Histologi Folikel Rambut dan Dermis.docx

download Histologi Folikel Rambut dan Dermis.docx

of 2

Transcript of Histologi Folikel Rambut dan Dermis.docx

Histologi Folikel Rambut dan Dermis Setiap rambut berasal dari suatu nvaginasi epidermal yang disebut sebagai hair follicle, bahwa selama periode pertumbuhannya mempunyai sebuah terminal dilatation yang disebut hair bulb pada bagian dasar dari hair bulb, dermal papilla bisa terlihat dermal papilla mengandung jaringan kapiler yang sangat vital dalam menjaga folikel rambut. Hilangnya aliran darah atau hilangnya vitality of the dermal papilla akan menyebabkan kematian pada folikel. sel epidermis yang mengcover dermal papilla ini membentuk akar rambut yang menghasilkan dan berlanjut dengan hair shaft, yang menonjol melewati kulit

Dermis Merupakan jaringan subkutan yang menyokong epidermis dan mengikatkannya dengan jaringan subkutan (hipodermis) Ketebalan dermis bervariasi tergantung dari lokasi tubuh, yang paling tebal adalah di punggung, 4 mm. Permukaan dermis sangat tidak beraturan dan mempunyai banyak proyeksi (dermal papillae). Basal lamina selalu ditemukan di antara stratum germinativum dan papillary layer of the dermis dan mengikuti kontur interdigitasi diantara layer-layer ini Dasar dari basal lamina merupakan sebuah reticular fiber yang lembut, lamina reticularis. Gabungan dari struktur tersebut (Basal lamina + lamina reticularis) disebut sebagai basement membrane dan dapat dilihat pada mikroskop cahaya. Medical application: Abnormalities of the dermal epidermal junction can lead to one type of blistering disorder (bullous pemphigoid). Another type of blistering disorder (pemphigus) is caused by the loss of intercellular junctions between keratinocytes dermis mengandung 2 layer yaitu papillary layer (outermost) dan reticular layer (deeper) Papillary layer tipis terdiri dari jaringan ikat longgar; fibroblast dan sel jaringan ikat lain, seperti mast cell dan makrofag, ekstravasasi leukosit juga bisa ditemukan. Reticular layer lebih tebal, terdiri dari irregular jaringan ikat padat (utamanya kolagen tipe I), dan makanya mempunyai lebih banyak fiber dan lebih sedikit sel dibandingkan dengan papillary layer dermis juga terdapat epidermal derivatives seperti folikel rambut dan kelenjar sebaceous. Di dermis juga banyak suplai saraf, dan effector nerves to the skin are postganglionic fibers of sympathetic ganglia of the paravertebral chain. Tidak ada parasymapatetik innervation di dermis Afferent nerve endings membentuk superfisial dermal network dengan free nerve endings, a hair follicle network, and the innervation of encapsulated sensory organs.