Hipertensi Pada Anak

36
BAB I Pendahuluan Prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan remaja tampak meningkat sekarang akhir-akhir ini. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan meningkatnya prevalensi obesitas pada anak dan meningkatnya kepedulian terhadap penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anak diperkirakan sebesar 1 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktor risiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya hipertensi pada masa anak mungkin berperanan dalam perkembangan dini penyakit jantung koroner tersebut.3 Hipertrofi ventrikel kiri merupakan bukti klinis nyata kerusakan organ target pada kasus hipertensi pada anak. Hipertensi berat juga meningkatkan risiko berkembangnya ensefalopati hipertensif, kejang, kelainan serebrovaskular, dan gagal jantung kongestif.4-7 Komplikasi hipertensi tersebut dapat dicegah bila dilakukan pengawasan dan pengobatan dini yang adekuat terhadap hipertensi.8 Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna untuk deteksi hipertensi pada anak sedini mungkin. Tekanan darah normal anak-anak bervariasi karena banyak faktor mempengaruhinya antara lain usia, jenis kelamin, 1

description

hipertensi pada anak

Transcript of Hipertensi Pada Anak

Page 1: Hipertensi Pada Anak

BAB I

Pendahuluan

Prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan remaja tampak

meningkat sekarang akhir-akhir ini. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan

meningkatnya prevalensi obesitas pada anak dan meningkatnya kepedulian

terhadap penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anak diperkirakan sebesar 1

2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktor risiko terhadap

terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya hipertensi

pada masa anak mungkin berperanan dalam perkembangan dini penyakit jantung

koroner tersebut.3 Hipertrofi ventrikel kiri merupakan bukti klinis nyata

kerusakan organ target pada kasus hipertensi pada anak. Hipertensi berat juga

meningkatkan risiko berkembangnya ensefalopati hipertensif, kejang, kelainan

serebrovaskular, dan gagal jantung kongestif.4-7 Komplikasi hipertensi tersebut

dapat dicegah bila dilakukan pengawasan dan pengobatan dini yang adekuat

terhadap hipertensi.8 Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna untuk

deteksi hipertensi pada anak sedini mungkin. Tekanan darah normal anak-anak

bervariasi karena banyak faktor mempengaruhinya antara lain usia, jenis kelamin,

tinggi, dan berat badan.8 Hipertensi pada anak dibagi menjadi hipertensi primer

dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi

yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Hipertensi sekunder adalah hipertensi

yang terjadi oleh akibat penyakit lain. Perbedaan hipertensi pada anak dengan

orang dewasa adalah kejadian hipertensi sekunder yang lebih lazim terjadi pada

masa anak, .8-10 Edukasi, deteksi dini, diagnosis yang akurat dan terapi yang

tepat akan memperbaiki kesudahan (outcome) jangka panjang anak-anak dan

remaja yang menderita hipertensi ini.3,7,8,10 Dalam tulisan ini akan diuraikan

mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnosis dan terapi

hipertensi pada anak.

1

Page 2: Hipertensi Pada Anak

BAB II

KASUS

Identitas:

Nama : an. AF

Umur : 10 thn

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : BTN Tinggede

Agama : islam

Pekerjaan : siswi

Anak ke : pertama dari 2 bersaudara

Nama orangtua :

- Ayah : Tn. B

- Ibu : Ny. M

- Pekerjaan : wiraswasta (isi ulang air galon)

- Alamat : BTN Tinggede

2

Page 3: Hipertensi Pada Anak

Anamnesis

Keluhan utama: sakit kepala

Pasien anak perempuan masuk RS diantar oleh orang tuanya dengan

keluhan sakit kepala sejak 1 hari, sakit kepala dirasakan hilang timbul. Pasien juga

mengeluh mual dan muntah 1 kali, lemas dirasakan sejak seharian. Batuk (-),

beringus (-), sesak (-), panas (-), BAB biasa, BAK lancar.

