Hitung Leukosit

13
Hitung Leukosit Maret 23, 2013 by sketsaist 1. A. Tujuan 1. Mengetahui alat yang digunakan untuk menghitung leukosit 2. Mengetahui fungsi larutan turk 3. Mengetahui cara menghitung jumlah leukosit 4. Menghitung jumlah leukosit 5. Menginterpretasikan jumlah leukosit OP dengan fisiologis maupun patologis tubuh 6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan leukosit pada tubuh B. Landasan Teori Darah Darah merupakan cairan yang mengalir dan bersirkulasi ke seluruh tubuhmelalui pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular (Colville & Bassert 2008).Darah membawa berbagai kebutuhan hidup bagi semua sel-sel tubuh dan menerima produk buangan hasil metabolisme untuk disekresikan melalui organ ekskresi. Pemeriksaan hematologi pada hewan berfungsi sebagai screening test untuk menilai kesehatan secara umum, kemampuan tubuh melawan infeksi untuk evaluasi status fisiologis hewan dan untuk membantu menegakkan diagnosa (Jain 1993). Darah tersusun atas sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) yang bersirkulasi dalam cairan yang disebut plasma (Meyer & Harvey 2004). Jika darah diberi antikoagulan dan dilakukan sentrifugasi, maka dapat terlihat darah terdiri dari plasma 55% dan sel 45% yang terdiri dari leukosit, eritrosit dan trombosit. Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit dan trombosit.Menurut Colville dan Bassert (2008), fungsi darah adalah sebagai sistem transportasi, sistem regulasi, dan sistem pertahanan.

description

Leukosit

Transcript of Hitung Leukosit

Page 1: Hitung Leukosit

Hitung LeukositMaret 23, 2013 by sketsaist

1. A.   Tujuan 1. Mengetahui alat yang digunakan untuk menghitung leukosit2. Mengetahui fungsi larutan turk3. Mengetahui cara menghitung jumlah leukosit4. Menghitung jumlah leukosit5. Menginterpretasikan jumlah leukosit OP dengan fisiologis maupun patologis

tubuh6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan leukosit pada

tubuh

B.   Landasan Teori

 

Darah

Darah merupakan cairan yang mengalir dan bersirkulasi ke seluruh tubuhmelalui pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular (Colville & Bassert 2008).Darah membawa berbagai kebutuhan  hidup bagi semua sel-sel tubuh dan menerima produk buangan hasil metabolisme untuk disekresikan melalui organ ekskresi. Pemeriksaan hematologi pada hewan berfungsi sebagai  screening test untuk menilai kesehatan secara umum, kemampuan tubuh melawan infeksi untuk evaluasi status fisiologis hewan dan untuk membantu menegakkan diagnosa (Jain 1993).

Darah tersusun atas sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) yang bersirkulasi dalam cairan yang disebut plasma (Meyer & Harvey 2004). Jika darah diberi antikoagulan dan dilakukan sentrifugasi, maka dapat terlihat darah terdiri dari plasma 55% dan sel 45% yang terdiri dari leukosit, eritrosit dan trombosit.  Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit dan trombosit.Menurut Colville dan Bassert (2008), fungsi darah adalah sebagai sistem transportasi, sistem regulasi, dan sistem pertahanan.

Sumsum tulang merupakan organ tempat dihasilkannya sel darah.  Di dalam sumsum tulang terdapat sel yang disebut stem hemopoietik pluripoten yang akan berdiferensiasi menjadi sel induk khusus.Selanjutnya sel ini akanberdiferensiasi menjadi berbagai jenis  sel darah tertentu (Ganong 2003).

Leukosit

Leukosit berasal dari bahasa Yunani yaitu  leukos  yang berarti putih dan kytos yang berarti sel.  Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit (Guyton 2008).  Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih (Effendi 2003), bergerak   bebas   secara   ameboid,   berfungsi   melawan   kuman   secara fagositosis, dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum tulang untuk granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit (LIPI,

Page 2: Hitung Leukosit

2009). Setelah  dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan.

