling rendah adalah Thailand dengan prevalensi

15-25% (Sigit, 2015). Prevalensi KEK pada wanita hamil di

Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 sebesar

24,2% dan di Sulawesi Tenggara sebesar 22,6% (Kemenkes RI,

2013).

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak

sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena

kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam

keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya

metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi

Page 63: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

59

lainnya meningkat selama hamil. Menurut Sediaoetama (2014),

penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab

langsung dan tidak langsung.

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola

konsumsi, infeksi, makanan pantangan. Penyebab tidak langsung

terdiri dari hambatan utilitas zat-zat gizi, hambatan absorbsi

karena penyakit infeksi atau infeksi cacing, ekonomi yang kurang,

pengetahuan, pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang,

produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan, kondisi

hygiene yang kurang baik, jumlah anak yang terlalu banyak, usia

ibu, usia menikah, penghasilan rendah, perdagangan dan

distribusi yang tidak lancar dan tidak merata, jarak kehamilan

(Sediaoetama, 2014). Penyebab tidak langsung dari KEK disebut

juga penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan

menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat

kekurangan energi kronis.

Aktifitas fisik merupakan fungsi dasar hidup manusia.

Sejak zaman dahulu aktifitas fisik diperlukan untuk mengumpulkan

makanan dengan cara berjalan sekeliling hutan dan sungai, berlari

dari kejaran musuh atau hewan liar yang hendak menerkam.

Pada perkembangan selanjutnya setelah manusia mengenal

sistem budidaya maka manusia banyak menggunakan aktifitas

fisik untuk bertani menanam padi dan berkebun menanam

Page 64: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

60

sayuran untuk memenuhi kebutuhan makanan. Agar dapat

bertahan hidup manusia zaman purba memerlukan tempat yang

menyediakan bahan makanan, sehingga mereka banyak

membutuhkan energi untuk berkelana mencari makanan,

berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang masih banyak

sumber-sumber bahan makanan. Seiring perkembangan

peradaban manusia mulai mnengenal alat angkut/transportasi

berupa hewan seperti kuda yang digunakan sebagai alat

transportasi. Pada masa sudah dikenal alat transportasi, aktifitas

fisik manusia untuk berjalan ke suatu tempat sudah mulai

berkurang.

Menurut WHO aktifitas fisik (physical activity) merupakan

gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang memerlukan

pengeluaran energi. Aktifitas fisik melibatkan proses biokimia dan

biomekanik. Aktifitas fisik dapat dikelompokkan berdasarkan tipe

dan intensitasnya. Seringkali orang menukarkan istilah aktifitas

fisik dengan latihan olahraga atau exercise. Secara definisi

latihan olahraga (exercise) merupakan bagian dari aktifitas fisik

atau dapat dikatakan latihan olahraga (exercise) adalah

aktifitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang, dan

bertujuan untuk memelihara kebugaran fisik (Haskell & Kiernan

2000). Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu aktifitas dapat diukur dengan kilojoule (KJ) atau kilokalori

Page 65: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

61

(kkal). Satu kalori (kal) setara dengan 4,186 joule atau 1 kilokalori

(Kkal) setara dengan 1.000 kalori atau setara dengan 4.186 kalori.

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang

dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.

Aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin adalah

pada aktivitas fisik yang sifatnya berat. Aktivitas fisik yang terlalu

berat dapat menimbulkan hematuria, hemolisis, dan perdarahan

pada gastrointestinal yang dapat mempengaruhi status besi.

Hematuria dapat terjadi karena adanya trauma pada

glomerulus.Intensitas latihan dapat menyebabkan aliran darah

pada ginjal menurun yang menyebabkan peningkatan laju filtrasi

glomerulus. Hemolisis dapat timbul akibat dari kompresi

pembuluh darah yang disebabkan oleh kontraksi yang kuat dari

otot-otot yang terlibat dalam aktivitas fisik yang dilakukan.

Hemolisis dapat menyebabkan kehilangan besi akibat

penghancuran membran sel darah merah yang akan

mempengaruhi kadar hemoglobin (Gallagbar, 2015).

2. Hubungan Pantangan Makanan Dengan Kejadian Kek Pada

Ibu Hamil Di Puskesmas Anggaberi

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan

pantangan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Puskesmas Anggaberi (X2=14,685; pvalue=0,000). Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Vita (2014)

Page 66: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

62

menyatakan bahwa pantangan makanan berhubungan dengan

kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di

Kecamatan Kamoning dan Tambelangan Kabupaten Sampang

Jawa Timur. Demikian pula hasil penelitian Sri dkk (2015)

menyatakan bahwa ada hubungan pantangan makanan dengan

kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di BPS

Sri Widyaningsih, AM.Keb Desa Lemahireng Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang.

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan salah satu

masalah gizi masyarakat terutama di negara berkembang

termasuk Indonesia. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat

kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih

tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh

perdarahan karena anemia gizi dan KEK selama masa kehamilan.

Angka kematian ibu berdasarkan data survei demografi dan

kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 359/100.000

kelahiran hidup (BKKBN, 2013) dan pada tahun 2015 berdasarkan

data Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) sebesar

305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbesar adalah

penyebab lain sebesar 40,8% dan perdarahan sebesar 30,3%

(Kemenkes, 2016).

Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang

disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi

Page 67: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

63

antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan

tubuh tidak tercukupi (Kemenkes RI, 2016). Prevalensi KEK di

negara-negara berkembang seperti Banglades, India, Indonesia,

Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand adalah 15-47% yaitu

dengan BMI <18,5. Adapun negara yang mengalami prevalensi

yang tertinggi adalah Banglades yaitu 47%, sedangkan Indonesia

menjadi urutan keempat terbesar setelah India dengan prevalensi

35,5% dan yang paling rendah adalah Thailand dengan prevalensi

15-25% (Sigit, 2015). Prevalensi KEK pada wanita hamil di

Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 sebesar

24,2% dan di Sulawesi Tenggara sebesar 22,6% (Kemenkes RI,

2013).

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak

sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena

kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam

keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya

metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi

lainnya meningkat selama hamil. Menurut Sediaoetama (2014),

penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab

langsung dan tidak langsung.

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola

konsumsi, infeksi, makanan pantangan. Penyebab tidak langsung

terdiri dari hambatan utilitas zat-zat gizi, hambatan absorbsi

Page 68: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

64

karena penyakit infeksi atau infeksi cacing, ekonomi yang kurang,

pengetahuan, pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang,

produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan, kondisi

hygiene yang kurang baik, jumlah anak yang terlalu banyak, usia

ibu, usia menikah, penghasilan rendah, perdagangan dan

distribusi yang tidak lancar dan tidak merata, jarak kehamilan

(Sediaoetama, 2014). Penyebab tidak langsung dari KEK disebut

juga penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan

menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat

kekurangan energi kronis.

Pantangan makanan adalah makanan yang tidak boleh

dikonsumsi ibu selama hamil sesuai dengan kebiasaan turun-

temurun yang dianut. Makanan pantang atau pantang makanan

adalah bahan makanan atau masukan yang tidak boleh dimakan

oleh para individu dalam masyarakat karena alasan-alasan yang

bersifat budaya. Menurut Sediaoetama (2015), pantang makanan

yaitu tidak boleh makan jenis makanan tertentu dijumpai pada

masyarakat karena alasan budaya dan kesehatan di berbagai

negara seluruh dunia. Berbagai budaya memberikan peranan dan

nilai yang berbeda terhadap pangan (Baliwati, dkk, 2014).

Kepercayaan masyarakat tentang konsepsi kesehatan dan gizi

sangat berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan.

Semakin banyak pantangan dalam makanan maka semakin kecil

Page 69: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

65

peluang keluarga untuk mengkonsumsi makan yang beragam.

Kondisi demikian, tentunya akan memperburuk keadaan ibu hamil

sehingga menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi yang berisiko

mengalami KEK.

Page 70: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi sebanyak

13 orang (31,7%).

2. Aktifitas fisik ibu hamil di Puskesmas Anggaberi lebih banyak pada

aktifitas fisik ringan sebanyak 22 orang (53,7%).

3. Pantangan makanan ibu hamil di Puskesmas Anggaberi lebih

banyak pada tidak ada pantangan sebanyak 29 orang (70,7%).

4. Ada hubungan aktifitas fisik dengan kejadian KEK pada ibu hamil

di Puskesmas Anggaberi (X2=13,868; pvalue=0,001).

5. Ada hubungan pantangan makanan dengan kejadian KEK pada

ibu hamil di Puskesmas Anggaberi (X2=14,685; pvalue=0,000).

B. Saran

1. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas diharapkan selalu

menginformasikan kepada ibu hamil tentang kekurangan energi

kronik (KEK) dan faktor risikonya serta bahaya KEK.