Riwayat Penyakit Sebelumnya :

- Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya 1 tahun

lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Dalam keluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama

- Tidak keluarga yang Hipertensi

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : Sakit sedang

Tingkat kesadaran : Compos mentis

Berat badan : 23 kg

Status gizi : Gizi buruk (CDC 69%)

Tanda vital:

TD : 210/120 mmHg

Nadi : 88 kali/menit

Pernapasan : 20 kali/menit

Suhu : 36,1’c

Kepala : Bentuk : Normocephal,

3

Page 4: Hipertensi Pada Anak

Mata : konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterus (-/-), refleks cahaya (+/+), edema

palpebra (-/-)

Telinga : Otorrhea -/-

Hidung : Rhinorrhea -/-

Mulut : bibir sianosis (-), kering (-)

Leher : Kelenjar getah bening : pembesaran (-),

Kelenjar tiroid : pembesaran (-),

Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis.

Thoraks

Paru-paru

Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral, massa (-),retraksi (-)

Palpasi : Tidak teraba massa, tidak teraba fraktur, vocal fremitus kiri =

kanan.

Perkusi : Sonor seluruh permukaan paru

Auskultasi : Brokovesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada spatium intercosta V linea

midclavicula sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-).

Abdomen

Inspeksi : Ruam (-), massa (-), distensi abdomen (-), bekas luka (-)

Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), hepatomegaly (-) dan splenomegaly (-)

Diagnosis kerja: Hipertensi jouvenille

4

Page 5: Hipertensi Pada Anak

Terapi :

- Dextrose 5% (asal menetes)

- Inj. Furosemid ¾ amp/12j

- Nifedipin sublingual ¾ tablet

Anjuran :

- ASTO

- Komplemen 3

- USG ginjal.

- Observasi tensi/2 jam

Follow up :

Tanggal Perjalanan penyakit Plan

12/2/2015 S: Sakit kepala (+), Mual (-), Muntah

(+), Panas (-), Batuk (-).

O: S: 37.4’C RR: 18x/mnt

N: 112 x/mnt TD: 200/150 mmHg

A: hipertensi jouvenille + sephalgia

- Dextrose 5% (asmet)

- Inj.ceftriaxone 600

mg/12j.

- Nifedipin 4x ½ tab

- Domperidone 3x1 tab

- Furosemide ¾ amp/12j

- Tes ASTO & C3

- Ureum & creatinin.

- Albumin, UL, usg

ginjal

13/2/2015 S: sakit kepala (+), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 20x/menit

N: 110x/menit TD: 200/150

A: hipertensi jouvenille + sephalgia

- Dextrose 5% (asmet)

- Inj.ceftriaxone 600

mg/12j.

- Furosemid ¾

amp/12j/iv

- Nifedipin 4x ¾ tab

5

Page 6: Hipertensi Pada Anak

- Captopril 2x ½ tab

(12.5mg)

- Tes ASTO & C3

- Konsul mata

14/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 20x/menit

N: 100x/menit TD: 170/120mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Dextrose 5% (asmet)

- Inj.ceftriaxone 600

mg/12j.

- Furosemid ¾

amp/12j/iv

- Captopril 2x1 tab

(12,5mg)

15/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 94x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi Jouvenil

- Dextrose 5% (asmet)

- Inj.ceftriaxone 600

mg/12j.

- Nifedipin oral 4x ¾ tab

- Captopril 2x1 tab

(12,5mg)

- Furosemide ¾ amp/12j

16/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi Jouvenil

- Dextrose 5% (asmet)

- Inj.ceftriaxone 600

mg/12j.