Fungsi leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh untuk melawan benda  asing yang masuk ke dalam tubuh.Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara mencernanya, yaitu melalui fagositosis.  Fungsi utama limfosit dan sel-sel plasma berhubungan dengan sistem imun yaitu produksi antibodi (Guyton 2008).

Kondisi yang berubah setiap saat akan mengakibatkan perubahan fisiologis yang akan berakibat juga pada perubahan nilai hematologi. Sebagai contoh, manusia yang terkena infeksi bakteri secara akut akan memperlihatkan perubahan suhu tubuh.  Perubahan ini akibat aktivitas sistem kekebalan tubuh yang bekerja melawan agen penyakit. Jikadilihat dari nilai hematologi, jumlah leukosit dalam darah akan mengalami peningkatan (Ma’ruf et al. 2005).

Respon leukosit muncul pada keadaan fisiologis normal dan patologis.Manifestasi respon leukosit berupa penurunan atau peningkatan salahsatu atau beberapa jenis sel leukosit.Informasi ini dapat memberikan petunjuk terhadap kehadiran suatu penyakit dan membantu dalam diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh agen tertentu (Jain 1993).

Diferensiasi Leukosit

Diferensiasi leukosit sangat bermanfaat, tidak hanya untuk mengetahui persentase leukosit tetapi juga memberikan informasi patogenesa suatu abnormalitas.Pemeriksaan preparat ulas darah memberikan informasi lebih lanjut mengenai morfologi sel eritrosit, leukosit, dan trombosit (Mills 1998).

Tabel 1. Perbandingan jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit dalam darah

Sel Sel/µL (rata-rata) Kisaran normalSel darah putih total 9000 4000-11000Netrofil 5400 3000-6000Eosinofil 275 150-300Basofil 35 00-100Limfosit 2750 1500-4000Monosit 540 300-600Eritrosit pada pria 5,4 x 106  Eritrosit pada wanita 4,8 x 106  Trombosit 300.000 200.000-500.000

(sumber : Ganong, 2002)

 

Berdasarkan ada atau tidaknya granul  dalam sitoplasma hasil pewarnaan, leukosit dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu granulosit dan agranulosit (Colville & Bassert 2008).  Leukosit granulosit memiliki butir khas dan jelas dalam sitoplasma, sedangkan agranulosit tidak memiliki butir khas dalam sitoplasma (Junqueira & Caneiro 2005).

Neutrofil

Page 3: Hitung Leukosit

Neutrofil disebut juga sebagai polimorfonuklear (PMN), karena inti memiliki berbagai jenis bentuk dan bersegmen (Tizard 2000).Neutrofil berupa sel bundar dengan diameter 12 µm, memiliki sitoplasma yang bergranula halus dan di tengah terdapat nukleus bersegmen.  Neutrofil matang/dewasa yang berada dalam peredaran darah perifer memiliki bentuk inti yang terdiri dari dua sampai lima segmen, sedangkan neutrofil yang belum matang (neutrofil  band) akan memiliki bentuk inti seperti ladam kuda (Colville & Bassert 2008).

Menurut Junqueira dan Caneiro (2005), neutrofil dikenal sebagai garis pertahanan pertama (first line of defense). Neutrofil bersama dengan makrofag memiliki kemampuan fagositosis untuk menelan organisme patogen dan sel debris (Lee  et al.  2003). Neutrofil merupakan sistem imun bawaan, dapat memfagositosis dan membunuh bakteri. Neutrofil akan mengejar organisme patogen dengan gerakan kemotaksis (Weineret al. 1999). Kemampuan neutrofil untuk membunuh bakteri berasal dari enzim yang terkandung dalam granul yangdapat menghancurkan bakteri maupun virus yang sedang difagosit.Granul neutrofil tersebut sering disebut dengan lisosom (Colville & Basster 2008).

Neutrofil diproduksi di dalam sumsum tulang bersamaan dengan sel granulosit lainnya, kemudian bersirkulasi atau disimpan dalam depo marginal neutrofil setelah 4-6 hari masa produksi.  Neutrofil segera akan mati setelah melakukan fagosit terhadap agen penyakit  dan akan dicerna oleh enzim lisosom, kemudian neutrofil akan mengalami autolisis yang akan melepaskan zat-zat degradasi yang masuk ke dalam jaringan  limfe.  Jaringan limfe akan merespon dengan mensekresikan histamin dan faktor leukopoietik yang akan merangsang sumsum tulang untuk melepaskan neutrofil muda untuk melawan infeksi (Dellman & Brown 1992).