2. Ibu hamil diharapkan selalu mencari informasi tentang KEK.

Page 71: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

67

DAFTAR PUSTAKA

Asria, K. (2012) Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan KonsumsiEnergi Pada Ibu Hamil di Indonesia Tahun 2010. Skripsi. Jakarta:FKIK UIN.

Baliwati, Y. F. (2014) Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta:Penerbit Swadaya.

BKKBN, (2011) Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011. Jakarta:Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional DirektoratPelaporan dan Statistik.

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/BadanKoordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan,& Macro International Inc. (2013) Survei Demografi dan KesehatanIndonesia 2012. Jakarta.

Chairiah, (2012) Pengaruh Pola Makan Dan Status Gizi TerhadapKejadian Hypertensi Pada Ibu Hamil Di RSU Tanjung PuraKabupaten Langkat. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Chinue, C. 2009. Kekurangan Energi Kronik (KEK).http://chinue. Wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK. Diaksespada tanggal 14 Maret 2017.

Erni, Y. (2014) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KekuranganEnergi Kronis Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas SungaiBilu Banjarmasin. An Nadaa. Vol. 1 No. 2. ISSN 2442-4986.

Gallagber, P.G. (2015) Wiliam Hematologi. New York : Mc Graw Hil

Hidayati,M., Hadi,H., Susilo,J. (2014) Kurang Energi Kronis danAnemia Ibu Hamil Sebagai Faktor Resiko Kejadian BeratBayi Rendah di Kota Mataram, NTB. Sain Kesehatan; 18(4):483-491.

Huliana, (2015) Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Arcan.

Kemenkes RI. (2013) Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Bakti Husada.

___________ (2015) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:Kemenkes RI.

Page 72: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

68

___________ (2016) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta:Kemenkes RI.

Khomsan, A., Anwar, F. (2014). Makanan Tepat Badan Sehat. Jakarta:Hikmah.

Lubis, Z (2013) Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayiyang dilahirkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Misaroh, Proverawati (2016) Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.Yogyakarta:Nuha Medika.

Moehji, S. ( 2013) Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta:Papas Sinar Sinanti.

Nurmilawati, (2012) Hubungan Pola Makan Ibu Selama HamilDengan Berat Badan Lahir Dan Panjang Badan Lahir Bayi PadaGolongan Keluarga Miskin Di Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi.Medan: Universitas Sumatera Utara.

Pratiwi, (2015) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurang Energi Kronispada Ibu Hamil. http://id.shvoong.com/ di akses pada tanggal 5 Maret2017.

Puli, T., Thaha, A.R., Aminudin, S. (2014) Hubungan Sosial EkonomiDengan Kekurangan Energi Kronik Pada Wanita Prakonsepsi di KotaMakassar. Naskah Publikasi. Makassar: Unhas.

Puskesmas Anggaberi, (2017). Profil Kesehatan Puskesmas AnggaberiTahun 2016. Ranomeeto: Puskesmas Anggaberi.

Putri, (2012) Pola Makan dan Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu HamilTrimester Ketiga di Wilayah Kerja Puskesmas LubukSikaping. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Rizka, A.A., Puji, P., Luvi, D.A. (2015) Beberapa Faktor YangBerhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)Pada Ibu Hamil di BPS Sri Widyaningsih, AM.Keb DesaLemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. NaskahPublikasi. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo.

Sediaoetama. (2014). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi JilidII. Jakarta: Dian Rakyat.

Page 73: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

69

Sigit, (2015) Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi DanKonsumsi Protein Dengan Kejadian Kek. www.digilib.esaunggul.ac.id . Diakses Tanggal 12 April 2017.

Simarmata, M. (2014). Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan,Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan Dengan Kejadian KEKPada Ibu Hamil Di Kabupaten Simalungun. Tesis. Medan:Universitas Sumatera Utara.

Sipahutar, H. (2013) Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil TrimesterPertama Dan Pola Makan Dalam Pemenuhan Gizi Di WilayahKerja Puskesmas Parsoburan Kabupaten Toba Samosir.Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sri, A.,P., Widya, K.T., Dwi, D.G. (2015) Beberapa Faktor YangBerhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)Pada Ibu Hamil di BPS Sri Widyaningsih, AM.Keb DesaLemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. NaskahPublikasi.

Soetjiningsih, (2015) Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sri, H., Suci, B. (2011) Analisis Faktor Yang Mempengaruhi KekuranganEnergi Kronis Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas WediKlaten. Jurnal Inovasi Kebidanan. Vol. 1. No. 1.