- Nifedipin oral 4x ¾ tab

- Captopril 2x1 tab

(12,5mg)

- Furosemide ¾ amp/12j

17/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

6

Page 7: Hipertensi Pada Anak

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Elkana Cl 2 dd 1 C

18/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

19/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

-

20/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

-

21/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

-

22/2/1015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

7

Page 8: Hipertensi Pada Anak

A: hipertensi jouvenil

-

23/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

-

24/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

-

25/2/2015 S: sakit kepala (-), muntah (-), panas

(-), Batuk (-)

O: S: 36’C RR: 21x/menit

N: 93x/menit TD: 130/90mmHg

A: hipertensi jouvenil

- Nifedipin oral 3x ½ tab

- Captopril 2x1/2 tab

(12,5mg)

- Elkana Cl 2 dd 1 C

-

26/2/2015 S: Sakit kepala (-), Mual (-), Muntah

(-), Panas (-), Batuk (-).

O: S: 36.8’C RR: 18x/mnt

N: 96 x/mnt TD: 130/100 mmHg

A: hipertensi jouvenille

- Nifedipin 3x3/4 tab

- Captopril 3x3/4 tab

- Observasi TD.

27/2/2015 S: Sakit kepala (-), Mual (-), Muntah

(-), Panas (-), Batuk (-).

O: S: 36.7’C RR: 18x/mnt

N: 92 x/mnt TD: 150/100 mmHg

- Nifedipin 3x3/4 tab

- Captopril 3x3/4 tab

- Elkana Cl 2x1 cth

- Observasi TD.

8

Page 9: Hipertensi Pada Anak

A: hipertensi jouvenille

28/2/2015 S: Sakit kepala (-), Mual (-), Muntah

(-), Panas (-), Batuk (-).

O: S: 36.8’C RR: 18x/mnt

N: 90 x/mnt TD: 120/80 mmHg

A: hipertensi jouvenille

- Nifedipin 3x3/4 tab

- Captopril 3x3/4 tab

- Elkana Cl 2x1 cth

- Kontrol poli anak.

BAB III

9

Page 10: Hipertensi Pada Anak

DISKUSI

Definisi

Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan

tekanan darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis kelamin,

usia dan tinggi badan.1

Definisi hipertensi pada anak dan remaja didasarkan pada distribusi

normal tekanan darah pada anak sehat. Data National Health and Nutrition

Examination Survey (NHANES), tekanan darah anak laki-laki dan anak

perempuan berdasarkan persentil usia dan tinggi badan yang sudah direvisi tersaji

pada tabel 1 dan 2 di bawah ini.7,10 Hipertensi dinyatakan sebagai rerata TDS

dan/atau TDD > persentil 95 menurut jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada >

3 kali pengukuran seperti tampak pada gambar 1. Prahipertensi yaitu rerata TDS

atau TDD > persentil 90 tetapi < persentil 95 merupakan, keadaan yang berisiko

tinggi berkembang menjadi hipertensi. Terdapat istilah “white-coat hypertension”

yang merupakan keadaan penderita yang tekanan darahnya > persentil 95 pada

pemeriksaan di klinik atau praktek dokter, padahal di luar tempat tersebut tekanan

darahnya yang normal. Seperti halnya pada dewasa, hipertensi dibedakan atas

beberapa tingkat (Tabel 3)

10

Page 11: Hipertensi Pada Anak

11

Page 12: Hipertensi Pada Anak

12

Page 13: Hipertensi Pada Anak

13

Page 14: Hipertensi Pada Anak

Berdasarkan dari pemeriksaan fisik yang didapatkan tekanan darah an. AF

200/150mmHg. Dan menurut teori hipertensi dinyatakan sebagai rerata TDS

dan/atau TDD > persentil 95 menurut jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada >

3 kali pengukuran. Prahipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > persentil 90 tetapi

< persentil 95 merupakan, keadaan yang berisiko tinggi berkembang menjadi

hipertensi.