Penyakit yang disebabkan oleh agen bakteri, pada umumnya menyebabkan peningkatan jumlah neutrofil dan akan tampak neutrofil muda. Jumlah neutrofil di dalam darah dipengaruhi oleh tingkat granulopoiesis, laju aliran sel darah dari sumsum tulang, pertukaran antar sel di dalam sirkulasi dan depo marginal, masa hidup dalam sirkulasi dan laju aliran sirkulasi darah menuju jaringan (Jain 1993).

 

Eosinofil

Eosinofil merupakan nama yang diberikan oleh Ehrlich yang didasarkan pada afinitas sel terhadap pewarnaan anionik, seperti eosin (Hirsch & Hirsch 1980).  Menurut Weiss dan Wardrop (2010), sel ini memiliki kemampuan melawan parasit cacing, dan bersamaan dengan basofil atau sel mast sebagai mediator peradangan dan memiliki potensi untuk merusak jaringan inang.Eosinofil juga penting sebagai imunitas dapatan, bawaan, pembentukan jaringan, dan perkembangan biologi.Eosinofil  adalah sel multifungsi yang memegang peranan fisiologis, dan merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap kompleks antigen dan antibodi.  Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan.  Kortikosteroid akan menimbulkan penurunan jumlah eosinofil darah dengan cepat (Effendi 2003).

Menurut Junqueira dan Caneiro (2005), eosinofil berdiameter 10-15 µm, inti bergelambir dua, sitoplasma dikelilingi butir-butir asidofil yang cukup besar berukuran 0.5-1.0 µm, dengan jangka waktu hidup berkisar antara tiga sampai lima hari. Eosinofil berperan aktif

Page 4: Hitung Leukosit

dalam mengatur alergi akut dan proses perbarahan, investasi parasit, memfagosit bakteri, memfagosit antigen-antibodi kompleks, memfagosit mikoplasma dan memfagosit ragi.

 

Basofil

Proses pematangan basofil terjadi di dalam sumsum tulang dalam waktu sekitar 2.5 hari.  Basofil akan beredar dalam aliran darah dalam waktu yang singkat (± 6 jam) tetapi dalam jaringan dapat hidup selama 2 minggu (Hirai et al. 1997).  Basofil akan masuk ke dalam jaringan sebagai respon terhadap inflamasi (Jain 1993).

Menurut Junqueira dan Caneiro (2005), basofil berdiameter 10-12 µm, dengan inti dua gelambir atau bentuk inti tidak beraturan.Granul basofil mengandung heparin, histamin, asam hialuron, kondroitin sulfat, seroton, dan beberapa faktor kemotaktik.

Sel mast dan basofil berperan pada beberapa tipe reaksi alergi, karena tipe antibodi yang menyebabkan reaksi alergi, yaitu Immunoglobulin E (IgE) mempunyai kecenderungan khusus untuk melekat pada sel mast dan basofil (Guyton 2008).  Bukti keterlibatan basofil dalam reaksi alergi yaitu timbulnya kondisi rinitis, urtikaria, asma, alergi,konjungtivitis, gastritis akibat alergi, dananafilaksis akibat induksi obat atau induksi gigitan serangga (Casolaro  et al. 1990).

 

Monosit

Monosit adalah leukosit berukuran terbesar, berdiameter 15-20 µm denganpopulasi berkisar antara 3-9% dari jumlah leukosit total.  Sitoplasma monosit berwarna biru abu-abu pucat dan berinti  lonjong seperti ginjal atau tapal kuda (Junqueira & Caneiro 2005).Monosit dibentuk di sumsum tulang, dan setelah dewasa akan bermigrasi dari darah  ke jaringan perifer. Monosit akan berdiferensiasi menjadi berbagai subtipe jaringan tergantung dari proses inflamasi yang terjadi.  Makrofag di jaringan antara lain sel Kupfer, makrofag alveolar, sel mikroglia, dan osteoklas (Sharma 1986).

