MODUL PEMBELAJARAN METODE PENELITIAN...3 Hipotesis (jika memang perlu) : Mengajukan hipotesis yang...
Transcript of MODUL PEMBELAJARAN METODE PENELITIAN...3 Hipotesis (jika memang perlu) : Mengajukan hipotesis yang...
MODUL PEMBELAJARAN
METODE PENELITIAN
Disusun Oleh Dosen
Achmad Baroqah Pohan , M.Kom
Akademik Bahasa Asing
Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
2
DAFTAR ISI
Pertemuan 1. PENGHANTAR METODE PENELITIAN ………..…………….. 3
Pertemuan 02 KLASIFIKASI PENELITIAN …………………………………… 9
Pertemuan 03 PROSEDUR PENELITIAN ……………………………………...15
Pertemuan 04 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH ……………. 21
Pertemuan 05 STUDI PUSTAKA ……………………………………………… 29
Pertemuan 06 HIPOTESIS PENELITIAN …………………………………….. 39
Pertemuan 07 MEMILIH PENDEKATAN DALAM PENELITIAN …………. 43
Pertemuan 08 VARIABEL PENELITIAN …………………………………….. 52
Pertemuan 09 SUMBER DATA PENELITIAN ……………………………….. 61
Pertemuan 10 SKALA PENGUKURAN & INSTRUMEN ……………………. 68
Pertemuan 11PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN ……… 75
Pertemuan 12 ANALISIS DATA ………………………………………………. 81
Pertemuan 13 PROSES PENARIKAN KESIMPULAN ……………………….. 86
Pertemuan 14 RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN ………………….. 103
3
PERTEMUAN I
METODE PENELITIAN
PENGANTAR METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 1 (Satu) Waktu :
Modul 1 (Satu)
Topik Penghantar Metode Penelitian
Sub Topik -
Materi
• Pengertian Penelitian (Research)
• Motivasi dan Tujuan Penelitian
• Karakteristik Penelitian
• Proses Penelitian
• Cara memperoleh pengetahuan
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dan ruang lingkup metode penelitian
4
A. Pengertian Penelitian (Research)
Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa
fakta – fakta konsep , generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat
memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi. Masalah yang akan
dijawab melalui penelitian disebut masalah penelitian. Masalah penelitian bisa
disebabkan banyak hal. Masalah muncul karena manusia mengalami kesulitan
dalam hidup, yaitu adanya ketidaksesuaian atau kesenjangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan yang aktual.
Contoh: seorang mahasiswa yang tingal di tempat kos setiap bulan harus
mengeola keuangannya serta menghadapi banyak kebutuhan, sementara jumlah
dana yang dimiliki relatif terbatas. Permasalahannya adalah cara mengelola
keuangan dengan baik agar semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan dana terbatas.
Contoh: Manajer pemasaran di suatu perusahaan setiap tahun selalu berhadapan
dengan target penjualan yang harus dicapai. Tidak selamanya target yang ditetapkan
pada kenyataannya dapat dicapai. Dia harus pandai mengelola perusahaan agar
target yang ditetapkan tercapai.
Contoh: Seorang pimpinan perusahaan melakukan kunjungan ke perusahaan
lain di negara maju. Di sana dia menemukan teknologi baru yang canggih dalam
bidang produksi. Sepulangnya dari kunjungan dia ingin menerapkan teknologi
tersebut di perusahaannya. Sebelum menerapkanya,tentu akan lebih baik jika dia
melakukan penelitian terlebih dahulu. Jadi, kebijakan yang diambil pimpinan
mempunyai dasar dan tidak sekadar ikut-ikutan karena belum tentu kebrhasilan
penggunaan teknologi di suatu perusahaan bisa diterapkan di perusahaan lain
dengan hasil yang sama.
Menurut Sangadji (2009) Peneitian (Research) adalah penyelidikan yang
dilakukan secara hati-hati, teratur, dan terus – menerus untuk memecahkan suatu
masalah dan menemukan sesuatu yang baru.
Menurut Ndhara (1988) Penelitia (riset) adalah suatu pemeriksaaan atau
pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta, atau prinsip – prinsip
penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal.
Menurut Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati
hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip – prinsip.
5
Menurut Hillway (1956) Penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati – hati dan sempurna terhadap
suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
B. Motivasi dan Tujuan Penelitian
Setiap peneliti tentu memiliki tujuan dan motivasi berbeda beda.bahkan profesi
peneliti menentukan pola perbedaannya. Seorang konsultan, mahasiswa, dosen,
praktisi bisnis, atau guru tentu mempunyai perbedaan motivasi dan tujuan dalam
melakukan penelitian. Walaupun demikian,pada dasarnya setiap peneliti memiliki
motivasi dan tujuan sama, yaitu ingin memecahkan masalah dan memuaskan rasa
ingin tahu dari setiap fenomena yang dihadapi.
Hakikat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: melakukan pengamatan
terhadap fakta (fenomena),melakukan idenifikasi masalah, serta berusaha
mengumpulkan data baik melalui kajian teoritis dengan mengkaji literatur maupun
melalui kajian empiris dengan melakukan pengamatan di lapangan untuk menjawab
permasalahan tersebut.
Tujuan penelitian adalah memperoleh pengetahuan agar dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau mendapatkan solusi untuk permasalahan yang dihadapi.
Sekaran (2002) menyebutkan bahwa penelitian merupakan suatu usaha sistematis
dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
C. Karakteristik Penelitian
Kerlinger (2006) menjelaskan ada tiga karakteristik pelitian, yaitu :
1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian mempunyai 3 tujuan yaitu :
a. Penemuan
Berarti data dari penelitian yang dimulai dari permasalahan sampai
temuan atau kesimpulan penelitian adalah benar-benar baru dan
sebelumnya belum pernah ada. Contoh dalam penelitian bidang ilmu
komputer, penelitian menemukan pola algoritma baru dalam prediksi
akurasi pada riset data mining.
6
b. Pembuktian
Berarti masalah penelitian sampai hasil atau temuan penelitan bersifat
menguji atau membuktikan jika hasil penelitian masih relavan jika
dilakukan di tempat lain atau dalam waktu berbeda. Contoh Menguji
penerapan Web pada suatu perusahaan dengan sebelum penerapan.
c. Pengembangan
Berarti tujuan penelitian ingin mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sudah ada. Misalnya peneliti mengacu pada penelitian sebelumnya.
Bidang ilmu, pokok permasalahan, dan variabel mungkin sama, tetapi
peneliti mengembangkan indikator, menambah variabel, atau
memodifikasi metode penelitianya.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu(Babbie, 2004). Cara ilmiah
mempunyai karakteristik rasional, empiris dan sistematis.
Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal dan
terjangkau penalaran atau logika manusia. Empiris berarti penelitian
dilakukan berdasarka fakta-fakta di lapangan yang dapat diuji oleh orang lain
atau pihak lain. Sistematis berarti penelitian merupakan proses tertentu yang
logis.
Penelitian dimulai dengan memunculkan permasalahan, mencari jawaban
permasalahan dengan mengkaji literatur untuk membuat hipotesis,
mengumpulkan data dari lapangan, menganalis data dengan teknik yang
relevan, lalu pada akhirnya membuat kesimpulan atau temuan.
Metodologi penelitian adalah ilmu yang mengkaji ketentuan atau aturan
mengenai metode yang digunakan dalam penelitian.
3. Hubungan antara penelitian dengan ilmu
Penelitian merupakan suatu kegiatan yang salah satu tujuannya adalah
mengembangkan pengetahuan, sedangkan ilmu merupakan bagian
pengetahuan yang memenuhi kriteria tertentu, yaitu Rasional dan Teruji.
7
Pengetahuan dikatakan rasional jika disusun menggunakan pikiran dan
pertimbangan yang logis dan masuk akal. Pengetahuan yang disusun dengan
logika tertentu sering disebut pengetahuan yang menggunakan penalaran.
Karakteristik pengetahuan rasional adalah menggunakan logika atau
penalaran tertentu dalam membuat kesimpulan (Berenson C dan Colton
2002).
Pengetahuan teruji adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau
fenomena. Fakta dapat berupa kejadian atau segala sesuatu yang dialami
dalam kehidupan nyata atau tertangkap oleh pengalaman hidup manusia
(Malhotra,2006)
D. Proses Penelitian
Proses penelitian secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Menetapkan Masalah penelitian
Proses penemuan masalah mencakup identifikasi bidang permasalahan,
pemilihan atau penemuan pokok masalah dan diakhiri dengan merumuskan
masalah.
2. Melakukan analisis teoritis
Pengkajian atau telaah teori merupakan tahapan dalam penelitian dengan
tujuan menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar menjawab masalah
atau pertanyaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melakukan telaah literatur dari buku buku yang relevan, jurnal, tesis,
disertasi dan lain lain.
Tahapan diakhiri dengan penyusunan hipotesis yang merupakan jawaban
rumusan masalah dan masih perlu diuji kebenarannya
3. Melakukan pengujian fakta
Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengujian fakta yang diawali
pemilihan fakta-fakta relevan dengan rumusan masalah lalu pengumpulan
fakta fakta yang relevan. Pada umumnya, teknik pengumpulan data
menggunakan obeservasi atau survei dan diakhiri analisis data dengan
meggunakan teknik tertentu, baik yang menggunakan analisis statistik
maupun tanpa analisis statistik.
4. Menarik kesimpulan
Tahap paling akhir penelitian adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan
adalah jawaban rumusan masalah. Kesimpulan bisa berupa penerimaan
atau penolakan terhadap hipotesis da pengungkapan fakta yang digunakan
sebagai dasar menyusun teori atau hipotesis.
8
E. Cara Memperoleh Pengetahuan
Ada empat cara memperoleh pengetahuan yaitu :
1. Pengalaman Pribadi
Ketika menghadapi suatu masalah, manusia akan mencari solosi dengan
belajar dari pengalaman masa lalunya. Sebagai contoh, seorang ibu telah
punya pengalaman mengobati anaknya dengan suatu ramuan tradisional
tertentu saat sakit. Ketika suatu waktu anaknya sakit kembali maka ibu
tersebut akan mengobati anaknya dengan ramuan yang sama.
2. Modus Otorita
Jika orang yang mempunyai wewenang atau pengetahuan tertentu
memberikan penjelasan, wajar orang lain mendengar dan
mempercayainya. Sebagai contoh, penjelasan seorang dokter tentang suatu
penyakit akan dipercaya pasiennya. Begitu pula, guru yang mengajar di
kelas akan dipercaya muridnya. Kemudian, analisis bisnis dan prakisi
bisnis yang berpengalaman tentu dipercaya banyak orang.
3. Panalaran deduktif
Penalaran deduktif dimlai dari hal – hal ersifat umum menuju hal yang
khusus. Penalaran deduktif disebu pula silogisme dan digunakan untuk
menguji suatu kesimpulan. Silogisme terdiri dari atas tiga argumen, yaitu :
premis mayor premis minor dan kesimpulan. Contoh premis mayor :
makhluk hidup akan mati, premis minor : manusia adalah makhluk hidup .
kesimpulan semua manusia akan mati.
4. Penalaran induktif
Dalam penalaran induktif, pencarian pengetahuan dimulai dengan
observasi terhadap hal hal khusus (fakta fakta konkret) menuju hal hal yang
umum. Kesimpulan umum yang diperoleh melalui penalaran induktif
dipakai sebagai premis mayor dalam penalaran deduktif. Sintesis antara
penalaran dedktif dan penalaran induktif merupakan metode penelitian
yang ilmiah.
9
PERTEMUAN II
METODE PENELITIAN
KLASIFIKASI PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 2 (Dua) Waktu :
Modul 2 (Dua)
Topik Klasifikasi Penelitian
Sub Topik -
Materi
• Klasifikasi Penelitian berdasarkan pengukuran dan analisis data penelitian
• Klasifikasi penelitian berdasarkan sifat dan jenis data
• Klasifikasi penelitian berdasarkan masalah yang diteliti
• Klasifikasi penelitian berdasarkan tempat penelitian
• Klasifikasi penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui konsep penelitian dan perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
10
A. Klasifikasi Jenis penelitian berdasarkan pengukuran dan
analisis data penelitian.
E.G Carmines dan R.A Zeller (2006) membagi 2 penelitian ditinjau dari
pengukuran dan analisis dengan teknik statistik. Yaitu :
1. Penelitian Kuantittif
Penelitian kuanitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka
dan dianalisis dengan teknik statisik. Penelitian yang sering menggunakan
cara ini adalah eksperimen.
2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk
verbal dan dianalisis tanpa menggunakn teknik statistik. Penelitian yang
sering menggunakan cara ini adalah studi kasus dan historical.
Menurut D.R. Cooper dan C.W Emory (2007) selain 2 penelitian di atas ada
satu lagi adalah penelitian gabungan yaitu penelitian dari gabungan kualitatif
dan kuantitatif. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif menurutnya
terdapat pada tabel berikut :
No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1 Kejelasan unsur :
Tujuan, pendekatan,
subjek,sampel dan sumber
data sudah mantab serta rinci
sejak awal.
Kejelasan unsur : subjek sampel
sumber data tidak mantap dan rinci,
masih fleksibel, timbul dan
berkembangnya sambil jalan
(emergent)
2 Langkah penelitian :
Segala sesuatu direncanakan
sampai matang ketika
persiapan disusun.
Langkah penelitian : baru diketahui
dengan mantab dan jelas setelah
penelitian selesai.
3 Hipotesis (jika memang
perlu) :
Mengajukan hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian.
Hipotesis menentukan hasil
yang diramalkan.
Hipotesis :
Tidak mengemukakan hipotesis
sebelumnya, tetapi dapat lahir selama
penelitian berlangsung.
Hasil penelitian terbuka
4 Desain : dalam desain jelas
langkah – langkah penelitian
dan hasil yang diharapkan
Desain : desain penelitiannya adalah
fleksibel dengan langkah dan hasil
yang tidak dapat dipastikan
sebelumnya.
5 Pengumpulan data : kegiatan
dalam pengumpulan data
Pengumpulan data : kegiatan
pengumpulan data selalu harus
dilakukan sendiri oleh peneliti
11
memungkinkan untuk
diwakilkan.
6 Analisis data : dilakukan
sesudah semua data
terkumpul.
Analisis data : dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data.
B. Klasifikasi Berdasarkan Sifat dan Jenis Data
1. Penelitian Opini (Opinion Research)
Penelitian opini adalah penelitian terhadap fakta berupa opini atau
pendapat orang (responden). Data yang diteliti dapat berupa pendapat
responden secara individu atau kelompok.
Tujuan penelitian adalah menyelidiki pandangan, persepsi atau penilaian
responden terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden
terhadap ciri responden atau kondisi lingkungan dan perubahannya.
2. Penelitian Empiris (Empirical Research)
Penelitian empiris adalah penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh
berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian empiris umumnya lebih
menekankan pada penyidikan aspek perilaku terhadap opini. Objek yang
diteliti lebih menekankan pada kejadian sebenarnya dari pada persepsi
orang mengenai kejadian. Studi kasus dan lapangan serta penelitian
eksperimen merupakan contoh tipe penelitian ini.
3. Penelitian Arsip (Archival Research)
Penelitian arsip adalah penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau
berupa arsip data. Dokumen arsip yang teliti berdasarkan sumbernya dapat
berasal dari internal (arsip dan catatan orisinal yang diperoleh suatu
organisasi) atau berasal dari data eksternal, yaitu publikasi data yang
diperoleh melalui orang lain.
C. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Masalah yang diteliti
F. Hair, Jr.Rolph , A.Romald dan G.B Wiliam (2008) membagi penelitian
ditinjau dari karekteristik masalah yang diteliti.
1. Penelitian Historis (Historical Research)
Penelitian historis adalah penelitian terhadap masalah masalah yang
berkaitan dengan fenomena masa lalu (historis) yang meliputi kegiatan
penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah lalu.
12
Sementara menurut J.S Carrol dan E.J Johnson (2000), penelitian historis
adalah penelitian yang berkenaan dengan analisis logis terhadap kejadian
kejadian yang berlangsung di masa lalu.
Tujuannya adalah melakukan rekonstruksi fenomena masa lalu secara
sistematis, objektif dan akurat untuk menjelaskan fenomena masa sekarang
atau mengantisipasi fenomena masa yang akan datang.
2. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)
Adalah penelitian terhadap masalah masalah berupa fakta fakta saat ini dari
suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat
terhadap individu, organisasi, keadaan ataupun prosedur. Sementara
menurut cooper H.M (2007) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.
Tujuannya adalah menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan current status subjek yang diteliti.