Formula untuk menghitung tekanan darah pada anak juga dikembangkan

untuk mendukung deteksi dini hipertensi pada anak yaitu: Tekanan darah sistolik

(persentil 95) 1-17 tahun = 100 + (usia dalam tahun x 2) Tekanan darah diastolik

(persentil 95) 1-10 tahun = 60 + (usia dalam tahun x 2) 11-17 tahun = 70 + (usia

dalam tahun)1

Pengukuran Tekanan Darah pada Anak Tekanan darah adalah hasil kali

tahanan vaskuler perifer dan curah jantung. Pengukuran tekanan darah yang tepat

bergantung pada kondisi penderita saat diperiksa, kualitas peralatan, dan

keterampilan pemeriksa.9 Pengukuran tekanan darah pada anak memerlukan

ruang pemeriksaan yang tenang, serta kondisi anak yang tenang agar tidak

mempengaruhi hasil pengukuran. Anak dapat berbaring telentang dengan tangan

lurus di samping badan atau duduk dengan lengan bawah yang diletakkan di atas

meja sehingga lengan atas berada setinggi jantung. Peralatan standar untuk

mengukur tekanan darah adalah sfigmo-manometer air raksa pada anak berusia

lebih dari tiga tahun.3

14

Page 15: Hipertensi Pada Anak

Metode terpilih untuk pengukuran tekanan darah adalah dengan auskultasi.

Manset yang digunakan harus sesuai dengan ukuran tubuh anak. Tekanan darah

akan terlalu tinggi apabila manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah

bila ukuran manset terlalu besar. 3

Lebar kantong manset harus menutupi 1/2 sampai 2/3 panjang lengan atas

atau panjang tungkai atas. Panjang manset juga harus melingkari setidak-tidaknya

2/3 lingkar lengan atas atau tungkai atas. Manset dipasang melingkari lengan atas

atau tungkai atas dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari siku atau lipat lutut.

Manset dipompa sampai denyut nadi arteri radialis atau dorsalis pedis tidak teraba

kemudian diteruskan dipompa sampai tekanan naik 20-30 mmHg lagi. Stetoskop

diletakkan di denyut arteri brakialis atau poplitea, kemudian manometer

dikosongkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik. Pada

penurunan air raksa ini akan terdengar bunyibunyi Korotkoff. Bunyi Korotkoff I

yaitu bunyi yang pertama kali terdengar berupa bunyi detak yang perlahan. Bunyi

Korotkoff II seperti bunyi Korotkoff I tetapi disertai bunyi desis (swishing sign).

Bunyi Korotkoff III seperti bunyi Korotkoff II tetapi lebih keras. Bunyi Korotkoff

IV bunyi tiba-tiba melemah. Bunyi Korotkoff V bunyi menghilang. Tekanan

sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan

diastolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff IV yang biasanya pada

bayi terdengarnya bunyi Korotkoff IV yang biasanya pada bayi dan anak

bersamaan atau hampir bersamaan dengan menghilangnya bunyi (Korotkoff V).

Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik di lengan 10-15 mmHg lebih

rendah dibanding dengan tekanan darah tungkai.3

Pada bayi baru lahir penggunaan sfignomanometri konvensional tidak

dianjurkan karena suara Korotkoff tidak dapat terdengar jelas. Untuk pasien ini

digunakan alat ultrasonik Doppler, oxymetry pulse, atau osilometri. Teknik puls

oksimetri menggunakan muncul dan hilangnya gelombang phletysmographic saat

tekanan pada manset menaik dan menurun di sekitar tekanan sistolik. Manometer

osilometrik digunakan secara luas dalam praktek klinis tetapi lebih kurang akurat

15

Page 16: Hipertensi Pada Anak

dibandingkan dengan alat ultrasonik Doppler dan puls oksimetri saat

dibandingkan dengan baku emas yaitu tekanan darah intraarterial.10,14,15

Peningkatan tekanan darah harus dipastikan pada kunjungan ulang

sebelum menetapkan anak menderita hipertensi. Konfirmasi peningkatan tekanan

darah ini sangat penting karena tekanan darah yang tinggi dapat turun

padapengukuran berikutnya karena terpengaruh oleh faktor-faktor: (1)

berkurangnya kecemasan penderita dari kunjungan pertama ke kunjungan

berikutnya. (2) regresi rerata tekanan darah karena sifat tekanan darah yang

bersifat tidak statis tetapi bervariasi bahkan dalam kondisi tenang.10 Etiologi A.

Hipertensi Primer Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang

tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Meskipun demikian, beberapafaktor dapat

diperkirakan berperan menimbulkan seperti faktor keturunan, berat badan, respons

terhadap stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor kation pada membran

sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi insulin, dan respons terhadap

masukan garam dan kalsium.2,4,5

Tekanan darah yang tinggi pada masa anak-anak merupakan faktor risiko

hipertensi pada masa dewasa muda. Hipertensi primer pada masa anak biasa

ringan atau bermakna. Evaluasi anak dengan hipertensi primer harus disertai

dengan evaluasi beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan risiko

berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular. Obesitas, kolesterol lipoprotein

densitas tinggi yang rendah, kadar trigliserida tinggi, dan hiperinsulinemia

merupakan faktor risiko yang harus dievaluasi untuk berkembangnya suatu

penyakit kardiovaskular. 1,3,4

B. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding pada

orang dewasa. Evaluasi yang lebih teliti diperlukan pada setiap anak untuk

mencari penyebab hipertensi. Anak dengan hipertensi berat, anak dengan usia

yang masih muda, serta anak remaja dengan gejala klinis sistemik disertai

16

Page 17: Hipertensi Pada Anak

hipertensi harus dievaluasi lebih lanjut. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang

mengarahkan pada suatu kelainan sistemik yang mendasari hipertensi merupakan

langkah pertama evaluasi anak dengan kenaikan tekanan darah yang menetap.

Jadi, sangat penting untuk mencari gejala dan tanda klinis yang mengarah pada

penyakit ginjal (hematuria nyata, edema, kelelahan), penyakit jantung (nyeri dada,

dispneu, palpitasi), atau penyakit dari sistem organ lain (seperti kelainan

endokrinologis, reumatologis). Riwayat penyakit dahulu diperlukan untuk

mengungkap penyebab hipertensi. Pertanyaan diarahkan pada riwayat opname

sebelumnya, trauma, infeksi saluran kemih, diabetes, atau masalah gangguan

tidur. Riwayat penyakit keluarga berupa hipertensi, diabetes, obesitas, apnea pada

waktu tidur, penyakit ginjal, hiperlipidemia, stroke, dan kelainan endokrinologis

perlu ditelusuri.3,4,5

Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak berkaitan dengan

penyakit parenkim ginjal.9 Kebanyakan hipertensi akut pada anak berhubungan

dengan glomerulonefritis, Sedangkan hipertensi kronis paling sering berhubungan

dengan penyakit parenkim ginjal (70-80%), hipertensi renovaskular (10-15%),

koartasio aorta (5-10%), feokromositoma dan penyebab endokrin lainnya (1-5%).

Pada anak yang lebih kecil (< 6 tahun) hipertensi lebih sering sebagai akibat

penyakit parenkim ginjal, obstruksi arteri renalis, atau koartasio aorta. Anak yang

lebih besar bisa mengalami hipertensi dari penyakit bawaan yang baru

menunjukkan gejala dan penyakit dapatan seperti refluks nefropati atau

glomerulonefritis kronis.3,1

Patogenesis hipertensi pada anak dengan penyakit ginjal melibatkan

beberapa mekanisme. Hipoperfusi ginjal pada penyakit glomerular diketahui

memicu produksi renin melalui apparatus jukstaglomerular yang mengaktifkan

angiotensin I dan selanjutnya mengaktifkan angiotensin II sehingga menyebabkan

hipertensi. Sistem hormonal seperti prostaglandin meduler yang bersifat

vasodepresor dapat menurun dan menyebabkan hipertensi, substansi lipid pada

medula ginjal juga menurun pada penyakit ginjal. Hipervolemia akibat retensi air

dan garam menyebabkan curah jantung meningkat dan timbul hipertensi.

17

Page 18: Hipertensi Pada Anak

Hipertensi juga bisa disebabkan oleh farmakoterapi untuk penyakit parenkim

ginjal yang diobati dengan kortikosteroid.

Manifestasi Klinis

Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak menimbulkan gejala.

Namun dari penelitian yang baru-baru ini dilakukan, kebanyakan anak yang

menderita hipertensi tidak sepenuhnya bebas dari gejala. Gejala non spesifik

berupa nyeri kepala, insomnia, rasa lelah, nyeri perut atau nyeri dada dapat

dikeluhkan. 1,4,5

Pada keadaan hipertensi berat yang bersifat mengancam jiwa atau

menggangu fungsi organ vital dapat timbul gejala yang nyata. Keadaan ini disebut

krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dibagi menjadi dua kondisi yaitu hipertensi

urgensi dan hipertensi emergensi. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi namun

komplikasi utama pada anak melibatkan sistem saraf pusat, mata, jantung, dan

ginjal.1,2,3

Anak dapat mengalami gejala berupa sakit kepala, pusing, nyeri perut,

muntah, atau gangguan penglihatan. Krisis hipertensi dapat pula bermanifestasi

sebagai keadaan hipertensi berat yang diikuti komplikasi yang mengancam jiwa

atau fungsi organ seperti ensefalopati, gagal jantung akut, infark miokardial,

edema paru, atau gagal ginjal akut.1

Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal maupun umum diikuti

penurunan kesadaran dari somnolen sampai koma.9,18 Gejala yang tampak pada

anak dengan ensefalopati hipertensif umumnya akan segera menghilang bila

pengobatan segera diberikan dan tekanan darah diturunkan.3

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan pada anak AF didapatkan gejala

sakit kepala, mual dan muntah. Sesuai berdasarkan teori gejala hipertensi pada

anak berupa sakit kepala, pusing nyeri perut, dan muntah. Dalam kasus ini anak

18

Page 19: Hipertensi Pada Anak

tidak mengalami enselopati hipertensi, tidak ada kejang maupun penurunan

kesadaran.

Gejala dan tanda kardiomegali, retinopati hipertensif, atau gambaran

neurologis yang berat sangat penting karena menunjukkan hipertensi yang telah

berlangsung lama.5Pendekatan Diagnosis Anak dengan Peningkatan Tekanan

Darah Anak yang benar-benar mengalami peningkatan tekanan darah harus

diklasifikasikan menjadi salah satu dari dua kemungkinan kategori berdasarkan

manifestasi klinisnya.

Kategori I adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan darah yang

bermakna dengan kemungkinan komplikasi akut. Yang termasuk kategori ini

biasanya anak yang lebih muda dengan hipertensi sekunder yang memerlukan

terapi emergensi, terapi terhadap komplikasi, dan terapi spesifik terhadap

penyebab hipertensi.

Kategori II adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan darah yang

ringan dengan kemungkinan komplikasi jangka panjang. Mereka biasanya adalah

anak remaja dengan hipertensi esensial.3

Klasifikasi ini penting baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi.

Algoritma mengenai manajemen anak dengan peningkatan tekanan darah

ditampilkan dalam gambar di bawah ini.

19

Page 20: Hipertensi Pada Anak

Penatalaksanaan Hipertensi pada Anak Penanganan anak dengan

hipertensi ditujukan pada penyebab naiknya tekanan darah dan mengurangi gejala.

Kerusakan organ target, kondisi patologi lain , serta faktor risiko juga

mempengaruhi keputusan terapi.Terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis

direkomendasikan berdasarkan usia anak, tingkatan hipertensi, dan respons

terhadap terapi.1,3

Terapi Nonfarmakologis

Pada anak dengan kondisi prahipertensi atau hipertensi tingkat 1

dianjurkan terapi berupa perubahan gaya hidup. Terapi ini meliputi pengendalian

berat badan, olahraga yang teratur, diet rendah lemak dan garam, pengurangan

kebiasaan merokok pada anak remaja yang merokok, dan tidak mengkonsumsi

alkohol.2,5

Korelasi yang kuat terdapat pada anak yang berat badannya berlebih

dengan peningkatan tekanan darah. Pengurangan berat badan telah terbukti efektif

pada anak obese disertai hipertensi. Pengendalian berat badan tidak hanya

menurunkan tekanan darah, tetapi juga menurunkan sensitivitas tekanan darah

20

Page 21: Hipertensi Pada Anak

terhadap garam, menurunkan risiko kardiovaskular lain seperti dislipidemia dan

tahanan insulin. Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa penurunan indeks

massa tubuh 10% menurunkan tekanan darah dalam jangka waktu pendek sebesar

8 sampai 10 mmHg.7,10,19 Aktivitas fisik yang teratur membantu menurunkan

berat badan dan sekaligus menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Aktivitas fisik tersebut minimal dilakukan selama 30-60 menit per hari.10,20

Intervensi diet pada anak dapat berupa ditingkatkannya diet berupa sayuran segar,

buah segar, serat, dan makanan rendah lemak, serta konsumsi garam yang adekuat

hanya 1,2 g/hari (anak 4-8 tahun) dan 1,5 g/ hari untuk anak yang lebih besar

membantu dalam manajemen hipertensi. Pengurangan garam pada anak dan

remaja disebutkan dapat mengurangi tekanan darah sebesar 1 sampai 3 mmHg.

Peningkatan masukan kalium, magnesium, asam folat juga dikaitkan dengan

tekanan darah yang rendah.2,3

Terapi Farmakologis

Indikasi penggunaan anti hipertensi pada anak dan remaja adalah jika

ditemukan keadaan hipertensi yang bergejala, kerusakan organ target (seperti:

hipertrofi ventrikel kiri, retinopati, proteinuria), hipertensi sekunder, hipertensi

tingkat 1 yang tidak berespon dengan perubahan gaya hidup, dan hipertensi

tingkat 2. Tujuan terapi adalah mengurangi tekanan darah kurang dari persentil

95. Jika terdapat kerusakan organ target atau ada penyakit yang mendasari, tujuan

terapi adalah tekanan darah kurang dari persentil 90.

21

Page 22: Hipertensi Pada Anak

Dalam memilih terapi farmakologi harus dipertimbangkan efikasi

ketersediaan obat, frekuensi pemberian, efek samping dan biaya. 7,10,21

Farmakoterapi dimulai dengan satu macam obat dengan dosis terendah yang dapat

ditingkatkan sampai efek terlihat terapetik. Bila muncul efek samping, atau telah

dipakai dosis maksimal dan belum tampak efek terapi maka dapat ditambahkan

obat kedua yang mekanisme kerjanya berbeda.7 Angiotensin-Converting Enzyme

Inhibitors (ACEI) (kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril) dan Calcium Channel

Blocking Agents (nifedipin, amlodipin, felodipin, isradipin) adalah antihipertensi

yang sering digunakan karena frekuensi efek sampingnya yang rendah. Diuretika

seperti (diuretik tiazid, loop diuretic, diuretik hemat kalium biasanya digunakan

sebagai terapi tambahan. Obat baru seperti penghambat reseptor angiotensin

(irbesartan) juga digunakan pada hipertensi yang terjadi pada anak dan remaja.

Obat ini mungkin bisa menjadi pilihan pada anak yang menderita batuk kronik

akibat penggunaan penghambat ACE. Penghambat reseptor adrenergik β

(propanolol, atenolol, metoprolol, labetolol), penghambat reseptor adrenergik α,

22

Page 23: Hipertensi Pada Anak

agonis reseptor α, vasodilator langsung, agonis reseptor adrenergik perifer jarang

digunakan pada pasien anak karena efek samping yang mungkin ditimbulkannya,

akan tetapi obat-obatan ini dapat menjadi pilihan bila terjadi kegagalan terapi

dengan obat lini pertama.2,4,5

Pengobatan pada Krisis Hipertensi The Fourth Report on the diagnosis,

evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents

mendefinisikan hipertensi berat bila tekanan darah melebihi 5 mmHg di atas

persentil 99 menurut usia. Krisis hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD >5 mmHg

di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda klinis.10,11 Pendapat lain

menyebutkan bahwa hipertensi krisis dapat bersifat emergensi yaitu peningkatan

TDS atau TDD yang telah atau dalam proses menimbulkan kerusakan organ

dalam beberapa menitjam atau urgensi yang perlu diturunkan dalam 12-24 jam

karena sewaktu-waktu dapat progresif menjadi hipertensi emergensi (TDS >180

mmHg dan TDD >120 mmHg). 8,11,18 Obat-obatan yang digunakan pada

penanganan hipertensi berat dan krisis hipertensi tercantum dalam tabel 6 di

bawah ini.1,4

23

Page 24: Hipertensi Pada Anak

Krisis hipertensi yang disertai gejala ensefalopati hipertensif memerlukan

pengobatan dengan antihipertensi intravena untuk mengendalikan penurunan

tekanan darah dengan tujuan terapi menurunkan tekanan darah >25% selama 8

jam pertama setelah krisis dan secara perlahan-lahan menormalkan tekanan darah

dalam 26 sampai 48 jam. Krisis hipertensi dengan gejala lain yang lebih ringan

seperti sakit kepala berat atau muntah dapat diobati dengan antihipertensi oral atau

intravena.Pengawasan secara berhati-hati dilakukan terhadap reaksi pupil,

penglihatan, kesadaran, dan temuan neurologis. 7,10,18 Sodium nitroprusid,

nikardipin, dan labetalol dianjurkan sebagai obat intravena yang aman dan efektif

karena mudah dititrasi dan dengan toksisitas yang rendah. Obat lain yang

dianjurkan adalah hidralazin, klonidin, esmolol, enalaprilat.3,4

Nipedipin yang diberikan sublingual juga dianjurkan. Keamanan dan

efikasi nipedipin kerja cepat telah terbukti aman dan hanya menimbulkan sedikit

efek samping saat digunakan pada anak dengan hipertensi yang dirawat inap.22

Obat oral perlu mendapat perhatian khusus karena efek penurunan tekanan darah

tabg tidak terkendali sehingga respons penurunan tekanan darah tidak dapat

diprediksi.20 Kesimpulan Hipertensi pada anak adalah rerata tekanan darah

sistolik dan/atau tekanan darah diastolik > persentil 95 sesuai dengan jenis

kelamin, usia dan tinggi badan pada >3 kali pengukuran. Prevalensinya

diperkirakan sebesar 12%. Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktor risiko

terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya

hipertensi pada masa anak mungkin berperanan dalam perkembangan dini

penyakit jantung koroner tersebut. Pengobatan hipertensi pada anak terdiri dari

terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non-farmakologis

pengurangan berat badan, aktivitas fisik yang reguler, dan modifikasi diet

sedangkan terapi obat menggunakan - Angiotensin-converting enzymes (ACE)

inhibitors, penghambat reseptor-angiotensin, penghambat reseptor-β, calcium

channel blockers, dan diuretika.

24

Page 25: Hipertensi Pada Anak

BAB IV

Daftar Pustaka

1. Clerc L. Emotional/behavior disorder. Available from:

http://www.gallaudet.edu/clerc_center/information_and_resources/info_to

_go/educate_children_(3_to_21)/students_with_disabilities/

emotionalbehavioral_disorders.html. 2014

2. Mutiara N. Borderline personality disorder. Available from:

https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Borderline+Personality+Disord

er. 2014

3. Zimmemrman RS. Frohlich RD. Stress and hypertension. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2258776. 2009

4. Suparta M. Suarta IK. Winaya IB. Hipertensi pada anak. Majalah

kedokteran indonesia. Vol.59. 2009

5. Rodriguez EC. Pediatric hypertension. Available from :

http://emedicine.medscape.com/article/889877-overview. 2014

25