Fungsi monosit adalah 1) membersihkan sel debris yang  dihasilkan dari proses peradangan atau infeksi, 2) memproses beberapa antigen yang menempel pada membran sel limfosit menjadi lebih antigenik sehingga dapat mudah dicerna oleh monosit dan makrofag, 3) menghancurkan zat asing yang masuk ke dalam tubuh (Colville & Bassert 2008).

 

Limfosit

Limfosit adalah leukosit jenis agranulosit yang mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi.Limfosit merupakan satu-satunya jenis leukosit yang tidak memiliki kemampuan fagositik.Pengamatan pada sediaan ulas yang diwarnai, dapat dibedakan terhadap adanya limfosit besar dan limfosit kecil.Limfosit kecil berdiameter 6-9 µm, inti besar dan kuat mengambil zat warna, dikelilingi sedikit sitoplasma yang berwarna biru pucat.Limfosit besar

Page 5: Hitung Leukosit

berdiameter 12-15 µm, memiliki lebih banyak sitoplasma, inti lebih besar dan sedikit lebih pucat dibandingkan dengan limfosit kecil (Junqueira & Caneiro 2005).

Limfosit memiliki fungsi utama yaitu memproduksi antibodi sebagai respon terhadap benda asing yang difagosit makrofag (Tizard 2000).  Kebanyakan sel limfosit berada pada jaringan limfoid dan akan bersirkulasi kembali secara konstan ke pembuluh darah (Colville & Bassert 2008).

Limfosit dapat digolongkan menjadi dua yaitu limfosit B dan limfosit T.  Sel limfosit B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang berperan dalam respon imunitas humoral untuk memproduksi antibodi, sedangkan limfosit T akan berperan dalam respon imunitas seluler (Junqueira & Caneiro 2005).

 

Leukositosis

Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain . Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000–30.000/µl. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 — 38.000 /µl. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500 — 11.000/µl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 — 10.000/µ1. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/µl. Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis.Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik.Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.Derajat peningkatan leukosit pada infeksi akut tergantung dari beratnya infeksi, usia, daya tahan tubuh, efisiensi sumsum tulang (Miale,1972).

Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan yang seimbang dari masing-masing jenis sel, disebut balanced leokocytosis. Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai pada hemokonsentrasi.Yang lebih sering dijumpai adalah leukositosis yang disebabkan peningkatan dari salah satu jenis leukosit sehingga timbul istilah neutrophilic leukocytosis atau netrofilia, lymphocytic leukocytosis atau limfositosis, eosinofilia dan basofilia. Leukositosis yang patologik selalu diikuti oleh peningkatan absolut dari salah satu atau lebih jenis leukosit (Miale,1972).

 

Leukopenia

Leukopenia adalah kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang mungkin masuk mengenai jaringan (Guyton, 2008).

Leukopenia terjadi karena berawal dari berbagai macam penyebab.Diantaranya adalah radiasi sinar X dan sinarɤ. Radiasi sinar X dan sinar ɤ (gamma) yang berlebihan serta penggunaan obat-obatan yang berlebihan, akan menyebabkan kerusakan sumsum tulang. Dengan rusaknya sumsum tulang, maka kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah

Page 6: Hitung Leukosit

(eritrosit, leukosit, dan trombosit) pun menurun (dalam kasus ini dikhususkan leukosit yang mengalami penurunan). Kondisi tersebut akhirnya akan mengakibatkan neutropenia (produksi neutrofil menurun), monositopenia (produksi monosit menurun), dan eosinopenia (produksi eosinofil menurun). Selain itu, jika seseorang mengidap penyakit immunodefisiensi, seperti HIV AIDS, maka virus HIV akan menyerang CD4 yang terdapat di limfosit T dalam sirkulasi perifer. Kondisi ini akan menyebabkan limfosit hancur sehingga mengalami penurunan jumlah, yang disebut dengan limfopenia.Oleh karena penyebab-penyebab di atas yang berujung pada menurunnya jumlah komponen-komponen leukosit (neutropenia, eosinopenia, monositopenia, limfopenia) maka terjadilah leukopenia (Hoffbrand, 2005).