3. Penelitian Studi Kasus dan Lapangan (Case and Field Study)
Penelitian studi kasus dan lapangan adalah penelitian dengan karakteristik
masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari
subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.
Tujuannya adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai
subjek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai
subjek tertentu.
4. Penelitian Korelasional (Correlational Research)
Penelitian korelasional adalah tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih.
Tujuannya menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau
lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti.
Tipe penelitian ini menekankan pada penentuan tingkat hubungan yang
dapat pula digunakan untuk melakukan prediksi.
5. Penelitian Kausal komparatif (Causal-Comparative Research)
13
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang menunjukkan arah
hubungan antara variabel bebas dengan bariabel terikat, disamping
mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini merupakan tipe penelitian
ex post facto yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah
terjadinya suatu fakta atau peristiwa.
Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah peneliti dapat mengidentifikasi
fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel
dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel variabel yang
mempengaruhinya (variabel independen).
6. Penelitian Eksperimen (Experimental Research)
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang subjeknya diberi perlakuan
(treatment) lalu diukur akibat perlakuan pada diri subjek.
Tujuannya melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Macam macam desain dalam penelitian eksperimental antara
lain Posttest Control Group Design, Pretest-posttest control group design,
Solomon-Four Group Design dan Factorial Design.
D. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Tempat Penelitian
Ditinjau dari tempat penelitian (Fowler, F.J, 2004), penelitian dibedakan
menjadi :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan
atau kepada responden.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan
menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun
laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.
3. Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)
Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan pada tempat
tertentu (laboratorium) dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan.
E. Klasifikasi penelitian berdasarkan Tingkat Eksplanasinya
14
Penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel variabel yang diteliti serta hubungan antara
satu variabel dengan varibel lainnya (singarimbun dan Effendi,2005). Berdasar
hal ini, penelitian dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Di
sini variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri, tetapi
untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu berbeda.
3. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang bertujuan mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan
komparatif.
15
PERTEMUAN III
METODE PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 3 (Tiga) Waktu :
Modul 3 (Tiga)
Topik Prosedur Penelitian
Sub Topik -
Materi • Persyaratan Penelitian
• Prosedur Penelitian
• Memilih Masalah penelitian
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui prosedur penelitian serta ruang lingkupnya.
16
A. Persyaratan Penelitian
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal
pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi, penelitian adalah
dasar untuk meningkatkan pengetahuan sehingga harus diadakan agar
pencapaian usaha usaha manusia meningkat pula.
Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian, yaitu :
1. Sistematis
Dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai
kompleks hingga tercapai tujuan secara efisien dan efektif.
2. Berencana
Dilaksanakan dengan adanya unsur memikirkan langkah pelaksanaanya.
3. Mengikuti Konsep Ilmiah
Mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara yang sudah
ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Menurut sangadji (2007), agar hasilnya baik dan memuaskan semua pihak,
maka suatu penelitian perlu dibuat dengan kriteria berikut :
1. Obyektif/Akurat
Pastikan hasil penelitian adalah hasil yang terbaik yang dapat dipercaya,
dapat diandalkan, teliti, cermat dan akurat sesuai tujuan penelitian.
2. Tepat Waktu
Usahakan penelitian dapat selesai dengan jadwal perencanaan waktu yang
telah dibuat, yaitu tidak kelamaan dan tidak terlalu cepat. Penyelesaian setiap
tahap dan langkah dalam penelitian sebaiknya tidak keluar dari perencanaan.
3. Relevan
Hasil penelitian dapat menjawab pertanyaan masalah yang dihadapi dan
dapat menjadi bahan informasi acuan untuk pihak pihak yang membutuhkan.
4. Efisien
Gunakan dana pelaksanaan penelitian dengan penuh tanggung jawab.
Sesuaikan dana yang telah dianggarkan dengan kondisi di lapangan.
17
Kemudian, jangan sampai melewati batas yang telah ditentukan. Waktu dan
tenaga pun sebaiknya digunakan seefisien mungkin.
Apabila diterapkan dalam kegiatan penelitian maka urut-urutannya sebagai
berikut :
1. Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau tantangan
2. Merumuskan masalah, sehingga batasan, kedudukan dan alternatif cara
untuk pemecahan masalah menjadi jelas
3. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak menentukan alternatif pemecahan
yang dipilih.
4. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
5. Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan
dikembalikan pada hipotesis yang sudah dirumuskan.
6. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari
kesimpulan tersebut serta implikasinya di masa yang akan datang.
B. Prosedur Penelitian
Dilihat dari kedalaman maupun luasnya penelitian, berturut – turut ada bentuk
laporan penelitian berupa makalah atau paper hasil pembahasan buku, skripsi,
tesis dan disertasi.
Walaupun berbeda-beda sehubungan dengan luasnya masalah, dalamnya
tinjauan permasalahan dan manfaat yang diharapkan dari tiap jenis penelitian,
secara garis besar persyaratannya sama seperti yang telah disebutkan.
Setelah membahas persyaratan penelitian, maka berikutnya adalah prosedur
atau langkah-langkah penelitian. Untuk mempermudah keterangannya, langkah
langkah tersebut akan divisualisasikan dalam bentuk bagan-arus.
Ada pula langkah-langkah penelitian lain yang lebih menitikberatkan pada
kegiatan administratif :
1. Memilih Masalah
2. Studi Pendahuluan
3. Merumuskan Masalah
4. Merumuskan Hipotesa
5. Memilih Pendekatan
6. Menentukan Variabel dan Sumber data
7. Menentukan dan Menyusun Instrumen
18
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik Kesimpulan
11. Menulis Laporan.
C. Memilih Masalah Penelitian
1. Masalah Penelitian
Masalah adalah sesuatu yang memerlukan jawaban, penjelasan atau
pemecahan. Dalam Bahasa formal, masalah sering dirumuskan sebagai
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam suatu situasi, sebuah
fenomena utuh mungkin tidak menampakkan sosok permasalahan
penelitian. Namun, sisi sisi tertentu fenomena secara terpisah mungkin
merupakan permasalahan penelitian yang penting untuk dikaji. Menurut
W.W Mendenhall (2003), ada 3 hal penting yang harus dinyatakan atau
dirumuskan dengan jelas sebelum suatu penelitian dapat dilakukan, yaitu :
a. Masalah yang akan diteliti atau pernyataan yang ingin dijawab.
b. Metodologi penelitian atau cara yang akan ditempuh untuk
menemukan jawaban atas permasalahan.
c. Alasan Penelitian dilakukan
2. Sumber Masalah Penelitian
Sumber masalah penelitian yang sejati sebenarnya adalah alam semesta
dengan semua fenomena di dalamnya. Namun, karena kesulitan dan alasan
praktis, banyak calon peneliti memilih menggunakan sumber sekunder,
yaitu kepustakaan. Howard dan Sharp dalam Kerlinger (2006)
mengurutkan gradasi nilai bahan bahan sebagai sumber masalah penelitian
seperti berikut :
a. Tesis dan Disertasi
b. Artikel dalam jurnal akademik dan profesional
c. Laporan penelitian
d. Buku dan Tinjauan buku
e. Komunikasi dengan ahli-ahli dalam bidang terkait
f. Pendapat para pemakai hasil penelitian
g. Hasil diskusi dengan sejawat
h. Media Informasi yang akurat dan originalitasnya yang tinggi.
3. Teknik Pengembangan Masalah Penelitian
19
Rumusan masalah yang kurang terfokus cenderung mengarah pada
pengkajian masalah yang tidak jelas dan tidak cukup spesifik untuk
menjadi tuntunan dalam menentukan langkah penelitian selanjutnya.
Menurut W.W.Mendenhall dan R.J Beaver (2002), ada 3 pendekatan yang
sering digunakan dalam pengembangan masalah atau topik penelitian
adalah :
a. Analogi
Analogi setidaknya memberikan dua manfaat bagi proses
penelitian, memberikan inspirasi kepada peneliti untuk
mengembangkan pemikiran yang sejalan atau setara dengan
paradigma penelitian yang telah ada, dan/atau memberikan
inspirasi digunakannya metodologi yang telah terbukti sukses
dalam penelitian yang lain.
b. Peta Permasalahan (Relevance-Tress)
Dengan peta permasalahan seorang peneliti dapat mengembangkan
masalah penelitian dengan menjabarkan ide ide terkait
berlandaskan suatu konsep dasar dan kemudian memfokuskan
kajiannya pada aspek-aspek tertentu atau mengembangkan topik
topik sampingan dari masalah pokok.
c. Analisis Morfologi
Analisis morfologi terdiri dari langkah-langkah berikut :
1) Identifikasi faktor-faktor atau dimensi utama suatu masalah
2) Mendaftar berbagai atribut atau tingkatan faktor (variasi
keadaan yang dapat terjadi pada faktor terkait)
3) Merumuskan berbagai pola hubungan yang mungkin terjadi
antar faktor
4. Fisibilitas Permasalahan
Layak tidaknya suatu penelitian yang akan dilakukan dapat dievaluasi
menurut beberapa kriteria berikut :
a. Kemungkinan diperolehnya data yang diperlukan
b. Dapat tidaknya dikembangkan desain penelitian yang sesuai
c. Ketersediaan waktu yang dibutuhkan
d. Dikuasainya keterampilan teknik yang dibutuhkan
e. Ketersediaan dana
f. Resiko yang harus dihadapi
g. Kesesuaian dengan minat peneliti
20
h. Keaslian dan simetri permasalahan yang akan dikaji.
21
PERTEMUAN IV
METODE PENELITIAN
IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 4 (Empat) Waktu :
Modul 4 (Empat)
Topik Identifikasi dan Perumusan Masalah
Sub Topik -
Materi
• Pendahuluan
• Masalah Penelitian
• Sumber Masalah Penelitian
• Pemilihan Masalah
• Latar Belakang Masalah
• Perumusan Masalah
• Pemilihan Judul
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan ruang lingkup
dari prosedur penelitian identifikasi dan perumusan masalah.
22
A. Pendahuluan
Penelitian akan berjalan baik jika peneliti memahami dan menghayati masalah
penelitian dengan baik peneliti tentu akan lebih senang menggarap masalah
yang dihayati daripada yang tidak. Memman untuk bekerja dengan baik,
permasalahan penelitian harus menarik perhatian peneliti. Masalah atau
permasalahan penelitian dapat pula dilihat dari judul penelitian.
Selain menarik, penelti harus memikirkan masalah-masalah lain. Menarik saja
belum cukup menjamin terlaksananya penelitian. Ada kalanya peneliti sangat
ingin mencari jawaban atas sesuatu masalah, tetapi faktor faktor lain tidak
memungkinkan pelaksanaanya.
Ada baiknya membedakan masalah bagi penelitian dengan permasalahan biasa.
Secara harafiah keduanya mengandung arti sama, yaitu :
• Sesuatu yang mengganjal pikiran/benak/perbuatan kita sedemikian rupa
sehingga apabila dipecahkan bisa memberi manfaat bagi yang
mengalaminya.
• Terjadinya kesenjangan antara das sein dan das sollen (Harapan dan
Kenyataan)
Menurut Kerlinger (2004) ada 3 kriteria untuk menentukan permasalahan yang
baik dan pernyataan masalah yang baik yaitu :
1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Contoh :
apakah terapat hubungan atau pengaruh motivasi terhadap kinerja guru?
Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
terhadap kinerja guru?
23
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan.
Contoh :
Masalah tidak dirumuskan dalam pernyataan seperti : Masalah adalah
... atau maksud kajian penelitian adalah ....
3. Masalah dan pernyataan masalah arus dirumuskan dengan cara tertentu
yang mengisyaratkan adanya kemungkinan pengujian empiris.
Contoh permasalahan yang tidak memenuhi kriteria : bagaimanakah
kita tahu?
Apakah pendidikan demokratis dapat meningkatkan proses belajar
pemuda?
Apakah proses proses kelompok baik bagi anak anak?
B. Masalah Penelitian
Menurut W.G Zikmund (2004), masalah adalah setiap kesulitan yang
menggerakan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dapat dirasakan
sebagai suatu rintangan yang mesti dilalui dengan jalan mengatasinya apabila
kita akan berjalan terus. Dalam penelitian masalah sangat berperan dalam
mengarahkan seorang peneliti melakukan kegiatan penelitiannya.
Tanpa merumuskan masalah, para peneliti dapat mengalami kebingunan baik
dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan.
24
Ada beberapa syarat yang diperlukan dalam menentukan masalah penelitian,
yaitu :
1. Masalah masih berhubungan erat dengan judul penelitian
2. Masalah mendukung tujuan penelitian
3. Masalah mengembangkan atau memperluas cara cara menguji suatu teori.
4. Memberikan sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian
5. Memanfaatkan konsep konsep teori atau data disiplin yang bertahan.
6. Menunjukkan variabel yang perlu diteliti.
C. Sumber Masalah Penelitian
Menurut sekaran (2006), ada beberapa sumber untuk memperoleh masalah
penelitian antara lain :
1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
2. Bacaan, yakni karya lmiah atau makalah
3. Analisis bidang pengetahuan
4. Ulangan serta perluasan penelitian karena belum memuaskan sehingga perlu
diulang.
5. Cabang studi yang sedang dikembangkan.
Kadang kadang masalah ditemukan bukan dari bidang studi sendiri, tetapi
dari cabang yang muncul kemudian.
6. Catatan dan pengalaman pribadi, sering menjadi sumber masalah penelitian.
7. Praktik serta keinginan masyarakat
Praktik yang timbul dan keinginan yang mennjl dalam masyarakat dapat
merupakn suber masalah. Pratik praktik tersebut dapat berupa unjuk rasa,
pernyataan pemimpin, dan sebagainya.
8. Bidang spesialis
Seorang spesialisasi dalam bidangnya telah menguasai ilmu di bidang
spesialisasinya. Dari spesialisasi, banyak masalah yang bisa diungkapkan
dan dipecahkan.
9. Pelajaran yag sedang diikuti
25
Diskusi kelas atau hubungan antara dosen dengan mahasiswa banyak
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih masalah untuk penelitian.
10. Diskusi diskusi ilmiah
Masalah penelitian dapat pula bersumber dari diskusi diskusi ilmiah,
seminar, serta pertemuan ilmiah.
11. Perasaan intuisi
Kadang kadang suatu perasaan intuisi dapat timbul tanpa disangka dan
kesulitan tersebut dapat merupakan masalah penelitian.
D. Pemilihan Masalah
Setelah diketahui banyak masalah diperoleh dari berbagai sumber, selanjutnya
adalah mengidentifikasi dan menyeleksi masalah yang mungkin bisa diteliti.
Bila sejumlah masalah telah ditemukan, bagaimanakah menentukan atau
memilih salah satunya untuk diteliti, berikut cara memilihnya
1. Pisahkan setiap masalah dalam file berbeda
2. Kumpulkan semua literatur yang mendukung setiap masalah, kemudian
tempatkan tiap literatur itu pada setiap file masalah tadi.
3. Jika tiba waktunya untuk diajukan, pilihlah masalah yang telah dilengkapi
berbagai literatur dengan mempertimbangkan hal hal berikut ini :
a. Apakah topik itu saat diajukan merupakan topik aktual dan mendesak
untuk diteliti?
b. Apakah terjangkau oleh kemampuan dan ketrampilan peneliti
(manageable topics)?
c. Apakah datanya lengkap atau mudah untuk mendapatkannya
sehingga dapat dianalisis (reseachable topic)?
d. Apakah biaya, waktu dan tenaganya cukup untuk meneliti topik
E. Latar Belakang Masalah
26
Dalam suatu penelitian ilmiah, proses lahirnya suatu masalah tersaji secara
formal dalam bentuk uraian latar belakang masalah. Melalui latar belakang
masalah, pengalaman tentang permasalahan penelitian yang sedang dihadapi
dapat menjadi lebih utuh. Alasannya adalah suatu latar belakang masalah yang
baik umumnya mengungkapkan empat hal , yaitu :
1. Mengungkapkan isu isu (issues)
Isu ada dalam latar belakang masalah mengingat isu merupakan hal yang
mengganjal tentang sesuatu hingga memerlukan penyelesaian. Isu bisa
merupakan gejala, fenomena atau komentar yang sedang ramai saat ini. Isu
berperan sebagai masalah yang pokok dan segera memerlukan penyelesaian.
Perlu diingat bahwa isu berbeda dengan gosip. Hal lain yang perlu diingat
bahwa sepanjang pernyataan tentang masalah masih bisa dibantah, maka
tidak bisa dikatakan isu.
