HPLC
-
Upload
della-fajar-p -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
Transcript of HPLC
Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang
HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Della Fajar PDinni HayyuFarid JatmikaPutri Fenny
M. Rizky AlfizRetno Sari
Tujuan PraktikumMenganalisa
sampel secara kualitatif dan
kuantitatif dengan HPLC
Mempelajari cara kerja alat
HPLC
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile).
Kromatografi
Fase diamPadat
Cair
Fase gerakCair
Gas
Kromatografi cair berperforma tinggi (high performance liquid chromatography, HPLC) merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang biasanya disertai dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada umumnya, HPLC berupaya untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fase cair dan zat padatnya merupakan fase diam (stasioner).
HPLC
Prinsip dasar dari HPLC, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan setiap komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif).
Analisa kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia dari analat dalam suatu sample. Sedangkan analisa kuantitaif untuk mengetahui jumlah dan konsentrasi analat tersebut dalam sample
Pompa
Katup
Kolom
Gerbang suntikDetektor
Data Prosesor
Botol penampu
ng
Komponen HPLC
Komponen-komponen HPLC
Botol penampung berjumlah 4 buah Berisi fase gerak (Aquabidest dan Methanol) Berfungsi sebagai wadah pencampuran jika
memang di perlukan.
Botol Penampung
Tekanan dapat mencapai 400 bar
Laju air yang dihasilkan konstan dan tidak berfluktuasi
Dapat menghasilkan laju hingga 10 ml/menit
Dapat memproduksi laju alir secara tepat
Tidak bersifat korosif
Pompadengan kriteria :
• Tangki dan piston bergerak maju mundur dilengkapi beberapa katup
Reciprocating pump
• Batang berulir dan pistonDisplacement pump
• Tangki bertekanan yang didalamnya memiliki gelembung fleksibel terbuat dari karet
Pneumatic pump
Jenis Pompa
Berfungsi mengatur komposisi pelarut yang diperlukan dan mengatur laju alir pelarut.
Katup
Terbuat dari baja tahan karat dengan permukaan yang sangat halus dan berdinding tebal. Ukurannya biasanya 4.6 mm dan panjang 25 cm.
Kolom yang digunakan saat praktikum bersifat nonpolar dari jenis C-18/RP-18
Kolom
Gerbang suntik didesain sedemikian rupa sehingga mampu membatasi jumlah analit yang masuk kolom pada volum tertentu misalnya 20 mikroliter. Jika analit yang disuntikkan melebihi dari jumlah maka sisanya akan dibuang .
Gerbang suntik
Kriteria: Mimiliki sensitivitas 0, 1 pikogram hingga 10 nanogram/detik Mampu memberikan respon linier sesuai jumlah yang terdeteksi Respon harus lebih cepat dan tidak tergantung pada laju alir Mudah dioperasikan Dapat mendeteksi beragam senyawa Tidak berifat destruksif
Jenis-jenisnya Spektofotometer UV, Fluorometri, Spekrofotometer Infra Merah,
Refraktometer, Konduktometer dan Spektogram massa.
Yang digunakan pada saat praktikum: Spektofotometer UV yang merupakan detektor selektif.
Detektor
Detektor
Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, maka akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.
Untuk mengubah sinyal dari detektor menjadi data berupa angka-angka yang diperlukan misalnya waktu retensi (Rt), luas kurva, presentase luas kurva dan lainnya.
Data prosesor dapat berupa integrator atau komputer.
Data Prosesor
Berfungsi untuk membawa analit melalui kolom dan mencapai detektor yang harus memiliki syarat : Kemurnian tinggiMudah didapat dan murahTitik didih 20-50 C diatas suhu kolomViskositas rendahTidak bereaksi dengan analit dan fase diamTidak melarutkan fase diam maupun pelapisnyaSifatnya berbeda dengan analit pada detektorTidak berbahaya dari segi kebakaran dan keracunan
Fase Gerak (Mobile Phase)
Kromatografi Normal
Kromatografi Reverse
Packing materialPolar
Silica gel Silica NH2 Silica CN
Non Polar
Silica C-18Silica C-8Silica Polimer
Mobile Phase Non polar Polar
MetanolCH3CN/H2OMeOH/Buffer sol
Tipe Kromatografi HPLC
Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran karena perbedaan kekuatan interaksi anata solut-solut terhadap fasa daiam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom terlebih dahulu sehingga waktu retensi yang dicapai lebih cepat. Begitu pula sebaliknya.
Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak maksimum pada grafik dari senyawa itu.