Supariasa, I., Bakri, B., dan Fajar, I. (2014) Penilaian Status Gizi.Jakarta: EGC.

Surasih, H. (2014). Faktor-faktor yan Berhubungan dengan KekuranganEnergiKronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara.Naskah Publikasi. Semarang: IKM Universitas Negeri Semarang.

Vita, K.M. (2014) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KejadianKekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di KecamatanKamoning Dan Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur.Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 17. No. 2.

Page 74: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

Ringan Sedang Berat Ya Tidak <23,5 cm ≥23,5 cm1 Ny “S” Tn”A” √ √ 45 cm TIDAK2 Ny “ S” Tn “R” √ √ 27 cm TIDAK3 Ny “N” Tn “H” √ √ 26 cm TIDAK4 Ny “M” Tn “ M” √ √ 21 cm KEK5 Ny “L“ Tn “R” √ √ 28 cm TIDAK6 Ny “N” Tn “A” √ √ 26 cm TIDAK7 Ny”M” Tn”N” √ √ 28 cm TIDAK8 Ny”H” Tn “D” √ √ 27 cm TIDAK9 Ny “F” Tn “M” √ √ 23 cm KEK

10 Ny “S” Tn “K” √ √ 20,3 cm KEK11 Ny “Y” Tn “K” √ √ 25 cm TIDAK12 Ny “U” Tn “S” √ √ 31 cm TIDAK13 Ny “M” Tn “R” √ √ 24,5 cm TIDAK14 Ny “R” Tn “E” √ √ 27 cm TIDAK15 Ny “S” Tn “M” √ √ 29 cm TIDAK16 Ny “N” Tn “A” √ √ 26 cm TIDAK17 Ny “A” Tn “A” √ √ 22 cm KEK18 Ny “H” Tn “A” √ √ 24,5 cm TIDAK19 Ny “E” Tn “R” √ √ 26 cm TIDAK20 Ny “H” Tn “A” √ √ 26,5 cm TIDAK21 Ny “A” Tn “S” √ √ 23 cm KEK22 Ny “M” Tn “S” √ √ 22,5 cm KEK23 Ny “E” Tn “J” √ √ 25 cm TIDAK24 Ny “H” Tn “A” √ √ 25 cm TIDAK25 Ny “A” Tn “I” √ √ 20 cm KEK26 Ny “R” Tn “A” √ √ 23 cm KEK27 Ny “K” Tn “U” √ √ 26 cm TIDAK28 Ny “Y” Tn “Y” √ √ 27 cm TIDAK29 Ny “A” Tn “M” √ √ 25 cm TIDAK30 Ny “R” Tn “U” √ √ 22 cm KEK31 Ny “I” Tn “E” √ √ 22 cm KEK32 Ny “S” Tn “M” √ √ 24 cm TIDAK33 Ny “H” Tn “P” √ √ 25 cm TIDAK34 Ny “Y” Tn “T” √ √ 25,3 cm TIDAK35 Ny “H” Tn “A” √ √ 26 cm TIDAK36 Ny “R” Tn “L” √ √ 22,3 cm KEK37 Ny “F” Tn “U” √ √ 22,5 cm KEK38 Ny “I” Tn “R” √ √ 27 cm TIDAK39 Ny “D” Tn “P” √ √ 21,2 cm KEK40 Ny “L” Tn “M” √ √ 24 cm TIDAK41 Ny “Y” Tn “J” √ √ 25,2 cm TIDAK

KEK

MASTER TABEL

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGANKEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL

DI PUSKESMAS ANGGABERI KECAMATAN ANGGABERIKABUPATEN KONAWE

NO NAMAIBU

NAMASUAMI

AKTIFITAS FISIK PANTANGANMAKANAN LILA

Page 75: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

AKTIVITAS

Ringan Sedang Berat Ya Tidak1 Ny “S” Tn”A” √ 2 √2 Ny “ S” Tn “R” √ 2 √3 Ny “N” Tn “H” √ 3 √4 Ny “M” Tn “ M” √ 2 √5 Ny “L“ Tn “R” √ 1 √6 Ny “N” Tn “A” √ 2 √7 Ny”M” Tn”N” √ 2 √8 Ny”H” Tn “D” √ 2 √9 Ny “F” Tn “M” √ 1 √