2. Mengungkapkan fakta fakta (exiting information)
Selain isu, dalam latar belakang masalah biasa diuraikan pula fakta-fakta
yang memperkuat isu. Maksudnya, ada keyakinan bahwa isu yang diangkat
tidaklah dibuat-buat, melainkan nyata adanya. Fakta-fakta yang dimaksud
umumnya tentang data berupa angka, data data kualitatif, dan lain lain.
Sumber fakta pun terkadang disebutkan, misalnya dari suatu media massa,
jurnal, laporan sebuah instansi atau hasil penelitian sebelumnya. Peneliti
hendaknya memperhatikan pula keaktualan fakta fakta yang dikemukakan.
3. Mengungkapkan nilai guna untuk apa masalah dipecahkan (need)
Setelah isu diungkapkan dan disertai oleh fakta yang menguatkan, ada
baiknya peneliti pun menguraikan kebutuhan penelitian, yaitu untuk apa
masalah dipecahkan melalui penelitiannya. Suatu penelitian memiliki arti
lebih apabila hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Sebagai
contoh, suatu penelitian yang menyangkut isu tentang masalah kesulitan
mengajarkan penyelesaian soal soal tipe pemecahan masalah matematika,
27
hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan bagi guru matematika dalam
memberikan pembelajaran matematika, khususnya dalam mengajarkan
penyelesaian soal soal tipe pemecahan.
4. Memiliki tingkat kesukaran berkenaan dengan pemecahan masalahnya atau
masih langka/jarang orang meneliti masalah itu (difficulty)
Hal lain yang sering disertakan dalam latar belakang masalah adalah
difficulty masalah yang akan diteliti. Maksudnya, selain menarik, penelitian
yang meneliti masalah pun masih langka/jarang. Jadi, jika masalah diteliti
maka menjadi masukan berharga bagi siapa pun.
F. Perumusan Masalah
Kualitas penelitian dapat ditentukan oleh luas dan dalamnya permasalahan yang
dihadapi. Banyaknya rumusan masalah menjadi salah satu indikator luas dan
dalamnya permasalahan. Namun, tidaklah berarti makin banyak rumusan
masalah, makin berkualitas penelitian. Jika pemikiran peneliti hanya mengenai
sebuah masalah maka tidak perlu menjabarkan dalam banyak rumusan masalah.
Rumusan masalah sebaiknya konsisten atau paling tidak relevan dengan latar
belakang masalah. Rumusan masalah hendaknya memuat variabel yang akan
diteliti dan teridentifikasi dengan jelas serta diperkirakan ada alternatif
penyelesainnya. Kemudian, rumusan masalah sebaiknya mudah dikembangkan
menjadi instrumen pengumpul data dari variabel bersangkutan. Umumnya,
rumusan masalah pun berkaitan dengan rumusan judul sehingga banyaknya
sama (atau tidak terlalu jauh) dengan variabel pada rumusan judul.
Sementara menurut sekaran (2005), rumusan masalah dapat dinyatakan dalam
bentuk kalimat tanya atau bukan kalimat tanya. Rumusan masalah yang
ditanyakan dalam bentuk kalimat tanya akan dapat membantu memusatkan
perhatian pada jawaban yang akan diteliti. Rumusan masalah yang tidak
28
dinyatakan dalam kalimat tanya umumnya berbentuk deklaratif, tetapi
dirumuskan dengan jelas dan padat.
Contoh :
Apakah ada perbedaan gaya hidup pada anak-anak yang berbeda status
ekonomi orang tuanya ?
Apakah ada perbedaan prestasi kerja antara karyawan laki laki dan perempuan
?
Apakah terdapat korelasi antara prestasi kerja dengan kinerja karyawan ?
G. Judul Penelitian
Judul penelitiab adalah suatu pernyataan yang mengandung isi keseluruhan
penelitian atau penulisan. Judul penelitian sangat penting karena di dalamnya
tergambarkan objek yang ingin diteliti, lokasi, tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai. Dalam menentukan judul penelitian, para peneliti bebas memilih
sendiri judul yang diinginkan atau dipilihkan oleh dosen pembimbingnya.
Menurut R.F Murdick (2006), beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan
peneliti dalam menentukan judul penelitian adalah :
1. Keterjangkauan
Prinsip pertama yang harus diperhatikan adalah judul maupun objek yang
akan diteliti sedapat mungkin terjangkau oleh kemampuan peneliti.
Keterjangkauan sangat tergantung pada beberapa faktor, yakni tingkat
pengetahuan peneliti, waktu,biaya dan kerja sama dengan pihak lain.
2. Ketersediaan Data
Para peneliti akan mengalami kesulitan apabila tidak tersedia data atau
kesulitan memperoleh data.
3. Signifikasi Judul yang dipilih
29
PERTEMUAN V
METODE PENELITIAN
STUDI PUSTAKA
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 5 (Lima) Waktu :
Modul 5 (Lima)
Topik Studi Pustaka
Sub Topik -
Materi
• Tinjauan Pustaka
• Kerangka Teori
• Kerangka Konsep
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui maksud dan ruang lingkup studi pustaka
30
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang
diungkapkan dalam usulan penelitian. Studi kepustakaan yang baik akan
menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoritis yang komprehensif.
Tinjauan Pustaka pada dasarnya mencakup 2 hal, yaitu :
1. Tinjauan Teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas
sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variable –
variable yang akan diteliti.
Disamping itu, tinjauan teori ini juga dimaksudkan agar peneliti dapat
mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti dalam konteks ilmu
pengetahuan yang relevan.
Oleh karena itu, Tinjauan Pustaka ini menjadi dasar dalam merumuskan
Kerangka Teori yang selanjutnya menjadi dasar untuk mengembangkan
Kerangka Konsep penelitian.
2. Tinjauan dari hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti.
Hal ini penting, selain akan memperluas pandangan dan pengetahuan
peneliti, juga dapat untuk menghindari pengulangan penelitian yang
telah dilakukan orang lain (menjaga Originalitas penelitian).
Tinjauan Pustaka mempunyai arti : peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
terkait (review of related literature/literature review).
Pustaka berarti karya karya yang menjadi rujukan untuk memahami dan
menyelidiki masalah penelitian.
Kegunaan Tinjauan Pustaka menurut (Castetter dan Heisler,1984)
✓ Untuk mengkaji sejarah permasalahan
✓ Untuk mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
✓ Untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
✓ Untuk menghindari duplikasi penelitian
✓ Untuk menunjang perumusan permasalahan
31
✓ Untuk mencari teori/konsep/generalisasi yang dapat digunakan sebagai
landasan teori/kerangka teori bagi penelitian yang akan dilakukan.
✓ Untuk mencari metodologi yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
✓ Untuk membandingkan antara fakta di lapangan dengan teori yang ada.
Sumber studi kepustakaan yang baik dalam penelitian harus
mempertimbangkan aspek kemutakhiran dan relevansi serta bobot ilmiah.
Aspek kemutakhiran berkaitan dengan penggunaan sumber bacaan yang up to
date. Hal ini disebabkan karena sumber bacaan yang up to date. Hal ini
disebabkan karena sumber bacaan yang lama mempunyai kemungkinan
kebenarannya telah terbantah atau direvisi oleh teori yang lebih baru. Aspek
relavansi berhubungan dengan keterkaitan sumber bacaan dengan masalah yang
diteliti.
B. Kerangka Teori
Kerangka Teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-
batasan tentang teori teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan
dilakukan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta, TEORI adalah “Pendapat
yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa
(kejadian), dan asas – asas, hukum – hukum umum yang menjadi dasar sesuatu
kesenian atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara – cara dan aturan –
aturan untuk melakukan sesuatu”
Menurut Wiersma (1986), A theory is generalization or series of
generalization by which we attempt to
explain some phenomena in a systematic manner.
Teori adalah generalisasi atau seri generalisasi di mana kita
mencoba menjelaskan suatu fenomena dengan cara yang
sistematis.
Sedangkan arti TEORI menurut pendapat ahli penelitIan antara lain :
1. JOHN W. BEST TEORI
32
pada dasarnya berisi penggambaran hubungan sebab akibat diantara variable –
variable.
Suatu TEORI di dalam dirinya terkandung keunggulan untuk bisa menjelaskan
suatu gejala dan TEORI juga berkekuatan untuk memprediksi sesuatu gejala.
2. JOHN DEWEY
“Tidak ada sesuatu yang lebih praktis daripada suatu teori yang hebat”. Metode
Ilmiah bertujuan menemukan teori – teori atau generalisasi – generalisasi.
Dari Teori – teori yang ditemukan dapat dijadikan dasar prediksi dalam
mengantisipasi kejadian – kejadian mendatang secara lebih tepat.
3. DR. SISWOJO HARDJODIPURO
TEORI dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling
berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai
fenomena dengan menerangkan hubungan antar variable, dengan tujuan untuk
menerangkan dan meramalkan fenomena.
TEORI menjalin hasil pengamatan kedalam suatu pengertian utuh yang
memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan umum tentang variable –
variable dan hubungannya.
4. PROF. DR. WINARNO SURAKHMAD
“Seseorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan prinsip –
prinsip yang terletak di balik fakta.
Prinsip Utama yang dicari adalah DALIL, yaitu : Generalisasi atau kesimpulan
yang berlaku umum. TEORI dibutuhkan sebagai pegangan – pegangan pokok
secara umum.
33
Oleh karena itu, Jelas bahwa dalam menentukan atau membuat Kerangka Teori
dalam proposal penelitian, kita harus mencari teori – teori atau prinsip – prinsip
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Teori merupakan unsur informasi ilmiah yang paling luas bidang cakupnya.
Melalui unsur metodologis, teori dapat diubah menjadi hipotesa yaitu informasi
ilmiah yang lebih spesifik dan lebih sempit bidang cakupannya. Hipotesa dapat
diubah menjadi data dengan menginterpretasikan hipotesa tersebut menjadi
sesuatu yang bisa diamati, dengan penyusunan instrument (alat ukur) termasuk
skala dan penentuan sample. Hasil observasi atau data ini merupakan informasi
ilmiah yang sangat spesifik dan hanya menyangkut sample tertentu dan variable
tertentu.
Dengan dikemukakannya teori dalam kerangka teori suatu proposal penelitian,
akan sangat membantu peneliti dan orang lain untuk lebih memperjelas sasaran
dan tujuan penelitian yang dilakukan.
Peranan Kerangka Teori dalam Penelitian :
1. Memberi Kerangka Pemikiran bagi penelitian
2. Membantu Peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian
3. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data
dan fakta.
4. Mendudukkan permasalahan penelitian secara logis dan runtut.
5. Membantu dalam membangun ide ide yang diperoleh dari hasil penelitian.
6. Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka
pemikiran.
7. Memberikan dasar dasar konseptual dalam merumuskan definisi
operasional.
34
8. Membantu mendudukkan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan
mengintegrasikan gagasannya.
Prosedur Penyusunan Kerangka Teori :
1. Melakukan Kajian Pustaka
2. Melakukan sintesa atau modifikasi anatara teori yang satu dengan yang
lain.
3. Menyususn sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut dan rasional.
C. Kerangka Konsep
Setelah mengemukakan beberapa teori tentang variable yang diteliti,
kemungkinan ada beberapa konsep yang ada dalam teori tersebut. Untuk itu peneliti
perlu menjelaskan arti dari konsep yang dipakai oleh peneliti, sebab tiap orang
mungkin mempunyai pengertian yang berbeda dengan orang lain dalam mengartikan
suatu konsep.
Konsep adalah Generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu,
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam
kenyataannya, KONSEP dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin
dekat suatu KONSEP pada realita, maka semakin mudah pula KONSEP tersebut
diukur dan diartikan.
Misalnya :
Konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca
indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial
yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang
Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan
konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan
suatu pengertian. Oleh karena itu, KONSEP tidak dapat diukur dan diamati secara
langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka KONSEP tersebut harus
dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah KONSEP dapat diamati
dan diukur.
35
Contoh :
Ekonomi Keluarga adalah suatu konsep, untuk dapat mengukur konsep
ekonomi keluarga dapat melalui variable Pendapatan atau Pengeluaran keluarga. Status
Sosial misalnya, dapat diamati dari variable Pekerjaan dsb.
Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas
persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat
menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti memakai konsep tersebut. Oleh karena itu,
peneliti harus “konsisten” dalam memakainya.
Dari uraian pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
pengertian dan peranan dari KERANGKA KONSEP dalam suatu penelitian sebagai
berikut :
A. Kerangka Konsep
adalah Suatu hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable –
variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilaksanakan.
Contoh : “Game Simulasi Pembelajaran IPA dengan Metode Inkuiri Terpimpin
berbasis konsep Agen Cerdas “
36
B. Kerangka Konsep
merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang
peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang
dianggap penting untuk masalah.
Sehingga KERANGKA KONSEP akan membahas saling ketergantungan antar
variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal – hal
yang diteliti.
Penyusunan KERANGKA KONSEP akan membantu kita untuk membuat
hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau
diukur melalui variable.
37
Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah KERANGKA KONSEP, peneliti
hendaknya memahami variable konsep yang hendak diukur.
Contoh :
Pada judul penelitian : “Penerapan Case-Based Reasoning dan Algoritma
Nearest Neighnor untuk penentuan Lokasi Waralaba “
C. Kerangka Konsep
juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang
dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti.
Dengan demikian, sangatlah penting untuk memahami apa arti variable dan apa
saja jenis variable yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang
ditelit tersebut.
Contoh : Penelitian “Agen Cerdas Animasi Wajah untuk Game Tebak Kata”.
38
39
PERTEMUAN VI
METODE PENELITIAN
Hipotesis Penelitian
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 6 (Enam) Waktu :
Modul 6 (Enam)
Topik Studi Pustaka
Sub Topik -
Materi • Pengertian Hipotesis Penelitian
• Uji Hipotesis
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui pengertian hipotesis penelitian dan teknik dalam melakukan uji hipotesis
40
A. PENGERTIAN HIPOTESIS
Sesuai dengan prosedur penelitian seorang peneliti setelah mengadakan
penelahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan
dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Namun, penelitian
tidak selalu harus menggunakan hipotesis. Penelitian yang tipe risetnya pengujian
hipotesis (hypothesis testing) menggunakan hipotesis karena hipotesisnya sudah
dapat ditentukan di awal riset. Penelitian eksploratori tidak menggunakan hipotesis
karena hipotesisnya belum dapat ditentukan di awal riset.
Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian dengan pendekatan
ilmiah, sedangkan yang tidak menggunakan hipotesis adalah riset dengan
pendekatan naturalis. Hipotesis berbeda dengan proposisi. Menurut kerlinger
(2006), hipotesis (hypothesis) adalah prediksi tentang fenomena. Proposisi
(proposition) adalah pernyataan tentang konsep dapat dinilai benar atau salah jika
dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi.
Agar lebih mudah memahami pengertian hipotesis, ada beberapa sumber yang
menyebutkan pengertian hipotesis adalah :
1. F.M, Andrews et al (2001) menyebutkan bahwa “ Hipotesis adalah suatu
jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
2. J.W, Buckley et al (2006) mendefinisikan bahwa “Hipotesis adalah suatu
bentuk pernyataan yang sederhana mengenai harapan peneliti akan
hubungan antara variabel variabel dalam suatu masalah untuk diuji dalam
penelitian.
3. Kerlinger (2006) mendefinisikan “hipotesis adalah pernyataan dugaan
(conjectural) tentang hubungan anatara dua variabel atau lebih.
B. FUNGSI HIPOTESIS
Dalam buku penelitian pendidikan, Hasan (2004) mengemukakan empat fungsi
hipotesis yaitu :
1. Hipotesis berfungsi memberikan penjelasan sementara menenai fenomena
sehinggapengetahuan kita bertambah luas dalam salah satu bidang ilmu.
2. Hipotesis berfungsi sebagai suatu pernyataan tentang hubungan yang
langsung dapat diuji melalui penelitian.
3. Hipotesis berfungsi menggambarkan tujuan yang spesifik, sehingga
peneliti mengetahui data yang diperlukan untuk menguji proposi.
41
4. Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja untuk membuat kesimpulan.
C. JENIS JENIS HIPOTESIS
Hipotesis merupakan pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian.