A. Alat Seperangkat alat HPLC Personal komputer Alat suntik UV-VIS detektor Printer
B. Bahan Metanol Air Fenol Toluena
Alat dan Bahan
Hidupkan detektor UV-VIS 200, atur panjang gelombang 254 nm, RANGE (AUFS) pada 0,0005 RISE TIME pada 0,1 detik
Menghidupkan alat, menekan tombol on/off pada bagian belakang user sebelah kanan
Mengisi botol penampung A ; Metanol : Air (15:85) B ; Metanol : Air (85:15)
sebagai fase pembawa atau fase gerak
Skema Kerjaa. Persiapan
Hidupkan personal komputer, program windows 3,1 pilih menu Chromatography, klik HPLC, klik OK, ketik Lab. Pada user name,
ketik “1” pada password, klik OK, klik HPLC
Atur laju alir fasa pembawa pada3 ml/menit dengan menekan “FLOW” “A” “100” “ENTER”. Tekan kembali “FLOW “3”
“ENTER”
Tunggu gelembung dan fasa pembawa keluar, tekan “PUMP/STOP”. Tutup kembali kran purging
Lakukan “purging” untuk mengeluarkan gas dari saluran, dengan buka tutup HPLC, putar ke kiri (membuka) kran
purging, tekan tombol “PURGE” “D”
b. analisis
Suntikkan sampel (min. 20 mikron) pada posisi tuas “INJECT”
Lakukan kembali dengan menyuntikkan sampel dan campuran pada langkah 4-6
Mengamati signal yang tergambar daam monitor
Aur menu mulai merekam monitor, menggerakkan tuas dari INJECT ke LOAD, tekan “PUMP” dan “ENTER” (pada PC) secara serentak.
Lihat petunjuk program HPLC
Tentukan jenis dan kadar sampel setelah proses analisis selesai
Data PengamatanInject 1 (Toluen)
Inject 2 (Fenol)
Inject 3(fenol+toluen)
Output akan direkam sebagai rangkaian puncak-puncak, dimana masing-masing puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor dan menerap sinar UV. Sepanjang anda mengontrol kondisi kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang diperoleh, tentunya, anda (atau orang lain) sudah mengukur senyawa-senyawa murninya dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
Interpretasi output dari detektor
Dalam gambar, area di bawah puncak Y lebih kecil dibanding dengan area dibawah puncak X. Ini mungkin disebabkan oleh karena Y lebih sedikit dari X, tetapi dapat sama karena Y lebih polar daripada X. Ini mungkin ada jumlah besar Y yang tampak, tetapi kepolaran lemah, ini akan hanya memberikan puncak yang kecil.
Data Pengamatan
Waktu retensi pada 14 menit
Dari data dapat diketahui bahwa sampel yang keluar terlebih dahulu (waktu retensi 9,325) adalah fenol dan yang keluar berikutnya adalah toluena (waktu retensi 11,983). Hal tersebut dapat diperoleh dengan cara membandingkan hasil sampel dengan data inject toluena dan fenol standar. Toluena standar mempunyai peak pada Rt 12,6 menit sehingga pada data peak pada Rt 11,983 menit merupakan toluena. Sedangkan fenol standar memiliki peak pada Rt 9,500 sehingga pada peak 9,325 menit adalah fenol. Sehingga dari data sesuai dengan teori bahwa sampel yang keluar terlebih dahulu adalah sampel yang lebih polar yaitu fenol yang dilanjutkan dengan toluen karena fase diam yang digunakan adalah nonpolar.
Dari data juga dapat diperoleh bahwa jumlah Fenol lebih besar dibandingkan jumlah toluena pada sampel hal tersebut diketahui dari % area Fenol sebesar 48,160 % dan % area Toluen sebesar 20 %. Dan sisa persentasi lainnya yang dapat dilihat dari peak-peak kecil yang muncul merupakan pengotor yang mengontaminasi campuran, yang diakibatkan sample campuran dipakai berulang-ulang untuk berbagai kelompok,juga syringe yang dipakai secara bergantian.
1. HPLC (High Performance Liquid Kromatografi) merupakan suatu metode Kromatografi cair-cair berdasarkan tingkat kepolaran
2. Senyawa yang sifatnya sama dengan kolomnya maka interaksinya lebih kuat sehingga lebih lama di kolom, sebaliknya senyawa atau komponen yang sifatnya berbeda dengan fasa diamnya akan lebih cepat keluar dari kolom karena interaksi antara sampel dengan fasa diam
3. Senyawa yang keluar terlebih dahulu (Waktu retensinya lebih pendek) adalah Fenol dengan Rt 9,326 yang lebih polar dibandingkan Toluena dengan Rt 11,983 karena kolom yang digunakan adalah kolom nonpolar
4. Konsentrasi Fenol lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi toluena dalam sampel hal ini dapat diketahui dari % area masing-masing peak komponen dengan Fenol 48% dan Toluen 20 %..
Kesimpulan
Terimakasih