 

1. A.   Metode 1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012 pada pukul 10.00 WIB di Laboratorium Fisiologi, Jurusan Biologi, FMIPA, UNJ.

1. Alat dan Bahan

Alat :

1)    Haemocytometer

2)    Pipet leukosit

3)    Kamar hitung dan kaca penutup

4)    Blood Lancet

5)    Mikroskop

6)    Kapas

7)    Tisu

Bahan :

1)    Darah (vena EDTA)

2)    Alkohol 70%

3)    Larutan Turk

1. A.   Hasil Pengamatan

No. Nama Jenis Kelamin

Usia Jumlah  Leukosit (sel/μL darah)

Page 7: Hitung Leukosit

1. Tuti P 22 7.2672. Firdha P 21 6.8003. Singgih P 21 12.9004. Atsnah P 21 6.866

 

 

1. B.   Pembahasan

Pada percobaan mengenai hitung jumlah leukosit beberapa OP yaitu Tuti, Firdha, Singgih, dan Atsnah, digunakan darah yang diambil dari vena. Darah vena yang telah diambil telah dicampurkan dengan EDTA yang merupakan antikoagulan sehingga darah tidak mengalami pembekuan. Setelah itu darah dimasukkan ke dalam pipet leukosit sampai garis tanda 0,5 tepat untuk kemudian ditambahkan larutan turk sampai pada garis tanda 11 pada pipet. Larutan Turk adalah perpaduan antara asam asetat glacial 1 % dan gentian violet 1 %. Karena leukosit bersifat tetap stabil dalam larutan asam hingga kadar 3 %, asam asetat glacial digunakan untuk hemolisis eritrosit. Sedangkan gentian violet digunakan untuk mewarnai leukosit (Harald Theml, 2004). Larutan turk dan darah didalam pipet leukosit harus dikocok selama 3 menit terlebih dahulu sebelum digunakan agar larutan turk dan darah benar-benar tercampur dengan rata, setelah itu campuran antara larutan turk dengan darah diteteskan ke dalam kamar hitung untuk segera dilakukan perhitungan yang dilakukan di kamar hitung dilakukan secara teratur mulai dari kiri ke kanan kemudian dari kanan ke kiri, membentuk alur gelombang agar tidak terjadi pengulangan hitungan pada kamar hitung.

Setelah melakukan perhitungan terhadap jumlah leukosit didapatkan hasil bahwa jumlah leukosit Tuti, Firdha dan Atsnah adalah normal, berkisar antara 6.800 – 7.300 sel/μL darah, jumlah ini sesuai dengan referensi jumlah leukosit normal pada orang dewasa sebanyak 4.000 – 11.000 sel/μL darah(Ganong, 2002). Namun jumlah leukosit Singgih, yang sedang sakit ketika praktikum berlangsung, melebihi batas normal yakni mencapai 12.900 sel/μL darah.

Singgih berada dalam keadaan leukositosis karena jumlah leukositnya lebih dari nilai rujukan(Miale,1972).Meningkatnya jumlah leukosit pada keadaan tubuh yang sakit berkaitan erat dengan fungsinya (Ma’ruf et al. 2005)sebagai pertahanan tubuh untuk melawan benda  asing yang masuk ke dalam tubuh(Guyton 2008). Derajat peningkatan leukosit pada infeksi tergantung dari beratnya infeksi, usia, daya tahan tubuh, dan efisiensi sumsum tulang (Miale,1972). Karena jumlah penyimpangan pada Singgih tidak terlalu signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa infeksi yang diderita tidak terlalu parah, daya tahan tubuh dan efisiensi sumsum tulang baik.

 

1. C.   Kesimpulan 1. Menghitung leukosit dilakukan dengan alat haemocytometer dan kamar

hitung.2. Penambahan larutan gentian violet bertujuan untuk memberi warna leukosit

dan asam asetat glacial digunakan untuk hemolisis eritrosit, sehingga memudahkan penghitungan leukosit.