Oleh karena itu, peneliti perlu mengerahkan kemampuannya agar dapat
merumuskan hipotesis dengan jelas. Jadi, hipotesis harus memiliki persyaratan dan
penyusunannya. J.W. Buckley (2006) mengajukan adanya persyaratan untuk
hipotesi sebagai berikut :
1. Hipotesis harus singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua
atau lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori teori yang dikemukakan oleh para ahli
atau hasil penelitian yang relavan.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian , yaitu
1. Hipotesis Kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubunan antara variabel X dan Y atau
adanya perbedaan antara dua kelompok
2. Hipotesis Nol
Hipotesis nol merupakan dugaan yang menyatakan hubungan dua variabel
adalh jelas dan tidak memiliki perbedaan. Hipotesis alternatif yang
berlawanan dengan hipotesis nol menunjukkan adanya perbedaan antara
dua variabel.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) dubah menjadi Ho agar penliti
tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur dan tidak terpengaruh
pernyataan Ha. Kemudian, hipotesis dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir
pengetasan hipotesis.
D. KRITERIA HIPOTESIS
Hipotesis yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Dikembangkan dengan menggunakan teori yang sudah ada, penjelasan
logis atau hasil hasil penelitian sebelumnya.
2. Hipotesis menunjukkan maksudnya dengan jelas
3. Hipotesis dapat diuji jika tersedia alat analisi untuk mengujinya
4. Hipotesis ini lebih baik dari hipotesis kompetisinya jika dapat menjelaskan
dan memprediksi lebih baik
42
Sekaran (2004) memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis, yaitu
:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian mendalam tentang suatu wawasan.
2. Wawasan , serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
3. Imajinasi serta angan angan
4. Materi bacaan danliteratur
5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan di daerah yang sedan
diselidiki
6. Data yang tersedia
7. Analogi atau kesamaan.
E. LANDASAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Untuk memberi landasan bagi penyusunan hipotesis yang kuat, peneliti harus
sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan hubungan yang
terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis , peneliti harus :
1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan
dengan banyak membaca literatur yang berhubungan dengan peneltian.
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat,
objek, serta hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang
sedang diselidiki.
3. Mempunyai kemampuan menghubungkan suatu keadaan dengan
keadaan lain yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang terkait
43
PERTEMUAN VII
MEMILIH PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 7 (Tujuh) Waktu :
Modul 7 (Tujuh)
Topik Memilih Pendekatan dalam Penelitian
Sub Topik -
Materi
• Memilih pendekatan
• Jenis jenis pendekatan
• Survey sebagai salah satu pendekatan
• Penelitian tindakan
• Jenis jenis penelitian tindakan
• Karakteristik penelitian tindakan
• Tujuan penelitian tindakan
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahu dan mampu memilih pendekatan dalam penelitian
44
A. Memilih Pendekatan
“Pendekatan” di sini adalah metode atau cara mengadakan penelitian seperti
halnya : eksperimen atau non-eksperimen. Namun, pendekatan menunjukkan
pula jenis atau tipe penelitian yang diambil dan dipandang dari subjek
penelitiannya, misalnya populasi atau kasus. Penentuan pendekatan akan sangat
menentukan variabel atau objek penelitian yang akan diamati dan sekaligus
menentukan subjek penelitian atau sumber data kita.
B. Jenis jenis Pendekatan
Langkah memilih pendekatan ini sebenarnya bisa lebih tepat ditempatkan
setelah peneliti menentukan dengan tegas variabel penelitian. Menurut J.W
Buckley (2006), penentuan variabel penelitian dan pemilihan pendekatan
sebenarnya dilakukan maju mundur, bolak balik. Variabel penelitian memang
sangat menentukan bentuk atau jenis pendekatan. Namun, pendekatan jelas
tidak dapat diabaikan peranannya dalam menentukan perincian variabel secara
teiliti.
Secara singkat pendekatan penelitian dapat dibedakan atau beberapa jenis,
tergantung pada sudut pandangnya. Walaupun, sebenarnya antara jenis yang
satu dengan yang lain kadang kadang masih saling overlapping.
1. Jenis pendekatan menurut teknik samplingnya
a. Pendekatan Populasi
b. Pendekatan Sampel
c. Pendekatan Kasus
2. Jenis pendekatan menurut timbulnya variabel
a. Pendekatan Non Eksperimen
b. Pendekatan Eksperimen
45
3. Jenis pendekatan menurut pola atau sifat penelitian non eksperimen,
pendekatan jenis ini dibedakan atas :
a. Penelitian kasus (Case Studies)
b. Penelitian Kausal Komparatif
c. Penelitian Korelasi
d. Penelitian Historis
e. Penelitian Filosofis
C. Survey Sebagai Salah satu pendekatan
Dalam kehidupan sehari hari kita pernah atau sering mendengar berita berita
bahwa departemen atau pemerintah , lembaga , kantor dan sebagainya sedang
mengadakannya survei. Dengan demikian, survei dapat dilakukan secara
pribadi (sendiri) maupun berkelompok.
Van Dalen mengemukakan :
“Their Objective (of survey) may not merely be to as certain status, but also to
determine the adequancy of status by comparing it with selcted or established
standards, norms or criteria.”
Jadi survei bukanlah hanya bermaksud mengetahui status gejala, melainkan
bermaksud pula menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya
dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Kemudian, tujuan lainnya
adalah membuktikan atau membenarkan suatu hipotesis. Survey bertuuan
memantakan atau mempertajam suatu rencana. Survey semacam ini dapat
berstatus pendahuluan dala rangkain langkah-langkah penelitian.
46
Sekaran (2004) mengatakan bahwa studi survei merupakan bagaian studi
deskriptif dan meliputi :
1. School Survey yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pendidikan. Masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar
mengajar, ciri ciri personalia pendidikan keadaan murid dan hal hal yang
menunjang proses belajar mengajar
2. Job Analysis yang bertujuan mengumpulkan informasu mengenai tugas-
tugas umum dan tanggung jawab para karyawan, aktivitas khusus yang
dibutuhkan, keterlibatan dan fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya
serta fasilitasnya.
3. Analisis dokumen, istilah lain adalah analisis isi (content analysis), analisis
aktivitas atau analisis informasi. Contoh kegiatannya : meneliti dokumen
serta menganalisis peraturan dan hukum keputusan-keputusan
4. Public opinion survey , survey ini bertujuan mengetahui pendapat umum
tentang sesuatu hal, misalnya tentang rehabilitasi suatu bangunan bersejarah,
tentang jalan satu jurusan, pemasangan lampu lalu lintas dan sebagainya.
5. Community Survey, survey ini disebut pula “Social survey” atau “Field
Survey” karena dalam survei peneliti bertujuan mencari informasi tentang
aspek kehidupan secara luas dan mendalam.
D. Peneltian Tindakan
Penelitian ini pertama kali dikembangkan oleh seorang psikolog sosial, kurt
lewin (1946). Penelitian tindakan istilah asingnya adalah action reserach.
Penelitian ini dikembangkan pada 1940an sebagai salah satu model penelitian
yang muncul di tempat kerja, yaitu tempat peneliti melakukan pekerjaannya
sehari hari. Misalnya, kelas merupakan tempat penelitian bagi guru, sedangkan
sekolah merupakan tempat penelitian bagi kepala sekolah.
47
Hasan (2004) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya
mengujicobakan ide ide ke dalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah
sesuatu agar memperoleh dampak nyata situasi.
Dengan kata lain, penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasikan suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman dapat diakses oleh
orang lain. Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai
atau applied research, dalam hal ini ciri-cirinya :
1. Peneliti merupakan pemeran aktif dalam kegiatan pokok
2. Peneliti adalah agen perubahan
3. Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan
yang diberikan secara terencana oleh peneliti.
Pada tingkat paling sederhana , penelitian tindakan menyangkut
penyelenggaraan sesuatu dan menjalankan untuk melihat apa yang terjadi.
Dalam pengertian itu, sebagian besar penelitian percobaan yang diadakan
dalam organisasi sosial sangat berbeda dengan dalam laboratorium. Penelitian
itu dapat dianggap sebagai penelitian tindakan. Hal ini perlu karena dalam
banyak keadaan satu satunya cara untuk memastikan dapat atau tidaknya suatu
pekerjaan dilaksanakan atau seberapa jauh suatu pelayanan dapat memenuhi
kebutuhan , ialah dengan meneruskan pekerjaan , memulai pekerjaan atau
mengadakan pelayanan dan mengamati apa yang terjadi.
Beberapa keuntungan seseorang melakukan penelitian dengan menggunakan
metode tindakan adalah :
1. Mereka tidak harus meninggalkan tempat kerjanya
2. Mereka dapat merasakan hasil tindakan yang telah direncanakan
3. Bila diberlakukan pada responden, mereka dapat merasakan hasil
perlakuan penelitian
48
E. Jenis Jenis Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan terdiri atas 4 jenis yaitu :
1. Penelitian Tindakan Diagnostik
Adalah meneliti dengan cara peneliti masuk ke dalam situasi yang telah
ada serta mendiagnosis situasinya. Kemudian, peneliti membuat
beberapa rekomendasi mengenai tindakan perbaikannya (sebagai tindak
terapi). Rekomendasi tidak diuji sebelumnya serta dihasilkan kurang
lebih melalui institusi yang berdasarkan kumpulan pengalaman masa
lalu dan hasil diagnosis saat itu.
2. Penelitian Tindakan Partisipan
Menyatakan bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus terlibat
dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian , ia dapat
menyadari perlunya melaksanakan program tindakan tertentu dan dapat
menghayatinya. Tanpa kolaborasi demikian, diagnosis dan rekomendasi
tindakan untuk mengubah situasi tidak akan mendorong perubahan
yang diharapkan.
3. Penelitian Tindakan Empiris
Adalah penelitian dengan melakukan dan membakukan apa yang
dilakukan dan yang terjadi. Proses penelitiannya pada dasarnya
berkenaan dengan menyimpan catatan dan mengumpulkan pengalaman
dalam pekerjaan sehari-hari.
4. Penelitian Tindakan Eksperimental
Dinyatakan sebagai penelitian yang memiliki berbagai teknik tindakan
terkontrol secara efektif. Jenis ini memiliki nilai potensi tinggi untuk
kemajuan pengetahuan ilmiah.
49
F. Prinsip Penelitian Tindakan
Sudah dijelaskan bahwa penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti atas dasar
untuk meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, penelitian tindakan dilakukan atas
dasar kerelaan.
Ciri terpenting penelitian tindakan adalah bahwa penelitian merupakan suatu
upaya memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
Dari ciri tersebut maka penelitian tindakan dapat dilakukan dengan tujuan,
setting dan lokasi yang sekaligus tertuang dalam namanya, antara lain :
1. Penelitian tindakan partisipatori
Yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menekankan
keterlibatan masyarakat agar merasa ikut serta memiliki program
kegiatan serta berniat ikut aktif memecahkan masalah berbasis
masyrakat.
2. Penelitian tindakan kritis
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menekankan adanya niat tinggi
untuk bertindak memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi.
3. Penelitian tindakan kelas
Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat
ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praktis pembelajaran.
4. Penelitian tindakan institusi
Yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai organisasi
pendidikan untuk meningkatkan kinerja , proses dan produktivitas.
G. Model Penelitian Tindakan
50
Terdapat 4 langkah siklus penelitian tindakan yaitu :
1. Tahap 1, Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan.
Menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan , di mana , oleh siapa dan
bagaimana tindakan dilakukan.
2. Tahap 2, Pelakasanaan Tindakan
Yatu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu
menerapkan tindakan di kelas.
3. Tahap 3, Pengamatan
Yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya kurang tepat
kalau pengamatan dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya dilakukan pada waktu yang sama.
4. Tahap 4, Refleksi atau pantulan
Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
H. Karakteristik Peneitian Tindakan
Penelitian tindakan mempunyai beberapa karakteristik sedikit berbeda bila
dibandingkan dengan penelitian formal lainnya. Beberapa karakteristik penting
diantaranya seperti :
1. Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi
peneliti dalam kehidupan profesi sehari hari
2. Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa tindakan
terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus
meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek
yang diteliti
51
3. Langkah langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk
siklus, tingkatan , atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja
kelompok maupun kerja mandiri secara insentif
4. Adanya langkah berpikir reflektif atau reflective thinking dari peneliti
baik sesudah maupun sebelum tindakan. Langkah ini penting untuk
melakukan retrospeksi (kaji ulang) terhadap tindakan yang telah
diberikan dan implikasi yang muncul pada subyek yang diteliti sebagai
akibat adanya penelitian tindakan.
I. Tujuan Penelitian Tindakan
Secara umum penelitian tindakan mempunyai tujuan seperti berikut :
1. Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun
hasil kerja dalam suatu lembaga.
2. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah
dilakukan sekarang.
3. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi
peneliti yang dalam hal ini memperoleh informasi berkaitan dengan
permasalahan maupun pihak subyek yang diteliti dalam mendapatkan
manfat langsung dari adanya tindakan nyata.
4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat yaitu peneliti
dan para subjek yang diteliti
5. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja
dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya.
6. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagi akibat tindakan nyata
untuk meningkatkan kualitas.
7. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usah
peningkatan kualitas secara profesional maupun akademik.
52
PERTEMUAN VIII
VARIABEL PENELITIAN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 8 (Delapan) Waktu :
Modul 8 (Delapan)
Topik Variabel Penelitian
Sub Topik -
Materi
• Pengertian Variabel
• Tipe tipe variabel penelitian
• Jenis jenis hubungan antara variabel
•
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahu dan mampu memilih pendekatan dalam penelitian
53
A. Pengertian Variabel
Menurut Kerlinger (2006) , teori merupakan suatu kumpulan konstrak atau
konsep, definisi dam proposisi yang menggambarkan fenomena secara
sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel dengan tujuan
menjelaskan (memprediksikan) fenomena alam.
Ada 3 hal pokok yang diungkap dalam definisi teori :
a. Elemen Teori terdiri atas : Konstrak, Definisi dan proposisi
b. Elemen elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai
fenomena melalui penentuan hubungan antarvariabel.
c. Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi fenomena alam.
1. Konsep
Konsep mengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi
pengamatan terhadap fenomena. Konsep merupakan abstraksi realitas yang
tersusun dengan mengklasifikasi fenomena (antara lain berupa : obyek,
kejadian, atribut atau proses) yang memiliki karakteristik. Misalnya : prestasi
akademik merupakan konsep yang mengekspresikan abstraksi kemampuan
belajar mahasiswa antara lain dalam mengerjakan matematika, ekonomi,
menyusun laporan keuangan atau membuat bagan arus prosedur akuntansi.
2. Konstrak
Konstrak sebenarnya bukan hanya merupakan konsep yang lebih abstrak,
melainkan mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk keperluan
ilmiah. Misalnya : kepuasan sebagai konsep merupakan suatu abstraksi
pengamatan terhadap fenomena psikologis yang dirasakan oleh seseorang.
Perasaan tersebut merupakan respons seseorang terhadap objek tertentu yang
dinyatakan dengan perasaan puas atau tidak puas.
Kepuasaan sebagai suatu konsep ilmiah mempunyai makna berbeda dengan
pengertiannya sebagai konsep. Kepuasaan sebagai konstrak merupakan
abstraksi fenomena yang dapat diamati dari banyak dimensi. Pernyataan
psikologis puas atau tidak puasnya seseorang dapat disebabkan oleh tanggapan
seseorang terhadap berbagai macam objek. Salah satunya pekerjaan yang
selanjutnya disebut konstrak kepuasan kerja.
Konstrak sengaja digunakan secara sistematis untuk penelitian ilmiah melalui
dua cara yaitu :
54
a. Mengoperasionalkan konstrak ke dalam konsep konsep yang dapat diamati
dan diukur menjadi variabel penelitian.
b. Menghubungkan konstrak satu dengan yang lain menjadi suatu konstruksi
teori.
3. Variabel
Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk
memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena fenomena.
Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Variabel,
dengan demikian merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan
berbagai macam nilai. Variabel merupakan mediator antarkonstrak yang
abstrak dengan fenomena nyata. Variabel memberikan gambaran lebih nyata
mengenai fenomena yang digeneralisasi dalam konstrak.
Ada dua cara memberikan definisi terhadap variabel. Pertama-tama, suatu
konstrak didefinisikan dengan konstrak yang lain. Kedua, dengan menyatakan
kegiatan yang ditimbulkan atau perilaku yang dihasilkan atau dengan sifat yang
dapat diimplikasikan daripadanya. Sehubungan dengan kedua cara, maka
definisi terhadap variabel atau konstrak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Definisi Konstitutif
Adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu konstrak dengan
menggunakan konstrak lain.
Misal, kita mempunyai sebuah konsep yaitu : area. Secara konstitutif, area
didefinisikan sebagai luas sebidang tanah.
b) Definisi Operasional
Adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan atau konstrak
denan cara memberikan arti atau melakukan spesifikasi kegiatan maupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak
atau variabel.
Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional
eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran cara
variabel atau konstrak diukur.
