hipotesis

12
METODOLOGI PENELITIAN (KMU 335) HIPOTESIS Disusun oleh: NUR AZIZAH 121000159 DAMAYANTI NATALIA 121000160 LIZA MEILIDA NASUTION 121000161 DWI YULI RAHMADINA 121000163 ITA FITRIYANI LUBIS 121000164 TIYA MAHARANI DALIMUNTHE 121000165 VENNY VENNESIA GINTING 121000166 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Erna Mutiara, MKM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Transcript of hipotesis

Page 1: hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN (KMU 335)

HIPOTESIS

Disusun oleh:

NUR AZIZAH 121000159

DAMAYANTI NATALIA 121000160

LIZA MEILIDA NASUTION 121000161

DWI YULI RAHMADINA 121000163

ITA FITRIYANI LUBIS 121000164

TIYA MAHARANI DALIMUNTHE 121000165

VENNY VENNESIA GINTING 121000166

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Erna Mutiara, MKM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara

yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian setelah melalui pembuktian dari hasil

penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Hipotesis

selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau

lebih, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).

Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau variabel pengaruh, sedang variabel

terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh. Hipotesis juga harus dirumuskan

secara singkat, padat, jelas serta dapat diuji secara empiris.

Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit atau implisit. Hipotesis ditarik

dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta

dirumuskan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain dan membentuk suatu

konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta.

Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:

1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.

2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.

3. Sebagai penduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.

4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti.

Fungsi hipotesis menurut Prof. Dr. S. Nasution adalah :

1. Untuk menguji kebenaran suatu teori

2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori

3. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.

Mengingat hipotesis merupakan panduan dalam menganalisis hasil penelitian,

sedangkan hasil penelitian harus menjawab tujuan penelitian maka suatu hipotesis harus

sejalan atau konsisten dengan tujuan penelitian utamanya tujuan khusus. Oleh sebab itu,

sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat lagi tujuan penelitiannya. Dari hipotesis, peneliti

menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya

sebagai titik tolak tau arah dari pelaksanaan penelitian. Memperoleh fakta untuk perumusan

hipotesis dapat dilakukan antara lain dengan :

1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung dari

lapangan seperti: rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium. Dalam mengemukakan

Page 3: hipotesis

fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian

fakta yang diperoleh.

2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari

sumber yang asli, tetapi masih berada ditangan orang yang mengidentifikasi tersebut

sehingga masih dalam bentuk yang asli.

3. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya

dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berpikir sebagai

generalisasi dari hubungan antara berbagai fakta atau variabel.

Fakta adalah sangat penting dalam penelitian, terutama dalam perumusan hipotesis.

Sebab, hipotesis merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta yang ditemukan. Hal

ini berarti sangat berguna untuk dijadikan dasar membuat kesimpulan penelitian. Meskipun

hipotesis ini sifatnya suatu ramalan, hipotersis ditarik dari dan berdasarkan suatu hasil serta

problematika yang timbul dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan

rasional. Hipotesis juga dapat dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain :

1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau statement bukan dalam

bentuk kalimat tanya

2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa

hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau

diteliti.

3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung

atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.

Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang

objektif.

4. Hipotesis harus sederhana atau terbatas. Artinya hipotesis tidak akan menimbulkan

perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.

Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu

dipertimbangkan berbagai hal, anatara lain teknik yang akan digunakan dalam menguji

rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertentu dalam rumusan hipotesis

tersebut sudah ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat digunakan

dalam penelitian.

Page 4: hipotesis

Jenis-jenis Rumusan Hipotesis

Berdasarkan tingkat abstraksinya, hipotesis dibagi menjadi :

1. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris.

Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang

kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umunya. Misalnya, orang Jawa halus

budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim

kemarau mulai tiba”, “jika hujan kota Jakarta banjir”.

Kebenaran-kebenaran umum seperti diatas yang sudah diketahui oleh orang banyak

pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.

2. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya dunia ini sangat

kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan

bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai otoriterisme akan

membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan orangtua

dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide latar belakang munculnya

kepemimpinan akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.

3. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel

Hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel-variabel yang

diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana

yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel tersebut berubah.

Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

1. Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan

tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga

disebut hipotesis alternatif, karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif

didalamnya. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan :”jika……, maka……”.

Artinya, jika suatu faktor atau variabel terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka

ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan.

Contoh :

a. Jika sanitasi lingkungan suatu lingkungan buruk, maka penyakit menular didaerah

tersebut tinggi.

b. Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum dilatih, maka angka kematian

bayi di daerah tersebut tinggi.

Page 5: hipotesis

c. Jika pendapatan perkapita suatu Negara rendah, maka status kesehatan masyarakat

di Negara tersebut rendah pula.

2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik

Hipotesis nol mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistika Fisher, dirumuskan

untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nol ini selalu ada implikasi “tidak

ada perbedaan”, yang rumusannya adalah : “tidak ada perbedaan antara……

dengan……”

Dengan kata lain hipotesis nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak

adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai

suatu hal yang dipermasalahkan.

Contoh :

a. Tidak ada perbedaan antara angka kematian akibat penyakit jantung pada

penduduk kota dengan penduduk desa.

b. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada

waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi.

c. Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang

menggunakan air minum dari pam dengan kelompok penduduk yang

menggunakan air minum dari sumur.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan

adalah sama, misalnya status gizi dari balita yang mendapat ASI sama dengan status gizi

balita yang tidak mendapat ASI. Bila hal tersebut dirumuskan dengan “selisih” maka akan

menunjukkan hasil dengan nol, maka disebut hipotesis nol. Bila dirumuskan dengan

“persamaan” maka hasilnya sama, atau tidak ada perbedaan. Oleh sebab itu, apabila diuji

dengan metode statistika akan tampak apabila rumusan hipotesis dapat diterima, dapat

disimpulkan sebagaimana hipotesisnya. Tetapi bila rumusannya ditolak, maka hipotesis

alternatifnya yang dapat diterima. Itulah sebabnya maka setiap rumusan hipotesis nol

dipertentangkan dengan rumusan hipotesis alternatif. Hipotesis nol biasanya menggunakan

rumus Ho (misalnya, Ho : x=y), sedangkan hipotesis alternatif menggunakan simbol Ha

(misalnya, Ha : x => y).

Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

Hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu hipotesis

yang menjadi sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain.

Page 6: hipotesis

Hipotesis minor, hipotesis penunjang, atau anak hipotesis atau “sub

hipotesis”, yaitu hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis mayor.

Contoh :

Hipotesis mayor : “sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan tingginya

penyakit menular”.

Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua variabel, yakni variabel penyebab (sanitasi

lingkungan) dan variabel akibat (penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit menular itu

luas sekali, antara lain mencakup penyakit-penyakit diare demam berdarah, malaria, TBC,

campak, dan sebagainya. Sehubung dengan banyaknya macam penyakit menular tersebut,

kita dapat menyusun hipotesis minor yang banyak sekali, yang masing-masing memperkuat

dugaan kita tentang hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan sanitasi lingkungan,

misalnya :

a. Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi

lingkungan.

b. Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi

lingkungan

c. Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi lingkungan

Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti bermakna

korelasi antara kedua variabel didalam masing-masing hipotesis minor tersebut, maka berarti

hipotesis mayornya juga dapat diterima. Jadi ada korelasi yang positif antara sanitasi

lingkungan dengan penyakit menular.

3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis Perbedaan

Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan dua

variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan

antara dua variabel. Misalnya, ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan

praktik pemeriksaan kehamilan. Hipotesis dapat diperjelas menjadi : makin tinggi

tingkat pendidikan ibu makin sering (teratur) memeriksakan kehamilannya.

Sedangkan hipotesis perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau

Page 7: hipotesis

perbedaan diantara dua variabel; misalnya, praktik pemberian ASI ibu-ibu

dikelurahan X berbeda dengan praktik pemberian ASI ibu-ibu dikelurahan Y.

Hipotesis ini lebih dielaborasi menjadi : Praktik pemberian ASI ibu-ibu

dikelurahan X lebih tinggi bila dibandingkan dengan praktik pemberia ASI ibu-

ibu dikelurahan Y.

Page 8: hipotesis

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RINEKA CIPTA

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Graha Ilmu

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : MITRA CENDIKA press

Singarimbun, M. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES