Hipotensi

2
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung PENANGANAN HIPOTENSI Nomor HS.02.B11.5.0 0 Revisi III Halaman 1 Tanggal terbit 10 Oktober 2010 Ditetapkan Direktur Utama Dr. Bayu Wahyudi, MPHM, Sp.OG. NIP 196203011990031004 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN Hipotensi adalah keadaan dimana tekanan darah systole < 90 mmHg dan atau diastole < 60 mmHg, atau terjadi penurunan tekanan darah ≥30 mmHg dari tekanan darah sebelumnya. Penyebab hipotesi : 1.Keadaan yang menyebabkan terganggunya sistem hemodinamik. 2.Pemakaian obat antihipertensi sebelum HD 3.Sepsis, dll. Tanda dan Gejala : 1.Bisa tanpa keluhan. 2.Pusing, keringat dingin dan tampak pucat. 3.Akral dingin, gelisah sampai penurunan kesadaran. 4.Mual, muntah. 5.Kram otot. 6.Penglihatan gelap. 7.Tekanan darah < 90/60 mmHg. 8.Nadi cepat dan kecil sampai tidak teraba atau normal. TUJUAN Mencegah terjadinya komplikasi kerusakan organ-organ vital akibat berkurangnya aliran darah ke organ tersebut. KEBIJAKAN PROSEDUR 1. Menempatkan pasien pada posisis trendeleburg. 2. pemberian oksigen 3 L/mnt.

description

asdfghj

Transcript of Hipotensi

Page 1: Hipotensi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

PENANGANAN HIPOTENSI

NomorHS.02.B11.5.00

RevisiIII

Halaman1

Tanggal terbit10 Oktober 2010

DitetapkanDirektur Utama

Dr. Bayu Wahyudi, MPHM, Sp.OG.NIP 196203011990031004

PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN Hipotensi adalah keadaan dimana tekanan darah systole < 90 mmHg dan atau diastole < 60 mmHg, atau terjadi penurunan tekanan darah ≥30 mmHg dari tekanan darah sebelumnya.Penyebab hipotesi :1. Keadaan yang menyebabkan terganggunya sistem

hemodinamik.2. Pemakaian obat antihipertensi sebelum HD3. Sepsis, dll.Tanda dan Gejala :1. Bisa tanpa keluhan.2. Pusing, keringat dingin dan tampak pucat.3. Akral dingin, gelisah sampai penurunan kesadaran.4. Mual, muntah.5. Kram otot.6. Penglihatan gelap.7. Tekanan darah < 90/60 mmHg.8. Nadi cepat dan kecil sampai tidak teraba atau normal.

TUJUAN Mencegah terjadinya komplikasi kerusakan organ-organ vital akibat berkurangnya aliran darah ke organ tersebut.

KEBIJAKANPROSEDUR 1. Menempatkan pasien pada posisis trendeleburg.

2. pemberian oksigen 3 L/mnt.3. turunkan blood pump sampai kecepatan 150 ml/mnt dan UF

rate sampai 0 atau seminimal mungkin.4. Berikan cairan NaCl 0.9% 100 cc. Bila respon baik, pemberian

cairan NaCl dapat diteruskan sampai tekanan darah normal.5. Kalau NaCl tidak menolong, dipertimbangkan untuk

memberikan cairan hipertonis : dextrose 40%, dll.6. Bila masih tidak menolong, hemodialisis dihentikan untuk

mencari penyebabnya.7. Tindakan selanjutnya disesuaikan dengan penyebab hipotensi

UNIT TERKAITDOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005

2. Hand Book of Dialysis, John.T.Daugirdas3. Konsensus Menajemen Anemia pada Pasien Gagal Ginjal

Kronik, PERNEFRI 2001