55
Misalnya, kita mempunyai sebuah konstrak, yaitu kemampuan. Kemampuan
diberikan definisi sebagai suatu uji kemampuan dengan suatu standar atau
kemampuan dengan cara demikian adalah definisi yang diukur.
Kita dapat menyimpulkan tiga buah pola dalam memberikan definisi
operasional terhadap suatu konstrak atau variabel. Ketiga pola adalah :
1) Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang harus dilakukan
atau tidak untuk memperoleh konstrak yang didefinisikan.
2) Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara
beroperasinya hal hal yang didefinisikan.
3) Definisi yang disusun atas dasar proses munculnya hal yang
didefinisikan.
Langkah langkah definisi operasional variabel dapat diuraikan sebagai
berikut (Hasan,2004) :
1. Mempelajari kembali masalah penelitian, kerangka teoritis atau
konseptual dan hipotesis yang telah kita nyatakan, lalu menyusun daftar
konsep yang akan diukur serta definisi masing masing konsep.
2. Dari daftar konsep tadi, kita temukan indikator yang akan digunakan
untuk mengukur suatu konsep. Misalnya, untuk konsep “status sosial
ekonomi” diukur dengan indikator pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan.
3. Langkah berikutnya adalah menyusun daftar tabel variabel yang datanya
akan digunakan untuk menjawab masalah penelitian kita.
4. Memberikan arti (definisi) pada masing masing variabel tadi. Variabel
yang sudah jelas seperti tinggi badan, agama, dan lain lain tidak perlu
didefinisikan , tetapi seperti tempat atau tanggal lahir pendidikan dan
lain-lain mungkin perlu didefinisikan secara operasional. Artinya,
ukuran atau nilai yang digunakan oleh variabel-variabel dalam dunia
empiris misalnya : pendidikan adalah ijasah pendidikan formal tertinggi
yang tercapai.
5. Memeriksa literatur untuk mengetahui lebih mendalam mengenai
indikator yang bisa digunakan untuk mengukur suatu konsep , arti atau
definisi konsep atau variabel atau istilah yang kita gunakan.
Literatur utama yang perlu diperiksa adalah :
56
a) Laporan hasil penelitian sehubungan dengan masalah yang
sedang diteliti, termasuk yang termasuk yang termuat dalam
buletin penelitian atau terbitan lain.
b) Kamus dan ensiklopedia
c) Dokumen resmi seperti laporan statistik yang dikeluarkan biro
pusat statistik.
6. Langkah terakhir adalah merevisi. Jika ada indikator yang telah kita
tetapkan atau definisi operasional yang telah kita berikan pada variabel
atau istilah yang akan kita pakai, mungkin kita perlu membuat indikator
atau definisi operasional.
B. Tipe Tipe Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2006), variabel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa pendekatan, diantarnya berdasrkan :
1. Fungsi Variabel
Tipe tipe variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi variabel dalam
hubungan antar variabel, yaitu :
a) Variabel Independen dan variabel dependen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel
yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Misalnya, suatu penelitian menguji pengaruh pemecahan saham
terhadap perubahan harga saham. Ada dua variabel yang diuji dalam
penelitian, yaitu : pemecahan saham (variabel independen) dan harga
saham (variabel dependen). Pemecahan saham merupakan variabel
yang diduga secara logis menjelaskan atau mempengaruhi variabel
harga saham.
b) Variabel Moderating
Hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel variabel lain. Salah
satu di antaranya adalah variabel moderating yaitu tipe variabel yang
memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel
independen dengan variabel dependen.
57
Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai
pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antarvariabel. Sifat atau
arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel
moderating.
Misalnya, suatu penelitian menguji pengaruh struktur organisasional
(desentralisasi dan sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi
dalam penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja. Struktur
organisasional merupakan faktor moderating yang mempengaruhi
hubungan antara partisipasi dengan kinerja.
Partisipasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pada struktur
organisasi desentralisasi. Sebaliknya, partisipasi mempunyai hubungan
negatif dengan kinerja pada struktur organisasi sentralisasi.
c) Variabel Intervening
Variabel intervening adalah tipe variabel yang mempengaruhi
hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel
yang terletak di antara variabel independen dengan variabel dependen,
sehinga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau
mempengaruhi variabel dependen.
Contoh hubungan antara variabel independen, variabel dependen,
variabel intervening :
Studi yang menguji pengaruh moderating keahlian manajerial terhadap
hubungan antara diversitas tenaga kerja dengan sinergi kreatif dan
pengaruh intervening sinergi kreatif terhadap hubungan antara
diversitas tenaga kerja dengan efektivitas organisasional.
2. Skala Nilai Variabel
Variabel umumnya diukur dengan skala dalam kisaran nilai tertentu.
Berdasarkan skala nilainya, variabel penelitian diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
a) Variabel Kontinu
Adalah tipe variabel penelitian yang memiliki kumpulan nilai teratur
dalam kisaran tertentu. Nilai dalam variabel kontinu setidaknya
58
menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan skala pengukuran
tertentu.
Skala nilai variabel kontinu dapat berupa :
• Perbedaan lebih atau kurang : tinggi – sedang – rendah
• Skor nilai yang berbeda dan mempunyai jarak : 1 sampai dengan
7
Contoh variabel kontinu adalah berat, tinggi, luas dan pendapatan.
b) Variabel Kategoris
Adalah tipe variabel penelitian yang memiliki nilai berdasarkan kategori
tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala nominal. Skala nilai
pada variabel ini hanya merupakan label untuk mengidentifikasi
kategori atau kelompok variabel yang bersangkutan.
Contoh variabel kategoris : jenis kelamin (pria-wanita), perilaku (baik-
buruk) , sikap (positif-negatif)
3. Perlakuan Terhadap Variabel
Karakteristik penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap
variabel tertentu. Manipulasi terhadap hal ini berarti memberikan
perlakuan berbeda kepada kelompok yang berbeda.
Klasifikasi variabel berdasarkan perlakuan peneliti terhadap variabel
penelitian bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara variabel variabel
yang tidak dimanipulasi. Variabel penelitian dapat diklasifikasikan
berdasarkan perlakuan peneliti terhadap suatu variabel yaitu :
a. Variabel aktif
Adalah variabel variabel penelitian yang dimanipulasi untuk
keperluan penelitian eksperimen.
b. Variabel atribut
Adalah variabel variabel penelitian yang tidak dapat dimanipulasi,
misal variabel variabel yang berkaitan dengan karakteristik
manusia (intelegensi, sikap, jenis kelamin, status sosial – ekonomi).
Menurut arikunto (2006) , variabel berdasarkan sifatnya yaitu :
a. Variabel Statis
59
Adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya. Misalnya
jenis kelamin, status, sosial ekonomi dan tempat tinggal.
b. Variabel Dinamis
Adalah variabel yang dapat diubah keberadaanya berupa
pengubahan, peningkatan atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan,
motivasi, kepedulian dan pengaturan.
C. Jenis – Jenis Hubungan antara variabel
Apabila hubungan antarvariabel merupakan inti penelitian ilmiah, maka
tentunya perlu diketahui berbagai macam hubungan antarvariabel lainnya.
Menurut singarimbun (2005), berikut akan diuraikan tiga jenis hubungan antar
variabel, yaitu :
1. Hubungan Simetris
Variabel – variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila
variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh lainnya.
Terdapat empat kelompok hubungan simetris :
a. Kedua variabel merupakan indikator konsep yang sama
b. Kedua variabel merupakan akibat suatu faktor yang sama
c. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional
d. Hubungan yang kebetulan semata-mata.
2. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan saat suatu variabel dapat menjadi
sebab sekaligus akibat variabel lainnya. Hubungan timbal balik bukanlah
hubungan jika tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan
menjadi akibat.
Maksudnya adalah apabila suatu waktu variabel x mempengaruhi variabel
Y maka pada waktu lainnya variabel Y mempengaruhi X.
Contoh : penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya
keuntungan akan memungkinkan penanaman modal. Dengan demikian,
variabel terpengaruh dapat pula menjadi variabel pengaruh pada waktu
lain.
3. Hubungan Asimetris
a. Hubungan antara stimulus dengan respons
60
b. Hubungan antara disposisi dan respons
c. Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku
d. Hubungan antara prakondosi dan akibat tertentu
e. Hubungan permanen antara dua variabel
f. Hubungan antara tujuan dan cara.
61
PERTEMUAN IX
SUMBER DATA PENELITIAN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 9 (Sembilan) Waktu :
Modul 9 (Sembilan)
Topik Sumber data penelitian
Sub Topik -
Materi • Studi Literatur
• Sumber Penelitian
• Jenis Data Penelitian
Tujuan Mahasiswa mengetahui pengertian studi literatur, sumber penelitian dan jenis data penelitian
62
Sumber data dalam penelitian adalah subjek asal data dapat diperoleh. Suber data
penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan metode penulisan data. Sumber data merupakan sumber yang
diperlukan untuk mengumpulkan data yang kita perlukan dalam penelitian.
Ada beberapa macam sumber data yaitu alam, masyarakat, instansi, perorangan,
arsip, perpustakaan dan sebagainya.
Untuk memenuhi data kuantitaif, kita memerlukan sumber sumber yang dimiliki
tingkat kecerdasan memadai. Suatu kalangan yang perlu diteliti disebut populasi.
Sedangkan bagian satu unsur populasi yang ditetapkan menurut cara tertentu dan
dianggap mewakili populasi yang bersangkutan disebut sampel. Tempat
diketemukan sumber sumber data disebut lokasi penelitian.
A. Studi Literatur
Studi literatur adalah kegiatan yang meliputi mencari secara literatur,
melokalisasi dan menganalisis dokumen yang berhubungan dengan masalah
yang akan kita teliti. Dokumen bisa berupa teori teori dan bisa pula hasil hasil
penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan yang akan diteliti.
Adapun tujuan dilakukan studi literatur adalah :
1. Mencari teori atau hasil penelitian yang akan digunakan sebagai sandaran
atau tempat berpijak, misalnya bila permasalahan kita mengenai sikap
siswa terhadap matematika, maka teori atau hasil penelitian yang akan
digunakan sebagai landasan adalah mengenai sikap atau faktor yang dapat
mempengaruhi sikap.
2. Dengan telah dilakukannya studi literatur, kita dapat melihat seberapa jauh
hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan kita teliti
telah ditemukan orang lain.
3. Studi literatur bertujuan melihat strategi, prosedur dan alat alat ukur
(instrumen) yang sudah terbukti berhasil atau tidak (gagal) baik dalam
penelitian yang serupa atau berhubungan dengan penelitian yang akan kita
lakukan.
4. Studi literatur dapat membantu kita dalam mengartikan atau
menerjemahkan hasil penelitian kita.
Ruang lingkup merupakan bidang permasalahan yang telah diteliti secara
mendalam. Pada umumnya, banyak sumber bacaan telah tersedia sehingga
peneliti dapat terhindar dari penelaahan yang kurang penting. Namun, bagi
bidang permasalahan yang belum atau jarang diteliti, peneliti perlu melakukan
63
studi literatur bidang lain yang berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas agar rasional dan rumusan hipotesisnya logis.
Makin banyak sumber yang kita pelajari, makin baik. Namun, banyaknya
sumber tentang masalah yang kita pelajari belum tentu berarti bahwa masalah
itu penting. Studi literatur yang lebih sempit tetapi terorganisasikan dengan baik
dan erat sekali hubungannya dengan yang akan kita teliti harus lebih
diutamakan daripada yang lebih luas tetapi kurang relevan. Dengan demikian,
studi literatur yang baik adalah studi literatur yang sumbernya banyak,
terorganisasikan dengan baik, dan erat sekali hubungannya dengan yang akan
kita teliti.
B. Sumber Penelitian
Adapun sumber penelitian yaitu :
1. Sumber Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian
primer diperoleh para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individu maupun
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik) , kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Ada dua metode yang dapat digunakan
dalam pengumpulan data primer, yaitu : metode survei dan metode
observasi.
a) Metode Survei (Survey Method)
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang
menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan
adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek
(responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer
berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan responden.
Data penelitian berupa data subjek yang menyatakan opini, sikap,
pengalaman atau karakteristik subyek penelitian secara individu atau
kelompok. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data
deskriptif.
64
Ada 2 teknik pengumpulan data dalam metode survei , yaitu :
i. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam
metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan
kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika
peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan
responden. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu melalui tatap muka atau melalui telepon.
ii. Kuisioner (Questionnaires)
Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu
kemungkinan tidak memerlukan kehadiran peneliti.
Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat
dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuisioner. Teknik ini
memberikan tanggung jawab kepada responden untuk
membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat
didistribusikan dengan dua cara antara lain : kuisioner secara
personal dan kuisioner lewat pos.
b) Metode Observasi (Observation Method)
Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek
(orang), obyek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya
pertanyaan atau komunikasi dengan individu – individu yang diteliti.
Kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei
adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat
dan bebas dari response bias.
Tipe tipe observasi :
1) Observasi Langsung (Direct Observation)
Penggunaan observasi langsung memungkinkan peneliti
mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail.
Hasil penelitian dengan menggunakan observasi langsung akan
lebih akurat dan memerlukan biaya relatif lebih ekonomis.
2) Observasi terhadap perilaku dan lingkungan sosial
Tujuan observasi dalam banyak hal adalah memahami perilaku
dan kejadian dalam lingkungan sosial. Ada 2 teknik observasi
yang dapat digunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial,
yaitu participant observation dan nonparticipant observation.
65
3) Content Analysis
Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian
melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan suatu
dokumen (antara lain : iklan , kontrak kerja, laporan, notulen rapat
dan lain lain).
Tujuan metode adalah melakukan identifikasi terhadap
karakteristik atau informasi spesifik pada suatu dokumen untuk
menghasilkan deskripsi obyektif dan sistematis.
4) Observasi mekanik
Teknik observasi dalam keadaan tertentu sering lebih tepat
dilakukan dengan bantuan mesin dibandingkan dilakukan oleh
manusia. Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan
untuk mengukur dan mengevaluasi reaksi fisik atau bagian tubuh
manusia.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi
kebutuhan penelitian tertentu. Seluruh atau sebagian aspek data sekunder
kemungkinan tidak sesuai dengan kebutuhan suatu penelitian.
Beberapa aspek data sekunder yang harus dievaluasi oleh peneliti, antara
lain berkaitan dengan :
a) Kemampuan data yang tersedia untuk menjawab masalah atau
pertanyaan (kesesuaian dengan tujuan penelitian)
b) Kesesuaian antara periode waktu tersedianya data dengan periode
waktu yang diinginkan dalam penelitian.
c) Kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang
menjadi perhatian peneliti.
d) Relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunakan.
e) Biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan data sekunder.
f) Kemungkinan bias yang bisa ditimbulkan oleh data sekunder.
g) Dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap keakuratan
pengumpulan data.
Tipe tipe data sekunder terdiri dari :
1. Data Internal
66
Dokumen dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat
dan disimpan dalam suatu organisasi merupakan tipe data internal.
Peneliti yang tidak berasal dari organisasi tersebut umumnya sulit
memperoleh data internal.
2. Data Eksternal
Data eksternal umumnya disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari
organisasi yang bersangkutan. Tipe data sekunder eksternal berdasarkan
penerbitnya antara lain dapat berupa :
➢ Buku, Jurnal atau berbagai bentuk terbitan secara periodik yang
diterbitkan oleh organisasi atau instansi tertentu.
➢ Terbitan yang dipublikasikan oleh instansi pemerintah.
➢ Terbitan yang dikeluarkan oleh media massa atau perusahaan.
Penelusuran data sekunder dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Penelusuran secara manual
Data sekunder yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan
diperoleh melalui penelusuran secara manual. Cara penelusuran ini
relatif lebih lama dibandingkan dengan komputer. Saat ini belum semua
data sekunder yang dibutuhkan disajikan dalam format elektronik,
sehingga penelusuran secara manual masih diperlukan.
Data umumnya berupa : jurnal, majalah, buletin dan bentuk publikasi
yang diterbitkan secara periodik, buku, atau sumber data lainnya ( misal
laporan tahunan perusahaan).
2. Penelusuran dengan komputer
Data sekunder yang memerlukan penelusuran dengan komputer adalah
data yang disajikan dalam format elektronik. Data elektronik (database)
dapat berupa numeric dan text database.
C. Jenis data penelitian
Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Penentuan metode
pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan data penelitian yang dibutuhkan.
Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Data subyek (Self-Report Data)
Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap,
pengalaman atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang
67
manjadi subyek penelitian. Dengan demikian , data subyek merupakan
data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individu
atau kelompok.