10 Ny “S” Tn “K” √ 3 √11 Ny “Y” Tn “K” √ 2 √12 Ny “U” Tn “S” √ 1 √13 Ny “M” Tn “R” √ 2 √14 Ny “R” Tn “E” √ 2 √15 Ny “S” Tn “M” √ 2 √16 Ny “N” Tn “A” √ 2 √17 Ny “A” Tn “A” √ 2 √18 Ny “H” Tn “A” √ 1 √19 Ny “E” Tn “R” √ 2 √20 Ny “H” Tn “A” √ 3 √21 Ny “A” Tn “S” √ 2 √22 Ny “M” Tn “S” √ 2 √23 Ny “E” Tn “J” √ 2 √24 Ny “H” Tn “A” √ 2 √25 Ny “A” Tn “I” √ 3 √26 Ny “R” Tn “A” √ 1 √27 Ny “K” Tn “U” √ 2 √28 Ny “Y” Tn “Y” √ 2 √29 Ny “A” Tn “M” √ 3 √30 Ny “R” Tn “U” √ 2 √31 Ny “I” Tn “E” √ 2 √32 Ny “S” Tn “M” √ 1 √33 Ny “H” Tn “P” √ 2 √34 Ny “Y” Tn “T” √ 2 √35 Ny “H” Tn “A” √ 2 √36 Ny “R” Tn “L” √ 3 √37 Ny “F” Tn “U” √ 2 √38 Ny “I” Tn “R” √ 3 √39 Ny “D” Tn “P” √ 2 √40 Ny “L” Tn “M” √ 2 √41 Ny “Y” Tn “J” √ 2 √

NO NAMAIBU

NAMASUAMI

AKTIFITAS FISIK PANTANGANMAKANAN

Page 76: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

<23,5 cm ≥23,5 cm PANTANGAN1 45 cm 1 21 27 cm 1 21 26 cm 1 21 21 cm KEK 2 11 28 cm 1 21 26 cm 1 22 28 cm 1 21 27 cm 1 21 23 cm KEK 2 12 20,3 cm KEK 2 11 25 cm 1 11 31 cm 1 21 24,5 cm 1 21 27 cm 1 21 29 cm 1 21 26 cm 1 21 22 cm KEK 2 21 24,5 cm 1 21 26 cm 1 22 26,5 cm 1 12 23 cm KEK 2 22 22,5 cm KEK 2 11 25 cm 1 21 25 cm 1 21 20 cm KEK 2 11 23 cm KEK 2 11 26 cm 1 21 27 cm 1 22 25 cm 1 22 22 cm KEK 2 11 22 cm KEK 2 21 24 cm 1 21 25 cm 1 21 25,3 cm 1 12 26 cm 1 22 22,3 cm KEK 2 11 22,5 cm KEK 2 21 27 cm 1 21 21,2 cm KEK 2 11 24 cm 1 22 25,2 cm 1 2

KEKLILA

Page 77: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth.

Bapak / ibu / saudara responden

Di Puskesmas Anggaberi

Nama saya Hardianti Mukaddas, mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya sedang melakukan

penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan aktifitas fisik dan pantangan

makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Anggaberi, yang mana

penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk berpartisipasi

menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat

sukarela dan tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika ibu

bersedia, saya akan memberikan lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang

telah disediakan untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin

kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan digunakan

hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya

disampaikan terima kasih.

Kendari, 2018

Responden Peneliti

…………….

Page 78: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGANKEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ANGGABERI

No. Responden :…………… Diisi oleh peneliti

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara

saat ini

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat

4. Pendidikan Terakhir :

a. SD

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

5. Pekerjaan :

6. Jumlah Anak :

7. Pendapatan Perbulan : Rp.

8. Penyakit Yang Pernah diderita selama hamil:

a. ....................................

b. ....................................

c. ....................................

d. ....................................

9. LILA : cm

Page 79: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

AKTIVITAS FISIK

JENIS KEGIATAN (√)

Aktivitas Fisik Ringan

berjalan kaki

menyapu lantai

mencuci piring

berdandan

duduk

mengasuh anak

nonton TV

tidur

Aktivitas Fisik Sedang

jalan sehat

berenang

bersepeda

bermain music

jalan cepat

mencuci baju

yoga

senam

berbelanja

Page 80: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

berkendara

Aktifitas Fisik Berat

Berlari

Aerobic

bela diri

mengepel

Page 81: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

LAMPIRAN

Page 82: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami
Page 83: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami
Page 84: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami
Page 85: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami
Page 86: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami
Page 87: HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN PANTANGAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/692/1/SKRIPSI HARDIANTI... · 2018-09-25 · hamil ibu sudah mengalami

Dokumentasi Penelitian