Page 8: Hitung Leukosit

3. Penghitungan jumlah leukosit dilakukan pada keempat bidang besar yang terdapat di kamar hitung.

4. Penghitungan jumlah leukosit menggunakan rumus  x 20/pl = 50 N/µl darah.5. Jumlah leukosit dari 3 OP adalah normal, berkisar 6.800 – 7.300 sel/μL darah.6. OP Singgih mengalami leukositosis karena infeksi bakteri, yang ditunjukkan

oleh jumlah leukositnya sebanyak 12.900 sel/μL darah.7. Derajat peningkatan leukosit pada infeksi tergantung dari beratnya infeksi,

usia, daya tahan tubuh, dan efisiensi sumsum tulang

 

 

Daftar Pustaka

Casolaro V, Spadaro G, Marone G.1990. Human basophil release ability: 6 changes in basophil release  ability in patients with allergic rhinitis or bronchial-asthma. Am Rev Respir Dis 142: 1108 – 1111.

Colville T, Bassert JM. 2008. Clinical Anatomy & Physiology for Veterinary Technician. Missouri: Elsevier.

Dellman HD, Brown EM. 1992. Histologi veteriner. Jakarta: UI Press.

Effendi Z. 2003.Peranan leukosit sebagai anti inflamasi alergik dalam tubuh. [terhubung berkala].  http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-zukesti2.pdf  [25 Maret 2012].

Ganong WF.  2003.   Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.  Terjemahan dari: Review of Medical Physiology.

Guyton AC. 2008.  Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.  Terjemahan dari: Textbook of Medical Physiology.

Hirsch JG , Hirsch BI.  1980.  Paul Ehrlich and the discovery of the eosinophil.The Eosinophil in Health and Disease. New York: Grune and Stratton.

Hoffbrand, AV. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Jain NC. 1993.Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia: Lea and Febiger

Junqueira LC, Caneiro J. 2005.  Basic Histology Text & Atlas.  USA: The Mc Graw-Hill Companies

Lee WL, Harrison RE, Grinstein S. 2003. Phagocytosis by meutrophils.MicrobInfect 5:1299 – 1306.

Ma’ruf A, Atmoko T dan Syahbani I. 2005. Teknologi penangkaran rusa Sambar (Cervus unicolor) di desa Api-api Kabupaten Penajem Paser Utara Kalimantan Timur. Di dalam: Gelar dan dialog teknologi di Mataram; 29-30 Juni 2005. Mataram: Peneliti pada Loka Litbang Satwa Primata Samboja; 2005. hlm 57 – 68.

Page 9: Hitung Leukosit

Meyer DJ, Harvey JW.  2004. Veterinary Laboratory Medicine: Interpretation and Diagnosis.  St. Louis: Saunders.

Miale JB. 1972. Laboratory Medicina Hematology.St. Louis: The C.V. Mosby Companya

Mills J.  1998.  Interpreting blood smears (or What blood smears are trying to tell you!).  Aust Vet J 76: 596 – 600.

Sharma SD.  1986.  The macrophage.  J Allergy Clin Immunol 6:1 – 27.

Simmons A. 1976. Technical Hematology. Toronto: J.B. Lippincott Co.

Theml, Harald, et. al. 2004.Color Atlas of Hematology. Germany: Thieme

Tizard I.  2000.  Veterinary Immunology An Introduction.  Ed ke-6.  Philadelphia: WB Saunders Company.

Turgeon, Mary Louise. 2011.Clinical Hematology – Theories and Procedures. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins

UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan.2009

Weiner OD, Servant G, Welch MD, Mitchison TJ, Sedat JW, Bourne HR.  1999.  Spatial control of actin polymerization during neutrophil chemotaxis.  NatCell Biol 1: 75 – 81.

Weiss DJ, Wardrop KJ.  2010.  Schalm’s Veterinary Hematology.  USA: Blackwell Publishing Ltd.

http://www.elsevierimages.com/image/33146.htm, Diunduh pada 25 Maret 2012 pukul 18.30 WIB

http://academic.kellogg.edu/herbrandsonc/bio201_mckinley/cardiovascular%20system.htm, Diunduh pada 25 Maret 2012 pukul 19.25 WIB

 

https://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/03/23/hitung-leukosit-2/

alqorina