2. Data Fisik (physical data)
Data fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa obyek atau
benda-benda fisik, misalnya : bangunan atau bagian bangunan, pakaian,
buku dan senjata. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi
bukti keberadaan atau kejadian pada masa lalu. Data fisik dalam
penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.
3. Data Dokumenter
Data dokumenter adalah jenis dat penelitian yang antara lain berupa :
faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk
laporan program. Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu
kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlihat dalam suatu kejadian.
Data dokumenter dalam suatu penelitian dapat menjadi bahan atau dasar
analisis data kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan
analisis dokumen yang dikenal dengan content analysis.
68
PERTEMUAN X
SKALA PENGUKURAN & INSTRUMEN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 10 (Sepuluh) Waktu :
Modul 10 (Sepuluh)
Topik Skala Pengukuran dan Instrumen
Sub Topik -
Materi
• Metode dan Instrumen
• Jenis jenis metode dan Instrumen
• Penentuan Metode dan Instrumen
Tujuan Mahasiswa mengetahui maksud skala pengukuran dan instrument
69
A. Metode dan Instrumen
Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam kegiatan
penelitian yaitu menentukan cara mendapatkan data mengenai variabel
variabel. Sebelumnya telah disebutkan bahwa metode pengumpulan data
diantaranya wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Apabila untuk
memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka dalam melaksanakan
pekerjaan wawancara, pewancara menggunakan alat bantu.
Minimal alat bantu berupa panduan pertanyaan yang akan diajukan sebagai
catatan serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima. Panduan
demikian disebut pedoman wawancara (interview guide).
Karena pedoman wawancara merupakan alat bantu, maka disebut pula
instrumen pengumpulan data. Dengan demikian, dalam menggunakan metode
wawancara, instrumennya adalah pedoman wawancara.
Instrumen adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.
Untuk beberapa metode, kebetulan istilah bagi instrumennya memang sama
dengan nama metodenya :
1. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes.
2. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau
kuesioner.
3. Instrumen untuk metode observasi adalah check list.
4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau
dapat pula Check list.
B. Jenis jenis Metode dan Instrumen
Secara garis besar jenis metode dan alat atau instrumen pengumpulan data yang
digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (arikunto,2006).
Dalam membicarakan tes, pembahasan akan menyampaikan pula alat ukur
lain yang bersifat terstandar (standardized). Ditinjau dari sasaran atau
obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur lain
diantaranya :
70
a. Tes Kepribadian yaitu tes yang digunakn untuk mengungkap
kepribadian seseorang.
b. Tes Bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang.
c. Tes Intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi
atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang.
d. Tes Sikap yaitu alat yan digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Teknik proyeksi
f. Tes Minat adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap
sesuatu.
g. Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.
2. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertuis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui.
Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu mungkin tidak
memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban
responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuesioner.
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada
sudut pandang :
a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada :
1) Kuesioner Terbuka, memberikan kesempatan kepada responden
untuk menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada :
1) Kuesioner Langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya, ada :
1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan kuesioner
tertutup
71
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list , sebuah daftar tempat responden tinggal membubuhkan
tanda check pada kolom sesuai.
4) Rating Scale (Skala Bertingkat) yaitu sebuah pernyataan diikuti
oleh kolom olom yang menunjukkan tingkatan misalnya mulai
dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
3. Interviu (Interview)
Interviu yang sering disebut pula wawancara atau kuesioner lisan adalah
dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Interviu digunakan peneliti untuk menilai keadaan
seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
murid, orangtua, pendidikan dan sikap terhadap sesuatu.
Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau
hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa
masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial,
sehingga jika menggunakan teknik kuesioner akan kurang memperoleh
tanggapan responden.
Ditinjau dari pelaksanaanya, maka interviu dibedakan atas :
a. Interviu Bebas (inguided interview), pewawancara bebas menanyakan
apa pun , tetapi mengingat pula data yang akan dikumpulkan.
b. Interviu terpimpin (guide interview), dilakukan oleh pewawancara
dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti
yang dimaksud dalam interviu terstruktur.
c. Interviu bebas terpimpin , kombinasi antara interviu bebas dan
terpimpin. Dalam melaksanakan interviu, pewawancara membawa
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentan hal hal yang
ditanyakan.
4. Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang) ,obyek
(benda) atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu indvidu yang diteliti (indriantoro,2006).
Jadi obsrvasi dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba dan pengecap. Kemudian, observasi dapat disebut pula pengamatan
72
langsung. Artinya, penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Observasi Nonsistematis, yang dilakukan oleh pengamat tanpa
menggunakan instrumen pengamatan.
2) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Teknik observasi dapat dilakukan dengan observasi secara langsung oleh
peneliti atau dengan bantuan mekanik.
1) Observasi Langsung (Direct Observation)
Penggunaan Teknik observasi langsung memampukan peneliti untuk
mengumpulkan data mengenai perilaku atau kejadian secara detail.
Peneliti dalam observasi langsung tidak bisa memanipulasi kejadian
yang diamati.
Penerapan teknik observasi langsung dapat dilakukan dengan :
a. Visible Observation , Sepengetahuan subyek yang diamati.
b. Hidden Observation , tanpa sepengatahuan subyek penelitian.
2) Observasi Mekanik (Mechanical Observation)
Observasi yang dilakukan dengan bantuan peralatan mekanik , antara
lain : foto, video, mesin penghitung, dan sebagainya. Observasi
mekanik umumnya dilakukan pada penelitian terhadap perilaku atau
kejadian yang bersifat rutin, berulang – ulang dan telah terprogram
sebelumnya.
5. Skala Bertingkat (Rating) atau Rating Scale
Rating atau skala bertingkat adalah ukuran subyektif yang dibuat berskala.
Instrumen dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan saat
orang menjalankan tugas yang menunjukkan frekuensi munculnya sifat
sifat.
Rating scale harus diinterpretasikan secara hati hati karena disamping
menghasilkan gambaran yang kasar, jawaban responden pun tidak begitu
mudah dipercaya. Bergman dan Siegel mendaftar hal hal yang
mempengaruhi ketidakjujuran jawaban responden, yaitu : Persahabatan,
Kecepatan menerka, cepat memutuskan jawaban, kesan pertama,
73
penampilan instrumen, prasangka hallo effect, kesalahan pengambilan rata
rata dan kemurahan hati.
Dalam menyusun skala, peneliti perlu memperhatikan cara menentukan
variabel skala. Pertanyaanya harus apa yang dapat diamati responden.
Misalnya seorang guru ditanya tentang jam kehadiran dan kepulangan
kepala sekolah. Dia tidak akan dapat menjawab jika ia sendiri selalu datang
siang dan pulang awal.
6. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, artinya barang barang tertulis.
Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan :
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
b. Check list, yaitu daftar variabel yang akn dikumpulkan datanya. Dalam
hal ini peneliti tinggal memberikan tanda tally setiap pemunculan
gejala yang dimaksud.
C. Penentuan Metode dan Instrumen
Pelaksanaan suatu penelitian umumnya menggunakan lebih dari satu dekade
atau instrumen agar kelemahan yang satu dapat ditutup kebaikan yang lain.
Kadang kadang suatu metode hanya salah satu alternatif, sehingga pilihan
metode yang digunakan dapat dipilih pilih.
Dengan demikian,dalam menerapkan metode penelitian peneliti menggunakan
instrumen atau alat agar data yang diperoleh lebih baik. Pemilihan metode dan
instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal yaitu : Obyek
penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti,
serta teknik yang digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul,
Mungkin seseorang ingin sekali menggunakan metode wawancara untuk
mengumpulkan data, tetapi karena waktu yang tersedia sempit, lalu
menggunakan angket. Demikian pula, mungkin peneliti ingin menggunakan
metode pengamatan secara cermat terhadap obyek, tetapi metode pengamatan
memerlukan waktu lama dan keterampilan memadai.
74
Pemilihan metode dan instrumen pengumpula data dipengaruhi oleh beberapa
hal, antara lain :
1. Tujuan Penelitian
Yang sekaligus menentukan jenis dan macam variabel. Dalam bab
sebelumnya anda dilatih untuk membuat kategorisasi variabel sekaligus
menentukan metode yang tepat untuk mengumpulkan datanya.
2. Sampel Penelitian
Apabila sampelnya besar, tentu peneliti tidak mampu menggunakan
wawancara atau observasi. Angket akan lebih tepat.
3. Lokasi
Apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang luas, akn lebih efektif jika
menggunakan metode kuesioner.
4. Pelaksana
Apabila pelaksananya cukup banyak sedangkan responden tidak begitu
banyak, maka sangat mungkin menggunakan wawancara atau observasi.
Namun, jika keadaannya sebaliknya, metode kuesoner tentu lebih tepat.
5. Biaya dan Waktu
Walaupun hasilnya akan lebih baik jika peneliti mengadakan observasi,
karena biaya dan waktunya terbatas maka peneliti harus puas hanya
mengadakan kuesioner.
6. Data
Jika kita akan mengorek pendapat yang lebih dalam, maka wawancara
kiranya lebih tepat.
75
PERTEMUAN XI
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN
PENYAJIAN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 11 (Sebelas) Waktu :
Modul 11 (Sepuluh)
Topik Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian
Sub Topik -
Materi
• Populasi
• Sampel
• Pengumpulan Data
• Pengolahan Data
• Penyajian Data
Tujuan Mahasiswa mengetahui pengertian dan teknik umum pengolahan dan penyajian data
76
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subyek atau obyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi bisa berupa subyek maupun obyek penelitian. Populasi bisa berupa
manusia, tumbuhan, hewan, produk bahkan dokumen. Jadi populasi bukan
sekedar jumlah pada subjek atau obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek.
Populasi memiliki dua status, yaitu :
1. Sebagai obyek penelitian, jika populasi bukan sebagai sumber informasi,
tetapi sebagai sunstansi yang diteliti, seperti kepuasan kerja, keputusan
konsumen, pemasaran terpadu, strategi marketing (manajemen
pemasaran), kebijakan dividen, profitabilitas, solvabilitas, rentabilitas
(manajemen keuangan).
2. Sebagai subyek penelitian, jika berfungsi sebagai sumber informasi.
Misalnya manusia, hewan, tumbuhan, dokumen, produk dan lain lain.
Dalam penelitian, ada populasi yang tidak dapat diketahui secara pasti
jumlahnya (infinite population) dan ada populasi yang dapat diketahui secara
pasti jumlahnya (finite population). Contoh infinite population : jumlah
konsumen Matahari, Jumlah Masyarakat yang mengonsumsi minuman merk
“Aqua”, Jumlah mahasiswa yang menggunakan motor Honda di Malang.
Contoh Finite Population : Jumlah Karyawan PT “X”, jumlah karyawan bagian
produksi, bagian pemasaran, jumlah guru di SMU “X”, jumlah karyawan Bank
“X”.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang
dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul betul representatif
(mewakili).
77
C. Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, peneliti harus memahami kriteria data yang baik dan
mampu menentukan teknik yang tepat dalam mengumpulkan data. Jika tidak
maka data yang dikumpulkan tidak akan diperoleh secara sempurna. Adapun,
syarat syarat data yang baik adalah :
1. Data harus akurat
Yang dimaksudkan dengan akurat adalah data harus sesuai dengan indikator
yang diuraikan dalam jabaran variabel penelitian. Jangan sampai data yang
diambil tidak sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
2. Data harus Relavan
Yang dimaksudkan dengan relevan adalah data yang dikumpulkan relevan
dengan tujuan penelitian agar kesimpulan penelitian yang akan diambil
mempunyai tingkat ketepatan tinggi.
3. Data Harus Up To date
Yang dimaksudkan dengan up to date adalah jangan sampai data penelitian
yang dikumpulkan sudah kadaluarsa atau sudah tidak relevan dengan kondisi
kekinian.
Jenis jenis data dalam penelitian yang dilihat dari berbagai aspek.
1. Pembagian Data menurut cara memperolehnya
a. Data Primer
Adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan
pengolahnya.
2. Pembagian Data menurut sumbernya
a. Data Internal
Adalah data yang berasal dari dalam instansi mengenai kegiatan
lembaga dan untuk kepentingan instansi sendiri.
b. Data Eksternal
Adalah data yang berasal dari luar instansi.
3. Pembagian Data menurut waktu pengumpulannya
a. Data Time Series
Adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek
dengan tujuan menggambarkan perkembangan.
b. Data Cross Section
78
Adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa
obyek dengan tujuan menggambarkan keadaan.
4. Pembagian Data menurut Sifatnya
a. Data Kualitatif
Adalah data yang berupa pendapat atau judgement sehingga tidak
berupa angka. Tetapi berupa kata atau kalimat. Contoh : pelayanan
rumah sakit enggal waras sangat baik.
b. Data Kuantitatif
Adalah data yang berupa angka atau bilangan.
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis untuk
mengumpulkan data penelitian yaitu :
a. Teknik Tes
b. Wawancara
c. Teknik Observasi
d. Teknik Angket
D. Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data dari lapangan selesai dilakukan maka tahap
berikutnya adalah tahap analisi. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting
dan menentukan. Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga
peneliti berhasil menyimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab
persoalan yang diajukan dalam penelitian. Pada tahap inilah imajinasi dan
kreativitas betul betul diuji.
Tahap tahap pengolahan data :
1. Menyiapkan data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating)
2. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena
kenyataanya bahwa data yang terhimpun kadang belum memenuhi harapan
peneliti.
79
Ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan
bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki
melalui editing.
Proses editing paling baik adalah dengan teknik silang yaitu seorang
peneliti atau field worker memeriksa hasil pengumpulan data peneliti lain
dan sebaliknya pada suatu kegiatan penelitian tertentu. Ini berarti ada dua
orang atau lebih yang melakukan kegiatan ini.
Proses editing dimulai dengan memberikan identitas pada instrumen
penelitian yang telah terjawab. Kemudian, memeriksa satu perstu lembaran
instrumen pengumpulan data, lalu memeriksa poin poin serta jawaban yang
tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen, berilah identitas
tertentu pada instrumen dan poin yang janggal. Selanjutnya peneliti atau
field worker yang bersangkutan harus melakukan tindakan :
a. Kembali ke lapangan untuk menemui sumber data yang
bersangkutan.
b. Menyisihkan instrumen tersebut sebagai instrumen yang tak
terpakai atau rusak.
c. Melakukan cek silang atau berkonsultasi dengan penelitian lain
untuk mengecek kebenaran daya yang dikumpulkan.
3. Pengkodean
Setelah tahap editing selesai, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi
data data melalui tahap koding. Maksudnya, data yang telah diedit diberi
identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
Pengkodean menggunakan dua cara, pengkodean frekuensi dan
pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban
pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Sementara
pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot
tertentu.
4. Manipulasi Data
Setelah pembersihan data, peneliti mungkin memerlukan manipulasi data
untu memudahkan penafsiran data atau hubungan antarvariabel, yang
disesuaikan dengan tujuan riset. Manipulasi data merupakan usaha
mengubah data dari bentuk awal menjadi suatu bentuk yang dapat denga
mudah memperlihatkan hubungan antarvariabel.
80
5. Analisis dan Penafsiran Data
Setelah data disusun sedemikian rupa dalam tabel tabel, ataupun bentuk
lainnya, maka langkah berikutnya adalah menafsirkan hasil penemuan dan
pengolahan data. Karena riset pada dasarnya bermaksud menarik
kesimpulan dari data yang dikumpulkan, maka peneliti perlu melakukan
perhitungan terhadap data agar jelas sifat sifatnya yang dimilikinya.
Dengan dilakukan perhitungan, peneliti dapat mengetahui sifat sifat yang
dimiliki sampel. Selanjutnya, dengan uji statistik terhadap sifat yang
dimiliki sampel, peneliti dapat melakukan perkiraan terhadap sifat populasi
asal sampel.
E. Penyajian Data
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa penyajian data adalah menyajikan
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif pada masa
lalu adalah bentuk teks naratif. Teks naratif umunya terlalu bertele tele dalam
menyajikan informasi dan kurang mampu menyederhanakan informasi. Cara
seperti ini selain tidak praktis dan tidak menyajikan informasi secara utuh dan
sederhana, sering pula menyeret peneliti tergelincir untuk bertindak ceroboh
dan secara gegabah mengambil kesimpulan yang memihak, tersekat sekat, dan
tidak berdasar.
Manusia tidak mampu sebagai pemroses informasi yang besar jumlahnya.
Kecenderungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang
kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan diselektif atau
konfigurasi yang mudah dipahami. Penyajian naratif perlu dilengkapi berbagai
jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan.
