Histologi

5
Histologi Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis. 1. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit μ pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit μ selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan: Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut: a. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. b. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng, dan sitoplasma terd iri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom. c. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring

description

.,.,

Transcript of Histologi

Page 1: Histologi

Histologi

Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis dan dermis

dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis.

1. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang

berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-

150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain

sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:

Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.

Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,

yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan

antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting

dalam imunologi kulit.

Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan

berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.

Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam 

sebagai berikut:

a. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan

sitoplasma yang dipenuhi keratin.

b. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang

sangat gepeng, dan sitoplasma terdiri atas keratin padat. Antar sel terdapat

desmosom.

c. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang

sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat

granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja

sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta

menyediakan efek pelindung pada kulit.

d. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat

dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan

kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian,

Page 2: Histologi

sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami

gesekan seperti telapak kaki.

e. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada

epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas

mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan

sel-sel epidermis secara berkesinambungan.

2. Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi

bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mmdi daerah punggung.

Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan

stratum reticular.

Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas

jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan

leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).

Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas

jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I).

Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu

folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea.

Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi

epitel epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat pelebaran terminal

yang berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis. Papila dermis tersebut

mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks

rambut, kutikula rambut, dan sarung akar rambut.

Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar

keringat apokrin.

a. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung dengan

saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan

memiliki diameter lebih kecil dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua

macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian sekresinya, yaitu sel gelap

yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang tidak mengandung

granula sekretoris.

Page 3: Histologi

b. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari

kelenjar keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan

hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di

daerah ketiak dan anus.

c. Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian

dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus per

centimeter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun

atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan kolesterol beserta

esternya.Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang

disebut jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi.

Jaringan ini disebut juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan

ini mengandung jalinan yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe.

Arteri yang terdapat membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare

dan retikulare, satu lagi di antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-

cabang plexus tersebut mendarahi papila dermis. Sedangkan vena membentuk

tiga plexus, dua berlokasi seperti arteri, satu lagi di pertengahan dermis.

Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi sama dengan pembuluh arteri.Untuk

mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak

ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan

dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap

stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal,

dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini,

Meissner, dan Krause.

Page 4: Histologi

Histopatologi

Pada tinea kapitis, pewarnaan methanamine silver dan periodic acie-Schiff (PAS) menunjukkan

hifa di sekitar dan dalam batang rambut. Dermis menunjukkan infiltrat perifolikular dari limfosit,

histiosit, sel plasma, dan eosinofil. Gangguan folikular mneyebabkan reaksi giant cell benda

asing yang berdekatan.

Lesi inflamatori yang jelas, sepert kerion, menunjukkan infiltrat abses leukosit polimorfonuklear

yang lebih intens di dalam dermis dan folikel. Organisme sulit terlihat, namun antigen jamur

dapat dideteksi dengan teknik imunofluoresens.