histopatologis

5
menimbulkan kondisi mirip vaskulitis. Ada beberapa kondisi demografis yang berhubungan dengan terjadinya vaskulitis, di antaranya adalah umur pasien, jenis kelamin, dan ras. Beberapa jenis vaskulitis terjadi pada populasi spesifik. Selain itu, perlu ditentukan organ pembuluh darah mana yang terkena. Tipe dan luas organ yang terkena dapat membantu menentukan tipe vaskulitis dan terapi awal. Gambaran klinis dapat digunakan untuk melihat ukuran pembuluh darah yang terkena. Diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti untuk mendukung diagnosis yang tepat. KRITERIA HISTOPATOLOGIS Diagnosis vaskulitis memerlukan kriteria histopatologis. Dua kriteria mayor vaskulitis secara histopatologis, selain memperhatikan ukuran pembuluh darah yang terlibat adalah kerusakan sel endotel atau struktur dinding pembuluh darah dan infiltrasi sel-sel inflamatorik pada dinding pembuluh darah. Diantaranya yang tersering adalah neutrofil, limfosit, dan nuclear dust. Sel- sel PMN ini tidak selalu ditemukan dibandingkan dua kriteria mayor vaskulitis di atas, terutama pada lesi akut pada pembuluh darah yang lebih besar, dan pada vaskulitis granulomatosis, yang ditandai dengan lebih dominanya makrofag (histiosit). Kerusakan dinding pembuluh lebih sering terjadi karena adanya deposit fibrinoid dan nekrosis fibrinoid pada dinding pembuluh serta struktur terkait. Pada pemeriksaan dengan

description

paper

Transcript of histopatologis

menimbulkan kondisi mirip vaskulitis. Ada beberapa kondisi demografis yang berhubungan dengan terjadinya vaskulitis, di antaranya adalah umur pasien, jenis kelamin, dan ras. Beberapa jenis vaskulitis terjadi pada populasi spesifik. Selain itu, perlu ditentukan organ pembuluh darah mana yang terkena. Tipe dan luas organ yang terkena dapat membantu menentukan tipe vaskulitis dan terapi awal. Gambaran klinis dapat digunakan untuk melihat ukuran pembuluh darah yang terkena. Diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti untuk mendukung diagnosis yang tepat.

KRITERIA HISTOPATOLOGIS

Diagnosis vaskulitis memerlukan kriteria histopatologis. Dua kriteria mayor vaskulitis secara histopatologis, selain memperhatikan ukuran pembuluh darah yang terlibat adalah kerusakan sel endotel atau struktur dinding pembuluh darah dan infiltrasi sel-sel inflamatorik pada dinding pembuluh darah. Diantaranya yang tersering adalah neutrofil, limfosit, dan nuclear dust. Sel- sel PMN ini tidak selalu ditemukan dibandingkan dua kriteria mayor vaskulitis di atas, terutama pada lesi akut pada pembuluh darah yang lebih besar, dan pada vaskulitis granulomatosis, yang ditandai dengan lebih dominanya makrofag (histiosit). Kerusakan dinding pembuluh lebih sering terjadi karena adanya deposit fibrinoid dan nekrosis fibrinoid pada dinding pembuluh serta struktur terkait. Pada pemeriksaan dengan mikroskop electron, deposit ini tampak seperti gambaran eosinofil yang granuler, amorf, fibriler, dan mirip hialin; melalui studi imunofluoresens, deposit tersebut diketahui terdiri dari komposisi fibrin dan presipitat kompleks antigen-antibodi. Adanya deposit fibrinoid mengindikasikan kerusakan vaskuler dan memicu terjadinya bekuan (clot) serta membantu menegakkan diagnosis vaskulitis.

Kriteria minor vaskulitis secara histopatologis didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik. Temuan pemeriksaan mikroskopik ini dapat menggambarkan proses- proses yang terjadi pada struktur vaskuler, meliputi edema endotel, perdarahan kontinu pada pembuluh yang sakit, trombosis, nekrosis epidermal dengan/ tanpa vesikulasi epidermal/ subepidermal, infiltrasi campuran (termasuk sel mononuklea dan eosinofil), fibroplasia perivaskuler reparative pada lesi yang lebih lama, dan (jarang) kalsinosis dan pembentukan aneurisma. Kriteria minor tidak selalu ada dan sangat bervariasi. Sebagai contoh, edema endotel adalah gambaran yang objektif dan sering ditemukan pada vaskulitis. Namun, temuan ini tidak spesifik karena dapat ditemukan pula pada beberapa varian spongiosis dan dermatosis perivaskuler, seperti pitiriasis rosea dan kapilaritis.

Diagnosis definitive vaskulitis secara umum dapat ditegakkan bila ada sekurang-kurangnya satu kriteria mayor, terutama deposit fibrinoid dan nekrosis fibrinoid, dan dua atau lebih kriteria minor.

Pemeriksaan laboratoris sangat penting untuk menentukan organ yang terkena dan menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.

TERAPI

Identifikasi tipe vaskulitis sangatlah penting karena berhubungan dengan terapi. Tipe- tipe tertentu bersifat self-limited, sementara tipe lainnya membutuhkan terapi kortikosteroid, dengan atau tanpa agen sitotoksik, atau membutuhkan modalitas terapi lain, seperti plasmaferis. Pada awal penegakan diagnosis, harus segera ditentukan apakah ada organ dalam yang terlibat sehingga dapat segera diberi terapi yang tepat dan adekuat.

Vakulitis sistemik berbahaya, tetapi morbiditas dan mortalitas dapat dicegah jika penyakit segera dikenali dan diterapi sedini mungkin. Terapi awal ditentukan oleh tipe vaskulitis, beratnya kerusakan organ yang terkena, dan progresivitas penyakit.

Kortikosteroid dosis tinggi ( prednison 1 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi) adalah terapi standar untuk sindrom vaskulitis sistemik. Imunosupresan, seperti siklofosfamid, azatioprin, dan metotreksat, dikombinasi dengan kortikosteroid, telah digunakan secara luas, tetapi masih sedikit bukti ilmiah yang mendukung efektivitas terapi kombinasi ini

KESIMPULANVaskulitis bisa mengenai pembuluh darah besar sampai pembuluh darah kecil (seperti kapiler dan venula). Vaskulitis dapat terjadi akibat penyakit kronis dan dapat dipresipitasi oleh infeksi atau obat-obatan. Namun, sebagian besar kasus bersifat idiopatik. Gambaran klinisnya bervariasi sesuai dengan pembuluh darah yang terkena. Di samping pemeriksaan histopatologis, pemeriksaan laboratoris perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, selain anamnesis dan pemeriksaan fisik. Secara histopatologis, diagnosis vaskulitis ditegakkan apabila terdapat sekurang-kurangnya satu kriteria mayor (adanya PMN dan nuclear dust pada dinding pembuluh darah, atau nekrosis sel endotel dan deposit fibrin pada dinding pembuluh darah) ditambah dua atau lebih kriteria minor (edema sel endotel, perdarahan kontinu pada pembuluh darah, trombosis, nekrosis epidermal, vesikel epidermal/ subepidermal, dan infiltrasi campuran termasuk sel mononuclear dan eosinofil pada tunika adventisia). Tipe vaskulitis harus diketahui dan diberikan terapi yang tepat. Bila penyebabnya diketahui, seperti penyakit kronis, infeksi, atau obat-obatan, penyebabnya harus segera ditangani sebagaimana mestinya. Organ dalam yang terkena juga harus diterapi dengan tepat dan adekuat.