Semua dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk
yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian, seorang penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi dan menentukan apakah menarik kesimpulan
yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis menurut saran yang
dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
81
PERTEMUAN XII
ANALISIS DATA
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 12 (Dua Belas) Waktu :
Modul 12 (Dua Belas)
Topik Analisis Data
Sub Topik -
Materi • Analisis Hubungan
• Analisis Komparasi
• Analisis Deskriptif
Tujuan Mahasiswa mengetahui pengertian dan teknik umum pengolahan dan penyajian data
82
A. Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah berbagai alat analisis data penelitian agar rumusan
masalah penelitian dapat terpecahkan, hipotesis penelitian dapat dibuktikan
atau diuji, dan akhirnya tujuan penelitian dapat tercapai. Seperti halnya teknik
dalam menentukan sampel dan teknik pengumpulan data, maka teknik atau alat
analisi data penelitian harus dipersiapkan atau direncanakan secara saksama
pula.
Dalam penyusunan rancangan alat analisis data penelitian, terdapat dua faktor,
yaitu rancangan penelitian sendiri dan yang kedua adalah jenis data penelitian
yang telah diperoleh. Rancangan penelitian (model penelitian) dalam setiap
kegiatan penelitian telah ditetapkan sejak awal, yaitu sejak menemukan ide
penelitian atau sejak peneliti menemukan masalah penelitian dan melakukan
telaah pustaka. Dari kedua faktor, jenis data penelitian merupakan yang paling
dominan sebagai faktor untuk memilih alat analisis penelitian. Hal ini dipahami
karena rancangan penelitian telah ditetapkan terlebih dahulu sehingga memiliki
sifat lebih “given” sedang data yang akan diperoleh lebih operasional dan
ditentukan kemudian (hasan,2004).
Setelah mengetahui tentang pengertian dan penyusunan analisis data,
selanjutnya akan membahas tentang pengertian analisis data. Adapun
pengertian analisis data adalah : analisis data disebut pula pengolahan data dan
penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai, sosial, akademis dan ilmiah (Brannes & Julia, 2008).
B. Tujuan Pengolahan Data
Analisis data bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu analis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan
oleh peneliti. Apabila data yang dikumpulkan hanya sedikit , bersifat
monografis, atau berwujud kasus – kasus (sehingga tidak disusun ke dalam
suatu struktur klasifikatoris ), maka analisisnya pastilah analisis kualitatif. Lain
halnya apabila data yang dikumpulkan berjumlah besar dan mudah
diklasifikasikan ke dalam kategori kategori, maka analisis kuantitatiflah yang
harus dikerjakan (Brannen, Julia , 2008).
Dalam penelitian strukturalistik, data berupa kualitatif (kata kata)
dikuantifikasikan terlebih dahulu dianalisis secara statistik. Tujuannya
83
menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja, dan mengangkatnya sebagai
temuan berupa verifikasi terhadap teori lama atau teori baru. Sebaliknya dalam
penelitian Naturalistik ( Fenomenlogis – Interaksionis) data bisa berupa kata
kata maupun angka. Data yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu
dikualitatifkan terlebih dahulu.
Data bukan untuk menguji hipotesis atau teori, melainkan mendukung
pemahaman yang dilakukan oleh data kualitatif (kata kata) dan dapat pula untuk
melahirkan teori baru.data dalam penelitian kualitatif terdiri atas deskripsi
tentang fenomena (situasi, kegiatan, peristiwa) baik berupa kata kata, angka
maupun yang hanya bisa dirasakan. Kajian tentang pengalaman spiritual
jamaah haji atau ketaatan dan ketawadluan seorang santri kepada kiainya, tidak
mudah diungkapkan dengan kata kata, melainkan dengan rasa. Oleh karena itu
, data penelitian kualitatif lebih banyak dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara mendalam. Tulisan ini lebih banyak membahas analisis data
penelitian kualitatif.
Ada perbedaan analisis data dalam penelitian kuantitatif (strukturalistik) dan
kualitatif (fenomenologis – interaksionis). Dalam penelitian kuantitatif, analisis
data dilakukan secara kronologis setelah semua data selesai dikumpulkan dan
biasanya diolah dan dianalisis secara komputerisasi berdasarkan metode
analisis yang ditetapkan dalam desain penelitian. Oleh karena itu, setelah data
terkumpul semua, pekerjaan analisis data dan pelaporannya lebih mudah
dilaksanakan. Berbeda hal nya dalam penelitian kualitatif, analisis data tidak
harus menunggu selesainya pengumpulan data. Analisis data dilaksanakan
mulai penetapan masalah , pengumpulan data dan setelah data terkumpulkan.
Dengan menetapkan masalah penelitian, peneliti sudah melakukan analisis
terhadap permasalahn dalam berbagai perspektif dan metode yang digunakan.
Dalam menganalisis data sambil mengumpulkan data, peneliti dapat
mengetahui kekurangan data yang ahrus dikumpulkan dan dapat mengetahui
metode yang harus dipakai pada tahap berikutnya.
Analisis kuantitatif disebut pula analiss statistik. Prosesnya dapat dibagi
menjadi tiga tahap yang satu sama lain berkaitan erat. Tahap pertama adalah
tahap pendahuluan yang disebut tahap pengolahan data. Tahap berikutnya
adalah tahap utama, yaitu yang disebut tahap pengorganisasian data. Adapun,
tahap yang terakhir adalah tahap penentuan hasil. Khususnya pada tahap kedua
dan ketiga, pengetahuan dan pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik
84
sangatlah diperlukan. Kenyataan inilah yang menyebabkan anlisis kuantitatif
disebut juga analisis staistik.
C. Reduksi Data
Menurut miles dan huberman, reduksi data diartkan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung. Bahkan sebelum data benar benar
terkumpul, antisipasi akan adanya reduksi sudah tampak waktu penelitiannya
memutuskan data yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung
terjadilah reduksi data selanjutnya berupa membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugus, membuat partisi, menulis memo dan
sebagainya. Reduksi data terus berlanjut sesudah penelitian lapangan sampai
laporan akhir tersusun.
Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat melakukan piliha pilihan terhadap
data yang hendak dikode, mana yang dibuang, mana yang merupakan
ringkasan, dan cerita cerita yang sedang berkembang. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diversifikasi.
D. Jenis Jenis alat Analisis Data
Analisis data ada umumnya dibedakan menjadi analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan jika data yang
dikumpulkan hanya sedikit dan bersifat monografi atau berwujud kasus kasus
sehingga tidak dapt disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris. Sementara
analisis kuantitatif merupakan pendekatan analisis dengan perhitungan
matematika atau statistika. Dalam penelitian bisnis, penelitian dapat
dikelompokkan sesuai dengan fungsi dan aktivitas bisnis, yaitu bidang
manajemen keuangan, manajemen pemasaran ,manajemen operasi dan MSDM.
Banyak peneliti menggunakan pendekatan ini karena pengukuran terhadap
peristiwa dan fakta lebih akurat dan keyakinan yang lebih tinggi dan terukur.
Alat analisis data secara kuantitatif (statistik) meliputi :
1. Analisis Deskriptif
85
Analisis yang lebih banyak hendak menggambarkan fakta sebagaimana
adanya. Alat statistik yang dapat digunakn antara lain : Tabel Tunggal,
Tabel Silang, Distribusi Frekuensi dan lain lain,
2. Analisis Korelasi dan Regresi
Analisis yang mencari hubungan dan pengaruh antara variabel satu dengan
yang lainnya. Alat analisis yang dapat digunakan : korelasi sederhana,
korelasi ganda, korelasi partial, korelasi point biserial, korelasi phi dan lain
lain.
3. Analisis Komprasional
Analisi data yang bersifat hubungan perbedaan antara variabel satu dengan
yang lainya atau antara fakta satu dengan yang lainnya. alat analisis yang
digunakan antara lain : uji beda rata rata, uji anova,anakova , uji beda
proporsi, chi kuadrat dan lain lain.
4. Analisis Uji Hipotesis
Secara garis besar pengujian hipotesis dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu : pengujian hipotesis tentang perbedaan (komparasial) dan hipotesis
hubungan (korelasional). Pengujian hipotesis perbedaan lebih memberikan
keyakinan kepada peneliti tentang hasil penelitian yang dilakukannya. Jika
menguji hipotesis hubungan (korelasional) akan menguji apakah hubungan
antarvariabel penelitian merupakan hubungan yang nyata atau bermakna
(signifikansi) atau tidak/ begitu pula uji hipotesis tentang perbedaan
(komparasional)
86
PERTEMUAN XIII
PROSES PENARIKAN KESIMPULAN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 13 (Tiga Belas) Waktu :
Modul 13 (Tiga Belas)
Topik Proses Penarikan Kesimpulan
Sub Topik -
Materi
• Modus Ponen
• Modus Tollen
• Penambahan Disjungsi
• Penyederhanaan Konjungsi
• Silogisme Disjungsi
• Silogisme Hipotesis
• Dilema
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui beberapa cara penarikan kesimpulan dalam ilmu logika matematika
87
A. Argumen
Argumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan
pernyataan penarikan kesimpulan (inferensi). Argumen terdiri dari pernyataan-
pernyataan yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok pernyataan sebelum kata
‘jadi’ yang disebut premis (hipotesa) dan pernyataan setelah kata ‘jadi’ yang disebut
konklusi (kesimpulan). Dibawah ini diberikan beberapa contoh argumen :
a. Semua bilangan genap habis dibagi 2. (premis)
10 adalah bilangan genap (premis)
Jadi, 10 habis dibagi 2. (konklusi)
b. Jika malam hari turun hujan, maka lapangan bola akan basah (premis)
Ternyata malam hari turun hujan. (premis)
Jadi, lapangan bola basah (konklusi)
KALIMAT DEKLARATIF
Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi
tidak keduanya
Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi :
a. 1 + 2 = 3
b. Kuala Lumpur adalah ibukota negara Thailand
c. 4 adalah bilangan prima
PENGHUBUNG KALIMAT
Sering kali beberapa kalimat perlu digabungkan menjadi satu kalimat yang lebih
panjang. Misalnya kalimat : ` 6 adalah bilangan genap dan 3 adalah bilangan ganjil `
merupakan gabungan dari 2 buah kalimat : ` 6 adalah bilangan genap ` dan kalimat
` 3 adalah bilangan ganjil ` didalam logika dikenal 5 buah penghubung :
88
Simbol Arti Bentuk
1. ~ Tidak / Not / Negasi Tidak .........
2. ^ Dan / And / Konjungsi ….. dan ……
3. v Atau / Or / Disjungsi ….. atau ........
4. → Implikasi Jika ....... maka .......
5. ↔ Bi – implikasi ......bila dan hanya bila ......
Dalam matematika digunakan huruf – huruf kecil seperti p, q, r, ... untuk
menyatakan sub kalimat dan simbol – simbol penghubung untuk menyatakan
penghubung kalimat.
Misalkan :
- p menyatakan kalimat ` 6 adalah bilangan genap `
- q menyatakan kalimat ` 3 adalah bilangan ganjil `
Maka kalimat : ’ 6 adalah bilangan genap dan 3 adalah bilangan ganjil ` dapat
dinyatakan dengan simbol p ^ q
Jika p dan q merupakan kalimat – kalimat, maka tabel kebenaran
penghubung tampak pada tabel ( T = True/benar ; F = False/salah ). Perhatikan bahwa
secara umum, jika ada n variabel ( p, q, ...), maka tabel kebenaran memuat 2n baris.
p q ~ p p ^ q p v q p →
q
p ↔ q
89
T T F T T T T
T F F F T F F
F T T F T T F
F F T F F T T
Contoh :
Misal
r : Adit orang kaya
s : Adit bersuka cita
Tulis bentuk simbolis kalimat berikut ini :
a. Adit orang yang miskin tetapi bersuka cita
b. Adit orang kaya atau ia sedih
c. Adit tidak kaya ataupun bersuka cita
d. Adit seorang yang miskin atau ia kaya tetapi sedih
Anggaplah negasi dari kaya adalah miskin dan negasi dari bersuka cita adalah
sedih.
Penyelesaian :
a. Kata penghubung tetapi mempunyai arti yang sama dengan kata
penghubung `dan`, sehingga simbolisnya adalah ~ r ^ s
b. r v ~ s
c. Kalimat tersebut berarti bahwa Monde tidak kaya dan sekaligus Monde tidak
bersuka cita. Bentuk simbolisnya ~ k ^ ~ s
d. ~ r v (r ^ ~ s)
90
ARGUMEN VALID DAN INVALID
Suatu argument disebut valid jika untuk sembarang pernyataan yang
disubtitusikan kepada hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka kesimpulan
juga benar. Sebaliknya, jika semua hipotesa benar tetapi ada kesimpulan yang salah,
maka argument tersebut dikatakan tidak valid (invalid).
Secara umum, hipotesa dan kesimpulan dapat digambarkan sebagai berikut
:
P1
P2
P3
... Pn
--------------------
q } kesimpulan
(tanda q dibaca ` jadi q `)
Kalau suatu argumen dan semua hipotesanya bernilai benar maka kebenaran
nilai konklusi dikatakan sebagai ` diinferensikan (diturunkan) dari kebenaran hipotesa
`.
Untuk mengecek apakah suatu argumen merupakan kalimat yang valid, dapat
dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Tentukan hipotesa dan kesimpulan kalimat.
2. Buat tabel yang merupakan nilai kebenaran untuk semua hipotesa dan
kesimpulan.
3. Carilah baris kritis, yaitu baris dimana semua hipotesa bernilai benar.
4. Dalam baris kritis tersebut, jika semua nilai bernilai benar, maka argumen
itu valid. Jika diantara baris kritis tersebut ada baris dengan nilai kesimpulan
yang salah, maka argumen itu invalid.
91
Untuk menunjukan apakah suatu argument valid atau tidak, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menuliskan argument tersebut dalam bentuk simbol-simbol.
Sebagai contoh argument berikut:
Ani ada di Bandung atau Tasikmalaya
Ani tidak ada di Bandung.
Jadi, ani ada di Tasikmalaya
Misal:
p : Ani ada di Bandung
q : Ani ada di Tasikmalaya
maka argument diatas mempunyai symbol sebagai berikut:
p q
~ p
q
Selanjutnya kita ubah argument diatas menjadi pernyataan kondisional yang
berkoresponden dengan argument tersebut, yaitu dengan cara meng-konjungsi-kan
premis-premis, kemudian hasilnya di-implikasi-kan dengan konklusi. Jadi, argument
contoh diatas mempunyai pernyataan kondisional yang berkoresponden yaitu:
[(p q) ~p ] q
Pernyataan kondisional yang berkoresponden tersebut kemudian dibuat tabel
kebenaran. Jika tabel kebenaran yang dihasilkan berupa tautology, maka argument
tersebut valid. Jika bukan, maka argument tersebut tidak valid. Tabel kebenaran untuk
argument diatas sebagai berikut
[(p q) ~ p] q
T T T F F T T T
92
T T F F F T T F
F T T F F F T T
F F F F T F T F
Karena tabel kebenaran yang dihasilkan berupa tautology, maka argument
diatas valid.
Contoh : Tentukan apakah argumen ini valid / invalid
a) p v ( q v r ) b) p → ( q v ~ r )
~ r q → ( p ^ r )
---------------- --------------------
p v q p → r
Penyelesaian :
a. Ada 2 hipotesa masing – masing p v ( q v r ) dan ~ r. Kesimpulannya adalah p
v q. Tabel kebenaran hipotesa – hipotesa dan kesimpulan adalah:
Baris
ke
p q r q v r p v (qvr) ~ r p v q
1 T T T T T F T
2 T T F T T T T
3 T F T T T F T
4 T F F F T T T
5 F T T T T F T
6 F T F T T T T
7 F F T T T F F
8 F F F F F T F
Baris kritis adalah baris 2, 4, 6 (baris yang semua hipotesanya bernilai T). Pada
baris – baris tersebut kesimpulannya juga bernilai T. Maka argumen tersebut
valid.
93
b. Hipotesa adalah p → ( q v ~ r ) dan q → ( p ^ r ). Konklusinya adalah p → r,
tabel kebenarannya adalah
Baris ke
p q r ~r qv~r p^r p→(qv~r) q→(p^q) P→r
1 T T T F T T T T T
2 T T F T T F T F F
3 T F T F F T F T T
4 T F F T T F T T F
5 F T T F T F T F T
6 F T F T T F T F T
7 F F T F F F T T T
8 F F F T T F T T T
Baris kritis adalah baris 1, 4, 7, dan 8. Pada baris ke 4 (baris kritis) nilai konklusinya
adalah F, maka argumen tersebut invalid.
B. Mendeskripsikan Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi,
Biimplikasi dan Ingkarannya.
1. Pernyataan Majemuk
Apabila suatu pernyataan terdiri lebih dari satu pernyataan maka diantara
satu pernyataan dengan pernyataan lainnya dibutuhkan suatu kata
penghubung sehingga diperoleh suatu pernyataan majemuk.
Untuk Logika matematika ada 5 macam penghubung pernyataan yaitu
ingkaran (negasi) (tidak), konjungsi (dan), disjungsi
(atau),implikasi(jika…maka…) dan biimplikasi (jika dan hanya jika).
Operasi Logika Penghubung Lambang
Ingkaran Tidak, non ~ atau -
Konjungsi Dan
94
Disjungsi Atau
Implikasi Jika….maka….
Biimplikasi Jika dan hanya jika
2. Ingkaran atau Negasi atau Penyangkalan
Nilai kebenaran dapat dituliskan dalam bentuk tabel yang dinamakan tabel
kebenaran seperti berikut:
p ~ p
B
S
S
B
3. Operasi Konjungsi
Operasi konjungsi merupakan operasi biner (operasi yang dikenakan
pada dua pernyataan) yang dilambangkan dengan tanda “ ”. Dengan
operasi ini dua pernyataan dihubungkan dengan kata “ dan “.
Jika p dan q dua pernyataan , maka p q bernilai benar jika p dan q
keduanya bernilai benar, sebaliknya p q bernilai salah jika salah satu dari p
atau q bernilai salah atau keduanya salah.
Tabel nilai kebenaran dari operasi konjungsi.
p q p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
95
4. Operasi Disjungsi
Operasi disjungsi juga merupakan operasi binary yang dilambangkan
dengan tanda ” ”. Operasi ini menggabungkan dua pernyataan menjadi
satu dengan kata hubungan “atau”.
Jika p dan q dua pernyataan maka p q bernilai benar jika p dan q
keduanya bernilai benar atau salah salah satu dari p atau q bernilai benar,
sebaliknya p q bernilai salah jika keduanya bernilai salah.
Tabel nilai kebenaran Disjungsi
p q p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
5. Operasi Implikasi
Operasi implikasi (kondisional) adalah operasi penggabungan dua
pernyataan yang menggunakan kata hubung “ jika …. Maka ….” Yang
dilambangkan “ “. Implikasi dari pernyataan p dan q ditulis p q dan
dibaca “ jika p maka q”. Pernyataan bersyarat p q juga dapat dibaca “ p
hanya jika q” atau “ p adalah syarat cukup bagi q atau “ q adalah syarat
perlu bagi p”
Dalam pernyataan p q
p disebut hipotesa / anteseden / sebab
q disebut koklusi / konequen / akibat
96
Jika p dan q dua buah pernyataan maka p q salah jika p benar dan q
salah,dalam kemungkinan lainnya p q benar.
Tabel nilai kebenaran operasi implikasi
p q p q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
6. Operasi Biimplikasi (Bikondisional)
Biimplikasi yaitu pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung
“……jika dan hanya jika …..” dinotasikan “ ” . Biimplikasi dari
pernyataan p dan q ditulis p q dibaca p jika dan hanya jika
q.Pernyataan p q dapat juga dibaca :
1) p equivalent q
2) p adalah syarat perlu dan cukup bagi q
Jika pdan q dua buah pernyatan maka p q benar bila kedua
pernyataan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama, sebaliknya p q salah bila salah satu salah , atau salah satu benar .
Tabel nilai kebenaran operasi Biimplikasi
p q p q
B
B
S
B
S
B
B
S
S
97
S S B
7. Menentukan Nilai Kebenaran Pernyataan Majemuk
Dari pernyataan-pernyataan tunggal p, q, r, . . . dan dengan menggunakan
operasi-operasi pernyataan negasi (~), konjungsi ( ), disjungsi ( ),
implikasi ( ) dan biimplikasi ( ) dapat disusun suatu pernyataan
majemuk yang lebih rumit.
Contoh :
1. ~( p ~q)
2. ~ ( ) qpp
3. ( ) rqp
Nilai kebenaran pernyataan majemuk seperti itu dapat ditentukan dengan
menggunakan pertolongan tabel kebenaran dasar untuk negasi, konjungsi,
disjungsi , implikasi dan biimplikasi yang telah dibahas di depan.Untuk
memahami cara-cara menentukan nilai kebenaran pernyataanmajemuk
yang lebih rumit ,perhatikan contoh berikut .
Contoh 1: Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk
~ ( p ~q ).
Jawab :
p q ~q ( p q ) ~ ( p ~q ).
B
B
S
B
S
B
S
B
S
B
B
B
S
B
S
S
B
98
S S S
Jadi nilai kebenaran pernyataan majemuk ~ ( p ~q )
adalah S S B S
C. Mendeskripsikan Invers, Konvers dan Kontraposisi
Dari suatu pernyataan bersyarat “ p q ” yang diketahui dapat dibuat pernyataan
lain sebagai berikut :
1) q p disebut pernyataan Konvers dari p q
2) ~p ~q disebut pernyataan Invers dari p q
3) ~q ~p disebut pernyataan Kontraposisi dari p q
Untuk semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponen p
dan q, hubungan nilai kebenaran konvers, invers, dan kontraposisi dengan
implikasi semula, dapat ditunjukkan dengan memakai tabel kebenaran.
Tabel hubungan nilai kebenaran q p, ~p ~q , ~q ~p dengan
p q
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q p q
q p ~p ~q ~q ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
99
Dari tabel diatas ternyata :
Suatu implikasi yang salah konversnya benar, tetapi implikasinya yang benar
D. Aturan Penarikan Kesimpulan
Ada cara lain untuk membuktikan validitas argument yaitu dengan menggunakan
aturan-aturan penarikan kesimpulan. Dengan aturan ini kita tidak saja menarik
kesimpulan dari premis-premisnya secara langsung, tetapi juga mampu membentuk
argument-argumen yang diperoleh dari rangkaian langkah pembuktian yang relatif
sederhana. Konklusi lanjutan disimpulkan. Konklusi lanjutan ini (yang terdiri dari
bagian-bagian) masing-masing merupakan konklusi yang dapat ditarik lagi untuk
membentuk konklusi berikutnya, dan demikian seterusnya hingga hasil akhir diperoleh.
Adapun aturan-aturan yang digunakan dalam aturan penarikan kesimpulan (Rule
of Inferences) adalah seperti dibawah ini
D.1. Modus Ponens
Jika qp benar dan p benar maka q benar.
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut :
qp . . . . . . premis 1
p . . . . . . premis 2
q . . . . . kesimpulan / konklusi
Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan sebagai
( ) qpqp . Argumentasi ini dikatakan sah kalau pernyataan implikasi
( ) qpqp merupakan tautologi. Tautologi adalah sebuah pernyataan
majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari
pernyataan-pernyataan komponennya.
Tabel nilai kebenaran dari ( ) qpqp
100
p q qp ( )qp p ( ) pqp p
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Dari tabel pada kolom (5) tampak bahwa ( ) qpqp merupakan
tautologi,jadi argumen tersebut sah.
D.2. Modus Tollens
Jika qp benar dan q~ benar maka p benar
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:
qp . . . . . premis 1
~q . . . . . premis 2
~p . . . . . . kesimpulan / konlusi
Dalam bentuk implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai
( ) pqqp ~~ ,sah
atau tidaknya modus tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut !
Tabel nilai kebenaran ( ) pqqp ~~
p
q ~p ~q qp ( )qp
q~
( ) qqp ~
p~
B B S S B S B
B S S B S S B
101
S B B S B S B
S S B B B B B
Dari tabel pada kolom 7 tampak bahwa ( ) pqqp ~~ merupakan
tautologi. Jadi
modus tollens merupakan argumentasi yang sah
D.3. Silogisma
Dari premis-premis qp dan rq dapat ditarik konklusi rp . Penarikan
kesimpulan seperti ini disebut kaidah silogisma . Skema argumnya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
qp . . . . . premis 1
rq . . . . . premis 2
rp . . . kesimpulan / konklusi
Dalam bentuk implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai
( ) ( ) ( )rprqqp sah atau tidaknya silogisme dapat diuji dengan
tabel kebenaran sebagai berikut :
Tabel nilai kebenaran ( ) ( ) ( )rprqqp .
p q r qp rq rp ( ) ( )rqqp ( ) ( ) ( )rprqqp
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
102
S S S B B B B B
Dari tabel pada kolom (8) tampak bahwa ( ) ( ) ( )rprqqp
merupakan tautologi. Jadi silogisme merupakan argumentasi yang sah.
103
PERTEMUAN XIV
RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN
METODE PENELITIAN
MODUL KULIAH
ABA BSI JAKARTA
Mata Kuliah METODE PENELITIAN
Semester
Kelas
Dosen Achmad Baroqah M P M.Kom
Pertemuan : 14 (Tiga Belas) Waktu :
Modul 14 (Tiga Belas)
Topik Rancangan Proposal Penelitian
Sub Topik -
Materi • Rancangan Penelitian
• Proposal Penelitian
Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami rancangan
penelitian dan proposal penelitian
104
A. Rancangan Penelitian
Menyusun proposal (rencana) penelitian dapat diibaratkan seperti membuat
suatu barang untuk dijual. Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat
tergantung kepada mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan
barang tersebut. Apalagi kalau barang tersebut merupakan hal baru dan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, konsumen tentu akan tertarik untuk membelinya.
Bahwa hanya rencana penelitian yang bermutu ilmiah dan mempunyai
kegunaan tinggilah yang akan diterima oleh masyarakat ilmiah. Apalagi bila
rencana penelitian itu dapat menjanjikan hasil penemuan baru yang sangat
berguna, baik ditinjau dari segi kepentingan praktis maupun dari aspek ilmu
pengetahuan.
Cara penawaran yang menarik juga sangat penting. Dalam arti, bahwa si
pembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang akan
menyetujui rencana penelitian tersebut.
Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu yang memadai, tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Kekecewaan karena rencana penelitiannya ditolak, sering dialami peneliti yang
membuat rencana penelitiannya secara terburu-buru. Penolakan ini biasanya
bersumber pada penguasaan materi yang kurang mendalam, karena si peneliti
kurang banyak membaca.
Berbagai komentar yang muncul , misalnya :
✓ penelitian sudah pernah diteliti orang,
✓ kurang ada manfaatnya,
✓ kurang bobot ilmiahnya, dan
✓ penelitian bersifat mencoba-coba saja
Dalam hal seperti ini kegemaran membaca pustaka ilmiah, terutama yang
memuat hasil-hasil penelitian seperti : journal, bulletin dan laporan-laporan
hasil penelitian yang lain, merupakan kegiatan yang mutlak diperlukan bagi
seorang peneliti.
B. Proposal Penelitian
105
Terdapat Tiga Langkah Besar dalam Penelitian yaitu :
1. Penyusunan Proposal Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Penulisan Laporan Penelitian
Kerangka Proposal Penelitian secara umum sebagai berikut :
1. BAB I .Pendahulan
2. BAB II. Kajian Pustaka
3. BAB III. Metode Penelitian
Sedangkan Laporan Penelitian sebagai berikut :
1. BAB IV. Hasil dan Pembahasan
2. BAB V. Kesimpulan dan Saran
Urutan Penyusunan Proposal sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
1. Judul
• Judul Penelitian memuat jenis, objek, subjek, metode , tempat dan
waktu penelitian.
• Jenis Penelitian dapat ditinjau dari tujuan kegunaan dan metodenya.
• Objek Penelitian adalah sasaran penelitian
• Subjek penelitian adalah siswa, orang, atau benda tempat objek
berada.
• Metode penelitian adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan
data dan mengolah data
Judul tidak harus lengkap, tetapi harus selalu ringkas dan jelas. Keterangan
yang berhubungan dengan judul dapat dibahas pada batasan masalah.
2. Latar Belakang
Masalah timbul karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan, cita cita
dan realita, rencana dan pelaksanaan.
Bagian ini memberikan rasional mengapa masalah tersebut penting untuk
diteliti, menarik perhatian peneliti , tidak menimbulkan masalah sosial,
dalam jangkauan peneliti (baik dari segi akademis, biaya , tenaga maupun
waktu)
106
3. Identfikasi Masalah
Kegiatan untuk menentukan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Berisi faktor faktor apa saja yang terkait dengan masalah tersebut. Memilah
milah menjadi masalah yang lebih kecil. Serta memilih masalah yang
paling esensial untuk diteliti.
4. Batasan Masalah
Masalah perlu dibatasi sesuai dengan kemampuan peneliti.
5. Perumusan Masalah
Merupakan pertanyaan yang perlu dicari jawabannya melalui penelitian.
Masalah harus dirumuskan secara spesifik.
Penelitian tidak boleh terlalu luas, terlalu banyak atau sudah diteliti banyak
orang. Perumusan masalah selalu dinyatakan dengan kalimat tanya.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian disusun untuk menemukan jawaban masalah penelitian.
Harus ada hubungan yang jelas antara tujuan penelitian dengan rumusan
masalah. Tujuan penelitian selalu dinyatakan dengan kalimat
“DEKLARATIF”.
7. Kegunaan Penelitian
Kegunaan praktis untuk menjawab masalah masalah mikro atau makro,
atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi kerangka teori yang merupakan diskripsi teori dan penelitian yang
relevan.
1. Deskripsi Teori
• Disusun untuk mencari jawaban masalah.
• Gnakan sumber acuan umum dan khuss berupa buku buku,
ensiklopedia, jurnal jurnal dan semacamnya.
• Peneliti akan memperoleh teori teori dan konsep konsep dasar,
dilakukan penjabaran atau analisis, melalui penalaran deduktif.
107
2. Penelitian yang relavan
Adalah sumber acuan khusus yang berupa penelitian yang terdapat
dalam jurnal, buletin, skripsi dan semacamnya.
• Dalam sumber acuan khusus, peneliti akan memperoleh hasil hasil
penelitian yang terdahulu.
• Dari penemuan penemuan atau hasil hasil penelitian dilakukan
pemaduan atau sintesis, melalui penalaran induktif
3. Kerangka Teori
Kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan antar variabel atau
kerangka konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang
diteliti, disusun berdasar kajian teoritik yang telah dilakukan.
4. Hipotesis
Penyusunan hiptesis isa dari deduksi dan induksi, diharapkan dapat
diperoleh jawaban yang dianggap paling besar kemungkinan
kebenarannya. Jawban inilah yang merupakan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Ada 4 jenis desain, dasar penelitian yaitu desain satu faktor, desain satu
cuplikan, desain ulangan, dan desain factorial. Penelitian dapat kombinasi
dari desain desain.
Ada hubungan yang erat antara jenis desain penelitian dengan teknik
analisis data penelitian.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Desain penelitian berisi hubungan antar berbagai variabel atau ubahan yang
akan diteliti. Oleh karena itu diperlukan definisi operasional dari variabel
tersebut.
Definisi operasional penting untuk menentukan instrument untuk
pengumpulan data.
Perlu dirinci variabel yang akan diteliti.
108
3. Populasi Penelitian
Adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi merupakan subjek tempat objek penelitian berada. Penelitian
biasanya dilakukan terhadap sample atau cuplikan, tetapi hasilnya
digeneralisasikan terhadap populasi.
4. Sample Penelitian
Sample atau cuplikan penelitian adalah bagian dari populasi yang masih
memiliki sifat sifat populasi.
Sampel harus dapat mewakili populasi karena hasil hasil penelitia terhadap
sample akan digeneralisasikan terhadap populasi.
5. Teknik pengambilan sample
Random, Strata, area, sistematik, purpossive, quota, cluster, double, atau
kombinasi dari teknik teknik tersebut
6. Teknik Pengumpulan data
a) Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakanuntuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b) Teknik Pengumpulan data
Cara cara memperoleh data yang diharapkan.
7. Teknik Analisis data
Teknik analisis data penelitian berhubunga erat dengan desain penelitian,
misal ANAVA-AB adalah teknik analisis data penlitian untuk desain
faktorial dua faktorial.
Analisis data tergantung dari datanya, data dapat dianalisis secara
kualitatif, kuantitatif non statistik, statistika parametrik atau statistika non
parametrik.
109
REFERENSI
1. Creswell, John W., (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, New Jersey: Pearson Education, Inc.
2. Neumen, W. L., 2007, Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches, Boston, MA: Pearson Education (N)
3. Maykut P dan Morehouse, R, 2005. Beginning Qualitative Research: A Philosophic and Practical Guide, London: The Falmer Press (MM)